BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kriteria Alat dan Bahan Penelitian Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Aluminium Alloy dan Stainless Steel. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1. Bahan yang digunakan. Dalam penelitian pembuatan mesin preheat, bahan yang dibutuhkan berupa : 1. Stainless steel. 2. Pipa kapiler tembaga. 3.2.2. Alat-alat yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan mesin preheat berupa : 1. Gergaji besi 2. Solder 3. Tang 4. Obeng 5. Kamera saku 6. Multi meter 7. Bor 8. Tang ampere 9. Stopwatch 10. Termokopel 11. Timah 12. Alat tulis 3.3. Perancangan Pembuatan Alat Preheat Adapun gambaran umum tentang alat yang dirancang dapat dilihat pada desain yang dibuat menggukan software Autodesk Inventor Profesional 2016 berikut ini: 21 Gambar 3. 1 Desain Preheat Gambar 3. 2 Desain Preheat dan penempatannya pada las gesek Gambar rangkaian mesin preheat secara keseluruhan dibuat dalam diagram blok, agar lebih mudah untuk dipahami. Skema diagram blok digambar dengan menggunakan software Express PCB sehingga gambar yang dihasilkan seperti Gambar 3.3. 22 Gambar 3. 3 Diagram blok rangkaian mesin preheat (sumberbelajarangga.wordpress.com, 2012) 3.3.1. Pembuatan Mesin Preheat Friction Welding Proses pembuatan mesin dapur induksi terdapat beberapa langkah diantaranya adalah sebagai berikut. 3.3.1.1. Power supply Rangkaian ini merupakan rangkaian pendukung namun sangat diperlukan. Rangkaian ini berfungsi untuk men-supply tegangan dari sumber tegangan AC atau tegangan jala-jala PLN. Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC. Pada power supply terdapat trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari jala-jala PLN sebesar 220V menjadi 12V, 15V, dan 18V sesuai spesifikasi dari transformator. Tegangan dari rangkaian ini yang akan dipakai untuk mencatu komponen pada rangkaian driver dan rangkaian inverter. Microwave diketahui memiliki tranfomator yang berkapasitas besar. Daya yang dihasilkan dari transfomator ini sampai 1 KW, sehingga mampu unutuk digunakan pada preheat yang menggunakan prinsip pemanas induksi dengan keperluan daya yang besar. Transformator yang lebih besar dan transistor yang lebih kuat dapat menghasilkan daya lebih besar. Transfomator yang digunakan adalah hasil daur ulang dari microwave yang sudah tidak terpakai yang memiliki arus 20 A dan tegangan yang digunakan adalah 24V. 23 TRAFO 20V Gambar 3. 4 Skema rangkaian power supply (http://maulananuragusta.blogspot.co.id, 2014) 3.3.1.2. Printed Circuit Board (PCB) Printed Circuit Board atau biasa disingkat PCB adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya, papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. PCB ini dibuat untuk digunakan pada rangkaian inverter. Supaya memudahkan dalam proses perangkaian komponen yang dibutuhkan oleh inverter maka PCB dibuat menggunakan software Eagle Pro lalu disimulasikan untuk melihat rangkaian yang akan diterapkan dapat berfungsi dan tidak ada arus pendek yang dapat membuat komponen terbakar. Desain rangkaian ditunjukan pada gambar 3.5. 24 Gambar 3. 5 Desain PCB Setelah desain rangkaian selesai dibuat dan tidak terjadi arus pendek selanjutnya dilakukan pencetakan. Ada beberapa macam cara yang kita bisa lakukan jika ingin membuat PCB yang digunakan untuk merangkai sebuah rangkaian pesawat elektronika. PCB dilapisi lapisan logam (tembaga) yang berfungsi sebagai penghubung antar komponen. Lapisan logam ini nantinya akan menjadi kabel yang tersusun rapi, setelah kita melarutkan pada larutan Ferrite Clorit + air. 3.3.1.3. Rangkaian daya inverter frekuensi tinggi Rangkaian daya inverter frekuensi tinggi yang digunakan dalam alat ini yaitu rangkaian model osilator royer. Inverter berfungsi untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC) frekuensi tinggi. Skema rangkaian daya inverter frekuensi tinggi yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 3.6. 25 Gambar 3. 6 Desain rangkaian daya inverter frekuensi tinggi (www.markobakula.wordpress.com, 2017) Langkah dalam perancangan inverter yaitu: 1. Menentukan spesifikasi inverter a. Inverter bekerja pada tegangan 50 V / 50 Hz. b. Frekuensi resonan 100 Khz c. Daya maksimal 800 watt 2. Menentukan mosfet yang digunakan Dalam menentukan mosfet yang digunakan ada hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: a. Tegangan kerja mosfet Tagangan keluaran penyearah gelombang penuh sebesar 50 volt DC, tegangan inilah yang harus mampu di tahan oleh mosfet. b. Arus maksimal Arus maksimal dalam perancangan ini adalah 30 ampere, arus inilah yang mampu ditahan oleh mosfet dan power supply. 26 c. Inverter dirancang bekerja dengan daya input maksimal 800 watt. Maka, dapat dihitung dengan rumus = ∨ = = 40 ampere. Berdasarkan pada ketentuan di atas maka mosfet yang dipilih adalah mosfet IRFP150 dengan spesifikasi sebagai berikut. Gambar 3. 7 Spesifikasi mosfet IRFP 150 (http://www.alldatasheet.com, 2017) Arus dalam perhitungan hanya digunakan untuk perancangan, karena arus sebenarnya tergantung pada beban dan bahan yang akan dilebur. Arus maksimal yang mengalir pada perancangan sebesar 44 A sehingga kerja mosfet tidak terlalu berat. Mosfet yang digunakan pada alat ini berjumlah 4 buah dan dipasang secara paralel. Konfigurasi transistor paralel bertujuan untuk menguatkan kapasitas arus transistor. Pada konfigurasi transistor secara paralel ini kaki basis dihubungkan dengan basis, Emitor dengan emitor dan kolektor dengan kolektor. Pada konfigurasi 4 buah transistor paralel maka besarnya kapasitas atau kemampuan mengalirkan arus listrik transistor akan naik 4 kali lipat (Purnama ; 2012). Mosfet yang dimaksud ditunjukkan pada Gambar 3.8. 27 Gambar 3. 8 Transistor mosfet 3.3.1.4. Membuat induktor Sebuah induktor merupakan komponen elektronika pasif dengan fungsi dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik. Induktor memiliki kemampuan untuk menyimpan energi magnet yang ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan yang dinamakan Hendry. Induktor biasanya berbentuk sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi sebuah kumparan, kawat konduktif yang lurus menjadi lilitan-lilitan kawat yang disebut kumparan. Bentuk ini menghasilkan medan magnet yang lebih kuat daripada magnet yang dihasilkan oleh kawat yang lurus. Ada beberapa induktor yang dibentuk berupa belitan kawat saja, ada juga yang yang dibentuk dari belitan kawat pada suatu bahan padat yang mana bahan padat tersebut disebut sebagai inti dari induktor. Kadang pula inti dari induktor berbentuk lurus, dan terkadang berbentuk melingkar atau persegi panjang sehingga fluks magnetic dapat diperoleh secara maksimum. Berbagai pilihan desain tersebut memberikan efek terhadap karakteristik dan kemampuan dari induktor (Kurniawan, 2012). Induktor berdasarkan bahan intinya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu induktor dengan inti udara (air core), induktor dengan inti besi, dan induktor dengan inti ferit. Dalam pembuatan alat ini digunakan induktor dengan inti ferit dimana nilai induktansinya bernilai tinggi dengan menggunakan inti ferit. Inti ferit yang digunakan adalah jenis toroid. Kurniawan (2012), mengatakan bahwa toroid memiliki tingkat efisiensi magnet yang tinggi, yang disebabkan tidak adanya air- 28 gap, dan bentuk penampang melintang yang simetris. Nilai frekuensi yang besar, banyak dihasilkan dari beberapa jenis toroid. Dalam pembuatan induktor hal yang penting adalah ukuran core, diameter kawat dan nilai induktansinya. Induktor yang sudah dibuat menggunakan core dengan diameter dalam 13 mm diameter luar 22 mm tebal core 9 mm, diameter kawat 0.75 mm, jumlah lilitannya 20 lilit dan digunakan 2 buah indukstor. Gambar 3. 9 Skema rangkaian induktor (http://rangkaianelektronikareview.blogspot.co.id, 2014) 3.3.1.5. Membuat kumparan kerja (work coil) Dalam perancangan kumparan kerja atau kumparan pemanas ini harus diperhatikan kapasitas arus yang akan digunakan.. Pada perancangan mesin ini digunakan kawat berbentuk pipa pejal tembaga dengan diameter 5 mm. Jumlah lilitan pada kumparan kerja adalah n = 6 lilit dengan panjang 35 mm dan diameter lilitan 40 mm. Skema kumparan kerja yang buat ditunjukkan pada Gambar 3.10. 29 Gambar 3. 10 kumparan kerja (http://teknikelektronika.com, 2017) 3.3.1.6. Kapasitor resonansi Kapasitor resonansi berfungsi untuk meredam tegangan kejut yang dihasilkan oleh kumparan kerja dengan cara menyerap tegangan tersebut untuk mengisi kapasitor, kapasitor ini umumnya mempunyai tegangan kerja 0,630 KV. Kapasitor yang digunakan pada alat ini bermacam-macam, spesifikasi diambil menurut kapasitor yang digunakan pada sebuah inverter dc / ac dan battery charger. Dalam alat ini digunakan untuk membuat osilator astable (flip flop), yang memberikan pada 3 gelombang persegi. Frekuensi operasi disesuaikan oleh dua resistor eksternal dan kapasitor. Dalam hal ini kita menggunakan resistor 33K yang berlangsung dari kaki 8 (+ Vcc) , yang dibuang kapasitor eksternal timer, dan rheostat 100K terhubung dengan masukan komparator internal yang digunakan untuk mengatur output yang rendah (http://construyasuvideorockola.com/). Kapasitor yang digunakan ditunjukan pada gambar 3.11. 30 Gambar 3. 11 Kapasitor yang digunakan 3.3.1.7. Sistem Pendingin Setiap komponen elektronik transistor jika dialiri arus maka akan terjadi peningkatan suhu. Untuk itu diperlukan pendinginan sehingga transistor dapat berkerja dengan baik. Pendingin yang digunakan menggunakan sirip dan terbuat dari bahan aluminium.Permukaan yang besar dan memiliki sirip ini berguna untuk pengalirkan panas. Bentuk pendingin yang digunakan ditunjukan pada gambar 3.12. Gambar 3. 12 Pendingin dengan sirip dari Aluminium 31 3.3.1.8. Spesimen Uji Spesimen uji yang digunakan dalam uji coba alat ini adalah stainless steel AISI 420. Spesimen ini adalah spesimen yang digunakan dalam penelitian las gesek. Dalam penelitian las gesek spesimen yang digunakan adalah stainless steel dan aluminium, namun karena stainless steel memilki temperatur yang jauh lebih tinggi aluminium sehingga diperlukan alat preheat yang bertujuan supaya dapat bergesekan dengan keadaan sudah mencapai tingkat panas yang diperlukan. SS AISI 420 memiliki Physical Properties yang ditunjukan pada gambar 3.13. Gambar 3. 13 Physical Properties AISI 420 (http://www.aksteel.com/) Uji coba yang dilakukan menggunakan spesimen SS AISI 420 ini hanya diperlukan sebagian ujung saja karena yang diperlukan hanya bagian yang akan bergesekan dengan alumnium. Luasan spesimen yang akan dilakukan pemanasan ditentukan tinggi 30 mm dan dimater 14 mm, ditunjukan pada gambar 3.14. 32 Gambar 3. 14 Tinggi Spesimen Uji Gambar 3. 15 Diameter Spesimen Uji 33 Perhitungan teoritis dilakukan untuk menentukan volume dan massa dari spesimen uji. Dengan data yang dimiliki spesimen perhitungan dilakukan sebagai berikut. Diketahui Ditanya : Stainless Steel AISI 420 Tinggi = 3 cm Diameter = 1,4 cm ρ = 7,74 g/cm3 : a. v ? b. m ? Penyelesaian : a. v = π x r2 x t = π x 0,72 cm x 3 cm = 4,62 cm3 b. m = v x ρ = 4,62 cm3 x 7,74 g/cm3 = 35,76 g = 0,03576 kg 34 3.4. Diagram Alir Perancangan MULAI STUDI LITERATUR 1.PROSES DESAIN 2.DESAIN RANGKAIAN INVERTER 3.DESAIN RANGKAIAN POWER SUPPLY PENGADAAN ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN MESIN PREHEAT UNTUK FRICTION WELDING PENGUJIAN MESIN PREHEAT UNTUK FRICTION WELDING TIDAK PANAS SPESIMEN >600 C YA ANALISIS DATA KESIMPULAN SELESAI Gambar 3. 16 Diagram Alir Perancangan