pengaruh profitabilitas struktur kepemilikan dan

advertisement
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI DIVIDEN
PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Ni Wayan Yunik Ariasih1
Ni Made Sunarsih2
(Universitas Mahasaraswati Denpasar)
2
Email:[email protected]
ABSTRAK
Kebijakan inisiasi dividen merupakan kebijakan yang terkait dengan keputusan
tentang besarnya payout dan timing dari dividen pertama pasca Initial Public Offering.
Initial Public Offering merupakan penawaran perdana oleh perusahaan kepada publik
yang sekaligus menandakan bahwa perusahaan telah go public. Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham atau keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, struktur kepemilikan dan struktur modal terhadap kebijakan inisiasi dividen. Populasi penelitian adalah
seluruh perusahaan yang melakukan Initial Public Offering di BEI selama periode 20072015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu teknik penetapan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu, sehingga didapat sebanyak 35 perusahaan sebagai sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kebijakan inisiasi dividen sedangkan variabel profitabilitas dan
struktur modal berpengaruh positif terhadap kebijakan inisasi dividen pada perusahaan
yang melakukan Initial Public Offering periode 2007-2015.
Kata kunci: Kebijakan Inisiasi Dividen, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, dan
Struktur Modal.
I.PENDAHULUAN
Kebijakan dividen adalah merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba.
Kebijakan dividen menyangkut masalah
penggunaan laba yang menjadi hak para
pemegang saham atau keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna
pembiayaan investasi di masa yang akan
datang (Wiagustini, 2010:255). Sebaliknya, jika memilih untuk menahan
40
laba yang diperoleh maka kemampuan
pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian, kebijakan
dividen harus dianalisis dalam kaitan
dengan keputusan pembelanjaan atau
penentuan struktur modal (Margaretha,
2014:327).
Menurut Sugeng (2009) inisiasi
dividen merupakan pembayaran dividen yang dilakukan pertama kali oleh
perusahaan setelah Initial Public Offering. Sedangkan kebijakan inisiasi dividen merupakan kebijakan yang terkait
dengan keputusan tentang besarnya
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
payout dan timing dari dividen pertama pasca Initial Public Offering. Initial
Public Offering merupakan penawaran
perdana oleh perusahaan kepada publik yang sekaligus menandakan bahwa
perusahaan telah go public. Kebijakan
inisiasi dividen yang diambil oleh perusahaan membawa konsekuensi tanggung jawab perusahaan secara finansial
yang cukup fundamental, karena sekali
perusahaan memutuskan untuk memulai membayarkan dividen periodik (reguler), maka ia dituntut mampu menjaga
konsistensi pembayaran dividen periodik
yang sudah diawalinya tersebut. Dividen yang dibayarkan tidak mengalami
fluktuasi yang begitu tajam baik dalam
penurunan maupun kenaikannya, karena akan mempengaruhi reputasi manajer. Pembagian dividen yang relatif stabil
akan mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan.
Penelitian Dewi (2011) menyatakan
bahwa pembagian dividen merupakan
fenomena yang sangat menarik untuk diteliti, selain alasan pembagian dividen saham
mengindikasi bahwa perusahaan sedang
mengekspresikan kepercayaan diri (confidents) terhadap pemegang saham, tetapi disisi lain perusahaan tidak membagikan dividen karena perusahaan sedang mengalami
kepentingan kas atau alasan perusahaan
memperbesar laba ditahan untuk melakukan reinvestasi. Fokus kajian dari penelitian
ini adalah kebijakan inisiasi dividen (dividend
initiation policy). Kebijakan inisiasi dividen
merupakan salah satu bentuk kebijakan
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Kebijakan inisiasi dividen merupakan kebijakan
yang terkait dengan keputusan manajer perusahaan untuk mengawali atau memulai
melakukan pembayaran dividen reguler secara berkala (rutin).
Kebijakan inisiasi dividen diukur
menggunakan Dividend Payout Ratio
(DPR). Menurut Sutrisno (2005) dalam
Dewi (2011) DPR adalah prosentase laba
yang dibagikan sebagai dividen, dimana
semakin besar DPR semakin kecil porsi
Vol.7 No.1,Februari 2017 dana yang tersedia untuk ditanamkan
kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Perusahaan dengan DPR yang
tinggi lebih disukai ketimbang DPR yang
sebaliknya, hal ini memberikan indikasi bahwa pasar/investor lebih menyukai
sikap manajer perusahaan yang memiliki komitmen untuk mengutamakan porsi pembayaran dividen dari pada porsi
earning untuk kepentingan reinvestasi.
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini
di tunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi
(Kasmir, 2010:115). Laba (profit) ini yang
akan menjadi suatu ukuran dividen dalam perusahaan. Oleh karena itu dividen
diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan
tersebut akan mempengaruhi besarnya
DPR. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen (Hanafi dan
Halim, 2005:85).
Penelitian yang dilakukan Sukanisi
(2014) struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham
dari suatu perusahaan. Struktur kepemilikan menjelaskan komitmen pemilik
untuk mengelola dan menjalankan perusahaan. Kepemilikan saham berasal
dari pihak dalam perusahaan maupun
pihak luar perusahaan. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen memberikan manfaat dalam pembagian dividen. Perusahaan yang memiliki struktur
kepemilikan saham langsung akan cenderung menggunakan dividennya untuk
di investasikan kembali (reinvestasi)
ke dalam perusahaan, karena manajer
menginginkan perusahaan untuk terus
berkembang di bandingkan membagikan
dividen. Struktur kepemilikan yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah
kepemilikan saham di miliki komisaris
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
41
dan direktur (insider ownership). Jika
tingkat kepemilikan oleh manajer semakin besar, maka manajer tidak akan
membayarkan dividen yang besar, tetapi akan meningkatkan gajinya. Semakin
tinggi Managerial Ownership maka semakin rendah dividen yang dibayarkan
oleh perusahaan.
Menurut Darminto (2008) pendanaan perusahaan melalui hutang erat
kaitannya dengan struktur modal dan
hutang dalam hal ini leverage merupakan sumber pendanaan ekternal (external financing) untuk membiayai kegiatan
perusahaan. Apabila leverage rendah,
berarti perusahaan memiliki jumlah
utang relatif sedikit daripada modal
sendiri, hal ini akan berpengaruh terhadap perolehan laba. Jumlah hutang
perusahaan yang relatif sedikit, maka
laba yang diperoleh hanya sebagian kecil yang dibayarkan untuk bunga yang
ditanggung menjadi relatif sedikit. Perusahaan yang memperoleh laba bersih
sebelum pajak dalam jumlah yang tinggi
maka laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin tinggi yang
pada akhirnya dividen yang dibayarkan
akan semakin tinggi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Akhadiyah (2015), Alfatah (2014),
Rasyina (2014), Lopolusi (2013), dan
Dewi (2008) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen. Bertentangan dengan
penelitian Darminto (2008), Nadjibah
(2008), Puspita (2009), Jannati (2010),
Ipaktri (2012), Haryetti dan Ekayanti
(2012), Idawati dan Sudiartha (2012),
Rachmad dan Muid (2013), Dinata dan
Yadnya (2014), Putra dan Wiagustini
(2014), Wijaya & Sedana (2015), Marietta (2013), Tania (2013) serta Pasadena
(2013) menemukan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
perusahaan.
Penelitian Sariami (2015), Sulistyowati (2014), Darminto (2008), Puspita (2009)
dan Sugeng (2009) menunjukkan struk-
42
tur modal berpengaruh positif terhadap
kebijakan inisiasi dividen. Semakin tinggi
penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan maka semakin tinggi inisasi dividen yang dibagikan kepada emiten. Apabila semakin rendah penggunaan
hutang dalam struktur modal perusahaan
maka semakin rendah inisiasi dividen yang
dibagikan kepada emiten. Dari penelitian
Dewi (2011), Rasyna (2014), dan Mandala
(2014) bahwa struktur modal berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen.
Ketidakkonsistenan hasi-hasil penelitian sebelumnya memotivasi peneliti
untuk meneliti kembali pengaruh profitabilitas, struktur kepemilikan dan struktur modal terhadap kebijakan inisiasi
dividen pada perusahaan manufaktur
yang melakukan Initial Public Offering
periode 2007-2015.
II.
LANDASAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Telah lama diketahui bahwa manajer memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk
membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan yang disebut teori keagenan (agency
theory). Hubungan keagenan muncul ketika satu individu atau lebih yang disebut pemilik (principal) mempekerjakan
individu lain atau organisasi yang disebut agen untuk melaksanakan pekerjaan dan kemudian mendelegasikan
otorisasi pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dalam konteks manajemen keuangan, hubungan keagenan
yang utama adalah: (a) antara pemegang
saham dan manajer, dan (b) antara manajer dan pemberi kredit (Brigham dan
Houston, 2006:26).
Agency theory menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah (Harahap,
2011:532). Menurut Wahyuningtyas
(2010) teori keagenan (agency theory)
merupakan suatu bentuk hubungan
kontraktual antara beberapa orang lainnya yang bertindak sebagai agent, untuk
melakukan pelayanan bagi kepentingan
principal dan mencakup pendelegasian
wewenang dalam pembuatan keputusan
dari principal kepada agent. Hubungan
kontraktual tersebut akan menyebabkan
terjadinya suatu konflik kepentingan antara para pemilik dengan para manajer.
Dilihat dari sudut para principal, masalah keagenan (agency problem) berkaitan dengn bagaimana menjamin agar
para manajer selalu bertindak menurut
kepentingan para principal. Pihak dari
manajemen perusahaan mempunyai tujuan utama dalam menjalankan perusahaan yaitu untuk meningkatkan laba
perusahaan sehingga terciptalah kemakmuran principal.
Jensen et al. (1992) dalam Yudha
(2011) menghubungkan adanya interaksi antara kebijakan dividen dan insider
ownership. Untuk menunjukkan ketidaksimetrisan antara pemilik (insiders)
dan investor luar. Jensen, menemukan
bahwa keputusan finansial perusahaan
dan insider ownership memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian, menurut agency theory, para manajer cenderung bertindak
untuk mengejar kepentingan mereka
sendiri, bukan berdasarkan maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan
pendanaan (Jensen dan Meckling (1976)
dalam Yudha (2011).
2.2 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Sinyal (Signal) adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen suatu
perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek perusahaan
tersebut. Setiap orang baik investor
maupun manajer memiliki informasi
Vol.7 No.1,Februari 2017 yang sama tentang prospek suatu perusahaan disebut sebagai informasi simetris (symmetric information). Symmetric
information merupakan situasi dimana
investor dan manajer memiliki informasi yang identik tentang prospek perusahaan. Namun, pada kenyataan manajer
sering kali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor
luar disebut sebagai informasi asimetris
(asymmetric information), dan ia memiliki pengaruh penting pada struktur modal yang optimal (Brigham dan Houston
(2011:186).
Dewi (2011) menyatakan pembayaran dividen dipakai oleh perusahaan sebagai costly signal untuk memberitahukan
kepada investor publik mengenai prospek
perusahaan. Dividen merupakan beban
yang tidak ringan, dan hanya perusahaan yang kuat dan sehatlah yang mampu menanggung beban tersebut berdasarkan teori signaling, perusahaan yang kuat
dan sehat akan membagi dividen kepada
pemegang saham untuk membedakan dirinya dari perusahaan lain. Perusahaan
lemah yang mencoba memberikan sinyal
palsu dengan menggunakan dividen pasti akan bangkrut. Itulah sebabnya, penggunaan dividen dikatakan sebagai sinyal
yang mahal.
Jika manajemen memang memutuskan untuk membagi dividen, ia harus memiliki keyakinan bahwa perusahaannya akan memiliki probabilitas
yang baik di masa mendatang. Manajer
akan bekerja keras demi meningkatkan
laba perusahaan untuk menarik investor supaya berinvestasi di perusahaannya. Sudut pandang investor, salah satu
indikator penting untuk menilai prospek
perusahaan di masa mendatang adalah
dengan melihat dividen yang dibayarkan. Indikator ini sangat berguna untuk
mengetahui sejauh mana investasi yang
akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang
sesuai dengan tingkat yang disyaratkan
investor. Jika suatu perusahaan bisa
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
43
memperoleh laba yang semakin besar,
maka secara teoritis perusahaan akan
mampu membagikan dividen yang makin besar. Membagi dividen yang besar
akan menarik para investor untuk berinvestasi karena investor melihat bahwa perusahaan tersebut memiliki laba
yang cukup untuk membayar tingkat
keuntungan yang diisyaratkannya. Hal
tersebut menjadi indikator bahwa masa
depan perusahaan cukup menjanjikan
atau profitabilitas perusahaan akan semakin membaik di masa depan (Dewi,
2011:29).
2.3 Kebijakan Dividen
Penelitian Yudha (2011) menjelaskan dividen adalah bagian dari laba
bersih yang diberikan kepada para
pemegang saham sebagai bentuk atas
penyertaan modal yang mereka berikan kepada sebuah perusahaan. Laba
diperoleh dari selisih total pendapatan
atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam satu periode
tertentu. Laba perusahaan tersebut
akan digunakan dalam pengambilan
beberapa keputusan diantaranya sebagai salah satu pedoman investasi,
pengenaan pajak, dan juga kebijakan
dividen. Menurut Sundjaja dan Barlin
(2010:379), terdapat 4 jenis dividen,
yaitu:
1) Dividen tunai (kas)
Merupakan sumber dari arus kas
untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen
tunai ini dibagikan dalam bentuk uang
tunai.
2) Dividen saham
Dividen saham adalah pembayaran
dividen dalam bentuk saham. Seringkali dividen saham ini digunakan sebagai
pengganti dari dividen tunai.
3) Property dividend
Dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham,
44
misalnya aktiva tetap dan surat-surat
berharga.
4) Liquiditing dividend
Dividen yang diberikan kepada
pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang
dibagikan adalah selisih nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan
semua kewajiban.
Terdapat
beberapa
tahapan
atau
prosedur pembayaran dividen (Sundjaja
dan Barlin (2010:382) yaitu :
1) Tanggal pengumuman (date of declaration)
Merupakan tanggal keputusan untuk
membagikan dividen pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), atau tanggal
pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen.
2) Cum-dividend date
Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak
untuk mendapatkan dividen.
3) Tanggal pencatatan pemegang saham
(date of record)
Adalah tanggal dimana pemilik saham
ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen dibagikan. Pemegang
saham yang mencatatkan dirinya pada
tanggal ini adalah pemegang saham yang
memperoleh dividen pada tanggal pembayaran.
4) Tanggal pemisahan dividen (ex-dividend date)
Sebelum tanggal pencatatan, perusahaan sudah harus diberitahukan apabila terjadi jual beli atas saham tersebut.
Oleh sebab itu, pada bursa internasional
disepakati adanya ex-dividend date yaitu 3 hari sebelum tanggal pencatatan.
Setelah pencatatan, saham tersebut tidak lagi memiliki hak atas dividen pada
tanggal pembayaran.
5) Tanggal pembayaran (date of payment)
Pada tanggal ini, dividen dibayarkan kepada para pemegang saham.
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
2.4 Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio
ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini di tunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2010:115). Laba (profit)
ini yang akan menjadi suatu ukuran dividen dalam perusahaan. rasio profitabilitas sebagai yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Return on Assets. Return
on Asset juga dikenal sebagai Return on
Investment. Return on Assets merupakan
rasio yang menunjukkan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROA merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Disamping itu,
hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun
modal sendiri. Semakin kecil (rendah)
rasio ini, semakin baik, demikian pula
sebaliknya (Kasmir, 2012:202). Rumus
untuk mencari ROA dapat digunakan sebagai berikut :
2.5 Struktur Kepemilikan
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam
mencapai tujuan perusahaan adalah
komposisi struktur kepemilikan (Dewi,
2011). Struktur kepemilikan saham terdiri dari kepemilikan saham oleh manager dan direksi, kepemilikan saham
oleh pihak institusi dan kepemilikan saham oleh pihak investor individual. Penelitian Mod’d, Perydan Rimbey (1998)
dalam Dewi (2011) menemukan bahwa
variabel struktur kepemilikan sangat
efektif dalam mengendalikan penggunaan hutang dan dividen. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka struktur
kepemilikan saham secara signifikan
berpengaruh terhadap keberhasilan
suatu perusahaan.
Vol.7 No.1,Februari 2017 Berdasarkan penelitian terdahulu,
keterlibatan manajer pada kepemilikan saham perusahaan efektif untuk meningkatkan kinerja manajer. Dengan strategi tersebut para manajer harus berhati-hati dalam
mengambil keputusan. Manajer juga berorientasi pada minimalisasi risiko sehingga
dalam prakteknya apabila mendapat kesempatan cenderung melakukan kegiatan
yang menguntungkan kepentingan pribadi. Dengan adanya peluang yang merugikan perusahaan perlu dilibatkan dalam
kepemilikan saham yang dikenal sebagai
insider ownership (Dewi, 2011).
Insider ownership adalah sebuah
ukuran persentase saham yang dimiliki
oleh direksi, manajemen, dan komisaris
ataupun setiap pihak yang terlibat secara
langsung dalam pembuatan keputusan
perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976)
dalam Yudha (2011). Untuk mengukur
biaya agen perusahaan dapat digunakan
insider ownership. Semakin tinggi tingkat
kepemilikan oleh manajemen, maka biaya
agensinya akan menurun, dengan asumsi
bahwa manajer tersebut tetap mengharapkan peningkatan kesejahteraan perusahaannya.
Insider ownership akan memiliki
hubungan negatif dengan dividend payout
ratio (DPR) suatu perusahaan. Semakin
tinggi tingkat persentase insider ownership
maka akan semakin rendah dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan dan akan
semakin kecil konflik kepentingan antara
pemegang saham dan pihak manajemen.
Mollah et al., (2000) dalam Dewi (2011)
menyatakan bahwa jika tingkat kepemilikan oleh insider semakin besar, maka
manajer tidak akan membayarkan dividen
yang besar, tetapi akan meningkatkan gajinya.
2.7 Struktur Modal
Struktur modal menggambarkan
pembiayaan permanen perusahaan yang
terdiri atas utang jangka panjang dan
modal sendiri (Margaretha, 2014: 305).
Struktur modal merupakan pertimbanJurnal Riset Akuntansi
JUARA
45
gan jumlah hutang jangka pendek yang
bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Sementara itu struktur keuangan adalah pertimbangan antara total hutang
dengan modal sendiri. Dengan kata
lain struktur modal adalah merupakan
bagian dari struktur keuangan (Dewi,
2011). Menentukan struktur modal yang
optimal, para manajer keuangan perlu mempertimbangkan beberapa faktor
penting sebagai berikut: tingkat penjualan, struktur asset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel
laba dan perlindungan pajak, skala perusahaan, dan kondisi intern perusahaan
dan ekonomi makro (Sartono 2001 dalam
Dewi, 2011).
Ross (1977) dalam Dewi (2011)
mengembangkan model dimana struktur
modal (penggunaan hutang) merupakan
sinyal yang disampaikan oleh manajer ke
pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik,
dan karenanya ingin agar harga saham
meningkat, ia ingin mengkomunikasikan
hal tersebut ke investor. Manajer bisa
menggunakan hutang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih credible. Perusahaan yang meningkatkan hutang bisa
dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaannya di
masa mendatang. Investor diharapkan
akan menangkap sinyal tersebut, sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek
yang baik.
2.8 Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Kebijakan Inisiasi Dividen
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini
di tunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi
(Kasmir, 2010:115). Laba (profit) ini yang
akan menjadi suatu ukuran dividen dalam perusahaan. Oleh karena itu dividen
46
diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan
tersebut akan mempengaruhi besarnya
DPR. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen (Hanafi dan
Halim, 2005:85).
Penelitian Dinata & Yadnya (2014),
Putra dan Wiagustini (2014), Wijaya &
Sedana (2015), Marietta (2013), Tania
(2013) serta Pasadena (2013) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan berarti dividen yang dibagikan
akan semakin tinggi pula, demikian pula
sebaliknya.
Berdasarkan uraian diatas, maka
rumusan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
H1: Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap kebijakan inisiasi dividen.
2.9 Pengaruh Struktur Kepemilikan
terhadap Kebijakan Inisiasi
Dividen
Struktur kepemilikan (Insider Ownership) adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang
mempunyai kesempatan untuk terlibat
dalam pengambilan kebijaksanaan dan
mempunyai akses langsung terhadap
informasi dalam perusahaannya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam kepemilikan saham adalah kebijakan dividen (Katrina,
2006 dalam Dewi, 2011). Apabila dengan menetapkan dividen rendah perusahaan memiliki retain earning tinggi atau
memiliki laba internal relatif besar. Pada
situasi ini terjadi asimetri informasi sehingga manajer sebagai pihak internal
menindaklanjuti dengan meningkatkan
kepemilikan saham. Jika menetapkan
dividen tinggi perusahaan memiliki laba
ditahan relatif rendah sehingga berdampak pada keterbatasan sumber dana
internal. Pola hubungan negatif antara
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
kebijakan dividen dengan kepemilikan
manajerial digunakan untuk menekankan teori keagenan.
Hasil penelitian Sariami (2015),
Mandala (2014) serta Dewi (2011) struktur kepemilikan (insider ownership) berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen perusahaan. Semakin besar tingkat kepemilikan oleh manajer, maka manajer tidak akan membayarkan dividen
yang besar, tetapi akan meningkatkan
gajinya. Semakin tinggi Managerial Ownership maka semakin rendah dividen
yang dibayarkan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan
hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah:
H2 : Struktur kepemilikan berpengaruh
negatif terhadap kebijakan inisiasi
dividen.
2.10 Pengaruh Struktur Modal terha
dap Kebijakan Inisiasi Dividen
Menurut Darminto (2008) pendanaan perusahaan melalui hutang erat
kaitannya dengan struktur modal dan
hutang dalam hal ini leverage merupakan sumber pendanaan ekternal (external financing) untuk membiayai kegiatan
perusahaan. Hubungan struktur modal
dengan kebijakan dividen dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dari
Noronha (1996), Sharma (2001), dan Jain
et al. (2003) dalam Dewi (2011) yang secara ringkas menyatakan bahwa semakin besar ketergantungan perusahaan
dana eksternal (hutang) semakin intensif
pengawasan oleh penyedia dana eksternal (kreditur) terhadap kinerja manajemen sehingga memperkecil potensi masalah keagenan (agency problem) antara
manajer dengan pemegang saham (Dewi,
2011). Semakin kecil agency problem
maka ketergantungan perusahaan terhadap dividen sebagai sarana monitoring
akan semakin kecil.
Penelitian
Sariami
(2015),
Sulistyowati (2014), Darminto (2008),
Puspita (2009) dan Sugeng (2009)
Vol.7 No.1,Februari 2017 menunjukkan struktur modal berpengaruh positif terhadap kebijakan inisiasi dividen. Berdasarkan uraian diatas,
maka rumusan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H3 :Struktur Modal berpengaruh Positif terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan-perusahaan yang melakukan
Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2015 yang dapat
diakses disitus : www.idx.co.id, Indonesian Capital Market.
Variabel-variabel yang di identifikasi dalam penelitian, menurut Sugiyono
(2014:59) dapat di kelompokkan sebagai
berikut :
1) Variabel terikat (dependent) (Y)
Kebijakan inisiasi dividen (Y) dalam
penelitian ini adalah besarnya laba perusahaan yang akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen yang
pertama kali setelah melakukan penawaran saham perdana Initial Public Offering. Kebijakan Inisiasi Dividen diukur
dengan mengggunakan Dividend Payout
Ratio. Dividend Payout Ratio dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
2)
a)
Variable bebas (independent) (X)
Profitabilitas (X1) dalam penelitian
ini adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
yang terjadi pada periode waktu
tertentu. Profitabilitas dalam perusahaan ini diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA). Untuk menghitung ROA digunakan
rumus berikut ini:
b)
Struktur Kepemilikan (X2) dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan saham yang di ukur dengan
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
47
Insider Ownership yaitu kepemilikan saham oleh pihak dalam perusahaan. Insider Ownership dihitung
dengan menggunakan persentase
yaitu jumlah saham dimiliki komisaris dan direktur di bagi dengan total saham, dinyatakan sebagai berikut (Dewi, 2011):
c) Struktur Modal (X3) dalam penelitian ini adalah komposisi modal
yang menunjukkan porsi modal perusahaan yang bersumber dari modal hutang. Variabel ini di ukur dengan Debt Ratio. Rumus Debt Ratio
adalah sebagai berikut (Van Horne,
2005 dalam Satryawan, 2013):
Teknik pengambilan sampel di
lakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu teknik penetapan sampel dengan di dasarkan pada
kriteria- kriteria tertentu. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan diperoleh
35 perusahaan yang terpilih menjadi
sampel. Alat analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda,
sebelum dilakukan pengujian hipotesis
maka dilakukan uji asumsi klasik yaitu:
uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
Persamaan regresi linier berganda dapat
di rumuskan sebagai berikut, Ghozali
(2016:215),
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perusahaan manufaktur yang
melakukan Initial Public Offering periode
2007-2015. Proses pengambilan sam-
48
pel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu metode
pengambilan sampel dengan memberikan kriterua tertentu, dengan jumlah
sampel 35 perusahaan. Hasil pengujian
normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0.994, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada
penelitian ini berdistribusi normal. Uji
Multikolinearitas menujukkan nilai VIF
semua variabel berada dibawah 10 dan
nilai tolerance berada diatas 0,1 yang artinya bahwa tidak terdapat korelasi antar
variabel independen atau tidak terjadi
multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari signifikansinya diatas tingkat kepercayaan
5% atau > 0,05. Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi
menunjukkan nilai statistik D-W sebesar 1.873, nilai ini dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5% ,jumlah sampel 35 (n)
dan jumlah variabel independen 3 (k=3).
Sehingga nilai Durbin Watson 1,873 lebih besar dari batas atas (du) 1.65 (lampiran 10 tabel durbin watson) dan nilai
durbin watson 1,873 lebih kecil 4–1,873
(4–du), jadi sesuai dengan du < d < 4 du maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
4.1 Analisis Regresi Liniear Berganda
Hasil pengujian Goodness of Fit
menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,209 (hasil pengujian di tunjukkan
pada lampiran) yang berarti bahwa Kebijakan Inisiasi Dividen mampu dijelaskan sebesar 20.9 persen oleh variabel
Profitabilitas (X1), Struktur kepemilikan
(X2), dan Struktur Modal (X3), sedangkan sisanya sebesar 79.1 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model. Berdasar-
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
kan hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,016 (hasil pengujian
di tunjukkan pada lampiran) yang berarti bahwa Profitabilitas (X1), Struktur
kepemilikan (X2), dan Struktur Modal
(X3), berpengaruh secara simultan terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen (Y). Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji
t untuk menguji pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen, ditunjukkan pada Tabel
4.1 berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan tampilan tabel 4.1 pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:
(1)Profitabilitas menunjukkan nilai t hitung
sebesar 2,089 dengan signifikansi sebesar 0,045 yang berada dibawah 0,05,
yang artinya bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan inisiasi
dividen pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering periode 20072015. Oleh karena itu hipotesis pertama
yang diajukan dinyatakan diterima. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh
perusahaan, maka akan semakin besar
pula dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Pembagian dividen yang
tinggi membuat kepercayaan investor
akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Arilaha (2009) dan Parica, dkk (2013)
yang menunjukkan bahwa profitabilitas
perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
(2)
Struktur Kepemilikan menunjukkan
nilai t sebesar 0,402 dengan signifikansi
sebesar 0,691 yang berada diatas 0,05,
yang artinya struktur kepemilikan tidak
berpengaruh terhadap kebijakan inisiasi
dividen pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering periode 20072015, hipotesis kedua yang diajukan dinVol.7 No.1,Februari 2017 yatakan ditolak. Tinggi atau rendahnya
struktur kepemilikan perusahaan tidak
memiliki pengaruh yang berarti terhadap
kebijakan inisiasi dividen yang diambil
oleh perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering periode 2007-2015. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa
perusahaan tidak selalu membagikan
dividennya kepada pemegang saham,
tetapi lebih memilih menggunakan untuk menginvestatsikan pada project baru
yang lebih menguntungkan. Penelitian
ini sejalan dengan Yudha (2011) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan
manajerial terhadap kebijakan dividen.
(3)Struktur Modal menunjukkan nilai
t hitung sebesar 2,897 dengan signifikansi sebesar 0,007 yang berada dibawah 0,05. Hasil analisis
ini menunjukkan variabel struktur
modal berpengaruh positif terhadap
kebijakan inisasi dividen pada perusahaan yang melakukan IPO periode
2007-2015. Oleh karena itu hipotesis ketiga yang diajukan diterima.
Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahawa semakin tinggi penggunaan
hutang dalam struktur modal perusahaan maka semakin tinggi dividen
yang dibagikan kepada emiten. Perusahaan juga melakukan pembagian
dividen untuk memberikan kesejahteraan para pemegang saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil Sariami (2015), Sulistyowati (2014), Darminto (2008), Puspita
(2009) dan Sugeng (2009) menunjukkan struktur modal berpengaruh
positif terhadap kebijakan inisiasi
dividen.
V.
SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur
kepemilikan, dan struktur modal terhadap kebijakan inisiasi dividen pada perusahaan yang melakukan Initial Public
Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
49
Offering periode 2007-2015. Berdasarkan
analisis data dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap kebijakan inisiasi dividen
pada perusahaan yang melakukan
Initial Public Offering periode 20072015. Semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan, maka
akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen.
2) Struktur kepemilikan (insider ownership) tidak berpengaruh terhadap
kebijakan inisiasi dividen pada perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering periode 2007-2015.
Tinggi Rendahnya struktur kepemilikan tidak mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Perusahaan akan menjaga kepercayaan
investor dengan membagikan dividen kepada pemegang saham dan
juga bertujuan mensejahterakan
pemegang saham.
3) Struktur modal berpengaruh positif
terhadap kebijakan inisasi dividen
pada perusahaan yang melakukan
Initial Public Offering periode 20072015. Semakin tinggi penggunaan
hutang dalam struktur modal perusahaan maka semakin tinggi inisasi dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham.
Penelitian ini tidak terlepas dari
keterbatasan, adapun saran yang di ajukan untuk penelitian selanjutnya adalah: (1) bagi calon investor yang ingin
berinvestasi harus mempertimbangkan
profitabilitas dari perusahaan di mana
akan berinvestasi karena besar kecilnya dividen yang akan dibagikan tergantung pada profitabilitas perusahaan
dan kebijakan pembagian dividen dalam
perusahaan tersebut. (2) penelitian ini
hanya menggunakan variabel profitabilitas, struktur kepemilikan dan struktur
modal sebagai variabel independen yang
50
diduga berpengaruh pada kebijakan inisiasi dividen, penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambahkan variabel
independen lain seperti : ukuran perusahaan, struktur kepemilikan asing dan
free cash flow. (3) penelitian ini hanya
dilakukan pada perusahaan manufaktur
pada penelitian selanjutnya disarankan
menggunakan seluruh perusahaan..
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiyah, Widya. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth
Terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Alfatah, Surya. 2014. Analisis Pengaruh
Cash Position, Debt to Equity Ratio, Sales Growth, Return on Assets, dan Size terhadap Dividend
Payout Ratio. (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Brigham, E F, dan Houston, J F,. 2011.
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Kedua. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal
Dan Struktur Kepemilikan Saham,
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences) Vol. 20 – No. 2 Agustus 2008.
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial,
Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol 10, No. 1, 47-58.
Universitas Trisakti.
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Dewi, Made Pratiwi. 2011. Pengaruh
Struktur Modal Dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Free Cash
Flow Dan Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan-Perusahaan Yang Go
Public Di Bursa Efek Indonesia.
Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana.
Dewi, Ni Putu Shinta. 2015. Pengaruh
Struktur Kepemilikan dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi,
ISSN 2088-3382, E-ISSN 24430641, Vol 05 Nomor 2 September
2015.
Dinata, I M. Agus Surya dan I Putu Yadnya. 2014. Pengaruh Profitabilitas
dan Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan. EJurnal Ekonomi, 3
(11): 3195-3204.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS, Edisi 8. Semarang : BP Undip.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim.
2005. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP
AMP YKPN.
Haryetti., dan Ririn Araji Ekayanti.
(2012). Pengaruh Profitabilitas,
Investment Opportunity Set dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di
BEI. Jurnal Ekonomi. Vol. 20, No.
3. Universitas Riau.
Husnan, Suad., dan Enny Pudjiastuti. 2015. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Edisi Ketujuh. Cetakan
Pertama. Yogyakarta : UPP STIM
YKPN.
Idawati, Ida Ayu., dan Gedhe Merta
Sudiartha. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur di
BEI. Jurnal Ekonomi & Bisnis. UniVol.7 No.1,Februari 2017 versitas Udayana, Bali, Indonesia.
Ipaktri ,Munsa. Pengaruh Kepemilikan
manajerial, Profitabilitas, Likuiditas, Dan Arus Kas Bebas Terhadap
Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Jannati, Attina. (2010). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal.Ekonomi Bisnis.Universitas Siliwangi.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Lopolusi, Ita. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdapat di PT BEI
Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya.
Vol. 2, No. 1. Universitas Surabaya.
Mandala, Faisal Okta. 2014. Pengaruh
Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan
Inisiasi Dividen pada Perusahaan
yang Melakukan Initial Public Offering di BEI Periode 2000-2012.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Margaretha, Farah. 2014. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta :
Dian Rakyat.
Marietta, Unzu. (2013). Analisis Pengaruh Cash Ratio, , Retun On Assets, Growth, Firm Size, Debt to
Equity Ratio Terhadap Dividend
Payout Ratio: ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2011). Diponegoro Journal of
Management. Vol. 2, No. 3, Hal 1.
Universitas Diponegoro.
Meythi., Tan Kwang En., dan Linda Rusli. 2011. Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Harga SaJurnal Riset Akuntansi
JUARA
51
ham Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Manajemen dan
Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung, Volume 10, No.
2, Mei 2011, hal. 2671-2684 ISSN:
1693-8305.
Munawir, S. 2004. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Nadjibah. 2008. Analisis Pengaruh Asset Growth, Size Cash Ratio dan
Return on Asset terhadap Dividend
Payout Ratio. Tesis. Universitas
Diponegoro Semarang.
Pasadena, Riska Persia. 2013. Pengaruh
Likuiditas, Leverage, Profitabilitas,
dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidaya Tullah,
Jakarta.
Prihantoro. 2003. Estimasi. Pengaruh
Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Jurnal
Ekonomi & Bisnis No.1Jilid 8 Tahun 2003.Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Puspita, Fira. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio (Studi Kasus Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20052007). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca
Sarjana Universitas Diponogoro
Semarang.
Putra, I W. Juniastina dan Ni Luh Putu
Wiagustini. 2014. Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap
Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Ekonomi, 8(1):
2668-2684.
Rachmad, Anggie Noor dan Dul Muid.
2013. Pengaruh struktur kepemilikan, Leverage dan Return on
52
Assets (ROA) terhadap Kebijakan
Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursan Efek Indonesia.
Diponogoro Journal of Accounting,
2 (3): 1-11.
Rasyina. 2014. Pengaruh Return on
Assets, Current Ratio, Debt Ratio dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur Industri
Barang Konsumsi yang Tercatat
di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2013”. Jurnal Manajemen.
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang.
Sariami, Ni Made. 2015 . Pengaruh
Struktur Modal Dan Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia.
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar
Satryawan MS, I Putu Herma T. 2013.
Pengaruh
Kebijakan
Dividen,
Hutang, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kos
Keagenan. Skripsi. Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasarswati, Denpasar.
Sugeng, B. 2009. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Dan Struktur Modal
Terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Bisnis Tahun 14 Nomor 1 Maret
2009. Fakultas Ekonomi Negeri
Malang.
Sugiyono., dan Agus Susanto. 2015.
SPSS & Lisrel Teori dan Aplikasi untuk Analisis Data Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Sukanisi, Ni Wayan. 2014. Pengaruh
Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Audit Pada Ketepatanwaktuan Publikasi Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013.
Skripsi. Program Studi Akuntansi
PENGARUH PROFITABILITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KEBIJAKAN INISIASI
DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INITIAL PUBLIC OFFERING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasarswati, Denpasar.
Sulistyowati, Agnes., Suhadak, dan
Achmad Husaini . 2014. Pengaruh
Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividend (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 20102012). Jurnal Administratsi Bisnis
(JAB) Vol. 8 No. 2 Maret 2014.
Fakultas Ilmu Administrasi Universits Brawijaya Malang.
Tania, Lisa. 2013. Analisis Pengaruh
Cash Position, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA),
Cash Ratio, Asset Growth, dan
Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Ekonomi. Universitas Dian Nuswantoro.
Wahyuningtyas, Fitria. 2010. Penggunaan Laba Dan Arus Kas Untuk
Memprediksi Kondisi Financial
Distress (Studi Kasus Pada Perusahaan Bukan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2005-2008). Skripsi. Program Sarjana (S1) pada Program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasardasar Manajemen Keuangan. Denpasar : Udayana University PrWijaya, Bayu Irfandi dan I. B. Panji
Sedana. Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen dan Kesempatan
Investasi sebagai Variabel Mediasi). E-Jurnal Ekonomi Unud, Vol.4,
No.12, 2015: 4477-4500. ISSN :
2302-8912
Yudha, Arvindra Belfa. 2011. Pengaruh
Insider Ownership, Resiko Pasar,
dan Debt to Equity Ratio Terhadap
Kebijakan Deviden. Skripsi. Program Sarjana (S1) pada Program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Vol.7 No.1,Februari 2017 Jurnal Riset Akuntansi
JUARA
53
Download