HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Lia Natalia ABSTRAK Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Sindangwangi pada tahun 2015 sebanyak 134 orang (21,4%) dari 625 ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil > 36 minggu di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka sebanyak 188 ibu hamil dan sampelnya sebanyak 65 orang dengan teknik quota sampling. Analisis datanya menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya (38,5%) ibu hamil trimester III mengalami anemia dan sebagian kecil (24,6%) ibu hamil trimester III tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 ( value = 0,004). Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perlunya mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan dengan cara mengkonsumsi yang benar agar ibu hamil mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan dengan cara minum yang benar sehingga dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerjanya. Kata Kunci : Kepatuhan, Anemia, Ibu Hamil Trimester III JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 1 LATAR BELAKANG Indikator derajat kesehatan ibu suatu bangsa dapat dilihat dari jumlah kematian ibu yang terjadi pada suatu periode tertentu (Astuti, 2012). Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. Organisasi kesehatan tingkat dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB di Indonesia sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian di Indonesia terutama AKI dapat dikarenakan oleh beberapa penyebab. Prevalensi penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), sementara penyebab tidak langsung adalah anemia (51%) (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Pada tahun 2014, prevalensi kejadian anemia di Indonesia sebesar 40,1% dan secara nasional cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1% dari target 95% (Kementerian Kesehatan RI, 2015). AKI di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014 sebesar 86 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu di Provinsi Jawa Barat yaitu dikarenakan pendarahan 254 kasus (31%), hipertensi dalam kehamilan 181 kasus (22%), infeksi 55 kasus (9,6%), abortus 9 kasus (1,1%), partus lama 4 kasus (0,5%) dan penyebab lain-lain 311 kasus (38%) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2014). Adapun kematian ibu di Majalengka pada tahun 2014 adalah 21 orang. Kematian ibu menurut penyebabnya terdiri dari hipertensi dalam kehamilan 12 orang (57,14%), perdarahan 3 orang (14,29%), penyakit jantung 3 orang (14,29%), paruparu 1 orang (4,76%), infeksi 1 orang (4,76%) dan emboli air ketuban 1 orang (4,76%). Adapun prevalensi anemia di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 sebesar 41%, sedangkan cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014 mencapai 940.967 orang (90,48%) dari jumlah 1.039.921 ibu hamil (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Prevelensi ibu hamil yang mengalami anemia di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 sebesar 5,7% dan pada tahun 2013 naik menjadi 6,0% dan tahun 2014 menjadi 7,1%. Adapun cakupan tablet Fe-3 (90 tablet) pada tahun 2014 di Kabupaten Majalengka sebanyak 21.474 orang (91,56%) dari jumlah ibu hamil sebanyak 23.454 orang. Adapun puskesmas dengan cakupan tablet Fe-3 paling rendah terdapat di UPTD Puskesmas Sindangwangi yaitu sebanyak 268 orang (44,0%) dari 609 ibu hamil (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2014). Berdasarkan data UPTD Puskesmas Sindangwangi pada tahun 2015, jumlah ibu hamil yang JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 2 mengkonsumsi tablet Fe-3 sebanyak 280 orang (44,7%) yang berarti mengalami kenaikan sebesar 0,7% dibanding tahun 2014 yaitu 268 orang (44,0%) dari 609 ibu hamil. Sementara kejadian anemia pada tahun 2014 sebanyak 119 orang (19,5%) dari 609 ibu hamil dan pada tahun 2015 sebanyak 134 orang (21,4%) dari 625 ibu hamil atau mengalami kenaikan sebesar 1,89%. Angka ini lebih tinggi dibanding kejadian anemia pada ibu hamil tahun 2015 di UPTD Puskesmas Rajagaluh yaitu 87 orang (10,4%) dari 832 ibu hamil. Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu dan anemia pada kehamilan Trimester III adalah faktor risiko utama terhadap kejadian perdarahan sebelum atau saat melahirkan. Sehingga kejadian perdarahan pada persalinan dapat dihindari, salah satunya dengan pencegahan anemia pada kehamilan. Anemia dapat menyebabkan perdarahan karena efektif sel darah merah berkurang karena Hemoglobin (Hb) menurun, padahal fungsi Hb mengikat oksigen untuk dikirimkan ke organ-organ vital seperti otak dan seluruh tubuh, dengan demikian pengiriman oksigen pun menurun, hal ini menyebabkan efek buruk termasuk terhadap uterus. Otot uterus tidak berkontraksi adekuat sehingga terjadi perdarahan post partum (Manuaba, 2010). Kondisi kurangnya sel darah merah yang antara lain ditandai dengan rendahnya kadar Hb, membuat proses oksigenasi ke rahim atau janin jadi tidak lancar. Padahal kadar Hb inilah yang menentukan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah. Pada ibu hamil yang anemia dengan Hb di bawah 11, risiko terjadi perdarahan akibat hipotoni ataupun atonia besar sekali, sekitar 20-25%. Semakin banyak perdarahan, kadar Hb pun semakin menurun. Padahal untuk membuat rahim berkontraksi, dibutuhkan energi dan oksigen yang disuplai oleh darah. Sementara makin tipis suplai kebutuhan tadi, kemampuan kontraksi pun makin lemah (Puspiyanti, 2011). Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia pada kehamilan seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum (Manuaba, 2010). Kejadian anemia pada kehamilan di negara yang sedang berkembang sebagian besar karena kekurangan zat besi. Ibu hamil cenderung mengalami kekurangan zat besi pada tiga bulan terakhir kehamilan karena pada masa tersebut janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Jika masukan zat besi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat besi (Proverowati, 2011). Pencegahan anemia khususnya anemia kekurangan zat besi dapat dilakukan dengan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur selama kehamilan. Suplemen besi merupakan cara efektif karena kendungan besinya yang dilengkapi dengan asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat. Saat hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat. Kebutuhan tersebut mencapai dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Dari jumlah zat besi yang perlu ditimbun oleh tubuh untuk persediaan cadangan zat besi JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 3 yaitu 1040 mg, maka ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi minimal 90 tablet selama hamil (Jannah, 2012). Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi dan frekuensi konsumsi perhari. Jumlah tablet minimal yang dikonsumsi yaitu sebanyak 90 tablet dan bisa dikonsumsi pada Trimester II hingga 90 hari kedepan. Tablet Fe sebaiknya diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih, karena membantu proses penyerapan zat besi dan hindari minum tablet zat besi dengan menggunakan air teh, susu dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan absorpsi zat besi (Departemen Kesehatan RI, 2010). Hasil penelitian Kurniasih (2011) di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa ada hubungan antara mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III (p value = 0,041). Juga hasil penelitian Wabula (2014) di Kota Ambon menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan anemia (p value = 0,001). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016”. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil > 36 minggu di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka dan pada bulan April-Mei tahun 2016 diketahui jumlah ibu hamil > 36 minggu sebanyak 188 ibu hamil. Besar sampel penelitian sebanyak 65 orang. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik quota sampling. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Kejadian Anemia Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia di UPTD Puskesmas No 1 2 Kejadian Anemia Anemia Tidak anemia Jumlah Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 f 25 40 65 % 38.5 61.5 100 JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 4 Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya ibu hamil Trimester III di UPTD Puskesmas Kebupaten Majalengka mengalami anemia. b. Gambaran Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 No 1 2 Kepatuhan Ibu Hamil Tidak patuh Patuh Jumlah f 16 49 65 Sindangwangi Tahun 2016 % 24.6 75.4 100 Berdasarkan tabel 4.2 di menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Tabel 4.3 Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 No 1 2 Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III Tidak patuh Patuh Jumlah Kejadian Anemia Anemia Tidak anemia n % n % 11 68,8 5 31,2 3 14 28,6 71,4 5 4 25 38,5 61,5 0 Berdasarkan data tabel 4.3, menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe dan mengalami anemia lebih tinggi dibanding ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe dan mengalami anemia. Jumlah N 16 % 100 46 100 65 100 value 0,004 Hasil uji menunjukkan ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016. JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 5 PEMBAHASAN 1. Gambaran Kejadian Anemia Trimester III di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian bahwa kurang dari setengahnya (38,5%) ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 yang mengalami anemia. Banyaknya ibu hamil pada trimester III yang mengalami anemia dapat disebabkan masukan zat besi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh ibu, karena pola makan ibu hamil sama dengan pola makannya waktu belum hamil dan pengetahuan tentang gizi yang dibutuhkan selama hamil belum baik sehingga ibu kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi seperti sayuran yang berwarna hijau tua (bayam, kangkung, daun singkong, daun katuk), daging, dan telur, sedangkan kebutuhan zat besi pada masa tersebut meningkat karena pada masa tersebut janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Selain itu ibu hamil juga dalam mengkonsumsi tablet Fe banyak yang tidak diminum secara teratur tiap hari. Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya kebutuhan unsur zat besi ke dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan zat besi akan bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester II hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan janin yang dikandung oleh ibu (Romauli, 2011). Anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk pada ibu dan janin yang dikandung. Bahaya selama kehamilan adalah terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi ancaman dekompensasi kordis (Hb 6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini (Manuaba, 2010). Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat. Beberapa literatur mengatakan kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum mencukupi sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi (Marmi, 2011). Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, tablet Fe JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 6 yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg tablet Fe untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh tablet Fe sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Mandriwati, 2011). Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Kurniasih (2011) di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya mengalami anemia pada trimester III (66,4%) dan lebih tinggi dibanding dengan hasil penelitian Sulastri (2015) di Puskesmas Kadugede Kuningan menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia adalah 38,5%. Masih banyaknya ibu yang mengalami anemia hendaknya menjadi perhatian dari petugas kesehatan untuk mengatasinya karena kejadian anemia ini dapat menimbulkan akibat yang buruk bagi ibu hamil. Upaya petugas kesehatan dalam mengatasi kejadian anemia dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang gizi melalui penyuluhan, dan peningkatan kualitas pelayanan antenatal dengan lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil antara lain dengan menganjurkan ibu untuk selalu minum tablet Fe secara teratur dan cara minum yang baik yaitu diminum dengan air putih atau air jeruk yang mengandung vitamin C agar dapat membantu penyerapan zat besi, tidak meminumnya dengan air teh dan kopi karena menghambat penyerapannya, dan meminumnya pada malam hari sesudah makan dan sebelum tidur agar mengurangi efek rasa mual. 2. Gambaran Konsumsi Tablet Fe di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian kecil (24,6%) ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Tablet Fe merupakan upaya pemerintah untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu. Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Masih terdapatnya ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe secara teratur disebabkan oleh pengetahuan dan motivasi ibu hamil yang rendah terhadap manfaat mengkonsumsi tablet Fe, serta ibu merasa malas untuk meminumnya karena sering merasa mual setelah mengkonsumsi tablet Fe. Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya, pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali terjadi ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 7 sehingga dapat menyebabkan ibu mengalami anemia (Lisnawati, 2011). Ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan, karena kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat selama kehamilan. Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk tablet/kapsul yang apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanita hamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merah janin (Rasmaliah, dalam Sharon, 2011). Tablet Fe diberikan kepada ibu hamil selama kehamilannya minimal 90 tablet sejak pemeriksaan ibu hamil pertama, dan bermanfaat bila diminum setiap hari secara teratur selama kehamilan. Tablet Fe diminum dapat dengan air putih atau air jeruk dan baik jika diminum sebelum tidur. Tablet Fe jangan diminum dengan air teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang (Dewi, 2010). Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding dengan hasil penelitian Kurniasih (2011) di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa sebagian kecil tidak teratur mengkonsumsi tablet Fe (19,4%). Namun, lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian Sulastri (2015) di Puskesmas Kadugede Kuningan menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi sebesar 60,5%. Mengkonsumsi tablet Fe bagi ibu hamil sangat penting untuk mengatasi kebutuhan zat besi yang meningkat selama kehamilan. Oleh karena itu maka penyuluhan dan pemberian informasi tentang konsumsi tablet Fe perlu ditingkatkan oleh petugas kesehatan agar dapat memotivasi ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan minimal 90 tablet selama kehamilan, dan bagi ibu hamil yang mengalami mual sebaiknya ibu berkonsultasi dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 3. Hubungan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Trimester III di UPTD Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 ( value = 0,004). Ibu yang mengkonsumsi tablet Fe tidak teratur memiliki kemungkinan lebih besar mengalami anemia pada trimester III dibandingkan dengan ibu yang teratur mengkonsumsi tablet Fe karena tablet Fe merupakan suplemen untuk membantu ibu hamil memenuhi kebutuhan zat besinya. Selain itu cara minum tablet yang kurang baik seperti meminumnya bersama air teh atau kopi yang dapat menghambat penyerapan zat besi dan ibu mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi juga dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ketaatan ibu hamil JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 8 melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia (Mandriwati, 2011). Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai. Kebutuhan zat besi selama triwulan pertama relatif kecil, yaitu 0,8 mg perhari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga 6,3 mg perhari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah atau tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit, maka suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan (Romauli, 2011). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa tablet Fe sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah anemia sehingga harus dikonsumsi secara teratur. Keteraturan minum tablet besi pada ibu hamil dapat dipantau dengan cara melihat terjadinya perubahan warna pada feces atau dengan test Afifi, menghitung jumlah tablet yang diminum serta sisanya, supervisi langsung, melihat perkembangan kesehatan fisiknya (Departemen Kesehatan RI, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2011) di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka tahun 2011 (p value = 0,041). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sulastri (2014) di Puskesmas Kadugede Kuningan menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan anemia (p= 0,004). Juga sejalan dengan hasil penelitian Suarsih (2015) menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan minum tablet Fe dengan kejadian anemia. Dalam penelitian ini terbukti bahwa mengkonsumsi tablet Fe berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. Dengan demikian maka kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe secara teratur perlu ditingkatkan sebagai upaya mencegah terjadinya anemia pada masa kehamilan. Peran petugas melalui penyuluhan diperlukan untuk JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 9 meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet Fe dan cara mengkonsumsi Fe yang baik yaitu diminum setiap hari secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan setelah makan dengan air putih atau air jeruk pada malam hari sebelum tidur. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kurang dari setengahnya (38,5%) ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 yang mengalami anemia. 2. Sebagian kecil (24,6%) ibu hamil trimester III di UPTD Puskesmas Saran 1. Bagi UPTD Puskesmas Sindangwangi Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perlunya mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan dengan cara mengkonsumsi yang benar agar ibu hamil mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur dan dengan cara minum yang benar sehingga dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerjanya, serta meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. 2. Bagi STIKes YPIB Majalengka Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai tambahan khasanah keilmuan untuk digunakan sebagai bahan pembanding penelitian Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. 3. Ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia di UPTD Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 ( value = 0,004). selanjutnya mengenai hubungan mengkonsumi tablet Fe dengan kejadian anemia. 3. Bagi Ibu Hamil Diharapkan ibu agar mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet dengan cara yang benar untuk mencegah kejadian anemia dan dianjurkan melakukan pemanfaatan antenatal care untuk mendapat pengawasan terhadap konsumsi tablet Fe. 4. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan bagi peneliti. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian yang akan datang mengenai konsumsi tablet Fe dan kejadian anemia yang dilakukan dengan metode penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 10 Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aritonang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor : IPB Press. Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.Yogyakarta: Graha Ilmu. Astuti, P. H. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima Press. Bahiyatun. (2011). Psikologi Ibu dan Anak: Buku Ajar Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. BPS Provinsi Jawa Barat. (2015). Prevalensi Anemia di Provinsi Jawa Barat. Bandung: BPS Jawa Barat Departemen Kesehatan RI. (2010). Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dewi, V. N. L. dan Sunarsih, T. (2010). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. (2014). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2014. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. (2014). Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat Tahun 2014. Bandung: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Hani, U., Jiarti K, Marjati, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Hidayah, W. dan Anasari, T. (2012). Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 3 No. 2 Edisi Desember 2012. Hidayat, A. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Huliana. (2010). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara. Indrawati. (2011). Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Medika. Jannah, N. (2012). Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Medika. _______. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan: Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. _______. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kurniasih, R. (2011). Hubungan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka Tahun 2011. Karya JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 11 Tulis Ilmiah. Jakarta: STIKes YPIB Majalengka. Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Lisnawati, L. (2011). Buku Pintar Bidan: Aplikasi Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kebidanan di Rumah Sakit. Jakarta: Trans Info Media. Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Mandriwati, G.A. (2011). Asuhan Kebidanan Antenatal: Penuntun Belajar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Puspiyanti. (2011). Gejala Anemia, Penyebab, Faktor Risiko dan Pencegahan. http://gejalapenyakitmu.blogspot. com, diakses tanggal 12 Januari 2016. Manuaba, I.A.C. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mediskus. (2012). Penyakit Anemia: Pengertian, Penyebab, dan Gejala http://mediskus.com/penyakit/ane mia-pengertian-penyebab-dangejala-anemia, diakses tanggal 12 Januari 2016. Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat dan Tenaga Kesehatan Profesional Lain, Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ______. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, T., dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Romauli, S. (2011). Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saifuddin, A.B, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Sharon, J. (2011). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sulastri. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kadugede Kuningan. Kuningan: STIKes Kuningan. Simamora. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulistyawati, A. Kebidanan Kehamilan. Medika. (2012). Pada Jakarta: Asuhan Masa Salemba Wabula, W. M. (2014). Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 12 dan Infeksi Malaria dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon. Jurnal Penelitian Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, Oktober 2014. JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 13 JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume V No. 11 Februari 2017 14