upaya pengurus panti dalam menerapkan nilai dan norma kepada

advertisement
UPAYA PENGURUS PANTI DALAM MENERAPKAN NILAI DAN
NORMA KEPADA ANAK YANG BARU DIPANTI ASUHAN ‘AISYIYAH
CABANG NANGGALO KOTA PADANG
Cindi Aprima Yanti ¹, Marleni ², Sri Rahmadani ²
¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
² Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
Background of this research by situation children future live them by must
saparated their family until them familiar with value and norm in circle family so,
orphanage appear recognize to lead children value and norm lecture by them, the
presently useful by comunity circle purpose of the research is the orphanage
managements efforts in implementing value and norms to the newly admitted
children in the orphanage at ‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Padang city. The theory
used in this research was the social exchanged by Peter M. Blau this research was
a qualitative research, and the used informan purposive sampling technique. The
data of this research was observation interview and documents study then, the
data analysis of the research was interactive models Milles and Huberman (1)
Data Collection, (2) Data Reduction (3) Data Presentation, (4) Conclusion. It
conclusion the efforts that’s by orphanage’s management to be informant the
values and norms at the orphanage is (a) Determine to memorized, (b) Making
Prayers Schedule, (c) Show religion theacher, (d) Giving Model, (e) Share Works,
(f) No be Able leave orphanage without allow management.
Keywords : Value and Norm, Orphanage, Phase of children Developmental.
PENDAHULUAN
oleh
perkawinan,
belum
dapat
dikatakan sebagai perkawinan.
Keluarga adalah suatu kesatuan
Faktor-faktor
sosial terkecil yang terdiri dari ayah,
yang
melatar
ibu, dan anak-anaknya yang belum
belakangi individu membentuk suatu
menikah (Soekanto, 2012:2). Ikatan
keluarga
keluarga pada dasarnya didahului
kebutuhan biologis, untuk pembagian
oleh suatu perkawinan. Meskipun
tugas
seorang laki-laki dan perempuan
nafkah) dan demi hari tua kelak
sudah tinggal bersama di dalam satu
artinya setelah anak dewasa, anak
rumah, namun jika belum didahului
berkewajiban
1
yaitu
untuk
(mendidik
memenuhi
anak,
untuk
mencari
memberikan
kasih sayang kepada orang tua
mampu dan anak terlantar, dengan
(Ahmadi, 2007 : 235).
kondisi
Keluarga
merupakan
suatu
mereka
disorganisasi
mengalami
keluarga
tersebut,
lembaga informal yang mempunyai
proses pengajaran nilai-nilai dan
beberapa fungsi, ada tiga fungsi
norma-norma
yang
pokok yang mendasari fungsi dari
masyarakat
menjadi
keluarga,
mendapat
yaitu
fungsi
biologis,
ada
perhatian,
dalam
kurang
selain
itu
fungsi afeksi dan fungsi sosialisasi.
pendidikan juga terabaikan, maka
Lingkungan
juga
salah satu cara yang dilakukan agar
sebagai
anak tetap dalam pengasuhan adalah
berpengaruh
keluarga
bagi
anak
individu dalam proses terbentuknya
dengan
sikap, selain lingkungan pendidikan,
tersebut di dalam suatu wadah, yaitu
sekolah dan masyarakat (Helmawati,
panti asuhan.
2014 : 50).
menampung
Panti
Keutuhan
asuhan
anak-anak
adalah
suatu
keluarga
sangat
lembaga usaha kesejahteraan sosial
diperlukan
dalam
yang mempunyai tanggung jawab
pengasuhan anak. Orang tua sangat
untuk memberikan pelayanan sosial
berperan penting dalam mengajarkan
bagi
norma-norma atau aturan-aturan dan
melaksanakan
nilai-nilai dalam masyarakat serta
pengentasan
anak
terlantar,
memberikan pendidikan pada anak (
memberikan
pelayanan
pengganti
Goode, 2007 : 7 ).
orang tua atau wali anak dalam
penting
dan
Sementara dalam kehidupan
anak
terlantar
dengan
pelayanan
dan
memenuhi kebutuhan fisik, mental
nyata, tidak semua anak bernasib
dan
baik, tidak semua anak dapat tumbuh
sehingga memperoleh kesempatan
dan berkembang dalam kehidupan
yang luas, tepat, dan memadai bagi
keluarga yang harmonis dan ideal.
perkembangan kepribadiannya sesuai
Beberapa anak dihadapkan pada
dengan yang diharapkan sebagian
suatu kondisi dimana mereka harus
dari generasi penerus bangsa (Depsos
berpisah
RI, 2004:4).
dari
keluarga
seperti
menjadi anak yatim piatu, anak tidak
2
sosial
kepada
anak
asuh
Melalui panti asuhan, anak
orang lain sehingga panti mengambil
dididik dengan berbagai disiplin ilmu
alih dalam merawat anak tersebut
pengetahuan
dengan
yang
dapat
cara
mengenalkan
dan
mengembangkan diri anak, dan dapat
mengajarkan kepada mereka nilai
membentuk perilaku anak menjadi
dan norma yang ada di lingkungan
anak yang mandiri dan membentuk
panti asuhan.
sikap diri anak, membuat anak
memperoleh
konsep
diri
Penanaman nilai dan norma
yang
sangatlah penting bagi anak-anak
sempurna sesuai dengan ilmu agama
asuh,
sehingga menjadi anak yang mandiri
belakang masing-masing anak dari
dan memiliki masa depan yang
keluarga yang berbeda-beda. Oleh
cerah.
karena itu dibutuhkan nilai dan
Berdasarkan observasi
yang
karena
memandang
latar
norma mendasari yang perilaku dan
peneliti lakukan di panti asuhan
sikap mereka agar lebih baik lagi.
‘Aisyiyah Cabang Nanggalo terdapat
Penelitian
ini
menggunakan
delapan orang anak asuh yang baru
teori pertukaran, pertukaran yang
masuk di panti asuhan mereka
dikemukakan oleh Peter M. Blau.
berasal dari keluarga yang berbeda-
Teori pertukaran menurut Peter M.
beda, mereka di masukkan ke panti
Blau lebih memusatkan perhatian
asuhan karenakan faktor ekonomi
pada perilaku manusia dan melandasi
keluarga yang kurang memadai dan
hubungan antar individu maupun
ada juga yang dikarenakan kedua
antar kelompok. Konsep pertukaran
orang tua mereka yang sudah tiada
sosial Blau terbatas pada tindakan
dan tidak ada keluarga yang mau
yang
merawat mereka sehingga nilai-nilai
pemberian hadiah dari orang lain
dan norma yang seharusnya di
tindakan yang segera berhenti bila
dapatkan di dalam keluarga tidak di
reaksi yang diharapkan tidak kunjung
dapatkan oleh anak tersebut seperti
datang, orang saling tertarik karena
anak tersebut tidak paham cara
berbagai alasan membujuk untuk
melaksanakan shalat, membaca al-
membangun kelompok sosial. Untuk
qu’ran serta sopan santun terhadap
membentuk kelompok suatu ikatan
3
tergantung
pada
reaksi
hadiah saling mereka berikan (Ritzer,
asuhan ‘aisyiyah. (2). Wawancara,
2011:372).
wawancara dilakukan ini dilakukan
Perumusan
masalah
dalam
oleh pihak-pihak yang bersangkutan,
penelitian ini adalah: upaya pengurus
dalam
panti dalam menerapkan nilai dan
dilakukan dalam kategori In-depth
norma kepada anak baru di panti
interview
asuhan Aisyiyah Cabang Nanggalo
dengan cara bertatap muka dengan
Kota Padang. Tujuan dari penelitian
informan,
dengan
maksud
ini adalah untuk mendeskripsikan
mendapatkan
gambaran
lengkap
upaya
tentang topik yang diteliti (Bungin,
pengurus
panti
dalam
penelitian
(wawancara
158).
wawancara
mendalam)
menerapkan nilai dan norma kepada
2011
anak yang baru di panti asuhan
wawancara
‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Kota
istirahat supaya aktifitas pekerjaan
Padang.
yang dilakukan informan penelitian
METODE PENELITIAN
tidak terganggu. Wawancara dengan
ini
:
ini
Untuk
dilakukan
pada
proses
jam
Pendekatan dalam penelitian
informan penelitian dilakukan tidak
adalah
secara
dengan
tipe
pendekatan
deskriptif.
kualitatif
bersamaan,
untuk
lokasi
Teknik
wawancara dilakukan di panti asuhan
pemilihan informan dalam penelitian
‘Aisyiyah Cabang Nanggalo Kota
adalah purposive sampling. Adapun
Padang. (3). Studi Dokumen yang
Informan penelitian berjumlah 16
diperoleh dari dokumen yang peneliti
orang. Jenis data yang digunakan
dapatkan dari panti asuhan seperti
dalam penelitian ini adalah data
profil panti asuhan, data anak dipanti
primer dan data sekunder. Metode
asuhan, dan data anak yang baru
pengumpulan data dalam penelitian
masuk di panti asuhan, data sarana
ini diantaranya : (1) Observasi,
dan prasarana yang dimiliki dipanti
dimana observasi dilakukan dengan
asuhan, data tentang aturan yang ada
mengamati aktifitas yang dilakukan
di panti asuhan.
dengan mengamati pengurus panti
Unit analisis dalam penelitian
dalam menerapkan nilai dan norma
ini adalah kelompok yaitu pengurus
kepada anak yang baru dipanti
panti asuhan beserta staff lainnya
4
yang
terlibat
Adapun
dalam
analisis
penelitian.
data
asuhan kepada anak yang baru
dalam
masuk pada saat mereka masuk
penelitian ini yaitu menurut Milles
kelingkungan
dan
20).
‘Aisyiyah. Hal ini bertujuan agar
Diantaranya yaitu : pengumpulan
anak baru dapat menyesuaikan diri
data, reduksi data, penyajian data,
dengan nilai yang ada didalam Panti
dan penarikan kesimpulan.
Asuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pengurus panti
1.
menerapkan nilai religius kepada
Huberman,
1992
:
Upaya Pengurus Panti Dalam
Menerapkan
Nilai
Sosial
Kepada Anak Yang Baru
Dipanti Asuhan ‘Aisyiyah
Cabang
Nanggalo
Kota
Padang
Panti
‘Aisyiyah.
Asuhan
Upaya
yang
dalam
anak asuh yaitu dengan cara hafalan
surat,
shalat
pendidikan
dan
memberikan
agama
dengan
cara
mendatangkan ustadz dan ustadzah.
Upaya
merupakan
segala
1). Menetapkan Hafalan Ayat Al
Qur’an
sesuatu yang bersifat mengusahakan
terhadap sesuatu hal supaya dapat
Kegiatan
berdaya guna dan berhasil sesuai
manfaat
hal
dilakukan oleh pihak panti dalam
tersebut
menerapkan nilai agama. Adanya
dilaksanakan. Salah satunya upaya
hafalan ayat bertujuan agar anak
yangdilkukan oleh pengurus panti
asuh selalu mengingat ayat-ayat al-
dalam menerapkan nilai dan norma
quran agar tidak lupa. Hafalan ayat
kepada anak yang baru yaitudengan
cara
memperkenalkan
nilai
ini dilakukan didalam mushalla yang
dan
dilakukan
norma, memberikan contoh teladan
terhadap
anak
yang
baru
ayat
merupakan salah satu upaya yang
dengan maksud, tujuan dan fungsi
serta
hafalan
oleh
ibu
asuh
yang
bernama Ratni, S.Ag. Cara yang
dan
dilakukan agar para anak asuh
mengamati sikap dari anak asuh
mudah menghafal secara cepat yaitu
tersebut.
dengan mendengarkan lantunan ayat
Pengenalan nilai yang ada di
al-qur’an
Panti Asuhan ‘Aisyiyah disampaikan
secara
berulang-ulang
minimal 3 kali. Sedangkan secara
oleh Ibuk Nurlela selaku kepala Panti
manual yaitu dengan cara ayat demi
5
ayat dan selalu mengulangi sampai
melaksanakan shalat berjemaah yang
anak asuh hafal.
dilakukan setiap harinya.
Kegiatan hafalan al-qur’an ini
Sholat berjemaah ini dilakukan
dilakukan tiga kali dalam satu bulan.
Kegiatan
hafalan
dilakukan
didalam
mesjid,
ini
Apabila anak asuh yang baru masuk
berkelompok
tidak melaksanakan shalat maka
al-qur’an
secara
bersama-sama
dengan membedakan kelompok anak
diberi
yang baru masuk dengan anak yang
melakukan kesalahan yang sama
lama
maka
menetap
di
panti
asuhan
nasehat
anak
jika
baru
anak
akan
baru
diberi
‘Aisyiyah. Hal tersebut dilakukan,
konsekuensi
mengingat anak yang baru masuk
dipukul tangannya sebanyak tiga kali
belum mengerti mengenai baca tulis
hal
al-qur’an.
menerapkan
Ibu
Ratni,
hafalan
S.Ag
al-qur’an
2
juz.
shalat
seperti
agar
anak
tepat
pada
waktunya.
3). Mendatangkan Ustadz dan
Ustadzah
masuk dan anak yang lama menetap
sebanyak
bertujuan
melaksanakan
kepada anak asuh baik anak baru
yaitu
ini
(hukuman)
Hafalan
Mendatangkan
ustadz
dan
tersebut dapat disetor dalam tiap
ustadzah merupakan upaya yang
minggu yaitu 10 ayat al-qur’an
dilakukan oleh pengurus panti dalam
sampai mereka hafal sebanyak 2 juz
menambah wawasan anak dipanti
al-qur’an.
asuhan dengan mendalami ajaran
2). Sholat Berjema’ah
agama
Sholat
dilakukan
berjemaah
pengurus
panti
yang
seperti
wirid.
Wirid ini
diberikan oleh para ustadz dan
untuk
uztadzah
dengan
membimbing anak yang baru dengan
memperkenalan
menghimbau anak-anak agar segera
seperti
melaksanakan sholat, apabila dipagi
sejarah kebudayaan islam. Wawasan
hari anak akan dibangunkan dengan
agama ini diberikan oleh pengurus
cara mengetuk pintu setiap kamar
panti sekali dalam satu bulan dengan
anak, supaya segera melaksanakan
mendatangkan ustadz dan ustadzah.
shalat,
yaitu
dengan
cara
6
pelajaran
tujuan
agama
fiqih, akidah, akhlak dan
Pemberian wirid ini dilakukan
dan memberikan contoh yang baik
di dalam mushalla pada pukul 10.00
terhadap anak (Goode, 2007 : 7).
sampai dengan pukul 12.00 WIB dan
Sejak dilahirkan seorang anak
setiap anak asuh harus mengikuti
terutama dari balita sampai dewasa
pendidikan agama yang diberikan
hidupnya sangat bergantung kepada
oleh ustadz dan ustadzah di dalam
orang tuanya atau saudara dekatnya
mushallah, adapun anak yang lama
di lingkungan keluarga, ia akan
dengan anak yang baru dibagi dalam
menirukan apa yang diajarkan oleh
dua kelompok biasanya ini sering
orang tuanya seperti belajar makan,
ditujukan ke anak yang baru dengan
dan
mengajarkan bagaimana cara sholat
makan
yang benar, dan cara-cara berwhudu,
menghormati orang yang lebih tua.
dan mempelajari tajwid, jika anak
Lingkungan
asuh
tidak
menjadi contoh tauladan bagi anak-
mengikuti wirid tersebut maka anak
anak asuh yaitu ibu asuh yang ada
asuh mendapatkan konsekuensi dari
dipanti asuhan.
pengurus
1) Menutupi Aurat
yang
baru
panti
masuk
asuhan
yaitu
mencontohkan
membuat ayat al-qur’an satu buku isi
pakai
Panti
tidak
tangan
panti
kiri
asuhan
asuhan
boleh
dan
yang
mengajarkan
empat puluh.
kepada anak asuh dalam mengenakan
4). Memberikan Tauladan
pakaian dengan cara menutup aurat.
Tauladan merupakan sesuatu
Pakaian
secara
umum
dipahami
yang patut ditiru atau baik untuk
sebagai alat untuk melindungi tubuh.
dicontoh
Sedangkan
tentang
perbuatan,
islam
kelakukan, dan sifat. Dalam keluarga
pakaian
yang berperan dalam memberikan
simbol
contoh tauladan kepada anak yaitu
kehormatan dan kesederhanaan bagi
keluarganya
tuanya.
seseorang, yang dapat melindungi
Keluarga merupakan sebuah lembaga
diri berbagai bahaya yang mungkin
yang memiliki perananan penting
mengancam
dirinya,
dalam proses perkembangan anak
bersih
dan
atau
orang
yang
menganggap
dikenakan
identitas,
rapi
jati
adalah
diri,
berpakaian
menutup
aurat
merupakan suatu hal yang sangat
7
penting bagi setiap orang, baik itu di
menundukkan
keluarga maupun di tempat lainnya.
dihadapan orang yang lebih tua dan
Panti
menerapkan
tidak ikut campur pada saat orang tua
aturan berpakaian kepada anak asuh,
lagi berbicara dengan orang lain dan
salah satunya dengan mengarahkan
mengucapkan salam apabila masuk
kepada anak terutama terhadap anak
dan keluar dari rumah, dengan
baru masuk agar memakai pakaian
adanya pembinaan yang dilakukan
yang
oleh pengurus panti hendaknya dapat
asuhan
rapi.
telah
Pengurus
panti
kepala
lewat
mengumpulkan anak-anak didalam
membiasakan
ruangan dengan memberitahukan dan
bersikap baik dimana pun meraka
memberikan contoh kepada anak
berada.
seperti berpakaian menutup aurat
2) Upaya Pengurus Panti Dalam
Menerapkan Norma Sosial
Kepada Anak Yang Baru di
Panti Asuhan ‘Aisyiyah Cabang
Nanggalo Kota Padang
yang menggunakan baju yang dalam
atau menggunakan longdress dan
memakai jilbab yang menutupi dada.
Hal
ini bertujuan agar anak asuh
terbiasa
untuk
berpakaian
anak
jika
asuh
selalu
Upaya merupakan segala sesuatu
rapi
yang
dimanapun mereka berada.
bersifat
mengusahakan
terhadap sesuatu hal supaya dapat
berdaya guna dan berhasil sesuai
2). Bersikap Sopan
Bersikap sopan juga salah
dengan maksud, tujuan dan fungsi
satu upaya yang dilakukan oleh
serta
pengurus panti dalam menerapkan
dilaksanakan. Salah satunya upaya
norma terhadap anak yang baru
yang dilakukan oleh pengurus panti
masuk. Pengajaran untuk bersikap
dalam menerapkan nilai dan norma
sopan para pengurus mengumpulkan
kepada anak yang baru yaitu dengan
anak asuh yang baru masuk ke dalam
cara
kantor. Dimana para anak asuh yang
norma, memberikan contoh tauladan
baru masuk diberi nasehat apabila
terhadap
bersikap terhadap orang lain. Seperti
mengamati sikap dari anak asuh
tidak menggunakan nada yang keras
tersebut.
pada
orang
yang
lebih
tua,
8
manfaat
hal
memperkenalkan
anak
yang
tersebut
nilai
baru
dan
dan
1). Wajib Menjaga Kebersihan
Lingkungan
Kebersihan
terutama
ke
anak
yang
baru
menempati panti asuhan, anak dibagi
lingkungan
dalam sebuah kelompok antara anak
merupakan hal yang tidak bisa
yang baru dengan anak lama dengan
terpisahkan dari kehidupan manusia
tujuan
dan
melaksanakan
merupakan
unsur
yang
agar
mereka
bisa
kegiatan
tersebut
fundamental dalam ilmu kesehatan
dengan
cara
dan pencegahan, yang dimaksud
supaya
mereka
dengan
yaitu
aturan dan kegiatan yang ada di panti
menciptakan lingkungan yang sehat
asuhan yang dilaksanakan setiap
tidak
harinya.
kebersihan
mudah
terserang
berbagai
kekeluargaannya,
terbiasa
dengan
Apabila anak asuh tidak
penyakit seperti demam berdarah. Ini
melaksanakan kebersihan lingkungan
dapat dicapai dengan menciptakan
maka
suatu lingkungan yang bersih, indah
hukuman
dan nyaman (Soemirat, 2011:8).
sekolah.
Upaya
yang dilakukan
oleh
dilingkungan
asuh
seperti
akan
diberi
dipotong
jajan
2). Gotong Royong
pengurus panti dalam menerapkan
kebersihan
anak
Tidak hanya tugas piket salah
panti
satu aturan yang diterapkan dipanti
asuhan, pertama membuat slogan dan
asuhan yaitu gotong royong. Gotong
menempelkannya
royong merupakan bentuk kerja bakti
di
dinding
lingkungan panti asuhan, slogan itu
yang dilakukan secara
bertuliskan “kebersihan sebagian dari
sama. Biasaya gotong royong ini
iman’’.
tersebut
dilakukan di pertengahan bulan.
merupakan salah satu membiasakan
Gotong royong ini dilakukan untuk
menjaga
membersihkan
adanya
slogan
kebersihan.
Kedua,
bersama-
lingkungan
panti
pengurus panti menerapkan piket
asuhan agar indah dipandang oleh
kepada anak asuh seperti membuat
mata.
jadwal piket setiap kamar dan piket
membersihkan selokan, pekarangan
secara bergantian.
panti asuhan dan sebagainya.
Hal tersebut dilakukan pengurus
panti
bertujuan
ke
anak
Seperti
Upaya
asuh,
gotong
royong
yang dilakukan
oleh
pihak panti dalam menerapkan aturan
9
dengan cara gotong royong. Kegiatan
memberitahu
gotong royong ini diadakan setiap
dengan tata tertib panti asuhan salah
pertengahan bulan tujuannya agar
satunya yaitu tidak dibenarkan keluar
dapat membiasakan selalu hidup
lingkungan panti asuhan tanpa seizin
bersih
berada.
pengurus. Jika anak yang baru masuk
Apabila bila kita bersih maka akan
ingin keluar dari lingkungan panti
dihindarkan
asuhan
dimanapun
dari
kita
segala
macam
kepada
maka
anak
anak
asuh
asuh
penyakit.
memberitahukan kepada pihak panti.
3). Tidak Dibenarkan
Meninggalkan Panti Tanpa
Seizin Pengurus
Apabila jika ada anak panti yang
melanggar maka diberi hukuman
dengan
Salah
satu
aturan
yang
meninggalkan
uang
jajan
mereka.
diterapkan dipanti asuhan yaitu tidak
dibenarkan
memotong
Sebagaimana
panti
yang
telah
dijelaskan oleh Peter M. Blau tentang
asuhan tanpa seizin pengurus, aturan
teori pertukaran hal ini terlihat ketika
tersebut dikenalkan kepada anak
nilai dan norma yang ditanamkan
asuh ketika anak baru pertama kali
dan
berada dilingkungan panti asuhan,
diterapkan
dilingkungan
keluarga sangatlah berbeda dengan
jika anak asuh ingin keluar dari
nilai
lingkungan panti asuhan hendaknya
dan
norma
yang
ada
di
lingkungan panti asuhan, perbedaan
terlebih dahulu meminta izin kepada
tersebut terlihat cara yang dilakukan
pengurus. Apabila anak yang baru
oleh pihak panti asuhan dalam
keluar tanpa seizin pengurus maka
menerapkan nilai dan norma secara
akan diberikan teguran, apabila hal
rutinitas. Apabila diantara anak asuh
yang sama terus menerus dilakukan
yang tidak menerapkan nilai dan
oleh anak asuh yang baru maka akan
norma yang di ajarkan oleh pengurus
dipulangkan kembali kepada wali
panti maka diberikan teguran dan
mereka.
konsekuensi atau hukuman begitu
Upaya yang dilakukan oleh
juga sebaliknya.
pihak panti dalam menerapkan aturan
dengan cara memperkenalkan atau
10
dan Analisis Sekunder. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai
upaya
pengurus
Milles, Matthew B&A. Huberman,
1992. Analsis Data Kualitatif.
Jakarta : Universitas Indonesia.
panti
dalam menerapkan nilai dan norma
Ritzer, George. 2011. TeoriSosiologi
Dari Sosiologi Klasik
Sampai
Perkembangan
Terakhir
Postmodern.Yogyakarta:
PustakaPelajar
kepada anak yang baru masuk di
panti
asuhan
Nanggalo
Kota
‘aisyiyah
Cabang
Padang terdapat
berbagai upaya yang dilakukan oleh
pengurus panti yaitu 1). Menetapkan
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta : Grafindo
Persada.
Hafalan ayat, 2). Sholat Berjemaah,
3).
Mendatangkan
Ustazd
dan
Ustadzah, 4). Memberikan tauladan,
5). Membagi tugas piket, 6).gotong
royong,
7).Tidak
dibenarkan
meninggalkan panti seizin pengurus.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikokologi
Sosial.
Jakarta : PT Raja
Grafindo.
Bungin, Burhan. 2011 Penelitian
Kualitatif
(Komunikasi,
Ekonomi,Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Departemen Sosial RI. 2004. Acuan
Pelayanan
Sosial.
Dirjen
Pelayanan
dan
Rehabilitas
Sosial.
Goode, J. William. 2007. Sosiologi
Keluarga. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Helmawati.
2014.
Pendidikan
Keluarga. Jakarta : PT Remaja
Rosdakarya.
Martono, Nanang. 2011. Metode
Penelitian Kualitatif : Analisis
11
Download