sistem instrumentasi pengukuran gaya angkat magnetik pada

advertisement
SISTEM INSTRUMENTASI PENGUKURAN GAYA ANGKAT
MAGNETIK PADA PIRINGAN ALUMINIUM YANG
BERPUTAR BERBASIS MIKROKONTROLER
Ika Wulandari, Prawito, Arief Sudarmaji
Departemen Fisika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
[email protected]
Abstrak
Dalam penelitian ini, telah diteliti pengaruh kecepatan putar piringan aluminium dan besarnya
medan magnet terhadap gaya angkat magnetik yang ditimbulkannya. Pembuatan alat ukur ini
mengimplementasikan suatu piringan logam yang berputar untuk mempengaruhi besar dari gaya
angkat magnetik yang ada, dimana besar nilai pengaruh gaya tersebut akan dibaca dengan sensor
gaya. Alat ini dihubungkan dengan komputer menggunakan standar komunikasi serial.
Mikrokontroller diprogram menggunakan piranti lunak Bascom AVR, sedangkan komputer
digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran diprogram dengan menggunakan LabVIEW
National-Instrument. Metode pengambilan data yang digunakan ialah dengan melakukan
pengukuran nilai gaya angkat magnetik dan kemudian data tersebut akan dibandingkan dengan
nilai putaran piringan logam (kecepatan putarnya dapat divariasikan dan dikendalikan
putarannya). Hasil data yang diperoleh adalah semakin besar rpm yang dihasilkan maka nilai
gaya angkat magnet juga makin besar.
Kata Kunci: sensor gaya; mikrokontroler; LabVIEW.
Abstract
In this research, the effect of rotation speed of aluminium disc and the magnitude of the magnetic
field to the magnetic levitating force has been conducted. The design of this measuring
instrument uses rotating aluminium disc to change the magnetic levitating force that is measured
by the force sensor. This instrument in connected with of computer by using standard serial
communication. Microcontroller is programmed by Bascom AVR software, while the computer
that is used to display the measurement result is programmed by National Instrument LabVIEW.
The data acquisition method is used to measure the magnetic levitating force, and controllable
aluminium disc rotating speed. The result shows that greater the rotating speed that is applied the
greater it’s magnetic levitating force.
Keywords: force sensor; microcontroller; LabVIEW.
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
1. PENDAHULUAN
Fenomena fisika banyak dijumpai pada lingkungan sekitar kita, baik yang dapat terlihat
maupun tidak. Salah satu fenomena fisika yang dapat kita jumpai ialah medan magnet. Medan
magnet dapat berasal dari alam serta dapat juga dibuat dengan prinsip kelistrikan. Untuk
menghasilkan medan magnet dengan prinsip kelistrikan salah satu metoda yang sering digunakan
ialah metoda arus Eddy (Eddy Current Method). Apabila terdapat suatu objek (material logam)
berputar yang didekatkan dengan suatu magnet akan menimbulkan gaya angkat magnet. Keadaan
tersebut akan bermanfaat untuk menghasilkan Eddy Current, dan fenomena ini digunakan untuk
mengetahui besar nilai gaya angkat magnet akibat kecepatan dari material yang berputar.
Dengan memanfaatkan fenomena arus Eddy (Eddy current) tersebut peneliti akan
membuat suatu penelitian yang berjudul “Sistem Instrumentasi Pengukuran Gaya Angkat
Magnetik Pada Piringan Aluminium yang Berputar Berbasis Mikrokontroler “ .
2. TINJAUAN TEORITIS
Fenomena gaya angkat magnetik dapat diamati dari terangkatnya suatukeping magnet yang
diakibatkan oleh piringan aluminium yang berputar karena timbulnya arus Eddy, sehingga arah arus
tersebut akan menentang perubahan yang menghasilkannya. Metode pengukuran gaya angkat magnetik
yang ada sekarang ini ada yang menggunakan dengan cara otomatis dan manual. Dimana penggunaan
secara otomatis masih jarang digunakan, dikarenakan masih sedikitnya laboratorium yang melakukan
praktikum ini. Selain dengan cara otomatis cara manual juga tidak beda dengan penggunaan secara
otomatis, dikarenakan penggunaannya yang cukup rumit untuk mendapatkan nilai gaya angkat tersebut.
Pengukuran secara manual, dimana masih menggunakan timbangan untuk mengukur gaya angkat magnet
yang diakibatkan oleh putaran piringanaluminium.
2.1.
Medan Magnet
Medan magnet merupakan ruang disekitar magnet atau disekitar sebuah penghantar yang
mengangkut arus
[3]
.Akibat adanya medan magnet akan menimbulkan gaya disekitar magnet
tersebut, gaya yang timbul disekitar medan magnet akan menarik bahan yang bersifat magnetis.
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
Dalam medan magnet ada 4 dasar hukum yang cukup banyak diketahui 2 diantaranya adalah
hukum Faraday dan hukum Lens.
2.2.
Hukum Faraday
Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa tegangan gerak elektrik imbas ε didalam
sebuah loop induktor tertutup adalah sama (kecuali tanda negatifnya) dengan kecepatan
perubahan fluks persatua waktu yang melalui loop induktor tertutup tersebut. Jika kecepatan
perubahan fluks dinyatakan didalam Weber/sekon, maka gaya gerak elektrik ε akan dinyatakan
dalam volt [3]. Di dalam bentuk persamaan:
.......................................... (2.1)
Dimana:
ε
=
dΦ =
dt
2.3.
gaya gerak elektrik (v)
perubahan fluks
= perubahan waktu (s)
Hukum Lens
Pada hukum faraday hanya menjelaskan gaya gerak elektrik dari perubahan fluks terhadap waktu,
tanpa mengetahui arah tegangannya.Pada tahun 1834 Heinrich Friedrich Lens dengan menggunakan
prinsip kekekalan tenaga beliau meneliti lebih jauh arah dari gerak elektrik yang dinyatakan oleh
Faraday.Lens menyatakan bahwa “arus imbas akan muncul didalam arah yang sedemikian rupa sehingga
arah tersebut menentang perubahan yang menghasilkannya”[3].
Gambar 2.1. Percobaan hukum Lens [4]
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
2.4.
Arus Eddy
Definisi arus pusar atau pengertian arus Eddy adalah arus induksi yang timbul akibat
konduktor yang bergerak dalam medan magnet [2].
Gambar 2.2. Pembentukan arus Eddy dalam melakukan
pelat bergerak melalui medan magnet[4]
Gambar diatas merupakan ilustrasi sebuah piringan aluminium digantung diseutas tali dan
piringan tersebut berayun pada sebuah magnet U. Piringan tersebut berayun bolak-balik pada
magnet U, ketika piringan tersebut berayun akan timbul perubahan fluks magnet yang
mengakibatkan induksi ggl pada piringan sehingga menyebabkan timbulnya arus Eddy (Eddy
current)[4].
2.5. Sensor
Sensor yang digunakan dalam penelitian ini berupa sensor gaya FSS dengan sensor
optocoupler yang berfungsi untuk menghitung RPM motor DC. Berikut merupakan penjelasan
tentang karakteristik sensor dan prinsip kerja sensor.
2.5.1. Sensor Gaya FSS
Sensor gaya adalah sebuah piranti elektronik yang digunakan untuk mengukur gaya yang
diberikan pada suatu benda. Dimana gaya yang dihasilkan oleh sensor tersebut berupa tegangan
yang nantinya akan diolah oleh mikrokontroler. Pada sensor gaya terdapat silicon-implanted
piezoresistor yang digunakan sebagai resistansi. Piezoresistor adalah suatu material yang apabila
ditarik, ditekan atau dirubah bentuknya, maka nilai resistansinya akan berubah. Jadi nilai
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
resistansi silicon-implanted piezoresistor tersebut akan berubah apabila ditekan atau ditarik oleh
sebuah gaya.
Gambar 2.3. Sensor gaya FSS [5]
Sensor gaya menerima gaya melalui bola stainless steel(gambar 2.3). Apabila sensor gaya
diberi sebuah gaya, maka bola stainless steel tersebut akan secara langsung mempengaruhi
silicon-implanted piezoresistor, dengan kata lain bola stainless steeltersebut akan mendeformasi
silicon-implanted piezoresistor sehingga resistansinya akan berubah. Perubahan nilai resistansi
pada silicon-implanted piezoresistor berbanding proposional dengan gaya yang diberikan pada
sensor gaya. Perubahan nilai resistansi ini juga mempengaruhi tegangan output sensor gaya.
Sensor gaya tersebut dapat menerima tegangan supply antara 3 Volt sampai 12 Volt,
dengan tegangan supply typical 5 Volt. Gaya (F) yang dapat diterima antara 0 - 15 Newton atau
setara dengan beban 0 - 1500 gr. Temperatur yang dapat ditoleransi adalah antara -40o Celcius
sampai 85o Celcius.
Sensor gaya bekerja berdasarkan prinsip jembatan wheatstone, dimana jembatan
wheatstone berguna untuk mengukur hambatan dengan cara menyeimbangkan kedua sisi
rangkaian jembatan bridge circuit.
Gambar 2.4. Rangkaian skematik sensor gaya FSS[5]
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
Pada Gambar 2.4 pin 1 sebagai supply sedangkan pin 3 sebagai ground, sedangkan pin 2
dan 4 sebagai output positif dan negatif. berdasarkan rangkaian skematik nilai tegangan output
dapat dirumuskan :
…………… (2.2)
Dimana:
Vout = hasil Tegangan (V)
Vin = tegangan input (V)
R1 = hambatan 1 (ohm)
R2 = hambatan 2 (ohm)
R3 = hambatan 3 (ohm)
R4 = hambatan 4 (ohm)
Perubahan tegangan output terjadi karena pada saat sensor gaya menerima sebuah gaya, bola
stainless steel akan mendeformasi resistor-resistor yang berada diantara pin-pin tersebut.
Resistor-resistor tersebut adalah silicon-implanted piezoresistor sehingga apabila terdeformasi,
maka resistansinya akan berubah dan tegangan output sensor gaya juga akan berubah [5].
3. METODE PENELITIAN
Perancangan sistem instrumentasi ini terdiri dari perancangan mekanik, perangkat
elektronik dan perangkat lunak (software) yaitu pemrograman mikrokontroller serta program
monitoring LabVIEW. Perancangan mekanik terdiri atas rancangan konstruksi tempat
berputarnya piringan aluminium yang digerakkan dengan Motor DC, dimana diatas piringan
aluminium terdapat sensor optocoupler didalamnya untuk menghitung RPM yang dihasilkan
oleh Motor DC serta timbangan neraca untuk menghitung besar gaya angkat magnet. Perangkat
elektronika terdiri dari semua sistem elektronika seperti mikrontroler sebagai pengendali sistem,
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
sensor gaya untuk menghitung besar gaya angkat magnet, driver motor pengendali putaran Motor
DC serta instrumentasi amplifier.
Untuk perancangan perangkat lunak terbagi atas elemen antar-muka (interfacing) dengan
menggunakan monitoring LabVIEW, serta untuk pemrograman mikrokontroler AVR Atmega8535 dengan menggunakan bahasa program BASCOM-AVR yang dilengkapi dengan
komunikasi serial RS-232 dan pengendalian putaran Motor DC menggunakan teknik PWM
dengan pengatur kecepatan yang dikendalikan melalui program monitoring LabVIEW dan
mengukur besar gaya angkat magnet menggunakan sensor gaya. Berikut ini merupakan blok
diagram sistem instrumentasi dari sistem pengukur kecepatan putaran vs gaya angkat secara
keseluruhan.
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Instrumentasi
Pada Gambar 3.1 sistem menggunakan mikrokontroler atmega8535 sebagai pengendali, dimana
sistem akan menggunakan komunikasi serial yang berguna untuk mengendalikan kecepatan
motor dan mendisplaykan data yang diterima dari mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengatur
kecepatan motor yang dikendalikan oleh program monitoring LabVIEW melalui serial kemudian
mikrokontroler akan mengatur melalui pwm sehingga kecepatan motor DC akan bervariasi.
Kecepatan motor DC yang bervariasi akan dideteksi sensor optocoupler untuk mengetahui besar
RPM yang dihasilkan oleh motor DC melalui port interrupt yang ada pada atmega8535. Dengan
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
RPM motor yang bervariasi maka akan mengakibatkan magnet neodymium terangkat keatas
karena fenomena arus Eddy antara piringan aluminium dengan keping magnet. Gaya angkat
magnet tersebut akan terbaca oleh sensor gaya dan data tersebut terbaca mikrokontroler melalui
port adc, hasil dari RPM dan sensor gaya akan dikirim pada monitoring LabVIEW dan akan didisplay-kan melalui xy graph dan LCD.
Dibawah ini dijelaskan bagaimana sistem penelitian yang telah dilakukan, dan sistem
berjalan. Pada Gambar 3.2. merupakan sistem mekanik yang telah dibuat dalam penelitian ini.
Gambar 3.2. Alat eksperimen gaya angkat magnet
Sistem mekanik pada sistem instrumentasi ini terdiri atas motor DC untuk berputarnya piringan
aluminium dan timbangan neraca yang terdapat sensor gaya. Pada perancangan system akan
dipisah antara motor DC dan timbangan neraca, motor DC di-kopel menggunakan belt sehingga
motor DC dapat berputar lebih cepat dibandingkan dengan piringan yang dikopel langsung pada
motor DC. Timbangan neraca (sistem pengungkit) terdapat sensor gaya untuk mengukur gaya
angkat magnet maka dari itu timbangan neraca akan dibuat dalam keadaan seimbang sehingga
ketika magnet terangkat karena pengaruh piringan aluminium yang berputar, maka sensor gaya
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
akan mengukur gaya angkat magnet tersebut tanpa ada beban tambahan karena pengaruh
timbangan yang tidak seimbang.
4 . HASIL PENELITIAN
Dibawah dijelaskan hasil pengambilan data gaya angkat magnet yang ditimbulkan akibat
RPM motor dc yang dikopel bersama dengan piringan aluminium. Setelah dilakukan pengerjaan
keseluruhan sistem, maka perlu dilakukan pengujian alat serta penganalisaan terhadap alat,
apakah sistem sudah bekerja sesuai yang diinginkan atau tidak.
4.1.
Data Uji Linearilitas Sensor Gaya
Linierisasi sensor gaya dilakukan dengan menggunakan beban antara 0 gr – 20 g, hal ini
dilakukan untuk membuktikan kelinearilitas sensor yang digunakan sesuai dengan data sheet
sensor.
Gambar 4.1. Grafik uji linearilitas sensor gaya
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
4.2.
Data besar medan magnet antara jarak piringan aluminium dengan keping
Magnet
Data antara jarak dengan magnet diambil dengan tujuan ingin mengetahui berapa besar
medan magnet yang dihasilkan jika jarak antara piringan aluminium dengan magnet berbedabeda besar medan magnet.
Gambar 4.2. Grafik jarak vs medan magnet
4.3.
Data pengkonversian antara Vin Motor DC vs RPM
Dengan memvariasikan besar supply motor DC peneliti dapat mengetahui berapa besar
RPM yang dihasilkan dari tegangan supply yang dikendalikan oleh mikrokontroler dengan
menggunakan pwm, sehingga data RPM tersebut dapat dibandingkan pada saat pengambilan data
akhir antara RPM vs Gaya angkat magnet dan RPM yang terukur oleh mikrokontroler adalah
benar.
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
Gambar 4.3. Grafik Tegangan input motor DC vs RPM
4.4.
Data Pengujian Pengukuran RPM vs Gaya (Newton)
Berikut merupakan data yang didapat dari hasil eksperimen yang dilakukan secara
langsung melalui sistem instrumentasi pengukuran gaya angkat magnetik pada piringan
aluminium yang berputar.
Gambar 4.4. Grafik RPM vs Gaya (Newton)
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
Gambar 4.5. Grafik monitoring pada LabVIEW
5. PEMBAHASAN
Dibawah ini merupakan pembahasan data yang didapat dari hasil eksperimen yang
dilakukan secara langsung melalui sistem instrumentasi pengukuran gaya angkat magnetik pada
piringan aluminium yang berputar. Pada Gambar 4.1. linierisasi sensor gaya dilakukan dengan
menggunakan beban antara 0 gr – 20 g, tetapi dari gambar 4.2 nilai beban mulai dari 2,4 g. Beban
tersebut dianggap nilai 1 g dikarenakan pada saat pengambilan data peneliti menggunakan sebuah
lempengan datar untuk pengambilan data, karena pada bagian sensor gaya terdapat bentuk
setengah bola yang mengakibatkan sulit untuk melakukan pengkalibrasian. Lempengan datar
tersebut berfungsi pada saat penambahan beban posisi tekan pada sensor tidak berubah yaitu tetap
pada posisi paling atas sensor, sehingga besar range beban yang diambil menjadi 2 g – 21 g.
Linierisasi sensor gaya diambil pada range beban rendah antara 0 g – 20 g, dikarenakan peneliti
sebelumnya telah melakukan linierisasi dengan range yang lebih besar yaitu 100 g – 1300 g dan
melakukan pengambilan data secara manual. Pengambilan data secara manual diambil dengan
cara memvariasikan besar tegangan suplai pada Motor DC yang telah dikopel piringan
aluminium. Data yang didapat dengan memvariasikan besar suplai Motor DCdari 0V – 24V,
ternyata gaya angkat yang terukur pada sensor gaya adalah kecil yaitu dibawah 100 g. Maka dari
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
itu peneliti melakukan pengkalibrasian ulang yang bermaksud agar data yang didapat lebih teliti
dengan range 0 g – 20 g.
Pada Gambar 4.2. pengukuran besar medan magnet ini menggunakan teslameter dengan
skala 2000 sehingga nilai besar medan magnet yang terukur adalah nilai yang sebenarnya karena
tanpa ada perhitungan untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya. Berikut merupakan grafik
antara variasi jarak dengan variasi magnet. Dilihat dari hasil grafik pada Gambar 4.2. dapat
dilihat bahwa semakin jauh jarak keping magnet terhadap piringan maka besar medan magnet
yang dihasilkan juga semakin kecil. Jika jumlah keping magnet yang diukur makin banyak
dengan jarak yang sama maka medan magnet yang dihasilkan semakin besar, tetapi jika jarak
terhadap magnet divariasikan sampai dengan 5 cm maka besar medan magnetnya pun juga
semakin kecil.
Dari Gambar 4.3. Dengan menggunakan persamaan RPM = RPS * 60 , pengkonversian
data dari RPS ke RPM diambil dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar RPM yang
dihasilkan dengan memvariasikan tegangan supply yang diberikan oleh motor. Dengan
memvariasikan besar supply motor DC peneliti dapat mengetahui berapa besar RPM yang
dihasilkan dari tegangan supply yang dikendalikan oleh mikrokontroler dengan menggunakan
pwm, sehingga data RPM tersebut dapat dibandingkan pada saat pengambilan data akhir antara
RPM vs Gaya angkat magnet dan RPM yang terukur oleh mikrokontroler adalah benar. Dari
Gambar 4.3 dapat dilihat dimana pada tegangan dibawah 5 Volt tidak ada RPM yang terukur atau
dapat dikatakan motor belum dapat berputar, dikarenakan tegangan yang diberikan belum mampu
untuk melakukan putaran pada motor yang diakibatkan beban yang diberikan pada motor cukup
besar. Beban pada motor tersebut berupa piringan aluminium yang dikopel menggunakan belt
berbahan karet, sehingga belt yang mengikat piringan akan membuat beban pada motor semakin
besar.
Berdasarkan Gambar 4.4. grafik RPM vs Gaya maka didapatkan Fungsi transfer yang
didapat sudah cukup linear karena diperoleh fungsi transfer sebagai berikut:
Gaya = 5E-05RPM + 0,008
R² = 0,988
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
dengan memperoleh nilai koefisien determinasi R² = 0,988 maka sistem dapat dikatakan cukup
berhasil karena R² mendekati 1 dan data yang didapat jika semakin besar RPM maka akan
semakin besar pula gaya angkat yang terukur pada sensor gaya walaupun terdapat kekurangan
pada perancangan mekanik.
Dengan demikian semakin besar gaya tekan yang diberikan kepada sensor gaya yang
berarti gaya angkat magnet juga semakin besar dimana nilainya akan setara dengan gaya tekan
yang diberikan kepada sensor gaya. Fenomena gaya angkat tersebut terjadi karena adanya arus
Eddy yang ditimbulkan pada piringan aluminium yang berputar didalam medan magnet. Jika
putaran aluminium makin tinggi maka arus Eddy yang terjadi antara piringan dengan magnet juga
semakin besar yang mengakibatkan gaya tolak terhadap magnet juga yang menghasilkan gaya
angkat yang terukur sensor gaya juga semakin besar. Dengan melakukan perhitungan
menggunakan metode least square kesalahan relatif dari grafik Kecepatan Putar Piringan vs Gaya
angkat dapat ditentukan. Didapat kesalahan relatif sebesar 14,51%. Kesalahan relatif tersebut
mungkin didapat karena kecilnya nilai yang dihasilkan oleh sensor gaya, data sensor gaya yang
dihasilkan cukup kecil dikarenakan kesalahan berada pada perancangan mekanik.
Berdasarkan Gambar 4.4. data eksperimen yang ada sudah cukup stabil, namun sistem
mekanik mengalami gangguan pada timbangan neraca. Kondisi tersebut akibat ketidakstabilan
pada titik tengah pada timbangan neraca, dimana pada saat RPM tinggi timbangan neraca
tergeser dari titik poros timbangan neraca sehingga data yang dihasilkan oleh sensor gaya tidak
optimal. Perancangan mekanik yang diinginkan oleh peneliti adalah mengurangi gesekan pada
konstruksi mekanik saat keeping magnet terangkat ketika kecepatan motor dipercepat karena
bertujuan data yang didapatkan akan optimal tanpa ada kesalahan akibat gaya gesek tersebut.
Data yang diperoleh melalui eksperimen sebenarnya sudah cukup akurat karena pengkalibrasian
yang telah dilakukan sebelumnya. Proses pengkalibrasian sistem instrumentasi sudah cukup
akurat, namun sistem mekanik yang kurang stabil pada timbangan neraca mengakibatkan data
hasil eksperimen tidak optimal. Sistem pengukuran RPM di-standarkan dengan pengukuran
frekuensi counter.Namun, sistem instrumentasi ini perlu dikalibrasi secara khusus dengan alat
ukur atau instrumentasi lain yang lebih ditelusur secara akurat sedangkan pada sensor gaya yang
digunakan mempunyai standar yang cukup baik jika dilihat dari datasheet sensor tersebut karena
sudah di-standarkan melalui pabrikan.
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
6. KESIMPULAN
Berikut merupakan kesimpulan dari hasil eksperimen yang dilakukan secara langsung
melalui sistem instrumentasi pengukuran gaya angkat magnetik pada piringan aluminium yang
berputar.
1. Sistem Instrumentasi pengukuran gaya angkat magnetik pada piringan aluminium
yang berputar berbasis mikrokontroller dapat berfungsi dan dapat mengukur gaya
angkat magnet.
2. Semakin besar RPM piringan aluminium maka akan semakin besar gaya angkat
magnet yang ditimbulkan. Hal ini dibuktikan dengan fungsi transfer yang didapat dari
grafik antara RPM vs Gaya yaitu: gaya = 5E-05RPM + 0,008, dengan nilai koefisien
determinasi R² = 0,988 dimana didapatkan nilai R² yang mendekati 1, kemungkinan
kesalahan berada pada bagian mekanik.
7. SARAN
Pada proses pembuatan alat ukur gaya angkat magnet ini terdapat kekurangan yaitu
pada bagian mekanik, dimana pada bagian timbangan neraca pada saat terjadi gaya
angkat posisi timbangan neraca agak bergeser sehingga mengakibatkan kurang
optimalnya pengukuran oleh sensor gaya dan merupakan salah satu poin terjadi kesalahan
pengukuran.
8. DAFTAR ACUAN
1. Cara KerjaKwH Meter
http://mohammadgavin.wordpress.com/2011/06/19/cara-kerja-kwh-meter/. dibukapada 07nov-2012
2. Prasetyo,
budhi.2011.
AnalisisdanPerancangan
Rotor
Pendingin
Dynamometer.
Ekspedisijurnal. Vol 7 No. 2. 57- 62
3. Halliday,
D
danResnick,
R.1984.
FisikaJilid
2,
Edisiketiga.
Jakarta:
PenerjemahPanturSilabanPh.Ddan Drs. Erwin Sucipto, PenerbitErlangga (341-345).
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
4. Halliday, etc. 2009. Fundamental of Physic 8th edition (1008-1009).
5. www. all datasheet.com, dibukapada 10-sept-2012
6. Sensor OPTOCOUPLER, 2010
http://robotron-unm.blogspot.com/2010/03/sensor-optocoupler.html ,dibukapada 10-sept2012
7. Sensor optocoupler,2010.
http://pe2nk87.wordpress.com/2010/12/13/sensor-optocoupler.html , dibukapada 10-sept2012
8. PrinsipKerjaOptocoupler.
http://elektronikatea.blogspot.com/2010/12/prinsip-kerja optocoupler.htmldibukapada 10sept-2012.
9. Pulse Width Modulation (PWM),
http://ini-robot.blogspot.com/2012/05/pulse-width-modulation-pwm.html ,dibukapada 10sept-2012
10. PWM (Pulse Width Modulation, 2011.
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article &id=820:pwmpulse-width-modulation&catid=15:pemrosesan-sinyal&Itemid=14dibukapada
2012
11. Linda,dkk. 2011. Mengamatikarakteristik motor dc
12. Giancoli, Dauglas.C. 2005. Physic 6 th edition (195).
Sistem instrumentasi..., Ika Wulandari, FMIPA UI, 2012
10-sept-
Download