PEMBELAJARAN MENEMUKAN PERBEDAAN PARAGRAF INDUKTIF DAN DEDUKTIF MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching & Learning) DI KELAS XI SMA NEGERI 1 NGAMPRAH TAHUN AJARAN 2011 -2012 SURYANI NIM : 08.21.0592 [email protected] STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Judul makalah ini adalah “Pembelajaran Menemukan Perbedaan Paragraf Induktif dan Deduktif melalui Kegiatan Membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Ngamparah Tahun Ajaran 2011-2012. Penelitian ini mencakup kegiatan menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Penelitian ini berawal dari pokok permasalahan yaitu (1)Apakah Pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning ) efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH dalam pembelajaran menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif ? dan (2)Bagaimana tingkat kemampuan siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui membaca intensif dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ? dengan adanya pokok permasalah tersebut diharapkan Pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning ) dapat efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH dalam pembelajaran menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif dan dapat meningkatkan kemampuan siswa SMA NEGERI I NGAMPARAH dalam menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif. Berititik tolak dari pokok permasalahan dan tujuan penelitian di atas penulis mengajukan hipotesis yaitu (1) Pendekatan C T L ( Contextual Teaching and Learning ) efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH dan (2) Peningkatan kemampuan secara intensif pada siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH sebelum dan sesudah menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Metode penelitian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode deskriptif dengan desain pretes dan postes. Teknik yang digunakan dalam Pembelajaran Menemukan Perbedaan Paragraf Induktif dan Deduktif melalui Membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), maka penelitian ini diambil sampel sebanyak 1 kelas yaitu kelas XI IPS dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang. Instrumen yang digunakan adalah pertama mengajukan surat izin penelitian, kedua merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar, wawancara guru bidang studi, wawancara siswa, melakukan pretes, ketiga melakukan postes. Data hasil penelitian pretes, diperoleh nilai rata – rata siswa 49,03 sedangkan pada nilai postes diperoleh nilai rata – rata siswa 85,16, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretes dan postes. Analisis hasil pretes dan postes menunjukan bahwa Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) sangat efektif digunakan untuk membantu siswa dalam memahami isi bacaan. Kata kunci : Paragraf Induktif, Paragraf Deduktif, CTL ( Contextual Teaching and Learning). PENDAHULUAN Seorang guru bahasa harus lebih kreatif dan inovatif dalam penyampaian pembelajarannya, karena kalau tidak begitu para siswa akan semakin terjerumus pada materi yang kompleks dan sulit memecahkan masalah, seperti permasalahan yang terjadi pada siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH, dimana para siswanya mengalami kesulitan dalam pembelajaran menganalisis wacana teks, para siswa selalu sulit dalam menentukan paragraf induktif dan deduktif. Dengan adanya permasalahan tersebut penulis mencoba menerapkan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning). Untuk merubah kemampuan siswa SMA NEGERI 1 NGAMPRAH, pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu konsep mengajar dan belajar yang menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari – hari siswa di lingkungan keluarga dan masyarakat. mempergunakan cara berpikir deduktif dengan cara penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke penemuan yang khusus. KAJIAN TEORI DAN METODE Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir paragraf. Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian – bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan itu, pengarang sampai pada simpulan umum yang dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf. (Tarigan, Djago. 2009 : 26 - 27). Jika pikiran pokok terdapat dalam kalimat terakhir, pengarang bersangkutan mempergunakan cara berpikir induktif. (Tampubolon, 1987 : 85) maka dapat disimpulkan bahwa paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir paragraf maka dapat dipahami bahwa pengarang mempergunakan cara berpikir induktif. Menurut Arifin (2011 : 10) Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukuan kegiatan belajar sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Sedangkan menurut Winkel (1991), (Siregar, 2010 : 12-13) Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian – kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian – kejadian intern yang berlangsung di alami siswa. Dari beberapa pengetian pembelajaran yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar dengan tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian – kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian – kejadian intern yang berlangsung di alami siswa. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis – sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. (Tarigan, Djago. 2009 : 4) Sebagai satuan terkecil paragraf mengandung satu pikiran pokok, pikiran pokok inilah yang dikembangkan dalam arti dijabarkan oleh kalimat – kalimat yang membentuk paragraf itu. (Tampubolon, 1987 : 86 – 87). Dari beberapa pengertian paragraf di yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah satuan pengembangan terkecil dari suatu karangan yang mengandung satu pikiran pokok, pikiran pokok inilah yang dikembangkan dalam arti dijabarkan oleh kalimat - kalimat yang tersusun secara logis – sistematis untuk membentuk paragraf. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan pemaparan atau pun deskripsi sampai bagian – bagian keci sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas. (Tarigan, Djago. 2009 : 26). Jika pikiran pokok terdapat dalam kalimat pertama, maka dapat dipahami bahwa pengarang mempergunakan cara berpikir deduktif. ( Tampubolon, 1987 : 85 ). Maka dapat disimpulkan bahwa paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf, maka dapat dipahami bahwa pengarang Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalu media kata – kata / bahasa tulis. (Tarigan, 2008 : 7). Membaca merupakan suatu keterampilan yang pemilikan keterampilannya memerlukan suatu latihan yang intensif, teratur, dan berkesinambungan. (Herjasujana dan Mulyati, 1997 : 103). Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata / bahasa tulis dan keterampilannya memerlukan suatu latihan yang intensif, teratur, dan berkesinambungan, serta memetik dan memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis. Membaca Intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira – kira dua sampai empat halaman setiap hari. (Tarigan, 2008 :36). Dapat disimpulkan bahwa membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira – kira dua sampai empat halaman setiap hari. Herjasujana, Slamet Ahmad (2003 : 217) menyatakan bahwa Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari – hari siswa di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui membaca intensif dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang dirancang untuk mendukung belajar siswa agar dapat menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui membaca intensif secara tepat melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yang menghubungkan pengetahuan dengan konteks dari kehidupan sehari – hari. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan penulis yaitu : Metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. (Sudjana, 2010 : 64). Metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka – angka untuk mencandrakan karakteristik individu atau kelompok. Peneliatian deskriptif menilai sifat dari kondisi – kondisi yang tampak dan bertujuan untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya. (Syamsudin, 2009 : 24). Dengan metode deskriptif penulis mencoba mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah – masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan dengan menggunakan angka – angka untuk mencandrakan karakteristik individu atau kelompok. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Pretes Untuk menghitung hasil penelitian ini penulis mengadakan pretes terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca intensif. Hasil yang di peroleh dari nilai pretes tertinggi adalah 64, dan nilai terendah adalah 40, sedangkan nilai rata – rata yang diperoleh dari pretes ini adalah 49, 03. Analisis Hasil Postes Setelah penulis melaksanakan pembelajaran tentang menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif, kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan postes. Postes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dan mengetahui keefektifan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Lerarning). Hasil yang di peroleh dari nilai postes tertinggi adalah 96, dan nilai terendah adalah 72, sedangkan nilai rata – rata yang diperoleh dari postes ini adalah 85, 16. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada analisis postes ternyata lebih tinggi dari skor rata – rata pretes yaitu 85, 16 > 49,03. Dengan demikian terbukti hipotesis bahawa “Pembelajaran Menemukan Perbedaan Paragraf Induktif dan Deduktif melalui Kegiatan Membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching & Learning), efektif diterapkan pada siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa serta dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif sehingga dapat mendorong siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. SIMPULAN Pembelajaran Menemukan Perbedaan Paragraf Induktif dan Deduktif melalui kegiatan membaca Intensif dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), efektif diterapkan pada siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data nilai pretes dan postes diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa XI IPS SMA Negeri 1 Ngamparah dalam Menemukan Perbedaan Paragraf Induktif dan Deduktif melalui kegiatan membaca Intensif mengalami peningkatan dari nilai rata – rata pretes yaitu 49,03 menjadi nilai rata – rata postes yaitu 85,16. Dengan demikian hipotesis mengenai menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran terdapat perbedaan yang signifikan dan dinyatakan diterima artinya Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa dalam menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif. DAFTAR PUSTAKA AR, Syamsuddin dan Vismaiya. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Rosda. Hal. 24. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal. 10 Arifin. et al.. Jakarta2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo. Hal. 116-117, 122. BNSP. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan. Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. Hal. 30. Herjasujana, Ahmad Slamet. 2003. Mendamba Indonesia yang Literat. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra FPBS Universitas Pendidikan Indonesia. Hal. 217, 220, 221. Herjasujana. et al.1997. Membaca 2. Jakarta. Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Hal. 103 Hidayat, Kosadi et. al. 1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapan dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.Bandung : CV. ALFABETA. Hal. 5, 111. Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning Menyajikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikan dan Bermakna .Bandung : Kaifa. Hal. 48-48, 88, 303, Narbuko. Cholid dan Achmad, Abu. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Hal. 1-2, 70, 83. Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Hal. 361. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Hal. 55. Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ghalia. Hal. 12-13. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Hal. 64 ,85. Susilana, Rudi, dkk.2006. MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Hal. 92. Tampubolon. 1987. Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : ANGKASA. Hal. 1, 85, 8687, 95, 108. Tarigan, Djago. 2009. Membina Keterampilan Menulis Paragraf Dan Pengembangannya. Bandung : ANGKASA. Hal. 4, 5, 6, 7, 26-27. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : ANGKASA. Hal. 1, 7, 9, 11, 26, 36.