Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk ANALISIS KEPUTUSAN BAPEPAM ATAS KASUS INSIDER TRADING PT BANK MASHILL UTAMA Tbk Natalia Grace Ekel ( Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan ) ABSTRACT The development of the economic sector can be known from the growth of the capital market. Capital Market in Indonesia is regulated by the Law of the Republic of Indonesia Number 8/ 1995 concerning Capital Market. The legal problems in the capital market are mainly related to the violation of the laws concerning capital market, such as misleading information, fraud, market manipulation, insider trading, etc. To avoid the violation, the government must have a policy that laws have to be obeyed by all parties involved. This is important to evoke a good competition in the trading of shares and bonds. There are so many cases related to the insider trading. Insider trading is defined as a trading which is done by an insider who possesses confidential information that has not been disclosed yet, in order to get the profit. Insider trading will undermine the trust of the investors and it will inflict a financial loss. Based on those reasons, it is very important to avoid and solve insider trading by punishing the insiders who manipulate advantages of insider trading. Keywords : capital market, legal problems fraud, manipulation, misleading information, insidertading violation, confidential information investors. A. Kasus Saham PT Bank Mashill Utama Tbk Sumber : www.bapepam.go.id Tanggal : 16 Januari 2002 Posisi kasus : PT Bank Mashill Utama Tbk. merupakan perusahaan publik yang 1994. Manajemen PT Bank Mashill Utama Tbk. ketika go public adalah sebagai berikut:' Komisaris 1. Presiden Komisaris : Kertawidjaja > Najib A.Gisymar, Insider Trading mencatatkan sahamnya di Bursa Dalam Transaksi Efek, (Bandung: Citra Efek Jakarta pada tanggal 22 April Aditya Bakti, 1999), hal. 69. Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 239 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk 2. Komisaris : Edwin J ay a Wiyanto Rasjim Wiraatmaja Philip S. Widjaja Direksi 1. Presiden Direktur : A.T Windoe 2. Direktur Anthon Widjaja Leo Yasin Satiadi Jensen Kohardjo : Komposisi kepemilikan saham PT Bank Mashill Utama Tbk. setelah go public adalah sebagai berikut :2 Tabel 1. Daftar Pemegang Saham PT Bank Mashill Utama Tbk. setelah go public Pemegang Saham Komposisi 1. PT Mashill Asia Finance 40,68% 2. PT Putra Kertawisejati 10,32% 3. PT Sumatra Central Prima 23,96% 4. Janti Tutty Surjati 6,44% 5. A.T. Windoe dan Leo Yasin Satiadi 3,79% 6. Edwin Jaya Wijanto 1,83% 7. Hariman Kosaki 0,55% 8. Publik Jumlah 12,43% 100,00% 2 fbid. hal. 69-70. 240 Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus r Trading PT Bank Mashill Utama Tbk Jensen Kohardjo selain sebagai salah satu direktur PT Bank Mashill Utama Tbk, juga sebagai Komisaris pada PT Sumatra Central Prima, dalam hal ini PT Sumatra Central Prima merupakan pemegang saham utama PT Bank Mashill Utama Tbk.3 Pada kurun waktu tanggal 8 sampai dengan 9 April 1996 telah terjadi penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dilakukan oleh direkturnya yaitu Sdr. Leo Yasin Satiadi sejumlah 150.000 saham milik PT Bank Mashill Utama Tbk. dan PT Sumatra Central Prima selaku salah satu Pemegang Saham Utama PT Bank Mashill Utama Tbk sejumlah 26.069.500 saham. Sementara itu, pada tanggal 9 April 1996, 2 (dua) perusahaan asing yaitu Castlemere Enterprises Ltd. dan Duncanmill Holdings Inc., telah melakukan pembelian saham PT Bank Mashill Utama Tbk melalui PT Bursa Efek Jakarta sejumlah 33.698.000 saham. Pada kurun waktu tanggal 1 sampai dengan 9 April 1996, aktivitas perdagangan saham PT Bank Mashill Utama Tbk di Bursa Efek mengalami peningkatan yang 3 Ibid. Law Review, Fakultas Hukum Universitas sangat tajam, dimana harga mengalami peningkatan dari harga terendah sebesar Rp. 1.375 pada tanggal 1 April 1996 menjadi Rp. 2.700 pada tanggal 9 April 1996 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 96,4% dalam 6 hari bursa. Peningkatan paling besar terjadi pada tanggal 9 April 1996 dari Rp. 1.950 menjadi Rp. 2.700. Gejolak harga saham tersebut disebabkan adanya operasi pasar yang dipicu adanya pengalihan sejumlah saham founder kepada dua investor asing, yaitu Duncanmill Holdings Inc. dan Castlemere Enterprise Ltd. Mereka melakukan aliansi yang menguasai saham PT Bank Mashill Utama Tbk sebanyak 37.345.000 lembar atau sama dengan memiliki 34,4% porsi kepemilikan dalam struktur permodalan bank tersebut.4 Besarnya jumlah saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang ditransaksikan menimbulkan kecurigaan Bapepam, sehingga akhirnya Bapepam meneliti kasus tersebut, apakah telah terjadi 4 Indra Safitri, Transparansi Independensi dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal, cet. 1, (Jakarta: Go Global Book, 1998), hal. 250-251. Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 241 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk insider trading atau tidak. Penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT Sumatra Central Prima yang dilakukan oleh Jensen Koharjo adalah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak manajemen PT Bank Mashill Utama Tbk maupun membuka informasi rencana tersebut kepada masyarakat. Penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk sebanyak 23,96% merupakan suatu jumlah yang sangat signifikan.5 Penjualan saham tersebut oleh PT Sumatra Central Prima sebagai pemegang saham utama PT Bank Mashill Utama Tbk sangat memungkinkan terjadinya perubahan komposisi manajemen perusahaan. Hal itu berkaitan erat dengan isu yang berkembang di lantai bursa bahwa Titi Prabowo akan duduk sebagai salah seorang direktur pada PT Bank Mashill 5 6 Gisymar, loc. cit. Ibid. 242 Utama Tbk. Isu tersebut merupakan faktor penyebab naiknya harga saham PT Bank Mashill Utama Tbk dari Rp. 1.375 menjadi Rp. 2.700 per lembar saham.6 Berdasarkan transaksi tanggal 8 dan 9 April 1996 serta transaksi yang dilakukan pada tanggal 10 sampai dengan 15 April 1996 dan tanggal 23 April 1996, Duncanmill Holdings Inc. yang sahamnya diwakili kepentingannya oleh Sdr. Tito Sulistio memiliki saham PT Bank Mashill Utama Tbk sebesar 19.341.000 saham (17,78%). Sementara Castlemere Enterprises Ltd. yang sahamnya diwakili kepentingannya oleh Sdr. Amir Gunawan memiliki saham PT Bank Mashill Utama Tbk sebesar 18.004.000 saham (16,55%). Dengan demikian data pemegang saham setelah transaksi tersebut berubah menjadi :7 7 Safitri, op. cit. hal. 253. Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk Tabel 2. Data Pemegang Saham PT Bank Mashill Utama Tbk. Setelah Transaksi Pemegang Saham Jumlah Saham % 1. PT Mashill Asia Finance 44.257.800 40,68 2. 11.230.400 10,32 3. Duncanmill Holdings Inc. 19.341.000 17,78 4. 18.004.000 16,55 5. Publik 15.966.800 14,67 Total 108.800.00 100 PT Putra Kartawi Sejati Castlemere Enterprises Ltd. Bahwa selama kurun waktu sampai dengan tanggal 9 April 1996 dimana terjadi peningkatan aktivitas perdagangan saham PT Bank Mashill Utama Tbk, tidak ada pernyataan dari PT Bank Mashill Utama Tbk kepada masyarakat yang menjelaskan ada atau tidak adanya peristiwa atau kejadian yang bersifat material yang dapat mempengaruhi kegiatan perdagangan yang luar biasa tersebut, meskipun salah seorang Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk yang merangkap sebagai komisaris PT Sumatra Central Prima telah mengetahui tentang adanya faktafakta material berkaitan dengan penjualan saham dalam jumlah yang besar oleh PT Sumatra Central Prima selaku pemegang saham utama. Meskipun transaksi dimaksud dilakukan melalui Bursa Efek Jakarta, tetapi Bursa Efek Jakarta tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperoleh kejelasan tentang sebab-sebab lonjakan harga dimaksud. Bahwa pembelian dan penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut di atas telah dilaporkan dan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 dari Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, dimana Pihak pembeli dalam hal ini Castlemere Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 243 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus r Trading PT Bank Mashill Utama Tbk Enterprises Ltd. dan Duncanmill Holdings Inc. telah melaporkan ke Bapepam masing-masing pada tanggal 17 April 1996 (Castlemere Enterprises Ltd.) serta tanggal 18 April 1996 dan 1 Mei 1996 (Duncanmill Holdings Inc.), namun demikian Pihak-pihak dimaksud tidak mengumumkan keinginannya untuk membeli atau menjual saham sebelum transaksi. Bahwa pada tanggal 10 April 1996 terdapat publikasi di harian Neraca yang menjelaskan kepada publik untuk pertama kali bahwa sejumlah besar saham PT Bank Mashill Utama Tbk telah dijual dan terdapat rumor bahwa sedang dilakukan pengambilalihan atas bank tersebut. Surat kabat tersebut juga memuat informasi bahwa Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk tidak tahu siapa yang menjual dan siapa yang membeli. Sehubungan dengan transaksi dimaksud, Bapepam telah melakukan penelitian untuk memperoleh bukti-bukti termasuk keterangan dari Pihak-pihak yang terkait serta penelitian atas data dan dokumen yang berkaitan dengan transaksi saham PT Bank Mashill Utama Tbk tersebut guna menentukan ada tidaknya pelanggaran atas peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal. Selain itu penelitian juga dimaksudkan untuk menentukan kecukupan prosedur pengawasan dan kecepatan Bursa Efek dalam mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pengawasan perdagangan Efek di Bursa Efek. 244 Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Law Review, Fakultas Hukum B. Analisis Bapepam Terhadap Kasus Saham PT Bank Mashill Utama Tbk. Menurut Bapepam, berkenaan dengan transaksi saham PT Bank Mashill Utama Tbk tersebut dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian Bapepam, PT Bank Mashill Utama Tbk telah terlambat melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada masyarakat dalam waktu selambatlambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa material sesuai dengan ketentuan Pasal 86 ayat (1) huruf b UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Peristiwa material yang dimaksud adalah adanya Ekel: Analisis Kepumsan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk keputusan Sdr. Jensen Koharjo, Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk, sekaligus Komisaris PT Sumatra Central Prima untuk menyampaikan order jual atas saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT Sumatra Central Prima melalui PT Surya Dumai Sekurindo. Dengan memperhatikan besarnya transaksi saham yang dilakukan oleh PT Sumatra Central Prima dan kedudukan Sdr. Jensen Koharjo selain sebagai Komisaris PT Sumatra Central Prima dan sebagai Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk, sudah seharusnya yang bersangkutan memberitahukan kepada seluruh Direksi PT Bank Mashill Utama Tbk dan Bapepam serta mengumumkannya kepada publik selambatlambatnya pada akhir hari kerja kedua, mengingat transaksi yang akan dilakukan tersebut merupakan informasi penting bagi para pemodal. Keterlambatan dimaksud mencapai masa 7 (tujuh) hari. Terhadap keterlambatan tersebut, Bapepam memutuskan untuk mengenakan denda sebesar Rp. 7.000.000 (tujuh jutarupiah). 2. Bapepamjugatelahmelakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan terjadinya perdagangan orang dalam. Penelitian diarahkan kepada transaksi yang dilakukan oleh orang dalam PT Bank Mashill Utama Tbk, yaitu Sdr. A. T Windoe, Presiden Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk, Sdr. Leo Yasin Satiadi dan Sdr. Jensen Koharjo yang pada saat yang sama merangkap sebagai Komisaris PT Sumatra Central Prima dan Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, Bapepam berkesimpulan bahwa transaksi yang dilakukan oleh Sdr. AT. Windoe tidak termasuk kategori perdagangan orang dalam mengingat transaksi yang dilakukan adalah setelah tanggal 10 April 1996 di mana informasi mengenai transaksi tersebut telah tersedia untuk umum dan jumlah yang ditransaksikan tidak material. Selanjutnya transaksi yang dilakukan oleh Sdr. Leo Yasin Satiadi jumlahnya juga tidak material dan tidak terdapat bukti Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. J, No. 3, Maret 2002 245 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan mengetahui sebelumnya bahwa pemegang saham utama akan melakukan penjualan saham yang dimilikinya. Sedangkan terhadap transaksi saham yang dilakukan oleh PT Sumatra Central Prima selaku orang dalam PT Bank Mashill Utama Tbk, ditemukan adanya pelanggaran atas ketentuan perdagangan orang dalam. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa penjualan saham oleh pemegang saham utama PT Bank Mashill Utama Tbk, apalagi pada saat yang bersamaan Direksi PT Bank Mashill Utama Tbk juga melakukan penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk, merupakan informasi yang penting bagi pemodal yang dapat mempengaruhi keputusan investasinya. Dengan demikian informasi tersebut adalah informasi yang bersifat material dan perlu diungkap sebelum transaksi dilaksanakan. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Undangundang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka Bapepam memutuskan untuk 246 mengenakan sanksi berdasarkan Pasal 61 dan Pasal 64 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Pengenaan sanksi dimaksud adalah sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) kepada PT Sumatra Central Prima. C. Analisis Hukum Terhadap Kasus Saham PT Bank Mashill Utama Tbk. C.l. Analisis Hukum Atas Keterlambatan Penyampaian Fakta Material Berdasarkan penelitian Bapepam, PT Bank Mashill Utama Tbk. telah terlambat melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada masyarakat dalam waktu selambatlambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa material sesuai dengan ketentuan Pasal 86 ayat 1 huruf b UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Menurut Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk Bapepam, yang dimaksud dengan keputusan material yaitu keputusan Sdr. Jensen Koharjo, Direktur PT Bank Mashill Utama Tbk sekaligus Komisaris PT Sumatra Central Prima untuk menyampaikan order jual atas saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT Sumatra Central Prima melalui PT Surya Dumai Sekurindo. Dari pemeriksaannya, Bapepam menganggap bahwa PT Bank Mashill Utama Tbk telah terlambat melaporkan fakta material. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam No. 86/PM/1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, menyampaikan order jual atas saham tidak merupakan tercantum dalam daftar informasi atau fakta material yang wajib dilaporkan kepada Bapepam, sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam Pasal 86 ayat (1) huruf b UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu selambat-lambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut. Dalam Keputusan Ketua Bapepam tersebut tidak disebutkan fakta material tentang rencana Emiten untuk menyampaikan order jual atas sahamnya. Berkaitan dengan penjualan saham, dalam Keputusan ketua Bapepam tersebut yang merupakan fakta material dan harus dilaporkan kepada Bapepam yaitu mengenai penjualan tambahan efek baru kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya. Dalam kasus ini, penjualan saham yang dilakukan oleh PT Bank Mashill Utama Tbk bukanlah merupakan saham baru, tetapi saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT Sumatra Central Prima. Dengan demikian, tidak tepat kalau Bapepam mengatakan bahwa PT Bank Mashill Utama telah terlambat menyampaikan fakta material. Namun, menurut Pasal 87 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal PT Bank Mashill Utama Tbk memang memiliki kewajiban untuk melaporkan kepada Bapepam atas perubahan kepemilikan sahamnya, namun bukan wajib melaporkan atas fakta material, Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 247 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk seperti yang diungkapkan oleh Bapepam. Dalam hal ini PT Bank Mashill Utama Tbk memiliki kewajiban memberikan laporan kepada Bapepam mengenai perubahan kepemilikan sahamnya tersebut dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya perubahan kepemilikan tersebut. Karena PT Bank Mashill Utama Tbk menjual sahamnya, maka Direktur atau komisaris PT Bank Mashill Utama Tbk wajib melaporkan kepada Bapepam atas perubahan kepemilikan saham perusahaan tersebut. Dalam kasus ini diketahui bahwa PT Bank Mashill Utama Tbk melaporkan kepada Bapepam tentang penyampaian order jual sahamnya tujuh hari setelah ia menyampaikan order jual atas saham tersebut. Dalam kasus tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis laporan yang disampaikan oleh PT Bank Mashill Utama Tbk kepada Bapepam. Kalau memang laporan yang dimaksud adalah laporan mengenai perubahan kepemilikan atas saham tersebut, maka PT Bank Mashill Utama Tbk menurut ketentuan 248 Pasal 87 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tidak melanggar pasal tersebut. Karena dalam pasal tersebut ditetapkan batas waktu pelaporan atau kepemilikan atau perubahan kepemilikan yaitu selambat-lambatnya sepuluh hari setelah terjadinya kepemilikan atau perubahan kepemilikan. Sedangkan dalam hal ini PT Bank Mashill Utama Tbk telah melaporkan pada hari ketujuh setelah dilakukannya penjualan saham. Dengan demikian, PT Bank Mashill Utama Tbk tidak dapat dikatakan melanggar bunyi ketentuan ini. Menurut analisis Bapepam, PT Bank Mashill Utama Tbk harus melapor kepada Bapepam tentang penyampaian order jual saham tersebut karena jumlah saham yang dijual cukup signifikan, yaitu sebesar 23,96% dari total seluruh saham PT Bank Mashill Utama Tbk. Menurut Bapepam hal tersebut wajib dilaporkah karena dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi manajemen perusahaan. Dalam hal ini, dasar Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk pemikiran mengenai peralihan saham dalam jumlah besar dapat mengakibatkan terjadinya perusahaan memang cukup beralasan. Mengingat saham yang diperjualbelikan adalah saham atas bawa. Namun, sepanjang belum terjadi perubahan komposisi manajemen perusahaan, pada dasarnya PT Bank Mashill Utama Tbk belum berkewajiban untuk memberi laporan kepada Bapepam. PT Bank Mashill Utama Tbk. wajib melapor kepada Bapepam apabila komposisi manajemen perusahaan ditetapkan akan mengalami perubahan. Hal inilah yang menjadi fakta material sesuai dengan Keputusan Bapepam No. 86/PM/1995 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Ketua Bapepam. Jadi, sepanjang belum ada perubahan komposisi manajemen perusahaan, PT Bank Mashill Utama Tbk. belum memiliki kewajiban untuk melaporkan fakta material kepada Bapepam. Hal yang sangat menarik perhatian Bapepam dalam kasus ini yaitu berkaitan dengan kenaikan harga saham yang sangat drastis. Kenaikan harga saham tersebut disebabkan oleh adanya pernyataan dari Sdr. Tito Sulistio (yang mewakili kepentingan Duncanmill Holdings Inc.) dan Sdr. Amir Gunawan (yang mewakili kepentingan Castlemere Enterprises Ltd.) di media massa mengenai rumor pengambilalihan terhadap bank tersebut dalam hal ini kedua pihak tersebut telah melakukan pelanggaran atas UU Pasar Modal. Kedua pihak tersebut dilarang menyampaikan rumor kepada masyarakat, karena belum ada keputusan jelas mengenai pengambilalihan bank tersebut. Dengan demikian, kedua pihak melanggar UU Pasar Modal tentang pemberian informasi yang menyesatkan, seperti yang diatur dalam Pasal 93 UU No. 8 Tahun 1995. Karena itu, dalam hal ini Bapepam sebenarnya berwenang untuk memberikan sanksi administratif sesuai dengan bunyi Pasal 102 UU No. 8 Tahun 1995 kepada kedua pihak tersebut. Selain itu, pelanggaran atas Pasal 95 UU No. 8 Tahun 1995 juga diancam dengan Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 249 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk hukuman pidana seperti yang diatur dalam pasal 104 UU No. 8Tahunl995. Gejolak kenaikan harga saham PT Bank Mashill Utama Tbk juga dipicu oleh adanya isu yang berkembang di lantai bursa bahwa Titi Prabowo akan duduk sebagai salah satu seorang direksi pada PT Bank Mashill Utama Tbk dalam menghadapi isu tersebut, PT Bank Mashill Utama Tbk memiliki kewajiban untuk memberi penjelasan atau public expose sehingga dapat memberi kepastian mengenai informasi sesungguhnya. C.2. Analisis Hukum Atas Dugaan Insider Trading a. Dasar Hukum Insider Trading PeVigaturan insider trading dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal terdapat dalam Pasal 95, Pasal 96 dan Pasal 97. Pasal 95 melarang orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam untuk melakukan pembelian atau penjualan atas 250 Efek Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud maupun melakukan pembelian atau penjualan atas Efek perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan. Selain itu, Pasal 96 melarang orang dalam yang memiliki informasi orang dalam untuk mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek yang dimaksud dan melarang orang dalam yang memiliki informasi orang dalam untuk memberi informasi orang dalam kepada Pihak manapun yang diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek. Sedangkan Pasal 97 mengatur mengenai larangan bagi setiap Pihak untuk memperoleh informasi orang dalam secara melawan hukum. Apabila Pihak tersebut pada akhirnya memperoleh informasi orang dalam tersebut, maka menurut Pasal 97, terhadap Pihak tersebut dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang dalam seperti yang Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96 UU No. 8 tahun 1995 ten tang Pasar Modal. Dengan demikian, inti dari kegiatan insider trading yaitu adanya perdagangan Efek yang dimotivasi oleh informasi orang dalam yang dilakukan oleh orang dalam yang memiliki informasi orang dalam maupun Pihak lain yang memiliki informasi orang dalam. Sedangkan pengertian informasi orang dalam sendiri yaitu informasi material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. b. Analisis Hukum Atas Pernyataan Bapepam Mengenai Insider Trading Karena tidak adanya fakta material tersebut maka tidak dapat dibenarkan bahwa penjualan saham oleh PT Sumatra Central Prima dimotivasi oleh adanya fakta material tersebut. Penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk. bukan merupakan informasi orang dalam. Karena informasi orang dalam adalah informasi yang menjadi alasan atau dasar untuk penjualan atau pembelian saham. Jadi tidak mungkin penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk tersebut menjadi dasar atau alasan untuk penjualan saham. Kalau diteliti lebih lanjut, tentunya informasi penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dilakukan oleh direkturnya tidak dapat dikatakan sebagai fakta material karena : 1. Dalam Keputusan Ketua Bapepam No. 86/PM/1996 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Ketua Bapepam, informasi tersebut tidak tercantum sebagai salah satu informasi yang dikategorikan sebagai informasi orang dalam atau fakta material. 2. Saham yang dijual oleh PT Bank Mashill Utama Tbk tersebut jumlahnya hanya 150.000 saham, bukan merupakan jumlah yang material apabila dilihat dari total keseluruhan saham yang dimiliki oleh PT Bank Mashill Utama Tbk, yaitu sebesar 108.800.000 saham. 3. Saham yang dijual oleh PT Bank Mashill Utama Tbk Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 251 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Alas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk tersebut bukan merupakan penjualan tambahan efek, melainkan saham lama yang telah dimiliki oleh PT Bank Mashill Utama Tbk. Kalau saham yang dijual merupakan tambahan efek, maka menurut Keputusan Ketua Bapepam No. 86/PM/ 1996 barulah dapat dikatakan sebagai fakta material. Sesuai dengan dasar pemikiran tersebut di atas, maka informasi mengenai penjualan saham yang dilakukan oleh PT Bank Mashill Utama Tbk tidak termasuk kategori informasi orang dalam atau fakta material. Berdasarkan atas pemikiran tersebut, maka sebenarnya penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT Sumatra Central Prima bukan dilakukan atas dasar informasi orang dalam, seperti yang diungkapkan oleh Bapepam. Dengan demikian, pada kenyataannya tidak terjadi insider trading dalam penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yang dimiliki oleh PT Sumatra Central Prima. Dasar pemikiran mengenai tidak terjadinya insider trading 252 dalam penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yaitu karena tidak dipenuhinya elemen insider trading. Elemen insider trading yang dimaksud yaitu mengenai tidak adanya inside information atau tidak terdapatnya informasi orang dalam pada kasus tersebut. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa keputusan mengenai penjualan saham PT Bank Mashill Utama Tbk tidak dapat dikatakan sebagai informasi orang dalam atau fakta material. Oleh karena itu perdagangan saham yang dilakukan oleh PT Sumatra Central Prima selaku pemegang saham utama PT Bank Mashill Utama Tbk tidak dapat dikatakan sebagai insider trading, karena perdagangan tersebut tidak dimotivasi oleh adanya informasi orang dalam. Seperti telah diungkapkan sebelumnya yaitu bahwa suatu perdagangan Efek dapat dikatakan sebagai insider trading apabila perdagangan tersebut dimotivasi oleh adanya informasi orang dalam atau fakta material yang belum terbuka untuk umum. Dengan demikian ada atau tidaknya Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk informasi orang dalam menentukan ada atau tidaknya insider trading. Karena tidak ditemukan adanya pelanggaran insider trading berdasarkan Pasal 95, Pasal 96 maupun Pasal 97 dalam penjualan saham tersebut, maka seharusnya Bapepam tidak memberikan sanksi apapun kepada PT Sumatra Central Prima. Namun, pada kenyataannya Bapepam memberikan saksi administratif berdasarkan Pasal 64 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal kepada PT Sumatra Central Prima berupa denda sebesar Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Pemberian sanksi ini menjadi tepat bila Bapepam berhasil membuktikan terjadinya insider trading dalam penjualan saham tersebut. dimotivasi oleh informasi orang dalam baik oleh orang dalam Emiten maupun oleh Pihak lain yang mendapatkan informasi orang dalam tersebut. Yang dimaksud dengan informasi orang dalam yaitu informasi material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. 2. Jenis informasi yang masuk kategori informasi material yang harus dilaporkan kepada Bapepam maupun diumumkan kepada publik tercantum dalam Keputusan Ketua Bapepam No. 86/PM/1996. 3. Kenyataan yang ada dalam kasus perdagangan saham PT Bank Mashill Utama Tbk yaitu tidak adanya informasi orang dalam sehingga tidak mungkin ada insider trading dalam perdagangan saham PT Bank Mashill Utama Tbk tersebut. DAFTAR PUSTAKA D. Penutup Berdasarkan analisis di atas, maka di bawah ini disimpulkan beberapa hal: 1. Elemen mendasar yang menjadi ukuran ada atau tidaknya insider trading yaitu berkaitan dengan adanya perdagangan Efek yang Gisymar, Najib A. 1999. Insider Trading Dalam Transaksi Efek. Cet. 1. Bandung, Citra Aditya Bakti. Indonesia. Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-86/PM/1996 Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002 253 Ekel: Analisis Keputusan BAPEPAM Atas Kasus Insider Trading PT Bank Mashill Utama Tbk tentang Keterbukaan In'formasi Yang Hants Segera Diumumkan Kepada Ketua Bapepam. Indonesia. Undang-undang Peraturan. dsb. Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK. 013 1989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal. Indonesia. Undang-undang Peraturan. dsb. Peraturan 254 Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal. Indonesia. Undang Undang Peraturan. dsb. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Safitri, Indra. Transparansi, Independensi Dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal. Cet. 1. Jakarta: Go Global Book, 1998. Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. 1, No. 3, Maret 2002