Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair Plus Hi

advertisement
Fadjry Djufry dan Ramlan: Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair …..
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA
TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL
Fadjry Djufry dan Ramlan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Salah satu faktor penting dalam budidaya untuk menunjang pertumbuhan hidup tanaman
adalah pemupukan. Penggunaan pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau
dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Oleh karena itu, dosis yang tepat perlu diketahui.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas Pupuk Organik Cair (POC) Hi-Tech
19 terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau di kabupaten Gowa Sulsel, dan mendapatkan
rekomendasi dosis Pupuk Organik Cair (POC) Hi-Tech 19 pada tanaman sawi hijau. Penelitian
dilaksanakan di Desa Bentang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan. Kegiatan dimulai bulan Juni 2012. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Perlakuannya adalah: P0= Pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 100 Kg SP-36/ha dan 75 Kg KCl/ha),
P1= 5 ml/l air HI- Tech 19 disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha), P2= 10 ml/l air HITech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha), P3= Pupuk dasar + 5 ml/l air HI- Tech 19
disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha), P4= Pupuk dasar + 10 ml/l air HI- Tech 19
disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha), P5= Pupuk dasar + 2,5 ml/l air HI-Tech 19
disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha), P6= Pupuk dasar + 7,5 ml/l air HI-Tech 19
disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha), P7= Pupuk dasar + 7,5 ml/l air HI-Tech 19
disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha), P8= Pupuk dasar + 12,5 ml/l air HI-Tech 19
disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha), dan P9= Pupuk dasar + 5 ml/l air HI-Tech 19
disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha) + 10 ml/l air HI- Tech 19 disiramkan ke tanah (vol.
semprot 350 l/ha). Hasil percobaan menunjukkan bahwa (a) Penggunaan pupuk organik cair HITech 19 akan memberikan produksi yang optimal jika tetap dikombinasikan dengan pemberian
pupuk anorganik, sedangkan jika diaplikasikan tanpa pupuk anorganik produksinya lebih
rendah, dan (b) Penggunaan pupuk organik cair HI-Tech 19 yang diaplikasikan melalui daun
memberikan produksi yang lebih tinggi dibanding yang diaplikasikan melalui tanah, dan lebih
baik jika diaplikasi melalui daun dan tanah.
Kata kunci: efektivitas, pupuk organik cair plus hi-tech 19, sawi hijau
PENDAHULUAN
Diantara sayuran daun, sawi hijau atau Caisim (Brassica chinencis) merupakan
komoditas yang memiliki nilai komersial dan digemari masyarakat Indonesia.
Konsumen menggunakan daun sawi hijau baik sebagai bahan pokok maupun sebagai
pelengkap masakan tradisional dan masakan Cina. Selain sebagai bahan pangan,
sawi hijau dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita
408
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
batuk. Sawi hijau pun berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja
sebagai pembersih darah (Haryanto et al. 2001).
Bagi petani, masa panen yang singkat dan pasar yang terbuka luas merupakan
daya tarik untuk mengusahakan sawi hijau. Daya tarik lainnya adalah harga yang
relative stabil dan mudah diusahakan (Hapsari 2002). Konsumsi sawi hijau diduga
akan mengalami peningkatan sesuai pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatkan
daya beli masyarakat, kemudahan tanaman ini diperoleh di pasar, dan peningkatan
pengetahuan gizi masyarakat.
Salah satu faktor penting dalam budidaya untuk menunjang pertumbuhan hidup
tanaman adalah pemupukan. Tanaman tidak cukup hanya mengandalkan unsur hara
dalam tanah, tetapi tanaman perlu diberi unsur hara tambahan dari luar yaitu berupa
pupuk (Simanungkalit et al. 2006).
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi
pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu
memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu
menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar
partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan
merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu
meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan
meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu
menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta
mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih
cepat (Hadisuwito 2008). Pupuk organik disamping dapat menyuplai hara NPK, juga
dapat menyediakan unsur hara mikro sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro
pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan
pemupukan yang kurang seimbang (Amalia 2011).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
dipasaran. Jenis pupuk ini kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut
sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Menurut Salisbury dan Ross (1995),
selain mengandung unsur nitrogen yang berfungsi menyusun semua protein, asam
amino dan klorofil, pupuk organik cair juga mengandung unsur hara mikro yang
berfungsi sebagai katalisator dalam proses sintesis protein dan pembentukan klorofil.
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik cair memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan tanaman.
409
Fadjry Djufry dan Ramlan: Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair …..
Pupuk organik
cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar
pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman
dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga
tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan, cekaman cuaca dan serangan pathogen penyebab penyakit, merangsang
pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal
buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Anonim 2004).
Penggunaan pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis
yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah (Hanolo 1997). Semakin
tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh
tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya aplikasi pupuk
daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi.
Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan
timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (Suwandi & Nurtika, 1987). Oleh karena itu,
dosis yang tepat perlu diketahui.
Untuk itu perlu dilakukan uji efektifitas Pupuk Organik Cair (POC) Hi-Tech 19,
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi
usahatani
sawi
hijau
di
kabupaten
Takalar,
Sulawesi
Selatan,
sebelum
direkomendasikan kepada pengguna (petani dan swasta). Penelitian bertujuan untuk
mengetahui tingkat efektifitas Pupuk Organik Cair (POC) Hi-Tech 19 terhadap
pertumbuhan dan hasil sawi hijau di kabupaten Gowa Sulsel, mendapatkan
rekomendasi dosis Pupuk Organik Cair (POC) Hi-Tech 19 pada tanaman sawi hijau.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan di Desa Bentang, Kecamatan Galesong Selatan
kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan dimulai pada bulan Juni
hingga November 2012.
Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
terdiri dari 10 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Benih disemai pada petak bedengan yang berukuran lebar 80–120 cm dan
panjang 1-3 m atau sesuai kebutuhan. Dua minggu sebelum tabur benih, bedengan
pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 g urea, 10 g SP-36, dan
410
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
7,5 g KCl. Benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 5 hari setelah semai. Tanaman siap
dipindah ke bedengan penanaman setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan.
Penanaman dilakukan secara triple row pada bedengan dengan ukuran lebar
120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah dengan jarak tanam 30 cm x
30 cm. tinggi bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan
ukuran petak tanah dengan jarak tanam 30 cm, seminggu sebelum penanaman
dilakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang sebanyak 10 t/ha. Pemberian
pupuk organik dan POC diberikan sesuai perlakuan. Total luas lahan yang dibutuhkan
kurang lebih 0,2 ha.
Tabel 1. Perlakuan dosis dan cara aplikasi pupuk organik cair HI- Tech 19
Simbol
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
Perlakuan
Pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 100 Kg SP-36/ha dan 75 Kg KCl/ha)
5 ml/l air HI- Tech 19 disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha)
10 ml/l air HI- Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 5 ml/l air HI- Tech 19 disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 10 ml/l air HI- Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 2,5 ml/l air HI- Tech 19 disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 7,5 ml/l air HI- Tech 19 disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 7,5 ml/l air HI- Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 12,5 ml/l air HI- Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha)
Pupuk dasar + 5 ml/l air HI- Tech 19 disemprotkan ke daun (vol. semprot 350 l/ha) +
10 ml/l air HI- Tech 19 disiramkan ke tanah (vol. semprot 350 l/ha)
Tanaman sawi hijau dipelihara secara intensif. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan secara bijaksana (pendekatan PHT). Jenis insektisida dan fungisida
yang digunakan berdasarkan bersifat sistematik (S) dan bergantian dengan fungisida
kontak (K), dengan urutan S-K-K-K-S-K-K-K-S dst, jika di perlukan. Jika tidak ada
hujan, dilakukan penyiraman pagi dan sore sesuai kebutuhan tanaman.
Kriteria efisiensi pupuk di ekspresikan dalam nilai peubah yang diamati/ diukur.
Adapun peubah yang diamati adalah :
a) Pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, lebar kanopi, lebar dan panjang daun,
dan jumlah daun/ tanaman)
b) Hasil tanaman (bobot tanaman)
c) Serangan hama dan penyakit
411
Fadjry Djufry dan Ramlan: Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair …..
Data hasil penelitian di analisis ragam pada P 0,05 menggunakan program
SAS. Beda nyata antara rataan perlakuan, dianalisis dengan Uji Jarak Berganda
Duncan pada P 0,05.
Sebelum melakukan pengolahan tanah, terlebih dahulu tanah tersebut
dianalisis secara lengkap untuk mengetahui pH dan sifat kimia/kesuburan tanah awal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan tanaman ditandai dengan pertambahan tinggi dan lebar kanopi.
Secara statistika pemberian pupuk organik cair HI-Tech 19 pada tanaman caisim,
dengan pupuk dasar dan tanpa pupuk dasar baik yang diaplikasikan dengan
penyemprotan pada daun maupun disiramkan pada tanah tidak menunjukkan
pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sawi hijau pada umur 21, 28 dan 35 HST
(Tabel 2), tetapi berpengaruh nyata terhadap lebar kanopi dan jumlah daun tanaman
Sawi hijau pada umur 28 dan 35 HST (Tabel 3 dan Tabel 4).
Tabel 2. Tinggi tanaman sawi hijau pada berbagai perlakuan dosis dan cara aplikasi
pupuk organik cair HI-Tech 19 pada umur 21, 28 dan 35 hari setelah tanam
Simbol Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
21 HST
22,73a
22,40a
22,70a
26,27a
24,67a
27,07a
25,13a
27,23a
27,50a
27,60a
Tinggi tanaman (cm)
28 HST
32,43a
31,07a
29,13a
34,67a
34,97a
34,67a
35,10a
33,07a
35,00a
35,20a
35 HST
41,03a
39,40a
38,10a
42,17a
42,67a
42,40a
43,27a
43,12a
43,17a
43,47a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata menurut Uji Duncan 5%.
HST = Hari Setelah Tanam
Pada pengamatan 21 HST semua perlakuan belum menunjukkan pengaruh
yang nyata. Pengaruh perlakuan pupuk mulai nampak pada pengamatan 28 HST
sampai pada umur 35 HST. Lebar kanopi terbesar tercatat pada perlakuan dengan
pupuk dasar dan diberikan pupuk organik HI-Tech 19 disemprotkan melalui daun dan
disiramkan melalui tanah (63,90 cm) meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan
412
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
lainnya, dan terendah pada perlakuan tanpa pupuk dasar dengan pupuk organik HITech disemprotkan melalui daun dengan lebar kanopi hanya 49,28 cm.
Tabel 3. Lebar Kanopi tanaman Sawi hijau pada berbagai perlakuan dosis dan cara
aplikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 pada umur 21, 28 dan 35 hst.
Simbol Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
Lebar Kanopi (cm)
28 hst
43,75 ab
46,15 ab
40,65 b
49,83 ab
49,52 ab
49,40 ab
50,45 ab
48,78 ab
49,20 ab
51,70 a
21 hst
25,68 a
28,17 a
24,78 a
30,38 a
30,80 a
30,27 a
31,27 a
31,27 a
31,00 a
31,68 a
35 hst
55,88 ab
54,88 ab
49,28 b
60,85 a
60,82 a
58,27 ab
62,12 a
61,40 a
61,20 a
63,90 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata menurutuUji Duncan 5%.
hst = Hari Setelah Tanam
Pengaruh
apilikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 terhadap jumlah daun
belum nampak pada pengamatan 21 dan 28 HST. Namun pada pengamatan 35 HST,
jumlah daun tertinggi tercatat pada perlakuan dengan pupuk dasar dan pupuk organik
Cair HI-Tech 19 diaplikasikan/penyemprotan melalui daun dan disiramkan pada tanah
yaitu 15,30, meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali perlakuan
tanpa pupuk dasar dengan aplikasi pupuk organik Cair HI-Tech 19 disiramkan pada
tanah dengan jumlah daun terendah yaitu hanya 12,03.
413
Fadjry Djufry dan Ramlan: Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair …..
Tabel 4. Jumlah daun tanaman Sawi hijau pada berbagai perlakuan dosis dan cara
aplikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 pada umur 21, 28 dan 35 hari
setelah tanam.
Simbol Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
Jumlah Daun
28 HST
11,27 a
11,27 a
10,70 a
12,50 a
11,97 a
11,60 a
12,97 a
12,27 a
12,30 a
13,00 a
21 HST
8,50 a
8,67 a
8,20 a
9,43 a
9,13 a
9,00 a
9,70 a
9,03 a
9,17 a
9,73 a
35 HST
13,37 ab
13,67 ab
12,03 b
15,10 a
14,23 ab
14,83 a
15,17 a
14,93 a
13,70 ab
15,30 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda
nyata menurut Uji Duncan 5%.
HST = Hari Setelah Tanam
Lebar kanopi dan jumlah daun berpengaruh berbanding lurus dengan volume
produksi. Perlakuan yang menunjukkan lebar kanopi dan jumlah daun terbesar yaitu
dengan pupuk dasar dan pupuk organik Cair HI-Tech 19 diaplikasikan/penyemprotan
melalui daun dan disiramkan pada tanah, juga menunjukkan produksi sawi hijau
tertinggi dengan berat per 10 tanaman tertinggi yaitu 358 g, sedangkan perlakuan
dengan tanpa pupuk dasar dengan aplikasi pupuk organik cair HI-tech 19 disiramkan
pada tanah dengan lebar kanopi dan jumlah daun terendah juga menunjukkan berat
per 10 tanaman terendah yaitu hanya 179,00 g (Table 5). Hal ini menunjukkan bahwa
aplikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 tanpa pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 100 Kg
SP-36/ha dan 75 Kg KCl/ha) tidak memberikan hasil yang optimal pada tanaman Sawi
hijau.
Berbeda halnya dengan lebar kanopi dan jumlah daun, pengaruh pupuk
organik cair terhadap lebar daun nampak pada pengamatan 21 HST, namun pada
pengamatan 28 dan 35 HST, pengaruh perlakukan pupuk organik cair tidak
menunjukkan perbedaan nyata (Tabel 5).
Aplikasi pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 100 Kg SP-36/ha dan 75 Kg KCl/ha)
tanpa aplikasi pupuk organik HI-Tech 19 tidak memberikan produksi Sawi hijau yang
optimal. Sehingga jika ingin mendapatkan hasil sawi hijau yang optimal, maka
sebaiknya aplikasi pupuk dasar (150 Kg urea/ha, 100 Kg SP-36/ha dan 75 Kg KCl/ha)
ditambah dengan aplikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 yang diaplikasi/penyemprotan
414
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013
melalui daun dan disiramkan ke tanah. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa walaupun hasilnya tidak berbeda nyata, tetapi aplikasi pupuk organik cair HITech 19 disemprotkan melalui daun memberikan hasil yang lebih baik dibanding
aplikasi disiramkan melalui tanah (Tabel 5).
Tabel 5. Lebar daun dan produksi tanaman Sawi hijau pada berbagai perlakuan dosis dan
cara aplikasi pupuk organik cair HI-Tech 19 pada umur 21, 28 dan 35 hst
Simbol Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
21 HST
10,07 ab
9,50 b
8,27 b
10,03 ab
9,53 b
9,83 ab
10,20 ab
9,93 ab
9,80 ab
12,53 a
Lebar Daun (cm)
28 HST
13,17 a
12,93 a
11,50 a
13,53 a
13,60 a
13,43 a
14,27 a
13,80 a
13,93 a
14,63 a
28 HST
14,90 a
13,93 a
15,30 a
16,03 a
15,93 a
16,13 a
16,23 a
16,03 a
17,00 a
17,17 a
Produksi per 10 Tanaman
Sampel (g)
239,33 ab
267,00 ab
179,00 b
354,00 a
300,67 ab
314,50 ab
354,00 a
315,30 ab
336,00 a
358,00 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut Uji Duncan 5%.
HST = Hari Setelah Tanam
Berdasarkan beberapa hasil penelitian bahwa pemberian pupuk organik cair
melalui daun memberikan bertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada
pemberian melalui tanah (Anonim 2013).
Akan tetapi pupuk organik Cair HI-Tech 19
bermanfaat untuk memperbaiki sifat-sifat biologi, fisika dan kimia tanah, sehingga
aplikasi melalui tanah tetap penting dilakukan. Menurut Indrakusuma (2000)
menyatakan bahwa pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah, membantu meningkat kan produksi tanaman, meningkatkan kualitas
produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk
organik cair Hi-Tech 19 yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk anorganik
dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, lebar kanopi, lebar dan
panjang daun, serta jumlah daun/tanaman), dapat meningkatkan hasil tanaman (bobot
tanaman), serta mempertahankan dari serangan hama dan penyakit.
415
Fadjry Djufry dan Ramlan: Uji Efektivitas Pupuk Organik Cair …..
KESIMPULAN
a.
Penggunaan pupuk organik cair Hi-Tech 19 dianjurkan untuk dikombinasikan
dengan penggunaan pupuk anorganik untuk hasil yang maksimal.
b.
Penggunaan pupuk organik cair Hi-Tech 19 dianjurkan untuk diaplikasikan dengan
penyemprotan pada daun karena memberikan hasil produksi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang diaplikasikan pada tanah.
c.
Penggunaan pupuk organik cair Hi-Tech 19 sangat dianjurkan diaplikasikan
melalui daun dan tanah dengan dosis 5 cc / liter air.
DAFTAR PUSTAKA
Amilia, Y. 2011. Penggunaan pupuk organik cair untuk mengurangi dosis penggunaan
pupuk anorganik pada padi sawah (Oryza sativa L.). Departemen Agronomi
dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2 hal.
Anonim. 2011. Buncis. http://warintek. progressio.or.id/pertanian/buncis.htm (Diakses
tanggal 28 Agustus 2011).
Anonim. 2013. http://staff. Uny.ac.id/sites/ default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestarissi-msc/cara-pembuatan-pupuk-organik-cair.pdf.
Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
50 hal.
Hanolo, W. 1997. Tanggapan tanaman selada dan sawi terhadap dosis dan cara
pemberian pupuk cair stimulan. Jurnal Agrotropika 1(1):25-29.
Hapsari, B. 2002. Sayuran genjah bergelimang rupiah. Trubus 33(396): 30-31.
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2001. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Jakarta. 117 p.
Indrakusuma. 2000. Pengaruh dosis dan frekuensi pemberian pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan dan hasil buncis (Phaseolus vulgaris L.) dataran
rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.
Salisbury, B. F. dan Ross, C. C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan . Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Simanungkalit, R.D.M, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Styorini, W. Hartatik. 2006.
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian.
Suwandi dan N, Nurtika, 1987. Pengaruh Pupuk Biokimia “Sari Humus” Pada Tanaman
Kubis. Buletin Penelitian Hortikultura 15(20) : 213-218.
416
Download