1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Melihat
perkembangan
dunia
usaha
yang
tumbuh
semakin
cepat
menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,
khususnya perusahaan sejenis. Perusahaan yang kuat dalam kondisi tersebut akan
mampu bertahan, sebaliknya yang tidak mampu bersaing kemungkinan akan
mengalami kebangkrutan. Dalam menghadapi persaingan yang terjadi, perusahaan
harus mempertahankan dan mengembangkan usahanya dengan berbagai macam
strategi yaitu dengan penanganan, pengelolaan sumber daya dan memperhatikan
aspek-aspek
penting
memaksimalkan
perusahaan.
kemampuannya
Pihak
dengan
manajemen
menetapkan,
harus
berusaha
mendapatkan,
dan
memanfaatkan dana untuk memaksimumkan nilai-nilai perusahaan serta
mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan dimasa sekarang
dan dimasa yang akan datang.
Begitupun juga dengan perusahaan manufaktur di Indonesia, mereka berusaha
untuk meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun pasar global.
Salah satu upayanya adalah dengan pengawasan yang
ketat, karena terdapat
banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti penyalahgunaan penyaluran
kredit yang dapat menyebabkan kredit macet, sehingga perusahaan manufaktur
tersebut besar kemungkinan mengalami
masalah likuiditas yang akhirnya
mengganggu kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
1
2
Jeff Madura (2007:356) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan
sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
Tingkat likuiditas sangat diperlukan perusahaan sebagai jaminan pemenuhan
kewajiban jangka pendeknya. Perhitungan tingkat likuiditas suatu perusahaan
dapat menggunakan analisis rasio likuiditas, yaitu rasio yang memperlihatkan
kondisi keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
Ukuran likuiditas yang berdasarkan pada aktivitas operasi, mempertimbangkan
dua ukuran aktivitas operasi yaitu perputaran piutang dan perputaran modal kerja.
Maka dari itu, pengelolaan aktiva lancar dan kewajiban lancar secara efektif dan
efisien sangatlah penting bagi perusahaan untuk mempertahankan dan mencapai
keuntungan yang diharapkan perusahaan.
Bagi sebagian perusahaan pemberian kredit sudah lazim dilakukan dan
menjadi suatu kebutuhan dalam meningkatkan volume penjualan serta merupakan
salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan laba. Penjualan kredit adalah
aktivitas perusahaan yang tidak bisa secara langsung menjadi pendapatan, tetapi
menimbulkan piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha. Piutang
usaha tersebut akan berubah menjadi kas pada saat terjadi pelunasan piutang oleh
pelanggan atau konsumen. Jika pengelolaan piutang tidak berjalan secara
efektif/lemahnya kebijakan pengumpulan piutang maka akan menimbulkan resiko
piutang tak tertagih. Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk
mendorong kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan perusahaan.
Berjalannya kegiatan operasional perusahaan sangat di pengaruhi oleh tingkat
perputaran piutang. Perputaran piutang sangat penting karena pihak manajemen
3
dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih selama satu periode.
Manajemen dapat mengetahui jumlah hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat
ditagih. Perusahaan harus melakukan pengelolaan yang tepat atas piutang, karena
pada saat-saat tertentu piutang usaha juga dapat menjadi biaya bagi perusahaan
yaitu pada saat perusahaan tidak dapat melakukan penagihan kepada pelanggan.
Piutang usaha hendaknya memiliki jangka waktu pengembalian yang tidak terlalu
lama sehingga kas dapat segera di realisasikan. Mengetahui pengaruh perputaran
piutang terhadap likuiditas menjadi sangat penting karena apabila perputaran
piutang rendah itu berarti menunjukkan bahwa banyak piutang yang terlambat
dalam pelunasannya dan bisa mengindikasikan adanya piutang tidak tertagih dan
pemenuhan kewajiban jangka pendek akan terganggu.
Sebagian besar sumber dana yang dimiliki perusahaan terdapat di dalam
modal kerja. Menurut Kasmir (2015:249) modal kerja diartikan seluruh aktiva
lancar atau setelah dikurangi dengan utang lancar. Besarnya modal kerja yang
dibutuhkan setiap perusahaan berbeda-beda tergantung jenis perusahaan dan
seberapa besar perusahaan tersebut. Adanya modal kerja yang cukup
memungkinkan suatu perusahaan tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang
mungkin timbul dalam menjalankan aktivitasnya. Sementara itu, jika modal kerja
yang berlebihan akan menunjukan adanya dana yang tidak produktif atau
menganggur sehingga dapat menyebabkan kerugian karena dana yang tersedia
tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Modal kerja yang
selalu dalam keadaan berputar membuat perusahaan harus mengukur efisiensi
4
kinerja penggunaan modal kerja perusahaan dalam menghasilkan suatu
pendapatan maka diperlukan suatu analisis yaitu analisis perputaran modal kerja.
Perputaran modal kerja merupakan rasio untuk mengukur aktivitas bisnis
terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Perputaran modal kerja
diharapkan terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek, sehingga modal kerja
yang ditanamkan cepat kembali. Periode perputaran modal kerja dimulai dari kas
diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali lagi menjadi kas. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
menggambarkan bagaimana perputaran modal kerja selama periode tertentu.
Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen dalam mengelola modal
kerjanya. Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam
perusahaan karena merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan. Semakin tinggi perputaran modal
kerja berarti likuiditas yang dimiliki perusahaan semakin rendah, dan begitupun
dengan sebaliknya semakin rendah perputaran modal kerja berarti likuiditas yang
dimiliki perusahaan semakin tinggi.
Perputaran piutang dan perputaran modal kerja merupakan rasio-rasio yang
digunakan dalam mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya. Dari hasil pengukuran tersebut, maka akan terlihat apakah
perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola asset yang dimilikinya
sehingga manajemen dapat mengukur kinerja mereka dalam menggunakan dan
mengoptimalkan aktiva yang dimiliki dalam mencapai target yang telah
ditentukan perusahaan. Apabila perputaran piutang tinggi maka kondisi modal
5
yang ada akan semakin tinggi dan perusahaan dikatakan liquid. Sebaliknya bila
perputaran piutang rendah maka kondisi modal yang ada juga akan dikatakan
rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid, dengan kondisi demikian
perusahaan harus benar-benar teliti dalam menginvestasikan dana perusahaan
dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perusahaan. Tingkat likuiditas dan faktorfaktor yang mempengaruhinya perlu diperhatikan oleh pihak intern perusahaan
sebagai dasar untuk menentukan kebijakan bagi perkembangan perusahaan dari
tahun ke tahun.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pada dua variabel yaitu perputaran piutang dan perputaran modal kerja pada
perusahaan industri manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memiliki
pangsa pasar dan jumlah konsumen yang cukup besar di Indonesia. Maka
penelitian yang akan dilakukan berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang &
Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan Consumer Goods Yang
Terdaftar di BEI 2011-2015”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas
perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas
perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6
3. Variabel bebas mana yang berpengaruh dominan terhadap likuiditas
perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap
likuiditas
perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas
perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Untuk mengetahui variabel bebas mana yang berpengaruh dominan terhadap
likuiditas perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.
Kontribusi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada
investor maupun pihak manajemen perusahaan tentang bagaimana pengaruh
perputaran piutang dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan
sehingga dapat mengambil keputusan dalam merumuskan strategi bersaing di
dalam pasar modal.
2.
Kontribusi Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, pengetahuan serta
wawasan dalam mengevaluasi dan menilai rasio-rasio keuangan perusahaan
dan juga dapat sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian di masa yang akan datang.
7
3.
Kontribusi Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau
evaluasi bagi perusahaan, investor, dan pemegang regulasi dalam mengambil
keputusan dan kebijakan perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup permasalahan dalam,penelitian ini antara lain:
1.
Penelitian dibatasi analisis objek penelitian mengenai pengaruh perputaran
piutang dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan consumer
goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2.
Data yang diteliti adalah laporan keuangan dari tahun 2011-2015.
Download