Penentuan Harga Pokok Pesanan Pada

advertisement
Penentuan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Fortuna Meubel
Fachmi Pachlevi Yandra
NIM : 0801035112
Dibimbing oleh :
Pembimbing I : Dr. Irwansyah,SE.,MM
Pembimbing II: Ferry Diyanti, SE.,M.Sa.,Ak
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MULAWRMAN SAMARINDA
ABSTRACT
Fachmi Pachlevi Yandra, Determination of Cost of Goods Orders At Fortuna Furniture
Company. Suvervised by: Mr. Irwansyah and Mrs. Ferry Diyanti.
Purpose of this study is to investigate and analyze the order cost price calculation based
approach to full costing on Fortuna Furniture. Is the determination of the cost of the
determination by the company in accordance with the theory generally accepted cost accounting.
The analysis tools are based on our cost method of cost accounting theory. The author
will compare the calculation of cost of goods manufactured by the method according to the
company's cost of the order cost calculation method based on cost of production order cost
accounting theory.
In order to analyze and calculate the true cost of production is needed: Allocation of
Costs Together with Relative Sales Value Method, and Calculation of Cost of Goods orders with
full costing approach.
Based on the analysis it is known that the calculation of the cost of the order on Fortuna
Furniture has not been in accordance with calculations based on the theory of cost accounting.
Total cost of production orders Ganesa Sofa theory calculations based cost accounting is Rp.
7.398.327,00. ie lower Rp. 1.766.173,00 from the calculation of the company amounted to
Rp.9.164.500, 00, this is because of differences in the calculation of a charge of production of the
product order, where the amount of factory overhead charging order products based on the
analysis of Ganesa Sofa is Rp 1.091.327,00 is lower Rp 1.766.173.00 than the company's
calculations Rp 2.857.500,00.
1
RINGKASAN
Fachmi Pachlevi Yandra, Penentuan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Fortuna
Meubel, di bawah bimbingan Bapak Irwansyah dan Ibu Ferry Diyanti.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan harga pokok
pesanan berdasarkan pendekatan full costing pada Fortuna Meubel. Apakah penentuan harga
pokok penentuan oleh perusahaan telah sesuai dengan teori akuntansi biaya yang berlaku umum.
Alat analisis yang digunakan adalah metode harga pokok pesanan berdasarkan teori
akuntansi biaya. Penulis akan membandingkan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan
metode harga pokok pesanan menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi
berdasarkan metode harga pokok pesanan menurut teori akuntansi biaya.
Agar dapat menganalisis dan menghitung harga pokok produksi secara benar maka
diperlukan: Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Nilai Jual Relatif, dan Perhitungan Harga
Pokok Pesanan dengan pendekatan full costing.
Berdarkan hasil analisis diketahui bahwa perhitungan harga pokok pesanan pada Fortuna
Meubel belum sesuai dengan perhitungan berdasarkan teori akuntansi biaya. Jumlah harga pokok
produksi pesanan Sofa Ganesa berdasarkan perhitungan teori akuntansi biaya adalah Rp.
7.398.327,00. yaitu lebih rendah Rp. 1.766.173,00 dari perhitungan perusahaan sebesar
Rp.9.164.500,00, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan perhitungan pembebanan biaya
produksi terhadap produk pesanan, dimana besarnya pembebanan biaya overhead pabrik produk
pesanan Sofa Ganesa berdasarkan hasil analisis adalah Rp 1.091.327,00 yaitu lebih rendah Rp
1.766.173,00 dari perhitungan perusahaan sebesar Rp 2.857.500,00
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan utama suatu perusahaan didirikan selain untuk memenuhi kebutuhan
manusia adalah untuk mendapatkan keuntungan yang layak. Dengan adanya keuntungan
yang layak dimungkinkan suatu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya, bahkan dapat membuat usahanya menjadi lebih maju dan berkembang. Untuk
itu perusahaan harus selalu berusaha menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas
tinggi namun dengan harga yang masih dapat dijangkau oleh konsumen. Agar hal tersebut
dapat tercapai maka perusahaan hendaknya melakukan perencanaan dan pengendalian
biaya yang efektif.
Perusahaan manufaktur menggolongkan biaya ke dalam tiga biaya utama yaitu
biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum. Dari penggolongan
biaya tersebut harus diketahui bahwa perhitungan biaya produksi merupakan salah satu
hal penting dalam upaya merealisasi tujuan perusahaan. Dalam pembuatan produk
terdapat dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi (Mulyadi,
2009:16). Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses
pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biayabiaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan
kegiatan administrasi dan umum.
Informasi dan pengumpulan biaya produksi yang benar akan sangat menentukan
perhitungan harga pokok produksi yang benar. Kemudian dengan perhitungan harga
pokok produksi yang benar maka akan menghasilkan penetapan harga jual yang tepat
pula. Namun jika pengumpulan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produksi
kurang tepat, maka harga jual yang ditentukan pun bisa saja mengakibatkan perusahaan
tidak mampu mengklaim laba atau bahkan mengalami kerugian, selain itu juga dapat
menyesatkan manajemen dalam pengambilan keputusan.
Mulyadi (2009:7) menyebutkan akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok
yaitu penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan
khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya
mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk. Harga pokok
produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi (Sugiri, 2002:264). Dalam
pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara berproduksi, yaitu produksi
massa dan produksi atas dasar pesanan. Perusahaan yang berproduksi secara massa
mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
proses. Dalam metode ini semua biaya produksi dikumpulkan pada setiap akhir periode
dan jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tersebut juga dihitung. Sedangkan
perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan mengumpulkan harga pokok
produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dalam metode ini biaya
produksi untuk tiap-tiap pesanan harus dipisahkan secara jelas, agar harga pokok produksi
yang dihasilkan tepat.
Fortuna Meubel merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang
manufaktur dalam pengolahan meubel. Sebagian besar proses produksi dilakukan atas
dasar pesanan untuk memenuhi kebutuhan/pesanan para pelanggan, hanya sebagian kecil
produk saja yang diproduksi secara massa untuk mengisi persediaan di toko. Fortuna
3
Meubel dalam menentukan harga pokok produksinya belum dilakukan pengelompokan
biaya produksi dengan jelas sehingga terdapat unsur biaya non produksi yang dimasukkan
dalam elemen harga pokok produksi, disamping itu tidak dilakukan pengalokasian biaya
bersama pada produk bersama yang dihasilkan. Hal ini akan mengakibatkan
ketidaktepatan dalam perhitungan harga pokok produksi, dimana harga pokok produksi
tersebut tidak menggambarkan harga pokok produksi dan biaya produksi yang
sesungguhnya terjadi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap perhitungan harga pokok produksi pada produk pesanan yang dihasilkan Fortuna
Meubel.
Pada penelitian ini penulis mengambil data-data pesanan yang terjadi pada bulan
Mei 2012, diantaranya: Dipan Rahwana , Almari Rahwana P3 1, Tolet Rahwana, Nakas
Rahwana, Kode 301511, Cosmo Bench 1 dudukan+cuisson, Mimbar Masjid, Almari
Sleding Minimalis P4, Sofa Ganesa, dan Dipan Bagong. Penulis memilih salah satu
produk yang di pesan oleh Ibu Nursih sebagai fokus penelitian, yaitu berupa Sofa Ganesa
berbahan kayu jati. Alasan penulis memilih produk Sofa Ganesa karena pesanan ini
memiliki harga pokok produksi paling tinggi dibandingkan produk lainnya. Sofa Ganesa
merupakan produk pesanan pada bulan mei 2012 yang harga pokok produksinya sebesar
Rp 7.450.000,00 per unit. Walaupun hanya terjual satu unit pada bulan mei, produk Sofa
Ganesa merupakan produk yang cukup sering dipesan oleh pelanggan lain setiap
bulannya, hal ini juga yang menjadi alasan penulis memilih produk pesanan ini sebagai
fokus penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penentuan harga
pokok produksi yang benar. Agar hendaknya perusahaan mampu menetapkan harga
pokok produksi yang tepat, sehingga nantinya dapat bersaing dengan perusahaan lain
yang sejenis.
Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan Skripsi ini ialah: Apakah
perhitungan harga pokok pesanan berdasarkan pendekatan full costing pada Fortuna
Meubel telah sesuai dengan perhitungan berdasarkan teori akuntansi biaya.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini ialah: Mengetahui dan
menganalisis perhitungan harga pokok pesanan berdasarkan pendekatan full costing pada
Fortuna Meubel.
4
KAJIAN PUSTAKA
Akuntansi BiayA
Akuntansi secara umum adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan yang terjadi. Sedangkan
biaya dalam pengertian yang luas merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau
mungkin akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Supriyono (2011:12) mengemukakan akuntansi biaya adalah salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah cabang
atau konsentrasi dari akuntansi secara umum yang bertugas melakukan proses pencatatan,
penggolongan dan penyajian biaya pembuatan produk dengan tujuan untuk memonitor
dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasinya dalam
bentuk laporan biaya.
Tujuan Akuntansi Biaya
Tujuan akhir akuntansi biaya adalah menyediakan informasi tentang biaya untuk
manajemen guna membantu mereka di dalam mengelola perusahaan atau departemennya.
Dunia dan Abdullah (2009:4) mengemukakan akuntansi biaya merupakan bagian
penting dari ilmu akuntansi dan telah berkembang menjadi tools of management, yang
bertujuan menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Informasi biaya diperlukan oleh manajemen untuk
tujuan sebagai berikut.
a. Penentuan harga pokok
b. Perencanaan biaya
c. Pengendalian biaya
d. Dasar untuk pengambilan keputusan khusus
Biaya
Akuntansi mendefinisakan biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan
(sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren, Datar,
Foster, 2006:31) . Biaya dari suatu pengorbanan dibentuk oleh nilai dari banyaknya
kapasitas produksi yang diperlukan untuk memproduksi barang tersebut. Daljono
(2004:13) juga mendefinisikan biaya sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan
memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu
pengorbanan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu yang bermanfaat saat
ini atau pada masa yang akan datang.
5
Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan
elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas. Biaya yang
akurat memungkinkan dapat ditentukannya harga pokok produk secara teliti dan tepat.
Untuk menentukan harga pokok secara teliti maka biaya perlu diklasifikasikan sehingga
dapat dipisahkan antara mana biaya produksi dan mana pula yang bukan biaya produksi.
Dalam akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar
tujuan penggunaan dari data biaya tersebut. Supriyono (2011:18) menggolongkan biaya
atas dasar: fungsi pokok dari kegiatan perusahaan, periode akuntansi di mana biaya akan
dibebankan, Tendensi perubahannya terhadap kegiatan atau volume, Objek atau pusat
biaya yang dibiayai, tujuan pengendalian biaya, tujuan pengambilan keputusan.
Berdasarkan fungsi pokok dari kegiatan perusahaan, biaya digolongkan atas.
a. Biaya Produksi : yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.
b. Biaya Pemasaran : yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai
dengan pengumupulan piutang menjadi kas.
c. Biaya administrasi dan umum : yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
administrasi dan umum
d. Biaya keuangan : adalah semua yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan,
misalnya: biaya bunga.
Berdasarkan periode akuntansi di mana biaya akan dibebankan, biaya digolongkan
atas.
a. Pengeluaran Modal : pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada
beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat
pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran Penghasilan : pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada
periode akuntansi dimana biaya itu terjadi.
Berdasarkan tendensi perubahannya terhadap kegiatan atau volume, biaya
digolongkan atas.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Biaya yang jumlah totalnya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
2. Pada biaya tetap, biaya satuan akan berubah berbanding terbalik dengan
perunahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah
biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan
b. Biaya Variabel
Biaya variabel memilki karakteristik sebagai berikut :
1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan perubahan
volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total
biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total
biaya variabel.
2. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel memiloki karakteristik sebagai berikut :
6
a.
b.
a.
b.
a.
b.
1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume
kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi
volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.
2. Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan
dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai
dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya
satuan.
Berdasarkan objek atau pusat biaya yang dibiayai, biaya digolongkan atas.
Biaya Langsung : biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan
kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
Biaya Tidak Langsung : biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya
dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.
Berdasarkan tujuan untuk pengendalian biaya, biaya digolongkan atas.
Biaya Terkendalikan : biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Biaya Tidak Terkendalikan : biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan/pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau dapat
dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan tujuan untuk pengambilan keputusan, biaya digolongkan atas.
Biaya Relevan : biaya yang akan mempengarhi pengambilan keputusan, oleh karena
itu biaya tersebut harus diperhitungakan di dalam pengambilan keputusan
Biaya Tidak Relevan : biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan,
oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungakan atau dipertimbangkan dalam
proses pengambilan keputusan.
Biaya Produksi
Menurut Supriyono (2011:19) biaya produksi adalah semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai. Sedangkan Rosyidi (2004: 333) mengatakan bahwa biaya produksi adalah
biaya yang harus dikelurkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output.
Secara garis besar biaya produksi dapat digolongkan ke dalam: biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung sering pula disebut prime cost atau biaya utama, sedangkan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah
conversion cost atau biaya konversi, yang artinya biaya untuk mengkonvesri bahan baku
menjadi produk.
Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara produksi perusahaan.
Perusahaan dapat memproduksi produk dengan dua metode yaitu produksi atas dasar
pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan
melaksanakan pengolahan produksinya atas dasar pesanan (order) yang diterima dari
7
pihak luar perusahaan. Sedangkan perusahaan yang berproduksinya secara massa
melaksanakan proses produksinya untuk memenuhi persediaan di gudang.
Mulyadi (2009: 16) mengemukakan bahwa pengumpulan biaya produksi sangat
ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dibagi
menjadi dua macam yaitu :
a. Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, mengumpulkan biaya produksinya
dengan menggunakan metode biaya pesanan (job order cost method). Dalam metode
ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan biaya produksi per
satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan
cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan.
b. Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan biaya produksinya dengan
menggunakan metode biaya proses (process cost method). Dalam metode ini biayabiaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan biaya produksi per satuan
produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan.
Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk jadi untuk siap dipasarkan. Untuk dapat menentukan harga
jual secara tepat, maka diperlukan perhitungan harga pokok suatu produk secara benar.
Harga pokok produksi juga merupakan dasar untuk menentukan harga jual, karena harga
pokok memberikan tingkat prestasi yang diusahakan untuk diperoleh bagi pengorbanan
yang telah dilakukan.
Sukirno (2008:207) menyebutkan harga pokok produksi adalah semua pengeluaran
yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan untuk
perusahaan tersebut.
Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi
Dalam akuntansi biaya, harga pokok produksi dibentuk dari biaya produksi yang
meliputi :
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk
jadi. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam
pengolahan produk (Supriyono, 2011:20).
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Usry, Hammer (2002: 24), menyebutkan biaya tenaga kerja untuk fungsi
produksi dibagi kedalam dua bagian yaitu :
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung
8
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada karyawan
yang dikerahkan langsung untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi.
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung dapat didefinisikan sebagai biaya yang
dibayarkan kepada para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung
mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.
Dalam hal ini biaya tenaga kerja langsung merupakan komponen biaya
yang dijadikan unsur dalam penentuan harga pokok produksi. Sementara biaya
tenaga kerja tidak langsung tidak dijadikan komponen biaya dalam penentuan
harga pokok produksi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai biaya produksi
tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan beban pabrik lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasi atau dibebankan langsung ke pekerjaan atau produk atau tujuan
akhir biaya.
Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan dipergunakan oleh perusahaan yang sekaligus
mengerjakan beberapa pekerjaan yang berbeda-beda masing-masing dibuat berdasarkan
spesifikasi permintaan si pemesan. Pada cara ini biaya untuk masing-masing pekerjaan
harus dipisahkan dengan jelas agar dapat ditetapkan dengan tepat besarnya biaya masingmasing produk.
Menurut Mulyadi (2009:35), “Dalam metode ini biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Karakteristik Harga Pokok Pesanan
Biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan produksi
perusahaan tersebut. Oleh karena itu perlu diuraikan karakteristik kegiatan usaha
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan yang berpengaruh terhadap metode
pengumpulan biaya produksi.
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi
produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan. Mulyadi (2009:37)
menyebutkan karakteristik usaha perusahaan tersebut ialah sebagai berikut :
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai
dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesigikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan
demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di
gudang.
9
Alokasi Biaya Bersama
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam
produk yang dapat berupa produk bersama. Perusahaan yang menghasilkan produk
bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya,
karena masing-masing produk tentu mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang
berbeda-beda.
Untuk itu perlu untuk mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya
produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk bersama, sehingga masalah
pokok akuntansi harga pokok bersama adalah penentuan proporsi total biaya produksi
(yang dikeluarkan sejak biaya bahan baku diolah sampai dengan saat produk-produk
dapat dipisahkan identitasnya) yang harus dibebankan kepada berbagai macam produk
bersama.
Menurut Mulyadi (2009:336) biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap
produk bersama dengan menggunakan salah satu dari empat metode ini :
1. Metode Nilai Jual Relatif
Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika
salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena biaya
yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak dibandingkan dengan produk
yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan
biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relative masing-masing produk
bersama yang dihasilkan.
2. Metode Satuan Fisik
Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien
fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk.
Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran yang lain. Jika
produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan koefisien
ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi satuan
ukuran yang sama.
3. Metode Rata-Rata Biaya Per Satuan
Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan
proporsi kuantitas yang diproduksi. Pemikiran yang mendasari pemakaian metode ini
adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin
biaya untuk memproduksi satu atuan produk berbeda satu sama lain.
4. Metode Rata-Rata Tertimbang
Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam
mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode ratarata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan
hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk
tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan
produk, waktu yang dikonsumsi dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai
untuk tiap jenis produk yang dihasilkan.
10
Kerangka Pikir
Berdasarkan judul yang telah disampaikan dari penulisan skripsi ini yaitu,
Penentuan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Fortuna Meubel Jepara, maka
dibutuhkan suatu kerangka pikir untuk menggambarkan alur pemikiran penelitian yang
akan dijelasakan pada gambar berikut.
Judul Penelitian
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Kebijakan Perusahaan :
1.
2.
Teori Akuntansi Biaya :
Fortuna Meubel Jepara dalam menentukan
harga pokok pesanannya belum melakukan
pengelompokan dan pengindentifikasian
biaya produksi dengan jelas
Tidak ada pengalokasian biaya bersama
pada produk bersama yang dihasilkan.
1.
2.
Alat Analisis :
1.
2.
3.
Kartu Harga Pokok
Alokasi Biaya bersama dengan
Metode Nilai Jual Relatif
Perhitungan Harga Pokok
Pesanan
Hasil Penelitian
11
Harga pokok pesanan dibentuk dari biaya
produksi yang terdiri dari: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
Alokasi biaya bersama diperlukan untuk
mengalokasikan biaya pada produk
bersama.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional
Agar lebih memperjelas maksud dan tujuan dalam penelitian ini maka perlu
diberikan definisi operasional sehubungan dengan judul penelitian, yaitu penentuan harga
pokok pesanan pada perusahaan Fortuna Meubel.
Fortuna Meubel merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang
manufaktur dalam pengolahan meubel. Perusahaan ini mengolah dan memproduksi segala
produknya di kota Jepara. Namun penyajian data produksi hingga penetapan harga jual
secara keseluruhan di lakukan di kota Samarinda, yang beralamatkan di Jalan A. Wahab
Syahranie No. 149, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur. Lokasi ini merupakan toko
sekaligus kantor cabang bagi perusahaan Fortuna Meubel.
Dalam proses pembuatan produk hingga sampai ke tangan pelanggan terdapat dua
kelompok biaya, yaitu: biaya produksi dan biaya non produksi.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan
bahan baku menjadi produk. Adapun biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga,
diantaranya :
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
sejumlah bahan baku. Dalam hal ini jenis dan banyaknya bahan baku yang digunakan
Fortuna Meubel dalam proses produksi
tergantung dari jenis pesanan pelanggan. Namun secara umum bahan baku yang
digunakan perusahaan antara lain : kayu jati, busa sofa, kaca.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membayar upah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan proses
produksi. Tarif upah tenaga kerja langsung yang dibayarkan oleh Fortuna Meubel
adalah upah harian.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun yang dapat
digolongkan sebagai biaya overhead pabrik pada Fortuna Meubel antara lain :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya listrik
c. Biaya telepon
d. Biaya bulanan internet
e. Biaya bahan bakar
f. Biaya kertas dan tinta printer
g. Biaya depresiasi
Disamping itu ada pula biaya bersama yang perlu dialokasikan dalam
perhitungan harga pokok pesanan. Mulyadi (2009:334) menyebutkan biaya bersama
dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama yang harus dialokasikan ke berbagai
departemen. Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai
macam produk bersama yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses
atau dengan proses penggabungan.
12
Pada Fortuna Meubel yang dapat diklasifikasikan sebagai biaya bersama
antara lain :
a. Biaya bahan baku
b. Biaya bahan penolong
c. Biaya listrik
d. Biaya bahan bakar
e. Biaya telepon
f. Biaya bulanan internet
g. Biaya kertas dan tinta printer
Rincian Data Yang Diperlukan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah dan pemecahannya serta
mempermudah pembahasan, maka data-data yang diperlukan untuk melengkapi tujuan
penulisan adalah sebagai berikut :
1. Gambaran umum perusahaan Fortuna Meubel
2. Data/jumlah produksi pesanan pada bulan Mei 2012
3. Biaya produksi pesanan pada bulan Mei 2012
4. Data pendukung lain yang relevan dalam penelitian ini
Jangkauan Penelitian
Untuk memfokuskan penelitian dan memperoleh data yang valid maka penelitian
ini difokuskan pada masalah penentuan harga pokok pesanan berdasarkan pendekatan full
costing yang dihasilkan Fortuna Meubel. Selain itu penelitian ini juga dibatasi pada data
produksi pesanan bulan Mei tahun 2012, dan produk pesanan Ibu Nursih berupa Sofa
Ganesa dipilih sebagai fokus penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka mendaptkan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan
beberapa cara, antara lain :
1. Penelitian kepustakaan (library research), yakni mengadakan studi melalui
kepustakaan atau menggunakan literature-literatur yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian ini
2. Penelitian lapangan (field work research), yakni pengumpulan data langsung
kelapangan dengan langkah sebagai berikut :
a. Wawancara langsung dengan pemilik sekaligus pihak yang bertanggungjawab
atas segala laporan harga pokok pesanan.
b. Dokumentasi, yakni mengumpulkan data sekunder yang tersedia pada
perusahaan Fortuna Meubel.
Alat Analisis
Alat yang digunakan untuk menganalisis dan membahasa data yang diperoleh
adalah metode harga pokok pesanan berdasarkan teori akuntansi biaya. Penulis akan
membandingkan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok
13
pesanan menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan
metode harga pokok pesanan menurut teori akuntansi biaya.
Agar dapat menganalisis dan menghitung harga pokok produksi secara benar
maka diperlukan :
1. Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Nilai Jual Relatif
Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika
salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena biaya
yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan
produk lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk
mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masingmasing produk bersama yang dihasilkan (Mulyadi, 2009:336)
2. Perhitungan Harga Pokok Pesanan dengan pendekatan full costing.
Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi dapat dihitung dari informasi
biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Sebelum melangkah pada penelitian tentang penentuan Harga Pokok Pesanan,
maka perlu diuraikan tentang sejarah berdirinya Fortuna Meubel serta perkembangan
perusahaan tersebut sampai sekarang.
Fortuna Meubel sebenarnya telah berdiri 15 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun
1997 di Jepara. Awalnya Fortuna Meubel hanya melakukan eksport ke beberapa negara
Eropa khususnya Spanyol, seiring berjalannya waktu pada akhir Februari 2012 Fortuna
Meubel memutuskan untuk membuka sebuah showroom di kota Samarinda. Tujuan
awalnya ialah untuk mengatasi sisa produksi yang gagal eksport, maka dijual pada
masyarakat lokal (di negeri sendiri). Mengapa di pilih kota Samarinda, karena menurut
pemilik terdengar isu pola konsumtif yang cukup tinggi di kota ini.
Setelah hampir 2 tahun berjalan showroom di kota Samarinda ini mulai
mendapatkan pelanggan, hingga berkembang menjadi kantor cabang yang
bertanggungajawab atas segala biaya produksi, harga jual, hingga keuntungan perusahaan
pada penjualan dalam negeri.
14
Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut gambaran struktur organisasi perusahaan Fortuna Meubel.
FIRMAN OKTAVIA
Pimpinan Perusahaan
H.DIRJA
Kepala Bagian Produksi
NING
Kepala Bagian Gudang
FACHMI
Kepala Bagian Pengecekan
SYIFUR
Staffing
MERRY
Kepala Showroom
YULI
Admin dan Stock Barang
.
Proses Produksi
.
Berikut ini digambarkan proses produksi Sofa Ganesa yang telah dipilih sebagai
fokus penelitian.
Pemilihan kayu
Pengovenan
Pemasangan jok
sofa
Pewarnaan
Pemasangan kaca
Pengecekan
15
Pembentukan rangka
Pengamplasan
Biaya Produksi
.
Dari hasil penelitian produk pesanan tersebut diperoleh data sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku Atas Pesanan Sofa Ganesa Pada Bulan Mei 2012
Nama
Pesanan
Sofa
Ganesa
Bahan Baku
Yang
Dipakai
Satua
n
Jumlah
pemakaian
Kayu
m3
1,2
Jok Sofa
m2
12
Kaca polos
8 mm
m2
1,5
Harga per
satuan
Rp
3.900.000
Rp
60.000,00
Rp
210.000,00
Jumlah
Jumlah
Rp
4.680.000,00
Rp
720.000,00
Rp
315.000,00
Rp
5.715.000,00
Biaya tenaga Kerja Langsung
Tenaga
Kerja
Langsung
TKL1
TKL 2
TKL 3
TKL 4
Jenis Pekerjaan
Pembentukan Rangka
Pengamplasan
Pemberian Warna
Pemasangan Jok Sofa
+ Pemasangan kaca
Jumlah
Lamanya
Waktu
Pengerjaa
n
4 Hari
3 Hari
1 Hari
Rp. 85.000,00 Rp. 340.000,00
Rp. 9.000,00 Rp. 27.000,00
Rp. 75.000,00 Rp. 75.000,00
1 Hari
Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
Upah/hari
Jumlah
Rp. 592.000,00
Biaya Overhead Pabrik
Fortuna Meubel membebankan biaya overhead pabrik kepada produk pesanan
berdasarkan persentase dari biaya bahan baku dengan tarif yang ditentukan sebesar 50%
dari jumlah biaya bahan baku. Dasar perusahaan memilih cara pembebanan ini adalah
hanya sebagai pertimbangan praktis saja tanpa ada perhitungan pasti, dan persentase
sebesar 50% tersebut dianggap tepat atau sesuai untuk menutup ataupun menggantikan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada tiap pesanan produk.. Berdasarkan hal
tersebut, maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk pesanan
adalah sebagai berikut :
50% x Biaya Bahan Baku = BOP Yang dibebankan
Pesanan 1 buah sofa ganesa :
50% x Rp 5.715.000,00 = Rp 2.857.500,00
16
Harga Pokok Pesanan
Dalam mengumpulkan harga pokok produksi suatu produk pesanan, Fortuna
Meubel memasukkan semua unsur-unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku yang
dibebankan kepada produk dihitung pada saat pesanan selesai dikerjakan, yaitu dengan
menjumlahkan seluruh pemakaian biaya bahan baku. Biaya tenaga kerja langsung
dibebankan kepada produk pesanan yang telah selesai dikerjakan berdasarkan tarif biaya
tenaga kerja langsung per hari. Sedangkan untuk pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk dihitung sebesar 50% dari jumlah biaya bahan baku yang digunakan.
Berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat pesanan 1 buah sofa
ganesa yang telah diselesaikan pada bulan Mei 2012, maka harga pokok produksi pesanan
tersebut adalah sebagai berikut :
Pesanan 1 buah sofa ganesa
Biaya Bahan Baku
Rp 5.715.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 592.000,00
Biaya Overhead Pabrik
Rp 2.857.500,00
Jumlah Harga Pokok Pesanan
Rp.9.164.500,00
Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Seseungguhnya
Berdasarkan hasil penelitian biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
pada Fortuna Meubel ialah sebagai berikut :
Fortuna Meubel Biaya Overhead Pabrik Yang Sesungguhnya Terjadi Pada Mei 2012
Jenis Biaya
Biaya bahan penolong
Biaya listrik
Biaya telepon
Biaya bulanan internet
Biaya bahan bakar
Biaya kertas dan tinta
Biaya depresiasi mesin
Jumlah
Variabel / Tetap
V
V
V
V
V
V
T
Jumlah
Rp 1.475.000,00
2.250.000,00
105.000,00
214.000,00
820.000,00
95.000,00
155.000,00
V
T
Rp 4.959.000,00
155.000,00
Rp 5.114.000,00
Total
17
Analisis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka selanjutnya penulis
akan melakukan analisis dengan menerapkan metode harga pokok pesanan.
Dalam melakukan analisis, penulis akan menggunakan metode komparatif, yaitu
membandingkan antara perhitungan harga pokok pesanan menurut perusahaan dengan
penerapan perhitungan metode harga pokok pesanan menurut teori akuntansi biaya.
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan disajikan pada tabel 4.3
maka diperlukan analisis alokasi biaya bersama untuk mengungkap biaya overhead
pabrik yang harus dibebankan pada produk pesanan sofa ganesa.
Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Nilai Jual Relatif
Produk
Bersama
Jumlah
Produk
yang
Dihasilkan
(1)
Dipan
Rahwana
Almari
Rahwana
Tolet Rahwana
Harga Jual
Per Unit
(2)
Nilai Jual
Nilai
Jual
Relatif
Alokasi
Biaya
Bersama
(1) x (2)
X
100%
(4) x y
(3)
(4)
(5)
1
Rp
5.750.000
Rp 5.750.000
9,61%
Rp
491.455,4
1
4.125.000
4.125.000
6,90%
352.866
1
5.500.000
5.500.000
9,19%
469.976,6
1
4.590.000
4.590.000
7,67%
392.243,8
2
2.950.000
5. 900.000
9,86%
504.240,4
1
3.045.000
3.045.000
5,09%
260.302,6
2
3.650.000
7.300.000
12,20%
623.908
1
6.150.000
6.150.000
10,28%
525.719,2
Sofa Ganesa
1
12.765.000
12.765.000
21,34%
1.091.327,6
Dipan Bagong
1
4.700.000
7,86%
Jumlah
12
4.700.000
Rp
59.825.000
(X)
401.960,4
Rp
5.114.000
(Y)
Kode 301511
Nakas
Rahwana
Cosmo Bench
Mimbar
Masjid
Almari Sleding
100%
Jadi besarnya pembebanan biaya overhead pabrik pada produk sofa ganesa ialah
sebesar Rp 1.091.327 seperti tertera pada tabel.
18
Harga Pokok Pesanan
Berdasarkan hasil analisis maka harga pokok pesanan yang sesungguhnya
terjadi ialah
Pesanan 1 buah sofa ganesa
Biaya Bahan Baku
Rp 5.715.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 592.000,00
Biaya Overhead Pabrik
Rp 1.091.327,00
Jumlah Harga Pokok Pesanan
Rp.7.398.327,00
Perbedaan Hasil Perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat adanya perbedaan harga pokok
pesanan berdasarkan hasil analisis dengan berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan perusahaan. Perbedaan perhitungan pembebanan itu pada akhirnya turut
menyebabkan perbedaan pula pada keputusan manajemen dalam menentukan harga
jual.
Pada dasarnya perbedaan hasil perhitungan hanya terletak pada pembebanan
biaya overhead pabrik. Berikut disajikan perbedaan perhitungan perusahaan dengan
hasil analisis.
Perbedaan Hasil Perhitungan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan
Perhitungan Perusahaan dan Hasil Analisis
Biaya Overhead Pabrik
Nama Pesanan
Selisih
Perusahaan
Hasil Analisis
Sofa Ganesa
Rp 2.857.500,00 Rp 1.091.327,00 Rp 1.766.173,00
.
Perbedaan Hasil Perhitungan Harga Pokok Pesanan Berdasarkan Perhitungan
Perusahaan dan Hasil Analisis
Harga Pokok Pesanan
Nama Pesanan
Selisih
Perusahaan
Hasil Analisis
Sofa Ganesa
Rp.7.398.327,00 Rp.9.164.500,00
Rp 1.766.173,00
Pembahasan
Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian, penulis akan melakukan
pembahasan atas hasil analisis. Pada pengumpulan harga pokok pesanan Sofa Ganesa
yang penulis hitung berdasarkan teori akuntansi biaya menunjukkan adanya perbedaan
dengan perhitungan yang telah dilakukan perusahaan.
Menurut hasil analisis, harga pokok pesanan Sofa Ganesa adalah Rp.9.164.500,00.
Sedangkan menurut perhitungan yang telah dilakukan perusahaan, harga pokok pesanan
Sofa Ganesa adalah Rp.7.398.327,00. Perbedaan perhitungan ini menimbulkan selisih
19
sebesar Rp 1.766.173,00. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan perhitungan
pembebanan unsur-unsur biaya produksi terhadap produk pesanan.
Pada pembebanan biaya overhead pabrik untuk produk pesanan, perusahaan
membebankan sebesar 50% dari jumlah biaya bahan baku yang digunakan pada produk.
Tarif ini diperoleh perusahaan hanya berdasarkan pertimbangan praktis saja tanpa ada
perhitungan pasti, dan persentase sebesar 50% tersebut dianggap tepat atau sesuai untuk
menutup ataupun menggantikan pembebanan biaya overhead pabrik kepada tiap pesanan
produk. Sedangkan menurut metode harga pokok pesanan untuk membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk pesanan secara teliti maka terlebih dahulu perlu disusun
anggaran biaya overhead pabrik oleh perusahaan atau dengan cara mengumpulkan biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi setelah proses produksi selesai.
Pada penelitian ini, penulis memilih untuk mengumpulkan biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya. Setelah itu tahap selanjutnya adalah melakukan analisis alokasi biaya
bersama untuk mengungkap biaya overhead pabrik yang harus dibebankan kepada produk
pesanan Sofa Ganesa. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tarif biaya overhead
pabrik yang harus dibebankan kepada produk pesanan Sofa Ganesa ialah sebesar Rp.
1.091.327,6. Perhitungan penulis ini menimbulkan perbedaan yang cukup signifikan
terhadap perhitungan perusahaan yaitu sebesar Rp 1.766.173,00.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis
mengambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Perhitungan harga pokok pesanan pada Fortuna Meubel belum sesuai dengan
perhitungan berdasarkan teori akuntansi biaya.
2. Jumlah harga pokok produksi pesanan Sofa Ganesa berdasarkan perhitungan teori
akuntansi biaya adalah Rp. 7.398.327,00. yaitu lebih rendah Rp. 1.766.173,00 dari
perhitungan perusahaan sebesar Rp.9.164.500,00
3. Perbedaan perhitungan harga pokok pesanan disebabkan karena adanya perbedaan
perhitungan pembebanan biaya produksi terhadap produk pesanan, dimana besarnya
pembebanan biaya overhead pabrik produk pesanan Sofa Ganesa berdasarkan hasil
analisis adalah Rp 1.091.327,00 yaitu lebih rendah Rp 1.766.173,00 dari perhitungan
perusahaan Rp 2.857.500,00.
4. Dari selisih perhitungan harga pokok pesanan menurut perusahaan yang lebih tinggi
dibanding perhitungan berdasarkan teori akuntansi biaya. Maka harga jual yang
ditetapkan perusahaanpun akan tinggi atau mahal, dan bisa mengakibatkan
perusahaan mengalami kemunduran atau gagal bersaing dengan perusahaan lain yang
sejenis. Namun segi postifnya jika perusahaan mampu mendapatkan pelanggan, maka
hal ini akan membuat perusahaan mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar.
20
Saran
Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab terdahulu, maka penulis akan
memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan bagi Fortuna Meubel yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk mendapatkan hasil perhitungan pembebanan pada pengumpulan harga pokok
produksi secara tepat dan teliti, maka perusahaan hendaknya merubah cara
perhitungan dengan berdasarkan teori akuntansi biaya dan menurunkan pembebanan
tarif biaya overhead pabrik terhadap produk pesanan.
2. Oleh sebab adanya selisih antara perhitungan berdasarkan hasil analisis dengan
berdasarkan perhitungan perusahaan, maka dapat dilihat adanya kemungkinan untuk
menurunkan harga pokok produksi, sehingga harga jual suatu produk dapat menjadi
lebih rendah. Dengan begitu hal ini mampu mendorong perusahaan bersaing dengan
perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama.
21
DAFTAR PUSTAKA
Daljono. 2004. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. BP Universitas
Dipon egoro. Semarang.
Firdaus, Ahmad Dunia dan Wasilah, Abdullah. 2009, Akuntansi Biaya, Edisi Kedua. Salemba
Infotek. Jakarta.
Horngren Charles T, Srikant M.Datar dan George Foster. 2006. Cost Accounting, A Manajerial
Emphasis, 12th. Lestari P.A, T. (terjemahan). Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. PT.
Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Milton F. Usry dan Lawrence H.Hammer. 2002. Cost Accounting Planning and Control, 9th.
Sirait Alfonsus dan Herman Wibowo, T. (terjemahan), Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. 2009, Akuntansi Biaya, Cetakan Kelima. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Rosyidi, Suherman. 2004, Pengantar teori Ekonomi, Cetakan Delapan. PT. RajaGrafindo.
Jakarta.
Sugiri, Slamet. Riyono. 2002. Akuntansi Pengantar I, UPP AMP YKPN. Yogyakarta
Sukirno, Sadono. 2008. Mikroekonomi Teori Pengantar, Cetakan Ketiga. PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
Supriyono R.A. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok.
Cetakan Kelima Belas. BPFE. Yogyakarta.
22
Download