PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BOBOT LARVA LEBAH MADU Apis Cerana Fabr. DI PERLEBAHAN APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN 1 Indah Desmilia1, Jasmi2, Elza Safitri2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRTI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT Pollen used bees for the growth and development of colonies. Limitations of pollen sources can affect the development of bee colonies. To overcome the limitations of pollen sources, research has been conducted on the utilizations of maize crops in bee cultivation locations in order to know the utilization of maize crops (Zea mays L.) on the weight of young bee larvae Apis cerana Fabr. This research is an experimental research with two treatments. The treatment given in this study is a bee colony with corn planting and without corn planting. Based on t-test results obtained the results that the utilization of maize crops on honey bee larvae Apis cerana Fabr. showed significantly different results on wet weight and dry weight of larvae, whereas at at larval lenght and diameter did not show significantly different results. Utilization of cron crops can increase the weight of bee honey larvae. Unsu-element weather in the area of honey bee cultivation in Apiari Sakato Padang Pariaman still support the activity of bee workers in search of feed. Keywords: Apis cerana, food of the bees, pollen, Zea mays, weight of larvae, larvae lenght, diameter PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah Apis cerana merupakan lebah madu satu negara tropis memiliki kekayaan asli Asia dan sudah berabad-abad melimpah meliputi kekayaan flora dibudidayakan dan fauna. Salah satu fauna yang termasuk Indonesia sebagai lebah bermanfaat bagi manusia adalah yang jinak. lebah madu.Hasil yang dapat di wilayah Asia Salah satu faktor yang dapat diperoleh dari budidaya lebah madu mempengaruhi yaitu perkembangan koloni lebah yaitu madu, polen, royal jelly, propolis, dan lilin lebah (Asih, 2006). pakan. pertumbuhan Ketersediaan dan sumber makanan yang dapat dimanfaatkan mengatasi kekurangan sumber pakan oleh lebah. lebah, yaitu tumbuhan berbunga. Ketersediaan sumber daya makanan jumlah akan ikut keturunan menentukan satu tanaman yang menghasilkan banyak pollen adalah dapat tanaman dipelihara pada usia produktif untuk tanaman kelangsungan hidup koloni (Salmah, dimanfaatkan 1989). Polen merupakan salah satu budidaya lebah. Tanaman jagung sumber makan lebah yang ikut merupakan menentukan perkembangan koloni sebagai penghasil pollen bernutrisi lebah madu. Polen sangat penting tinggi yang dapat dijadikan sebagai bagi lebah madu sebagai sumber sumber pakan bagi lebah (Andoko, protein. Jika kebutuhan protein tidak 2001). cukup, lebah madu tidak dapat ditanam di daerah dataran rendah. tumbuh dan berkembang dengan Tanaman jagung dapat tumbuh di baik. Pada larva lebah, protein ini dataran rendah hingga dataran tinggi dapat memperbaiki jaringan tubuh (0-1500 m dpl) (Syukur dan Rifianto, dan menjalankan lainnya (Gojmerac, yang Salah Pada jagung saat belum untuk tanaman Tanaman Selain ini ada tanaman budidaya jagung sebagai cocok fungsi tubuh 2014). 1983 dalam karbohidrat bagi masyarakat, jagung Asih, 2006). sumber dapat dimanfaatkan sebagai sumber Lebah makanan jagung. yang kekurangan mengakibatkan protein bagi lebah madu. koloni Berdasarkan permasalahan tersebut lebahnya berukuran kecil, jumlah maka penelitian ini bertujuan untuk sisiran yang dibangun berukuran mengetahui pemanfaatan tanaman kecil, simpanan makanan sedikit, jagung (Zea mays L) terhadap bobot 78% dari sisiran merupakan sel-sel larva lebah madu Apis cerana Fabr. kosong (Schenider dan Blyther, 1988 di Perlebahan Apiari Sakato, Padang dalam Pariaman, dan diharapkan dapat Jasmi, 2014). Pemberian pakan tambahan adalah salah satu bermanfaat bagi peternak lebah cara yang dapat dilakukan untuk sebagai informasi dalam memberikan pakan tambahan bagi lebah madu. tanpa tanaman jagung. Jarak antara METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dua perlakuan tersebut yaitu 200 m. dilaksanakan pada bulan April-Mei Pengukuran larva dimulai pada hari 2017 di Desa Palak Juha VII Koto ke-20 Kabupaten Pariaman. perlakukan diambil 15 larva pada Pengovenan larva di lakukan di sisiran kana dan kiri frame dalam Laboratorium Botani STKIP PGRI keadaan segar. larva yang diambil Sumatera yaitu larva pada instar akhir dengan Padang Barat. merupakan Penelitian penelitian ini eksperimen setelah kriteria perlakuan. telah menyatu bagian dengan 2 perlakuan. Perlakuan terdiri posterior atas koloni lebah dengan penanaman Panjang jagung dan koloni lebah tanpa penggaris dan alat bantu ukur yang penanaman jagung. Tanaman jagung. terbuat dari steroform. Larva dari ditanam sebanyak 60 polybag, dalam tiap frame disusun berjajar dalam satu polybag terdiri dari 2 benih, sebuah alat ukur yang dibuat dari pada saat tanaman berumur 14 hari steroform. Alat ini digunakan agar dilakukan dan larva tetap dalam keadaan lurus pada meninggalkan 1 tanaman/polybag. saat pengukurannya. Diameter larva Koloni lebah dipilih sebanyak 10 yang dihitung yaitu pada bagian koloni, dalam setiap koloni dipilih posterior, anterior, dan bagian tengah satu frame dengan kriteria ≥ 50% dari larva. Diameter larva diukur berisi sel-sel kosong. 5 koloni lebah dengan menggunakan jangka sorong. diletakkan Berat penjarangan mengelilingi tanaman jagung saat tanaman jagung dengan Setiap larva larva anteriornya. diukur dengan ditimbang dengan telah menggunakan timbangan analitik. berbunga, koloni lebah diletakkan Berat larva yang dihitung berupa dengan jarak 2 m dari tanaman berat basah dan berat kering. Untuk jagung, jarak antar koloni lebah yaitu mendapatkan 1 dilakukan pengeringan larva terlebih m. Koloni mengambil lebah pollen dari dibiarkan tanaman dahulu. berat kering Pengeringan larva dilakukan 0 jagung selama 20 hari. 5 koloni lebah dengan oven pada suhu 15 C sampai sebagai kontrol diletakkan dilokasi beratnya konstan. Data yang diperoleh di lokasi t-test penelitian dianalisis menggunakan 1989). HASIL DAN PEMBAHASAN dan mengacu A5, dan pada (Sudjana, diameter larva Pada pelakuan menggunakan terpanjang 0,19 cm pada koloni A3 tanaman jagung didapatkan larva dan A5. Bobot larva lebah madu Apis terpanjang 0,76 cm pada koloni A5, cerana Fabr. dengan penanaman berat basah larva tertinggi 1,3 gram jagung dan tanpa penanaman jagung pada koloni A5, berat kering larva di Apiari Sakato Padang Pariaman, tertinggi 0,4 pada koloni A2, A3, A4, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata panjang larva, berat larva, dan diameter total larva lebah madu Apis cerana Fabr. dengan diberi tanaman jagung dan tanpa diberi tanaman jagung di Apiari Sakato Padang Pariaman. No KP PJ BB BK D KTP PJ BB BK D 1 A1 0,70 0,80 0,20 0,17 B1 0,69 0,90 0,30 0,16 2 A2 0,72 1,10 0,40 0,18 B2 0,65 0,70 0,20 0,16 3 A3 0,74 1,10 0,40 0,19 B3 0,65 0,70 0,20 0,16 4 A4 0,70 1,10 0,40 0,18 B4 0,65 0,70 0,20 0,18 5 A5 0,76 1,30 0,40 0,19 B5 0,66 0.50 0,20 0,17 Jumlah 3,62 5,40 1,80 0,91 3,3 3,50 1,10 0,83 Rata-rata 0,72 1,08 0,36 0,18 0,66 0,70 0,22 0,17 Keterangan: KP= Koloni perlakuan, KTP= Koloni tanpa perlakuan, PJ= Panjang, BB= Berat Basah, BK: Berat Kering, D= Diameter Hasil Analisis t-test pemanfaatan dengan thit 2,00< ttabel 2,31 dan tanaman jagung terhadap bobot larva diameter larva dengan thit 0,30 < ttabel lebah madu Apis cerana Fabr. di 2,31. Apiari Sakato Pariaman Keadaan cuaca dilokasi penelitian menunjukkan hasil berbeda nyata masih dalam kisaran normal dengan pada suhu udara rata-rata 24,3-26,80C, berat Padang basah dengan thit 3,77> ttabel 2,31 dan berat kering kelembaban udara 83-96%, larva dengan thit 3,50 > ttabel 2,31, kecepatan angin rata-rata 0,0-1,9 sedangkan pada panjang larva tidak knot dan intensitas cahaya 75,6- menunjukkan perbedaan yang nyata 483,0 cal/cm2. tubuh 1. Berat Basah Larva Hasil analisis t-test pemanfaatan menunjukkan hasil yang menurun dari 54% menjadi 27%. tanaman jagung dilokasi budidaya lebah bisa Berbedanya berat basah larva diduga Polen merupakan sumber berbeda nyata pada berat basah larva. protein utama yang berperan untuk Didapatkan hasil yang berbeda nyata pertumbuhan dari diduga larva terlihat dari berat larva yang dari tinggi ketika mendapatkan pakan tanaman jagung di lokasi budidaya. berupa polen. Menurut Situmorang Ketersedian tanaman dan Hasanudin (2014) bahwa pollen dijadikan sebagai pakan merupakan sumber protein. Protein tambahan dari pakan yang sudah ada adalah komponen organisme yang disekitar Satu paling kompleks dan khas yang jagung terdapat dalam semua sel hidup polen. dengan peranan yang sangat penting. berat basah larva tersedianya sumber polen jagung polen lokasi tangkai bunga menghasilkan dari budidaya. tanaman 0,2 gram Pertumbuhan Menurut Pusbahnas (2008) dalam Salah Saepuddin (2011) satu koloni lebah penentu utama pertumbuhan lebah madu membutuhkan sekitar 50 kg madu (Sihombing, 1997 polen per tahun dan sekitar separuh Agustina, 2008). dari polen tersebut digunakan untuk makanan larva. Situmorang dan satu larva. diantaranya adalah dalam Salah satu polen yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan Hasanudin (2014) juga melaporkan larva adalah polen dari tanaman bahwa ketersedian pollen sangat jagung. mempengaruhi kehidupan koloni dalam Muntamah (2009) bahwa lebah pertumbuhan dan polen yang terdapat pada tanaman perkembang biakan. Jika Persediaan jagung merupakan salah satu polen polen tidak mencukupi kebutuhan yang bernutrisi tinggi, polen yang lebah, lebah akan menggunakan bernutrisi tinggi sangat penting bagi protein tubuhnya untuk melanjutkan pertumbuhan larva. Menurut Jay fungsinya sehingga kadar protein (1964) dalam Arianne (2007) apabila untuk larva Merunut kekurangan Hebert pakan (1992) akan menyebabkan terganggunya dihilangkan kandungan airnya untuk pertumbuhan larva. mengetahui bobot sebenarnya. 2. Berat Kering Larva 3. Panjang Larva Hasil analisis t-test Penanaman jagung dilokasi jagung budidaya lebah menunjukkan hasil lebah yang tidak berbeda nyata terhadap menunjukkan hasil yang berbeda panjang larva lebah. Hasil yang tidak nyata pada berat kering larva. Hasil berbeda nyata pada panjang larva yang berdeda nyata dari berat kering diduga polen dari tanaman jagung larva diduga banyaknya kandungan membuat polen yang tersimpan dalam tubuh sehingga hanya terjadi pertambahan larva. Mengacu pada Faegri (1971) pada berat larva. Mengacu pada dalam Muntamah (2009) bahwa Sarwono (2001) bahwa protein yang secara umum polen mengandung 16- terkandung pada pollen merupakan 30% protein, 1-7% karbohidrat, 0- sumber 15% digunakan untuk membesarkan larva pemanfaatan dilokasi tanaman budidaya gula, dan 3-10% Kandungan polen yang lemak. tersedia digunakan lebah untuk pembentukan larva berukuran pakan penting besar yang lebah. Pertumbuhan larva tidak jaringan-jaringan tubuh lebah, selain hanya dipengaruhi oleh ketersediaan itu lemak yang terdapat pada polen pakan disekitar lokasi budidaya. juga mengakibatkan bertambahnya Faktor lain selain pakan juga dapat berat pada larva. Hebert (1992) berpengaruh terhadap pertumbuhan dalam juga lebah. Mengacu pada Sihombing melaporkan bahwa polen berperan (1997)dalam Agustina (2008) bahwa dalam distribusi dan konsentrasi protein Muntamah (2009) pembentukan jaringan tubuh. jaringan- Menurut Hebert didalam tubuh lebah madu (1978) dalam Agustina (2008) polen dipengaruhi oleh aktivitas fisiologi, juga berfungsi sebagai pembentuk dan kondisi lingkungan. lemak tubuh. Menurut Irianto (2008) Rata-rata panjang larva Apis berat kering merupakan hasil dari ceranadengan memanfaatkan polen dari proses pertumbuhan setelah tanaman jagung yaitu 0,72 cm. Menurut Benton Rochman (2012) (1982) panjang dalam larva Apis mellifera pertama kali larva menetas adalah 0,4 mm atau 0,04 pertama menetas sekitar 1,6 mm atau 0,16 cm. Perkembangan lebah madu pada fase larva bisa mencapai 14 kali lebih cepat dari keadaan awal ketika persediaan makanan didalam sarang tercukupi ( Winston, 1987 dalam Rochman, 2012). cm. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung dapat meningkatkan bobot larva lebah madu Apis cerana Fabr. Unsur-unsur 4. Diameter Larva Penanaman jagung dilokasi budidaya lebah menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap diameter larva lebah. Hal tersebut cuaca didaerah budidaya lebah madu Di Apiari Sakato Padang Pariaman masih mendukung aktifitas lebah pekerja dalam mencari pakan. diduga masih ada faktor lain selain DAFTAR PUSTAKA pakan yang dapat mempengaruhi Agustina, D.K. 2008. Perkembangan Koloni Lebah Madu Apis cerana L. Yang mendapat Polen Pengganti Dari Tiga Jenis Kacang Dengan Dan Tanpa Vitamin B Komplek. Skripsi. Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. pertumbuhan larva dan lebah. perkambangan Mengacu pada Sihombing (1997) dalam Agustina (2008) bahwa distribusi dan konsentrasi protein didalam tubuh lebah aktivitas madu dipengaruhi fisiologi, dan oleh kondisi lingkungan. Polen yang memiliki kandungan protein yang tinggi tidak terlalu dapat mempengaruhi pertumbuhan lebah. Rata-rata lebar larva yang didapat dengan memanfaatkan tanaman jagung yaitu 0,18 cm. Mengacu pada Sihombing (2005) dalam Rochman (2012) lebar Andoko, Dwi. 2001. Nilai penting jenis-jenis tumbuhan dan potensinya sebagai penyedia polen untuk pakan lebah madu (Apis mellifera Staint) di desa Harjobinangun Kecamatan Toroh Purwodadi. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Diponegoro. Ariane, H. 2007. Pengaruh Olahan Kedelai Sebagai Pengganti Tepung Sari Terhadap Produktivitas Lebah Ratu, Bobot Badan, dan Kandungan Protein Lebah Pekerja (Apis mellifera L.). Skripsi. Bogor:Fakultas PeternakanInstitut Pertanian Bogor. Asih, S. C. 2006. Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Fabr. Di Perkebunan Gunung Mas Bogor. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Irianto, Y., Ari, S., dan Wiryanto. 2008. Pertumbuhan, Kandungan Protein, Dan Sianida Jamur Kuping (Auricularia Politricha) Pada Medium Tumbuh Serbuk Gergaji Dan Ampas Tapioka Dengan Penambahan Pupuk Urea. Jurnal Bioteknologi. 5 (2): 43-50. Jasmi. 2014. Kajian Morfometrik dan Ekologi Apis cerana Fabr. (Himenoptera : Apidae) Pada Tanaman Polikultur Di Sumatera Barat. Disertasi.Padang: Program Ilmu-Ilmu PertanianPasca Sarjana Universitas Andalas. Muntamah, L. 2009. Aktivitas Apis cerana Mencari Pollen dan Identifikasi Pollendi Perlebahan Tradisional di Bali. Skripsi.Bogor:Institut Pertanian Bogor. Rochman, N., M. Junus, G. Ciptadi. 2012. Estimasi Bobot Larva Melalui Panjang Dan Lebar Larva Lebah Hutan (Apis dorsata). Jurnal. Fakultas Peternakan Brawijaya. Salmah, S. 1989. Jenis-jenis Lebah Penghasil Madu dan Potensinya di Sumatera Barat. BKS-B dan USAID Pusat Penelitian Universitas Andalas: Padang. Sarwono. 2001. Lebah Madu. Jakarta : Agro Media. Sihombing, D.T.H., 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press Situmorang, R. dan A., Hasanudin. 2014. Panduan Manual Budidaya Lebah Madu. Aek Nauli : Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. Syukur, M. dan A. Rifianto. 2014. Jagung Manis. Jakarta : Penebar Swada