VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 ANALISIS PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN SATU FASA KE TANAH DENGAN MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER PADA SISTEM TIGA FASA DENGAN BEBAN BERVARIASI Sinar Terang Sembiring dan Golfrid Gultom ABSTRACT Electrical power quality problems are very important problem to solve. The emergence of voltage sags greatly affect the performance of sensitive equipment, either the duration or depth of the dips is affecting equipment. Voltage sag caused by the occurance of disturbances in power systems at both the network transmission and distribution systems, start the induction motor with large power and transformer energizing. This research will analize the recovery of voltage sag that occur due to single phase to earth fault in three phase system to protect the sensitive equipment by using Dynamic Voltage Restorer with PI controller. To detect the voltage sag system use Park Transform and implement it in a voltage regulator as a function of control system that detect voltage amplitude in sensitive load continuosly. The result of the simulation show DVR can restore the voltage sag to 1 pu in faulted phase without affect other phase with recovery time 0,1 ms. The active power of sensitive load will affect output voltage of three phase inverter and output voltage of LC passive filter -------------Keywords : voltage sag, power quality, Dynamic Voltage Restorer, sensitive load, simulink I. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan peningkatan produktifitas dalam industri dan diinginkannya suatu proses yang kontinu membutuhkan komponen-komponen elektronika dan komponen elektronika daya sebagai perangkat pendukung, dimana komponenkomponen tersebut merupakan peralatan-peralatan yang sensitif yang harus disupply oleh tegangan yang diharapkan baik frekuensi maupun besaran tegangan dalam kondisi konstan. Kehadiran komponen tersebut membutuhkan penyediaan daya yang berkualitas tinggi [1,2,3], karena komponen elektronika daya sangat sensitif terhadap gangguan-gangguan elektromagnetik [4]. Adanya gangguan dapat mengakibatkan penurunan kualitas daya sistem tenaga, masalah kualitas daya adalah: kedip tegangan, flicker, ketidakseimbangan tegangan, pemutusan dan masalah harmonisa. Peralatan-peralatan yang sensitif seperti komputer, rele, Programmable Logic Controller (PLC), penggerak motor listrik dan sebagainya, sangat peka terhadap perubahan tegangan yang diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada bagian lain pada sistem. 1113 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Konsumen membutuhkan energi yang dikirimkan berada dalam bentuk sinusoidal murni yang simetris, mempunyai frekuensi yang konstan dan nilai rms tegangan dan arus yang konstan dari gelombang yang dikirimkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka gangguan harus dikurangi, karena kegagalan dalam menyediakan kualitas daya yang tinggi dapat mengakibatkan kegagalan beroperasinya peralatan atau bahkan shutdown pada suatu sistem [5]. Kedip tegangan didefinisikan sebagai penurunan nilai rms tegangan yang dapat terjadi dari 10 ms sampai ke 1 menit dengan kedalaman jatuhnya tegangan sebesar 0,9 pu sampai 0,1 pu dari 1 pu nominal berdasarkan standar IEEE 1159-1995 [6]. Kedip tegangan merupakan salah satu faktor penyebab berkurangnya kualitas daya listrik, namun hal ini tidak bisa dihindari karena saat terjadinya gangguan tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh sebab itu dilakukan antisipasi apabila terjadi tegangan kedip pada sisi sumber tegangan tidak akan mengakibatkan terganggunya tegangan pada sisi beban. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan Dynamic Voltage Restorer (DVR). Pada penelitian ini akan dilakukan pemodelan sistem tiga fasa yang mengalami gangguan satu fasa ke tanah dengan metode pendeteksian kedip tegangan menggunakan transformasi Park, dari hasil pemodelan akan dianalisis pemulihan kedip tegangan yang terjadi dengan memvariasikan besar daya beban sensitif yang akan dilindungi oleh DVR dari pengaruh kedip tegangan, sehingga akan diperoleh suatu pola besar tegangan DC PWM inverter yang dibutuhkan oleh DVR sesuai dengan kebutuhan beban sensitif yang akan dilindungi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kedip Tegangan Kedip tegangan atau voltage sag adalah berkurangnya tegangan rms dalam waktu yang cukup singkat, pada umumnya diakibatkan oleh gangguan pada system tenagag, starting motor dengan daya yang cukup besar dan energizing transformator. Kontaktor, PLC dan Adjustable Speed Drive (ASD) adalah peralatan-peralatan yang sangat sensitif terhadap terjadinya kedip tegangan [10]. Untuk menghitung besaran kedip tegangan pada sistem radial ditunjukkan pada Gambar 2.1. berikut ini [6,10] : Vs gangguan beban Gambar 2.1. Model pembagi tegangan 1114 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Pada Gambar 2.1. Zs adalah impedansi sumber dan ZF adalah impedansi diantara Point of common coupling (PCC) dengan lokasi terjadinya gangguan. PCC adalah titik dimana gangguan dan beban dicatu. Pada model tersebut, tegangan pada PCC dirumuskan oleh : Vsag ZF .Vs …………………(2.1) ZF ZS dengan asumsi tegangan sebelum terjadi gangguan adalah 1 pu. Dari Persamaan 2.1 dapat dilihat apabila jarak terjadinya gangguan semakin dekat terhadap PCC, dalam hal ini maka ZF akan semakin kecil dan akan mengakibatkan terjadinya kedip tegangan yang semakin besar [4]. 2.1.1. Penyebab utama kedip tegangan Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab utama terjadinya kedip tegangan pada sistem tenaga. Kedip tegangan dapat terjadi akibat adanya gangguan pada sistem transmisi atau sistem distribusi sistem tenaga atau dapat juga diakibatkan oleh starting motor induksi dengan daya yang cukup besar beserta terjadinya energizing transformator. a. Kedip tegangan akibat gangguan pada sistem tenaga Gangguan fasa ke tanah pada sistem adalah kebanyakan penyebab terjadinya kedip tegangan pada industri [11]. Tegangan pada fasa yang mengalami gangguan akan menuju nol pada titik gangguan. Tegangan pada gardu induk dan feeder yang paralel akan tergantung dari jarak terjadinya gangguan tersebut terjadi. Pada sistem transmisi, tegangan fasa yang mengalami gangguan tergantung dari impedansi keseluruhan sistem [11]. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi karakteristik kedip tegangan yaitu [12]: 1. Jenis gangguan Jenis gangguan merupakan faktor utama yang mempengaruhi karakteristik kedip tegangan. Besaran dan sudut fasa tergantung pada jenis gangguan yang terjadi. 2. Lokasi terjadinya gangguan Sebagaimana halnya dengan jenis gangguan, lokasi dari terjadinya gangguan mempunyai dampak yang cukup besar pada besaran tegangan. Bebanbeban sensitif pada level distribusi akan dapat merasakan gangguan yang terjadi meskipun gangguan tersebut terjadi dalam jarak yang cukup jauh pada sistem distribusi. b. Kedip tegangan akibat starting motor induksi Selama terjadinya starting motor induksi akan dibutuhkan kira-kira lima kali dari arus nomimal untuk starting motor, keadaan ini mengakibatkan terjadinya kedip tegangan [13]. Besar kedip tegangan tergantung pada karakteristik motor induksi dan kualitas sistem pada titik terletaknya motor induksi [3]. Kedip tegangan yang diakibatkan oleh motor induksi akan berpengaruh pada area lokal. 1115 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 2.1.2. Peralatan-peralatan yang sensitif terhadap kedip tegangan Kesensitifan peralatan terhadap kedip tegangan sangat tergantung pada jenis beban, setting pengaturan dan aplikasi. Karakteristik kedip tegangan yang paling berpengaruh pada peralatan-peralatan sensitif adalah waktu dan besaran kedip tegangan, meskipun untuk beberapa peralatan karakteristik seperti pergeseran fasa dan ketidakseimbangan juga mempengaruhi pada saat terjadi kedip tegangan [1] Secara umum kesensitifan peralatan terhadap kedip tegangan dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu : 1. Peralatan yang sensitif hanya terhadap besaran kedip tegangan. Peralatan yang termasuk kategori ini seperti relay undervoltage, peralatan kontrol proses, pengaturan motor dan mesin-mesin automatis. 2. Peralatan yang sensitif terhadap besaran dan lama kedip tegangan. Peralatan yang termasuk pada kategori ini adalah peralatan-peralatan yang menggunakan komponen elektronika daya. 3. Peralatan yang sensitif terhadap karakteristik lain Beberapa peralatan seperti motor induksi, dapat dipengaruhi oleh karakteristik kedip tegangan selain daripada besaran dan lama terjadinya kedip tegangan, seperti ketidakseimbangan fasa selama terjadinya kedip tegangan dan osilasi transient selama terjadinya gangguan. Pada kurva Computer Business Equipment Acceptibility Curves (CBEMA) dan Information Technology Industry Council (ITIC) Adjustable Speed Drive (ASD) ditunjukkan sangat sensitif terhadap kedip tegangan, ASD akan trip apabila terjadi kedip tegangan dibawah 0,9 pu selama 80 ms dan kontaktor akan mengalami unenergize apabila terjadi kedip tegangan di bawah 0,5 pu dengan lama lebih dari 20 ms [1]. Karakteristik toleransi tegangan dari beberapa peralatan sensitif ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut ini [14] Tabel. 2.1. Nilai toleransi tegangan pada beberapa peralatan Peralatan PLC AC control relay AC drive 50 hp Motor Starter Personal Computer Vmin 60% 65% 75% 50% 60% Tmax 260 ms 20 ms 50 ms 50 ms 50 ms Tingkat sensitifitas peralatan bervariasi terhadap terjadinya kedip tegangan. Seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan pengaruh terjadinya kedip tegangan terhadap peralatan juga bervariasi, sebagai contoh: apabila terjadi kedip tegangan pada AC control relay selama lebih dari 20 ms dengan kedalaman lebih kecil dari 65%, maka keadaan akan mengakibatkan peralatan trip. 1116 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 2.2. Sistem Distribusi Jaringan transmisi dan jaringan distribusi pada sistem tenaga listrik berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Sistem jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu: sistem jaringan distribusi primer dan sistem jaringan distribusi sekunder. Pada umumnya tegangan kerja pada sistem jaringan distribusi primer adalah 20 kV, sedangkan tegangan kerja pada sistem jaringan distribusi sekunder adalah 220/380 volt. Salah satu cara yang digunakan PLN untuk menyalurkan energi listrik pada sistem transmisi atau sistem distribusi adalah dengan menggunakan saluran udara (overhead lines). Oleh karena sistem yang kebanyakan digunakan adalah menggunakan saluran udara, maka kemungkinan terjadinya gangguan fasa ke tanah sangat mungkin terjadi. Menurut Heine [2], frekuensi gangguan yang terjadi sebanyak 80% pada sistem transmisi atau distribusi yang terjadi pada gangguan satu fasa ke tanah. Gangguan fasa ke tanah akan mengakibatkan terjadinya voltage sag atau kedip tegangan pada sisi lain saluran transmisi atau distribusi. Adanya gangguan fasa ke tanah pada salah satu saluran, maka akan berakibat terjadinya penurunan tegangan pada saluran yang lain terutama pada sistem distribusi radial. Sistem distribusi radial adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis seperti. Pada sistem ini terdapat beberapa feeder yang mensuplai beberapa gardu distribusi secara radial. Namun keandalan sistem ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang mensuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan maka akan berdampak pada semua sistem. 2.3. Dynamic Voltage Restorer Dynamic Voltage Restorer (DVR) adalah suatu peralatan yang berguna untuk mengatasi kedip tegangan. DVR dirangkai seri dengan sistem distribusi untuk melindungi peralatan sensistif terhadap terjadinya kedip tegangan [15]. DVR pada dasarnya mempunyai suatu power circuit dan suatu control circuit. Control circuit atau rangkaian kendali berfungsi untuk mengatur parameter-parameter dari sinyal kendali yang harus diinjeksikan oleh DVR pada sistem antara lain: besaran, frekuensi, pergeseran fasa dll. Berdasarkan sinyal kendali yang diperoleh dari control circuit maka dihasilkan tegangan yang akan diinjeksikan pada power circuit. DVR dirangkai seri dengan sistem distribusi. Pada umumnya DVR mempunyai sumber energi DC, PWM inverter, filter dan transformator penginjeksi tegangan [16]. Fungsi dasar dari DVR adalah mendeteksi terjadinya kedip tegangan yang terjadi pada saluran sistem tenaga, kemudian menginjeksikan 1117 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 tegangan DVR untuk mengkompensasi kedip tegangan yang terjadi. Pada Gambar 2.2 ditunjukkan elemen-elemen dasar pada sebuah DVR a. Unit penyimpanan energi DC Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan daya aktif selama terjadi kompensasi oleh DVR. Biasanya dapat digunakan batere Lead Acid, flywheel, super conducting magnetic energy storage (SMES) dan super capacitor. b. Voltage Source Inverter (VSI) Pada dasarnya VSI berfungsi untuk mengkonversi tegangan DC yang dihasilkan oleh unit penyimpanan energi DC menjadi tegangan AC. VSI dikopling dengan suatu transformator terhadap sistem. Pada inverter satu fasa biasanya digunakan Full Bridge Inverter yang menggunakan empat buah switching Gambar 2.2. Rangkaian sistem DVR [9] c. Filter Pasif Low Pass Filter terdiri dari induktor dan kapasitor, yang dapat diletakkan pada sisi tegangan rendah dari transformator penginjeksi tegangan. Dengan menempatkan filter pada sisi inverter, harmonisa yang terjadi bersumber dari VSI dapat dicegah untuk masuk pada transformator [18]. d. Transformator Injeksi Tegangan Fungsi dasarnya adalah untuk menaikkan tegangan supply AC yang dihasilkan oleh VSI menjadi tegangan yang dibutuhkan. Rating pada inverter dan transformator injeksi menjadi suatu batasan untuk menentukan kedip tegangan maksimum yang dapat dikompensasi. Apabila arus pada jaringan lebih besar dari arus DVR maka suatu switch by pass akan aktif untuk mencegah arus dengan nilai yang cukup besar mengalir melalui DVR. Suatu DVR dapat bekerja pada beberapa kondisi yaitu [18] : 1. Keadaan Normal Apabila unit penyimpanan energi DC terisi penuh, DVR akan bekerja pada keadaan stand by. Pada kondisi stand by DVR tidak menginjeksikan tegangan pada jaringan. 1118 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 2. Keadaan terjadi kedip tegangan DVR akan mensupply daya aktif dari energi yang disimpan bersama dengan daya reaktif yang dibutuhkan untuk kompensasi tegangan. 3. Keadaan terjadi gangguan. Pada kondisi ini terdapat resiko terjadinya arus dengan nilai yang cukup besar mengalir menuju rangkaian DVR, akibatnya dapat merusak komponenkomponen sensitif pada DVR. Karena DVR adalah suatu kompensator seri, maka apabila terjadi gangguan hubung singkat pada sisi beban, maka arus gangguan akan mengalir ke arah inverter. Sehingga untuk melindungi inverter tersebut diletakkan switch by pass 2.4. Metode Kompensasi Kedip Tegangan pada DVR Kompensasi dilakukan dengan menginjeksikan daya aktif dan daya reaktif. Tergantung tingkat kompensasi yang dibutuhkan oleh beban, terdapat tiga jenis metode kompensasi yaitu: kompensasi pre-sag, kompensasi in-phase dan teknik optimasi energi [16][20] a. Kompensasi Pre-Sag Strategi kompensasi ini direkomendasikan pada beban-beban non linier, dimana membutuhkan kompensasi terhadap besaran tegangan dan sudut fasa tegangan. Pada teknik kompensasi ini DVR akan mensupply perbedaan yang terjadi antara Vpre sag dan Vsag, sehingga akan mengembalikan semua nilai besaran dan sudut fasa kepada nilai sebelum terjadi kedip tegangan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 ѲDVR ѲLoad Ѳsag Iload Gambar.2.3. Teknik kompensasi pre-sag [7] Pada kondisi normal (Vpre-sag) tegangan sistem akan sama dengan tegangan beban (V Load) dimana keduanya mempunyai nilai sebesar 1 pu. Selama terjadi kedip tegangan, maka tegangan sistem akan menurun dengan nilai yang lebih kecil dari nilai Vpre-sag, pengurangan nilai tegangan ini akan berakibat terjadinya pergeseran fasa. DVR akan bereaksi terhadap terjadinya kedip tegangan dan akan 1119 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 menginjeksikan tegangan kompensasi VDVR untuk mengembalikan nilai besaran tegangan menjadi nilai tegangan sebelum terjadinya kedip tegangan. Pada Gambar 2.3 ditunjukkan bahwa Ѳload adalah sudut antara Iload dengan Vpre-sag. Akibat terjadinya kedip tegangan, maka akan terjadi perubahan sudut fasa antara Iload dengan Vsag dalam hal ini adalah Ѳsag. Tegangan yang akan diinjeksikan oleh DVR akan mempunyai sudut fasa (ѲDVR) sebesar sudut yang timbul antara Iload dengan tegangan injeksi DVR (VDVR). b. Teknik Kompensasi In-Phase Pada metode kompensasi ini hanya besaran tegangan yang dikompensasi, tegangan yang dikompensasi sefasa dengan kedip tegangan yang terjadi. Oleh karena itu pada teknik kompensasi ini, tegangan yang diinjeksikan oleh DVR dapat diminimalkan. Teknik kompensasi in-phase ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikut. Pada Gambar 2.4 dapat dilihat tidak terdapat perbedaan sudut fasa antara Vsag dengan VDVR, dimana VDVR adalah tegangan yang diinjeksikan untuk mencapai Vpre-sag sebesar 1 pu. ѲLoad Ѳsag ILoad ѲDVR Gambar 2.4. Teknik kompensasi in-phase 2.5. Teknik Deteksi Kedip Tegangan Pada DVR Fungsi utama dari kontroller pada DVR adalah mendeteksi terjadinya kedip tegangan pada sistem. Untuk mengatur kontroller pada DVR tersebut digunakan transformasi dqo atau transformasi Park. Metode dqo tersebut akan memberikan informasi kedalaman kedip dan pergeseran fasa disertai titik awal dan titik akhir kedip tegangan tersebut. Pada Gambar 2.16. ditunjukkan diagram alir teknik pengendalian DVR berdasarkan transformasi Park. Dimana proses transformasi dari sistem tiga fasa ke sistem dqo ditunjukkan pada Persamaan (2.1) sampai (2.3). 1120 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Teknik pendeteksian dibuat berdasarkan perbandingan tegangan referensi terhadap tegangan hasil pengukuran ( Va, Vb dan Vc). Metode dqo memberikan informasi kedalaman tegangan yang jatuh (d) dan pergeseran dari fasa tegangan (q). Gambar 2.5. III. METODOLOGI PENELITIAN Studi Dynamic Voltage Restorer yang akan dilaksanakan untuk mengatasi adanya kedip tegangan yang disebabkan oleh gangguan satu fasa ke tanah dengan menggunakan simulasi Matlab-Simulink. 3.1. Rancangan Model Penelitian Terjadinya kedip tegangan seimbang maupun tidak seimbang dapat diakibatkan oleh terjadinya gangguan pada sisi transmisi maupun sisi distribusi. Kedip tegangan seimbang biasanya terjadi karena adanya gangguan tiga fasa. Gangguan tidak seimbang dapat diakibatkan oleh terjadinya gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan dua fasa ke tanah. Lokasi terjadinya gangguan dapat terjadi secara acak dan kedip tegangan yang terjadi sangat tergantung dari jarak terjadinya gangguan dengan posisi beban yang akan dilindungi. Pada penelitian ini, kedip tegangan yang terjadi diakibatkan dengan membangkitkan terjadinya gangguan hubung singkat antara salah satu ke tanah. DVR diletakkan pada salah satu sisi yang terhubung langsung dengan PCC seperti pada Gambar 3.1, sehingga apabila 1121 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 terjadi kedip tegangan pada salah jaringan maka DVR akan mengembalikan tegangan sama dengan 1 pu. Beban 1 V = Vsag Beban 2 V = 0 pu arus hubung singkat V = 1 pu Zs V sumber 20 KV/380 V gangguan fasa ke tanah Beban dilindungi V = 1 pu PCC DVR Gambar 3.1. Diagram jaringan pengujian simulasi Pada simulasi yang akan dilakukan, gangguan satu fasa ke tanah terjadi pada jaringan 380 V yang mensupply beban-2 sehingga akan berakibat terjadinya kedip tegangan pada beban yang dilindungi. DVR akan berfungsi untuk mengembalikan tegangan pada 1 pu. DVR akan mendeteksi kondisi tegangan pada beban sensitif, apabila terjadi penurunan tegangan pada sisi beban sensitif maka DVR akan memulihkan tegangan dengan waktu seminimal mungkin sehingga tegangan pada sisi beban sensitif dapat terjaga pada kondisi 1 pu. 2.6. Voltage Loop Control DVR Untuk mendeteksi kedip tegangan, tegangan beban akan diukur secara kontinu oleh DVR dengan menggunakan voltage loop control seperti pada Gambar 3.2. V referensi Voltage Controller + Menuju PWM generator - Voltage feedback Gambar 3.2. Voltage loop control pada DVR Pada DVR metode pengendalian tersebut akan dilengkapi dengan Phase Locked Loop (PLL) untuk mendeteksi fasa tegangan sumber. Kedip tegangan akan terdeteksi apabila tegangan sumber jatuh dibawah 90% tegangan referensi. Sinyal error yang diakibatkan terdapatnya perbedaan antara tegangan hasil pengukuran dengan tegangan referensi digunakan sebagai sinyal modulasi untuk menghasilkan pola sebagai pemicu penyalaan IGBT, dengan diagram alir seperti pada Gambar 3.3 berikut. 1122 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Tegangan Masukan Va, Vb, Vc Transformasikan dengan Transformasi Park menjadi Vd, Vq, Vo PLL Bandingkan dengan tegangan referensi Tegangan Referensi Vd, Vq dan Vo Transformasikan kembali menjadi Va, Vb dan Vc Dihasilkan sinyal untuk pemicu PWM Gambar 3.3. Diagram alir teknik pengendalian DVR berdasarkan transformasi Park Pada penelitian yang akan dilakukan, Dynamic Voltage Restorer yang disimulasikan menggunakan metode deteksi transformasi Park untuk mengetahui terjadinya kedip tegangan dan dimodelkan dengan menggunakan Matlab-Simulink, kemudian akan diuji apakah DVR tersebut dapat melindungi beban sensitif dari terjadinya kedip tegangan, Dynamic Voltage Restorer akan ditempatkan pada sisi 380 volt untuk melindungi beban sensitif. Pada DVR, DC storage adalah merupakan suatu elemen utama, dimana pada saat terjadi kedip tegangan, maka besar tegangan yang hilang akan dikompensasi melalui tegangan yang diperoleh dari DC storage tersebut menggunakan PWM inverter. Pada penelitian ini besar beban yang akan dilindungi akan divariasikan sehingga dapat diketahui pengaruh kondisi pembebanan terhadap pemulihan kedip tegangan yang terjadi. IV. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN Berikut adalah parameter-parameter yang diberikan pada simulasi DVR pada sistem tiga fasa. Sumber tegangan : 22 KV Daya transformator distribusi : 80 KVA Frekuensi: 50 Hz Tegangan lilitan primer : 20 KV Resistansi lilitan primer : 2,16 ohm Induktansi lilitan primer : 8,6 mH Tegangan lilitan sekunder : 380 V Resistansi lilitan sekunder : 0,02 ohm Induktansi lilitan sekunder : 0,08 mH 1123 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Resistansi dan reaktansi magnetisasi : 577 ohm, 577 ohm Daya transformator injeksi : 15 KVA Tegangan lilitan primer : 100 V Tegangan lilitan sekunder : 500 V Frekuensi carrier PWM : 5 KHz Beban sensitif : daya aktif bervariasi Daya reaktif induktif : 40 VAR Daya reaktif kapasitif : 10 VAR Setelah ditentukan nilai parameter-parameter untuk simulasi, selanjutnya dibentuk suatu model pengujian yang akan diuji menggunakan software Matlab Simulink dibentuk suatu usulan model seperti pada Gambar 4.1 berikut. Tegangan beban hasil pengukuran dalam simulasi diperoleh dari V2, akan menjadi sinyal masukan pada regulator tegangan. Pada regulator tegangan sinyal tersebut akan dikonversikan dari Vabc ke Vdq0, dengan tujuan mengubah tegangan bolak-balik menjadi komponen searah. Dengan membuat suatu tegangan referensi Vd dan Vq, maka akan dapat dibandingkan dengan tegangan masukan yang sudah terkonversi menjadi Vdq0. Hasil perbandingan antara Vdq0 hasil - DYNAMIC VOLTAGE RESTORER TIGA FASA DENGAN PI CONTROLLER Aa Vinj Vcrload Vsource Bb Cc Gangguan 1 A V6 C Plot Vsource B Plot Vcrload A Plot Vinj B Beban1 C Plot V8 Vsource2 Vavc_6 Aa To Workspace7 Bb V3 Beban2 c C c Vcontrol Uref Pulses B2 Bb Cc Cc V7 V2 C2 Aa Bb Transformator Injeksi Vabc_2 PWM Generator Beban Sensitif A1+ Regulator Tegangan C2+ V2 V8 Aa g C1 V1 C1+ V2 C B b B1 Sumber 3 fasa A a A2 C c b B2+ C B B1+ B b A2+ A a B a A1 A A + Energy Storage1 Scope A To Workspace8 Transformator 3 B C Vavc_5 C Vcrload2 V2 B Cc Vsumber vs Vbeban1 A Plot Complete A Aa A A Aa Discrete, Ts = 5.144e-006 s. B Bb B B Bb pow ergui C Cc C C Cc V5 LC Filter V4 - PWM IGBT Inverter Gambar 4.1. Model Simulink Dynamic Voltage Restorer 1124 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 konversi dengan Vdq0 referensi akan dimasukkan ke dalam PI Controller. Dari keluaran PI controller akan dikonversikan kembali dari Vdq0 menjadi Vabc, tegangan keluaran tersebut merupakan sinyal acuan terhadap PWM generator untuk membangkitkan sinyal terhadap inverter. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat metode pendeteksian kedip tegangan dengan menggunakan DVR. V beban Transformator injeksi V sumber Vabc Filter Vdq0 Vdref = 1 Vqref = 0 Vdq0 + PLL PWM PI Inverter Vabc Gambar 4.2 Teknik pengendalian DVR Struktur tersebut akan diimplementasikan dalam simulasi dan merupakan mask dari regulator tegangan seperti pada Gambar 4.3 berikut: BLOK PENGENDALI PI PI Controller d PI dref VBeban1 1 Demux PI dq0 0 1 abc qref PI Controller q 0 0 ref sin_cos Vcontrol dq0_to_abc Transformation VBeban111 VBeban2 1 abc V2 dq0 sin_cos Terminator abc_to_dq0 Transformation Selector Freq Sin_Cos wt Discrete Terminator1 Virtual PLL Gambar 4.3. Implementasi struktur pengendalian DVR pada Simulink Simulasi Dynamic Voltage Restorer tersebut akan diuji pada beban yang akan dilindungi dengan besar beban bervariasi mulai dari 5 KWatt sampai dengan 10 Kwatt, dan akan dilihat besar tegangan injeksi DVR dan nilai THD yang dihasilkan pada tegangan keluaran transformator injeksi DVR tersebut. Gangguan yang terjadi disimulasikan mulai dari 0,03 detik sampai 0,07 detik. 1125 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Pada Gambar 4.4 ditunjukkan tegangan sumber yang mengalami kedip tegangan sebesar 0,2 pu dan tegangan pada beban sensitif setelah dipasang DVR dengan besar tegangan DC konstan sebesar 140 volt. V Sumber 1 Voltage [pu] 0.5 0 -0.5 -1 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08 0,1 0,12 V Beban Sensitif 1.5 Voltage [pu] 1 0.5 0 -0.5 -1 -1.5 0 0,02 0,04 0,06 Time [s] Gambar 4.4. Tegangan sumber dan tegangan beban sensitif dengan daya beban 5000 watt dan Vdc = 140 volt Pada Gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa tegangan pada sisi beban yang dilindungi telah terjadi pemulihan kedip tegangan dari kondisi tegangan sumber pada fasa A mengalami kedip tegangan sebesar 0,2 pu dan pada sisi tegangan beban sensitif diperbaiki oleh DVR menjadi 1 pu, dengan demikian DVR tersebut sudah melakukan injeksi tegangan terhadap fasa yang mengalami penurunan nilai tegangan. Dengan besar tegangan dc inverter, diperoleh tegangan puncak keluaran sebesar 100 volt AC. Tegangan keluaran inverter tersebut setelah diukur nilai RMS menggunakan tools pada simulink discerete RMS values, diperoleh nilai puncak tegangan RMS sebesar 53,5 volt. Tegangan keluaran inverter tersebut selanjutnya akan melewati filter pasif sehingga akan diperoleh tegangan injeksi seperti pada Gambar 4.8 berikut. 30 30 Vinjeksi Fasa A Vinjeksi Fasa A 20 20 10 10 0 0 -10 -10 -20 -20 -30 0 0,02 -30 0 0,04 0,02 0,06 0,04 0,08 0,06 0,1 0,08 0,12 0,1 0,14 0,12 0,14 Gambar 4.5. Tegangan injeksi keluaran filter untuk daya beban 5000 watt. 1126 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Tegangan injeksi yang dihasilkan (merupakan tegangan keluaran dari filter) adalah tegangan respon sistem terhadap terjadinya kedip tegangan. Tegangan injeksi pada Gambar 4.8 tersebut dapat dilihat mengalami kenaikan setelah terjadinya penurunan nilai tegangan pada beban sensitif yaitu mulai 0,03 detik dan akan mengalami penurunan tegangan setelah kedip tegangan pada beban sensitif berakhir yaitu pada detik 0,07. Besar nilai tegangan puncak tegangan injeksi untuk daya beban 5000 watt diperoleh sebesar 28.6 volt. Hasil tegangan keluaran dari filter tersebut atau tegangan injeksi akan menuju transformator injeksi dengan perbandingan 1:5. Setelah melewati transformator injeksi, maka akan diperoleh suatu tegangan keluaran yang berada pada nilai 1 pu, dengan THDv sebesar 0,86% seperti pada Gambar 4.6 berikut. FFT window: 3 of 6.5 cycles of selected signal 1 0 -1 0.03 0.04 -3 x 10 0.05 0.06 Time (s) 0.07 0.08 Fundamental (50Hz) = 0.9937 , THD= 0.86% Mag 1.5 1 0.5 0 0 2 4 6 8 Harmonic order 10 12 14 Gambar 4.6. FFT Analysis gelombang keluaran transformator injeksi Hasil pengukuran untuk beban bervariasi dengan besar tegangan DC konstan sebesar 140 volt diperoleh pada Tabel 4.1 berikut. Data hasil pengukuran tersebut diperoleh dengan melakukan simulasi gangguan satu fasa ke tanah pada fasa A, dengan resistansi gangguan sebesar 10 ohm sehingga terjadi kedip tegangan pada fasa A untuk tegangan sensitif sebesar 0,2 pu Data hasil simulasi dipilih dengan karakteristik nilai tegangan pada fasa A atau tegangan pada fasa yang terganggu dan akan dipulihkan oleh DVR dengan cara menyuntikkan tegangan sehingga tegangan hasil pemulihan akan kembali pada nilai 1 pu dari tegangan yang mengalami kedip tegangan sebesar 0,2 pu dan THDv < 1 %, dengan lama waktu pemulihan untuk masing-masing beban diperoleh sebesar 0,1 mili sekon. Untuk masing-masing beban sensitif yang dilindungi dengan tegangan dc yang konstan akan tetap mempertahankan tegangan fasa A, fasa B dan fasa C pada nilai 1 pu. 1127 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Tabel 4.1. Hasil pengukuran DVR pada sistem tiga fasa dengan tegangan dc 140 V sumber tanpa DVR (pu) V beban dilindungi DVR (pu) volt. VA VB VC THDv Tegangan Beban (%) 28.6 1 1 1 0.86 0.03 s - 0.0301 s 54 30 1 1 1 0.61 0.03 s - 0.0301 s 1 54.2 30.5 1 1 1 0.56 0.03 s - 0.0301 s 1 55.6 31.4 1 1 1 0.64 0.03 s - 0.0301 s 1 1 57.3 32.1 1 1 1 0.55 0.03 s - 0.0301 s 0.8 1 1 57.8 32.8 1 1 1 0.58 0.03 s - 0.0301 s 8000 0.8 1 1 57.9 33.5 1 1 1 0.68 0.03 s - 0.0301 s 8500 0.8 1 1 59 34 1 1 1 0.61 0.03 s - 0.0301 s 9000 0.8 1 1 60.3 34.5 1 1 1 0.62 0.03 s - 0.0301 s 9500 0.8 1 1 60.6 34.9 1 1 1 0.64 0.03 s - 0.0301 s 10000 0.8 1 1 61.1 35.4 1 1 1 0.64 0.03 s - 0.0301 s Daya Beban (watt) VC Vout inverter (RMS) V fasa A injeksi (volt) VA VB 5000 0.8 1 1 53.5 5500 0.8 1 1 6000 0.8 1 6500 0.8 1 7000 0.8 7500 Waktu Pemulihan Terdapat tiga metode kompensasi kedip tegangan pada DVR, yaitu : metode pre-sag, metode in-phase dan metode optimasi energi. Pada model yang akan dianalisis dilakukan metode kompensasi dengan menggunakan in-phase, dimana pada metode ini tegangan yang akan dikompensasi sefasa dengan kedip tegangan yang terjadi. Deteksi fasa pada model ini menggunakan phase locked loop supaya tidak terjadi lompatan fasa antara tegangan sumber dengan tegangan hasil pemulihan. Tegangan injeksi DVR akan dipengaruhi oleh pertambahan beban yang akan dilindungi. Pada Tabel 4.2 tersebut ditunjukkan besar tegangan injeksi dengan Vdc konstan dengan nilai sebesar nilai maksimum yang dibutuhkan oleh daya yang terbesar. Dengan meningkatnya besar daya beban sensitif yang dilindungi maka besar tegangan keluaran inverter dan besar tegangan injeksi akan meningkat. Tegangan injeksi tersebut diperoleh dari tegangan yang diberikan oleh inverter. Inverter tersebut bekerja setelah memperoleh pulsa dari PWM, dimana PWM mendapat tegangan kontrol dari regulator tegangan yang berfungsi mendeteksi keadaan tegangan pada sisi beban sensitif atau beban yang dilindungi. PWM akan memperoleh sinyal sinusoidal hasil konversi dari Vdqo menjadi Vabc menggunakan transformasi Park. Pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 ditunjukkan grafik antara besar daya beban sensitif yang dilindungi terhadap besar tegangan keluaran inverter (RMS) dan grafik antara besar daya beban sensitif yang dilindungi terhadap tegangan keluaran filter pasif. 1128 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Tabel 4.2. Tegangan injeksi untuk masing-masing daya beban sensitif Daya Beban (watt) Vout inverter (RMS) V fasa A injeksi (volt) 5000 53.5 28.6 5500 54 30 6000 54.2 30.5 6500 55.6 31.4 7000 57.3 32.1 7500 57.8 32.8 8000 57.9 33.5 8500 59 34 9000 60.3 34.5 9500 60.6 34.9 10000 61.1 35.4 65 60 55 50 45 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 Vout Inverter RMS (volt) Daya Beban VS Vout Inverter (RMS) Daya Beban Sensitif (watt) Gambar 4.7. Grafik daya beban sensitif VS Vout inverter (RMS) 1129 _____________ ISSN 0853-0203 Daya Beban VS tegangan injeksi output filter 40 30 20 10 0 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 Tegangan Injeksi output filtter (volt) VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Daya Beban Sensitif (watt) Gambar 4.8. Grafik daya beban sensitif VS tegangan injeksi output filter V. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengujian terhadap suatu jaringan yang mengalami gangguan satu fasa ke tanah diperoleh hasil bahwa Dynamic Voltage Restorer dengan model yang diusulkan sudah dapat memulihkan tegangan menjadi 1 pu dengan lama waktu pemulihan kedip tegangan selama 0,1 mili detik dan tidak mengganggu fasa yang tidak terganggu 2. Filter pasif yang digunakan pada DVR tiga fasa dapat mengurangi THD tegangan keluaran inverter menjadi 4,06 % atau lebih kecil dari 5% dan dengan meningkatnya besar daya beban sensitif yang dilindungi, maka tegangan keluaran inverter dan tegangan keluaran dari filter pasif akan meningkat juga. DAFTAR PUSTAKA Dugan, Mc. Granaghan, Santoso, Beaty, “ Electrical Power System Quality”, Mc. Graw Hill, 2002. Heine, Pirjo, “ Voltage Sag Distributions Caused by Power System Faults”, IEEE Transaction on Power System, 2003. Kamble, Thorat, “ Voltage Sag : A Major Power Quality Issue”, India: Department of Electical Engineering Aurangabad. Bollen, Math, “ Voltage Sags”, Taylor and Francis Group, 2006. Fitzer, Barnes, “ Voltage Sag Detection Technique For a Dynamic Voltage Restorer” IEEE Transaction on Industry Applications, 2004. Wahab, Yusof, “ Voltage Sag and Mitigation Using Dynamic Voltage Restorer”, Elektrika, Vol. 8, No.2, 2006. 1130 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 Kumar and Nagaraju, “ Power Quality Improvement Using D-Statcom And DVR”, International Journal of Electrical and Power Engineering Medwell Journal, 2007 Nguyen and Saha, “Dynamic Voltage Restorer Against Balance Unbalance Voltage Sag : Modelling and Simulation”, IEEE, 2004 and Tumay et.al, “ Simulation and Modelling of A Dynamic Voltage Restorer”, Cukurova University, Turkey, 2005. Granaghan, “ Voltage Sags in Industrial System”, IEEE Transaction in ndustry Applications, 199 Patne, Thakre, “Factor Affecting Characteristic of Voltage Sag Due to Fault in the Power System” Serbian Journal Of Electrical Engineering, May 2008. El-Shennawy, Gammal, Ghazala, Moussa, “ Mitigation of Voltage Sags in a Refinery With Induction Motors Using Dynamic Voltage Restorer” European Journal Of Scientific Research, 2009. Won et.al, “A New Definition of Voltage Sag Duration Considering The Voltage Tolerance Curve”, IEEE Power Tech. Conference, 2003. Jurado, “Fuzzy Logic Control of A Dynamic Voltage Restorer”, IEEE, 2004.Benachaiba, Ferdi, “ Voltage Quality Improvement Using DVR”, Electrical Power Quality and Utilisation, Journal Vol. XIV, No. 1, 2008. Mohan, Undeland, Robbins, “ Power Electronics : Converters, Applications and Design”, John Wiley, 1995. Dahono, “An LC Filter Design Method for Single Phase PWM Inverter”, IEEE Catalogue No. 95TH8025, 1995. Rosli, Abdul Rahim, Sulaiman, “ Modelling And Simulation For Voltage Sag/ Swells Mitigation Using Dynamic Voltage Restorer”, Journal of Theoritical and Applied Information Technology, 2009. Benachaiba, “ Power Quality Improvement Using DVR” American Journal of Apllied Sciences, 2009. Dong-Myung Lee et.al, “ A Voltage Supporter Utilizing a PWM – Switched Autotransformer”, IEEE Transactions On Power Electronics Vol.22, No.2, March 2007. Kai Ding et.al, “A Novel Detection Method for Voltage Sags”, Second International Conference on Power Electronics Systems and Applications, 2006. Montgomery, “Design and Analysis of Experiments”, Wiley-India, 2007. 1131 _____________ ISSN 0853-0203 VISI (2012) 20 (3) 1113-1131 1132 _____________ ISSN 0853-0203