Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools PENGARAH Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, M.Sc Kepala BPPT Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc Deputi Kepala Bidang TIEM PENANGGUNG JAWAB Dr. M.A.M. Oktaufik, M.Sc Direktur PTKKE TIM PENYUSUN Dr. Ferdi Armansyah Riza, M.Eng. Prof. Dr. Hamzah Hilal, M.Sc. Dra. Endang Sri Hariatie Eka Rakhman P, S.T. Hani Yuniarto E.C, S.T. Agus Suhendra, A.Md. Wisman Abdul Wachid Syamroni, M.T. Desain Cover : AWeS INFORMASI Bidang Rekayasa Sistem Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) Gedung BPPT II, lantai 20 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Tlp. (021) 316 9754 Fax. (021) 316 9765 DAFTAR ISI Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Pengantar i iii iii v Bab-1 PENDAHULUAN 1 Bab-2 RANCANG BANGUN POWER QUALITY TOOLS 2.1 Dasar Teori DVR 2.1.1 Struktur Dasar DVR 2.1.2 Topologi dan Sistem Pengendalian 2.2 Tujuan, Persyaratan dan Spesifikasi Desain 2.2.1 Tujuan Umum 2.2.2 Persyaratan Desain 2.2.3 Justifikasi Persyaratan Desain 2.3 Desain Konseptual Hardware 2.3.1 Konfigurasi Sistem 2.3.2 Perangkat Kendali 2.4 Perhitungan Analitik Desain Hardware 2.4.1 Perhitungan Analitik Kelistrikan 2.4.2 Perhitungan Analitik Rangkaian Elektronika 2.5 Desain Rinci Hardware 2.5.1 Single Line Diagram 2.5.2 Rangkaian Skematik DVR 2.5.3 Printed Circuit Board (PCB) DVR 2.6 Desain Konseptual Firmware 2.7 Perhitungan Analitik Desain Firmware 2.7.1 DQ-Transform dan Invers DQ-Transform Untuk FPGA 2.7.2 Frekuensi Switching (Triangle Generator) 2.7.3 Sampling Rate 2.7.4 Frekuensi Phase-Locked Loop 2.8 Desain Rinci Firmware 2.9 Desain Konseptual Mekanikal DVR 2.10 Spesifikasi Prototip DVR 2.11 Sistem Penguji DVR 2.11.1 Struktur Dasar dan Konfigurasi VSG 2.11.2 Perangkat Pengendali VSG 2.11.3 Perhitungan Analitik Hardware VSG Pengembangan Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 3 3 3 4 6 6 6 7 8 8 11 13 13 14 20 20 21 22 22 24 24 28 29 29 29 31 32 33 33 38 40 i 2.11.4 Desain Rinci Hardware VSG 2.11.5 Desain Firmware VSG 40 41 Bab-3 PENGUJIAN PROTOTIP DVR 3.1 Hardware Minor Test 3.1.1 Pengujian Distribusi Catu Daya 3.1.2 Pengujian Akuisisi Data 3.2 Simulasi Firmware 43 43 43 47 51 Bab-4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1 Kesimpulan 4.2 Rekomendasi 53 53 53 Referensi 54 ii Pengembangan Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 2.1 2.2 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 Bipolar Full Scale dan Zero Scale 15 Logika Rangkaian H-Bridge Driver Adapter 19 Pengukuran Terminal Power Supply 44 Pengukuran Power Regulator 44 Pengukuran Tegangan Supply IC Analog 45 Pengukuran Tegangan Supply ADC MAX1202 46 Pengukuran Tegangan Base Optocoupler (VOP) 47 Pengukuran Tegangan Supply IC CMOS dan MOSFET/IGBT Driver 47 Pengukuran Linearitas RMS To DC Converter 50 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 Gambar 2.15 Gambar 2.16 Gambar 2.17 Gambar 2.18 Gambar 2.19 Gambar 2.20 Gambar 2.21 Gambar 2.22 Gambar 2.23 Gambar 2.24 Struktur Dasar DVR Topologi Kontrol DVR Sistem Kendali DVR Konfigurasi DVR Akuisisi Sinyal Sinusoida Sistem Kendali FPGA Sistem Penginjeksi Tegangan Kompensasi Xilinx Spartan3AN Starter Kit Konversi input bipolar ADC MAX1202 Rangkaian Penguat Differential Unity Untuk Sine Capturer Rangkaian RMS-to-DC Converter Rangkaian Zero Crossing Karakteristik Input-Output Rangkaian Zero Crossing Detector Rangkaian Digital H-Bridge Driver Adapter Rangkaian Driver MOSFET Single Line Diagram DVR Rangkaian Skematik DVR Printed Circuit Board (PCB) DVR Konsep Firmware DVR Input Jala-jala Yang Mengalami Sag/Swell Keluaran DQ-Transform Keluaran Invers DQ-Transform Tegangan Yang Telah Diperbaiki Grafik Sine-Cosine Look Up Table Pengembangan Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools iii 3 5 5 8 9 10 11 12 15 16 16 17 18 19 20 21 22 23 24 26 27 27 28 29 Gambar 2.25 Gambar 2.26 Gambar 2.27 Gambar 2.28 Gambar 2.29 Gambar 2.30 Gambar 2.31 Gambar 2.32 Gambar 2.33 Gambar 2.34 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Keluaran Triangle Wave Generator Firmware FPGA Untuk DVR Desain Konsep Mekanikal DVR Single Line Diagram VSG Sistem Kendali VSG Microcontroller ATMEL ATMega8535 Modul Sistem Minimum Berbasis ATMega8535 Kaki dan Fungsi Kaki ATMega8535 Rangkaian Skematik VSG Konsep Firmware VSG Pengujian Prototip DVR Pengujian Minor Pada Board DVR Pengukuran Tegangan Pada Kaki Positif IC Analog Pengukuran Tegangan Pada Kaki Negatif IC Analog Pengukuran Pada Supply Positif ADC Pengukuran Pada Supply Negatif ADC Pengukuran VOP Pengukuran VDD Pada IC CMOS dan MOSFET/IGBT Driver Pengakuisisian Sinyal Sinus Jala-jala Sumber Analisis Tegangan Sinyal Sinus Di Input ADC Konversi Sinyal Sinus Menjadi Sinyal Persegi Analisis Sinyal Persegi Untuk ADPLL Pengukuran Linieritas Antara Tegangan AC Dengan Tegangan DC Gambar 3.14 Konfigurasi Firmware Khusus Untuk Pengujian Pengolahan Data DVR Gambar 3.15 Hasil Simulasi Firmware Pengujian Pengolahan Data DVR iv Pengembangan Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 30 32 34 36 37 38 38 39 41 41 43 44 45 45 46 46 47 48 48 49 49 50 50 51 52 Pengantar Permasalahan umum kelistrikan, antara lain harmonisa, variasi tegangan jangka pendek (sags, swells, dan intruptions) variasi tegangan jangka panjang (undervoltages, overvoltages, dan intruptions), transient, ketidakseimbangan, variasi frekensi, dan lain-lain dapat menyebabkan beberapa permasalahan kepada konsumen yang memerlukan tingkat kualitas daya listrik yang tinggi untuk proses industri dan penggunaan peralatan listrik di rumah-rumah. Di antara berbagai macam fenomena gangguan, yang paling banyak terjadi adalah kerdip tegangan (Dip), yaitu turunnya tegangan tiba-tiba dalam waktu kurang dari 1 cycle hingga beberapa cycle. Namun, hanya karena durasi gangguan beberapa ms tersebut dapat menyebabkan produksi berhenti. Penyebab dari gangguan kerdip tegangan 80% adalah karena faktor alam, seperti petir, pohon tumbang atau ranting yang mengenai jaringan distribusi dsbnya. Penyebab lainnya adalah karena adanya beban-beban besar yang masuk ke jaringan. Upaya untuk mengurangi dampak fenomena gangguan kualitas daya (power quality) tersebut diantaranya dengan membuat PQ Tools dengan pemanfaatan teknologi yang digunakan yaitu Dynamic Voltage Restorer (DVR). Durasi gangguan yang dapat diatasi oleh DVR hanya beberapa detik. Lebih dari itu harus digunakan UPS. Namun UPS untuk membackup power supply untuk sebuah pabrik/plant akan membutuhkan kapasitas baterei yang sangat besar dan harganya mahal, sehingga untuk mengatasi kerdip tegangan, DVR lah yang paling baik. Seperti telah diketahui bahwa permasalahan terbesar pada sektor industri adalah kerdip tegangan (Dip/Voltage Sag), dimana hanya karena durasi gangguan beberapa millidetik tersebut dapat menyebabkan produksi berhenti. Sebagai contoh di-Amerika sejak awal tahun 90-an telah dilakukan riset yang dilakukan oleh US National Power Laboratory (Division of Best Power Technology, Wisconsin) selama hampir 5 tahun (1990 s.d. 1995) menyatakan bahwa pengganggu atau perusak perangkat akibat masalah tegangan tercatat hampir 50 gangguan perbulan. Tahun 1990 dari Survey di Amerika beberapa gedung komputer ditemukan 23% nya arus dikabel netral besarnya di atas arus kabel phase bahkan beberapa di atas kemampuan kabel netralnya sendiri. Di Amerika tahun 1990 diperkirakan mengalami kerugian diberbagai sektor sebanyak 26 milyar dollar gara-gara masalah power quality dan terhentinya operasi New York Airport yang menghebohkan bulan September 1991 akibat power quality. Pengembangan Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools v Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Bab-1 PENDAHULUAN Pengoperasian sistem tenaga listrik secara ekonomis dan efisien sangatlah penting untuk dapat memperoleh keuntungan dan mengembalikan modal investasi. Efisiensi yang maksimum akan dapat mengurangi biaya produksi setiap kilowatthour (kWh) yang diproduksi dan disalurkan kepada pelanggan. Energi listrik yang dibangkitkan idealnya didistribusikan dengan tingkat losses yang serendah mungkin dan keandalan dan kualitas yang sebaik mungkin. Saat ini losses pada jaringan distribusi masih relatif cukup besar dan keandalan serta kualitas yang diterima pelanggan, terutama pelanggan dari sektor industri, masih belum memuaskan. Jenis gangguan yang mempengaruhi keandalan dan kualitas tenaga listrik bermacam-macam, sehingga langkah penanganannya pun tidak sama. Selain itu durasi atau lamanya gangguan juga akan mempengaruhi pemilihan jenis alat untuk mengatasi gangguan tersebut. Diantara berbagai macam fenomena gangguan, yang paling banyak terjadi adalah kedip tegangan (dip), yaitu turunnya tegangan secara tiba-tiba (sag) dalam waktu kurang dari 1 cycle hingga beberapa cycle gelombang listrik arus bolak-balik jala-jala. Namun, hanya karena durasi gangguan beberapa milisecond tersebut dapat menyebabkan produksi berhenti. Penyebab dari gangguan kedip tegangan 80% adalah karena faktor alam, seperti petir, pohon tumbang atau ranting yang mengenai jaringan distribusi dan lain sebagainya. Penyebab lainnya adalah karena adanya beban-beban besar yang masuk ke jaringan. Seperti telah diketahui bahwa permasalahan terbesar pada sektor industri adalah kedip tegangan (dip/voltage sag), dimana hanya karena durasi gangguan beberapa millidetik tersebut dapat menyebabkan produksi berhenti. Sebagai contoh di Amerika Serikat sejak awal tahun 90-an telah dilakukan riset yang dilakukan oleh US National Power Laboratory (Division of Best Power Technology, Wisconsin) selama hampir 5 tahun (1990 s.d. 1995) menyatakan bahwa pengganggu atau perusak perangkat akibat masalah tegangan tercatat hampir 50 gangguan perbulan. Tahun 1990 dari survey di Amerika Serikat beberapa gedung komputer ditemukan 23%-nya arus dikabel netral besarnya di atas arus kabel fasa bahkan beberapa di atas kemampuan kabel netralnya sendiri. Di Amerika Serikat tahun 1990 diperkirakan mengalami kerugian diberbagai sektor sebanyak 26 milyar US Dollar hanya karena masalah power quality dan terhentinya operasi New York Airport yang menghebohkan bulan Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 1 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools September 1991 juga akibat power quality. Untuk mengatasi masalah kedip tegangan tersebut, diperlukan suatu perangkat power quality yang disebut sebagai Dynamic Voltage Restorer (DVR). Perangkat DVR mampu mengatasi gangguan kelistrikan dengan durasi beberapa detik. Lebih dari itu, diharuskan menggunakan Uninterruptible Power Supply (UPS). Namun, aplikasi UPS sebagai cadangan catu daya untuk sebuah pabrik/plant akan membutuhkan kapasitas baterei yang sangat besar dan harganya mahal, sehingga dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Oleh karena itu, jika hanya untuk mengatasi kedip tegangan, DVR lah yang paling efisien. Dalam melakukan rancang bangun DVR, kami melakukan metode perekayasaan sebagai berikut: i. Studi literatur Mengkaji semua informasi yang dibutuhkan untuk mendesain DVR seperti dasar rangkaian listrik, elektronika, sistem DVR yang telah ada, standar internasional, dan lain-lain. ii. Design requirement dan spesifikasi Persyaratan validasi DVR yang menyangkut marketing requirements, engineering requirements, serta menentukan spesifikasi desain yang dibuat. iii. Desain awal (konseptual) Mengkonsep desain DVR berdasarkan studi literatur serta persyaratan dan spesifikasi desain. iv. Desain rinci Mendesain skematik, PCB, jalur pengawatan dan perkabelan, dan cubicle berdasarkan konsep desain yang disepakati. Melakukan proses prototyping dan perakitan sistem. v. Pengujian Menguji dan memverifikasi apakah prototip DVR sudah sesuai dengan konsep desainnya. Jika diperlukan, akan ada perubahan-perubahan untuk meningkatkan performa sistem dan mengeliminasi kekurangankekurangannya. 2 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Bab-2 POWER QUALITY TOOLS 2.1.1 Struktur Dasar DVR Dynamic Voltage Restorer (DVR), juga disebut sebagai Serie Voltage Booster (SVB) atau Static Serie Compensator (SSC), adalah perangkat yang memanfaatkan solid state (atau statis) komponen elektronika daya, dan dihubungkan secara seri dengan distribusi jala-jala primer. DVR menyediakan tegangan tiga fasa yang terkendali, dimana besaran vektor (amplitudo dan sudut) ditambahkan ke tegangan sumber untuk mengembalikan tegangan beban pada saat terjadi kedip tegangan (sag). Gambar 2.1 Struktur Dasar DVR Struktur dasar dari DVR dijelaskan pada Gambar 2.1. Struktur ini dibagi menjadi enam bagian: 1. Energy Storage Unit: Digunakan untuk penyimpanan energi dalam bentuk arus searah (DC). Baterai atau penyimpanan energi magnet superkonduktor (SMES) atau kapasitor super dapat digunakan sebagai perangkat penyimpanan energi. Unit ini bertugas memasok kebutuhan daya nyata sistem ketika DVR digunakan untuk kompensasi. 2. Capacitor: DVR memiliki kapasitor filter besar untuk menstabilkan tegangan DC input untuk inverter. 3. Inverter: Sistem inverter digunakan untuk mengkonversi dari tegangan DC ke bentuk AC. Inverter sumber tegangan (VSI) dengan tegangan rendah, arus tinggi, dan transformator step-up penginjeksi digunakan untuk tujuan ini dalam teknik kompensasi DVR. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 3 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 4. Filter Pasif: Penyaring/filter digunakan untuk mengubah bentuk gelombang PWM inverter menjadi gelombang sinusoidal murni. Hal ini dicapai dengan menghilangkan komponen harmonik yang tidak diinginkan yang dihasilkan oleh VSI. Komponen harmonik orde tinggi akan mendistorsi kompensasi tegangan output. 5. By-Pass Switch: Ini digunakan untuk melindungi inverter dari lonjakan arus saat terjadi kegagalan unit. Dalam hal kesalahan atau hubungan pendek pada bagian hilir (sekunder trafo injeksi), perubahan DVR ke dalam kondisi bypass dimana Inverter VSI dilindungi dari arus berlebih yang mengalir melalui saklar semikonduktor daya. Rating inverter DVR menjadi faktor pembatas normal arus beban gulungan primer dan dipantulkan ke gulungan sekunder dari seri penyisipan transformator. Untuk arus yang melebihi rating, skema by-pass ini dibuat untuk melindungi perangkat elektronik VSI. 6. Transformer Tegangan Penginjeksi: Dalam sistem tiga fasa, baik tiga transformator fasa-tunggal atau satu unit transformator tiga fasa dapat digunakan untuk menginjeksi tegangan pengkompensasi. 2.1.2 Topologi dan Sistem Pengendalian Tujuan dari skema kendali adalah menjaga konstan besarnya tegangan sumber dibawah gangguan sistem pada titik di mana beban sensitif tercatu. Kontrol hanya mengukur tegangan rms pada titik beban, dgn kata lain, tidak ada pengukuran daya reaktif yang diperlukan. Fasor referensi memiliki tiga komponen: fasa, frekuensi dan nilainya. Selama operasi jaringan normal, semua akan bervariasi untuk beberapa derajat. Dalam fasa tunggal dan tiga konverter daya DC/AC, biasanya menggunakan teknik Pulse Width Modulation (PWM). Secara umum DVR memiliki dua skema kontrol atau topologi, loop terbuka dan loop tertutup seperti yang ditunjukkan Gambar 2.2. Sistem kontrol DVR memainkan peran penting, dengan persyaratan respon yang cepat dalam menghadapi kedip/sag tegangan dan variasi beban terhubung. Diagram blok dari sistem kontrol yang digunakan DVR ditunjukkan pada Gambar 2.3. 4 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Gambar 2.2 Topologi Kontrol DVR, open loop (atas) dan close loop (bawah) Gambar 2.3 Sistem Kendali DVR Fase tegangan dikunci menggunakan Phase-Locked Loop (PLL). Rangkaian PLL ini digunakan untuk menghasilkan gelombang sinusoidal yang sefase dengan tegangan listrik jala-jala. Supaya mempermudah pengendalian tegangan tiga fasa, maka diperlukan transformasi untuk mengubah besaran tiga fasa menjadi dua variabel yang disebut DQ Transform. Rurmus DQ Transform adalah sebagai berikut: Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 5 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Sedangkan untuk mengembalikan nilai dua variabel D dan Q menjadi besaran tiga fasa adalah dengan menggunakan rumus Invers DQ Transform dimana: 2.2 Tujuan, Persyaratan dan Spesifikasi Desain 2.2.1 Tujuan Umum Melakukan rancang bangun pembuatan prototip DVR untuk mengatasi masalah kedip tegangan. Sasaran dari kegiatan ini adalah mengatasi gangguan kedip tegangan pada sistem tenaga listrik skala industri. 6 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.2.2 Persyaratan Desain Prototip DVR yang akan didesain harus memnuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Minimal berkapasitas 10 kWatt. 2. Untuk sistem jala-jala 3-fasa 220V/380V 50 Hz. 3. Mampu mengatasi kedip tegangan yang memiliki durasi dari 0 milidetik hingga 1000 milidetik. 4. Memiliki antarmuka manusia-mesin supaya mudah dimonitor dan direkonfigurasi. 5. Lebih murah daripada UPS pada rating dan kapasitas yang sama. 2.2.3 Justifikasi Persyaratan Desain Justifikasi dari persyaratan diatas adalah sebagai berikut: 1. Sistem harus memiliki rangkaian penginjeksi tegangan pada setiap fasanya supaya mengembalikan gangguan menjadi normal. Perangkat penginjeksi berupa transformator yang dipasang seri dengan jala-jala. Transformator dirancang supaya mampu mengembalikan kondisi tegangan jala-jala ke 220 V per fasa atau 380 V antar fasa [klausul no.1 dan 2]. 2. Sistem harus dapat mensampling jala-jala dengan cukup cepat dan banyak supaya responsif (merespon dengan cepat) [klausul no.3]. 3. Karena harus mengkompensasi jala-jala 3-fasa, maka sistem harus menggunakan algoritma DQ dan Invers DQ Transform [kalusul no.2] 4. Sistem menggunakan perangkat periferal display dan input [klausul no.4] 5. Sistem jangan menggunakan baterai sebagai penyimpan energi pengkompensasi [klausul no.5] Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 7 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.3 Desain Konseptual Hardware 2.3.1 Konfigurasi Sistem v v s L Voltage Sag Generator LOAD C f R C f L VLU VST PT 220 : 6 PT 220 : 6 Voltage Buffer Voltage Buffer PT 220 : 6 Voltage Buffer ADC ADC C f g1-pu g1-pv g1-nu g1-nv g2-pu g2-nu PWM1-u PWM1-v Enable1 PT 220 : 6 f R f L f g2-pv g2-nv Vcc f g3-pu g3-pv g3-nu g3-nv Vcc g1-pu g1-pv g1-nu g1-nv Gate Drive-1 PWM2-u PWM2-v Enable2 Vcc Gate Drive-2 g2-pu g2-pv g2-nu g2-nv PWM3-u PWM3-v Enable3 g3-pu g3-pv g3-nu g3-nv Gate Drive-3 Voltage Buffer ZERO CROSSING RMS To DC R L VSR VSS f f Sine Cosine LUT ADPLL FPGA ADC RAM Komunikasi USB2.0 Dengan Industrial-PC ADC CONTROL UNIT Gate enable signal qS qS v*d vd d-q transform vq Dvd -+ Dvq + Inverse d-q transform - Fuzzy Inference System Dv Gcomp x PWM GENERATOR PWM1, PWM2, PWM3 Dv’ 0v Gambar 2.4 Konfigurasi DVR Konfigurasi DVR diatas terdiri dari beberapa subsistem: 1. Subsistem akuisisi data tegangan sumber 3 fasa dan tegangan beban Keterangan untuk gambar di atas adalah sebagai berikut: a. Tegangan sumber VS fasa R, S dan T di-stepdown oleh Potensial Transformer. b. Kemudian ketiga sinyal sinus tersebut dikondisikan hingga masuk dalam range maksimum input ADC agar dapat dibaca valid. c. Selain dibaca ADC, semua sinyal juga dilewatkan ke komparator (rangkaian Zero Crossing Detector) untuk menghasilkan sinyal kotak/persegi dengan frekuensi yang sama dengan sinusnya. Sinyal ini digunakan untuk Phase-Locked Loop (PLL) yang fungsinya untuk mensinkronkan tegangan injeksi kompensasi dengan tegangan beban. d. Ketiga sinyal sinus dikonversi menjadi data digital oleh ADC. 8 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools VST PT 220 : 6 Voltage Buffer VSR VSS PT 220 : 6 Voltage Buffer PT 220 : 6 Voltage Buffer ZERO CROSSING ADC ADC To FPGA ADC From FPGA To FPGA Gambar 2.5 Akuisisi Data Sinyal Sinusoida Tegangan Jala-jala Supaya proses injeksi kompensasi tepat hasilnya, maka sistem juga mensensing tegangan beban. Jadi rangkaian diatas dibuat kembar, satu bagian untuk mensensing tegangan sumber dan lainnya untuk mensensing tegangan beban. 2. Subsistem kendali dan pengolah data (FPGA) Perangakat kendali yang digunakan DVR adalah Field Programmable Gate Array (FPGA). FPGA merupakan chip yang berisi jutaan gerbang logika yang mana karakteristik dan hubungan antar gerbang logikanya dapat dikonfigurasi ulang setiap waktu. Sehingga FPGA mampu mengendalikan sistem dengan sangat cepat, fleksibel, dan berperforma tinggi karena berbasis perangkat keras (gerbang logika). Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 9 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools { DD vv RULES From ZCD d d 0 . 05 Vd 0 . 02 Vd Start kompensasi Stop kompensasi setelah melewati 0.5 cycle stop Sine Cosine LUT ADPLL FPGA RAM Komunikasi USB2.0 Dengan Industrial-PC To ADCs From ADC RMS-to-DC CONTROL UNIT Gate enable signal qS vd From ADC Vs 3-phase d-q transform qS v*d vq Dvd -+ Dvq + - Inverse d-q transform Fuzzy Inference System Dv Gcomp x PWM GENERATOR PWM1, PWM2, PWM3 Dv’ 0v Gambar 2.6 Sistem Kendali Berbasis FPGA Keterangan gambar di atas adalah sebagai berikut: a. Pengendali utama adalah FPGA dan yang memberi komando paling awal adalah blok ADPLL. Karena dari blok ADPLL-lah proses kompensasi tegangan beban dimulai. Pertama-tama ADPLL mendeteksi pulsa kotak persegi dari rangkaian Zero Crossing Detector (ZCD). Setelah PLL berhasil mengunci frekuensi jala-jala (beban), maka ADPLL memberi perintah ke ADC untuk mensampling tegangan semua fasa. Bersamaan dengan itu ADPLL juga memerintahkan blok SINE-COSINE LOOK-UP-TABLE agar mengeluarkan nilai Sin θ dan Cos θ sesuai dengan θ yang ditunjuk ADPLL saat itu untuk diolah di blok DQ-transform dan invers DQ-transform. b. Pada blok SINE-COSINE LOOK-UP-TABLE (SIN COS L.U.T.) inputnya berupa sudut θ. Outputnya ada dua: Output Sinus dan Cosinus. c. Blok PWM GENERATOR bagiannya terdiri dari TRIANGLE GENERATOR yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal segitiga yang digunakan sebagai acuan frekuensi switching. COMPARATOR untuk menandingkan sinyal segitiga dengan sinyal referensi pengkompensasi/injector supaya menjadi sinyal PWM (Pulse-Width Modulation). d. Blok CONTROL UNIT sebagai inti dari pengendali utama, yakni yang memerintahkan blok per blok melakukan operasinya sesuai tanda yang diberikan ADPLL. e. Blok FUZZY INFERENCE SYSTEM adalah sistem kendali Fuzzy Logic untuk mengatur penguatan sinyal pengkompensasi/injector supaya nilai Vd beban sama seperti acuan/referensinya. 10 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools f. Blok DQ-TRANSFORM berfungsi untuk mentransformasikan besaran 3-fasa menjadi Vd dan Vq. Dimana Vq harus sama dengan nol dan Vd harus sama dengan Vmaximum jala-jala (220√2 V). g. Blok INVERS DQ-TRANSFORM berfungsi untuk mentransformasikan Vd kompensasi dan Vq kompensasi menjadi besaran 3-fasa. h. Sistem mulai melakukan kompensasi apabila VD error melebihi 0,05 kali VD referensi. i. Sistem akan berhenti mengkompensasi apabila VD error kurang dari 0,02 VD referensi setelah melewati 0,5 cycle stop. 3. Subsistem penginjeksi tegangan kompensasi (inverter) v v s L Voltage Sag Generator LOAD C f R C f L f R C f L f g1-pu g1-pv g1-nu g1-nv g2-pu f R f L f g2-pv f g3-pu g3-pv g3-nu g3-nv PWM1-u PWM1-v FPGA PWM2-u PWM2-v PWM3-u PWM3-v g2-nu g2-nv Vcc Vcc PWM3-u PWM3-v Gate Drive-3 g3-pu g3-pv g3-nu g3-nv PWM2-u PWM2-v Gate Drive-2 Vcc g2-pu g2-pv g2-nu g2-nv PWM1-u PWM1-v Gate Drive-1 g1-pu g1-pv g1-nu g1-nv Gambar 2.7 Sistem Penginjeksi Tegangan Kompensasi Keterangan untuk gambar di atas adalah sebagai berikut: a. FPGA mengirim sinyal PWM ke IGBT Driver U, V dan W. b. Di IGBT Driver sinyal dari FPGA diisolasi kemudian level tegangannya diubah menjadi +15 Volt dan – 8 Volt supaya IGBT bisa ON dan OFF secara sempurna. c. Oleh IGBT tegangan DC hasil penyearahan tegangan beban oleh Bridge 3fasa, dikonversi menjadi tegangan AC dengan menggunakan teknik switching PWM. d. Sinyal switching kemudian difilter oleh rangkaian LC seri sehingga muncullah sinyal sinusoidal. Sinyal sinusoidal tersebut diinjeksikan melalui trafo step-up penginjeksi untuk mengkompensasi tegangan beban. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 11 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.3.2 Perangkat Kendali FPGA tidak dapat berdiri sendiri sebagai perangkat pengendali. FPGA baru akan dapat berfungsi apabila dirancang sebagai modul sistem minimum. Dalam hal ini, modul FPGA yang digunakan sebagai pengendali DVR ini adalah Spartan3AN Starter Kit Board dari Xilinx Gambar 2.8 Xilinx Spartan3AN Starter Kit Spesifikasi FPGA Starter Kit: 1. FPGA Chip XC3S700AN-4FGG484C Dengan fitur-fitur sebagai berikut: 700000 Logic Gates, 1472 Configurable Logic Blocks, 92 Kbits distributed RAM, 360 Kbits block RAM, 20 dedicated multipliers, 372 User I/O, 8 Mbits In-System Flash 2. 50 MHz On-board Oscillator 3. Auxilliary Clock Oscillator Socket 4. SMA Clock Input 5. 16X2 Character LCD HD44780 Compatible 6. VGA display port 7. DTE and DCE RS-232 port 8. PS/2 Mouse / Keyboard port 9. 14-bit Bipolar Dual Channel ADC SPI interface 10. 14-bit Quad Channel DAC SPI Interface 11. 32 Mbits Parallel NOR Flash 12. 32 Mbits SPI Flash PROM 12 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 13. 512 Mbits DDR SDRAM 14. 10/100 Ethernet Physical Layer 15. Stereo Audio Connector 16. 4 Slide Switches 17. 4 Push Button 18. Knob Rotary with Push On 19. 8 LED 20. 55 General Purpose I/O 2.4 Perhitungan Analitik Desain Hardware 2.4.1 Perhitungan Analitik Kelistrikan a. Komponen Listrik Dan Semikonduktor Sesuai spesifikasi final pada Technical Note 7 PQ211, bahwa kapasitas daya DVR yang didesain adalah 10 kiloWatt. Karena menggunakan sistem jala-jala 3-fasa, maka per fasanya memiliki kapasitas: Daya per fasa = Kapasitas / 3 fasa = 10000 / 3 = 3333,33 Watt. Sedangkan tegangan kerja per fasa adalah 220 Volt atau tegangan kerja antar fasa adalah 380 Volt, karena Vfasa-fasa = √3 x Vfasa-netral. Sehingga arus per fasa dapat dihitung dengan rumus: I=P/V = 3333,33 / 220 = 15,15 Ampere Dengan diketahuinya besar arus, maka dapat ditentukan ukuran kawat atau kabel. Sehingga kabel yang digunakan harus memiliki kapasitas minimal 220 Volt / 20 Ampere. Kemudian, komponen semikonduktor yang digunakan haruslah memiliki rating minimal 3 X tegangan kerja dan 2 X arus kerja. Bridge yang digunakan adalah 600 Volt / 90 Ampere, karena arus AC yang disearahkan adalah 3 X arus perfasa dengan safety factor 2. Perhitungannya dari Imax x 3 fasa x factor 2 = 15,15 x 6 ≈ 90 Ampere. Begitu pula untuk komponen MOSFET haruslah memiliki rating 600 Volt / 30 Ampere. b. Performa DVR Mengenai kemampuan DVR, jika menggunakan Electrolytic Double Layer Capacitor 520 Volt / 11 Farad memiliki energi sebesar: Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 13 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools W = 0.5 x C x V2 = 0.5 x 11 x 520 x 520 = 1487200 Joule max Karena DVR ini memiliki kapasitas 10 kWatt, dan diasumsikan efisiensi inverter dengan beban ringan adalah 20%, maka kemampuan DVR untuk meng-coverage Sag/Swell yang muncul adalah sebesar: Wxη=Pxt 1487200 x 0,2 = 10000 x t t ≈ 30 detik max Dengan nilai t sebesar itu maka dengan men-spesifikasikan kemampuan DVR untuk meng-coverage Sag/Swell selama 1 detik adalah wajar dan memenuhi persyaratan teknis. c. Filter L-C Filter output DVR yang digunakan harus mampu memfilter frekuensi switching MOSFET. Frekuensi yang digunakan untuk switching dan sampling adalah 25600 Hz. Supaya untuk menghilangkan efek aliasing, maka frekuensi filter cut-off yang dibutuhkan adalah setengah dari frekuensi sampling/switching. Dalam hal ini adalah 12800 Hz (karena 25600 dibagi 2). Berdasarkan perhitungan filter LC Butterworth orde-2 secara online dari situs http://www-users.cs.york.ac.uk/~fisher/lcfilter/, maka induktor yang digunakan adalah 33 uH dan kapasitor 10 uF untuk setiap fasanya. 2.4.2 Perhitungan Analitik Rangkaian Elektronika a. Blok Akuisisi Data Pada gambar 2.3, tegangan sumber dan beban dari jala-jala 220 VAC diturunkan oleh trafo stepdown menjadi 6 VAC. Sedangkan yang ingin dibaca tegangannya oleh ADC bukanlah nilai RMS-nya, melainkan nilai per θ periodenya. Sehingga pada suatu saat akan muncul nilai tegangan puncak yang ingin dibaca. Nilai tegangan puncak (maksimum) dari 6 VAC adalah: Vmax = Vrms x √2 = 6 x 1,414 = 8,48 Volt. Maka untuk bisa membaca 8,48 Volt, sinyal harus disesuaikan dengan referensi ADC. Selain bisa membaca range tegangan tersebut, ADC ini juga harus mampu mensampling dengan sangat cepat. Dari pemilihan ADC yang 14 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools sesuai, maka ADC yang bisa diterima spesifikasinya adalah MAX1202 dari MAXIM (Texas Instruments). Sinyal input bipolar yang bisa dibaca oleh ADC MAX1202 adalah ±2.048 Volt. Oleh karena itu tegangan keluaran dari transformator dilewatkan ke rangkaian voltage divider dengan faktor pembagi 8,5 supaya tegangan maksimumnya menjadi 1 Volt. Supaya faktor pembaginya 8,5, maka resistor input yang dipilih adalah 7k5 ohm dan resistor output-nya adalah 1k ohm (sebab Vout = 1k/(1k +7,5k) Vin). Konversi sinyal AC oleh ADC MAX1202 adalah sbb: Tabel 2.1 Bipolar Full Scale dan Zero Scale Dari tabel di atas maka konversi ADC untuk input bipolar adalah: Data 12-bit = (±Vin/2.048) x 2048. V in ADC in +2,048 V +1,5 V +1,5 V 0V 0V –1,5 V -1,5 V -2,048 V Gambar 2.9 Konversi input bipolar ADC MAX1202 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 15 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Misal tegangan input AC yang dibaca melanting dari nilai minimum –1,5 volt hingga maksimum +1,5 volt. Maka data hasil konversinya adalah: Vmin = – 1,5 volt Data = (– 1,5/2.048) x 2048 – 1500 atau A24 Hexa. Vmax = + 1,5 volt Data = (1,5/2.048) x 2048 1500 atau 5DC Hexa. b. Blok Sine Capturer Sebelum diturunkan tegangannya oleh rangkaian voltage divider, keluaran trafo stepdown harus melalui rangkaian penguat differential unity untuk mengkopling/meneruskan sinyal AC-nya saja. Sebab sinyal dengan unsur DC dari trafo sekunder dapat merusak komponen semikonduktor. Oleh karenanya, rangkaian penguat differential unity dapat digambarkan sebagai berikut: T4 115V 6V 0V 0V 115V 6V +12V R90 10K C100 470nF R81 10K NETRAL R78 39K 0V 0V C101 BLOCK AVB 1,5/2/6 5 R82 10K 470nF 6 R87 10K B 7 U21B TL084N 11 1 2 4 LOAD_R -12V AGND Gambar 2.10 Rangkaian Penguat Differential Unity Untuk Sine Capturer Rangkaian tersebut menguatkan selisih (differential) sinyal AC dari kutub 6V dengan kutub 0V trafo stepdown sekunder sebesar 1 X (unity). Sehingga dipilihlah nilai Ri dan Rf yang sama, yakni 10K. Resistor 39K adalah resistansi terminasi yang dihitung dari penggunaan kapasitor kopling 470 nF dan Rf/Ri 10K. Rangkaian diatas dikenal dengan rangkaian Sine Capturer. c. Blok RMS-To-DC Converter Selain disampling data amplitudonya, juga disampling data Root Mean Square (akar rata-rata) dari sinyal sinusoidal tersebut menggunakan rangkaian RMS-to-DC converter seperti yang ditunjukkan oleh gambar rangkaian berikut ini: 16 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools AGND +12V C21 C39 R16 10K AGND 2 10uF COM VIN +VS R22 3 CF OUT 390 -12V 4 -VS CAV C9 C15 100nF AD736JN C24 33uF +12V 7 6 5 100nF R28 8 C36 100nF R37 4 CC 1K R29 1K 20K 2 3 R34 20K A 11 U2 1 R40 1 U5A 5K6 TL084N C51 10nF CH0 AGND -12V AGND 10uF Gambar 2.11 Rangkaian RMS-to-DC Converter Rangkaian tersebut berfungsi untuk mendapatkan nilai RMS sekunder trafo dengan skala 1:2000. Jadi tegangan jala-jala 220VAC akan dikonversi menjadi 0.11VDC kemudian dikuatkan 20 kali menjadi 2.2 VDC. Perhitungan analitiknya adalah sebagai berikut: 1. Tegangan trafo primer 220VAC diturunkan menjadi 6VAC. 2. IC AD736JN memiliki range input maksimum sebesar 200 mVAC. 3. Dengan range input sebesar 200mVAC, supaya dapat dibaca maka sinyal masukan setidaknya dibagi dengan faktor 2. 4. Supaya linier maka diasumsikan 220VAC direpresentasikan oleh 110mVAC (1:2000). Sehingga sinyal dari trafo stepdown sekunder yang masuk IC AD736JN dilewatkan ke rangkaian voltage divider dengan nilai resistor Ri = 10K dan Ro = 390 ohm. Karena Vin = Vsec*0.5*390/(10K+390) = 6*0.5*390/10390 = 0.113 Volt. 5. Error perhitungan = (0.113 – 0.11) / 0.11 * 100% = 2.73%. d. Blok Zero Crossing Detector Selain sistem pembacaan tegangan jala-jala, blok Akuisisi Data ini juga memuat rangkian untuk mendeteksi zero crossing yang nantinya akan digunakan oleh FPGA untuk mengunci frekuensi jala-jala melalui teknik PLL. Rangkaian zero crossing ditunjukkan oleh skematik di bawah ini: Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 17 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools +3.3V AGND 4 +12V 13 12 U5D 14 R46 C57 -12V 100nF D4 BAT85 PLLR 10K TL084N 11 RX D C56 AGND 100nF AGND D5 BAT85 AGND Gambar 2.12 Rangkaian Zero Crossing Rangkaian di atas adalah rangkaian non-inverting comparator. Comparator berfungsi untuk mengubah sinyal sinus menjadi persegi. Saat sinyal sinus masuk ke terminal RX, output mengikuti polaritasnya. Jika input ≥ 0 volt, maka output = + Vsaturasi, sedangkan jika input < 0 volt, maka output = – Vsaturasi, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 2.13 Karakteristik Input-Output Rangkaian Zero Crossing Detector 18 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools e. Blok H-Bridge Driver Adapter Persyaratan yang diperlukan sistem DVR pada sisi pendriver H-Bridge adalah pada saat standby sisi Hi-side H-Bridge harus pada kondisi ON. Oleh karena itu dibuatlah rangkaian dimana pada saat stanby (sinyal RUN = „1‟ atau 15 volt DC), semua Hi-side bernilai „1‟ atau 15 volt DC. Sedangkan pada saat RUN = „0‟, maka Hi-side dan Lo-side saling berlawanan (invers). Adapun rangkaian H-Bridge Adapter yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: U11C 8 HI 10 9 HIN CD4071BCN RUN U10C 5 6 8 U13C 10 LO CD4069UBCN 9 LIN CD4081BCN Gambar 2.14 Rangkaian Digital H-Bridge Driver Adapter Dimana tabel logikanya adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Logika Rangkaian H-Bridge Driver HI LO RUN HIN 0 1 0 0 1 0 0 1 X X 1 1 Adapter LIN 1 0 0 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 19 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools f. Blok H-Bridge Driver Supaya komponen inti H-Bridge yakni MOSFET dapat bekerja, diperlukan rangkaian pengemudi (driver). Adapun rangkaian driver untuk MOSFET ditunjukkan pada gambar berikut ini: D9 C67VDD 10uF GND U18 C68 9 10 100nF 11 12 GND 13 4 8 VDD HIN SD LIN VSS NC NC UF4007 HO VB VS NC VCC COM LO 7 6 5 14 3 2 1 R66 10/2W C84 C94 47uF 100nF C85 100nF IR2110 GATE_SL1 1 2 + - R67 10/2W GATE_SH2 1 2 + - GND Gambar 2.15 Rangkaian Driver MOSFET 20 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.5 Desain Rinci Hardware 2.5.1 Single Line Diagram DVR BOARD MOSFET H-BRIDGE FPGA HMI Gambar 2.16 Single Line Diagram DVR Keterangan gambar di atas adalah sebagai berikut: 1. Catu daya utama sistem didistribusi oleh DVR BOARD, dengan perincian sebagai berikut: a. +15 Volt dan +5 Volt untuk MOSFET DRIVER. b. +5 Volt untuk FPGA. c. +12 Volt, +5 Volt, -5 Volt dan -12 Volt digunakan untuk Data Acquisition. 2. Sinyal input berupa tegangan sinus sumber, sinus beban dan RMS beban tiap fasa dan frekuensi jala-jala dikirim dari Data Acquisition menuju FPGA setelah dikonversi ADC. 3. Data digital berupa data tegangan sumber, tegangan beban dan tegangan pengkompensasi yang diolah di FPGA dikirim ke HMI untuk ditampilkan. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 21 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 4. HMI mengirim tegangan keluaran referensi yang diinginkan user. 5. Sinyal PWM dari FPGA dikembalikan ke BOARD DVR dibagian H-Bridge Driver. 6. Sinyal H-Bridge Driver di BOARD DVR digunakan untuk men-drive MOSFET H-BRIDGE. 2.5.2 Rangkaian Skematik U11A 1 VDD T4 115V 3 VOP AGND +12V C21 +12V 6 B 5 R82 10K 470nF R87 10K U2 1 R16 7 U21B 10K TL084N AGND -12V T1 115V 6V 0V 0V 115V 6V AGND GRID_R +12V R4 10K R1 39K 2 A 3 R5 10K 0V 0V BLOCK AVB 1,5/2/6 C2 470nF COM VIN +VS 100nF R28 8 +12V 7 C36 100nF 6 1K R10 10K 1 U1A 75K TL084N R23 C12 10K 10nF R34 20K 1 2 3 4 5 6 7 8 12 11 C27 20 CH0 VDD CH1 CH2 DIN CH3 CH4 SCLK CH5 DOUT CH6 SSTRB CH7 REFADJ SHDN REF CS GND VSS VL 19 15 16 GND LR C99 100nF 100 R79 39K +3.3V C R88 10K R18 8 U21C 10K TL084N AGND -12V AGND R14 10K C3 470nF NETRAL R6 10K R2 39K OUT -VS CAV +12V 7 6 B R11 10K R19 7 U1B 75K TL084N C37 100nF 6 1K CD4069UBCN AGND AGND -12V HS 100 +3.3V 6V 0V 0V 5 AGND AGND 12 R86 10K 0V 0V BLOCK AVB 1,5/2/6 C105 470nF T2 115V 6V D R89 10K GND 18 14 R20 U21D 10K TL084N AGND -12V AGND 6V R15 10K C5 470nF R8 10K R3 39K 0V 0V BLOCK AVB 1,5/2/6 C6 470nF CF OUT -VS CAV C R12 10K R21 8 U1C 75K TL084N 100 3 R27 C14 10K 10nF AGND A 13 PLLT SX AGND D15 BAT85 AGND 4 AGND 12 IN OUT ADJ D U1D 14 R93 1 CH2 SD C60 1uF/Tant AGND 100 2 UF4007 VDD HIN SD LIN 13 4 8 GND HO VB VS NC VCC COM LO VSS NC NC 7 6 5 11 10 5 U14B + GND - 4 R57 4K7 HT CD4069UBCN 2 -12V LM337T 1N4001 3 IN OUT ADJ R49 120 R51 100 OPT6 TLP550 10/2W 1 2 NC VCC COM LO VSS NC NC 7 6 5 R68 10/2W C86 C95 47uF 100nF 14 3 2 1 C87 100nF IR2110 GATE_TH1 1 2 + - R69 10/2W 6 GATE_TL2 1 2 + - GND GND VDD -VCC AGND 3 LT 100 CD4071BCN U10F OPT7 TLP550 13 GND 12 8 U14C GND 13 4 8 HO VB VS NC VCC COM LO VSS NC NC 10 9 UF4007 VDD HIN SD LIN 7 6 5 VOP +3.3V R77 100 VDD GND C74 100nF CD4071BCN U14D 12 C75 100nF C76 100nF 11 13 OPT8 TLP550 CD4081BCN GND ARDE Gambar 2.17 Rangkaian Skematik DVR 22 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT GATE_TL1 1 2 + - R71 10/2W GATE_TH2 1 2 + - GND 13 R59 4K7 RUN C89 100nF IR2110 11 GND 10/2W U12D 12 VDD R70 C88 C96 47uF 100nF 14 3 2 1 CD4081BCN U7 LM7805CT VDD POWER2 1 OUT IN 1 2 GND C58 15 GND 470uF O4 Socket 9 10 100nF 11 12 9 +3.3V R76 U20 C72 10 R58 4K7 D11 C71VDD 10uF GND U12C 8 VOP C61 1uF/Tant 360 D12 BAT85 Socket HO VB VS CD4081BCN CD4069UBCN Socket R67 GATE_SH2 +3.3V R75 U9 VOP Socket 1 2 + - D3 +3.3V O3 C85 100nF GATE_SL1 -12V ST O2 10/2W UF4007 VDD HIN SD LIN 13 4 8 U10E VDD 1 2 3 C47 100nF O1 9 10 100nF 11 12 GND VOP 10 14 U19 C70 6 CD4071BCN AGND CT QT 18 1 2 D10 C69VDD 10uF GND 4 GND POWER1 C54 470uF C50 100nF 19 15 16 R66 C84 C94 47uF 100nF 14 3 2 1 IR2110 U12B 5 OPT5 TLP550 C35 -VCC 100nF AGND U14A DT AGND D13 BAT85 1 +3.3V R74 +12V AGND C55 470uF 4.7uF VCC R48 120 R50 PLLS 10K TL084N 9 10 100nF 11 12 AGND C44 17 GATE_SL2 GND 360 AGND C8 -12V 100nF 1N4001 2 2 U21A R94 1 10K TL084N C107 -12V 100nF D14 BAT85 3 +12V 8 U5C 5K6 TL084N C53 10nF 20 10/2W + - R42 VCC CH0 VDD CH1 CH2 DIN CH3 CH4 SCLK CH5 DOUT CH6 SSTRB CH7 REFADJ SHDN REF CS GND VSS VL C32 13 4.7uF 9 C29 4.7uF MAX1202 +3.3V C7 AGND 100nF 8 U18 C68 CD4081BCN AGND 1 2 3 4 5 6 7 8 12 11 +12V C106 AGND 100nF 11 3 R36 20K R65 D9 C67VDD 10uF GND CD4071BCN GND CD4069UBCN R39 C 10 ADC3 C20 10nF 11 4 2 R33 1K 5 1 2 + - VOP 20K 9 10uF AGND TX 1K C83 100nF GATE_SH1 11 2 OPT4 TLP550 D2 AGND -12V AGND 100nF 10/2W CD4081BCN +3.3V -12V AGND +3.3V C38 100nF 6 VSS NC NC R64 C82 C93 47uF 100nF 14 3 2 1 + - 3 C26 R98 C109 10K 10nF AGND +12V 7 NC VCC COM LO 7 6 5 VDD R32 +12V 1 2 GND R56 2K2 8 HO VB VS IR2110 U12A 1 9 AD736JN CH2 9 10 R9 10K +VS TX 4 0V 11 0V 115V VIN 33uF 75K +12V 1 2 R26 3 390 -12V 4 C17 C11 100nF R95 GRID_T NETRAL 2 COM 10/2W CD4071BCN U13D 12 +3.3V R73 SS 14 13 4 8 GND U10D +12V CC R63 GATE_RH2 13 LS 4 1 U13C UF4007 VDD HIN SD LIN 9 VDD AGND 1 R80 39K 13 1 2 + - 13 10 11 R85 10K 4 C104 470nF 11 6V C81 100nF GATE_RL1 11 CS QS U8 LM317T 115V 9 10 100nF 11 12 10 R55 4K7 C41 10uF 10/2W D8 U17 C66 CD4081BCN U11D 12 VOP AGND NETRAL 8 CD4069UBCN DT CT QT ST +3.3V AGND U4 6 AGND DS 19 15 16 C23 R92 10K VSS NC NC R62 C80 C92 47uF 100nF 14 3 2 1 C65VDD 10uF GND 10 C49 100nF 17 U11C 8 CD4071BCN C46 100nF +12V 1 2 NC VCC COM LO 7 6 5 + - U10C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 AGND LOAD_T UF4007 HO VB VS IR2110 GND C34 -VCC 100nF T6 115V 13 4 8 GND 9 OPT3 TLP550 Header 6X2 4.7uF 20 CH0 VDD CH1 CH2 DIN CH3 CH4 SCLK CH5 DOUT CH6 SSTRB CH7 REFADJ SHDN REF CS GND VSS VL C31 13 4.7uF 9 C28 4.7uF MAX1202 C19 10nF U13B CD4081BCN +3.3V R72 J1 DS CS QS SS +3.3V C43 VCC ADC2 AGND 1 2 VOP PLLR PLLS PLLT AGND CH1 -12V AGND GATE_RL2 VDD AGND AGND 10uF R25 C13 10K 10nF 10/2W GND Header 6X2 R41 7 U5B 5K6 TL084N C52 10nF B 5 R35 20K AGND 1 2 3 4 5 6 7 8 12 11 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 R38 C25 R97 C108 10K 10nF 4 R54 4K7 20K 6 R31 1K 5 CH1 5 R7 10K 0V 0V BLOCK AVB 1,5/2/6 C4 470nF +VS CF 100nF R30 8 SX 4 6V 11 0V COM VIN 33uF 75K +12V 0V CC R61 Header 6X2 +12V 10uF C73 U16 9 VDD 10 HIN 100nF 11 SD 12 LIN GND HT LT RUN SD +3.3V AGND DR CR QR SR +3.3V AD736JN R47 GRID_S 115V 2 R24 3 390 -12V 4 C16 C10 100nF 1 2 + - D7 C64VDD 10uF GND 4 CD4071BCN 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 4 9 10 R84 10K 0V 0V BLOCK AVB 1,5/2/6 C103 470nF T3 115V 6V U3 1 U11B 5 6 OPT2 TLP550 4 HR LR HS LS +3.3V SR 14 11 NETRAL R83 10K C79 100nF GATE_RH1 VOP +3.3V R44 J3 18 C40 11 C102 470nF 10/2W + - ARDE AGND 6V VSS NC NC R60 C78 C91 47uF 100nF 14 3 2 1 IR2110 U10B CR QR 10 C22 115V NC VCC COM LO 7 6 5 VDD C98 100nF C97 100nF DR C45 100nF +12V 1 2 AGND J2 R91 10K GND 2 UF4007 HO VB VS GND AGND 0V 13 4 8 CD4081BCN AGND 0V U13A 3 GND R53 4K7 AGND C48 100nF 17 6V LOAD_S 1 VDD HIN SD LIN PLLR AGND C33 -VCC 100nF 1 2 OPT1 TLP550 9 10 100nF 11 12 D5 BAT85 AGND 4.7uF VCC 4.7uF MAX1202 T5 115V U10A CD4069UBCN 1 2 D4 BAT85 R46 10K TL084N C57 -12V 100nF AGND C30 13 4.7uF 9 C18 10nF U5D 14 D 12 RX 100 C42 -12V AGND C56 AGND 100nF 13 CH0 +3.3V R43 U15 C63 CD4071BCN -12V AGND AGND AGND R40 1 U5A 5K6 TL084N C51 10nF A 3 AGND CH0 AGND R17 R37 20K 2 R29 1K 5 RX 4 C1 470nF NETRAL 10uF CC ADC1 11 1 2 R13 10K 2 R22 3 CF OUT 390 -12V 4 -VS CAV C9 C15 100nF AD736JN C24 33uF R45 10uF 75K R96 C59 10K 10nF 4 R81 10K R78 39K 0V 0V C101 BLOCK AVB 1,5/2/6 HR +12V 11 C100 6V 470nF 115V NETRAL +3.3V C39 4 R90 10K 4 1 2 0V 11 0V 11 LOAD_R D6 C62VDD 10uF GND 2 R52 4K7 6V GND C77 100nF C90 100nF Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.5.3 Printed Circuit Board (PCB) Dinamic Voltage Restorer (DVR) Gambar 2.18 Printed Circuit Board DVR 2.6 Desain Konseptual Firmware Firmware merupakan sekumpulan kode program yang digunakan untuk mengaktifkan perangkat terprogram seperti mikroprosesor, mikrokontroler, DSP maupun FPGA supaya berfungsi sebagaimana kebutuhan desain dan spesifikasi yang diharapkan. Gambar di bawah ini menjelaskan konsep firmware dari FPGA sebagai pengendali DVR. Keterangan untuk gambar di atas adalah sebagai berikut: 1. ADPLL berfungsi untuk mensinkronisasi antara frekuensi pengkompensasi dengan frekuensi sumber. ADPLL mampu mengatasi kegagalan dua dari tiga referensi frekuensi. ADPLL menyediakan informasi pergeseran fasa dan sumber frekuensi switching. 2. SOURCE SINE DATA ACQUISITION berfungsi untuk mengakuisisi sinyal analog jala-jala sumber untuk selanjutnya diolah dibagian pengkompensasi Sag/Swell. 3. LOAD SINE DATA ACQUISITION berfungsi untuk menyediakan informasi kondisi kualitas tegangan beban. 4. SOURCE RMS DATA ACQUISITION berfungsi untuk menyediakan informasi Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 23 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools selisih/error dengan referensi supaya proses pengkompensasiannya tepat dan akurat. SINE LUT Freq R Freq S ADPLL COSINE LUT SOURCE SINE DATA ACQUISISTION DQ TRANSFORM LOAD SINE DATA ACQUISISTION HMI LOAD RMS DATA ACQUISISTION OUTPUT VOTER Freq T Vs R Vs S NORMALIZER INVERS DQ TRANSFORM TRIANGLE GENERATOR EXECUTOR GAIN MULTIPLIER SIGNED COMPARATOR FUZZY LOGIC CONTROLLER DEAD-TIME COMPENSATOR Vs T Vo R Vo S Vo T VR’ VS’ VT’ Gambar 2.19 Konsep Firmware DVR 5. SINE LUT berfungsi menyediakan informasi amplitudo gelombang sinus sesuai pergeseran fasa untuk dijadikan koefisien pengali DQ dan Invers DQ Transform. 6. COSINE LUT berfungsi menyediakan informasi amplitudo gelombang cosinus sesuai pergeseran fasa untuk dijadikan koefisien pengali DQ dan Invers DQ Transform. 7. DQ TRANSFORM merupakan pentransformasi besaran tiga fasa menjadi VD-VQ dan berfungsi untuk mempermudah pengendalian tegangan tiga fasa sekaligus melalui dua parameter. 8. HMI adalah port komunikasi antara sistem kendali dengan sistem monitoring. 9. OUTPUT VOTER berfungsi untuk memilih kondisi RMS tegangan beban yang paling fit untuk dijadikan sebagai referensi error output. 10. NORMALIZER berfungsi untuk mengambil sinyal error VD dan VQ dari DQ Transform. 11. EXECUTOR berfungsi sebagai pengendali kapan sistem harus mengkompensasi dengan mendeteksi kondisi VD. 12. INVERS DQ TRANSFORM merupakan pentransformasi VD-VQ menjadi besaran tiga fasa. 13. GAIN MULTIPLIER berfungsi untuk memperkuat sinyal tiga fasa dari Invers DQ Transform sebelum dijadikan referensi pembangkit gelombang PWM pen-drive H-Bridge. 24 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 14. FUZZY LOGIC CONTROLLER berfungsi untuk mengendalikan Gain Multiplier secara fuzzy melalui proses pengolahan sinyal error tegangan RMS output. 15. TRIANGLE Generator berfungsi untuk membangkitkan sinyal segitiga sebagai frekuensi referensi pensaklaran H-Bridge. 16. SIGNED COMPARATOR berfungsi untuk menandingkan data dari pembangkit segitiga dengan referensi dari blok pengkompensasi untuk menghasilkan gelombang PWM yang dibutuhkan untuk men-drive HBridge. 17. DEAD-TIME COMPENSATOR berfungsi sebagai pengaman proses transisi pensaklaran H-Bridge supaya tidak terjadi hubung singkat pada komponen MOSFET/IGBT. 2.7 Perhitungan Analitik Desain Firmware 2.7.1 DQ-Transform dan Invers DQ-Transform Untuk FPGA Hal yang terpenting dalam merancang DVR adalah algoritma untuk menentukan keluaran, yakni tegangan peninjeksi jala-jala 3 fasa. Algoritma yang digunakan tidak lain adalah DQ-Transform dan Invers DQ-Transform. DQTransform adalah formula untuk mengubah/mengtransformasi besaran tegangan 3 fasa menjadi besaran koordinat 2 dimensi D dan Q. Sedangkan Invers DQ-Transform digunakan untuk mengubah besaran koordinat 2 dimensi D dan Q menjadi besaran tegangan 3 fasa. Adapun formula (setelah disederhanakan untuk pemrograman FPGA) untuk DQ-Transform adalah: Vd = 2/3 x [Vr sin θ + Vs sin (θ – 120°) + Vt sin (θ + 120°)] Vq = 2/3 x [Vr cos θ + Vs cos (θ – 120°) + Vt cos (θ + 120°)] V0 = 1/3 x [Vr + Vs + Vt] Sedangkan formula (setelah disederhanakan untuk pemrograman FPGA) untuk Invers DQ-Transform adalah: Vr = Vd sin θ + Vq cos θ + V0 Vs = Vd sin (θ – 120°) + Vq cos (θ – 120°) + V0 Vt = Vd sin (θ + 120°) + Vq cos (θ + 120°) + V0 Dimana: Vr = tegangan fasa R pada fasa θ Vs = tegangan fasa S pada fasa (θ – 120°) Vt = tegangan fasa T pada fasa (θ + 120°) Vd = koordinat D (amplitudo maksimum) dari tegangan Vr, Vs dan Vt Vq = koordinat Q (pergeseran fasa) dari fasa Vr, Vs, dan Vt, normalnya sama dengan 0 (nol). V0 = tegangan offset dimana nilainya harus 0 (nol). Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 25 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Algoritma DQ-Transform digunakan untuk mencari nilai kesalahan (error) tegangan maksimum jala-jala PLN yang diakibatkan adanya SAG (kedip) maupun SWELL (lonjakan) tegangan pada sisi beban. Kemudian nilai error tersebut digunakan untuk membangkitkan tegangan peninjeksi melalui algoritma Invers DQ-Transform. Contoh hasil simulasi komputasi numerik, jika tegangan sumber mengalami sag/swell seperti gambar yang ditunjukkan dalam Gambar 2.20. 300 200 100 VR Input VS Input 1 27 53 79 105 131 157 183 209 235 261 287 313 339 0 VT Input -100 -200 -300 Gambar 2.20 Input Jala-jala Yang Mengalami Sag/Swell Kemudian ketiga sinyal tersebut ditransformasikan menjadi seperti ditunjukkan gambar 2.21, 26 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 250 200 150 VD 100 VQ V0 50 1 24 47 70 93 116 139 162 185 208 231 254 277 300 323 346 0 -50 Gambar 2.21 Keluaran DQ-Transform Ketiga sinyal tersebut kemudian dinormalisasi. Nilai Vd, Vq dan V0 dikembalikan ke nilai semestinya sehingga didapat tegangan error yang diInvers DQ-Transform menjadi seperti berikut ini: 25 20 15 10 VR Inject 0 VS Inject -5 1 27 53 79 105 131 157 183 209 235 261 287 313 339 5 VT Inject -10 -15 -20 -25 Gambar 2.22 Keluaran Invers DQ-Transform Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 27 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Jika grafik pada gambar 2.17 dijumlahkan dengan grafik gambar 2.19 hasilnya adalah sinyal jala-jala normal seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini: 250 200 150 100 VR Output 0 VS Output -50 1 27 53 79 105 131 157 183 209 235 261 287 313 339 50 VT Output -100 -150 -200 -250 Gambar 2.23 Tegangan Yang Telah Diperbaiki Teknik memanipulasi data sangat diperlukan agar memudahkan pemrograman FPGA dalam menyederhanakan perhitungan pecahan (floating point). Misal pecahan 2/3 atau 0,667 dapat diganti dengan pecahan 683/1024 dengan kesalahan perhitungan 0,05%. Artinya data dikalikan 683 dulu kemudian dibagi 1024. Mengapa dibagi 1024? Karena dalam sistem biner fixed point 2N tidak mengenal pecahan. Supaya nilainya mendekati pecahan tersebut maka data tersebut harus dibagi oleh bilangan penyebut berkelipatan 2 N. Semakin besar penyebut maka kesalahan/error semakin kecil, namun akan memakan resource FPGA yang banyak. Makanya dipilihlah penyebut 1024 atau 210 dalam membuat pecahan 2/3 dan 2048 atau 211 dalam membuat nilai pecahan 1/3 (≈ 683/2048). Supaya makin mempermudah, sebaiknya dibuat sama per 2048 (2/3 ≈ 1366/2048 dan 1/3 ≈ 683/2048). FPGA memiliki Sine-Cosine Look Up Table built-in, dimana inputnya adalah sudut fasa dan outputnya adalah bilangan integer. Masukan sudut fasa juga berupa bilangan integer, namun dalam nilai per 2N radian. Jadi tidak dimungkinkan untuk membuat counter sudut fasa dari 0 hingga 359. Supaya cukup presisi, resolusi yang biasa digunakan adalah 2 10 atau dari 0 hingga 1023. Jika notasi sudut θ dalam derajat kita analogikan menjadi Θ dalam integer radian, maka (θ – 120°) menjadi (Θ + 682) dan (θ + 120°) menjadi (Θ + 341). Karena nilai 683 per 1024 sama dengan overlap sudut 240° atau (θ – 120°), sedangkan nilai 341 per 1024 sama dengan overlap sudut 120° atau (θ + 120°). 28 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Output Max 0 π/2 π 3π/2 2π Θ rad Min Gambar 2.24 Grafik Sine-Cosine Look Up Table Keluaran max-min Sine-Cosine Look Up Table menganut sistem 2N bipolar 2‟s complement. Artinya misal keluarannya menggunakan resolusi 12-bit SIGNED, maka nilai minimumnya adalah – 2048 dan nilai maksimumnya adalah + 2047 dalam per 2048 (satu putaran). Sehingga rumus DQ-Transformnya disesuaikan menjadi: DQ-Transform: Vd = 1366 x [(Vr x S-LUT(Θ)) + (Vs x S-LUT(Θ + 683)) + (Vt x S-LUT(Θ + 341))]. Vq = 1366 x [(Vr x C-LUT(Θ)) + (Vs x C-LUT(Θ + 683)) + (Vt x C-LUT(Θ + 341))]. V0 = 683 x [Vr + Vs + Vt]. Invers DQ-Transform: Vr = 1/2048 x [(Vr x S-LUT(Θ)) + (Vr x C-LUT(Θ)) + V0]. Vs = 1/2048 x [(Vs x S-LUT(Θ + 683)) + (Vs x C-LUT(Θ + 683)) + V0]. Vt = 1/2048 x [(Vt x S-LUT(Θ + 341)) + (Vt x C-LUT(Θ + 341)) + V0]. Dimana: Vr = tegangan fasa R Vs = tegangan fasa S Vt = tegangan fasa T S-LUT = Sine Look Up Table C-LUT = Cosine Look Up Table Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 29 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.7.2 Frekuensi Switching (Triangle Generator) Salah satu bagian yang terpenting dalam pemrograman FPGA, untuk menghasilkan sinyal Pulse Width Modulation (PWM) yang digunakan untuk mendrive H-Bridge IGBT/MOSFET Driver adalah bagian Triangle Wave Generator. Generator ini berfungsi untuk menghasilkan data round up-down counter dimana keluaran permulaan counter dimulai dari nilai 0 kemudian naik hingga maksimum kemudian turun kembali ke 0 lalu turun lagi hingga minimum kemudian naik menuju nilai 0 lagi. Output Max 0 π/2 π 3π/2 2π Θ rad Min Gambar 2.25 Keluaran Triangle Wave Generator Frekuensi generator Triangle Wave yang dibangkitkan harus sinkron dengan kelipatan frekuensi yang dibangkitkan ADPLL (nilai DCO) dan periodenya merupakan kelipatan dari nilai sudut fasa yang dihasilkan ADPLL. Sulit bagi FPGA untuk mengikuti kaidah fTRI = 3(2n+1) x fGRID dimana n > 10. Menurut sebagian besar literatur elektronika daya rumus tersebut bertujuan untuk menghilangkan noise akibat harmonisa bilangan ganjil diatas frekuensi utamanya. Karena tegangan penginjeksi ini nantinya hanya digunakan sesaat, maka kaidah tersebut boleh diabaikan. Karena diupayakan harus sinkron, maka cara menentukan frekuensi counter Triangle Wave adalah sebagai berikut: a. Menentukan Ma (Amplitudo Index) dimana harus dibawah 1,0. Ma adalah hasil bagi nilai data yang dikonversi ADC dibagi nilai maksimum resolusi data ADC. Misal jika pada perhitungan ADC MAX1202 menangkap peak tegangan jala-jala PLN serta dikalikan faktor penguat Fuzzy Logic nilai max-min-nya adalah dari – 3111 hingga + 3111, maka nilai max-min resolusi Triangle Wave-nya adalah dari – 4096 hingga + 4095 (13-bit signed). Nilai Ma yang didapat adalah 3111 / 4096 = 0,759 (nilai yang cukup bagus karena < 1,0). 30 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools b. Mencari nilai Mf (Frequency Index) yang sesuai untuk menetukan frekuensi switching (fSW). Frekuensi switching yang digunakan adalah 25600 Hz. Supaya sinkron, sumber frekuensi switching harus mengambil dari blok ADPLL. Sumber clock yang sinkron dengan PLL yang kecepatannya diatas frekuensi switching adalah clock keluaran Increment/Decrement Circuit. Kecepatannya sama dengan 256 kali kecepatan switching. Satu fasa gelombang segitiga memiliki 4 kuadran, yakni: ramp naik hingga max amplitudo, ramp turun hingga 0, ramp turun hingga min amplitudo, serta ramp naik hingga 0. Sehingga dapat dihitung amplitudo maksimum counter adalah 256 / 4 = 64. Namun, agar dapat dikomparasi dengan data referensi kompensator yang memiliki amplitudo maximun 3111 poin (dari 220V * √2 * konversi ADC), maka amplitudo gelombang segitiga memiliki amplitudo maksimum diatas referensi komparator dan merupakan kelipatan 64. Dipilihlah faktor pengali 50 supaya pada saat amplitudo counter mencapai maksimum sama dengan 64 x 50 = 3200 (3200 > amplitudo maksimum referensi kompensator). 2.7.3 Sampling Rate Sampling ADC diperlukan untuk mengakuisisi data sinusoidal tegangan jala-jala. Besar frekuensi pencuplikan (sampling) adalah sama dengan frekuensi switching. Yakni 25600 sampling per detik atau 25600 sampling per 50 periode tegangan jala-jala. Sehingga satu periode sinusnya disampling sebanyak 25600/50 = 512 sample. Oleh karena itu, maka pergeseran fasa dibuat 512 step atau resolusinya sama dengan 2Π/512 = Π/256. 2.7.4 Frekuensi PLL Karena menggunakan sampling 512 kali, maka supaya aman error phasenya pembagi N-Counter dibuat jauh lebih tinggi dengan kelipatan sampling. Dipilihlah N-Counter dengan resolusi 65536 (16-bit). Sehingga design requirements untuk ADPLL DVR adalah sebagai berikut: System clock = 50 MHz Grid frequency = 50 Hz N-Counter Divider = 16 bit = 65536 Increment/Decrement Circuit factor = 4 Maka frekuensi yang dibutuhkan Increment/Decrement Circuit adalah: untuk blok K-Modulo dan fPLL = Grid Freq X N-Counter X I/D Factor = 50 X 65536 X 4 = 13107200 Hz Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 31 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Sehingga membutuhkan pembagi clock system sebesar: 50 Mhz / 3337 13107200 = 3,8147 atau 3 4096 . Artinya Clock 50 MHz dibagi 4 sebanyak 3337 kali dan dibagi 3 sebanyak 759 kali. 2.8 Desain Rinci Firmware Gambar 2.26 Firmware FPGA Untuk DVR Desain firmware FPGA terbagi menjadi sebagai berikut: 1. PLL berfungsi untuk mensinkronisasi antara frekuensi pengkompensasi dengan frekuensi sumber. PLL mampu mengatasi kegagalan dua dari tiga referensi frekuensi. ADPLL menyediakan informasi pergeseran fasa dan sumber frekuensi switching. 2. MAX1202 berfungsi untuk: 1. Mengakuisisi sinyal analog jala-jala sumber untuk selanjutnya diolah dibagian pengkompensasi Sag/Swell. 2. Menyediakan informasi kondisi kualitas tegangan beban. 3. Menyediakan informasi selisih/error dengan referensi supaya proses pengkompensasiannya tepat dan akurat. d. SINCOS berfungsi menyediakan informasi amplitudo gelombang sinus dan cosinus sesuai pergeseran fasa untuk dijadikan koefisien pengali DQ dan Invers DQ Transform. e. DQ TRANSFORM merupakan pentransformasi besaran tiga fasa menjadi VDVQ dan berfungsi untuk mempermudah pengendalian tegangan tiga fasa 32 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools sekaligus melalui dua parameter. f. IMPULSER adalah penanda proses akuisisi data telah selesai dilakukan dan data siap diproses ke tahap selanjutnya. g. VOTER berfungsi untuk memilih kondisi RMS tegangan beban yang paling fit untuk dijadikan sebagai referensi error output. h. NORMALIZER berfungsi untuk mengambil sinyal error VD dan VQ dari DQ Transform. i. EXECUTOR berfungsi sebagai pengendali kapan sistem harus mengkompensasi dengan mendeteksi kondisi VD. j. INVERS DQ TRANSFORM merupakan pentransformasi VD-VQ menjadi besaran tiga fasa. k. TRIGEN Generator berfungsi untuk membangkitkan sinyal segitiga sebagai frekuensi referensi pensaklaran H-Bridge. l. SMCOMP_10BIT berfungsi untuk menandingkan data dari pembangkit segitiga dengan referensi dari blok pengkompensasi untuk menghasilkan gelombang PWM yang dibutuhkan untuk men-drive H-Bridge. m. DEAD-TIME berfungsi sebagai pengaman proses transisi pensaklaran H-Bridge supaya tidak terjadi hubung singkat pada komponen MOSFET/IGBT. n. POR atau Power On Reset berfungsi untuk melakukan reset seluruh sistem sesaat setelah FPGA running. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 33 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 2.9 Desain Konseptual Mekanikal Mekanik DVR terdiri dari dua cubicle. Pertama cubicle untuk sistem DVR yang mengintegrasi kontrol DVR, HMI, panel instrument, rectifier, power management, inverter, filter dan injector transformer. Sedangkan cubicle kedua digunakan untuk rak Electrolytic Double Layer Capacitor (EDLC). Gambar desainnya adalah sebagai berikut: Gambar 2.27 Desain Konsep Mekanikal DVR 2.10 Spesifikasi Prototip DVR Berdasarkan requirements (persyaratan) dan dari hasil konsep desain serta desain rinci, akhirnya diputuskan untuk menetapkan spesifikasi prototip DVR yang didesain sebagai berikut: 1. Power Line 10 kWatt, 220V/380V 3-phase, 50 Hz. 2. Energy Storage Electrolytic Double Layer Capacitor 11 Farad/520 V. 3. AC Compensator 3-phase Inverter with injection transformer 10 kWatt/220 V. 4. Switching Devices H-Bridge MOSFET 600 V/30 A. 34 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Output Filter Main Controller HMI Compensation Dimmension Weight Consumption L-C series. Filed Programmable Gate Array (FPGA). Touchscreen LCD. 50 cycle (1 second) max. Cubicle I & II : 80 cm (L) x 60 cm (W) x 160 cm (H). 300 kgs. 200 Watt. 2.11 Sistem Penguji DVR Untuk menguji sekaligus memverifikasi apakah prototip DVR tersebut sudah bekerja sesuai persyaratan perancangan yang diharapkan atau belum adalah dengan membuat perangkat yang dapat membangkitkan sag/swell tegangan pada saluran ajala-jala yang disebut Voltage Sag/Swell Generator (VSG). VSG digunakan untuk mendapatkan informasi performa DVR yang didesain dengan cara mengalirkan tegangan atau arus yang dikondisikan seakan-akan mengalami gangguan selama beberapa milidetik ke dalam saluran jala-jala. 2.11.1 Struktur Dasar Dan Konfigurasi VSG Struktur dasar dari Voltage Sag Generator (VSG) adalah seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.28 dan keterangan gambar sebagai berikut: 1. Voltage Conditioner: Digunakan untuk menurunkan (SAG) maupun menaikkan (SWELL) tegangan masukan. Jenis voltage conditioner yang digunakan adalah Autotransformer. 2. Selector Switch (SW): Adalah saklar pemilih yang digunakan untuk memilih masukan normal atau masukan yang mengalami SAG/SWELL. Saklar yang digunakan adalah yang berjenis elektronik yakni Solid-State Relay (SSR). 3. Controller: Sistem kendali yang berfungsi untuk mengubah keluaran dari yang normal menjadi keluaran yang mengalami SAG/SWELL untuk jangka waktu tertentu yang dapat diatur durasinya. Perangkat kendali yang digunakan adalah Mikrokontroler. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 35 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools SW1 Phase-R Voltage Conditioner 1 SW2 Phase-S Voltage Conditioner 2 SW3 Phase-T Voltage Conditioner 3 Controller Gambar 2.28 Single Line Diagram VSG Cara kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Masukan sumber jala-jala dicabang dua, yang satu di-bypass dan yang lainnya melalui suatu conditioner. 2. Saklar pemilih SW digunakan untuk memilih masukan yang normal atau terkondisikan untuk dikeluarkan ke terminal output. 3. Saklar pemilih SW awal mulanya pada posisi bypass. Kemudian SW digeser kearah masukan yang melalui conditioner dalam jangka waktu tertentu. Setelah melalui waktu yang ditentukan, saklar dikembalikan ke posisi awal (bypass). 36 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Sedangkan konfigurasi sistem kendali untuk penguji DVR yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: Tombol Sag All Tombol Sag R LCD Display Tombol Sag S Tombol Sag T Microcontroller Tombol Select SSR 1–6 Tombol Up Tombol Down Gambar 2.29 Sistem Kendali VSG Keterangan gambar di atas: 1. Tombol SAG ALL digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada semua fasa (RST). 2. Tombol SAG R digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa R. 3. Tombol SAG S digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa S. 4. Tombol SAG T digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa T. 5. Tombol SELECT digunakan untuk mengaktifkan perubahan durasi SAG/SWELL. 6. Tombol UP digunakan untuk menaikkan durasi SAG/SWELL. 7. Tombol DOWN digunakan untuk menurunkan durasi SAG/SWELL. 8. Liquid Crystal Display (LCD) digunakan untuk menampilkan lama durasi yang disetel dan indikator terjadinya SAG/SWELL. 9. Solid-State Relay (SSR) 1-6 digunakan sebagai saklar pemilih elektronik untuk mem-bypass sumber maupun memberi tegangan yang dikondisikan ke dalam saluran. 2.11.2 Perangkat Pengendali VSG Microcontroller yang digunakan ATMega8535 dari ATMEL sebagai pengendali VSG Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT adalah 37 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Gambar 2.30 Microcontroller ATMEL ATMega8535 Gambar 2.31 Modul Sistem Minimum Berbasis ATMega8535 38 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Gambar 2.32 Kaki dan Fungsi Kaki ATMega8535 Spesifikasi: High-performance, Low-power AVR® 8-bit Microcontroller • Advanced RISC Architecture – 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution – 32 x 8 General Purpose Working Registers – Fully Static Operation – Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz – On-chip 2-cycle Multiplier • Nonvolatile Program and Data Memories – 8K Bytes of In-System Self-Programmable Flash - Endurance: 10,000 Write/Erase Cycles – Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits - In-System Programming by On-chip Boot Program - True Read-While-Write Operation – 512 Bytes EEPROM - Endurance: 100,000 Write/Erase Cycles – 512 Bytes Internal SRAM – Programming Lock for Software Security • Peripheral Features – Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes – One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture Mode – Real Time Counter with Separate Oscillator – Four PWM Channels – 8-channel, 10-bit ADC - 8 Single-ended Channels - 7 Differential Channels for TQFP Package Only - 2 Differential Channels with Programmable Gain at 1x, 10x, or 200x for TQFP Package Only Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 39 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools – Byte-oriented Two-wire Serial Interface – Programmable Serial USART – Master/Slave SPI Serial Interface – Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator – On-chip Analog Comparator • Special Microcontroller Features – Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection – Internal Calibrated RC Oscillator – External and Internal Interrupt Sources – Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby and Extended Standby • I/O and Packages – 32 Programmable I/O Lines – 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44-lead PLCC, and 44-pad QFN/MLF • Operating Voltages – 2.7 - 5.5V for ATmega8535L – 4.5 - 5.5V for ATmega8535 • Speed Grades – 0 - 8 MHz for ATmega8535L – 0 - 16 MHz for ATmega8535 2.11.3 Perhitungan Analitik Hardware VSG Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui kebutuhan rating komponen yang sesuai untuk pengujian DVR. a. Autotransformer Karena yang diuji adalah DVR 10 kWatt, maka VSG harus memiliki kapasitas daya yang lebih besar. Oleh karena itu conditioner tiap fasanya dipasang Autotransformer 5 kWatt, sehingga total kapasitas VSG adalah 15 kWatt. b. Solid State Relay Jika menggunakan Autotransformer 5 kWatt, maka arus maksimal per fasanya adalah 5000/220 ≈ 23 Ampere. Oleh karena itu, komponen SSR yang digunakan harus memiliki rating arus minimal 25 Ampere. 2.11.4 Desain Rinci Hardware VSG Berupa rangkaian sedarhana yang tidak membutuhkan perangkat keras tambahan. Gambar skematik di bawah ini hanya menjelaskan persambungan antar modul pengendali dengan komponen listrik dan pin I/O yang digunakan. 40 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools D1 U7 1 GND VCC Vo RS R/W E DB0 DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 LEDA LEDK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 GND VCC 1 2 VR1 10K LCDRS OUT GND 3 VCC R1 330 C1 1000uF/16V D3 LED0 9VAC GND LCDE GND CPU LCD0 LCD1 LCD2 LCD3 VCC GND LCD0 LCD1 LCD2 LCD3 LCDRS LCDE R2 ISPMOSI 1K LCD HD44780 VCC R3 39K SAG_R SAG_S SAG_T SAG_ALL SEL UP DOWN R4 10K R5 10K Q1 2N3904 D4 C3 Q2 100nF 2N3904 ISPRST BAT85 R6 6K8 ISPMISO ISPSCK SAG_R SAG_S SAG_T SAG_ALL GND PUSH_ON 1 2 3 4 5 6 7 8 IN D2 W02M TRAFO 2 LCD 1N4002 LM7805CT SEL UP DOWN 1 2 3 4 5 6 7 8 14 15 16 17 18 19 20 21 9 XTAL 11.0592MHz 12 1 2 13 C4 22pF C5 11 22pF 31 C7 100nF PB0 (XCK/T0) PB1 (T1) PB2 (INT2/AIN0) PB3 (OC0/AIN1) PB4 (SS) PB5 (MOSI) PB6 (MISO) PB7 (SCK) PD0 (RXD) PD1 (TXD) PD2 (INT0) PD3 (INT1) PD4 (OC1B) PD5 (OC1A) PD6 (ICP1) PD7 (OC2) PA0 (ADC0) PA1 (ADC1) PA2 (ADC2) PA3 (ADC3) PA4 (ADC4) PA5 (ADC5) PA6 (ADC6) PA7 (ADC7) PC0 (SCL) PC1 (SDA) PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 (TOSC1) PC7 (TOSC2) RESET VCC XTAL2 XTAL1 AVCC AREF 40 39 38 37 36 35 34 33 22 23 24 25 26 27 28 29 VCC SSR1 SSR2 SSR3 SSR4 SSR5 SSR6 SSR_PORT 1 2 3 4 5 6 7 SSR1 SSR2 SSR3 SSR4 SSR5 SSR6 VCC 10 L1 30 10uH C2 100nF 32 GND GND C6 100nF ATmega8535L-8PC S1 SW-PB GND ISP ISPMOSI GND 1 3 5 7 9 ISPRST ISPSCK ISPMISO VCC 2 4 6 8 10 GND Gambar 2.33 Rangkaian Skematik VSG 2.11.5 Desain Firmware VSG Supaya VSG dapat bekerja, mikrokontrolernya terlebih dahulu diprogram sesuai dengan persyaratan perancangan DVR dimana mampu membangkitkan sag/swell dalam beberapa milidetik. Adapun diagram alir program assembly untuk mikrokontroler VSG adalah sebagai berikut: START INISIALISASI I/O, INTERRUPT, PRESCALE TOMBOL SELECT DITEKAN? SSR R, S, & T ON SESUAI PRESET TIMER Y TOMBOL UP DITEKAN? Y T T TOMBOL SAG ALL DITEKAN? TOMBOL DOWN DITEKAN? Y NAIKKAN DURASI PRESET TIMER 1/10 PERIODE Y TURUNKAN DURASI PRESET TIMER 1/10 PERIODE T T SSR R ON SESUAI PRESET TIMER SSR S & T OFF Y TOMBOL SAG R DITEKAN T SSR S ON SESUAI PRESET TIMER SSR R & T OFF Y T TOMBOL SELECT DITEKAN? Y TOMBOL SAG S DITEKAN T SSR T ON SESUAI PRESET TIMER SSR R & S OFF Y TOMBOL SAG T DITEKAN T Gambar 2.34 Konsep Firmware VSG Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 41 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools 42 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Bab-3 PROTOTIP DAN TESTING Hingga saat buku ini disusun, pengujian prototip DVR yang dilakukan di Laboratorium PTKKE Serpong baru hingga pengujian minor/modular dan simulasi firmware FPGA. Diusahakan agar dapat dilakukan pengujian terintegrasi pada akhir bulan Januari 2013. Saat ini prototip DVR dan VSG sedang diproses pemutakhiran pada sistem kendalinya. Sementara yang dapat dilaporkan kali ini adalah pengujian prototip DVR menggunakan FPGA Xilinx Spartan3AN seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Gambar 3.1 Pengujian Prototip DVR 3.1 Prototip Hardware Dan Minor Test Tujuan dilakukannya minor test ini adalah untuk memverifikasi apakah hardware yang telah dirancang khususnya PCB utama yang disolder telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan atau belum. 3.1.1 Pengujian Distribusi Catu Daya Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terjadi penyimpangan tegangan catu daya komponen aktif akibat jalur sumber yang Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 43 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools terhubung singkat dengan jalur lain atau ground plane. Gambar 3.2 Pengujian Minor Pada Board DVR Sistem DVR menggunakan dua catu daya arus lemah searah. Yang pertama adalah ±12 Volt yang digunakan untuk mensuplai komponen analog dan akusisi data. Kedua, 15 Volt yang digunakan untuk mensuplai komponen IC CMOS dan MOSFET Driver. Dari sumber ±12 Volt dibuat cabang sumber ±5 Volt untuk kebutuhan ADC. Sedangkan dari sumber 15 Volt dibuat cabang sumber 5 Volt untuk kebutuhan optoisolator. Adapun hasil pengukuran dari masingmasing sumber tegangan ditunjukkan pada tabel 3.1 hingga 3.6. Tabel 3.1 Pengukuran Terminal Power Supply TERMINAL POSITIF TERUKUR NEGATIF TERUKUR POWER SUPPLY 15 VDC 14.99 VDC POWER SUPPLY ±12 VDC +12.08 VDC -12.08 VDC REGULATOR VCC VOP Tabel 3.2 Pengukuran Power Regulator POSITIF TERUKUR +05.02VDC 05.03 VDC NEGATIF TERUKUR -05.08 VDC 44 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Tabel 3.3 Pengukuran Tegangan Supply IC Analog IC U1 : TL084 U5 : TL084 U21 : TL084 U2 : AD736JN U3 : AD736JN U4 : AD736JN KAKI POSITIF SUPPLY +12.08 VDC (Pin 4) +12.08 VDC (Pin 4) +12.08 VDC (Pin 4) +12.08 VDC (Pin 7) +12.08 VDC (Pin 7) +12.08 VDC (Pin 7) KAKI NEGATIF SUPPLY -12.08 VDC (Pin 11) -12.08 VDC (Pin 11) -12.08 VDC (Pin 11) -12.07 VDC (Pin 4) -12.07 VDC (Pin 4) -12.07 VDC (Pin 4) Gambar 3.3 Pengukuran Tegangan Pada Kaki Positif IC Analog Gambar 3.4 Pengukuran Tegangan Pada Kaki Negatif IC Analog Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 45 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Tabel 3.4 Pengukuran Tegangan Supply ADC MAX1202 ADC MAX1202 ADC 1 ADC 2 ADC 3 NEGATIF -5.08 -5.08 -5.08 SUPPLY VDC VDC VDC Gambar 3.5 Pengukuran Pada Supply Positif ADC Gambar 3.6 Pengukuran Pada Supply Negatif ADC 46 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT POSITIF SUPPLY 5.02 VDC 5.08 VDC 5.08 VDC Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Tabel 3.5 Pengukuran Tegangan Base Optocoupler (VOP) OPTO COUPLER TLP550 U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 PIN 8 05.03 VDC 05.03 VDC 05.03 VDC 05.03 VDC 05.03 VDC 05.03 VDC 05.03 VDC 05.03 VDC Gambar 3.7 Pengukuran VOP Tabel 3.6 Pengukuran Tegangan Supply IC CMOS dan MOSFET/IGBT Driver IC PIN 6 PIN 14 PIN 3 PIN 6 PIN9 CD4069UBCN (U10) 14.99 VDC CD4071BCN (U11) 14.99 VDC CD4081BCN (U13) 14.99 VDC IR2110 (U15) 14.99 VDC 14.83 VDC 14.99 VDC IR2110 (U16) 14.99 VDC 14.80 VDC 14.99 VDC IR2110 (U17) 14.99 VDC 14.79 VDC 14.99 VDC IR2110 (U18) 14.99 VDC 14.76 VDC 14.99 VDC IR2110 (U19) 14.99 VDC 14.79 VDC 14.99 VDC IR2110 (U20) 14.99 VDC 14.79 VDC 14.99 VDC Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 47 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Gambar 3.8 Pengukuran VDD Pada IC CMOS dan MOSFET/IGBT Driver 3.1.2 Pengujian Akuisisi Data Pengujian ini dilakukan untuk memverifikasi sinyal besaran fisis yang disensor seperti tegangan AC sumber, tegangan AC beban dan tegangan RMS beban bahwa amplitudonya telah sesuai dengan tegangan referensi ADC. Gambar 3.9 Pengakuisisian Sinyal Sinus Jala-jala Sumber 48 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Tujuannya adalah supaya tidak terjadi kesalahan pembacaan data (outrange). Selain itu supaya data yang diakuisisi linier dengan data besaran fisis dengan faktor perbandingan logaritmik (misal 1:1000 atau 1:100). Gambar 3.10 Analisis Tegangan Sinyal Sinus Di Input ADC Gambar 3.11 Konversi Sinyal Sinus Menjadi Sinyal Persegi Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 49 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Gambar 3.12 Analisis Sinyal Persegi Untuk ADPLL Gambar 3.13 Pengukuran Linieritas Antara Tegangan AC Dengan Tegangan DC Pengukuran linieritas RMS To DC Converter ditunjukan dalam Tabel 3.7 Tabel 3.7 Pengukuran Linearitas RMS To DC Converter Titik Pengukuran Nilai Satuan Trafo Primer R 204.3 VAC 50 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Pin 2 MAX1202 R Trafo Primer S Pin 2 MAX1202 S Trafo Primer T Pin 2 MAX1202 T 2.043 209.0 2.090 206.3 2.063 VDC VAC VDC VAC VDC 3.2 Simulasi Firmware Simulasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa algoritma pengolahan data sudah sesuai dengan masukan desain. Terutama algoritma DQ-Transform dan Invers DQ-Transform, dimana merupakan algoritma yang paling rumit didesain. Gambar 3.14 Konfigurasi Firmware Khusus Untuk Pengujian Pengolahan Data DVR Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 51 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Gambar 3.15 Hasil Simulasi Firmware Pengujian Pengolahan Data DVR 52 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Bab-4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1 Kesimpulan 1. Prototip DVR yang didesain tidak hanya mampu mengatasi SAG (kedip tegangan), juga dapat mengkompensasi SWELL (lonjakan tegangan) karena menggunakan algoritma DQ dan Invers DQ Transform. 2. Prototip penguji (VSG) yang didesain selain bisa melakukan efek SAG/SWELL pada semua fasa, juga bisa melakukan efek SAG/SWELL per fasa. Durasi efek dapat diatur dari 0 mili detik hingga 1000 mili detik. 3. PCB DVR menyertakan subsistem power management, subsistem akuisisi data, subsistem sine capturer, subsistem phase capturer (comparator), subsistem H-Bridge driver adapter, dan subsistem H-Bridge driver dalam dimensi yang relatif kecil (kurang dari 30 cm X 30 cm). 4. Dari hasil simulasi firmware, dengan memodifikasi formula DQ-Transform dan Invers DQ-Transform untuk mempermudah komputasi FPGA, hasil perhitungan tidak menyimpang jauh dari perhitungan menggunakan formula teoritis. 4.2 Rekomendasi 1. Ada dugaan mengenai perancangan sistem komunikasi transfer rate data FPGA ke HMI dan sebaliknya yang belum bisa dilakukan karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi jika menggunakan komunikasi Ethernet. Akan lebih mudah jika menggunakan komunikasi USB 2.0 atau USB 3.0. Oleh karena itu, FPGA Spartan3AN Starter Kit harus diganti dengan tipe yang lebih baik, yakni Opal Kelly XEM6010 berbasis Xilinx Spartan6 FPGA. 2. Kurangnya sumber daya manusia dalam pengembangan Power Quality, terutama engineer yang mendesain software HMI perlu mendapat perhatian. Kemungkinan desain software akan bekerja sama (sinergi) dengan unit kerja lain. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 53 Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools REFERENSI Hongfa Ding, Shu Shuangyan, Duan Xianzhong and Gao Jun., “A Novel Dynamic Voltage Restorer And Its Unbalanced Control Strategy Based On Space Vector PWM”, International Journal of Electrical Power & Energy Systems, Volume 24, Issue 9, November 2002, Pages 693-699. Il-Yop Chung, Dong-Jun Won, Sang-Young Park, Seung-Il Moon and Jong-Keun Park; ”The DC Link Energy Control Method In Dynamic Voltage Restorer System”, International Journal of Electrical Power & Energy Systems, Volume 25, Issue 7, September 2003, Pages 525-531. Pichai Jintakosonwit, Hideaki Fujita, Hirofumi Akagi, “Control and Performance of a Fully-Digital-Controlled Shunt Active Filter for Installation on a Power Distribution System”, IEEE TRANSACTIONS ON POWER ELECTRONICS, VOL. 17, NO. 1, JANUARY 2002. Rosli Omar, Nasrudin Abd Rahim and Marizan Sulaiman, “New Control Technique Applied in Dynamic Voltage Restorer for Voltage Sag Mitigation”, ISSN 1941-7020. Víctor M. Moreno, Alberto Pigazo, Marco Liserre and Antonio Dell‟Aquila, “Control of Dynamic Voltage Restorers Using a Fully-Configurable Digital Estimation Technique”, Departamento de Electronica y Computadores Universidad de Cantabria, Spain. Sunil Kumar Gupta, H.P. Tiwari, Ramesh Pachar, “Estimation of DC Voltage Storage Requirements for Dynamic Voltage Compensation on Distribution Network using DVR”, ISSN: 1793-8236. P´eter G¨orbe, Attila Magyar, Katalin M. Hangos, “Line Conditioning with Grid Synchronized Inverter’s Power Injection of Renewable Sources in Nonlinear Distorted Mains”, Institutional Presentation. H.P. Tiwari, Sunil Kumar Gupta, “Dynamic Voltage Restorer Based on Load Condition”, ISSN: 2010-0248. Ali Tahri, Azeddine Draou, “Design Of A Simple Measuring Technique Of The Instantaneous Power In Three Phase System”, Journal of ELECTRICAL ENGINEERING, VOL. 56, NO. 7-8, 2005, 221–224. 54 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Teknologi Mitigasi Kualitas Daya Dengan Power Quality (PQ) Tools Ralph M. Ford, Chris S. Coulston, “Design for Electrical and Computer Engineers: Theory, Concepts. and Practice”, McGraw-Hill, ISBN: 0-39082696-0. Barry W. Johnson, “The Design and Analysis of Fault Tolerant Digital Systems”, Addison Wesley, ISBN-13: 978-0201075700. Mohan, Undeland, Robbins, “Power Electronics: Converter, Application And Design”, John Wiley, 2003. B. W. Williams, “Power Electronics: Device, Drivers, Application And Passive Components”, McMillan, 1992. Xilinx, “Spartan 3AN Starter Kit Board User Guide”, Xilinx, 2007. ATMEL, “8-bit AVR Microcontroller with 8K Bytes In-System Programmable Flash”, ATMEL, 2006. MAXIM, “MAX1202 MAX1203 5V, 8-Channel, Serial, 12-Bit ADCs with 3V Digital Interface”, MAXIM, 1998. Analog Device, “AD736 Low Cost, Low Power, True RMS-to-DC Converter”. International Rectifier, “IR2110/IR2113 High And Low Side Driver”. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 55