BERITA STASI Sambungan hal: 11 Ad Majora Natus Sum MINGGU PASKAH IV Sabtu, 28 April 2012 pkl. 17.00 Koor : Lingkungan Andreas Rasul HA : Lingkungan Katarina Volpicelli PA : (?). Lektris : Bu Panca & Petrus Nawan. Pmz : Sdr. Valentine (Lingkungan Vinsensius Palotti). Prodiakon : Bp. F. Darmawan, Bp. A. Mudji Hartono Tatib : Lingkungan Andreas Kim Tae Gon. PL : Sdr. Kristanto (Sie. Liturgi A. Kim Tae Gon) WL : Putih Salam, Tim Liturgi Stasi "PERAYAAN EKARISTI ADALAH PESTA TUHAN, MOHON UMAT BERPAKAIAN SECARA LAYAK DAN PANTAS DATANG KE PESTA TUHAN" MOHON PERHATIAN: Harap DATANG SEBELUM MISA DIMULAI, berdoa dan mempersiapkan hati kita secara pribadi sebelum menghadap DIA, Pencipta langit dan bumi Harap NON AKTIF kan HP selama Perayaan Misa, biarlah hati kita benar-benar difokuskan untuk mendengar suara Tuhan NYENGIR DIKIT Udin masuk surga dengan amal ibadah yang pas-pasan. Untunglah dosanya sedikit, jadi dia tidak perlu dihangatkan dulu di neraka. Suatu hari ketika berjalan-jalan di tepi sungai di surga, ia terkejut melihat seorang anggota DPR yang wajahnya sering ia lihat di tv, koran dan majalah karena tersangkut kasus korupsi. “Hm, kog dia bisa masuk surga ya? Apa mungkin dia hanya dizalimi, dituduh korupsi ya?” batin Udin.… Karena penasaran, Udin bertanya pada pos malaikat terdekat. Mohon tidak meninggalkan SAMPAH, dan Tissue di Bangku Gereja “Oh, orang itu? Dia emang wakil rakyat negeri kalian yang korup,” kata si malaikat. Kertas kertas Teks Misa dan Warta Paroki yang sudah tidak dipakai mohon dikumpulkan kembali “Kog bisa masuk surga? Apa korupsi itu halal?” tanya Udin penasaran. “Dia lagi studi banding aja kog. Besok juga udah balik lagi ke neraka.” Halaman 12 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Edisi KETIGAPULUH EMPAT MARET Tahun 2012 "THE PASSION OF THE CHRIST" ANNA KATHARINA EMMERICK DAN MARIA DARI AGREDA Film yang disutradarai Mel Gibson "The Pasion of The Christ" membangkitkan minat baru pada tulisan-tulisan para mistik Katolik: Beata Anna Katharina Emmerick dan Venerabilis Maria dari Agreda. Meski sumber film tersebut adalah Injil, namun Gibson tampaknya mendapatkan sebagian inspirasi bagi karya seninya dari tulisan kedua perempuan Katolik yang kudus ini, yang tulisan-tulisannya ia akui penting dalam perjalanan rohani yang menghantarnya untuk membuat film tersebut. Anna Katharina Emmerick (1774 - 1824) adalah seorang biarawati Agustinian Jerman. Dalam hidupnya ia mengalami fenomena mistik stigmata dan juga mendapatkan karunia penglihatan-penglihatan mistik yang kemudian dituangkan oleh Clemens Brentano dalam bentuk tulisan; karyanya yang paling terkenal adalah "Dukacita Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus". Sesudah wafat Anna Katharina, pada tahun 1892, dimulailah proses beatifikasinya yang, namun demikian, pada tahun 1928 ditangguhkan karena keraguan akan keaslian materi yang ditulis Brentano. Barulah akhirnya, pada tahun 2004, dengan mengenyampingkan karyanya dan semata-mata berfokus pada kegagah-beraniannya dalam keutamaan-keutamaan hidup, Anna Katharina dimaklumkan sebagai Beata oleh Paus Yohanes Paulus II. Venerabilis Maria dari Agreda (1602 - 1665) adalah seorang biarawati Fransiskan Spanyol. Dalam hidupnya ia mengalami fenomena mistik termasuk wahyu-wahyu pribadi yang dituangkannya dalam bentuk tulisan. Karyanya yang paling terkenal adalah "Kota Mistik Allah: Sejarah Ilahi Santa Perawan, Bunda Allah". Akan tetapi, karya ini dikutuk Inkuisisi [sekarang Kongregasi Urusan Pengajaran Iman] pada tahun 1681 dan dimasukkan dalam Indeks Buku-buku Terlarang oleh Paus Innosensius XI. Sementara itu penelitian-penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Katolik yang berwibawa lainnya menunjukkan keberpihakan pada wahyu pribadi tersebut. Kasus "Kota Mistik Allah" ini menghalangi proses beatifikasi Maria dari Agreda yang diajukan nyaris segera sesudah wafatnya, mengingat kesaksian dan kesucian hidupnya yang nyata. Bersambung hal 4 Halaman 1 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Warta Stanislaus Media Komunikasi Umat Stasi St. Stanislaus Kostka , Paroki St. Servatius Kampung Sawah Bekasi Penasihat Romo Paroki St Servatius Bekasi Penanggungjawab DPP Stasi St. Stanislaus Kostka Pelaksana dan Team Kreatif Seksi Komunikasi Sosial Stasi Pembantu Umum Para Ketua Lingkungan dan Organisasi, Para Seksi dan Sub Seksi Stasi Alamat Paroki Kampung Sawah RT Rt06/RW 04 No 75 Jati Melati Pondok Melati Bekasi 17113 Telp : 021- 8449967 Alamat Sekretariat Stasi Kawasan Niaga Citra Grand, Blok R12 no 11, Jl Alternatif Cibubur (Transyogi) Cibubur Bekasi Telp : 021- 8451178 Website: http:// www.stanislauskostka.wordpress.com E-mail: [email protected] [email protected] Perenungan Kita JADWAL PETUGAS LITURGI BULAN APRIL 2012 Kisah Monyet dan Angin Seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado dan Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yg bisa paling cepet jatuhin si monyet dr pohon kelapa. Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik. Angin Tornado nggak ♏åϋ kalah, 30 detik, katanya. Angin Bahorok senyum ngeledek äπϑ bilang,15 detik juga jatuh tuh monyet. Akhirnya satu persatu ktiga angin itu maju. Angin TOPAN duluan, Z... dia tiup sekenceng2nya, Wuuusss… Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa, Dia pegang sekuat2 nya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh2 si monyet. Angin Topan pun nyerah. Giliran Angin TORNADO. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng2nya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado jg nyerah. Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh, daya tahannya luar biasa. Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi. Mailing List stanislauskostka@ yahoogroups.com Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Keinginan îτϋ diketawain sama tiga angin lainnya. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil. Untuk bergabung kirim e-mail ke: Nggak banyak omong, angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss… stanislauskostka-subscribe@ yahoogroups.com Redaksi menerima sumbangan tulisan, karikatur, atau kreasi lain. Panjang tulisan maksimal 400 kata. Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia trus lepas lah pegangannya Alhasil, jatuh deh tuh si monyet. Result of the story : Para ketua Wilayah/Lingkungan/ Boleh jadi ketika kita Diuji dengan KESUSAHAN… Mudika diharapkan menyampaikan berita tentang kegiatan-kegiatan di Dicoba dengan Penderitaan… Didera Malapetaka... Kita kuat bahkan lebih kuat dari Lingkungan. sebelumnya... Bahan bahan renunagn diambil dari http://Www.imankatolik.or.id, http://yesaya.indocell.net dan beberapa sumber Tapi jika kita diuji dengan KENIKMATAN... KESENANGAN... KELIMPAHAN... Disinilah kejatuhan îτϋ terjadi.So, Jangan sampai kita terlena...Tetap rendah hati dan mawas diri, ingat kita hanya hidup sementara di dunia ini. PEKAN SUCI Kamis Putih, 5 April 2012 Misa pkl. 17.00 dan pkl. 20.30 di Paroki St. Servatius. Catatan : Di stasi tidak ada. Jumat Agung, 6 April 2012 pkl. 15.00 WIB Koor : Gabungan lingkungan Vincensius Paulus & PAB HA : PA : Ni Luh, Alexa, Rika, Ika, Rani, Fani D, Herry, Riri, Kekko, Giacinta, Irene, Ian. Lektris : Ibu Susi + Ibu Novi. Pmz : Bp. Agus Jawir. Pasio : Bp. Agus Jawir, Bp. Sirilus, Bp. dan Romo Tanto. Prodiakon : Bp. Marcel Martono, Bp. Mudji Hartono, Bp. Robert Sunarto, Bp. Livinus Guna wan, Bp. Suryo Widagdo, Bp. Pius Arahian. Tatib : Panitia Paskah Koord. : Bp. Markus (A. Fournet) PL : Bp. Bambang & Ibu Asima (Sie. Liturgi Katarina Volpicelli) WL : Merah Sabtu Malam Paskah, 7 April 2012 pkl. 19.00 WIB Exultate : Rm. Mardi Widayat / Bp. Topa Koor : Lingkungan Katarina Siena HA : Tim Hias Altar PA : Ian, Rio, Christian, Niken, Irene, Rosa, Karina, Cindy, Dilon, Cintya, Jerry, Fani D. Lektris : Ibu Helena + Ayu. Pmz : Bp. Sirilus. Prodiakon : Bp. Anton Agung, Bp. D. Suyono Budiono, Bp. J. Simbolon, Bp. Y. Mike Slamet, Bp. Y. Waluyo, Bp. Y. Yudantoro, Bp. F. Darmawan. Tatib : Panitia Paskah Koord. : Bp. Markus (A. Fournet) PL : Bp. Yudi & Ibu Eveline (Sie. Liturgi lingkungan A. Fournet) WL : Putih MINGGU PASKAH II, Minggu Kerahiman Ilahi Sabtu, 14 April 2012 pkl. 17.00 Koor : Lingkungan Andreas Avelino HA : KDI St Mariana PA : (?). Lektris : Ibu Siwi + Ibu Tri Yuni. Pmz : Bp. Agus (Lingkungan Katarina Siena). Prodiakon : Bp. Marcel Martono, Bp. D. Suyono Budiono. Tatib : OMK Stasi PR : Bu Dewi (Pemazmur) PL : Bu Novi (Sie Liturgi PDTA) WL : Putih Catatan : Doa Rosario sebelum misa pkl. 16.45 Tanggal 15 April adalah Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Setiap orang Katolik dapat memperoleh INDULGENSI PENUH (Dekrit Penitensiari Apostolik 29 Juni 2002). Syarat : Menerima sakramen tobat Menerima sakramen Ekaristi pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Berdoa dalam ujud Paus. Bersambung hal: 12 Halaman 2 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Halaman 11 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Lanjutan dari hal 9 Yudas, juga, berperan penting dalam wafat Kristus, dengan mengkhianati Dia serta menyerahkan-Nya demi tigapuluh uang perak (bdk. Mat 26:14-16). Apakah kita juga akan memperluas tuduhan kepada semua rasul, sebab Yudas adalah salah seorang dari mereka? Tentu saja tidak. Memang, bukti-bukti sejarah mendakwa pribadi-pribadi tertentu. Tetapi, dari sudut pandang teologi, dari mata iman, Yesus sengsara, wafat dan bangkit adalah sesuai dengan rencana keselamatan Allah. Setelah Pentakosta, St. Petrus dan St. Yohanes memaklumkan, “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba -Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu” (Kis 4:27-28). Sengsara dan wafat Kristus menggenapi nubuat akan hamba Mesias yang menderita seperti dinubuatkan oleh Yesaya: “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (Yes 53:4-6). Kristus dengan sukarela menanggungkan atas Diri-Nya Sendiri segala beban dosa kita, dan sebagai imam, Ia mempersembahkan DiriNya Sendiri sebagai kurban silih yang sempurna bagi dosa-dosa kita. Melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, Kristus mengalahkan dosa dan maut, membuka pintu gerbang surga guna memberikan kepada kita harapan akan kehidupan kekal. Jadi, siapakah yang hendak kita persalahkan? Sesungguhnya, ajaran resmi Gereja telah jelas, yaitu bahwa kita tidak mempersalahkan segenap bangsa Yahudi pada jaman Kristus ataupun segenap bangsa Yahudi hingga sekarang. Pernyataan Konsili Vatikan II tentang Hubungan Gereja dengan Agama-agama Bukan Kristiani dan Kebebasan Beragama (“Nostra Aetate”) menyatakan, “Apa yang telah dijalankan selama Ia menderita sengsara tidak begitu saja dapat dibebankan sebagai kesalahan kepada semua orang Yahudi yang hidup ketika itu atau kepada orang Yahudi zaman sekarang…. Orang-orang Yahudi jangan digambarkan seolah-olah dibuang oleh Allah atau terkutuk, seakan-akan itu dapat disimpulkan dari Kitab Suci” (No. 4). Pernyataan tersebut mengutuk tindak aniaya dan sikap anti-Yahudi, bukan hanya karena kesamaan warisan yang dimiliki antara umat Kristiani dengan bangsa Yahudi, tetapi juga karena tindakan yang demikian bertentangan dengan belas kasih Kristiani. Jika demikian, adakah yang kita salahkan? Ya. Kita menyalahkan diri kita sendiri. Kita menyalibkan Kristus melalui dosa-dosa kita. Seperti dikutip dalam Katekismus Greja Katolik (no. 598), Cathechismus Romanus Konsili Trente dengan jelas mengajarkan bahwa “Tanggung jawab ini terutama mengenai mereka, yang berkali-kali jatuh ke dalam dosa. Oleh karena dosa-dosa kita menghantar Kristus Tuhan kita kepada kematian di kayu salib, maka sesungguhnya, mereka yang bergelinding dalam dosa dan kebiasaan buruk, `menyalibkan lagi Anak Allah dan menghina-Nya di muka umum' (Ibr 6:6) - satu kejahatan, yang nyatanya lebih berat lagi daripada kejahatan orang-orang Yahudi. Karena mereka ini, seperti yang dikatakan sang Rasul, `tidak menyalibkan Tuhan yang mulia, kalau sekiranya mereka mengenal-Nya' (1 Kor 2:8). Tetapi kita mengatakan, kita mengenal Dia, walaupun demikian kita seolah-olah menganiaya-Nya waktu kita menyangkal-Nya dengan perbuatan kita (Catech. R. 1,5,11)” Sementara Pekan Suci semakin dekat, kiranya kita merenungkan keterlibatan kita sendiri dalam sengsara Kristus. Luangkanlah waktu untuk berdoa, teristimewa Jalan Salib dan Peristiwa-peristiwa Sedih Rosario. Luangkanlah waktu untuk memeriksa batin dan menerima sakramen pengakuan dosa. Luangkanlah waktu untuk, tidak hanya menyaksikan film The Passion of the Christ, tetapi juga membaca kisah-kisah sengsara dalam Injil. Maka, dengan rahmat Tuhan, kita akan diperbaharui dalam iman dan siap merayakan kemulian Paskah. * Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dam e Graduate School in Alexandria. sumber : “Straight Answers: Who Really Killed Jesus?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.” Halaman 10 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Sebaiknya Anda Paham Bahas Liturgi: Doa Pembuka, Doa Pemimpin HIDUPKATOLIK.com - Ada kelompok doa yang suka mengiringi doa pemimpin dengan alunan musik. Dalam kebaktian umum yang bersifat non-liturgis atau devosional mungkin tidak jadi soal. Dalam perayaan liturgis kebiasaan itu dilarang. Dalam Misa, doa pemimpin adalah doa yang dibawakan imam selebran. Harus diucapkan atau dilagukan dengan lantang, agar umat dapat mendengarkan, memahami, dan menjadikan doa itu sebagai doa mereka juga. Maka, dalam Doa Pembuka dan doa -doa pemimpin lainnya, organis atau musikus jangan bermurah hati menyajikan alunan pengiring. Maksudnya mungkin mau menghiasi doa itu, tapi malah mengganggu. Doa pemimpin Hanya ada satu Doa Pembuka dalam Misa dan hanya imam yang membawakan salah satu doa pemimpin itu. Doa Pembuka tidak boleh dihilangkan. Termasuk jika bagian dari Ritus Pembuka mengalami penggabungan dengan ritus liturgis lain, misalnya dengan Ibadat Harian Pagi atau Sore. Doa Pembuka tetap berada di ambang peralihan ke bagian ritual selanjutnya: Liturgi Sabda. Kursi imam atau kursi pemimpin adalah tempat yang tepat untuk imam ketika membawakan doa ini. Tampak jelaslah simbol kepemimpinan seorang imam di hadapan jemaat. Imam membawakannya sambil merentangkan tangan. Sebaiknya buku doa itu diletakkan di tempat baca khusus, semacam mimbar kecil khusus untuk pemimpin di depan kursinya. Jika tak ada tempat baca, seorang misdinar dapat memegangi buku itu, sehingga imam dapat leluasa membacakan doa dan merentangkan tangannya, yang melambangkan Gereja sedang berdoa (orante). Teks doa-doa pemimpin termuat dalam buku Sakramentarium. Teks-teks itu biasanya memuat kutipan Kitab Suci atau ajaran teologi. Semua itu dirangkai dengan sentuhan sastra dan gaya retorika. Teks-teks asli berbahasa Latin yang berusia amat tua dan indah itu, seringkali tidak menjadi lebih menawan ketika diterjemahkan dalam aneka bahasa. Kekayaan teks-teks doa itu dapat digali dan dijadikan bahan atau bantuan untuk katekese atau khotbah. Bahkan, dapat direnungkan sebagai percikan untuk santapan rohani. Siapa saja boleh menikmatinya. Kerangka doa Ada tiga unsur dalam ritus doa ini: ajakan imam, hening dengan ujud pribadi, dan Doa Pembuka. Unsur-unsur dalam doa ini dapat diperbandingkan dengan Doa Umat, yang mengakhiri Liturgi Sabda. Perbedaan mencoloknya pada ujud. Doa Pembuka adalah ujud pribadi yang tak terdengar. Doa Umat adalah ujud umum yang diperdengarkan (oratio universalis/fidelium), bukan hanya ujud untuk Gereja tetapi juga keperluan dunia dan masyarakat. Dalam Doa Pembuka terdapat kerangka atau pola tradisional doa Romawi, yang terdiri dari unsur anaklesis, anamnesis, epiklesis, doksologi, dan aklamasi umat. Unsur-unsur itu membangun karakter perayaan yang dilangsungkan. Kerangka ini dapat dijadikan model doa kristiani untuk pelbagai kesempatan. Anaklesis adalah sapaan langsung kepada Allah Bapa atau Putra. Anamnesis adalah penyebutan misteri atau peristiwa dalam sejarah keselamatan yang patut dikenangkan dalam perayaan itu. Epiklesis merupakan permohonan Gereja yang berkaitan dengan anamnesis yang disebutkan sebelumnya. Doksologi Trinitaris mengungkapkan penutup doa yang diarahkan kepada Allah Tritunggal, dengan pengantaraan Yesus Kristus. Tersedia tiga rumus yang dapat dipilih sesuai dengan anaklesisnya. Umat mendengarkan dan menyetujuinya dengan aklamasi: Amin! Dengan demikian, doa itu adalah doa setiap umat yang hadir. Begitulah partisipasi aktif umat diwujudkan, bukan dengan cara mengajak umat membacakannya bersama-sama. Christophorus H. Suryanugraha OSC Ketua Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia Halaman 3 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Kompendium Katekismus Gereja Katolik mengenai Doa Bapa Kami Lanjutan Bulan lalu 596. Apa arti “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”? Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak membiarkan kita sendirian dan berada dalam kuasa godaan. Kita meminta agar Roh Kudus membantu kita untuk membedakan, di satu pihak, antara pencobaan yang membuat kita berkembang dalam kebaikan dan godaan yang membawa kita pada dosa dan kematian. Dan di lain pihak, membedakan antara digoda dan menyetujui godaan. Permohonan ini menyatukan kita dengan Yesus yang mengalahkan godaan dengan doa-Nya. Ini menuntut kesiapsiagaan dan ketekunan sampai akhir. 597.Mengapa kita menutup dengan permohonan “Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat”? “Kejahatan” menunjuk pada pribadi Setan yang melawan Allah dan ”yang menyesatkan seluruh dunia” (Why 12:9). Kemenangan terhadap Setan sudah terjadi dalam Kristus. Tetapi, kita terus berdoa agar keluarga manusia dibebaskan dari Setan dan pekerjaan-pekerjaannya. Kita juga memohon rahmat kedamaian dan ketekunan sementara kita menantikan kedatangan Kristus yang akan membebaskan kita secara definitif dari Si Jahat. 598. Apa arti “Amin”? “Pada akhir doa, kamu berseru „Amin‟ dan dengan kata ini yang berarti: „semoga demikian‟, kamu mengesahkan semua yang tertera dalam doa ini, yang diajarkan Allah” (Santo Cyrillus dari Yerusalem) Pax et Bonum Sumber http://indonesian-papist.blogspot.com Lanjutan dari Hal 1 Bagaimanakah menyikapi wahyu-wahyu pribadi yang demikian? Pertama, wahyu-wahyu pribadi hendaknya tidak dianggap setara atau lebih benar dari Injil sendiri. Wahyu pribadi diberikan oleh Allah bukan demi memuaskan keingintahuan kita atau mengisi kekurangan detail sejarah dalam Kitab Suci. Wahyu pribadi muncul dalam konteks hidup doa pribadi dan bukan merupakan gambaran mengenai kehidupan Kristus, melainkan gambaran adegan darinya. Tujuannya adalah untuk menghantar budi beristirahat dalam Allah yang adalah Kebenaran, dan untuk mengobarkan kerinduan untuk mengasihi Allah yang adalah Mahabaik. Sebagaimana dijelaskan oleh St Thomas Aquinas dan St Yohanes dari Salib, meski Allah dapat memberikan pencerahan-pencerahan baru, namun kebanyakan wahyu pribadi "dikonstruksi" dari material bangunan memori dan pengetahuan pribadi yang bersangkutan. Artinya, pengaruh-pengaruh religius, kebudayaan, dan pendidikan sang mistikus sendiri ikut menentukan bagaimana penglihatan-penglihatan disampaikan kepada mereka. Ini menjelaskan mengapa terjadi keberagaman detail mengenai peristiwa-peristiwa yang sama di kalangan para mistikus. Sebagian detail mungkin diberikan oleh Allah, sebagian lainnya berasal dari anggapan sang mistikus. Akhirnya, Gereja mempertimbangkan keotentikan tulisan-tulisan yang demikian bukan atas detail-detail ini, melainkan atas apakah terdapat sesuatu yang bertentangan dengan iman dan moral. Jadi, tidak memberikan jaminan bahwa setiap detail yang disajikan adalah benar adanya, melainkan bahwa secara teologis tulisan tersebut aman dibaca. Kedua, di samping "masalah" umum dari tafsiran wahyu pribadi, ada juga masalah spesifik mengenai unsur ketidakpastian sehubungan dengan tulisan-tulisan ini, sebagaimana orang mendapati adanya kesalahankesalahan dan pertentangan-pertentangan yang kadang terjadi, sementara orang menceritakan kisah secara berbeda satu dari yang lain. Kedua point di atas perlu diperhatikan dalam membaca tulisan-tulisan Anna Katharina Emmerick maupun Maria dari Agreda sebagai sarana untuk mengobarkan kasih kepada Allah dan kepada sesama, dan bukan sebagai suatu lampiran Kitab Suci. Untuk tujuan itu, tulisan-tulisan ini dapat sangat berguna, sebagaimana film The Passion of The Christ dapat menghantar orang pada meditasi pribadi yang berhasil guna mengenai sengsara Tuhan kita, tanpa harus sesuai sejarah dalam segala detailnya. Halaman 4 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Siapa Sesungguhnya yang Membunuh Yesus??? (oleh: P. William P. Saunders *) Banyak kontroversi muncul atas pertanyaan, “Siapa yang membunuh Yesus?” sehubungan dengan luar biasanya pengaruh film Mel Gibson, “The Passion of the Christ” (Sedikit tambahan, silakan menonton film tersebut. The Passion of the Christ akan mengubah cara kita berdoa Jalan Salib atau pun Peristiwa-peristiwa Sedih Rosario. Harap diperhatikan bahwa film tersebut tidak direkomendasikan bagi anak-anak di bawah usia 12 tahun). Pertama-tama, kita perlu melihat masalah ini dari segi sejarah, yaitu, apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya. Injil menyebutkan bahwa para pemimpin agama bangsa Yahudi bersekongkol untuk membunuh Kristus. Sebagai contoh, setelah Yesus memasuki kota Yerusalem pada hari Minggu Palma, Injil mencatat, “Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia” (Mat 26:3-4). Dalam pertemuan Sanhedrin, beberapa orang Farisi mengungkapkan kekhawatiran mereka, “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita” (Yoh 11:47-48). Dalam pertemuan yang sama, Kayafas memaklumkan, “Kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh 11:50). Ya, para penguasa tertentu bangsa Yahudi bertanggung jawab atas wafat Kristus; namun demikian, tak seorang pun dapat dengan adil menyalahkan seluruh bangsa Yahudi ataupun keturunan mereka. Pilatus, Penguasa Romawi, memegang kuasa atas hidup dan mati. Meskipun para penguasa bangsa Yahudi menjatuhkan hukuman mati kepada Kristus karena tuduhan hujat, mereka tidak memiliki kuasa untuk melaksanakan hukuman tersebut dan mengakuinya di hadapan Pilatus, “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang” (Yoh 18:31). Jadi, mereka mengubah tuduhan saat Ia dihadapkan kepada Pilatus: “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja” (Luk 23:2). Menyatakan diri sebagai raja dan memicu pemberontakan berarti menempatkan diri melawan Kaisar, suatu kejahatan yang dapat diganjari dengan penyaliban. Pada akhirnya, Pilatus yang cemas akan timbulnya pemberontakan, menyerah pada teriakan-teriakan khalayak ramai - “Salibkan Dia, salibkan Dia” - dan mengabaikan keyakinan isterinya pun keyakinannya sendiri bahwa Kristus tidak bersalah. Ia memerintahkan penyaliban. Dengan demikian, Pilatus juga bertanggung jawab atas wafat Kristus; namun demikian, tak seorang pun dapat dengan adil menyalahkan seluruh bangsa Romawi ataupun keturunan mereka, yaitu kaum kafir. bersambung hal 10 Halaman 9 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Katekese Singkat - Siapakah Para Nabi itu? CERITA ALKITAB Aku Mau MendengarMu Tuhan Nabi Eliapun mengalami ketakutan ketika Izebel istri Ahab yg jahat mencarinya guna membalas dendam akan nabi-nabi baal yg dibunuh di Gunung Karmel. Ia lari ke padang gurun. Dalam kelelahannya Elia menjadi putus asa. “ Cukuplah itu ya Tuhan, ambillah nyawaku.” Kehendak Allah tak sama dengan kehendak kita ternyata. Allah menginginkan Elia terus menjadi abdinya. Malaikat datang memberinya makanan dan air supaya Elia kuat melakukan perjalanan ke tempat yang Allah tunjukkan. Elia berjalan selama 40 malam ke gunung Horeb. Sesampainya di sana Angin besar datang memecah bukit-bukit batu, namun suara Allah yg dinanti Elia tidak terdengar, sesudah itu datanglah gempa, namun Allah tidak ada, lalu datanglah api, namun Allah juga tak ada di dalam api, lalu datanglah angin sepoi-sepoi... Barulah Allah berfirman tentang apa yang harus dilakukannya sebagai nabi Tuhan. Ia harus mengurapi Hazael untuk menjadi Raja Aram, Yehu untuk Raja Israel dan Elisa sebagai nabi pengganti Elia. Elia diperbahaui dalam semangat pengabdiannya, dikokohkan oleh pernyataan Tuhan akan penyertaannya atas pelayanannya sebagai Nabi Allah. Elia sebagai nabi yang hebat dengan dengan begitu banyak mukzizat Allah yang dilakukannya ternyata sama seperti kita. Ia mengalami ketakutan, keterasingan dan iman yang kadang goyah. Ia juga merasa ditinggalkan, lelah dan jenuh. Elia mencari Tuhan, menginginkan peneguhan bagi kerapuhan. Ia kira Allah akan datang dengan kuasanya dalam angin badai, gempa dan api yang dasyat. Namun ternyata Allah datang dalam angin sepoi-sepoi. Allah memang punya kuasa yang dasyat, namun Ia datang dengan kelembutanNya. Dalam angin semilir suara Allah terdengar jelas. Sama seperti di dunia sibuk kita saat ini, kerap kita tak lagi mampu mendengar suara Allah. Pikiran yang sibuk, keinginan-keinginan kita yang begitu banyak dalam permohonan menulikan kita akan suara Allah. Allah kadang seperti tak perduli dan tak menjawab doa-doa kita. Ketika kecemasan dan kebimbangan menerpa, beban dan masalah bertumpuk, pikiran dan hati kita bising dengan berjuta keinginan yang kita sodorkan kepada Allah. Mungkinkah suara Allah dapat terdengar di tengah paksaan kita agar segala doa terjawab dengan cepat. Mata dan telinga hati kita tertutup rapat dengan keinginan kita, ruang untuk keinginan dan rencana baik Allah tak mendapat tempat di hati kita. Mari kita tarik nafas dalam-dalam masukilah keheningan hati dan tinggalkan semua keributan dalam pikiran kita, kosongkan hati kita dari kegelisahan dan keinginan-keinginan kita, hening......... serahkan segala ada kita dengan lemah lembut dan penuh percaya,” Allah kasihanilah aku.. Allah kasihanilah aku.. inilah aku Tuhan, aku yang kecil dan kosong... hadirlah dan temani aku saat ini... aku mau mendengarkan suara kasihMu...” nikmatilah saat indah itu hanya dengan Sang Kekasih yang lama telah kita rindukan... bukan dengan banyaknya kata-kata, namun dengan banyaknya mencinta. Rasakanlah kelembutan hati Allah akan menyelimuti jiwa kita, dan segala persoalan akhirnya menjadi tidak penting, Allah jauh lebih penting dari segalanya Salam kasih PD St Theresa Avilla Edisi 33 Apabila Anda ingin mengajukan pertanyaan atau persoalan sehubungan dengan iman atau kehidupan paroki, stasi atau Gereja kita silahkan menyampaikan secara tertulis ke email [email protected], [email protected] atau ke Redaksi Warta Stanislaus dengan mencantumkan identitas dan alamat yang jelas. Dan bagi yang akan menyampaikan pengumuman harap menginformasikan paling lambat hari Rabu minggu ke dua & empat tiap bulan. Halaman 8 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah seorang yang menyebarkan Sabda Allah kepada orang-orang dengan daya kuasa Roh Kudus. “Ia (Roh Kudus) bersabda dengan perantaraan para nabi,” seperti yang kita daraskan dalam Syahadat Panjang. Enam belas kitab dalam Perjanjian Lama adalah berasal atau mengenai Para Nabi tersebut. Empat nabi besar adalah Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel. Sedangkan 12 nabi kecil adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria dan Maleakhi. Tentunya, Musa, Nabi Perjanjian Lama terbesar, diyakini sebagai penulis dari lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Di samping itu, ada banyak juga nabi yang tidak menulis kitab tetapi hadir dalam Perjanjian Lama seperti Samuel, Natan dan Elisa. Terkadang, ketika seorang nabi berbicara untuk Allah, ia akan memberitahukan nubuatan atau masa depan dan keabsahan pelayanan kenabiannya diteguhkan ketika nubuatannya menjadi kenyataan. Para Nabi juga seringkali memiliki peran sebagai seorang yang menyadarkan Israel akan kesalahan meraka dan mengajak mereka untuk bertobat. Seorang Nabi juga berperan untuk mengingatkan dan menegaskan perjanjian yang Allah buat dengan mereka. Seorang nabi juga akan menafsirkan kejadian-kejadian yang terjadi dalam terang rencana Allah bagi umat-Nya dan memperingatkan mereka akan penghakiman dari Allah yang biasanya datang dengan cara Israel ditaklukan oleh bangsa-bangsa musuhnya. Setelah pembuangan, ketika semua bangsa Israel tersebar luas, pesan kenabian yang disampaikan adalah keadilan Allah dan nubuat akan kedatangan seorang Mesias. Seorang Nabi yang benar selalu dipanggil oleh Allah sendiri dan ia menerima pesan yang disampaikan oleh Allah melalui penglihatan, mimpi, atau pun suara Allah sendiri. Para Nabi selalu berbicara kebenaran yang keras sehingga banyak orang tidak mau mendengar mereka. Akibatnya, mereka sering mengalami penganiayaan oleh bangsa mereka sendiri. Yang terakhir dan terbesar dari Para Nabi adalah Yohanes Pembabtis. Dialah orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan mewartakan pesan pertobatan kepada bangsa Israel. Kita sebagai umat Katolik juga diberi daya oleh Roh Kudus untuk berpartisipasi dalam karya kenabian Gereja. Kita adalah nabi-nabi sekarang ini kapan pun kita berbicara kebenaran dengan berani dan teguh, menyadarkan sesama akan dosa-dosanya, membawa orang-orang kepada Kristus atau membagikan pengajaran Gereja dengan orang-orang lain. Tindakan-tindakan seperti ini seringkali memerlukan pengorbanan, seperti yang dialami oleh Para Nabi Perjanjian Lama. Tetapi, hal ini adalah panggilan yang diberikan kepada kita semua dan harus kita terima dan lakukan sekalipun itu membuat kita menderita seperti yang dialami oleh Para Nabi tersebut. Pax et Bonum Halaman 5 Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 DOA EKARISTI Kisah Santo Santa Tuhan Yesus, Engkau bersabda: Rutin Berolahraga Setiap Hari Tingkatkan Prestasi Belajar Anak 19 Maret St. Yosef “Akulah roti hidup yang turun dari surga; Roti yang akan Kuberikan ialah daging-Ku dan Aku memberikannya untuk hidup dunia ini.” (Yoh 6:51) Kami menyembah-Mu Yesus, yang bersemayam dalam Ekaristi Sakramen Mahakudus, roti hidup yang menjadi makanan kami. Bersihkanlah kami dari noda dosa, agar pantas menyambut roti hidup menjadi daya kekuatan kami. Telah Kauberikan roti hidup untuk hidup dunia ini. Jadikanlah kami mampu menjadi roti hidup agar kami menjadi berkat bagi sesama kami. Tuhan Yesus, Engkaulah yang mempunyai sabda hidup yang kekal. Sekarang kami percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah.” (Yoh 6: 68-69) Bunda Maria, Bunda Sakramen Mahakudus, Putro Agus Harnowo - detikHealth St. Yusuf dengan Kanak-Kanak Yesus St. Yosef adalah seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yosef memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Yosef seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayunya, tetapi ia tidak berkeberatan. Ia bahagia dapat bekerja bagi keluarga kecilnya. Ia amat mengasihi Yesus dan Maria. barang siapa makan roti ini akan hidup sampai kekal. Apa pun yang Tuhan ingin ia lakukan, St. Yosef segera melaksanakannya, tak peduli betapa sulit hal tersebut. Ia seorang yang rendah hati serta tulus hati, lemah lembut serta bijaksana. Yesus dan Maria mengasihinya serta taat kepadanya sebab Tuhan telah menjadikannya kepala rumah tangga mereka. Betapa bahagianya St. Yosef dapat hidup bersama dengan Putra Allah sendiri. Yesus taat kepadanya, membantunya serta mengasihinya. Kita biasa memohon bantuan doa St. Yosef sebagai pelindung mereka yang sedang menghadapi ajal, sebab kita percaya bahwa St. Yosef meninggal dunia dengan damai dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria. St. Theresia dari Avila memilih St. Yosef sebagai pelindung ordonya, ordo para biarawati Karmelit. Ia menaruh pengharapan besar dalam memohon bantuan doa St. Yosef. “Setiap kali aku meminta sesuatu kepada St. Yosef,” demikian katanya, “ia selalu memperolehkannya bagiku.” doakanlah kami dan seluruh umat manusia agar hidup damai dalam perlindunganmu. Kami panjatkan doa ini untuk menyembah-Mu yang bersemayam dalam Ekaristi Sakramen Mahakudus, Engkaulah Pengantara kami yang bersama Bapa, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Paus Pius IX menyatakan St. Yosef sebagai pelindung Gereja Universal. “Apa yang telah dijanjikan Allah yang baik kepada mereka (para nabi dan para bapa bangsa), ia gendong dalam pelukannya.” ~ St. Bernardin dari Siena Allah sepanjang segala masa. Amin. Halaman 6 POJOK KESEHATAN Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012 Halaman 7 Jakarta, Anak-anak sekolah sebaiknya meluangkan waktu setidaknya 1 jam sehari berolahraga untuk meningkatkan prestasi sekolahnya dan mengurangi obesitas. Sebuah penelitian di AS menunjukkan bahwa murid SD yang lebih aktif fisiknya cenderung mendapat nilai tes yang lebih baik dibandingkan teman sekelas yang kurang fit. "Olahraga teratur dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa dengan meningkatkan aliran oksigen ke otak," kata Dr Aric Sigman, anggota Society of Biology seperti dilansir The Telegraph, Senin (12/3/2012). Dr Sigman menyarankan bahwa pelajaran olahraga yang berkualitas juga memiliki dampak jangka panjang pada pendidikan anak dibandingkan ruang kelas biasa. Pernyataan ini dikemukakan untuk menjawab kekhawatiran makin banyaknya anak-anak yang menghabiskan waktu dengan duduk karena terpaku pada acara televisi, internet dan video game. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hampir 9 dari 10 orang anak-anak tidak berhasil meluangkan waktu 60 menit setiap hari untuk berolahraga. Dr Sigman bersikeras bahwa aktivitas fisik adalah kunci untuk mengurangi obesitas pada anak-anak sambil meningkatkan kecerdasannya. "Anak-anak sebaiknya menghabiskan waktu setidaknya satu jam sehari melakukan beberapa aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang berat jauh lebih baik daripada yang sedang. Jangan khawatir bahwa rutinitas ini akan mengurangi prestasi karena menyita sedikit waktu belajar," kata Dr Sigman. Sebuah penelitian di Amerika Serikat membandingkan kapasitas otak dan nilai tes antara dua kelompok anak berusia 9 - 10 tahun. Salah satu kelompok lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan kelompok lainnya. Temuan menunjukkan bahwa siswa yang lebih bugar memiliki kapasitas otak 12 persen lebih besar dibandingkan teman-teman sebayanya dan mendapat skor lebih baik dalam tes penalaran spasial dan kognitif. Penelitian terhadap remaja laki-laki di Swedia juga menemukan bahwa murid yang lebih bugar cenderung memiliki IQ tinggi dan melanjutkan kuliah ke universitas. "Aktivitas fisik dapat membantu proses kognitif anak dengan meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak. Hal ini meningkatkan kadar norepinefrin dan endorfin untuk mengurangi stres dan memperbaiki mood, meningkatkan faktor pertumbuhan yang membantu menciptakan sel-sel saraf baru dan mendukung hubungan sinapsis sel otak yang penting dalam proses belajar," kata Dr Sigman. Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012