pengaruh model pembelajaran quantum teaching dengan langkah

advertisement
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 16
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
DENGAN LANGKAH-LANGKAH TANDUR TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES BELAJAR SISWA MATERI SEL KELAS XI
DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG
Muhammad Isnaini 1 , Indah Wigati 1 , Halimatussya’diyah 2*
1
Dosen Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang,
Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No. 1 A Km 3,5, Palembang 30126, Indonesia
2*
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang
Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No. 1 A Km 3,5, Palembang 30126, Indonesia
Email: [email protected]
Telp: +6285664622378
ABSTRACT
This research entitled "The Influence of Learning Quantum Teaching Model With Tandur Steps on The Skills
Student Learning Cells Material for XI grades In Senior High School of Muhammadiyah 1 Palembang" This
research was motivated by a teacher-centered learning model. This consequent of this model, was the learning
takes place in one direction and the students have less opportunity to see the real phenomenon or media related
material. The fact indicates that the methods used by teachers in teaching is dominated by the use of
conventional methods. The purpose of this study was to determine the effect of quantum teaching model with
measures against graft in Process Skills on Sel Material. The sample was a class XI 2 with 30 students and class
XI 3 with 30 students. Methods of data collection using performance assessment. The analysis of the data used
is a statistical test by using a statistical formula t test. The df = 58, a significant level of 0.05 for t-table value of
1.672 while the value t count of 5,433. The analysis mean is an effect of the quantum teaching model on the
students learn skill for cell material in grades XI Senior High School of Muhammadiyah 1 Palembang.
Keywords: Skill Learning, Quantum Teaching Model
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Langkah-Langkah
Tandur Terhadap Keterampilan Proses Belajar Siswa Materi Sel Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 1
Palembang” ini dilatar belakangi oleh Pembelajaran yang berpusat pada guru. akibatnya pembelajaran
berlangsung satu arah serta siswa kurang memiliki kesempatan untuk melihat fenomena nyata atau media yang
berhubungan dengan materi. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru
dalam mengajar didominasi oleh penggunaan metode konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran quantum teaching dengan langkah-langkah tandur terhadap
keterampilan proses pada Materi Sel. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 2 yang berjumlah 30
siswa dan kelas XI MIPA 3 yang berjumlah 30 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan penilaian
kinerja. Adapun analisis data yang digunakan adalah uji statistik dengan menggunakan rumus statistik uji t.
dengan nilai nilai df= 58, taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,672 sedangkan nilai t-hitung
sebesar 5,433 artinya penelitian ini model pembelajaran quantum teaching berpengaruh terhadap keterampilan
proses belajara siswa materi sel kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Kata kunci: Keterampilan Proses, Model Pembelajaran Quantum Teaching
PENDAHULUAN
Dewasa ini pendidikan mengemban tugas
pada pencapaian kompetensi dengan berorientasi
pada
aktivitas
belajar
siswa
sebagai
pusat
pembelajaran, namun kenyataan praktiknya belum
terlaksana
seutuhnya.
Pembelajaran
masih
materi
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 17
masih berpusat pada guru (teacher centered).
akibatnya
Kurang optimalnya guru dalam melibatkan siswa
pembelajaran cenderung berlangsung satu arah,
ketika proses belajar mengajar, sehingga siswa
dengan guru sebagai sumber belajar utama.
kurang aktif. Saat proses pembelajaran, siswa
(Haloho, 2014).
jarang melihat fenomena nyata atau media yang
berorientasi
pada
upaya
sebanyak-banyaknya
penguasaan
pada
siswa,
Belajar Biologi khususnya materi sel tidak
berhubungan
dengan
materi
yang
dipelajari.
cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi
Sebagian besar materi dan penyampaiannya bersifat
harus dengan melakukan aktivitas yang lain
book oriented, siswa jarang diajak untuk melihat
diantaranya
kejadian langsung dengan praktik atau media
berpendapat,
membaca,
bertanya,
praktik,
menjawab,
menyimpulkan
dan
mengkomunikasikan, karena pembelajaran biologi
mengemban
tugas
memberikan
representatif lain yang berkaitan dengan materi
tersebut.
penguasaan
Sedangkan
keterampilan disamping kompetensi yang harus
bahwa:
dicapai,
sehingga
sekedar
menuangkan
pembelajaran
pada
Siswa
aktifitas
kurang
siswa
mampu
terlihat
membangun
bukan
hanya
pengetahuannya sendiri dan lebih suka mendengar
pelajaran
tetapi
ceramah dari guru serta siswa merasa kesulitan
teaching is primarily and always the simulation of
apabila diminta mengulang kembali materi yang
learner (Wetherington “dalam” Haloho, 2014).
telah dipelajari. Dengan adanya praktik siswa akan
bahan
Menurut Kemendikbud (2015), bahwa untuk
lebih mudah mengeneralisasikan dan mentransfer
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
pengetahuannya dari pada siswa yang hanya
terhadap kompetensi dasar pada KI-4 dapat
menghafalkan definisi, siswa sering kali berdiskusi
digunakan penilaian keterampilan salah satunya
dengan teman sebangkunya diluar materi pelajaran.
dengan teknik kinerja/praktik jika dalam biologi
Minimnya tingkat keterlibatan siswa dalam
biasanya dilakukan dalam bentuk praktikum.
pembelajaran biologi mengakibatkan keterampilan
Kegiatan praktikum dalam biologi merupakan
proses siswa kurang terlatih. Biologi merupakan
bagian dari proses belajar yang bertujuan agar siswa
bagian dari sains seharusnya lebih menekankan
mendapatkan kesempatan untuk menguji dan
pada keterampilan proses sehingga melibatkan
melaksanakan secara nyata apa yang diperoleh dari
siswa secara langsung melalui pengalaman belajar
teori (Rustaman., dkk “dalam” Rahmadani, 2015).
(Subali, 2010).
Berdasarkan
hasil
observasi
di
SMA
Salah
satu
cara
untuk
menciptakan
Muhammadiyah 1 Palembang pada bulan Januari
pembelajaran yang efektif dan efisien adalah
2016 dapat dilihat dua aspek penting saat proses
dengan memilih model pembelajaran yang sesuai
pembelajaran berlangsung, yaitu proses mengajar
dengan materi ajar, kemampuan dan kebutuhan
yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang
siswa
dilakukan oleh siswa. Pada proses mengajar terlihat
pembelajaran yang menyenangkan salah satunya
bahwa: metode yang digunakan oleh guru dalam
adalah menggunakan model pembelajaran quantum
mengajar didominasi dengan penggunaan metode
teaching
konvensional, sehingga pembelajaran di kelas
(Tumbuhkan,
serta
dapat
dengan
menciptakan
langkah-langkah
Alami,
Namai,
suasana
TANDUR
Demonstrasikan,
Ulangi dan Rayakan). Model pembelajaran ini
diharapkan
dapat
membantu
menyelesaikan
masalah pada mata pelajaran sel.
Menurut
Fathurrohman
Namai,
Mengajar, Semangat)
M= Massa (Semua Individu yang Terlibat, Situasi,
(2015),
quantum
teaching dengan tahapan TANDUR (Tumbuhkan,
Alami,
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 18
Energi (Antusiasme, Efektifitas Belajar
E=
Demonstrasikan,
Ulangi
Materi, Fisik)
C=
Interaksi (Hubungan yang Tercipta di Kelas)
dan
Asas
utama quantum
teaching
adalah
merupakan model pembelajaran yang
“bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan
diturunkan dari quantum learning yang mempunyai
dunia kita ke dunia mereka” asas ini berarti untuk
motto
dan
menerapkan model quantum teaching harus dimulai
menyenangkan, berusaha memberikan kiat-kiat
dengan mencoba memasuki dunia yang dialami
petunjuk dalam mempertajam pemahaman dan daya
oleh peserta didik, menyatukan perasaan dan
ingat.
pikiran
Rayakan)
membiasakan
belajar
nyaman
guru
dengan
peristiwa.
Asas
ini
Model ini berawal dari eksperimen Dr.
menunjukkan betapa pengajaran dengan quantum
George Lazanov dari Bulgaria tentang suggestology
teaching tidak hanya sebuah proses transfer of
yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan pasti
knowledge tetapi lebih jauh dari itu, tentang
mempengaruhi hasil belajar. Bobbie Deporter yang
bagaimana menciptakan suasana belajar yang
merupakan murid dari Dr. George Lazanov
kondusif bagi siswa dan membangun hubungan
mencoba mengembangkan kembali eksperimen
emosional yang baik antara guru dan siswa dalam
gurunya
proses pembelajaran (Harto, 2012).
menjadi
quantum
learning
yang
Menurut Deporter, et al “dalam” Nehru
merupakan hasil adopsi dari beberapa teori, seperti
sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune,
(2013),
pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik)
pembelajaran quantum teaching tahapan TANDUR
dan pendidikan holistik (Harto, 2012).
(Tumbuhkan,
Menurut Deporter dan Mike Hernacki (20I5),
istilah lain yang hampir sama dengan sugestology
bahwa
sintaks
Alami,
atau
Namai,
langkah
model
Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan) adalah:
1. Tumbuhkan
adalah accelerated learning atau belajar dengan
Tumbuhkan minat belajar siswa dengan
kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang
memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk
normal dan dibarengi dengan kegembiraan. Istilah
apakah manfaat pelajaran tersebut bagi siswa
quantum dalam quantum teaching berasal dari
dengan
konsep
Manfaatnya Bagiku” (AMBAK).
persamaan
fisika
kuantum
yang
dikembangkan oleh Issac Newton. Kata quantum
berarti interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya, semua kehidupan adalah energi rumus yang
terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali
menggunakan
rumus
“Apakah
2. Alami/ciptakan
Datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua siswa.
3. Namai
kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi atau
Setelah melalui pengalaman belajar pada
E= M. c2. Konsep fisika kuantum ini jika dikaitkan
kompetensi dasar tertentu, kita ajak untuk
dengan quantum teaching maka (Harto, 2012):
menulis dikertas, menamai apa saja yang mereka
peroleh, apakah informasi itu berupa gambar,
atau tulisan.
sehingga dinilai kurang ekonomis.
4. Demonstrasikan
c. Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan
Setelah siswa mengalami pembelajaran akan
sesuatu,
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 19
b. Banyaknya media dan fasilitas yang digunakan
siswa
diberi
kesempatan
untuk
model quantum teaching akan terjadi dalam
situasi dan kondisi belajar yang kurang kondusif
mendemonstrasikan kemampuaannya. Melalui
sehingga menuntut penguasaan kelas yang baik.
pengalaman belajar siswa akan mengetahui dan
Untuk mengantisipasi hal ini maka seorang gru
mengerti bahwa dia memiliki pengetahuan dan
harus mempunyai persiapan sebelum mengajar,
informasi yang cukup memadai.
menggunakan media yang ekonomis tetapi siswa
5. Ulangi
mampu memahami apa yang disampaikan misal
Pengulangan dan posttest memperkuat daya
ingat dan dapat menumbuhkan rasa, “Aku tahu
bahwa aku memang tahu ini.”
untuk mengendalikan kelas.
Keterampilan proses merupakan pembelajaran
6. Rayakan
dimana
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi,
dan
mengguunakan video, ppt dll. Guru harus kreatif
pemerolehan
ketrampilan
dan
siswa
diberikan
kesempatan
untuk
melakukan suatu interaksi dengan obyek konkret.
ilmu
Keterampilan proses menekankan bagaimana cara
pengetahuan, bisa dilakukan dengan memberikan
memperoleh pengetahuan, menyusun gagasan baru
tepuk tangan maupun pemberian hadiah.
sekaligus menerapkan konsep yang dipelajari dalam
Menurut Akbar dan J. A. Pramukantoro
kehidupan sehari-hari (Wahyuningsih dkk., 2015).
(2014), bahwa kelebihan model quantum teaching
Fokus penilaian kali ini adalah penilaian praktik
adalah:
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
1. Membuat siswa merasa nyaman dan gembira
didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4.
dalam belajar, karena model ini menuntut setiap
Penilaian unjuk kerja/ kinerja/ praktik dilakukan
siswa untuk selalu aktif dalam proses belajar.
dengan cara mengamati kegiatan peserta didik
2. Memberikan motivasi pada siswa untuk ambil
dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
bagian dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang berlangsung.
yang menuntut peserta didik melakukan tugas
3. Dengan adanya kesempatan bagi siswa untuk
menunjukkan
kemampuannya,
akan
memudahkan guru dalam mengontrol sejauh
mana pemahaman siswa dalam belajar
Sedangkan
kelemahan
model
di luar laboratorium (Kemendikbud, 2015).
Menurut Rustaman et al., (2003) berikut ini
ada beberapa jenis keterampilan proses dan
quantum
teaching adalah (Akbar dan J. A. Pramukantoro,
2014):
a. Model
tertentu seperti: praktikum di laboratorium maupun
indikatornya:
1. Mengamati atau observasi dengan indikator:
Menggunakan
quantum
teaching
menuntut
profesionalisme yang tinggi dari seorang guru.
sebanyak
mungkin
indra,
mengumpulkan atau menggunakan fakta yang
relevan.
dengan
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 20
digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam
indikator: Mencari perbedaan dan persamaan,
melaksanakan eksperimen itu sendiri sehingga data
Mengontraskan ciri-ciri.
yang diperoleh benar-benar meyakinkan untuk
2. Mengelompokkan
atau
klasifikasi
3. Menafsirkan atau interpretasi dengan indikator:
Menghubungkan
hasil-hasil
pengamatan,
Menyimpulkan hasil pengamatan .
Menentukan
apa
(Sanjaya, 2013). Sedangkan komparatif adalah
rumusan masalah penelitian yang membandingkan
4. Merencanakan percobaan atau penelitian dengan
indikator:
dijadikan bahan merumuskan suatu generalisasi
yang
akan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang
dilaksanakan berupa langkah kerja, Menentukan
berbeda (Sugiyono, 2015).
alat atau bahan atau sumber yang akan
Desain Penelitian
digunakan.
Menurut Sugiyono (2015), bahwa desain
5. Menggunakan alat atau bahan dengan indikator:
Memakai
alat
atau
bahan,
mengetahui
bagaimana menggunakan alat dan bahan
Dalam penelitian ini menggunakan True experiment
designs dengan posttest only control design.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24-31
2016
di
SMA
Pre-experiment designs, True experiment designs,
Factorial Design dan Quasi experiment designs.
METODOLOGI PENELITIAN
Agustus
penelitian eksperimen terbagi menjadi empat yaitu:
Muhammadiyah
1
Palembang.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah: suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti
Jenis Penelitian
Jenis
Penelitian
penelitian
yang
eksperimen
digunakan
komparatif.
adalah
Penelitian
untuk
kesimpulannya.
dipelajari
kemudian
Macam-macam
variabel
ditarik
yaitu
(Sugiyono, 2015):
eksperimen adalah penelitian yang dirancang secara
1. Variabel independen (X)
sistematis yang disusun terlebih dahulu dan dapat
2. Variabel dependen (Y)
Skema Variabel
Variabel X (Bebas)
Variabel Y (Terikat)
Pengaruh Quantum Teaching
Keterampilan proses
Gambar 1. Skema Variabel
lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran
Devinisi Operasional Variabel
Devinisi Operasional Variabel meliputi:
(Fathurrahman, 2015). Dalam pembelajaran
1. Model pembelajaran quantum teaching
Adalah:
model
pembelajaran
quantum
yang
menjadikan segala sesuatu menjadi berarti dalam
teaching
yang
digunakan yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan).
proses belajar mengajar setiap kata, pikiran,
tindakan dan sampai sejauh mana mengubah
langkah-langkah
2. Keterampilan Proses
siswa
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 21
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
diberikan kesempatan untuk melakukan suatu
terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas
interaksi dengan obyek konkret sampai pada
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penemuan konsep (Wahyuningsih dkk., 2015).
peneliti
Dalam penelitian ini penilaian yang digunakan
kesimpulan (Sugiyono, 2015). Populasi penelitian
adalah penilaian unjuk kerja/kinerja/ praktik
ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI MIPA di
yang tertera pada K13 (kurikulum 2013) bagian
SMA Muhammadiyah 1 Palembang, semester ganjil
KI4 (penilaian keterampilan).
tahun ajaran 2016. Dengan rincian sebagai berikut:
Adalah:
pembelajaran
dimana
untuk
dipelajari
kemudian
ditarik
Populasi dan Sampel
Populasi
Tabel 1. Jumlah Populasi
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
XI MIPA 1
XI MIPA 2
XI MIPA 3
XI MIPA 4
XI MIPA 5
XI MIPA 6
XI MIPA 7
XI MIPA 8
11 Siswa
14 Siswa
15 Siswa
16 Siswa
14 Siswa
11 Siswa
13 Siswa
13 Siswa
23Siswa
16 Siswa
15 Siswa
18 Siswa
19 Siswa
22 Siswa
18 Siswa
17 Siswa
34 siswa
30 Siswa
30 Siswa
34 Siswa
33 Siswa
33 Siswa
31 Siswa
30 Siswa
menggunakan teknik cluster sampling dengan
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau
rincian sebagai berikut:
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.
Pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
Tabel 2. Sampel Penelitian
No
1.
2.
Kelas
XI MIPA 2
XI MIPA 3
Jumlah
Laki-Laki
14 siswa
15 siswa
28 siswa
Adapun
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian kelas eksperimen
adalah:
(1)
Tahap
Mempersiapkan
Pembelajaran
mempersiapkan
perencanaan
Rencana
(RPP).
Perempuan
16 siswa
15 siswa
40 siswa
(2)
yaitu:
Pelaksanaan
Tahap
materi/bahan ajar.
persiapan
(3)
Tahap
pelaksanaan yaitu: melakukan proses pembelajaran
pada kelas eksperimen dengan menggunakan model
TANDUR
Jumlah
30 siswa
30 siswa
60 siswa
langkah-langkah
(Tumbuhkan,
Alami,
penerapan
Namai,
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan), sebagai
berikut (Deporter, 2015):
a. Tumbuhkan
Menumbuhkan minat seorang siswa dengan
“apakah manfaat sebenarnya mempelajari sel”.
b. Alami
pembelajaran quantum teaching dengan langkah-
Menciptakan pengalaman umum yang dapat
langkah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
dimengerti siswa seperti pengamatan sel dengan
Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan).
mikroskop dan melakukan uji osmosis.
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 22
sarana dan prasarana serta data lain yang dianggap
c. Namai
Guru memberikan kata kunci atau konsep
perlu. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan
sehingga setelah siswa melakukan pengamatan
untuk memperoleh data tentang latar belakang
mereka dapat menyimpulkan sendiri apa yang
berdirinya sekolah, jumlah guru/karyawan, keadaan
mereka dapatkan.
siswa, sarana prasarana dan daftar nilai bidang studi
d. Demonstrasikan
Biologi serta hal-hal yang berhubungan dengan
Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk menunjukkan bahwa “mereka tahu”
masalah penelitian di SMA Muhammadiyah 1
Palembang.
dengan mempresentasikan hasil pengamatannya.
e. Ulangi
Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk membaca kembali apa yang sudah mereka
dapatkan sehingga benar-benar faham.
Penilaian Unjuk kerja/kinerja/praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu
f. Rayakan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
Pengakuan untuk setiap siswa yang sudah
a. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik
peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
dengan memberikan pujian atau tepuk tangan,
suatu kompetensi.
jikalau ada siswa yang belum bisa mencapai
tujuan pembelajaran guru harus memberikan
motivasi untuk membangun keyakinan bahwa
dia juga akan sukses suatu saat nanti jika
berusaha secara maksimal.
Tahap
c. Kemampuan-kemampuan
khusus
yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
banyak, sehingga dapat diamati.
Adapun prosedur penelitian kelas kontrol
(a)
dinilai dalam kinerja tersebut.
d. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
(4) Penutup yaitu: melakukan posttest
adalah:
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan
perencanaan
yaitu
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
e. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya
diurutkan
berdasarkan
langkah
langkah
pekerjaan yang akan diamati.
(RPP). (b) Tahap persiapan yaitu: Mempersiapkan
Uji Validitas
materi/bahan ajar. (c) Tahap pelaksanaan yaitu
Validitas
Belajar dengan metode demonstrasi (d) Penutup
menunjukkan
yaitu: Posttes
instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
Teknik Pengumpulan Data
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan,
Dokumentasi
dengan kata lain dapat mengungkap data dari
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
telah
berlalu,
biasanya
berbentuk
adalah
suatu
tingkat-tingkat
ukuran
yang
kevalidan
suatu
variabel yang diteliti secara tepat (Sugiyono, 2015).
tulisan,
Pengujian instrumen kali ini menggunakan uji
gambar/foto, dan karya-karya monumental dari
validitas konstruksi para ahli (judgment expert)
seseorang (Sugiyono, 2013). Teknik ini digunakan
yang dihitung menggunakan rumus Aiken’s V.
untuk memperoleh data tentang jumlah siswa,
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka
antara 1 sampai 5 (sangat tidak relevan sampai
sangat relevan). Rentang angka V adalah 0 sampai
1,00. Statistik Aiken’s V dirumuskan dengan
(Azwar, 2015):
V=
𝑠 [𝑛 𝑐 − 1 ]
rata
Keterangan:
S=
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 23
Lo= Angka penilaian validitas yang terendah
(dalam hal ini=1)
C= Angka penilaian validitas yang tertinggi
(dalam hal ini= 5)
r= Angka yang diberikan oleh seorang ahli.
Menurut pendapat Arikunto (2011) hasil ratavalidasi
dari
ketiga
pakar
selanjutnya
dikonversikan ke dalam skala berikut ini:
r – lo
Tabe 3. Rentang Nilai Validitas
No
1.
2.
3.
4.
5.
Interval
0.000-0.200
0.200-0.400
0.400-0.600
0.600-0.800
0.800-1.000
Kriteria
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
kesamaan varian (homogenitas) dengan Levene’s
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat
Test dalam program software Statistical Product
apakah kedua kelompok tersebut berdistribusi
and Service Solution (SPSS) versi 17. Menu yang
normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan
digunakan untuk mengetahui homogenitas adalah
rumus uji Chi kuadrat:
Analyze- descriptive statistics- explore- muncul
kotak plot- factor level together- descriptive stem-
Keterangan :
and-leaf- histogram- spread vs.level with levene
X2 = harga chi kuadrat
test-untransformed. Jika nilai signifikansinya ≥
fo = frekuensi yang diobservasi
0,05, maka dapat dikatakan bahwa hasilnya
ft = frekuensi yang teoritis
homogen. Jika nilai signifikansinya < 0,05, maka
Kriteria pengujian jika X² (taraf signifikasi
5%) >X2
hitung
< X² (taraf signifikasi 5%) maka
berdistribusi normal (Sudijono, 2014).
varians tidak homogen.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis menggunakan independence
samples t tes menggunakan spss 17 dengan
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
mengeklik analyze, compare mean, independence
apakah sampel yang digunakan dalam keadaan
sample t test selanjutnya akan terbuka kotak dialog
homogen atau mempunyai keadaan awal yang sama
sample t test klik define group kelas eksperimen
atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai
dan kelas kontrol lalu continuo. Pada uji t ini, ada
berikut (Sugiyono, 2011):
beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman,
H0 : O12 = O22 (varian kedua kelas homogen)
yaitu jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05,
H1 : O12 ≠ O22 (varian kedua kelas tidak homogen)
maka H0 diterima dan jika thitung > ttabel atau nilai
Dalam penelitian ini, uji homogenitas juga
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (Priyatno,
dilakukan
sebagai
syarat
dilakukannya
uji-t
(hipotesis). Untuk mengetahui homogenitas dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan uji
2013).
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 24
Data hasil penelitian dianalisis untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
menginterpretasikan data yang telah terkumpul
Hasil
Penelitian
ini
SMA
sekaligus menjawab hipotesis penelitian. Sebelum
Muhammadiyah 1 Palembang pada tanggal 24
dilakukan analisis akhir (pengujian hipotesis), maka
sampai dengan 31 Agustus 2016. Pada penelitian ini
perlu dilakukan pengujian prasyarat pada data yang
dilakukan
telah
dengan
dilaksanakan
tiga
tahap
di
yaitu
tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
diperoleh.
Uji
prasyarat
dalam
dalam
penelitian ini adalah uji validitas:
Tabel 4. Uji Validitas
No
item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Panel 1
Panel 2
Panel 3
3
4
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
Aiken’s
s
8
10
9
9
11
9
9
10
9
11
10
10
10
8
9
0,66
0,83
0,75
0,75
0,91
0,75
0,75
0,83
0,75
0,91
0,83
0,83
0,83
0,66
0,75
Berikut ini data pengelompokan nomor item soal berdasarkan kriteria:
Tabel 5. Kriteria Item Soal
No Item soal
2, 3, 5, 8, 10, 11, 12,13
4, 6, 7, 9, 15
1, 14,
Aiken’s “v”
0,800-1.000
0.600-0.800
0.400-0.600
Setelah dilakukan uji validitas maka dilakukan
penelitian dengan model pembelajaran quantum
kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
demonstrasi untuk kelas kontrol. Berikut ini nilai
rata-rata yang diperoleh dalam pembelajaran sel:
teaching untuk kelas eksperimen dan metode
Diagram 1. Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
eksperimen
kontrol
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 25
Uji Normalitas
Berdasarkan data posttest penilaian kinerja
diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar
83,3 dengan banyak data 30 dan kelas kontrol
sebesar 74 dengan banyak data 30. Uji normalitas
bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap
variabel yang dianalisis berdistribusi normal.
Dengan menggunakan menu Analize –
Descriptive Statistics – Explore pada program SPSS
versi 17, didapatkan hasil perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 6. Uji Normalitas Data Nilai Pretest Siswa
Nilai Posttest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Nilai Sig
0,200 > 0,05
0,200 > 0,05
Untuk mengetahui normal atau tidaknya
data tersebut, dilihat dari nilai signifikansi pada
kolom
Kolmogrov-Smirnov.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas pretest digunakan untuk
nilai
mengetahui apakah siswa kelas XII MIPA 2 dan
signifikansinya > 0,05 maka dapat dikatakan data
siswa kelas XII MIPA 3 memiliki keadaan yang
tersebut
jika
sama atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan
signifikansinya < 0,05 maka dapat dikatakan tidak
data nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas
normal (Priyanto, 2013). Berdasarkan output SPSS
kontrol. Untuk mengetahui homogenitas dari kelas
diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
eksperimen dan kelas kontrol, digunakan uji
untuk
kolom
kesamaan varian (homogenitas) dengan Levene’s
Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,200; sedangkan pada
Test dalam program software Statistical Product
kelas
kelas
and Service Solution (SPSS) versi 17. Menu yang
eksperimen tertera pada kolom Kolmogrov-Smirnov
digunakan untuk mengetahui homogenitas adalah
juga sebesar 0,200. Dengan demikian, dari output
Analyze – Compare Means – Independent sample T
normalitas data sampel kedua kelas dinyatakan
test. Hasil penghitungan uji homogenitas pretest
berdistribusi
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
berdistribusi
kelas
kontrol
normal,
eksperimen
nilai
normal
Jika
Keterangan
Normal
Normal
atau
tertera
pada
signifikansi
karena
untuk
nilai
signifikansi
keduanya telah lebih dari 0,05.
pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Uji Homogenitas Data Nilai Posttest Siswa
Nilai Posttest
Nilai Sig
Keterangan
Kelas Eksperimen dan Kontrol
0,075 > 0,05
Homogen
Berdasarkan output tabel
signifikansi pada kolom signifikansi
Signifikansi 0,75 telah lebih dari
syarat dikatakan homogen. Maka
homogen.
terlihat nilai
sebesar 0,075.
0,05 sebagai
dari itu data
Pengujian Hipotesis Dua Pihak (Two-Tailed)
sample t-test melihat Equal Variances assumed
dengan bantuan program SPSS versi 17. Uji
hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui simpulan
penelitian. Pada uji t ini, ada beberapa ketentuan
yang dijadikan pedoman, yaitu jika thitung < ttabel atau
nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan jika
Setelah data dinyatakan normal dan homogen,
maka uji hipotesis menggunakan uji independent
thitung > ttabel atau nilai signifikansi < 0,05 maka H0
ditolak (Priyatno, 2013). Berikut ini merupakan
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 26
hasil analisis uji-t data keterampilan proses siswa:
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)
Nilai Thitung >Ttabel
5,433 > 1,672
Keterangan
Ha Diterima
Output SPSS diatas dapat dibaca bahwa nilai
cara penggunaan alat dan bahan dan dinilai aspek
signifikansi pada kolom equal variances assumed
kinerjanya.
sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai tersebut kurang
3. Namai
dari 0,005 (0,000 < 0,005). Sementara itu dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
Guru memberikan kata kunci atau konsep
sampel
sehingga setelah siswa melakukan pengamatan
sebanyak 60 orang (30 kelas eksperimen dan 30
mereka dapat menyimpulkan sendiri apa yang
kelas kontrol), maka nilai derajat kebebasan (dk) =
mereka dapatkan, siswa bebas mencari sumber
Berdasarkan data dF= (kelas eksperimen +
kelas control) -2 maka df= (30+30)-2= 58 dengan
taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai t-hitung sebesar
belajar yang berkaitan dengan sel.
4. Demonstrasikan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
5,433 sedangkan nilai t-tabel sebesar 1,672. Sesuai
menunjukkan
bahwa
dengan kriteria diterimanya Ha adalah t-hitung >
membuat
dari t- tabel. Maka hipotesis kerja Ha diterima dan
mempresentasikannya.
Ho ditolak.
5. Ulangi
catatan
“mereka
hasil
tahu”
pengamatan
dengan
dan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Pembahasan
Hasil pos-test menunjukkan bahwa kelas
membaca kembali apa yang sudah mereka dapatkan
eksperimen (XI MIPA 2) memperoleh nilai rata-
sehingga benar-benar faham.
rata= 83,3 dan kelas kontrol (XI MIPA 3)
6. Rayakan
memperoleh nilai= 74 artinya dari hasil penilaian
Pengakuan untuk setiap siswa yang sudah
kinerja nilai eksperimen dengan menggunakan
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dengan
model pembelajaran quantum teaching lebih besar
memberikan pujian atau tepuk tangan.
dibandingkan
Pembelajaran
dengan
dengan
dengan
demonstrasi.
menggunakan
quantum
Pada hakikatnya banyak cara yang bisa
digunakan untuk menilai keterampilan proses
teaching mempunyai langkah-langkah berikut ini:
belajar siswa. Hanya saja, cara yang masih berlaku
1. Tumbuhkan
di sekolah adalah menggunakan tes tertulis untuk
Guru menumbuhkan minat seorang siswa dalam
menilai keterampilan proses belajar siswa, padahal
mempelajari sel dan memberikan motivasi kepada
tes tertulis belum bisa menilai kemampuan siswa
siswa agar pembelajaran menyenangkan.
secara adil. Berdasarkan hasil penelitian dari
2. Alami
Standford dan Reeves (2005) menyatakan bahwa
Siswa diberikan pengalaman langsung dengan
Penilaian
kinerja
lebih
mengharuskan
siswa
melakukan pengamatan sel dengan mikroskop. Sel
menunjukkan kinerja, bukan memilih salah satu
yang diamati adalah sel mati dan sel hidup. Dalam
jawaban dari pilihan yang tersedia, sehingga
hal ini siswa bebas bereksplorasi dan menemukan
penilaian kinerja bisa membantu guru untuk menilai
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 27
karena siswa kelas kontrol kurang memperhatikan
keterampilan proses secara lebih adil
perbedaan antara sel mati dan sel hidup. (5)
Kegiatan
praktikum
pada
Menafsirkan kelas eksperimen memperoleh nilai
penelitian ini merupakan media yang dirancang
rata-rata 3,53 sedangkan kontrol memperoleh nilai
untuk memberikan informasi tentang keterampilan
3. (6). Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata
proses siswa yang dinilai dengan penilaian kinerja,
mengkomunikasikan materi sebesar 3,25 dan kelas
mulai dari tahap persiapan hingga akhir praktikum.
kontrol memperoleh nilai 2,37 hal ini disebabkan
Pada penelitian ini, menggunakan 7 aspek penilaian
karena kelas kontrol cenderung diam dan memilih
yang merupakan perkembangan dari keterampilan
mendengarkan ceramah dari guru. (7) bagian akhir
proses belajar siswa. Keterampilan proses yang
kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 3,2 dan
dinilai
kelas kontrol sebesar 2,58 aspek tanggung jawab
adalah:
yang
digunakan
merencanakan
dan
percobaan,
menggunakan
alat
bahan,
keterampilan
mengamati,
mengelompokkan/
klasifiksai,
siswa kelas kontrol juga masih kurang.
Berdasarkan
hasil
uji
hipotesis
diatas
menafsirkan atau interpretasi, mengkomunikasikan,
diperoleh nilai Thitung = 5,433 > Ttabel = 1,672 artinya
dan penutup.
Ha
Diterima
yang
berbunyi:
ada
pengaruh
Berdasarkan nilai kinerja terdapat perbedaan
penggunaan model pembelajaran quantum teaching
nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas
terhadap keterampilan proses belajara siswa materi
kontrol. Nilai rata-rata penilaian kinerja untuk: (1)
sel kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang
persiapan pada kelas eksperimn
adalah 3,96
Model pembelajaran quantum teaching dapat
sedangkan kelas kontrol 3,73 perbedaan nilai
digunakan untuk alternatif model pembelajaran
disebabkan oleh perbedaan keaktifan siswa dalam
yang
persiapan
Keterampilan
pembelajaran dengan model ini menuntut siswa
menggunakan alat kelas eksperimen memperoleh
untuk belajar lebih aktif dan partisipatif, selain itu
rata-rata 3, 65 dan kelas kontrol 3, 37, hal ini
guru dituntut menguasai materi, guru juga dituntut
disebabkan karena hanya sebagian siswa kelas
untuk kreatif, memahami karakteristik siswa,
kontrol yang mampu mengoperasikan mikroskop
menghargai apa yang dilakukan/ jawaban siswa.
dengan benar sampai menemukan sebuah objek. (3)
Dengan sikap guru yang ramah dan mengerti
Keterampilan mengamati, dengan nilai rata-rata
kondisi siswa, maka siswa akan merasa nyaman
kelas eksperimen 3,68 dan kelas kontrol 3,14 hal ini
dalam proses pembelajaran dan juga guru akan
disebabkan karena kelas kontrol masih banyak yang
merasa nyaman dalam penyampaian materi. Siswa
kurang
ketika
akan diajak belajar dengan lebih aktif dengan
perbesaran
melakukan diskusi dalam suasana yang lebih
mikroskop mereka kurang terampil sehingga tidak
nyaman, menyenangkan dan media yang digunakan
bisa
mendukung sehingga siswa senang untuk belajar.
disuruh
praktikum.
memperhatikan
praktik
menemukan
Keterampilam
untuk
objek
(2)
guru
sehingga
mengatur
untuk
mengelompokkan,
diamati.
siswa
(4)
kelas
eksperimen memperoleh nilai 3,88 sedangkan
kontrol memperoleh nilai 3,34 hal ini disebabkan
efektif
dalam
proses
belajar
karena
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 28
[8] Harto, K. 2012. Active Learning dalam
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan
bahwa Thitung
=
5,433
>
Ttabel
=
Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta:
1,672 maka Ha
Diterima yang berbunyi: ada pengaruh penggunaan
Pustaka felicha.
[9]
Jack, G.U. 2013. The Influence of Identified
model pembelajaran Quantum Teaching terhadap
Student and School Variables on Student
keterampilan proses belajara siswa materi Sel kelas
Science Process Skill Acquisition. Journal of
XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Education and Practice. No. 4(5): Hal. 16-22.
Diakses pada Tanggal 24 juni 2016 Pukul
DAFTAR PUSTAKA
[1]
08:45 WIB.
Akbar, M.S dan Pramukantoro, J.A. Pengaruh
Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi
Siswa pada Standar Kompetensi Dasar-Dasar
Elektronika di SMK Nu Sunan Drajat Paciran
Lamongan. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.
Volume 03 hal. 105-110. Nomor 01 tahun
[10]
Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian
untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
Kemendikbud,
badan
penelitian
dan
pengembangan.
[11] Khodijah, N. 2011. Psikologi Pendidikan.
Palembang:Grafika Telindo Press.
2014. Diakses pada tanggal 16 Januari 2016
pukul 20:30 WIB.
[2] Arikunto, S. 2010.
[12] Priyanto, D. 2013. SPSS: Paham Analisa
Prosedur
Penelitian
sebagai Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fathurrahman,
Pembelajaran
M.
2015.
Inovatif.
Model-Model
Jakarta:
Ar-ruzz
Media.
[7]
Haloho, L. 2014. Perbaikan Aktifitas Belajar
Biologi Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student
Team Achievement Divisions) Pada Kelas X-3
Sma Negeri 12 Medan. Jurnal saintech. vol.
06 No. 02 juni 2014. No. ISSN 206-9681.
Diakses pada tanggal 4 Desember 2015 pukul
15:04 WIB.
Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif dan
Evektifitasnya terhadap Kemampuan Berpikir
Deporter, B. Reardon, M dan Singer Nourie.
S. 2003. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
[6]
Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi
dan Instrument Penilaian Kinerja Praktikum
DePorter, B. dan Hernacki, M. 2015. Quantum
Learning. Bandung: Kaifa.
[5]
Mediakom
[13] Rahmadani, St. Jamaluddin. Zulkifli, L.2015.
[3] Azwar. S. 2015. Reliabilitas dan Validitas edisi
[4]
Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Kritis Siswa SMA/MA kelas XI. E-Jurnal
penelitian pendidikan IPA. Vol. 1 No. 2 Juli
2015.
Issn.
2407-795X.
jurnal.unram.ac.id/
website
index.php/
http//
jpp-ipa.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul
13:00 WIB.
[14] Rusman. 2003. Model-model Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme
Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[15] Subali, B. 2010. Bias Item Tes Keterampilan
Proses
Sains
Pola
Divergen
dan
Modifikasinya sebagai tes Kreativitas. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan No. 2 Hal.
Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 29
309-334. Diakses pada Tanggal 24 juni 2016
pukul 09.30 WIB.
[16] Sugiyono. 2015. Metode Penelitian kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
[17] Stanford, P & Reeves, S. 2005. Assessment
that drives instruction. Teaching Exceptional
Children.
Journal
of
Case
Studies
in
Accreditation and Assessment, 37 (4), hlm.
18-22
[18] Wahyuningsih, S. Kurniawan, E.S dan Ashari.
2015.
Penerapan
Quantum
Teaching
Model
Pembelajaran
Guna
Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Negerii 4 Purworejo
Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Radiasi
Vol 7 No. I. September 2015 diakses pada
tanggal 20 April 2016 Pukul 16:00 WIB.
Download