BERITA STASI

advertisement
BERITA STASI
Sambungan hal: 11
Ad Majora Natus Sum
MINGGU PASKAH IV
Sabtu, 28 April 2012 pkl. 17.00
Koor
: Lingkungan Andreas Rasul
HA
: Lingkungan Katarina Volpicelli
PA
: (?).
Lektris
: Bu Panca & Petrus Nawan.
Pmz
: Sdr. Valentine (Lingkungan Vinsensius Palotti).
Prodiakon
: Bp. F. Darmawan, Bp. A. Mudji Hartono
Tatib
: Lingkungan Andreas Kim Tae Gon.
PL
: Sdr. Kristanto (Sie. Liturgi A. Kim Tae Gon)
WL
: Putih
Salam,
Tim Liturgi Stasi
"PERAYAAN EKARISTI ADALAH PESTA TUHAN, MOHON UMAT BERPAKAIAN SECARA
LAYAK DAN PANTAS DATANG KE PESTA TUHAN"
MOHON PERHATIAN:
 Harap DATANG SEBELUM
MISA DIMULAI, berdoa dan
mempersiapkan hati kita
secara pribadi sebelum
menghadap DIA, Pencipta
langit dan bumi

Harap NON AKTIF kan HP
selama
Perayaan
Misa,
biarlah hati kita benar-benar
difokuskan untuk
mendengar suara Tuhan
NYENGIR DIKIT
Udin masuk surga dengan amal ibadah yang pas-pasan. Untunglah
dosanya sedikit, jadi dia tidak perlu dihangatkan dulu di neraka.
Suatu hari ketika berjalan-jalan di tepi sungai di surga, ia terkejut
melihat seorang anggota DPR yang wajahnya sering ia lihat di tv,
koran dan majalah karena tersangkut kasus korupsi.
“Hm, kog dia bisa masuk surga ya? Apa mungkin dia hanya
dizalimi, dituduh korupsi ya?” batin Udin.…
Karena penasaran, Udin bertanya pada pos malaikat terdekat.

Mohon tidak meninggalkan
SAMPAH, dan Tissue di
Bangku Gereja
“Oh, orang itu? Dia emang wakil rakyat negeri kalian yang korup,”
kata si malaikat.

Kertas kertas Teks Misa dan
Warta Paroki yang sudah
tidak
dipakai
mohon
dikumpulkan kembali
“Kog bisa masuk surga? Apa korupsi itu halal?” tanya Udin
penasaran.
“Dia lagi studi banding aja kog. Besok juga udah balik lagi ke
neraka.”
Halaman 12
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Edisi KETIGAPULUH EMPAT MARET Tahun 2012
"THE PASSION OF THE CHRIST"
ANNA KATHARINA EMMERICK DAN MARIA DARI AGREDA
Film yang disutradarai Mel Gibson "The Pasion
of The Christ" membangkitkan minat baru pada
tulisan-tulisan para mistik Katolik: Beata Anna
Katharina Emmerick dan Venerabilis Maria dari
Agreda. Meski sumber film tersebut adalah Injil,
namun Gibson tampaknya mendapatkan
sebagian inspirasi bagi karya seninya dari
tulisan kedua perempuan Katolik yang kudus
ini, yang tulisan-tulisannya ia akui penting
dalam perjalanan rohani yang menghantarnya
untuk membuat film tersebut.
Anna Katharina Emmerick (1774 - 1824) adalah
seorang biarawati Agustinian Jerman. Dalam
hidupnya ia mengalami fenomena mistik
stigmata dan juga mendapatkan karunia penglihatan-penglihatan mistik yang kemudian dituangkan oleh
Clemens Brentano dalam bentuk tulisan; karyanya yang paling terkenal adalah "Dukacita Sengsara Tuhan
Kita Yesus Kristus". Sesudah wafat Anna Katharina, pada tahun 1892, dimulailah proses beatifikasinya
yang, namun demikian, pada tahun 1928 ditangguhkan karena keraguan akan keaslian materi yang ditulis
Brentano. Barulah akhirnya, pada tahun 2004, dengan mengenyampingkan karyanya dan semata-mata
berfokus pada kegagah-beraniannya dalam keutamaan-keutamaan hidup, Anna Katharina dimaklumkan
sebagai Beata oleh Paus Yohanes Paulus II.
Venerabilis Maria dari Agreda (1602 - 1665) adalah seorang biarawati Fransiskan Spanyol. Dalam
hidupnya ia mengalami fenomena mistik termasuk wahyu-wahyu pribadi yang dituangkannya dalam
bentuk tulisan. Karyanya yang paling terkenal adalah "Kota Mistik Allah: Sejarah Ilahi Santa Perawan,
Bunda Allah". Akan tetapi, karya ini dikutuk Inkuisisi [sekarang Kongregasi Urusan Pengajaran Iman]
pada tahun 1681 dan dimasukkan dalam Indeks Buku-buku Terlarang oleh Paus Innosensius XI.
Sementara itu penelitian-penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Katolik yang berwibawa
lainnya menunjukkan keberpihakan pada wahyu pribadi tersebut. Kasus "Kota Mistik Allah" ini
menghalangi proses beatifikasi Maria dari Agreda yang diajukan nyaris segera sesudah wafatnya,
mengingat kesaksian dan kesucian hidupnya yang nyata.
Bersambung hal 4
Halaman 1
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Warta
Stanislaus
Media Komunikasi Umat
Stasi St. Stanislaus
Kostka ,
Paroki St. Servatius
Kampung Sawah Bekasi
Penasihat
Romo Paroki St Servatius Bekasi
Penanggungjawab
DPP Stasi St. Stanislaus Kostka
Pelaksana dan Team Kreatif
Seksi Komunikasi Sosial Stasi
Pembantu Umum
Para Ketua Lingkungan dan
Organisasi, Para Seksi dan Sub Seksi
Stasi
Alamat Paroki
Kampung Sawah RT Rt06/RW 04 No
75 Jati Melati Pondok Melati Bekasi
17113 Telp : 021- 8449967
Alamat Sekretariat Stasi
Kawasan Niaga Citra Grand, Blok
R12 no 11, Jl Alternatif Cibubur
(Transyogi) Cibubur Bekasi
Telp : 021- 8451178
Website: http://
www.stanislauskostka.wordpress.com
E-mail:
[email protected]
[email protected]
Perenungan Kita
JADWAL PETUGAS LITURGI BULAN APRIL 2012
Kisah Monyet dan Angin
Seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa.
Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado dan Bahorok.
Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yg bisa paling cepet jatuhin si monyet dr pohon
kelapa.
Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik.
Angin Tornado nggak ♏åϋ kalah, 30 detik, katanya.
Angin Bahorok senyum ngeledek äπϑ bilang,15 detik juga jatuh tuh monyet.
Akhirnya satu persatu ktiga angin itu maju. Angin TOPAN duluan, Z... dia tiup
sekenceng2nya, Wuuusss…
Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa, Dia pegang
sekuat2 nya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh2 si monyet. Angin Topan pun nyerah.
Giliran Angin TORNADO.
Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng2nya. Ngga jatuh juga tuh monyet.
Angin Tornado jg nyerah.
Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup.
Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kenceng pegangannya.
Nggak jatuh-jatuh.
Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh, daya tahannya
luar biasa.
Ngga lama, datang angin Sepoi-Sepoi.
Mailing List
stanislauskostka@ yahoogroups.com
Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Keinginan îτϋ diketawain sama tiga angin lainnya.
Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.
Untuk bergabung kirim e-mail ke:
Nggak banyak omong, angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss…
stanislauskostka-subscribe@
yahoogroups.com
Redaksi menerima sumbangan
tulisan, karikatur, atau kreasi lain.
Panjang tulisan maksimal 400 kata.
Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia trus
lepas lah pegangannya
Alhasil, jatuh deh tuh si monyet.
Result of the story :
Para ketua Wilayah/Lingkungan/
Boleh jadi ketika kita Diuji dengan KESUSAHAN…
Mudika diharapkan menyampaikan
berita tentang kegiatan-kegiatan di
Dicoba dengan Penderitaan… Didera Malapetaka... Kita kuat bahkan lebih kuat dari
Lingkungan.
sebelumnya...
Bahan bahan renunagn diambil dari
http://Www.imankatolik.or.id,
http://yesaya.indocell.net dan beberapa
sumber
Tapi jika kita diuji dengan KENIKMATAN... KESENANGAN... KELIMPAHAN...
Disinilah kejatuhan îτϋ terjadi.So, Jangan sampai kita terlena...Tetap rendah hati dan mawas
diri, ingat kita hanya hidup sementara di dunia ini.
PEKAN SUCI
Kamis Putih, 5 April 2012
Misa pkl. 17.00 dan pkl. 20.30 di Paroki St. Servatius.
Catatan : Di stasi tidak ada.
Jumat Agung, 6 April 2012 pkl. 15.00 WIB
Koor
: Gabungan lingkungan Vincensius Paulus & PAB
HA
: PA
: Ni Luh, Alexa, Rika, Ika, Rani, Fani D, Herry, Riri, Kekko, Giacinta, Irene, Ian.
Lektris
: Ibu Susi + Ibu Novi.
Pmz
: Bp. Agus Jawir.
Pasio
: Bp. Agus Jawir, Bp. Sirilus, Bp.
dan Romo Tanto.
Prodiakon
: Bp. Marcel Martono, Bp. Mudji Hartono, Bp. Robert Sunarto, Bp. Livinus Guna
wan, Bp. Suryo Widagdo, Bp. Pius Arahian.
Tatib
: Panitia Paskah Koord. : Bp. Markus (A. Fournet)
PL
: Bp. Bambang & Ibu Asima
(Sie. Liturgi Katarina Volpicelli)
WL
: Merah
Sabtu Malam Paskah, 7 April 2012 pkl. 19.00 WIB
Exultate
: Rm. Mardi Widayat / Bp. Topa
Koor
: Lingkungan Katarina Siena
HA
: Tim Hias Altar
PA
: Ian, Rio, Christian, Niken, Irene, Rosa, Karina, Cindy, Dilon, Cintya, Jerry, Fani D.
Lektris
: Ibu Helena + Ayu.
Pmz
: Bp. Sirilus.
Prodiakon
: Bp. Anton Agung, Bp. D. Suyono Budiono, Bp. J. Simbolon, Bp. Y. Mike Slamet, Bp.
Y. Waluyo, Bp. Y. Yudantoro, Bp. F. Darmawan.
Tatib
: Panitia Paskah  Koord. : Bp. Markus (A. Fournet)
PL
: Bp. Yudi & Ibu Eveline
(Sie. Liturgi lingkungan A. Fournet)
WL
: Putih
MINGGU PASKAH II, Minggu Kerahiman Ilahi
Sabtu, 14 April 2012 pkl. 17.00
Koor
: Lingkungan Andreas Avelino
HA
: KDI St Mariana
PA
: (?).
Lektris
: Ibu Siwi + Ibu Tri Yuni.
Pmz
: Bp. Agus (Lingkungan Katarina Siena).
Prodiakon
: Bp. Marcel Martono, Bp. D. Suyono Budiono.
Tatib
: OMK Stasi
PR
: Bu Dewi (Pemazmur)
PL
: Bu Novi (Sie Liturgi PDTA)
WL
: Putih
Catatan :
Doa Rosario sebelum misa pkl. 16.45
Tanggal 15 April adalah Hari Minggu Kerahiman Ilahi.
Setiap orang Katolik dapat memperoleh INDULGENSI PENUH (Dekrit Penitensiari Apostolik 29 Juni
2002).
Syarat :
Menerima sakramen tobat
Menerima sakramen Ekaristi pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi.
Berdoa dalam ujud Paus.
Bersambung hal: 12
Halaman 2
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Halaman 11
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Lanjutan dari hal 9
Yudas, juga, berperan penting dalam wafat Kristus, dengan mengkhianati Dia serta menyerahkan-Nya demi
tigapuluh uang perak (bdk. Mat 26:14-16). Apakah kita juga akan memperluas tuduhan kepada semua rasul,
sebab Yudas adalah salah seorang dari mereka? Tentu saja tidak.
Memang, bukti-bukti sejarah mendakwa pribadi-pribadi tertentu. Tetapi, dari sudut pandang teologi, dari mata
iman, Yesus sengsara, wafat dan bangkit adalah sesuai dengan rencana keselamatan Allah. Setelah
Pentakosta, St. Petrus dan St. Yohanes memaklumkan, “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota
ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba
-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari
semula oleh kuasa dan kehendak-Mu” (Kis 4:27-28). Sengsara dan wafat Kristus menggenapi nubuat akan
hamba Mesias yang menderita seperti dinubuatkan oleh Yesaya: “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi
TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (Yes 53:4-6). Kristus dengan sukarela
menanggungkan atas Diri-Nya Sendiri segala beban dosa kita, dan sebagai imam, Ia mempersembahkan DiriNya Sendiri sebagai kurban silih yang sempurna bagi dosa-dosa kita. Melalui sengsara, wafat dan
kebangkitan-Nya, Kristus mengalahkan dosa dan maut, membuka pintu gerbang surga guna memberikan
kepada kita harapan akan kehidupan kekal.
Jadi, siapakah yang hendak kita persalahkan? Sesungguhnya, ajaran resmi Gereja telah jelas, yaitu bahwa
kita tidak mempersalahkan segenap bangsa Yahudi pada jaman Kristus ataupun segenap bangsa Yahudi
hingga sekarang. Pernyataan Konsili Vatikan II tentang Hubungan Gereja dengan Agama-agama Bukan
Kristiani dan Kebebasan Beragama (“Nostra Aetate”) menyatakan, “Apa yang telah dijalankan selama Ia
menderita sengsara tidak begitu saja dapat dibebankan sebagai kesalahan kepada semua orang Yahudi yang
hidup ketika itu atau kepada orang Yahudi zaman sekarang…. Orang-orang Yahudi jangan digambarkan
seolah-olah dibuang oleh Allah atau terkutuk, seakan-akan itu dapat disimpulkan dari Kitab Suci” (No. 4).
Pernyataan tersebut mengutuk tindak aniaya dan sikap anti-Yahudi, bukan hanya karena kesamaan warisan
yang dimiliki antara umat Kristiani dengan bangsa Yahudi, tetapi juga karena tindakan yang demikian
bertentangan dengan belas kasih Kristiani.
Jika demikian, adakah yang kita salahkan? Ya. Kita menyalahkan diri kita sendiri. Kita menyalibkan Kristus
melalui dosa-dosa kita. Seperti dikutip dalam Katekismus Greja Katolik (no. 598), Cathechismus Romanus
Konsili Trente dengan jelas mengajarkan bahwa “Tanggung jawab ini terutama mengenai mereka, yang
berkali-kali jatuh ke dalam dosa. Oleh karena dosa-dosa kita menghantar Kristus Tuhan kita kepada kematian
di kayu salib, maka sesungguhnya, mereka yang bergelinding dalam dosa dan kebiasaan buruk, `menyalibkan
lagi Anak Allah dan menghina-Nya di muka umum' (Ibr 6:6) - satu kejahatan, yang nyatanya lebih berat lagi
daripada kejahatan orang-orang Yahudi. Karena mereka ini, seperti yang dikatakan sang Rasul, `tidak
menyalibkan Tuhan yang mulia, kalau sekiranya mereka mengenal-Nya' (1 Kor 2:8). Tetapi kita mengatakan,
kita mengenal Dia, walaupun demikian kita seolah-olah menganiaya-Nya waktu kita menyangkal-Nya dengan
perbuatan kita (Catech. R. 1,5,11)”
Sementara Pekan Suci semakin dekat, kiranya kita merenungkan keterlibatan kita sendiri dalam sengsara
Kristus. Luangkanlah waktu untuk berdoa, teristimewa Jalan Salib dan Peristiwa-peristiwa Sedih Rosario.
Luangkanlah waktu untuk memeriksa batin dan menerima sakramen pengakuan dosa. Luangkanlah waktu
untuk, tidak hanya menyaksikan film The Passion of the Christ, tetapi juga membaca kisah-kisah sengsara
dalam Injil. Maka, dengan rahmat Tuhan, kita akan diperbaharui dalam iman dan siap merayakan kemulian
Paskah.
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dam e Graduate School in
Alexandria.
sumber : “Straight Answers: Who Really Killed Jesus?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2004 Arlington Catholic
Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The
Arlington Catholic Herald.”
Halaman 10
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Sebaiknya Anda Paham
Bahas Liturgi:
Doa Pembuka, Doa Pemimpin
HIDUPKATOLIK.com - Ada kelompok doa yang suka mengiringi doa pemimpin dengan alunan musik. Dalam kebaktian umum
yang bersifat non-liturgis atau devosional mungkin tidak jadi soal. Dalam perayaan liturgis kebiasaan itu dilarang. Dalam Misa,
doa pemimpin adalah doa yang dibawakan imam selebran. Harus diucapkan atau dilagukan dengan lantang, agar umat dapat
mendengarkan, memahami, dan menjadikan doa itu sebagai doa mereka juga. Maka, dalam Doa Pembuka dan doa -doa
pemimpin lainnya, organis atau musikus jangan bermurah hati menyajikan alunan pengiring. Maksudnya mungkin mau menghiasi
doa itu, tapi malah mengganggu.
Doa pemimpin
Hanya ada satu Doa Pembuka dalam Misa dan hanya imam yang membawakan salah satu doa pemimpin itu. Doa Pembuka
tidak boleh dihilangkan. Termasuk jika bagian dari Ritus Pembuka mengalami penggabungan dengan ritus liturgis lain, misalnya
dengan Ibadat Harian Pagi atau Sore. Doa Pembuka tetap berada di ambang peralihan ke bagian ritual selanjutnya: Liturgi
Sabda.
Kursi imam atau kursi pemimpin adalah tempat yang tepat untuk imam ketika membawakan doa ini. Tampak jelaslah simbol
kepemimpinan seorang imam di hadapan jemaat.
Imam membawakannya sambil merentangkan tangan. Sebaiknya buku doa itu diletakkan di tempat baca khusus, semacam
mimbar kecil khusus untuk pemimpin di depan kursinya. Jika tak ada tempat baca, seorang misdinar dapat memegangi buku itu,
sehingga imam dapat leluasa membacakan doa dan merentangkan tangannya, yang melambangkan Gereja sedang berdoa
(orante).
Teks doa-doa pemimpin termuat dalam buku Sakramentarium. Teks-teks itu biasanya memuat kutipan Kitab Suci atau ajaran
teologi. Semua itu dirangkai dengan sentuhan sastra dan gaya retorika. Teks-teks asli berbahasa Latin yang berusia amat tua
dan indah itu, seringkali tidak menjadi lebih menawan ketika diterjemahkan dalam aneka bahasa.
Kekayaan teks-teks doa itu dapat digali dan dijadikan bahan atau bantuan untuk katekese atau khotbah. Bahkan, dapat
direnungkan sebagai percikan untuk santapan rohani. Siapa saja boleh menikmatinya.
Kerangka doa
Ada tiga unsur dalam ritus doa ini: ajakan imam, hening dengan ujud pribadi, dan Doa Pembuka. Unsur-unsur dalam doa ini
dapat diperbandingkan dengan Doa Umat, yang mengakhiri Liturgi Sabda. Perbedaan mencoloknya pada ujud. Doa Pembuka
adalah ujud pribadi yang tak terdengar. Doa Umat adalah ujud umum yang diperdengarkan (oratio universalis/fidelium), bukan
hanya ujud untuk Gereja tetapi juga keperluan dunia dan masyarakat.
Dalam Doa Pembuka terdapat kerangka atau pola tradisional doa Romawi, yang terdiri dari unsur anaklesis, anamnesis,
epiklesis, doksologi, dan aklamasi umat. Unsur-unsur itu membangun karakter perayaan yang dilangsungkan. Kerangka ini dapat
dijadikan model doa kristiani untuk pelbagai kesempatan.
Anaklesis adalah sapaan langsung kepada Allah Bapa atau Putra. Anamnesis adalah penyebutan misteri atau peristiwa dalam
sejarah keselamatan yang patut dikenangkan dalam perayaan itu. Epiklesis merupakan permohonan Gereja yang berkaitan
dengan anamnesis yang disebutkan sebelumnya. Doksologi Trinitaris mengungkapkan penutup doa yang diarahkan kepada Allah
Tritunggal, dengan pengantaraan Yesus Kristus. Tersedia tiga rumus yang dapat dipilih sesuai dengan anaklesisnya.
Umat mendengarkan dan menyetujuinya dengan aklamasi: Amin! Dengan demikian, doa itu adalah doa setiap umat yang hadir.
Begitulah partisipasi aktif umat diwujudkan, bukan dengan cara mengajak umat membacakannya bersama-sama.
Christophorus H. Suryanugraha OSC
Ketua Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia
Halaman 3
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Kompendium Katekismus Gereja Katolik mengenai Doa Bapa Kami
Lanjutan Bulan lalu
596. Apa arti “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”?
Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak membiarkan kita sendirian dan
berada dalam kuasa godaan. Kita meminta agar Roh Kudus membantu kita
untuk membedakan, di satu pihak, antara pencobaan yang membuat kita
berkembang dalam kebaikan dan godaan yang membawa kita pada dosa dan
kematian. Dan di lain pihak, membedakan antara digoda dan menyetujui godaan.
Permohonan ini menyatukan kita dengan Yesus yang mengalahkan godaan
dengan doa-Nya. Ini menuntut kesiapsiagaan dan ketekunan sampai akhir.
597.Mengapa kita menutup dengan permohonan “Tetapi bebaskanlah kami dari
yang jahat”?
“Kejahatan” menunjuk pada pribadi Setan yang melawan Allah dan ”yang menyesatkan seluruh dunia” (Why
12:9). Kemenangan terhadap Setan sudah terjadi dalam Kristus. Tetapi, kita terus berdoa agar keluarga
manusia dibebaskan dari Setan dan pekerjaan-pekerjaannya. Kita juga memohon rahmat kedamaian dan
ketekunan sementara kita menantikan kedatangan Kristus yang akan membebaskan kita secara definitif dari Si
Jahat.
598. Apa arti “Amin”?
“Pada akhir doa, kamu berseru „Amin‟ dan dengan kata ini yang berarti: „semoga demikian‟, kamu mengesahkan
semua yang tertera dalam doa ini, yang diajarkan Allah”
(Santo Cyrillus dari Yerusalem)
Pax et Bonum
Sumber http://indonesian-papist.blogspot.com
Lanjutan dari Hal 1
Bagaimanakah menyikapi wahyu-wahyu pribadi yang demikian?
Pertama, wahyu-wahyu pribadi hendaknya tidak dianggap setara atau lebih benar dari Injil sendiri. Wahyu
pribadi diberikan oleh Allah bukan demi memuaskan keingintahuan kita atau mengisi kekurangan detail sejarah
dalam Kitab Suci. Wahyu pribadi muncul dalam konteks hidup doa pribadi dan bukan merupakan gambaran
mengenai kehidupan Kristus, melainkan gambaran adegan darinya. Tujuannya adalah untuk menghantar budi
beristirahat dalam Allah yang adalah Kebenaran, dan untuk mengobarkan kerinduan untuk mengasihi Allah yang
adalah Mahabaik.
Sebagaimana dijelaskan oleh St Thomas Aquinas dan St Yohanes dari Salib, meski Allah dapat memberikan
pencerahan-pencerahan baru, namun kebanyakan wahyu pribadi "dikonstruksi" dari material bangunan memori
dan pengetahuan pribadi yang bersangkutan. Artinya, pengaruh-pengaruh religius, kebudayaan, dan pendidikan
sang mistikus sendiri ikut menentukan bagaimana penglihatan-penglihatan disampaikan kepada mereka. Ini
menjelaskan mengapa terjadi keberagaman detail mengenai peristiwa-peristiwa yang sama di kalangan para
mistikus. Sebagian detail mungkin diberikan oleh Allah, sebagian lainnya berasal dari anggapan sang mistikus.
Akhirnya, Gereja mempertimbangkan keotentikan tulisan-tulisan yang demikian bukan atas detail-detail ini,
melainkan atas apakah terdapat sesuatu yang bertentangan dengan iman dan moral. Jadi, tidak memberikan
jaminan bahwa setiap detail yang disajikan adalah benar adanya, melainkan bahwa secara teologis tulisan
tersebut aman dibaca.
Kedua, di samping "masalah" umum dari tafsiran wahyu pribadi, ada juga masalah spesifik mengenai unsur
ketidakpastian sehubungan dengan tulisan-tulisan ini, sebagaimana orang mendapati adanya kesalahankesalahan dan pertentangan-pertentangan yang kadang terjadi, sementara orang menceritakan kisah secara
berbeda satu dari yang lain.
Kedua point di atas perlu diperhatikan dalam membaca tulisan-tulisan Anna Katharina Emmerick maupun Maria
dari Agreda sebagai sarana untuk mengobarkan kasih kepada Allah dan kepada sesama, dan bukan sebagai
suatu lampiran Kitab Suci. Untuk tujuan itu, tulisan-tulisan ini dapat sangat berguna, sebagaimana film The
Passion of The Christ dapat menghantar orang pada meditasi pribadi yang berhasil guna mengenai sengsara
Tuhan kita, tanpa harus sesuai sejarah dalam segala detailnya.
Halaman 4
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Siapa Sesungguhnya yang Membunuh Yesus???
(oleh: P. William P. Saunders *)
Banyak kontroversi muncul atas pertanyaan, “Siapa yang
membunuh Yesus?” sehubungan dengan luar biasanya
pengaruh film Mel Gibson, “The Passion of the
Christ” (Sedikit tambahan, silakan menonton film tersebut.
The Passion of the Christ akan mengubah cara kita
berdoa Jalan Salib atau pun Peristiwa-peristiwa Sedih
Rosario. Harap diperhatikan bahwa film tersebut tidak
direkomendasikan bagi anak-anak di bawah usia 12
tahun).
Pertama-tama, kita perlu melihat masalah ini dari segi
sejarah, yaitu, apa yang terjadi dan siapa yang
melakukannya. Injil menyebutkan bahwa para pemimpin
agama bangsa Yahudi bersekongkol untuk membunuh Kristus. Sebagai contoh, setelah
Yesus memasuki kota Yerusalem pada hari Minggu Palma, Injil mencatat, “Pada waktu itu
berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang
bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus
dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia” (Mat 26:3-4). Dalam pertemuan Sanhedrin,
beberapa orang Farisi mengungkapkan kekhawatiran mereka, “Apakah yang harus kita
buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua
orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas
tempat suci kita serta bangsa kita” (Yoh 11:47-48). Dalam pertemuan yang sama, Kayafas
memaklumkan, “Kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk
bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh 11:50). Ya, para penguasa
tertentu bangsa Yahudi bertanggung jawab atas wafat Kristus; namun demikian, tak
seorang pun dapat dengan adil menyalahkan seluruh bangsa Yahudi ataupun keturunan
mereka.
Pilatus, Penguasa Romawi, memegang kuasa atas hidup dan mati. Meskipun para
penguasa bangsa Yahudi menjatuhkan hukuman mati kepada Kristus karena tuduhan
hujat, mereka tidak memiliki kuasa untuk melaksanakan hukuman tersebut dan
mengakuinya di hadapan Pilatus, “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang” (Yoh
18:31). Jadi, mereka mengubah tuduhan saat Ia dihadapkan kepada Pilatus: “Telah
kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar
pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu
Raja” (Luk 23:2). Menyatakan diri sebagai raja dan memicu pemberontakan berarti
menempatkan diri melawan Kaisar, suatu kejahatan yang dapat diganjari dengan
penyaliban. Pada akhirnya, Pilatus yang cemas akan timbulnya pemberontakan, menyerah
pada teriakan-teriakan khalayak ramai - “Salibkan Dia, salibkan Dia” - dan mengabaikan
keyakinan isterinya pun keyakinannya sendiri bahwa Kristus tidak bersalah. Ia
memerintahkan penyaliban. Dengan demikian, Pilatus juga bertanggung jawab atas wafat
Kristus; namun demikian, tak seorang pun dapat dengan adil menyalahkan seluruh bangsa
Romawi ataupun keturunan mereka, yaitu kaum kafir.
bersambung hal 10
Halaman 9
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Katekese Singkat - Siapakah Para Nabi itu?
CERITA ALKITAB
Aku Mau MendengarMu Tuhan
Nabi Eliapun mengalami ketakutan ketika Izebel istri Ahab yg jahat mencarinya guna membalas dendam
akan nabi-nabi baal yg dibunuh di Gunung Karmel. Ia lari ke padang gurun. Dalam kelelahannya Elia
menjadi putus asa. “ Cukuplah itu ya Tuhan, ambillah nyawaku.” Kehendak Allah tak sama dengan
kehendak kita ternyata. Allah menginginkan Elia terus menjadi abdinya. Malaikat datang memberinya
makanan dan air supaya Elia kuat melakukan perjalanan ke tempat yang Allah tunjukkan. Elia berjalan
selama 40 malam ke gunung Horeb.
Sesampainya di sana Angin besar datang memecah bukit-bukit batu, namun suara Allah yg dinanti Elia
tidak terdengar, sesudah itu datanglah gempa, namun Allah tidak ada, lalu datanglah api, namun Allah
juga tak ada di dalam api, lalu datanglah angin sepoi-sepoi... Barulah Allah berfirman tentang apa yang
harus dilakukannya sebagai nabi Tuhan. Ia harus mengurapi Hazael untuk menjadi Raja Aram, Yehu
untuk Raja Israel dan Elisa sebagai nabi pengganti Elia. Elia diperbahaui dalam semangat
pengabdiannya, dikokohkan oleh pernyataan Tuhan akan penyertaannya atas pelayanannya sebagai Nabi
Allah.
Elia sebagai nabi yang hebat dengan dengan begitu banyak mukzizat Allah yang dilakukannya ternyata
sama seperti kita. Ia mengalami ketakutan, keterasingan dan iman yang kadang goyah. Ia juga merasa
ditinggalkan, lelah dan jenuh. Elia mencari Tuhan, menginginkan peneguhan bagi kerapuhan. Ia kira
Allah akan datang dengan kuasanya dalam angin badai, gempa dan api yang dasyat. Namun ternyata
Allah datang dalam angin sepoi-sepoi. Allah memang punya kuasa yang dasyat, namun Ia datang dengan
kelembutanNya. Dalam angin semilir suara Allah terdengar jelas.
Sama seperti di dunia sibuk kita saat ini, kerap kita tak lagi mampu mendengar suara Allah. Pikiran yang
sibuk, keinginan-keinginan kita yang begitu banyak dalam permohonan menulikan kita akan suara
Allah. Allah kadang seperti tak perduli dan tak menjawab doa-doa kita. Ketika kecemasan dan
kebimbangan menerpa, beban dan masalah bertumpuk, pikiran dan hati kita bising dengan berjuta
keinginan yang kita sodorkan kepada Allah. Mungkinkah suara Allah dapat terdengar di tengah paksaan
kita agar segala doa terjawab dengan cepat. Mata dan telinga hati kita tertutup rapat dengan keinginan
kita, ruang untuk keinginan dan rencana baik Allah tak mendapat tempat di hati kita.
Mari kita tarik nafas dalam-dalam masukilah keheningan hati dan tinggalkan semua keributan dalam
pikiran kita, kosongkan hati kita dari kegelisahan dan keinginan-keinginan kita, hening......... serahkan
segala ada kita dengan lemah lembut dan penuh percaya,” Allah kasihanilah aku.. Allah kasihanilah
aku.. inilah aku Tuhan, aku yang kecil dan kosong... hadirlah dan temani aku saat ini... aku mau
mendengarkan suara kasihMu...” nikmatilah saat indah itu hanya dengan Sang Kekasih yang lama
telah kita rindukan... bukan dengan banyaknya kata-kata, namun dengan banyaknya mencinta.
Rasakanlah kelembutan hati Allah akan menyelimuti jiwa kita, dan segala persoalan akhirnya menjadi
tidak penting, Allah jauh lebih penting dari segalanya
Salam kasih
PD St Theresa Avilla
Edisi 33
Apabila Anda ingin mengajukan pertanyaan atau persoalan sehubungan dengan iman atau kehidupan paroki, stasi atau Gereja kita silahkan
menyampaikan secara tertulis ke email [email protected], [email protected] atau ke Redaksi Warta Stanislaus dengan mencantumkan
identitas dan alamat yang jelas. Dan bagi yang akan menyampaikan pengumuman harap menginformasikan paling lambat hari Rabu minggu ke dua &
empat tiap bulan.
Halaman 8
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Dalam Perjanjian Lama, nabi adalah seorang yang
menyebarkan Sabda Allah kepada orang-orang dengan daya
kuasa Roh Kudus. “Ia (Roh Kudus) bersabda dengan
perantaraan para nabi,” seperti yang kita daraskan dalam
Syahadat Panjang. Enam belas kitab dalam Perjanjian Lama
adalah berasal atau mengenai Para Nabi tersebut. Empat
nabi besar adalah Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel.
Sedangkan 12 nabi kecil adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria dan
Maleakhi. Tentunya, Musa, Nabi Perjanjian Lama terbesar,
diyakini sebagai penulis dari lima kitab pertama dalam
Perjanjian Lama. Di samping itu, ada banyak juga nabi yang tidak menulis kitab tetapi hadir dalam
Perjanjian Lama seperti Samuel, Natan dan Elisa.
Terkadang, ketika seorang nabi berbicara untuk Allah, ia akan memberitahukan nubuatan atau masa
depan dan keabsahan pelayanan kenabiannya diteguhkan ketika nubuatannya menjadi kenyataan. Para
Nabi juga seringkali memiliki peran sebagai seorang yang menyadarkan Israel akan kesalahan meraka
dan mengajak mereka untuk bertobat. Seorang Nabi juga berperan untuk mengingatkan dan menegaskan
perjanjian yang Allah buat dengan mereka. Seorang nabi juga akan menafsirkan kejadian-kejadian yang
terjadi dalam terang rencana Allah bagi umat-Nya dan memperingatkan mereka akan penghakiman dari
Allah yang biasanya datang dengan cara Israel ditaklukan oleh bangsa-bangsa musuhnya. Setelah
pembuangan, ketika semua bangsa Israel tersebar luas, pesan kenabian yang disampaikan adalah
keadilan Allah dan nubuat akan kedatangan seorang Mesias.
Seorang Nabi yang benar selalu dipanggil oleh Allah sendiri dan ia menerima pesan yang disampaikan
oleh Allah melalui penglihatan, mimpi, atau pun suara Allah sendiri. Para Nabi selalu berbicara kebenaran
yang keras sehingga banyak orang tidak mau mendengar mereka. Akibatnya, mereka sering mengalami
penganiayaan oleh bangsa mereka sendiri. Yang terakhir dan terbesar dari Para Nabi adalah Yohanes
Pembabtis. Dialah orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan mewartakan pesan pertobatan
kepada bangsa Israel.
Kita sebagai umat Katolik juga diberi daya oleh Roh Kudus untuk berpartisipasi dalam karya kenabian
Gereja. Kita adalah nabi-nabi sekarang ini kapan pun kita berbicara kebenaran dengan berani dan teguh,
menyadarkan sesama akan dosa-dosanya, membawa orang-orang kepada Kristus atau membagikan
pengajaran Gereja dengan orang-orang lain. Tindakan-tindakan seperti ini seringkali memerlukan
pengorbanan, seperti yang dialami oleh Para Nabi Perjanjian Lama. Tetapi, hal ini adalah panggilan yang
diberikan kepada kita semua dan harus kita terima dan lakukan sekalipun itu membuat kita menderita
seperti yang dialami oleh Para Nabi tersebut.
Pax et Bonum
Halaman 5
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
DOA EKARISTI
Kisah Santo Santa
Tuhan Yesus, Engkau bersabda:
Rutin Berolahraga Setiap Hari Tingkatkan Prestasi
Belajar Anak
19 Maret St. Yosef
“Akulah roti hidup yang turun dari surga;
Roti yang akan Kuberikan ialah daging-Ku dan Aku memberikannya
untuk hidup dunia ini.” (Yoh 6:51)
Kami menyembah-Mu Yesus,
yang bersemayam dalam Ekaristi Sakramen Mahakudus,
roti hidup yang menjadi makanan kami.
Bersihkanlah kami dari noda dosa,
agar pantas menyambut roti hidup menjadi daya kekuatan kami.
Telah Kauberikan roti hidup untuk hidup dunia ini.
Jadikanlah kami mampu menjadi roti hidup
agar kami menjadi berkat bagi sesama kami.
Tuhan Yesus, Engkaulah yang mempunyai sabda hidup yang kekal.
Sekarang kami percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah.”
(Yoh 6: 68-69)
Bunda Maria, Bunda Sakramen Mahakudus,
Putro Agus Harnowo - detikHealth
St. Yusuf dengan Kanak-Kanak
Yesus St. Yosef adalah seorang
santo besar. Ia adalah bapa
asuh Yesus dan suami Santa
Perawan
Maria.
Yosef
memperoleh hak istimewa
untuk merawat Putra Allah
sendiri, Yesus, serta BundaNya,
Maria. Yosef seorang yang
miskin sepanjang hidupnya. Ia
harus bekerja keras dalam
bengkel tukang kayunya, tetapi
ia tidak berkeberatan. Ia
bahagia dapat bekerja bagi
keluarga kecilnya. Ia amat
mengasihi Yesus dan Maria.
barang siapa makan roti ini akan hidup sampai kekal.
Apa pun yang Tuhan ingin ia lakukan, St. Yosef segera
melaksanakannya, tak peduli betapa sulit hal tersebut. Ia
seorang yang rendah hati serta tulus hati, lemah lembut
serta bijaksana. Yesus dan Maria mengasihinya serta taat
kepadanya sebab Tuhan telah menjadikannya kepala
rumah tangga mereka. Betapa bahagianya St. Yosef dapat
hidup bersama dengan Putra Allah sendiri. Yesus taat
kepadanya, membantunya serta mengasihinya. Kita biasa
memohon bantuan doa St. Yosef sebagai pelindung
mereka yang sedang menghadapi ajal, sebab kita percaya
bahwa St. Yosef meninggal dunia dengan damai dalam
pelukan Yesus dan Bunda Maria.
St. Theresia dari Avila memilih St. Yosef sebagai pelindung
ordonya, ordo para biarawati Karmelit. Ia menaruh
pengharapan besar dalam memohon bantuan doa St.
Yosef. “Setiap kali aku meminta sesuatu kepada St.
Yosef,” demikian katanya, “ia selalu memperolehkannya
bagiku.”
doakanlah kami dan seluruh umat manusia
agar hidup damai dalam perlindunganmu.
Kami panjatkan doa ini untuk menyembah-Mu
yang bersemayam dalam Ekaristi Sakramen Mahakudus,
Engkaulah Pengantara kami yang bersama Bapa,
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
Paus Pius IX menyatakan St. Yosef sebagai pelindung
Gereja Universal.
“Apa yang telah dijanjikan Allah yang baik kepada mereka
(para nabi dan para bapa bangsa), ia gendong dalam
pelukannya.” ~ St. Bernardin dari Siena
Allah sepanjang segala masa. Amin.
Halaman 6
POJOK KESEHATAN
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Halaman 7
Jakarta, Anak-anak sekolah sebaiknya meluangkan
waktu setidaknya 1 jam sehari berolahraga untuk
meningkatkan prestasi sekolahnya dan
mengurangi obesitas. Sebuah penelitian di AS
menunjukkan bahwa murid SD yang lebih aktif
fisiknya cenderung mendapat nilai tes yang lebih
baik dibandingkan teman sekelas yang kurang fit.
"Olahraga teratur dapat meningkatkan kemampuan
akademik siswa dengan meningkatkan aliran
oksigen ke otak," kata Dr Aric Sigman, anggota
Society of Biology seperti dilansir The Telegraph,
Senin (12/3/2012).
Dr Sigman menyarankan bahwa pelajaran olahraga
yang berkualitas juga memiliki dampak jangka
panjang pada pendidikan anak dibandingkan
ruang kelas biasa. Pernyataan ini dikemukakan
untuk menjawab kekhawatiran makin banyaknya
anak-anak yang menghabiskan waktu dengan
duduk karena terpaku pada acara televisi, internet
dan video game.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
hampir 9 dari 10 orang anak-anak tidak berhasil
meluangkan waktu 60 menit setiap hari untuk
berolahraga. Dr Sigman bersikeras bahwa aktivitas
fisik adalah kunci untuk mengurangi obesitas pada
anak-anak sambil meningkatkan kecerdasannya.
"Anak-anak sebaiknya menghabiskan waktu
setidaknya satu jam sehari melakukan beberapa
aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang berat jauh lebih
baik daripada yang sedang. Jangan khawatir
bahwa rutinitas ini akan mengurangi prestasi
karena menyita sedikit waktu belajar," kata Dr
Sigman.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat
membandingkan kapasitas otak dan nilai tes
antara dua kelompok anak berusia 9 - 10 tahun.
Salah satu kelompok lebih banyak melakukan
aktivitas fisik dibandingkan kelompok lainnya.
Temuan menunjukkan bahwa siswa yang lebih
bugar memiliki kapasitas otak 12 persen lebih
besar dibandingkan teman-teman sebayanya dan
mendapat skor lebih baik dalam tes penalaran
spasial dan kognitif.
Penelitian terhadap remaja laki-laki di Swedia juga
menemukan bahwa murid yang lebih bugar
cenderung memiliki IQ tinggi dan melanjutkan
kuliah ke universitas.
"Aktivitas fisik dapat membantu proses kognitif
anak dengan meningkatkan aliran darah dan
oksigen ke otak. Hal ini meningkatkan kadar
norepinefrin dan endorfin untuk mengurangi stres
dan memperbaiki mood, meningkatkan faktor
pertumbuhan yang membantu menciptakan sel-sel
saraf baru dan mendukung hubungan sinapsis sel
otak yang penting dalam proses belajar," kata Dr
Sigman.
Warta Stanislaus Kostka Tahun III/3-2012
Download