Picu Produktivitas Perempuan Pelaku E

advertisement
Picu Produktivitas Perempuan Pelaku E-Commerce melalui Roadshow Serempak
“Saya agak kesulitan saat harus menghitung ongkos kirim ke suatu kota. Bagaimana cara memperkirakan
ongkosnya?” seorang Ibu pelaku UKM mengajukan pertanyaan kepada Aresdi Mahdi, Komisaris Kreasi
LoGue Internasional. Aresdi hadir sebagai salah seorang pembicara pada roadshow pertama Serempak di
Makassar.
Bukan tanpa alasan Makassar terpilih sebagai kota pertama tuk menyelenggarakan roadshow Serempak
2016. Saat ini Makassar tercatat sebagai kota dengan jumlah pelaku e-commerce terbesar di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan tema yang diusung oleh Serempak, yaitu “Perempuan-peremuan Penggerak Ecommerce.”
Berlangsung di Hotel Sheraton pada tanggal 18 Juli 2016, roadshow ini dibuka oleh Wakil Gubernur
Sulawesi Selatan, Ir. H. Agus Arifin Nu’mang, dan dihadiri oleh perwakilan akademisi, UKM, LSM,
organisasi perempuan dan blogger.
Tak hanya Aresdi Mahdi yang dihadirkan sebagai pembicara, Ibu Ratna Susianawati, SH, MH, Asisten
Deputi Kesetaraan Gender dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu
Martha Simanjuntak, Se, MM, Ketua Pokja Serempak dan Rahmania Rahman, Founder CV. Soulmaks
Makassar, juga menjadi narasumber pada roadshow pertama ini.
Serempak sendiri merupakan website yang menjadi jejaring sosial guna berbagi informasi berbagai bidang
tentang perempuan dan anak. Roadshow ini bertujuan untuk berbagi pengalaman antara narasumber dan
peserta, tentang pengelolaan e-commerce.
Pertanyaan salah seorang pelaku UKM di atas menunjukkan bahwa perempuan pelaku usaha masih butuh
wadah untuk menjawab kebutuhannya akan informasi. Perhitungan ongkos kirim bagi sebagian pelaku
usaha, khususnya usaha online, mungkin merupakan hal sederhana, namun belum tentu bagi mereka
yang baru bergabung sebagai pengusaha online. Memanfaatkan media online sebagai tempat jualan pun,
butuh strategi tertentu. Hal-hal tersebutlah yang kemudian berusaha dijawab melalui roadshow ataupun
melalui website Serempak.
Menurut Aresdi, kemajuan pasar online sangat pesat saat ini. Bisa dilihat dengan adanya peningkatan
100% permintaan akan jasa pengiriman barang dan permintaan terbesar berasal dari toko online. Semakin
tinggi jumlah transaksi online, baik melalui media sosial maupun marketplace, maka semakin tinggi pula
jumlah pengiriman barang. Besarnya permintaan pasar melalui online shop merupakan peluang bagi
perempuan, mengingat bahwa 23% dari pemilik usaha kecil saat ini adalah kaum perempuan.
Era digital memaksa pelaku usaha harus berubah. Dari yang tadinya hanya mengandalkan penjualan
offline atau tatap muka, kini bisa semakin meluas kemana-mana, bahkan global, dengan memanfaatkan
teknologi internet. Namun tak semua perempuan pelaku UKM mampu terjun ke bisnis online, jika tanpa
dibekali dengan pengetahuan pemasaran online. Selain itu, beberapa yang sudah mencoba menjual
secara online, belum memperoleh hasil semaksimal penjualan offline. Beberapa diantaranya malah tidak
mempercayai bisnis yang berbasis online.
Kendala yang ditemui saat ini di kalangan pelaku usaha online adalah adanya kebiasaan mengikuti apa
yang sudah ada. Aresdi menyarankan bagi perempuan yang ingin memulai usaha sebaiknya memilih
produk yang sesuai dengan passion-nya. Hal ini akan membantu bagi pengusaha untuk memahami apa
yang dibutuhkan oleh konsumen. Di samping itu, hindari mengamati usaha lain lalu menirunya, tapi
budayakan ATM, yaitu amati, tiru dan modifikasi. Hal tersebut akan menjadikan usaha kita berbeda
dengan yang lain.
Berbisnis secara online juga, membutuhkan strategi tertentu. Aresdi menyatakan bahwa kendala lain dari
pelaku e-commerce adalah kurang aktif memasarkan secara online. Toko online tetap membutuhkan
promosi. Jika kesulitan dalam melakukan promosi, maka salah satu alternatif adalah dengan bergabung
dengan marketplace yang saat ini sudah mulai banyak di Indonesia. Marketplace besar biasanya memiliki
dana sendiri untuk promosi, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain.
Tidak kreatif dalam menghasilkan produk, pun menjadi kendala dalam bersaing di dunia online. Saat
seseorang memasukkan kata kunci untuk sebuah produk di mesin pencari, maka akan ada ratusan pilihan
toko yang akan muncul. Untuk bersaing dengan ratusan toko yang memiliki produk yang sama atau hampir
sama dengan produk kita, maka dibutuhkan usaha kreatif dalam membuat produk.
Kendala terakhir yang disampaikan oleh Aresdi adalah foto yang dibuat seadanya. Dalam memajang
produk di toko online, gunakan foto yang menarik bagi calon pembeli. Produk di sebuah toko yang
ditampilkan dengan foto yang bagus, akan lebih berpotensi dilirik daripada toko yang menjual barang
serupa namun dengan foto seadanya.
Kehadiran Serempak, yang difasilitasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak RI, nantinya diharapkan selain mampu menjawab kebutuhan perempuan-perempuan pelaku ecommerce. Menu yang bisa diakses di website Serempak antara lain berita, e-learning, download forum
dan livechat, serta e-market.
Menu e-learning dan fasilitas download memudahkan bagi pengunjung website untuk memperoleh
materi-materi yang dibutuhkan. Untuk kolom berita, diharapkan akan dimanfaatkan sebagai wadah
jurnalisme warga, khususnya perempuan.
Roadshow yang berlangsung sekitar 3 jam ini, ditutup dengan ulasan kesimpulan dari moderator, Luna
Vidya, bahwa kekuatan lokal Bugis Makassar akan jiwa berdagangnya, merupakan hal yang harus tetap
ditumbuhkan. Roadshow serempak hadir sebagai perwujudan kehadiran pemerintah bagi masyarakat. Ini
merupakan ruang kolaborasi antara Pemerintah dan komunitas.
Website Serempak sendiri, merupakan cara pemerintah menyentuh masyarakat dengan berbasis
pemberdayaan masyarakat.
Download