Peneliuan don Pengembangan Aplikasi Is%p don Ramasi, J 998 KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HmUp Sutamihardja Dalam Repelita I pertumbuhanekonomi masih sangatbergantungpadapenyediaansumberdayaalam daD jasa lingkungan hidup sepertibahan galian, basil lautan, hutan, lahansubur, keindahanalam, daDsumberdayaair. Potensisumberalam daDlingkungan tersebutmasihamat sedikit yang sudahdikenali. Sementaraitu, pertumbuhan ekonomimasihmemerlukanlebihbanyaksumberalamdaD jasa lingkungan hidup. Oleh karena itu, sasaranpenting dalam pembangunan lingkungan hidup adalah meningkatnyapengenalanjumlah dan mutu sumberalam sertajasa lingkungan yang tersedia di alam, pengenalan tingkat kerusakan, penggunaan, daD kemungkinan pengembangannya.Sasaranini erat kaitannya dengan pengembangansistemtala guna sumberalam yang lebih adil daDlebih merata.Pengenalandayadukunglingkungan yang tepat akan membantupencapaiansasaranpenataan ruang yang lebih efisien, efektif, daD berwawasan lingkungan. Alokasi kegiatan pembangunanke dalam ruang yang tepat berdasarkandaya dukmlg lingkungan akan lebih mudahdilakukan. Berbagai smnber alam telah digunakan dalam pembangunanselamaini. Karena kurang hati-hati dalam pemanfaatannya, banyaksmnberdayaalamdan lingkungan hidupyang makin menurunjumlah daDmutunya,sehingga manfaatnya makin berkurang. Sementaraitu, di masa depan pembangunan akan makin beranekaragamdaD memerlukandukungansmnberalam daDlingkunganyang lebih beranekaragampula. Oleh karena itu, diperlukan pemeliharaansumber alam daD lingkungan hidup yang masihutuh agar kesempatan bagi pembangunan yang lebih beranekaragaIndi masa depan tidak berkurang. Dalam hubungan itu, perin disisihkan sebagiandaTi ekosistem alam yang masihutuh dijadikan kawasankonseIVasialam, yang diperlukan sebagaipenyediaanplasma nutfah guna pembudidayaannya di masa depan, misalnya dengan rekayasagenetik. Dalam Repelita VI kurang lebih 10 persendaTi ekosistemalam perIn disisillkan untuk keperluantersebut, dalam bentuk suaka alam, suaka margasatwa,taman nasional,hutan lindung, daDsebagainya. Di samping itu, dipelihara pula keanekaragaman hayati yang terdapat di luar kawasankonversi di daerah pedesaandaDlain-lain. Terpeliharanyakawasankonversi, hutan lindung, keanekaragamanhayati, daD ekosistem khusus. Wilayah daerah aliran sungai (DAS), terumbu karangdaD hutan bakau merupakansasaranyang penting bagi pembangunandaD perlindunganlingkungan. Kemampuan sistem pengelolaan lingkungan hidup menentukankeberhasilanupayapelestarianfungsi lingkungan. Sistempengelolaanini terdiri daTiorganisasi daDtala cara, mulai daTipusat sampaike daerah.Dalam bentukan ini, juga termasuk institusi daD organisasi pemerintah,dunia usaha,daDmasyarakat.Padawaktu ini RTM. kerusakan lingkungan hidup sering kali disebabkan oleh sistern pengelolaan yang belurn efektif daD efisien. Oleh karena itu, sasaranpengelolaan lingkungan hidup lainnya adalah terbentuknya sisternkelernbagaan Yallg lebih efisien dan efektif, rnulai daTi tingkat pusat sampai ke daerah, baik dalarn lingkungan pernerintah, dunia usaha rnaupun organisasi rnasyarakat. Sasaran ini rnencakup pula terbentuknya kelernbagaan dalarn sistern pernbiayaan lingkungan hidup, organisasi pelaksanaandaD pengawasan daD sistern informasi serta kornunikasi sosialnya. Dengan sistern pengelolaan yang efektif, peran serta rnasyarakat dalarn pernbangunan lingkungan hidup akan rneningkat. Kerusakan surnber alarn daD pencemaran lingkungan hidup pada umumnya disebabkan oleh kegiatan pernbangunan yang kurang rnernperhatikan daya dukung lingkungan hidup. Lirnbah industri daDrumah tangga yang langsung dibuang ke dalarn sungai daD sistern perairan alarniah atau ke udara rnenirnbulkan biaya sosial yang rnakin besar bagi rnasyarakat baik dalarn bentuk biaya untuk kesehatan, rnenurunnya produktivitas daD pendapatankarena sakit, tidak berfungsinya sungai untuk rnendukung kegiatan perikanan daD penyediaan air rninum, daDsebagainya.Lirnbah bahan berbahaya daD beracun (B3) yang dibuang sernbarangan ke dalam lingkungan akan rnernatikan kernarnpuan daD fungsi lingkungan hidup dalarn rnendukung perikehidupan. Oleh karena itu, sasaran yang penting pula adalah terkendalinya pencerna ran perairan daD udara yang disebabkan oleh kegiatan pernbangunan atau cara hidup masyarakat. Diantara berbagai sektor yang rnenirnbulkan pencelnaran lingkungan, sasaranpengendalian pencelnaran yang terpenting diantaranya adalah sektor perhubungan, energi, pertanaian, pertarnbangan, daD industri. Dari segi lokasi, sasaranpengendalian pencelnaran lingkungan hidup yang terpenting adalah daerah padat penduduk dan padat pernbangunan, seperti daerah Gresik -Bangkalan Mojokerto -Surabaya -Sidoarjo -Larnongan, pantai utara Jawa, Jakarta -Bogor -Tangerang -Bekasi, Bandung Raya, Bagian Tirnur Kalilnantan Timur, Lhok SeUlnawe,Medan -Belawan, Ujung Pandang, daD Bali. Sasaran lain adalall pengendalian pencernaran di 101 sungai terpenting di seluruh Indonesia yang sudah rnengalami pencernaran berat. MeskipunpantaiIndonesiaterhitung pantai yang terpanjang di dunia, karena kepadatan penduduk dan pemanfaatannya tidak merata,beberapabagianpantaiteIah mengalaIuikerusakan.SebagiaIlbesarterumbukarangdaD hutanbakaudi sepanjangpantaiPulauJawa,SelatMalaka, daDBali telah rusak. Daerah pantai ini juga merupakan daerah yang padat pembangunan, baik berupa pembangunanpemukiman,industri maupunperhubungan. Dengandemikian, motu perairan pantaijuga mengalami penurunansehinggamanfaatnyabagi kegiatan budi daya Penelitiandan Pengembangan Aplikasi Isotop danRadiasi. 1998 laut, pariwisata,dan lain-lain menjadisemakinberkurang. Olah karena itu, sasaranpembangunanlingkungan hidup dalam kaitannya dengan daerah pantai ini adalah terkendalinya kerusakanpantai dan terpeliharanyamutu dan fungsi kawasan pantai untuk berbagai keperluan pembangunan, terutama bagi keperluan peningkatan kesejahteraanpenduduk miskin yang banyak terdapatdi daerahpantai. Sebagaiakibatpenggunaan yang berlebihantanpa upayapelestarianfungsinya,banyaklahan suburyang telah berubah menjadi kritis. Di daerah sepertiini lahantidak dapatmemberikanbasil yang memadaibagipenduduknya sehingga penduduk menjadi lebih miskin. Tanah kritis tersebut dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan teknologi yang memadai. Rehabilitasi tanah kritis akan memberikanlapangankerja dan sumberpendapatanbagi pendudukyang miskin menjadisasaranyangpentinguntuk meningkatkan kesejahteraanpetani dan meningkatkan fungsi lingkungan hidup. Sasaran tersebut dikaitkan denganrehabilitasiwilayahDAS. Sekurang-kurangnya 39 DAS telah mengalami penurunan mutu dan harus dipulillkan fungsinya. KEBLJAKSANAANPEMBANGUNANLINGKUNGAN HIDUPPADAREPELITA VI Kebijaksanaanpembangunanlingkungan hidup pada Repelita VI meliputi (a) pemitihan lokasi pembangunan; (b) pengurangan produksi limbah; {c) pengelolaanlimbah; (d) penetapanbaku mutulingkungan; (e) pelestarianalam daDrehabilitasisumberdayaalamdan lingkungan hidup; dan (f) pengembangallkelembagaan, peran serta masyarakat,dan kemampuansumberdaya manusia. a. Pemilihan Lokasi Pembangunan. Bertambah lajunya pertumbuhan dan kegiatan pembangunan pacta Repelita VI menuntut peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya alam daD lingkungan. Untuk menghindari pemborosan penggunaan sumberdaya alam daD kerusakan lingkungan, pemilihan lokasi yang tepat untuk setiap kegiatan merupakan pertimbangan utama daD pertama dalam pembangunan. Pemilihan lokasi pembangunan didasarkan pacta kemampuan atau daya dukung lingkungannya, yang meliputi kemampuan menyediakan bahan baku, menerima dampak yang terjadi dan daya dukung lingkungan tersebut. Kegiatan inventarisasi smnberdaya alam daD lingkungan merupakan kegiatan utama yang perlu dilakukan. Kegiatan ini erat kaitannya dengan penetapan kawasan lindung daD pemaluaatan kawasan budi daya serta penempatan lokasi pembangunan yang tepat dalam pola tata ruang nasional daDdaerah. b. Pengurangan Produksi Limbah. Peningkatan efisiensi prodUksi dalam bidang industri, pertambangan, transportasi, energi, perumahan, daD lain-lain terus ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi produksi limbah yang berupa B3, limbah cair, limbah padat; dart limoaihi'gasyah'g fangsung,,;"dibuang'ke lingkungan alamo Efisiensi produksi tersebut dapat dilakukan melalui pemilihan bahanbaku, pengembangan teknologi, pemanfaatanulang daD lain-lain sehingga limbahyang dihasilkan makin berkurang..Di salnping itu, dikembangkanpula pengaturan kualitas daD kuantitas limbah yang dapatdibuangke media lingkungan hidup. c. Pengelolaan Limbah. Penyediaan fasilitas penampungan daD pengelolaan limbah secara terpusat daD memadai akan terus ditingkatkan untuk memberi kesempatanbagi para investor untuk mengolah limbahnya. Bagi kegiatan usaha skala kecil penyediaan fasilitas penampungan daDpengolahan limbah serta pembinaannya yang lebih efektif juga diupayakan peningkatannya. Pengendalian pencemaran air akan dilaksanakan dengan memusatkanperhatian pada sungai daD danau yang mempunyai fungsi strategis daD atau yang telah mengalami degradasifungsi. Selain itu, ditingkatkan pula pencegahan intrusi air laut ke dalam air bawah tanah, terutarna pada kawasan padat pembangunan. Hal itu dilakukan melalui penataan ruang, pengembangan teknologi, penetapanbaku mutu lingkungan daD baku mutu limbah, penerapan kebijaksanaan insentif daD disinsentif, serta pecan serta masyarakat. Sementaraitu, pengendalian pencemaran udara di perkotaan daD kawasan industri dikembangkan melalui penurunan emisi polutan udara dari setiap sumber, pemilihan teknologi yang tepat, pembangunan ruang terbuka hijau, daD taman kola. Oi samping itu, juga dilakukan pengembanganpengelolaan lalu lintas kola yang dapat melnperlancar arus kendaraan bermotor daD pengembangan sistem angkutan kola yang efisien daD efektif. Detnikian pula pernakaian sumber energi yang lebih bersih terns dikembangkan. Pencegahan pencemaran laut dilakukan melalui pembinaan serta peningkatan pengawasan daD penegakan hukum. Khusus dalam penanggulangan pencetnaran oleh minyak di laut diusahakan agar perusahaan di bidang perminyakan, pengangkutan, daD pelabuhan mampu menanggulangi daD mencegahterjadinya pencemaran oleh tninyak. Pengendalianpencernaran taut ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas perairan, terutama pada wilayah strategis, yaitu wilayah tujuan wisata, kawasan pelabuhan daD jalur padat pelayaran, wilayah penambangan lepas pantai, serta wilayah yang secara ekologis peka terhadap kerusakan lingkungan. Dalam upaya pemeliharaan daD perlindungan lingkungan hidup terns dikembangkan daD ditingkatkan kerjasama regional daD internasional. Kerjasama ini, terutama berkaitan dengan masalah lingkungan global, meliputi masalah meningkatnya suhu bumi karena pemakaian ballaD bakar fosil yang berlebihan daD kebakaran bulan, perubahan iklim, menipisnya lapisan ozon, serta pencemaran di laut lepas. d. PenetapanBaku Mutu Lingkungan. Tingkat pencemaranlingkungan suatu daerah dapat ditetapkan berdasarkan kemampuan lingkungan tersebut dalam menerimabahan pencemaran.Kemampuan lingkungan untuk menerima beban pencemaran tanpa harus menimbulkari dampaknegatif yang berarti dinyatakan Penelilian don Pengembangan Aplikasi I.JOlap don Radiasi. J 998 dalam baku mutu lingkungan. Baku mutu ini selanjutnya dijadikan acuan untuk mengevaluasidampak dari setiap kegiatan pembangunan terhadap lingkungan. Sesuai dengansifat daDpotensiwilayahyang berbeda-beda, baku mutu lingkungan dari setiapwilayah akan berbeda.Baku mutu lingkungan yang baik merupakan sasarandalam pembangunanlingkungan yang ingin dicapai. Sementara itu, pencapaian baku mutu limbah merupakan strategi bertahap untuk mencapaitujuan baku mutu lingkungan melalui pengaturansektoraldaDregional. Penetapanbaku mutu lingkungan daDbaku mutu limbah dilanjutkan daD dituntaskandalam RepelitaVI, baik padatingkat nasional maupun tingkat propinsi yang belum ada ketetapannya. Penyusunanbaku mutu pada tingkat nasionaldan baku mutu pada tingkat wilayah atau propinsi dilakukan sedelnikianrupa, sehinggabaku mutupadatingkatwilayah ataupropinsitidak lebih longgardaripadabaku mutupada tingkat nasional. e. Rehabilitasi daD Pelestarian Sumber Daya Alam daD Lingkungan Hidup. Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang pada hakekatnya merupakan pemanfaatan swuber daya alarn dan lingkungan hidup, masalah terganggunya fungsi kelestarian sumber daya alam daD lingkungan hidup tidak dapat dihindarkan. Untuk menjaga agar sumber daya alaIu daD lingkungan hidup tetap berfungsi sebagai penyangga kehidupan daD memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat, pelestarian, daD rehabilitasi sumber daya alam daD lingkungan hidup terns ditingkatkan. Rehabilitasi lahan kritis dengan pendekatan pengelolaan DAS terns ditingkatkan daD dilakukan secara lebih terpadu, demikian pula halnya dengan penanganan lahan pasca tambang. Plasma nutfah yang merupakan bahan baku penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan daD industri, dikembangkan dan dilestarikan bersama dengan mempertahankan keanekaragarnan biologinya. Pelestarian ekosistem alamiah tersebut menduduki prioritas utama dalam penyelamatan plasma nutfah daD fungsi ekosistem lainnya dalam berbagai bentuk seperti kawasan konversi, hutan lindwlg, daD pelestarian keanekaragaman hayati. Pengamanan sumber daya laut daD pesisir yang berupa teTUlubukarang, rumput laut, daD hutan bakau daTi perusakan daD pemanfaatan yang berlebihan terus ditingkatkan untuk mencegah kemsakan sumber daya alam tersebut daD memelihara kelestariannya. f. Pengembangan Kelembagaan, Peran Serta Masyarakat, daD Kemampuan Somber Daya Manusia. Kemampuan kelembagaan yang menangani masalah lingkungan hidup ditingkatkan. Pengembangan kelembagaantersebutmencakuppeningkatankemampuan manajemenaparatur,penyediaanprasaranaYaIlgmelnadai dalam pelaksanaanpengelolaan lingkUllgan hidup, daD pembentukan kelembagaan pengendalian dampak lingkungan di daerahyang pesatpembangunannyaagar masalahpengendaliandampaklingkungandapatditangani denganlebih baik. Pengembangan kelembagaan juga meliputi pengembangan dan penyempurnaan perangkat hokum, peraturan pernndang-undangan, prosedur, dan koordinasi antar sektor dan antar daerah dalam upaya pengelolaan somber alam dan lingkungan hidup. Sejalan dengan pengembangan kelembagaan, dilakukan peningkatan keterpaduan penanganan masalall lingkungan kedalam setiapkegiatan pembangunanbaik sektoral maupun daerah, daD kedalam proses pengambilan keputusan. Sektor prioritas yang perlu memasukkan kebijaksanaan yang berkaitan dengan perlindungan fungsi lingkungan, antara iain adalah keuangan (fiskal dan moneter) ; undustri dan pertambangan, pe~nian, daD kehutanan; transmigrasi; perhubungan daD pariwisata; pembangunan daerah; pemukiman daD pernmahan, perkotaan daD pedesaan; energi; pengembangan dunia usaha; kelautan daD kedirgantarnan; kependudukan; serta ilmu pengetahuandan teknologi. Peran serta masyarakat merupakan salah satu syarat utama bagi kerberhasilan usaha pengendalian dan pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, akses masyarakat kepada smnber daya alam daD kemudahan memperoleh modal usaha akan ditingkatkan agar dapat memberi peluang yang lebihbesar kepada masyarakat dalam pengendalian dan pelestarian lingkungan. Akses daD kemudahan ini terutama ditujukan kepada penduduk miskin baik di daerah perkotaan dan di daerah pedesaan. Di saInping itu, didorong pula kerjasarnaantara Pemerintah daD masyarakat, Pemerintah dan dunia usaha, serta antara masyarkat daD dunia usaha di dalam pembangunan lingkungan. Tingkat perno aktif masyarakat berkaitan erat dengan keberadaan, kelnampuan dan kualitas organisasi sosial daD organisasi kemasyarakatan yang berkecimpung dalam bidang lingkungan hidup serta tingkat pengetahuan daD kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Sehubungan dengan itu, akan diupayakan untuk meningkatkan keterlibatan organisasi kemayarakatan seperti organisasi keagamaan, adat, profesi, pemuda, wanita, pramuka, daD pelajar, baik formal maupun informal yang berada di daerah pedesaan dan perkotaan, dalam pengelolaan lingkungan hidup dan membina pengetahuan serta kemampuannya, sehingga peran serta lembaga masyarakat akan lebih efektif. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup diarahkan agar menjangkau lapisan yang lebih luas. Oleh karena itu, ketersediaan informal yang berkenaan dengan kelestarian sumber alam daD lingkungan hidup akan dikembangkan dan diperluas sehingga pengetahuan daD kesadaran masyarakat lebih meningkat. Hal ini dilakukan, baik melalui pelatihan, penerangan, pendidikan dalam daD loaf sekolah serta pemberian penghargaan. rangsangan dan dorongan kepada masyarakat. Secara keseluruhan kemampuan daD kualitas somber daya manusia, baik aparatur pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha yang berkecimpung di dalam pengelolaan somber daya alam daD lingkungan hid up, terns ditingkatkan. Pene/itiandan Pengembangan Ap/ikasi lsotop dan Radiasi,/998 AnalisisMengenaiDampakLingkungan(PP.No. 51/1993) daD KeputusanMenteri Kependudukandan Lingkungan Hidup Nomor KEP-03/Men.KLH/VI/I993 tentang Baku Mutu Limbah Cair (2,3,4). Dalarn lampiranPP. No. 20/90 ditetapkanKadar Maksimumberbagaiparameterlingkungan: fisika, kimia, mikrobiologik daDradioaktivitasuntuk air golonganA (air minwn), golonganB (air baku air lninum), golonganC (air untuk perikanandaD peternakan)dan golonganD (untuk pertanian, perkotaan,industri, pembangkitlistrik tenaga air). Untuk melaksanakanketentuandalam lampiran PP. No. 20/1990 tentang kadar maksimum berbagai parameter,dibutuhkan suatu laboratoriumyang mampu malaksanakanana1isisparameter-parameterlingkungan yang dimaksud. Proseduranaiisisyang diperlukan dapat diadopsidari prosedur-prosedur yang telah dipakai secara baku di negara-negara maju. Namun dalamjangkapanjang alangkah baiknya kalau kita dapat menetapkanmetode analisissendiri sesuaidengankondisi di Indonesia.Setiap metodebarn yang dikembangkanharus diuji validitasnya sehinggamemenuhistandarintemasional.Hal ini memerlukan penelitian daD studi yang dilaksanakan dengan kesungguhanhati. Pencemaran lingkungan oleh bahan kimia, terutama bahan kimia organik, dalam perjalanannya dipengaruhi oleh berbagaipengaruhalami (udara, sinar matahari, suhu, mikroorganisme)akan berubah menjadi senyawabarn. Senyawabarn yang terbentuk boleh jadi kurang beracunatau lebih beracun dibandingkansenyawa asal/induknya.Seringkali mekanismeperubahanstruktur kimia yang teljadi sangatkompleks, sehinggadari satu senyawa induk terbentuk lebih dari satu senyawa turunannya. Telah banyak studi yang dilakukan di )uar negeri daDhasil-hasilnyadapatkita pelajaridari literatur. Namun perlu disadari bahwa kondisi lingkungan di luar negeritempatstudi-studitersebutdilakukan,sangatberbeda dengan kondisi lingkungan di Indonesia. Hal ini menyebabkanperbedaan prosesperuraiandaDmetabolisme sehinggamemberikanbasilyangberbeda.Karenaitu studi serupaperlu dilakukan di Indonesia.Tujuan uraiandalam makalah ini ialah untuk menjelaskantentang potensi aplikasi teknik nuklir dalam masalah pencemaran lingkungan, sebagai teknik yang saling melengkapi (complementary) dengan teknik-teknik analisis konvensional. PENCEMARAN LINGKUNGAN Menurut Pasal 1 butir 12 dari UU. No. 23/1997, pencemar~n lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk yang dapatmenimbulkanberbagaikonsekuensiantara lain gangguankesehatan,daDkerugianekonomi. Dasaracuan untuk menentukansuatukomponen lingkungantercemar atautidak tercemaradalahbakumu~ lingkunganyang ditetapkanmelalui PeratuanPemerintah. Pactasaarini Indonesiabarn memiliki baku mutu air yang ditetapkan melalui PP. No. 20/1990. Dalam PP tersebut dijelaskanbahwa yang dimaksud dengan baku mutu air adalahbatasatau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponenlain yang acta atau hams acta dan/atau unsur pencemaryang ditenggangadanyadalam air pactasumber air tertentusesuaidenganperuntukannya.Makhluk hidup, zat, energidaDkomponenlainnya dinamakanparameterparameteryangbila kadarmaksimumnyadilampauiberarti air yangmengandungnya dinyatakantercemar.Parameterparameteryangdimaksudteardiri dari: I. Parameterfisika yang meliputi: ball, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan,rasa daDwarDa. 2. Parameter kimia yangmeliputi:pH, logmn-iogam,anion anorganik,daDsenyawaorganik. 3. Parametermikrobiologik yang meliputi: koliform rioja daDtotal koliform. 4. Parameterradioaktivitasyang meliputi: aktivitas alpha daDaktivitas beta. hidup, zat energi daD /atau komponenlain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,sehingga kualitasnya turun sampaike tingkat tertentuyang menyebabkanlingkungan hidup tidak dapat berfungsisesuaidenganperuntukkannya. Hampir tidak actakegiatan manusiayang tidak menghasilkanlimbah dalam berbagaibentuknya (padat, cair, gas). Apabila tidak dikelola denganbaik, sebagian besarlimbah tersebutakan masukmencemarilingkungan Dalam Pasal 9 daTi PP. No. 20/1990 disebutkan bahwa: Metode analisis untuk setiap baku mutu air daDbaku mutu limbah cair ditetapkan oleh Menteri, yang dalam hal ini adalah Menten yang ditugasi mengelola lingkungan hidup. Karena sampai saat ini metode yang dimaksud belum ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, sedangkan kebutuhan analisis yang berkaitan dengan pelaksanaan AMDAL daD sengketa lingkungan perlu dilakukan, maka laboratorium pelaksana menggunakan metode yang disesuaikan dengan kondisi daD peralatan yang mereka miliki. Ada beberapa buku acuan (5, 6, 7) yang secara internasional dijadikan pegangan untuk analisis air daD air limbah. Metode-metode analisis dalam buku-buku tersebut semuanyamempakan metode konvensional, dalam arti tidak menggunakan teknik nuklir, kecuali untuk analisis radioaktivitas. Analisis logam dilakukan dengan spektrometri serapan atom (SSA) sedang senyawa organik dianalisis dengan teknik kromatografi gas (KG) daD kromataografi cair kinerja tinggi (KCKT). Seperti telah disebutkan dalam uraian sebelurnnya bahwa,senyawa-senyawaorganik dapat termetabolisme dan temrai menjadi senyawa lain karena pengamh keadaan lingkungan. Sebagai contoh: DDT, suatu insektisida organoklorin mengalami metabolisme daD pemraian seperti pada gambar 1 (8). Struktur kimia basil pemraiannya ditentukan berdasarkanmetode-metodespektrometri , NMR-proton daD C-13, Infra Merah (IR) Ultra Violet (UV) daD Spektrometri Massa. Pemurnian daTi basil-basil pemraian dilakukan dengan cara-cara kromatografi. TEKNIK NUKLIR Teknik Nuklir yang dapat diaplikasikan untuk menanganimasalahlingkungan dapatdibagi menjadidua