Bisakah Lahan Bekas Tambang Batu Bara untuk Pengembangan

advertisement
sedangkan melalui perkawinan
alami hanya 20-30%.
Kebutuhan Gizi
Informasi kebutuhan gizi untuk itik
pedaging (termasuk serati) di Indonesia belum tersedia karena itik pedaging belum umum diternakkan.
Namun untuk sementara waktu dapat digunakan rekomendasi kebutuhan gizi itik pedaging dari negara
Taiwan karena negara tersebut telah memproduksi dan umum mengonsumsi daging serati. Kebutuhan gizi serati umur 0-14 minggu
tercantum pada Tabel 1.
Kebutuhan protein yang rendah
pada serati memberi peluang untuk
menyusun pakan dengan harga murah. Namun bahan pakan tersebut
sebaiknya tidak beracun, tidak asin,
kering, tidak berjamur, tidak busuk/
bau/apek, tidak menggumpal, mudah diperoleh dan disukai ternak.
Tampilan Serati
Serati yang diberi ransum ayam
broiler komersial BF-12 dengan
kandungan protein kasar minimum
18% mampu tumbuh dengan cepat.
Pada umur 14 minggu, bobot badannya mencapai 2,25 kg dengan
jumlah pakan
Tabel 1. Kebutuhan gizi itik serati pada fase stater dan
yang dikongrower
sumsi 6,27
Itik serati
kg/ekor. Bobot
Gizi
Stater
Grower
badan serati
(0-3 minggu) (4-14 minggu)
ini 0,5 kg lebih
berat daripaProtein kasar (%)
18,7
15,4
da entok janEnergi (kkal EM/kg)
2.900
2.900
Metionin + sistin (%)
0,69
0,57
tan tetuanya.
Lisin (%)
1,10
0,90
Ditinjau
Kalsium (%)
0,72
0,72
dari efisiensi
Fosfor tersedia
0,42
0,36
penggunaan
pakan yang
biasa dinyatakan dengan
feed conversion ratio (FCR), serati
ngan sayap dan punggung hitam
memiliki FCR 3,41. Ini berarti serati
menyebabkan tampilan karkas kumembutuhkan 3,41 kg pakan untuk
rang menarik (T. Susanti, S. Sopiyana,
menghasilkan 1 kg bobot badan,
dan E. Gustiani).
sedangkan itik jantan yang digemukkan membutuhkan pakan 4,24
kg. Ini menunjukkan bahwa biaya
untuk memproduksi daging serati
lebih murah daripada itik jantan,
karena serati membutuhkan pakan
Untuk informasi lebih lanjut
yang lebih sedikit daripada itik janhubungi:
tan untuk memproduksi daging dalam jumlah yang sama.
Balai Penelitian Ternak
Ditinjau dari karkas, serati meJalan Veteran, Ciawi
miliki bobot karkas 1,5 kg. Bagian
Kotak Pos 221
karkas yang paling tinggi persenBogor 16002
tasenya adalah paha yaitu 26,8%
Telepon : (0251) 240751
dari bobot karkas, diikuti punggung
240752
25,9% dan dada 24,9%. Daging
240753
serati tidak berbau amis. Namun,
Faksimile : (0251) 240754
warna bulu yang coklat gelap deE-mail
: [email protected]
Bisakah Lahan Bekas Tambang Batu
Bara untuk Pengembangan Pertanian?
Penambangan batu bara berpotensi menyebabkan kerusakan lahan.
Lahan bekas tambang ini dapat direklamasi menjadi lahan pertanian
dengan menambahkan lapisan tanah yang baik, bahan amelioran,
dan pupuk, menanam tanaman penutup tanah jenis legum
dan rumput, serta melakukan pencucian garam-garam.
P
erluasan lahan pertanian di masa mendatang dihadapkan pada
masalah produktivitas lahan yang
rendah. Lahan-lahan produktif di
Jawa makin banyak yang dikonversi menjadi peruntukan nonpertanian
seperti perumahan dan kawasan
8
industri. Untuk memenuhi kebutuhan lahan akibat konversi yang
sulit dihindari, ekstensifikasi menjadi salah satu pilihan terutama di
luar Jawa, antara lain pada lahan
bekas tambang batu bara.
Degradasi Lahan Akibat
Penambangan Batu Bara
Penambangan batu bara secara
terbuka diawali dengan menebas
vegetasi penutup tanah, mengupas
tanah lapisan atas yang relatif subur
kemudian menimbun kembali areal
bekas penambangan. Cara ini berpotensi menimbulkan kerusakan
lahan, antara lain terjadinya perubahan sifat tanah, munculnya lapisan bahan induk yang produktivitasnya rendah, timbulnya lahan masam dan garam-garam yang dapat
meracuni tanaman, rusaknya bentang alam, serta terjadinya erosi
dan sedimentasi.
Perubahan sifat tanah terjadi
karena dalam proses penambangan
Perkembangan akar tanaman di lahan timbunan bekas
tambang batu bara.
batu bara, bahan-bahan nonbatubara yang jumlahnya 3-6 kali jumlah
batu bara yang diperoleh perlu dibongkar dan dipindahkan. Tanah
hasil pembongkaran tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan
keadaan sebelum dibongkar, yaitu
tanah terlalu padat, struktur tidak
mantap, aerasi dan drainase buruk,
serta lambat meresapkan air.
Dalam proses penimbunan, lapisan tanah menjadi tercampur
aduk. Tidak jarang bahan induk berada di lapisan atas dan lapisan subur
yang mengandung bahan organik
berada di bawah. Bahan induk yang
berada di lapisan teratas dapat
menjadi masalah karena bahan
tersebut miskin unsur hara.
Masalah lain adalah timbulnya
tanah masam. Pirit (FeS2), jarosit,
dan epsonit bila teroksidasi menyebabkan pH tanah menjadi masam
(4-5). Bahkan pada areal timbunan
yang baru, pH tanah sangat masam
(2,6-3,6). Kation yang dapat ditukar tinggi, seperti Al (1,7-6,25), Mg
(4,45-13,84), dan Ca (3,01-8,72)
me/100 g tanah. Kandungan garam-garam sulfat yang tinggi seperti MgSO4, CaSO4, dan AlSO4
dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan. Pada musim kemarau, garam-garam ini akan muncul ke permukaan tanah sebagai
kerak putih.
Perubahan bentang alam juga
dapat mengganggu keseimbangan
alam. Penambangan batu bara secara terbuka akan memunculkan lu-
Tanaman sungkai umur 3 tahun dengan tanaman penutup
tanah Centrosema pubescens dan Peuraria javanica.
bang-lubang galian yang sangat dalam dan luas. Tanah yang dibongkar
kemudian dipindahkan ke areal tertentu. Sering terjadi lahan yang sebelumnya bukit setelah tanahnya
dibongkar berubah menjadi lembah,
atau lahan yang sebelumnya lembah lalu ditimbun menjadi bukit. Hal
ini menyebabkan stabilitas lingkungan berubah dan tanah mudah
longsor.
Pada tanah timbunan yang dibiarkan terbuka sering terjadi erosi
yang hebat karena air yang jatuh
akan cepat mengalir di permukaan
tanah. Erosi selanjutnya menimbulkan masalah sedimentasi di badan-badan air.
Reklamasi Lahan
Penimbunan tanah harus memperhatikan konsep bentang alam yang
terbentuk setelah penambangan
selesai. Lahan yang direklamasi
tanahnya ditimbun mengikuti bentuk stupa (berteras-teras) untuk
mengurangi panjang lereng. Pada
lereng yang panjang, tanah mudah
longsor karena belum stabil.
Perbaikan sifat-sifat tanah setelah penambangan memerlukan
pengelolaan dan upaya khusus sehingga tanah dapat berfungsi kembali sebagai media tumbuh tanaman. Perbaikan kondisi tanah timbunan setelah penambangan dapat dilakukan dengan menambahkan lapisan tanah yang baik, bahan ame-
lioran dan pupuk, menanam tanaman penutup tanah jenis legum
dan rumput, serta melakukan pencucian garam-garam.
Bahan timbunan yang mengandung fragmen batu liat, batu lanau,
dan batu bara muda tidak sesuai
sebagai media tanaman karena
miskin unsur hara dan mempunyai
sifat fisik dan kimia kurang baik.
Fragmen batuan tersebut sangat
keras/kompak dan sulit ditembus
oleh akar. Agar berfungsi sebagai
media tanam, bahan timbunan dilapisi dengan lapisan tanah yang
baik.
Bahan amelioran dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Bahan amelioran dapat berupa
bahan organik, kapur, dolomit, gipsum, dan abu batu bara. Bahan organik merupakan amelioran terbaik
untuk memperbaiki sifat tanah.
Bahan organik dapat meningkatkan
kemampuan tanah untuk mengikat/
menahan air, sebagai perekat dalam pembentukan dan pemantapan
agregat tanah. Bahan organik dapat
berupa pupuk kandang, kompos,
sekam, dan hasil pangkasan tanaman penutup tanah.
Untuk menunjang pertumbuhan
tanaman dan menjamin ketersediaan hara yang cukup, tanah timbunan memerlukan pemupukan.
Pupuk yang dapat digunakan antara
lain adalah urea, P-alam/SP36, dan
KCl.
Tanaman penutup tanah jenis
legum dan rumput dapat mengen-
9
dalikan erosi dan aliran permukaan.
Hasil pangkasan dapat digunakan
sebagai mulsa untuk mengurangi
evaporasi, menghambat naiknya
garam-garam ke permukaan tanah,
dan memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah. Tanaman legum yang
dapat digunakan antara lain adalah
Centrosema pubescens, Peuraria
javanica, dan Calopogonium mucunoides serta untuk rumput adalah
Vetiveria zizanoides, Paspalum sp.,
Brachiaria decumbens, dan Panicum maximum.
Untuk mengurangi kadar garam yang tinggi dapat dilakukan
pencucian garam-garam. Biasanya
bila turun hujan, garam-garam yang
terdapat di permukaan tanah akan
larut dan hanyut terbawa aliran
permukaan. Namun untuk mempercepat proses pencucian, pada areal
timbunan perlu dilengkapi saluran
pembuangan air. Penanaman dilakukan pada guludan atau bedengan.
Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian dapat dilaksanakan seiring dengan kegiatan
penghijauan dengan menanami
lahan timbunan dengan tanaman
pepohonan. Pada lahan timbunan di
Tanjung Enim Sumatera Selatan,
tanaman tahunan penghijauan
yang dapat beradaptasi adalah
albizia, sungkai, gamal, angsana,
randu, dan lamtoro. Tanaman perkebunan dan kehutanan yang dapat
beradaptasi yaitu jambu mete, kemiri, sukun, nangka, bambu, mahoni, johar, mindi, dan mangium.
Lahan timbunan yang telah
direklamasi dapat pula dimanfaat-
kan untuk tanaman palawija seperti
kedelai, jagung, ubi kayu, dan
kacang tunggak. Hasil panen yang
diperoleh memang tidak seperti di
lahan kering lainnya. Pada tahuntahun awal penanaman mungkin
hasilnya rendah, tetapi setelah sifat
fisik tanah membaik maka hasil pun
akan meningkat (Rahmah D. Yustika,
dan Sidik H. Tala’ohu).
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Balai Penelitian Tanah
Jalan Ir. H. Juanda No. 98
Bogor 16123
Telepon : (0251) 321608
Faksimile : (0251) 321608
E-mail
: [email protected]
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No. 2, 2006
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No. 2, 2006
Kenalilah Organisme Pengganggu
Tanaman Manggis
Ada sekitar 25 spesies hama pada tanaman manggis. Selain dapat
menurunkan produksi, hama tersebut juga menyebabkan
tampilan buah kurang menarik sehingga harganya
turun bahkan tidak laku dijual.
M
Tanaman manggis di Indonesia
anggis (Garcinia mangostana
sebagian besar merupakan warisan
L.) merupakan salah satu taWarta Penelitian
Pengembangan
Pertanian
Vol.leluhur
28, No. dan
2, 2006
dari
telah berumur punaman
buah aslidan
Indonesia.
Tanamluhan tahun. Tanaman umumnya
an ini mendapat julukan ratunya
kurang terpelihara sehingga probuah (queen of fruit) karena keisduktivitasnya rendah. Rata-rata
timewaan dan kelezatannya. Julukproduktivitas tanaman manggis di
an lain untuk buah manggis adalah
Jawa dan Sumatera pada tahun
nectar of ambrosia, golden apple
1989 hanya 28,2 kg/pohon atau
of hesperides, dan finest in the
2,82 t/ha, padahal di Thailand dapat
world.
mencapai 4,5-6 t/ha.
Potensi, peluang dan pengemSalah satu kendala dalam budi
bangan tanaman manggis cukup
daya manggis adalah serangan
cerah, baik untuk memenuhi konorganisme pengganggu tumbuhan
sumsi dalam negeri maupun ekspor.
(OPT). OPT pada manggis belum
Peluang ekspor manggis masih
banyak diketahui, namun menurut
terbuka karena pasar buah-buahan
termasuk manggis belum dibatasi
beberapa sumber terdapat sekitar
oleh kuota. Bahkan permintaan pa25 spesies hama. Beberapa OPT
sar dunia akan manggis belum terpenting pada tanaman manggis
penuhi.
diuraikan berikut ini.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No. 2, 2006
10
Kutu Putih (Pseudococcus spp.)
Kutu putih terutama merusak kulit
buah sehingga tampilan buah kurang menarik. Kutu muda hidup pada kelopak bunga, tunas atau buah
muda dan mengisap cairan pada
bagian tanaman tersebut. Saat
dewasa, aktivitasnya menurun.
Kutu putih mengeluarkan semacam
tepung putih yang menyelimuti
seluruh tubuhnya.
Kutu putih dewasa mengeluarkan cairan seperti gula yang selanjutnya dapat menarik semut hitam
dan menyebabkan timbulnya jelaga
pada buah. Walaupun rasa buah
kurang terpengaruh, kulit buah
yang kotor menyebabkan kualitas
buah menurun.
Serangan kutu putih dapat ditekan dengan tindakan kultur teknis. Serangan kutu putih dimulai
dalam kelompok kecil dan mudah
dilihat. Pada fase ini, kelopak bunga
yang memperlihatkan gejala serangan dibersihkan. Namun cara ini
sulit dipraktekkan karena umumnya
pohon manggis cukup tinggi. Pengendalian dengan pestisida Lebacyd 550 0,2% dicampur antracol
0,1% dapat dilakukan bila pengen-
Download