ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO (Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH) Di susun oleh : M.SENOPATI. NEGARA NIM: 105081002484 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2010M ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO (Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh M.SENOPATI. NEGARA NIM: 105081002484 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Yahya Hamja, Dr., MM. Suhendra, S.Ag, MM JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2010M Hari ini jumat Tanggal 23 Bulan juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,23 Juli 2010 Tim Penguji Ujian Skripsi Ketua Sekretaris Yahya Hamja, Dr., MM NIP:194906021978031001 Suhendra, S.Ag, MM NIP:1971120620031211001 Penguji Ahli 1 Penguji Ahli II Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP:196902032001121003 Leis Suzanawaty, SE,.MSI NIP:197208092005012004 Penguji Proposal Cut Erika Ananda F, SE., MBA Hari ini kamis Tanggal 10 Bulan juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,10 Juni 2010 Tim Penguji Ujian komprehensif Ketua Sekretaris Heryanto, SE., M.SI NIP:195902231986011002 Leis Suzanawaty, SE., M.SI NIP:197208092005012004 Penguji Ahli Yahya Hamja, Dr., MM NIP:194906021978031001 ABSTRAK M. Senopati Negara, Analisis Perbandingan Persepsi Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah). Skripsi, Jakarta: Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.2010 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas iklan TV produk Yamaha Mio, efektivitas iklan TV produk Honda Vario, dan adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario. Penelitian dilakukan di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan subjek penelitian mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 100 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan analisa deskripsi data, dan uji t dua sampel independen (Independen-Samples t Test) untuk melakukan uji perbedaan efektivitas iklan TV. Berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden menunjukkan bahwa hasil efektifitas iklan televise Yamaha Mio memiliki ratarata skor dalam skala efektif, sehingga menunjukkan iklan TV Yamaha Mio adalah efektif. Sementara untuk iklan TV Honda Vario, memiliki rata-rata skor dalam skala cukup efektif, sehingga iklan TV Honda Vario adalah cukup efektif. Berdasarkan hasil uji-t sampel independen, maka perbedaan nilai rata-rata efektivitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario adalah signifikan, dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05. Keywords: Efektivitas iklan televise, Yamaha Mio, Honda Vario ABSTRACT M. Senopati Negara, The Comparison perception Analysis on Television Advertising Effectiveness : Yamaha Mio and Honda Vario (Case Study : FEB UIN Syarif Hidayatullah). Script, Jakarta: Major of Management, Faculty of Economics and Social Sciences, State’s Islamic University of Syarif Hidayatullah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) 2010 The purpose of this study is to determine the effectiveness of yamaha mio and honda vario television advertising as well as the differences between them. The study was conducted at FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta using 100 active students as respondents. The research method used was survey research using descriptive analysis of data and two independent sample t-test to test the differences in the effectiveness of television advertising. Based on the result of the questionaire distributed to the respondents indicated that the effectiveness of Yamaha mio television advertising has an average score of effective scale, thereby indicating Yamaha mio television advertising is effective. While Honda vario television advertising has an average score of quite effective scale, so that Honda vario television advertising is quite effective. Based on the results of independent sample t-test, the difference in the average value of television advertising effectiveness between Yamaha mio and Honda vario is significant, see from the value of sig. (2-tailed) of 0.000 is smaller than α value of 0.05. Keywords : Effectiveness of television Advertising, Yamaha Mio, Honda Vario DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Muhamad Senopati Negara T/TL : Jakarta/ 02 Juli 1987 Alamat : Jl. Kp Kepu Gg. 4 No. 302 B RT 15/ RW 03 Telp : 08561035235 Agama : Islam Hobi : Basket dan Futsal Cita-cita : Membahagiakan kedua orang tua Status : Belum Menikah Pendidikan Formal : 1. SDN Islam Meranti Jakarta 2. SMPN 78 Jakarta 3. SMAN 1 Jakarta 4. FEB-UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Pendidikan Informal : 1. BBC English Course (1998-1999) 2. LB LIA for General English (2003-2005) Pengalaman : 1. Pemantau Independen UN SMP (2007) 2. Ketua karang taruna (2008) 3. Kuliah kerja social di Bandung (2008) Motto Hidup “Mengerjakan semua aktivitas hidup semata-mata hanya karena ibadah dan syukur atas kebesaran ALLAH SWT” KATA PENGANTAR Puji, Sujud dan Syukur hamba kepada Ilahi Rabbi Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah – Nya serta jalan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tuntas tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut Tabi’in, Insya Allah mereka diberikanNya keselamatan hingga akhir zaman. Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi ini, mereka ialah: 1. ALLAH SWT, berkatNya jalan yang sulit menjadi luas, lewat do’a yang di’ijabah serta jalan pemberianNya yang tidak penulis duga sebelumnya. 2. Orang tua penulis, Ibunda Bety nurbaty, dan Ayahanda Burhannudin yang selalu memberikan kesabaran, inspirasi dan motivasinya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga penulis bersama dengan adik-adik penulis dapat membahagiakan mereka berdua kelak dikemudian hari. 3. Adik-adikku yang baik, Bijak Dipanegara, Sakti Jati Anugrah, Kaisar Lafran Abdullah, Jabbar Hanacaraka, Mayang Ratu Zahra, dan Indah Qurrotaayun. 4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, terima kasih atas bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran. Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak. 5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, Pak Yahya hamja, Dr., MM, Pak Suhendra, S.Ag, MM. terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga impian penulis dapat tercapai, bapak merupakan inspirasi yang berharga bagi penulis, Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak. 6. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, Pudek I Bidan Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak. 7. For My girlfriend Firda Fitria Junella Come on to the next level babe!!!!!. 8. Sahabat Seperjuangan di Manajemen 2005 dan 2006: Edi kurniawan, Engkong, Paul, Towi, Wahyu, Kasaf, Gori, Boay, Upi, Bowo, Kiwil, Komeng 9. Sahabat-sahabat Asrama Putra (2005) khusunya fikcuy, aris, zarken, hadi, asbah, kautsar dan lain sebagainya. Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk pencapaian yang lebih baik. Jakarta, 21 mei 2010 Muhamad Senopati Negara DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ................................................................................................... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................. iii DAFTAR ISI................................................................................................ v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8 TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran ............................................................................... 10 B. Periklanan (Advertising) .......................................................... 17 C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi ................................... 38 D. Penelitian Sebelumnya............................................................. 52 E. Kerangka Pemikiran................................................................. 54 F. Hipotesis Penelitian.................................................................. 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 56 B. Metode Penentuan Sampel....................................................... 57 C. Metode Pengumpulan Data...................................................... 59 D. Metode Analisis Data .............................................................. 60 E. Operasional Variabel Penelitian............................................... 64 F. Variabel Penelitian ................................................................... 66 G. Skala Pengukuran .................................................................... 67 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB V A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................... 68 B. Penemuan dan Pembahasan .................................................... 70 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan .............................................................................. 106 B. Implikasi .................................................................................. 107 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 108 LAMPIRAN................................................................................................. 112 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan............................. 19 Tabel 2.2 : Sumber Informasi Konsumen.................................................. 39 Tabel 3.1 : Daftar Operasionalisasi Konsep Variabel Penelitian .............. 65 Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden ...................................................... 71 Tabel 4.2 : Usia Responden ...................................................................... 71 Tabel 4.3 : Pengeluaran per Bulan Responden.......................................... 72 Tabel 4.4 : Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki ....................................... 72 Tabel 4.5 : Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Emphaty ................................................................... Tabel 4.6 74 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi Persuasion................................................................. 75 Tabel 4.7 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi Impact .... 76 Tabel 4.8 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi Communication ........................................................................ Tabel 4.9 : Dimensi Emphaty Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio............................................................. Tabel 4.10 76 78 : Dimensi Persuasion Responden terhadap Iklan TV Yamaha Mio............................................................. 80 Tabel 4.11 : Dimensi Impact Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio 82 Tabel 4.12 : Dimensi Communication Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio............................................................. 84 Tabel 4.13 : Dimensi Emphaty Responden terhadap Iklan TV Honda Vario ........................................................................................ 88 Tabel 4.14 : Dimensi Persuasion Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario ................................................................. 90 Tabel 4.15 : Dimensi Impact Responden terhadap Iklan TV Honda Vario ..... 92 Tabel 4.16 : Dimensi Communication Responden Iklan TV Honda Vario ..... 94 Tabel 4.17 : Data Statistik Rata-rata Efektivitas Iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario .................................................... 97 Tabel 4.18 : Hasil Uji-t Sampel Independen .................................................... 98 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak faktor mempengaruhi pendapatan perusahaan. Perusahaan secara konsisten memonitor laporan rugi laba dan membandingkannya dengan proyeksi anggaran sehingga perusahaan dapat mengetahui perlu tidaknya perubahan proyeksi pendapatan. Dalam hal ini, item yang perlu dilihat oleh perusahaan adalah pemasaran. Perubahan ini ada dalam banyak bentuk, misalnya perubahan prosedur operasional atau kenaikan harga produk atau jasa. Bila satu metode pemasaran memiliki tingkat keberhasilan yang baik, metode itu akan terus menjadi bagian dari anggaran keseluruhan perusahaan. Tetapi bila metode itu tidak menciptakan hasil yang sesuai harapan, perusahaan bisa menyiapkan sejumlah alternatif lain yang dapat dijelajahi. Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini, limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising). (Kusumaatmaja,2006:1). 1 Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/ produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta mempertahankan image perusahaan itu sendiri. (Kusumaatmaja,2006:1). Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto et.al,2003). Sebaik apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang bagi produk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll) produkproduk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand (permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan market power (kuasa pasar) bagi setiap produsen. (Kusumaatmaja,2006:1). Salah satu bentuk iklan tersebut adalah iklan TV. Dewasa ini iklan TV menyemarakkan berbagai stasiun TV swasta di Indonesia. Iklan TV merupakan 2 strategi efektif bagi kalangan bisnis yang berkeinginan mengirim pesan visual singkat yang dapat dibaca dalam beberapa detik. Popularitas iklan TV semakin meningkat. Iklan TV terus berubah seturut waktu dan menjadi satu media iklan yang pertumbuhannya sangat pesat. Iklan TV merupakan satu cara berdampak besar dalam menyebarkan pesan penjualan perusahaan. Iklan TV merupakan pertaruhan advertising terbaik perusahaan. Menggunakan televisi untuk mengiklankan barang dan jasa perusahaan merupakan langkah cerdas karena efektivitas pemasangan iklan jauh lebih baik. Ada beberapa alasan atas meningkatnya penggunaan iklan TV, yang efektivitasnya memainkan peran besar. Misalnya, memasang iklan di televisi setiap hari untuk beberapa detik memiliki siklus hidup sangat panjang. Pada sisi lain, iklan TV bekerja sepanjang hari seiring televsi mengoperasikan programnya 24 jam sehari tujuh hari seminggu. Dibandingkan kebanyakan bentuk iklan lain, iklan TV jauh lebih efektif. Kemajuan teknologi membuat iklan TV lebih efektif. Masa lalu di kala iklan TV masih dibuat dengan tangan telah usai. Dewasa ini pengiklan mendesain dan mencetak pesan lewat komputer yang membuat perusahaan semakin efektif dan akurat dalam desain. Menjadikan iklan TV sebagai media advertising berarti memilih media berdampak besar. Namun tujuan tersebut dapat dicapai bila iklan TV dibuat dengan kreatif. 3 Kebanyakan orang yang berada di luar rumah memliki sedikit waktu untuk melihat pesan iklan di stasiun-stasiun TV di Indonesia. Iklan TV perlu menciptakan dampak langsung dan abadi, meskipun hanya dalam beberapa detik. Pesan bisa memberi kesan sangat positif bila singkat dan to the point. Oleh karena itu iklan TV harus memberikan kesan tentang perusahaan dengan tagline yang singkat dan mudah diingat. Gambar, foto, dan warna dapat sama efektifnya dengan kata-kata. Banyak perusahaan tidak ragu-ragu menambahkan sedikit kesan seksualitas pada pesan iklan TV mereka sepanjang itu dapat membuat orang tertawa dan gembira. Iklan TV bisa efektif bila didesain dengan singkat dan kuat. Tidak seorangpun bersedia melihat pesan yang bertele-tele dan ragu-ragu. Iklan harus memiliki header seperti ANDA MAU NGETOP?? atau ANDA KEPANASAN?? Pesan harus memuat nama dan menyertakan sesuatu yang menarik minat secara instan. Dengan kemajuan teknologi dewasa ini, perusahaan memiliki banyak keuntungan dari desain iklan TV mereka. Di bawah ini ada beberapa manfaat pemilihan iklan TV: 1. Iklan TV mampu menarik minat audiens dengan cara yang tidak dapat ditiru oleh nedia advertising lain 2. Iklan TV memuat kesadaran merk dan pengenalan nama yang kuat 3. Iklan TV mengandung iklan bewarna warni, menggugah minat dan berdampak besar 4 4. Iklan TV mampu menjangkau jutaan orang setiap harinya 5. Iklan TV membidik audiens khusus tanpa mempedulikan wilayah 6. Iklan TV tidak mudah tertelan oleh banyak iklan milik pesaing 7. Iklan TV memuat pesan yang dihantarkan kontinyu dan frekeuentif 8. Calon klien dan konsumen dapat mengarah langsung menuju merk produk dan perusahaan pembuatnya Kesemuanya ini hanya beberapa dari banyak keuntungan yang dibeirkan oleh iklan TV. Dengan manfaat yang besar, tidak mengherankan banyak perusahaan dewasa ini memanfaatkan TV sebagai media iklan mereka. Salah satu perusahaan tersebut adalah Yamaha Motor Indonesia dengan produk Yamaha Mio dan Astra Honda Motor dengan produk Honda Vario. Perusahaan memasang iklan mereka pada hampir semua stasiun TV swasta di Indonesia. Pasar sepeda motor di Indonesia adalah pasar sepeda motor terbesar nomor 3 di dunia, tetapi pangsa pasar terbesar adalah motor berkapasitas mesin kecil dengan model bebek (underbone) karakter khas Asia Tenggara. Hal ini agak kurang menguntungkan bagi produsen motor, karena kecenderungan pasar sepeda motor dunia untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil adalah jenis skuter. Alasan ini menjadi dasar dari Yamaha Indonesia untuk mempopulerkan skuter di Indonesia melalui Yamaha Mio yang meraih sukses di kemudian hari. Mesin full otomatis khas skuter dipasangkan dimotor ini, berkapasitas 113 cc cukup bertenaga dan pas dengan pasar Indonesia. Transmisi otomatis menjadi 5 poin utama dalam kampanye penjualan dengan semboyan iklan “OTOMATIS DULUAN” dengan maksud untuk menunjukan kepada konsumen bahwa Yamaha Mio lebih dahulu diproduksi dibandingkan saingan terberatnya, Honda Vario. Honda Vario adalah skuter otomatis produksi dari Astra Honda Motor di Indonesia. Skuter yang diluncurkan pada tahun 2006 ini dimaksudkan untuk mengantisipasi makin populernya Yamaha Mio di pasar sepeda motor Indonesia. Posisi sebagai market leader menjadi poin utama dalam kampanye penjualan dengan semboyan iklan “I’M VARIO WHAT ABOUT YOU” dengan maksud untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa Honda Vario tetap lebih diipilih dibandingkan saingan terberatnya, Yamaha Mio. Dari lima bauran promosi, menurut Durianto et.al (2003) yaitu Periklanan, Promosi Penjualan, Personal Selling, Public Relations, maupun Direct Marketing; Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh suatu efisiensi. (Kusumaatmaja, 2006:3). Yang terjadi dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi sumber pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang memuaskan, ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa hanya sedikit pemirsa yang mampu menerima perhatian dan pemahaman 6 pesan iklan dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari. Belum lagi dengan banyaknya stasiun televisi (baik swasta atau negri) yang ada, dan fenomena berpindah-pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul. Kecenderungan ini terjadi pada hampir seluruh golongan audience termasuk pada mahasiswa yang merupakan salah satu golongan audience tersebut. (Kusumaatmaja,2006:4). Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal kemunculan suatu produk maka perlu dikaji efektivitas iklan televisi yang ditayangkan yang biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan pertimbangan konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah pada kompleksitas perilaku mereka. Dengan menggunakan suatu model penelitian efektifitas iklan dapat dijelaskan secara sederhana perilaku konsumen yang kompleks tersebut. Durianto et.al (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM (Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model). Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu Empathy, Persuation, Impact, dan Communication untuk kemudian dianalisa guna melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk memperbaikinya. 7 Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan analisa perbandingan persepsi efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario terkait keputusan mereka untuk membeli produk. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Yamaha Mio ? 2. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Honda Vario ? 3. Apakah ada perbedaan efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisa iklan TV produk Yamaha Mio 2. Untuk menganalisa iklan TV produk Honda Vario 3. Untuk adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario 8 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu ekonomi pada umumnya dan manajemen pemasaran dan periklanan pada khususnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang hendak meneliti mengenai tema efektivitas iklan TV. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi obyek penelitian, yaitu produsen Yamaha Mio dan Honda Vario dalam rangka penetapan kebijakan bisnis mereka di masa datang. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sementara menurut American Marketing Association (AMA) dalam Alma (2004:3), mengungkapkan bahwa pemasaran adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi. Definisi yang dikemukakan tersebut menuntut konsumen ikut memahami tentang pemasaran, kondisi ini mengingat konsumen merupakan obyek dari pemasaran yaitu dengan konsekuensi konsumen harus mengeluarkan sejumlah uang atau dana dalam jumlah tertentu untuk mengkonsumsi produk. (Kusumaatmaja, 2006:10). Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian pemasaran, yaitu segala kegiatan atau usaha untuk memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan menggunakan unsurunsur yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran, yaitu unsur produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang sesuai dengan kebutuhan 10 konsumen dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif di dalam pasar. 1. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2002:9) merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran terhadap penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk baik barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi Definisi tersebut mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang meliputi analisa, perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pengendalian tentang produk perusahaan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat baik individu maupun organisasi perusahaan. Manajemen pemasaran merupakan suatu proses dari perencanaan dan pelaksanaan suatu conceptation, harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mana dapat memuaskan individu dan tujuan organisasi. (Belch & Belch,2001:7). Efektifitas pemasaran dapat dicapai jika perusahaan tersebut dapat mengenali interdependence dari banyak aktifitas seperti sales dan promotion dan bagaimana perusahaan dapat mengkombinasikan untuk mengembangkan suatu program pemasaran. (Tunggadewi,2006:13). 11 2. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002: 18). Bauran pemasaran ini lazim dikenal sebagai 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Robert Lauterborn (dalam Kotler, 2002:18) menyebutkan bahwa bauran pemasaran (4P) merupakan gambaran pandangan penjualan terhadap alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Sehingga dalam menyikapinya, tiap alat pemasaran ini harus dirancang untuk memberi satu manfaat bagi pembeli. Lebih lanjut, Lauterborn menyebutkan 4C pelanggan yang erat hubungannya dengan 4P penjual. 4C tersebut ialah Costumer solution (solusi pelanggan); Costumer Cost (biaya pelanggan); Convinience (kenyamanan); dan Comunication (Komunikasi).Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan secara menyenangkan serta yang dapat berkomunikasi secara efektif. a. Produk Kotler (2002:448) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk-produk ini meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. 12 Produk sendiri jika dilihat dari penggunaannya (Kotler: 2002), dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (consumer goods) dan produk industrial (industrial goods). Barang konsumsi (consumer goods) dibedakan menjadi convinence goods, shopping goods, dan specialty goods. Sedangkan produk industrial (industrial goods) terdiri dari material and parts; capital items; dan supplies and business services. Convinence goods merupakan barang yang biasanya dibeli secara berulang, secara cepat, seringkali tanpa perncanaan, dan dengan upaya yang minimum. Contoh dari barang ini antara lain: sabun, rokok, koran, dan lain-lain. Shopping goods merupakan barang yang dalam pembeliannya memerlukan proses seleksi, dimana konsumen akan membandingkan karakteristik barang tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Contoh dari barang ini antara lain barang fashion, ponsel, mobil bekas,dan lain-lain. Specialty goods merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik yang unik atau identifikasi merk (brand identification) yeng menyebabkan sejumlah pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya antara lain arloji, peralatan audio, dan lain-lain. Barang industrial (industrial goods) juga dibedakan menjadi tiga macam barang yaitu bahan baku dan suku cadang (material and parts) yang merupakan bahan mentah, barang setengah jadi, dan suku cadang. 13 Jenis kedua dari barang industrial ialah barang modal (capital items) yaitu barang-barang yang tahan lama yang memfasilitasi pembuatan barang jadi (finished goods). Sedangkan jenis ketiga dari barang industrial ialah perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services); yaitu barang-barang yang berumur pendek dan jasa yang memfasilitasi produksi barang jadi. b. Harga Harga merupakan satu-satunya dari seluruh elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lain menimbulkan biaya. Harga merupakan sejumlah nominal yang harus dibayar pelanggan atas produk yang dinikmati. Mengingat kaitan harga yang berhubungan dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk, maka dalam penentuannya Kotler (2002:516) berpendapat harus melewati enam langkah, yaitu: 1) Memilih tujuan Penetapan Harga 2) Menentukan Permintaan 3) Memperkirakan Biaya 4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing 5) Memilih Metode Penetapan Harga 6) Memilih Harga Akhir 14 c. Tempat/ Saluran Distribusi Distribusi berhubungan dengan berbagai tempat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan konsumen sasaran agar dapat dengan mudah memperoleh produk. Tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi menurut Kotler (2002:558) ialah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk (barang dan jasa) siap untuk digunakan/ dikonsumsi. d. Promosi Promosi sebagai salah satu dari 4 bauran pemasaran merupakan alat bagi perusahaan (produsen) untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumennya. Melalui promosi, perusahaan (produsen) menginformasikan produknya yang kemudian oleh konsumen digunakan sebagai preferensi merek dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian. Dalam Kotler (2002:583) disebutkan bahwa promosi merupakan seluruh aktifitas perusahaan untuk menginformasikan suatu produk termasuk didalamnya usaha untuk mempengaruhi konsumen dengan membujuk, maupun mengingatkan konsumen akan keberadaan produk mereka. Promosi juga didefinisikan sebagai koordinasi dari semua penjual dalam memulai usaha untuk menyediakan saluran informasi dan persuasi 15 untuk menjual jasa dan barang-barang atau mengenalkan suatu gagasan (Belch & Belch, 1993:10). 3. Bauran Promosi Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama (Durianto et.al, 2003:1), yaitu: a. Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. b. Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk. d. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan. 16 B. Periklanan (Advertising) 1. Definisi Periklanan Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah dijumpai di berbagai media adalah merupakan bentuk penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek (Peter & Olson, 2000:181). Dalam Durianto et.al (2003:2), advertising atau periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. Begitu juga menurut Shimp (2003:38) yang mengidentifikasi advertising sebagai suatu bentuk dari komunikasi massa atau komunikasi direct to consumer yang bersifat nonpersonal dan didanai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikandengan berbagai cara-dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu. Wells, Burnett dan Moriarty (dalam Sutisna. 2003:276) mendefinisikan periklanan sebagai suatu bentuk komunikasi non personal yang dibayar oleh sponsor yang dikenali dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi pemirsa. Dari beberapa pengertian dan teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (nonpersonal) 17 yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. 2. Tujuan Periklanan Iklim persaingan usaha yang ketat mengharuskan perusahaan menentukan tujuan sebelum menjalankan setiap aktivitasnya. Demikian juga untuk tujuan periklanan dibuat sebagai alat koordinasi, membantu pengambilan keputusan, dan alat evaluasi kesuksesan. Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Kotler dan Keller (2006:245) menyebutkan bahwa tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasaran perusahaan adalah sebagai berikut: a. Periklanan untuk memberi informasi (informative) Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk-beluk suatu produk. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative digunakan untuk merek yang siklus hidupnya berada di tahap perkenalan (introduction stage) 18 b. Periklanan untuk membujuk (persuasive) Periklanan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannnya adalah membentuk permintaan selektif produk tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merk yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan (growth stage). c. Periklanan untuk mengingatkan (reminding) Periklanan untuk mengingatkan (reminding) digunakan untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan ini sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan menyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan tindakan pembelian yang benar. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merk. Penjelasan secara spesifik adalah pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan - Untuk Menginformasikan: Memberitahukan pasar tentang suatu - Menjelaskan pelayanan yang produk baru tersedia Mengusulkan kegunaan baru suatu produk - Mengoreksi kesan yang salah Memberitahukan pasar tentang perubahan harga - Mengurangi kecemasan pembeli Menjelaskan cara kerja suatu produk 19 - Membangun citra perusahaan - - - Untuk Membujuk: Membentuk preferensi merek Mendorong alih merek Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk Untuk Mengingatkan: Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan di kemudian hari Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya Sumber : Kotler dan Keller (2006) - Membujuk pembeli untuk membeli sekarang - Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan pembelian - Membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musimnya - Mempertahankan kesadaran puncak Durianto et.al (2003:12) menyebutkan ada sembilan (9) tujuan yang secara umum ingin dicapai perusahaan-perusahaan yang beriklan, yaitu: a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create awareness). Brand awareness yang tinggi merupakan pembuka untuk tercapainya brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari bahwa tanpa brand awareness yang tinggi sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek (communicate information about attributes and benefits). c. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek (develop or change an image or personality). Sebuah merek terkadang mengalami dilusi sehingga perlu diperbaiki citranya. Yang dapat dilakukan adalah melalui iklan. 20 d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (associate a brand with feelings and emotions). Disini dimaksudkan agar ada hubungan emosi antara konsumen dan suatu merek. e. Menciptakan norma-norma kelompok (create group norms). f. Mengendapkan perilaku (precipitate behaviour). g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan kekuatan pasar (market power) perusahaan. Iklan sangat kuat dalam meningkatkan kekuatan suatu merek di pasaran. Meski iklan bukan segalanya, mengingat keberhasilan suatu merek di pasaran tidak hanya tergantung pada iklannya. h. Menarik calon konsumen menjadi “konsumen yang loyal” dalam jangka waktu tertentu. i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari periklanan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan informasi, membujuk (mempengaruhi), dan mengingatkan serta dapat pula untuk menciptakan kesan positif pada produk dan merek tersebut. 3. Sasaran Periklanan Setiap iklan dibuat untuk mencapai dan memenuhi suatu sasaran tertentu yang telah dirancang dan ditetapkan oleh pemasar (produsen) secara spesifik. Sasaran periklanan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan 21 periklanan dibuat dengan maksud menginformasikan, membujuk, atau hanya mengingatkan saja (Sutisna,2003:276). Adapun klasifikasi sasaran periklanan dilihat dari tujuan periklanan-nya adalah sebagai berikut: (Kusumaatmaja, 2006:23) a. Sasaran periklanan yang didasarkan dari tujuan untuk menginformasikan adalah 50 % dari keseluruhan konsumen mengetahui keberadaan produk di pasar. b. Sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk adalah mayoritas konsumen di pasar mempunyai sikap positif terhadap produk, dan terdorong untuk melakukan pembelian. c. Sedangkan sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk mengingatkan adalah jika sekitar 80 % konsumen di pasar mengingat akan keberadaan produk. 4. Kelebihan dan Kelemahan Periklanan Periklanan sebagai bagian dari promotional mix memiliki berbagai kelebihan dibanding yang lain yang menyebabkan metode ini banyak dipilih untuk mempromosikan suatu produk. Belch & Belch (1993:11) menyebutkan beberapa kelebihan periklanan, yaitu: a. Karena perusahaan membayar atas ruang iklan maka perusahaan dapat mengontrol dan menentukan apa yang ingin dikatakan, kapan dikatakannya, dan kepada siapa ditujukan. 22 b. Iklan merupakan metode biaya yang efektif untuk berkomunikasi dengan pemirsa luas dan biaya per kontaknya relatif redah. c. Iklan juga dapat digunakan untuk menciptakan gambaran dan pendekatan simbolis untuk barang dan jasa. d. Iklan mampu menciptakan dan mempertahankan brand equity. e. Iklan dapat menciptakan responsive chord dengan konsumen ketika unsurunsur dalam program pemasaran lainnya belum berhasil. Namun, seperti yang disebutkan juga oleh Belch & Belch (1993:13), periklanan juga memiliki kelemahan sebagai berikut: a. Biaya memproduksi dan menempatkan iklan dapat sangat tinggi. b. Kurangnya umpan balik langsung oleh kebanyakan iklan adalah juga suatu kelemahan, karena hal itu menyebabkan kesulitan bagi pihak pembuat iklan untuk mengetahui seberapa baik pesan iklan diterima konsumen dan efektif tidaknya iklan tersebut. c. Kredibilitas iklan itu sendiri dan kenikmatan untuk mengabaikannya. Iklan seringkali dianggap skeptis oleh konsumen, dianggap bias dan terkait dengan tujuan iklan untuk membujuk. 5. Merencanakan Media Iklan Perencanaan dan pemilihan media untuk periklanan memegang peranan penting dalam proses penyampaian pesan iklan kepada konsumen. Ketepatan produsen/ perusahaan pembuat iklan dalam memilih media komunikasi tersebut akan menentukan ke-efektif-an iklan, apakah sampai kepada kelompok sasaran 23 atau tidak. Apabila media iklan yang digunakan tidak pernah diketahui oleh kelompok atau pasar sasaran maka periklanan tidak akan efektif. Penetapan media periklanan berkaitan erat dengan strategi dan perencanaan media. Dalam Durianto et.al (2003:15) disebutkan bahwa strategi dan perencanaan media dijalankan setelah perusahaan mengidentifikasi pasar sasaran, serta menentukan sasaran sebelumnya yang akhirnya menentukan strategi yang tepat untuk pencapaiannya. Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang menggunakan lebih dari satu media periklanan (menggabungkan media periklanan) karena alasan-alasan sebagai berikut (Durianto et.al, 2003:39): a. Untuk mencapai masyarakat yang tidak mampu, dicapai dengan media tertentu (misalnya radio). b. Untuk menyediakan paparan ulang tambahan dengan biaya yang lebih murah. c. Untuk mendayagunakan beberapa nilai intrinsic media sehingga memeperluas efektivitas kreativitas kampanye iklan. d. Untuk menyampaikan kupon dalam media cetak jika media utama yang digunakan adalah media broadcast. 6. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Periklanan Pada masing masing media yang digunakan untuk beriklan, ada keuntungan dan kelebihannya masing masing, tetapi ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang secara umum terjadi. Menurut Shimp (2003:46), kelebihan dan kelemahan media periklanan televisi adalah sebagai berikut : 24 a. Kelebihan Media Periklanan Televisi 1) Di luar pertimbangan lainnya, televisi memiliki kemampuan yang unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan sekaligus. Audiens dapat melihat dan mendengarkan yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka memakai produk. 2) Iklan televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan (intrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya. Iklan televisi menggunakan indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak ingin menonton iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih mudah bagi seseorang untuk menghindari iklan majalah atau surat kabar dengan cara membalik lembarannya daripada mencoba menghindari iklan televisi baik secara fisik maupun mental. Tentu saja, alat-alat pengendali jarak jauh (remote devices) memudahkan para penonton untuk menghindari iklan televisi melalui zipping dan zapping. 3) Iklan televisi mampu memberikan hiburan dan menghasilkan kesenangan. Produk yang diiklankan dapat didramatisir dan dibuat lebih menggairahkan atau kurang lazim dari biasanya. Hal ini juga terkait 25 dengan unsur humor yang kerap ditampilkan di televisi sebagai salah satu strategi periklanan untuk menarik perhatian pemirsa. 4) Iklan televisi mampu menjangkau konsumen satu persatu Dalam iklan televisi, ketika seorang pembicara atau endorser mendukung keunggulan suatu produk, hal tersebut seperti presentasi penjualan perorangan, dimana interaksi antara pembicara dan konsumen, terjadi pada tingkat perorangan. 5) Iklan televisi mampu menjangkau baik konsumen akhir maupun tenaga penjualan perusahaan. Dengan jangkauan yang luas, iklan televisi dapt menjangkau tenaga penjualan perusahaan dimana ia akan lebih mudah memasarkan produk yang bersangkuatan karena iklan televisi juga menjangkau konsumen akhir dan meningkatkan citra produk tersebut di pasaran. 6) Iklan televisi mampu untuk mencapai dampak yang diinginkan. Dampak tersebut adalah mutu/media periklanan yang mengaktifkan kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya untuk menerima pesan penjualan. b. Keterbatasan Media Periklanan Televisi : 1) Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat. Biaya ini akan meningkat pada waktu-waktu prime time dimana banyak pemirsa menonton pada jam-jam tersebut. 2) Terpecahnya penonton (audience fractionalization). 26 Para pengiklan tidak dapat mengharap untuk menarik penonton homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu karena sekarang tersedia banyak pilihan program bagi penonton televisi. 3) Kebiasaan dari pemirsa yang suka meng- zipping dan zapping iklan. Zapping terjadi ketika para penonton beralih ke saluran lain ketika iklan ditampilkan. Suatu riset menunjukkan bahwa ada sekitar sepertiga penonton potensial iklan televisi yang hilang akibat tindakan zapping. Selain zapping ada zipping yaitu terjadi saat iklan yang telah direkam dengan VCR ditayangkan dengan cepat ketika penonton menonton materi iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya. 4) Ketidakberaturan (clutter) Clutter mengacu kepada semakin banyaknya materi non-program yaitu iklan, pesan layanan umum, dan pengumuman promosi stasiun dan program-program saluran yang bersangkutan. Clutter terjadi karena jaringan meningkatkan/ menambah pengumuman promosi untuk merangsang penonton menonton program yang dipromosikan secara gencar dan karena pengiklan menambah iklan-iklan pendeknya. Efektifitas periklanan televisi menjadi berkurang karena masalah clutter, yang menciptakan kesan negatif di kalangan konsumen mengenai periklanan pada umumnya, menjauhkan para penonton dari pesawat televisi, dan mungkin mengurangi kemampuan untuk mengingat nama merek. 27 Durianto et.al (2003:35), menyebutkan kelebihan dan kelemahan periklanan dengan televisi sebagai berikut: a. Kelebihan media televisi: 1). Efisiensi biaya Televisi mampu menjangkau masyarakat secara luas. Kelebihan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang. Oleh sebab itu, banyak pengiklan memandang Televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. 2). Dampak yang kuat Keunggulan yang belum bisa ditandingi oleh media lain adalah kemampuan yang menghadirkan tayangan secara audio visual, sehingga kreativitas pengiklan dapat lebih dioptimalkan dengan menggabungkan elemen gerak, suara, musik, drama, humor, maupun ketegangan yang pada akhirnya pemirsa dapat dengan mudah menangkap pesan dan kesan yang ditampilkan. 3). Pengaruh yang kuat Pada umumnya pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi, baik itu untuk mencari hiburan, berita, pendidikan maupun informasi lainnya. Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi lebih cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk yang tidak mereka kenal. b. Kelemahan media televisi: 1) Biaya tinggi 28 Pada kenyataannya tidak sedikit uang yang dihabiskan untuk membiayai sebuah iklan. Hal ini akan menjadi tidak efektif ketika iklan tersebut tidak mampu meninggalkan pesan yang jelas kepada konsumen, sehingga berlalu begitu saja. Ironisnya, iklan yang tidak mampu meninggalkan pesan yang mendalam tentang produk yang diiklankan ini banyak sekali. Sangat sedikit produk-produk yang mampu membangun positioning yang tepat bagi para konsumen. 2) Masyarakat yang tidak selektif Pemirsa televisi banyak dan luas berasal dari latar belakang yang berbeda-beda baik dari pendidikan, tingkat pendapatan, maupun strata sosial. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang yang tidak menjadi target dan tidak selektif. Seperti sebuah iklan handphone yang berteknologi tinggi dengan harga lima juta lebih, mungkin pemirsa yang berada di luar target pasar akan mengacuhkan iklan tersebut, apalagi kalau iklan itu tidak dibuat menarik dan kreatif. 3) Kesulitan teknis Kesulitan teknis terkait dengan jadwal tayang iklan di televisi yang tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak dalam menghadapi event-event tertentu, seringkali pihak pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk mengubah jadwal maupun jam tayang. 29 7. Iklan Efektif Walaupun definisi tentang sebuah periklanan yang efektif yang dapat digunakan untuk segala kegunaan (multi purpose definition ) dianggap tidak praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut bisa dianggap cukup baik karena mencakup berbagai karakteristik umum. Menurut Shimp (2003:415), taraf minimal iklan yang baik (atau efektif) memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini: a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Mengingat bahwa para konsumen membeli manfaat- manfaat produk, bukan atribut/lambangnya, maka, iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar. c. Periklanan yang baik harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. Artinya adalah suatu iklan haruslah kreatif, yakni yang bisa membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja; iklan yang tidak biasa dan berbeda. Karena tentu saja iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menerobos 30 kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan mampu menarik perhatian konsumen. e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Yang intinya adalah sebuah iklan akan menerangkan secara jujur, apa adanya baik dalam etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen akan belajar cepat saat mereka tahu bahwa mereka ditipu. f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya bukan membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tanpa ingat pesannya. Atau dapat dikatakan iklan tersebut harus dapat mencegah gagasan kreatif bertumpang tindih dengan strategi. 8. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif Durianto et.al (2003:18) mengatakan bahwa untuk membuat sebuah iklan yang efektif ada 4 poin strategi yang bisa dilakukan, yaitu: a. What to say What to say adalah tema sentral yang ingin disampaikan oleh pemasar melalui iklan yang mereka buat. Penetapannya di dalam iklan merupakan suatu keputusan strategis yang akan mempengaruhi suksues atau gagalnya iklan. Dasar pertimbangan mengapa kampanye iklan yang efektif hanya dilandaskan pada satu tema sentral adalah keterbatasan daya ingat manusia 31 sebagai konsumen dan pemirsa. Sebagaimana diketahui, manusia memiliki daya ingat yang sangat terbatas, padahal di pasaran terdapt banyak sekali merek atau produk yang diiklankan. Dengan menggunakan satu tema sentral, kemungkinan diingatnya suatu pesan iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar daripada digunakan beberapa tema. Dalam prakteknya, beberapa strategi penyampaian pesan (what to say) yang sering digunakan adalah: 1) Produk Benefit / Feature Oriented Advertising Produk Benefit / Feature Oriented Advertising adalah strategi periklanan yang mengkomunikasikan kegunaan atau keistimewaan suatu produk kepada konsumen. Iklan ini akan sangat mengena apabila manfaat produk ini berbeda (unik) dari pesaing. Biasanya yang sukses dengan strategi ini adalah produsen yang menggunakan dan terus setia dengan satu tema sentral saja. 2) Brand Image Oriented Advertising Brand Image Oriented Advertising adalah strategi periklanan yang lebih mengedepankan pada citra merek, pada akhirnya hal ini akan bermuara pada penciptaan suatu image atau personality tertentu. 3) Problem and/or Opportunity Oriented Advertising Strategi ini dipakai oleh iklan yang berorientasi pada permasalahan atau peluang dari oleh produk yang diiklankan. Dalam iklan dengan strategi ini, suatu permasalahan yang mungkin muncul coba 32 dinetralisir, dan seringkali iklan ini mencoba mencari manfaat baru dari suatu produk. 4) Competitive Positioning oriented advertising Alasan utama para pengusung teori strategi positioning (Al Ries dan Jack Trout:1981) ini adalah karena suatu manfaat (benefit) maupun merek (brand) sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hampir semua pengiklan menggunakan strategi tersebut. Dianggap kita tidak bisa lagi bersaing hanya dengan menonjolkan manfaat dan merek, kita harus mampu membentuk positioning produk di benak konsumen. b. How to say Poin yang kedua adalah How to Say. Hal ini terkait dengan bagaimana menyampaikan pesan iklan secara kreatif dari satu tema yang dipilih. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kreativitas suatu iklan: 1) Directed creativity Dalam hal ini berarti harus ada kesesuaian antara kreativitas yang ingin ditampilkan dengan what to say yang telah dipilih. 2) Brand name exposure Brand name exposure terdiri dari individual brand name (merek produk) dan company brand name (nama perusahaan). Ketika suatu iklan dibuat, idealnya iklan tersebut harus mampu mengangkat dua brand ini secara bersama-sama. 33 3) Positive unique Kesan positif harus muncul ketika iklan tersebut ditampilkan, jangan sampai konsumen memiliki asosiasi yang negatif tentang produk tersebut. Asosiasi negatif ini bisa muncul karena penafsiran dari suatu iklan yang salah yang disebabkan kurang mampunya iklan menyampaikan pesan. 4) Selectivity Selektif ini diartikan sebagai kesesuaian antara pembawa pesan (endoser), structure pesan, dan isi pesan (message content). Struktur pesan terdiri dari konklusi, argumentasi, dan klimaks; sedangkan isi pesan sendiri ada 3 yaitu rasional ( untuk barang-barang industri), emosional ( barang konsumsi), dan moral ( untuk iklan layanan masyarakat). c. How much to say Sedangkan untuk poin ketiga yaitu How Much To Say sangat terkait dengan berapa biaya iklan yang harus dikeluarkan. Ada tiga teknik yang dapat digunakan yaitu dari persentase penjualan, kemampuan perusahaan, dan banyaknya biaya iklan yang dikeluarkan oleh pesaing. Perlu diperhatikan, bahwa tingginya biaya bersifat relatif, tergantung pada tingkat penjualan. d. Where to say Poin keempat adalah Where To Say, berarti memfokuskan dalam pemilihan media, dimana perusahaan harus menekankan pada efektifitas media yang akan digunakan. 34 9. Pengukuran Efektifitas Periklanan Belch dan Belch (2001:637) menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga alasan yang mendasari mengapa suatu iklan harus diukur efektifitasnya, yaitu: a. Avoiding costly mistake Dengan melakukan sebuah pengukuran terhadap efektifitas periklanan, pihak pembuat iklan dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam biaya yang dikeluarkan untuk beriklan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terbuang percuma untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuannya. Ketika sebuah program periklanan tidak memenuhi tujuan yang diharapkan, manajer pemasaran dapat mengetahuinya dengan cepat dan dapat menghentikan perusahaan dari mengeluarkan uang terlalu banyak (wasting money). b. Evaluating alternative strategies Biasanya sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu macam strategi yang menjadi pertimbangannya. Sebuah riset dapat membantu seorang manajer untuk menentukan strategi apakah yang paling efektif. Perusahaan sering menguji versi-versi program periklanannya di kota-kota yang berbeda untuk menentukan komunikasi iklan yang paling efektif. c. Increasing the efficiency of advertising in general Dengan melakukan suatu riset tentang efektifitas iklan, dapat membantu perusahaan dalam menentukan pola komunikasi yang paling efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan tidak semua dari pemirsa memahami seluruhnya apa yang mencoba disampaikan oleh pengiklan. Sebuah iklan 35 terkadang terlalu kreatif (shopisticated) hingga nyaris hanya dipahami oleh pembuat iklan itu sendiri dalam arti malah kehilangan dari apa yang ingin dikomunikasikan, atau suatu iklan demikian menariknya tapi kita malah lupa, apa merek produk yang diiklankan itu. Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas periklanan (Durianto et.al,2003:15) yaitu: a. Penjualan Efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan, namun akan cukup sulit dilakukan karena banyaknya faktor-faktor di luar iklan yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Namun demikian, dengan alat analisis yang tepat dimungkinkan untuk melihat peran parsial iklan terhadap penjualan suatu produk. b. Persuasi Pada kriteria kedua, yaitu persuasi lebih menekankan pada mengukur dampak pemahaman konsumen terhadap suatu iklan, terhadap perubahan kepercayaan konsumen pada ciri atau konsekuensi produk, sikap terhadap merek, keinginan membeli. Apakah suatu iklan dapat menciptakan rantai akhir suatu pengetahuan produk sebagaimana yang diinginkan, yaitu menemukan apakah konsumen membentuk pengasosian yang tepat antara merek dengan pribadi konsumen. 36 c. Pengingatan Dalam kriteria pengingatan, yang umum dipakai sebagai ukuran adalah kemampuan konsumen dalam mengingat iklan atau bagian dari iklan tersebut. Hal apa sajakah yang mereka tangkap dari iklan yang ditayangkan. Konsep ini menjadi penting untuk iklan yang ditujukan untuk memperkuat kesadaran akan merek (brand awareness) Misalnya, dalam suatu telaah daya ingat konsumen pada hari setelah iklan ditayangkan, maka para peneliti dapat menggali informasi dari konsumen dengan mengajukan pertayaan kepada pemirsa, apakah mereka menonton program tersebut, kemudian konsumen ditanyai, apakah mereka mengingat adanya iklan yang ditayangkan, dan hal apa saja yang mereka ingat sehubungan dengan iklan yang ditayangkan. Hanya pemirsa yang mampu mengingat sebuah elemen visual atau suatu pesan penjualan yang dianggap dapat mengingat iklan yang ditayangkan. Untuk mengukur efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat dilihat dari penelitian terhadap dampak penjualan sebelum dan sesudah melakukan iklan. Hal tersebut sulit dilakukan mengingat adanya faktor-faktor lain diluar iklan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan penjualan produk. Adapun selain menggunakan pendekatan penjualan, efektifitas iklan dapat diukur dengan pendekatan komunikasi (pengingatan dan persuasi). Kemampuan audience untuk mengingat pesan dalam iklan, terutama bagi iklan yang ditujukan 37 untuk memperkuat kesadaran audience terhadap suatu merek dapat dianggap sebagai alat ukur efektifitas iklan tersebut (Durianto et.al, 2003:16). C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen sebagai informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model pemrosesan kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan untuk memahami dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen. Pertama konsumen harus diekspose pada sebuah informasi promosi. Kemudian mereka harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami maknanya. Akhirnya, pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang bentuk promosi yang ditrerimanya akan diintegrasikan dengan pengetahuan lainya untuk menciptakan sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli. (Kusumaatmaja, 2006:40). Pencarian iklan sendiri adalah merupakan salah satu cara bagi konsumen dalam mengumpulkan dan memperoleh informasi sebelum melakukan keputusan pembelian. Iklan dapat dicari di berbagai majalah dan Koran, mendengar dan melihat iklan di televisi, mendengar dari teman, tetangga atau orang tua dan lainlain. Dengan perkataan lain, informasi bisa dari berbagai sumber yang ada (Sutisna, 2003:87) Komunikasi terutama persepsi menjadi hal yang penting bagi kedua pihak (produsen pembuat iklan dan konsumen), karena dengan persepsi konsumen akan menerjemahkan isi pesan iklan yang disampaikan oleh produsen. 38 Oleh karena iklan merupakan suatu pemrosesan imformasi, menurut Sutisna (2003:89) terdapat beberapa sumber informasi yang dapat digunakan oleh konsumen, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2.2 Sumber Informasi Konsumen Sumber yang bisa dikendalikan oleh pemasar Personal ● Petugas penjualan ● Pemasaran jarak jauh ● Pameran dagang ● Dari mulut ke mulut ● Saran professional ● Pengalaman mengkonsumsi Sumber: Oleh Henry Assael dalam Sutisna (2003) Sumber yang tidak bisa dikendalikan oleh pemasar ● ● ● ● ● ● Impersonal Iklan Tata letak di toko Promosi penjualan Pengemasan Berita dan editorial Sumbernetral (majalah, surat kabar, dll) 1. Proses Komunikasi Perspektif pemrosesan kognitif menyatakan bahwa mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil intinya adalah permasalahan komunikasi. Di sinilah pada akhirnya suatu komunikasi yang baik menjadi penting artinya bagi konsumen. (Kusumaatmaja, 2006:41). Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa Latin communis, yang berarti “sama” (dalam bahasa Inggris: common ). Komunikasi kemudian dapat dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. (Kusumaatmaja, 2006:41). Kunci utama dari definisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang dikembangkan antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi. Kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya hubungan saling berbagi ( 39 sharing ) antara pengirim (pengiklan, misalnya) dengan penerima pesan. (Shimp, 2003:162). Adapun hal mendasar dari proses komunikasi adalah konsep arti (meaning) yang dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan arti merek mereka, sedangkan konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator pemasaran. Proses komunikasi dimulai ketika sumber komunikasi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan dan meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat (kata, gambar, tindakan). Pesan tersebut kemudian ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media. Penerima atau konsumen, jika diekspos kedalam suatu promosi, harus men-dekoding atau menterjemahkan maknanya. Kemudian konsumen tersebut dapat mengambil tindakan, yang dapat berupa pergi ke toko atau melakukan pembelian Peter dan Olson (2000:188). Dua tahapan model komunikasi dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Yang pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk meg-engkoding suatu makna tertentu, di sini pemasar dapat membawa makna tentang suatu merek kepada konsumen yang dituju. Tahapan penting lainnya adalah pen-dekodingan, yaitu ketika konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan intepretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap. 40 Komunikasi promosi bukannya tanpa tujuan, dimana dalam Peter dan Olson (2000:188) disebutkan tujuan komunikasi promosi ditinjau dari sudut pandang manajer pemasaran, yaitu: a. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan suatu kategori produk atau bentuk produk. b. Konsumen harus sadar (aware) akan merek. c. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand attitude). d. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to purchase) tertentu. e. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various behaviors) untuk membeli merek tertentu. Berikut ini merupakan Proses Model Umum Proses Komunikasi Untuk Promosi: Umpan Balik Sumber Pesan Transmisi Penerima Tindakan Agen dan Perangsang yang relevan - Produsen - Manajer promosi Periklanan - Agen periklanan - Salesman Sumber : Peter dan Olson (2000) TV Konsumen Konsumen Gambar 2.1 Model Umum Proses Komunikasi Untuk Promosi 41 2. EPIC Model EPIC Model dalam Durianto et.al (2003:86) adalah salah satu alat ukur efektifitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC Nielsen – salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia – yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication – EPIC). Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi dalam EPIC model : a. Dimensi Empati Empati (empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati ini memiliki indicator yaitu: pertama, tingkat baik tidaknya iklan produk, dan kedua, tingkat kesukaan iklan televisi suatu produk atau jasa. b. Dimensi Persuasi Persuasi (persuation) adalah perubahan keperceyaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk. Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang 42 iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi ini memiliki indicator yaitu : tingkat ketertarikan dengan produk, dan keinginan membeli produk. c. Dimensi Impact Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan. Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibanding merek lain pada kategori yang serupa; dan apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dimensi dampak (impact) memiliki indikator yaitu tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk, dan tingkat kreatifitas iklan televisi suatu produk dibandingkan iklan produk yang sejenis. d. Dimensi Komunikasi Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dimensi komunikasi ini memiliki indikator yaitu : pertama, kejelasan informasi iklan televisi suatu produk dibandingkan dengan iklan produk sejenis. Kedua, kemampuan iklan televisi suatu produk dalam mengkomunikasikan pesan 43 yang ingin disampaikan, dan ketiga, tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi suatu produk 3. Persepsi Menurut Benyamin (2001: 100) persepsi didefinisikan sebagai: “Perception as the selective extraction and interpretation of information from the environment. That environment can be both external and internal enviroment comprises the cues that we pick up from our own body, such as sensation from our muscles or rumblings from an empty stomach. Selectivity in perception is partly due to the actions of the sensor receptors. Terjemahan dari definisi di atas adalah persepsi merupakan interpretasi dan penggalian yang selektif mengenai informasi yang datang dari lingkungan. Lingkungan baik itu eksternal maupun internal meliputi tanda-tanda yang kita peroleh dari tubuh kita seperti sensasi dari otot kita ataupun getaran dari perut kita yang kosong. Keselektifan dalam persepsi adalah bagian dari tindakan yang berasal dari penerimaan sensor kita. Kemudian batasan lain yang dikemukakan oleh Thomas Hardy Leahey & Richard Jackson Harris (2002: 213) sebagai berikut : “ Perception is the process in which sensory experiences are organized and made meaningfull.......... we can think or percepts as a product of two components : (1) data that are produces by stimulus enviroment and (2) tha concepts that are imposed by our cognitive capacities. Percepts may imposed by our cognitive capacities. Percepts may be heavily influenced by data, in which case we call them “ data driven” or processed from the “ bottom up” ... Jadi persepsi adalah sebagai sari pilihan dan interpretasi dari informasi terhadap lingkungan diri kita sendiri, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun yang eksternal. Atau dapat juga dikatakan 44 persepsi merupakan tanggapan dan pilihan keputusan seseorang terhadap suatu kebijakan ataupun pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan melibatkan seluruh proses akalnya secara sadar. Leahey & Richard Jackson Harris (2002: 172) menambahkan Persepsi, merupakan proses dimana seseorang memilih mengorganisasikan dan memberi arti pada informasi sensoris yang diterimanya ke dalam gambaran mental yang berarti. Persepsi mencakup proses penginderaan, interprestasi dan evaluasi obyek hal yang dipersepsikan. Kognitif seseorang terorganisir secara selektif dalam suatu sistem kognitif. Pengorganisasian ini terjadi melalui suatu proses interaksi yang aktif antara stimulus yang datang dari lingkungan dengan pribadi seseorang. Bagaimana stimulus diterima dan diartikan, ditentukan oleh pengalaman masa lalu, keinginan dan tujuan yang ada serta struktur kognitif yang terdapat dalam diri seseorang. Proses penerimaan dan pemberian arti pada stimulus inilah yang dinamakan persepsi. Pandangan konvensional menganggap persepsi sebagai kumpulan penginderaan (sensation). Dengan melihat sebuah benda terbuat dari kayu, berkaki empat maka kumpulan penginderaan itu akan diorganisasikan secara tertentu, dikaitkan dengan pengalaman dan ingatan masa lalu, dan diberi makna kursi. tertentu sehingga kita bisa mengenal, misalnya sebagai Cara pandangan seperti ini dinamakan juga pendekatan kontruktivisme. Akan tetapi, aktivitas mengenali obyek atau benda itu 45 sendiri adalah aktivitas mental, yang disebut juga sebagai aktivitas kognisi. Jadi, sebetulnya otak tidak secara pasif menggabung kumulasi pengalaman dan memori, melainkan aktif untuk menilai, dan memberi makna. Karena adanya fungsi aktif untuk menilai, dan memberi makna. Karena adanya fungsi aktif dari kesadaran manusia, pandangan konvensional ini sering digolongkan dalam pandangan fungsionalisme. Pendekatan mengatakan kedua individu adalah pendekatan Gestalt. tidaklah menciptakan makna Pendekatan dari apa yang diinderakannya, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulasi itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler (2000: 21) bahwa, persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Jadi, bersifat holistik. Spontanitas itu terjadi karena organisme selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajakan itu dilibatkan setiap obyek yang ada di lingkungannya dan setiap obyek menonjolkan sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan. Sebuah pohon, misalnya tampil dengan sifatsifatnya yang berdaun rindang dan berbatang besar maka sifat–sifat ini menampilkan makna buat manusia sebagai tempat berteduh. Sifat–sifat yang menampilkan makna, atau sering dinamakan affordances (menampilkan makna atau yang menghasilkan manfaat). 46 Margaret E. Bell Gredler (2001 : 25) mengungkapkan bahwa pengaruh usia pada perepsi dengan seenaknya bermain pisau seterika listrik atau sehingga membuat orang tuanya marah karena mempersepsikan benda–benda itu sebagai stimulasi yang berbahaya. Selanjutnya menurut Sarwono (2000 :37) dapat diutarakan bahwa hasil dari tingkatkah laku “coping” akan menyebabkan pada persepsi individu. Persepsi bersifat dinamis dapat berubah. Mengapa dan bagaimana persepsi itu berubah perlu mempengaruhi persepsi. Perubahan disebabkan oleh proses faal (fisiologik) dari sistem syaraf pada indera–indera manusia. Jika suatu stimulasi tidak mengalami perubahan; memungkinkan terjadinya adaptasi atau habituasi, yaitu tanggapan terhadap stimulus itu makin lama makin lemah. Persepsi, penting dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dan cara seseorang memandang. Didalam pembahasan ini adalah mengenai otonomi daerah. Secara etimologis istilah peran serta atau partisipasi dapat diartikan sebagai mengambil bagian atau turut serta dalam suatu kegiatan. Dengan turut sertanya masyarakat dalam suatu kegiatan akan dapat mengurangi resiko yang akan terjadi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. 47 Ouchi dan Campbell (2001 :41) menjelaskan bahwa peran serta atau partisipasi berarti ikut mengambil bagian dalam proses tertentu dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Selanjutnya dijelaskan bahwa terdapat dimensi dan tingkatan yang berbeda dalam melakukan kegiatan ini. Ada individu yang hanya turut berpartisipasi dalam (1) mengidentifikasi masalah; proyek/pekerjaan; (3) (2) memformulasikan/merencanakan memobilisasi sumber daya; (4) mengimplementasikan proyek/ pekerjaan; (5) pembagian keuntungan; atau (6) memantau dan mengevaluasi proyek/pekerjaan. Newstrom and Davis (2001 : 35) mengartikan peran serta sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam suatu kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut. Sesuai dengan definisi ini, partisipasi memiliki tiga unsur penting, yakni: (1) unsur keterlibatan, yaitu bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan daripada keterlibatan secara fisik, (2) unsur kontribusi, yaitu kesediaan memberi sumbangan kepada usaha yang akan dilakukan guna mencapai tujuan kelompok. (3) unsur tanggung jawab yaitu bahwa partisipasi mendorong orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan disebabkan adanya desakan dari luar 48 dan dari dalam dirinya. Partisipasi dari luar adalah partisipasi karena adanya desakan yang memaksa seseorang untuk berpartisipasi, meskipun keikutsertaannya tidak berdasarkan rasa senang atau panggilan hati nuraninya. Partisipasi dari dalam adalah keterlibatan individu dalam suatu kegiatan yang didasarkan atas perasaannya yang menyenangi keterlibatan tersebut dan dilaksanakan secara sukarela. Kemudian James L dan Richard F (2001 : 51) meberikan pendapat lain tentang persepsi, yaitu : Perception is the interpretation of sensation. A sensed stimulus is interpreted in terms of its context or surroundigs. In perpectual contrast, the same stimulus is perceived differently in diffrent surroundings. In perceptual constancy, a changing or different stimulus is perceived as being the same. Persepsi adalah interpretasi dari suatu sensai, dimana stimulusnya diinterpretasikan dalam bentuk konteks atau kondisi sekitarnya. Secara perspektual konstruk, stimulus yang sama dipahami secara berbeda dalam kondisi yang berbeda. Sementara dalam perspektual konstan, perubahan atau perbedaan stimulus dipahami sebagai sesuatu hal yang sama. Menurut Jalalludin Rakhmat (2002 : 73) dalam berkomunikasi, secara psikologis dapat dikatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. “Word don’t mean, people mean”. Kata–kata tidak mempunyai makna : oranglah yang memberi makna. Selanjutnya menurut Jalalludin Rakhmat persepsi dikatakan merupakan proses pemberian 49 makna kepada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Selanjutnya sensasi adalah proses menangkap stimuli, dan informasi tersimpan oleh memori. Dimana memori, adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Kemudian bila proses dilanjutkan kepada pemanipu-lasian dan pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberi repons, berarti telah melakukan proses berpikir. Menurut Atkinson proses terbentuknya persepsi, diawali dengan penerimaan informasi yang disebut sensasi; dengan arti terjadi pengideraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Melalui alat indera manu-sia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan berinteraksi dengan dunianya. Manusia mempunyai lima alat indera, yang disebut pancaidera, penginderaan dilakukan melalui proses kegiatan, antara lain: penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Jadi, persepsi adalah rangsangan stimulus penafsiran dari sensasi. Sebuah ditafsirkan dalam pengertian dan konteksnya yang sesuai dengan lingkungannya. Perbedaan perseptual, stimulus yang sama dibedakan oleh pemahaman, perubahan atau stimulus yang berbeda dapat menjadikan pemahaman sama. 50 Persepsi dipengaruhi, faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri untuk menangkap obyek tertentu. Faktor ekstern berasal dari pengaruh luar, sehingga melalui akal pikiran dapat di ubah persepsi sesuai dengan keinginan. Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang secara psikologis dengan dunia obyek materi, melalui proses pengamatan atau pandangan terhadap sasaran, peristiwa atau kebijakan tertentu melalui proses kognisi dengan melakukan penilaian, interpretasi dan penyimpulan. Berdasarkan teori persepsi, Sarlito Wirawan mengungkapkan bahwa perbedaan persepsi di sebabkan oleh : Pertama, perhatian biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatiannya antara seseorang dengan orang lain menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka. Kedua, harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul; seperti pada seseorang pelari yang siap di garis start terhadap set bahwa akan terdapat bunyi letusam pistol di saat ia harus berlari. Ketiga, kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Keempat, sistem nilai yang berlaku pada masyarakat akan mempengaruhi pula terhadap persepsi orang tersebut. Kelima, ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi seseorang. 51 Kelima faktor tersebut membedakan persepsi orang perorangan, artinya membedakan tanggapan atau reaksi orang perorangan terhadap obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli) terhadap otonomi daerah. Menurut Jalaludin Rakhmat (2002 :59) sensasi berhubungan dengan persepsi, dimana sensasi merupakan bagian dari persepsi. Namun demikian, menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga melibatkan atensi (perhatian), ekspektasi (harapan), motivasim dan memori. Dalam hal ini dijelaskan bahwa memori merupakan sistem yang berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. D. Penelitian Sebelumnya Kusumaatmaja (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super Mezzo Versi “Berlari dan Melayang” Menggunakan EPIC Model Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang”. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas sebuah iklan, dimana dalam hal ini adalah iklan televisi Djarum Super Mezzo versi “berlari dan melayang” dengan menggunakan EPIC Model 52 pada mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang yang masih aktif s/d tahun ajaran 2005/2006. Hasil penelitian Kusumaatmaja (2006) menunjukkan bahwa analisa metode EPIC terhadap iklan tv Djarum Super Mezzo versi “berlari dan melayang” adalah penghitungan dimensi emphaty diperoleh nilai/skor rata-rata 4,437 yang berarti efektif. Dalam penghitungan dimensi persuasi diperoleh nilai skor/rata-rata 3,891 yang berarti cukup efektif. Dimensi impact (dampak) sebagai parameter product knowledge diperoleh nilai/skor rata-rata 3,613 yang berarti cukup efektif. Dan untuk dimensi komunikasi diperoleh hasil sebesar 3,848 yang berarti cukup efektif. Wahyudi (2007) juga melakukan penelitian mengenai efektifitas iklan televisi dengan judul “Efektifitas Iklan Televisi Indosat Dalam Mensosialisasikan Promo “5 Jam Free Talk” Kepada Masyarakat Surabaya”. Dalam penelitian ini pengukuran efektifitas iklan televisi menggunakan Direct Rating Method. Direct Rating Method adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah iklan yang berkaitan dengan kemampuan iklan itu menarik perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan. Hasil penelitian Wahyudi (2007) yang dilakukan pada masyarakat Surabaya menunjukkan bahwa iklan televisi Indosat sangat efektif dalam mensosialisasikan promo “5 Jam Free Talk”. Penelitian yang membandingkan efektifitas iklan telah dilakukan oleh Satriojati (2007) dengan judul penelitiannya adalah “Analisis Perbandingan Efektivitas Iklan Animasi dan Non Animasi: Studi Produk Low-Involvement dan High-Involvement”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat 53 perbedaan efektivitas iklan animasi dengan iklan non animasi dilihat dari sikap audience terhadap iklan. Penelitian ini juga meneliti adanya perbedaan sikap terhadap iklan untuk produk kategori low involvement dan high involvement. Peneliti mengambil studi produk Coca Cola untuk kategori low involvement dan Honda Jazz untuk kategori high involvement yang masing-masing memiliki eksekusi iklan animasi dan non animasi. Sampel yang diambil melalui metode convenience sampling sebanyak 107 orang adalah mahasiswa FEUI berusia 17-25 tahun. Hasil penelitian Satriojati (2007) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara sikap audience terhadap iklan animasi dengan iklan non animasi, baik untuk produk kategori low involvement dan high involvement. Penelitian ini juga membuktikan kesukaan pada iklan meningkatkan ketertarikan terhadap produk. E. Kerangka Pemikiran Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario. Dengan demikian, kerangka pemikiran untuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 54 Iklan Televisi Kendaraan Bermotor Yamaha Mio dan Honda Vario Pengukuran efektivitas iklan TV dengan EPIC Model, meliputi : 1. Empati 2. Persuasi 3. Impact 4. Komunikasi Efektivitas Iklan TV Yamaha Mio Efektivitas Iklan TV Honda Vario Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran F. Hipotesis Penelitian Sesuai dengan kerangka penelitian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho: Tidak adanya perbedaan efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario yang signifikan Ha: Adanya perbedaan efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario yang signifikan 55 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup manajemen pemasaran, mengenai pengukuran efektifitas periklanan dan perbandingan efektifitas antara dua produk kendaraan bermotor. Dalam Hasan (2002:13) dijelaskan tentang beberapa penelitian secara umum yaitu (1) penelitian survey, (2) grounded research, (3) studi kasus, (4) penelitian eksperimen, dan (5) analisis data sekunder. Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian survey. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi: 1995). Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (Hasan, 2002:13), yaitu: (1) penjajagan (explorative), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory/confirmatory), (4) evaluasi, (5) prediksi atau peramalan, dan (6) pengembangan sosial. Penelitian evaluasi sendiri dibedakan menjadi (1) evaluasi summatif; biasanya dilakukan di akhir program untuk mengetahui pelaksanaan program tersebut apakah tercapai sesuai tujuan, (2) evaluasi formatif; dilakukan bersamaan pelaksanaan program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut. Dalam penelitian ini, survey dilakukan pada mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 56 2009/2010 guna mengevaluasi, menganalisa perbandingan efektifitas iklan tv Yamaha Mio dan Honda Vario. Dengan kata lain, jenis penelitian ini merupakan penelitian survey evaluasi formatif dan comparative. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002:58). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Strata 1 (S-1) FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010. 2. Sampel Menurut Arikunto (2005: 117) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam suatu penelitian kita tidak perlu meneliti semua anggota populasi mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari peneliti. Untuk itu maka perlu diambil sejumlah sampel yang representatif artinya sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan menggunakan dasar teori milik Gay dan Diehl, yang berpendapat bahwa semakin besar sampelnya maka kecenderungan lebih representatif dan hasilnya dapat digeneralisasi. Sehingga ukuran sampel dapat diterima tergantung pada jenis penelitiannya, yaitu secara minimum tolok ukurannya (Ruslan, 1999:147) : 57 a. Penelitian deskriptif, yaitu sekurang-kurangnya 100 sampel atau 10% dari populasi. b. Penelitian korelasi, sekitar 30 subjek sebagai objek penelitian. c. Penelitian kausal-perbandingan, sekitar 30 subjek per kelompok. d. Penelitian eksperimental, yaitu minimum sekitar 15 subjek per kelompok. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menentukan sampel sebanyak 100 responden dari FEB UIN Syarif Hidayatullah. 3. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), pada dasarnya terdapat dua macam metode pengambilan sampel, yaitu: 1. pengambilan sampel secara acak (random sampling). 2. pengambilan sampel secara tidak acak (non random sampling). Sedangkan metode pengambilan sampel untuk penelitian ini sendiri menggunakan non random sampling, tepatnya dengan metode purposive sampling yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun pertimbanganpertimbangan tersebut adalah: 1. responden adalah mahasiswa S-1 FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010. 2. responden tahu atau pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario. Jika terdapat anggota populasi (responden) yang belum pernah menyaksikan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario maka anggota populasi ini tidak 58 termasuk dalam sampel dan hasil penelitian yang didapatkan dari anggota populasi ini dinyatakan tidak qualified dan tidak dapat dimasukkan ke dalam hasil penelitian. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dari responden maka penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi pada FEB UIN Syarif Hidayatullah Ciputat. C. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan, digunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara : 1. Kuesioner (Angket) Dalam penelitian ini, untuk mengetahui persepsi responden mengenai dimensi EPIC (Empathy, Persuasion, Impact dan Communication) digunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuestioner (angket) kepada responden yaitu mahasiswa S-1 FEB UIN Syarif Hidayatullah yang pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario. Kuisioner yang dibagikan adalah tergolong kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang pilihan jawaban pertanyaan sudah disediakan, responden tinggal mengisi dengan cara memberi tanda terhadap pilihan jawaban yang sesuai dengannya. 2. Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini 59 digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit (Riduwan, 2003:29). D. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur untuk mengukur apa yang diukur (Singarimbun dan Efendi:1995). Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5 % dengan nilai kritisnya, dimana r dapat digunakan rumus sebagai berikut (Arikunto,2005) Dengan demikian validitas dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: rxy n XY X Y n X ( X ) 2 xn Y 2 ( Y ) 2 2 Dimana: r xy = koefisien korelasi product moment n = banyaknya responden ΣX = total nilai item X ΣY = total nilai item Y XY = total nilai hasil perkalian X dengan Y Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%) maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid. 60 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1995). Dalam penilitian ini, uji reliabilitas data menggunakan pendekatan Alpha dengan rumus sebagai berikut (Singarimbun dan Effendi, 1995): k r k 1 b 2 1 2 t Keterangan : r = reliabilitas instrument k = banyak butir pertanyaan b = jumlah varians butir 2 t 2 = varians total 3. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase, dengan rumus sebagai berikut: P= fi x100% fi Dimana : P = persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu Σfi = banyaknya jumlah responden 61 4. Skor Rata-rata Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus: fi.wi fi x = Dimana; x = rata-rata berbobot fi = frekuensi wi = bobot Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut: Rs = R (bobot ) M Dimana: R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah: Rs = 5 - 1 = 0,8 62 5 Sehingga posisi keputusannya menjadi : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E SE 3,4 4,2 5,00 Keterangan : STE = Sangat Tidak Efektif (masuk skala 1,00 – 1,80) TE = Tidak Efektif (masuk skala 1,80 – 2,60) CE = Cukup Efektif (masuk skala 2,60 – 3,40) E = Efektif (masuk skala 3,40 – 4,20) SE = Sangat Efektif (masuk skala 4,20 – 5,00) Setiap dimensi EPIC Model yaitu Empathy (empati); Persuasion (persuasi); Impact (dampak); Communication (komunikasi), akan dianalisis secara terpisah dengan menggunakan metode skor rata-rata untuk mengetahui efektifitas tiap dimensi tersebut dalam iklan televisi produk Yamaha Mio dan Honda Vario yang nantinya nilai rata-rata itu akan dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari sangat tidak efektif (STE) sampai dengan sangat efektif (SE). 5. Analisis Data Penelitian ini melakukan perbandingan efektifitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario, sehingga untuk menguji adanya perbedaan atau tidak, maka dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t dua sampel independen (Independent-Samples t Test). Oleh karena sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 yaitu efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan efektivitas iklan TV Honda Vario. 63 Uji-t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan selisih dua ratarata dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal. Dalam penelitian ini bentuk hipotesis untuk uji-t adalah bentuk uji hipotesis dua sisi (two-sided atau two-tailed test) dengan hipotesis : (Uyanto, 2009:137) Ho : μ1 = μ2 Ha : μ1 ≠ μ2 Di mana : μ1 = rata-rata (mean) 4 dimensi efektifitas iklan TV Yamaha Mio μ2 = rata-rata (mean) 4 dimensi efektfitas iklan TV Honda Vario Dalam pengujianhipotesis, kriteris untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan P-value adalah sebagai berikut : Jika P-value < α , maka Ho ditolak Jika P-value ≥ α , maka Ho tidak dapat ditolak Dalam program SPSS digunakan istilah Significance (yang disingkat Sig.) untuk P-value; dengan kata lain P-value = Sig. (Uyanto, 2009:138). Analisa uji t dua sample independen tersebut menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for Windows. E. Operasional Variabel Penelitian Penilaian atau persepsi mahasiswa yang ingin dilihat pada penelitian ini adalah bagaimana tanggapan mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario baik berkaitan dengan 64 dimensi empati, persuasi, impact (dampak), dan komunikasi. Berikut ini disajikan operasionalisasi konsep dari penelitian ini, yaitu : Tabel 3.1 Daftar Operasionalisasi Konsep Variabel Penelitian Variabel Efektifitas Iklan Televisi Yamaha Mio dan Honda Vario Dimensi Empati Persuasi Dampak Komunikasi Indikator Tingkat baik tidaknya iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario Tingkat kesukaan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario Tingkat ketertarikan dengan produk (Yamaha Mio dan Honda Vario Keinginan membeli produk (Yamaha Mio dan Honda Vario) Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk (Yamaha Mio dan Honda Vario) Tingkat kreatifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario dibandingkan iklan produk kendaraan bermotor yang sejenis Kejelasan informasi iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario jika dibandingkan iklan produk sejenis Kemampuan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan Tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario Skala Likert 65 F. Variabel Penelitian Agar dapat diukur, variabel-variabel dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam indikator-indikator. Dimana indikator dalam penelitian ini diadopsi dari Durianto (2003) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. 1. Empathy (empati) Indikatornya meliputi: - tingkat baik tidaknya iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario, - dan tingkat kesukaan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario tersebut. 2. Persuation (persuasi) Indikatornya meliputi: - tingkat ketertarikan dengan produk (Yamaha Mio dan Honda Vario), - dan keinginan membeli produk (Yamaha Mio dan Honda Vario). 3. Impact (dampak) Indikatornya meliputi: - tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk (Yamaha Mio dan Honda Vario), - dan tingkat kreatifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario dibandingkan iklan produk kendaraan bermotor yang sejenis. 4. Communication (komunikasi) Indikatornya meliputi: 66 - kejelasan informasi iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario jika dibandingkan iklan produk sejenis, - kemampuan iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan, - dan tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario tersebut. G. Skala Pengukuran. Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan ialah skala Likert. Menurut Riduwan (2003:12), skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban dari 5 (lima) pilihan jawaban, dimana masing-masing jawaban memiliki nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini, digunakan pertanyaan tertutup dengan rentang skala penilaian, yaitu: ת Sangat Tidak Setuju : 1 ת Tidak Setuju : 2 ת Cukup : 3 ת Setuju : 4 תSangat Setuju : 5 67 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Yamaha Pada tahun 1971, Yamaha Motor Jepang mendirikan distributor resmi di Indonesia bekerjasama dengan konglomerat local dan memulai ekspor motor rakitan utuh dengan mesin 100cc dari Jepang dan menjualnya secara local. Pada Juli 1974, Yamaha Motor mendirikan PT YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing). Pada tanggal 29 Agustus 2001 didirikan pabrik suku cadang di Indonesia yang dinamakan PT. Moric Indonesia. Pabrik itu mulai beroperasi pada Januari 2002 dan didirikan dengan modal lima juta dolar AS yang terdiri dari 80% oleh Moric Co., Ltd dan 20% olehYamaha Motor Asia Pte.Ltd. Perusahaan ini menyediakan dukungan finansial untuk semua perakitan dan manufacturing Yamaha di kawasan Asia Tenggara dan promosi perdagangan. Dengan memanfaatkan sejumlah fasilits yang suda hada di Indonesia, perusahaan itu akan memproduksi lampu dan suku cadang mesin untuk sepeda motor. Pada November 2004, Yamaha Motor membuat pabrik manufacturing motor kedua di Karawang, Jawa Barat dengan nama PT. YMMWJ (Yamaha Motor Manufacturing West Java). Perusahaan ini didirikan dengan modal US$14,7 juta dan merupakan anak perusahaan YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing). Pabrik ini memilki luas total 300.000 m2 dan area gedung 54.000 m2 dengan kapasitas produksi 300.000 unit dan dimulai pada Januari 2006. Salah 68 satu fitur yang menarik dari pabrik baru ini adalah pabrik yang khusus membuat motor tipe moped (bebek) dan mempunyai kemampuan untuk memproduksi moped dalam skala besar. Produk-produk yang dikeluarkan oleh Yamaha adalah sebagai berikut : 1. Automatic Untuk automatic, jenis produknya adalah Mio, Mio Sporty, dan Mio Soul 2. Moped / Bebek Untuk moped/bebek, jenis produknya adalah Jupiter Z CW, Jupiter Z, New Vega-R DB, Jupiter MX135LC CW Auto Clutch, dan Jupiter MX 135LC. 3. Sports Untuk sports, jenis produknya adalah V-Ixion, Scorpio-Z, dan RX King. Berdasarkan beberapa produk yang diuraikan di atas, terlihat bahwa produk yang paling banyak memiliki berbagai jenis adalah produk moped/bebek. Sementara Mio dan Sports sama-sama memiliki tiga jenis motor. 2. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Honda PT. Astra Honda Motor, didirikan pada tahun 1971. Pada awalnya, perusahaan ini bernama PT. Perdana Motor. Perusahaan yang beralamat di JL. Yos Sudarso, Sunter I, JAkarta Utara ini merupakan agen tunggal, importir, dan perakit sepeda motor Honda. Produk Pertama yang dihasilkan PT. Perdana Motor adalah Honda S-90Z. Produk dari PT. Perdana Motor didistribusikan melalui PT. Astra International Honda Sales Operation ke seluruh Indonesia. 69 Pada tahun 1971, kapasitas produksi perusahaan ini di bawah 10.000 unit. Namun, seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1996 kapasitas produksi perusahaan ini sudah mencapai angka 650.000 unit/tahun. Pada tahun 1996, PT. Perdana Motor berganti nama menjadi PT. Astra Honda Motor. Sebanyak 50% saham PT. AHM dipegang oleh Astra International, sisanya dimiliki oelh Honda Motor Co. Ltd. Saat ini, PT. Astra Honda Motor memiliki kapasitas produksi mencapai angka 1.500.000 unit/tahun. Perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 6.000 personel ini memproduksi lebih dari sepuluh jenis sepeda motor. Jenis-jenis sepeda motor tersebut meliputi kelas bebek dan sport. B. Penemuan dan Pembahasan 1. Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah 100 orang dengan karakteristik sebagai berikut: - Mahasiswa S-1 FEB UIN Syarif Hidayatullah - Pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario. Sedangkan profil demografi responden yang didapat dari item pertanyaan jenis kelamin, usia/umur, pengeluaran per bulan dan kendaraan bermotor yang dimiliki dapat dijabarkan dalam tabel berikut: 70 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase 1 Laki-laki 62 62 % 2 Perempuan 38 38 % Total 100 100% Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010 Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah terdiri dari 62 laki-laki dan sisanya 38 orang perempuan. Tabel 4.2 Usia/umur Responden No. Usia/umur Jumlah Responden Persentase 1 Kurang dari 20 tahun 55 55 % 2 20 s/d 25 tahun 45 45 % 3 Lebih dari 25 tahun 0 0% 100 100% Total Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010 Dalam tabel 4.2 diketahui bahwa dari total 100 responden didominasi oleh responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu sebesar 55 responden, dimana responden berusia antara 20 sampai dengan 25 tahun sebanyak 45 mahasiswa dan tidak ada yang berumur lebih dari 25 tahun. 71 Tabel 4.3 Pengeluaran per Bulan Responden No. Pengeluaran per Bulan Jumlah Responden Persentase 1 Kurang dari Rp. 500.000 41 41 2 >Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000 54 54 % 3 >Rp.1000.000 s/d Rp. 1.500.000 5 5% 4 Lebih dari Rp. 1.500.000 0 0% 100 100% Total Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010 Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa 54 % pengeluaran responden per bulan adalah antara Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000, kurang dari Rp 500.000 sebanyak 41 %, sedangkan pengeluaran responden antara Rp. 1.000.000 s/d Rp. 1.500.000 adalah sebesar 5%. Sementara tidak ada responden yang memiliki pengeluaran per bulan lebih dari Rp 1.500.000. Tabel 4.4 Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki No. Kendaraan Bermotor Jumlah Responden 1 Honda Vario 17 2 Jupiter 3 3 Kawasaki 4 4 Kawasaki Athlete 3 5 Honda 14 6 Suzuki 2 72 7 Suzuki Shogun 2 8 Suzuki Smash 2 9 Thunder 2 10 Vespa 3 11 Yamaha Jupiter MX 4 12 Yamaha Mio 29 Total 85 Sumber: data primer diolah bulan Mei 2010 Dari tabel 4.4 diketahui bahwa dari total 100 responden, 85 responden adalah memiliki kendaraan bermotor; sedangkan yang tidak memiliki kendaraan bermotor terdapat 15 responden (tidak tercantum dalam tabel). Mengingat bahwa penelitian skripsi ini tidak dikhususkan bagi para pengguna kendaraan bermotor saja maka ke-15 responden bukan pemilik kendaraan bermotor tersebut adalah masih layak dijadikan sampel. Sedangkan merek kendaraan bermotor jenis Yamaha yang paling banyak menjadi konsumsi respoden adalah Yamaha Mio yaitu sebanyak 29 responden. Adapun diketahui pula dari table 4.4 bahwa terdapat responden yang memiliki kendaraan bermotor merek Honda Vario yaitu sebanyak 17 orang/responden, dan sebanyak 14 orang memiliki kendaraan bermotor merek Honda. 73 2. Uji Coba Instrumen Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dimana hasil diterima bila r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat kepercayaan 5% (Singarimbun, 1995:139). Dari hasil pengujian validitas untuk masing-masing dimensi didapat hasil sebagai berikut: a. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Empati Pada dimensi emphaty yang menggunakan 4 butir pertanyaan, pada pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Empati Sig. (2No. Butir r tabel r hitung Keterangan tailed) Butir 1 0,361 0,717 0.000 Valid Butir 2 Butir 3 0,361 0,361 0,816 0,711 0.006 0.000 Valid Valid Butir 4 0,361 0,709 0.000 Valid Alpha Conbrach = 0,723 Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah Hasil pengolahan data pada dimensi emphaty terlihat bahwa seluruh item berada pada kondisi r hitung > r tabel, sehingga seluruh item dinyatakan valid. Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach menunjukkan angka 0,723 nilai reliabilitas jauh diatas 0,50 sehingga dimensi emphaty dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang sangat tinggi. 74 b. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Persuasi Pada dimensi persuasi (persuasion) yang menggunakan 4 butir pertanyaan, pada pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Persuasi (Persuasion) No. Butir r tabel r hitung Keterangan 0,748 Sig. (2tailed) 0.000 Butir 1 0,361 Butir 2 Butir 3 0,361 0,361 0,655 0,777 0.000 0.000 Valid Valid Butir 4 0,361 0,783 0.000 Valid Valid Alpha Conbrach = 0,724 Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah Hasil pengolahan data pada dimensi persuasi terlihat bahwa seluruh item berada pada kondisi r hitung > r tabel, maka hal ini menjadikan seluruh item dinyatakan valid atau tidak ada item butir pertanyaan yang dinyatakan gagal. Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach pada uji validitas dan reliabilitas menunjukkan angka 0,724 nilai reliabilitas diatas 0,50 sehingga dimensi persuasi dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang tinggi. c. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Dampak (Impact) Pada dimensi dampak (impact) yang menggunakan 4 butir pertanyaan, pada pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah sebagai berikut: 75 Tabel 4.7 Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Dampak (Impact) No. Butir r tabel r hitung Sig. (2Keterangan tailed) Butir 1 0,361 0,615 0.000 Valid Butir 2 Butir 3 0,361 0,361 0,715 0,704 0.000 0.000 Valid Valid Butir 4 0,361 0,643 0.000 Valid Alpha Conbrach = 0,590 Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah Hasil pengolahan data pada dimensi dampak (impact) terlihat bahwa seluruh item berada pada kondisi r hitung > r tabel, maka hal ini menjadikan seluruh item dinyatakan valid atau tidak ada item butir pertanyaan yang dinyatakan gagal. Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach pada uji validitas dan reliabilitas menunjukkan angka 0,590 nilai reliabilitas diatas 0,50 sehingga dimensi dampak (impact) dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang tinggi. d. Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Komunikasi (Communication) Pada dimensi komunikasi (communication) yang menggunakan 6 butir pertanyaan, pada pengujian pendahuluan yang dilakukan kepada 30 orang responden. Hasil pengolahan data pada uji validitas pada masing-masing butir pertanyaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi Komunikasi (Communication) No. Butir r tabel r hitung Sig. (2Keterangan tailed) Butir 1 0,361 0,643 0.000 Valid Butir 2 Butir 3 0,361 0,361 0,677 0,663 0.000 0.000 Valid Valid 76 Butir 4 0,361 0,722 0.000 Valid Butir 5 0,361 0,657 0.000 Valid Butir 6 0,361 0,582 0.001 Valid Alpha Conbrach = 0,736 Sumber : Data Kuesioner April 2010 Diolah Hasil pengolahan data pada dimensi komunikasi (communication) terlihat bahwa seluruh item berada pada kondisi r hitung > r tabel, maka hal ini menjadikan seluruh item dinyatakan valid atau tidak ada item butir pertanyaan yang dinyatakan gagal. Nilai reliabilitas dengan Alpha Conbrach pada uji validitas dan reliabilitas menunjukkan angka 0,736 nilai reliabilitas diatas 0,50 sehingga dimensi communication dinyatakan reliable atau memiliki kualitas keandalan yang tinggi. 3. Hasil Uji Dimensi EPIC Dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner terhadap 100 responden selanjutnya dalam sub bab ini dijabarkan hasil analisa dan penghitungan terhadap 4 (empat) dimensi EPIC Model yang menjadi parameter efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario yaitu Empathy (Empati), Persuasion (Persuasi), Impact (Dampak), dan Communication (Komunikasi). Adapun dalam penelitian ini dimensi-dimensi EPIC yang ingin diketahui dan diukur adalah diwakili dalam 18 pernyataan dalam kuesioner untuk kemudian responden memilih dari 5 (lima) pilihan jawaban dalam skala Likert 1 s/d 5, seperti yang telah disebutkan dalam bab 3, metode penelitian. Berikut ini akan dijabarkan secara lebih jelas variabel-variabel penelitian tersebut serta hasil penghitungannya. Dari 18 butir pernyataan tersebut 9 butir pernyataan mewakili 77 efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan sisanya yaitu sebanyak 9 butir pernyataan mewakili efektifitas iklan TV Honda Vario. a. Dimensi EPIC Iklan TV Yamaha Mio 1) Dimensi Empathy (Empati) Dimensi Empathy (Empati) menginformasikan tentang baik (menarik) atau tidaknya iklan menurut audiences dan tingkat kesukaan audiences terhadap iklan tersebut. Untuk penelitian ini dimensi empati diwakili oleh 2 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa iklan TV Yamaha Mio adalah baik, dan 2. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Yamaha Mio tersebut. Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi empati. Tabel 4.9 Dimensi Empathy Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio Atribut Bobot Jumlah Responden Empathy 1 Empathy 2 Sangat tidak setuju 1 4 4 Tidak setuju 2 5 7 Cukup 3 20 24 Setuju 4 50 51 Sangat setuju 5 21 14 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 78 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifiktas dimensi empati. Nila/skor rata-rata dimensi Empathy (Empati) Dari tabel 4.9 diperoleh rata-rata respon dimensi empathy, sebagai berikut: x( E1) (1 4) (2 5) (3 20) (4 50) (5 21) 379 100 100 = 3,79 x( E 2 ) (1 4) (2 7) (3 24) (4 51) (5 14) 364 100 100 = 3,64 xEmpathy 3,79 3,64 7,43 2 2 = 3,715 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5,00 XEmpathy Hasil analisis penelitian pengukuran efektifitas iklan televisi Yamaha Mio berdasarkan EPIC Model diketahui dimensi empathy iklan tersebut masuk dalam rentang skala efektif (3,715). Hal ini menginformasikan bahwa audiences menganggap iklan Yamaha Mio adalah baik (menarik) dan audiences menyukai iklan tersebut. 79 2) Dimensi Persuasion (Persuasi) Dimensi persuasi menginformasikan mengenai apa yang dapat diberikan oleh suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek (Durianto, 2003:87). Untuk penelitian ini dimensi persuasi diwakili oleh 2 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan Yamaha Mio, dan 2. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli Yamaha Mio. Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi persuasi. Tabel 4.10 Dimensi Persuasion Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio Atribut Bobot Jumlah Responden Persuasion 1 Persuasion 2 Sangat tidak setuju 1 0 0 Tidak setuju 2 5 18 Cukup 3 33 33 Setuju 4 41 31 Sangat setuju 5 21 18 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 80 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifiktas dimensi persuasi. Nila/skor rata-rata dimensi Persuasion (Persuasi) Dari tabel 4.10 diperoleh rata-rata respon dimensi persuasion, sebagai berikut: x( P1) (1 0) (2 5) (3 33) (4 41) (5 21) 378 100 100 = 3,78 x( P 2 ) (1 0) (2 18) (3 33) (4 31) (5 21) 364 100 100 = 3,64 xPersuasion 3,78 3,64 7,42 2 2 = 3,71 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5,00 XPersuasion Dimensi persuasion iklan TV Yamaha Mio masuk dalam rentang skala efektif (3,71), yang menunjukkan bahwa iklan Yamaha Mio tersebut cukup dapat memberikan peningkatan atau penguatan karakter Yamaha Mio. Iklan tersebut cukup memberikan dampak terhadap ketertarikan audiences akan produk dan keinginan konsumen untuk membeli kendaraan motor merek Yamaha Mio. 81 3) Dimensi Impact (Dampak) Dimensi Impact digunakan sebagai parameter tentang apakah suatu iklan dapat lebih kreatif dan menonjol dibandingkan iklan merek lain yang sejenis serta mampu tidaknya keterlibatan konsumen berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan produk (product knowledge). Untuk penelitian ini dimensi impact diwakili oleh 2 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Yamaha Mio, dan 2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih kreatif dibandingkan iklan TV motor lainnya. Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi impact. Tabel 4.11 Dimensi Impact Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio Atribut Bobot Jumlah Responden Impact 1 Impact 2 Sangat tidak setuju 1 0 4 Tidak setuju 2 5 7 Cukup 3 33 24 Setuju 4 41 51 Sangat setuju 5 21 14 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 82 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifiktas dimensi impact. Nila/skor rata-rata dimensi Impact (Dampak) Dari tabel 4.11 diperoleh rata-rata respon dimensi impact, sebagai berikut: x( I 1) (1 0) (2 5) (3 33) (4 41) (5 21) 378 100 100 = 3,78 x( I 2) (1 4) (2 7) (3 24) (4 51) (5 14) 364 100 100 = 3,64 xIm pact 3,78 3,64 7,42 2 2 = 3,71 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5,00 XImpact Dimensi impact iklan motor Yamaha Mio di televisi termasuk dalam rentang skala efektif (3,71). Hal ini berarti bahwa konsumen dan audiences cukup memiliki product knowledge atas motor Yamaha Mio dan audiences beranggapan bahwa iklan tv motor Yamaha Mio cukup kreatif bila dibandingkan iklan tv motor lainnya. 83 4) Dimensi Communication (Komunikasi) Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut (Durianto,2003:89). Untuk penelitian ini dimensi komunikasi diwakili oleh 3 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih jelas dibanding iklan TV motor lainnya, 2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan, dan 3. Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan TV motor Yamaha Mio tersebut Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 3 pernyataan dimensi komunikasi. Tabel 4.12 Dimensi Communication Responden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio Atribut Bobot Jumlah Responden Com. 1 Com. 2 Com. 3 Sangat tidak setuju 1 0 0 0 Tidak setuju 2 11 5 0 Cukup 3 39 36 43 Setuju 4 46 55 46 Sangat setuju 5 4 4 11 100 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 84 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifitas dimensi komunikasi. Nilai/skor rata-rata dimensi Communication (Komunikasi) Dari tabel 4.12 diperoleh rata-rata respon dimensi communication, sebagai berikut: x(C1) (1 0) (2 11) (3 39) (4 46) (5 4) 323 100 100 = 3,23 x(C 2 ) (1 0) (2 5) (3 36) (4 55) (5 4) 358 100 100 = 3,58 x ( C 3) (1 0) ( 2 0) (3 43) (4 46) (5 11) 368 100 100 = 3,68 xCommunication 3,23 3,58 3,68 10,49 3 3 = 3,497 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 4,2 XCommuncation SE 5,00 Dimensi komunikasi iklan TV Yamaha Mio masuk dalam rentang skala efektif (3,497), yang menginformasikan bahwa konsumen dan audiences menganggap iklan tv Yamaha Mio sudah cukup jelas, dan mampu menyampaikan 85 pesan utamanya serta audiences cukup mengerti pesan yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut. Dari hasil penghitungan maka grafik hasil analisa efektifitas iklan televisi motor Yamaha Mio dengan metode EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, Communication) model secara keseluruhan adalah dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Grafik EPIC Model iklan TV motor Yamaha Mio Empathy 5 3,715 = efektif 4 3 3,71 = efektif 3,71 = efektif 2 Impact Persuasion 5 4 3 2 1 2 3 4 5 2 3 3,497 = efektif 4 5 Communication Sumber: Data Primer diolah bulan Mei 2010 86 Dari gambar 4.1 tersebut diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication) iklan televisi motor Yamaha Mio adalah lebih menonjol atau efektif dalam dimensi Empathy (empati) dibandingkan 3 (tiga) dimensi yang lain. Hal itu menunjukkan bahwa responden cukup menyukai, menyatakan kesukaannya terhadap iklan Yamaha Mio tersebut dan merasa bahwa iklan itu sudah cukup baik bagi mereka (responden). Sedangkan untuk ketiga dimensi EPIC yaitu persuasi, dampak, dan komunikasi juga memperoleh nilai efektif dari responden, namun nilainya lebih dibawah dimensi Emphaty. Hal itu berarti bahwa para responden menilai bahwa dalam hal menggugah minat membeli (persuasi), ataupun kreatifitas iklan, product knowledge (dampak), dan penyampaian pesan (komunikasi) adalah biasa-biasa saja serta tidak jauh berbeda dengan iklan produk sejenis di pasaran. EPIC rate secara keseluruhan memiliki rara-rata 3,658 dan dibulatkan menjadi 3,6 yang berarti bahwa iklan televisi motor Yamaha Mio adalah berada dalam skala efektif . b. Dimensi EPIC Iklan TV Honda Vario 1) Dimensi Empathy (Empati) Dimensi Empathy (Empati) menginformasikan tentang baik (menarik) atau tidaknya iklan menurut audiences dan tingkat kesukaan audiences terhadap iklan tersebut. Untuk penelitian ini dimensi empati diwakili oleh 2 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa iklan TV Honda Vario adalah baik, dan 87 2. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Honda Vario tersebut. Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi empati. Tabel 4.13 Dimensi Empathy Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario Atribut Bobot Jumlah Responden Empathy 1 Empathy 2 Sangat tidak setuju 1 4 4 Tidak setuju 2 19 18 Cukup 3 35 39 Setuju 4 31 31 Sangat setuju 5 11 8 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifiktas dimensi empati. Nila/skor rata-rata dimensi Empathy (Empati) Dari tabel 4.13 diperoleh rata-rata respon dimensi empathy, sebagai berikut: x( E1) (1 4) (2 19) (3 35) (4 31) (5 11) 326 100 100 = 3,26 x( E 2) (1 4) ( 2 18) (3 39) ( 4 31) (5 8) 321 100 100 = 3,21 88 x Empathy 3,26 3,21 6,47 2 2 = 3,235 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 4,2 XEmpathy SE 5,00 Hasil analisis penelitian pengukuran efektifitas iklan televisi Honda Vario berdasarkan EPIC Model diketahui dimensi empathy iklan tersebut masuk dalam rentang skala cukup efektif (3,235). Hal ini menginformasikan bahwa audiences menganggap iklan Honda Vario adalah baik (menarik) dan audiences menyukai iklan tersebut. 2) Dimensi Persuasion (Persuasi) Dimensi persuasi menginformasikan mengenai apa yang dapat diberikan oleh suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek (Durianto, 2003:87). Untuk penelitian ini dimensi persuasi diwakili oleh 2 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan Honda Vario, dan 2. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli Honda Vario. 89 Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi persuasi. Tabel 4.14 Dimensi Persuasion Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario Atribut Bobot Jumlah Responden Persuasion 1 Persuasion 2 Sangat tidak setuju 1 0 0 Tidak setuju 2 17 24 Cukup 3 32 43 Setuju 4 33 23 Sangat setuju 5 18 10 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifiktas dimensi persuasi. Nila/skor rata-rata dimensi Persuasion (Persuasi) Dari tabel 4.14 diperoleh rata-rata respon dimensi persuasion, sebagai berikut: x( P1) (1 0) (2 17) (3 32) (4 33) (5 18) 352 100 100 = 3,52 x( P 2 ) (1 0) (2 24) (3 43) (4 23) (5 10) 319 100 100 = 3,19 x Persuasion 3,52 3,19 6,71 2 2 90 = 3,355 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E SE 3,4 4,2 XPersuasion 5,00 Dimensi persuasion iklan TV Honda Vario masuk dalam rentang skala cukup efektif (3,355), yang menunjukkan bahwa iklan Honda Vario tersebut cukup dapat memberikan peningkatan atau penguatan karakter Honda Vario. Iklan tersebut cukup memberikan dampak terhadap ketertarikan audiences akan produk dan keinginan konsumen untuk membeli kendaraan motor merek Honda Vario. 3) Dimensi Impact (Dampak) Dimensi Impact digunakan sebagai parameter tentang apakah suatu iklan dapat lebih kreatif dan menonjol dibandingkan iklan merek lain yang sejenis serta mampu tidaknya keterlibatan konsumen berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan produk (product knowledge). Untuk penelitian ini dimensi impact diwakili oleh 2 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Honda Vario, dan 2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih kreatif dibandingkan iklan TV motor lainnya. 91 Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 2 pernyataan dimensi impact. Tabel 4.15 Dimensi Impact Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario Atribut Bobot Jumlah Responden Impact 1 Impact 2 Sangat tidak setuju 1 0 4 Tidak setuju 2 17 18 Cukup 3 32 39 Setuju 4 33 31 Sangat setuju 5 18 8 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifiktas dimensi impact. Nila/skor rata-rata dimensi Impact (Dampak) Dari tabel 4.15 diperoleh rata-rata respon dimensi impact, sebagai berikut: x( I 1) (1 0) (2 17) (3 32) ( 4 33) (5 18) 352 100 100 = 3,52 x( I 2) (1 4) (2 18) (3 39) (4 31) (5 8) 321 100 100 = 3,21 x Im pact 3,52 3,21 6,73 2 2 92 = 3,365 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 E 3,4 SE 4,2 5,00 XImpact Dimensi impact iklan motor Honda Vario di televisi termasuk dalam rentang skala cukup efektif (3,365). Hal ini berarti bahwa konsumen dan audiences cukup memiliki product knowledge atas motor Honda Vario dan audiences beranggapan bahwa iklan tv motor Honda Vario cukup kreatif bila dibandingkan iklan tv motor lainnya. 4) Dimensi Communication (Komunikasi) Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut (Durianto,2003:89). Untuk penelitian ini dimensi komunikasi diwakili oleh 3 pernyataan sebagai berikut: 1. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih jelas dibanding iklan TV motor lainnya, 2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan, dan 93 3. Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan TV motor Honda Vario tersebut Berikut ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari survey terhadap 100 responden tentang 3 pernyataan dimensi komunikasi. Tabel 4.16 Dimensi Communication Responden Terhadap Iklan TV Honda Vario Atribut Bobot Jumlah Responden Com. 1 Com. 2 Com. 3 Sangat tidak setuju 1 6 0 0 Tidak setuju 2 15 17 8 Cukup 3 50 37 48 Setuju 4 27 44 41 Sangat setuju 5 2 2 3 100 100 100 Total Sumber: Data primer diolah bulan Mei 2010 Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk mengetahui tingkat efektifitas dimensi komunikasi. Nilai/skor rata-rata dimensi Communication (Komunikasi) Dari tabel 4.16 diperoleh rata-rata respon dimensi communication, sebagai berikut: x(C1) (1 6) (2 15) (3 50) (4 27) (5 2) 304 100 100 = 3,04 94 x(C 2 ) (1 0) ( 2 17) (3 37) ( 4 44) (5 2) 331 100 100 = 3,31 x ( C 3) (1 0) ( 2 8) (3 48) ( 4 41) (5 3) 339 100 100 = 3,39 xCommunication 3,04 3,31 3,39 9,74 3 3 = 3,247 Sehingga : STE 1,00 TE 1,8 CE 2,6 3,4 XCommuncation E SE 4,2 5,00 Dimensi komunikasi iklan TV Honda Vario masuk dalam rentang skala cukup efektif (3,247), yang menginformasikan bahwa konsumen dan audiences menganggap iklan tv Honda Vario sudah cukup jelas, dan mampu menyampaikan pesan utamanya serta audiences cukup mengerti pesan yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut. Dari hasil penghitungan maka grafik hasil analisa efektifitas iklan televisi motor Honda Vario dengan metode EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, Communication) model secara keseluruhan adalah dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini: 95 Gambar 4.2 Grafik EPIC Model iklan TV motor Honda Vario Empathy 5 3,235 = cukup efektif 4 3 3,247 = cukup efektif 3,355 = cukup efektif 2 Impact Persuasion 5 4 3 2 1 2 3 4 5 2 3 3,365 = cukup efektif 4 5 Communication Sumber: Data Primer diolah bulan Mei 2010 Dari gambar 4.1 tersebut diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC (Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication) iklan televisi motor Honda Vario adalah tidak ada yang lebih menonjol atau efektif dari keempat dimensi. Hal itu menunjukkan bahwa responden , menyatakan kesukaannya terhadap iklan Honda Vario tersebut dan merasa bahwa iklan itu sudah cukup baik bagi mereka (responden), menggugah minat membeli (persuasi), ataupun kreatifitas iklan, 96 product knowledge (dampak), dan penyampaian pesan (komunikasi) adalah biasabiasa saja serta tidak jauh berbeda dengan iklan produk sejenis di pasaran. EPIC rate secara keseluruhan memiliki rara-rata 3,3005 dibulatkan menjadi 3,3 yang berarti bahwa iklan televisi motor Honda Vario adalah berada dalam skala cukup efektif . 4. Hasil Uji Perbedaan Efektifitas Untuk menguji hipotesis yang diutarakan sebelumnya yaitu : H0 : Tidak adanya perbedaan efektifitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario yang signifikan (μ1 = μ2) Ha : Adanya perbedaan efektifitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario yang signifikan (μ1 ≠ μ2) Dengan menggunakan bantuan SPSS versi 15,0 for windows, maka diperoleh hasil uji-t sampel independen (uji beda dua rata-rata) sebagai berikut : Tabel 4.17 Data Statistik Rata-rata Efektivitas Iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario Group Statistics Efektivitas iklan TV Group Yamaha Mio Honda Vario N 100 100 Mean 3.6448 3.2946 Std. Deviation .64925 .71651 Std. Error Mean .06492 .07165 Sumber: Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.17 di atas, terlihat dari hasil perhitungan SPSS, bahwa rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha Mio adalah 3,6448 dibulatkan menjadi 3,6 dan nilai rata-rata ini sama dengan rata-rata rate pada EPIC model Yamaha Mio. 97 Sementara rata-rata efektivitas iklan TV Honda Vario adalah sebesar 3,2946 dibulatkan menjadi 3,3 dan nilai rata-rata ini sama dengan rata-rata rate pada EPIC model Honda Vario. Angka rata-rata efektivitas iklan TV dari dua merek motor yang berbeda tersebut tidak terlalu jauh. Selisih nilai rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario adalah sebesar 0,3502. Walaupun selisihnya tidak terlalu banyak, namun nilai rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha Mio lebih besar dari pada efektivitas iklan TV Honda Vario. Untuk menjawab hipotesis sebelumnya, maka hasil analisa uji-t sampel independen adalah sebagai berikut Tabel 4.18 Hasil Uji-t Sampel Independen Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Efektivitas iklan TV Equal variances assumed Equal variances not assumed 2.957 Sig. .087 t-test for Equality of Means t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 3.622 198 .000 .35025 .09669 .15957 .54093 3.622 196.106 .000 .35025 .09669 .15956 .54094 Sumber : Lampiran 5 Pada tabel 4.18 di atas, terlihat bahwa nilai t hitung adalah sebesar 3,622 dengan nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000, dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai α yaitu sebesar 0,05, maka Ho : μ1 = μ2 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario adalah berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan ada perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario secara signifikan. 98 Konsep baru dari pemasaran, yang muncul kira-kira di tahun 1960, mengalihkan fokus pemasaran dari produk ke pelanggan. tujuannya masih tetap laba, tetapi cara mencapainya menjadi lebih luas termasuk seluruh bauran pemasaran (marketing mix), atau empat P seperti yang dikenal secara luas : product, price, promotion, and place atau produk, harga, promosi dan saluran distribusi. Perusahaan hanya dapat membuat lebih sedikit perubahan bauran pemasaran dari periode ke periode dari pada variabel bauran pemasaran. Ini berarti tidak semua variabel bauran pemasaran dapat disesuaikan dalam jangka yang sama. Biasanya perusahaan dapat mengubah harga, besarnya tenaga penjualan dan pengeluaran biaya iklannya dalam jangka pendek. Sedangkan mengembangkan produk baru dan modifikasi saluran distribusi hanya bisa di lakukan dalam jangka panjang. Alat bauran yang paling mendasar adalah produk. Penawaran dari perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, merek, desain, kemasan produk, jaminan dan pelayanan pendukung lainnya merupakan keunggulan kompetitif yang harus dimiliki setiap produk dalam pasar persaingan global. Alat bauran pemasaran yang tidak kalah penting adalah harga yakni jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu yang diperolehnya. Harga yang mencakup didalamnya adalah potongan, jangka waktu pembayaran, syarat kredit dan margin tentulah sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan . Karena jika tidak pembeli akan berpaling ke produk yang dimiliki oleh pesaing. 99 Promosi merupakan bauran pemasaran yang keempat meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Cakupannya dapat meliputi mempekerjakan, melatih dan memotivasi tenaga penjual dan yang paling utama bagi perusahaan harus membuat program komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat serta pemasaran secara langsung dan sistem on line. Promosi merupakan suatu kegiatan yang di lakukan perusahaan yang bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang manfaat dari produk yang akan dipasarkan disamping itu juga berusaha bagaimana cara mempengaruhi dan meyakinkan konsumen mengenai barang-barang yang ditawarkan, dalam usaha meningkatkan omzet penjualan (Swasta, 2003 : 45). Sebagai pembanding pendapat di atas Farris dan Quelch, dua orang ahli di bidang promosi yang ditulis oleh Kotler, mengungkapkan penilaiannya yang lebih luas yaitu: a. Promosi penjualan memungkinkan produsen menyusun variasi penawaran dan permintaan jangka pendek. b. Promosi penjualan memungkinkan produsen menaikan daftar harga barang yang lebih tinggi untuk menguji seberapa tinggi naiknya harga barang yang dijual. c. Promosi penjualan mendorong konsumen untuk mencoba produk baru. d. Promosi penjualan mendorong format eceran yang lebih bervariasi seperti harga di toko yang rendah setiap hari dan harga promosi. 100 e. Promosi penjualan menyadarkan konsumen terhadap harga yang lebih besar memberi banyak pilihan bagi konsumen. f. Promosi penjualan memungkinkan produsen menjual lebih banyak daripada biasanya dengan harga normal dan sejauh terdapat skala ekonomis yang mengurangi biaya per unit. g. Promosi penjualan memungkinkan produsen menyusun program untuk segmen konsumen yang berbeda. h. Konsumen menikmati kepuasan melakukan belanja yang cakap saat mereka mengambil keuntungan dari harga jual Kotler, 2000 :8). Sedangkan Thomas dan David Hunger dalam Kotler menyatakan alasan pelaksanaan promosi, yaitu : a. Memperkenalkan produk penjualan dengan cara mengadakan pameranpameran. b. Membujuk konsumen untuk mencoba produk baru dengan pemberian sample. c. Menaikkan wilayah pemasaran merk produk yang sudah mapan dengan memberi tiga barang untuk prmbayaran dua barang. d. Memperoleh pedagang eceran yang lebih banyak dengan memberikan uang hadiah kepada para pengecer untuk menyelenggarakan pertunjukan. Menurut Kotler (2000 : 42) beberapa faktor yang mengakibatkan promosi penjualan berkembang pesat, khususnya dipasaran konsumsi adalah: 101 a. Promosi sekarang ini sudah diterima oleh manajer puncak sebagai alat penjualan yang efektif. b. Lebih banyak manager produksi yang telah terampil menggunakan alatalat promosi penjualan. c. Manager produksi di tekan terus untuk meningkatkan penjualannya. d. Para pesaing telah menjadi lebih promotion minded. e. Para pesaing telah membuat transaksi lebih banyak dari pabrik-pabrik. f. Efisiensi iklan telah menurun karena biaya kerusakan media dan batasanbatasan hukum. Salah satu media promosi/ periklamnan yang menarik adalah periklanan menggunakan media televisi. Iklan yang dikemas dengan menarik mampu secara efektif meningkatkan penjualan. Dengan iklan yang menarik, akan mampu merubah persepsi tentang produk yang dijual. Sesuai dengan Shimp (2003:46), kelebihan media periklanan televisi banyak sekali. Kelebihan Media Periklanan Televisi antara lain elevisi memiliki kemampuan yang unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk. Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan sekaligus. Audiens dapat melihat dan mendengarkan yang didemonstrasikan,mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka memakai produk. Iklan televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan (intrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya. Iklan televisi menggunakan indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada saat orang 102 tersebut tidak ingin menonton iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih mudah bagi seseorang untuk menghindari iklan majalah atau surat kabar dengan cara membalik lembarannya daripada mencoba menghindari iklan televisi baik secara fisik maupun mental. Tentu saja, alat-alat pengendali jarak jauh (remote devices) memudahkan para penonton untuk menghindari iklan televisi melalui zipping dan zapping. Selain itu Iklan televisi mampu memberikan hiburan dan menghasilkan kesenangan. Produk yang diiklankan dapat didramatisir dan dibuat lebih menggairahkan atau kurang lazim dari biasanya. Hal ini juga terkait dengan unsur humor yang kerap ditampilkan di televisi sebagai salah satu strategi periklanan untuk menarik perhatian pemirsa. Disamping itu Iklan televisi mampu menjangkau konsumen satu persatu Dalam iklan televisi, ketika seorang pembicara atau endorser mendukung keunggulan suatu produk, hal tersebut seperti presentasi penjualan perorangan, dimana interaksi antara pembicara dan konsumen, terjadi pada tingkat perorangan. Iklan televisi mampu menjangkau baik konsumen akhir maupun tenaga penjualan perusahaan. Dengan jangkauan yang luas, iklan televisi dapt menjangkau tenaga penjualan perusahaan dimana ia akan lebih mudah memasarkan produk yang bersangkuatan karena iklan televisi juga menjangkau konsumen akhir dan meningkatkan citra produk tersebut di pasaran. Selain itu Iklan televisi mampu untuk mencapai dampak yang diinginkan. Dampak tersebut adalah mutu/media periklanan yang mengaktifkan kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya untuk menerima pesan penjualan. 103 Temuan penelitian ini membuktikan bahwa iklan TV yang disajikan oleh Honda Vario dan Yamaha Mio secara efektif mampu membuat persepssi yang berbeda terhadap pelanggannya. Iklan yamaha Mio terbukti lebih efektif membangun persepsi pelanggan lebih baik dari pada iklan Honda Vario. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Satriojati (2007) yang melakukan uji perbedaan efektivitas iklan animasi dengan iklan non animasi dilihat dari sikap audience terhadap iklan. Hasil penelitian Satriojati (2007) mengungkapkan bahwa perbedaan yang ada tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas iklan animasi dan non animasi dari sikap audience. Sementara hasil penelitian ini yang menggunakan EPIC model juga melihat sikap audience terhadap iklan televisi membandingkan dua produk jenis kendaraan bermotor yang sama namun berbeda merek, menunjukkan adanya perbedaan efektivitas iklan televisi antara kedua merek kendaraan bermotor tersebut yaitu Yamaha Mio dan Honda Vario. Berdasarkan hasil uji beda dua rata-rata efektivitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa iklan televisi Yamaha Mio lebih efektif daripada Honda Vario. Hasil ini juga mendukung data tingkat penjualan Yamaha Mio dibandingkan dengan Honda Vario. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Yamaha mengungguli Honda dalam penjualan di bulan Februari dengan angka penjualan mencapai 251.394 unit, lebih tinggi dari hasil penjualan motor Honda yang hanya berhasil mencapai 243.412 ujit. Sebelumnya, dalam pejualan bulan Januari, juga berdasarkan data penjualan dari AISI, menunjukkan Yamaha lebih di depan dari 104 pada Honda. Sehingga dapat disimpulkan makin efektivitas iklan televisi sebuah produk, maka makin tinggi minat pembelian dari produk tersebut. 105 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraiakan pada bab 4 sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil jawaban responden yang merupakan mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah mengenai efektifitas iklan televisi motor Yamaha Mio, maka terlihat dari setiap dimensi yang merupakan indicator efektifitas memiliki rata-rata nilai skor dalam skala efektif. Sehingga iklan televisi motor Yamaha Mio adalah efektif. 2. Berdasarkan hasil jawaban responden yang merupakan mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah mengenai efektifitas iklan televisi motor Honda Vario, maka terlihat dari setiap dimensi yang merupakan indicator efektifitas memiliki rata-rata nilai skor dalam skala cukup efektif. Sehingga iklan televisi motor Honda Vario adalah cukup efektif atau responden menganggap iklan televisi Honda Vario biasa-biasa saja tidak memiliki kelebihan dari iklan televisi motor lainnya. 3. Berdasarkan hasil Uji-t sampel independen (uji beda rata-rata), maka perbedaan nilai rata-rata efektivitas iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario adalah signifikan, dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05. 106 B. Implikasi Implikasi yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan iklan televisi Yamaha Mio lebih efektif dari Honda Vario dan perbedaan tersebut signifikan, maka disarankan kepada pihak manajemen Honda Vario khususnya dibagian promosi untuk membuat iklan yang lebih bagus dari Yamaha Mio, misalnya dengan iklan-iklan yang lebih menyentuh kehidupan masyarakat kelas menengah kebawah. 2. Bagi Yamaha Mio untuk dapat lebih meningkatkan kembali kegiatan promosi melalui iklan televisi, sehingga kedepan iklan televisi Yamaha Mio dapat masuk dalam skala Sangat Efektif. 107 DAFTAR PUSTAKA Buku: Alma, Buchari.Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Edisi revisi. Alfabeta, Bandung,2004. Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta,2005. Belch, George., dan Michael Belch, Introduction Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perseptive. Second Edition, Irwin, United States of America,1993 Belch, George., dan Michael Belch. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. McGraw Hill, New York ,2001 Benjamin, S Bloom, et al., Taxonomy of Education Objectives, Book I , Cognitive Domain ,New York: Longman, 2001. Durianto, Darmadi., Sugiarto., Anton.W. Widajaja., dan Hendrawan.S. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2003 Gredler, Margaret E. Bell, Learning and Instruction, Terjemahan Munandir ,Jakarta: CV. Rajawali, 2000. Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, Cet. Pertama. Ghalia Indonesia, Jakarta,2002. Hergenhanh, B. R., dan Olson M. H., An Introduction to Theories of Learning, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc., 2001. 108 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Edisi 10. Terjemahan: Hendra Teguh et.al. PT Prenhallindo ,Jakarta ,2002 Kotler, Philip, Marketing Management , Millenium Edition , Upper Saddle River , NJ, Prentice Hall International. 2000. Kotler, Philip., dan Kevin Lane Keller.Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Pengalih Bahasa Benyamin Molan, Pearson Education Inc, New Jersey,2006. Newman, Philip R. and Barbara M. Newman, Living: The Process of Adjustmant Homewood, Illinois: The Dorsey Press, 2001. Newstrom and Davis, Learning System Design NewYork: McGraw-Hill, Inc., 2001. Ouchi and Campbell, Consumer Behavior, Canada: MacMilan, 2001. Peter, J Paul dan Jerry C Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ,2000. Rakmat , Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Cetakan kedua. Alfabeta, Bandung,2003. Ruslan, Rosady.Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,1999. Sarwono, Perilaku Konsumen. PT Eresco, Bandung. 2000. Shimp, Terence A. Periklanan Promosi : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid 2, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta,2003 109 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey. LP3ES, Jakarta, 1995. Sutisna. Perilaku Konsumen : Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 Swasta, Basu Manajemen Pemasaran Modern Penerbit, Liberty, Yogyakarta, cetakan Ketujuh, 2003. Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS Edisi 3, Graha Ilmu,Yogyakarta,2009. Tesis dan Skripsi : Kusumaatmaja, Bachtiar Sri.Analisa Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super Mezzo Versi “Berlari dan Melayang” Menggunakan EPIC Model Pada Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, Skripsi. FE-Universitas Brawijaya, Malang,2006 Satriojati, Wahyu Aji Anindhiyo.Analisis Perbandingan Efektivitas Iklan Animasi dan Non-Animasi: Studi Produk Low-Involvement dan High-Involvement. Skripsi. FE-Universitas Indonesia,Depok, 2007. Thomas Hardy Leahey & Richard Jackson Harris, Learning dan Cognition ,New Jersey: Prentice Hall Inc., 2002. Tunggadewi, Nugrahani.Evaluasi Pasca Iklan Terhadap Efektifitas Iklan Televisi Dove (Sabun Batang), Karya Akhir, Magister Manajemen Universitas Indonesia, Jakarta,2006 110 Wahyudi, Lidia.Efektifitas Iklan Televisi Indosat Dalam Mensosialisasikan Promo “5 Jam Free Talk” Kepada Masyarakat Surabaya. Skripsi. Universitas Kristen Petra, Surabaya,2007. 111 Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Kuesioner Assalamulaikum Wr. Wb. Responden yang saya hargai, sehubungan dengan penelitian skripsi saya tentang penelitian perbandingan efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario saya memohon kesediaan anda sebagai responden sekalian untuk mengisi kuesioner ini. Adapun sebelum mulai mengisi pastikan bahwa anda: ת ת Mahasiswa aktif FEB UIN Syarif Hidayatullah Pernah melihat iklan televisi Yamaha Mio dan Honda Vario Daftar Pertanyaan Responden A. Demografi / Profil Responden 1. Nama (boleh tidak diisi) _____________________________ Beri tanda “X” dalam kotak yang sesuai 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3. Usia/umur Kurang dari 20 tahun 20 s/d 25 tahun Lebih dari 25 tahun 4. Pengeluaran per Bulan Kurang dari Rp. 500.000 > Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000 > Rp. 1.000.001 s/d Rp. 1.500.000 Lebih dari Rp. 1.500.000 5. Kendaraan bermotor apa yang anda miliki ? _____________________________ B. EPIC Model (Yamaha Mio dan Honda Vario) Empathy 1. Anda setuju bahwa iklan TV Yamaha Mio adalah baik. 112 a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 2. Anda setuju bahwa iklan TV Honda Vario adalah baik a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat Setuju 3. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Yamaha Mio tersebut. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 4. Anda setuju bahwa anda menyukai iklan TV Honda Vario tersebut. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat Setuju Persuasion 1. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan motor Yamaha Mio. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 2. Anda setuju bahwa anda tertarik dengan motor Honda Vario a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 3. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli motor Yamaha Mio. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 4. Anda setuju bahwa anda berkeinginan membeli motor Honda Vario a. Sangat tidak setuju 113 b. c. d. e. Tidak setuju Cukup Setuju Sangat setuju Impact 1. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Yamaha Mio. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 2. Anda setuju bahwa anda tahu betul mengenai motor Honda Vario a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 3. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih kreatif dibandingkan iklan TV motor lainnya. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 4. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih kreatif dibandingkan iklan TV motor lainnya. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju Communication 1. Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio lebih jelas dibanding iklan TV motor lainnya. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju 2. Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario lebih jelas dibanding iklan TV motor lainnya. a. Sangat tidak setuju 114 3. 4. 5. 6. b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju Anda setuju bahwa iklan TV motor Yamaha Mio mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju Anda setuju bahwa iklan TV motor Honda Vario mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan TV Yamaha Mio tersebut. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju Anda setuju bahwa anda mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan TV Honda Vario tersebut. a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju c. Cukup d. Setuju e. Sangat setuju Atas partisipasi anda saya ucapkan terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb. 115 Lampiran 2 : Sebaran Data Uji Coba Data Uji Coba Dimensi Emphaty Resp. butir 1 butir 2 butir 3 butir 4 total butir 1 4 4 2 4 14 2 4 4 4 4 16 3 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 15 5 3 4 3 4 14 6 3 4 4 5 16 7 4 2 3 2 11 8 4 4 4 4 16 9 3 3 3 4 13 10 4 3 4 3 14 11 4 4 5 4 17 12 4 4 4 3 15 13 1 1 1 1 4 14 4 3 4 3 14 15 4 5 3 5 17 16 4 2 4 2 12 17 5 3 4 3 15 18 5 2 4 3 14 19 3 3 3 3 12 20 4 4 4 4 16 21 3 2 5 2 12 22 5 5 5 4 19 23 2 4 2 4 12 24 5 3 4 3 15 25 4 3 3 3 13 26 2 3 2 3 10 27 5 5 5 4 19 28 4 2 4 2 12 29 4 3 4 2 13 30 5 3 4 2 14 116 Data Uji Coba Dimensi Persuasion Resp. butir 1 butir 2 butir 3 butir 4 total butir 1 4 4 3 3 14 2 5 4 5 4 18 3 2 3 2 2 9 4 3 4 3 4 14 5 4 4 3 3 14 6 4 3 3 3 13 7 4 2 4 2 12 8 3 4 2 3 12 9 2 4 2 3 11 10 5 3 4 3 15 11 5 5 4 4 18 12 5 3 5 2 15 13 3 3 3 3 12 14 4 4 4 4 16 15 3 5 2 4 14 16 3 2 3 2 10 17 4 2 2 2 10 18 5 5 5 5 20 19 3 3 3 3 12 20 4 4 5 5 18 21 3 5 3 3 14 22 4 4 4 4 16 23 3 3 3 3 12 24 4 3 4 2 13 25 4 4 4 3 15 26 3 2 3 3 11 27 5 4 5 4 18 28 4 3 4 2 13 29 4 2 4 3 13 30 4 3 4 3 14 117 Data Uji Coba Dimensi Impact Resp. butir 1 butir 2 butir 3 butir 4 total butir 1 4 4 2 4 14 2 5 4 4 4 17 3 2 3 3 3 11 4 3 4 4 3 14 5 4 4 3 4 15 6 4 3 4 5 16 7 4 2 3 2 11 8 3 4 4 4 15 9 2 4 3 4 13 10 5 3 4 3 15 11 5 5 5 4 19 12 5 3 4 3 15 13 3 3 1 1 8 14 4 4 4 3 15 15 3 5 3 5 16 16 3 2 4 2 11 17 4 2 4 3 13 18 5 5 4 3 17 19 3 3 3 3 12 20 4 4 4 4 16 21 3 5 5 2 15 22 4 4 5 4 17 23 3 3 2 4 12 24 4 3 4 3 14 25 4 4 3 3 14 26 3 2 2 3 10 27 5 4 5 4 18 28 4 3 4 2 13 29 4 2 4 2 12 30 4 3 4 2 13 118 Data Uji Coba Dimensi Communication Resp. butir 1 butir 2 butir 3 butir 4 butir 5 butir 6 total butir 1 4 3 4 4 4 4 23 2 5 4 5 4 5 4 27 3 3 3 2 2 3 3 16 4 3 3 3 3 4 4 20 5 3 3 4 3 3 3 19 6 3 4 3 4 3 4 21 7 4 1 4 2 4 2 17 8 3 4 3 4 3 3 20 9 2 3 2 4 3 5 19 10 4 2 4 3 4 4 21 11 4 3 4 4 4 4 23 12 3 3 4 4 4 4 22 13 3 3 3 3 3 3 18 14 4 4 4 4 4 4 24 15 3 4 3 4 3 4 21 16 4 2 4 2 4 2 18 17 3 3 4 2 5 3 20 18 4 4 4 4 4 4 24 19 3 3 3 3 3 3 18 20 2 4 3 4 3 3 19 21 4 2 3 3 3 3 18 22 4 3 4 4 4 4 23 23 3 3 3 3 3 3 18 24 4 3 4 3 4 3 21 25 2 1 4 3 3 3 16 26 4 2 3 2 4 3 18 27 5 5 5 5 5 4 29 28 4 3 4 3 4 3 21 29 4 3 4 3 4 3 21 30 4 3 4 3 5 3 22 119 Lampiran 3 : Hasil Uji Coba Hasil Uji Coba Instrumen : 1. Uji Validitas a. Dimensi Emphaty Correlations butir_tot Pearson Correlation .717(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 2 Pearson Correlation .816(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 3 Pearson Correlation .711(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 4 Pearson Correlation .709(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir_tot Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 30 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). butir 1 b. Dimensi Persuasion Correlations butir 1 butir 2 butir 3 butir 4 butir_tot butir_tot Pearson Correlation .748(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 Pearson Correlation .655(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 Pearson Correlation .777(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 Pearson Correlation .783(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 30 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 120 c. Dimensi Impact Correlations butir 1 Pearson Correlation butir_tot .615(**) Sig. (2-tailed) .000 N butir 2 Pearson Correlation 30 .715(**) Sig. (2-tailed) .000 N butir 3 Pearson Correlation 30 .704(**) Sig. (2-tailed) .000 N butir 4 Pearson Correlation 30 .643(**) Sig. (2-tailed) N butir_tot Pearson Correlation .000 30 1 Sig. (2-tailed) N 30 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). d. Dimensi Communication Correlations butir_tot Pearson Correlation .643(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 2 Pearson Correlation .677(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 3 Pearson Correlation .663(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 4 Pearson Correlation .722(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 5 Pearson Correlation .657(**) Sig. (2-tailed) .000 N 30 butir 6 Pearson Correlation .582(**) Sig. (2-tailed) .001 N 30 butir_tot Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 30 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). butir 1 121 2. Uji Realibilitas a. Dimensi Emphaty Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .723 N of Items 4 b. Dimensi Persuasion Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .724 N of Items 4 122 c. Dimensi Impact Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .590 N of Items 4 d. Dimensi Communication Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100.0 .0 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .736 N of Items 6 123 Lampiran 4 : Sebaran Data Penelitian Data Penelitian Dimensi Emphaty Yamaha Mio Resp. butir 1 Honda Vario butir 3 Total rata2 butir 2 butir 4 total butir rata2 1 4 2 6 3 4 4 8 4 2 4 4 8 4 4 4 8 4 3 3 3 6 3 3 3 6 3 4 4 4 8 4 4 3 7 3.5 5 3 3 6 3 4 4 8 4 6 3 4 7 3.5 4 5 9 4.5 7 4 3 7 3.5 2 2 4 2 8 4 4 8 4 4 4 8 4 9 3 3 6 3 3 4 7 3.5 10 4 4 8 4 3 3 6 3 11 4 5 9 4.5 4 4 8 4 12 4 4 8 4 4 3 7 3.5 13 1 1 2 1 1 1 2 1 14 4 4 8 4 3 3 6 3 15 4 3 7 3.5 5 5 10 5 16 4 4 8 4 2 2 4 2 17 5 4 9 4.5 3 3 6 3 18 5 4 9 4.5 2 3 5 2.5 19 3 3 6 3 3 3 6 3 20 4 4 8 4 4 4 8 4 21 3 5 8 4 2 2 4 2 22 5 5 10 5 5 4 9 4.5 23 2 2 4 2 4 4 8 4 24 5 4 9 4.5 3 3 6 3 25 4 3 7 3.5 3 3 6 3 26 2 2 4 2 3 3 6 3 27 5 5 10 5 5 4 9 4.5 28 4 4 8 4 2 2 4 2 29 4 4 8 4 3 2 5 2.5 30 5 4 9 4.5 3 2 5 2.5 31 4 4 8 4 3 3 6 3 32 4 5 9 4.5 4 4 8 4 33 4 4 8 4 4 3 7 3.5 34 1 1 2 1 1 1 2 1 35 4 4 8 4 3 3 6 3 36 4 3 7 3.5 5 5 10 5 124 37 4 4 8 4 2 2 4 2 38 5 4 9 4.5 3 3 6 3 39 5 4 9 4.5 2 3 5 2.5 40 3 3 6 3 3 3 6 3 41 4 4 8 4 4 4 8 4 42 3 5 8 4 2 2 4 2 43 5 5 10 5 5 4 9 4.5 44 2 2 4 2 4 4 8 4 45 5 4 9 4.5 3 3 6 3 46 4 3 7 3.5 3 3 6 3 47 4 2 6 3 4 4 8 4 48 4 4 8 4 4 4 8 4 49 3 3 6 3 3 3 6 3 50 4 4 8 4 4 3 7 3.5 51 3 3 6 3 4 4 8 4 52 3 4 7 3.5 4 5 9 4.5 53 4 3 7 3.5 2 2 4 2 54 4 4 8 4 4 4 8 4 55 3 3 6 3 3 4 7 3.5 56 4 4 8 4 3 3 6 3 57 4 5 9 4.5 4 4 8 4 58 4 4 8 4 4 3 7 3.5 59 1 1 2 1 1 1 2 1 60 4 4 8 4 3 3 6 3 61 4 3 7 3.5 5 5 10 5 62 4 4 8 4 2 2 4 2 63 5 4 9 4.5 3 3 6 3 64 5 4 9 4.5 2 3 5 2.5 65 3 3 6 3 3 3 6 3 66 4 4 8 4 4 4 8 4 67 3 3 6 3 4 4 8 4 68 3 4 7 3.5 4 5 9 4.5 69 4 3 7 3.5 2 2 4 2 70 4 4 8 4 4 4 8 4 71 3 3 6 3 3 4 7 3.5 72 4 4 8 4 3 3 6 3 73 4 5 9 4.5 4 4 8 4 74 4 4 8 4 4 3 7 3.5 75 1 1 2 1 1 1 2 1 76 4 4 8 4 3 3 6 3 125 77 4 3 7 3.5 5 5 10 5 78 4 4 8 4 2 2 4 2 79 5 4 9 4.5 3 3 6 3 80 5 4 9 4.5 2 3 5 2.5 81 3 3 6 3 3 3 6 3 82 4 4 8 4 4 4 8 4 83 3 5 8 4 2 2 4 2 84 5 5 10 5 5 4 9 4.5 85 2 2 4 2 4 4 8 4 86 5 4 9 4.5 3 3 6 3 87 4 3 7 3.5 3 3 6 3 88 2 2 4 2 3 3 6 3 89 5 5 10 5 5 4 9 4.5 90 4 4 8 4 2 2 4 2 91 4 4 8 4 3 2 5 2.5 92 5 4 9 4.5 3 2 5 2.5 93 4 3 7 3.5 5 5 10 5 94 4 4 8 4 2 2 4 2 95 5 4 9 4.5 3 3 6 3 96 5 4 9 4.5 2 3 5 2.5 97 3 3 6 3 3 3 6 3 98 4 4 8 4 4 4 8 4 99 3 5 8 4 2 2 4 2 100 5 5 10 5 5 4 9 4.5 Data Penelitian Dimensi Persuasion Yamaha Mio Resp. butir 1 butir 3 Honda Vario Total rata2 butir 2 butir 4 total butir rata2 1 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 2 5 5 10 5 4 4 8 4 3 2 2 4 2 3 2 5 2.5 4 3 3 6 3 4 4 8 4 5 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 6 4 3 7 3.5 3 3 6 3 7 4 4 8 4 2 2 4 2 8 3 2 5 2.5 4 3 7 3.5 9 2 2 4 2 4 3 7 3.5 10 5 4 9 4.5 3 3 6 3 11 5 4 9 4.5 5 4 9 4.5 12 5 5 10 5 3 2 5 2.5 126 13 3 3 6 3 3 3 6 3 14 4 4 8 4 4 4 8 4 15 3 2 5 2.5 5 4 9 4.5 16 3 3 6 3 2 2 4 2 17 4 2 6 3 2 2 4 2 18 5 5 10 5 5 5 10 5 19 3 3 6 3 3 3 6 3 20 4 5 9 4.5 4 5 9 4.5 21 3 3 6 3 5 3 8 4 22 4 4 8 4 4 4 8 4 23 3 3 6 3 3 3 6 3 24 4 4 8 4 3 2 5 2.5 25 4 4 8 4 4 3 7 3.5 26 3 3 6 3 2 3 5 2.5 27 5 5 10 5 4 4 8 4 28 4 4 8 4 3 2 5 2.5 29 4 4 8 4 2 3 5 2.5 30 4 4 8 4 3 3 6 3 31 5 4 9 4.5 3 3 6 3 32 5 4 9 4.5 5 4 9 4.5 33 5 5 10 5 3 2 5 2.5 34 3 3 6 3 3 3 6 3 35 4 4 8 4 4 4 8 4 36 3 2 5 2.5 5 4 9 4.5 37 3 3 6 3 2 2 4 2 38 4 2 6 3 2 2 4 2 39 5 5 10 5 5 5 10 5 40 3 3 6 3 3 3 6 3 41 4 5 9 4.5 4 5 9 4.5 42 3 3 6 3 5 3 8 4 43 4 4 8 4 4 4 8 4 44 3 3 6 3 3 3 6 3 45 4 4 8 4 3 2 5 2.5 46 4 4 8 4 4 3 7 3.5 47 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 48 5 5 10 5 4 4 8 4 49 2 2 4 2 3 2 5 2.5 50 3 3 6 3 4 4 8 4 51 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 52 4 3 7 3.5 3 3 6 3 127 53 4 4 8 4 2 2 4 2 54 3 2 5 2.5 4 3 7 3.5 55 2 2 4 2 4 3 7 3.5 56 5 4 9 4.5 3 3 6 3 57 5 4 9 4.5 5 4 9 4.5 58 5 5 10 5 3 2 5 2.5 59 3 3 6 3 3 3 6 3 60 4 4 8 4 4 4 8 4 61 3 2 5 2.5 5 4 9 4.5 62 3 3 6 3 2 2 4 2 63 4 2 6 3 2 2 4 2 64 5 5 10 5 5 5 10 5 65 3 3 6 3 3 3 6 3 66 4 5 9 4.5 4 5 9 4.5 67 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 68 4 3 7 3.5 3 3 6 3 69 4 4 8 4 2 2 4 2 70 3 2 5 2.5 4 3 7 3.5 71 2 2 4 2 4 3 7 3.5 72 5 4 9 4.5 3 3 6 3 73 5 4 9 4.5 5 4 9 4.5 74 5 5 10 5 3 2 5 2.5 75 3 3 6 3 3 3 6 3 76 4 4 8 4 4 4 8 4 77 3 2 5 2.5 5 4 9 4.5 78 3 3 6 3 2 2 4 2 79 4 2 6 3 2 2 4 2 80 5 5 10 5 5 5 10 5 81 3 3 6 3 3 3 6 3 82 4 5 9 4.5 4 5 9 4.5 83 3 3 6 3 5 3 8 4 84 4 4 8 4 4 4 8 4 85 3 3 6 3 3 3 6 3 86 4 4 8 4 3 2 5 2.5 87 4 4 8 4 4 3 7 3.5 88 3 3 6 3 2 3 5 2.5 89 5 5 10 5 4 4 8 4 90 4 4 8 4 3 2 5 2.5 91 4 4 8 4 2 3 5 2.5 92 4 4 8 4 3 3 6 3 128 93 3 2 5 2.5 5 4 9 4.5 94 3 3 6 3 2 2 4 2 95 4 2 6 3 2 2 4 2 96 5 5 10 5 5 5 10 5 97 3 3 6 3 3 3 6 3 98 4 5 9 4.5 4 5 9 4.5 99 3 3 6 3 5 3 8 4 100 4 4 8 4 4 4 8 4 Data Penelitian Dimensi Impact Yamaha Mio Resp. butir 1 butir 3 Honda Vario Total rata2 butir 2 butir 4 total butir rata2 1 4 2 6 3 4 4 8 4 2 5 4 9 4.5 4 4 8 4 3 2 3 5 2.5 3 3 6 3 4 3 4 7 3.5 4 3 7 3.5 5 4 3 7 3.5 4 4 8 4 6 4 4 8 4 3 5 8 4 7 4 3 7 3.5 2 2 4 2 8 3 4 7 3.5 4 4 8 4 9 2 3 5 2.5 4 4 8 4 10 5 4 9 4.5 3 3 6 3 11 5 5 10 5 5 4 9 4.5 12 5 4 9 4.5 3 3 6 3 13 3 1 4 2 3 1 4 2 14 4 4 8 4 4 3 7 3.5 15 3 3 6 3 5 5 10 5 16 3 4 7 3.5 2 2 4 2 17 4 4 8 4 2 3 5 2.5 18 5 4 9 4.5 5 3 8 4 19 3 3 6 3 3 3 6 3 20 4 4 8 4 4 4 8 4 21 3 5 8 4 5 2 7 3.5 22 4 5 9 4.5 4 4 8 4 23 3 2 5 2.5 3 4 7 3.5 24 4 4 8 4 3 3 6 3 25 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 26 3 2 5 2.5 2 3 5 2.5 27 5 5 10 5 4 4 8 4 28 4 4 8 4 3 2 5 2.5 129 29 4 4 8 4 2 2 4 2 30 4 4 8 4 3 2 5 2.5 31 5 4 9 4.5 3 3 6 3 32 5 5 10 5 5 4 9 4.5 33 5 4 9 4.5 3 3 6 3 34 3 1 4 2 3 1 4 2 35 4 4 8 4 4 3 7 3.5 36 3 3 6 3 5 5 10 5 37 3 4 7 3.5 2 2 4 2 38 4 4 8 4 2 3 5 2.5 39 5 4 9 4.5 5 3 8 4 40 3 3 6 3 3 3 6 3 41 4 4 8 4 4 4 8 4 42 3 5 8 4 5 2 7 3.5 43 4 5 9 4.5 4 4 8 4 44 3 2 5 2.5 3 4 7 3.5 45 4 4 8 4 3 3 6 3 46 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 47 4 2 6 3 4 4 8 4 48 5 4 9 4.5 4 4 8 4 49 2 3 5 2.5 3 3 6 3 50 3 4 7 3.5 4 3 7 3.5 51 4 3 7 3.5 4 4 8 4 52 4 4 8 4 3 5 8 4 53 4 3 7 3.5 2 2 4 2 54 3 4 7 3.5 4 4 8 4 55 2 3 5 2.5 4 4 8 4 56 5 4 9 4.5 3 3 6 3 57 5 5 10 5 5 4 9 4.5 58 5 4 9 4.5 3 3 6 3 59 3 1 4 2 3 1 4 2 60 4 4 8 4 4 3 7 3.5 61 3 3 6 3 5 5 10 5 62 3 4 7 3.5 2 2 4 2 63 4 4 8 4 2 3 5 2.5 64 5 4 9 4.5 5 3 8 4 65 3 3 6 3 3 3 6 3 66 4 4 8 4 4 4 8 4 67 4 3 7 3.5 4 4 8 4 68 4 4 8 4 3 5 8 4 130 69 4 3 7 3.5 2 2 4 2 70 3 4 7 3.5 4 4 8 4 71 2 3 5 2.5 4 4 8 4 72 5 4 9 4.5 3 3 6 3 73 5 5 10 5 5 4 9 4.5 74 5 4 9 4.5 3 3 6 3 75 3 1 4 2 3 1 4 2 76 4 4 8 4 4 3 7 3.5 77 3 3 6 3 5 5 10 5 78 3 4 7 3.5 2 2 4 2 79 4 4 8 4 2 3 5 2.5 80 5 4 9 4.5 5 3 8 4 81 3 3 6 3 3 3 6 3 82 4 4 8 4 4 4 8 4 83 3 5 8 4 5 2 7 3.5 84 4 5 9 4.5 4 4 8 4 85 3 2 5 2.5 3 4 7 3.5 86 4 4 8 4 3 3 6 3 87 4 3 7 3.5 4 3 7 3.5 88 3 2 5 2.5 2 3 5 2.5 89 5 5 10 5 4 4 8 4 90 4 4 8 4 3 2 5 2.5 91 4 4 8 4 2 2 4 2 92 4 4 8 4 3 2 5 2.5 93 3 3 6 3 5 5 10 5 94 3 4 7 3.5 2 2 4 2 95 4 4 8 4 2 3 5 2.5 96 5 4 9 4.5 5 3 8 4 97 3 3 6 3 3 3 6 3 98 4 4 8 4 4 4 8 4 99 3 5 8 4 5 2 7 3.5 100 4 5 9 4.5 4 4 8 4 131 Data Penelitian Dimensi Communication Yamaha Mio Resp. butir 1 butir 3 Honda Vario butir 5 Total rata2 butir 2 butir 4 butir 6 total butir rata2 1 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 2 5 5 5 15 5.0 4 4 4 12 4.0 3 3 2 3 8 2.7 3 2 3 8 2.7 4 3 3 4 10 3.3 3 3 4 10 3.3 5 3 4 3 10 3.3 3 3 3 9 3.0 6 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 7 4 4 4 12 4.0 1 2 2 5 1.7 8 3 3 3 9 3.0 4 4 3 11 3.7 9 2 2 3 7 2.3 3 4 5 12 4.0 10 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0 11 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 12 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7 13 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 14 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 15 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 16 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0 17 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7 18 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 19 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 20 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7 21 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7 22 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 23 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 24 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 25 2 4 3 9 3.0 1 3 3 7 2.3 26 4 3 4 11 3.7 2 2 3 7 2.3 27 5 5 5 15 5.0 5 5 4 14 4.7 28 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 29 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 30 4 4 5 13 4.3 3 3 3 9 3.0 31 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0 32 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 33 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7 34 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 35 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 36 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 37 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0 132 38 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7 39 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 40 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 41 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7 42 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7 43 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 44 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 45 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 46 2 4 3 9 3.0 1 3 3 7 2.3 47 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 48 5 5 5 15 5.0 4 4 4 12 4.0 49 3 2 3 8 2.7 3 2 3 8 2.7 50 3 3 4 10 3.3 3 3 4 10 3.3 51 3 4 3 10 3.3 3 3 3 9 3.0 52 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 53 4 4 4 12 4.0 1 2 2 5 1.7 54 3 3 3 9 3.0 4 4 3 11 3.7 55 2 2 3 7 2.3 3 4 5 12 4.0 56 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0 57 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 58 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7 59 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 60 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 61 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 62 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0 63 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7 64 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 65 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 66 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7 67 3 4 3 10 3.3 3 3 3 9 3.0 68 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 69 4 4 4 12 4.0 1 2 2 5 1.7 70 3 3 3 9 3.0 4 4 3 11 3.7 71 2 2 3 7 2.3 3 4 5 12 4.0 72 4 4 4 12 4.0 2 3 4 9 3.0 73 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 74 3 4 4 11 3.7 3 4 4 11 3.7 75 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 76 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 77 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 133 78 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0 79 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7 80 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 81 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 82 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7 83 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7 84 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 85 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 86 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 87 2 4 3 9 3.0 1 3 3 7 2.3 88 4 3 4 11 3.7 2 2 3 7 2.3 89 5 5 5 15 5.0 5 5 4 14 4.7 90 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 91 4 4 4 12 4.0 3 3 3 9 3.0 92 4 4 5 13 4.3 3 3 3 9 3.0 93 3 3 3 9 3.0 4 4 4 12 4.0 94 4 4 4 12 4.0 2 2 2 6 2.0 95 3 4 5 12 4.0 3 2 3 8 2.7 96 4 4 4 12 4.0 4 4 4 12 4.0 97 3 3 3 9 3.0 3 3 3 9 3.0 98 2 3 3 8 2.7 4 4 3 11 3.7 99 4 3 3 10 3.3 2 3 3 8 2.7 100 4 4 4 12 4.0 3 4 4 11 3.7 134 Lampiran 5 : Analisis Uji-t dua sampel independen (uji beda dua rata-rata) Group Statistics Efektivitas iklan TV Group Yamaha Mio Honda Vario N Mean 3.6448 3.2946 100 100 Std. Deviation .64925 .71651 Std. Error Mean .06492 .07165 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Efektivitas iklan TV Equal variances assumed Equal variances not assumed 2.957 Sig. .087 t-test for Equality of Means t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 3.622 198 .000 .35025 .09669 .15957 .54093 3.622 196.106 .000 .35025 .09669 .15956 .54094 135