BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian penerimaan diri remaja hamil pra nikah didapatkan kesimpulan bahwa penerimaan diri kedua subjek berbeda karena setiap subjek mempunyai faktor yang berbeda yang berpengaruh pada pembentukan penerimaan diri mereka. Dampak dari penerimaan diri kedua subjek ini juga berbeda setiap subjek. Adapun kesimpulan sesuai dari pertanyaan penelitian yang telah dibuat, yaitu: 1. Proses dalam mencapai penerimaan diri remaja hamil pra nikah Kedua subjek baik DN maupun NA mengalami kelima tahapan sebelum terjadinya penerimaan diri menurut Kubler-Ross’s (1969) yaitu penyangkalan/denial, tahap kemarahan/anger, tahap penawaran/bargaining, tahap depresi/depression, tahap penerimaan/ acceptance. 2. Penerimaan diri remaja hamil pra nikah Peneriman diri pada kedua subjek berbeda. Subjek DN masih malu dan minder mengenai kondisi dirinya saat ini. DN merasa percaya diri apabila orang lain tidak mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak dan menikah dan sebaliknya apabila orang lain mengetahui bahwa ia sudah mempunyai anak dan menikah ia tidak percaya diri. Pada subjek NA pada awalnya ia sulit untuk menerima diri, namun ia berusaha untuk mengevaluasi diri sehingga ia mampu mencapai penerimaan diri, tetapi dalam kondisi tertentu NA menolak dirinya. Jelia Karlina Rachmawati, 2014 Penerimaan Diri Remaja Hamil Pra Nikah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 131 3. Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri remaja hamil pra nikah Faktor yang memperngaruhi penerimaan diri kedua subjek berbeda pula. Subjek DN dapat berpikir realistis mengenai harapan akan kehidupannya namun ia belum mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya, bahkan tidak melihat keberhasilan atau hal yang dapat ia banggakan dari dirinya. DN juga mengalami stress emosional dan sulit menerima nasehat dari orang lain sehingga ia sulit untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi saat ini. Hal tersebut membuatnya sulit untuk menerima diri. Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada subjek NA yaitu mampu mengenali kelebihan dan kekurangan diri serta mengatasi kekurangan dirinya. NA juga bangga pada dirinya atas keberhasilan yang telah ia capai serta mampu memperoleh kebanggan dari dirinya. Hal tersebut membuat NA mampu menerima dirinya. Namun konsep diri NA tidak stabil sehingga dalam kondisi tertentu terkadang NA menolak dirinya. NA juga berasal dari keluarga broken home yang mengakibatkan ia tidak memiliki panutan dalam hidupnya. 4. Dampak penerimaan diri Dampak belum mampu merima diri pada subjek DN ialah ia tidak memiliki keyakinan diri dan harga diri, belum dapat menggunakan potensi yang ia miliki serta belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Pada subjek NA dampak penerimaan dirinya ialah ia memiliki keyakinanan diri dan harga diri, dapat menggunakan potensi yang ia miliki serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial tanpa merasa minder atau malu mengenai kondisi dirinya. 5. Strategi meningkatkan penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah Pada subjek DN ia berusaha mencoba menerima diri dengan cara ikhlas dan ridho pada Tuhan YME. Pada subjek NA ia berusaha berpikir positif mengenai kehidupannya di masa depan sehingga ia tidak banyak pikiran dan dapat menjalani hidupnya. Jelia Karlina Rachmawati, 2014 Penerimaan Diri Remaja Hamil Pra Nikah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 132 B SARAN Berikut ini adalah hal-hal yang direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kedua subjek adalah sebagai berikut : 1. Bagi remaja hamil pra nikah hendaknya mengenali diri serta memahami kondisinya dan menemukan sendiri pemecahan masalah atas kondisi yang dialaminya atau masalah psikologis yang ditimbulkan, sehingga kondisi tersebut tidak akan mengganggunya dalam mengembangkan aspek-aspek positif lain dalam dirinya. 2. Bagi orang tua dari remaja hamil pra nikah membantu remaja untuk menemukan identitas dirinya, menerima diri dan memotivasi remaja untuk terus mengembangkan diri ke arah positif. 3. Bagi sekolah diharapkan memiliki gambaran perilaku dan akibat perilaku remaja saat ini terutama yang berkaitan dengan seks bebas di kalangan remaja dan kehamilan remaja pra nikah. Sehingga sekolah dapat memberikan pengarahan/pendidikan untuk mengurangi perilaku seks bebas pada remaja serta kehamilan remaja pra nikah. 4. Pemerintah diharapkan menggalakkan program yang bertujuan untuk mengurangi perlaku seks bebas dan kehamilan remaja di Indonesia. 5. Pemimpin agama dapat membuat program untuk mencegah perilaku seks bebas remaja dan konseling untuk remaja hamil pra nikah. 6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengambil subjek dengan karakteristik yang berbeda seperti subjek yang mengalami aborsi, memutuskan untuk single parent, atau penerimaan diri pada remaja hamil pra nikah secara berpasangan. Jelia Karlina Rachmawati, 2014 Penerimaan Diri Remaja Hamil Pra Nikah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu