KOMPOSISI IKAN DI KAWASAN MANGROVE KENAGARIAN

advertisement
KOMPOSISI IKAN DI KAWASAN MANGROVE KENAGARIAN
KAMBANG BARAT KECAMATAN LENGAYANG
KABUPATEN PESISIR SELATAN
,
,
[email protected]
ABSTRACT
Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan is an area of
mangrove forest which is threatened damaged due to forest conversion,
deforestation, place of cattle farming, flow of household disposal and oil spills
happened through to extinction. This research is conducted on July 2017. The
purpose of this research is to find out the composition of the fishes and physical
and chemical factors of water at mangrove forest in Kambang Barat village,
Lenggayang district of Pesisir Selatan. This research used survey-descriptive
method where the sample were chosen by using purposive random sampling
technique. Result of this research it found 4 ordo, 7 familia, and 8 species of
fishes at Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan. The
highest density comes to Aurigequula fasciata anda Tor tambroides in 0.17
ind/net with frequency 0.17%. The result showed physical and chemical factors
Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan is classified to
standard criteria for fish to live in.
Keywords : Composition, fish, Mangrove.
PENDAHULUAN
ground
Mangrove
(berkembang
biak),
dan
merupakan
nursery ground (tempat asuhan) akan
ekosistem yang berada pada wilayah
membuat ikan-ikan berkumpul dan
intertidal,
menjadi habitat yang cocok bagi ikan
dimana
pada
wilayah
tersebut terjadi interaksi yang kuat
(Suryono, 2013).
antara perairan laut, payau, sungai
Kegiatan
ekploitasi,
konversi
dan terestrial (Martuti, 2013). Hutan
dan alih fungsi hutan mangrove
mangrove berperan sebagai habitat
dapat
alami
perubahan
untuk
satwa
liar
dan
mengakibatkan
ekosistem
terjadinya
pantai.
merupakan daerah asuhan beberapa
Perubahan tersebut seperti instrusi air
hewan akuatik. Fungsi ekosistem
asin, abrasi, punahnya berbagai jenis
mangrove sebagai feeding ground
flora, fauna dan biota tertentu, serta
(mencari
menurunnya keanekaragaman hayati
makanan),
spawning
serta kerusakan habitat yang meluas
sampai daratan (Saparinto, 2007).
Sumatera
Barat
Penurunan
kualitas
dan
kerapatan mangrove menyebabkan
memiliki
berubahnya
struktur
komposisi
beberapa kawasan hutan mangrove,
vegetasi
tersebut
yang
secara
salah satunya terdapat di Kenagarian
langsung
atau
tidak
akan
Kambang
Barat
berpengaruh
Lengayang
Kabupaten
Kecamatan
Pesisir
komunitas
terhadap
biota
struktur
yang
hidup
Selatan yang memiliki luas sekitar
didalamnya, termasuk ikan (Genisa,
907 ha (Badan Pusat Statistik, 2016).
2006 dalam Redjeki, 2013).
Berdasarkan
dan
Penelitian yang relevan telah
wawancara yang dilakukan penulis
dilakukan oleh Yogi (2015) tentang
dengan
penduduk
Jenis-Jenis Ikan Pada Areal Sekitar
sekitar, bahwa hutan mangrove di
Kawasan Hutan Mangrove Di Teluk
daerah
Carocok
salah
ini,
hasil
survey
seorang
vegetasinya
mulai
Tarusan
Kenagarian
terancam rusak karena beberapa
Carocok Anau Kecamatan Koto XI
faktor. Faktor tersebut diantaranya
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan,
adalah konversi hutan mangrove
terdapat 19 spesies dari 4 ordo, dan
menjadi
pertanian,
14 familia ikan dan penelitian oleh
pemukiman, dan penebangan pohon
Redjeki (2013) tentang Komposisi
mangrove yang digunakan untuk
dan Kelimpahan Ikan di Ekosistem
keperluan sehari-hari oleh penduduk
Mangrove di Kedungmalang Japara,
setempat seperti untuk konstruksi
terdapat 10 Familia. Berdasarkan
bangunan dan kayu bakar. Hal ini
latar belakang maka telah dilakukan
disebabkan kurangnya pengetahuan
penelitian yang bertujuan melihat
masyarakat sekitar tentang manfaat
komposisi
dari
perairan
hutan
masyarakat
lahan
mangrove,
menganggap
sehingga
hutan
ikan
di
Kenagarian
serta
kawasan
Kambang
kualitas
mangrove
Barat
mangrove tidak bisa mendatangkan
Kecamatan Lengayang Kabupaten
keuntungan
Pesisir Selatan.
secara
(Kotellat, et.al., 1993)
financial
METODE PENELITIAN
Penelitian
deskriptif,
ini
telah
dengan
pengambilan
sampel secara purposive random
dilaksanakan pada bulan Juli 2017, di
sampling
kawasan
mangrove
Kenagarian
kawasan mangrove yang berbeda.
Kambang
Barat
Kecamatan
Stasiun I di kawasan mangrove yang
Lengayang
kondisi
Pesisir
didominasi oleh Nypa fruticans, yang
sampel
terletak dimuara dengan kondisi air
dilakukan di Laboratorium Zoologi
sungai yang jernih namun bayak
Program Studi Pendidikan Biologi
sampah di dalamnya., muara tersebut
STKIP PGRI Sumatera Barat. Alat-
dijadikan oleh nelayan setempat
alat yang digunakan dalam penelitian
untuk
ini terdiri dari : mistar, jangka
Stasiun II dikawasan mangrove yang
sorong,
plastik
didominasi oleh jenis Sonerotea
dengan ukuran bervariasi, karet,
casiolaris yang terletak di Desa
kotak plastik (stoples) dengan ukuran
Pasar Gompong di belakang rumah
bervariasi, styrofoam, jarum suntik,
penduduk dengan kondisi mangrove
jarum pentul, thermometer Hg, pH
yang terganggu oleh hewan ternak.
Selatan.
meter,
Kabupaten
berdasarkan
Identifikasi
kamera,
Hand
loupe,
memarkirkan
kapalnya.
Refractometer,
erlenmeyer, pipet takar 10 ml, kertas
HASIL DAN PEMBAHASAN
label, alat tulis, sarung tangan, buku
Berdasarkan penelitian yang
identifikasi ikan dan alat tangkap
telah dilakukan pada ke dua stasiun
ikan berupa jaring dengan ukuran
di
mata jaring 1,5 x 1,5 Inchi. Bahan
Kenagarian
yang digunakan berupa formalin
Kecamatan Lengayang Kabupaten
10%, alkohol 70%, amilum, MnSO4,
Pesisir Selatan diperoleh selama
Na2S2O3 dengan kosentrasi 0.025,
penelitian didapatkan 4 ordo, 7
KOH-KI, H2SO4 sampel air untuk
familia dan 8 species.
salinitas dan ikan.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey
kawasan
hutan
Kambang
mangrove
Barat
Tabel 1. Jenis-Jenis Ikan Hasil Penelitian di Kawasan Hutan Mangrove Kenagarian
Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
Ordo
Familia
Species
Nama
Stasiun
Lokal
I
II
Total
1.Clupeiformes
1.Engraulidae
1.Stolepholus commersonnii
Bada
15
0
15
2.Cypriniformes
2.Cyprinidae
2.Tor tambroides
Garing
1
0
1
3.Mugiliformes
3.Mugilidae
3.Mugil cephalus
Belanak
7
1
8
4.Perciformes
4.Ambassidae
4.Ambassis interrupta
Kasai
2
1
3
5.Carangidae
5.Carangoides talamparoides
Batai-Batai
5
4
9
6.Kuhliidae
6.Kuhlia marginata
Kerong
8
8
16
7.Aurigequula fasciata
Tajak- Tajak
1
0
1
8.Eubleekeria splendens
Maco
1
1
2
40
15
55
7.Leiognathidae
Jumlah
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Parameter Lingkungan yang Diukur pada MasingMasing Lokasi Pengambilan sampel
No
Parameter
Stasiun I
Stasiun II
27 - 32
27-30
1
Temperatur (C)
2
pH
6,5 - 6,7
6,2-6,6
3
DO (mg/L)
4,42 - 7,0
6,67 - 7,0
4
Salinitas (ppm)
8.7
3.44
hubungan antara tingkat kerapatan
Berdasarkan hasil penelitian
mangrove dengan jumlah ikan yang
Jenis ikan pada stasiun I lebih
tertangkap.
banyak
mangrove yang rapat jumlah ikan
ditemukan
dibandingkan
dengan stasiun II. Banyaknya jumlah
yang
dan species yang ditemukan
dibandingkan
pada
Pada
tertangkap
ekosistem
lebih
ekosistem
besar
dengan
stasiun 1 diduga berkaitan dengan
vegetasi mangrove yang jarang atau
kondisi stasiun I merupakan kawasan
tanpa vegetasi mangrove. Mangrove
yang sangat berdekatan dengan air
merupakan tempat yang baik bagi
laut dan ekosistem mangrove yang
ikan untuk mencari makan. Menurut
masih rapat. Mudiana (1998) dalam
Noor dkk. (2006) bahwa berbagai
Anakotta (2002) menemukan adanya
jenis ikan, dan udang pada perairan
mangrove merupakan tempat ideal
muara sungai, dermaga yang hidup
sebagai daerah asuhan atau tempat
bergerombolan sehingga jumlahnya
perlindungan,
lebih
tempat
mencari
banyak
ditemukan
makan, dan tempat pembesaran anak
dibandingkan dengan species yang
ikan. Sedangkan stasiun II berada di
lain. Senada dengan pengamatan di
Desa
atas Fitra, dkk. (2016) mengatakan
Pasar
Gompong,
yang
kawasannya jauh dari laut + 3 Km,
bahwa
dan berada di
dan Kuhlia marginata merupakan
penduduk,
belakang rumah
dengan
kondisi
Stolepholus
commersonnii
ikan yang hidup bergerombolan atau
mangrovenya yang jarang. Menurut
berkelompok-kelompok
Davies, et.al. (1995) dalam Indriani,
mencapai
dkk. (2008) kawasan yang ditumbuhi
Kottelat,
oleh
bekaitan
Engraulidae
dengan kawasan perikanan yang
Stolepholus
penting,
merupakan kelompok ikan yang
mangrove
selalu
sehingga
mangrove
akan
hilangnya
menurunkan
ribuan
et.
hingga
ekor.
al.
Menurut
(1993)
dengan
spesies
commersonnii
mempergunakan
familia
daerah
ini
Pantai
produksi perikanan. hal ini dukung
sebagai pemijahan dan pembesaran
oleh
dimana
anakan, telur dan larvanya dapat
faktor fisika dan kimia perairan
dijumpai di daerah muara atau
distasiun
perairan sekitar mangrove.
jurnal
PKSPL-IPB
mempengaruhi
keanekaragaman jenis ikan yang
ditemukan pada kawasan tersebut.
Jenis ikan yang paling banyak
Sementara itu species ikan
yang paling sedikit ditemukan adalah
Aurigequula
fasciata,
Tor
ditemukan adalah Kuhlia marginata
tambroides yang memiliki kepadatan
sebanyak 16 ekor dengan kepadatan
0.16
2,66
kepadatan ikan Tor tambroides di
ind./jaring
selanjutnya
ind./jaring,
Stolepholus commersonnii sebanyak
lokasi
15 ekor dengan kepadatan yakni 2,5
tingginya tingkat penangkapan oleh
ind./jaring. Hal ini disebabkan karena
penduduk setempat, hal ini sangat
Kuhlia marginata dan Stolepholus
terkait dengan daging ikan Tor
commersonnii
tambroides yang enak dan mahal
memiliki habitat di
penelitian
Rendahnya
diduga
akibat
harganya. Sesuai hasil wawancara
kualitas air sungai dan berdampak
dengan penduduk setempat jika tidak
pada ikan. Menurut
terjadi hujan dan air sungai berwarna
jernih
maka
warga
Nilai similaritas (IS) ikan antar
setempat
stasiun penelitian berkisar 76,92%
menangkap ikan pada malam hari
dapat dinyatakan memiliki indeks
dengan alat tembak dan jaring, jenis
kesamaan yang relatif sama (sangat
Tor tambroides ini menjadi target
mirip). Faktor fisika kimia dan
utama perburuan mereka. Habitat asli
biologis antar stasiun dapat dikatakan
dari ikan Tor tambroides dasar
hampir sama.
berupa
Indeks diversitas (H’) adalah
bebatuan, kerikil dan pasir, warna air
indeks yang menunjukkan banyak
yang jernih dan lingkungan yang
tidaknya jenis atau individu yang
terdapat tumbuhan tingkat tinggi.
ditemukan pada perairan (Soegianto
Ikan Tor tambroides ini ke muara
(1994)
diduga kurangnya makanan di habitat
Berdasarkan
aslinya. Menurut Haryono (2006)
diketahui
bahwa
keanekaragaman
perairan
yang
umumnya
ikan
hasil
2013).
penelitian
bahwa
indeks
tertinggi
menyukai kepiting, moluska, dan
terdapat pada stasiun
I dengan
buah beringin (Ficus sp). Oleh
jumlah 1.58 sedangkan terendah
karena itulah ikan Tor tambroides
pada stasiun II dengan nilai 1.16.
ditemukan di muara karena ikan
lebih
tersebut
untuk
keanekaragaman ikan pada stasiun I
Berkurangnya
disebabkan lebih banyaknya jenis
Kepadatan Aurigequula fasciata dan
ikan yang ditemukan pada stasiun I
Tor
yaitu 8 species sedangkan pada
makanannya.
tambroides,
tambroides
Jukri,
ikan
mencari
Tor
dalam
kepiting
diduga
karena
tingginya
daerah penelitian banyak terdapat
stasiun
sampah dan limbah rumah tangga
Berdasarkan indeks keanekaragamn
yang masuk ke dalam badan perairan
Shanon-Wienner
sehingga
bahwa nilai indeks keanekragaman
menyebabkan
kualitas
II
hanya
indeks
(H’),
perairan tercemar, yang secara tidak
termasuk
langsung
melimpah (Sedang).
berpengaruh
terhadap
6
kedalam
species.
diketahui
kategori
Untuk nilai indeks dominansi
Hasil pengukuran faktor fisika
didapatkan nilai pada stasiun I
kimia
sebesar 0,23 dan stasiun II sebesar
Mangrove
0,34.
Barat
Indeks
Dominansi
(D)
perairan
Kawasan
Kenagarian
Hutan
Kambang
Kecamatan
Lengayang
digunakan untuk menggambarkan
Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh
ada
yang
hasil pengukuran suhu berkisar 27-
mendominansi pada suatu komunitas
32°C. Menurut Prihartono (2004),
pada tiap habitat (Yuliana, dkk.
Pertumbuhan
2012). Berdasarkan hasil penelitian
diperlukan
bahwa nilai indeks dominansi antar
berkisar 20oC-32oC. Berdasarkan hal
species ikan tertinggi pada stasiun I
tersebut suhu perairan pada masing-
yaitu
masing
tidaknya
species
species
Stolepholus
commersonnii dengan nilai 0,14 dan
dengan
nilai
Tingginya
indeks
Stolepholus
commersonnii
Kuhlia
0,28.
dominansi
marginata
dan
dikarenakan
yang
temperatur
stasiun
baik
optimum
layak
untuk
keasaman
(pH)
kehidupan ikan.
pada stasiun II adalah species Kuhlia
marginata
ikan
Derajat
merupakan faktor lingkungan yang
dijadikan
faktor
ekosistem
pembatas
perairan
pada
(Barus,1996).
Hasil penelitian menunjukkan nilai
species tersebut memiliki habitat di
pH
muara sungai, dermaga yang hidup
Menurut Cahyono (2001) bahwa pH
bergerombolan
untuk mendukung kehidupan ikan
ribuan
ekor
Berdasarkan
hingga
(Fitra,
mencapai
dkk
kriteria
perairan
berkisar
6,2-6,7.
2016).
berkisar pada pH 5-8,7. Secara
Indeks
keseluruhan,
nilai
pH
Dominansi Simpson dalam Augusta
didapatkan
dari
kedua
& Evi (2014) hasil perhitungan pada
penelitian
masih
masing-masing species menunjukkan
kehidupan biota perairan.
yang
stasiun
mendukung
nilai < 0,5 dengan demikian dapat
Hasil
disimpulkan secara umum dikawasan
pengukuran
hutang
Kanagarian
terlarut diperairan berkisar 4.42-7,0
Kambang Barat memiliki dominansi
mg/L, DO pada stasiun I berkisar
jenis yang rendah.
4,42-7,0 sedangkan pada stasiun II
mangrove
penelitian
terhadap
kandungan
oksigen
6,2-7,0 mg/L. Menurut Kordi (2010)
ikan.
untuk pertumbuhan dan reproduksi
kelarutan oksigen terlarut berkurang
ikan
dengan
laut,
kandungan
terlarutnya
minimal
sedangkan
kandungan
oksigen
3
Efendi
(2003)
meningkatnya
mg/L,
sehingga
kadar
optimum
cendrung
lebih
adalah antara 5-6 mg/L.
Salinitas
Menurut
salinitas,
oksigen
rendah
dilaut
daripada
kadar oksigen diperairan tawar. Hal
tempat
penelitian
ini sesuai dengan hasil penelitian
pada dua stasiun yaitu berkisar antara
dimana DO pada stasiun I rendah dan
2-6%. Salinitas ditempat penelitian
salinitas
masih mendukung untuk kehidupan
karena lokasi pada stasiun I dekat
ikan. menurut Nontji (1987) air tawar
dengan air laut, sementara DO pada
memiliki nilai salinitas antara 0-0,5
stasiun II tinggi dan salinitas rendah
ppt, dan air payau 0,5-17 ppt dan air
karena lokasi pada stasiun II yang
laut di atas 17 ppt. Pengaruh salinitas
jaun dari laut yang jaraknya sekitar
pada ikan terjadi dalam proses
+3 Km.
osmoregulasi.
yang
didapatkan
tinggi
Jenis ikan dikawasan hutan
Salinitas tertinggi terdapat pada
mangove
Kanagarian
stasiun I, hal ini terjadi karena
Barat
stasiun I adalah daerah muara sungai
Kabupaten
yang merupakan daerah pertemuan
didapatkan 4 ordo, 7 familia dan 8
antara air sungai dan air laut
species
sehingga
dibandingkan
jumlah
ikan
yang
Kecamatan
Kambang
Lengayang
Pesisir
yang
tergolong
penelitian
Redjeki
pada
daripada di stasiun II. Sedangkan
Komposisi dan Kelimpahan Ikan di
stasiun II memiliki salinitas rendah
Ekosistem
karena daerah ini merupakan daerah
Kedungmalang, Jepara. Dimana di
yang
mendapatkan
dapatkan 10 Familia ikan. kemudian
pasokan air laut, sehingga jumlah
penelitian yang dilakukan oleh Yogi
ikan yang didapatkan sedikit dari
tahun (2015) tentang jenis-jenis ikan
stasiun
di sekitar kawasan mangrove Teluk
I.
untuk
Salinitas
dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup
Carocok
(2013)
rendah
ditemukan distasiun I lebih banyak
jauh
tahun
Selatan
tentang
Mangrove
Tarusan
di
didapatkan
Ilmu
Hewani
Tropika.
Fakultas
Perikanan
Universitas Kristen Palangka
Raya
sebanyak 4 ordo 14 familia dan 19
species.
KESIMPULAN
Komposisi ikan di kawasan
Mangrove
Barat
Kenagarian
Kambang
Kecamatan
Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan
terdiri dari 4 ordo, 7 familia dan 8
spesies. Pada Stasiun I memiliki
Kepadatan 6.67 ind/jaring, Frekuensi
kehadiran 3.01, Indeks Diversitas
Anakotta, A.R.F. 2002. Studi
Kebiasaan Makanan IkanIkan Yang Tertangkap Di
Sekitar Mangrove Pantai
Oesapa dan Oebelo Teluk
Kupang-NTT.(Tesis).
Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2016. Luas
Daerah Pesisir Selatan. Badan
Statistika Kabupaten Pesisir
Selatan.
1.58, Indeks Dominansi 0.23 dan
pada stasiun II memiliki Kerapatan
2.51 ind/jaring, Frekuensi Kehadiran
1.68, Indeks Diversitas 1.16, Indeks
Dominansi
0.34
dan
keanekaragaman 76.92%
Barus,
T.A. 1996.
Metodologi
Ekologis Untuk Menilai
Kualitas Perairan Lotik .
Jurusan
biologi. FMIPA.
USU
nilai
dengan
kriteria sangat mirip.
Faktor fisika-kimia diperairan
Kawasan
Mangrove
Kenagarian
Kambang
Barat
Kecamatan
Lengayang
Kabupaten
Pesisir
Selatan menunjukkan bahwa keadaan
perairan yang masih layak dan
normal bagi kehidupan ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Augusta, T.S., & Evi, S.U. 2016.
Analisis Hubungan Kualitas
Air Terhadap Komunitas
Zooplankton dan Ikan di
Danau Hanjalutung. Jurnal
Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di
Perairan Umum. Kanisius:
Yogyakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
Air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya
Dan
Lingkungan
Perairan.
Kanisius.Yogyakarta..
Fitrah, S.S., dkk. 2016. Identifikasi
Jenis Ikan Diperairan Laguna
Gampoeng Pulot Kecamatan
leupung Aceh Besar.
Haryono. 2006. Aspek Biologi Ikan
Tambra (Tor tambroides Blkr.)
yang Eksotik dan Langka
sebagai Dasar Domestikasi.
(Jurnal).
Jurusan
Biologi
FMIPA UNS Surakarta.
Indriani,
dkk.
2008.
Keanekaragaman
Spesie
Tumbuhan Pada Kawasan
Mangrove
Nipah
(Nypa
fruticans Wurmb). Di Kec.
Pulau Rimau Kab. Banyuasin
Sumatera Selatan. (Jurnal).
Jurusan
Biologi
FMIPA,
Universitas
Sriwijaya,
Sumatera Selatan, Indonesia.
Jukri, M. 2013. Keanekaragaman
Jenis Ikan Di Sungai Lamunde
Kecamatan
Watubangga
Kabupaten Kolaka Propinsi
Sulawesi Tenggara. (Jurnal).
Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perikanan FPIK
Universitas Haluoleo Kendiri.
Kordi, M.G.H & A. Tamsil. (2010).
Pembenihan
Ikan
laut
Ekonomis Secara Buatan. Andi
Offset: Yogyakarta.
Kottelat, M., A.J. Whitten., S.N.
Kartikasari
and
S.
Wirjoadmojo.
1993.
Freshwater fishes of western
Indonesia
and
Sulawesi.
Pereplus: Singapore.
Martuti,
NKT.
2013.
Keanekaragaman Mangrove Di
Wilayah Tapak, Tugurejo,
Semarang. Jurnal. FMIPA.
Universitas Negeri Semarang.
Noor, Y.R, M. Khazali, I N,N,
Suryadiputra. 2006. Panduan
Pengenalan
Mangrove
di
Indonesia. Bogor. Wetlands
International
dan
Ditjen
PHKA.
Piranti, A.S. Baku Mutu Air Untuk
Budidaya
Ikan.
Fakultas
Biologi Unsoed Purwokerto.
PKSPL-IPB.
2001.
Kajian
Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Nelayan Pada Musim Timur
dan Musim Barat Kaitannya
Dengan Pemanfaatan Sumber
Daya Pesisir. Jurnal. Institut
Petanian Bogor.
Purnobasuki,
Hery.
2012.
Pemanfaatan Hutan Mangrove
sebagai penyimpanan karbon.
Buletin
PSL.
Universitas
Surabaya.
Prihartono. E. 2004. Permasalahan
Ikan Gurami Dan Solusinya.
Penebar Swadaya. Jakarta
Redjeki, S. 2013. Komposisi dan
Kelimpahan Ikan di Ekosistem
Mangrove di Kedungmalang,
Jepara. Jurnal Ilmu Kelautan.
Universitas Diponegoro.
Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan
Ekosistem Mangrove. Effhar
offset Semarang. Semarang
Suryono, A 2013. Sukses Usaha
Pembibitan mangrove Sang
Penyelamat Pulau. Pustaka
Baru Press. Yogyakarta
Yogi, P. 2015. Jenis-Jenis Ikan Pada
Areal Sekitar Kawasan Hutan
Mangrove Di Teluk Carocok
Tarusan Kenagarian Carocok
Anau Kecamatan Koto Xi
Tarusan
Kabupaten Pesisir
Selatan. (Skripsi). STKIP PGRI
Sumatera Barat.
Yuliana, Adiwilaga, E. M., Harris, E,
& Pratiwi, N.T.M. 2012.
Hubungan Antara Kelimpahan
Fitoplankton
Dengan
Parameter
Fisika-Kimiawi
Perairan
Diteluk
Jakarta.
Jurnal
Akuatika.
Institut
Pertanian Bogor.
Download