Buletin Hemat Energi Maret 2015 - PEEN

advertisement
dari redaksi
D
i tengah kenaikan harga energi yang semakin meningkat
akibat pengurangan/ penghapusan subsidi, isu energi
semakin menjadi topik hangat di kalangan pelaku
industri. Upaya penghematan energi yang tengah diupayakan
pemerintah tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak
terutama baik sektor industri, komersial, maupun perbankan.
Penghematan energi yang memerlukan biaya rendah biasanya
tidak menghadapi kendala pembiayaan berarti. Namun, investasi
peralatan pendukung efisiensi energi yang berhubungan dengan
proses produksi dalam sebuah industri umumnya memerlukan
dana yang tidak sedikit. Tak jarang sektor industri menunda
investasi efisiensi energi karena masalah pembiayaan.
Untuk itu, pengembangan bisnis jasa yang berperan dalam
melayani kebutuhan energi industri dan komersial menjadi salah
satu solusi cerdas menjawab tantangan pembiayaan proyek.
Bisnis yang dikenal dengan ESCO (Energi Services Company) itu
berperan sebagai perpanjangan tangan sektor industri yang
menghadapi kendala terkait faktor jaminan pinjaman sebagai
jaminan persyaratan pihak perbankan atau lembaga keuangan.
Dengan bantuan ESCO, akses sektor industri terhadap pendanaan
proyek efisiensi energi diharapkan lebih terbuka.
Jepang merupakan salah satu negara panutan dalam hal
penerapan ESCO. Negara Matahari terbit itu mempelajari skema
pembiayaan ESCO dari Amerika Serikat pada 1979. Sekitar tahun
1983, Jepang mulai mengaplikasikan skema pembiayaan ESCO.
Di mulai pada gedung dan fasilitas pemerintah, ESCO di Jepang
berkembang merambah sektor swasta seperti industri dan
perusahaan komersial.
Di Indonesia, ESCO belum berkembang. ESCO masih
memerlukan dukungan pemerintah dari sisi kebijakan dan
pihak perbankan untuk mendukung pendanaan. Padahal
potensi investasi efisiensi di Indonesia cukup tinggi. Secara
keseluruhan dari laporan hasil audit energi 2004—2012, potensi
nilai investasi dari 579 obyek diperkirakan hampir mencapai Rp
1-triliun. Dengan peran aktif berbagai pihak, ESCO diharapkan
terus berkembang di tanah air dan menjadi harapan bagi sektor
industri dan sektor lainnya untuk menjalankan upaya efisiensi
energi.***
Salam Redaksi
energi
hemat
Penanggung Jawab
Ir. Rida Mulyana, MSc
Redaktur
Ir. Maritje Hutapea
Andriah Feby Misna ST. MT. Msc.
Ir. Mustofa Said
Harris, ST.
Ir. Edi Sartono
Dr. Ir Arief Heru Kuncoro, MT.
Editor
Rahadian F. Arafat, ST, M.Ak
Ani Wiyanti, ST
Awang Riyadi, ST,MBA
Catur Wahyu Prasetyo,ST
Kunaefi, ST, M.SE
Devi Laksmi, ST
Supriyadi, SE
Qatro Romandhi, ST,M.Sc
Gita Lestari, ST,MBA
Tianni Lisdawati Sihotang, ST
Desain & Layout
Trubus Swadaya
Fotografer
Adhi Devawijaya
Fajar Zawa Tri Mulya
Sekretariat
Ayu Fitriana
Putri Anggraeni Asep R.
Media Riski F.
Awaliah
Penerbit
Direktorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKE
Kementerian ESDM
Alamat Redaksi dan Perpustakaan
Jalan Pegangsaan Timur no 1A
Menteng, Jakarta 10320
Telp (021) 39830077
Faksimili : 021-31901087
Website : www.ebtke.esdm.go.id
Email : [email protected]
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
1
energi
hemat
dari redaksi
1
fokus utama
4
4 Potensi Investasi Efisiensi Energi
8Kisah Sukses Proyek Investasi Efisiensi Energi
11Selayang Pandang Potensi Penghematan Energi
14Investasi melalui Alih Teknologi
kampusiana
18
18SMPN 13 Tangerang :
“Penghematan Energi Adalah Suatu Keniscayaan”
anjangsana
24
24 Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP):
Solusi Cerdas Irit Energi
28Konservasi Energi di Ujung Jawa
TIP
33
33Satu Liter Cahaya
2
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
daftar isi
PRESTASI
34
34The Breeze :
Pusat Perbelanjaan Tropis Tanpa Dinding
38Konservasi Energi Ala Cheil Jedang
42Melebur Energi di Pemurnian Tembaga
46Apresiasi Hemat Berkat Energi Alternatif
JEJAK
51
51 Workshop Konsultasi & Pengarahan Asean
Energy Award
51 Training Investement Grade Audit Untuk ESCO
51 Jadwal Pelaksanaan Capacity Building Manajer
Energi dan Auditor Energi
teknologi
52
52Smart Grid :
Teknologi Pintar Atur Listrik
inovasi
56
56Energi Pemasok Rolas
Efisiensi
62
62Grha Telkom BSD:
Strategi Efisiensi via Retrofit
67Graha Indonesia Wifi :
Sebarkan Gelombang Hemat Energi
mancanegara
70
Dok. Rina Irawati
70 Biodiversity Conservation India Pvt Ltd:
Karya Emas Zero Energy
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
3
fokus utama
Potensi Investasi
Efisiensi Energi
Secara keseluruhan dari laporan hasil audit
energi 2004—2012 terdapat sejumlah obyek
yang memiliki potensi investasi efisiensi energi.
Total potensi nilai investasi dari 579 obyek
diperkirakan hampir mencapai 1 triliun rupiah.
Dari obyek dengan high investment potential
sebanyak 47 obyek, 41 obyek diantaranya berada
di sektor industri dengan nilai investasi Rp 255,8
miliar. Sisanya berupa obyek bangunan gedung
dengan nilai investasi Rp 15,6 miliar .
4
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
S
tudi mengenai potensi penghematan
energi di wilayah pasar Asia Tenggara
pada 2011 yang dilakukan ReEx
Capital Asia—sebuah lembaga konsultasi
dan pembiayaan investasi energi bersih di
wilayah Asia Pasifik—menyebutkan potensi
Indonesia sebagai pasar efisiensi energi
terbesar kedua dengan nilai keseluruhan
US$6,7-milyar. Dari sisi potensi investasi,
posisi Indonesia berada tepat di bawah
Malaysia disusul Thailand, Singapura,
Vietnam, dan Filipina.
Menurut Dr. Ir. Arief Heru Kuncoro,
MT, Kasubdit Tekno Ekonomi Energi,
Direktorat Konservasi Energi, Ditjen EBTKE
Kementerian ESDM, potensi investasi
untuk proyek efisiensi energi di Indonesia
mencapai USD1,4 miliar—USD9,7 miliar.
Studi potensi investasi serupa juga pernah
dilakukan Asian Development Bank (ADB).
Angka investasi yang muncul sekitar USD3
miliar—USD4 miliar.
“Potensi kita memang cukup besar,” ujar
Arief. Sebagai gambaran, berbagai sektor
yang ada di Indonesia hampir seluruhnya
membutuhkan upaya konservasi energi.
Mulai dari sektor industri, transportasi,
bangunan atau gedung komersial, rumah
tangga, hingga sektor lainnya seperti
pertanian, konstruksi, dan pertambangan.
Kementerian ESDM dalam hal ini Direktorat
Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (EBTKE) menetapkan
target elastisitas energi kurang dari 1%
pada tahun 2025 dan mengurangi intensitas
energi sebesar 1% per tahun. Untuk itu
diperlukan upaya penghematan energi di
berbagai sektor.
Berbicara mengenai potensi investasi
konservasi energi di Indonesia, maka
sebenarnya upaya penghematan tersebut
dapat dilakukan melalui berbagai cara. Di
sektor industri misalnya dengan revitalisasi
dan retrofitting peralatan hemat energi serta
pengembangan beragam teknologi irit energi.
Sebagai contoh, di bidang industri kini
telah banyak ditemui chiller, boiler, steamer,
dengan teknologi yang membutuhkan
energi minim. Bentuk investasi lainnya,
implementasi sistem pengoperasian seluruh
peralatan secara otomatis dan pengontrolan
secara terpusat.
Contohnya di sektor
Penerangan Jalan Umum (PJU) kini telah
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
dikenal sistem pengontrolan lampu PJU
secara otomatis, penggunaan metering, dan
retrofit lampu LED.
Sayangnya, walau terdapat potensi
besar untuk menghasilkan penghematan
dan konservasi energi serta ketersediaan
teknologi pendukung, masih sedikit tindakan
investasi yang dilakukan. Ada sejumlah
faktor yang memperlambat implementasi
dan rendahnya investasi efisiensi energi.
Di antaranya peralatan dengan teknologi
terkini harganya relatif mahal, keterbatasan
pengetahuan tentang teknik konservasi
energi, dan minimnya informasi.
Banu Anang Priyanto, Sekretaris Umum
Asosiasi Perusahaan Penunjang Konservasi
Energi Indonesia (Apkenindo) berpendapat,
pelaku industri cenderung fokus pada
investasi untuk meningkatkan penjualan
daripada investasi pada peralatan untuk
menunjang program penghematan energi di
perusahaannya. Hal itu dimaklumi karena
perusahaan umumnya mengejar tujuan
bagimana agar perusahaan berkembang.
“Rata-rata mereka fokus pada kenaikan
produksi untuk menaikan sales, sedangkan
investasi untuk penghematan energi itu
investasi pada utilitas energi yang tidak
akan langsung mempengaruhi sales,”
jelasnya. Itu sebabnya, banyak perusahaan
hanya melakukan upaya efisiensi energi
pada investasi yang rendah biaya (low
cost) seperti mengganti lampu boros listrik
menjadi LED. Alasan yang kedua, listrik
yang bersumber dari pemerintah masih
murah. “Listrik kan mahal akhir-akhir ini
saja, sebelumnya masih murah jadi mereka
merasa masih bisa bayar,” papar Banu.
Sumber: Market
Feasibility Report
For Assessing
the need for an
Energy Efficiency
Fund in SouthEast Asia (ReEx
Capital Asia
2010)
5
fokus utama
Foto: Lokasi RS Kanker Dharmais
Kendala
lainnya,
keterbatasan
menganalisa secara ekonomi pelaksanaan
konservasi energi dan minimnya instrumen
atau modalitas serta akses terhadap
pembiayaan. Pembiayaan yang dimaksud
termasuk pembiayaan non komersial, semi
komersial, dan komersial yang dapat diakses
oleh pengembang, pemilik proyek dan
sebagainya. Celah pembiayaan yang selama
ini menjadi kendala dapat dimanfaatkan
sebagai peluang bagi ESCO (Energy Service
Company).
Peluang ESCO
Foto: Lokasi Grha Wono koyo
Chiller pada gedung maupun bangunan komersial yang membutuhkan investasi
besar menjadi salah satu potensi obyek pendanaan ESCO
Peran ESCO tidak berhenti pada pelaksanaan proyek penghematan energi
melainkan juga turut andil dalam melakukan perawatan peralatan efisiensi
energi
6
ESCO
merupakan
bentuk
usaha
komersial berbasis pada kontrak kinerja
penghematan energi (energy contracting
model). Peran ESCO yang paling utama yakni
menyediakan solusi energi secara lengkap
dan menyeluruh termasuk merancang dan
mengimplementasikan proyek konservasi
dan penghematan energi, pembangkitan
dan pemasokan energi (energy supply). ESCO
juga membantu klien mendapatkan akses
pembiayaan proyeknya dan mengelola risiko
proyek efisiensi energi dimana kontrak kerja
(performance contract) maupun metodologi
pengukuran dan verifikasi (measurement
and verification) menjadi acuan pokok
untuk memastikan tercapainya kinerja
teknis proyek selama periode kontrak.
Demi meninimalisasi siklus biaya suatu
proyek, ESCO akan berupaya memberikan
layanan antara lain mengembangkan
dan merancang proyek efisiensi energi,
membuka akses pembiayaan untuk proyek
tersebut, dan melakukan pemasangan
teknologi efisiensi energi. Sebagai tindak
lanjut langkah tersebut, ESCO melakukan
pengukuran, pengawasan, dan verifikasi
penghematan energi sekaligus melakukan
perawatan peralatan efisiensi energi.
Pihak yang terlibat dalam model ESCO
yaitu perusahaan ESCO, investor, lembaga
keuangan, dan klien. ESCO dapat terlibat
dalam proyek investasi penghematan
energi lewat dua model pembiayaan. Yang
pertama, ESCO bertindak sebagai pelaksana
proyek tanpa berhubungan langsung
dengan institusi keuangan atau investor.
Artinya, klien yang berhubungan langsung
dengan lembaga keuangan sebagai pemberi
pinjaman dana.
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
Peluang Sektor Industri
Sektor industri merupakan sektor
“basah” target ESCO dalam bisnis konservasi
energi. Potensi penghematan energi yang
dapat disumbang sektor industri melebihi
sektor transportasi dan sektor bangunan.
Sayangnya, menurut Banu, ESCO lebih
banyak menyasar sektor bangunan komersial
dibandingkan sektor industri karena
teknologi pada sektor bangunan lebih
mudah dikendalikan untuk penghematan
energi. Padahal sektor industri memiliki
potensi besar yang belum tergarap.
Upaya
konservasi
energi
yang
direkomendasikan
umumnya
berupa
penggunaan perangkat atau mesin hemat
energi, optimalisasi proses, dan retrofit.
Setiap jenis industri memiliki spesifikasi
mesin dan peralatan khusus yang lebih
bervariasi dibandingkan teknologi pada
sektor bangunan. Pada beberapa jenis
industri seperti tekstil, logam, semen,
kimia, agrokimia, keramik, dan baja yang
mengacu pada industri menengah hingga
besar, investasi penghematan energi tentu
memerlukan dana yang relatif besar.
Program penghematan yang memakan dana
kecil biasanya sudah dilakukan perusahaan
sehingga menyisakan celah penghematan
yang membutuhkan anggaran biaya besar
bagi ESCO.
Mesin sebagai sarana produksi umumnya
memiliki porsi besar dalam komposisi
penggunaan energi bagi sebuah industri.
Berdasarkan audit energi yang dilakukan
pada 2011 melalui Program Kemitraan
Kementerian ESDM, komposisi konsumsi
energi pabrik Aqua Mambal Bali milik PT
Tirta Dewata Semesta yang merupakan
perusahaan afiliasi dari PT Tirta Investama
pada pos produksi botol dan air mencapai
70,36% dari total konsumsi listrik. Pada PT
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Indo Porcelain yang memproduksi keramik
perabotan rumah tangga, proses produksi
menyerap energi hingga 83,4%.
Sedangkan industri tekstil seperti PT
Delta Merlin Sandang Textile Unit II menyerap
56,65% energi untuk keperluan mesin
tekstil. Menurut Banu, perusahaan ESCO
yang tergabung dalam Apkenindo memiliki
jangkauan produk maupun pelayanan
bisnis ESCO meliputi pencahayaan, retrovit
HVAC, sistem kontrol gedung, peningkatan
kemampuan chiller dan boiler, thermal
storage/load shaping, generation efficieny
improvement, on-site power generation,
power quality, dan optimalisasi proses
industri. Itu artinya, peluang ESCO masuk
di Indonesia meliputi proyek investasi besar
maupun kecil.
Meski peluangnya besar, ESCO diakui
belum berkembang pesat di tanah air. ESCO
di Jepang berjalan sukses karena perusahaan
pemakai ESCO mau bekerjasama dalam
jangka waktu relatif panjang. Misalnya,
pabrik Komatsu dengan ESCO Hitachi, mereka
kerjasama dalam jangka waktu 6 tahun.
“Beda dengan di Indonesia yang kebanyakan
terhadap paybacknya kurang dari setahun.
Mindset itu tidak bisa kita hilangkan kecuali
ada contoh kisah sukses yang bagus,” kata
Banu. Ia berpendapat kerjasama berbagai
pihak diperlukan agar kegiatan efisiensi
energi di tanah air dapat berkembang.
Pembuat kebijakan, supplier energi milik
negara, institusi finansial domestik, supplier
peralatan serta layanan-layanan pendukung
lainnya seperti badan audit energi dan ESCO
perlu bersinergi.***
Teknologi
penghematan
energi untuk
sektor gedung
atau bangunan
komersial
lebih mudah
dikendalikan
dibandingkan
teknologi sektor
industri yang lebih
spesifik
Foto: Lokasi Mall Pacific Place
Kedua, ESCO bertindak sebagai jembatan
penghubung antara klien dengan institusi
keuangan atau investor. Untuk perusahaan
yang relatif kecil, masalah pembiayaan
kerap menjadi kendala dalam berinvestasi
termasuk dalam hal investasi untuk
penghematan energi. Untuk itu, model
pembiayaan melalui ESCO dapat menjadi
alternatif. Selain itu, ESCO juga yang
bertindak sebagai pelaksana proyek.
7
fokus utama
Kisah
Sukses
Proyek
Investasi
Efisiensi
Energi
PT Pupuk Sriwidjaya Palembang (Pusri Palembang) menggelontorkan dana Rp 34-miliar
untuk investasi pengembangan Purge Gas Recovery Unit 3 (PGRU-3) dengan teknologi
membran. Penghematan yang dicapai dengan investasi salah satu unit proses amoniak itu
sebesar Rp 29.868.000.000 per tahun. Dengan upaya tersebut, hanya butuh waktu 14 bulan
untuk mengembalikan modal yang digelontorkan untuk investasi.
8
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Dengan teknologi membran, kebutuhan
steam menurun hingga 285 ton per jam.
Penurunan 35 ton per jam setara dengan Rp
20 miliar per tahun. Itu baru penghematan
dari steam saja.
Di sisi lain, pembangunan PGRU-III
berimbas pada peningkatan amoniak yang
dihasilkan dan penurunan konsumsi energi.
Indeks efisiensi energi pabrik PUSRIIII dimana PGRU-III beroperasi rata-rata
mencapai 2,4 mmbtu/ton NH3/tahun.
Dengan produksi sebesar 262.000 ton per
tahun, penghematan gas alam per tahunnya
mencapai 628.800 mmbtu/tahun.
Artinya, dengan asumsi harga gas $5/
mmBtu maka penghematan yang dicapai
dengan investasi salah satu unit proses
amoniak itu sebesar Rp 29.868.000.000 per
tahun. Investasi yang tidak sedikit itu pun
memberikan pengembalian dana investasi
yang relatif cepat yakni 14 bulan. Selain
itu, dengan beroperasinya PGRU-III, PT
Pusri Palembang berkontribusi terhadap
penurunan emisi CO2 hingga 30,18% dan
peningkatan produksi H2 hingga 29% pada
2011.
Selain PT Pusri, proyek investasi
efisiensi energi juga sukses dilakukan oleh
manajemen PT Pacific Place Jakarta. Hal
itu dilakukan dengan melakukan investasi
5
unit perangkat penghemat energi
CTL (Current Torque Limit) energy saver
sebesar Rp 240-juta menyumbang efisiensi
listrik Rp29.245.440 per bulan. Periode
pengembalian pun tidak sampai setahun,
hanya 8,21 bulan.
Mesin dan
peralatan di
industri besar
umumnya
menyumbang
pemakaian energi
terbesar bagi
perusahaan
Foto: Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja
D
alam memproduksi urea, produsen
pupuk yang berlokasi di Palembang
itu membutuhkan gas amonia dan
karbon dioksida sebagai bahan bakunya.
Amonia diperoleh dari gas alam yang terdapat
pada ladang-ladang gas yang ada. Gas alam
berupa purge gas yang mengandung inert
harus dipisahkan dari amonia dan hidrogen.
Pemisahan amonia dari gas-gas lain
dikerjakan dengan sistem penyerapan air
dan destilasi. Setelah memperoleh amonia,
awalnya PT Pusri membuang sebagian gas
yang tak termanfaatkan ke atmosfer. Hanya
saja tindakan tersebut sangat mencemari
lingkungan. Setelah dicermati, sebagian gasgas sisa itu masih memiliki nilai ekonomis.
Contohnya, gas hidrogen yang merupakan
bahan baku amonia, demikian juga dengan
metana yang berpotensi sebagai gas bakar.
Dengan potensi tersebut, akhirnya pabrik
pupuk tertua di Indonesia itu mengolah
kembali gas sisa yang terintegrasi dalam
satu unit proses, yakni Purge Gas Recovery
Unit (PGRU) yang terdapat di pabrik amonia.
PGRU tidak hanya beroperasi memproses
purge gas yang dikeluarkan pabrik amoniak
PT Pusri Palembang tetapi juga purge gas
yang dikeluarkan pabrik PUSRI-III, PUSRIIV, dan PUSRI-IIB.
Dari teknologi pengambilan hidrogen
(hydrogen recovery) yang tersedia yaitu
teknologi membran, cryogenic, dan pressure
swing absorption process, PT Pusri Palembang
memiliki PGRU dengan teknologi cryogenic
yang terdapat di pabrik PUSRI-IV. PGRU
yang dinamakan PGRU-IV itu beroperasi
sejak 1981. Pada 2002, PGRU-III dibangun
dengan menggunakan teknologi membran
dan mulai beroperasi setahun kemudian.
Teknologi membran dianggap memiliki
tingkat keandalan tinggi dan kemudahan
operasional dibandingkan teknologi pressure
swing absorption process. Sedangkan
teknologi cryogenic ditinggalkan karena
dianggap boros energi.
Investasi untuk pembangunan PGRU-III
pada 2002 memakan dana Rp 34.770.865.599.
Keputusan manajemen untuk melakukan
upaya tersebut ternyata sangat tepat.
Pasalnya terjadi penghematan yang luar
biasa. Sebagai contoh, penggunaan steam
berkurang signifikan. Mulanya steam yang
diperlukan sebesar 320—350 ton per jam
untuk menggerakkan turbin sintesis gas.
9
fokus utama
Investasi besar
untuk mesinmesin industri
menjadi peluang
besar bagi ESCO
10
Mall Pacific Place
Mall Pasific Place merupakan pusat
perbelanjaan 6 lantai yang berdiri di atas
lahan seluas 30.859,55 m2 dengan luas
bangunan 25.842,66 m2. Berbeda dengan
pusat perbelanjaan lainnya yang penuh pada
saat akhir pekan, mall ini memiliki tingkat
kepadatan pengunjung justru pada hari kerja
dengan puncaknya pada hari Jumat. Setiap
harinya penggunaan listrik yang mengalami
peningkatan mulai pukul 10.00 hingga
pukul 22.00.
Sekitar 60% biaya operasional mall
digunakan untuk membayar listrik. Dalam
satu bulan, biaya listrik dapat mencapai
Rp5-miliar lebih. Puncak beban rata-rata
7,58 MW dengan beban dasar (base load)
1,33 MW. Penggunaan listrik terbesar pada
mall yang resmi dibuka pada 2007 itu diserap
oleh chiller yaitu sebesar 35% dari total
penggunaan listrik sedangkan pemakaian
listrik tenant 42% dan penerangan 24%.
Dengan upaya penghematan energi, pada
2012, Mall Pacific Place mampu mencapai
Indeks Efisiensi Energi (IEE) sebesar 191,92
kWh/m2/tahun. Bandingkan dengan standar
IEE untuk mal sebesar 240 kWh/m2/tahun.
Mengingat konsumsi listrik untuk
pemakaian chiller terbilang tinggi, salah
satu bentuk efisiensi yang diupayakan
yaitu pemasangan perangkat hemat energi
CTL energy saver pada chiller. Pada 2011,
pemasangan energy saver dilakukan pada 1
(satu) unit chiller berkapasitas
1.450 TR. Setelah pemantauan
operasional chiller selama
satu bulan, penghematan
listrik diperoleh sekitar 12%.
Hasil positif itu akhirnya
memantapkan
pemasangan
4 energy saver pada empat
buah chiller lainnya yang
berkapasitas
1.450
TR
sebanyak 2 unit dan 600 TR
sebanyak 2 unit.
Dengan biaya efisiensi
CTL per unit Rp 48-juta, total
investasi yang dikeluarkan
sebesar Rp240-juta. Besar
penghematan yang dicapai
yaitu mencapai 1.752.000
kWH/tahun atau setara Rp
29.245.440/bulan.
Selain
pemasangan CTL, penghematan
juga disumbang dari penggantian lampu TL
T8 36 Watt menjadi TL 25 26 Watt sebanyak
6.500 unit yang ada di area parkir dan
bagian dalam mall. Penggantian lampu
berkontribusi
terhadap
penghematan
450.775 kWh/tahun.
Langkah lainnya, melakukan pemasangan
VSD pada escalator, pompa, dan blower
yang beroperasi 12 jam/hari. Hasilnya,
penghematan 577.503 kWH/tahun dapat
dicapai. Ketiga program efisiensi energi
yang dilakukan pihak manajemen Mall
Pasific Place itu mampu menurunkan biaya
operasional untuk listrik sebesar 13% per
tahun.
Untuk chiller, biaya investasi CTL per
unit sebesar Rp 48-juta. Dengan investasi
peralatan CTL sebanyak 5 buah, maka besar
penghematan yang dapat dilakukan sebesar
Rp 29,2 juta per bulan. Melalui upaya
tersebut, besaran efisiensi yang dicapai
sebesar 13,55%. Jadi dengan nilai investasi
sebesar Rp 240-juta, waktu pengembalian
investasi yang dibutuhkan hanya
8—9
bulan saja.
Itulah sekelumit cerita kesuksesan proyek
investasi yang dilakukan 2 perusahaan. Masih
banyak cerita lain yang juga memperoleh
banyak manfaat dari proyek investasi yang
dilakukan. Mereka merasakan manfaat dan
besarnya keuntungan yang diperoleh dari
investasi dan penerapan efisiensi energi.
***
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
Selayang Pandang Potensi
Penghematan Energi
I
nvestasi besar menjadi peluang emas
bagi ESCO untuk masuk bila disertai
potensi penghematan besar yang mampu
menarik sektor industri. Berikut beberapa
gambaran potensi energi sektor industri
berdasarkan audit energi yang dilakukan
Kementerian ESDM bekerjasama dengan
pihak swasta pada periode 2010—2012.
PT Indonesia Asahan Alumunium
Lokasi
: Kabupaten Batubara, Sumatera Utara
Jenis usaha
: Produsen alumunium batangan dengan kualitas 99,7% dan 99,9%
Pelaksana audit
: PT Indra Karya
Tahun audit
: 2011
Langkah konservasi
: 1. Pemasangan kapasitor bank
2. Pemasangan filter harmonic pada panel SDP Green Plant
3. Pemasangan ballast elektronik
4. Pemasangan soft start-stop pada kompresor
5. Perubahan kontrol frequency induction furnance
6. Penggantian impeller main fan
7. Pemanfaatan temperatur gas buang furnace dan pemasangan air
preheater
Potensi penghematan
: 30.345.300 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp19.424.917.152/tahun
Total investasi
: Rp20.330.000.000
PT Semen Baturaja
Lokasi
:
Jenis usaha
:
Pelaksana audit
:
Tahun audit
:
Langkah konservasi
:
Potensi penghematan
:
Potensi penghematan
:
Total investasi
:
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Palembang
Produksi Semen Portland Tipe I dan Semen Portland Komposit
PT Miranthi Konsultan Permai
2013
1. Perbaikan moda operasi raw mill
2. Perbaikan moda operasi kiln
3. Penurunan kandungan air batubara
4. Pemanfaatan teknologi inverter pada raw mill fan
5. Pemanfaatan VSD pada grate cooler
11.526.472 kWh/tahun
Rp7.889.400/tahun
Rp19.076.250.000
11
fokus utama
PT Antam (Unit Industri)
Lokasi : Bogor, Jawa Barat
Jenis usaha
: Pertambangan emas dan perak
Pelaksana audit
: PT Indra Karya
Tahun audit
: 2011
Langkah konservasi
: 1. Pemasangan Energy Management System
2. Penggantian transformator
3. Pemasangan filter harmonis
4. Pemasangan VSD
5. Perbaikan sistem kontrol
6. Perbaikan isolasi pipa
Potensi penghematan
: 2.770.485,7 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp1.783.861.913/tahun
Total investasi
: Rp2.060.000.000
PT Indo Porcelain
Lokasi : Tangerang, Banten
Jenis usaha
: Keramik perabotan rumahtangga
Pelaksana audit
: PT Tigapena Sigma Energi
Tahun audit
: 2012
Langkah konservasi
: 1. Perbaikan firing zone BK-1
2. Perbaikan unit glost kiln
3. Pemanfaatan gas buang
4. Penghematan penggunaan VVVF pada ekstruder
5. Perbaikan sistem penerangan
6. Penggantian kabel ditribusi
7. Penghematan sistem tata udara
Potensi penghematan
: 497.550,6 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp1.647.948.186/tahun
Total investasi
: Rp4.469.930.000
PT Citra Turbindo
Lokasi Jenis usaha
: Batam
: Pemrosesan pipa baja dan jasa penunjang industri minyak dan gas
bumi
Pelaksana audit
: PT Rekadaya Sentra Mandiri
Tahun audit
: 2012
Langkah konservasi
: 1. Pemasangan VSD pada pompa
2. Pemasangan organic rankine cycle
3. Desain ulang bukaan furnace
Potensi penghematan
: 10.001.650 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp6.801.121.942/tahun
Total investasi
: Rp15.930.000.000
12
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
PT Bhinneka Karya Manunggal
Lokasi Jenis usaha
Pelaksana audit
Tahun audit
Langkah konservasi
: Karawang, Jawa Barat
: Tekstil
: PT Energy Management Indonesia
: 2011
: 1. Produksi steam dan panas dengan pemanfaatan kembali kondensat
pada proses pengeringan
2. Produksi steam dan panas dengan pemanfaatan panas dari air
buangan bleaching
3. Mengganti mesin stenter
4. Mengoptimalkan udara segar di air washer
5. Pemasangan variable speed drive di fan cooling tower chiller
6. Menurunkan tekanan discharge kompresor
7. Pemasangan variable speed drive di fan cooling tower kompresor
8. Mengganti nozzle di mesin weaving
Potensi penghematan
: 4.730.150 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp2.646.064.327/tahun
Total investasi
: Rp11.154.808.580
PT Pancaprima Eka Brothers
Lokasi : Tangerang, Banten
Jenis usaha
: Tekstil
Pelaksana audit
: PT Lemtek Konsultan Indonesia
Tahun audit
: 2011
Langkah konservasi
: 1. Pemasangan light tube dan atap transparan
2. Penggantian ballast induktif dengan ballast elektronik
3. Penggantian lampu fluoresen dengan LED
4. Penggantian motor konvensional dengan motor servo
5. Retrovit air conditioning
6. Penggantian AC dengan AC inverter
Potensi penghematan
: 1.828.489 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp1.249.575.964/tahun
Total investasi
: Rp 7.147.010.000
PDAM Tirta Tuah Benua
Lokasi : Kutai Timur
Jenis usaha
: Perusahaan Daerah Air Minum
Pelaksana audit
: PT Indra Karya
Tahun audit
: 2012
Langkah konservasi
: 1. Pemasangan VSD motor
2. Penyeimbang pembagian beban pada MDP
3. Pemasangan ballast dan penggunaan lampu TL
Potensi penghematan
: 1.574.326 kWh/tahun
Potensi penghematan
: Rp1.258.764.192/tahun
Total investasi
: Rp1.507.400.0
Sumber : Buku Profil Investasi Efisiensi Energi 2013
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
13
fokus utama
Investasi Melalui
Alih Teknologi
Penggunaan teknologi dan beragam perangkat hemat energi sudah menjadi isu global
untuk dapat bertahan dalam kondisi krisis energi seperti saat ini. Pengaplikasianya
dilakukan mulai dari skala rumah tangga hingga industri besar. Inilah salah satu cara
berinvestasi yang tepat dalam proyek efisiensi energi.
Intellectac.com
S
VRV chiller
14
etsuden Satu kata yang menjadi
solusi Jepang bertahan dalam kondisi
krisis energi sejak Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi
terpaksa berhenti beroperasi akibat gempa
yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011.
Kata yang berarti “menghemat listrik” itu
kemudian menjadi gerakan nasional yang
dipropagandakan pemerintah Jepang mulai
Juli 2011 untuk mencegah kurangnya
pasokan tenaga listrik
di beberapa
tempat.
PLTN memegang peranan penting
karena memasok 30% kebutuhan listrik di
Jepang. Ketika bencana terjadi, setsuden
diberlakukan pada semua sektor mulai
rumah tangga, bisnis, hingga industri.
Sosialisasi gencar diberitakan melalui media
cetak dan elektronik. Pemakaian lampu
hemat energi dan anjuran minimalisasi
penggunaan AC di sektor rumah tangga
disosialisasikan pada seluruh masyarakat.
Gedung dengan pemakaian listrik 500 kW
ke atas diminta berhemat listrik hingga 15%
sedangkan perusahaan bisnis diperintahkan
menurunkan pemakaian listrik hingga 30%.
Industri pun beroperasi dengan mesinmesin yang ditekan untuk sebisa mungkin
menghemat penggunaan energi.
Langkah-langkah
itu
efektif
menyelamatkan Jepang dari kekurangan
listrik hingga akhirnya September 2011
kebijakan itu dicabut. Dibandingkan tahun
sebelumnya, Jepang mampu menghemat
konsumsi listrik pada beban puncak hingga
20%. Ada kalanya krisis energi dapat
terjadi secara tidak terduga. Berkaca dari
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
kasus di Jepang, penggunaan teknologi
dan perangkat hemat energi tampaknya
menjadi bagian dari investasi penting untuk
konservasi energi dan kelangsungan usaha
di berbagai sektor.
Teknologi dan perangkat hemat energi
semakin berkembang seiring dengan kondisi
global yang berada di tengah ancaman krisis
energi, baik disebabkan hal yang terduga
seperti berkurangnya persediaan sumber
energi tidak terbarukan maupun hal tidak
terduga seperti bencana alam. Penggunaan
teknologi dan perangkat hemat energi
sebagai bagian investasi penting di berbagai
sektor telah disadari para pelaku bisnis,
industri, hingga level rumah tangga. Beragam
inovasi yang menghasilkan teknologi ramah
lingkungan dan hemat energi telah diadopsi
secara luas.
Untuk bangunan komersial misalnya,
teknologi yang dapat diadopsi antara lain
penggunaan lampu hemat energi seperti
gtechgroupbd.com
Perangkat Hemat Energi
Lampu LED
reachabletek.com
Absorption chiller
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
15
fokus utama
LED (Light Emitting Diode). Dibandingkan
lampu fluoresen (CFL), konsumsi energi LED
lebih rendah 45—55% untuk luminitas yang
sama. Dengan frekuensi lampu dimatikan
dan dinyalakan yang tinggi, lampu LED
lebih awet sehingga umur ekonomisnya
lebih panjang. Lampu CFL pun kerap sensitif
pada suhu di atas atau di bawah 100F dan
memerlukan sedikit waktu pemanasan agar
lampu menyala normal.
Eka Brothers (PEB) yang berlokasi di
Tangerang Banten menghasilkan perhitungan
payback periode 4,8 tahun untuk investasi
penggantian lampu fluoresen dengan
lampu LED. Dilihat dari perkiraan konsumsi
energinya, penggunaan 9.982 buah lampu
LED menggantikan lampu fluoresen
berpotensi menghemat listrik 917.142 kWh
per tahun.
Keluaran Cahaya Lampu LED
Penghematan lainnya dapat bersumber
dari penggunaan sistem pendingin hemat
energi. Biaya pendinginan udara gedung
komersial biasanya mencapai 50—60%
dari total biaya energi yang dikeluarkan.
Biaya tersebut dapat dikurangi dengan
menggunakan teknologi pendingin yang
efisien energi. Beberapa teknologi pendingin
udara yang efisien antara lain VRV (Variable
Refrigerant Volume) chiller, magnetic bearing
chiller, dan absorption chiller.
Pada VRV, chiller dilengkapi dengan CPU
(Central Processing Unit) dan kompresor
inverter yang secara otomatis mengendalikan
volume refrigeran yang disirkulasikan sesuai
dengan beban yang harus didinginkan.
Efisiensi yang dihasilkan sekitar 0,9 kW/
TR. Berbeda dengan VRV chiller, magnetic
bearing chiller mampu meningkatkan
efisiensi chiller karena mampu meringankan
beban kompresor. Efeknya, chiller dapat
mencapai efisiensi 0,55 kW/TR.
Keluaran
(lumen)
Lampu
LED
(Watt)
Lampu
Swabalast
(Watt)
450
4—5
9—13
800
1.100
1.600
6—8
9—13
16—20
13—15
18—25
23—30
2.600
25—28
30—35
Sumber: Buku Profil Investasi Efisiensi Energi 2013 (2014)
Harga lampu LED sekitar 3 kali lipat
dari lampu fluoresen. Walaupun periode
pengembalian investasi lampu LED relatif
lebih lama dibandingkan lampu fluoresen,
penghematan yang diperoleh sebanding
dengan investasinya. Sebagai gambaran,
analisis yang dilakukan pada PT Pancaprima
Chiller Hemat Energi
Ytima.com
Magnetic bearing chiller
16
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
fokus utama
Once through boiler. Kunci sistem pemanas berbahan bakar gas ini
ada pada desain ruang bakar dan sistem pembakarannya
Berbeda dengan VRV, absorption chiller
tidak menggunakan energi listrik sebagai
sumber energi melainkan menggunakan
panas yang berasal dari uap atau air panas
untuk menghasilkan siklus pendinginan
lithium bromide. Potensi penghematan
dengan memasang absorption chiller yang
dianalisis pada PT Smart Agro, Surabaya,
menghasilkan potensi penghematan listrik
220.248,8 kWh per tahun. Dengan perkiraan
investasi sebesar Rp500.000.000, periode
pengembalian
investasi
pemasangan
absorption chiller berada pada kisaran 2,64
tahun. Meski lebih banyak digunakan pada
gedung komersial, mesin absorption chiller
juga tersedia untuk skala rumah tangga
yang efisien untuk rumah yang besar.
Untuk menghemat energi, sistem pemanas
air dapat dibuat dengan memanfaatkan panas
buang (sistem kogenerasi). Panas buang
yang berasal dari pembangkit listrik skala
kecil seperti mikroturbin yang berkapasitas
60 kW contohnya, dapat menghasilkan panas
setara 60 kW termal. Panas buang yang
berasal dari kompresor chiller juga dapat
dimanfaatkan sebagai pemanas air. Chiller
berkapasitas 400 TR dapat menghasilkan
panas sekitar 6-juta BTU. Namun, untuk
mendapatkan suhu panas melebihi 300C
diperlukan tambahan heat pump yang
berfungsi menaikkan temperatur kondensat
lebih tinggi.
Teknologi pemanas lainnya yakni once
through boiler. Sistem pemanas berbahan
bakar gas itu tidak membutuhkan drum.
Kuncinya ada pada desain ruang bakar dan
sistem pembakar yang dapat menguapkan
air. Tipe pemanas yang cocok digunakan
pada gedung komersial yang memiliki
kebutuhan air panas tidak konstan dan
cenderung fluktuatif itu memiliki tingkat
efisiensi hingga 95%. Investasi untuk
beragam teknologi dan perangkat hemat
energi memang memerlukan dukungan dana
yang tidak sedikit. Periode pengembalian
setiap investasi yang dipilih juga bervariasi.
Namun, manfaat penghematan yang diraih
diharapkan mampu menjadi tabungan positif
bagi para pelaku konservasi energi.***
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
17
kampusiana
SMPN 13 Tangerang :
“Penghematan
Energi Adalah Suatu
Keniscayaan”
Foto: Dok. SMPN 13 Tangerang
Berkat Home and School Energy Efficiency Champion (HSEEC) pada 2014, Ageiliana
Tri Pamilih bersama 29 siswa SMPN 13 Tangerang lainnya punya tugas tambahan di
sekolah : membasmi “vampir energi”. Hasilnya, terjadi penghematan sebesar 37.900 kWh dalam satu bulan.
Para pemenang penghargaan kategori HSEEC 2014 termasuk diantaranya SMPN 13 Tangerang yang diwakili Ageiliana Tri Pamilih (kedua dari
kiri) berfoto bersama dengan Direktur Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Maritje Hutapea
18
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
kampusiana
S
etiap hari, baik saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung
hingga jam pulang sekolah,
Age—panggilan akrab Ageiliana—
dan rekan-rekannya punya aktivitas
baru. Mereka tergabung dalam energy
warrior alias pahlawan energi yang
tidak henti-hentinya menyuarakan
dan melakukan tindakan nyata
memberantas vampir energi di
lingkungan sekolah. Vampir yang
dimaksud tentu bukan makhluk
imajinasi yang kerap muncul dalam
film melainkan vampir penghisap
energi.
Piala juara pertama The Best Sister
School dari Kementerian ESDM diraih
SMPN 13 Tangerang dalam ajang
Home and School Energy Efficiency
Champion (HSEEC) 2014
Ajang HSEEC sejalan dengan SMPN 13 Tangerang yang memiliki visi “Inovatif berfikir,
cerdas berkarya, peduli lingkungan, dan berakhlak mulia”
Istilah vampir penghisap energi
mengacu pada kiasan metafora
tenaga listrik yang disedot alat
elektronik dan perangkat pengguna
listrik lainnya ketika dalam keadaan
dimatikan tetapi masih dalam posisi
siaga (standby). Ibarat vampir
pengisap darah, alat elektronik
yang dimatikan tanpa putus kontak
atau mencabut kabel dari sumber
energinya tetap memakan energi
walau dalam jumlah kecil.
Ya, siswa-siswi sekolah di
bilangan Cipulir, Tangerang Selatan,
Banten itu pernah ambil bagian
dalam kompetisi
penghematan
listrik di sekolah ala Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), Home and School Energy
Efficiency Champion (HSEEC) pada
2014. Salah satu wujud kegiatan
lomba itu yakni memberantas
sumber-sumber pemakan energi
listrik di lingkungan sekolah yang
tidak disadari menghabiskan energi
listrik secara percuma.
Mulanya, masalah
vampir
energi tidak pernah jadi perhatian
para murid di SMPN 13 Tangerang.
Namun, kini mereka berbalik sangat
peduli terhadap penggunaan energi,
terutama terhadap
peralatan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
elektronik. Para murid itu jadi
mengerti benar arti “gigitan” kecil
yang mampu menambah 10%
tagihan listrik. Kesadaran itulah
yang membuat para siswa menjadi
lebih hemat dalam menggunakan
energi
Basmi Vampir Energi
Di lingkungan sekolah, vampir
energi berkeliaran di ruang kelas,
laboratorium, ruang guru, maupun
tempat lain yang menggunakan
tenaga listrik. Sebut saja, kipas
angin atau alat pendingin ruangan
(air conditioning) dan lampu
ruangan. Keduanya kerap dinyalakan
tanpa memperhatikan kebutuhan
dan penggunaanya dalam ruangan.
Kini, tak ada lagi lampu ruangan
dan kipas angin yang dibiarkan
menyala pada jam pelajaran olahraga
ataupun saat kegiatan siswa di luar
ruang. Kabel listrik penyambung
tenaga untuk kipas pun dilepaskan
dari stop kontak. Pahlawan energi
tidak hanya bertindak nyata
melakukan penghematan tetapi juga
menegur dan mengingatkan rekan
sesama siswa yang lalai melakukan
penghematan energi di lingkungan
sekolah.
19
kampusiana
Label kreasi siswa berupa ajakan hemat
energi diletakkan di dekat saklar lampu
ruangan sebagai pengingat bagi para
pengguna ruangan
Satu ruang kelas
memiliki
1—3
kipas dengan daya
beragam 46—70
Watt. Selama jam
pelajaran
olahraga
yang
memakan
waktu 1,5 jam, satu
kipas angin berdaya
46 Watt dimatikan
dan dilepas dari stop
kontak. Upaya itu
mampu menyumbang
penghematan sebesar
0,069
kWh.
Dalam
sebulan,
aktivitas
olahraga
satu
kelas
setidaknya menghabiskan
waktu 6 jam. Artinya, energi
listrik sebesar 0,276 kWh
per bulan selamat dari
penggunaan
sia-sia.
Bila dikalikan dengan
banyaknya ruang kelas
yakni 27 kelas maka
penghematan ditotal
sebesar 7,452 kWh per
bulan untuk satu kipas angin saja.
Itu pun hanya saat jam olahraga.
Belum lagi saat upacara atau acara
bersama di luar ruangan.
Penggunaan alat pendingin
ruangan/AC saat ini juga diatur
pada kisaran 23oC—250C,bandingkan
pada penggunaan sebelumnya yang
minimal 180C. Selain itu, pintu
ruangan juga dipastikan tertutup
agar kinerja pendingin ruangan
menjadi maksimal. Mematikan AC
pada saat ruangan kosong juga
menjadi salah satu upaya membasmi
vampir energi.
Lampu luar ruangan dinyalakan
saat malam menjelang dan hari
benar-benar gelap yakni pukul 18.00
bukan lagi pukul 17.00. Lampu itu
dimatikan saat 05.30 hari mulai
terang yakni pukul 06.00. Komputer
yang biasanya ditinggal dalam
keadaan kabel masih tersambung
ke stop kontak mulai rutin dicabut
usai pemakaian. Menurut informasi
yang dikeluarkan Lawrence Berkeley
National Library mengenai Standby
Power Data, satu komputer desktop
menyedot listrik sebesar 25 Watt
per jam dalam kondisi siaga. Di
SMPN 13 Tangerang setidaknya ada
8 unit komputer di bagian staf dan
administrasi dan 40 unit komputer
di ruang laboratorium komputer.
Hanya dengan melepaskan kabel
dari sumber listrik, penghematan
energi dalam satu jam mencapai
1,2 kWh. Jika sehari diasumsikan
komputer tidak digunakan selama
Para pahlawan energi yang berjumlah 30 orang menjadi salah satu pilar keberhasilan SMPN 13 Tangerang menjadi jawara pada HSEEC 2014
20
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
kampusiana
12 jam, maka penghematan satu hari
menjadi 14,4 kWh. Dalam sebulan,
sekolah bisa menghemat 432 kWh.
Wajar bila berdasarkan data, biaya
penggunaan listrik pada November
2014 mengalami penurunan sebesar
Rp343.917 dibandingkan Oktober
2014. Angka itu merupakan selisih
perbedaan
penggunaan
listrik
sebesar 37.900 kWh. Dibandingkan
bulan yang sama pada tahun
sebelumnya, penurunan penggunaan
listrik pada Oktober 2014 bahkan
mencapai 130.000 kWh dan 70.470
kWh pada November 2014.
Pemetaan Energi
Penggunaan AC, kipas angin,
lampu, dan perilaku mencabut kabel
listrik dari stop kontak memang
menjadi prioritas penghematan.
Hal itu ditetapkan setelah kegiatan
pemetaan energi yang dilakukan
para pahlawan energi dan pihak
sekolah.
Berdasarkan
hasil
pemetaan, penggunaan energi per
hari terbesar di SMPN 13 Tangerang
terdapat pada kegiatan aktivitas
belajar mengajar sebesar 62%,
diikuti
kegiatan
administratif
(34%), kegiatan bersama (2%), dan
kegiatan teknis (2%).
Dlihat dari penggunaan energi
listrik per sektor didominasi kelompok
lain-lain yang mencakup pemakaian
alat musik, alat proyektor, dan sound
system untuk acara internal maupun
eksternal di lingkungan sekolah.
Besarnya mencapai 76% dari seluruh
penggunaan listrik di sekolah.
Sedangkan pencahayaan sekolah
secara umum menghabiskan listrik
total sebesar 4% dan pendingin
ruangan 12%.
Berdasarkan kondisi itu dan
terkait dengan lomba HSEEC
Kepala sekolah SMPN 13 Tangerang periode jabatan 2015—2017, Mulyono Sobar SPd
(ketiga dari kanan ) memimpin SMPN 13 Tangerang menjadi mother school untuk ajang
HSEEC selanjutnya
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
2014, sekolah menetapkan target
untuk menurunkan penggunaan
kWh listrik sebesar 10% melalui
efisiensi listrik di ruang kegiatan
belajar dan administrasi. Utamanya
penghematan dari sektor AC, kipas
angin dan lampu selama 3 bulan
yaitu September-November 2014.
Selain itu, sekolah juga berupaya
meningkatkan kepedulian siswa
terhadap lingkungan. Kepala sekolah
yang saat itu dijabat oleh Munasir
SPd, MSi kemudian membentuk tim
inti manajemen energi. Tim tersebut
terdiri dari 10 guru dan pahlawan
energi yang terdiri dari 30 siswa.
Selain itu juga dilibatkan anggota
ekstrakurikuler Lingkungan Hidup
(LH) dan ekstrakurikuler Karya
Ilmiah Remaja (KIR) untuk berperan
aktif dalam sosialisasi hemat
energi.
Sebagai
sekolah
yang
menyandang
predikat
Sekolah
Adiwiyata Nasional 2011, kegiatan
kepedulian terhadap lingkungan
bukan hal baru lagi. Para siswa dan
para pendidik terbiasa mengelola
kebersihan lingkungan sekolah dan
berbagai usaha dalam menghemat
sumber daya alam seperti efisiensi
penggunaan listrik yang sudah
menjadi hal yang kerap digaungkan
di kalangan siswa. Dengan adanya,
ajang HSEEC, sosialisasi hemat energi
makin gencar dilakukan.
Setiap pulang sekolah, pahlawan
energi menyisihkan waktu mengecek
ruangan
untuk
mengurangi
pemborosan listrik. “Terkadang ada
teman yang menganggap remeh
sosialisasi hemat energi karena
sudah sering mendengar. Tapi kami,
21
kampusiana
meningkat karena lampu di kelaskelas dinyalakan,” tambah Sulastri,
M.Pd, yang menjabat sebagai
manajer energi.
Hemat Di Rumah
Munasir SPd, MSi, (ketiga dari kiri) kepala sekolah yang menjabat hingga 2014,
berfoto bersama usai memperoleh penghargaan dalam HSEEC 2014
tim pahlawan energi tetap semangat
menjalankan tugas,” kata Age yang
menjabat sebagai ketua pahlawan
energi.
Harap maklum, sosialisasi tidak
hanya dilakukan saat upacara
bendera tetapi juga saat pengajian
sekolah setiap Jum'at pagi. Mereka
tidak bosan menyuarakan slogan
3M: mematikan lampu, mencabut
stop kontak, dan menurunkan suhu
AC menjadi 250C. Setiap bulan,
perwakilan kelas pun mendapat
laporan evaluasi dari tim manajemen
energi agar kegiatan hemat energi
dapat terus ditingkatkan.
Meski dilakukan penghematan
di berbagai sektor, ada saat
kondisi penghematan tidak bisa
dilakukan. Contohnya ketika digelar
acara antarsekolah yang kerap
menggunakan tempat pertemuan. Di
antaranya, acara pertemuan kepala
sekolah se-kota Tangerang atau
diklat Kurikulum 2013 yang diikuti
guru-guru se-kota Tangerang. Saat
seperti itu konsumsi listrik bakal
membengkak
lantaran
banyak
digunakan untuk laptop, komputer,
printer, infokus dan sound system.
Selain itu, “Saat musim hujan atau
hari mendung, konsumsi listrik juga
Orangtua siswa pun turut
berpartisipasi aktif dalam HSEEC. Ya,
salah satu kategori yang dilombakan
yakni home-sister school melibatkan
peran orang tua untuk melakukan
aktivitas hemat energi sebagai
komitmen bersama dalam keluarga.
Adalah Divia Nur Amirawati, peraih
juara 2 best home-sister school.
Siswi beserta kedua orangtuanya
itu melakukan penghematan di
rumah dengan cara mengurangi
penggunaan energi listrik pada jam
beban puncak berlangsung yakni
pukul 17.00—22.00.
“Biasanya menonton, mencuci
pakaian, mendekati maghrib (sekitar
pukul 18.00), sekarang jadi pagi hari
bahkan kadang tidak menggunakan
mesin cuci lagi,” tutur Divia. Murid
kelas 9 itu juga membiasakan
menonton
televisi
bersama
ketimbang menonton tivi sendiri di
kamar. Tidak ada lagi komputer yang
dibiarkan menyala tanpa digunakan.
Kabel charger baterai telepon
genggam yang biasa ditinggalkan
di stop kontak, selalu dicabut usai
tak digunakan. Pendingin ruangan
pun diatur pada suhu 250C. Semua
penghematan itu nyatanya mampu
menurunkan biaya listrik bulanan di
rumah hingga 20%.
Data Audit Energi
Penggunaan Energi per Hari
2% 2%
Kegiatan belajar mengajar
62%
Kegiatan administratif 34%
34%
Kegiatan bersama 2%
Kegiatan teknis 2%
22
62%
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
kampusiana
Selama lomba berlangsung,
informasi tentang hemat energi
menginspirasi Aisyah Putri Alifia
menulis artikel berjudul “Hemat
Energi Siapa Takut.” Tantangan
bulanan
HSEEC
itu
berhasil
ditaklukkan Aisyah dengan menjadi
juara 2 kategori karya jurnalistik.
Selama 3 bulan mengikuti ajang
lomba HSEEC, SMPN 13 Tangerang
berhasil
meraih
penghargaan
lainnya berupa juara 1 kategori
best sister school, juara 2 kategori
best energy manager yang diwakili
Sulastri M.Pd, serta juara 2 kategori
best group diraih bersama dengan
SMK Al-Muslim, dan SMPN 2 Tambun
Selatan.
Menurut H. Mulyono Sobar,
SPd, yang menjabat sebagai Kepala
Sekolah SMPN 13 Tangerang sejak
Januari 2015, penghematan energi
adalah suatu keniscayaan. Sumber
energi yang berasal dari batubara,
minyak bumi, dan gas tidak
dapat dipungkiri semakin menipis
sehingga penghematan energi mau
tidak mau harus dilakukan. Ajang
HSEEC menjadi salah satu upaya
kreatif menumbuhkan kepedulian
hemat energi sejak usia dini.
Ia berpendapat keberhasilan
penghematan energi yang dicapai
dalam HSEEC 2014 bukan sematamata efisiensi dalam hal biaya.
“Yang terpenting adalah bagaimana
kepedulian anak untuk menghemat
energi di sekolah tertanam dalam
pola kehidupan sehari-hari di
rumah,” tuturnya. Dengan demikian,
siswa tumbuh menjadi pribadi
dewasa yang sadar akan pentingnya
menghemat energi dimana pun
mereka berada. Seperti yang
dirasakan Divia, “Sekarang jadi lebih
peduli untuk hemat energi.” ***
Standard Operational Procedure (SOP) ala
SMPN 13 Tangerang
U
ntuk menekan biaya penggunaan listrik,
pihak sekolah memberlakukan Standard
Operational Procedure (SOP) penggunaan
listrik di ruang kelas serta ruang Administratif,
Perpustakaan, dan Laboratorium TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi). SOP berlaku bagi
semua pengguna ruangan baik guru, staf
sekolah, maupun siswa.
I. SOP untuk Ruang Administratif,
Perpustakaan, dan Laboratorium TIK
1. Penggunaan AC:
• Dinyalakan mulai jam 07.00 dengan suhu
250C
• Menutup pintu dan jendela agar
pendinginan maksimal
• Menggunakan 1 buah AC jika hanya ada 1
atau 2 orang yang beraktivitas
• Mematikan AC jika aktivitas telah berakhir
atau umumnya pada jam 16.00 WIB
2. Penggunaan lampu
• Lampu dimatikan jika sinar matahari
telah menerangi ruangan dan kain gordin
dibuka
• Lampu di Ruang Tata Usaha pada malam
hari dimatikan jika tidak ada aktivitas
• Lampu di Ruang Tamu pada malam hari
cukup dinyalakan 2 lampu
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
3. Penggunaan komputer:
• Setelah kegiatan selesai semua peralatan
dimatikan dan kabel dicabut
4. Penggunaan kipas angin:
• Menyalakan
kipas
dalam
kondisi
dibutuhkan
• Mematikan kipas setelah selesai kegiatan
atau meninggalkan ruangan dalam waktu
cukup lama/setengah jam lebih
II. SOP untuk Ruang Kelas
1. Kipas dimatikan saat :
• Upacara bendera
• Apel pagi
• Pengajian
• Olah Raga/Belajar di luar kelas
• Pulang sekolah
2. Lampu dimatikan jika sinar matahari sudah
menyinari kelas
3. Infocus dimatikan jika telah selesai digunakan
dan setelah pulang sekolah bittingnya (kabel)
dicabut
4. Laptop dicabut kabelnya jika baterai telah
terisi penuh
5. Selesai kegiatan belajar semua peralatan listrik
sudah dalam posisi mati***
23
anjangsana
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP):
Solusi Cerdas Irit
Energi
Satu lagi contoh gedung pemerintah yang sukses menerapkan upaya hemat energi. B
BPKP Pusat menjadi teladan bagi kantor
perwakilan
24
adan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) mampu
menerapkan Indeks Konsumsi
Energi (IKE) 73,56 kWh/m2/tahun.
Penghematan terbesar berhasil
dilakukan pada pengkondisian udara
buatan (AC). Bandingkan dengan
standar ASEAN untuk gedung
perkantoran, 240 kWh/m2/tahun.
Nilai yang sungguh sangat efisien.
BPKP yang berkantor di Jalan
Pramuka, Jakarta Timur, dalam
melaksanakan tugas pengawasannya
mempunyai
kantor
perwakilan
di 33 provinsi seluruh Indonesia.
Himbauan
penghematan
yang
dilakukan di kantor BPKP Pusat
juga disuarakan ke kantor-kantor
perwakilan. Untuk pemantauan
konservasi energi, setiap kantor
perwakilan mengirimkan laporan
triwulan ke kantor BPKP Pusat.
Jadi dalam setahun, ada 4 (empat)
laporan yang diterima. Adapun
yang dilaporkan yaitu mengenai
target pelaksanaan penghematan
energi listrik gedung berupa data
pemakaian listrik dan biaya yang
dikeluarkan.
Bila terdapat kenaikan, pihak
kantor perwakilan juga menyertakan
alasan kenaikan tersebut dalam
laporan. Misalnya, bila dalam bulan
bersangkutan terdapat pemakaian
ruang rapat dan aula lebih banyak
dari sebelumnya, termasuk di
dalamnya
laporan
mengenai
pemakaian listrik gedung seperti
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
anjangsana
penggunaan AC dalam tingkat
efisien atau tidak. Laporan juga
mencakup penghematan BBM pada
kendaraan dinas dan penghematan
air. Data yang ditampilkan yaitu
jumlah pemakaian BBM dan air ratarata per bulan disertai lampiran
dokumen pendukung. “Mulai 2014,
semua pelaporan dilakukan secara
online
sehingga
memudahkan
kantor-kantor perwakilan melakukan
pelaporan,” kata Tanusi SE Akt MM,
Kepala Bagian Rumahtangga Biro
Umum, Kantor Pusat BPK.
Berdasarkan laporan tersebut,
kantor BPKP Pusat dapat mengetahui
Kepala Biro Umum BPKP Pusat, Sudiro Ak, MM, (tengah) bersama dengan tim konservasi
energi BPKP Tanusi SE Akt MM (Kepala Bagian Rumahtangga Biro Umum) dan Ade
Ijudin (anggota tim konservasi energi).
besar penghematan yang dilakukan.
Pada 2014, pemakaian listrik ratarata gedung BPKP Pusat yang terdiri
dari 12 lantai sebesar 314.740 kWh/
bulan setara Rp344.531.019/bulan.
Dengan demikian, Gedung BPKP
Pusat memiliki indeks konsumsi
energi 6,13 kWh/m2/bulan untuk
ruangan ber-AC, sedangkan ruangan
tidak ber-AC memiliki indeks energi
1,01 kWh/m2/bulan. “Itu termasuk
kategori sangat efisien,” kata
Tanusi.
Sesuai
dengan
Peraturan
Menteri ESDM No. 13 Tahun 2012,
standar IKE (Intensitas Konsumsi
Energi) yang efisien untuk gedung
perkantoran ber-AC adalah 102kWh/
m2/tahun s.d kurang dari 168kWh/
m2
/tahun atau 8,5 kWh/m2/bulan
sampai dengan kurang dari 14
kWh/m2/tahun.
IKE merupakan
istilah yang digunakan untuk
menyatakan besarnya pemakaian
energi dalam bangunan gedung dan
telah diterapkan di berbagai negara
(ASEAN, APEC), dinyatakan dalam
satuan kWh/m2/tahun. Pada 2014,
kantor-kantor perwakilan di daerah
pun rata-rata memiliki indeks energi
dalam kategori sangat efisien. Hanya
ada 2 (dua) kantor perwakilan yang
masuk kategori cukup efisien.
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Efisiensi Peralatan
Langkah penghematan yang
dilakukan merupakan implementasi
Inpres No.13 Tahun 2011 tentang
Penghematan Energi dan Air.
Salah satu cara untuk melakukan
penghematan energi adalah dengan
memperhatikan
pengaturan
tata udara. AC yang digunakan di
lingkungan kantor menggunakan
teknologi inverter yang hemat energi
dengan suhu yang dipertahankan
250C di ruang kerja sedangkan di
bagian lobi dan koridor, AC diatur
sekitar 270C—300C. AC sentral
dioperasikan 30 menit sebelum jam
kerja dimulai. Itu pun hanya unit
fan/AC saja. Satu jam kemudian unit
kompresor AC baru dinyalakan.
Sekitar 30 menit sebelum jam
kerja berakhir, unit kompresor
AC dimatikan kemudian disusul
unit fan AC sentral. Refrigeran
AC pun dipilih jenis hidrokarbon
yang ramah lingkungan. Untuk
mencegah
kerusakan,
unit
kompresor AC diletakkan di tempat
yang terlindung dari sinar matahari
langsung. Dalam operasionalnya,
satuan tugas (satgas) konservasi
energi setiap harinya mengecek dan
mematikan AC di ruangan saat jam
kantor berakhir. “Sebanyak 80%
25
anjangsana
energi terserap untuk pemakaian
AC. Untuk itu pada 2013 dibuat
peraturan mengenai penggunaan
AC. Sebelumnya AC dihidupkan
6.30 WIB, sekarang jam 7 pagi. AC
kemudian dimatikan jam 9 malam
sekarang hanya sampai jam 6 sore.
Listrik pun tadinya dinyalakan jam
6 pagi, lalu diubah menjadi 6.30
pagi,” jelas Tanusi.
Ke depan, untuk mengoptimalkan
AC, seluruh bagian gedung yang
memiliki kaca pada 2015 akan dilapisi
lapisan film. Tujuannya, untuk
mengurangi panas matahari yang
membuat suhu ruangan mudah naik.
Meski demikian, lapisan tersebut
tetap tidak mengurangi pencahayaan
alami. Dengan pemakaian lapisan
pelindung itu, pencahayaan di dalam
ruangan khususnya meja kerja dapat
mengoptimalkan sumber cahaya
alami. “Dengan cara itu, lampu
yang satu titik terdiri dari dua buah
lampu akan diganti dengan satu
lampu saja,” kata Tanusi.
Lampu yang digunakan adalah
jenis lampu TL hemat energi yang
dikombinasikan dengan reflektor
yang memiliki pantulan cahaya
tinggi. Pengaturan lampu di beberapa
tempat sedikit berbeda menyesuaikan
kebutuhan pencahayaan. Di ruangan
resepsionis misalnya, menggunakan
pencahayaan berdaya 13 Watt/
m2. Sedangkan untuk ruang kerja,
ruang arsip aktif, dan ruang
rapat 12 Watt/m2 dengan tingkat
pencahayaan paling rendah 300—
350 lux. Untuk gudang arsip diatur
pencahayaan dengan daya 6 Watt/
m2 dengan tingkat pencahayaan
paling rendah 150 lux, ruang tangga
darurat 4 Watt/m2 dengan tingkat
pencahayaan paling rendah 150 lux,
dan tempat parkir 4 Watt/m2 dengan
tingkat pencahayaan paling rendah
100 lux.
Partisi yang digunakan di ruang
kantor sebagian dibuat transparan
sehingga ruangan tampak lebih
terang. Ruangan yang salah satu
sisinya berupa kaca pun membantu
26
pencahayaan alami pada siang hari.
Sekat antar ruang yang dibuat
setengah berbahan kaca pun
membuat koridor tidak memerlukan
lampu pada siang hari. Cahaya yang
ada di sisi kiri dan kanan cukup
menerangi koridor.
Semua unit saklar otomatis
terhubung
dengan
Building
Automation System di ruang kendali
energi listrik. Bila dibutuhkan,
jaringan listrik dimatikan melalui
ruang kendali. Contohnya, saat jam
kerja usai, satgas yang bertugas
mengecek ruangan akan berkeliling
untuk mendata bagian yang akan
melakukan kerja lembur. Listrik
di bagian yang akan digunakan
hingga malam dibiarkan menyala.
Sedangkan daya untuk ruangan
yang tidak dipakai sama sekali akan
dimatikan dari bagian ruang kendali.
“Itu untuk mencegah vampir energi
menghabiskan tanpa disadari,”
kata Tanusi. Walaupun karyawan
sudah dihimbau untuk melakukan
pencabutan kabel saat barang
elektronik seperti komputer, printer,
dan mesin fotokopi dimatikan,
terkadang ada yang lupa mencabut
kabel.
Untuk pengaturan peralatan
pendukung
seperti
lift,
penggunaanya dibatasi pada jam
tertentu. Lift berjumlah 5 (lima)
buah. Sekitar setengah jam setelah
jam pulang kantor, pukul 17.30, lift
yang beroperasi hanya satu buah.
“Rencananya tahun mendatang lift
akan diatur pembagian lantainya
sehingga lebih hemat,” tambah
Tanusi.
Untuk penerangan di malam
hari, tidak semua lampu dinyalakan
hingga pagi hari. Penerangan jalan
umum pada jalan protokol menyala
100% pada pukul 18.00—24.00
WIB. Sedangkan pada pukul 01.00—
05.30 WIB daya dikurangi menjadi
hanya 50% dari daya total. Untuk
lampu hias pun hanya dinyalakan
pada pukul 18.00—24.00 kecuali
pada event tertentu bila dibutuhkan
akan dinyalakan hingga pukul
05.30. Lampu papan reklame hanya
dinyalakan pada pukul 18.00—24.00
WIB.
Hemat Energi Sebagai
Kebiasaan
Untuk memperlancar upaya
konservasi energi, BPKP membentuk
tim khusus untuk melakukan
pengawasan dalam hal konservasi
energi di lingkungan kantor.
Berdasarkan
surat
keputusan
Sekretaris Utama nomor 16/
SU.05/2015 tentang pembentukan
gugus tugas konservasi energi, BPKP
membentuk gugus tugas konservasi
energi yang terdiri dari 5 orang tim
inti dan 16 orang anggota tim.
Anggota
tim
bertugas
memantau
pelaksanaan
hemat
Ruang kerja pimpinan biro cukup terang tanpa penerangan di siang hari
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
anjangsana
energi dan air. Tindakan nyata
yang mereka lakukan antara lain
mensosialisasikan kepada pengguna
ruangan untuk turut berperan
aktif dalam penghematan. Juga
melaporkan hal-hal yang berpotensi
menyebabkan pemborosan energi
seperti penggunaan kendaraan dinas
untuk kepentingan pribadi ataupun
penggunaan komputer dan fasilitas
kantor untuk keperluan pribadi.
Selain itu, kebocoran keran air atau
kerusakan lampu juga dipantau.
“Dengan beragam himbauan,
harapannya
rekan-rekan
kerja
dapat mempertahankan aktivitas
penghematan dan menjadikannya
kebiasaan sehari-hari. Kami sebagai
pembina juga berharap kantor
perwakilan dapat mengikuti jejak
kantor pusat dalam penghematan
energi. Untuk pelaksanaannya, kami
pantau melalui laporan triwulanan,”
kata Sudiro Ak, MM, Kepala Biro
Umum BPKP Pusat. Demikian, contoh
nyata BPKP Pusat menjadi teladan
bagi kantor-kantor perwakilannya
di daerah hingga mampu meraih
Pengghargaan
Efisiensi
Energi
Nasional 2014. ***
Bukti Sayangi Energi
K
omitmen BPKP terhadap penghematan energi
dibuktikan dengan keluarnya sejumlah surat
edaran pada kantor pusat BPKP. Ini sebagai wujud
konsistensi kebijakan lembaga plat merah ini akan
kepedulian terhadap lingkungan. Adapun isi dari
surat edaran itu adalah :
• Surat
Edaran
No.:
SE-17/SU05/2/2014
tentang perubahan pengaturan peralatan yang
menggunakan energi :
1. AC (air conditioning) akan dinyalakan pada
pukul 07.00—17.00 WIB.
2. Lampu akan dinyalakan pada pukul 06.30—
18.15 WIB.
3. Lift akan beroperasi 1 (satu) unit mulai
pukul 17.30 WIB.
•
Surat Edaran No.: SE-1037/SU05/2013 tentang
monitoring suhu ruangan
1. Suhu diatur sesuai ketentuan yakni 25oC.
2. Penggunaan AC di luar jam kerja (setelah
pukul 17.00 WIB) dan hari libur harus
mendapat izin khusus dari Biro Umum.
•
Surat Edaran No.: SE 888/SU/05/2014 tentang
himbauan hemat energi dan air :
1. Mengatur kembali rencana pembayaran
iklan, pembangunan gedung kantor,
pengadaan kendaraan operasional, belanja
bantuan sosial, dan lain-lain.
2. Mengurangi kegiatan rapat di luar jam
kerja (RDK) yang akan berdampak pada
penggunaan listrik dan air. Apabila
kegiatan rapat di luar jam kerja tidak dapat
dihindarkan, maka pemakaian ruangan
tidak menggunakan pendingin ruangan
(AC). Setiap kegiatan lembur, rapat di luar
jam kerja (RDK) harus melapor ke Biro
Umum.***
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
27
anjangsana
Konservasi Energi
di Ujung Jawa
Upaya berkesinambungan Provinsi Jawa Timur dalam menerapkan Konservasi Energi
membuahkan hasil yang membanggakan. Provinsi paling timur di Pulau Jawa ini
berhasil menjadi pemenang Penghargaan Efisiensi Energi Nasional selama 3 tahun
berturut-turut sejak 2012. Prestasi membanggakan yang diperoleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ir. Dewi J. Putriatni, MSc, Kepala Dinas ESDM, Jawa Timur mengusulkan agar penyerahaan PEEN agar dapat disatukan dengan
penghargaan piala adipura di Istana Negara agar para calon peserta lebih terpacu untuk berpartisipasi
K
ebutuhan energi di Provinsi
Jawa Timur dari tahun ke tahun
semakin meningkat seiring
dengan pesatnya pertumbuhan
ekonomi dan penduduk. Semakin
menjamurnya industri besar di
wilayah tersebut juga mendongkrak
konsumsi energi. Sehingga, upaya
pengelolaan energi menjadi sangat
penting untuk
dilakukan agar
pasokan energi tetap stabil dan
ketahanan energi dapat terwujud.
28
Upaya menjaga ketahanan energi
itu disadari benar oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur. Terlebih dengan
adanya Peraturan yang dikeluarkan
pemerintah tentang Konservasi
Energi, yaitu Undang-Undang RI
No. 30 tahun 2007 tentang Energi;
Undang-Undang RI No. 30 Tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan;
Peraturan Pemerintah No. 70 tahun
2009 tentang konservasi Energi;
Instruksi Presiden No. 13 tahun 2011
tentang Penghematan Energi dan
Air; dan Peraturan Menteri ESDM No.
13 tahun 2012 tentang Penghematan
Pemakaian Tenaga Listrik.
Untuk menjalankan amanat
dari
peraturan
tersebut
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
telah melakukan berbagai upaya
konservasi energi seperti membuat
peraturan dan kebijakan hemat
energi dan air, membentuk gugus
tugas penghematan energi dan air,
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
anjangsana
melakukan implementasi program
dan kegiatan penghematan energi
dan air, melakukan rencana aksi,
melakukan monitoring, evaluasi, dan
pengawasan pelaksanaan kegiatan
dan program penghematan energi
dan air, serta melakukan pelaporan
pelaksanaan rangkaian kegiatan
tersebut.
Bekerja Efektif
“Penghematan itu tidak perlu
bicara banyak tentang efisien.
Intinya
bagaimana
seluruh
masyarakat di Jawa Timur itu hingga
lapisan terbawah melakukan sesuatu
yang kecil dengan efektif. Itu kalau
kita sudah terbiasa nanti outputnya
pasti efisien,” kata Imam Asy`ari
MT, Kepala Seksi Pengawasan Energi
dan Ketenagalistrikan, Dinas ESDM,
Jawa Timur. Bila melakukan tugas
dan pekerjaan dengan efektif sudah
menjadi kebiasaan maka siapapun
akan mulai melakukan inovasi dalam
melakukan berbagai kegiatan agar
hasilnya efisien.
Sebagaimana sikap pemerintah
daerah di wilayah lainnya, sosialisasi
penghematan
energi
dimulai
dari kegiatan yang memberikan
Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur berperan sebagai tombak sosialisasi penghematan energi
dan air di lingkungan Provinsi Jawa Timur
pemahaman tentang esensi hemat
energi. “Pertama, kita memberikan
pemahaman terhadap masyarakat
dan industri penghematan itu seperti
apa. Walaupun kecil, penghematan
itu harus dimulai dari sekarang,”
jelas Ari—panggilan Imam Asy`ari.
Misalnya, mematikan komputer
bila minimal 30 menit tidak akan
dipergunakan atau mematikan
AC bila ruangan kosong dan tidak
digunakan.
Himbauan itu terus disampaikan
agar dapat dipahami dan dipraktekan
Ir Hasbi Mudjtaba MT, Imam Asy`ari MT, dan Berlian Sirait, melakukan pengawasan hemat
energi dan air dengan memanfaatkan beragam peralatan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
setiap hari sehingga tercipta budaya
hemat energi. Himbauan menjadi
semakin mengena ketika terjadi
kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik)
yang berdampak pada beban biaya
yang semakin tinggi. Dampaknya,
kesadaran
masuarakat
untuk
berhemat semakin kuat.
Di tingkat rumah tangga,
himbauan pada masyarakat didukung
dengan ajakan untuk menunjuk
“Kapten Energi” dalam keluarga.
Bila di sekolah ada guru yang
menjadi manajer energi, di tingkat
rumah tangga ada anak-anaklah
yang menjadi kapten energi. Tugas
kapten energi adalah memberikan
pengetahuan tentang penghematan
listrik serta mengingatkan seluruh
anggota keluarga untuk menghemat
listrik. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menghemat listrik
di rumah tangga cukup sederhana,
misalnya mematikan lampu ruangan
yang tidak dipergunakan, mencabut
kabel listrik dari plug bila peralatan
elektronik tidak dipakai, dan
menghemat air.
Untuk
memotivasi
kapten
energi,
kepala keluarga dapat
memberitahukan kapten energi
bahwa pengeluaran listrik di rumah
adalah sebesar x. Selanjutnya,
kapten energi bertugas menjaga agar
29
anjangsana
menarik minat masyarakat. “Bila
berhasil memperbaiki alat elektronik,
biasanya penduduk target sosialisasi
menjadi tertarik untuk tahu lebih
lanjut tentang penghematan energi
yang bisa dilakukan dari pemakaian
barang-barang elektronik,” kata Ari
membeberkan kiatnya bersosialiasi.
Menurut Ari, membeli perlengkapan
hemat energi itu mudah tetapi
kalau perilaku pemakainya tidak
hemat itu menjadi masalah. AC
hemat energi tidak akan berfungsi
sebagai perantara menghemat jika
digunakan secara sembarangan
tanpa memikirkan kebutuhan.
Audit Energi
Sebagian dinding Gedung Sekretariat Daerah yang diganti dengan bahan kaca untuk
menghemat penggunaan energi listrik
pengeluaran rumah tangga untuk
biaya listrik menjadi lebih rendah
dari x selisih perbedaan biaya itu
akan diberikan kepada kapten energi
sebagai tabungan.
“Mulanya, anak yang belum
mengerti
akan
melakukan
pengawasan pemakaian energi di
rumah karena ingin mendapatkan
uang tetapi lambat laun ketika biaya
listrik menurun akan ada edukasi
bagi anak-anak mengapa hemat
energi diperlukan. Itu mindset yang
30
perlu ditanamkan dalam keluarga,”
jelas Ari. Dua tahun kemudian,
Ari mendengar cerita dari salah
satu kepala rumah tangga yang
menerapkan hal itu bahwa tabungan
anaknya telah mencapai Rp3-juta.
“Bila hal itu terjadi di seluruh rumah
tangga di Jawa Timur, output dan
income-nya bagi penghematan energi
pasti memuaskan,” tambahnya.
Sesekali sosialisasi juga diselingi
dengan praktek membetulkan barang
elektronik. Cara itu ternyata efektif
Proses sosialisasi hemat energi
melalui brosur, pamflet, banner,
spanduk, seminar hingga FGD (Focus
Group Discussion) diakui Ari memang
relatif lama. Setiap tahun, dinas,
kabupaten, dan provinsi memiliki
anggaran untuk sosialisasi. “Kita
juga akan mencoba untuk sosialisasi
melalui lomba di sekolah-sekolah di
masing-masing kabupaten dengan
menggandeng
CSR
(Corporate
Social Responsibility),” kata Ari.
Pembinaan di sekolah sudah sampai
tahap audit energi tahap awal yaitu
mengategorikan sekolah efisien
atau tidak dalam pemakaian energi.
Sedangkan di gedung pemerintahan,
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang melakukan audit
energi tahap lanjut akan mendapat
penghargaan untuk gedung yang
hemat.
Dinas ESDM melakukan audit
energi pada gedung-gedung vital
di Surabaya. Salah satunya adalah
Gedung Grahadi yang menjadi ikon
Kota Surabaya sekaligus kantor
gubernur dan kompleks perkantoran
kantor Sekretaris Daerah dimana ada
11 SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) yang berkantor di wilayah
tersebut. Salah satu aspek yang
diaudit
adalah
pemeriksaan
terhadap peralatan elektronik yang
digunakan. Hasilnya, ditemukan
banyak peralatan elektronik yang
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
anjangsana
tidak lagi efisien pemakaiannya. “AC
1 PK ternyata daya yang terpakai
1,5 PK. Itu karena maintenance yang
buruk,” jelas Ari.
Selain itu, bangunan kantor
Sekretariat Daerah yang dahulu
berupa tembok dengan jendela kecil
diubah menggunakan dinding kaca
untuk memaksimalkan pencaayaan
alami, sehingga konsumsi listrik
untuk penggunaan lampu dapat
dikurangi. “Sebulan sekali kita ada
pertemuan untuk sumbang saran
mengenai penghematan gedung. Yang
paling utama dalam penghematan
adalah mengubah budaya para
pegawai untuk berperilaku hemat
energi,” terang Supadi, Kepala Biro
Umum Sekretariat Daerah.
Pendataan
luas
bangunan
untuk bagian gedung ber AC dan
tanpa AC pun dilakukan untuk
mengetahui Intensitas Konsumsi
Energi (IKE) pada masing-masing
bangunan gedung. Bila ditemukan
pemborosan,
pemerintah
Jawa
Timur melalui Dinas ESDM akan
mengusulkan dilakukannya audit
energi pada bangunan itu. Untuk
menunjang kegiatan itu,
Dinas
ESDM didukung perlengkapan dan
peralatan lengkap. “Kami memiliki
perlengkapan untuk mengukur
luas bangunan, kelembapan dan
temperatur, hingga alat untuk
mengetahui daya terpakai saat alat
elektronik dipakai,” kata Ir Hasbi
Mudjtaba MT, Kepala Bidang Energi
dan Ketenagalistrikan, Dinas ESDM
Provinsi Jawa Timur.
Disinggung mengenai praktek
penghematan, gedung Dinas ESDM
Jawa Timur yang berlokasi di Jalan
Tidar, Surabaya, pun telah melakukan
Bagian lobby Gedung Sekretariat Daerah pada siang hari tidak membutuhkan cahaya
lampu
Peraturan dan Kebijakan
I
nilah sejumlah peraturan dan kebijakan yang
dikeluarkan sehubungan dengan gerakan
penghematan energi.
• Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 54 Tahun
2012 tentang Penghematan Pemakaian Tenaga
Listrik di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur
• Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 50 Tahun
2012 tentang Pengendalian Penggunaan
Bahan Bakar Minyak
• Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 58 Tahun
2012 tentang Penghematan Penggunaan Air
Tanah
• Surat Edaran Gubernur Jawa Timur No.
671/1154/119.2/2011 tanggal 18 November
2011 tentang Pelaksanaan Penghematan
Energi dan Air kepada Seluruh Instansi
Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, Perguruan
Tinggi Negeri/BHMN di Wilayah Jawa Timur
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
•
•
•
•
Surat Edaran Gubernur Jawa Timur No.
670/5684/023/2012 tanggal 26 Maret 2012
tentang Pelaksanaan Penghematan Energi
dan Air kepada Seluruh Instansi Pemerintah
Daerah, BUMN/BUMD, Perguruan Tinggi
Negeri/BHMN di Wilayah Jawa Timur
Surat Edaran Gubernur Jawa Timur No.
670/10924/023/2012 tanggal 6 Juni 2012
tentang Pelaksanaan Penghematan Energi
dan Air kepada Seluruh Instansi Pemerintah
Daerah, BUMN/BUMD, Perguruan Tinggi
Negeri/BHMN di Wilayah Jawa Timur
Buku Pedoman Pelaksanaan Penghematan
Energi dan Air pada Bangunan Gedung
Instansi Pemerintah tahun 2012, tahun 2013,
dan tahun 2014
Standard Operasional Prosedur (SOP) Hemat
Energi dan Air
31
anjangsana
langkah-langkah
penghematan
energi. Sebagian lampu sudah
diganti dengan lampu LED yang
lebih hemat energi. “Tahun ini kita
menganggarkan Rp30-juta untuk
lampu LED untuk penghematan
energi,” kata Ir. Supoyo MT,
Sekretaris Dinas ESDM. Siang hari,
di ruang kerja pun hanya dinyalakan
beberapa lampu jika sinar matahari
cerah. Itu karena beberapa ruangan
dilengkapi jendela kaca yang mampu
meneruskan sinar matahari. Pompa
air untuk kebutuhan toilet yang
sebelumnya menggunakan pompa
otomatis diubah menjadi pompa
dengan tampungan air agar listrik
lebih hemat.
AC di ruang tamu pun diganti
dengan 2 (dua) buah standing AC
yang lebih efektif mendinginkan
ruangan dan ditambah kipas angin di
sudut depan. Sebelumnya, ruangan
seluas 5 m x 10 m itu menggunakan
5 (lima) buah AC kecil. AC di ruangan
kantor pun dinyalakan ketika
beberapa orang pemakai ruangan
sudah datang . “Ketika saya baru
datang sendiri, AC belum dinyalakan.
Satu jam kemudian ketika rekanrekan lengkap, AC baru dinyalakan.
Itu pun 250C,” kata Paulina Bura,
Kasubag Tata Usaha Dinas ESDM Jawa
Timur yang bertindak sebagai Ketua
Gugus Tugas Penghematan Energi.
Setiap pagi, CD-MP3 berisi himbauan
hemat energi dan air diperdengarkan
kepada seluruh pegawai untuk
mengingatkan pentingnya hemat
energi. “Pemutaran CD-MP3 juga
dilakukan setiap pagi di setiap SKPD
dan Pemda Kabupaten/Kota,” kata
Ari.
Meski
terbilang
sukses
menyuarakan penghematan energi
dan air, upaya kampanye dan
tindakan nyata penghematan energi
dan air di lingkungan Provinsi Jawa
Timur masih terus berjalan. “Kita
harus makin intensif melakukan
sosialisasi agar semakin banyak orang
yang bertindak nyata melakukan
penghematan energi,” kata Ir. Dewi
32
J. Putriatni, MSc, Kepala Dinas
ESDM, Jawa Timur. Dewi berharap
penilaian lomba hemat energi
tingkat nasional dapat melibatkan
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
wartawan, dan perguruan tinggi
sehingga gaung lomba lebih luas
lagi menyebar di masyarakat. Ia
pun berpendapat bahwa pembinaan
hemat energi dari pemerintah pusat
perlu lebih intensif.
“Penghargaan
PEEN
pun
disarankan agar bisa disatukan
dengan penghargaan Adipura atau
Kalpataru yang penyerahannya
dilakukan di Istana Negara agar
pelaku-pelaku penghematan energi
semakin terpacu berusaha,” tambah
Dewi. Disinggung mengenai kriteria
lomba, ia juga mengusulkan bahwa
pemenang yang sudah berkali-kali
juara tetap dapat mengikuti lomba
tetapi kriterianya ditingkatkan agar
kinerja para pemenang hemat energi
itu lebih baik lagi. Itulah kisah nyata
Provinsi Jawa Timur menyuarakan
program dan kegiatan hemat energi
dan air.***
Pompa otomatis di kantor Dinas ESDM Jawa Timur diganti dengan pompa yang dilengkapi
tangki penampung agar hemat energi
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
tip
Satu Liter
Cahaya
Gelap tanpa cahaya. Itulah kesan pertama yang dahulu
terlihat ketika masuk ke dalam rumah-rumah di sebuah
perkampungan sederhana di Manila, Filipina, pada siang
hari. Padahal kondisi kontras terang benderang terlihat di
luar rumah. Ya, saat sinar matahari bersinar terik sekalipun,
rumah-rumah beratap seng itu tetap terlihat gelap di bagian
dalam. Itu karena para pemilik rumah yang sebagian kaum
miskin tidak memiliki akses jaringan listrik. Kalaupun akses
tersedia, mereka tidak mampu membayarnya. Dalam keadaan
mendesak, penerangan sekadarnya diperoleh dari alat
penerangan berbahan baku minyak tanah ataupun lilin.
K
ini kondisi berubah lebih baik.
Beberapa sudut rumah tampak
terang di siang hari. Itu berkat
“lampu” yang terbuat dari satu liter
air. Cahayanya hampir setara dengan
lampu pijar bertenaga 40 Watt.
Hebatnya, lampu solar bottle bulb
yang memperoleh energi dari sinar
matahari itu diklaim penggagasnya
mampu bertahan hingga 5 tahun.
Solar bottle bulb yang dipasang
di atap rumah bekerja membiaskan
sinar matahari di atas atap untuk
menerangi ruangan yang berada
Botol disematkan di langit-langit
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
di bawahnya. Cara pembuatannya
sederhana dan mudah. Perangkat
sederhana itu dibuat dengan
memanfaatkan sebuah botol bekas
minuman transparan berkapasitas
1,5—2 liter. Botol diisi penuh
dengan air destilasi agar air yang
dipakai benar-benar jernih. Air
dalam botol itu nantinya mendapat
paparan sinar matahari.
Untuk mencegah timbulnya
lumut, air destilasi dicampur
dengan 10 ml cairan pemutih alias
klorin. Ada juga yang menggunakan
ammonia. Tutupnya diberi perekat
untuk menekan penguapan. Sebagai
pelindung, tutup dilapisi dengan
penutup kedua dan direkatkan
juga.
Sebagai penangkap sinar, botol
disematkan pada lembaran seng
gelombang selebar 26 cm x 26 cm
yang dilubangi di bagian tengah
sesuai diameter botol. Botol
kemudian dimasukkan ke lubang
di tengah lembaran seng. Sepertiga
bagian atas botol berada di bagian
atas, sedangkan 2/3 bagian botol
Botol siap diletakkan di atap
berada di bagian bawah lembaran
seng. Dengan bantuan perekat,
botol tersangkut kuat pada lembaran
seng itu. Dengan bahan-bahan yang
tersedia secara luas, pembuatan solar
bottle bulb memungkinkan untuk
diaplikasikan pada masyarakat
miskin perkotaan.
Penggagasnya tidak lain Alfredo
Moser asal Brasil yang menciptakan
teknologi itu pada 2002. Teknologi
sederhana
itu
pertama
kali
dipopulerkan Illac Diaz di Filipina
pada April 2011 melalui Yayasan
MyShelter. Gerakan menyebarkan
lampu sederhana itu dinamakan
Liter of Light. Liter of Light
merupakan gerakan open source
global yang bertujuan menciptakan
sumber cahaya di dalam rumah yang
ramah lingkungan dan hemat biaya
pada kontruksi rumah beratap tipis
seperti seng.
Dalam setahun, sebanyak 200.000
lampu botol telah dipasang di
daerah-daerah marginal. Targetnya,
sejuta lampu botol terpasang pada
2015. Teknologi itu juga dimodikasi
dengan menggunakan lampu LED
untuk menerangi rumah pada malam
hari. Sumber energinya berasal dari
tenaga solar cell. Sayangnya, untuk
teknologi dengan menggunakan
solar cell masih relatif mahal. Sekitar
US$20 per lampu. Namun, dengan
botol lampu, setidaknya, siang tidak
lagi gelap bagi para penduduk miskin
yang jauh dari akses listrik.***
33
prestasi
The Breeze :
Pusat Perbelanjaan
Tropis Tanpa Dinding
Konsep taman kota berpadu dengan nuansa alam tropis terbuka dalam sebuah
pusat perbelanjaan menjadi ciri khas The Breeze. Indeks Efisiensi Energi The
Breeze mampu ditekan menjadi 72,5 kWh/m2/tahun.
U
Bangunan gym yang memiliki jeda ruang di bagian tengah yang berfungsi sebagai
celah untuk aliran udara
34
paya
konservasi
energi
acapkali
bersinggungan
dengan urusan kenyamanan.
Namun, konsep The Breeze yang
menggabungkan gaya hidup modern
yang menyatu dengan alam terbukti
dapat
mewujudkan
keduanya
dalam kesinambungan. “The Breeze
dibangun dengan memanfaatkan
kondisi alam yang ada,” kata Ir
Ignesjz Kemalawarta, MBA, selaku
Direksi PT Sinarmas Land. Itu
sebabnya danau kecil yang ada tetap
dipertahankan. Alih-alih berfungsi
sebagai obyek pemandangan bagi
pengunjung pusat perbelanjaan,
perannya
sebagai
penambah
kesejukkan pun berjalan. Adanya
aliran udara/angin yang berhembus
menuju kawasan melewati danau
membantu menurunkan suhu di
dalam kawasan.
The Breeze yang berlokasi di
kawasan Bumi Serpong Damai (BSD)
City, Tangerang, dirancang oleh
JERDE, perusahaan arsitek asal
Amerika yang terkenal dengan desain
berkonsep luar ruang. Tim arsitek
yang sukses merancang Namba Parks
di Osaka, Jepang itu menghadirkan
konsep pusat perbelanjaan open
air lifestyle pertama di Indonesia.
Desain yang dimiliki The Breeze
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
sangat unik karena terintegrasi
dengan danau serta pemandangan
alami sungai Cisadane.
Menempati luas area sekitar
135.000 m2, The Breeze yang
diresmikan pada Juli 2013 memiliki
beberapa bangunan utama. Lima
bangunan utamanya yakni waterfront
building, pavilion building, batik
building, seafood building, dan
fitness/gym building yang terpusat
dalam satu kawasan. Total area
bangunan hanya 31.768 m2.
Bangunan tersebut didesain
secara khusus agar dapat memberikan
kenyamanan alami, seperti pada batik
building. Posisi di lantai 2 gedung itu
menggunakan konsep atap terbuka
dan untuk melindungi dari terik
matahari dan hujan terdapat giant
canopy. Posisi kanopi yang cukup
tinggi memberikan aliran udara yang
cukup sejuk di bawahnya. Selain
itu, adanya danau di bagian depan,
mampu meredam suhu udara awal
36°C menjadi 32°C.
Komitmen mengusung konsep
ramah lingkungan dan hemat
energi juga diterapkan pada tinggi
bangunan. “Bangunan bervariasi
antara 1—3 lantai,” jelas Ignesjz.
Dengan tinggi bangunan yang
terbatas,
maka
pengunjung
Ruang drop off bagi pengunjung luas dan nyaman.
diharapkan
tetap
mendapat
kenyamanan berjalan kaki menaiki
bangunan 3 lantai tanpa eskalator.
Aspek
kepedulian
lingkungan
memang
diutamakan
dalam
rancangan mall “tanpa dinding” itu.
Rancangan Aktif
Penggunaan vegetasi yang ada di
The Breeze Mall terdiri dari beraneka
ragam, mulai dari permukaan air
danau (aquatic bed), pinggiran
danau (emergent), area tanah
Giant canopy, dibuat dengan atap 100% polyester yang aman bagi kesehatan karena
tidak mengeluarkan gas volatile organic compound yang berbahaya
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
rawa (wet meadow), semak belukar
tanah basah (shrub wetland), hutan
tanah basah, dan tanah penahan
dataran tinggi. Juga terdapat
sejumlah pohon besar disekitarnya
yang berfungsi sebagai penahan
angin, pengarah, dan penghasil
oksigen. Selain itu, vegetasi juga
berperan sebagai penyaring debu,
pengurang panas, dan mengurangi
dampak iklim mikro. Penggunaan
paving block, concrete, dan batu
alam dipilih karena memiliki nilai
albedo yang rendah sehingga dapat
mengurangi efek heat island. Albedo
yakni besaran yang digunakan
untuk mengukur perbandingan
antara intensitas sinar matahari
yang sampai ke permukaan tanah
dengan yang dipantulkan kembali ke
angkasa. Semakin besar nilai albedo
semakin tinggi suhu dan temperatur
udara.
Terkait dengan upaya konservasi
energi, sebagian besar bangunan
The Breeze tidak menggunakan
penyejuk ruangan (air conditioning).
“Persentase area ber-AC hanya 38%
sedangkan area non-AC 62%,” jelas
Ignesjz. Ruang ber-AC tetap ada untuk
mengakomodir keinginan tenant.
Namun, setiap tenant pasti memiliki
ruang outdoor bagi pengunjungnya.
Kapasitas pendinginan per equipment
35
prestasi
Setiap sudut tenant dikelilingi dengan tanaman hijau yang membuat suasana nyaman
bervariasi antara 1 PK hingga 5 PK
(Paard Kracht) dengan total beban
pendinginan dari seluruh bangunan
adalah sebesar 7.303.299 Btu/h atau
setara dengan 609 TR (811 PK). Suhu
dipertahankan pada 24°C —25°C
dengan RH 47—55%.
Karena konsepnya terbuka,
sistem pencahayaan lebih banyak
mengandalkan
sinar
matahari
sehingga beban sistem pencahayaan
area tenant rata-rata hanya 13 W/
m2. Siang hari rata-rata area di dekat
jendela mendapat pencahayaan
alami sekitar 600 lux. Bahkan di
area tengah ruangan pencahayaan
diperoleh sekitar 380 lux. Itu
karena dinding bangunan dominan
kaca sehingga mampu meneruskan
cahaya. Dengan kondisi tersebut,
konsumsi energi listrik keseluruhan
rata-rata per tahun adalah 72,5
kWh/m2/tahun.
Agar menghemat penggunaan air
bersih, toilet di kawasan The Breeze
menggunakan water closet type
fixture yang hemat air. Kemampuan
dual flush 4,5/3 liter/flush (eco
flush) dan urinal 2,5 liter/flush. Air
buangan atau limbahnya pun diolah
melalui STP (sewage treatment
plant). Air hasil olahan limbah itu
digunakan kembali untuk keperluan
36
Salah satunya diterapkan pada
bentuk atap bangunan The Breeze.
Bagian puncak bangunan itu
memiliki variasi unik yang bertujuan
memberikan kenyaman termal bagi
pengunjung. Contohnya bentuk atap
menyerupai huruf V pada pavilion
dan waterfront building. Bentuk
V memiliki fungsi alami membuat
aliran udara yang masuk ke dalam
bangunan tidak tertahan di dalam.
Selain itu, atap yang berbentuk
huruf V berguna sebagai penangkap
air hujan dan mereduksi panas
dari radiasi matahari. Bangunan
yang berbentuk trapesium memiliki
fungsi sebagai ventilasi natural.
Dengan demikian aliran angin dapat
menembus dinding pada gedung dari
siram taman yang memiliki kapasitas
400 m3/hari.
Rancangan Pasif
Sebelum
membangun
The
Breeze, analisis mendalam terkait
iklim dan temperatur lingkungan
dilakukan dengan menggunakan CFD
(Computational Fluid Dynamic). CFD
berperan penting dalam rancangan
bangunan lestari berkelanjutan.
Informasi yang diberikan CFD
antara lain dapat digunakan
untuk menganalisis dampak
sistem aliran udara keluar,
memprediksi resiko asap
dan api di sekitar gedung,
mengukur
kualitas
lingkungan
dalam
ruangan,
melihat
aliran
udara
dan
transfer panas, serta
merancang
sistem
ventilasi alami.
Ignesjz Kemalawarta
MBA, Regulation Watch
and Sustainable Programme
Director Sinarmas Land, The
Breeze mengusung open-air
lifestyle yang berkelas dan
nyaman
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
dua arah karena adanya bukaan di
kedua dindingnya.
Rasio dinding transparan dan
bukaan terhadap bangunan adalah
sebesar 0,74 atau sekitar 74%
terhadap total selubung bangunan.
Dengan adanya penghubung
antar gedung, pengunjung tetap
dapat berjalan nyaman di bawah
peneduh. Bahan yang digunakan
sebagai peneduh sepanjang koridor
pun dipilih yang bebas dari volatile
organic compound (voc). VOC
diketahui dapat menimbulkan sick
building syndrome yang merusak
kesehatan tanpa disadari para
pengguna bangunan. Untuk bahan
giant canopy misalnya, dibuat dari
bahan 100% polyester.
Setiap
bangunan
memiliki
teritisan selebar 2 meter dari
perimeter bangunan. Dalam cuaca
panas ataupun hujan, pengunjung
pun tidak perlu ragu berpindah dari
satu tenant ke tenant lainnya. The
Breeze juga dilengkapi dengan lot
parkir yang dapat menampung 592
unit mobil dan 124 unit motor.
Konsep Unik
Konsep pusat perbelanjaan di
tanah air umumnya identik dengan
gedung bertingkat yang dilengkapi
dengan teknologi modern. Tujuannya
Atap berlekuk membantu aliran udara lebih dinamis
untuk
memudahkan
mobilitas
pengunjung seperti lift, escalator,
dan travelator. Pengunjung juga
terbiasa
dimanjakan
dengan
pendingin ruangan yang berlebihan.
Berbeda dengan umumnya, The
Breeze menawarkan konsep pusat
perbelanjaan yang ramah lingkungan
dan mengedepankan konservasi
energi tanpa mengesampingkan
faktor kenyamanan pengunjung.
Menghadirkan pusat perbelanjaan
dengan konsep hemat energi
memang
membutuhkan
usaha
Tangga menuju pemandangan danau yang terbuka luas sebagai salah satu spot bersantai
yang sejuk di siang hari
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
lebih dari sekedar membangun
bangunan biasa. Diperlukan konsep
tata ruang yang tepat dan cermat
untuk memperhitungkan efeknya
bagi kenyamanan pengunjung. Toh,
Sinarmas Land mampu menjawab
tantangan itu dengan menghadirkan
The Breeze.
Ignesjz
mengakui
masalah
penghematan energi bukan hanya
tanggung jawab pemerintah. Pihak
swasta pun harus turut serta
dalam melakukan konservasi energi
termasuk di antaranya membangun
gedung-gedung ramah lingkungan
dan hemat energi. Diharapkan ke
depannya, bidang konservasi energi
dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat hingga level terbawah.
“Kita kan dianjurkan untuk
saving energy, beberapa komponen
hemat energi seperti solar cell itu
kalau diaplikasikan dalam bangunan
rumah bisa dapat payback periode
30 tahun. Karena harganya masih
relatif mahal maka penggunaannya
kurang populer di masyarakat. Bila
pemerintah
mendukung
dalam
penyediaan komponen-komponen
hemat energi dengan harga murah,
masyarakat dan industri pasti
menyambut baik,” pungkasnya.***
37
prestasi
Konservasi Energi Ala
Cheil Jedang
Dari delapan kegiatan optimalisasi proses produksi, total penghematan energi yang
dilakukan PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) Pasuruan Plant pada 2013 yakni sebesar
48.607.253 GJ/tahun.
C
heil Jedang Corp (CJ Corp).
merupakan
perusahaan
multinasional berpusat di Korea
Selatan yang telah mengembangkan
bisnisnya di lebih dari 69 negara di
seluruh dunia melalui Cheil Jedang
Group dengan 32 cabang. CJ Corp.
mengawali investasinya di Indonesia
pada 1989 dengan dibangunnya
pabrik pertama CJ di Pasuruan,
Jawa Timur, yaitu PT. Cheil Jedang
Indonesia (CJI).
PT CJI didirikan di lahan seluas
36 ha di Desa Arjosari, Kecamatan
Rejoso,
Kabupaten
Pasuruan,
Jawa Timur. Bisnis utama PT CJI
yakni mengembangkan bakteri
menguntungkan melalui proses
fermentasi untuk memproduksi
asam amino dengan bahan dasar
raw sugar, tetes tebu, dan tepung
tapioka. Pada 1990, produk pertama
berupa MSG (monosodium glutamate)
dihasilkan dengan produksi sebesar
10.000 ton per tahun.
Pada 1991, produk kedua
diluncurkan.
Produk
tersebut
adalah L-Lysine, sejenis asam amino
feed additive untuk campuran
pakan ternak. Selanjutnya pada
tahun 1998, PT CJI membuka unit
produksi baru yaitu L-Threonine
yang diikuti pembukaan unit
produksi L-Tryptophan pada 2010.
Pada tahun 2012, pihak manajemen
memutuskan untuk memindahkan
unit produksi L-Threonine ke China
mengingat tingginya permintaan
pasar di regional tersebut.
Pada tahun 2013, PT CJI pun
memutuskan untuk memindahkan
unit produksi MSG ke Jombang, Jawa
(Ki-ka) Wily Satria, Warih Prabowo,
dan Imam Nachrowi, mewujudkan
komitmen bersama untuk melakukan
konservasi energi
38
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
Dalam tahun mendatang, PT CJI akan terus melakukan upaya penghematan lewat diversifikasi produk dengan memodifikasi mesin yang ada
Timur. Saat itu kapasitas produksi
MSG PT CJI, sebelum unit produksinya
dipindah ke pabrik Jombang,
mencapai 42.000 ton per tahun.
Pemindahan dilakukan karena PT
CJI memutuskan fokus memproduksi
suplemen pakan ternak
yang
ditandai dengan rencana produksi
valine dan lysine sulfat yang saat ini
masih dalam tahap pengurusan Izin
Usaha Terbatas.
Bisnis asam amino yang dijalankan
PT CJI berkembang sangat cepat.
PT Cheil Jedang Indonesia
meraih juara III
Penghargaan Efisiensi
Energi Nasional untuk
kategori manajemen energi
pada industri besar
Sebut saja produksi L-Lysine yang
saat ini mencapai 180.000 ton per
tahun. Angka itu melonjak sebanyak
7.000 ton per tahun dibandingkan
pada 1991. Seiring berkembangnya
bisnis, konsumsi energi dalam proses
produksi turut menjadi perhatian.
“Biaya energi menyumbang 20%—
30% dari harga pokok produksi
(HPP)
sehingga
kita pandang
perlu melakukan penghematan,”
kata Warih Prabowo, Manajer Energi
PT CJI. Langkah pertama yang
dilakukan yakni membuat
mesin berjalan dengan stabil.
Proses
cleaning
mesinmesin produksi benar-benar
dikontrol sehingga mesin
mampu bekerja optimal.
“Selanjutnya, optimalisasi
dilakukan pada proses
poduksi,” tambahnya.
Optimalisasi Proses
Inti
kegiatan
konservasi energi yang
telah dilakukan PT
CJI pada 2013 yaitu
dengan
optimalisasi
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
proses baik dengan cara mengubah
proses
maupun
menambahkan
alat. “Prinsipnya dengan sumber
daya yang ada bagaimana caranya
meningkatkan produktivitas. Lalu
yang kedua, bagaimana pemakaian
energi diturunkan,” jelas Warih.
Dalam proses produksi, steam yang
membutuhkan konsumsi energi
tinggi menjadi salah satu fokus
utama penghematan. Penurunan
konsumsi energi steam dilakukan
melalui 4 (empat) kegiatan.
Pertama, kegiatan menurunkan
konsumsi unit steam dengan
menggunakan
MVR
(Mechanic
Vapor Recompression) evaporator.
Efeknya, penggunaan MVR mampu
menghemat dari 98 ton steam/
hari menjadi 5 ton steam/hari. Dari
keempat kegiatan yang bertujuan
menurunkan
konsumsi
steam,
pemakaian
MVR
menyumbang
penghematan energi terbesar yaitu
33.328.127 GJ/tahun.
Kedua, untuk proses pengolahan
gula
hidrolisa,
optimalisasi
dilakukan dengan menurunkan
temperatur sebesar 15oC. Penurunan
39
prestasi
temperatur mampu menghemat
energi sebesar 1.225.843 GJ/
tahun. Ketiga, memasang preheater
air panas pada proses fermentasi
lysine.
Pemasangan
preheater
mampu menaikkan temperatur air
untuk proses sterilisasi sehingga
mengurangi penggunaan steam
sekaligus menurunkan temperatur
kondensat air yang dibuang ke
lingkungan dari 60oC ke 40oC.
Dari target efisiensi energi sebesar
5.785.977 GJ/tahun, kegiatan itu
ternyata mampu melebihi target
penghematan hingga 186% atau
setara 10.761.917 GJ/tahun. Terakhir,
mengurangi konsumsi steam dengan
menurunkan
temperature
dan
durasi proses sterilisasi. “Penurunan
temperature ini dapat dilakukan
tanpa menimbulkan kontaminasi
pada produk,” kata Wily Satria,
Supervisor Manajemen Energi PT CJI.
Kegiatan itu mampu menghemat
energi sebesar 2.260.304 GJ/tahun.
Produk utama PT Cheil Jedang
Indonesia berupa L-lysine
Langkah penghematan lainnya
yaitu mengganti lampu merkuri 250
Watt dengan lampu LED HiBay 80
Watt. Lampu-lampu itu dipasang di
bagian luar pabrik. Pada 2013, jumlah
lampu yang diganti baru berjumlah
50% dari target penghematan
sehingga penghematan yang dicapai
sekitar 51.001 GJ/tahun atau hanya
47% dari target yang ditetapkan.
compressor juga
Efisiensi turbo
ditingkatkan dengan cara mengganti
intercooler. Efeknya, temperatur saat
kegiatan proses berlangsung turun
10oC. Kegiatan hanya berimbas kecil
pada penghematan listrik. Namun,
kuantitas produk yang dihasilkan
meningkat dari 342 Nm3/menit
menjadi 369 Nm3/menit.
Perubahan kemiringan balingbaling dari kemiringan 80 menjadi
120 pada cooling tower pun mampu
meningkatkan efisiensi. Peningkatan
evaporasi dan penurunan temperatur
juga menghemat penggunaan listrik
pada unit chiller pada tahapan proses
selanjutnya.
“Penghematannya
sekitar 17 kWh per jam,” jelas Wily
Satria. Dalam setahun, penghematan
energi yang diperoleh dari kegiatan
menaikkan efisiensi cooling tower
sebesar 155.897 GJ.
Terkait
penghematan
air,
langkah yang dilakukan PT CJI
yakni melakukan daur ulang air
bilasan proses sterilisasi. “Dalam
sekali proses, air yang dibuang
sekitar 12 kiloliter. Itu yang
kita gunakan kembali ke tangki
preparasi setelah melalui proses
daur ulang,” jelas Wily Satria. Dari
delapan kegiatan penghematan
yang dilakukan PT CJI pada
2013, total penghematan energi
yang dicapai yakni sebesar
48.607.253 GJ/tahun.
Komitmen Bersama
PT CJI sangat menekankan
komitmen perusahaan dalam
konservasi
energi.
Meski
pabrik PT CJI berlokasi
di Jawa Timur, seluruh
40
pabrik dan perusahaan di bawah
naungan Cheil Jedang Corp. saling
berkompetisi untuk menjadi yang
terbaik dalam hal penghematan
energi dan produktivitas. Itulah
wujud komitmen PT CJI yang selalu
mengedepankan konservasi energi
dalam proses produksinya.
Lebih
lanjut
lagi,
Imam
Nachrowi, Departemen Head GA and
Administration PT CJI, berpendapat
konservasi energi bukan hanya
kebutuhan
operasional
dalam
PT CJI, tetapi juga kebijakan
manajerial. Dalam hal kelembagaan,
PT CJI memiliki manajer energi
khusus yang berbeda dengan posisi
lainnya. Dari sisi pola kerja, tim di
lapangan itu juga ikut mengontrol
pemakaian energi. Wujud kegiatan
konservasi energi ada yang sifatnya
mengontrol untuk pengurangan
loss (kehilangan), juga memberikan
motivasi yang berhubungan dengan
penghematan energi.
Dalam hal upaya penghematan,
keterlibatan karyawan mencakup
seluruh level manejemen. “Jadi
karyawan yang memberikan ide,
perusahaan yang berinvestasi. Tidak
hanya level manajer tetapi semua
level pekerja. Idenya itu dihargai,”
kata Warih Prabowo. Sebagai
motivasi, PT CJI memberikan reward
bagi karyawan yang mengusulkan
penghematan dan karyawan yang
melakukan penghematan.
Sebagai contoh, penghematan
untuk satu kegiatan diusulkan
oleh kelompok karyawan atau
individu. Usulan penghematan
yang telah lulus dalam pengkajian
biaya akan dilakukan pada bagian
yang bersangkutan.
Kegiatan
penghematan itu akan dipantau
selama setahun untuk melihat
nilai penghematan energi yang
menjadi keuntungan perusahaan.
“Sebanyak 1% dari keuntungan itu
akan menjadi hak pemberi usul dan
pelaku penghematan,” jelas Warih.
Cara yang diterapkan sejak 2006
itu efektif meningkatkan peran
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
karyawan dalam memunculkan
ide dan kreativitas dalam hal
penghematan.
Salah satu kendala aplikasi
penghematan energi yakni ketika
melakukan pemberhentian suatu
proses produksi. Ketika ide untuk
penghematan akan diaplikasikan,
proses yang sedang berjalan biasanya
harus
diberhentikan
beberapa
saat. Walaupun hanya sebagian
mesin yang dimatikan sementara,
proses perijinannya harus melalui
perhitungan matang.
“Itu karena proses mengacu pada
hitungan detik. Proses fermentasi
memerlukan aktivitas berkelanjutan
tanpa henti. Bila dimatikan, perlu
diperhitungkan kerugian (loss)
yang terjadi dan keuntungan yang
nantinya diperoleh. Hal itu kerap
menjadi kendala bagian produksi
dengan bagian manajemen energi,”
jelas Warih. Karena itu, kegiatan
terkait
penghematan
energi
aplikasinya terkadang mengalami
sedikit penundaan.
Dalam tahun mendatang, PT
CJI akan terus melakukan upaya
penghematan lewat diversifikasi
produk. Caranya dengan membuat
produk
sampingan
untuk
meningkatkan nilai tambah. Selain
Kegiatan Konservasi Energi Tahun 2013
Kegiatan Penghematan
Target
Realisasi
Satuan
Energi
(GJoule)
Energi
(GJoule)
Menurunkan unit konsumsi steam
dengan menggunakan MVR (mechanic
vapor recompression) evaporator
32.270.026
33.238.127
103%
Mengurangi konsumsi steam dengan
menurunkan temperatur hidrolisa gula
4.086.142
1.225.843
30%
Mengurangi konsumsi steam dan
temperatur buangan ke lingkungan
dengan pemasangan preheater
5.785.977
10.761.917
186%
Mengurangi konsumsi steam dengan
menurunkan temperatur dan durasi
proses sterilisasi
2.825.380
2.260.304
80%
108.513
51.001
47%
2.185.224
1.136.317
52%
Menaikkan efisiensi cooling tower
dengan setting fan blade
239.842
155.897
65%
Menghemat konsumsi air media
dengan menggunakan kembali air
bilasan proses sterilisasi
1.106.153
1.106.153
100%
Penggantian lampu mercuri dengan
LED
Menaikkan efisiensi turbo compressor
dengan mengganti intercooler
Persentase
Realisasi
Penghematan
Sumber: PT CJI (2014)
itu diversifikasi juga ditunjukan
melalui varian produk yang lebih
beragam dengan proses produksi
yang lebih hemat energi. Produk
yang sebelumnya hanya diproduksi
dalam bentuk powder diubah
menjadi produk granule. “Produk
dalam bentuk granule itu minim
limbah. Proses produksinya pun lebih
kompleks bentuk powder karena
perlu evaporasi,” tutur Imam.
Untuk
menunjang
upaya
konservasi energi, PT CJI berharap
kebijakan
pemerintah
dalam
hal
konservasi
energi
turut
mendukung. Suplai energi seperti
dari PLN (Perusahaan Listrik Negara)
diharapkan tidak terputus tiba-tiba.
“Satu detik listrik terhenti, proses
untuk menyalakan mesin kembali
membutuhkan waktu berjam-jam.
Belum kerugian produksi akibat
prosesnya terhenti. Untuk itu
diharapkan suplai energi stabil
dengan harga kompetitif,” ujar
Imam.***
Keperluan pasokan listrik sebagian masih disupply dari PLN
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
41
prestasi
Melebur Energi di
Pemurnian Tembaga
PT Smelting mampu menghemat energi 290.624,18 Gigajoule (GJ) pada 2013. Sementara
hingga September 2014, penghematan telah mencapai 199.322,72 GJ.
Gas buang dialirkan melalui saluran untuk dimanfaatkan menjalankan turbin
P
T Smelting adalah perusahaan
peleburan dan pemurnian
tembaga pertama dan satusatunya di Indonesia dengan produk
utama katoda tembaga. Awalnya
produksi hanya dirancang dengan
kapasitas desain 200.000 ton/
tahun. Seiring dengan tingginya
kebutuhan, produksipun melonjak
secara bertahap menjadi 300.000
ton/tahun. Keberhasilan PT Smelting
42
mencapai produksi tinggi itu
membawa perusahaan yang berdiri
sejak 1996 itu menjadi salah satu
pemain besar dalam pasar tembaga
dunia.
Sebagai
produsen
pemasok
tembaga katoda di pasar dunia,
praktek bisnis PT Smelting selalu
mengedepankan komitmen untuk
melestarikan sumber daya alam.
Dalam proses produksinya, PT
Smelting
menggunakan
proses
peleburan kontinu dengan teknologi
Mitsubishi yang efisien dan ramah
lingkungan.
“Proses
peleburan
kontinu yang kami lakukan termasuk
teknologi terbaru yang ramah
lingkungan. Emisi gas beracun dapat
ditekan di udara. Material sisa atau
waste yang tidak bisa diuraikan lebih
sedikit. Kami menerapkannya sejak
pertama kali berdiri. Dibandingkan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
peleburan di Eropa yang memakai
teknologi lama, teknologi kami lebih
ramah lingkungan,” jelas Prihadi
Santoso, Executive Vice President &
Director PT Smelting.
Kegiatan manajemen energi
meliputi audit energi, inovasi,
dan pengawasan. Upaya penting
lainnya
yaitu
pemeliharaan
keberlangsungan program-program
penghematan energi dan air yang
telah
dilaksanakan.
Kegiatan
penghematan energi di PT Smelting
terbagi menjadi 5 bidang yaitu
pemanfaatan gas buang, optimalisasi
proses, konversi bahan bakar,
efisiensi energi listrik, dan efisiensi
air.
Turbin yang dijalankan untuk menggerakkan generator pembangkit tenaga listrik
Prihadi Santoso,
Executive Vice
President &
Director
PT Smelting,
PT Smelting
menggunakan
teknologi ramah
lingkungan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Salah satu langkah penghematan
energi yang dilakukan PT Smelting
yakni memanfaatkan gas buang.
Pada teknologi peleburan itu, bahan
mentah yang masuk tanur peleburan
mengalami proses berulang hingga
hanya menghasilkan limbah yang
minim. Setelah masuk tanur satu
proses dilanjutkan ke tanur dua
hingga tanur tiga.
Dengan proses itu,
energi panas yang
dihasilkan
terus
berlanjut.
Berbeda
pada
teknologi
lama yang tidak
menghasilkan
gas
kontinu.
“Karena
proses produksi dalam
PT Smelting banyak
melibatkan furnace
maka gas panas
yang dihasilkan pun
berlimpah. Gas itulah
yang
dimanfaatkan
kembali
untuk
menghasilkan steam pada
boiler dan digunakan untuk
memutar turbin,” jelas
Bouman Tiroi Situmorang,
Technical Manager PT
Smelting.
Gas buang dari tanur
peleburan menghasilkan listrik yang
dipergunakan untuk operasional
PT Smelting. Aksi hemat itu
mampu menghasilkan energi yang
termanfaatkan sebesar 279.629,97 GJ
pada 2013. Berkat pemanfaatan gas
buang, PT Smelting dapat dikatakan
hampir mencapai kondisi mandiri
energi. Itu karena pemanfaatan gas
buang mencapai 99,6% dari total
seluruh penghematan energi.
“Kebutuhan listrik perusahaan
sekitar 90% di suplai sendiri, sisanya
10 % dipasok PLN untuk backup. Itu
pun baru 2011 karena perusahaan
ekspansi.
Dengan
semakin
berkembangnya perusahaan, lahan
terbatas. Sudah tidak ada lagi lahan
yang bisa dimanfaatkan untuk
membangun pembangkit listrik
sehingga PLN digunakan sebagai
cadangan bila suatu ketika turbin
ada yang mati,” ungkap Bouman.
Sementara gas panas yang
diperoleh dari heat exchanger
pabrik asam sulfat dipakai untuk
mengeringkan bahan baku konsentrat
tembaga dan reused material dari
c-furnace kemudian berlanjut untuk
proses pengeringan di bagian pabrik
peleburan. Selain itu, gas panas dari
heat exchanger juga dipakai untuk
menghasilkan low pressure steam.
43
prestasi
mulai merambah laboratorium,
dan sebagian pabrik peleburan
tembaga. Hasil penghematan energi
dari pemasangan lampu LED pada
tahun 2014 menunjukkan adanya
penghematan sebesar 68,572 kWh
terhitung sejak Januari 2014 hingga
September 2014.
Sejak awal tahun 2014, PT
Smelting juga melaksanakan program
penggantian refrigeran pendingin
ruangan R-22 dengan R417D. Upaya
itu guna mengurangi konsumsi
energi dan emisi gas perusak ozon.
Kegiatan ini ditargetkan dapat
menurunkan 50,000 kWh konsumsi
listrik dan bahan perusak ozon
Optimalisasi Proses
Langkah efisiensi lainnya yakni
melakukan optimalisasi proses seperti
mereduksi konsumsi gas alam pada
launder. Launder—saluran panjang
untuk menghubungkan furnance
dan furnance—yang dipakai dalam
proses produksi katoda tembaga
setiap jarak sekitar 1,5 m dilengkapi
lubang untuk burner berbahan gas
alam. Tujuannya untuk memanaskan
agar material logam cair tidak
tersendat membeku dalam saluran.
Untuk
penghematan,
pengoperasian burner kini diselangseling. Jadi jaraknya kini sekitar 3
m. “Untuk melihat efektivitasnya
tetapi tidak langsung selang-seling
tetapi dimatikan bertahap satu
per satu dengan tetap melakukan
monitoring,” kata Bouman. Sekarang
baru 3 (tiga) burner yang sukses
dimatikan tetapi terlihat tidak
mengganggu proses produksi. Itu pun
cukup menyumbang penghematan
energi. Bahan bakar yang diperlukan
untuk satu burner sekitar 200 m3
natural gas per bulan. Artinya, ada
600 m3 yang dapat dihemat.
Penghematan
energi
juga
dilakukan lewat konversi bahan
bakar dari HSD atau solar menjadi
gas alam di tanur peleburan. Harga
solar diketahui terus mengalami
peningkatan sehingga PT Smelting
memutuskan
mencari
energi
alternatif untuk bahan bakar.
Penggantian gas alam untuk bahan
baku burner tanur peleburan
memerlukan modifikasi mesin.
Konversi
bahan
bakar
menggunakan gas alam pada burner
mampu menghemat rata-rata 270
GJ per tahun atau setara 6,985 liter
HSD per tahun. Selain penghematan
bahan bakar, konversi energi itu pun
mampu mengurangi emisi CO2 karena
gas alam memiliki pembakaran
lebih sempurna dibandingkan solar.
Dengan begitu, otomatis emisi
karbon dioksida yang dihasilkan
lebih sedikit.
44
Ruang refinery menggunakan lampulampu LED yang hemat energi
Efluen limbah sanitari di PT
Smelting rata-rata mencapai 10
m3/jam atau sekitar 240 m3/hari.
Itu setara dengan 48 mobil tangki
air berkapasitas 5.000 liter dalam
sehari. Efluen limbah ini kemudian
diproses dalam fasilitas pengolahan
air limbah sehingga menghasilkan
kualitas air yang hampir sama
dengan air proses. Air limbah
sanitari yang telah diolah kemudian
dimanfaatkan sebagai air proses
pada sistem granulasi terak tembaga
di pabrik peleburan. Dengan adanya
pemanfaatan efluen limbah sanitari
ini, kebutuhan konsumsi air proses
mampu diturunkan hingga 12%.
Efisiensi Listrik
Untuk efisiensi listrik, PT
Smelting melakukan penggantian
lampu merkuri dengan lampu LED
secara bertahap. Penggantian lampu
merkuri dengan lampu LED akan
dilaksanakan selama empat tahun.
Pada tahun 2014, penggantian
lampu LED dilakukan di area
perkantoran dan pabrik pemurnian.
Sedangkan pada 2015 direncanakan
Penggantian refrigerant ACR-22 dengan
R417D dilakukan guna mengurangi
konsumsi energi dan emisi gas perusak
ozon
sebesar 80 kg pada tahun 2014.
Hasilnya, pada September 2014,
penghematan dicapai sebesar 41.288
kWh.
Seluruh langkah penghematan
energi yang dilakukan memiliki
kontribusi terhadap pengurangan
emisi karbon dioksida. Berturutturut pada periode 2011—2014,
total pengurangan emosi karbon
dioksida mencapai 56.562,44 ton,
53.729,38 ton, 58.340,22 ton. Dan
terakhir untuk periode Januari—
September 2014 pengurangan emisi
mencapai 39.696,88 ton.
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
Program Efisiensi Energi Periode 2011—2014
No
1
Kegiatan Efisiensi Energi
Pemanfaatan Gas
Buang
Pemanfaatan panas gas buang tanur peleburan untuk
menghasilkan listrik
3
4
5
Optimalisasi proses
Konversi bahan
bakar
Efisiensi energi
listrik
Efisiensi air
2012
Satuan
2013
2014
280.469,48
266.644,04
279.629,97
186.576,17
Pemanfaatan gas panas untuk mengeringkan bahan
baku konsentrat tembaga
128,70
142,03
146,76
89,54
GJ
Melanjutkan pemanfaatan panas gas buang untuk
proses pengeringan
48,55
48,55
48,51
36,38
GJ
-
-
9.889,06
11.350,00
GJ
525,15
678,02
585,22
517,65
GJ
Reduksi konsumsi gas alam pada launder
-
-
-
3,38
GJ
Reduksi konsumsi gas alam pada anode furnace
-
-
39,35
166,52
GJ
Konversi bahan bakar burner dari HSD menjadi gas
alam di tanur peleburan
228,02
232,00
232,04
174,03
GJ
Konversi bahan bakar burner di roof
burner
33,50
31,76
53,26
16,65
GJ
Penggantian lampu merkuri dengan LED
-
-
-
246,80
GJ
Penggantian AC refrigeran R-22 dengan
R-417D
-
-
-
145,60
GJ
Pemanfaatan limbah sanitari untuk air
proses
-
-
-
4.047,00
m3
281.433,40
267.776,40
290.624,18
199.322,72
GJ
4.047,00
m3
Pemanfaatan gas panas untuk menghasilkan low
pressure steam
2
Tahun
2011
Peningkatan efisiensi pemakaian batubara untuk proses
peleburan
Total penghematan energi
Total penghematan air
Giga Joule = GJ
Sumber : PT Smelting (2014)
Ruang kantor menggunakan lampu
LED untuk menggantikan lampu
merkuri
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
“Perusahaan smelter khususnya
tembaga harus beroperasi dengan
cost
efficiency
tinggi
sebab
marjinnya pre determined atau sudah
ditentukan sejak kontrak sehingga
ruang gerak untuk memperoleh
laba sangat terbatas. Dibandingkan
perusahaan tambang, perusahaan
peleburan dan pemurnian memiliki
margin
jauh
lebih
rendah.
Setidaknya 93% margin sudah
diambil pertambangan. Itu karena
tingkat resiko di pertambangan jauh
lebih tinggi. Di bagian peleburan
sendiri sekitar 4%—5%, refining
atau pemurnian sedikit lebih kecil
lagi,” jelas Prihadi. Jelas untuk
bertahan di industri peleburan dan
pemurnian, efisiensi operasional
perusahaan harus tinggi.
Untuk upaya itu, pihak manajemen
puncak sangat mendukung para
karyawan untuk melakukan inovasi
dalam berbagai bidang. “Karyawan
diberikan
kesempatan
untuk
memberi masukan dalam lingkup
pekerjaan mereka baik dalam hal
energi, bahan baku, ataupun metode
kerja sehingga tercipta efisiensi yang
berkesinambungan,” kata Prihadi.
***
45
prestasi
Apresiasi P
Hemat
Berkat Energi
Alternatif
Total konsumsi energi batubara cair, solar, dan listrik
dalam proses produksi di PT Sinar Sosro, yang berlokasi di
Pandeglang, Banten, mampu ditekan dari 264.591 kcal/ton
produk pada 2012 menjadi 209.218 kcal/ton produk pada
2014 melalui serangkaian penghematan. Wajar bila apresiasi
Penghargaan Efisiensi Energi Nasional kategori Manajemen
Energi pada Industri Kecil dan Menengah berhasil diraih.
erkembangan pasar industri
minuman dalam kemasan kian
marak dari tahun ke tahun.
Data International Tea Committee
menyebutkan Indonesia menempati
posisi ke-46 di jajaran konsumen
teh dunia. Wajar bila beragam merek
baru bermunculan setiap tahunnya.
Sebagai pasar potensial minuman
non-alkohol, Indonesia menjadi
ladang subur bagi para investor
asing untuk melakukan joint
venture dengan perusahaan lokal
ternama dalam meluncurkan produk
teh dalam kemasan. PT Sinar Sosro
sebagai pelopor produsen teh dalam
kemasan kini bukan lagi pemain
tunggal dalam produk teh.
Salah satu strategi bertahan di
tengah persaingan ketat, PT Sinar
Sosro senantiasa menjaga kualitas
dan keamanan produk untuk
menjaga loyalitas konsumen. Untuk
menjamin dihasilkannya produk yang
berkualitas dan aman, dilakukan
proses produksi sesuai standar Cara
Produksi Minuman yang Baik (CPMB).
Komitmen yang tinggi terhadap
Akrom (QC Manager) Yayan Supriyanto (Vice General Manager), dan Ibrahim Budi (Production Manager PT Sinar Sosro Pabrik Pandeglang),
berkomitmen untuk melakukan penghematan energi di berbagai lini (dari ki-ka).
46
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
PT Sinar Sosro Pabrik Pandeglang, efisiensi energi diterapkan dengan tetap mengedepankan kualitas produk di tengah persaingan usaha
yang ketat
standar kualitas produk dibuktikan
dengan diperolehnya sertifikat SMM
ISO 9001-2008, SNI 3143:2011, SM
HACCP dan Sistem Jaminan Halal
LPPOM-MUI. Produk pun dihasilkan
dengan kepedulian akan nilainilai ramah lingkungan. Untuk itu,
PT. Sinar Sosro Pabrik Pandeglang
selalu mendukung segala upaya
untuk melakukan penghematan
dan optimalisasi penggunaan energi
serta penggunaan energi alternatif
lainnya.
Disadari
bahwa
pemakaian
energi akan terus meningkat seiring
dengan berkembangnya perusahaan.
Upaya yang terus dilakukan adalah
mengefisiensikan pemakaian energi
Produk PT Sinar Sosro Pabrik
Pandeglang lebih banyak dalam
kemasan botol kaca
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
per ton produk yang dihasilkan.
“Penghematan yang paling terasa
itu sejak dilakukan perubahan
pemakaian bahan bakar dengan batu
bara cair,” kata Yayan Supriyanto,
Vice General Manager PT Sinar Sosro
Pabrik Pandeglang. Sebagai wujud
komitmen
manajemen
puncak
terhadap upaya penghematan energi,
proses produksi di PT Sinar Sosro
Pabrik Pandeglang kini melibatkan
penggunaan
coal water mixture
(CWM) sebagai pengganti bahan
bakar minyak solar yang digunakan
untuk operasional boiler. Upaya itu
sekaligus wujud dari implementasi
Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2006
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Batu Bara yang Dicairkan sebagai
Bahan Bakar Lain.
CWM dikenal juga dengan nama
coal water slurry yang merupakan
batu bara dalam bentuk cair. Karena
wujudnya cair dan bersifat stabil,
CWM mudah dalam hal pengangkutan
dan pendistribusian. Likuiditas dan
stabilitasnya pun baik serta tidak
mudah terbakar. Jadi resiko terjadi
ledakan lebih minim. Sebagai bahan
bakar untuk boiler, CWM memiliki
keunggulan dibandingkan bahan
bakar minyak. Di antaranya mampu
menghasilkan pembakaran lebih baik.
Viskositasnya di bawah bahan bakar
minyak, efisiensi pembakarannya
dapat mencapai 96%—99%, suhu
pembakaran CWM pun berada pada
1.2000C —1.3000C. Bandingkan pada
batu bara atau minyak yang suhunya
lebih rendah 1500C.
CWM memiliki sifat rendah
kadar belerang dioksida, nitrogen
dioksida, dan kadar abu. Tingkat
kebisingan dan debu yang dihasilkan
juga rendah. Itu sebabnya CWM
dikatakan ramah lingkungan. Soal
harga, jenis cair ini juga lebih
murah ketimbang dengan harga
batu bara. “Penghematan energi
dengan mengganti pemakaian solar
menjadi CWM tentu menyumbang
kontribusi besar dalam penghematan
biaya produksi. Selain sisi biaya,
penghematan juga berarti menekan
limbah sehingga lebih ramah
lingkungan,” jelas Yayan.
Optimalisasi Peralatan
Selain CWM, energi yang dipakai
pada proses produksi adalah solar dan
listrik. Solar masih digunakan pada
beberapa aktivitas produksi, seperti
untuk bahan bakar forklift. Namun,
efektivitas penggunaan peralatan
itu selalu dikaji untuk mencapai
efisiensi. Misalnya, penggunaan
47
prestasi
Boiler berbahan bakar solar kini diganti dengan boiler menggunakan batubara cair
forklift untuk pengangkutan produk
yang mulanya berjumlah 7 unit
setiap harinya mulai dikurangi hanya
menjadi 4 unit. Bahan bakar solar
yang dihemat secara tidak langsung
mengurangi polusi karbondioksida
yang dihasilkan.
Optimalisasi peralatan juga
dilakukan pada mesin produksi
seperti mesin cooling (pendingin)
botol dengan memasang inverter.
Inverter yang dipasang pada
panel kontrol berfungsi sebagai
konverter listrik yang mengubah
arus DC (direct current) menjadi AC
(alternating current). Penambahan
inverter sangat bermanfaat lantaran
peralatan elektronik menjadi lebih
hemat dan tak mudah panas.
Upaya penghematan lain yang
dilakukan adalah modifikasi jalur
konveyor, dari 7 jalur menjadi 1
jalur. Konveyor yang membawa
barisan botol yang telah terisi
teh itu bermuara pada titik yang
sama. Banyaknya cabang yang
bermuara pada satu titik ternyata
membutuhkan energi listrik jauh
lebih rendah. Penggunaan satu
konveyor nyatanya masih tetap
mampu mengejar angka produksi
yang diinginkan. Dalam setahun,
penggunaan satu konveyor dapat
menyumbang penghematan hingga
Rp6.564.960.
Untuk
pencahayaan
ruang
produksi dan ruang gudang, PT
Sinar Sosro Pabrik Pandeglang
melakukan penggantian lampu TL
menjadi lampu hemat energi LED.
Ruang gudang yang memiliki luas
36 m x 36 m sebelumnya didukung
pencahayaan
yang
bersumber
dari lampu yang diletakkan di
bagian langit-langit. Satu ruangan
dengan tinggi sekitar 9—10 m itu
membutuhkan 12 lampu TL. Kini
sebagai penggantinya, hanya satu
buah lampu sorot LED berkekuatan
120 Watt. Ruang produksi yang
menjadi tempat pemrosesan botol
pun hanya menggunakan 4 lampu
sorot LED berkekuatan sama untuk
kebutuhan pencahayaan di malam
hari. Sebelumnya, lampu TL yang
digunakan sebanyak 16 buah
lampu.
Pada siang hari, ruangan-ruangan
itu tidak lagi menggunakan cahaya
lampu untuk penerangan. Sinar
matahari yang masuk cukup terang
dengan adanya penggantian solar
tuff pada beberapa titik di bagian
atap. Itu artinya, energi listrik untuk
pemakaian lampu dapat dihemat.
Penghentian pemakaian pompa
agitator pada proses pengolahan
limbah juga mampu menghemat
biaya hingga Rp10.476.000 per
tahun. Pompa agitator digantikan
perannya oleh pompa transfer yang
tetap memiliki daya dorong.
Pemanfaatan Gas Limbah
Pemanfaatan limbah bagi PT
Sinar Sosro Pabrik Pandeglang
juga merupakan wujud upaya
penghematan. Gas metan yang
selama ini dibuang dengan cara
dibakar ternyata dapat menjadi
sumber energi untuk beberapa
aktivitas pendukung. “Limbah itu
sebelumnya hanya dibuang dengan
cara dibakar,” kata Akrom, Quality
Control Manager PT Sinar Sosro
Pabrik Pandeglang. Dari produksi gas
Gudang menggunakan atap solar tuff
48
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
prestasi
metan hasil proses IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) pabrik,
dihasilkan energi panas sebagai
alternatif. Energi pengganti itu lalu
digunakan pada proses pembuatan
aquadest di laboratorium dan
proses analisa COD (Chemical Oxygen
Demand).
Untuk mengakomodasi hal itu,
perusahaan berinvestasi dengan
membuat heater aquadest dan
heater COD yang kompatibel dengan
penggunaan gas metan sebagai
bahan bakarnya. Pembuatan heater
COD hanya membutuhkan dana
Rp1.383.500 sedangkan untuk heater
aquadest Rp798.500. Penambahan
alat modifikasi itu mampu menambah
penghematan sebesar Rp7.711.038
per tahun. Sisa gas metan yang
dihasilkan juga digunakan untuk
menyuplai kebutuhan gas dalam
aktivitas memasak di dapur seharihari yang sebelumnya menggunakan
gas tabung LPG. Caranya dengan
membuat saluran gas menuju dapur
dan membuat kompor modifikasi
yang sesuai dengan bahan bakar gas
metan.
Dengan serangkaian penghematan
itu, PT Sinar Sosro Pabrik Pandeglang
mampu menekan konsumsi energi
dari 264.591 kcal/ton produk pada
2012 menjadi 209.218 kcal/ton
produk pada 2014. Dibanding tahun
2012, efisiensi energi per ton produk
untuk tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar 20,42% atau setara
dengan 54.033 kcal/ton. Sedangkan
tahun 2014 efisiensi energi per ton
produk mengalami kenaikan sebesar
0,64% atau setara dengan 1.340
kcal/ton dibanding tahun 2013.
Dengan
pencapaian
itu,
perusahaan peraih Penghargaan
Efisiensi Energi Nasional 2014 untuk
kategori Manajemen Energi pada
Industri Kecil dan Menengah itu
menargetkan efisiensi pemakaian
energi per ton produk sebesar
13,5 % pada tahun 2015. Untuk
mencapai target, strategi utama
yang dilakukan adalah memproduksi
minuman teh dalam kemasan botol
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Nilai Investasi Periode Tahun 2012—2014
Investasi Program
Efisiensi Energi
Penghematan
(Rp/tahun)
Nilai Investasi
(Rp)
Pelaksanaan
Payback
periode
1.
Pembuatan heater
COD
1.201.720
1.383.500
Selesai 2013
13 bulan
2.
Pembuatan heater
Aquadest
6.509.318
798.500
Selesai 2013
1,5
bulan
3.
Pembuatan
kompor gas metan
untuk kantin
3.840.000
505.500
Selesai 2013
2 bulan
Pembuatan
Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH)
1.780.000
1.248.000
Selesai 2014
11 bulan
291.000
612.000
Selesai 2014
24 bulan
10.476.000
0
Selesai 2013
0 bulan
7. Modifikasi jalur
konveyor dari 7
menjadi 1 jalur
6.564.960
220.000
Selesai 2013
0,5
bulan
8. Penggantian pompa
filter press
4.656.000
9.000.000
Selesai 2013
24 bulan
8.799.840
10.800.000
Selesai 2014
15 bulan
4.
5.
6.
9.
Pembuatan Pompa
Air Tanpa Aliran
Listrik (PATAL)
Pemanfaatan
dorongan pompa
transfer untuk
menggantikan
pompa agitator
Penggantian atap
dengan solar tuff
Sumber : PT Sinar Sosro, (2014)
Jenis Energi dan Pemakaian Per Tahun
Jenis Energi
Satuan
Total Pemakaian per Tahun
2012
2013
2014
Carbon Water
Mix (batubara
cair)
kcal
7.364.593.800
Solar
kcal
178.812.990
77.706.162
18.126.000
Listrik
Total Energi
kcal
kcal
732.989.430
8.276.396.220
626.943.633
6.279.603.195
313.399.839
3.353.734.239
Total Produksi
ton
31.280
29.824
16.030
Pemakaian
Energi per ton
produk
kcal per
ton
264.591
210.558
209.218
5.574.953.400
3.022.208.400
Sumber : PT Sinar Sosro, (2014)
49
prestasi
Konveyor yang kini beroperasi hanya satu buah
plastik polietilen toluene (PET).
“Proses produksi minuman dalam
kemasan botol kaca melibatkan
banyak
energi
panas
dalam
tahapannya,” ujar Ibrahim Budi,
Manajer Produksi yang sekaligus
bertugas sebagai Manajer Energi
PT Sinar Sosro Pabrik Pandeglang.
Ya, proses dimulai dari pencucian
botol, pencairan gula, pemasakan
teh, sterilisasi botol, perendaman
dalam larutan kaustik, hingga
proses pembilasan dengan air panas
bertekanan tinggi. Semua proses
50
itu membutuhkan air dengan suhu
mencapai 850C —1000C.
Pada
proses
pembuatan
produk kemasan botol plastik,
proses penggunaan panas dapat
diminimalisir sehingga penggunaan
energi diharapkan dapat ditekan.
Selama ini, perusahaan yang telah
beroperasi selama 18 tahun itu
hanya memproduksi minuman Teh
Botol, Es-Tee, dan Fruit Tea kemasan
botol kaca.
Bila proses produksi produk
teh dalam botol plastik berjalan,
ada upaya penghematan cukup
signifikan. Yang pasti, tidak ada
proses pencucian botol yang
memakan energi cukup tinggi untuk
memanaskan air. Botol plastik hanya
membutuhkan proses pembilasan,
bukan pencucian seperti botol kaca.
Selain itu, air hasil pendinginan
produk PET yang bersuhu 550C
dapat dimanfaatkan dalam proses
produksi lainnya. Caranya, dengan
memanaskan kembali air hasil proses
pendinginan produk PET hingga
bersuhu 1000C untuk keperluan di
mesin pencucian botol kaca. “Jadi
tidak butuh waktu lama memanaskan
air ke suhu 1000C,” jelas Yayan.
Sebagai industri yang ramah
lingkungan, PT Sinar Sosro Pabrik
Pandeglang telah melaksanakan
beberapa usaha pengelolaan dampak
lingkungan. Hal itu dilakukan secara
terintegrasi dengan melibatkan
semua departemen untuk selalu
mematuhi peraturan perundangan
yang berlaku. Para karyawan di
bagian kantor dan operasional
pabrik juga diajak untuk melakukan
penghematan mulai dari hal
sederhana seperti penggunaan
kertas, air, dan lampu ruangan.
Setiap 6 bulan, pertemuan rutin
dilakukan tim manajemen untuk
menampung masukan dari para
karyawan. Dari pertemuan itu, ide
penghematan yang sebelumnya tidak
terpikirkan banyak bermunculan.
Salah satu yang paling sederhana
yakni penggunaan kertas form
untuk cuti. “Jika biasanya form cuti
memakai satu lembar kertas untuk
sekali perijinan, kini satu lembar
dipergunakan untuk setahun,” ujar
Tubagus Endar Musniandar, Bagian
Personalia PT Sinar Sosro Pabrik
Pandeglang.
Itulah serangkaian resep hemat
yang ditekankan PT Sinar Sosro
Pabrik Pandeglang. Efisiensi tidak
hanya mampu menekan biaya semata
melainkan menjadi salah satu upaya
terus bertahan di industri yang
semakin kompetitif.***
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
jejak
Workshop Konsultasi & Pengarahan Asean Energy Award
B
ertempat di Aula Direktorat Jenderal EBTKE Lantai 1 telah
diselenggarakan “Workshop Konsultasi dan Pengarahan
ASEAN Energy Award (AEA)". Kegiatan tersebut merupakan
ajang konsultasi dan pengarahan bagi para calon peserta AEA
2015. Workshop tersebut diikuti oleh 15 perusahaan yang telah
berhasil memenangkan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional
(PEEN) 2014.
Sesi pada kegiatan itu terbagi atas kategori Best Practices
for Energy Efficient in Building Competition dengan sub
kategori Tropical Building; Retrofitted Building; New and Existing
Building; Green Building; Special submission for building dan
kategori Best Practices for Energy Management in Building and
Industry Competition dengan sub kategori Management Energy for Small and Medium Building; Management
Energy for Large Building; Management Energy for Small and Medium Industry; Management Energy for Large
Industry; Management Energy Special Submission for Industry; Management Energy Special Submission for
Building. Workshop menghadirkan sejumlah narasumber yakni John Budi Hardjanto Listijono, M.Eng Sc dari
Green Building Council Indonesia (GBCI); Kunaefi,ST, MSEE dari DJETBKE; Andriah Feby Misna, ST,MT.,M.Sc
dari DJEBTKE ; Ir. Titovianto Widyantoro, M.Si; Ir. Parlindungan Marpaung; dan Ir. Gunawan Wibisono dari
Himpunan Ahli Konservasi Energi (HAKE).
D
Training Investment Grade Audit Untuk ESCO
irektorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan dukungan Environmental Support Programme
(ESP3)- Danida telah menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan
Audit Energi Peringkat Investasi atau Invetsment Grade Audit (IGA). Training diadakan di dua wilayah yaitu di
Jakarta pada 10-12 Februari 2015 dan Surabaya pada 15-17 Februari 2015.
Sebanyak 16 perusahaan Jasa Konservasi Energi atau Energy Service Company (ESCO) yang diwakili oleh
para manajer teknis dan keuangan ikut serta dalam program pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini.
Pemateri dalam pelatihan tersebut adalah praktisi dengan pengalaman internasional yang luas dari perusahaan
ESCO, EPS Capital Corp.
Fokus dari pelatihan tersebut adalah langkah-langkah
efisiensi energi di industri tekstil, baja, dan bahan kimia.
Dalam pelatihan, para peserta mendapatkan pengetahuan dalam
membuat struktur IGA untuk memfasilitasi kerja sama komersial
di antara penyelenggara proyek, perusahaan jasa efisiensi energi
dan institusi keuangan. Direktorat Jenderal EBTKE berharap
bahwa pelatihan ini dapat membantu perusahaan ESCO yang
berpartisipasi untuk melakukan IGA dengan lebih baik.
Jadwal Pelaksanaan Capacity Building
Manajer Energi Dan Auditor Energi
No.
Kegiatan
Tempat Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan
1
Capacity Building Manajer Energi untuk Sentul, Bogor
28 April - 29 April (Training)
National Expert (NE)
30 April - 1 Mei (Ujian)
2
Capacity Building Auditor Energi di Industri
Sentul, Bogor
8 - 9 Juni (Training)
10 - 11 Juni (Ujian)
3
Capacity Building Manajer Energi di Industri
Sentul, Bogor
4 - 5 Agustus (Training)
6 - 7 Agustus (Ujian)
4
Training Assesor Manajer Energi
Sentul, Bogor
25 - 28 Mei 5
Training Assesor Auditor Energi
Sentul, Bogor
31 Agustus - 3 September
Contact Person: Primaldi Anugrah Utama 085659284235
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
51
teknologi
Smart Grid
Teknologi Pintar
Atur Listrik
Inilah cara pintar mengatur penggunaan listrik. Dengan
smart grid, konsumen bakal bisa mengukur kebutuhan listrik
yang diinginkannya. Atau malah mengurangi pasokan listrik
ke rumah pada jam-jam tertentu. Teknologi masa depan
ini memungkinkan konsumen memiliki kendali penuh atas
pemakaian energi listrik.
P
Foto-foto: Dok. Rinna Irawati
ada bulan Februari 2015, berita
nasional dikejutkan kabar Pulau
Dewata Bali tengah mengalami
krisis listrik. PLN Distribusi Bali,
seperti yang diberitakan dalam
Republika dan BeritaBali pada
25 Februari 2015, menghentikan
permohonan pasang baru dan
penambahan daya. General Manager
PLN Bali, Syamsul Huda mengatakan
pemicunya lantaran cadangan daya
yang dimiliki PLN sangat kritis.
Ia mengungkapkan pulau yang
menjadi tujuan wisata domestik dan
mancanegara itu hanya memiliki
kemampuan daya 850 MW saja.
Salah satu
komponen untuk
pembangkit
listrik tenaga
angin
Terbagi atas, 340 MW dari
jaringan kabel bawah laut
Jawa-Bali dan selebihnya
dari beberapa pembangkit
seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Gilimanuk, PLTG Pemaron,
dan PLTG Pesanggaran.
Komponen-komponen untuk perakitan pembangkit tenaga surya masih impor dari luar negeri dan harganya relatif mahal
52
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
teknologi
Menurutnya, cadangan listrik
Bali hanya 69,1 MW. Dengan catatan
dalam kondisi normal dan beban
puncak hanya 780,9 MW. Itu belum
termasuk bila terjadi kerusakan.
Ketika ada kerusakan, pemadaman
bergilir tidak dapat ditawar lagi.
Seperti saat PLTGU Gilimanuk
dengan daya 130 MW memasuki
waktu pemeliharaan rutin. Bali
defisit listrik 40—70 MW per hari.
Untuk menjaga kenyamanan para
pengguna listrik, Syamsul Huda pun
terpaksa menghentikan pelayanan
permohonan sambung baru.
Kondisi pemadaman bukan hanya
berisiko terjadi di Bali. Sebagian
besar wilayah di Indonesia berada
dalam status siaga dimana cadangan
operasi yang dimiliki lebih kecil
dibandingkan unit pembangkit
terbesar. Data Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan,
Kementerian
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM),
pada Februari 2013 menyebutkan
beberapa wilayah sudah berada dalam
kondisi harus dilakukan pemadaman
bergilir seperti di wilayah Sumatera
bagian Selatan dan Tengah, Tanjung
Pinang, Mahakam, Bontang, Kendari,
dan Kupang.
Lebih lanjut data tersebut
menyebutkan sampai dengan akhir
tahun 2013 kapasitas terpasang
pembangkit tenaga listrik di
Indonesia mencapai 50.989,51 MW
yang terdiri dari pembangkit PLN
sebesar 35.946,63 MW dan Non PLN
sebesar 15.042,87 MW dibandingkan
dengan
tahun
2012
sebesar
45.253,47 MW. Itu artinya kapasitas
terpasang pembangkit tenaga listrik
naik sebesar 5.736,04 MW atau
11%. Rencana pemerintah seperti
yang dilontarkan Presiden untuk
membangun pembangkit listrik
35.000 MW dalam waktu 5 tahun
mendatang tentu tidak bisa menjadi
sandaran untuk berdiam diri.
Meskipun kapasitas ditingkatkan,
kebutuhan listrik setiap tahunnya
pun meningkat mengingat industri
terus bertumbuh. Untuk itu,
langkah-langkah
penghematan
harus segera dilakukan.
Jaringan Pintar
“Indonesia sangat potensial
untuk
mengembangkan
energi
terbarukan, karena dekat dengan
garis katulistiwa dimana sumber
daya sinar matahari melimpah.
Sistem smart grid yang dibuat dalam skala penelitian di Mochtar Riady Plaza Quantum,
Universitas Indonesia, Depok
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Rina Irawati ST MT, peneliti smartgrid
dari P3T KEBTKE
Secara geografis, Indonesia yang
terdri dari kepulauan juga memiliki
potensi angin yang bagus. Belum
lagi potensi biogas di daerahdaerah yang belum termanfaatkan,”
ujar Rina Irawati, peneliti Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Teknologi Ketenagalistrikan Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (P3T KEBTKE) .
Selama ini penyediaan tenaga
listrik oleh PLN masih didominasi
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG), Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD), dan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Padahal masih ada Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS), dan Pembangkit Listrik
Tenaga Angin (PLT Bayu) yang masih
bisa dikembangkan di daerah-daerah
potensial.
Untuk mendukung keberadaan
pembangkit listrik itu, teknologi
smart grid hadir sebagai jembatan
penghubung
antara
jaringan
listrik konvensional dan jaringan
listrik energi terbarukan. Smart
grid merupakan suatu konsep tata
kelola energi listrik yang mampu
mengakomodir peran pembangkit
listrik kecil berbahan bakar energi
53
teknologi
Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM
terbarukan secara optimal. Dengan
penggunaan smart grid, transfer
energi listrik yang dihasilkan
pembangkit listrik energi terbarukan
tidak hanya satu arah.
Bila pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan
mengalami kelebihan pasokan dari
yang dibutuhkan konsumennya,
ia dapat mengirimkan kelebihan
pasokan itu kepada jaringan listrik
konvensional. Sebaliknya, saat
pembangkit
energi
terbarukan
kekurangan daya maka jaringan
konvensional
yang
memasok
kekurangannya. “Energi terbarukan
pasti bersifat intermittent naik
turun, saat turun maka bisa diatur
masuk grid dari PLN, atau kalau dari
PLN tidak masuk, jaringan pintar
bisa mengambil dari baterai,” jelas
Rina.
Smart grid juga mampu bereaksi
cepat dengan kondisi penurunan
54
daya. “Misalnya, pembangkit energi
terbarukan memiliki kapasitas 50
kW. Dalam kondisi lingkungan tidak
mendukung, turun menjadi 30 kW.
Sistem terprogram dengan cepat
terhubung dengan grid PLN sehingga
tidak sempat ada jeda terputus,”
tambahnya.
Mengatur Pemakaian
Smart
grid
memiliki
4
(empat) komponen utama yakni
pembangkit, kontrol, komunikasi,
dan aplikasi. Pembangkit diperlukan
sebagai sumber pemasok energi,
sedangkan kontrol smart grid
melibatkan teknologi sensor dan
pengukuran
yang
informatif.
Untuk mengaplikasikan smart grid,
jaringan komputer dan komunikasi
data memainkan peranan penting
dalam sistem. Termasuk di antaranya
data real time yang menjadi
sumber informasi berharga pada
kontrol otomatik untuk menjaga
kestabilan sistem. Smart grid juga
membutuhkan aplikasi dan piranti
real time yang membuat operator
dapat membuat keputusan dengan
cepat.
Dengan sistem yang dirancang
sedemikian rupa, maka jaringan
terintegrasi
penuh
dengan
pengguna.
Dalam
prakteknya,
keempat komponen itu bersinergi
sehingga memungkinkan terjadinya
komunikasi dua arah antara
pembangkit
atau
perusahaan
utilitas dan konsumen. Bandingkan
dengan jaringan listrik konvensional
sebelumnya yang hanya dapat
berkomunikasi satu arah.
Dengan kelebihan itu, smart
grid juga dapat diaplikasikan
pada konsumen rumah tangga.
Teknologi smart grid memungkinkan
konsumen
memiliki
kendali
atas pemakaian energi listrik di
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
teknologi
rumah mereka. Teknologi sensor
dan kendali otomatis pada smart
grid memungkinkan pengaturan
pengaktifan
peralatan
listrik
konsumen seperti televisi, mesin
cuci, alat penyejuk ruangan secara
otomatis. Pengaturan dilakukan
dengan pertimbangan ketersediaan
jumlah energi listrik yang ada.
Misalnya,
ketika
pembangkit
memperoleh energi listrik yang cukup
besar di siang hari, maka peralatan
elektronik yang membutuhkan daya
besar dapat digunakan.
“Manfaatnya terutama karena
bisa
melakukan
keseimbangan
antara permintaan dan pasokan.
Jadi berapa kebutuhan yang
diinginkan konsumen, itu yang
dibangkitkan oleh pembangkit.
Keuntungan pelanggan, pelanggan
bisa memperoleh jumlah yang
diinginkan,
pembangkit
juga
tidak memerlukan energi besar
untuk mengirimkan, “ papar Rina.
Pengaturan bisa juga dilakukan
bila konsumen ingin mengatur
pemakaian energi termasuk saat
beban puncak terjadi.
Dengan demikian konsumen
rumah tangga yang terhubung
dengan smart grid dapat memilih
menggunakan energi listrik dalam
jumlah tinggi saat harganya murah
atau sebaliknya menghentikan
pemakaian listrik berlebih ketika
harga mahal atau saat beban
puncak. Kestabilan sistem smart
grid mampu diandalkan. Bahkan
dengan penggunaan smart grid,
kerusakan bakal cepat terdeteksi
dan diantisipasi.
Belum Populer
Teknologi smart grid telah
banyak diterapkan di negara maju
seperti Jerman dan Jepang. Di
negara-negara tersebut, komponenkomponen
untuk
membangun
jaringan pintar dapat diperoleh
dengan
harga
terjangkau.
Penggunaannya di kalangan rumah
tangga di Jerman bahkan sangat
populer. World Economic Forum 2010
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
juga mengungkapkan bahwa smart
grid ini mampu mengurangi emisi
karbon sebesar 25% di negara itu.
Di Indonesia, teknologi smart
grid masih berada dalam tahap
pengembangan.
Aplikasinya
belum dipergunakan secara luas
di masyarakat. Salah satu aplikasi
smart grid yang ada memanfaatkan
teknologi pembangkit tenaga sinar
matahari, pembangkit diesel, dan
mikro hidro yakni Plant Smart Micro
Grid yang berlokasi di Sumba Barat
Daya, NTT.
Plant Smart Micro Grid yang
dirancang
oleh
BPPT
untuk
mengendalikan PLTS dan pembangkit
listrik lainnya hampir 100%
buatan dalam negeri. Daya yang
dihasilkan sekitar 500 kWh. Seperti
yang tercantum dalam website
Kementerian Riset dan Teknologi,
Plant Smart Micro Grid Sumba yang
berada di Desa Billa Cenge, Sumba
Barat Daya, itu mengintegrasikan
pembangkit surya berkapasitas 500
kWh ke dalam sistem jaringan 20kV
milik PLN.
Plant Smart Micro Grid ini
dibangun di lahan seluas 2 hektar,
yang terbesar dan yang pertama
kali terhubung dengan jaringan
listrik milik PLN di Indonesia. Smart
Micro Grid menambah kapasitas
J
jaringan listrik 20kV PLN di Sumba
bagian barat dimana beban listrik di
pulau Sumba selama ini didominasi
oleh
penggunaan
pembangkit
diesel. Pusat kontrol itu memiliki
fungsi untuk memantau naik
turunnya keluaran daya PLTS dan
pasokan listrik dari sumber lain
di Sumba bagian barat,sekaligus
untuk mempertahankan kestabilan
jaringan listrik. Sementara itu,
storage digunakan untuk menyimpan
kelebihan listrik yang dihasilkan
PLTS pada siang hari sehingga dapat
dipakai untuk memasok kebutuhkan
listrik pada malam harinya.
Smart grid mulai mengemuka
sejak 2011 di Indonesia. Penelitian
dan pengembangan dalam skala kecil
sedang gencar-gencarnya dilakukan.
Untuk aplikasi smart grid skala luas,
Rina berharap penggunaannya di masa
mendatang dapat memasyarakat di
seluruh wilayah nusantara. “Jangan
menggantungkan diri ke PLN. Smart
grid sangat bagus untuk diterapkan
di daerah terpencil. Daripada
membangun transmisi dengan biaya
besar lebih baik menggunakan
potensi yang ada didukung dengan
smart grid,” ujar Rina. Smart grid
diyakini bak angin segar bagi solusi
permasalahan ketenagalistrikan di
Indonesia.***
Kota Pintar Kelola Energi
erman merupakan salah satu negara yang sukses mengaplikasikan
smart grid pada industri besar hingga konsumen rumah tangga.
Salah satu contohnya, penerapan program “Model Kota Mannheim”.
Dengan adanya program tersebut, semua rumah di kota itu terhubung
ke jaringan pintar yang memanfaatkan energi terbarukan. Pengguna
energinya tak kurang dari 1.500 pelanggan. Penggunaannya dipantau
secara terpusat oleh kotak ajaib yang disebut “energy butler” . Pelanggan
diajak memahami pengaturan konsumsi energi dengan teknologi baru
dan program peralatan yang terkontrol, seperti mesin pencuci piring
yang hanya beroperasi ketika pasokan tertinggi dan harga terendah.
Penggunaan smart grid untuk mendistribusikan energi terbarukan
menjadi hal lumrah di Jerman. Negara maju itu memang sedang mengejar
target yang ambisius dalam hal pengembangan energi terbarukan. Hingga
2020 mendatang, target energi terbarukan mereka setidaknya mencapai
35% dari total konsumsi listrik. Pada tahun 2050, angkanya ditingkatkan
menjadi 80%.***
55
inovasi
Energi Pemasok
Rolas
Pada periode 2006—2007, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII membangun 12 unit
instalasi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang tersebar di 6 kebun yang
berada di wilayah Jawa Timur. Pengoperasian PLTMH berimbas pada penghematan konsumsi
solar per tahun. Pada 2012, PTPN XII mampu menghemat Rp7,9-milyar. Salah satu upaya
penghematan energi itu membawa PTPN XII menjadi juara dalam ajang Penghargaan
Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2014.
Kebun Blawan yang berlokasi
di Bondowoso, Jawa Timur,
merupakan salah satu kebun
produksi kopi arabika milik PTPN
XII.
56
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
inovasi
P
T Perkebunan Nusantara (PTPN)
XII merupakan perusahaan
BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) yang salah satu unit
usahanya bergerak dalam bidang
budidaya sekaligus pengolahan
tanaman perkebunan. Perusahaan
yang berdiri sejak 11 Maret 1996
itu memiliki 35 unit kebun produksi
yang berada dalam lingkup wilayah
Jawa Timur. Selain kebun produksi,
PTPN XII memiliki 25 unit pabrik
pengolahan komoditi perkebunan.
Komoditi yang diusahakan antara
lain kopi, karet, kakao, dan teh.
Kebutuhan energi bagi pabrik
pengolahan
merupakan
faktor
penting yang tidak dapat ditawar.
Sebagai unit pengolahan hasil,
pabrik pengolahan yang berada
tidak jauh dari kebun produksi
membutuhkan
pasokan
energi
relatif besar terutama ketika proses
pengolahan berjalan.
Beberapa pabrik pengolahan
milik PTPN XII berada di lokasi
dengan
keterbatasan
akses
terhadap listrik PLN (Perusahaan
Listrik Negara). Sebagai alternatif,
digunakan sumber energi berasal
dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) yang berbahan bakar solar.
Dalam pengoperasiannya, kebutuhan
Perumahan karyawan di Kebun Blawan termasuk konsumen tetap pasokan listrik asal
mikro hidro
BBM solar tergolong tinggi. Data
pemakaian BBM yang digunakan
untuk menggerakkan genset atau
mesin penggerak berbahan bakar
bisa mencapai 925 liter bahkan
lebih. Melihat kebutuhan yang
cenderung mengalami kenaikan
setiap tahunnya, maka diperlukan
upaya-upaya penghematan energi
dengan
memanfaatkan
sumber
daya alam yang ada. Langkah itu
kemudian dicanangkan
sebagai
salah satu program yang digaungkan
PTPN XII.
Kebun Blawan merupakan salah
satu kebun dari 7 kebun produksi
milik PTPN XII yang memiliki PLTMH.
Kebun yang menjadi salah satu basis
produksi kopi arabika itu terletak di
ketinggian 800—1.500 m dpl (di atas
permukaan laut), berdekatan dengan
kawasan wisata kawah belerang Ijen.
Letaknya berada di selatan ibukota
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Wilayah di sekitarnya memang
masih didominasi perbukitan yang
berbatu. Secara alami, kondisi alam
itu menyebabkan aliran air yang
berasal dari sumber mata air di atas
bukit turun menuju sungai, melewati
bebatuan sehingga menghasilkan
debit yang cukup besar. Sumber
daya alam itulah yang berpotensi
dimanfaatkan untuk membangun
PLTMH.
Debit Tinggi
Salah satu penstock mikro hidro yang dipasang di Kebun Blawan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Menurut Ir Ardi Iriantono,
Manajer Kebun Blawan, posisi Kebun
Blawan berada di daerah cekungan
yang dikelilingi sumber mata air.
“Letaknya di ketinggian 1.100 m
57
Foto-foto: Dok. PTPN XII
inovasi
Menurut Ir Dudiek Polli, Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan PTPN XII , pasokan listrik
bersumber dari PLTMH Kebun Blawan stabil memasok kebutuhan pabrik dan perumahan
karyawan di sekitarnya
dpl, contohnya sumber air di Sempol
dan Kampong Malang,” tuturnya.
Berada di posisi hulu otomatis
menempatkan Kebun Blawan sebagai
muara bagi beberapa mata air di
sekitarnya. Itu jelas menguntungkan
dari sisi besarnya debit air sungai
yang melewati kebun kopi itu.
Data
Bagian
Teknik
dan
Pengolahan PTPN XII , sampai
dengan Agustus 2013 menunjukkan
debit air maksimum yang mengalir
ke wilayah kebun seluas 4.751,45
Ha itu mencapai 1.200 liter per
detik. Perbedaan ketinggian (head)
tercatat 24 m. Adanya terjunan
atau beda ketinggian (head) dan
debit air besar itulah pintu masuk
yang dimanfaatkan PTPN XII untuk
membangun PLTMH.
Pada Juni 2007, perusahaan BUMN
itu membangun 2 (dua) unit instalasi
PLTMH berkapasitas daya masingmasing 125 kVA di Kebun Blawan.
Rumah PLTMH dibangun berdekatan
dengan pabrik pengolahan kopi.
Sejak
masa
pengoperasiannya,
energi listrik yang dihasilkan
mampu memasok kebutuhan listrik
untuk pabrik pengolahan kopi
58
dan bangunan pendukung lainnya
seperti
perkantoran,
gudang,
penerangan jalan serta 2 afdeling
yang berdekatan dengan pabrik.
Satu afdeling berisi sekitar 200
rumah para pekerja.
Afdeling yang dialiri listrik asal
PLTMH terdekat, berjarak sekitar
5 km dari pabrik. “Masih ada 7
(tujuh) afdeling lagi yang masih
dipasok daya dari PLN (Perusahaan
Listrik Negara) dan genset. Itu
karena lokasinya mencapai 12 km
dari pabrik,” jelas Ardi. Selain
pemeliharaan mesin, pembersihan
bak penampungan juga dilakukan
secara rutin. Pada musim kemarau,
pembersihan bak dilakukan sebulan
sekali. Sedangkan pada musim
hujan, seminggu sekali atau bahkan
3 (tiga) hari sekali. Tujuannya agar
Mesin pengolah kopi di Kebun Blawan beroperasi dengan pasokan listrik dan PLTMH
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
inovasi
PLTMH Kebun Blawan berkapasitas total 250 kVA
lumpur tidak merusak komponen
mesin.
Turbin yang digunakan untuk
PLTMH Kebun Blawan adalah
turbin crossflow buatan Bandung.
Adapun generator yang digunakan
yakni stamford berdaya 140 kVA
dengan kekuatan 1.500 rpm.
Tahap perencanaan pembangunan
PLTMH meliputi proses survey,
pemilihan lokasi, desain, perkiraan
biaya pembangunan, dan studi
kelayakan. Serangkaian tahap itu
memakan waktu sekitar 2—3 bulan.
Sedangkan tahap pembangunan
beberapa PLTMH memakan waktu
bervariasi antara 4 hingga 8 bulan.
Sebelumnya, salah satu pasokan
listrik dipenuhi dari Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang
membutuhkan bahan bakar solar
untuk
menggerakkan
turbin.
Berkat
pengoperasian
PLTMH,
penghematan solar di Kebun Blawan
pada 2012 mencapai 262.504 liter.
Bila operasional PLTMH kerap
menghadapi kendala di musim
kemarau karena turunnya debit air,
pasokan air yang dibutuhkan PLTMH
Kebun Blawan selalu dicukupi oleh
sumber mata air tidak pernah surut.
Itu sebabnya, hingga kini pasokan
listrik selama 24 jam yang berasal
dari PLTMH Kebun Blawan relatif
stabil.
Menuju Kemandirian Energi
Kemandirian energi berperan
penting, mengingat banyak kebun-
PLTMH di Lingkungan PTPN XII
Uraian
Daya (kVA)
Unit MHP (Unit)
Debit air (liter/detik)
Head (m)
Tanggal beroperasi
Penggunaan
Kebun
Bantaran
Renteng
Blawan
Kalisat/Jampit
Kalirejo
Kaliselogiri
60 dan 160
70
125 dan 125
20 dan 40
125 dan 125
16, 23, dan 50
2
1
2
2
2
3
250
450
1.200
150
1.250
150
112
17
24
12
12
12
Okt 2007
Agt 2007
Juni 2007
Mei 2007
Juli 2007
Sep 2006
- Penerangan
- Pengolahan teh
- Penerangan
- Penerangan
- Penerangan
- Pengolahan
- Pengolahan
kopi
Arabica
- Penerangan
karet
- Penerangan
- Pengolahan
kopi robusta
Sumber: PTPN XII (2013)
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
59
inovasi
PLTMH dibangun dekat dengan lokasi pabrik pengolahan
kebun produksi PTPN XII berada di
lokasi yang relatif jauh dari sumber
pembangkit listrik PLN. Listrik PLN
maupun solar non-subsidi yang
menjadi bahan bakar untuk PLTD
pun diperkirakan akan mengalami
kenaikan bertahap pada tahuntahun mendatang. Pihak manajemen
puncak dalam hal ini Direktur PTPN
XII memantapkan komitmennya
terkait kebijakan penghematan
energi melalui pembangunan PLTMH
dengan dasar hukum Instruksi
Presiden Republik Indonesia nomor
13 tahun 2011 tentang Penghematan
Energi dan Air, Surat Edaran Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara
nomor SE-01/MBU.WK/2012, dan
Surat Edaran Direksi PT Perkebunan
Nusantara XII (Persero) nomor 23/
SE/045/2012 perihal Penghematan
Energi dan Air.
PLTMH Kebun Blawan hanya
salah satu contoh pemanfaatan
energi putih yang ramah lingkungan
di wilayah PTPN XII . Masih ada 10
60
PLTMH lainnya yang berdiri di Kebun
Bantaran (Blitar), Renteng (Jember),
Kalisat/Jampit
(Bondowoso),
Kalirejo
(Banyuwangi),
dan
Kaliselogiri (Banyuwangi). “Langkah
pembangunan PLTMH itu merupakan
upaya kemandirian energi listrik
bagi
pemenuhan
kebutuhan
operasional kebun dan penerangan
bagi rumah tinggal karyawan di
kawasan tersebut,” kata Ir Dudiek
Polii, Kepala Bagian Teknik dan
Pengolahan PTPN XII.
Dari keenam lokasi kebun
tersebut, besaran daya terbesar
dihasilkan dari Kebun Blawan. Pada
2012, besaran dayanya mencapai
495.290 kWh. Sedangkan Kebun
Bantaran, Renteng, Kalisat/Jampit,
Kalirejo, dan Kaliselogiri berturutturut sebesar 467.091 kWh, 18.065
kWh, 3.330 kWh, 298.400 kWh,
dan 81.800 kWh. Dibandingkan
pembangkit
tenaga
diesel,
PLTMH lebih ramah karena tidak
menghasilkan emisi karbon dioksida.
Bila 1 kWh setara 0,891 kg CO2
maka dapat dikatakan bahwa pada
2012 pengoperasian seluruh PLTMH
di PTPN XII telah berkontribusi
terhadap penurunan gas karbon
dioksida sebesar 1.215.303 kg.
Pengoperasian seluruh PLTMH
juga berdampak signifikan pada
penurunan pemakaian solar. Pada
2012, total penghematan solar
dengan
pengoperasian
PLTMH
mencapai 797.540 liter atau
setara
Rp7.905.303.047.
Sejak
dibangun pada 2006—2007, total
penghematan yang diperoleh yakni
sebesar Rp5.189.400.000.
Adapun nilai investasi untuk
pembangunan PLTMH total mencapai
Rp9.434.300.000.
Berdasarkan
perhitungan dalam analisis kelayakan
proyek, masa pengembalian investasi
(payback period) proyek PLTMH di 7
(tujuh) kebun tersebut berada di
kisaran periode 1—3 tahun. Melihat
contoh sukses PLTMH yang ada, PTPN
XII berencana membangun PLTMH
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
inovasi
Investasi Pembangunan PLTMH Tahun 2006/2007
Kebun
Bantaran
Renteng
Blawan
Kalisat/Jampit
Kalirejo
Kaliselogiri
kVA
60 dan 160
70
125 dan 125
40 dan 20
125 dan 125
16, 23, dan 50
Investasi
dalam rupiah
Penghematan
Dalam USD
dalam rupiah
Dalam USD
3.754.500.000
534.900.000
1.992.500.000
1.071.500.000
1.736.000.000
411.452
58.619
218.356
117.425
190.247
1.659.000.000
326.100.000
1.458.800.000
968.800.000
545.700.000
181.808
35.737
159.868
106.170
59.803
344.900.000
37.489
231.000.000
25.109
Sumber: PTPN XII (2013)
baru di Kebun Renteng 1 (satu) unit
dengan daya 80 kVA pada 2015,
Kebun Gunung Gambir 1 (satu) unit
berdaya 125 kVA pada 2016, dan
Kebun Jatirono 1 (satu) unit berdaya
150 kVA pada tahun 2017.
Gugus Tugas
Untuk
mendukung
upaya
konservasi energi di lingkungan
PTPN XII, pihak manajemen PTPN XII
membentuk organisasi baru khusus
untuk menangani manajemen energi.
Peran gugus tugas manajemen energi
di antaranya menyempurnakan tugas
yang berkaitan dengan manajemen
energi yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Tim gugus tugas
Program Kebijakan Penghematan
Energi dan Air yang dibentuk
bertugas melakukan monitoring
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
pelaksanaan
program
penghematan energi dan air serta
melakukan
pelaporan
kepada
pihak Direksi PTPN XII, melakukan
langkah-langkah
dan
inovasi
penghematan energi dan air, dan
menghimpun
data-data
hasil
program penghematan energi dalam
rangka evaluasi.
Sebagai upaya mengubah perilaku
karyawan dan para pekerja dalam hal
penghematan energi, pemasangan
gambar maupun poster berupa
himbauan untuk menghemat energi
dan air dipasang di tempat strategis
seperti di ruang kerja karyawan
dan mushola. Untuk meningkatkan
kapasitas dan kompetensi karyawan,
perusahaan memfasilitasi karyawan
untuk mengikuti pelatihan dan
seminar antara lain pelatihan untuk
operator PLTMH serta pelatihan dan
uji kompetensi teknisi instalasi
listrik.
Karyawan
pun
diberikan
keleluasaan untuk memberikan
sumbangan pemikiran terkait ide
dan inovasi penghematan energi. Ide
tersebut diwujudkan dalam bentuk
inovasi kreatif seperti pembuatan
mini PLTMH menggunakan pompa
limbah pengolahan kopi seperti
yang dilakukan di Afdeling Rayap,
Kebun Renteng, pemasangan Pompa
Air Tanpa Mesin (PATM) untuk
penyiraman tanaman kopi dan kakao
di Afdeling Rayap dan Kedaton,
Kebun Renteng, serta pemasangan
lampu penerangan jalan tenaga
surya di Kebun Wonosari. Pantas
kiranya upaya PTPN XII melakukan
langkah-langkah
penghematan
energi melalui PLTMH mendapat
juara II dalam ajang Penghargaan
Efisiensi Energi Nasional 2013.***
61
efisiensi
Grha Telkom BSD:
Strategi Efisiensi via
Retrofit
Dalam periode 2011—2013, Grha Telkom BSD mampu melakukan penghematan
listrik sekitar 47,33 kWh—210,45 kWh per tahun. Itu semua berkat upaya retrofit
gedung dan mengubah perilaku penghuni gedung.
G
Gedung Grha Tekom BSD yang berusia 20 tahun melakukan langkah-langkah retrofit guna
mengefisienkan pemakaian listrik
62
rha Telkom BSD Tangerang
merupakan
salah
satu
gedung perkantoran yang
dikelola PT. Graha Sarana Duta
(GSD). Sejak didirikan pada 1981,
PT GSD memfokuskan bisnisnya
pada jasa pemeliharaan dan
perawatan gedung. Pada April 2001,
kepemilikan perusahaan dengan
brand Telkom Property itu diakuisisi
PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Sejak itulah PT GSD mengambil alih
fungsi pengelolaan gedung dan aset
milik PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk tersebut.
Gedung 9 lantai tersebut
dibangun pada tahun 1995 berlokasi
di kawasan perkantoran dan bisnis
Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang,
Banten. Gedung itu mewakili kantor
Telkom untuk wilayah Tangerang,
Serang, Cilegon, Rangkasbitung dan
Pandeglang. Meski identik dengan
industri yang akrab dengan energi
listrik, tetapi manajemen Telkom
justru menerapkan berbagai upaya
kepedulian terhadap penggunaan
energi yang minim.
Konstruksi gedung yang memiliki
total luas bangunan mencapai 10.721
m2 itu sangatlah menunjang untuk
upaya penghematan energi. Terlihat
dari pemilihan konstruksi kaca
di salah satu sisi gedung sebagai
implementasi tindakan menekan
penggunaan energi.
Pada siang hari, ruangan yang
berada di dekat dinding kaca terlihat
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
efisiensi
cukup terang dari sisi dalam gedung.
Lantai dasar dan lobi yang menjadi
salah satu ruang pelayanan publik
pun didesain menggunakan dinding
kaca sehingga ruangan mampu
mengoptimalkan pencahayaan alami
di siang hari.
Tiga unit lift dalam gedung
pun
diposisikan
bersebelahan
dengan tangga darurat. Dengan
demikian penghuni kantor dapat
menggunakan
tangga
darurat
sebagai akses alternatif naik dan
turun. Terutama, bila akan naik satu
lantai atau sebaliknya.
Retrofit Gedung
“Pemakaian AC mencapai 60%
konsumsi listrik gedung,” kata
Jimmy
Rusdiyanto,
Supervisor
Mechanical Electrical Grha Telkom
BSD. Sebagai bangunan yang
ditujukan untuk perkantoran, Grha
Telkom BSD memakai pendingin
ruangan dengan 2 buah chiller
berdaya masing-masing 200 TR
(ton of refrigerant). Ruangan kecil
dilengkapi dengan AC split bertenaga
1—2 PK. Sementara ruangan yang
beroperasi selama 24 jam dipasangi
AC (air conditioning) tipe cassette
Pemeliharaan cubicle dan trafo berkala
dilakukan untuk meminimalisir risiko
kebakaran dan memantau penggunaan
listrik pada gedung
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
(Ki-Ka) Ruslan Apandi, Suwandi, Julia, Rukmansyah, dan Jimmy Rusdiyanto, tim
manajemen energi gedung Grha Telkom BSD
yang dioperasikan pada pukul 17.00
hingga pukul 08.00.
Mengingat tingginya pemakaian
listrik untuk operasional gedung,
PT GSD selaku pengelola gedung
melakukan penghematan energi
melalui program manajemen energi
yang difokuskan pada upaya retrofit.
“Program dikelompokkan menjadi
dua kelompok aktivitas yaitu
aktivitas yang tidak menggunakan
investasi dengan cara optimalisasi
manajemen peralatan yang ada
dan aktivitas yang memerlukan
inventasi,” jelas Riyanto, Facility
Manager PT GSD Area Tangerang,
Banten, sebagai pimpinan pengelola
gedung Grha Telkom BSD.
Aktivitas yang tidak melibatkan
investasi antara lain melakukan
pemeliharaan cubicle dan trafo
“Pemeliharaan cubicle dan trafo
sifatnya preventif. Bila tidak
dilakukan pemeliharaan dan terjadi
kerusakan pada trafo misalnya, itu
berimbas pada perbaikan trafo yang
memerlukan biaya tidak sedikit.
Selain itu pemakaian genset sebagai
penggantinya akan menambah
biaya operasional untuk bahan
bakar solar,” jelas Jimmy. Selain
itu, setiap 2 jam dilakukan checklist
penggunaan kWh listrik untuk
mengontrol penggunaan listrik.
Pada 2013, aktivitas program
manajemen
energi
yang
menggunakan investasi dilakukan
dengan
penggantian
lampu
konvensional dengan lampu LED
(Light Emitting Diode), pemasangan
timer kontrol untuk lampu taman, dan
pemasangan instalasi pengolahan air
limbah. Jumlah lampu yang diganti
dengan lampu LED yaitu sebanyak
2.617 buah lampu.
“Ada 10 buah lampu yang belum
diganti untuk area taman dan
tangga darurat. Itu karena belum
ada bentuk lampu yang sesuai untuk
lokasi tersebut. Untuk lampu taman
misalnya,
kami
membutuhkan
lampu bentuk jantung sedangkan
yang tersedia bentuk bulb dan
neon panjang,” jelas Jimmy. Untuk
investasi penggantian lampu, Grha
Telkom BSD mengucurkan investasi
hingga Rp.434.705.453.
Lampu taman pun dipasang
dengan pengatur waktu yang
memakan biaya investasi Rp1juta.
Timer diatur agar lampu taman mati
dan menyala otomatis pada jam
05.00—18.00. “Sebelumnya lampu
taman terkadang masih menyala di
siang hari tetapi tidak terlihat,” kata
Jimmy. Melalui langkah-langkah
penghematan itu, Grha Telkom
BSD mampu menekan pemakaian
63
efisiensi
listrik secara signifikan per tahun.
Pada periode 2011 hingga 2013,
pemakaian listrik berturut-turut
tercatat sebesar 3.100.000 kWh,
2.680.000 kWh, dan 2.586.000 kWh.
Dengan penghematan itu, indeks
efisiensi energi pada 2013 mencapai
221 kWh/m2/tahun.
Mengolah Limbah Air
Dalam hal penghematan air,
pihak pengelola Grha tekom BSD juga
melakukan pengolahan limbah grey
water untuk keperluan penyiraman
kebun. Pengolahan limbah grey
water yang berasal dari toilet dan
kantin dilakukan melalui sistem
pengolahan limbah standar yaitu
melewati 4 tahapan bak pengolahan.
Setelah melewati bak pengolahan
keempat, limbah langsung dibuang
ke saluran kota.
Melihat potensi air yang masih
bisa termanfaatkan, Telkom Property
selaku pengelola gedung Grha Telkom
BSD memutuskan untuk menambah
satu tahapan pengolahan limbah
lagi agar air dapat terus digunakan
untuk keperluan penyiraman taman.
Investasi yang dilakukan berupa
penambahan tangki, filter, dan
pompa pada instalasi pengolahan
limbah yang sudah ada.
Air yang sedianya akan dibuang
ke saluran kota lantas diolah kembali
agar layak digunakan untuk menyiram
tanaman. “Investasi tambahan itu
nilainya Rp6-juta,” kata Jimmy.
Agar air hasil pengolahan limbah
diyakini keamanannya, sebelum
dipergunakan telah dipastikan
melalui uji laboratorium Institut
Teknologi Bandung (ITB).
Berdasarkan data manajemen
gedung, input penggunaan air bersih
di lingkungan gedung Grha Telkom
BSD per harinya mencapai sekitar
72—75 m3. Biaya yang dikeluarkan
untuk pembayaran air bersih di
wilayah Tangerang khususnya di
lokasi gedung berdiri relatif tinggi
karena pengelolaannya dilakukan
pihak swasta. “Biayanya sekitar
64
Air hasil pengolahan grey water yang digunakan untuk penyiraman taman mampu
menekan penggunaan air bersih secara signifikan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
efisiensi
Pemasangan filter beserta tangki dan pompa untuk mengolah limbah grey water agar
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air untuk penyiraman tanaman
rencana pada 2015, Grha Telkom BSD
berencana melakukan pemasangan
Be Next pada 2 (dua) unit chiller
yang ada. “Hingga saat ini, masih
dalam tahap survei pemasangan dari
pihak pemasang peralatan,” kata
Jimmy. Be Next itu akan dipasang
pada kontrol panel chiller.
Fungsi Be Next sebagai timer—
pengatur waktu—pada chiller yakni
untuk menyalakan dan mematikan
kompresor. “Ketika temperatur
mencapai titik yang diinginkan,
kompresor akan otomatis mati
dengan proses yang lebih cepat,
sedangkan pada saat menyala
pertama kali prosesnya lebih lambat
atau bertahap. Efek akhirnya dapat
menghemat penggunaan listrik,”
tambahnya.
Untuk efisiensi, temperatur
yang dihasilkan chiller diatur
maksimal pada titik 25oC. Dengan
menggunakan Be Next, chiller akan
melakukan proses menghidupkan
kompresor di temperatur 270C.
Kompresor otomatis mati pada suhu
17oC.
Selain itu, langkah lainnya yakni
memasang alat tambahan berupa
aircosaver pada perangkat AC dalam
ruangan. Pada 2014, aircosaver
dipasang pada 21 unit AC terdiri
Rp10.000 untuk 1 m3,” kata Jimmy.
Dengan pengolahan air limbah,
biaya penggunaan air bersih dapat
dihemat.
Penghematan penggunaan air
terlihat pada angka pemakaian air
yang menurun pada 2014 ketimbang
tahun sebelumnya. Pada 2013,
pemakaian air tercatat 25.432 m3.
Pemakaian air pada 2012 pun tidak
jauh berbeda sekitar 26.393 m3.
Namun, pada 2014, angka pemakaian
air berhasil ditekan menjadi 18.130
m3.
Tahap Lanjut
Upaya
penghematan
yang
dilakukan manajemen gedung Grha
Telkom BSD terus berlanjut dengan
langkah retrofit lainnya. Untuk
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Ruang kantor hingga ruang pelayanan publik menggunakan lampu LED ramah
lingkungan dan hemat energi
65
efisiensi
Pada 2015, chiller akan dilengkapi dengan Be Next sebagai timer untuk mengatur
operasional chiller
dari 8 unit aircosaver yang dipasang
pada AC cassette dan 13 unit pada
AC split. Fungsi aircosaver dalam hal
ini untuk menghemat penggunaan
listrik sehingga pemakaian daya AC
hemat energi.
Namun alat itu hanya dipasang
pada AC split berkapasitas minimal
2 PK. Alasannya, karena dari
hasil percobaan dan pengamatan
sebelum pemasangan dilakukan,
pemakaian aircosaver efektif pada
AC berkapasitas di atas 2 PK.
“Penghematannya sekitar 20%
pada AC split dan 30% pada AC
cassette. Pada AC berkapasitas 1 atau
1,5 PK, penghematannya terlalu
rendah sehingga tidak sebanding
dengan investasi yang dikeluarkan,”
kata
Rukmansyah,
Supervisor
Mechanical Electrical Grha Telkom
BSD. Selain itu, AC 2 PK yang sudah
memakai teknologi inverter tidak
perlu dipasang aircosaver.
dan Telkomsel. Jimmy mengaku
tidak ada kendala teknis yang berarti
dalam upaya penghematan energi.
Semua pengadaan investasi hemat
energi untuk kebutuhan gedung
dipasok dari PT GSD yang berpusat
di gedung Menara Multimedia, Kebon
Sirih, Jakarta Pusat.
Hanya saja, faktor kelalaian
manusia masih menjadi kendala.
Karena itu diupayakan untuk selalu
melibatkan karyawan secara aktif
dalam penghematan energi seharihari. Untuk itu, himbauan hemat
energi selalu diinformasikan lewat
announcer.
Himbauan biasanya dilakukan
setiap pagi hari sebelum aktivitas
kerja dimulai dan sebelum jam
kantor berakhir. Tujuannya agar
para penghuni gedung tidak
lupa mematikan lampu dan alat
elektronik sebelum meninggalkan
ruangan. Sebagai langkah untuk
menjaga agar upaya penghematan
energi berkelanjutan dan mencapai
target lebih baik, Jimmy bersama
tim inti manajemen energi Grha
Telkom BSD yang berjumlah 3 orang
melakukan pertemuan dua minggu
sekali untuk evaluasi dan sumbang
saran terkait penghematan energi.
Dengan sederet strategi itulah, Grha
Telkom BSD mampu meraih juara
III dalam ajang PEEN (Penghargaan
Efisiensi Energi Nasional) 2014
untuk kategori manajemen energi
pada industri dan bangunan gedung
kecil dan menengah. Menurut
Jimmy, ajang PEEN memberikan
nilai positif bagi pihak pengelola
gedung-gedung
perkantoran.
“Ajang PEEN melibatkan penilaian
tentang pencapaian penghematan
yang telah dilakukan sehingga
pihak manajemen gedung menjadi
termotivasi
untuk
melakukan
perbaikan-perbaikan maupun inovasi
baru dalam manajemen energi dan
gedung secara keseluruhan agar
pengelolaan gedung semakin baik di
tahun mendatang,” pungkasnya.***
Himbauan Harian
Tim manajemen energi yang
bertugas di Grha Telkom BSD
berjumlah 13 orang dipimpin
Riyanto, Facility Manager Grha Telkom
BSD. Selain pihak Telkom, gedung
berlantai 9 itu juga dihuni oleh
sejumlah penyewa seperti Infomedia
66
Aircosaver yang berfungsi untuk menghemat penggunaan listrik dipasang pada AC split
berkapasitas 2 PK
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
efisiensi
Graha Indonesia Wifi :
Sebarkan Gelombang
Hemat Energi
Satu lagi prestasi berhasil diukir oleh Telkom Property. Melalui manajemen barunya,
Graha Indonesia Wifi milik PT Telkom Indonesia Tbk sukses memperoleh gelar dari ajang
Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2014. Itu semua berkat upaya berhemat melalui
penggantian lampu konvensional dengan lampu LED (light emitting diode) serta mengubah
jadwal pengoperasian chiller. Dampaknya, gedung tersebut mampu menekan penggunaan
listrik sebesar 471.079 kWh pada 2013.
G
raha Indonesia Wifi merupakan
gedung perkantoran PT Telkom
Indonesia Tbk untuk wilayah
Jakarta Pusat. Gedung 5 (lima)
lantai dengan total luas bangunan
4.913,58 m2 itu berdiri sejak 1996.
Seiring dengan perubahan kondisi,
manajemen gedung diserahkan
pada PT Graha Sarana Duta (GSD).
Manajemen gedung anyar itu
memandang
perlu
dilakukan
perubahan yang mengarah pada
peningkatan
efisiensi
energi.
Program yang dilakukan antara lain
aplikasi teknologi efisiensi energi,
pengubahan manajemen operasional
pada sistem peralatan, penjadwalan
perawatan peralatan secara rutin,
serta
memberikan
pelatihan
dan informasi secara rutin dan
berkelanjutan kepada para teknisi
dan penghuni gedung.
Langkah awal menuju efisiensi
energi dimulai pada 2013. PT GSD
atau yang lebih dikenal dengan
Telkom Property memutuskan untuk
mengganti lampu konvensional yang
ada di lingkungan gedung Graha
Indonesia Wifi dengan lampu LED.
Jumlah lampu yang diganti sebanyak
1.546 buah. Dana yang dihabiskan
untuk
program
penggantian
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Didit Sulistyo, Vice President Property Management Operation PT Graha Sarana Duta
(Telkom Property)
lampu mencapai Rp330.668.467.
Nyatanya, upaya tersebut berbuah
manis. Penggantian lampu mampu
menyumbang penghematan sebesar
Rp18.015.242/bulan.
Dengan
penghematan yang diraih, periode
pengembalian untuk investasi lampu
LED diperkirakan hanya sekitar 19
bulan.
Celah penghematan lain yang
dilirik Telkom Property yakni
mengubah jadwal pengoperasian
chiller. Tujuannya, mengurangi daya
listrik yang terpakai tetapi tetap
tidak mengurangi kenyamanan
penghuni ruangan. Sistem pendingin
ruangan gedung yang berlokasi di
kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat
itu menggunakan 2 unit chiller
dengan 6 kompresor. Mulanya,
semua
kompresor
beroperasi
penuh setiap hari. Kini, dalam
sehari, pengoperasian kompresor
disesuaikan pada jam-jam tertentu.
67
efisiensi
Jadwal Pengoperasian
Pendingin Ruangan
Jam operasional
Pukul 07.00—10.00
Pukul 10.00—15.00
Pukul 15.00—17.00
Pukul 17.00—20.00
Sistem
Pe ngo p e ra s i a n
sistem pendingin
2 unit chiller
(6 kompresor)
1 unit chiller
(4 kompresor)
1 unit chiller
(2 kompresor)
Ac
split
yang
d i g u n a k a n
kondisional
Sumber: Telkom Property (2014)
Pada pagi hari, sekitar pukul
07.00—10.00, sistem pendingin
yang beroperasi berupa 2 unit chiller
dengan 6 kompresor. Setelah tiga jam,
satu unit chiller dimatikan dan hanya
4 kompresor yang masih beroperasi.
“Suhu diatur pada tingkat yang
diinginkan yakni sekitar 25oC plus
minus 1oC. Ketika kondisi ruangan
sudah cukup nyaman, penghentian
pemakaian 1 unit chiller dan 2
kompresor tidak akan mengurangi
tingkat kenyamanan penghuni,”
jelas Vela Alhena, Manager Technical
Support Telkom Property.
Mendekati jam pulang kantor,
sekitar
pukul
15.00—17.00,
dua kompresor yang beroperasi
dimatikan. Di luar jam kantor,
penghuni tetap dapat menyalakan
pendingin ruangan berupa AC
split. Dengan mengubah jadwal
pengoperasian chiller, penghematan
sebesar Rp13.001.513 per bulan
dapat dicapai.
Dilihat dari total konsumsi
listrik per tahun, penurunan
signifikan terlihat pada tahun 2013
dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2012, konsumsi listrik gedung
mencapai 1.100.368 kWh. Angka
mengalami penurunan pada 2013
menjadi 1.031.464 kWh dengan
perkiraan penghematan sebesar
471.079 kWh. Dengan penghematan
tersebut, Graha Indonesia Wifi
mampu meraih Indeks Efisiensi
Energi (IEE) sebesar 194,79 kWh/
m2/tahun pada 2013.
68
Modifikasi Alat
Tim manajemen energi Graha
Indonesia Wifi berjumlah 13
orang. Tim yang dipimpin Gita
Syahriwati—selaku
Facility
Manager Telkom Property untuk
wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta
Utara—selalu melakukan evaluasi
berkelanjutan terhadap berbagai
langkah penghematan energi yang
telah
dilakukan.
Harapannya,
kualitas layanan kepada penghuni
gedung semakin baik termasuk
mengakomodasi ide-ide kreatif
dari para anggota tim. Seperti ide
salah satu teknisi tim manajemen
energi untuk memodifikasi instalasi
perpipaan pada menara air yang
diterapkan pada 2014.
Menara air yang terpasang
dilengkapi dengan pompa booster
yang berfungsi menambah tekanan
air 3 lantai dari atas. Tanpa
menggunakan
pompa
booster,
tekanan air di lantai atas menjadi
lebih
kecil.
Namun,
dengan
melakukan by pass saluran tanpa
melalui pompa booster, tekanan
air yang kecil ternyata tidak
berpengaruh signifikan terhadap
penurunan kenyamanan penghuni.
“Tekanan air untuk kebutuhan cuci
tangan standarnya sekitar 0,7 kg/
cm2. Tanpa menggunakan booster,
tekanan turun menjadi sekitar 0,4
kg/cm2. Penurunan itu ternyata
masih dapat ditolerir sehingga
tidak mengganggu kenyamanan
penghuni,” tutur Vela.
Dengan memotong jalan saluran
menuju pompa booster, air yang
berasal dari tangki penampungan
langsung menuju kran air. Untuk
memodifikasi sistem perpipaan, pihak
manajemen hanya mengeluarkan
biaya Rp305.000. Angka investasi
itu jauh lebih murah dibandingkan
dengan penghematan yang diperoleh
yakni sebesar Rp1.040.121 per
bulan.
Pada
tahun
2014,
pihak
manajemen
Graha
Indonesia
Wifi juga menggulirkan dana
Jadwal pengoperasian chiller dibuat untuk
mengefisienkan penggunaan listrik
investasi untuk pemasangan alat
tambahan penghemat energi AC
(Air Conditioning) berupa Aircosaver
dan timer—pengatur waktu—lampu
taman. Aircosaver dipasang pada AC
split berkekuatan 2 PK. “Di bawah
2 PK, penghematan yang didapat
tidak sebanding dengan investasi
yang dikeluarkan,” kata Arif Caesar,
Senior Officer Technical Support
Telkom Property.
Pemasangan Aircosaver terbukti
mampu
mengoptimalkan
kerja
kompresor AC sehingga penghematan
energi listrik 20% dapat diraih.
Sebanyak 33 unit Aircosaver
dipasang pada 2014 dengan nilai
investasi sebesar Rp66.000.000.
Nilai penghematan yang diraih
mencapai Rp2.276.062 per bulan.
Pemasangan timer lampu taman
yang memakan biaya investasi
sebesar Rp1.445.000 pun dapat
menyumbang penghematan sebesar
Rp502.725 per bulan. Dengan timer
otomatis, lampu taman menyala pada
jam 18.00—04.00. Untuk menjaga
kelancaran program penghematan
energi, aktivitas berkenaan dengan
perawatan dan kontrol terhadap
penggunaan energi listrik dan
perangkat gedung lainnya dilakukan
secara berkala dan berkelanjutan.
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
efisiensi
Rencana Investasi
Kesuksesan program penghematan
yang diterapkan Telkom Property
pada Graha Indonesia Wifi tidak
terhenti pada 2014. Pada 2015,
pihak manajemen Telkom Property
berencana melakukan pemasangan
CTL (Current Torque Limit) saver,
melakukan retrofit pada 2 unit
chiller, sekaligus memasang Building
Automation System (BAS) untuk
mengontrol penggunaan seluruh
perangkat
elektronik
secara
terpusat.
CTL saver merupakan perangkat
yang dipandu Electronic Control
Unit (ECU) dan Proportional Control
Unit (PCU) yang bekerja otomatis
terhadap respon yang diberikan
motor listrik dan peralatan elektrik
lainnya. Dengan demikian, porsi
energi yang diberikan dapat diatur
secara akurat dan beban palsu
(loosing) dapat dihilangkan. CTL
juga berfungsi untuk menurunkan
load (Amphere), kW, kVA, sehingga
Watt yang terukur pada kWh meter
PLN berkurang tetapi daya yang
dibutuhkan beban tetap. Pihak
manajemen gedung pun berencana
Program Penghematan Energi
Aktifitas
Penggantian lampu
konvensional dengan
lampu LED
Penjadwalan
Pengoperasian
kompressor chiller
Modifikasi pompa
booster
Pemasangan Aircosaver
Pemasangan timer
lampu taman
Investasi
(Rp)
Penghematan
(Rp/bulan)
Periode
Pengembalian
(bulan)
330.668.467
18.015.242
19 bulan
0
13.001.513
0
305.000
1.040.121
1 bulan
66.000.000
2.276.062
29 bulan
1.445.000
502.725
3 bulan
Sumber: Telkom Property (2014)
melakukan retrofit pada 2 unit
chiller yang saat ini dipergunakan.
“Itu karena standar konsumsi
energi untuk chiller sekitar 0,7
kW per ton refrigerasi. Saat ini,
chiller yang dipakai sudah melewati
batas konsumsi energi,” kata Vela.
Demikian pula dengan rencana
otomatisasi kontrol penggunaan
listrik gedung dengan menggunakan
BAS. “Saat ini masih dalam tahap
pengadaan, program itu diharapkan
selesai pada 2015,” tambah Didit
Sulistyo, Vice President Management
Operation Telkom Property.
Menurut Didit, keberhasilan
program efisiensi energi yang
dilakukan
Telkom
Property
merupakan bentuk dukungan penuh
sumber daya manusia sebagai ujung
tombak pelaksana. Untuk itu,
Telkom Property pun mengupayakan
peningkatan sumber daya manusia
dengan
melakukan
berbegai
pelatihan, sosialisasi, dan workshop
hemat energi di lingkungan Graha
Indonesia Wifi. Langkah-langkah itu
diharapkan mampu menyebarkan
gelombang perubahan positif untuk
pelayanan manajemen gedung yang
lebih baik tetapi juga menimbulkan
kesadaran bagi para penghuninya
agar bersama-sama mengaplikasikan
perilaku hemat energi.***
Inilah Empat Bukti Nyata
P
Gedung Graha Indonesia Wifi yang berdiri
sejak 19 tahun yang lalu merupakan gedung
perkantoran 5 (lima) lantai yang digunakan
untuk operasional Telkom wilayah Jakarta Pusat
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
enghargaan yang diraih Graha Indonesia Wifi pada kompetisi Penghargaan
Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2014 bukan satu-satunya penghargaan
yang diraih Telkom Property. Pada malam penganugerahan PEEN 2014 yang
berlangsung pada 18 November 2014 di Jakarta, Ahmad Kordinal sebagai Direktur
Utama Telkom Property mewakili Telkom Property menerima penghargaan dalam
Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi untuk Bangunan Gedung Retrofitted
(Graha Merah Putih) Jakarta; Kategori Energi Gedung Kecil Menengah untuk
Graha Merah Putih Telkom BSD Tangerang dan Graha Indonesia Wifi Jakarta;
serta Kategori Manajemen Energi Gedung Besar untuk lokasi Gedung Menara
Multimedia Jakarta.
Komitmen Telkom Property dalam program penghematan energi yang
diberlakukan pada gedung dan aset di bawah pengelolaan Telkom Property tertuang
dalam Nota Dinas VP (Vice President) Property Service Management No.C.Tel.18/
UM.000/JVC-D1033100/2012 tanggal 2 Juli 2012 tentang implementasi budaya
kerja dan efisiensi energi listrik dan Surat Internal No. 072/UM.000/GSD-05403/2013 tanggal 6 Februari 2013 tentang rapat koordinasi program kerja Saving
Energy. Menurut Ahmad Kordinal, program penghematan mampu memberikan
manfaat yang signifikan bagi perusahaan bila dijalankan dengan baik. Untuk itu,
Telkom Property akan terus berusaha menjalankan program efisiensi energi pada
gedung-gedung di bawah pengelolaannya.***
69
foto-foto: agateindia.com
efisiensi
Biodiversity Conservation India Pvt Ltd:
Karya Emas
Zero Energy
Ketika developer berlomba-lomba membangun gedung hemat energi, Biodiversity
Conservation India Pvt Ltd (BCIL) lantang menyuarakan pembangunan gedung zero energy
hingga lahirlah T-ZED. Jangankan membayar lebih untuk biaya listrik, warga penghuni
apartemen dan perumahan kelas platinum itu malah mendapat Rs12.000 setara Rp2,5-juta
dalam bentuk kredit karbon setiap tahunnya.
M
amata Krishna tinggal di
sebuah apartemen ramah
lingkungan. Rumah milik
wanita yang berprofesi guru
itu dilengkapi dengan smart
meter—alat meteran listrik yang
terintegrasi dengan satelit dan
bisa dihubungkan dengan jaringan
internet pemakainya. Dengan alat
itu, Mamata dapat menyalakan atau
mematikan lampu maupun peralatan
elektronik lain di rumahnya melalui
telepon genggam.
70
Air panas untuk kebutuhan
mandi diperoleh dari pemanas
tenaga surya. Udara sejuk mengalir
bebas ke dalam rumah berkat desain
yang
mengutamakan
ventilasi
alami. Pendingin ruangan dipilih
yang memakai refrigeran ramah
lingkungan. Biaya operasional untuk
penyejuk ruangan itu hanya Rs4—
Rs5 atau setara Rp800—Rp1.000.
Bandingkan dengan penggunaan
AC yang boros sekitar Rs9—Rs10
per jam atau Rp1.900—Rp2.100.
Dengan kecanggihan teknologi yang
tersemat di rumah dan desain ramah
lingkungan, tagihan listrik bulanan
yang harus dibayar relatif rendah.
Itulah salah satu kelebihan tinggal di
kompleks apartemen T-ZED Homes.
T-ZED Homes merupakan salah
satu karya kebanggaan Biodiversity
Conservation India Pvt Ltd (BCIL).
Kompleks perumahan dan apartemen
seluas 6 acre setara 2,43 ha itu
dibangun kelompok developer yang
berkomitmen dalam menyediakan
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
mancanegara
Bagian dari perumahan Town`s End
solusi bangunan dan perumahan
ramah lingkungan. Mereka fokus
pada metode berkelanjutan dalam
menciptakan rumah dan bangunan
zero energy yang tidak akan merusak
lingkungan. Kompleks T-ZED sendiri
memiliki 80 ruang apartemen dan
15 rumah tingkat dua. Mayoritas
penghuninya yang bekerja di
sektor IT (informasi dan teknologi)
berpendapatan sekitar Rs 60 laksh
hingga Rs 2 crore atau setara Rp1,2miliar—Rp4,2-miliar.
Energi Nol
secara alami dengan sinar matahari
serta puing konstruksi yang dipakai
ulang. Bahkan bahan untuk
keperluan pembangunan T-ZED
dipenuhi dari pemasok lokal.
Bangunan perkantoran, pusat
perbelanjaan,
dan
perumahan
tumbuh pesat di India. Sebagian
besar gedung dibangun dengan
cara konvensional dengan beban
operasional listrik dan energi tinggi.
Limbah rumahtangga juga membuat
beban pemerintah semakin berat.
Proyek yang mulai dikerjakan pada
2004 itu membuahkan hasil sangat
memuaskan dari sisi konservasi
lingkungan. Pembangunan T-ZED
menjawab
permasalahan
yang
dihadapi Pemerintah India sekaligus
memuaskan harapan para penghuni
T-ZED yang memimpikan rumah
idaman ramah lingkungan.
Taman yang tersedia di setiap
rumah dilapisi dengan jalinan sabut
kelapa. Tujuannya untuk mencegah
erosi sekaligus membantu vegetasi di
atasnya serta berfungsi menyimpan
air dan kelembapan. Bagi penghuni
yang ingin berkebun, pengembang
menyediakan tempat di atap untuk
dijadikan roof garden. Air yang
digunakan untuk keperluan seharihari warga 30% dipenuhi dari kota
Banglore. Sisanya dipenuhi dari
44 sumur resapan yang dibangun
saling berhubungan lalu dialirkan
ke tangki air berkapasitas 400.000
liter yang berada di bawah jalan di
belakang kompleks perumahan. Air
dimurnikan dengan sistem osmosis
balik. Selanjutnya, air disalurkan
menggunakan pompa air.
Air limbah rumahtangga (grey
water) didaur ulang untuk keperluan
penyiraman kebun, pembasuhan
toilet, dan mencuci mobil. Proses
pengolahan grey water dilakukan di
rumah masing-masing. Sedangkan
limbah biodegradable masuk dalam
instalasi biogas berkapasitas 150
kg. Karena limbah yang dihasilkan
warga perumahan T-ZED hanya 60
kg per hari, warga memutuskan
Prinsip yang ditekankan dalam
setiap konsep bangunan BCIL yakni
ZED (Zero Energy Development)
atau Pengembangan Energi Nol.
Contohnya, T-ZED Homes, komplek
apartemen platinum di India yang
rampung dibangun pada 2009. BCIL
tidak menggunakan batu bata, blok
beton, cat kimia, ubin vitrifikasi atau
keramik di dalam konstruksinya.
Mereka tidak menggunakan batu
bata maupun keramik yang dibuat
pada 1.200oC. Pilihan jatuh pada soil
stabilised block yang dikeringkan
Di siang hari, bangunan memperoleh pencahayaan alami
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
71
mancanegara
mengundang perumahan terdekatnya
untuk membuang sampah dapur
ke instalasi biogas yang sama.
Pengolahan 100 kg limbah basah per
hari mampu menghasilkan 4,5 kg
biogas yang digunakan untuk bahan
bakar dapur umum.
Selain itu kekuatannya juga
terletak pada topografi alami
dan segala lika-likunya yang
dibiarkan tanpa perubahan. Jalanan
dibangun tanpa aspal melainkan
ubin permeabel yang diselingi
dengan vegetasi. Pohon kelapa,
manga, dan nangka yang tumbuh
di sekitar perumahan dipelihara
dengan baik. Di siang hari, warga
tidak perlu menyalakan lampu di
dalam ruangan karena desain rumah
mengakomodasi pencahayaan alami
masuk. Semua lampu yang dipakai
adalah lampu hemat energi dan LED
(light emitting diode). Pemakaian
bahan alami diaplikasikan juga pada
arena bermain anak yang dibuat
beratap dan berpilar bambu.
Komitmen BCIL
Karya BCIL tidak hanya T-ZED.
Trans Indus yang berlokasi di Desa
Tataguni,
Bangalore
rampung
pada 2000. Komplek perumahan
yang hanya terdiri dari 12 rumah
permanen itu terintegrasi dengan
pusat tempat bersantai keluarga,
amphitheatre, dan kolam renang.
Proyek lainnya, Town`s End selesai
dibangun pada 2002. Perumahan
yang berlokasi di Off YelahankaDoddaballapur Road, Bangalore itu
dibangun di atas lahan seluas 13 acre
setara 5,3 ha. Sederet proyek lainnya
yakni ZED Acre, ZED Collective, dan
ZED Wildgrass. Semuanya dibangun
dengan konsep green building.
Sesuai
namanya
BCIL
berkomitmen terhadap konservasi
keanekaragaman
hayati
dalam
berbagai bentuk di luar vegetasi
dan hutan menjadi keanekaragaman
budaya dan gaya hidup perkotaan.
Menurut Chandrasekhar Hariharan,
founder BCIL, tujuan misi BCIL adalah
72
Taman dan tempat bersantai di Town`s End
untuk mendukung keberlanjutan
namun tetap diikuti penerimaan
pasar dalam industri bangunan.
Perusahaan yang memiliki tagline
“zero energy driven” itu menawarkan
perumahan dan bangunan dengan
desain yang memiliki efisiensi energi
tinggi. Mereka menargetkan klienklien dari berbagai segmen ekonomi
bak perorangan maupun perusahaan
yang ingin membuat bangunan
“hijau”. Semua tenaga kerja yang
mendukung BCIL dibekali wawasan
tentang
pedoman
membangun
gedung “hijau”.
Selain dari sisi efisiensi, manfaat
green building juga diharapkan
berdampak pada sisi kesehatan
penghuninya. Itu karena green
building didirikan dengan pemakaian
materi bangunan yang bebas VOC
(volatile
organic
compound)—
penyebab sick-building syndrome.
Dengan desain yang tepat, emisi
karbon yang ditimbulkan pun dapat
ditekan. Warga penghuni T-ZED
misalnya, mereka mendapat Rs12.000
setara Rp2,5-juta dalam bentuk
kredit karbon setiap tahunnya.
Dalam wawancaranya dengan
yourstory.com,
Chandrasekhar
mengatakan setiap bangunan yang
didirikan BCIL diciptakan dengan
memperhatikan implikasi 6 faktor
yaitu energi, air, udara, limbah,
material alami, dan biomassa atau
perencanaan landscape. Rekayasa
struktural BCIL jauh lebih efisien
daripada bangunan lain pada
umumnya. Mereka mengurangi
penggunaan beton pada bangunan.
Dengan demikian, beban pembuatan
dan operasional bangunan dapat
ditekan semaksimal mungkin. Upaya
itu berimbas pada pengurangan
emisi karbon pada bangunan hasil
karya BCIL sebanyak 50%.
Pada mulanya BCIL dibangun
dengan modal pinjaman. Namun,
Chandrasekhar sebagai pendiri BCIL
berkeyakinan nilai-nilai konservasi
yang ditawarkan akan mampu
menggaet orang-orang berwawasan
lingkungan
yang
bercita-cita
memiliki rumah idaman ramah
lingkungan. Kini BCIL tumbuh
menjadi perusahaan besar yang
proyeknya tersebar di Bangalore,
Goa, Chennai, Mangalore, dan
Mysore.
Dengan
komitmen
dan
kepeduliannya tersebut, dalam
kurun waktu 6 tahun, BCIL telah
memenangkan 14 penghargaan
dari berbagai negara antara lain
Confederation of Indian Industry
(India), Lembaga Studi Ekonomi, Asia
Development Bank (Manila), Institute
for Global Environmental Strategies
(Jepang), ADEME (Paris).***
Hemat Energi | Edisi 04 - Maret 2015 | II
Download