UPAYA PENGURUS PANTI DALAM MENERAPKAN NILAI DAN NORMA KEPADA ANAK YANG BARU DIPANTI ASUHAN ‘AISYIYAH CABANG NANGGALO KOTA PADANG Cindi Aprima Yanti ¹, Marleni ², Sri Rahmadani ² ¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ² Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT Background of this research by situation children future live them by must saparated their family until them familiar with value and norm in circle family so, orphanage appear recognize to lead children value and norm lecture by them, the presently useful by comunity circle purpose of the research is the orphanage managements efforts in implementing value and norms to the newly admitted children in the orphanage at ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Padang city. The theory used in this research was the social exchanged by Peter M. Blau this research was a qualitative research, and the used informan purposive sampling technique. The data of this research was observation interview and documents study then, the data analysis of the research was interactive models Milles and Huberman (1) Data Collection, (2) Data Reduction (3) Data Presentation, (4) Conclusion. It conclusion the efforts that’s by orphanage’s management to be informant the values and norms at the orphanage is (a) Determine to memorized, (b) Making Prayers Schedule, (c) Show religion theacher, (d) Giving Model, (e) Share Works, (f) No be Able leave orphanage without allow management. Keywords : Value and Norm, Orphanage, Phase of children Developmental. PENDAHULUAN oleh perkawinan, belum dapat dikatakan sebagai perkawinan. Keluarga adalah suatu kesatuan Faktor-faktor sosial terkecil yang terdiri dari ayah, yang melatar ibu, dan anak-anaknya yang belum belakangi individu membentuk suatu menikah (Soekanto, 2012:2). Ikatan keluarga keluarga pada dasarnya didahului kebutuhan biologis, untuk pembagian oleh suatu perkawinan. Meskipun tugas seorang laki-laki dan perempuan nafkah) dan demi hari tua kelak sudah tinggal bersama di dalam satu artinya setelah anak dewasa, anak rumah, namun jika belum didahului berkewajiban 1 yaitu untuk (mendidik memenuhi anak, untuk mencari memberikan kasih sayang kepada orang tua mampu dan anak terlantar, dengan (Ahmadi, 2007 : 235). kondisi Keluarga merupakan suatu mereka disorganisasi mengalami keluarga tersebut, lembaga informal yang mempunyai proses pengajaran nilai-nilai dan beberapa fungsi, ada tiga fungsi norma-norma yang pokok yang mendasari fungsi dari masyarakat menjadi keluarga, mendapat yaitu fungsi biologis, ada perhatian, dalam kurang selain itu fungsi afeksi dan fungsi sosialisasi. pendidikan juga terabaikan, maka Lingkungan juga salah satu cara yang dilakukan agar sebagai anak tetap dalam pengasuhan adalah berpengaruh keluarga bagi anak individu dalam proses terbentuknya dengan sikap, selain lingkungan pendidikan, tersebut di dalam suatu wadah, yaitu sekolah dan masyarakat (Helmawati, panti asuhan. 2014 : 50). menampung Panti Keutuhan asuhan anak-anak adalah suatu keluarga sangat lembaga usaha kesejahteraan sosial diperlukan dalam yang mempunyai tanggung jawab pengasuhan anak. Orang tua sangat untuk memberikan pelayanan sosial berperan penting dalam mengajarkan bagi norma-norma atau aturan-aturan dan melaksanakan nilai-nilai dalam masyarakat serta pengentasan anak terlantar, memberikan pendidikan pada anak ( memberikan pelayanan pengganti Goode, 2007 : 7 ). orang tua atau wali anak dalam penting dan Sementara dalam kehidupan anak terlantar dengan pelayanan dan memenuhi kebutuhan fisik, mental nyata, tidak semua anak bernasib dan baik, tidak semua anak dapat tumbuh sehingga memperoleh kesempatan dan berkembang dalam kehidupan yang luas, tepat, dan memadai bagi keluarga yang harmonis dan ideal. perkembangan kepribadiannya sesuai Beberapa anak dihadapkan pada dengan yang diharapkan sebagian suatu kondisi dimana mereka harus dari generasi penerus bangsa (Depsos berpisah RI, 2004:4). dari keluarga seperti menjadi anak yatim piatu, anak tidak 2 sosial kepada anak asuh Melalui panti asuhan, anak orang lain sehingga panti mengambil dididik dengan berbagai disiplin ilmu alih dalam merawat anak tersebut pengetahuan dengan yang dapat cara mengenalkan dan mengembangkan diri anak, dan dapat mengajarkan kepada mereka nilai membentuk perilaku anak menjadi dan norma yang ada di lingkungan anak yang mandiri dan membentuk panti asuhan. sikap diri anak, membuat anak memperoleh konsep diri Penanaman nilai dan norma yang sangatlah penting bagi anak-anak sempurna sesuai dengan ilmu agama asuh, sehingga menjadi anak yang mandiri belakang masing-masing anak dari dan memiliki masa depan yang keluarga yang berbeda-beda. Oleh cerah. karena itu dibutuhkan nilai dan Berdasarkan observasi yang karena memandang latar norma mendasari yang perilaku dan peneliti lakukan di panti asuhan sikap mereka agar lebih baik lagi. ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo terdapat Penelitian ini menggunakan delapan orang anak asuh yang baru teori pertukaran, pertukaran yang masuk di panti asuhan mereka dikemukakan oleh Peter M. Blau. berasal dari keluarga yang berbeda- Teori pertukaran menurut Peter M. beda, mereka di masukkan ke panti Blau lebih memusatkan perhatian asuhan karenakan faktor ekonomi pada perilaku manusia dan melandasi keluarga yang kurang memadai dan hubungan antar individu maupun ada juga yang dikarenakan kedua antar kelompok. Konsep pertukaran orang tua mereka yang sudah tiada sosial Blau terbatas pada tindakan dan tidak ada keluarga yang mau yang merawat mereka sehingga nilai-nilai pemberian hadiah dari orang lain dan norma yang seharusnya di tindakan yang segera berhenti bila dapatkan di dalam keluarga tidak di reaksi yang diharapkan tidak kunjung dapatkan oleh anak tersebut seperti datang, orang saling tertarik karena anak tersebut tidak paham cara berbagai alasan membujuk untuk melaksanakan shalat, membaca al- membangun kelompok sosial. Untuk qu’ran serta sopan santun terhadap membentuk kelompok suatu ikatan 3 tergantung pada reaksi hadiah saling mereka berikan (Ritzer, asuhan ‘aisyiyah. (2). Wawancara, 2011:372). wawancara dilakukan ini dilakukan Perumusan masalah dalam oleh pihak-pihak yang bersangkutan, penelitian ini adalah: upaya pengurus dalam panti dalam menerapkan nilai dan dilakukan dalam kategori In-depth norma kepada anak baru di panti interview asuhan Aisyiyah Cabang Nanggalo dengan cara bertatap muka dengan Kota Padang. Tujuan dari penelitian informan, dengan maksud ini adalah untuk mendeskripsikan mendapatkan gambaran lengkap upaya tentang topik yang diteliti (Bungin, pengurus panti dalam penelitian (wawancara 158). wawancara mendalam) menerapkan nilai dan norma kepada 2011 anak yang baru di panti asuhan wawancara ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Kota istirahat supaya aktifitas pekerjaan Padang. yang dilakukan informan penelitian METODE PENELITIAN tidak terganggu. Wawancara dengan ini : ini Untuk dilakukan pada proses jam Pendekatan dalam penelitian informan penelitian dilakukan tidak adalah secara dengan tipe pendekatan deskriptif. kualitatif bersamaan, untuk lokasi Teknik wawancara dilakukan di panti asuhan pemilihan informan dalam penelitian ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Kota adalah purposive sampling. Adapun Padang. (3). Studi Dokumen yang Informan penelitian berjumlah 16 diperoleh dari dokumen yang peneliti orang. Jenis data yang digunakan dapatkan dari panti asuhan seperti dalam penelitian ini adalah data profil panti asuhan, data anak dipanti primer dan data sekunder. Metode asuhan, dan data anak yang baru pengumpulan data dalam penelitian masuk di panti asuhan, data sarana ini diantaranya : (1) Observasi, dan prasarana yang dimiliki dipanti dimana observasi dilakukan dengan asuhan, data tentang aturan yang ada mengamati aktifitas yang dilakukan di panti asuhan. dengan mengamati pengurus panti Unit analisis dalam penelitian dalam menerapkan nilai dan norma ini adalah kelompok yaitu pengurus kepada anak yang baru dipanti panti asuhan beserta staff lainnya 4 yang terlibat Adapun dalam analisis penelitian. data asuhan kepada anak yang baru dalam masuk pada saat mereka masuk penelitian ini yaitu menurut Milles kelingkungan dan 20). ‘Aisyiyah. Hal ini bertujuan agar Diantaranya yaitu : pengumpulan anak baru dapat menyesuaikan diri data, reduksi data, penyajian data, dengan nilai yang ada didalam Panti dan penarikan kesimpulan. Asuhan HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan pengurus panti 1. menerapkan nilai religius kepada Huberman, 1992 : Upaya Pengurus Panti Dalam Menerapkan Nilai Sosial Kepada Anak Yang Baru Dipanti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Kota Padang Panti ‘Aisyiyah. Asuhan Upaya yang dalam anak asuh yaitu dengan cara hafalan surat, shalat pendidikan dan memberikan agama dengan cara mendatangkan ustadz dan ustadzah. Upaya merupakan segala 1). Menetapkan Hafalan Ayat Al Qur’an sesuatu yang bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal supaya dapat Kegiatan berdaya guna dan berhasil sesuai manfaat hal dilakukan oleh pihak panti dalam tersebut menerapkan nilai agama. Adanya dilaksanakan. Salah satunya upaya hafalan ayat bertujuan agar anak yangdilkukan oleh pengurus panti asuh selalu mengingat ayat-ayat al- dalam menerapkan nilai dan norma quran agar tidak lupa. Hafalan ayat kepada anak yang baru yaitudengan cara memperkenalkan nilai ini dilakukan didalam mushalla yang dan dilakukan norma, memberikan contoh teladan terhadap anak yang baru ayat merupakan salah satu upaya yang dengan maksud, tujuan dan fungsi serta hafalan oleh ibu asuh yang bernama Ratni, S.Ag. Cara yang dan dilakukan agar para anak asuh mengamati sikap dari anak asuh mudah menghafal secara cepat yaitu tersebut. dengan mendengarkan lantunan ayat Pengenalan nilai yang ada di al-qur’an Panti Asuhan ‘Aisyiyah disampaikan secara berulang-ulang minimal 3 kali. Sedangkan secara oleh Ibuk Nurlela selaku kepala Panti manual yaitu dengan cara ayat demi 5 ayat dan selalu mengulangi sampai melaksanakan shalat berjemaah yang anak asuh hafal. dilakukan setiap harinya. Kegiatan hafalan al-qur’an ini Sholat berjemaah ini dilakukan dilakukan tiga kali dalam satu bulan. Kegiatan hafalan dilakukan didalam mesjid, ini Apabila anak asuh yang baru masuk berkelompok tidak melaksanakan shalat maka al-qur’an secara bersama-sama dengan membedakan kelompok anak diberi yang baru masuk dengan anak yang melakukan kesalahan yang sama lama maka menetap di panti asuhan nasehat anak jika baru anak akan baru diberi ‘Aisyiyah. Hal tersebut dilakukan, konsekuensi mengingat anak yang baru masuk dipukul tangannya sebanyak tiga kali belum mengerti mengenai baca tulis hal al-qur’an. menerapkan Ibu Ratni, hafalan S.Ag al-qur’an 2 juz. shalat seperti agar anak tepat pada waktunya. 3). Mendatangkan Ustadz dan Ustadzah masuk dan anak yang lama menetap sebanyak bertujuan melaksanakan kepada anak asuh baik anak baru yaitu ini (hukuman) Hafalan Mendatangkan ustadz dan tersebut dapat disetor dalam tiap ustadzah merupakan upaya yang minggu yaitu 10 ayat al-qur’an dilakukan oleh pengurus panti dalam sampai mereka hafal sebanyak 2 juz menambah wawasan anak dipanti al-qur’an. asuhan dengan mendalami ajaran 2). Sholat Berjema’ah agama Sholat dilakukan berjemaah pengurus panti yang seperti wirid. Wirid ini diberikan oleh para ustadz dan untuk uztadzah dengan membimbing anak yang baru dengan memperkenalan menghimbau anak-anak agar segera seperti melaksanakan sholat, apabila dipagi sejarah kebudayaan islam. Wawasan hari anak akan dibangunkan dengan agama ini diberikan oleh pengurus cara mengetuk pintu setiap kamar panti sekali dalam satu bulan dengan anak, supaya segera melaksanakan mendatangkan ustadz dan ustadzah. shalat, yaitu dengan cara 6 pelajaran tujuan agama fiqih, akidah, akhlak dan Pemberian wirid ini dilakukan dan memberikan contoh yang baik di dalam mushalla pada pukul 10.00 terhadap anak (Goode, 2007 : 7). sampai dengan pukul 12.00 WIB dan Sejak dilahirkan seorang anak setiap anak asuh harus mengikuti terutama dari balita sampai dewasa pendidikan agama yang diberikan hidupnya sangat bergantung kepada oleh ustadz dan ustadzah di dalam orang tuanya atau saudara dekatnya mushallah, adapun anak yang lama di lingkungan keluarga, ia akan dengan anak yang baru dibagi dalam menirukan apa yang diajarkan oleh dua kelompok biasanya ini sering orang tuanya seperti belajar makan, ditujukan ke anak yang baru dengan dan mengajarkan bagaimana cara sholat makan yang benar, dan cara-cara berwhudu, menghormati orang yang lebih tua. dan mempelajari tajwid, jika anak Lingkungan asuh tidak menjadi contoh tauladan bagi anak- mengikuti wirid tersebut maka anak anak asuh yaitu ibu asuh yang ada asuh mendapatkan konsekuensi dari dipanti asuhan. pengurus 1) Menutupi Aurat yang baru panti masuk asuhan yaitu mencontohkan membuat ayat al-qur’an satu buku isi pakai Panti tidak tangan panti kiri asuhan asuhan boleh dan yang mengajarkan empat puluh. kepada anak asuh dalam mengenakan 4). Memberikan Tauladan pakaian dengan cara menutup aurat. Tauladan merupakan sesuatu Pakaian secara umum dipahami yang patut ditiru atau baik untuk sebagai alat untuk melindungi tubuh. dicontoh Sedangkan tentang perbuatan, islam kelakukan, dan sifat. Dalam keluarga pakaian yang berperan dalam memberikan simbol contoh tauladan kepada anak yaitu kehormatan dan kesederhanaan bagi keluarganya tuanya. seseorang, yang dapat melindungi Keluarga merupakan sebuah lembaga diri berbagai bahaya yang mungkin yang memiliki perananan penting mengancam dirinya, dalam proses perkembangan anak bersih dan atau orang yang menganggap dikenakan identitas, rapi jati adalah diri, berpakaian menutup aurat merupakan suatu hal yang sangat 7 penting bagi setiap orang, baik itu di menundukkan keluarga maupun di tempat lainnya. dihadapan orang yang lebih tua dan Panti menerapkan tidak ikut campur pada saat orang tua aturan berpakaian kepada anak asuh, lagi berbicara dengan orang lain dan salah satunya dengan mengarahkan mengucapkan salam apabila masuk kepada anak terutama terhadap anak dan keluar dari rumah, dengan baru masuk agar memakai pakaian adanya pembinaan yang dilakukan yang oleh pengurus panti hendaknya dapat asuhan rapi. telah Pengurus panti kepala lewat mengumpulkan anak-anak didalam membiasakan ruangan dengan memberitahukan dan bersikap baik dimana pun meraka memberikan contoh kepada anak berada. seperti berpakaian menutup aurat 2) Upaya Pengurus Panti Dalam Menerapkan Norma Sosial Kepada Anak Yang Baru di Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Kota Padang yang menggunakan baju yang dalam atau menggunakan longdress dan memakai jilbab yang menutupi dada. Hal ini bertujuan agar anak asuh terbiasa untuk berpakaian anak jika asuh selalu Upaya merupakan segala sesuatu rapi yang dimanapun mereka berada. bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal supaya dapat berdaya guna dan berhasil sesuai 2). Bersikap Sopan Bersikap sopan juga salah dengan maksud, tujuan dan fungsi satu upaya yang dilakukan oleh serta pengurus panti dalam menerapkan dilaksanakan. Salah satunya upaya norma terhadap anak yang baru yang dilakukan oleh pengurus panti masuk. Pengajaran untuk bersikap dalam menerapkan nilai dan norma sopan para pengurus mengumpulkan kepada anak yang baru yaitu dengan anak asuh yang baru masuk ke dalam cara kantor. Dimana para anak asuh yang norma, memberikan contoh tauladan baru masuk diberi nasehat apabila terhadap bersikap terhadap orang lain. Seperti mengamati sikap dari anak asuh tidak menggunakan nada yang keras tersebut. pada orang yang lebih tua, 8 manfaat hal memperkenalkan anak yang tersebut nilai baru dan dan 1). Wajib Menjaga Kebersihan Lingkungan Kebersihan terutama ke anak yang baru menempati panti asuhan, anak dibagi lingkungan dalam sebuah kelompok antara anak merupakan hal yang tidak bisa yang baru dengan anak lama dengan terpisahkan dari kehidupan manusia tujuan dan melaksanakan merupakan unsur yang agar mereka bisa kegiatan tersebut fundamental dalam ilmu kesehatan dengan cara dan pencegahan, yang dimaksud supaya mereka dengan yaitu aturan dan kegiatan yang ada di panti menciptakan lingkungan yang sehat asuhan yang dilaksanakan setiap tidak harinya. kebersihan mudah terserang berbagai kekeluargaannya, terbiasa dengan Apabila anak asuh tidak penyakit seperti demam berdarah. Ini melaksanakan kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan menciptakan maka suatu lingkungan yang bersih, indah hukuman dan nyaman (Soemirat, 2011:8). sekolah. Upaya yang dilakukan oleh dilingkungan asuh seperti akan diberi dipotong jajan 2). Gotong Royong pengurus panti dalam menerapkan kebersihan anak Tidak hanya tugas piket salah panti satu aturan yang diterapkan dipanti asuhan, pertama membuat slogan dan asuhan yaitu gotong royong. Gotong menempelkannya royong merupakan bentuk kerja bakti di dinding lingkungan panti asuhan, slogan itu yang dilakukan secara bertuliskan “kebersihan sebagian dari sama. Biasaya gotong royong ini iman’’. tersebut dilakukan di pertengahan bulan. merupakan salah satu membiasakan Gotong royong ini dilakukan untuk menjaga membersihkan adanya slogan kebersihan. Kedua, bersama- lingkungan panti pengurus panti menerapkan piket asuhan agar indah dipandang oleh kepada anak asuh seperti membuat mata. jadwal piket setiap kamar dan piket membersihkan selokan, pekarangan secara bergantian. panti asuhan dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan pengurus panti bertujuan ke anak Seperti Upaya asuh, gotong royong yang dilakukan oleh pihak panti dalam menerapkan aturan 9 dengan cara gotong royong. Kegiatan memberitahu gotong royong ini diadakan setiap dengan tata tertib panti asuhan salah pertengahan bulan tujuannya agar satunya yaitu tidak dibenarkan keluar dapat membiasakan selalu hidup lingkungan panti asuhan tanpa seizin bersih berada. pengurus. Jika anak yang baru masuk Apabila bila kita bersih maka akan ingin keluar dari lingkungan panti dihindarkan asuhan dimanapun dari kita segala macam kepada maka anak anak asuh asuh penyakit. memberitahukan kepada pihak panti. 3). Tidak Dibenarkan Meninggalkan Panti Tanpa Seizin Pengurus Apabila jika ada anak panti yang melanggar maka diberi hukuman dengan Salah satu aturan yang meninggalkan uang jajan mereka. diterapkan dipanti asuhan yaitu tidak dibenarkan memotong Sebagaimana panti yang telah dijelaskan oleh Peter M. Blau tentang asuhan tanpa seizin pengurus, aturan teori pertukaran hal ini terlihat ketika tersebut dikenalkan kepada anak nilai dan norma yang ditanamkan asuh ketika anak baru pertama kali dan berada dilingkungan panti asuhan, diterapkan dilingkungan keluarga sangatlah berbeda dengan jika anak asuh ingin keluar dari nilai lingkungan panti asuhan hendaknya dan norma yang ada di lingkungan panti asuhan, perbedaan terlebih dahulu meminta izin kepada tersebut terlihat cara yang dilakukan pengurus. Apabila anak yang baru oleh pihak panti asuhan dalam keluar tanpa seizin pengurus maka menerapkan nilai dan norma secara akan diberikan teguran, apabila hal rutinitas. Apabila diantara anak asuh yang sama terus menerus dilakukan yang tidak menerapkan nilai dan oleh anak asuh yang baru maka akan norma yang di ajarkan oleh pengurus dipulangkan kembali kepada wali panti maka diberikan teguran dan mereka. konsekuensi atau hukuman begitu Upaya yang dilakukan oleh juga sebaliknya. pihak panti dalam menerapkan aturan dengan cara memperkenalkan atau 10 dan Analisis Sekunder. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai upaya pengurus Milles, Matthew B&A. Huberman, 1992. Analsis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia. panti dalam menerapkan nilai dan norma Ritzer, George. 2011. TeoriSosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern.Yogyakarta: PustakaPelajar kepada anak yang baru masuk di panti asuhan Nanggalo Kota ‘aisyiyah Cabang Padang terdapat berbagai upaya yang dilakukan oleh pengurus panti yaitu 1). Menetapkan Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Grafindo Persada. Hafalan ayat, 2). Sholat Berjemaah, 3). Mendatangkan Ustazd dan Ustadzah, 4). Memberikan tauladan, 5). Membagi tugas piket, 6).gotong royong, 7).Tidak dibenarkan meninggalkan panti seizin pengurus. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Psikokologi Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo. Bungin, Burhan. 2011 Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Departemen Sosial RI. 2004. Acuan Pelayanan Sosial. Dirjen Pelayanan dan Rehabilitas Sosial. Goode, J. William. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT Bumi Aksara. Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya. Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kualitatif : Analisis 11