Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 16 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN LANGKAH-LANGKAH TANDUR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES BELAJAR SISWA MATERI SEL KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG Muhammad Isnaini 1 , Indah Wigati 1 , Halimatussya’diyah 2* 1 Dosen Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No. 1 A Km 3,5, Palembang 30126, Indonesia 2* Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No. 1 A Km 3,5, Palembang 30126, Indonesia Email: [email protected] Telp: +6285664622378 ABSTRACT This research entitled "The Influence of Learning Quantum Teaching Model With Tandur Steps on The Skills Student Learning Cells Material for XI grades In Senior High School of Muhammadiyah 1 Palembang" This research was motivated by a teacher-centered learning model. This consequent of this model, was the learning takes place in one direction and the students have less opportunity to see the real phenomenon or media related material. The fact indicates that the methods used by teachers in teaching is dominated by the use of conventional methods. The purpose of this study was to determine the effect of quantum teaching model with measures against graft in Process Skills on Sel Material. The sample was a class XI 2 with 30 students and class XI 3 with 30 students. Methods of data collection using performance assessment. The analysis of the data used is a statistical test by using a statistical formula t test. The df = 58, a significant level of 0.05 for t-table value of 1.672 while the value t count of 5,433. The analysis mean is an effect of the quantum teaching model on the students learn skill for cell material in grades XI Senior High School of Muhammadiyah 1 Palembang. Keywords: Skill Learning, Quantum Teaching Model ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Langkah-Langkah Tandur Terhadap Keterampilan Proses Belajar Siswa Materi Sel Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 1 Palembang” ini dilatar belakangi oleh Pembelajaran yang berpusat pada guru. akibatnya pembelajaran berlangsung satu arah serta siswa kurang memiliki kesempatan untuk melihat fenomena nyata atau media yang berhubungan dengan materi. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar didominasi oleh penggunaan metode konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran quantum teaching dengan langkah-langkah tandur terhadap keterampilan proses pada Materi Sel. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 2 yang berjumlah 30 siswa dan kelas XI MIPA 3 yang berjumlah 30 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan penilaian kinerja. Adapun analisis data yang digunakan adalah uji statistik dengan menggunakan rumus statistik uji t. dengan nilai nilai df= 58, taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,672 sedangkan nilai t-hitung sebesar 5,433 artinya penelitian ini model pembelajaran quantum teaching berpengaruh terhadap keterampilan proses belajara siswa materi sel kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Kata kunci: Keterampilan Proses, Model Pembelajaran Quantum Teaching PENDAHULUAN Dewasa ini pendidikan mengemban tugas pada pencapaian kompetensi dengan berorientasi pada aktivitas belajar siswa sebagai pusat pembelajaran, namun kenyataan praktiknya belum terlaksana seutuhnya. Pembelajaran masih materi Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 17 masih berpusat pada guru (teacher centered). akibatnya Kurang optimalnya guru dalam melibatkan siswa pembelajaran cenderung berlangsung satu arah, ketika proses belajar mengajar, sehingga siswa dengan guru sebagai sumber belajar utama. kurang aktif. Saat proses pembelajaran, siswa (Haloho, 2014). jarang melihat fenomena nyata atau media yang berorientasi pada upaya sebanyak-banyaknya penguasaan pada siswa, Belajar Biologi khususnya materi sel tidak berhubungan dengan materi yang dipelajari. cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi Sebagian besar materi dan penyampaiannya bersifat harus dengan melakukan aktivitas yang lain book oriented, siswa jarang diajak untuk melihat diantaranya kejadian langsung dengan praktik atau media berpendapat, membaca, bertanya, praktik, menjawab, menyimpulkan dan mengkomunikasikan, karena pembelajaran biologi mengemban tugas memberikan representatif lain yang berkaitan dengan materi tersebut. penguasaan Sedangkan keterampilan disamping kompetensi yang harus bahwa: dicapai, sehingga sekedar menuangkan pembelajaran pada Siswa aktifitas kurang siswa mampu terlihat membangun bukan hanya pengetahuannya sendiri dan lebih suka mendengar pelajaran tetapi ceramah dari guru serta siswa merasa kesulitan teaching is primarily and always the simulation of apabila diminta mengulang kembali materi yang learner (Wetherington “dalam” Haloho, 2014). telah dipelajari. Dengan adanya praktik siswa akan bahan Menurut Kemendikbud (2015), bahwa untuk lebih mudah mengeneralisasikan dan mentransfer mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pengetahuannya dari pada siswa yang hanya terhadap kompetensi dasar pada KI-4 dapat menghafalkan definisi, siswa sering kali berdiskusi digunakan penilaian keterampilan salah satunya dengan teman sebangkunya diluar materi pelajaran. dengan teknik kinerja/praktik jika dalam biologi Minimnya tingkat keterlibatan siswa dalam biasanya dilakukan dalam bentuk praktikum. pembelajaran biologi mengakibatkan keterampilan Kegiatan praktikum dalam biologi merupakan proses siswa kurang terlatih. Biologi merupakan bagian dari proses belajar yang bertujuan agar siswa bagian dari sains seharusnya lebih menekankan mendapatkan kesempatan untuk menguji dan pada keterampilan proses sehingga melibatkan melaksanakan secara nyata apa yang diperoleh dari siswa secara langsung melalui pengalaman belajar teori (Rustaman., dkk “dalam” Rahmadani, 2015). (Subali, 2010). Berdasarkan hasil observasi di SMA Salah satu cara untuk menciptakan Muhammadiyah 1 Palembang pada bulan Januari pembelajaran yang efektif dan efisien adalah 2016 dapat dilihat dua aspek penting saat proses dengan memilih model pembelajaran yang sesuai pembelajaran berlangsung, yaitu proses mengajar dengan materi ajar, kemampuan dan kebutuhan yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang siswa dilakukan oleh siswa. Pada proses mengajar terlihat pembelajaran yang menyenangkan salah satunya bahwa: metode yang digunakan oleh guru dalam adalah menggunakan model pembelajaran quantum mengajar didominasi dengan penggunaan metode teaching konvensional, sehingga pembelajaran di kelas (Tumbuhkan, serta dapat dengan menciptakan langkah-langkah Alami, Namai, suasana TANDUR Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). Model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah pada mata pelajaran sel. Menurut Fathurrohman Namai, Mengajar, Semangat) M= Massa (Semua Individu yang Terlibat, Situasi, (2015), quantum teaching dengan tahapan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 18 Energi (Antusiasme, Efektifitas Belajar E= Demonstrasikan, Ulangi Materi, Fisik) C= Interaksi (Hubungan yang Tercipta di Kelas) dan Asas utama quantum teaching adalah merupakan model pembelajaran yang “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan diturunkan dari quantum learning yang mempunyai dunia kita ke dunia mereka” asas ini berarti untuk motto dan menerapkan model quantum teaching harus dimulai menyenangkan, berusaha memberikan kiat-kiat dengan mencoba memasuki dunia yang dialami petunjuk dalam mempertajam pemahaman dan daya oleh peserta didik, menyatukan perasaan dan ingat. pikiran Rayakan) membiasakan belajar nyaman guru dengan peristiwa. Asas ini Model ini berawal dari eksperimen Dr. menunjukkan betapa pengajaran dengan quantum George Lazanov dari Bulgaria tentang suggestology teaching tidak hanya sebuah proses transfer of yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan pasti knowledge tetapi lebih jauh dari itu, tentang mempengaruhi hasil belajar. Bobbie Deporter yang bagaimana menciptakan suasana belajar yang merupakan murid dari Dr. George Lazanov kondusif bagi siswa dan membangun hubungan mencoba mengembangkan kembali eksperimen emosional yang baik antara guru dan siswa dalam gurunya proses pembelajaran (Harto, 2012). menjadi quantum learning yang Menurut Deporter, et al “dalam” Nehru merupakan hasil adopsi dari beberapa teori, seperti sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, (2013), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) pembelajaran quantum teaching tahapan TANDUR dan pendidikan holistik (Harto, 2012). (Tumbuhkan, Menurut Deporter dan Mike Hernacki (20I5), istilah lain yang hampir sama dengan sugestology bahwa sintaks Alami, atau Namai, langkah model Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) adalah: 1. Tumbuhkan adalah accelerated learning atau belajar dengan Tumbuhkan minat belajar siswa dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk normal dan dibarengi dengan kegembiraan. Istilah apakah manfaat pelajaran tersebut bagi siswa quantum dalam quantum teaching berasal dari dengan konsep Manfaatnya Bagiku” (AMBAK). persamaan fisika kuantum yang dikembangkan oleh Issac Newton. Kata quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, semua kehidupan adalah energi rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali menggunakan rumus “Apakah 2. Alami/ciptakan Datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. 3. Namai kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi atau Setelah melalui pengalaman belajar pada E= M. c2. Konsep fisika kuantum ini jika dikaitkan kompetensi dasar tertentu, kita ajak untuk dengan quantum teaching maka (Harto, 2012): menulis dikertas, menamai apa saja yang mereka peroleh, apakah informasi itu berupa gambar, atau tulisan. sehingga dinilai kurang ekonomis. 4. Demonstrasikan c. Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan Setelah siswa mengalami pembelajaran akan sesuatu, Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 19 b. Banyaknya media dan fasilitas yang digunakan siswa diberi kesempatan untuk model quantum teaching akan terjadi dalam situasi dan kondisi belajar yang kurang kondusif mendemonstrasikan kemampuaannya. Melalui sehingga menuntut penguasaan kelas yang baik. pengalaman belajar siswa akan mengetahui dan Untuk mengantisipasi hal ini maka seorang gru mengerti bahwa dia memiliki pengetahuan dan harus mempunyai persiapan sebelum mengajar, informasi yang cukup memadai. menggunakan media yang ekonomis tetapi siswa 5. Ulangi mampu memahami apa yang disampaikan misal Pengulangan dan posttest memperkuat daya ingat dan dapat menumbuhkan rasa, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.” untuk mengendalikan kelas. Keterampilan proses merupakan pembelajaran 6. Rayakan dimana Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan mengguunakan video, ppt dll. Guru harus kreatif pemerolehan ketrampilan dan siswa diberikan kesempatan untuk melakukan suatu interaksi dengan obyek konkret. ilmu Keterampilan proses menekankan bagaimana cara pengetahuan, bisa dilakukan dengan memberikan memperoleh pengetahuan, menyusun gagasan baru tepuk tangan maupun pemberian hadiah. sekaligus menerapkan konsep yang dipelajari dalam Menurut Akbar dan J. A. Pramukantoro kehidupan sehari-hari (Wahyuningsih dkk., 2015). (2014), bahwa kelebihan model quantum teaching Fokus penilaian kali ini adalah penilaian praktik adalah: untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta 1. Membuat siswa merasa nyaman dan gembira didik terhadap kompetensi dasar pada KI-4. dalam belajar, karena model ini menuntut setiap Penilaian unjuk kerja/ kinerja/ praktik dilakukan siswa untuk selalu aktif dalam proses belajar. dengan cara mengamati kegiatan peserta didik 2. Memberikan motivasi pada siswa untuk ambil dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok bagian dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang berlangsung. yang menuntut peserta didik melakukan tugas 3. Dengan adanya kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan kemampuannya, akan memudahkan guru dalam mengontrol sejauh mana pemahaman siswa dalam belajar Sedangkan kelemahan model di luar laboratorium (Kemendikbud, 2015). Menurut Rustaman et al., (2003) berikut ini ada beberapa jenis keterampilan proses dan quantum teaching adalah (Akbar dan J. A. Pramukantoro, 2014): a. Model tertentu seperti: praktikum di laboratorium maupun indikatornya: 1. Mengamati atau observasi dengan indikator: Menggunakan quantum teaching menuntut profesionalisme yang tinggi dari seorang guru. sebanyak mungkin indra, mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan. dengan Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 20 digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam indikator: Mencari perbedaan dan persamaan, melaksanakan eksperimen itu sendiri sehingga data Mengontraskan ciri-ciri. yang diperoleh benar-benar meyakinkan untuk 2. Mengelompokkan atau klasifikasi 3. Menafsirkan atau interpretasi dengan indikator: Menghubungkan hasil-hasil pengamatan, Menyimpulkan hasil pengamatan . Menentukan apa (Sanjaya, 2013). Sedangkan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan 4. Merencanakan percobaan atau penelitian dengan indikator: dijadikan bahan merumuskan suatu generalisasi yang akan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang dilaksanakan berupa langkah kerja, Menentukan berbeda (Sugiyono, 2015). alat atau bahan atau sumber yang akan Desain Penelitian digunakan. Menurut Sugiyono (2015), bahwa desain 5. Menggunakan alat atau bahan dengan indikator: Memakai alat atau bahan, mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan Dalam penelitian ini menggunakan True experiment designs dengan posttest only control design. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24-31 2016 di SMA Pre-experiment designs, True experiment designs, Factorial Design dan Quasi experiment designs. METODOLOGI PENELITIAN Agustus penelitian eksperimen terbagi menjadi empat yaitu: Muhammadiyah 1 Palembang. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah: suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Jenis Penelitian Jenis Penelitian penelitian yang eksperimen digunakan komparatif. adalah Penelitian untuk kesimpulannya. dipelajari kemudian Macam-macam variabel ditarik yaitu (Sugiyono, 2015): eksperimen adalah penelitian yang dirancang secara 1. Variabel independen (X) sistematis yang disusun terlebih dahulu dan dapat 2. Variabel dependen (Y) Skema Variabel Variabel X (Bebas) Variabel Y (Terikat) Pengaruh Quantum Teaching Keterampilan proses Gambar 1. Skema Variabel lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran Devinisi Operasional Variabel Devinisi Operasional Variabel meliputi: (Fathurrahman, 2015). Dalam pembelajaran 1. Model pembelajaran quantum teaching Adalah: model pembelajaran quantum yang menjadikan segala sesuatu menjadi berarti dalam teaching yang digunakan yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). proses belajar mengajar setiap kata, pikiran, tindakan dan sampai sejauh mana mengubah langkah-langkah 2. Keterampilan Proses siswa Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 21 Populasi adalah wilayah generalisasi yang diberikan kesempatan untuk melakukan suatu terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas interaksi dengan obyek konkret sampai pada dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penemuan konsep (Wahyuningsih dkk., 2015). peneliti Dalam penelitian ini penilaian yang digunakan kesimpulan (Sugiyono, 2015). Populasi penelitian adalah penilaian unjuk kerja/kinerja/ praktik ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI MIPA di yang tertera pada K13 (kurikulum 2013) bagian SMA Muhammadiyah 1 Palembang, semester ganjil KI4 (penilaian keterampilan). tahun ajaran 2016. Dengan rincian sebagai berikut: Adalah: pembelajaran dimana untuk dipelajari kemudian ditarik Populasi dan Sampel Populasi Tabel 1. Jumlah Populasi Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah XI MIPA 1 XI MIPA 2 XI MIPA 3 XI MIPA 4 XI MIPA 5 XI MIPA 6 XI MIPA 7 XI MIPA 8 11 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 14 Siswa 11 Siswa 13 Siswa 13 Siswa 23Siswa 16 Siswa 15 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 22 Siswa 18 Siswa 17 Siswa 34 siswa 30 Siswa 30 Siswa 34 Siswa 33 Siswa 33 Siswa 31 Siswa 30 Siswa menggunakan teknik cluster sampling dengan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah atau rincian sebagai berikut: karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Pengambilan sampel pada penelitian ini Tabel 2. Sampel Penelitian No 1. 2. Kelas XI MIPA 2 XI MIPA 3 Jumlah Laki-Laki 14 siswa 15 siswa 28 siswa Adapun Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian kelas eksperimen adalah: (1) Tahap Mempersiapkan Pembelajaran mempersiapkan perencanaan Rencana (RPP). Perempuan 16 siswa 15 siswa 40 siswa (2) yaitu: Pelaksanaan Tahap materi/bahan ajar. persiapan (3) Tahap pelaksanaan yaitu: melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model TANDUR Jumlah 30 siswa 30 siswa 60 siswa langkah-langkah (Tumbuhkan, Alami, penerapan Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan), sebagai berikut (Deporter, 2015): a. Tumbuhkan Menumbuhkan minat seorang siswa dengan “apakah manfaat sebenarnya mempelajari sel”. b. Alami pembelajaran quantum teaching dengan langkah- Menciptakan pengalaman umum yang dapat langkah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, dimengerti siswa seperti pengamatan sel dengan Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan). mikroskop dan melakukan uji osmosis. Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 22 sarana dan prasarana serta data lain yang dianggap c. Namai Guru memberikan kata kunci atau konsep perlu. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan sehingga setelah siswa melakukan pengamatan untuk memperoleh data tentang latar belakang mereka dapat menyimpulkan sendiri apa yang berdirinya sekolah, jumlah guru/karyawan, keadaan mereka dapatkan. siswa, sarana prasarana dan daftar nilai bidang studi d. Demonstrasikan Biologi serta hal-hal yang berhubungan dengan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa “mereka tahu” masalah penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. dengan mempresentasikan hasil pengamatannya. e. Ulangi Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca kembali apa yang sudah mereka dapatkan sehingga benar-benar faham. Penilaian Unjuk kerja/kinerja/praktik Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu f. Rayakan mempertimbangkan hal-hal berikut: Pengakuan untuk setiap siswa yang sudah a. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari dengan memberikan pujian atau tepuk tangan, suatu kompetensi. jikalau ada siswa yang belum bisa mencapai tujuan pembelajaran guru harus memberikan motivasi untuk membangun keyakinan bahwa dia juga akan sukses suatu saat nanti jika berusaha secara maksimal. Tahap c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. banyak, sehingga dapat diamati. Adapun prosedur penelitian kelas kontrol (a) dinilai dalam kinerja tersebut. d. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu (4) Penutup yaitu: melakukan posttest adalah: b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan perencanaan yaitu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran e. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah langkah pekerjaan yang akan diamati. (RPP). (b) Tahap persiapan yaitu: Mempersiapkan Uji Validitas materi/bahan ajar. (c) Tahap pelaksanaan yaitu Validitas Belajar dengan metode demonstrasi (d) Penutup menunjukkan yaitu: Posttes instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid Teknik Pengumpulan Data apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, Dokumentasi dengan kata lain dapat mengungkap data dari Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, biasanya berbentuk adalah suatu tingkat-tingkat ukuran yang kevalidan suatu variabel yang diteliti secara tepat (Sugiyono, 2015). tulisan, Pengujian instrumen kali ini menggunakan uji gambar/foto, dan karya-karya monumental dari validitas konstruksi para ahli (judgment expert) seseorang (Sugiyono, 2013). Teknik ini digunakan yang dihitung menggunakan rumus Aiken’s V. untuk memperoleh data tentang jumlah siswa, Penilaian dilakukan dengan cara memberikan angka antara 1 sampai 5 (sangat tidak relevan sampai sangat relevan). Rentang angka V adalah 0 sampai 1,00. Statistik Aiken’s V dirumuskan dengan (Azwar, 2015): V= 𝑠 [𝑛 𝑐 − 1 ] rata Keterangan: S= Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 23 Lo= Angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini=1) C= Angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini= 5) r= Angka yang diberikan oleh seorang ahli. Menurut pendapat Arikunto (2011) hasil ratavalidasi dari ketiga pakar selanjutnya dikonversikan ke dalam skala berikut ini: r – lo Tabe 3. Rentang Nilai Validitas No 1. 2. 3. 4. 5. Interval 0.000-0.200 0.200-0.400 0.400-0.600 0.600-0.800 0.800-1.000 Kriteria Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi kesamaan varian (homogenitas) dengan Levene’s Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat Test dalam program software Statistical Product apakah kedua kelompok tersebut berdistribusi and Service Solution (SPSS) versi 17. Menu yang normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan digunakan untuk mengetahui homogenitas adalah rumus uji Chi kuadrat: Analyze- descriptive statistics- explore- muncul kotak plot- factor level together- descriptive stem- Keterangan : and-leaf- histogram- spread vs.level with levene X2 = harga chi kuadrat test-untransformed. Jika nilai signifikansinya ≥ fo = frekuensi yang diobservasi 0,05, maka dapat dikatakan bahwa hasilnya ft = frekuensi yang teoritis homogen. Jika nilai signifikansinya < 0,05, maka Kriteria pengujian jika X² (taraf signifikasi 5%) >X2 hitung < X² (taraf signifikasi 5%) maka berdistribusi normal (Sudijono, 2014). varians tidak homogen. Uji Hipotesis Uji Hipotesis menggunakan independence samples t tes menggunakan spss 17 dengan Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui mengeklik analyze, compare mean, independence apakah sampel yang digunakan dalam keadaan sample t test selanjutnya akan terbuka kotak dialog homogen atau mempunyai keadaan awal yang sama sample t test klik define group kelas eksperimen atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai dan kelas kontrol lalu continuo. Pada uji t ini, ada berikut (Sugiyono, 2011): beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, H0 : O12 = O22 (varian kedua kelas homogen) yaitu jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, H1 : O12 ≠ O22 (varian kedua kelas tidak homogen) maka H0 diterima dan jika thitung > ttabel atau nilai Dalam penelitian ini, uji homogenitas juga signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (Priyatno, dilakukan sebagai syarat dilakukannya uji-t (hipotesis). Untuk mengetahui homogenitas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan uji 2013). Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 24 Data hasil penelitian dianalisis untuk HASIL DAN PEMBAHASAN menginterpretasikan data yang telah terkumpul Hasil Penelitian ini SMA sekaligus menjawab hipotesis penelitian. Sebelum Muhammadiyah 1 Palembang pada tanggal 24 dilakukan analisis akhir (pengujian hipotesis), maka sampai dengan 31 Agustus 2016. Pada penelitian ini perlu dilakukan pengujian prasyarat pada data yang dilakukan telah dengan dilaksanakan tiga tahap di yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. diperoleh. Uji prasyarat dalam dalam penelitian ini adalah uji validitas: Tabel 4. Uji Validitas No item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Panel 1 Panel 2 Panel 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 Aiken’s s 8 10 9 9 11 9 9 10 9 11 10 10 10 8 9 0,66 0,83 0,75 0,75 0,91 0,75 0,75 0,83 0,75 0,91 0,83 0,83 0,83 0,66 0,75 Berikut ini data pengelompokan nomor item soal berdasarkan kriteria: Tabel 5. Kriteria Item Soal No Item soal 2, 3, 5, 8, 10, 11, 12,13 4, 6, 7, 9, 15 1, 14, Aiken’s “v” 0,800-1.000 0.600-0.800 0.400-0.600 Setelah dilakukan uji validitas maka dilakukan penelitian dengan model pembelajaran quantum kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup demonstrasi untuk kelas kontrol. Berikut ini nilai rata-rata yang diperoleh dalam pembelajaran sel: teaching untuk kelas eksperimen dan metode Diagram 1. Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 eksperimen kontrol Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 25 Uji Normalitas Berdasarkan data posttest penilaian kinerja diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 83,3 dengan banyak data 30 dan kelas kontrol sebesar 74 dengan banyak data 30. Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Dengan menggunakan menu Analize – Descriptive Statistics – Explore pada program SPSS versi 17, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 6. Uji Normalitas Data Nilai Pretest Siswa Nilai Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Sig 0,200 > 0,05 0,200 > 0,05 Untuk mengetahui normal atau tidaknya data tersebut, dilihat dari nilai signifikansi pada kolom Kolmogrov-Smirnov. Uji Homogenitas Uji homogenitas pretest digunakan untuk nilai mengetahui apakah siswa kelas XII MIPA 2 dan signifikansinya > 0,05 maka dapat dikatakan data siswa kelas XII MIPA 3 memiliki keadaan yang tersebut jika sama atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan signifikansinya < 0,05 maka dapat dikatakan tidak data nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas normal (Priyanto, 2013). Berdasarkan output SPSS kontrol. Untuk mengetahui homogenitas dari kelas diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi eksperimen dan kelas kontrol, digunakan uji untuk kolom kesamaan varian (homogenitas) dengan Levene’s Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,200; sedangkan pada Test dalam program software Statistical Product kelas kelas and Service Solution (SPSS) versi 17. Menu yang eksperimen tertera pada kolom Kolmogrov-Smirnov digunakan untuk mengetahui homogenitas adalah juga sebesar 0,200. Dengan demikian, dari output Analyze – Compare Means – Independent sample T normalitas data sampel kedua kelas dinyatakan test. Hasil penghitungan uji homogenitas pretest berdistribusi kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat berdistribusi kelas kontrol normal, eksperimen nilai normal Jika Keterangan Normal Normal atau tertera pada signifikansi karena untuk nilai signifikansi keduanya telah lebih dari 0,05. pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Uji Homogenitas Data Nilai Posttest Siswa Nilai Posttest Nilai Sig Keterangan Kelas Eksperimen dan Kontrol 0,075 > 0,05 Homogen Berdasarkan output tabel signifikansi pada kolom signifikansi Signifikansi 0,75 telah lebih dari syarat dikatakan homogen. Maka homogen. terlihat nilai sebesar 0,075. 0,05 sebagai dari itu data Pengujian Hipotesis Dua Pihak (Two-Tailed) sample t-test melihat Equal Variances assumed dengan bantuan program SPSS versi 17. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui simpulan penelitian. Pada uji t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan jika Setelah data dinyatakan normal dan homogen, maka uji hipotesis menggunakan uji independent thitung > ttabel atau nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (Priyatno, 2013). Berikut ini merupakan Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 26 hasil analisis uji-t data keterampilan proses siswa: Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Nilai Thitung >Ttabel 5,433 > 1,672 Keterangan Ha Diterima Output SPSS diatas dapat dibaca bahwa nilai cara penggunaan alat dan bahan dan dinilai aspek signifikansi pada kolom equal variances assumed kinerjanya. sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai tersebut kurang 3. Namai dari 0,005 (0,000 < 0,005). Sementara itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Guru memberikan kata kunci atau konsep sampel sehingga setelah siswa melakukan pengamatan sebanyak 60 orang (30 kelas eksperimen dan 30 mereka dapat menyimpulkan sendiri apa yang kelas kontrol), maka nilai derajat kebebasan (dk) = mereka dapatkan, siswa bebas mencari sumber Berdasarkan data dF= (kelas eksperimen + kelas control) -2 maka df= (30+30)-2= 58 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai t-hitung sebesar belajar yang berkaitan dengan sel. 4. Demonstrasikan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk 5,433 sedangkan nilai t-tabel sebesar 1,672. Sesuai menunjukkan bahwa dengan kriteria diterimanya Ha adalah t-hitung > membuat dari t- tabel. Maka hipotesis kerja Ha diterima dan mempresentasikannya. Ho ditolak. 5. Ulangi catatan “mereka hasil tahu” pengamatan dengan dan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk Pembahasan Hasil pos-test menunjukkan bahwa kelas membaca kembali apa yang sudah mereka dapatkan eksperimen (XI MIPA 2) memperoleh nilai rata- sehingga benar-benar faham. rata= 83,3 dan kelas kontrol (XI MIPA 3) 6. Rayakan memperoleh nilai= 74 artinya dari hasil penilaian Pengakuan untuk setiap siswa yang sudah kinerja nilai eksperimen dengan menggunakan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dengan model pembelajaran quantum teaching lebih besar memberikan pujian atau tepuk tangan. dibandingkan Pembelajaran dengan dengan dengan demonstrasi. menggunakan quantum Pada hakikatnya banyak cara yang bisa digunakan untuk menilai keterampilan proses teaching mempunyai langkah-langkah berikut ini: belajar siswa. Hanya saja, cara yang masih berlaku 1. Tumbuhkan di sekolah adalah menggunakan tes tertulis untuk Guru menumbuhkan minat seorang siswa dalam menilai keterampilan proses belajar siswa, padahal mempelajari sel dan memberikan motivasi kepada tes tertulis belum bisa menilai kemampuan siswa siswa agar pembelajaran menyenangkan. secara adil. Berdasarkan hasil penelitian dari 2. Alami Standford dan Reeves (2005) menyatakan bahwa Siswa diberikan pengalaman langsung dengan Penilaian kinerja lebih mengharuskan siswa melakukan pengamatan sel dengan mikroskop. Sel menunjukkan kinerja, bukan memilih salah satu yang diamati adalah sel mati dan sel hidup. Dalam jawaban dari pilihan yang tersedia, sehingga hal ini siswa bebas bereksplorasi dan menemukan penilaian kinerja bisa membantu guru untuk menilai Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 27 karena siswa kelas kontrol kurang memperhatikan keterampilan proses secara lebih adil perbedaan antara sel mati dan sel hidup. (5) Kegiatan praktikum pada Menafsirkan kelas eksperimen memperoleh nilai penelitian ini merupakan media yang dirancang rata-rata 3,53 sedangkan kontrol memperoleh nilai untuk memberikan informasi tentang keterampilan 3. (6). Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata proses siswa yang dinilai dengan penilaian kinerja, mengkomunikasikan materi sebesar 3,25 dan kelas mulai dari tahap persiapan hingga akhir praktikum. kontrol memperoleh nilai 2,37 hal ini disebabkan Pada penelitian ini, menggunakan 7 aspek penilaian karena kelas kontrol cenderung diam dan memilih yang merupakan perkembangan dari keterampilan mendengarkan ceramah dari guru. (7) bagian akhir proses belajar siswa. Keterampilan proses yang kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 3,2 dan dinilai kelas kontrol sebesar 2,58 aspek tanggung jawab adalah: yang digunakan merencanakan dan percobaan, menggunakan alat bahan, keterampilan mengamati, mengelompokkan/ klasifiksai, siswa kelas kontrol juga masih kurang. Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas menafsirkan atau interpretasi, mengkomunikasikan, diperoleh nilai Thitung = 5,433 > Ttabel = 1,672 artinya dan penutup. Ha Diterima yang berbunyi: ada pengaruh Berdasarkan nilai kinerja terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran quantum teaching nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas terhadap keterampilan proses belajara siswa materi kontrol. Nilai rata-rata penilaian kinerja untuk: (1) sel kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang persiapan pada kelas eksperimn adalah 3,96 Model pembelajaran quantum teaching dapat sedangkan kelas kontrol 3,73 perbedaan nilai digunakan untuk alternatif model pembelajaran disebabkan oleh perbedaan keaktifan siswa dalam yang persiapan Keterampilan pembelajaran dengan model ini menuntut siswa menggunakan alat kelas eksperimen memperoleh untuk belajar lebih aktif dan partisipatif, selain itu rata-rata 3, 65 dan kelas kontrol 3, 37, hal ini guru dituntut menguasai materi, guru juga dituntut disebabkan karena hanya sebagian siswa kelas untuk kreatif, memahami karakteristik siswa, kontrol yang mampu mengoperasikan mikroskop menghargai apa yang dilakukan/ jawaban siswa. dengan benar sampai menemukan sebuah objek. (3) Dengan sikap guru yang ramah dan mengerti Keterampilan mengamati, dengan nilai rata-rata kondisi siswa, maka siswa akan merasa nyaman kelas eksperimen 3,68 dan kelas kontrol 3,14 hal ini dalam proses pembelajaran dan juga guru akan disebabkan karena kelas kontrol masih banyak yang merasa nyaman dalam penyampaian materi. Siswa kurang ketika akan diajak belajar dengan lebih aktif dengan perbesaran melakukan diskusi dalam suasana yang lebih mikroskop mereka kurang terampil sehingga tidak nyaman, menyenangkan dan media yang digunakan bisa mendukung sehingga siswa senang untuk belajar. disuruh praktikum. memperhatikan praktik menemukan Keterampilam untuk objek (2) guru sehingga mengatur untuk mengelompokkan, diamati. siswa (4) kelas eksperimen memperoleh nilai 3,88 sedangkan kontrol memperoleh nilai 3,34 hal ini disebabkan efektif dalam proses belajar karena Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 28 [8] Harto, K. 2012. Active Learning dalam KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa Thitung = 5,433 > Ttabel = Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta: 1,672 maka Ha Diterima yang berbunyi: ada pengaruh penggunaan Pustaka felicha. [9] Jack, G.U. 2013. The Influence of Identified model pembelajaran Quantum Teaching terhadap Student and School Variables on Student keterampilan proses belajara siswa materi Sel kelas Science Process Skill Acquisition. Journal of XI di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Education and Practice. No. 4(5): Hal. 16-22. Diakses pada Tanggal 24 juni 2016 Pukul DAFTAR PUSTAKA [1] 08:45 WIB. Akbar, M.S dan Pramukantoro, J.A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Siswa pada Standar Kompetensi Dasar-Dasar Elektronika di SMK Nu Sunan Drajat Paciran Lamongan. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 hal. 105-110. Nomor 01 tahun [10] Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kemendikbud, badan penelitian dan pengembangan. [11] Khodijah, N. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang:Grafika Telindo Press. 2014. Diakses pada tanggal 16 Januari 2016 pukul 20:30 WIB. [2] Arikunto, S. 2010. [12] Priyanto, D. 2013. SPSS: Paham Analisa Prosedur Penelitian sebagai Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fathurrahman, Pembelajaran M. 2015. Inovatif. Model-Model Jakarta: Ar-ruzz Media. [7] Haloho, L. 2014. Perbaikan Aktifitas Belajar Biologi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Team Achievement Divisions) Pada Kelas X-3 Sma Negeri 12 Medan. Jurnal saintech. vol. 06 No. 02 juni 2014. No. ISSN 206-9681. Diakses pada tanggal 4 Desember 2015 pukul 15:04 WIB. Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif dan Evektifitasnya terhadap Kemampuan Berpikir Deporter, B. Reardon, M dan Singer Nourie. S. 2003. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. [6] Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi dan Instrument Penilaian Kinerja Praktikum DePorter, B. dan Hernacki, M. 2015. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. [5] Mediakom [13] Rahmadani, St. Jamaluddin. Zulkifli, L.2015. [3] Azwar. S. 2015. Reliabilitas dan Validitas edisi [4] Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Kritis Siswa SMA/MA kelas XI. E-Jurnal penelitian pendidikan IPA. Vol. 1 No. 2 Juli 2015. Issn. 2407-795X. jurnal.unram.ac.id/ website index.php/ http// jpp-ipa. Diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 13:00 WIB. [14] Rusman. 2003. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. [15] Subali, B. 2010. Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan Modifikasinya sebagai tes Kreativitas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan No. 2 Hal. Jurnal Bioilmi Vol. 2 No. 1 Januari 2016 | 29 309-334. Diakses pada Tanggal 24 juni 2016 pukul 09.30 WIB. [16] Sugiyono. 2015. Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. [17] Stanford, P & Reeves, S. 2005. Assessment that drives instruction. Teaching Exceptional Children. Journal of Case Studies in Accreditation and Assessment, 37 (4), hlm. 18-22 [18] Wahyuningsih, S. Kurniawan, E.S dan Ashari. 2015. Penerapan Quantum Teaching Model Pembelajaran Guna Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negerii 4 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Radiasi Vol 7 No. I. September 2015 diakses pada tanggal 20 April 2016 Pukul 16:00 WIB.