1 BAB I MENGENAL GEREJA STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-Gereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Pada satu (1) tahun ini di kelas XI, kita akan memperdalam pengenalan tentang Gereja dan hubungannya dengan dunia. Untuk itu, kita perlu mengenal Gereja, tugas-tugas dan sifatnya, tata hierarki dan kaum awam, serta hubungan Gereja dengan dunia ternasuk penegakkan hak asasi manusia dan penghargaan terhadap hidup manusia. MATERI AGAMA KATOLIK XI 1 2 A. GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH KOMPETENSI DASAR Memahami arti dan makna Gereja sebagai Umat Allah dan Persekutuan Murid-Murid Yesus yang terbuka TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menyebutkan beberapa kutipan Kitab Suci yang menjadi dasar pengertian Gereja sebagai Umat Allah. 2. Menjelaskan arti Gereja sebagai Umat Allah dan konsekuensinya. 3. Menyebutkan contoh kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka hidup menggereja. MATERI AGAMA KATOLIK XI 2 3 PETA KONSEP GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH Arti Gereja Arti dan Makna Gereja Sebagai Umat Allah Dasar dan Konsekuensi Gereja Istilah “Umat Allah” sudah digunakan dalam Perjanjian Lama, yang dimunculkan dan dihidupkan kembali oleh Konsili Vatikan II, karena sudah terlalu lama Gereja menjadi terlalu hierarkis dan didominasi oleh kaum rohaniwan -awam yang adalah mayoritas dalam Gereja. Dengan paham Gereja sebagai Umat Allah, maka diakui kembali kesamaan martabat dan peranan semua anggota Gereja. Semua anggota Gereja memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam hal fungsi. MATERI AGAMA KATOLIK XI 3 4 LANGKAH PERTAMA : (mendalami arti Gereja menurut pengertian kita) 1. Tuliskan pada buku tulismu tentang arti Gereja menurut pengalaman dan pikiranmu sendiri ! 2. Sesudah itu, gambarkanlah Gereja menurut pikiranmu itu dalam sebuah simbol. 3. Kemudian, tulislah penjelasan dari simbol Gereja yang telah kamu gambarkan itu ! LANGKAH KEDUA : (mendalami arti dan makna Gereja sebagai Umat Allah) Bacalah cerita berikut dengan baik dan cermat ! Pada suatu hari Minggu , ada seorang turis dari Eropa mencari-cari gereja di suatu kota kecil di sebuah negara di Amerika Latin. Ia ingin sekali mengikuti misa kudus. Ia sudah mencarinya ke mana-mana, tetapi belum juga ketemu. Ia berpikir, di suatu negeri yang penduduknya 100 % Katolik seperti di Amerika Latin ini seharusnya cukup mudah untuk menemukan sebuah gereja. Sesudah lama mencari, akhirnya ia bertanya kepada seorang bapak yang kebetulan dijumpainya di jalan. “Pak, di mana kiramya ada gereja di sini?” Bapak itu menjawab, “Gereja? Oh … iya, malam ini ada di rumah Pak Lobato. Besok malam di rumah Tante Lusiana. Lusa malam belum ditentukan.” Turis itu terbengongbengong mendengar jawaban bapak itu. Masa gereja dapat berpindah-pindah. Tetapi karena hari sudah mulai malam, ia tidak mau bersoal jawab dengan bapak itu. Turis itu hanya meminta ditunjukkan gereja di rumah Pak Lobato itu. Bapak itu menyanggupinya, sebab kebetulan sekali ia memang sedang dalam perjalanan ke gereja di rumah Pak Lobato. Ketika mereka muncul, banyak orang telah berkumpul. Semua orang kelihatan sangat sederhana dan rumah Pak Lobato juga sangat sederhana. Tetapi suasananya sangat akrab. Turis itu disalami dan diterima dengan penuh rasa persaudaraan. Upacara ibadat sangat meriah, menyapa dan penuh keakraban. Sangat mengesankan. MATERI AGAMA KATOLIK XI 4 5 Tiba-tiba turis itu merasa bahwa ini sungguh suatu Gereja. Gereja yang dia cari sebenarnya hanya suatu gedung mati. Di sini ia sungguh menemukan suatu Gereja yang hidup. Di dalam Gereja seperti ini, ia merasa Tuhan sungguh hadir. Ia sungguh merasakan Roh Tuhan berhembus di sini. Apalah artinya sebuah gedung gereja. Itu toh hanya sebuah simbol dari Gereja yang sesungguhnya, yaitu suatu persekutuan Umat Allah yang dipersatukan oleh Roh Kristus. “gereja” “Gereja” Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Bagaimana gambaran Gereja yang terungkap dalam cerita di atas ? 2. Apa artinya Gereja sebagai Umat Allah ? 3. Mengapa Gereja sebagai Umat Allah dimunculkan lagi oleh Konsili Vatikan II ? 4. Apa ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah ? MATERI AGAMA KATOLIK XI 5 6 PENJELASAN ARTI DAN MAKNA GEREJA “UMAT ALLAH” Jika mendengar kata “Gereja”, apa yang terbayang dalam pikiran kita ? Apakah sebuah gedung atau kumpulan orang ? Biasanya secara spontan Gereja dihubungkan dengan gedung tempat orang Kristiani beribadat, tempat untuk merayakan ekaristi dan melangsungkan doa-doa. Jika ditulis dengan huruf kecil, “gereja” berarti bangunan tempat beribadat, sedangkan jika ditulis dengan huruf besar “Gereja” dimaksudkan lebih pada kumpulan orang. Tentu saja, gambaran yang disebut ini belum mengungkapkan hakikat Gereja yang sebenarnya. Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis”igreja”. Kata “igreja” adalah ejaan Portugis yang diambil dari kata latin “ecclesia” yang berasal dari bahasa Yunani “ekklesia”. Ekklesia berarti dipanggil keluar (ek = keluar; dan kaleo = memanggil). Kata Yunani dalam Kitab Suci sering diartikan sebagai “kumpulam” atau “pertemuan”, atau “jemaat”, namun bukan sembarang kumpulan, melainkan kelompok atau kumpulan orang yang dipanggil secara khusus.Maka kata ekklesia atau Gereja dipakai sebagai kata yang berarti “jemaat atau umat yang dipanggil secara khusus”. Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan. Maka Gereja adalah Umat Allah. Sebutan Umat Allah menekankan : Gereja bukanlah pertama-tama organisasi manusiawi, melainkan perwujudan karya Allah. Gereja bukan hanya awam dan hierarki saja, melainkan seluruhnya sebagai umat Allah. Dari cerita di atas juga nampak bahwa Gereja sering diartikan sebagai suatu umat/ menurut istilah Konsili Vatikan II : UMAT ALLAH. Ciri-ciri bahwa Gereja sebagai Umat Allah adalah : Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan dunia. Hubungan Allah dan umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat Allah harus menaati perintah-Nya dan Allah akan selalu menepati janjiNya. Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju Tanah Terjanji. MATERI AGAMA KATOLIK XI 6 7 Demikianlah, Gereja sungguh merupakan UMAT ALLAH YANG SEDANG DALAM PERJALANAN MENUJU KE RUMAH BAPA. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Gereja sungguh merupakan Umat Allah yang sehati sejiwa, seperti yang ditunjukkan oleh Umat Purba (Gereja Perdana), yang imannya kita anut sampai saat ini (Kisah Para Rasul 2: 41-47). Maka Gereja hendaknya : MENGUMAT. LANGKAH KETIGA : (mendalami dasar dan konsekuensi hidup Gereja) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! 1. Kalau Gereja sungguh Umat Allah, maka semua anggota Gereja harus terlibat dalam hidup menggereja. Apakah dasar alkitabiahnya ? 2. Apa konsekuensinya bagi hierarki dan awam kalau Gereja sungguh merupakan Umat Allah ? PENJELASAN DASAR DAN KONSEKUENSI GEREJA YANG MENGUMAT 1. DASAR DARI GEREJA YANG MENGUMAT Hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat dari Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh Umat Purba/ Gereja Perdana (Kisah Para rasul 2: 41-47). Dalam hidup mengumat banyak karisma dan rupa-rupa karunia yang dapat di lihat, diterima dan digunakan bagi kekayaan Gereja. (1 Korintus 12: 7-10). Dalam hidup mengumat, semua orang yang memiliki martabat yang sama harus ikut bertanggung jawab secara aktif sesuai dengan fungsi/ perannya untuk membangun Gereja dan memberikan kesaksian kepada dunia (Efesus 4: 11-13; 1 Korintus 12: 12-18; 26-27). MATERI AGAMA KATOLIK XI 7 8 2. KONSEKUENSI DARI GEREJA YANG MENGUMAT a) Konsekuensi bagi pimpinan Gereja (hierarki) Menyadari fungsi pimpinan sebagai fungsi pelayanan. Pemimpin bukan di atas umat, tetapi di tengah umat. Harus peka untuk melihat dan mendengar karisma dan karunia-karunia yang bertumbuh di kalangan umat. b) Konsekuensi bagi setiap anggota umat Menyadari dan menghayati persatuannya dengan umat lain, karena orang tidak dapat menghayati imannya secara individu saja. Aktif dalam kegiatan mengumat, menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi/ perannya yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan dan misi Gereja di tengah masyarakat. Maka semua ikut bertanggung jawab dalam hidup dan misi Gereja. c) Konsekuensi bagi hubungan awam dan hierarki Awam dan hierarki merupakan patner dalam hidup menggereja. Awam dan hierarki memiliki martabat yang sama, hanya berbeda dalam fungsi/ perannya/ tugasnya. MATERI AGAMA KATOLIK XI 8 9 LEMBAR KERJA SISWA 1. Apa yang dimaksud dengan Gereja sebagai Umat Allah ! 2. Apa yang menjadi ciri, dasar dan konsekuensi dari Gereja sebagai Umat Allah ! 3. Apakah lingkungan/ parokimu sudah merupakan Gereja lokal yang mengumat ? Mengapa ? MATERI AGAMA KATOLIK XI 9 10 B. GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG TERBUKA KOMPETENSI DASAR Memahami arti dan makna Gereja sebagai Umat Allah dan Persekutuan Murid-Murid Yesus yang terbuka TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan ciri 2 model Gereja beserta kelebihan dan kekurangannya. 2. Menjelaskan ciri-ciri yang dapat dikembangkan dalam Gereja berdasar kan pesan Kitab Suci. 3. Menjelaskan keanggotaan dan fungsi Gereja. 4. Menjelaskan bentuk perwujudan Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka. 5. Membuat karangan “Menuju Gereja yang Terbuka “. MATERI AGAMA KATOLIK XI 10 11 PETA KONSEP GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN TERBUKA Model Gereja Anggota Gereja Gereja dalam Kitab Suci Gereja Persekutuan Terbuka Istilah lain untuk Gereja, selain Umat Allah adalah “Persekutuan Umat” (Communio). Persekutuan umat ini bukan persekutuan yang ekslusif dan tertutup, tetapi persekutuan umat yang inklusif dan terbuka. Kita sudah belajar memahami bagaimana paham Gereja sebagai Umat Allah itu. Tentu saja paham ini membuahkan bagaimana seharusnya Gereja sekarang ini dikembangkan dan bersikap, khususnya menyangkut pola kepemimpinannya. Pada bagian ini, kita diajak mengenal model-model yang dikembangkan dalam kepemimpinan Gereja kita, dan bagaimana persekutuan itu dibangun dari anggota dan para pemimpinannya dalam keterbukaan dan partisipasi sebagai umat beriman untuk berkarya bagi dunia. MATERI AGAMA KATOLIK XI 11 12 LANGKAH PERTAMA : (mengamati gambar yang melukiskan paham Gereja Hierarki Piramidal dan Gereja sebagai Persekutuan Umat) Amatilah dua (2) gambar berikut yang mengungkapkan model-model Gereja yang harus dihayati umat dewasa ini. MODEL GEREJA SEBELUM KONSILI VATIKAN II Model Gereja I MATERI AGAMA KATOLIK XI 12 13 MODEL GEREJA SESUDAH KONSILI VATIKAN II Model Gereja II Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! 1. Apa nama model Gereja I dan Model Gereja II ? 2. Apa bedanya antara model Gereja I dan Model Gereja II ? 3. Dari pengalaman dan pengamatanmu, Gereja di parokimu lebih cenderung pada model Gereja yang mana ? 4. Model Gereja macam apa yang kamu harapkan dapat berkembang di parokimu ? Mengapa ! MATERI AGAMA KATOLIK XI 13 14 PENJELASAN NO 1 2 3 4 MODEL GEREJA INSTITUSIONAL HIERARKI PERSEKUTUAN UMAT PIRAMIDAL Organisasinya berstruktur piramidal Hidup dalam persaudaraan karena tertata rapi. memiliki iman dan harapan yang sama. Kepemimpinannya harus Semua umat ikut terlibat aktif dalam ditahbiskan. hidup menggereja. Hukum dan peraturan digunakan Hukum dan peraturan perlu, tetapi untuk menata dan menjaga dibutuhkan peranan suara hati dan kelangsungan suatu institusi/ tanggung jwab dalam lembaga/ organisasi. pelaksanaannya. Gereja bersikap tertutup, karena Gereja bersikap terbuka, dengan merasa Gereja sebagai satu-satunya selalu berdialog dengan semua pihak penjamin kebenaran dan karena Gereja yakin bahwa di luar keselamatan. Gereja Katolik terdapat pula kebenaran dan keselamatan. LANGKAH KEDUA : (mendalami keanggotaan Gereja sebagai Persekutuan Umat) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! 1. Manakah yang termasuk komponen keanggotaan dalam Gereja sebagai Persekutuan Umat ! 2. Apa kiranya tugas/ fungsi dari setiap anggota Gereja ! MATERI AGAMA KATOLIK XI 14 15 PENJELASAN NO 1 ANGGOTA GERAJA HIERARKI 2 BIARAWANBIARAWATI 3 AWAM MATERI AGAMA KATOLIK XI TUGAS 1. Anggota Gereja yang ditahbiskan untuk tugas kegembalaan. Otoritas Kristus atas Gereja-Nya ditandai oleh adanya hierarki. 2. Tugasnya : a) Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hierarki mempersatukan umat dalam iman dengan kewibawaan dan kekuasaan yang kudus. b) Menjalankan tugas Gerejani: merayakan sakramen dan mewartakan sabda. 1. Anggota Gereja yang dengan mengucap kan kaul kemiskinan, ketaatan dan keperawanan ingin selalu bersatu dengan Kritus dan menerima pola hidup Yesus secara radikal. 2. Dengan menghayati kaulnya, para biarawan-biarawati menjadi “tanda” a) yang mengingatkan bahwa kekayaan, kekuasaan dan hidup berkeluarga walaupun memiliki nilai, tetapi tidak mutlak dan abadi. b) yang mengarahkan kita pada Kerajaan Allah. 1. Anggota Gereja yang tidak ditahbiskan dan tidak mengucapkan kaul. 2. Mengambil bagian dalam tugas Kristus di dalam umat dan masyarakat sebagai imam, nabi dan raja. 15 16 LANGKAH KETIGA : (mendalami Gereja sebagai Persekutuan Umat dalam Terang Kitab Suci) Bacalah kutipan Kitab Suci berikut dengan benar dan cermat ! CARA HIDUP JEMAAT PERDANA (Kisah Para rasul 4: 32-37) Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaannya mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasulrasul. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini ! 1. Apa yang menarik dari cara hidup Umat/ Gereja Perdana yang dilukiskan dalam Kisah Rasul tersebut ? 2. Gambaran Gereja model apa yang terungkap dalam Kisah Rasul tersebut ? 3. Apakah cara hidup Umat/ Gereja Perdana itu dapat ditiru dan diterapkan secara harafiah ? Mengapa ? 4. Inspirasi apa yang dapat kamu tiru dari Kisah Rasul untuk Gereja di masa kini ? MATERI AGAMA KATOLIK XI 16 17 PENJELASAN Lukas dalam kutipan Kitab Suci (Kisah Rasul 4: 32-37) di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap Umat/ Gereja Perdana. Cara hidup Gereja Perdana masih sangat relevan bila diterapkan oleh Gereja di zaman masa kini. Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang sangat baik dan ideal pada waktu itu. Yang utama adalah bahwa semua anggota dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri semestara orang lain masih berkekurangan. Memang cara hidup Gereja Perdana tersebut bila secara harafiah tidak dapat diterapkan, hal ini disebabkan situasi sosial dan ekonomi juga sangat jauh berbeda. Yang dapat diterapkan dan ditiru dari Gereja Perdana di masa kini adalah sikap kepekaan terhadap situasi sosial ekonomi sesama saudara dalam persekutuan dan persaudaraan umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja tidak hanya dibatasi oleh hal-hal rohani : doa, ibadat pendalaman iman tetapi harus dapat menyentuh kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya seperti yang sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis Gereja. LANGKAH KEEMPAT : (mendalami Gereja sebagai Persekutuan Umat yang bersifat Terbuka) Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut di bawah ini ! 1. Apa artinya bahwa Gereja tidak bersikap eksklusif tetapi harus bersikap inklusif/ terbuka ? 2. Mengapa Gereja harus bersifat inklusif/ terbuka ! 3. Bagaimana sikap inklusif itu dapat diwujudkan oleh persekutuan umat Katolik ? 4. Apa kiranya peluang dan tantangannya ! MATERI AGAMA KATOLIK XI 17 18 PENJELASAN GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN UMAT YANG BERSIFAT TERBUKA Gereja menjadi tanda Sakramen Keselamatan bagi dunia, maka hendaknya mampu menunjukkan keterbukaannya dengan cara : 1. Gereja harus selalu siap untuk berdialog dengan agama dan budaya mana pun. Sesudah Konsili Vatikan II, Gereja sungguh menyadari bahwa dalam agama dan budaya lain, terdapat kebenaran dan keselamatan. Maka dibutuhkan dialog untuk saling mengenal, menghargai, dan saling memperkaya. Dialog dibutuhkan karena dalam kehidupan bersama terdapat kemajemukan. Dalam dialog hendaknya saling tergerak untuk saling membagikan pengalamannya dan saling membantu. 2. Kerja sama atau mengadakan Dialog Karya. Gereja hendaknya dapat membangun kerjasama dengan semua pihak. Sasaran yang hendak diraih adalah untuk membangun dan meningkatkan martabat manusia. Kerjasama dapat dilakukan dengan organisasi-organisasi internasional tanpa melihat latar belakang agama, suku dan ras. Contoh kerjasamanya : Mempromosikan perdamaian internasional dan pengembangan umat manusia yang lebih manusiawi. Menangani pengungsi, korban bencana alam, korban perang, kelaparan dan kemiskinan. 3. Berpatisipasi. Secara aktif bekerjasama dengan siapapun dalam usaha membangun masyarakat yang adil, damai dan sejahtera. MATERI AGAMA KATOLIK XI 18 19 LEMBAR KERJA SISWA 1. Mengapa Gereja sebagai persekutuan umat harus terbuka ! 2. Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa kamu adalah anggota Gereja yang terbuka kepada teman-temanmu ! 3. Bukti-bukti apa saja yang menandakan bahwa Gereja sebagai persekutuan yang terbuka ! MATERI AGAMA KATOLIK XI 19 20 4. Bukti-bukti apa saja yang menandakan bahwa Gereja sebagai persekutuan yang terbuka ! 5. Buatlah karangan “Menuju Gereja Komunitas Basis yang Terbuka ! MATERI AGAMA KATOLIK XI 20 21 EVALUASI 1. Sebutkan ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah ! 2. Apa yang memungkinkan Gereja sebagai Umat Allah dapat berkembang hingga mencapai situasi seperti sekarang ! 3. Apa dasar yang sebaiknya terus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagai Umat Allah ! 4. Jelaskan konsekuensi yang harus dikembangkan dalam pandangan Gereja sebagai Umat Allah ! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka ! 6. Jelaskan posisi kedudukan hierarki dan biarawan-biarawati dalam Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka ! 7. Sebutkan dan jelaskan tuntutan yang harus dipenuhi Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka ! 8. Sebutkan bentuk kegiatan yang dapat menjadi contoh dan tanda bahwa Gereja adalah Persekutuan yang Terbuka ! MATERI AGAMA KATOLIK XI 21 22 GLOSARIUM Hierarki : asal usul suci, tata susunan. MATERI AGAMA KATOLIK XI 22 23 DAFTAR PUSTAKA Dokpen KWI. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor. Heuken, 2005. Ensiklopedi Gereja. Jakarta : Cipta Loka Caraka. Komkat KWI, Seri Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/ SMK, Buku Guru 2. Kanisius, Yogyakarta, 2004. Yoseph Kristianto, dkk, Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/ SMK, Buku Guru XI. Kanisius, Yogyakarta, 2010. http://.www.katolisitas.org http://.www.wikipedia.com MATERI AGAMA KATOLIK XI 23 24 MATERI AGAMA KATOLIK XI 24