FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI (Yunus Tjandi) FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI Yunus Tjandi Dosen Jurusan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas pengaruh besarnya arus searah terhadap pengereman motor Induksi 3 phasa, dan memperlihatkan cara kerja rangkaian sistem pengereman arus searah pada motor induksi 3 phasa dengan menggunakan thyristor. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode experimen dalam bentuk pengukuran. Hasil penelitian mengungkapkan : (1) Besar tegangan dan arus searah yang diinjeksikan ke motor dapat diatur, sehingga motor tidak behenti secara mendadak, (2) Besar momen pengereman motor dapat diatur, (3) Pada saat tegangan DC 93V, maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar o 15 untuk memberhentikan motor dalam waktu 0,5 dt, (4) Pada saat tegangan DC 64V, maka dibutuhkan sudut o pemicusebesar 75 untuk memberhentikan motor dalam waktu 1 dt, (5) Pada saat tegangan DC 32V, maka o dibutuhkan sudut pemicusebesar 105 untuk memberhentikan motor dalam waktu 1,9 dt, (6) Pada saat tegangan o DC 0,2V, maka dibutuhkan sudut pemicusebesar 175 untuk memberhentikan motor dalam waktu 4,1 dt, (7) Tanpa melakukan pengereman waktu yang dibuthkan oleh motor Induksi sampai berhenti adalah 5 dt. Perkembangan ilmu pengetahuan dan Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa. teknologi menuntut semakin besar peranan ilmu Prinsip kerja dari suatu motor induksi, dapat kelistrikan utamanya dalam bidang elektronika daya dijelaskan secara sederhana seperti pada gambar 1. dan penggunaan motor-motor listrik di industri. berikut (Abdul Kadir, 1986). Motor induksi merupakan suatu motor yang dicatu arus bolak-balik pada statornya secara langsung, dan pada rotornya dengan imbas atau induksi dari stator. Jadi pada dasarnya motor induksi dapat dipandang sebagai transformator biasa, dimana pada motor induksi daya listrik dialihkan diantara rotor dan stator bersama-samadengan perubahan frekuensi dan aliran daya mekanis. Karena kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik, motor Gambar 1. Prinsip Dasar Motor Induksi induksi merupakan motor AC yang paling banyak digunakan sebagai motor penggerak mesin-mesin produksi pada suatu industri. Pada dasarnya motor induksi terdiri atas dua bagian yaitu : stator atau bagian yang diam, dan Rotor atau bagian yang berputar. Terdapat dua jenis belitan rotor yang biasa digunakan pada motor induksi yaitu : (1). Rotor lilit (wound rotor ), dan (2) Rotor sangkar (squirrel-cage rotor). Cakram konduktor/penghantar dianggap yang sebagai suatu menentang fluks maknetik diantara kutub-kutub maknet sehingga menimbulkan tegangan pada tiap bagian pada cakram yang selanjutnya menimbulkan arus yang disebut arus eddy. Gaya elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus ini, menyebabkan cakram berputar searah dengan gerakan maknit. Prinsip ini sesuai dengan kaidah 29 FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI (Yunus Tjandi) tangan kanan Fleming (Fitzgerald, 1990) dan dapat sistem pengereman secara mekanik timbul rugi-rugi dilihat pada Gambar 2. berikut. yang cukup besar, yakni pada saat motor tersebut Pada motor induksi tiga fasa, gerakan maknit merupakan gerakan maknit putar yang dihasilkan oleh direm, yang dikenal dengan rugi-rugi gesek dan rugirugi daya yang cukup besar (D.A.Bradly, 1987). arus tiga fasa melalui belitan pada stator. Medan Dengan semakin berkembangnya bidang maknetik putar tersebut menginduksikan tegangan elektronika daya, maka sistim pengereman motor- pada rotor, karena rotor terhubung singkat maka motor listrik tiga fasa pada industri-industri dapat timbul arus induksi. Arus induksi inilah yang lebih diarahkan ke sistim pengereman elektrik, menyebabkan timbulnya tenaga gerak pada rotor. mengingat rugi-rugi yang ditimbulkannya relatif lebih Hubungan antara arus pada rotor dan medan kecil. maknetik putar pada stator dijelaskan oleh aturan Mengingat pentingnya sistim pengereman tangan kiri Fleming ( Fitzgerald, 1990), hal ini dapat elektrik (dengan arus searah)tersebut, maka perlu dilihat pada gambar 3. berikut. diteliti lebih dalm sehingga lebih jelas fungsinya. METODE Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu mengadakan pengukuran tegangan arus searah yang diinjeksikan ke motor induksi tiga fasa untuk selang waktu o,5 detik sampai dengan 4,1 detik. Instrumen Penelitian Gbr 2. Kaidah Tangan Kanan Fleming Instrumen penelitian yang digunakan antara lain adalah : 1. Switch Control, 1 buah 2. Thyristor 600V/10A, type TIC 206 M, 1 buah 3. Pembangkit pulsa, 1 unit 4. Motor induksi rotor sangkar tiga fasa , 1,5 HP, 380/220V, 2,7/4,7A, 2830 Rpm, 1 buah Gbr 3. Kaidah Tangan Kiri Fleming Sesuai dengan fungsinya maka Prosedur Penyelenggaraan Penelitian sistem pengereman motor perlu mendapat perhatian terutama untuk keperluan di industri, karena menyangkut Prosedur 1. mekanik dan sistem pengereman secara elektrik. Pada 30 dalam Mempersiapkan peralatan dalam bahan yang akan digunakan 2. Terdapat beberapa teknik pengereman yang ada dewasa ini yaitu sistem pengereman secara digunakan penyelenggaraan penelitian ini adalah sebagai berikut penggunaan daya, pengoperasian yang kontinu dan juga pemeliharaan. yang Mengkalibrasi instrumen yang akan digunakan dengan instrumen standard 3. Merangkai unit instrumen seperti gambar 4. berikut. FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI (Yunus Tjandi) ° sebesar 60 untuk menghentikan motor dalam waktu Control Switch Rangkaian Pemicu SCR Motor 0,9 detik. Pada saat tegangan DC 64 Volt, maka dibutuhkan ° sudut pemicu sebesar 75 untuk menghentikan motor Gbr. 4. Blok Diagram Sistem Pengereman Dengan menggunakan Arus searah (DC) dalam waktu 1 detik. Pada saat tegangan DC 45 Volt, ° maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar 90 untuk menghentikan motor dalam waktu 1,3 detik. Tabel 1. Data hasil Pengujian/pengukuran dari Rangkaian Instrumen yang digunakan Pada saat tegangan DC 32 Volt, maka dibutuhkan ° sudut pemicu sebesar 105 untuk menghentikan motor dalam waktu 1,9 detik. Pada saat tegangan DC 14 Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar ° 120 untuk menghentikan motor dalam waktu 4 detik. Pada saat tegangan DC 0,2 Volt, maka dibutuhkan ° sudut pemicu sebesar 175 untuk menghentikan motor dalam waktu 4,1 detik KESIMPULAN Dari penelitian di dapat bahwa (1) Besar tegangan, arus searah dan momen pengereman yang PEMBAHASAN diinjeksikan ke motor dapat diatur sehingga motor pengujian tidak berhenti secara mendadak, (2) pada saat peralatan menunjukkan bahwa Alat kontrol pemicu tegangan DC 93 V, maka dibutuhkan sudut pemicu sudut pengereman yang dibuat telah berfungsi dengan sebesar 15 baik dimana apabila menggunakan peralatan tersebut detik, (3) pada saat tegangan DC 64 V, maka motor induksi tiga fasa tersebut dapat dihentikan dibutuhkan paling tidak menghentikan motor dalam waktu 1 dt, (4) pada saat menggunakan peralatan tersebut, motor akan berhenti tegangan DC 32 V, maka dibutuhkan sudut pemicu Hasil lama pengolahan 4,1 detik, data dan sedangkan jika dalam waktu 5 detik. Hasil Analisis data mengungkapkan antara lain : Pada saat tegangan DC 93 Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu sebesar ° 15 untuk menghentikan motor dalam waktu 0,5 detik. Pada saat tegangan DC 90 Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu ° o sebesar 105 untuk menghentikan motor selama 0,5 sudut o pemicu sebesar 75 o untuk untuk menghentikan motor selama 1,9 dt, (5) pada saat tegangan DC 0,2 V, maka dibutuhkan o sudut pemicu sebesar 175 untuk menghentikan motor dalam waktu 4,1 detik. DAFTAR PUSTAKA sebesar 30 untuk menghentikan motor dalam waktu 0,8 detik. dibutuhkan Pada saat tegangan DC 86 Volt, maka sudut pemicu sebesar ° 45 untuk menghentikan motor dalam waktu 0,8 detik. Pada saat tegangan DC 78 Volt, maka dibutuhkan sudut pemicu Abdul Kadir. 1986. Mesin Takserempak. Jakarta : Jambatan Sumanto. 1989. Motor Arus Yogyakarta : Andi Off set. Bolak- Balik . 31 FUNGSI ARUS SEARAH PADA PENGEREMAN MOTOR INDUKSI (Yunus Tjandi) Fitzgerald, Charles, Kingsley Jr. Mesin-mesin alistrik. Jakarta : Erlangga. Vedam Subrahmansyam. 1988. Thyristor Control of Electric Drives. McGraw-Hill. Walter N.Alerich. 1965. Electric Motor Control Theory and Applications. D.B. Taraporevals Sons & Co. D.A. Bradley. 1987. Power Nostrand Reinhold. Electronics. Lampiran. Rangkaian kontrol motor, rangkaian kontrol alat pemicu dan gambar alat percobaan 32 Van