bahan dan metode

advertisement
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan dengan mengoleksi kutu putih dari berbagai tanaman
hias di Bogor dan sekitarnya. Contoh diambil dari berbagai lokasi yaitu :
Kelurahan Tanah baru (Kecamatan Bogor Utara), Kelurahan Pasir Kuda
(Kecamatan Bogor Barat), Kelurahan Baranangsiang (Bogor Timur), Kelurahan
Sempur (Bogor Tengah), Kelurahan Cibanteng (Kecamatan Ciampea), Kelurahan
Babakan Raya (Kecamatan Dramaga) dan Kelurahan Cemplang (Kecamatan
Cibungbulang), Kelurahan Cipayung (Kecamatan Jakarta Timur). Identifikasi
dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai dari
Februari 2012 hingga Juni 2012.
Pengoleksian Kutu Tanaman
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel kutu tanaman pada bagian
pucuk tanaman, ketiak daun, bunga dan batang tanaman inang
untuk
diidentifikasi di laboratorium. Kutu tanaman yang ditemukan pada tanaman hias
berupa imago betina yang diambil kemudian dimasukan kedalam kantung plastik
yang digembungkan. Sampel kutu tanaman tersebut dibawa ke Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman IPB. Dengan bantuan
mikroskop cahaya, imago-imago betina dari berbagai tanaman hias dipisahkan
menurut jenis tanaman hias dan dimasukan ke dalam alkohol 70% untuk
diawetkan dalam bentuk preparat mikroskop. Survei lokasi untuk pengambilan
kutu tanaman beserta tanaman hias dilakukan di Bogor Jawa Barat, pada tempat
ternaungi seperti koridor ruangan dan teras rumah, serta tempat tidak ternaungi
seperti halaman rumah dan taman yang memiliki tanaman hias.
11
Pembuatan Preparat Kutu Tanaman
Pseudococcidae, Diaspididae, Coccidae, Ortheziidae dan Margarodidae
Spesimen kutu tanaman yang dipilih untuk diawetkan dalam preparat
mikroskop sudah mencapai fase imago. Sebelum tahap pembuatan kutu tanaman
dimasukan kedalam tabung eppendorf yang berisi alkohol 80%. Kemudian
dilakukan tahapan pembuatan preparat mikroskop dengan metode Williams dan
Granara de Willink (1992) yaitu dilakukan pemanasan kutu tanaman diatas
penangas air dalam tabung reaksi yang berisi alkohol 95% selama 5 menit,
kemudian kutu tanaman diletakan didalam cawan sirakus dan tubuh kutu
dilubangi pada bagian toraks untuk mempermudah mengeluarakan cairan tubuh.
Selanjutnya kutu dipanaskan dalam KOH 10% hingga trasparan. Kutu putih
diletakkan dalam cawan sirakus dan isi tubuh dikeluarkan memalui toraks dengan
menekan terus-menerus secara perlahan bagian lubang tusuk dorsal posterior
spesimen hingga cairan tubuhnya keluar menggunakan jarum mikro. Larutan
KOH 10% dibuang dengan pipet hingga tidak ada sisa. Selanjutnya aquades
dimasukan untuk mencuci sisa larutan KOH 10% sebanyak dua kali. Setelah itu,
cawan sirakus yang berisi kutu tanaman dimasukan acid alkohol 50% selama 5
menit, kemudian ditambahkan asam fuksin dan dibiarkan 1 malam. Proses
selanjutnya dilakukan secara beturut-turut : kutu tanaman dimasukan ke dalam
alkohol 80% selama 5 menit, alkohol 95% selama 10 menit, alkohol 100% selama
10 menit, carbol xylen selama 2 menit sampai lemak larut, alkohol 100% selama
10 menit dan minyak cengkeh selama 10 menit. Setelah itu kutu tanaman
diletakan pada gelas objek dan sisa minyak cengkeh diserap menggunakan tisu,
kemudian kutu tanman diatur posisinya sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
proses identifikasi ini posisi kutu tanaman terlentang atau tubuh bagian ventral
berada diatas. Selanjutnya, diberi balsam kanada dan ditutup menggunakan gelas
penutup.
12
Aphididae
Spesimen kutu tanaman yang dipilih untuk diawetkan dalam preparat
mikroskop sudah mencapai fase imago. Sebelum tahap pembuatan kutu tanaman
dimasukan kedalam tabung eppendorf yang berisi alkohol 80%. Kemudian
dilakukan tahapan pembuatan preparat mikroskop menggunakan metode menurut
Blackman dan Eastop (2000) yaitu : dilakukan pemanasan kutu tanaman di atas
penangas air dalam tabung reaksi yang berisi alkohol 95% selama 5 menit,
kemudian kutu tanaman diletakkan dalam cawan sirakus dan tubuh kutu dilubangi
pada bagian toraks untuk mempermudah mengeluarakan cairan tubuh. Selanjutnya
kutu dipanaskan dalam KOH 10% hingga trasparan. Kutu diletakkan dalam cawan
sirakus dan isi tubuh dikeluarkan memalui toraks dengan menekan terus-menerus
secara perlahan bagian lubang tusuk dorsal posterior spesimen hingga cairan
tubuhnya keluar menggunakan jarum mikro. Larutan KOH 10% dibuang dengan
pipet hingga tidak ada sisa. Selanjutnya aquades dimasukan untuk mencuci sisa
larutan KOH 10% sebanyak dua kali. Proses selanjutnya dilakukan secara beturutturut : kutu tanaman dimasukan ke dalam alkohol 80% selama 5 menit, alkohol
95% selama 10 menit, alkohol 100% selama 10 menit dan minyak cengkeh selama
10 menit. Setelah itu kutu tanmaan diletakan pada gelas objek dan sisa minyak
cengkeh diserap menggunakn tisu, kemudian kutu tanaman diatur posisinya sesuai
dengan yang diinginkan. Dalam proses identifikasi ini posisi kutu tanaman
terlentang atau tubuh bagian ventral berada diatas. Selanjutnya, diberi balsam
kanada dan ditutup menggunakan gelas penutup.
Aleyrodidae
Terdapat dua cara didalam pembuatan spesimen kutu tanaman famili
aleyrodidae yaitu tanpa pemanasan untuk kantung pupa dan dengan pemanasan
untuk pupa (Hidayat dan Bintoro 2009). Tanpa pemanasan, kantung pupa yang
didapat dimasukan kedalam cawan sirakus yang berisi larutan alkohol 95%
selama 10 menit. Lalu larutan alkohol 95% dibuang dan diganti dengan asam
asetat glasial yang diteteskan sebanyak 2 tetes selama 10 menit. Asam asetat
glasial dibuang dan dicuci dengan aquades sebanyak satu kali. Carbol xylene
diteteskan selama satu menit dan selanjutnya kembali dicuci dengan aquades
13
sebanyak satu kali. Selanjutnya dimasukan asam asetat glasial dengan asam
fuchsin selama satu jam atau satu malam. Proses selanjutnya dilakukan secara
beturut-turut : kutu tanaman dimasukan ke dalam alkohol 80% selama 5 menit,
alkohol 100% selama 10 menit dan minyak cengkeh selama 10 menit Setelah itu
kutu tanmaan diletakan pada gelas objek dan sisa minyak cengkeh diserap
menggunakan tisu, kemudian kutu tanaman diatur posisinya sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam proses identifikasi ini posisi kantung pupa terlentang atau
tubuh bagian ventral berada di atas. Selanjutnya, diberi balsam kanada dan di
tutup menggunakan gelas penutup.
Pembuatan dengan pemanasan pupa dilakukan pemanasan pupa di atas
penangas air dalam tabung reaksi yang berisi alkohol 95% selama 5 menit,
kemudian pupa diletakan didalam cawan sirakus dan tubuh dilubangi pada bagian
toraks untuk mempermudah mengeluarakan cairan tubuh. Selanjutnya kutu
dipanaskan dalam KOH 10% hingga transparan. Pupa diletakan dalam cawan
sirakus dan isi tubuh dikeluarkan memalui toraks dengan menekan terus-menerus
secara perlahan bagian lubang tusuk dorsal posterior spesimen hingga cairan
tubuhnya keluar menggunakan jarum mikro. Larutan KOH 10% dibuang dengan
pipet hingga tidak ada sisa. Selanjutnya aquades dimasukan untuk mencuci sisa
larutan KOH 10% sebanyak dua kali. Proses selanjutnya dilakukan secara beturutturut yaitu : kutu tanaman dimasukan ke dalam alkohol 80% selama 5 menit,
alkohol 95% selama 10 menit, alkohol 100% selama 10 menit dan minyak
cengkeh selama 10 menit. Setelah itu kutu tanmaan diletakan pada gelas objek dan
sisa minyak cengkeh diserap menggunakn tisu, kemudian kutu tanaman diatur
posisinya sesuai dengan yang diinginkan. Dalam proses identifikasi ini posisi kutu
tanaman terlentang.
Identifikasi Kutu Tanaman
Pengamatan morfologi dan identifiksi kutu tanaman dilakukan di bawah
mikroskop cahaya dengan perbesaran 4x10, 10x10 dan 40x10. Kunci identifikasi
yang digunakan untuk membantu dalam identifikasi spesies kutu tanaman yaitu
menurut Williams dan Watson (1988, 1990), Williams dan Granara de Willink
(1992), Gillian W.Watson (2007), Blackman dan Eastop (1994, 2000), Cox
(1989), Hodgson (1994), Hodgson et al. (2008) dan Miller et al. (2009).
14
Identifikasi Tanaman Inang
Identifikasi tanaman inang dilakukan dengan buku panduan 1001 Garden
Plants in Singapore (Min et al. 2003) dan buku panduan Tanaman Hias Indonesia
(Soerotaroeno 2009).
Pembuatan Foto Kutu Tanaman
Pembuatan foto dilakukan dengan menggunakan kamera digital 16
megapixel. Foto ini digunakan untuk memperjelas karakter yang dimiliki masingmasing spesies kutu tanaman.
Download