BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sample Populasi adalah data realisasi anggaran dan belanja daerah serta tabel pertumbuhan ekonomi (PE) pemerintah kabupaten/kota di seluruh Indonesia tahun 2012-2014. Pengambilan sampel penelitian secara purposif. Sekaran (2013) mendifinisikan pengambilan sampel secara purposif sebagai teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Pertimbangan pengambilan berdasarkan ketersediaan data: 1. Pertumbuhan ekonomi (PE) kabupaten/kota 2. Relisasi belanja modal kabupaten/kota 3. Relisasi DAU kabupaten/kota 4. Relisasi PAD kabupaten/kota Data pertumbuhan ekonomi (PE) kabupaten/kota diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Data realisasi belanja modal, realisasi DAU dan Realisasi PAD kabupaten/kota merupakan data realisasi anggaran setelah hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jumlah populasi penelitian adalah sebanyak 505 kabupaten/kota yang meliputi data realisasi anggaran tahun 2012-2014. Kabupaten/kota yang menjadi sampling merupakan seluruh kabupaten/kota diseluruh indonesia sesuai dengan ketersediaan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel secara purposif yang memungkinkan dilakukan pengambilan sampel sesuai 22 dengan kriteria yang telah ditetapkan, dalam hal ini adalah ketersediaan data penelitian. 3.2 Sumber Data Jenis data penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang bersumber dari pihak lain. Alasan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini karena data sekunder memiliki tingkat validitas yang dijamin oleh pihak lain, sehingga handal digunakan dalam penelitian. Data pertumbuhan ekonomi dalam bentuk produk domestik bruto (PE) dalam harga konstan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data belanja modal, dana alokasi umum serta pendapatan asli daerah berasal dari laporan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Data tersebut digabungkan, ditabulasi dan dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. 3.3 Definisi Operasional 3.3.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam penelitian ini pengukuran variabel PAD menggunakan satuan mata uang rupiah. 3.3.2 Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam 23 rangka pelaksanaan Desentralisasi. Pengukuran variabel DAU dalam penelitian ini menggunakan satuan mata uang rupiah. 3.3.3 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan dari kegiatan perekonomian dimana hal tersebut berdampak pada jumlah produksi barang dan jasa yang semakin bertambah sehingga kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini menggunakan dasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga konstan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam penelitian ini pengukuran variabel pertumbuhan ekonomi menggunakan satuan mata uang rupiah. 3.3.4 Belanja Modal Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan/atau aset lainnya yang memberi manfaat ekonomis lebih dari satu periode akuntansi (12 (dua belas) bulan) serta melebihi batasan nilai minimum kapitalisasi aset pemerintah. Pengukuran tetap variabel atau belanja aset modal lainnya dalam yang ditetapkan penelitian ini menggunakan satuan mata uang rupiah. 3.3.5 Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto merupakan cerminan potensi dan aktivitas perekonomian suatu Daerah yang dihitung berdasarkan total seluruh output produksi kotor dalam suatu wilayah. 24 3.4 Teknik Analisis Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis moderated regression analysis (MRA) untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel moderator terhadap variabel dependen. Data diolah dengan menggunakan sofware Eviews versi 8. Sebelum melakukan analisis terhadap hasil analisis data, dilakukan pemilihan model yang tepat terlebih dahulu. 3.4.1 Pemilihan model regresi panel Pada bab sebelumnya telah diuraikan jenis model regresi untuk data panel yaitu pooled least square (PLS), Fixed effect (FE) dan random effect (RE). Dari tiga jenis model tersebut, dua pendekatan/model yang sering digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah model FE dan model RE, untuk menentukan modal yang digunakan digunakan uji hausman. Pemilihan model dengan melihat nilai probabilitas (prob.) cross-section random dari hasil uji hausman. Jika nilainya > 0,05 maka model yang terpilih adalah RE tetapi jika < 0,05 maka model yang terpilih adalah FE. 3.4.2 Uji deskriptif Menurut Ghozali (2005) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtoisis dan skewnesss (kemencengan distribusi). Uji deskriptif dapat memberikan gambaran tentang kondisi data yang digunakan dalam penelitian serta untuk mengetahui distribusi data penelitian normal atau tidak. 25 3.4.3 Uji kesesuaian model (Uji F) Dalam menilai ketepatan dari suatu fungsi regresi dalam memperkirakan nilai actual dapat diukur dari goodness of fitnya. Untuk menilai ketepatan dari model statistic dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2 ). Ghozali (2005) Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila nilai koefisien determinasi kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Apabila nilai koefisien determinasi tinggi atau mendekati satu berarti variabel independen hampir dapat menjelaskan seluruh informasi untuk menilai variabel dependen. 3.4.4 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis secara terpisah dipergunakan untuk melakukan pengujian pengaruh secara terpisah dari masing-masing variabel terhadap variabel dependen. Dalam hal ini dipergunakan untuk menguji hipotesa1, hipotesa 2, hipotesa 3, hipotesa 4 dan hipotesa 5. Dengan pengujian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh secara individu PAD terhadap Belanja Modal, pengaruh DAU terhadap Belanja Modal, pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap Belanja Modal, pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pengaruh PAD terhadap Belanja Modal, dan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pengaruh DAU terhadap Belanja Modal. Pengujian parsial ini menggunakan alat statistic Uji-t. 26 3.4.5 Jenis Variabel Moderator Terdapat dua metode untuk mengidentifikasi ada tidaknya variabel moderator, yaitu analisis sub-groups (sub kelompok) dan moderated regression analysis (MRA), tetapi kedua metode ini tidak dapat saling menggantikan karena metode ini tidak ekivalen. Analisis sub kelompok digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya jenis moderator homologizer. Moderate regression analysis berbeda dengan analisis sub kelompok, karena menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Pengujian terhadap jenis variabel moderator dilakukan dengan membuat regresi interaksi, dengan analisis regresi untuk tiga persamaan sebagai berikut: Yi = α + β1 Xi + ɛ Yi = α + β1 Xi + β2 Zi + ɛ Yi = α + β1 Xi + β2 Zi + β3 Xi * Zi + ɛ Untuk menentukan jenis variabel moderator dalam persamaan yang diuji, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Penentuan Jenis Variabel Moderator No 1 2 Hasil Uji b 2 tidak signifikan b 3 signifikan b 2 signifikan b 3 signifikan 3 b 2 signifikan b 3 tidak signifikan 4 b 2 tidak signifikan b 3 tidak signifikan Jenis Moderasi Moderasi Murni (pure moderator) Moderator semu (quasi moderator). Quasi moderator merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang sekaligus menjadi variabel independen Prediktor moderasi (predictor moderasi variabel). Artinya variabel moderasi ini hanya berperan sebagai variabel prediktor (independen) dalam hubungan yang dibentuk Moderasi potensial (homologiser moderator). Artinya variabel tersebut potensial menjadi variabel moderasi