295 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur - BPPBAP

advertisement
295
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
SIMULASI ARUS PASANG SURUT DI DESA PUNAGA PROVINSI SULAWESI SELATAN
DENGAN MENGGUNAKAN MIKE 21
Rezki Antoni Suhaimi dan Mudian Paena
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau
Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penggunaan model untuk menggambarkan kondisi dinamika perairan secara spasial dan temporal sangat
bermanfaat, karena model merupakan suatu prototipe atau peniruan dari keadaan alam yang sebenarnya.
Salah satu perangkatuntuk memodelkan suatu simulasi model adalah MIKE 21, yang digunakan untuk
memodelkan arus, pasut, gelombang pada permukaan. Penelitian ini bertujuan. Daerah yang dijadikan
lokasi kajian adalah Perairan di sekitar Instalasi Tambak Percobaan BPPBAP, Desa Punaga Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan. Data batimetri lokasi penelitian diukur sebanyak 348 titik pengukuran dan kemudian
dipetakan dengan menggunakan ARCGIS 10.1. untuk data pasut diambil dari data peramalan pasang surut
Dishidros. Data batimetri dan pasut tersebut kemudian dijadikan input model pada MIKE 21. Hasil analisa
menunjukkan bahwa perairan di sekitar Instalasi Tambak Percobaan BPPBAP Desa Punaga termasuk perairan
yang dangkal. Dari hasil model menggambarkan bahwa arus akan bergerak menuju Utara ketika kondisi
menuju pasang dan sebaliknya akan bergerak ke selatan pada saat kondisi menuju surut. Hasil model
memperlihatkan bahwa kecepatan arus berada pada kisaran 0.01 m/s sampai 0.26 m/s. Dengan kondisi arus
seperti yang dihasilkan oleh model, buangan dari tambak akan lebih mudah untuk terlarut dan kemudian
terurai di perairan, sehingga kualitas air sebagai masukan untuk tambak dapat terjaga kondisinya
KATA KUNCI:
arus pasang surut; model; MIKE 21; Desa Punaga
PENDAHULUAN
Wilayah laut dan pesisir merupakan daerah yang sangat dinamis dan cepat mengalami perubahan.
Arus, gelombang dan pasang surut (pasut) merupakan beberapa dinamika perairan yang memberikan
pengaruh terhadap perubahan wilayah pesisir dan laut. Menurut Lihan &Saitoh (2008), Pasut yang
terjadi di perairan dekat pantai menggerakkan arus pasut yang bergerak bolak balik menuju pantai
dan sebaliknya, yang akhirnya dapat menggerakkan partikel sedimen di sekitar pantai. Arus yang
kuat akan memperluas sebaran sedimen tersuspensi dan unsur hara Lihan & Saitoh, (2008).
Pergerakan arus mengakibatkan terjadinya transport sedimen yang berpengaruh pada terbentuknya
pendangkalan di suatu daerah pantai. Gelombang yang sampai di pantai akan pecah dan melepaskan
energi dapat mengikis batuan dasar pantai, mengaduk material sedimen dan menyebarkan material
sedimen sepanjang pantai (Knauss,1979).
Model simulasi merupakan alternatif menarik yang dapat digunakan untuk mengungkapkan prosesproses yang sulit diukur (Droogers et al., 2000). Menurut Linsles et al, (1986) Model merupakan
bentuk pemisalan, persamaan-persamaan, dan cara-cara untuk melukiskan suatu sistem. Dalam
penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah model oseanografi dengan software Mike 21.
Penggunaan model pada penelitian ini lebih pada tujuan efisiensi dengan pertimbangan biaya dan
waktu yang dibutuhkan .
Perairan di sekitar Instalasi Tambak Percobaan Balai Penelitian dan Pengembangan Buiddaya Air
Payau (BPPBAP), yang dijadikan sebagai daerah penelitian terletak di Desa Punaga Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan.Perairan tersebut merupakan tempat berbagai aktivitas budidaya perairan,
seperti rumput laut Kappaphycus alvarezii. Selain itu, daerah sekitar perairan tersebut merupakan
tambak percobaan untuk Budidaya Udang baik Windu maupun Vannamei. Untuk keberhasilan suatu
budidaya tentunya dibutuhkan kondisi sumber air yang terjaga dan baik.Pergerakan arus berperan
penting dalam penyebaran nutrien yang berada di perairan sekitar tambak percobaan BPPBAP tersebut.
Simulasi arus pasang surut di Desa Punaga ..... (Rezki Antoni Suhaimi)
296
Arus sangat mempengaruhi pertukaran air pada perairan, sehingga nutrien ataupun polutan dapat
berpindah mengikuti pola pergerakan arus. Arus yang terlalu kuat dapat menyebabkan rusaknya
instalasi budidaya, sehingga tidak akan didapat hasil yang maksimal dalam kegiatan budidaya (Suhaimi
et al., 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan arah dan kecepatan arus di Perairan sekitar Instalasi
Tambak Percobaan BPPBAP, Desa Punaga Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian
ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam analisis pergerakan massa air dan nutrient di perairan
Desa Punaga.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perairan sekitar Instalasi Tambak Percobaan BPPBAP, Desa Punaga
Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 5 - 6Juni 2014. Pengukuran titik kedalaman
dan posisi dilakukan dengan menggunakan GPSmap 178C sebanyak 348 titik (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian dan titik sampling pengukuran bathimetri
Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat
eksploratif. Penelitian menggambarkan suatu keadaan atau status fenomena suatu perairan yang
dilakukan dengan pengamatan lapangan meliputi pengukuran batimetri. Data yang dikumpulkan
meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa data kedalaman perairan. Pengukuran
kedalaman dilakukan dengan menggunakan GPSmap 178C sounder, yang diikat pada perahu (Gambar
2). Data kedalaman yang berasal dari pengukuran di lapangan selanjutnya dikalibrasi menggunakan
data pasut. Data pasut sendiri, berasal dari peramalan pasut dari Dishidros tahun 2014. Alat dan
bahan penelitian disajikan pada Tabel 1.
297
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Gambar 2. GPSmap 178C Sounder untuk mengukur kedalaman perairan
Tabel 1. Alat dan bahan penelitian
No
1
2
3
4
5
Alat
Perahu
Peta Rupa Bumi
GPSmap 178C Sounder
Program Mike 21
Program ARCGIS 10.1
Kegunaan
Kendaraan dalam pengukuran
Menentukan daerah penelitian
Pengukur posisi dan kedalaman
Memodelkan arus dan pasut di daerah penelitian
Pembuatan lay-out peta hasil penelitian
Analisis Data Model Hidrodinamika (Mike 21)
Mike 21 adalah suatu perangkat lunak rekayasa profesional yang berisi sistem pemodelan yang
komprehensif program komputer untuk 2D free-surface flows. Mike 21 dapat diaplikasikan untuk
simulasi hidrodinamika dan fenomena terkait di sungai, danau, estuari, teluk, pantai dan laut. Program
ini dikembangkan oleh DHI Water & Environment.
Mike 21 hydrodynamic (HD) module adalah model matematik untuk menghitung perilaku hidro
dinamika air terhadap berbagai macam fungsi gaya, misalnya kondisi angin tertentu dan muka air
yang sudah ditentukan di open model boundaries. Hydrodynamic module mensimulasi perbedaan muka
air dan arus dalam menghadapi berbagai fungsi gaya di danau, estuari dan pantai. MIKE 21 Flow
Model FM adalah satu sistem modeling berbasis pada satu pendekatan mesh fleksibel. Dikembangkan
untuk aplikasi dalam oceanographic, rekayasa pantai dan dalam lingkungan muara sungai.
Model pola arus dibangun dengan menggunakan Piranti lunak MIKE 21 Versi 2007 yang
dikembangkan oleh Danish Hydraulics Institute (DHI) Water and Environment, Denmark. Persamaan yang
digunakan pada model ini adalah persamaan kontinuitas dan persamaan momentum dengan peratarataan kedalaman. Model ini menggunakan pendekatan metode beda hingga (finite difference method)
untuk menyelesaikan persamaan yang digunakan (Abbott et al., 1978)
Integrasi persamaan momentum dan persamaan kontinuitas horizontal terhadap kedalaman
diperoleh persamaan perairan dangkal sebagai berikut:
Simulasi arus pasang surut di Desa Punaga ..... (Rezki Antoni Suhaimi)
298
Persamaan Kontinuitas:
Persamaan Momentum:
di mana:
Kondisi utama yang mendefinisikan model hidrodinamika adalah sebagai berikut:
• Langkah waktu 30 detik dipilih dan waktu durasi simulasi adalah 30 hari (1 bulan) untuk mewakili
siklus pasang surut (harian) maupun bulanan.
• Jenis eddy viskositas horisontal telah dipilih untuk formulasi Smagorinsky dengan nilai konstan
0,28.
• Jenis resistensi dasar dipilih ketetapan Manning dengan nilai konstan 32 m 1/3/s.
• Panjang interval pelan di permulaan (soft start) untuk angin telah dipilih untuk 1 jam untuk
menghindari efek blow out.
• Batas tertutup (daratan) di berlakukan fluks normal nol untuk semua variabel.
• Pada batas terbuka diletakkan elevasi pasang surut,
•
•
•
•
•
•
Syarat Batas / Asumsi
Batas darat menggunakan syarat batas tertutup dimana kecepatan yang datang tegak lurus pantai
adalah sama dengan nol (zero flow normal). Pada batas terbuka dapat diberikan elevasi (pasut) .
Faktor angin tidak diperhitungkan
Gaya gesek air terhadap dasar perairan dianggap sama.
Tidak ada sumber dan kebocoran massa air laut yang terjadi di area, artinya penguapan diabaikan.
Gaya-gaya luar yang terjadi pada area diabaikan (misal gelombang yang dihasilkan oleh kapal
ketika melaju).
Batas tertutup (daratan) tidak bergeser akibat adanya perubahan muka air laut.
299
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
• Batas terbuka dianggap sebagai Lautan (ocean).
Data Input Model
• Data pasut diambil dari data peramalan pasut dishidros tahun 2014
• Data kedalaman dan posisi diambil melalui pengukuran langsung dengan menggunakan GPSmap
178C sounder
• Peta Dasar yang digunakan diambil dari Peta Sulawesi Selatan skala 1:75000 yang dikeluarkan
oleh Dishidros tahun 2011
Diskritisasi Model
Tabel 2. Jumlah grid, dimensi grid, time step yang digunakan dalam model
Parameter
Number Of X Cells
Number Of Y Cells
X Grid Size
Y Grid Size
Time Step Of Model
Max. Number of Time Steps
Projection
Star Time
Value
120
200
50
50
30
864000
WGS 1984 UTM Zone 48S
01/06/2014
Unit
m
m
second
second
-
HASIL DAN BAHASAN
Dari hasil pengukuran di 348 titik, yang kemudian dikalibrasi dengan data pasut Dishidros, dapat
dilihat bahwa perairan desa punaga termasuk kedalam perairan yang dangkal (Gambar 3).
Gambar 3. Kondisi tiga dimensi perairan Desa Punaga
Dari 348 titik kedalaman tersebut kemudian diinterpolasi melalui ArcGISdengan menggunakan
metode Inverse Distance Weighted (Gambar 4).
Saat kondisi pergerakan masa air yang berada di Perairan Desa Punaga bergerak menuju kearah
Utara. Terjadi peningkatan kecepatan arus saat masa air melewati daerah antara daratan utama dengan
gosong yang berada di depan Tambak Percobaan BPPBAP. Kecepatan pergerakan masa air hasil model
menunjukkan nilai yang berkisar antara 0.01 m/s sampai dengan 0.27 m/s. (Gambar 5). Adanya Gosong
Simulasi arus pasang surut di Desa Punaga ..... (Rezki Antoni Suhaimi)
300
Gambar 4. Bathimetri perairan sekitar Instalasi Tambak
Percobaan BPPBAP, Desa Punaga Kabupaten
Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
juga turut mempengaruhi arah arus ketika menuju pasang. Gosong akan membelokkan arah arus
menuju sedikit ke barat (Laut Flores).
Pergerakan masa air sedikit lambat saat kondisi perairan menjadi surut. Ketika kondisi perairan
kembali berubah menuju surut, masa air bergerak dari arah utara menuju ke arah selatan. Kecepatan
arus hasil model menunjukkan nilai yang berkisar antara 0.01 m/s sampai dengan 0.22 m/s. (Gambar
6)
Gambar 5. Pola arus hasil modeling pada saat kondisi menuju pasang
301
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Gambar 6. Pola arus hasil modeling pada saat kondisi menuju surut
Arah pergerakan arus hasil model menunjukkan pergerakan masa air yang cenderung sejajar
dengan garis pantai. Hal ini sejalan dengan Bowden, 1980; Csanady, 1982 menyatakan bahwa aliran
arus akan bergerak mengikuti bathimetri.
Implikasi Model Hidrodinamika terhadap Pertambakan
Sirkulasi air tambak yang didukung dengan sistem pemasukan air dan sistem pembuangan air
yang memadai akan menunjang keberhasilan dalam kegiatan pengelolaan kualitas perairan tambak.
Dengan kondisi arus seperti yang didapat dari hasil model, sangat mendukung untuk terjadinya
sirkulasi massa air disekitar tambak percobaan Punaga, Takalar. Berdasarkan pemikiran bahwa proses
sirkulasi air adalah untuk memperbaiki atau mempertahankan kualitas air, maka kondisi arus di
sekitar tambak percobaan sesuai untuk tujuan tersebut.
Buangan dari tambak akan lebih mudah untuk terlarut dan kemudian terurai di perairan, sehingga
kualitas air sebagai masukan untuk tambak dapat terjaga kondisinya.
KESIMPULAN
Hasil simulasi arus dengan menggunakan Mike 21di Perairan sekitar Instalasi Tambak Percobaan
BPPBAP, Desa Punaga Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatanmemperlihatkan bahwa kecepatan
arus berada pada kisaran 0.01 m/s sampai 0.27 m/s. Saat kondisi menuju pasang arus bergerak
menuju ke arah utara, dan sebaliknya saat kondisi menuju surut, pergerakan arus dominan menuju
selatan. Hasil model juga menunjukkan bahwa arus akan sedikit dibelokkan ketika masa air bertemu
dengan gosong.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima Kasih ditujukan kepada Kepala Balai Penelitian dan pengembangan Budidaya Air Payau
Maros, teman–teman tim Kelompok Peneliti Sumberdaya, serta pihak lain yang ikut terlibat sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR ACUAN
Abbott, M.B., Petersen, H.M., and Nurjaya O.dan Surbakti Skovgard. 1978. On the Numerical Modelling
of Short Waves in Shallow Water. Journal of Hydraulic Research, 16(3).
Bowden K.F. (1980). “Phsycal Oceanography of Estuaries”, Englewood Ltd.
Csanady G.T. (1982.) “Circulation in The Coastal Ocean”, Reidel.
Simulasi arus pasang surut di Desa Punaga ..... (Rezki Antoni Suhaimi)
302
Droogers, P., Bastiaanssen, W.G.M., Beyazgul, M., Kayam, Y., Kite, G.W., & Murray-Rust. (2000). “Distributed Agro-hydrological Modelling of an Irrigation System in Western Turkey”, Agricultural
Water Management, Vol.43, No. 2,page 183-202.
Knauss, J.A., (1979) “IntroductiontoPhysicalOceanography”, Prentice-Hall.Inc.
Koropitan, A.F., Hadi, S., & Radjawane, I.M. (2006). “Three-dimensional simulation of tidal current in
Lampung Bay: diagnostic numeral experiments”, Remote Sensing and Earth Sciences, Vol.3, page
41-50.
Lihan, T., & Saitoh. (2008) “Satellite-measured temporal and spatial variability of the Tokachi River
plume Estuarine”, Coastal and Shelf Science, Vol.78, No.2, page 237-249.
Linsley, R.K., Ray, K., Kohler, M.A., & Paulhus, H. (1986). “Hidrology for Engineers”, Mc-Graw-Hill Inc.
Suhaimi, R.A., Makmur, & Mustafa A. (2012). “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Rumput
laut (Kappaphycus Alvarezii) Di Kawasan Pesisir Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo”, Prosiding
Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, halaman 827-840.
Download