HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM

advertisement
HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM
MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI UPTD
PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016
Oleh : Lia Natalia
ABSTRAK
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD
Puskesmas Sindangwangi pada tahun 2015 sebanyak 134 orang (21,4%) dari 625 ibu hamil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2016.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil > 36 minggu di UPTD Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka sebanyak 188 ibu hamil dan sampelnya sebanyak 65
orang dengan teknik quota sampling. Analisis datanya menggunakan analisis univariat dengan
distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya (38,5%) ibu hamil
trimester III mengalami anemia dan sebagian kecil (24,6%) ibu hamil trimester III tidak patuh
dalam mengkonsumsi tablet Fe. Ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2016 ( value = 0,004).
Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang perlunya mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan dengan cara
mengkonsumsi yang benar agar ibu hamil mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi tablet
Fe secara teratur dan dengan cara minum yang benar sehingga dapat menurunkan angka
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerjanya.
Kata Kunci
: Kepatuhan, Anemia, Ibu Hamil Trimester III
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
1
LATAR BELAKANG
Indikator derajat kesehatan ibu
suatu bangsa dapat dilihat dari jumlah
kematian ibu yang terjadi pada suatu
periode tertentu (Astuti, 2012).
Kematian
ibu
merupakan
kematian seorang wanita terjadi saat
hamil, bersalin, atau 42 hari setelah
persalinan dengan penyebab yang
berhubungan
langsung
atau
tidak
langsung terhadap persalinan. Organisasi
kesehatan tingkat dunia, World Health
Organization (WHO) memperkirakan 800
perempuan meninggal setiap harinya
akibat komplikasi kehamilan dan proses
kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh
kematian
ibu
terjadi
di
negara
berkembang. Sekitar 80% kematian
maternal merupakan akibat meningkatnya
komplikasi selama kehamilan, persalinan
dan setelah persalinan (WHO, 2014).
Berdasarkan Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB di Indonesia sebesar 32
per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya
angka kematian di Indonesia terutama
AKI dapat dikarenakan oleh beberapa
penyebab. Prevalensi penyebab utama
kematian ibu di Indonesia adalah
perdarahan (28%), eklampsia (24%),
infeksi (11%), sementara penyebab tidak
langsung
adalah
anemia
(51%)
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pada
tahun 2014, prevalensi kejadian anemia di
Indonesia sebesar 40,1% dan secara
nasional cakupan ibu hamil yang
mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar
85,1% dari target 95% (Kementerian
Kesehatan RI, 2015).
AKI di Propinsi Jawa Barat pada
tahun 2014 sebesar 86 per 100.000
kelahiran hidup. Kematian ibu di Provinsi
Jawa Barat yaitu dikarenakan pendarahan
254 kasus (31%), hipertensi dalam
kehamilan 181 kasus (22%), infeksi 55
kasus (9,6%), abortus 9 kasus (1,1%),
partus lama 4 kasus (0,5%) dan penyebab
lain-lain 311 kasus (38%) (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2014).
Adapun kematian ibu di Majalengka pada
tahun 2014 adalah 21 orang. Kematian ibu
menurut penyebabnya terdiri dari
hipertensi dalam kehamilan 12 orang
(57,14%), perdarahan 3 orang (14,29%),
penyakit jantung 3 orang (14,29%), paruparu 1 orang (4,76%), infeksi 1 orang
(4,76%) dan emboli air ketuban 1 orang
(4,76%). Adapun prevalensi anemia di
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014
sebesar 41%, sedangkan cakupan ibu
hamil yang mendapat tablet Fe di Propinsi
Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai
940.967 orang (90,48%) dari jumlah
1.039.921 ibu hamil (Kementerian
Kesehatan RI, 2015).
Prevelensi ibu hamil yang
mengalami
anemia
di
Kabupaten
Majalengka pada tahun 2012 sebesar
5,7% dan pada tahun 2013 naik menjadi
6,0% dan tahun 2014 menjadi 7,1%.
Adapun cakupan tablet Fe-3 (90 tablet)
pada tahun 2014 di Kabupaten
Majalengka sebanyak 21.474 orang
(91,56%) dari jumlah ibu hamil sebanyak
23.454 orang. Adapun puskesmas dengan
cakupan tablet Fe-3 paling rendah
terdapat
di
UPTD
Puskesmas
Sindangwangi yaitu sebanyak 268 orang
(44,0%) dari 609 ibu hamil (Dinas
Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2014).
Berdasarkan
data
UPTD
Puskesmas Sindangwangi pada tahun
2015,
jumlah
ibu
hamil
yang
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
2
mengkonsumsi tablet Fe-3 sebanyak 280
orang (44,7%) yang berarti mengalami
kenaikan sebesar 0,7% dibanding tahun
2014 yaitu 268 orang (44,0%) dari 609
ibu hamil. Sementara kejadian anemia
pada tahun 2014 sebanyak 119 orang
(19,5%) dari 609 ibu hamil dan pada
tahun 2015 sebanyak 134 orang (21,4%)
dari 625 ibu hamil atau mengalami
kenaikan sebesar 1,89%. Angka ini lebih
tinggi dibanding kejadian anemia pada ibu
hamil tahun 2015 di UPTD Puskesmas
Rajagaluh yaitu 87 orang (10,4%) dari
832 ibu hamil.
Perdarahan merupakan penyebab
utama kematian ibu dan anemia pada
kehamilan Trimester III adalah faktor
risiko utama terhadap kejadian perdarahan
sebelum atau saat melahirkan. Sehingga
kejadian perdarahan pada persalinan dapat
dihindari,
salah
satunya
dengan
pencegahan anemia pada kehamilan.
Anemia dapat menyebabkan perdarahan
karena efektif sel darah merah berkurang
karena Hemoglobin (Hb) menurun,
padahal fungsi Hb mengikat oksigen
untuk dikirimkan ke organ-organ vital
seperti otak dan seluruh tubuh, dengan
demikian pengiriman oksigen pun
menurun, hal ini menyebabkan efek buruk
termasuk terhadap uterus. Otot uterus
tidak berkontraksi adekuat sehingga
terjadi perdarahan post partum (Manuaba,
2010).
Kondisi kurangnya sel darah
merah yang antara lain ditandai dengan
rendahnya kadar Hb, membuat proses
oksigenasi ke rahim atau janin jadi tidak
lancar. Padahal kadar Hb inilah yang
menentukan jumlah oksigen yang
diangkut oleh darah. Pada ibu hamil yang
anemia dengan Hb di bawah 11, risiko
terjadi perdarahan akibat hipotoni ataupun
atonia besar sekali, sekitar 20-25%.
Semakin banyak perdarahan, kadar Hb
pun semakin menurun. Padahal untuk
membuat rahim berkontraksi, dibutuhkan
energi dan oksigen yang disuplai oleh
darah. Sementara makin tipis suplai
kebutuhan tadi, kemampuan kontraksi pun
makin lemah (Puspiyanti, 2011).
Anemia
dalam
kehamilan
memberikan pengaruh yang kurang baik
bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai
penyakit dapat timbul akibat anemia pada
kehamilan
seperti
abortus,
partus
prematur, partus lama, akibat insersi uteri,
perdarahan post partum karena atonia
uteri, syok, infeksi baik intra partum
maupun post partum (Manuaba, 2010).
Kejadian anemia pada kehamilan
di negara yang sedang berkembang
sebagian besar karena kekurangan zat
besi. Ibu hamil cenderung mengalami
kekurangan zat besi pada tiga bulan
terakhir kehamilan karena pada masa
tersebut janin menimbun cadangan zat
besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bulan pertama sesudah lahir.
Jika masukan zat besi untuk ibu hamil
dari makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh maka akan terjadi
defisiensi zat besi (Proverowati, 2011).
Pencegahan anemia khususnya
anemia kekurangan zat besi dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi tablet
Fe secara teratur selama kehamilan.
Suplemen besi merupakan cara efektif
karena
kendungan
besinya
yang
dilengkapi dengan asam folat yang
sekaligus dapat mencegah anemia karena
kekurangan asam folat. Saat hamil
kebutuhan zat besi sangat meningkat.
Kebutuhan tersebut mencapai dua kali
lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Dari
jumlah zat besi yang perlu ditimbun oleh
tubuh untuk persediaan cadangan zat besi
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
3
yaitu 1040 mg, maka ibu hamil dianjurkan
untuk mengkonsumsi zat besi minimal 90
tablet selama hamil (Jannah, 2012).
Kepatuhan dalam mengkonsumsi
tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah
tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara
mengkonsumsi dan frekuensi konsumsi
perhari. Jumlah tablet minimal yang
dikonsumsi yaitu sebanyak 90 tablet dan
bisa dikonsumsi pada Trimester II hingga
90 hari kedepan. Tablet Fe sebaiknya
diminum dengan menggunakan air jeruk
atau air putih, karena membantu proses
penyerapan zat besi dan hindari minum
tablet zat besi dengan menggunakan air
teh, susu dan kopi, karena akan
menghambat proses penyerapan absorpsi
zat besi (Departemen Kesehatan RI,
2010).
Hasil penelitian Kurniasih (2011)
di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten
Majalengka menunjukkan bahwa ada
hubungan antara mengkonsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III (p value = 0,041). Juga hasil
penelitian Wabula (2014) di Kota Ambon
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kepatuhan konsumsi
tablet besi dengan anemia (p value =
0,001).
Berdasarkan uraian tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan
kepatuhan ibu hamil trimester III dalam
mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia
di
UPTD
Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016”.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil > 36 minggu di UPTD Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka dan
pada bulan April-Mei tahun 2016
diketahui jumlah ibu hamil > 36 minggu
sebanyak 188 ibu hamil. Besar sampel
penelitian sebanyak 65 orang. Teknik
yang digunakan untuk pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik quota sampling.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
a. Gambaran Kejadian Anemia
Tabel 4.1
Distribusi
Frekuensi
Kejadian Anemia di UPTD Puskesmas
No
1
2
Kejadian Anemia
Anemia
Tidak anemia
Jumlah
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016
f
25
40
65
%
38.5
61.5
100
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
4
Berdasarkan
tabel
4.1
di
atas
menunjukkan bahwa
kurang dari
setengahnya ibu hamil Trimester III di
UPTD
Puskesmas
Kebupaten Majalengka
mengalami anemia.
b. Gambaran Kepatuhan Ibu Hamil
Trimester III Dalam Mengkonsumsi
Tablet Fe
Tabel
4.2
Distribusi
Frekuensi
Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III
Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di
UPTD
Puskesmas
Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2016
No
1
2
Kepatuhan Ibu Hamil
Tidak patuh
Patuh
Jumlah
f
16
49
65
Sindangwangi
Tahun 2016
%
24.6
75.4
100
Berdasarkan
tabel
4.2
di
menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu
hamil trimester III di UPTD Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016 tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
2. Analisis Bivariat
a.
Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil
Trimester III Dalam Mengkonsumsi
Tablet Fe dengan Kejadian Anemia
Tabel 4.3 Hubungan Kepatuhan Ibu
Hamil
Trimester
III
Dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe dengan
Kejadian Anemia di UPTD Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016
No
1
2
Kepatuhan Ibu
Hamil
Trimester III
Tidak patuh
Patuh
Jumlah
Kejadian Anemia
Anemia
Tidak anemia
n
%
n
%
11
68,8
5
31,2
3
14
28,6
71,4
5
4
25
38,5
61,5
0
Berdasarkan data tabel 4.3,
menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil
yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe
dan mengalami anemia lebih tinggi
dibanding ibu hamil yang patuh
mengkonsumsi tablet Fe dan mengalami
anemia.
Jumlah
N
16
%
100
46
100
65
100

value
0,004
Hasil uji menunjukkan ada
hubungan antara kepatuhan ibu hamil
trimester III dalam mengkonsumsi tablet
Fe dengan kejadian anemia di UPTD
Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Majalengka Tahun 2016.
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
5
PEMBAHASAN
1. Gambaran Kejadian Anemia Trimester
III di UPTD Puskesmas Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa kurang dari setengahnya
(38,5%) ibu hamil trimester III di
UPTD Puskesmas
Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2016
yang mengalami anemia. Banyaknya
ibu hamil pada trimester III yang
mengalami anemia dapat disebabkan
masukan zat besi untuk ibu hamil dari
makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh ibu, karena pola
makan ibu hamil sama dengan pola
makannya waktu belum hamil dan
pengetahuan tentang gizi yang
dibutuhkan selama hamil belum baik
sehingga ibu kurang mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak
zat besi seperti sayuran yang berwarna
hijau tua (bayam, kangkung, daun
singkong, daun katuk), daging, dan
telur, sedangkan kebutuhan zat besi
pada masa tersebut meningkat karena
pada masa tersebut janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama
sesudah lahir. Selain itu ibu hamil juga
dalam mengkonsumsi tablet Fe banyak
yang tidak diminum secara teratur tiap
hari.
Anemia dalam kehamilan
yang paling sering dijumpai adalah
anemia akibat kekurangan zat besi
(Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurangnya kebutuhan unsur zat
besi ke dalam tubuh melalui makanan,
karena gangguan absorbsi, gangguan
penggunaan atau terlalu banyak zat
besi yang keluar dari badan, misalnya
pada perdarahan. Keperluan zat besi
akan bertambah dalam kehamilan,
terutama dalam trimester II hal ini
disebabkan meningkatnya kebutuhan
janin yang dikandung oleh ibu
(Romauli, 2011).
Anemia pada kehamilan dapat
berakibat buruk pada ibu dan janin
yang dikandung. Bahaya selama
kehamilan adalah terjadi abortus,
persalinan prematuritas, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi ancaman
dekompensasi kordis (Hb 6 gr%),
mola
hidatidosa,
hiperemesis
gravidarum, perdarahan antepartum
dan ketuban pecah dini (Manuaba,
2010).
Kebutuhan zat besi pada saat
kehamilan
meningkat.
Beberapa
literatur mengatakan kebutuhan zat
besi meningkat dua kali lipat dari
kebutuhan sebelum hamil. Hal ini
terjadi karena selama hamil, volume
darah meningkat 50%, sehingga perlu
lebih banyak zat besi untuk
membentuk hemoglobin. Selain itu,
pertumbuhan janin dan plasenta yang
sangat pesat juga memerlukan banyak
zat besi. Dalam keadaan tidak hamil,
kebutuhan zat besi biasanya dapat
dipenuhi dari menu makanan sehat dan
seimbang. Tetapi dalam keadaan
hamil, suplai zat besi dari makanan
masih belum mencukupi sehingga
dibutuhkan suplemen berupa tablet
besi (Marmi, 2011).
Besarnya angka kejadian
anemia ibu hamil pada trimester I
kehamilan adalah 20%, trimester II
sebesar 70%, dan trimester III sebesar
70%. Hal ini disebabkan karena pada
trimester pertama kehamilan, tablet Fe
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
6
yang dibutuhkan sedikit karena tidak
terjadi menstruasi dan pertumbuhan
janin masih lambat. Menginjak
trimester kedua hingga ketiga, volume
darah dalam tubuh wanita akan
meningkat sampai 35%, ini ekuivalen
dengan 450 mg tablet Fe untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel
darah merah harus mengangkut
oksigen lebih banyak untuk janin.
Sedangkan saat melahirkan, perlu
tambahan besi 300 – 350 mg akibat
kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh tablet
Fe sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil
(Mandriwati, 2011).
Hasil penelitian ini lebih
rendah dibandingkan dengan hasil
penelitian Kurniasih (2011) di UPTD
Puskesmas
Sukahaji
Kabupaten
Majalengka menunjukkan bahwa lebih
dari setengahnya mengalami anemia
pada trimester III (66,4%) dan lebih
tinggi
dibanding
dengan
hasil
penelitian
Sulastri
(2015)
di
Puskesmas
Kadugede
Kuningan
menunjukkan bahwa ibu hamil yang
mengalami anemia adalah 38,5%.
Masih banyaknya ibu yang
mengalami anemia hendaknya menjadi
perhatian dari petugas kesehatan untuk
mengatasinya karena kejadian anemia
ini dapat menimbulkan akibat yang
buruk bagi ibu hamil. Upaya petugas
kesehatan dalam mengatasi kejadian
anemia dapat dilakukan dengan
peningkatan pengetahuan ibu hamil
tentang gizi melalui penyuluhan, dan
peningkatan
kualitas
pelayanan
antenatal dengan lebih memperhatikan
pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil
antara lain dengan menganjurkan ibu
untuk selalu minum tablet Fe secara
teratur dan cara minum yang baik
yaitu diminum dengan air putih atau
air jeruk yang mengandung vitamin C
agar dapat membantu penyerapan zat
besi, tidak meminumnya dengan air
teh dan kopi karena menghambat
penyerapannya, dan meminumnya
pada malam hari sesudah makan dan
sebelum tidur agar mengurangi efek
rasa mual.
2. Gambaran Konsumsi Tablet Fe di
UPTD Puskesmas
Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa sebagian kecil (24,6%) ibu
hamil trimester III di UPTD
Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Majalengka Tahun 2016 tidak patuh
dalam mengkonsumsi tablet Fe. Tablet
Fe merupakan upaya pemerintah untuk
mengatasi masalah anemia gizi besi
pada ibu. Tablet zat besi sebagai
suplementasi yang diberikan pada ibu
hamil
menurut
aturan
harus
dikonsumsi setiap hari. Masih
terdapatnya ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur
disebabkan oleh pengetahuan dan
motivasi ibu hamil yang rendah
terhadap manfaat mengkonsumsi tablet
Fe, serta ibu merasa malas untuk
meminumnya karena sering merasa
mual setelah mengkonsumsi tablet Fe.
Tablet zat besi sebagai
suplementasi yang diberikan pada ibu
hamil
menurut
aturan
harus
dikonsumsi setiap hari. Namun karena
berbagai
alasan
misalnya,
pengetahuan, sikap, dan praktek ibu
hamil yang kurang baik, efek samping
dari tablet zat besi, motivasi petugas
kesehatan yang kurang sering kali
terjadi ketidakpatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi tersebut
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
7
sehingga dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia (Lisnawati, 2011).
Ibu
hamil
perlu
mengkonsumsi tablet Fe selama
kehamilan, karena kebutuhan zat besi
ibu
hamil
meningkat
selama
kehamilan. Tablet Fe adalah garam
besi dalam bentuk tablet/kapsul yang
apabila dikonsumsi secara teratur
dapat meningkatkan jumlah sel darah
merah. Wanita hamil mengalami
pengenceran sel darah merah sehingga
memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah
dan untuk sel darah merah janin
(Rasmaliah, dalam Sharon, 2011).
Tablet Fe diberikan kepada ibu
hamil selama kehamilannya minimal
90 tablet sejak pemeriksaan ibu hamil
pertama, dan bermanfaat bila diminum
setiap hari secara teratur selama
kehamilan. Tablet Fe diminum dapat
dengan air putih atau air jeruk dan baik
jika diminum sebelum tidur. Tablet Fe
jangan diminum dengan air teh, susu
atau kopi karena dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga
manfaatnya
menjadi
berkurang (Dewi, 2010).
Hasil penelitian ini lebih
tinggi
dibanding
dengan
hasil
penelitian Kurniasih (2011) di UPTD
Puskesmas
Sukahaji
Kabupaten
Majalengka menunjukkan bahwa
sebagian
kecil
tidak
teratur
mengkonsumsi tablet Fe (19,4%).
Namun, lebih rendah dibanding
dengan hasil penelitian Sulastri (2015)
di Puskesmas Kadugede Kuningan
menunjukkan bahwa ibu hamil yang
tidak patuh dalam mengkonsumsi
tablet besi sebesar 60,5%.
Mengkonsumsi tablet Fe bagi
ibu hamil sangat penting untuk
mengatasi kebutuhan zat besi yang
meningkat selama kehamilan. Oleh
karena itu maka penyuluhan dan
pemberian informasi tentang konsumsi
tablet Fe perlu ditingkatkan oleh
petugas
kesehatan
agar
dapat
memotivasi ibu hamil mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur dan minimal 90
tablet selama kehamilan, dan bagi ibu
hamil yang mengalami mual sebaiknya
ibu berkonsultasi dengan petugas
kesehatan
untuk
mendapatkan
penanganan yang tepat.
3. Hubungan Mengkonsumsi Tablet Fe
dengan Kejadian Anemia Trimester III
di UPTD Sindangwangi Kabupaten
Majalengka Tahun 2016
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara
kepatuhan ibu hamil trimester III
dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia di UPTD Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016 ( value = 0,004). Ibu
yang mengkonsumsi tablet Fe tidak
teratur memiliki kemungkinan lebih
besar mengalami anemia pada
trimester III dibandingkan dengan ibu
yang teratur mengkonsumsi tablet Fe
karena tablet Fe merupakan suplemen
untuk membantu ibu hamil memenuhi
kebutuhan zat besinya. Selain itu cara
minum tablet yang kurang baik seperti
meminumnya bersama air teh atau
kopi
yang
dapat
menghambat
penyerapan zat besi dan ibu
mengkonsumsi makanan yang dapat
menghambat penyerapan zat besi juga
dapat menyebabkan ibu mengalami
anemia.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori yang menyatakan bahwa
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet
besi adalah ketaatan ibu hamil
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
8
melaksanakan
anjuran
petugas
kesehatan untuk mengkonsumsi tablet
zat besi. Kepatuhan mengkonsumsi
tablet zat besi di ukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara mengkonsumsi tablet
zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian
tablet Fe merupakan salah satu upaya
penting
dalam
mencegah
dan
menanggulangi anemia, khususnya
anemia kekurangan besi. Suplementasi
besi merupakan cara efektif karena
kandungan besinya yang dilengkapi
asam folat yang dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat.
Ketidakpatuhan ibu hamil meminum
tablet zat besi dapat memiliki peluang
yang lebih besar untuk terkena anemia
(Mandriwati, 2011).
Tablet zat besi sebagai
suplementasi yang diberikan pada ibu
hamil
menurut
aturan
harus
dikonsumsi
setiap
hari.
Ketidakpatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi dapat
mengakibatkan tujuan dari pemberian
tablet zat besi tidak tercapai.
Kebutuhan zat besi selama triwulan
pertama relatif kecil, yaitu 0,8 mg
perhari, namun meningkat dengan
pesat selama triwulan kedua dan ketiga
hingga 6,3 mg perhari. Sebagian dari
peningkatan dapat dipenuhi oleh
simpanan zat besi dan peningkatan
aditif persentase zat besi yang diserap,
tetapi bila zat besi rendah atau tidak
sama sekali, dan zat besi yang diserap
dari makanan sangat sedikit, maka
suplemen zat besi sangat dibutuhkan
pada masa kehamilan (Romauli,
2011).
Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori yang menyatakan
bahwa tablet Fe sangat penting bagi
ibu hamil untuk mencegah anemia
sehingga harus dikonsumsi secara
teratur. Keteraturan minum tablet
besi pada ibu hamil dapat dipantau
dengan cara melihat terjadinya
perubahan warna pada feces atau
dengan test Afifi, menghitung
jumlah tablet yang diminum serta
sisanya, supervisi langsung, melihat
perkembangan kesehatan fisiknya
(Departemen Kesehatan RI, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih (2011) di UPTD
Puskesmas
Sukahaji
Kabupaten
Majalengka
menunjukkan
ada
hubungan yang bermakna antara
mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III di UPTD Puskesmas
Sukahaji Kabupaten Majalengka tahun
2011 (p value = 0,041). Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian
Sulastri
(2014)
di
Puskesmas
Kadugede
Kuningan
menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kepatuhan
konsumsi tablet besi dengan anemia
(p= 0,004). Juga sejalan dengan hasil
penelitian
Suarsih
(2015)
menunjukkan bahwa ada hubungan
antara kepatuhan minum tablet Fe
dengan kejadian anemia.
Dalam penelitian ini terbukti
bahwa mengkonsumsi tablet Fe
berhubungan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil trimester III. Dengan
demikian maka kesadaran ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe secara
teratur perlu ditingkatkan sebagai
upaya mencegah terjadinya anemia
pada masa kehamilan. Peran petugas
melalui penyuluhan diperlukan untuk
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
9
meningkatkan pengetahuan ibu hamil
mengenai pentingnya mengkonsumsi
tablet Fe dan cara mengkonsumsi Fe
yang baik yaitu diminum setiap hari
secara teratur sesuai dosis yang
dianjurkan setelah makan dengan air
putih atau air jeruk pada malam hari
sebelum tidur.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:
1. Kurang dari setengahnya (38,5%) ibu
hamil trimester III di UPTD
Puskesmas Sindangwangi Kabupaten
Majalengka Tahun 2016 yang
mengalami anemia.
2. Sebagian kecil (24,6%) ibu hamil
trimester III di UPTD Puskesmas
Saran
1. Bagi UPTD Puskesmas Sindangwangi
Petugas
kesehatan
hendaknya
meningkatkan penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang
perlunya mengkonsumsi tablet Fe
secara teratur dan dengan cara
mengkonsumsi yang benar agar ibu
hamil mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur
dan dengan cara minum yang benar
sehingga dapat menurunkan angka
kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerjanya, serta meningkatkan
kualitas pelayanan antenatal.
2. Bagi STIKes YPIB Majalengka
Hasil penelitian ini agar dapat
dijadikan sebagai tambahan khasanah
keilmuan untuk digunakan sebagai
bahan
pembanding
penelitian
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016 tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
3. Ada hubungan antara kepatuhan ibu
hamil
trimester
III
dalam
mengkonsumsi tablet Fe dengan
kejadian anemia di UPTD Puskesmas
Sindangwangi Kabupaten Majalengka
Tahun 2016 ( value = 0,004).
selanjutnya
mengenai
hubungan
mengkonsumi tablet Fe dengan
kejadian anemia.
3. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu agar mengkonsumsi
tablet Fe minimal 90 tablet dengan
cara yang benar untuk mencegah
kejadian anemia dan dianjurkan
melakukan pemanfaatan antenatal
care untuk mendapat pengawasan
terhadap konsumsi tablet Fe.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai tambahan wawasan bagi
peneliti. Hasil penelitian ini juga
dapat dijadikan bahan perbandingan
untuk penelitian yang akan datang
mengenai konsumsi tablet Fe dan
kejadian anemia yang dilakukan
dengan metode penelitian yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
10
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aritonang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu
Hamil. Bogor : IPB Press.
Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan
Masa
Kehamilan.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Astuti, P. H. (2012). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Ibu I (Kehamilan).
Yogyakarta: Rohima Press.
Bahiyatun. (2011). Psikologi Ibu dan
Anak: Buku Ajar Bidan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
BPS
Provinsi Jawa Barat. (2015).
Prevalensi Anemia di Provinsi
Jawa Barat. Bandung: BPS Jawa
Barat
Departemen Kesehatan RI. (2010).
Perjalanan Menuju Indonesia
Sehat 2010. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Dewi, V. N. L. dan Sunarsih, T. (2010).
Asuhan
Kehamilan
Untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka.
(2014). Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Majalengka tahun
2014.
Majalengka:
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Majalengka.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
(2014). Profil Dinas Kesehatan
Jawa
Barat
Tahun
2014.
Bandung:
Dinas
Kesehatan
Propinsi Jawa Barat.
Hani, U., Jiarti K, Marjati, dkk. (2010).
Asuhan
Kebidanan
Pada
Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayah, W. dan Anasari, T. (2012).
Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet Fe dengan
Kejadian Anemia di Desa
Pageraji Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas.
Jurnal
Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No. 2
Edisi Desember 2012.
Hidayat, A. (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Huliana. (2010). Panduan Menjalani
Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa
Swara.
Indrawati. (2011). Anemia pada Ibu
Hamil. Jakarta: Trans Info
Medika.
Jannah, N. (2012). Konsep Dokumentasi
Kebidanan. Yogjakarta: Ar-Ruzz
Medika.
_______. (2014). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan:
Kehamilan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
_______. (2015). Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kurniasih,
R.
(2011).
Hubungan
Mengkonsumsi Tablet Fe dengan
Kejadian
Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III di UPTD
Puskesmas Sukahaji Kabupaten
Majalengka Tahun 2011. Karya
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
11
Tulis Ilmiah. Jakarta: STIKes
YPIB Majalengka.
Prawirohardjo,
S.
(2011).
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Lisnawati, L. (2011). Buku Pintar Bidan:
Aplikasi
Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Kebidanan di
Rumah Sakit. Jakarta: Trans Info
Media.
Proverawati, A. (2011). Anemia dan
Anemia Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Mandriwati, G.A. (2011). Asuhan
Kebidanan Antenatal: Penuntun
Belajar. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Puspiyanti. (2011). Gejala Anemia,
Penyebab, Faktor Risiko dan
Pencegahan.
http://gejalapenyakitmu.blogspot.
com, diakses tanggal 12 Januari
2016.
Manuaba, I.A.C. (2010). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB.
Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada
Masa Antenatal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mediskus. (2012). Penyakit Anemia:
Pengertian,
Penyebab,
dan
Gejala
http://mediskus.com/penyakit/ane
mia-pengertian-penyebab-dangejala-anemia, diakses tanggal 12
Januari 2016.
Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan:
Pengantar untuk Perawat dan
Tenaga Kesehatan Profesional
Lain, Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
______. (2012). Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugroho, T., dkk. (2014). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan 1: Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Romauli, S. (2011). Buku Ajar ASKEB I:
Konsep
Dasar
Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Saifuddin, A.B, dkk. (2010). Ilmu
Kebidanan
Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
Sharon,
J.
(2011).
Keperawatan
Maternitas: Kesehatan Wanita,
Bayi, & Keluarga. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sulastri. (2015). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kadugede Kuningan.
Kuningan: STIKes Kuningan.
Simamora. (2011). Manajemen Sumber
Daya
Manusia.
Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono.
(2013).
Statistik
untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sulistyawati,
A.
Kebidanan
Kehamilan.
Medika.
(2012).
Pada
Jakarta:
Asuhan
Masa
Salemba
Wabula, W. M. (2014). Hubungan Antara
Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
12
dan Infeksi Malaria dengan
Anemia
Pada
Ibu
Hamil
Trimester III di Kota Ambon.
Jurnal
Penelitian
Program
Pascasarjana Universitas Udayana
Denpasar, Oktober 2014.
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
13
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017
14
Download