bab iii isu-isu strategis pendidikan

advertisement
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS PENDIDIKAN
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi DinasPendidikan
Provinsi Jawa Timur
Setelah berakhirnya tahapan kedua dalam pembangunan pendidikan nasional
dengan fokus penguatan layanan pendidikan, pada tahapan ketiga periode 2015-2019,
fokus pembangunan pendidikan nasional adalah peningkatan daya saing regional.
Seperti diketahui, fokus pembangunan pendidikan nasional tahap kedua dijadikan
sebagai dasar untuk merumuskan visi pendidikan 2014 dalam Rencana Strategis
Kementerian
Pendidikan
Nasional
(Renstra
Kemdikna)
2010-2014,
yaitu
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan
Indonesia Cerdas Komprehensif.”Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Jawa Timur tahun 2009-2013 untuk bidang pendidikan, prioritasnya
ditekankan pada peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan pendidikan. Sampai
menjelang tahun terakhir pelaksanaan Renstra Kemdiknas tahun 2010-2014, sejumlah
keberhasilan telah berhasil diraih dalam pembangunan pendidikan baik pada tataran
nasional, maupun regional khususnya di Provinsi Jawa Timur. Meskipun demikian
sejumlah permasalahan masih menghadang dalam pelaksanaan pembangunan
pendidikan di Jawa Timur.Permasalahan tersebut mendesak untuk segera dicarikan
solusinya, terutama berkaitan dengan kesiapan untuk memasuki tahap ketiga
pembangunan pendidikan nasional yang berfokus pada peningkatan daya saing
regional.
Dari hasil identifikasi berbagai permasalahan pendidikan dalam seminar
pendidikan yang dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan se Provinsi Jawa Timur
dan Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur berhasil diidentikasi sejumlah isu-isu
strategis di bidang pendidikan.Isu-isu strategis yang teridentifikasi diharapkan dapat
dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam menyusun Renstra Dinas Pendidikan
Jawa Timur tahun 2014-2019. Isu-isu strategis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Masih tingginya disparitas kualitas pendidikan antar Kabupaten/Kota di Jawa
Timur
(III-1) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
2.
Masih rendahnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan
3.
Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
4.
Belum maksimalnya peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan
5.
Belum maksimalnya koordinasi dan sinkronisasi antar bidang dan antara Dinas
Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam implementasi
kebijakan dan program pendidikan
6.
Belum terealisasinya regulasi di bidang pendidikan berupa Penetapan Peraturan
Daerah tentang Pendidikan
7.
Belum efektifnya pengembangan dan implementasi kurikulum muatan lokal
utamanya untuk pendidikan anti korupsi dan pelestarian budaya
8.
Masih rendahnya kualitas pendidikan nonformal dan informal
9.
Belum efektifnya implementasi program penyerasian pendidikan Diniyah dan
Pesantren Salafiyah dengan pendidikan umum
10. Masih rendahnya tingkat literasi dan minat baca di kalangan masyarakat baik
yang masih berusia sekolah maupun yang telah menyelesaikan pendidikan
11. Belum efektifnya implementasi program peningkatan kualitas pendidikan
menengah universal 12 tahun
12. Belum efektifnya implementasi penerapan kurikulum 2013 pada berbagai jenjang
dan jalur pendidikan;
13. Jumlah angka buta huruf masih tinggi;
14. Rendahnya APK dan APM di tingkat pendidikan menengah;
15. Kurangnya sarana prasarana pendidikan menengah kejuruan;
16. Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidik pada pendidikan khusus dan layanan
khusus (untuk semua jenjang pendidikan) di Jawa Timur;
17. Belum optimalnya pendataan semua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) usia
sekolah di Jawa Timur berkesempatan menikmati layanan pendidikan yang
sesuai;
18. Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT).
(III-2) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur, Visi pembangunan Jawa Timur yang ingin diwujudkan pada
periode 2014- 2019 adalah:
Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing,
dan Berakhlak
Jawa Timur Lebih Sejahtera
Adalah terwujudnya peningkatan lebih lanjut dari kondisi makmur, yang tidak
hanya berdimensi material atau jasmaniah, tetapi juga spiritual atau rohaniah, yang
memungkinkan rakyat menjadi manusia yang utuh dalam menggapai cita-cita ideal,
dan berpartisipasi dalam proses pembangunan secara kreatif, inovatif, dan konstruktif,
dalam tata kehidupan (juga tata pemerintahan) yang aman dan tenteram, rukun dan
damai, di samping terpenuhinya kebutuhan dasar sandang, pangan, papan, pendidikan,
kesehatan, dan lapangan kerja, juga bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, bebas
dari ketakutan dan belenggu diskriminasi, serta bebas dari penindasan, dengan sumber
daya manusia yang makin berkualitas secara fisik, psikis maupun intelektualitas.
Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang hidup dalam situasi dan kondisi
aman, tenteram, damai, sentosa, dan makmur.
Jawa Timur Lebih Berkeadilan
Adalah terwujudnya kesejahteraan yang merata bagi semua orang, bukan
kesejahteraan
orang-seorang
maupun
sekelompok
orang.Kesejahteraan
yang
berkeadilan adalah bersifat distributif, yakni adanya kesetaraan kondisi awal yang
dibutuhkan bagi
setiap warga
untuk dapat
mengembangkan dirinya,
dan
proporsionalitas hasil yang diperolehnya dari setiap upaya yang dilakukan. Proses
pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat, yang berjalan dalam proses perubahan
struktur yang benar, diarahkan agar rakyat yang menikmati pembangunan haruslah
mereka yang menghasilkan, dan mereka yang menghasilkan haruslah yang menikmati
secara berkeadilan. Upaya mewujudkan kesejahteraan yang lebih berkeadilan
merefleksikan sikap dan komitmen keberpihakan kepada elemen masyarakat yang
lemah atau termarjinalisasi, agar yang lemah tidak menjadi bertambah lemah, karena
kekurangberdayaan menghadapi yang kuat. Keberpihakan ini merupakan upaya
(III-3) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
mencegah terjadinya persaingan tak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang
lemah.
Jawa Timur Lebih Mandiri
Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang dapat membangun, dan
memelihara kelangsungan hidup berlandaskan kekuatannya sendiri.Upaya peningkatan
kesejahteraan rakyat haruslah dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian.
Membangun kemandirian sosial bukan dalam makna membangun isolasi sosial, tetapi
mengembangkan kemampuan “Berdikari” (Berdiri di atas Kaki Sendiri), dan secara
proaktif melepas belenggu ketergantungan dan hambatan struktural yang memasung
potensinya, baik secara ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya, sehingga mampu
berdaulat dan bebas dalam politik; Berkedaulatan hukum; Berdikari dalam ekonomi;
dan Berkepribadian dalam kebudayaan; yang berlangsung dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Jawa Timur Lebih Berdaya Saing
Adalah terwujudnya peningkatan kemampuan daya saing Jawa Timur, bukan
hanya berdasarkan keunggulan komparatif (comparative advantage), tetapi terutama
keunggulan kompetitif (competitive advantage), menyangkut peningkatan kualitas
produk, manajemen produksi, pemasaran, dan aksespermodalan, serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya
menghadapi ASEAN Economic Community pada 2015.Di samping itu, Jawa Timur
Lebih Berdaya Saing juga berkait dengan upaya meningkatkan daya saing dan
kemandirian budaya lokal menghadapi ASEAN Socio-Cultural Community pada
2015,agar tidak tergusur dan lenyap ditelan oleh integrasi sosio-kultural ASEAN,
maupun budaya asing lainnya. Puncak-puncak kebudayaan daerah yang merupakan
kebudayaan bangsa atau kebudayaan nasional harus terus dipelihara, diperkuat, dan
dikembangkan agar karakter dan jati diri bangsa menjadi unggulan sebagai daya saing,
dan karenanya tetap mampu berkepribadian dalam kebudayaan.Budaya dan tradisi
lokal yang merupakan kearifan lokal (local wisdom) harus pula dipelihara, diperkuat,
dan dikembangkan sebagai basis pembangunan, yang pada gilirannya dapat
memperkuat pembangunan karakter bangsa secara keseluruhan.Kearifan lokal
merupakan pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge), atau kecerdasan
lokal (local genius), yang menjadi dasar identitas budaya (cultural identity).
(III-4) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
Jawa Timur Lebih Berakhlak
Adalah terwujudnya peningkatan akhlak mulia, baik secara individual maupun
sosial, dalam konteks rohaniah maupun spiritual, karena kesejahteraan tanpa akhlak
dan moral akan membawa kita ke dalam jurang kehancuran. Akhlak merupakan budi
pekerti, perangai, tabiat, atau moralitas luhur yang terutama bersumber dari kesalehan
individual sesuai ajaran agama yang diyakini, yang pada gilirannya akan melahirkan
kesalehan sosial, yang ditandai oleh semakin meningkatnya empati sosial, toleransi
sosial, solidaritas sosial, dan sikap demokratis dalam menghadapi perbedaan, serta
menjunjung tinggi supremasi hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,
yang akan bermuara pada terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Mencermati visi pembangunan Jawa Timur yang tertuang dalam RPJMD Tahun
2014-2019 beserta penjelasannya, dikaitkan dengan pembangunan bidang pendidikan,
nampaklah bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki komitmen untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Masyarakat
yang
sejahtera
adalah
masyarakat memiliki hidup berkualitas dalam kondisi aman, tenteram, damai, sentosa,
dan
makmur.Pencapaian
kesejahteraan
tentu
membutuhkan
keberhasilan
pembangunan ekonomi, dan hal itu perlu didukung oleh keberhasilan pembangunan di
bidang pendidikan, oleh karena untuk mencapai keberhasilan di bidang ekonomi,
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas yang peningkatannya membutuhkan
pembangunan di bidang pendidikan.
Pencapaian Jawa Timur yang ebih berkeadilan membutuhkan pengembangan
program-program pendidikan yang memberikan prioritas layanan bagi golongan
masyarakat yang belum beruntung dan lemah dalam kondisi sosial ekonomi, serta
memiliki keterbatasan untuk mengakses layanan pendidikan.Untuk itu pemberian
bantuan biaya pendidikan, subsidi pada lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan
dan pengembangan sekolah-sekolah inklusif perlu menjadi prioritas utama
pembangunan pendidikan di Jawa Timur. Sementara itu kemandirian dapat dibangun
di Jawa Timur melalui pembangunan bidang pendidikan yang memberikan penanaman
nilai-nilai kebanggaan sebagai bangsa; kesadaran akan nilai luhur dan kelebihan
budaya Jawa Timur maupun nasional; peningkatan pendididkan kejuruan untuk
menghasilakan tenaga-tenaga handal dan pelaku-pelaku usaha yang inovatif yang
(III-5) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
mampu melepas belenggu dominasi penguasaan ekonomi dari pihak asing; dan
peningkatan kualitas pendidikan kewarganegaraan untuk membangun kesadaran
dalam menjaga keutuhan bangsa sebagai kesatuan dan menumbuhkan kecintaan pada
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembangunan bidang pendidikan yang diarahkan untuk peningkatan kualitas
pendidikan melalui peningkatan mutu berbagai aspek pendukung pelaksanaan
pendidikan seperti tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan
lembaga pendidikan, kebijakan bidang pendidikan yang relevan, peningkatan kinerja
birokrasi pendidikan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan Jawa
Timur untuk lebih berdaya saing. Seperti diketahui kemampuan bersaing bagi Jawa
Timur pada tataran nasional, regional maupun internasional, hanya dapat ditingkatkan
melalui dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas, untuk itu peningkatan
kualitas pendidikan menjadi suatu keniscayaan.
Menjadikan Jawa Timur lebih berakhlak membutuhkan pengembangan programprogram peningkatan pendidikan karakter dan budi pekerti. Tidak hanya ditumpukan
pada upaya untuk meningkatkan pendidikan agama, pencapaian warga masyarakat
Jawa Timur yang berakhlak mulia, memerlukan peningkatan praktek pendidikan pada
berbagai disiplin untuk menanamkan karakter yang kokoh dalam menjunjung nilainilai moral universal seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, tenggang rasa
dan lain sebagainya, sehingga akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang diwarnai
oleh nilai-nilai empati sosial, toleransi sosial, solidaritas sosial, dan sikap demokratis
dalam menghadapi perbedaan, di seluruh wilayah Jawa Timur.
Berdasar visi pembangunan Jawa Timur 2014-2019, dikembangan 5 (lima) misi
pembangunan yang diberi judul: Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik.
Kelima misi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
Misi ini untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan bagi semua, melalui
peningkatanperluasan
lapangan
kerja,
dan
peningkatan
pemenuhan
serta
pemerataan layanan dasar, dengan memperluas akses masyarakat terhadap
pendidikan yang bermutu, danperluasan akses terhadap pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta percepatan dan perluasan
penanggulangan kemiskinan.
(III-6) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
2. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusiff, mandiri, dan berdaya saing,
berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi.
Misi ini untuk mewujudkan peningkatan pembangunan ekonomi bagi semua
(inklusif), sekaligus meningkatkan kemandirian dan kemampuan daya saing,
terutama berbasis agrobisnis/agroindustri dan industrialisasi, melalui peningkatan
aktivitas ekonomi dan kelembagaan UMKM dan koperasi, peningkatan
produktivitas sektor pertanian dan ketahanan pangan, peningkatan net ekspor
perdagangan dalam dan luar negeri, serta percepatan kinerja sektor industri agro
maupun non-agro, peningkatan kontribusi sektor pariwisata, melalui pengembangan
industri pariwisata yang berdaya saing, dan pemeliharaan serta pelestarian seni
budaya lokal, dan peningkatan kinerja penanaman modal dalam negeri, luar negeri,
dan investasi daerah, serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur
untuk mengembangkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang.
Misi ini untuk mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan melalui
peningkatan kualitas lingkungan hidup, dan penataan ruang wilayah provinsi yang
berkelanjutan.
4. Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
Misi ini untuk mewujudkan peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), dan tata pemerintahan yang bersih (clean government), serta
profesionalisme pelayanan publik.
5.Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial.
Misi ini untuk mewujudkan peningkatan kesalehan sosial masyarakat melalui
peningkatan kualitas kehidupan beragama, termasuk di dalamnya kerukunan antarumat beragama, sehingga dapat tercipta harmoni sosial dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari, sekaligus merevitalisasi budaya dan tradisi yang merupakan
kearifan lokal sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa, dan harmoni
sosial,dengan dukungan keamanan dan ketertiban yang semakin meningkat, serta
penegakan supremasi hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Dari kelima misi tersebut di atas, dikembangkan tujuan dan sasaran
pembangunan sebagai perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas
tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah. Untuk
(III-7) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
pembangunan bidang pendidikan, tujuan dan sasaran yang dikembangkan terkait
dengan misi pertama, yaitu: Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
Tujuan pembangunan bidang pendidikan di Jawa Timur adalah meningkatkan
pemerataan, dan perluasan akses pendidikan. Dari tujuan tersebut selanjutnya
dijabarkan sasaran pembangunan pendidikan sebagai berikut:
1. Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas;
2. Meningkatnya kuantitas, dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD);
3. Meningkatnya mutu pendidik, dan tenaga kependidikan.
Berdasarkan ketiga sasaran pembangunan bidang pendidikan di atas, dirumuskan
strategi
dan
arah
kebijakan
pembangunan
bidang
pendidikan
di
Jawa
Timur.Keterkaitan antara sasaran, strategi dan arah kebijakan pembangunan
pendidikan di Jawa Timur dapat ditabulasikan pada Tabel 3.1. Dengan mencermati
misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan pembangunan Jawa Timur untuk
periode 2014-2019, nampak bahwa bidang pendidikan beserta kesehatan menjadi
prioritas utama pembangunan Jawa Timur. Hal tersebut sejalan dengan dengan judul
misi pembangunan Jawa Timur, yaitu makin mandiri dan sejahtera bersama wong
cilik. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa tujuan pembangunan pendidikan di
Jawa Timur untuk periode 2014-2019 adalah meningkatkan pemerataan, dan perluasan
akses pendidikan, tidak berbeda dengan dengan prioritas pembangunan bidang
pendidikan periode 2009-2013, yaitu peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan
pendidikan.
Tabel 3.1 Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan
No
1.
Sasaran
Meningkatnya
akses pendidikan
dasar dan
menengah yang
berkualitas
Strategi
a. Meningkatkan akses
pendidikan dasar
dan menengah yang
bermutu dan
terjangkau
b. Meningkatkan
kuantitas dan
kualitas Sekolah
Menengah Kejuruan
Arah Kebijakan
a. Peningkatan dan
pengembangan secara
bertahap Wajib Belajar
Pendidikan Menengah 12
Tahun sebagai kelanjutan
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun
b. Pengembangan "Sekolah
Menengah Kejuruan Mini"
atau Balai Latihan Kerja di
pondok pesantren untuk
menyiapkan tenaga kerja
terampil tingkat menengah.
(III-8) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
2. Meningkatnya
kuantitas, dan
kualitas
pendidikan anak
usia dini (PAUD)
Meningkatkan
aksesibiltas, dan
kualitas PAUD
3. Meningkatnya
mutu pendidik
dan tenaga
kependidikan
a. Meningkatkan
kualitas, dan
layanan pendidikan
b. Meningkatkan minat
baca masyarakat
c. Peningkatan dan
pengembangan penyediaan
tambahan fasilitas dan
program antara (bridging
program) bagi lulusan
sekolah kejuruan untuk
melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi
a. Pengembangan PAUD secara
holistik dan terpadu
b. Peningkatan pemerataan dan
akses PAUD, khususnya di
daerah tertinggal, dan
wilayah kepulauan
a. Peningkatan mutu dan
sebaran tenaga kependidikan
secara merata
b. Peningkatan pendidikan nonformal berbasis komunitas
c. Peningkatan layanan
pendidikan berbasis
manajamen pendidikan secara
komprehensif dan terintegrasi
d. Peningkatan kualitas
pendidikan pondok pesantren
melalui bantuan
penyelenggaraan pendidikan
Diniyah, dan guru swasta
e. Peningkatan kuantitas sarana
dan prasana perpustakaan,
serta kapasitas kelembagaan
secara terpadu
Sumber: RPJMD Jawa Timur 2014-2019
Pemerataan pendidikan ini dimungkinkan berdasar pemikiran bahwa persoalan
pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan belum sepenuhnya tercapai,
untuk itu diperlukan perluasan akses pendidikan yang menjangkau seluruh wilayah
Jawa Timur. Ditinjau dari sisi pencapaian pembangunan bidang pendidikan untuk
kurun waktu lima tahun yang lalu, pada prinsipnya pemikiran yang demikian
dirasakan tidak sepenuhnya tepat, utamanya untuk jenjang pendidikan dasar.
Keberhasilan pelaksanaan program BOS yang dilansir sejak tahun 2005, membuktikan
bahwa program wajib belajar 9 (sembilan) tahun telah berhasil dicapai.Rata-rata lama
sekolah penduduk di Jawa Timur tertinggi pada kelompok usia 20-24 tahun mencapai
10,08 tahun atau setara dengan kelas 1 SLTA. Selain itu pada tahun 2013, Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD/MI telah mencapai 112,70 dan untuk SMP/MTs sebesar
(III-9) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
102,22. Perluasan akses diperlukan pada jenjang pendidikan menengah, oleh karena
pada tahun yang sama APK SLTA baru mencapai angka 78,21. Berdasarkan fenomena
masih rendahnya APK SLTA, dapat dimaklumi mengapa peningkatan pemerataan,
dan perluasan akses pendidikan masih menjadi prioritas pembangunan bidang
pendidikan di Jawa Timur yang salah satu implementasinya dilakukan dengan
mengarahkan kebijakan pada Peningkatan dan pengembangan secara bertahap Wajib
Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun.
Bila dikaji keterkaitannya dengan pembangunan bidang pendidikan pada skala
nasional, pada periode pembangunan pendidikan tahun 2015-2019, fokus atau prioritas
yang dicanangkan adalah peningkatan daya saing pendidikan pada skala regional
(kawasan Asia Tenggara). Berdasarkan hal tersebut, sudah seharusnya prioritas
pembangunan pendidikan di Jawa Timur tidak sekedar mencapai peningkatan
pemerataan dan perluasan akses pendidikan, akan tetapi perlu difokuskan pula pada
upaya untuk memperkuat daya saing pendidikan di Jawa Timur pada tataran nasional
maupun regional, melalui peningkatan kualitas pendidikan pada berbagai jalur dan
jenjang pendidikan. Selain itu perlu pula dijadikan pertimbangan, bahwa sejak tahun
2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melansir program BOS SLTA,
yang memberikan bantuan bagi siswa dengan nominal dana yang memadai. Program
tersebut diyakini memiliki pengaruh yang signifikan pada pencapaian tujuan program
wajib belajar 12 tahun.Dengan demikian seharusnya program-program pembangunan
pendidikan di Jawa Timur lebih diarahkan untuk peningkatan kualitas pendidikan guna
meningkatkan daya saing Jawa Timur di bidang pendidikan.
Selanjutnya dari strategi dan arah kebijakan, dalam RPJMD 2014-2019
dirumuskan pula kebijakan umum dan program pembangunan daerah. Kebijakan
umum mencakup 3 (tiga) hal yaitu: (1) kebijakan kewilayahan, (2) pengembangan
wilayah Jawa Timur yang berorientasi pada pertumbuhan inklusiff, dan (3) penetapan
cluster kewilayahan. Sedangkan program pembangunan yang terkait dengan bidang
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan mengembangkan secara bertahap Wajib Belajar Pendidikan
Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun.
(III-10) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
2. Meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren melalui progam Bantuan
Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta yang lebih dikenal dengan
BOSDA Madin
3. Meningkatkan rasio jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibanding
Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan perbandingan 70%:30%, untuk
menyiapkan tenaga kerja terampil berpendidikan menengah. Pengembangan bidang
keahlian SMK disesuaikan kebutuhan lapangan kerja, didukung kerjasama dengan
dunia usaha dan industri.
4. Meningkatkan kemampuan vokasional dan profesional para lulusan SMK menjadi
tenaga terampil yang siap memasuki pasar kerja di sektor industri melalui Bantuan
Sarana Prasarana SMK;
5. Menghilangkan hambatan administratif pemberian bantuan bagi sekolah umum,
sekolah agama, sekolah kejuruan dan sekolah khusus.
6. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan tambahan fasilitas dan program
antara (bridging program) bagi lulusan sekolah kejuruan untuk melanjutkan
kejenjang pendidikan tinggi.
Ditinjau dari indikasi rencana program prioritas, dapat dipaparkan program
beserta indikator kinerja (outcome) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Program, Indikator Kinerja, dan Target (tahun 2015)
No
Program
Indikator Kinerja
Target Tahun 2015
1. Pendidikan Anak Usia
Dini
APK PAUD
59,53
2. Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun
APM
86,47
3. Pendidikan Menengah
APK
79,80
4. Pendidikan Non Formal
AMH
94,01
5. Pendidikan Luar Biasa
Kabupaten/Kota yang telah
memiliki lembaga
penyelenggara Pendidikan
Khusus (Inklusif)
25
Jumlah guru yang telah
memiliki kualifikasi D4/S1
243.821
6. Peningkatan Mutu
Pendidikan Dan Tenaga
Kependidikan
(III-11) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
7. Pendidikan Tinggi
Terjalinnya kerjasama dan
pemberian bantuan kepada
Perguruan Tinggi dan
lembaga penyelenggaran
Rintisan Wajar Pendidikan
15 Tahun
-
Sumber: RPJMD Jawa Timur 2014-2019
Terlepas dari hal tersebut, dengan mencermati program pembangunan daerah di
bidang pendidikan nampak bahwa fokus pembangunan diarahkan untuk meningkatkan
aksesibilitas masyarakat pada pendidikan menengah, meningkatkan kualitas
pendidikan di lingkungan pondok pesantren, dan memperkuat kontribusi lembaga
pendidikan kejuruan untuk menyediakan tenaga kerja bagi pertumbuhan sektor
ekonomi, melalui perluasan jumlah dan peningkatan kualitas pendidikan di lembagalembaga penyelenggara pendidikan kejuruan.
Selain program seperti ditampilkan pada tabel dia atas, program pembangunan
pendidikan dilakukan pula melalui berbagai program penguatan layanan birokrasi
pendidikan. Serangkaian program yang terkait dengan hal tersebut meliputi: (1)
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, (2) Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur, (3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Daerah,
(4)
Program
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Dokumen
Penyelenggaraan Pemerintahan. Disadari bahwa peningkatan kapasitas layanan
birokrasi memiliki arti yang sangat penting bagi keberhasilan program-program
pendidikan yang dicanangkan, oleh karena itu urgensi atas pengembangan programprogram yang terkait dengan penguatan dan peningkatan layanan birokrasi menjadi
relevan.
3.3 Telaahan Renstra Kemendikbud
Telaah atas Renstra Kemendikbud juga belum dapat dilakukan, oleh karena
Renstra yang dimaksud untuk periode pembangunan pendidikan tahap ketiga tahun
2015-2019 dengan fokus peningkatan daya saing regional, belum diterbitkan.Untuk itu
naskah Renstra ini perlu dilakukan telaah ulang dan perbaikan atau dilengkapi dengan
suplemen bila kelak Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode 20152019 telah diterbitkan.
(III-12) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Terkait dengan kajian atas tata ruang wilayah dan lingkungan hidup strategis,
dalam RPJMD Jawa Timur 2014-2019 dikembangkan kebijakan umum yang terkait
dengan masalah kewilayahan.Dalam kebijakan pembangunan berbasis kewilayahan
fokusnya adalah pembangunan Jawa Timur diarahkan pada pemantapan perkotaan
Pusat Kegiatan Nasional sebagai metropolitan di Jawa Timur, pengembangan Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW), dan peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi
utama di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti
pengembangan sistem agropolitan serta dengan memantapkan pengembangan kawasan
strategis dengan membagi peran strategis pembangunan kewilayahan.
Selain itu dilakukan penetapan cluster kewilayahan, dengan membagi wilayah
Jawa Timur dalam 8 (delapan) cluster meliputi:
1. Cluster Agropolitas Madura, terdiri dari Kabupaten Bangkalan, Sampang,
Pamekasan dan Sumenep, dengan potensi ekonomi unggulan sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan agribisnis;
2. Cluster
Agropolitan
Ijen,
terdiri
dari
Kabupaten
Jember,
Situbondo,
Bondowoso,dan Banyuwangi, dengan potensi ekonomi unggulan sektor pertanian,
peternakan, perikanan, perdagangan, pariwisata, dan agribisnis;
3. Cluster Agropolitas Bromo Tengger Semeru, terdiri dari Kota Malang, Kabupaten
Malang, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang, dengan
potensi ekonomi unggulan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan,
perdagangan, agribisnis, dan pariwisata;
4. Cluster Agropolitas Wilis, terdiri dari Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Magetan,
Ngawi, Ponorogo, dan Kabupaten Pacitan, dengan potensi ekonomi unggulan
sektor pertanian, peternakan, perdagangan, agribisnis, penggalian, dan pariwisata;
5. Cluster Metropolitan, terdiri dari Kota Surabaya, Malang, Batu, Mojokerto,
Kabupaten Gresik, Mojokerto, dan Kabupaten Sidoarjo, dengan potensi sektor
ekonomi unggulan perdagangan, manufaktur, kerajinan, jasa, agroindustri, properti,
hotel dan restoran, dan pariwisata;
6. Cluster Segitiga Emas, terdiri dari Kabupaten Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro,
dengan potensi sektor ekonomi unggulan pertanian, perikanan, peternakan,
pertambangan (migas), penggalian, agroindustri, dan pariwisata;
(III-13) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
7. Cluster Regional Kelud, terdiri dari Kota Kediri dan Blitar, Kabupaten Kediri,
Nganjuk, Blitar, Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung, dengan potensi
ekonomi
unggulan
sektor
pertanian,
perkebunan,
perikanan,
peternakan,
penggalian, pertambangan, kerajinan, dan pariwisata;
8. Cluster Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, terdiri dari wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil yang tersebar di berbagi kabupaten di Jawa Timur (terutama yang berada di
Kabupaten Pamekasan dan Sumenep), dan kurang terlayani dalam proses
pembangunan, dengan potensi unggulan ekonomi di sektor perikanan dan
pariwisata.
Kebijakan pengembangan wilayah dan penetapan kewilayahan pada dasarnya
tidak berkaitan langsung dengan pembangunan bidang pendidikan beserta
pengembangan program-programnya.Meskipun demikian kebijakan yang berkenaan
dengan masalah kewilayahan dapat dijadikan sebagai pertimbangan penting untuk
mengembangkan program-program pendidikan kejuruan sesuai dengan potensi yang
ada pada cluster-clusterkewilayahan yang telah ditetapkan.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Berdasarkan kajian atas faktor-faktor yang mempengaruhi secara langsung maupun
tidak langsung terhadap kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, maka
ditetapkan isu-isu strategis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
1.
Terbit dan berlakunya beberapa peraturan perundangan baru – terutama yang
memiliki kaitan langsung dengan Bidang Pendidikan seperti Undang Undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kebijakan nasional tersebut akan
bermuara pada perubahan Peraturan Teknis di tingkat Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan seterusnya, yang pada akhirnya akan
memperngaruhi langsung pada kebijakan pendidikan di daerah. Dengan demikian
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur harus memperhatikan secara seksama
peraturan-peraturan dimaksud dan mengakomodasi substansinya ke dalam
rencana strategis.
(III-14) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
2.
Masih adanya KESEJANGAN KUALITAS manajemen pendidikan di daerah
sehingga menyebabkan belum meratanya kualitas pendidikan sesuai dengan
standar-standar nasional/internasional
3.
Masih
adanya
KESENJANGAN
AKSESIBILITAS
masyarakat
terhadap
pendidikan yang berkualitas sehingga menyebabkan belum meratanya kualitas
output maupun outcome pendidikan
4.
Dunia pendidikan akan dihadapkan pada berbagai fenomena globalisasi, khusunya
terkait dengan segera diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area) yang akan
bermuara pada terbentuknya ASEAN Community, sehingga membutuhkan standar
kualitas sistem dan manajemen
yang memiliki daya saing global, termasuk
kualifikasi lulusannya
5.
Dunia pendidikan akan dihadapkan
pada semakin tingginya intensitas
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga secara intensif harus
melakukan upaya-upaya pengembangan sistem, metode, program, dan kompetensi
dalam rangka
mengantisipasi kebutuhan
perkembangan mutakhir yang
akseleratif
6.
Perkembangan Dunia Kerja di Indonesia dan di dunia akan “face to face” dengan
kebutuhan akan kualifikasi output dan outcome pendidikan – pengembangan
konsep “link & match” harus mampu menjembatani “gap” antara “supply dan
demand”
7.
Heterogenitas desain struktur kelembagaan satuan kerja perangkat daerah
Kabupaten/Kota di jawa Timur yang menangani bidang pendidikan seringkali
menjadi faktor “kesulitan” koordinasi dan sinkronisasi vertikal maupun
horizontal. Hal ini terjadi seringkali disebabkan oleh “pergeseran” fungsi
organisasi di masing-masing daerah.
8.
Dalam rangka mewujudkan “good school–based governance”, membutuhkan
harmonisasi kebijakan dari pemerintah daerah sehingga partisipasi publik
(masyarakat dan private sector) sebagai pilar-pilar tata kelola pendidikan di
daerah dapat dioptimalkan melalui berbagai pendekatan yang efektif, efisien dan
akuntabel.
(III-15) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
9.
Memudarnya nilai-nilai seni dan budaya tradisional , akan berdampak pada
tercerabutnya generasi penerus bangsa dari budaya ibu yang adiluhung, sehingga
dibutuhkan berbagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkannya secara
kontekstual.
10. Terwujudnya generasi penerus yang memiliki daya saing dan daya sanding yang
tinggi terhadap berbagai kompetisi dalam kehidupan masyarakat baik nasional
maupun global, membutuhkan upaya-upaya yang serius, terencana dan
berkelanjutan.
(III-16) | RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
Download