Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0199 pp. 118- 126 9 Pages PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN DI KOTA LANGSA 1) Nova Anita1, Jasman J Ma’ruf2, Syafruddin Chan 3 Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine (1) the influence of service quality on customer satisfaction in the banking Langsa, (2) the effect of customer satisfaction on customer loyalty in the banking Langsa, (3) the effect of service quality on customer loyalty in the banking Langsa, (4 ) compare the direct and indirect effect of service quality in the banking loyalty Langsa. This research was conducted at Langsa banking in the number of respondents was 185 people. Tools of analysis used in this study using the Structural Equation Modeling (SEM) of a statistical software package AMOS 18.0 in the assessment model and hypotheses. The results showed that the effect of service quality on customer satisfaction in the banking Langsa, customer satisfaction perceived by customers influential banking on customer loyalty in Langsa, the quality of services provided by employees of an effect on customer loyalty in the banking Langsa and show that there is a comparison effect direct and indirect service quality in the banking loyalty Langsa. Keywords Service Quality, Customer Satisfaction and Loyalty Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah perbankan di Kota Langsa, (2) pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah perbankan di Kota Langsa, (3) pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah perbankan di Kota Langsa, (4) membandingkan pengaruh direct dan indirect kualitas pelayanan terhadap loyalitas perbankan di Kota Langsa. Penelitian ini dilakukan pada perbankan di Kota Langsa dengan jumlah responden sebanyak 185 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan The Structural Equation Modeling (SEM) dari paket software statistik AMOS 18.0 dalam model dan pengkajian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah perbankan di Kota Langsa, kepuasan nasabah yang dirasakan oleh nasabah berpangaruh terhadap loyalitas nasabah perbankan di Kota Langsa, kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah perbankan di Kota Langsa dan menunjukkan bahwa terdapat perbandingan pengaruh direct dan indirect kualitas pelayanan terhadap loyalitas perbankan di Kota Langsa. Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas Nasabah situasi PENDAHULUAN Loyalitas merupakan suatu faktor dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih”. penting bagi suatu perusahaan untuk dapat terus Fenomena yang ada telah mampu menggeser bertahan dalam persaingan bisnis. Loyalitas loyalitas menjadi variabel yang bias dalam pelanggan tercermin dari antusias pelanggan bisnis atas produk atau jasa. Menurut Kotler dan mengemukakan “Terdapat empat kemungkinan Keller (2009:138) “Loyalitas adalah komitmen hubungan antara kepuasan yang dipegang secara mendalam untuk membeli pelanggan yaitu: failures, atau mendukung kembali produk atau jasa yang defectors, dan successes”. Dalam prosesnya, disukai di masa depan meski ada pengaruh loyalitas ditimbulkan oleh kepuasan tetapi perbankan. Tjiptono (2002) dan loyalitas forced loyalty, Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 118 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bukan kepuasan pada tingkat ”cukup puas” kualitas barang atau jasa yang dikehendaki tetapi kepuasan pada tingkat tertentu ”sangat nasabah. Sehingga jaminan kualitas menjadi puas” yang hanya dapat menciptakan loyalitas prioritas utama bagi setiap perusahaan sebagai nasabah. Bhote (1996) menunjukkan hasil tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan penelitiannya bahwa pada saat tingkat kepuasan tersebut. konsumen mencapai 90%, loyal customers Menurut (1997:24) ketidakpuasan pelanggan hanya mencapai 40% dalam suatu industri jasa “Kepuasan perbankan. adalah respon pelanggan terhadap evolusi Fenomena mengenai loyalitas nasabah yang terjadi pada perbankan di ketidaksesuaian (disconfirmation) yang Langsa, dirasakan antara harapan sebelumnya dan berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 orang kinerja aktual produk”. Pada persaingan yang nasabah yang memiliki tabungan pada bank- semakin ketat ini, semakin banyak produsen bank yang beroperasi di kota Langsa sebagian yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan besar nasabah tidak loyal pada banknya. keinginan Pengukuran masih badan usaha harus menempatkan orientasi pada menggunakan empat dimensi loyalitas seperti kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. yang digunakan oleh Info Bank dan MarkPlus Antara lain dengan semakin banyaknya badan Insight (2011). Dari 20 nasabah atau 70% usaha yang menyatakan komitmen terhadap nasabah mengaku tidak loyal kepada banknya kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi dan dikarenakan lambatnya penanganan transaksi iklan. loyalitas kota atau Tjiptono nasabah yang dilakukan pihak bank, selanjutnya 10 konsumen Fenomena menyebabkan mengenai setiap kepuasan nasabah lainnya (30%) mengungkapkan alasan nasabah terhadap perbankan di kota Langsa ketidakloyalitasnya bank adalah nasabah masih merasa belum puas ditempat mereka menabung adalah karena dengan sistem yang diterapkan pihak. Sekitar lingkungan yang tidak nyaman, dan pihak bank 50% atau sekitar 15 orang nasabah mengaku yang hanya menganggap hubungan terhadap tidak puas dengan sistem yang ada pada nasabah hanya sebatas kreditur dan debitur. perbankan, seperti pemotongan bunga, bagi Salah mereka satu kepada dapat hasil, maupun produk dan jasa yang ditawarkan. adalah Hal ini mengakibatkan beberapa nasabah Kepuasan menganggap bahwa bank hanya sekedar tempat nasabah merupakan respons nasabah terhadap transaksi, tidak ingin mencari keuntungan ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan lainnya. Bahkan terdapat rekomendasi buruk sebelumnya yang yang diberikan nasabah kepada banknya sendiri. (Hartono, Oleh karena itu, bank harus dapat 2008). Kepuasan nasabah ditentukan oleh memuaskan nasabah, hal ini dimaksudkan agar mempengaruhi kepuasan 119 - loyalitas nasabah dirasakannya faktor dengan setelah itu yang nasabah sendiri. kinerja aktual pemakaian Volume 4, No. 1, Februari 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala nasabah bank menjadi nasabah yang loyal. memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan Dalam pelanggan. upayanya memahami apa tersebut, Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin nasabah merupakan ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. salah satu kunci keberhasilan bank, karena hasil Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini dari loyalitas bersifat jangka panjang dan memungkinkan perusahaan untuk memahami kumulatif. dengan seksama harapan pelanggan serta Loyalitas Menurut menjadi harus kebutuhan nasabahnya. yang bank Kotler dan Keller (2010:138) “Semakin lama loyalitas nasabah, kebutuhan mereka. maka semakin besar laba yang dihasilkan bank dari seorang nasabah”. KAJIAN KEPUSTAKAAN Fenomena mengenai kualitas pelayanan Loyalitas Nasabah perbankan di kota Langsa adalah nasabah menilai belum berkualitasnya pelayanan perbankan yang ada. Faktanya, dari 30 nasabah yang diwawancarai, hampir mengungkapkan bahwa seluruhnya minimnya fasilitas ATM perbankan yang ada mengakibatkan nasabah harus mengantri. Selanjutnya pelayanan yang buruk juga dirasakan nasabah ketika informasi yang diberikan pihak bank tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan dari Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar. Hal ini kunci dan Kevin (2009:175) menyatakan kesetiaan (loyalitas) sebagai “Komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun pengaruh pemasaran yang peralihan yang dirasakan nasabah dari perbankan yang Griffin (2002:5) kondisi dari beralih kepada bank lain. menjadi keberhasilan pemasaran jangka panjang. Kotler nasabah. Hal tersebut mengakibatkan kualitas ada masih perlu diperbaiki sebelum nasabah sering situasi berpotensi perilaku”. waktu usaha menyebabkan Sedangkan, “Loyalitas durasi dan menurut menunjukkan tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali”. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka Produk dan jasa yang tidak memenuhi kualitas pelanggan dengan sangat mudah ditinggalkan dan akhirnya pelanggan beralih ke perusahaan/bank lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut perluasan berorientasi tentunya produk pada akan dan mengutamakan pelayanan pelayanan yang yang mengutamakan kepuasan nasabah. Kualitas dapat ditarik kesimpulan bahwa loyalitas adalah suatu sikap konsumen secara jujur merasakan kepuasannya dari hasil pembelian produk atau jasa yang diberikan oleh produsen atau penjual, sehingga konsumen tersebut akan berulangulang untuk membeli produk yang dibutuhkan sehingga akan tercipta hubungan jangka panjang. Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 120 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kepuasan Nasabah konsumen, Kepuasan menurut Engel dan Miniard (1995) adalah “Penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan berdasarkan pada hasil yang dirasakan dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen”. Kepuasan yaitu jika kinerja dibawah harapan maka konsumen akan kecewa, kinerja sesuai harapan maka konsumen akan puas, kalau kinerja melebihi harapan maka konsumen akan sangat puas (Kotler dan Keller, harus memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen. Untuk mendefinisikan kepuasan konsumen tidaklah mudah karena konsumen terdiri dari bermacam-macam karakteristik, baik menyangkut pengetahuan, kelas sosial, pengalaman, Kepuasan pendapat konsumen maupun harapan. merupakan respons pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian Kepuasan nasabah memiliki hubungan Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan nasabah merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Kepuasan nasabah dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang terdiri dari kehandalan, jaminan, sarana fisik, daya tanggap dan empati. Jika kualitas pelayanan berada dibawah harapan, maka nasabah tidak puas, jika kualitas pelayanan melebihi harapan, maka nasabah akan merasa Untuk menciptakan kepuasan nasabah, perusahaan perbankan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh nasabah yang banyak dan memiliki kemampuan untuk mempertahankan nasabahnya. Dengan demikian, kepuasan nasabah tidak berarti memberikan kepada yang erat dengan kualitas. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat pelanggan meningkatkan dimana kepuasan perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang puas atau senang. nasabah apa yang diperkirakan perbankan disukai oleh nasabah. Namun perbankan harus memberikan apa yang sebenarnya mereka inginkan, kapan diperlukan dan dengan cara apa mereka memperolehnya. Dengan memberikan kepuasan kepada 121 - perusahaan (Rangkuti, 2002). 2010). suatu maka Volume 4, No. 1, Februari 2015 menyenangkan pengalaman dan pelanggan meminimumkan yang kurang menyenangkan (Tjiptono, 1996). Pelayanan nasabah bukan sekedar bermaksud melayani, tetapi juga merupakan upaya untuk membangun suatu kerjasama jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan. Pelayanan nasabah yang baik merupakan bisnis inti bank (core business). Dalam menghadapi persaingan indsutri perbankan yang semakin ketat, maka baik bank pemerintah maupun swasta melancarkan berbagai strategi guna Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memikat calon nasabah maupun nasabah yang Populasi dan Sampel telah tertarik agar mereka tetap loyal. Apalagi Populasi adalah suatu himpunan unit yang konsumen pada saat ini dihadapkan pada biasanya berupa orang, objek, transaksi atau banyak pilihan produk dan jasa yang mereka kejadian beli, konsumen akan memilih produk atau jasa mempelajarinya (Kuncoro, 2001). Populasi berdasarkan persepsi dalam penelitian ini adalah nasabah perbankan kualitas/mutu dari mereka pelayanan. akan Konsumen di mana dari lama. dilakukan dengan accidental sampling. (service unit populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental sampling didefinisikan adalah teknik penentuan sampel berdasarkan sebagai “Seberapa jauh perbedaan antara responden yang kebetulan ditemui oleh peneliti kenyataan dan harapan para pelanggan atas pada saat pengumpulan data. Jumlah sampel layanan berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip yang quality) untuk Sampel adalah suatu himpunan bagian atau bahkan dilebihkan, mereka akan setia lebih pelayanan tertarik di Kota Langsa. merasa puas apabila harapan mereka dipenuhi Menurut Soetjipto (1997) kualitas kita mereka terima. Kualitas cara Sekaran (2003) bahwa “Ukuran sampel lebih membandingkan persepsi para pelanggan atas besar dari 30 dan kurang dari 500 telah layanan yang benar-benar mereka terima”. mencukupi untuk digunakan dalam semua Keberhasilan perusahaan dalam memberikan penelitian”. pelayanan layanan dapat yang diketahui bermutu dengan kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang Peralatan Analisis Data tinggi serta peningkatan profit perusahaan sangat ditentukan oleh pendekatan Analisis data dan interpretasi untuk yang penelitian yang ditujukan untuk menjawab digunakan Zethaml, Berry, dan Parasuraman pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka (1996). mengungkapkan fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilakukan pada perbankan di Kota Langsa, sedangkan objek penelitian yang akan dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah nasabah perbankan di Kota Langsa. data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti. Untuk menganalisis data digunakan The Structural Equation Modeling (SEM) dari paket software statistik AMOS 18.0 dalam model dan pengkajian hipotesis. Model persamaan SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 122 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan relatif “rumit” secara simultan (Ferdinand, 2006:181). HASIL PEMBAHASAN Structural Equation Modeling (SEM): Pendekatan Tahap Pertama (Step-One Approach) dengan Model Pengukuran (Measurement Model) Analisis Model Pengukuran Semua konstruk (kualitas pelayanan, Hubungan Antar Variabel kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah) akan Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap digabungkan dalam tahap model pengukuran. indikator pembentuk variabel telah memenuhi Fase ini sejalan dengan Anderson dan Gerbing nilai kriteria yaitu nilai CR di atas 7,529 dengan (1988) yang melakukan pendekatan langkah- P lebih kecil dari pertama. menyimpulkan bahwa Berdasarkan langkah terdahulu, 0,05. Hasil tersebut indikator-indikator persepsi kualitas pelayanan terdiri atas 5 sub pembentuk variabel variabel, kepuasan nasabah terdiri dari 5 merupakan indikator indikator, dan loyalitas nasabah terdiri atas 4 (konstruk) yang dibentuk, dan setiap indikator indikator. memberikan konstribusi kepada variabel yang Berdasarkan dari signifikan setiap faktor pengukuran dibentuknya. Dengan demikian, tidak terdapat menunjukkan hasil yang sudah fit, dengan lagi indikator yang harus dikeluarkan dan demikian harus dianalisis kembali (Hair et al . model yang dibentuk dalam penelitian ini dapat 2006). Hasil X2 dengan 185 responden = diterima. Tabel di atas pada 3 baris pertama 249,896; GFI = 0,713, TLI = 0,345, CFI = menunjukkan 0,490, dan RMSEA = 0,236 hanya mampu variabel dengan variabel lainnya. Selanjutnya, menghasilkan kondisi marginal fit, oleh karena pada baris ke 4 dan seterusnya menjelaskan itu, tidak perlu lagi ditetapkan kembali. hubungan indikator dengan variabelnya. Hasil terakhir (measurement model) analisis secara model dapat pengukuran dilihat gambara berikut ini. pada keeratan hubungan antara Hubungan yang paling erat diantara variabel ditunjukkan oleh hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah dengan angka estimasi sebesar 0,292. Ini berarti setiap perbaikan nilai kualitas pelayanan sebesar 1, maka akan langsung meningkatkan nilai kepuasan nasabah sebesar 0,292 terhadap 123 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perbankan di Kota Langsa. Selanjutnya, nilai akan yang lebih rendah ditunjukkan oleh nilai peningkatan loyalitas nasabah pada Perbankan hubungan antara kualitas pelayanan dengan di Kota Langsa. loyalitas Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat nasabah, yaitu sebesar 0,039. membawa dampak positif kepada Sedangkan nilai hubungan yang paling rendah diinterprestasikan bahwa terdapat peranan ditujukkan oleh hubungan antara kepuasan variabel kualitas pelayanan dalam model nasabah dengan loyalitas nasabah. penelitian ini pada Perbankan di Kota Langsa dalam hal meningkatkan kepuasan nasabah Pengujian Hipotesis dengan Efek Langsung Setelah berbagai tahapan di atas maupun loyalitas nasabah. dipenuhi, maka tahapan berikutnya adalah pengujuian hipotesi penelitian sebagaimana 2. Peranan Variabel Kepuasan nasabah Hasil analisis regresi menjelaskan bahwa telah dipaparkan pada Bab II. Pengujian ini variabel mengacu pada analisis nilai regresi (Regression hubungan yang positif dan signifikan dengan Weights loyalitas Analysis Structural Equation kepercayan nasabah terbukti (H3). bahwa memiliki Kondisi semakin ini Modeling). Pengujian hipotesis didasarkan pada menggambarkan baiknya nilai Critical Ratio (CR) dan nilai Probability kepuasan nasabah akan berpengaruh kepada (P) hasil olah data, dengan batasan yang semakin meningkatnya loyalitas nasabah pada disyaratkan, yaitu nilai CR > 7,529 dan P < 0,05. Perbankan di Kota Langsa. Selanjutnya, sebagaimana telah dijelaskan di 1. Peranan Variabel Kualitas Pelayanan Variabel kualitas pelayanan, berdasarkan analisis regresi, terbukti memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan nasabah (H1). Kondisi ini mengartikan bahwa semakin baiknya kualitas pelayanan Perbankan di Kota Langsa ternyata berpengaruh kepada semakin meningkatnya kepuasan nasabah Selanjutnya, bila dikaitkan dengan loyalitas nasabah, hasil analisis juga menujukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas pelayanan dengan loyalitas (H2). Hal ini signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah, maka terdapat pengaruh yang tidak langsung (indirect effect) dari hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas nasabah yang dimediasi oleh kepuasan nasabah. Dari hasil analisis pembuktian hubungan tidak langsung ditemukan bahwa terdapat pengaruh tidak perbankan di Kota Langsa. nasabah atas bahwa terdapat hubungan yang positif dan bermakna bahwa meningkatkan kualitas pelayanan yang baik langsung secara parsial (partially mediation) dari hubungan antara kualitas pelayanan dan loyalitas nasabah yang dimediasi oleh kepuasan nasabah. Ini berarti bahwa terdapat peranan dari variabel kepuasan nasabah di dalam model penelitian ini dalam hal meningkatkan loyalitas nasabah sebagai partially mediator. Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 124 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1. Sedangkan untuk meningkatkan loyalitas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan nasabah agar tetap menggunakan pelayanan 1. Hasil penelitian untuk hipotesis pertama dari perbankan dimana nasabah menabung, diperoleh penjelasan bahwa kualitas maka faktor pelayanan menjadi salah kunci pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan sukses perbankan dalam mempertahankan nasabah perbankan di Kota Langsa nasabah agar tidak berpindah ke perbankan 2. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua lainnya. menunjukkan bahwa kepuasan nasabah yang dirasakan oleh nasabah berpangaruh DAFTAR KEPUSTAKAAN terhadap loyalitas nasabah perbankan di Kota Langsa. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah perbankan di Kota Langsa. 4. Sedangkan hasil pengujian terhadap hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat perbandingan pengaruh direct dan indirect kualitas pelayanan Saran meningkatkan kepuasan nasabah, hendaknya pihak perbankan di Kota Langsa dapat Bhote, Keki R,. 1996. Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty: the Key to Greter Profitability. New York: American Management Association. Cooper, Donald R. and Pamela S. Schindler. 2006. Business Research Methods. 8th ed. New York. C Graw-Hill Company. terhadap loyalitas perbankan di Kota Langsa. 1. Dalam rangka Afandy, Denny Achmad. 2011. Pengaruh Service Performance dan Kepuasan Nasabah terhadap Loyalitas Nasabah Bank BNI Syariah. Artikel online melalui http://eprints.upnjatim.ac.id. Diakses pada 4/1/2014. meningkatkan Dama, Hais. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah pada Bank Mandiri Cabang Gorontalo. Jurnal Inovasi. Vol. 7, No. 2: 33-45. Jurnal online melalui http://ejurnal.ung.ac.id. Diakses pada 4/1/2014. Engel, J., Blacwell, RD, dan Miniard, P,. 1995. Perilaku Konsumen. Jilid I. Edisi Keenam. Jakarta Barat: Binarupa Aksara. pelayanan yang lebih baik terutama untuk sub variabel daya tanggap karena masih dipersepsikan kurang baik oleh nasabah. 2. Kemudian untuk menigkatkan kepuasan nasabah, pihak perbankan di Kota Langsa juga perlu meningkatkan pelayanan dari segi sarana fisik, sehingga akan membuat konsumen merasa puas dengan pelayanan Ferdinand, A.T. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: BP UNDIP. Fornell, Johnson, Jaesung Cha Anderson, dan Bryant. 1996. The American Customer Satisfaction Index: Nature, Purpose, and Findings. Journal of Marketing. October, Vol 60: 718. Ghozali Imam. 2007. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. yang diberikan. Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty: How to earn it 125 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala how to keep it. San Fransisco: Jossey-Bass. Hadinoto, Soetanto. 2003. How to Develop Successful Retail Banking. Edisi Pertama, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Tjiptono, Fandy. 1996. Yogyakarta: Andi. Manajemen Jasa. ---------. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga. Jogjakarta: Andi Offset. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Graffindo Pers. Kenny, D.A. 2009. Mediation. Jurnal online melalui www.davidakenny.net. Diakses pada 13/6/2013. Kotler, Philip. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management. New Jersey: Pearson International Edition. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2010. Manajemen Pemasaran. Jilid 1, Edisi Ketiga Belas. Jakarta: Penerbit Erlangga. ---------. 2002. Prinsip-Prinsip Total Quality Service (TQS). Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi. Umar, Husain. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Zethaml, Valarie, Leonard L. Berry, and A. Parasuraman. 1996. The Behavioral Consequensces of Service Quality. Journal of Marketing. Vol. 60 (April). Zikmund, William G. 2003. Customer Relationship Management: Integrating Marketing Strategy and Information Technology. USA: John Willey & Sons, Ltd. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: AMP YKPN. Nunnaly. 1967. Psychometric Theory. New York: Mc. Graw-Hill. Parasuraman, A., Valarie Zaithaml, and Leonard L. Berry. 1985. A Conceptual Model Of Service Quality and Implication for Future Research. Journal of Marketing. 49 (Fall) 13: 41-50. Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Custemer Satisfaction, Jakarta: Gramedia Pustaka. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. New York: John Wiley & Sons. Soetjipto, Budi W. 1997. Service Quality Pendekatan dan Berbagai Persoalan”. Manajemen Usahawan Indonesia. Jurnal Usahawan. No 01: 19-24. Supardi, dan Syaiful Anwar. 2004. Dasar-dasar Perilaku Organisasi, Yogyakarta: UII Press. Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 126