(slbn) muara bungo abst - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
STRATEGI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA BAGI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA
NEGERI (SLBN) MUARA BUNGO
Nuraini1, Adiyalmon2, Erningsih2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
1
ABSTRACT
This research background is that in the process of learning to teach
students often do not pay attention to the teacher menjelsakan subject matter that
will be studied hence the required teacher strategy so that the learning process in
accordance with the desired. children of SLB (Tunagrahita) in teaching and
learning process of students many less serious as there are own play, own pensive,
and laugh with friend. the purpose of this study is to describe the strategy of
learning Islam that is used by teachers for children with special needs
(tunagrahita) and to describe the factors inhibiting and supporting the learning of
Islam in SLBN Muara Bungo Jambi Province. In this study using behavioristic
(behavioral) theory proposed by Waston. This research uses qualitative approach
with descriptive type approach. Data collection techniques were conducted by
observation (non-participant) in-depth interviews and document studies. Data
analysis using descriptive method is data obtained in the field arranged
systematically and presented descriptively, so as to give description about existing
problem. Number of informants in this study 5 poeple. From the research results
can be seen that the strategy of teachers in the learning process of religion for
children with special needs in the Muara Bungo SLBN are: 1) Teacher Strategy in
religious learning process For children with special needs, namely a.Individual
Approach, b. Question Answer c. lecture method, d. Method of play. 2) inhibiting
and supporting factors in Islamic learning.
Keywords: Teacher Strategy, Religious learning, Special Needs
PENDAHULUAN
pelatihan. Dari pengertian kamus
Pendidikan
merupakan
terlihat bahwa melalui pendidikan:
tata
laku
satu, orang mengalami pengubahan
orang
sikap dan tata laku; dua, orang
dalam usaha mendewasakan manusia
berproses menjadi dewasa, menjadi
melalui
matang dalam sikap dan tata laku;
perubahan
sikap
seseorang
atau
upaya
dan
kelompok
pengajaran
dan
1
tiga,
proses
pendewasaan
ini
menjadi
dilakukan melalui upaya pengajaran
begitu
penting
dalam
kerangka lebih memperkuat iman
dan pelatihan (Damsar 2011:8-9).
dan
Dalam UDD 1945 pasal 31
negara
pendidikan.
berhak
Hak
agama yang didapatkan menjadi
mendapatkan
lebih sempurna sebagaimana dalam
GBHN
tidak melihat kondisi calon peserta
agama
secara fisik maupun dalam kondisi
memadai. (Jurnal Yustiani S.2019:12).
Rl No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Tunagrahita adalah anak yang
Pendidikan Nasional pada pasal l2
secara nyata mengalami hambatan
ayat 1 bahwa setiap peserta didik
dan keterbelakangan perkembangan
pada setiap satuan pendidikan berhak
mental intelektual jauh dibawah rata-
agama
rata
sesuai dengan agama yang dianutnya
sedemikian
rupa
sehingga
mengalami kesulitan atau mengalami
dan diajarkan oleh pendidik yang
agama
penyempurnaan
oleh sarana dan prasarana yang
laras. Hal ini ditegaskan dalam UU
Pendidikan
melalui
pendidikan nasional yang didukung
grahita, tuna daksa maupun tuna
seagama.
bahwa
lebih terpadu, integral dengan sistem
atau tuna netra, tuna rungu, tuna
pendidikan
dijelaskan
sistem pendidikan agama sehingga
seperti
menyandang cacat dalam penglihatan
mendapatkan
2004
meningkatkan kualitas pendidikan
didik, baik dalam kondisi normal
kelainan,
didik,
yang diperoleh dengan pendidikan
mendapat
pendidikan ini tanpa terkecuali, yaitu
memiliki
peserta
sehingga antara pendidikan umum
ayat 1 ditegaskan, bahwa tiap-tiap
warga
ketakwaan
hambatan
ini
2
yang
evensial
dari
keterbatasan yang dimiliki disaat
mengalami
kesulitan
belajar,
penyesuaian
diri
dengan
Bagi orang yang tidak normal,
karena kelainan dan kekurangannya
maka mereka memerlukan bantuan
yang lebih banyak dalam menjalani
lingkungandan gangguan emosi yang
kehidupan
khususnya
di
bidang
pendidikan. Sehingga mereka dapat
dimiliki (Aljabar 2016:2).
melaksanakan kewajibannya pada
Pendidikan
khusus
masyarakat dan dirinya sendiri.
(pendidikan luar biasa) merupakan
Berdasarkan hasil observasi
pendidikan bagi peserta didik yang
dan wawancara penulis dengan guru
memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti
proses
mata pelajaran agama islam di SLBN
pembelajaran
Muara Bungo, Dan strategi yang
karena kelainan fisik, emosional,
digunakan guru Agama Islam di
mental, sosial. pendidikan khusus
SLBN Muara Bungo adalah strategi
sangat berarti bagi anak berkelainan,
individual dan metode ceramah,
karena memberi landasan yang kuat
bahwa
anak
berkelainan
tanya
perlu
Berdasarkan
memperoleh kesempatan yang sama
dilapangan
sebagaimana yang diberikan kepada
memperoleh
untuk
pendidikan
dan
pengajaran,
berarti
dapat
memperkecil
kesenjangan
angka
anak
berkelainan.
bahwa
peneliti
dalam
proses
saat proses belajar mengajar, siswa
sering keluar masuk kelas saat guru
menjelaskan mata pelajaran. Mata
pelajaran di SLBN Muara Bungo
sama
partisipasi pendidikan anak normal
dengan
pengamatan
dimandingkan metode yang lain. Dan
memberikan kesempatan yang sama
berkelainan
bermain.
sering menggunkan metode ceramah
pendidikan dan pengajaran. Dengan
anak
dan
belajar mengajar guru Agama Islam
anak normal lainnya dalam hal
kepada
jawab,
seperti
mata
pelajaran
disekolah umum yaitu IPS, IPA,
Jadi,
Agama Islam, Matematika, Bahasa
semua orang baik normal maupun
Indonesia, bahasa inggris, PKN, dan
tidak normal mempunyai hak yang
Penjaskes.
sama dalam memperoleh pendidikan.
Dari
semua
mata
pelajaran tersebut peneliti tertarik
3
mengambil mata pelajaran agama.
tersebut maka anak-anak tersebut
Pembelajaran
akan
agama
yang
bisa
memahami
dan
bisa
seharusnya kita ketahui yaitu seperti
mengerti bagaimana cara berwudhu,
bagaimana caranya untuk berwudhu,
bersuci, dan mengerti perilaku baik
bersuci,
berprilaku
dengan
dan buruk yang harus dilakukan
sesama,
bertingkah
sopan
didalam masyarakat, dan memiliki
baik
laku
santun terhadap orang yang lebih tua
karakter
dan mengerti mana yang baik dan
lingkungannya
mana yang buruk yang harus di
sopan santun terhadap orang yang
lakukan dalam masyarakat, maka
lebih
dari itu dengan adanya pembelajaran
agama di SLBN yaitu dalam proses
agama maka kita akan tahu dan
pemelajaran cara penerapkan mata
mengerti mana perbuatan yang layak
pelajarannya
dan perbuatan yang tidak layak yang
sekolah Luar Biasa mereke lebih
harus
didalam
terfokuskan kepada praktek, sebab
masyarakat. Sebab pendidikan agama
jika Cuma dijelaskan secara konsep
sangat dibutuhkan dan diperlukan
saja anak itu susah untuk mengerti
bagi
kita
apa tujuan pemelajaran apa yang
mengetahui apa itu agama, apa
dimaksud dengan pembelajaran itu,
peraturan yang tidak boleh dilakukan
contoh seperti belajar berwudhu dan
didalam
shalat
di
semua
lakukan
orang
agama.
supaya
Maka
dari
itu
yang
tua.
baik
seperti
Karakter
berprilaku
pebelajaran
berbeda
siswa
didalam
kalau
tersebut
akan
dengan adanya pendidikan agama
dipraktekkan
maka seseorang tersebut akan tahu
bagaimana
dan akan mengerti apa perbuatan
Shalat. Kalau disekolah umum dalam
yang
tidak
proses pembelajaran Agama guru
dilarang dari Agama seperti Agama
menjelaskan secara konsep, sebab
islam perbuatan yang baik yang
disekolah
harus
Shalat,
memiliki kemampuan diatas rata-rata
Puasa, pitrah, Dan lain sebagainya.
anak yang Berkebutuhan Khusus dan
Dengan
mereka
dilarang
dilakukan
adanya
dan
yang
seperti
mata
pelajaran
Agama yang diajarkan di SLBN
secara
di
cara
umum
bisa
langsung
Berwudhu
dan
anak-anaknya
memahami
seperti
pengertian berwudhu dan Shalat,
4
anak tersebut bisa memahami apa
suatu kejadian kepada peneliti. Pada
pengertian dari Berwudhu dan Shalat
penelitian ini peneliti melakukan
itu sendiri. Anak umum dan anak
dengan
berkebutuhan khusus itu berbeda,
sampling. Informan yang ditentukan
anak
memiliki
itu harus menjamin validitas data
keterbelakangan yang bagus dan
yang dikumpulkan. Alasan dipilih
memiliki IQ diatas rata-rata.
mekanisme
umum
mereka
kemampuan
anak
disetiap
mekanisme
adalah
purposive
purposive
karena
sampling
penulis
orangnya berbeda-beda, ada yang
menetapkan
memiliki tingkat C dan C1, dimana
Adapun jumlah informan dalam
tingkat C lebih tinggi dari pada C1
penelitian ini adalah sebanyak 5
seperti
orang yaitu 2 orang Guru Agama
dalam
proses
belajar
informan
telah
mengajar siswa tingkat C lebih
Islam.
mudah memahami mata pelajaran
penelitian ini peneliti memilih guru
dari pada C1 sebab C1 dalam proses
kelas sebanyak 2 orang dan kepala
belajar
sekolah 1 orang.
mengajar
memahami
siswa
pelajaran.
sulit
Dari
data yang dikumpulkan dalam dua
anak berkebutuhan khusus seperti
tunarunggu
memperkuat
mendapatkan data atau informasi,
tersebut terdapat pada bentuk-bentuk
A,
untuk
Dalam penelitian ini, untuk
pengertian tingkatan C dan C1
tunanetra
dan
tersebut.
bentuk, yaitu data primer dan data
B,
sekunder. Penelitian ini dilakukan di
tunagrahita C, tunadaksa D, tunalaras
SLBN Muara Bungo, Kecamatan
E, dan cacat ganda G.
Bungo Tengah, Kabupaten Muara
METODOLOGI PENELITIAN
bungo, Provinsi jambi.
Pada penelitian ini peneliti
HASIL
PENELITIAN
menggunakan pendekatan kualitatif,
PEMBAHASAN
dengan tipe deskriptif. informan
pembelajaran
Islam
penelitian adalah orang-orang yang
berfungsi
memberikan informasi baik tentang
ketakwaan dan keimanan kepada
dirinya maupun orang lain bahkan
Allah SWT, yang ditanamkan dalam
5
untuk
Agama
DAN
meningkatkan
lingkungan keluarga dan sekolah,
Agama Di Sekolah Luar Biasa
penanaman
(SLBN) Muara Bungo.
terhadap
nilai-nilai
siswa
berkebutuhan
agama
terutama
khusus,
anak
Strategi
Yang Digunakan Guru SLBN Muara
untuk
Bungo Yaitu:
memperbaiki perilaku sesuai dengan
1. Pendekatan Individual
ajaran agama yang diajarkan, seperti
pembelajaran
dengan
pemahaman, dan keyakinan kita
pendekatan
tentang pentingnya ajaran agama
pembelajaran yang dilakukan guru
islam dalam kehidupan sehari-hari,
secara perorangan atau individu
mencegah
untuk
negatif
perilaku
dari
hal-hal
lingkungan
yang
sekitar,
memberikan
siswa
masyarakat.
memahami
pembelajaran
adalah
perhatian
penuh terhadap masing-masing
seperti berprilaku buruk didalam
Tujuan
individual
agama
supaya
diajarkan.
siswa
mudah
pembelajaran
Karena
yang
pemahaman
islam yaitu untuk meningkatkan
anak disetiap orangnya berbeda-
keimanan,
dan
beda ada yang memiliki tingkat C
pengalaman peserta didik tentang
dan C1 dimana tingkatan C siswa
agama
menjadi
lebih bisa memahami materi yang
orang yang beriman dan bertakwa
diajarkan, kalau tingkatan C1
kepada
Serta
siswa sulit untuk mengerti apa
mengajarkan akhlak mulia kepada
yang diajarkan oleh guru. Maka
peserta
kehidupan
dari itu Materi Pembelajaran yang
sehari-hari, seperti menghargai orang
diajarkan guru secara individual
yang lebih tua dan berprilaku baik
adalah seperti materi membaca
didalam masyarakat. Yaitu bertujuan
huruf
untuk merubah perilaku/ tingkah laku
pendek
sesuai dengan ajaran agama yang
asmaul husna, dan sifat wajib
diajarkan
Allah.
pemahaman,
islam,
Allah
didik
sehingga
SWT.
dalam
ijayah,
membaca
pilihan,
Dari
do’a
mata
surat
pendek,
pelajaran
Pada bab ini akan dibahas hasil
tersebut guru mengajari siswa
penelitian tentang kajian Strategi
secara individu, seperti melihat
Guru Dalam Proses Pembelajaran
jika siswa itu pendiam maka guru
6
mendekati anak satu persatu dan
pelajaran yang sesuai dengan
mangajarkan
untuk
kemampuan siswa Tunagrahita
membaca secara perlahan-lahan
supaya siswa tidak cepat jenuh
tentang materi yang dipelajari
dan
supaya siswa mudah memahami
sering
apa
karena metode ini mudah untuk
siswa
maksud
dan
Tujuan
pembelajaran agama tersebut.
bosan.
Metode
digunakan
ceramah
oleh
guru,
dilakukan. Selain itu, metode ini
2. Metode Tanya Jawab
dapat merangsang peserta didik
Pembelajaran
dengan
untuk belajar mandiri. Materi
menggunakan metode tanya jawab
yang
yaitu seperti adanya kontak antara
pembelajaran
guru dan siswa seperti dalam
yaitu Kisah-kisah Nabi, dan iman
proses
kepada
belajar
menjelaskan
kepada
materi
siswa,
menjelaskan
kepada
mengajar
siswa
pelajaran
setelah
materi
guru
diajarkan
dalam
metode
hari
akhir,
ceramah
Ketentuan
Shalat, perilaku Terpuji, Rukun
guru
Iman, adab buang air besar dan
pelajaran
kecil. Materi pembelajaran dalam
maka
guru
metode ceramah ini yang bisa
melakukan metode tanya jawab
diceritakan
antara guru dan siswa, supaya
supaya siswa bisa memahami
guru mengetahui apakah siswa
maksud
sudah mulai mengerti apa belum
Pembelajaran
materi yang diajarkan. Materi
mata
yang diajarkan dalam metode
dijelaskan.
tanya jawab yaitu semua mata
secara
dan
langsung
tujuannya.
tersebut
pelajaran
yang
seperti
sudah
4. Metode Bermain
pelajaran yang diajarkan.
dalam pembelajaran Agama
3. Metode Ceramah
Islam di SLBN Muara Bungo jika
Pembelajaran dengan metode
siswa merasa Jenuh dan bosan
ceramah adalah menjelasan materi
dalam proses belajar mengajar
pelajaran secara lisan atau secara
maka
langsung
dengan
pembelajaran secara bermain, dan
siswa seperti memberi materi
Bernyanyi. Metode bermain yaitu
antara
guru
7
guru
menggunakan
seperti
bermain
kartu
yaitu
2. Kurikulum
menyusun kartu sesuai dengan
Kurikulum yang tidak sesuai
materi pelajaran yang diajarkan,
dengan kemampuan belajar anak,
kalau
sebab kurikulum yang digunakan
Bernyanyi seperti materi
apa yang sesuai dengan metode
adalah
tersebut. Materi dalam metode
kemampuan
bermain kartu yaitu Huruf ijayah,
(tunagrahita) memiliki dibawah
Dan Rukun Iman. Materi yang
rata-rata anak normal lainnya.
diajarkan
dalam
pembelajaran
praktek
orang
seperti berwudhu, Shalat, cara
tua
sangat
diperlukan
lainnya. orang tua memberikan
penghambat
dan
dukungan kepada anak untuk
pendukung pembelajaran Agama
selalu
Bagi Guru.
tetap
belajar
Faktor penghambat yaitu:
memberi
dalam
tahu
agama islam sangat diperlukan
Guru sangat diperlukan dalam
dalam kehidupan kita sehari-hari,
kalangn pendidik terutama anak
seperti mengajarkan cara kita
yang memiliki Kebutuhan Khusus
anak
seperti
semangat
kepada anak bahwa pembelajaran
1. Guru yang Tidak Memadai
mengajri
SLB
kelainan khusus dari anak normal
yang lebih Tua.
karena
anak
terutama anak yang memiliki
bersalam ketika bertemu orang
Fakrot
dan
1. Adanya Dukungan Dari Orang
Tua
Dalam pendidikan dukungan
asmaul husna. dan melakukan
secara
2013
Faktor pendukung yaitu:
dengan cara bernyanyi adalah
pembelajaran
kurikulum
Shalat, Berwudhu, Berpuasa, cara
yang
berbuat baik, berakhlak mulia,
memiliki kelainan atau kecacatan
dan menghormati orang yang
seperti kecacatan pada mental
lebih tua.
maka dalam proses pemelajaran
2. Fasilitas yang Memadai
Dengan adanya pasilitas yang
peranan guru sangat dibutuhkan
terutama guru Agama Islam.
memadai maka akan mendukung
proses
belajar
mengajar
dan
pembelajaran agama islam bisa
8
berjalan
dengan
diinginkan,
apa
seperti
pembelajaran
yang
dalam belajar seperti dalam proses
dalam
pembelajaran siswa sering ribut
agama
cara
sendiri
ada
yang
termenung
berwudhu, dengan adanya poto-
sendiri, tertawa sama teman, dan
poto yang memadai maka siswa
ada
akan mudah untuk mengikutinya.
keluar masuk kelas saat guru
juga
yang
berjalan-jalan
Dari hasil diatas dapat dibahas
menjelaskan materi pelajaran dan
bahwa strategi yang guru agama
Hasil belajar anak tidak sesuai
gunakan dalam proses belajar
dengan
mengajar di SLBN Muara Bungo
kurikulum
adalah strategi individual dan
dengan kemampuan anak seperti
menggunakan metode ceramah,
kurikulum
tanya
bermain,
tersebut siswa yang diharuskan
yang
lebih aktif akan tetapi dalam
jawab,
berdasarkan
dan
sumber
yang
diinginkan,
yang
tidak
2013,
sesuai
kurikulum
didapatkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru juga
belajar mengajar siswa SLBN
selalu lebih aktif.
Muara Bungo (tunagrahita) tidak
Berdasarkan pembahasan dan
sebab kemampuan anak disetiap
memiliki
berbeda-beda
dua
tingkatan
hasil
dan
yang
diketahui
telah
bahwa
Strategi dan metode guru Agama
dalam proses belajar mengajar
tingkatan C siswa lebih mudah
sangat diperlukan terutama pada
memahami materi pelajaran yang
anak-anak
diberikan oleh guru, tetapi kalau
yang
memilik
kebutuhan khusus (Tunagrahita).
C1 siswa sangat sulit untuk bisa
Dalam proses belajar mengajar
memahami penjelasan dari guru
siswa sering merasakan kejenuhan
tentang materi yang diajarkan.
pembelajaran
penelitian
dilakukan,
yaitu
tingkatan C dan C1 dimana
Dalam
yang
KESIMPULAN
bisa menggunakan metode diskusi
orangnya
dan
dan
agama
kebosanan
Maka
dapat
disimpulkan Strategi guru dalam
guru banyak memiliki hambatan
meningkatkan
yaitu kurangnya kemampuan anak
9
pembelajaran
terhadap
SLBN
anak
unagrahita
Muara
Bungo
di
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi
adalah
Penelitian Sosial. Bandung:
sebagai berikut:
a. Strategi
Erlangga University Press.
dalam
Pembelajaran
Proses
Guru
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi
Agama
Pendidikan.
Islam Bagi Anak Berkebutuhan
Kencana
Khusus
Group
b. Faktor
Penghambat
Prenada
Media
dan
Yustiani S. 2009. Pendidikan Agama
Pendunkung Bagi Guru dalam
Pada Sekolah Luar Biasa
Proses pembelajaran Agama
Jurnal “Analisa” Volume
Islam
XVI, No. 02. Juli-Desember
2009. Hal:1-2.
DAFTAR PUSTAKA
Giyana
Abdurrahman,
2003.
Jakarta:
Pendidikan
Mulyono.
Bagi
Fujiyana
Aljabar.
2016.
Permasalahan Peserta Didik
Anak
Tunagrahita di SLB Hikmah
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Miftahul
Cipta
Skripsi Jurusan Bimbingan
Afrizal.2008.
Pengantar
Penelitian
padang:
Metode
dan
Kualitatif.
Jannah
Konseling.
Padang.
Padang:
Sekolah Tinggi keguruan
Laboraturium
dan
Sosiologi FISIP Unand
(STKIP
10
Ilmu
PGRI
Pendidikan
Sumbar)
Download