1 Editorial Tim Redaksi |Penanggung Jawab| Namo Buddhaya, Sherly (ketua KMB), Ocviana Utomo (BPH) Majalah Bhadra Bodhi kali ini akan |Ketua Redaksi| membahas Crinta Kasih Universal. Vivian Maretina Hidp kita tak pernah lepas dengan |Layouter| yang namanya cinta kasih. Kita adalah Alvin Dharmawan, Chendrawati Lontoh, manusia, makhluk paling berakhlak Felicia Christie, Heryadi, Irene, Melinda, sehingga manusialah yang dapat Melvin Winata, Tommy Sachi, Vivian Mamengubah dunia. Namun dengan retina, Wingky Suganda cinta kasih, hidup ini akan menjadi |Penyunting Artikel| lebih bermakna. Albert Yong, Alvin Wagner, Andri Hardono, Billy Karuna Irawan, DharSemoga majalah triwulan ini dapat mawan, Erick Chandra, Ernestine, Heryadi, menginspirasi para pembaca. Melinda, Tommy Sachi, Varian Caesar, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta Wingky Suganda and DKD’s team Semoga semua makhluk berbahagia Bhadra Bodhi KMB Dhammanano ITB Bandung 2014 Daftar I si Sekilas Tentang KMB 3 Tema : Kasih Sayang 4 Event On KMB : Rosalia Cup 8 Event On KMB : KOG 10 Event On KMB : 12 Dhamma Corner : Pattidana 14 Inspirasi : Ajahn Brahm 18 Apresiasi : Niko E P 20 Resensi Buku 22 Sesepuh 23 2 Artikel Bebas: Hari Besar Umat Buddha 24 Artikel Bebas : Valentine’s Day Culture 26 Health : Anak Kost 30 Movie Review 32 Komik 34 Games 36 Sing the song 37 B T I B M K Sekilas tentang Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammanano ITB atau yang biasa dikenal sebagai KMB ITB punya acara rutin tiap tahunnya. Pada Edisi yang lalu BB membahas tentang 5 kegiatan rutin di KMB, nah ada 5 lagi nih teman-teman 6. Makan-makan Danus Acara ini ditunggu bangak orang, karena ada makanan yang susah di temukan di Bandung, yaitu sate ba. Selain itu banyak makanan-makanan sehat yang dijual. Tapi eh tapi, siap-siap dengan jumlah angka yang keluar di pengumuman >.< 7. LKO Latihan Kepemimpinan Organisasi ini dilakukan untuk menambah softskill anggota dalam berorganisasi, selain itu biasanya dalam rangkaian acara LKO ada juga pemilihan ketua PPAB (Peneriamaan Mahasiswa Baru). 8. Amazing Race Lari! Ya, namanya juca race. Jadi di acara ini kita akan diajak jalan-jalan keliling Bandung dan tentu saja dengan misi yang super duper seru. Selain tahu Bandung, kenal sama orangorang, kita juga jadi sehat karena lari. 9. Mentoring & Pelatihan Pusing belajar sendiri? Nah di KMB juga sering mengadakan mentoring, pelatihan dan tentunya tutorial. Yuhuu... 10. Sekre Cleaning Untuk menanam rasa cinta kita pada sekre KMB, maka dilakukanlah sekre cleaning sekitar 1 atau 2 bulan sekali. Rajin pangkal padai, bersih pangkal sehat :) Nah itu dia 10 acara ngehits di KMB, tapi masih ada acara lainnya yang ngga kalah ngehits, seperti Ulang Tahun KMB, acara Kepanitiaan, dan sebagainya. Nah itulah seputar KMB. 3 TEMA 4 4 55 66 7 WST ROSALIA CUP 8 EVENT ON KMB WST (Weekend Sport Tournament) yang tahun ini bersubjudul Rosalia Cup telah diadakan dan dilalui dengan antusias dari massa KMB. Rosalia Cup diadakan oleh divisi Olahraga dan Kesenian (ORKES) KMB ini yang dilaksanakan setiap tahunnya. Apa yang membedakan dari pertandingan lainnya? Ya, tim dari WST ini terdiri dari beberapa tim dari divisi yang ada di KMB. Namun jangan khawatir, karena anggota non-divisi KMB juga dapat bergabung dalam ajang olahraga ini. Tahun ini Rosalia Cup diadakan pada awal hingga tengah bulan November 2014 yang lalu. Ada beberapa cabang olahraga yang diadakan, diantaranya Truf Card, Panco, Voli, Basket, Tenis meja, Futsal, Badminton, E-games, Catur, Lari Estafet, dan Tug of War. Namun, karena beberapa hal, tarik tambang dibatalkan. Walaupun begitu semangat peserta tak padam. ingan lainnya yang seru. Semua ini untuk mengakrabkan anggota KMB. Setelah 3 minggu masa pertandingan, akhirnya ditentukan pemenangnya, yaitu Tim C dengan skor 610, Tim A dengan skor 575, Tim B dengan skor 465, dan tim D dengan skor 425. Hadiah yang diperoleh untuk juara 1 dan 2 adalah voucher makan-makan danus. “Tujuan utama dari Rosalia Cup sendiri bukan untuk mencari juara, tetapi untuk mengakrabkan anggota KMB. Jadi jangan sampai ada perpecahan karena Rosalia Cup ini. Karena pada akhirnya kita semua satu keluarga KMB Dhammanano ITB”, ucap Melvin Fonda, Ketua Divisi ORKES. Banyak kejadian unik di acara ini, “Dengan memebentuk tim yang kuat diantaranya adalah bermain bola dan kompak, maka merekalah yang basket dengan payung. Ya me- akan mencapai garis finish lebih mang, karena cuaca pada bulan dulu”. November bisa dikatakan cukup sering terjadi hujan. Selain itu banyak pertandingan-pertand- 9 EVENT ON KMB Kusaladhana on Gathering Kusaladhana On Gathering merupakan acara puncak dari program Adik Asuh Kusaladhana dari Divisi Pengabdian Masyarakat (DPM) KMB ITB yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Desember 2014. DPM KMB ITB mengundang beberapa adik asuh dari desa-desa Buddhis di beberapa daerah di Indonesia untuk datang ke Bandung, untuk tahun ini para adik asuh yang datang berasal dari Lampung Timur dan Lampung Selatan. Program Kusaladhana On Gathering yang berjalan 2 Hari 2 Malam ini tidak hanya sebagai ajang untuk mempertemukan donatur dengan adik asuh, tapi juga sebagai sarana bagi anggota DPM KMB ITB untuk mengenal lebih jauh adik-adik asuh kusaladhana, tidak hanya lewat alat komunikasi, tapi dengan berinteraksi langsung. Rangkaian acara KoG ini dimulai dari kunjungan ke ITB (Institut Teknologi Bandung) yang merupakan institusi para anggota DPM. Dilanjutkan dengan kunjungan ke Bumi Panda Bandung, di sana adik-adik kusaladhana dan anggota DPM mendapat banyak pengetahuan mengenai pelestarian satwa-satwa yang hampir punah, sejarah WWF, siklus air, dan juga bagaimana mendaur ulang baju bekas menjadi tas layak pakai. Tidak berhenti di sana, KoG dan KMB 2014 bekerja sama untuk mengadakan Bakti Sosial di Panti Asuhan Putra Harapan Muhammadiyah. Tujuan dari Bakti Sosial ini adalah mengajarkan kepada adik-adik asuh Kusaladhana untuk selalu berbagi kepada sesamanya. “Karena sesungguhnya apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu petik. Penabur kebaikan akan menuai berkah. Sedangkan penabur kejahatan akan menuai petaka. Taburkanlah olehmu benih-benih kebaikan dan kebenaran, sehingga kelak dapat memanen berkah berlimpah.” –Kisah Sumpit Sepanjang Meja 1010 Bakti Sosial di panti asuhan Putra Harapan Muhammadiyah Ditutup dengan simbolis pemberian sembako dari salah satu anggota DPM KMB ITB, yaitu Ricky Wang. Serangkaian acara yang dijalani pada hari pertama pun diakhiri dengan chanting malam dan beristirahat di Vihara Vipassana Graha. Hari kedua, Kusaladhana On Gathering dimulai dengan chanting pagi di Vihara Vipassana Graha, kemudian mengunjungi salah satu objek wisata yang cukup terkenal di Bandung, yaitu Tangkuban Perahu. Perjalanan turun naik gunung semakin menantang karena hujan deras mulai turun. Setelah turun naik gunung di Tangkuban Perahu, dilanjutkan dengan kembali ke Vipassana Graha untuk membersihkan diri dan bersiap-siap Gathering dengan para donatur adik-adik asuh Kusaladhana. Gathering yang bertepatan dengan makan malam ini, dilaksanakan di Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur, Sukajadi. Dalam Gathering tersebut para donatur internal dan eksternal sharing pengalaman-pengalaman mereka dengan adik-adik asuh kusaldhana. Acara Kusaldhana on Gathering pun diakhiri dengan sharing kesan pesan selama keberlangsungan acara KoG dengan para anggota DPM dengan adik-adik asuh, serta pengurus desa yang turut serta membantu menjaga adik-adik asuh selama acara tersebut berlangsung. “Acara KoG ini merupakan Karma Baik bagi kami, sehingga kami dapat berinteraksi langsung dengan kalian semua. Tidak hanya sekedar SMS, dan alat komunikasi saja.” -Clairine Chrestella“It’s not about how long we have been together. It’s about the memories we have created together” 11 Artikel dan layout oleh Tommy Sachi 12 12 EVENT ON KMB Artikel dan layout oleh Heryadi 13 13 DHAMMA CORNER Pattidāna (Pelimpahan Jasa) Kita sering mendengar kejadian atau juga menyaksikan di malam hari ada orang berteriak-teriak ketakutan karena melihat penampakan makhluk halus yang menakutkan, badannya berlumuran darah atau bentuk-bentuk lain yang seram. Sebenarnya makhluk-makhluk tersebut hanya ingin meminta pertolongan kita agar bisa terbebas dari cengkeraman hidup di tempat tersebut. Namun, sayang sekali masih banyak orang ketika menemui hal tersebut malah meminta dukun ataupun ‘orang pintar’ untuk mengusir makhluk-makhluk tersebut. Padahal makhluk-makhluk tersebut sudah cukup menderita terlahir di alam tersebut. Apakah tindakan yang tepat apabila kita menemui kejadian tersebut ? Jawabannya hanyalah satu yaitu Pattidāna. Pelimpahan jasa dalam bahasa Pāli disebut Pattidāna (patti = yang telah didapatkan, dāna = memberi atau membagi). Pelimpahan jasa (Pattidāna) berarti kita memberi atau membagikan kamma-kamma baik yang telah kita dapatkan kepada makhluk-makhluk yang membutuhkan. Setelah melakukan suatu perbuatan baik, hendaknya kita membagi kebahagiaan atas perbuatan tersebut kepada makhluk-makhluk yang membutuhkannya. Harapannya setelah mereka mengetahui, mereka dapat menciptakan pikiran yang baik dengan ikut berbahagia atas perbuatan bajik kita sehingga bisa membantu mengurangi penderitaan mereka. Namun, makhluk-makhluk yang bisa menerima pelimpahan jasa hanyalah makhluk peta (hantu) jenis “Paradattupajīvika Peta”. Mengapa? Karena makhluk peta jenis tersebut merupakan jenis peta yang melekat terhadap kehidupan bergentayangan disekitar rumah atau tempat yang ditinggalkannya. Sejarah Pattidāna Kejadian ini bermula ketika Sang Buddha diundang oleh Raja Bimbisara untuk makan di istananya dan Sang Buddha menerima persembahan dana makanan. Para penghuni Alam Peta yang dulunya merupakan sanak keluarga dari Raja Bimbisara datang mendekat dan menunggu sambil berharap Raja akan melimpahkan jasa kepada mereka, namun pada saat itu Raja Bimbisara tidak melakukannya dan hanya berpikir tentang mencari tempat yang cocok untuk Sang Buddha. Ia akhirnya mendanakan Taman Veluvana dan 14 sang Buddha pun menerima persembahan dana itu. Karena harapan dari para makhluk Peta tidak terpenuhi, mereka menjadi tidak puas dan dengan penuh kemarahan dan kesedihan mereka membuat suara-suara yang menakutkan dan menampakkan diri mereka di hadapan Raja Bimbisara. Ketika Raja mengunjungi Veluvana untuk keesokan harinya, ia menceritakan apa yang terjadi semalam kepada Sang Buddha. Sang Buddha hanya menjawab “Raja Mulia, Sembilan puluh dua kappa yang lalu, di masa Buddha Phussa, para makhluk Peta ini merupakan leluhurmu. Mereka memakan apa yang seharusnya mereka persembahkan kepada anggota Sangha. Karena perbuatan buruk yang mereka lakukan itulah mereka terlahir di Alam Peta dalam kurun waktu yang sangat lama. Dengan melalui waktu yang begitu panjang, mereka bertanya kepada Buddha Kakusandha, Buddha Konāgamana, dan Buddha Kassapa kapan mereka akan mendapat makanan. Para Buddha itu berkata bahwa mereka tidak akan mendapat makanan pada jaman mereka tetapi harus menunggu sampai Buddha yang akan datang muncul dan memperoleh jawaban dari-Nya”. Mereka terus menunggu dan ketika Buddha Kassapa muncul, mereka bertanya kepada-Nya. Buddha Kassapa pun menjawab, ”Kalian tidak akan mendapat makanan pada jamanKu ini; Namun sesudah Aku, akan muncul Buddha Gotama. Pada saat itulah ada keturunan kalian yang bernama Bimbisara akan menjadi Raja. Ia akan mempersembahkan makanan kepada Buddha Gotama dan pada saat itulah kalian akan mendapat makanan. Setelah menanti dalam waktu yang lama, mereka berharap dengan gembira akan mendapat pelimpahan jasa dari anda oh Raja”. Setelah mendengarkan penjelasan ini, Raja pun mengajukan permohonan kepada Sang Buddha, untuk memberikan dananya dan juga melimpahkan jasanya. Sang Buddha datang ke istana dan duduk di tempat yang telah disiapkan bersama-sama dengan para bhikkhu beserta semua Peta. Sang Tathagata dengan kekuatan batin-Nya membuat raja dapat melihat semua Peta/Hantu kelaparan yang merupakan sanak saudaranya pada masa lampau. Kemudian raja mendanakan berbagai hidangan makanan dan minuman berturut-turut kepada para bhikkhu yang dipimpin oleh Sang Buddha, dan berkata “Yang mulia, semoga makanan dan minuman yang saya persembahkan ini diterima pula oleh seluruh leluhur saya. Biarlah kebajikan saya ini melimpah dan menjadi milik mereka semua”. Kemudian raja melanjutkan dengan mendanakan jubah dan tempat tidur serta tempat tinggal kepada para bhikkhu yang dipimpin oleh Sang Buddha kemudian muncul berbagai pakaian surgawi, tempat tidur dan berbagai perhiasan untuk dipakai oleh para Peta. Melihat mereka begitu berbahagia, Raja Bimbisara pun merasa sangat berbahagia. Setelah itu, Sang Buddha memberikan berkah kepada raja dengan mengungkapkan terima kasih atas kebajikannya dan membabarkan Tirokudda Sutta (Khotbah Pelimpahan Jasa Untuk Arwah). Dan diakhir khotbah ini, delapan puluh empat ribu makhluk-makhluk menjadi sadar terhadap betapa menderitanya terlahir di Alam Peta. Sehingga, mereka siap untuk melatih Dhamma dan memahami empat kesunyataan mulia dan mencapai Nibbana. Dari cerita diatas dapat kita lihat bahwa penderitaan yang dialami makhluk peta sangatlah besar. Bahkan ada jenis makhluk Peta yang tidak mampu mendapat makanan dengan siksaan yang berbeda-beda. Banyak mas- yarakat modern, setelah sanak ka meninggal dunia, seringkali tersebut mengakibatkan tidak menolong makhluk-makhluk saudara meredilupakan. Hal ada yang bisa peta tersebut. Bagaimana cara kita bisa menolong para makhluk peta tersebut ? Dalam masyarakat, pelimpahan jasa sering kali dihubungkan dengan tradisi-tradisi sehingga hal tersebut hanya dilakukan pada bulan tujuh menurut penanggalan lunar. Padahal menurut ajaran Buddha, pelimpahan jasa dapat dilakukan setiap saat. Pelimpahan jasa dapat kita lakukan dengan merenung ‘Semoga jasa-jasa yang kuperbuat sampai saat ini dapat melimpah kepada semua makhluk. Semoga mereka berbahagia setelah mendapatkan pelimpahan jasaku ini. Dan kepada mereka yang belum mengetahui, semoga para dewa dapat memberitakannya. Semoga mereka dapat terbebas dari penderitaan mereka. Semoga semua makhluk turut berbahagia’ . Agar pattidāna dapat memberi manfaat bagi makhluk peta, maka harus memenuhi syarat-syarat berikut : •Niat Niatkan benar-benar bahwa kita ingin melakukan pelimpahan jasa, janganlah kita melakukan hal tersebut hanya karena kebiasaan (tradisi). •Ketulusan Pattidāna haruslah dilakukan dengan tulus tanpa adanya paksaan. Kita melakukan hal tersebut karena perasaan cinta dan kasih sayang kita terhadap makhluk-makhluk peta tersebut. Biasanya ketulusan ini akan membawa perasaan bahagia kepada makhluk-makhluk tersebut. •Konsentrasi Pada saat melakukan pattidāna yang paling penting adalah konsentrasi untuk menolong makhluk Peta tersebut. Konsentrasi dengan sepenuh hati untuk membagi jasa-jasa kamma baik yang kita perbuat kepada makhluk-makhluk peta. 15 •Timbunan Kamma Baik dari Kita Kebajikan yang kita perbuat tersebut tentunya juga harus memililki kualitas batin yang bagus agar penerima pelimpahan jasa kita dapat benar-benar mendapatkan kebahagiaan atas perbuatan bajik kita. Biasanya umat Buddha yang ingin melakukan pattidāna berdāna terlebih dahulu kepada Sangha. Dāna tersebut dapat berupa makanan, jubah, obat-obatan ataupun tempat tinggal.Tidak hanya itu, membaca paritta, menjalankan sīla, bermeditasi, melakukan bakti sosial, berdana kepada pengemis dan lain sebagainya juga merupakan perbuatan bajik. •Kualitas batin dari makhluk Peta tersebut Untuk mendapat pelimpahan jasa tentunya makhluk Peta tersebut mesti memiliki suatu kualitas dhamma minimal bisa turut berbahagia (mudita) melihat sanak keluarganya berbuat kebajikan. Pada pelimpahan jasa, sesungguhnya kita hanya mengirimkan energi positif yang mengondisikan batin makhluk Peta tersebut menjadi bahagia. Energi positif tersebut biasanya merupakan kabar bahwa kita sudah melakukan kebajikan. Karena batin yang bahagia setelah mengetahuinya, makhluk Peta tersebut menciptakan kamma baik melalui pikiran yang membantu mengurangi umur kehidupan mereka di alam Peta. Pelimpahan jasa tidaklah mengurangi timbunan jasa yang kita miliki. Banyak orang berpendapat bahwa apabila kita membagikan jasa, maka jasa-jasa yang dimiliki akan berkurang. Mengingat kembali bahwa segala jenis perbuatan yang menghasilkan kamma apabila perbuatan tersebut dilakukan denagan adanya niat (cetanā). Maka ketika kita berniat memberikan dāna telah menimbulkan kamma baik. Oleh karena itu, apabila kita melakukan pelimpahan jasa, jasa yang kita miliki tak akan hilang. Bahkan kita akan mendapat jasa tambahan karena melakukan perbuatan baik tersebut. Pelimpahan jasa ibarat menyalakan lilin-lilin dengan sebuah lilin yang sudah menyala. Lilin yang pertama tentunya kita nyalakan dengan korek api ibarat 16 kamma baik yang telah kita lakukan dan kita menyalakan lilin yang lain dengan lilin yang pertama tersebut. Tentunya lilin-lilin yang lain akan menyala dan perpaduan terang semua lilin tersebut akan menghasilkan nyala yang lebih terang lagi. Ada sedikit cerita mengenai pelimpahan jasa yang penulis alami sendiri. Rumah penulis dulunya sering terjadi hal-hal yang aneh diyakini dulunya semua itu merupakan makhluk-makhluk Peta. Ada beberapa pengalaman penulis beserta keluarganya alami. Pernah suatu hari pada saat penulis sedang menonton televisi di tingkat 2, tiba-tiba penulis mendengar ada suara hentakan kaki dan kemudian penulis mencoba untuk mengintip. Setelah diteliti, rupanya tidak ada seorang pun yang naik ke tingkat 2 tersebut. Selain itu, biasanya pada malam hari, penulis sering terbangun pada tengah malam sejenak. Pada saat terbangun tersebut, penulis selalu saja mendengar ada suara-suara yang menandakan adanya aktivitas di tingkat 1. Namun, semua penghuni rumah tersebut masih tidur pada jam tersebut. Sering juga penulis mendengar suara-suara tangisan di rumahnya. Sampai suatu saat, pada tanggal 22 Oktober 2010, Nenek dari penulis telah pergi meninggalkan dunia ini. Almh. Nenek penulis meninggal pada pukul 22:10 malam hari. Pada saat baru meninggal keadaan di rumah masih seperti biasa-biasa saja. Penulis beserta beberapa anggota keluarga pun berangkat ke rumah sosial dimana almh. Nenek penulis disemayamkan. Esok hari setelah kejadian tersebut, karena penulis terbiasa pulang rumah hanya sendirian, jadi rumah tersebut lagi dalam keadaan kosong. Namun, ketika penulis masuk ke rumah tersebut, penulis merasakan adanya aura-aura yang berbeda seperti biasanya. Penulis merasa tidak sendirian di dalam rumah tersebut. Pada malam hari, penulis mendengar ada suara-suara aneh lagi. Pada hari ke -7 setelah meninggalnya almh. Nenek penulis, karena diyakini oleh masyarakat Tiong Hoa pada umumnya bahwa biasanya orang yang meninggal akan ‘pulang’ ke rumah pada hari tersebut, maka keluarga penulis pun sudah bersiap-siap menanti ‘kepulangan’ dari almh. Pada sekitar pukul 23.00, para penghuni rumah pun sudah tertidur. Sampai suatu saat, pada tengah malam, penulis bangun untuk buang air kecil. Pada saat penulis sedang buang air kecil, tiba-tiba terdengar dengan sangat jelas ada suara seseorang sedang naik tangga (tangga di rumah penulis juga memakai kayu sehingga apabila ada yang memakainya dapat terdengar dengan jelas). Penulis sadar bahwa itu merupakan suara langkah kaki dari makhluk Peta. Penulis pun kembali masuk ke kamar setelah buang air kecil. Dan karena ketakutan, penulis pun langsung berusaha untuk langsung tertidur tanpa menggunakan selimut. Karena di ruangan ber-AC yang lumayan dingin, penulis yang masih dalam keadaan setengah sadar merasa ada seseorang yang menyelimuti penulis. Namun pada esok hari pada saat penulis bertanya ada yang menyelimutinya, semua menjawab tidak ada. Pada saat tersebut penulis masih belum belajar tentang ajaran Buddha sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Penulis hanya bisa merasa ketakutan pada saat tersebut. Setelah beberapa hari kemudian, penulis membaca suatu teks dhamma yang menjelaskan tentang pelimpahan jasa. Maka mulai dari saat itu, penulis beserta anggota keluarga pun melakukan pelimpahan jasa setiap hari kepada almh. Nenek penulis. Pelimpahan jasa tersebut dilakukan setiap hari secara rutin dengan cara membaca beberapa palīvacana yang biasa dibaca untuk pelimpahan jasa. Setelah pelimpahan jasa dilakukan sekitar 1 minggu, penulis langsung merasa aura-aura yang tidak mengenakkan di rumah penulis menjadi hilang. Mulai dari saat itu, suara-suara, hal-hal aneh sudah jarang terjadi lagi di rumah penulis. Dan mulai dari saat itu, penulis mulai mendalami ajaran-ajaran Buddha sampai saat ini. dilupakan. Sehingga makhluk-makhluk tersebut yang menderita di Alam Peta akan menjadi lebih menderita lagi karena sudah tidak ada lagi yang mengingatnya. Oleh karena itu, makhluk Peta memberikan penampakan, ataupun tanda-tanda yang menandakan bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Pertolongan yang dapat dilakukan adalah melalui pelimpahan jasa. Dengan memberikan kabar bahwa kita telah melakukan kebajikan dan akan mengirimkannya kepada mereka, batin mereka akan merasa bahagia sehingga makhluk Peta bisa menciptakan kamma baik melalui pikiran. Pelimpahan jasa tidaklah perlu dibuat dengan mewah. Buat saja sesederhana mungkin. Hanya dengan bertekat melakukannya dan membaca paritta-paritta untuk pelimpahan jasa saja sudah cukup. Namun yang terpenting adalah 4 dari 5 syarat yang sudah diuraikan diatas. Pelimpahan jasa bukan diliat dari seberapa besar kita melakukannya melainkan seberapa sering kita melakukannya. Demikian yang dapat penulis uraikan mengenai pelimpahan jasa. Semoga anda dapat mendapat pengertian benar mengenai pelimpahan jasa dan mau untuk melakukan pelimpahan jasa secara rutin. Sabbe sattā averā, abyāpajjhā, anighā, sukhita hontu. Semoga semua makhluk terbebas dari permusuhan, bebas dari penderitaan batin, bebas dari penderitaan fisik. Semoga semua makhluk berbahagia. Upa. Golfin Ekatria Khattiyābhu DKD Dari cerita tersebut, kembali penulis menekankan bahwa makhluk-makhluk Peta merupakan makhluk yang sangat membutuhkan pertolongan kita. Pada masyarakat umumnya, apabila ada salah seorang anggota keluarganya yang meninggal dalam suatu saat mereka pasti 17 inspirasi Ajahn Brahm “All Is Well” Ajahn Brahm (Ajahn Brahmavamso ) adalah sosok Bhikkhu bahagia yang sangat menginspirasi hampir seluruh umat di dunia ini. Beliau lahir di London, Inggris tanggal 7 Agustus 1951, mempelajari agama Buddha di Thailand dan kini tinggal di Perth, Australia Barat. Ajahn Brahm mulai mengenal agama Buddha sejak berusia 17 tahun melalui buku-buku yang dibacanya serta meditasi yang dilatihnya. Pada usia 23 tahun, beliau ditahbiskan di Bangkok, Thailand oleh kepala biara Wat Saket dan melatih diri selama 9 tahun di hutan bersama Ajahn Chah. Pada tahun 1983, beliau diminta untuk membantu mendirikan Biara Hutan dekat Perth, Australia Barat. Bhante Ajahn Brahm sudah sering keliling dunia untuk berbagi kebahagiaan dan cinta kasih dalam ceramah, retret, maupun Talk Show. Beliau pernah menjadi pembicara di International Buddhist Summit di Phnom Penh tahun 2002, lalu di lima Buddhism Global Conference. Ia adalah ketua konferensi pada Buddhism Global Conference IV, yang diadakan di Perth pada Juni 2006. Pada Oktober 2004, Beliau mendapat penghargaan John Curtin Medal dari Curtin University Australia atas visi, kepemimpinan dan pelayanannya terhadap komunitas Australia di penjara, rumah sakit dan rumah duka. Saat ini Ajahn Brahm adalah Biksu Kepala Wihara Bodhinyana di Serpentine, Direktur Spiritual Buddhist Society of Western Australia, Penasihat Spiritual Buddhist Society of Victoria, Penasihat Spiritual Buddhist Society of South Austrlia, Pelindung Spiritual Buddhist Fellowship di Singapore. Peran Beliau di mata dunia internasional semakin terlihat jelas. 18 Beliau telah memberikan inspirasi dalam hidup bagi para umat awam melalui buku yang telah laris dijual dan dikenal banyak orang diantaranya: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya, Superpower Mindfulness, Hidup Senang Mati Tenang, Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!, Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!, dan lainnya. Buku-buku tersebut ditulis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang serta mengenai kejadian-kejadian sederhana yang sering terjadi di kehidupan manusia. Melalui bukubuku tersebut banyak orang yang merasa sadar akan arti nyata kehidupan di dunia ini dan bagaimana cara menghadapi dunia ini dengan bijaksana. Pada tanggal 17 Maret 2012, Ajahn Brahm melakukan Talk Show dengan tema “All Is Well” dan peluncuran buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3! di Bali. Figur Ajahn Brahm yang selalu tersenyum dengan memancarkan cinta kasih tersebut membuat ajaran yang diajarkannya menjadi lebih mudah dimengerti. Selain itu, berceramah dalam bentuk humor merupakan keahlianya. Salah satu cerita yang menginspirasi dari buku tersebut adalah cerita 4 kakek. Ada 4 kakek yang sedang kehujanan di luar rumah. Keempat kakek tersebut bernama; Kekayaan, Kesuksesan, Kedamaian, dan Keharmonisan. Jika kita benar dalam memilih salah satu kakek tersebut, maka semua kakek dapat berteduh di dalam rumah warga. Pilihan yang tepat adalah Keharmonisan karena jika Keharmonisan sudah terjaga, maka Kedamaian akan dapat membawa Kesuksesan sehingga Kekayaan pun akan dapat dicapai. Inilah salah satu kiasan mengenai prioritas dalam hidup. Dari kehidupan serta ajaran beliaulah kita dapat mengerti arti hidup ini lebih dalam. Apapun yang terjadi dan yang kita hadapi hidup ini, harus kita maknai dari sisi baik dan positif. All Is Well. Segala sesuatu itu baik adanya. Sumber : http://emishi-unud.blogspot.com/2013/02/ajahn-brahm-all-is-well.html Artikel dan layout oleh Melinda 19 Apresiasi Berbagi dalam Event Sosial Niko Eka Putra “Sesuatu yang luar biasa itu bukan kebaikan yang luar biasa, tetapi itu kebaikan kecil yang kita lakukan setiap hari.” Haii haii, kali ini, BB mewawancarai Ko Niko FT’11 nih. ko niko ini adalah seorang aktivitis sosial yang aktif dalam event sosial dan juga organisasi seperti Tzu Chi. Ko Niko juga mendirikan komunitas sendiri lohh, namanya Yuk Berbagi!. mau tahu apa saja yang ko Niko lakukan?? Yukk simak pembicaraan di bawah ini. :D Apa sih yang membuat ko Niko tertarik jadi aktivis sosial? Menjadi seorang aktivis sosial merupakan sebuah panggilan dari lubuk hati yang paling dalam. Tidak mudah, dan juga tidak sulit selama ada sebersit niat yang tulus di sana. Ketika kamu melihat orang yang kesusahan di tengah kota yang hiruk pikuk, tanyakanlah ke lubuk hati dan ia akan menjawab, “Ulurkanlah tanganmu!” Di Tzu Chi dan di Yuk Berbagi apa sih yang ko Niko lakukan? Yayasan Buddha Tzu Chi mempunyai visi untuk membantu mereka yang membutuhkan dan mencerdaskan yang sudah mampu. Sebuah visi ini diturunkan ke dalam 8 misi, yaitu Misi Amal, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan, Misi Budaya Humanis, Bantuan Bencana Internasional, Donor Sumsum Tulang, Pelestarian Lingkungan dan Relawan Komunitas. Kami yang menjadi relawan akan terjun ke masyarakat dan menjalankan Misi Tzu Chi tersebut. Kami juga melatih diri dengan mendalami Ajaran Master Cheng Yen (Pendiri Tzu Chi) dengan kegiatan Bedah Buku. Yuk Berbagi terbentuk pada bulan April 2014 lalu. Kami bertiga (Saya, Cyntia, dan Stephanie) mempunyai tujuan untuk mewujudkan sebuah dunia 20 20 yang lebih baik. Langkah pertama yang kami tempuh yaitu membentuk sebuah komunitas untuk membantu dan memberikan edukasi serta mengajak temanteman untuk aktif Berbagi! Ketika ko Niko melaksanakan kegiatan sosial ini, apa sih yang koko rasain? “Memberi tak harap kembali” sebuah kalimat penggalan dari sebuah lagu ini menjadi pegangan saya ketika melakukan kegiatan kemanusiaan. Karena saya melakukannya bukan untuk sesuatu, bukan untuk kebahagiaan itu sendiri. Perasaan bahagia hanyalah “Bonus”nya saja! Koko kan bikin komunitas kecil gitu pasti pernah ngadain event gitu dong. Kira-kira koko uda ngadain event apa aja?? Sampai sekarang Yuk Berbagi sudah melaksanakan 3 Kegiatan yang berupa Kunjungan ke Panti Jompo dan Yayasan Anak Kanker Bandung, Pembagian Sembako kepada Pemulung dan Mengajak anak Panti Asuhan untuk belajar tentang Lingkungan bersama WWF. Kegiatan yang akan dating yaitu mengangkan tema ‘Anak Berkebutuhan Khusus’ yang akan diselenggarakan pada 01 Maret mendatang di Car Free Day Dago. Datang ya!! Kalau di Tzu Chi sendiri, selain kegiatan Bedah Buku, kami mengadakan kegiatan Pelestarian Lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah dan juga belajar isyarat tangan dari lagu-lagu Tzu Chi. Salah satu lagu yang terkenal adalah “Satu Keluarga”. Temanteman BB pernah dengar kan? Dari lagu tersebut kami menjiwai maknanya dan menampilkannya dalam gerakan tangan. Event apa sih yang paling berkesan yang koko udah lakuin? Event paling berkesan itu adalah sebuah terobosan yang kami (Tzu Ching Bandung, sebutan untuk Pemu- da Tzu Chi) bawakan. Terinspirasi dari seorang relawan yang melakukan pemberdayaan untuk anakanak di lingkungan sekitarnya, kami menerapkan hal yang sama untuk ibu-ibu di Ciparay. Kebanyakan dari mereka mempunyai anak berkebutuhan khusus, dimana pastinya untuk berobat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mereka saat ini dipayungi oleh Yayasan Aziziyah. Kami hadir di sana dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mandiri melalui pelatihan untuk membuat kerajinan tangan. Mereka menyambutnya dengan sangat antusias!! Dengan keahlian tersebut diharapkan dapat meningkatkan penghasilan setiap keluarga yang ada di sana. Karena seorang aktivis tidak dapat selamanya membantu mereka, namun harus membantu mereka membangun fondasi agar kelak menjadi mandiri. Kalau kita sebagai pelajar, mau berkegiatan sosial, kita harus mulai dari mana dan bagaimana cara menimbulkan motivasi dalam diri kita untuk berkegiatan sosial? Sekarang ini banyak komunitas yang memfasilitasi teman-teman untuk menjadi relawan. Ada Tzu Chi, Yuk Berbagi!, lalu saya juga bertemu teman-teman Telkom yang mendirikan “Muda Mudi Berbagi”, teman-teman di “Sahabat veteran” dan sebagainya. Dengan meluangkan waktu untuk bergabung dalam salah satu komunitas tersebut akan memberikan pengalaman bagi teman-teman dalam berkegiatan sosial. Motivasi akan tumbuh melalui sebuah perenungan. Merenungi kehidupan kita sendiri. Bersyukur karena kita saat ini dilahirkan dalam kondisi sehat, dan berkecukupan, sedangkan diluar sana masih banyak Menurut koko, penting ga sih kita mahasiswa yang kekurangan dan membutuhkan bantuan dan ini untuk berkegiatan sosial? bagaimana rasanya jika kita yang berada di posisi Tentu saja penting. Sebagai seorang mahasiswa kita mereka. Kemudian bertekadlah untuk menjadi agen dapat mengaplikasikan pa yang kita pelajari selama perubahan yang lebih baik bagi mereka. perkuliahan untuk membantu masyarakat sekitar. Seorang mahasiswa kedokteran bisa melakukan Pengen ga sih koko bisa nerusin ini terus? edukasi untuk anak-anak dan orang tua tentang Kalau mau, apa sih yang mendorong koko untuk pentingnya gizi. Bagaimana dengam mahasiswa menjadi aktivis sosial terus sampai gede? teknik? Tahun lalu, HMFT melakukan bakti sosial Ya, sebuah impian untuk menciptakan dunia yang ke daerah yang padat penduduk, sampai di pagi dan lebih baik. Sederhananya, saya turut berbahagia siang hari pun matahari tak dapat dinikmati warga. melihat mereka berbahagia. Mahasiswa FT memasang lampu botol, yang dengan memanfaatkan energi matahari memberikan penKesan dan pesan koko untuk KMB gimana ko? erangan bagi rumah-rumah di kawasan yang padat Agar memotivasi kita juga untuk berkegiatan tersebut. Benefit positif kalo berkegiatan sosial apa sih untuk mahasiswa ko?? Beraktivitas sosial akan memberikan kita pemahaman tentang tataran dalam kehidupan sosial dan bagaimana kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan setiap lapisan masyarakat. Selain itu, juga bagaimana kita menjaga kepercayaan para dermawan yang menitipkan donasi mereka untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. sosial kaya koko. Sesuatu yang luar biasa itu bukan kebaikan yang besar, tetapi kebaikan kecil yang dilakukan setiap hari, sedikit demi sedikit, dan terus menerus. Dengan membangun habit berbuat kebaikan walaupun sedkit, kita telah mengikis kesempatan untuk berbuat jahat sedikit demi sedikit pula. Artikel Alvin D; LayoutAlvin D & Vivian 21 Resensi Buku Judul Buku : Damai dalam Hidup Mati dalam Damai Penulis : Gehlek Rinpoche Penerjemah : Medya Silvita, SE Penerbit : Svarnadipa Sriwijaya Penulis Buku ini bernama Gehlek Rinpoche, seorang Tibet asli yang berkewarganegaraan Amerika. Beliau bernama Asli Gehlek Trinley Namgye dan kata “Rinpoche” yang artinya “Yang Berharga”. Sewaktu kecil beliau dikenal sebagai inkarnasi dari seorang lama. Dalam Buku ini, dengan terjemahan dari Medya Silvita, SE yang mudah untuk dimengerti. Penulis menyajikan tentang siapa kita sebenarnya, Penyebab asli dan kondisi dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana cara menyikapi setiap kejadian yang terjadi menurut perspektif Buddhist. Penulis juga menjelaskan bagaimana meredamkan kemarahan, kecemburuan dan meningkatkan kesabaran dalam hidup, membahas apa makna karma yang sesungguhnya. Penulis juga memaparkan tentang mengatasi kemelakatan yang dapat semakin membuat mahkluk hidup menderita dan melekat pada siklus kehidupan dan kematian, mengamati setiap permasalahan dengan sudut pandang yang positif tanpa kemelekatan, mengatasi ego, welas asih dan pada akhirnya ‘mati dalam damai’. *buku dapat dibaca di perpustakaan KMB ITB 2222 by DKD SESEPUH Tetaplah Semangat! Adrian Hartanto yang biasa disapa Ko Aad ini merupakan aktivis KMB. Dia telah melalui suka cita di KMB. Apa saja sih yang dia rasakan? Yuk simak wawancara berikut ini :) 1. Bagaimana kesan terhadap KMB? KMB merupakan tempat yang saya anggap sebagai rumah. Saya juga tidak tahu nyamannya kenapa, tetapi mungkin karena di KMB itu saya menemukan teman-teman yang benar-benar asik untuk diajak bermain dan bekerja bersama. Apalagi ketika memasuki tahun kedua ketika saya memutuskan untuk tidak menyelesaikan kaderisasi himpunan mahasiswa jurusan dan pada akhirnya saya non-himpunan. Untuk yang itu jangan ditiru ya teman-teman. 2. Acara apa paling menarik atau mengesankan selama di KMB? Acara yang menarik ada banyak sekali kalau menurut saya. Ada makrab yang setiap tahun selalu memberikan kita kesempatan untuk kenalan sama anak baru. Lalu, ada juga Amazing Race yang sepertinya seru, saya sebenarnya sangat ingin ikutan, tetapi tidak pernah kesampaian. Ada juga LKO, DDB, dan MW yang meerupakan acara besar KMB yang seingat saya tidak setiap tahun diadakan, tetapi sekalinya ada biasanya melibatkan cukup banyak personil dan memberikan pengalaman yang asik. Dari semua itu buat saya yang plg mengesankan itu acara ultah KMB, khususnya ultah KMB pas jamannya ce Shirley yang jadi ketua, soalnya pas itu kebetulan saya koordinator DIVA hahaha. ultah yang satu ini berkesan karena saat itu saya ngerasa anggota KMB bener-bener memberikan kontribusinya baik itu besar atau kecil untuk mensukseskan acara ultah tsb, dan special thanks buat Freddy Mardjuki TF kt, Jonathan Tandean, dan Kevin Kegan Kusuma yang saat itu cukup saya pekerjakan di luar batas kewajaran padahal mereka bukan DIVA waktu itu wakakaka. 3. Siapa orang yang paling disayang dan kenapa? Wah, orang paling disayang di mana dulu nih? Kalau dalam hidup saya, jawabannya adalah orang tua, keluarga, pacar, dan teman. Kalau lingkupnya adalah KMB, seharusnya orangnya adalah Vivi Lieyanda anak Informatika angkatan 2009. 4. Apa pendapat Ko Aad tentang kasih sayang terrhadap KMB? Maksudnya apa ya untuk yang ini agak krg mengerti, tapi coba saya jawab sebisa saya dul uya. kasih sayang terhadap KMB buat saya itu berarti mau bersama-sama dengan anggota KMB ITB lainnya mewujudkan segala cita-cita yang udah dibuat oleh para pendiri KMB ITB pada awalnya unit ini didirikan. kalo itu terlalu formal, versi simplenya adalah : Mau bersama meluangkan waktu untuk membuat KMB ITB lebih baik 5. Apa pesan untuk KMB dan anggotanya? Pesan untuk KMB dan anggotanya, tetaplah semangat meskipun kuliah di ITB membuat pusing (setidaknya buat saya dulu begitu hahaha) dan buat kalian-kalian semua yang memutuskan untuk tetap bertahan di kepengurusan KMB ITB, I wish you guys best of luck! Semua yang kalian dapatkan sepanjang perjalanan kepengurusan ini akan berguna sekali nantinya. Itulah yang saya dapatkan dari pengalaman pribadi saya. Artikel oleh Billy K I 23 Artikel Bebas Hari Besar Umat Buddha Setiap upacara khususnya upacara keagamaan pasti mempunyai maksud tersendiri pada setiap pelaksanaannya.Bila diteliti dalam semua hari besar buddhis terkandung nilai : 1. Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur Triratna 2. Memperkuat Saddha (keyakinan) 3. Membangun Pramitha (Sifat luhur) 4. Merenungkan kembali khotbah-khotbah Buddha Sakyamuni, Para Buddha dan Bodhisattva 5. Melakukan Anumodana (membagi amal baik kepada makhluk lain ) Apakah kalian ingin tahu hari besar tersebut? Simak baik-baik ya !! Dalam Kitab suci Tripitaka disebutkan mengenai 4 hari suci agama Buddha yaitu hari Suci Waisak, hari Suci Asadha, hari Suci Kathina, hari Suci Magha Puja Hari suci Waisak atau Vaisakha Puja memperingati tiga peristiwa suci yang terjadi pada Buddha Gotama, yaitu: a. Pangeran Siddharta (Buddha) lahir di kota Lumbini, tahun 623 SM. b. Petapa Gotama mencapai Bodhi (penerangan sempurna) di bawah pohon Bodhi gaya pada usia 35 tahun. c. Buddha Gotama mencapai Parinibbana di Kusinara pada usia 80 tahun. Hari suci Waisak merupakan hari keramat bagi umat Buddha. Hari keramat ini pun mengajak umat Buddha untuk menelaah kehidupan masing-masing, untuk senantiasa berpedoman kepada Buddha Dhamma. Sang Buddha memang telah lama mangkat. Namun, hingga kini ajaran Sang Buddha tetap abadi. Buddha Dhamma yang dilaksanakan dengan baik akan mencegah manusia dari kemerosotan nilai-nilai moral dan keterjerumusan dalam jurang kebobrokan. 24 Hari Suci Asadha memperingati tiga peristiwa penting yaitu : a. Khotbah pertama Buddha kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana b. Terbentuknya Sangha Bhikkhu yang pertama c. Lengkapnya Triratna (Buddha,Dhamma dan Sangha) Tepat dua bulan setelah mencapai pencerahan,Buddha pertama kalinya meyebarkan Dharma kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana yang sedang menyiksa diri mereka sendiri.Mereka kemudian disebut Panca Vaggiya Bhikkhu.Selanjutnya bersama dengan itu, Buddha membentuk Sangha Bhikkhu yang menjadi pelengkap Triratna setelah Buddha dan Dharma. Hari Suci Kathina atau Khathina Puja merupakan hari bakti umat Buddha kepada Sangha. Sangha merupakan persaudaraan para bhikkhu / bhikkhuni. Sangha merupakan lapangan untuk menanam jasa yang tiada taranya di alam semesta ini. Sangha merupakan pewaris dan pengamal Buddha Dhamma yang patut dihormati. Dengan adanya Sangha, yang anggotanya menjalankan peraturan-peraturan kebhikkhuan (vinaya) dengan baik. Buddha Dhamma akan berkembang terus di dunia ini. Sangha merupakan pemeliharaan kitab Suci Tipitaka / Tripitaka.Para Bhikkhu dan Bhikkuni hidup sederhana,yang mereka butuhkan adalah Civara(jubbah) , Pindapata (makanan),Senasana(tempat tinggal) dan obat-obatan. Hari Suci Magha Puja. Hari suci ini memperingati : a. Seribu dua ratus lima puluh Bhikkhu datang berkumpul tanpa perjanjian terlebih dahulu. b. Mereka semua sudah mencapai kesucian arahat c. Mereka memiliki 6 Albhina (kemampuan batin) d. Mereka ditahbiskan Buddha dengan sebutan “Ehi Bhikkhu”. Peristiwa penting ini dinamakan Caturangga-sannipata, yang berarti pertemuan besar para arahat yang diberkahi dengan empat faktor,seperti tersebut di atas. Peristiwa penting ini terjadi hanya satu kali dalam kehidupan Buddha Gotama, yaitu pada saat purnama penuh di bulan Magha (Februari), tahun 587 SM(sembilan bulan setelah Sang Buddha mencapai Bodhi). Mereka datang dengan tujuan memberi hormat kepada Sang Buddha sekembalinya mereka dari tugas menyebarkan Dhamma dan melaporkan hasil penyebaran Dhamma yang telah mereka lakukan tersebut. artikel oleh Varian Caesar, layout Felicia 25 Artikel Bebas Valentine’s Day Culture All around the World Dekat dengan bulan Februari, hal yang pasti mulai terlihat salah satunya adalah bermunculannya penjualan coklat di pusat – pusat perbelanjaan. Ya! Kamu pasti tahu kalau hal ini berkaitan dengan , alias Hari Kasih Sayang yang jatuh pada 14 Februari. Sebenarnya ini termasuk ke dalam perayaan beberapa Gereja terhadap St. Valentine, yang memiliki beberapa versi cerita mengenai dirinya. Namun bukan sejarahnya yang akan dibahas kali ini! Nah, ternyata terlepas dari itu, Valentine dirayakan oleh banyak orang yang tidak memeluk agama Kristen. Hal ini tentunya dipengaruhi adanya dampak dari globalisasi, sehingga tercipta budaya – budaya baru di penjuru dunia. Nah, seperti apa sih perayaannya di penjuru dunia? Berikut bahasannya! • Amerika Serikat Di Amerika, Valentine terutama dihabiskan dengan bertukar Valentine’s Day card dan juga merupakan moment yang dipandang tepat untuk pemberian hadiah kepada kekasih. Sebenarnya hal ini merupakan hal yang cukup umum juga di belahan dunia lainnya, terutama di negara – negara Barat kebanyakan memiliki budaya seperti ini • Finlandia dan Estonia Di Finlandia, Valentine’s Day dikenal dengan Ystävänpäivä yang dapat diterjemahkan menjadi Hari Teman. Sementara di Estonia juga demikian. Di tempat ini penekanan untuk kasih sayang kepada semua teman lebih kuat. • Iran Di Iran, dikenal festival Sepandarmanzgan atau Esfandegan, yang merupakan saat seseorang menyatakan kasihnya kepada ibu dan istri mereka. Namun dengan berkembangnya waktu, festival itu digantikan dengan perayaan Valentine mengikuti budaya barat. Saat ini asosisasi budaya di sana sedang mengusahakan untuk mempopulerkan kembali festival tradisional tersebut. • Israel Di Israel, orang – orang merayakan Valentine’s Day sama seperti biasa, namun di sini dikenal juga adanya perayaan tradisional bernama Tu B’Av yang jatuh pada tanggal 15 bulan Av (biasanya akhir Agustus) 26 Jepang Di Jepang, budaya yang mewajibkan wanit memberikan coklat pada hari ini cukup kuat dengan adanya istilah giri-choko yang dapat diartikan sebagai cokelat wajib. Sementara itu pemberian barang lainnya tidak umum. Selain itu para lelaki diharapkan membalasanya 2 atau 3 kali lipat dengan coklat putih pada 14 Maret yang dikenal sebagai White Day. • Korea Selatan • Taiwan • Tiongkok Di Korea Selatan, seperti di Jepang, wanita memberikan coklat kepada pria pada 14 Februari, sementara pihak pria memberikan permen bukan cokelat pada 14 Maret. Nah, yang unik adalah di sini ada Black Day, yang jatuh pada 14 Maret. Hari itu diperuntukan khusus untuk para jones untuk memakan Jajangmyeon (mie hitam) sambil merenungkan hidup mereka. Di Taiwan, budaya utama juga seperti negeara di Asia Timur lainnya, namun bedanya adalah di Taiwan pihak pria memberikan cokelat pada 14 Februari, sementara wanita pada 14 Maret. Di Tiongkok, secara umum pria memberikan bunga dan cokelat pada wanita. Di sini perayaan ini dikenal sebagai qíng rén jié yang dapat diterjemahkan sebagai festival kekasih. Sementara itu ada juga qīxījié yang lebih tepat dikatakan sebagai Chinese Valentine’s Day. Itu sebagain budaya perayaan Valentine’s Day di penjuru dunia. Walaupun semakin diterima secara umum, di berbagai tempat juga muncul protes dan perlawanan dari masyarakat kepada bagian dari mereka yang merayakannya. Hal ini terutama dimotori dengan pandangan bahwa perayaan hari itu termasuk penerimaan budaya asing secara berlebih atau termasuk budaya yang tidak diperlukan. Selain itu ada juga yang menganggap ini adalah contoh neokolonialisasi bangsa barat. Terlepas dari itu semua, yang terpenting bagi kita sebenarnya adalah menunjukan kasih sayang itu, tidak hanya kepada kekasih kita, namun seperti budaya di Finlandia, menunjukannya juga kepada teman. Lebih besar dari itu lagi, kita harus memancarkan kasih sayang itu tidak hanya kepada semua manusia, namun juga kepada semua mahluk, tidak hanya pada hari itu, namun setiap saat! Artikel oleh Andri H, layout oleh Melvin27 28 29 30 31 32 33 Komik “Salah Bertindak” Oleh Ernestine 34 35 GAMES 36 oleh Erick Chandra Sing the Song ~ ~ Untukmu Dhammanano Lyric : Jhonson (IF 2000) Arranger : Robin (MS 2003) G D Berjalan bersama dalam genggam erat C D Saling merangkul, saling bergandeng Em D Belajar bersama, bermain bersama C D Tertawa bersama, menangis bersama G D Bulatkan tekad, satu dalam Dhamma C D Demi hari esok, penuh cinta Em D Di dalam Dhamma, dengan restu Buddha C D Kumengerti, dalam Dhammanano Am D Baktiku semua, untukmu GD Aku berjanji, akan selalu Em Bm Mengingat, membalas C Em, G Semua jasamu, Dhammanano Am D G Motivasiku, semangatku Majulah terus Dhammanano Jayalah selalu, Dhammanano Reff G D Lantunan nada ini, untukmu selalu Em Bm Rumahku, k’luargaku C Em, G Jayalah selalu, Dhammanano 37 FREE TOUGHT kunci jawaban games halaman 36 38 Tim redaksi Bharda Bodhi terbuka dengan segala kritik dan saran dari pembaca untuk membuat media ini menjadi lebih baik. Segala kritik dan saran dari pembaca dapat dikirim langsung ke tim redaksi. Kami dari tim redaksi membuka kesempatan kepada saudara-saudara se-Dhamma sekalian untuk menuangkan pikirannya baik dalam bentuk naskah, informasi, ataupun cerpen bebas, terutama yang bertemakan Buddhis, untuk berpartisipasi dalam media ini. Karya asli sebaiknya disertai dengan identitas diri dan tulisan kutipan disertai sumber saduran. Tulisan dapat dikirim langsung ke tim redaksi Bharda Bodhi. Namo Buddhaya Jangan lupa difollow! 39 Bagaikan seorang ibu mempertahankan jiwanya. Melindungi anaknya yang tunggal. Demikianlah terhadap semua makhluk. Dipancarkannya pikiran cinta kasihnya tanpa batas. 40