BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain untuk melangsungkan kehidupannya. Di dalam berinteraksi tersebut antara manusia yang satu dengan yang lainnya melakukan kegiatan komunikasi. Manusia yang normal akan selalu terlibat komunikasi dalam melakukan interaksi dengan sesamanya sepanjang kehidupannya. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio” yang adalah kata benda dari “communicare” yang berarti pemberitahuan atau hal mengambil bagian dalam. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa komunikasi adalah proses memberi dan menerima dari pihak yang satu kepada pihak lain. Komunikasi dapat digunakan untuk membentuk saling pengertian sehingga menumbuhkan tali persahabatan, menyampaikan informasi, mengungkapkan perasaan kasih sayang, dan untuk melestarikan peradaban manusia. Komunikasi dapat pula menumbuhkan permusuhan, menanamkan perasaan benci, dan mengakibatkan perpecahan di antara manusia itu sendiri. Begitu penting, luas dan eratnya komunikasi dengan kehidupan, sehingga terkadang manusia tidak lagi merasakan makna komunikasi dan merasa tidak perlu lagi untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi. Komunikasi pada dasarnya bersifat langsung dan tidak langsung/termediasi. Komunikasi yang sifatnya langsung (face to face communication) adalah komunikasi yang terjadi antara dua pihak secara langsung tanpa melalui sarana atau media sedangkan komunikasi yang bersifat tidak langsung adalah komunikasi yang berlangsung lewat medium atau sarana komunikasi massa seperti telepon, ponsel, radio dan televisi (Batmomolin,2003:14). Pada komunikasi yang bersifat tidak langsung atau termediasi, media memegang peranan penting untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi yang digunakan itu bermacam-macam salah satunya yang paling diminati masyarakat sekarang adalah telepon selular (Ponsel). Ponsel saat ini memang bukan barang yang aneh untuk masyarakat Indonesia. Sarana telekomunikasi ini bisa disebut sebagai dewa yang banyak dipuja oleh orang sebagai konsumen utamanya. Pengembangan teknologi telekomunikasi khususnya ponsel, semakin memanjakan masyarakat dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi secara praktis dan efisien bahkan sekarang masyarakat tidak hanya menikmati berkomunikasi secara visual, melainkan juga dapat menikmati berkomunikasi dan memperoleh informasi secara audio-visual Teknologi komunikasi selular masuk ke Indonesia untuk pertama kali tahun 1984 dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT). Dalam periode ini ponsel yang beredar di Indonesia berukuran besar sehingga sukar untuk disimpan di dalam saku baju atau celana. Di akhir tahun 1993 PT. TELKOM memulai proyek percontohan selular digital GSM (Gobal Standar For Mobile Communication) di pulau Batam dan Bintan, Riau. PT. Satelit Palapa Indonesia (SATELINDO) beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia tahun 1994 dengan mengawali kegiatannya di Jakarta, kemudian pada tahun 1995 hingga sekarang perkembangan ponsel di Indonesia sudah mulai canggih dengan sistem teknologi yang sangat modern (Http://www.x-Phone.com). Pengembangan teknologi telekomunikasi terutama jenis ponsel ini membuka lebar penyampaian informasi dan komunikasi secara lebih mudah dan efisien. Hingga pada akhirnya, keberadaan ponsel di tengah kehidupan masyarakat menimbulkan dua dampak yang kontradiksi. Di satu sisi, perkembangan ponsel memfasilitasi masyarakat dalam berkomunikasi dan membantu memperoleh informasi dengan cepat dan tak terbatas. Dengan demikian, perkembangan ponsel akan lebih mengefisienkan waktu dan sistem kerja dibandingkan dengan komunikasi/informasi secara manual yang membutuhkan waktu yang lama dan tempat yang terbatas. Di sisi lain, ponsel tidak memiliki kontrol/batasan dalam penyampaian komunikasi. Banyak kasus yang terjadi mulai dari teror sampai dengan penipuan yang dalam prakteknya menggunakan fasilitas yang dimiliki ponsel. Kehadiran ponsel tidak hanya mempengaruhi gaya hidup dan penampilan seseorang tetapi juga berpengaruh terhadap gaya berkomunikasi antar individu yang satu dengan individu yang lain. Sebelum menggunakan ponsel, untuk menyampaikan informasi masyarakat lebih sering menggunakan surat, telegram ataupun menemui langsung komunikan, namun hal tersebut masih dirasakan memiliki hambatan yaitu jarak dan waktu. Dengan kehadiran ponsel pada saat ini masyarakat semakin dipermudah untuk menyampaikan informasi, sekalipun berada pada jarak yang dekat orang lebih suka menggunakan ponsel karena membantu menghemat tenaga. Secara umum kehadiran ponsel membawa dampak yang positif karena dapat membantu meningkatkan kapasitas berkomunikasi antar manusia yang mampu menembusi batas ruang dan waktu serta status sosial yang telah menjadi penghambat selama kurun waktu berabad-abad. Namun kalau dilihat secara lebih rinci lagi ternyata kehadirannya juga membawa perubahan terhadap cara berkomunikasi antarpribadi setiap individu yang telah dilakukan sejak lama yaitu komunikasi antar komunikator dan komunikan terjadi secara langsung dengan umpan balik yang langsung diterima tanpa adanya perantara (Modul PTK,2007:17). Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Silvestri (1983) yang mengatakan, komunikasi tatap muka atau komunikasi langsung merupakan jenis komunikasi tradisional yang paling tua seumur kehidupan manusia. Ia merupakan satu-satunya komunikasi antar manusia yang paling utama. Dengan adanya penemuan baru dalam bidang teknologi komunikasi, semua kebiasaan dan gaya hidup manusia pun akhirnya berubah (Liliweri,1997:61). Lebih jelasnya pendapat Silvestri ini dapat dilihat dalam kehidupan keluarga. Kehadiran ponsel di dalam lingkungan ini telah membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dengan menggunakan ponsel anak dan orangtua dapat berkomunikasi tanpa batasan jarak dan waktu. Misalnya dengan menggunakan ponsel orangtua bisa lebih leluasa untuk mengontrol gerak-gerik anak ketika sedang berada di luar rumah, selain itu ponsel juga memiliki keunggulan memudahkan penyampaian pesan secara cepat dari orangtua kepada anak maupun sebaliknya. Semua orang tentu tidak menyangkal bahwa kehadiran ponsel telah membantu mempermudah komunikasi dengan orang lain. Namun sadar atau tidak kehadiran ponsel juga membawa dampak negatif dalam keluarga khususnya terhadap komunikasi antarpribadi orangtua dan anak. Sebelum menggunakan ponsel intensitas komunikasi antara orangtua dan anak ketika berada di rumah baik untuk sekedar bercengkrama maupun saling bertukar pikiran berjalan dengan maksimal tetapi ketika ponsel mulai digunakan kebiasaan tersebut lambat laun semakin menyurut, komunikasi lebih banyak dilakukan melalui ponsel baik telepon maupun SMS untuk sekedar memberikan informasi maupun mengontrol kegiatan anak. Di kelurahan Airnona sebelum ponsel mulai digunakan, komunikasi dalam lingkungan keluarga kerap terjadi secara tatap muka antara orangtua dan anak. Waktu yang biasanya digunakan adalah pada waktu luang seperti sore dan malam hari saat makan atau nonton TV. Pada saat berkomunikasi mereka tidak hanya menceritakan kegiatan apa saja yang telah dilakukan tetapi juga menginformasikan hal apa yang akan dilakukan keesokan harinya. Kehadiran ponsel sebagai alat komunikasi modern juga mempengaruhi orangtua dan anak untuk menggunakannya dengan alasan untuk mempermudah komunikasi. Namun lama-kelamaan penggunaan ponsel membawa dampak negatif karena waktu yang biasa digunakan untuk berkomunikasi berubah menjadi waktu sendiri. Untuk lebih menguatkan pendapat tentang kenyataan tersebut maka diwawancarailah salah satu remaja yang sudah menggunakan ponsel sejak tiga tahun lalu, ia pun menyetujui pendapat tersebut. ketika berada di rumah ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengutak-atik fitur ponsel di dalam kamar daripada duduk bersama orangtua. Berdasarkan latar belakang permasalahan inilah, yaitu latar belakang maraknya penggunaan ponsel dan dampaknya terhadap pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut, dengan mengambil tema penelitian: “DAMPAK PENGGUNAAN PONSEL PADA POLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANGTUA DAN ANAK DALAM KELUARGA (Studi Kasus Pada Orangtua Dan Anak Di Kelurahan Airnona Kota Kupang)” 1.2 Perumusan Masalah Seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang bahwa kehadiran ponsel dalam lingkungan keluarga membawa dampak yang kontradiksi, di satu sisi kehadirannya membawa dampak positif sebagai alat yang mempermudah komunikasi di antara orangtua dan anak tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Namun di sisi lain kehadirannya juga membawa dampak negatif khususnya dalam pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak. Misalnya sebelum anggota keluarga menggunakan ponsel, banyak waktu di rumah digunakan untuk duduk bersama anggota keluarga tetapi ketika masing-masing anggota keluarga mulai menggunakan ponsel maka waktu yang ada lebih digunakan untuk mengoperasikan ponsel secara individu. Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak penggunaan ponsel pada pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan ponsel pada pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga. 1.3.2 Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang dampak penggunaan ponsel pada pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademik bagi pengembangan Ilmu Sosial pada umumnya dan Ilmu Komunikasi pada khususnya dalam melaksanakan studi atas dampak penggunaan ponsel pada pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga. 1.4.2 Kegunaan Praksis Kegunaan praksis dalam penelitian ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya : 1) Bagi almamater, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk melengkapi kepustakaan 2) Bagi peneliti lain yang membutuhkannya, hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan khususnya bagi mereka yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang masalah yang sama. 3) Bagi keluarga yang membutuhkannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada mereka atas dampak penggunaan ponsel pada pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga. 1.5 Kerangka Pikiran Kerangka berpikir penelitian adalah penalaran yang dikembangkan dalam pemecahan masalah penelitian ini. Kerangka pikiran ini pada dasarnya menggambarkan jalan pikiran dan landasan rasional dari pelaksanaan penelitian tentang dampak penggunaan ponsel terhadap pola komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dalam keluarga. Ponsel saat ini memang bukan barang yang aneh untuk masyarakat Indonesia. Teknologi ini diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1984 dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT) dan mulai berkembang ke seluruh penjuru nusantara pada tahun 1995. Pengembangan teknologi komunikasi ponsel memang membawa keuntungan dalam masyarakat karena mempermudah penyampaian informasi dari satu individu ke individu yang lain. Namun kehadirannya juga membawa dampak khususnya dalam gaya berkomunikasi setiap individu. Sebelum menggunakan ponsel komunikasi di antara setiap individu berjalan secara langsung, seberapa jauh jarak yang ada pasti akan dilalui untuk menyampaikan informasi tersebut. Ketika ponsel memberikan keuntungan sebagai alat yang memperdekat jarak, semua orang akhirnya menjadi lebih tertarik untuk mengadakan komunikasi secara tidak langsung/termediasi. Dampak penggunaan ponsel juga mewabah dalam keluarga. Di zaman yang semakin modern ini hampir semua anggota keluarga dalam satu rumah menggunakan ponsel sebagai alat komunikasi dimana saja mereka berada. Alasan pemakaian ini memang benar karena dengan begitu setiap gerak-gerik anggota keluarga dapat terkontrol dengan jelas. Namun secara kasat mata kebiasaan untuk mengontrol anggota keluarga melalui alat tersebut lama kelamaan membawa dampak negatif. Sadar atau tidak penggunaan ponsel telah membuat hubungan komunikasi orangtua dan anak yang seharusnya berjalan secara langsung berubah menjadi komunikasi tidak langsung, dan akhirnya keakraban antara orangtua dan anak menjadi minim. Ketika berada di rumah anak lebih suka mengutak-atik fitur ponsel di dalam kamar daripada duduk berbincang bersama orangtua. Pada bagian ini penulis membuat dua bentuk kerangka pemikiran tentatif/sementara yaitu kerangka pemikiran sebelum menggunakan ponsel dan sesudah menggunakan. Kebenaran data pada kerangka berpikir ini nantinya akan dilihat pada saat peneliti melakukan penelitian. Adapun kerangka pemikiran peneliti adalah sebagai berikut : Gambar 1 Bentuk komunikasi sebelum memakai ponsel Orangtua Anak 1. Interaksi sosial bersifat langsung 2. Intensitas bersama keluarga cukup maksimal 3. Adanya rasa saling terbuka antara anggota keluarga 4. Sering terjadi perselisihan akibat perbedaan pendapat 5. kegiatan anak/orangtua diketahui setelah pulang ke rumah Gambar 2 Bentuk komunikasi sesudah memakai ponsel Orangtua Ponsel Anak 1. Tidak adanya interaksi sosial secara langsung 2. Kebersamaan antara orangtua dan anak menjadi minim 3. Tidak adanya saling keterbukaan 4. Jarang terjadi perbedaan pendapat 5. kegiatan orangtua/anak dapat diketahui tanpa harus menunggu kembali ke rumah