BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Program pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang merupakan program pelatihan berbasis
masyarakat yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Peran Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang sebagai kepanjangan tangan dari
Pemerintah Daerah Kota Magelang ialah mempertahankan agar tidak adanya
gejolak sosial masyarakat (stabilisator), melakukan hal-hal baru yang berkaitan
dengan program pelatihan kerja (innovator), mengelola sumber daya yang
dimiliki dengan berorientasi pada masa depan (modernisator), menjadi panutan
untuk bekerja seproduktif mungkin (pelopor), dan sebagai pelaksana program
pelatihan kerja. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang
bertanggungjawab dalam pengelolaan dana yang berasal dari APBD untuk
penyelenggaraan program pelatihan kerja.
Penyelenggaraan program pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang tahun 2013 cukup optimal. Terdapat
11 jenis pelatihan kerja yaitu: teknisi komputer, teknisi handphone, montir
sepeda motor, tata boga, tata rias, bahasa inggris, cenderamata fiber, batik
jumputan, batik kayu, bordir, dan menjahit. Jumlah peserta secara keseluruhan
terdapat 240 orang, tempat dan waktu pelaksanaan menyesuaikan masingmasing jenis pelatihan kerja. Dalam upaya penyelenggaraan program, terdapat
115
116
hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah tujuan pelatihan, peserta
pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan, media pelatihan, serta manfaat
pelatihan. Hal-hal tersebut telah sesuai standard dan prosedur yang ditetapkan,
selain itu output telah benar-benar sampai ke kelompok sasaran yaitu
masyarakat Kota Magelang.
Dalam pelaksanaan program pasti terdapat faktor penghambat yang
muncul dan mengganggu berjalannya penyelenggaraan suatu kegiatan. Faktor
yang menghambat program pelatihan kerja tersebut diantaranya adalah waktu,
instruktur, dan fasilitas. Namun, ketiga hambatan tersebut dapat diselesaikan
oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dengan
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan oleh
peneliti untuk perbaikan penyelenggaraan program adalah:
1. Bagi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang
a. Program pelatihan kerja yang dilaksanakan Disnakertransos Kota
Magelang dapat didukung dengan diadakannya program pelatihan
keliling atau yang diselenggarakan dengan menggunakan sebuah unit
mobil yang berisi alat-alat praktek suatu jenis pelatihan kerja tertentu,
kemudian mendatangi tempat pelatihan kerja yang telah ditentukan
sebelumnya. Tempat pelatihan kerja dapat disebar dari beberapa titik di
17 kelurahan (3 kecamatan) yang ada di Kota Magelang dengan tujuan
agar sasaran yang ingin dijangkau lebih merata. Kuota peserta lebih
117
ditingkatkan menjadi minimal 30 orang untuk setiap jenis pelatihan.
Untuk
memudahkan
menyediakan
instruktur
Disnakertransos
dan
fasilitas
Kota
Magelang
dalam
yang
dibutuhkan,
maka
Disnakertransos Kota Magelang dapat mengajukan kerjasama dengan
berbagai perusahaan. Perusahaan dapat menyediakan minimal 17 unit
mobil yaitu untuk masing-masing kelurahan. Setelah program tersebut
selesai, perusahaan yang terkait kerjasama itu juga dapat menempatkan
peserta pelatihan kerja sebagai karyawan perusahaan, sesuai pengamatan
kemampuan peserta yang dianggap memenuhi kualifikasi karyawan pada
saat program pelatihan kerja.
b. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang perlu
segera mempersiapkan dan mengusulkan dibentuknya BLK untuk
wilayah Kota Magelang sebagai Unit Pelaksana Teknis bagi Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam membantu
pelaksanaan program pelatihan kerja.
2. Bagi Aparatur Pemerintah
Pemerintah, terutama Pemerintah Daerah yang terlibat sebagai
penguasa dana APBD yang digunakan untuk penyelenggaraan program
pelatihan kerja ini, perlu mempertimbangkan anggaran untuk peminjaman
modal usaha bagi para peserta pelatihan. Hal tersebut bertujuan untuk
mendukung
peserta
pelatihan
yang
mempunyai
keinginan
untuk
berwirausaha secara mandiri, agar tidak terhambat karena belum adanya
modal untuk membuka usaha baru.
118
3. Bagi Masyarakat Sasaran
Peserta pelatihan kerja perlu menanamkan serta membiasakan kedisiplinan
dan sikap kerja, baik pada saat berlangsungnya kegiatan pelatihan kerja,
maupun sebagai bekal untuk lebih berdaya saing pada saat memasuki pasar
kerja. Peserta pelatihan kerja setidaknya memahami akan pentingnya
penyelenggaraan pelatihan kerja ini, yaitu bertujuan untuk memberdayakan
masyarakat dengan cara memberikan bekal keterampilan bagi calon tenaga
kerja, bukan memberikan lahan untuk mencari penghasilan.
119
DAFTAR PUSTAKA
Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta:Media
Pressindo
Faustino Cardoso Gomes.
Yogyakarta:Andi
2003.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Hadari Nawawi. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press
Haris Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Jakarta:Salemba Humanika
http://jateng.bps.go.id/offrel/brs_pengangguran
http://www.unio-indonesia.org/aggregator/sources
Inu Kencana Syafiie, dkk. 1997. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta:PT Rineka
Cipta
John H Procton & William M. Thornton. 1983. Latihan Kerja. Jakarta:PT Bina
Aksara
Lexy Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya
Mathew B. Miles & A. Michael Hubberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta:UI Press.
Oemar
Hamalik. 1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional:Kejuruan,
Kewiraswastaan dan Manajemen. Bandung:PT Citra Aditya Bakti
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional.
Poerwodarminto. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2008. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi,
dan Evaluasi. Jakarta:PT Elex Media Komputindo KelompokGramedia.
Sadono Sukirno. 2006. Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar
kebijaksanaan. Jakarta:Prenada Media Group
120
Sendjun H. Manullang. 1990. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.
Bandung:Rineka Cipta
Siagian P. Sondang. 1992. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta:PT Rineka
Cipta
Siswanto Sastrohadiwiryo. 2000. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Pendekatan Administrastif dan Operasional. Jakarta:Bumi Aksara
Soeharsono Sagir. 1989. Membangun Manusia Karya:Masalah Ketenagakerjaan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya:Pustaka Sinar
Harapan
Soerjono Soekanto. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta
Sugandi. 1983. Latihan Kerja: Buku Pegangan bagi Para Manager. Jakarta:Bina
Aksara
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Wahyudin Sumpeno. 2009. Sekolah Masyarakat: Penerapan Rapid-TrainingDesign dalam Pelatihan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
William N. Dunn. 2000. Analisis Kebijakan Publik .Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press
Download