KOMPOSISI IKAN DI KAWASAN MANGROVE KENAGARIAN KAMBANG BARAT KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN , , [email protected] ABSTRACT Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan is an area of mangrove forest which is threatened damaged due to forest conversion, deforestation, place of cattle farming, flow of household disposal and oil spills happened through to extinction. This research is conducted on July 2017. The purpose of this research is to find out the composition of the fishes and physical and chemical factors of water at mangrove forest in Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan. This research used survey-descriptive method where the sample were chosen by using purposive random sampling technique. Result of this research it found 4 ordo, 7 familia, and 8 species of fishes at Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan. The highest density comes to Aurigequula fasciata anda Tor tambroides in 0.17 ind/net with frequency 0.17%. The result showed physical and chemical factors Kambang Barat village, Lenggayang district of Pesisir Selatan is classified to standard criteria for fish to live in. Keywords : Composition, fish, Mangrove. PENDAHULUAN ground Mangrove (berkembang biak), dan merupakan nursery ground (tempat asuhan) akan ekosistem yang berada pada wilayah membuat ikan-ikan berkumpul dan intertidal, menjadi habitat yang cocok bagi ikan dimana pada wilayah tersebut terjadi interaksi yang kuat (Suryono, 2013). antara perairan laut, payau, sungai Kegiatan ekploitasi, konversi dan terestrial (Martuti, 2013). Hutan dan alih fungsi hutan mangrove mangrove berperan sebagai habitat dapat alami perubahan untuk satwa liar dan mengakibatkan ekosistem terjadinya pantai. merupakan daerah asuhan beberapa Perubahan tersebut seperti instrusi air hewan akuatik. Fungsi ekosistem asin, abrasi, punahnya berbagai jenis mangrove sebagai feeding ground flora, fauna dan biota tertentu, serta (mencari menurunnya keanekaragaman hayati makanan), spawning serta kerusakan habitat yang meluas sampai daratan (Saparinto, 2007). Sumatera Barat Penurunan kualitas dan kerapatan mangrove menyebabkan memiliki berubahnya struktur komposisi beberapa kawasan hutan mangrove, vegetasi tersebut yang secara salah satunya terdapat di Kenagarian langsung atau tidak akan Kambang Barat berpengaruh Lengayang Kabupaten Kecamatan Pesisir komunitas terhadap biota struktur yang hidup Selatan yang memiliki luas sekitar didalamnya, termasuk ikan (Genisa, 907 ha (Badan Pusat Statistik, 2016). 2006 dalam Redjeki, 2013). Berdasarkan dan Penelitian yang relevan telah wawancara yang dilakukan penulis dilakukan oleh Yogi (2015) tentang dengan penduduk Jenis-Jenis Ikan Pada Areal Sekitar sekitar, bahwa hutan mangrove di Kawasan Hutan Mangrove Di Teluk daerah Carocok salah ini, hasil survey seorang vegetasinya mulai Tarusan Kenagarian terancam rusak karena beberapa Carocok Anau Kecamatan Koto XI faktor. Faktor tersebut diantaranya Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, adalah konversi hutan mangrove terdapat 19 spesies dari 4 ordo, dan menjadi pertanian, 14 familia ikan dan penelitian oleh pemukiman, dan penebangan pohon Redjeki (2013) tentang Komposisi mangrove yang digunakan untuk dan Kelimpahan Ikan di Ekosistem keperluan sehari-hari oleh penduduk Mangrove di Kedungmalang Japara, setempat seperti untuk konstruksi terdapat 10 Familia. Berdasarkan bangunan dan kayu bakar. Hal ini latar belakang maka telah dilakukan disebabkan kurangnya pengetahuan penelitian yang bertujuan melihat masyarakat sekitar tentang manfaat komposisi dari perairan hutan masyarakat lahan mangrove, menganggap sehingga hutan ikan di Kenagarian serta kawasan Kambang kualitas mangrove Barat mangrove tidak bisa mendatangkan Kecamatan Lengayang Kabupaten keuntungan Pesisir Selatan. secara (Kotellat, et.al., 1993) financial METODE PENELITIAN Penelitian deskriptif, ini telah dengan pengambilan sampel secara purposive random dilaksanakan pada bulan Juli 2017, di sampling kawasan mangrove Kenagarian kawasan mangrove yang berbeda. Kambang Barat Kecamatan Stasiun I di kawasan mangrove yang Lengayang kondisi Pesisir didominasi oleh Nypa fruticans, yang sampel terletak dimuara dengan kondisi air dilakukan di Laboratorium Zoologi sungai yang jernih namun bayak Program Studi Pendidikan Biologi sampah di dalamnya., muara tersebut STKIP PGRI Sumatera Barat. Alat- dijadikan oleh nelayan setempat alat yang digunakan dalam penelitian untuk ini terdiri dari : mistar, jangka Stasiun II dikawasan mangrove yang sorong, plastik didominasi oleh jenis Sonerotea dengan ukuran bervariasi, karet, casiolaris yang terletak di Desa kotak plastik (stoples) dengan ukuran Pasar Gompong di belakang rumah bervariasi, styrofoam, jarum suntik, penduduk dengan kondisi mangrove jarum pentul, thermometer Hg, pH yang terganggu oleh hewan ternak. Selatan. meter, Kabupaten berdasarkan Identifikasi kamera, Hand loupe, memarkirkan kapalnya. Refractometer, erlenmeyer, pipet takar 10 ml, kertas HASIL DAN PEMBAHASAN label, alat tulis, sarung tangan, buku Berdasarkan penelitian yang identifikasi ikan dan alat tangkap telah dilakukan pada ke dua stasiun ikan berupa jaring dengan ukuran di mata jaring 1,5 x 1,5 Inchi. Bahan Kenagarian yang digunakan berupa formalin Kecamatan Lengayang Kabupaten 10%, alkohol 70%, amilum, MnSO4, Pesisir Selatan diperoleh selama Na2S2O3 dengan kosentrasi 0.025, penelitian didapatkan 4 ordo, 7 KOH-KI, H2SO4 sampel air untuk familia dan 8 species. salinitas dan ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey kawasan hutan Kambang mangrove Barat Tabel 1. Jenis-Jenis Ikan Hasil Penelitian di Kawasan Hutan Mangrove Kenagarian Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Ordo Familia Species Nama Stasiun Lokal I II Total 1.Clupeiformes 1.Engraulidae 1.Stolepholus commersonnii Bada 15 0 15 2.Cypriniformes 2.Cyprinidae 2.Tor tambroides Garing 1 0 1 3.Mugiliformes 3.Mugilidae 3.Mugil cephalus Belanak 7 1 8 4.Perciformes 4.Ambassidae 4.Ambassis interrupta Kasai 2 1 3 5.Carangidae 5.Carangoides talamparoides Batai-Batai 5 4 9 6.Kuhliidae 6.Kuhlia marginata Kerong 8 8 16 7.Aurigequula fasciata Tajak- Tajak 1 0 1 8.Eubleekeria splendens Maco 1 1 2 40 15 55 7.Leiognathidae Jumlah Tabel 2. Nilai Rata-Rata Parameter Lingkungan yang Diukur pada MasingMasing Lokasi Pengambilan sampel No Parameter Stasiun I Stasiun II 27 - 32 27-30 1 Temperatur (C) 2 pH 6,5 - 6,7 6,2-6,6 3 DO (mg/L) 4,42 - 7,0 6,67 - 7,0 4 Salinitas (ppm) 8.7 3.44 hubungan antara tingkat kerapatan Berdasarkan hasil penelitian mangrove dengan jumlah ikan yang Jenis ikan pada stasiun I lebih tertangkap. banyak mangrove yang rapat jumlah ikan ditemukan dibandingkan dengan stasiun II. Banyaknya jumlah yang dan species yang ditemukan dibandingkan pada Pada tertangkap ekosistem lebih ekosistem besar dengan stasiun 1 diduga berkaitan dengan vegetasi mangrove yang jarang atau kondisi stasiun I merupakan kawasan tanpa vegetasi mangrove. Mangrove yang sangat berdekatan dengan air merupakan tempat yang baik bagi laut dan ekosistem mangrove yang ikan untuk mencari makan. Menurut masih rapat. Mudiana (1998) dalam Noor dkk. (2006) bahwa berbagai Anakotta (2002) menemukan adanya jenis ikan, dan udang pada perairan mangrove merupakan tempat ideal muara sungai, dermaga yang hidup sebagai daerah asuhan atau tempat bergerombolan sehingga jumlahnya perlindungan, lebih tempat mencari banyak ditemukan makan, dan tempat pembesaran anak dibandingkan dengan species yang ikan. Sedangkan stasiun II berada di lain. Senada dengan pengamatan di Desa atas Fitra, dkk. (2016) mengatakan Pasar Gompong, yang kawasannya jauh dari laut + 3 Km, bahwa dan berada di dan Kuhlia marginata merupakan penduduk, belakang rumah dengan kondisi Stolepholus commersonnii ikan yang hidup bergerombolan atau mangrovenya yang jarang. Menurut berkelompok-kelompok Davies, et.al. (1995) dalam Indriani, mencapai dkk. (2008) kawasan yang ditumbuhi Kottelat, oleh bekaitan Engraulidae dengan kawasan perikanan yang Stolepholus penting, merupakan kelompok ikan yang mangrove selalu sehingga mangrove akan hilangnya menurunkan ribuan et. hingga ekor. al. Menurut (1993) dengan spesies commersonnii mempergunakan familia daerah ini Pantai produksi perikanan. hal ini dukung sebagai pemijahan dan pembesaran oleh dimana anakan, telur dan larvanya dapat faktor fisika dan kimia perairan dijumpai di daerah muara atau distasiun perairan sekitar mangrove. jurnal PKSPL-IPB mempengaruhi keanekaragaman jenis ikan yang ditemukan pada kawasan tersebut. Jenis ikan yang paling banyak Sementara itu species ikan yang paling sedikit ditemukan adalah Aurigequula fasciata, Tor ditemukan adalah Kuhlia marginata tambroides yang memiliki kepadatan sebanyak 16 ekor dengan kepadatan 0.16 2,66 kepadatan ikan Tor tambroides di ind./jaring selanjutnya ind./jaring, Stolepholus commersonnii sebanyak lokasi 15 ekor dengan kepadatan yakni 2,5 tingginya tingkat penangkapan oleh ind./jaring. Hal ini disebabkan karena penduduk setempat, hal ini sangat Kuhlia marginata dan Stolepholus terkait dengan daging ikan Tor commersonnii tambroides yang enak dan mahal memiliki habitat di penelitian Rendahnya diduga akibat harganya. Sesuai hasil wawancara kualitas air sungai dan berdampak dengan penduduk setempat jika tidak pada ikan. Menurut terjadi hujan dan air sungai berwarna jernih maka warga Nilai similaritas (IS) ikan antar setempat stasiun penelitian berkisar 76,92% menangkap ikan pada malam hari dapat dinyatakan memiliki indeks dengan alat tembak dan jaring, jenis kesamaan yang relatif sama (sangat Tor tambroides ini menjadi target mirip). Faktor fisika kimia dan utama perburuan mereka. Habitat asli biologis antar stasiun dapat dikatakan dari ikan Tor tambroides dasar hampir sama. berupa Indeks diversitas (H’) adalah bebatuan, kerikil dan pasir, warna air indeks yang menunjukkan banyak yang jernih dan lingkungan yang tidaknya jenis atau individu yang terdapat tumbuhan tingkat tinggi. ditemukan pada perairan (Soegianto Ikan Tor tambroides ini ke muara (1994) diduga kurangnya makanan di habitat Berdasarkan aslinya. Menurut Haryono (2006) diketahui bahwa keanekaragaman perairan yang umumnya ikan hasil 2013). penelitian bahwa indeks tertinggi menyukai kepiting, moluska, dan terdapat pada stasiun I dengan buah beringin (Ficus sp). Oleh jumlah 1.58 sedangkan terendah karena itulah ikan Tor tambroides pada stasiun II dengan nilai 1.16. ditemukan di muara karena ikan lebih tersebut untuk keanekaragaman ikan pada stasiun I Berkurangnya disebabkan lebih banyaknya jenis Kepadatan Aurigequula fasciata dan ikan yang ditemukan pada stasiun I Tor yaitu 8 species sedangkan pada makanannya. tambroides, tambroides Jukri, ikan mencari Tor dalam kepiting diduga karena tingginya daerah penelitian banyak terdapat stasiun sampah dan limbah rumah tangga Berdasarkan indeks keanekaragamn yang masuk ke dalam badan perairan Shanon-Wienner sehingga bahwa nilai indeks keanekragaman menyebabkan kualitas II hanya indeks (H’), perairan tercemar, yang secara tidak termasuk langsung melimpah (Sedang). berpengaruh terhadap 6 kedalam species. diketahui kategori Untuk nilai indeks dominansi Hasil pengukuran faktor fisika didapatkan nilai pada stasiun I kimia sebesar 0,23 dan stasiun II sebesar Mangrove 0,34. Barat Indeks Dominansi (D) perairan Kawasan Kenagarian Hutan Kambang Kecamatan Lengayang digunakan untuk menggambarkan Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh ada yang hasil pengukuran suhu berkisar 27- mendominansi pada suatu komunitas 32°C. Menurut Prihartono (2004), pada tiap habitat (Yuliana, dkk. Pertumbuhan 2012). Berdasarkan hasil penelitian diperlukan bahwa nilai indeks dominansi antar berkisar 20oC-32oC. Berdasarkan hal species ikan tertinggi pada stasiun I tersebut suhu perairan pada masing- yaitu masing tidaknya species species Stolepholus commersonnii dengan nilai 0,14 dan dengan nilai Tingginya indeks Stolepholus commersonnii Kuhlia 0,28. dominansi marginata dan dikarenakan yang temperatur stasiun baik optimum layak untuk keasaman (pH) kehidupan ikan. pada stasiun II adalah species Kuhlia marginata ikan Derajat merupakan faktor lingkungan yang dijadikan faktor ekosistem pembatas perairan pada (Barus,1996). Hasil penelitian menunjukkan nilai species tersebut memiliki habitat di pH muara sungai, dermaga yang hidup Menurut Cahyono (2001) bahwa pH bergerombolan untuk mendukung kehidupan ikan ribuan ekor Berdasarkan hingga (Fitra, mencapai dkk kriteria perairan berkisar 6,2-6,7. 2016). berkisar pada pH 5-8,7. Secara Indeks keseluruhan, nilai pH Dominansi Simpson dalam Augusta didapatkan dari kedua & Evi (2014) hasil perhitungan pada penelitian masih masing-masing species menunjukkan kehidupan biota perairan. yang stasiun mendukung nilai < 0,5 dengan demikian dapat Hasil disimpulkan secara umum dikawasan pengukuran hutang Kanagarian terlarut diperairan berkisar 4.42-7,0 Kambang Barat memiliki dominansi mg/L, DO pada stasiun I berkisar jenis yang rendah. 4,42-7,0 sedangkan pada stasiun II mangrove penelitian terhadap kandungan oksigen 6,2-7,0 mg/L. Menurut Kordi (2010) ikan. untuk pertumbuhan dan reproduksi kelarutan oksigen terlarut berkurang ikan dengan laut, kandungan terlarutnya minimal sedangkan kandungan oksigen 3 Efendi (2003) meningkatnya mg/L, sehingga kadar optimum cendrung lebih adalah antara 5-6 mg/L. Salinitas Menurut salinitas, oksigen rendah dilaut daripada kadar oksigen diperairan tawar. Hal tempat penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian pada dua stasiun yaitu berkisar antara dimana DO pada stasiun I rendah dan 2-6%. Salinitas ditempat penelitian salinitas masih mendukung untuk kehidupan karena lokasi pada stasiun I dekat ikan. menurut Nontji (1987) air tawar dengan air laut, sementara DO pada memiliki nilai salinitas antara 0-0,5 stasiun II tinggi dan salinitas rendah ppt, dan air payau 0,5-17 ppt dan air karena lokasi pada stasiun II yang laut di atas 17 ppt. Pengaruh salinitas jaun dari laut yang jaraknya sekitar pada ikan terjadi dalam proses +3 Km. osmoregulasi. yang didapatkan tinggi Jenis ikan dikawasan hutan Salinitas tertinggi terdapat pada mangove Kanagarian stasiun I, hal ini terjadi karena Barat stasiun I adalah daerah muara sungai Kabupaten yang merupakan daerah pertemuan didapatkan 4 ordo, 7 familia dan 8 antara air sungai dan air laut species sehingga dibandingkan jumlah ikan yang Kecamatan Kambang Lengayang Pesisir yang tergolong penelitian Redjeki pada daripada di stasiun II. Sedangkan Komposisi dan Kelimpahan Ikan di stasiun II memiliki salinitas rendah Ekosistem karena daerah ini merupakan daerah Kedungmalang, Jepara. Dimana di yang mendapatkan dapatkan 10 Familia ikan. kemudian pasokan air laut, sehingga jumlah penelitian yang dilakukan oleh Yogi ikan yang didapatkan sedikit dari tahun (2015) tentang jenis-jenis ikan stasiun di sekitar kawasan mangrove Teluk I. untuk Salinitas dapat mempengaruhi kelangsungan hidup Carocok (2013) rendah ditemukan distasiun I lebih banyak jauh tahun Selatan tentang Mangrove Tarusan di didapatkan Ilmu Hewani Tropika. Fakultas Perikanan Universitas Kristen Palangka Raya sebanyak 4 ordo 14 familia dan 19 species. KESIMPULAN Komposisi ikan di kawasan Mangrove Barat Kenagarian Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan terdiri dari 4 ordo, 7 familia dan 8 spesies. Pada Stasiun I memiliki Kepadatan 6.67 ind/jaring, Frekuensi kehadiran 3.01, Indeks Diversitas Anakotta, A.R.F. 2002. Studi Kebiasaan Makanan IkanIkan Yang Tertangkap Di Sekitar Mangrove Pantai Oesapa dan Oebelo Teluk Kupang-NTT.(Tesis). Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Daerah Pesisir Selatan. Badan Statistika Kabupaten Pesisir Selatan. 1.58, Indeks Dominansi 0.23 dan pada stasiun II memiliki Kerapatan 2.51 ind/jaring, Frekuensi Kehadiran 1.68, Indeks Diversitas 1.16, Indeks Dominansi 0.34 dan keanekaragaman 76.92% Barus, T.A. 1996. Metodologi Ekologis Untuk Menilai Kualitas Perairan Lotik . Jurusan biologi. FMIPA. USU nilai dengan kriteria sangat mirip. Faktor fisika-kimia diperairan Kawasan Mangrove Kenagarian Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan bahwa keadaan perairan yang masih layak dan normal bagi kehidupan ikan. DAFTAR PUSTAKA Augusta, T.S., & Evi, S.U. 2016. Analisis Hubungan Kualitas Air Terhadap Komunitas Zooplankton dan Ikan di Danau Hanjalutung. Jurnal Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius: Yogyakarta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Kanisius.Yogyakarta.. Fitrah, S.S., dkk. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Diperairan Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan leupung Aceh Besar. Haryono. 2006. Aspek Biologi Ikan Tambra (Tor tambroides Blkr.) yang Eksotik dan Langka sebagai Dasar Domestikasi. (Jurnal). Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta. Indriani, dkk. 2008. Keanekaragaman Spesie Tumbuhan Pada Kawasan Mangrove Nipah (Nypa fruticans Wurmb). Di Kec. Pulau Rimau Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. (Jurnal). Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia. Jukri, M. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan Di Sungai Lamunde Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. (Jurnal). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan FPIK Universitas Haluoleo Kendiri. Kordi, M.G.H & A. Tamsil. (2010). Pembenihan Ikan laut Ekonomis Secara Buatan. Andi Offset: Yogyakarta. Kottelat, M., A.J. Whitten., S.N. Kartikasari and S. Wirjoadmojo. 1993. Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi. Pereplus: Singapore. Martuti, NKT. 2013. Keanekaragaman Mangrove Di Wilayah Tapak, Tugurejo, Semarang. Jurnal. FMIPA. Universitas Negeri Semarang. Noor, Y.R, M. Khazali, I N,N, Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor. Wetlands International dan Ditjen PHKA. Piranti, A.S. Baku Mutu Air Untuk Budidaya Ikan. Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto. PKSPL-IPB. 2001. Kajian Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nelayan Pada Musim Timur dan Musim Barat Kaitannya Dengan Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir. Jurnal. Institut Petanian Bogor. Purnobasuki, Hery. 2012. Pemanfaatan Hutan Mangrove sebagai penyimpanan karbon. Buletin PSL. Universitas Surabaya. Prihartono. E. 2004. Permasalahan Ikan Gurami Dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta Redjeki, S. 2013. Komposisi dan Kelimpahan Ikan di Ekosistem Mangrove di Kedungmalang, Jepara. Jurnal Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Effhar offset Semarang. Semarang Suryono, A 2013. Sukses Usaha Pembibitan mangrove Sang Penyelamat Pulau. Pustaka Baru Press. Yogyakarta Yogi, P. 2015. Jenis-Jenis Ikan Pada Areal Sekitar Kawasan Hutan Mangrove Di Teluk Carocok Tarusan Kenagarian Carocok Anau Kecamatan Koto Xi Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. (Skripsi). STKIP PGRI Sumatera Barat. Yuliana, Adiwilaga, E. M., Harris, E, & Pratiwi, N.T.M. 2012. Hubungan Antara Kelimpahan Fitoplankton Dengan Parameter Fisika-Kimiawi Perairan Diteluk Jakarta. Jurnal Akuatika. Institut Pertanian Bogor.