1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi. “ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi, sebab ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan” (Pudjiaji, 2000:14). WHO merekomendasikan “pemberian ASI yang benar yaitu pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan. Pemberian ASI dimulai dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan teknik menyusu yang benar, pemberian sesering dan sekehendak bayi” (WHO:2001). Sejalan dengan ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dengan mengeluarkan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004. Selanjutnya, “pada usia 6 bulan sebaiknya bayi juga tidak diberi makanan apapun karena makanan tambahan mempunyai resiko terkontaminasi yang sangat tinggi. Selain itu dengan memberikan makanan tambahan pada bayi, akan mengurangi produksi ASI, karena bayi akan jarang menyusu” (Muchtadi, 1996:73). Pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada saat ini kurang diperhatikan oleh ibu menyusui, tetapi pada kenyataannya pemberian ASI eksklusif sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Menurut Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) tahun 2002 – 2003, jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi 2 dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64,0 % dari bayi seluruhnya. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 46,0 % pada bayi usia 2 - 3 bulan dan 14,0 % pada bayi 4 – 5 bulan, yang lebih memprihatinkan adalah 13,0 % bayi di bawah usia 2 bulan telah diberikan susu formula dan 30 % bayi berusia 2 – 3 bulan telah diberikan makanan tambahan. Pada kenyataannya, pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif yang penulis sarikan dari pendapat Muchtadi (1996:39) masih sangat kurang, misalnya pada masyarakat desa, ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang baru beberapa hari atau beberapa minggu seperti memberikan nasi yang dihaluskan atau pisang. Kadang-kadang ibu mengatakan air susunya tidak keluar atau keluarnya hanya sedikit pada hari-hari pertama kelahiran bayinya, kemudian membuang ASInya tersebut dan menggantikannya dengan madu, gula, mentega, air atau makanan lain. Hal tersebut tidak boleh dilakukan karena air susu yang keluar pada hari-hari pertama kelahiran adalah kolostrum. Salah satu cara untuk menambah pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah melalui pendidikan. Pendidikan dapat dilakukan melalui Jalur Formal, Non Formal, dan Informal. Salah satu bentuk Pendidikan yang bersifat Non Formal dapat diperoleh melalui penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi menurut Depkes (2001) merupakan suatu proses perubahan perilaku yang diberikan diluar bangku sekolah (Non Formal) dan dimaksudkan agar terjadi perubahan perilaku pada diri sasaran, hingga mereka tahu, mau dan mampu 3 menggunakan jenis-jenis pangan bergizi dalam konsumsi pangan sehari-hari dalam rangka menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan diri sendiri dan keluarga. Penyuluhan gizi melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung yang terarah pada pencapaian tujuan. Model pendekatan penyuluhan gizi harus dilakukan pendekatan secara bertahap yaitu berturut-turut massal, kelompok, hingga pada tahap akhirnya melalui pendekatan perorangan. Penyuluhan gizi memiliki tujuan umun yaitu melakukan pengambilan keputusan, pengembangan kesadaran dan pengembangan pribadi. Penyuluhan gizi merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan sebagai kegiatan rutin yang biasa dilakukan di Posyandu. Salah satu Posyandu yang mengadakan penyuluhan gizi ibu menyusui dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif adalah Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Penyuluhan gizi ini ditujukan kepada ibu yang sedang menyusui. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan gizi di Posyandu dilaksanakan disesuaikan dengan kesiapan masyarakat dan Dinas Kesehatan setempat. Durasi penyuluhan gizi yaitu sekitar dua jam dengan materi penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif, meliputi; pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. Penyuluhan gizi dilakukan melalui pendekatan secara kelompok atau massal yang dilakukan melalui metoda ceramah atau diskusi oleh Dinas Kesehatan, dokter, bidan, kader gizi, dan kader PKK dengan 4 menggunakan media slide. Kegiatan dilaksanakan secara rutin satu kali dalam sebulan secara perorangan oleh kader gizi dan bidan dari Puskesmas di wilayah Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Penyuluhan gizi ini dilakukan, agar ibu menyusui memperoleh manfaat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya. Selanjutnya dari studi pendahuluan diperoleh keterangan juga bahwa, masih terdapat ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif. Manfaat menurut Ali (2008:240) adalah “guna atau faedah”. Manfaat dari penyuluhan gizi diharapkan membuat ibu menyusui mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, sehingga pada kehamilan sekarang dan selanjutnya bayi diberikan ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain. Permasalahan yang telah dikemukaan mendorong penulis sebagai mahasiswa PKK Program Studi Tata Boga yang mendalami paket Manajemen Dietetika yang mempelajari tentang gizi, ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi, merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah untuk mengetahui seberapa besar manfaat penyuluhan gizi dengan fokus pesan peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya serta meningkatkan status gizi para bayi yang merupakan calon sumber daya manusia di masa yang akan datang. Penyuluhan gizi dalam upaya 5 peningkatan pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan pada praktek penyuluhan gizi. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Latar belakang dan alasan pemilihan masalah yang telah dikemukakan dapat dijadikan dasar untuk mengungkapkan ruang lingkup masalah dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini berkaitan dengan manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Pelaksanan penyuluhan gizi di Kelurahan Padasuka merupakan program pemerintah yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya, sehingga dapat tercapai kondisi status gizi bayi secara normal. Menurut SKDI (2002-2003) masih tingginya jumlah ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif. Materi yang disampaikan oleh para kader Posyandu pada ibu menyusui tentang penyuluhan gizi yang dilakukan meliputi ruang lingkup pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, sehingga diharapkan ibu dapat memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain pada kehamilan selanjutnya. 6 Dari rumusan masalah di atas maka permasalahan penelitian ini untuk lebih jelasnya penulis membatasi pada : a. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. b. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan sikap teliti dan cermat cara membersihkan payudara dengan benar, cara menyusui yang benar, memperhatikan gizi ibu menyusui, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. c. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan keterampilan tentang cara membersihkan payudara dengan benar, keterampilan cara menyusui yang benar, keterampilan dalam memperhatikan gizi ibu menyusui, dan keterampilan dalam penyimpanan ASI secara benar bagi ibu yang bekerja. 2. Perumusan Masalah Dalam penyusunan skripsi ini penulis merumuskan masalah pelaksanaan penyuluhan gizi di Kelurahan Padasuka sebagai program pemerintah yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya, sehingga dapat tercapai kondisi status gizi bayi secara normal, 7 yang kemudian dijadikan sebagai judul yaitu “Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah” meliputi pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan pada kehamilan selanjutnya agar bayi tetap diberikan ASI eksklusif tanpa diberikan makanan lain. C. 1. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh informasi, kemudian disusun dan dijelaskan serta dianalisis tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada bayi agar ibu menyusui tidak memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan pada kehamilan selanjutnya. 2. Tujuan Khusus Tujuan Penulis mengadakan penelitian ini adalah memperoleh gambaran secara spesifik tentang: a. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. 8 b. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan sikap teliti dan cermat cara membersihkan payudara dengan benar, cara menyusui yang benar, memperhatikan gizi ibu menyusui, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja. c. Manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan keterampilan tentang cara membersihkan payudara dengan benar, keterampilan cara menyusui yang benar, keterampilan dalam memperhatikan gizi ibu menyusui dan keterampilan dalam penyimpanan ASI secara benar bagi ibu yang bekerja. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Posyandu memberikan informasi tentang upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif melalui penyuluhan gizi agar ibu menyusui tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya tanpa diberikan makanan lain. 2. Untuk Program Studi Tata Boga memberikan informasi tentang pelaksanaan program upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif yang berkaitan dengan perkuliahan, khususnya mata kuliah penyuluhan gizi yang diperoleh mahasiswa Program Studi Tata Boga, PKK FPTK UPI. 3. Untuk mahasiswa meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pemahaman pelaksanaan program penyuluhan gizi di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. 9 E. Asumsi Dalam penelitian penulis akan menngemukakan beberapa asumsi yang merupakan anggapan dasar sebagai pendapat kebenarannya dapat diterima oleh umum. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad, (1985:97) bahwa Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh penyelidik. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini : 1. Penyuluhan gizi merupakan salah satu program dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, tujuannya untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan para bayi meliputi kegiatan meningkatkan pengetahuan ibu menyusui agar ibu tetap memberikan ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain pada kehamilan selanjutnya. Pernyataan ini didukung oleh Rosita (2008) ”Program peningkatan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan program untuk ibu menyusui yang dianjurkan pada setiap ibu hanya memberikan ASI eksklusif pada bayi karena jika diberikan makanan lain dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan pencernaan”. 2. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar mengenai peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan tanpa memberikan makanan lain yang diperoleh ibu menyusui melalui penyuluhan gizi di Posyandu sebagai hasil belajar dapat meningkatkan status gizi bayi sehingga mampu menjadi generasi penerus yang dibutuhkan untuk pembangunan bangsa. Pernyataan ini didukung oleh 10 Sudjana (1990:3) bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. 3. Manfaat dari penyuluhan gizi diharapkan ada guna atau faedah bagi ibu menyusui agar mengalami perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif tanpa memberikan makanan lain pada kehamilan selanjutnya. Pernyataan ini didukung oleh Ali dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2008:240) bahwa manfaat adalah “guna atau faedah” dan Rachmawati (2007) dikatakan bahwa ada peningkatan, sikap, dan tindakan ibu menyusui tentang gizi setelah dilakukan penyuluhan. F. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian digunakan untuk mengarahkan penelitian dalam mengumpulkan data. Penulis akan menjabarkan tujuan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan pengetahuan tentang pengertian ASI eksklusif, keuntungan atau kebaikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pedoman menyusui, cara meningkatkan produksi ASI agar banyak dan lancar, cara menyusui yang benar, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja? b. Bagaimana manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui berkaitan dengan sikap teliti dan cermat cara 11 membersihkan payudara dengan benar, cara menyusui yang benar, memperhatikan gizi ibu menyusui, dan cara menyimpan ASI untuk ibu yang bekerja? c. Bagaimana manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui, berkaitan dengan keterampilan tentang cara membersihkan payudara dengan benar, keterampilan cara menyusui yang benar, keterampilan dalam memperhatikan gizi ibu menyusui, dan keterampilan dalam penyimpanan ASI secara benar bagi ibu yang bekerja? G. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode desktiptif, dengan tujuan untuk mengadakan gambaran tentang masalah dengan tujuan untuk mengadakan gambaran tentang masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah aktual. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1980 : 40) bahwa penelitian deskriptif : a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah aktual. b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa. Setelah data diperoleh dari hasil penelitian lapangan, disusun dan dijelaskan serta dianalisa. Kemudian berdasarkan data yang telah dianalisa barulah diambil suatu kesimpulan dan saran-saran. 12 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner yang ditujukan kepada responden, yaitu ibu-ibu menyusui pada kehamilan pertama di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah untuk memperoleh data mengenai manfaat penyuluhan gizi mengenai upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui. H. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk penelitian tentang manfaat penyuluhan gizi dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui adalah Posyandu di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. 2. Populasi Penelitian Populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Sesuai dengan judul “Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah”, maka yang menjadi populasi berdasarkan data dari Posyandu Kelurahan Padasuka tahun 2010 ibu menyusui adalah sebanyak 150 ibu.