bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet
2.1.1 Pengertian Internet
Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), internet adalah jaringan global yang terdiri
dari jaringan – jaringan yang saling berhubungan. Jaringan global ini meliputi jutaan
jaringan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan pribadi. Laudon dan Laudon (2010,
p51) juga menambahkan bahwa internet adalah suatu jaringan global yang
menggunakan standar umum untuk menghubungkan jutaan jaringan yang berbeda.
Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p598), internet adalah jaringan komputer
yang bertumbuh dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, dan
pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer dan pemakainya lebih dari 200
negara.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa internet
merupakan sebuah jaringan komunikasi tanpa batas yang melibatkan jutaan komputer
yang tersebar diseluruh dunia, sehingga dapat dilakukan pertukaran informasi dan
aplikasi.
2.1.2 Manfaat Internet
Menurut Laudon dan Laudon (2003, p59), Manfaat internet dan Teknologi Web bagi
suatu perusahaan :
•
Menghubungkan jangkauan global
•
Mengurangi biaya komunikasi
11
•
Biaya transaksi lebih rendah
•
Mengurangi biaya agen
•
Meningkatkan interaktif, flexibilitas
•
Mempercepat penyebaran dari pengetahuan
2.1.3 World Wide Web
Menurut Post dan Anderson (2006, p588) world wide web adalah ruang
informasi di internet tempat dokumen hypermedia tersimpan dan dapat dipanggil dengan
suatu skema alamat yang unik. Suatu cara pemanggilan informasi dari database global
dengan menggunakan web browser untuk menampilkan informasi dalam bentuk
tampilan halaman.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan web:
a. Situs Web
Mengacu pada sebuah komputer yang dikaitkan dengan internet yang berisi
hypermedia yang dapat diakses oleh komputer lain dalam jaringan melalui hypertext
link.
b. Hypertext Link
Mengacu pada suatu penunjuk yang terdiri atas teks atau grafik yang digunakan
untuk mengakses hypertext yang disimpan di suatu situs web, yang diidentifikasikan
dengan suatu alamat yang unik.
c. Web Page
Halaman web yang mengacu pada suatu file hypermedia yang disimpan di suatu
situs web, yang diidentifikasikan dengan suatu alamat yang unik
12
d. Home Page
Mengacu pada halaman pertama dari sebuah situs web. Halaman lain dapat diakses
melalui home page.
e. URL (Universal Resource Locator)
Mengacu pada alamat dari sebuah halaman web dengan format yang terdiri dari
protocol, nama domain, dan path.
•
Protokol, adalah suatu set standar yang mengatur komunikasi data. HTTP
(Hypertext Transfer Protocol) adalah protocol untuk hypertext.
•
Nama domain, adalah alamat situs web tempat halaman web disimpan.
•
Path, mengidentifikasikan suatu account (directory / sub-directory file)
tertentu di siteus web dan HTML.
f. Web Browser
Mengacu pada suatu software yang memungkinkan kita mengambil hypermedia
dengan mengetik parameter pencarian atau mengklik suatu grafik. Kemampuan ini
membebaskan kita dari keharusan mengetahui URL dari web page yang berisi
informasi yang kita butuhkan.
2.2 Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p5) pemasaran adalah suatu proses dimana
perusahaan menciptakan suatu nilai utnuk pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan untuk mendapatkan nilai yang diharapkan dari pelanggan.
13
Menurut Kleindl (2009, p7), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsep, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa yang menciptakan
pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan organisasi.
Menurut Peter dan Donnelly (2007, p5), pemasaran adalah fungsi organisasi untuk
membuat proses berkomunikasidan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
stakeholder.
Menurut Mohammed et al (2003, p3) pemasaran adalah sebuah proses perencanaan
yang melibatkan produk, harga, promosi, dan juga distribusi barang atau jasa untuk
menciptakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan individu dan organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
proses usaha yang dilakukan oleh individu atau perusahaan untuk mengetahui apa yang
diinginkan oleh konsumen, sehingga individu atau perusahaan dapat mengetahui
kebutuhan konsumen sehingga tercipta pertukaran barang atau jasa dan memberikan
keuntungan bagi perusahaan atau individu yang melakukannya. 2.2.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2010, pp33-35), terdapat lima konsep yang dapat
dijadikan sebagai landasan bagi suatu organisasi untuk melaksanakan strategi
pemasaran, diantaranya:
1. Konsep Produksi
Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah
didapatkan dan murah harganya. Oleh karena itu, manajemen harus lebih
berkosentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan cakupan distribusi yang
luas.
14
2. Konsep Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan lebih memilih produk yang
menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Oleh karena itu,
manajemen harus mencurahkan perhatiannya terus- menerus pada perbaikan dan
pengembangan mutu produk.
3. Konsep Penjualan
Konsep ini beranggapan bahwa konsumen enggan membeli produk, sehingga
perlu didorong untuk membeli, terkecuali suatu perusahaan menjalankan usaha
seperti promosi dan penjualan yang efektif untuk merangsang pembelian.
4. Konsep Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri
dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar, serta memberi kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaingnya. Konsep ini
bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,
pemasaran yang terkoordinir, dan keuntungan.
5. Konsep Pemasaran Bersifat Sosial
Konsep ini beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan,
keinginan, serta kepentingan pasar dan memenuhinya secara lebih efeftif dan
efisien
dibandingkan
pesaingnya,
dengan
meningkatkan
kesejahteraan
konsumen
membutuhkan
keseimbangan
antara
pelanggan, dan kepentingan umum.
dan
cara
mempertahankan
masyarakat.
keuntungan
Konsep
perusahaan,
atau
ini
kepuasan
15
2.2.3 Fitur Pemasaran
Menurut Mohammed et al (2003, p3), pemasaran(marketing) memiliki empat
fitur, diantaranya:
•
Marketing is a process
Pendekatan pemasaran melibatkan empat langkah: market analysis, market
planning, implementation, dan control. Market analysis termasuk mencari
peluang dalam sebuah pasar. Market planning membutuhkan segmentasi, pilihan
target pasar, positioning, dan rancangan dari marketing mix( atau 4P). Program
pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen pemasaran ke dalam suatu
program koordinasi, yang dirancang untuk meraih tujuan pemasaran perusahaan
dengan memberikan nilai terbaik kepada pelanggan. Sedangkan marketing
implementation termasuk sistem dan proses menuju pasar dengan program
pemasaran. Marketing control merujuk pada mekanisme informal dan formal
yang digunakan untuk menjaga program pemasaran tetap pada jalurnya.
•
It involves a mix of product, pricing, promotion, and distribution.
Bauran pemasaran didefinisikan sebagai seperangkat alat pengontrolan, yang
merupakan suatu strategi alat pemasaran dari perusahaan yang dikombinasikan,
sehingga menghasilkan tanggapan yang diinginkan dari sasaran pasar.
Menurut Mohammed et al (2003, p13) elemen-elemen bauran pemasaran melalui
internet terdiri dari lima elemen, yaitu:
o Produk
Layanan atau produk fisik yang ditawarkan oleh perusahaan untuk ditukarkan
kepada pelanggan melalui internet.
16
o Harga
Sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan apabila ingin membeli
produk yang ditawarkan melalui internet.
o Komunikasi
Aktifitas dalam pemasaran melalui internet yang menginformasikan tentang
suatu perusahaan dan produknya kepada satu atau lebih kelompok target
pelanggan perusahaan.
o Komunitas
Sekumpulan hubungan yang terbentuk berdasarkan keinginan yang sama
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari anggotanya yang tidak dapat
dicapai secara individual.
o Distribusi
Perpindahan konsep tempat pemasaran dari konsep offline, dimana pelanggan
harus bertemu secara langsung dengan penjual menjadi konsep online,
dimana pelanggan dapat melakukan transaksi dimana saja tanpa dibatasi oleh
masalah geografis.
•
It is about exchange
Pemasaran merupakan suatu strategi yang harus tanggap terhadap perubahan
yang terjadi, dimana perubahan tersebut harus pula diiringi dengan adanya
peningkatan penjualan perusahaan.
17
•
Its intended to satisfy individual and organizational need
Kunci dari marketing modern adalah sebagai pendorong untuk memuaskan
pelanggan, perusahaan, dan shareholders. Salah satu caranya dengan penerapan
e-marketing.
2.3 Model Lima Kekuatan Porter
Dalam model lima kekuatan Porter dijelaskan apa saja yang menjadi kekuatan
dalam persaingan , lima kekuatan persaingan tersebut menurut Porter yaitu: (David,
2009, p 146)
a. Potensi masuknya pesaing baru,
b. Potensi pengembangan produk atau jasa pengganti,
c. Kekuatan tawar menawar dari pemasok (supplier),
d. Kekuatan tawar menawar dari pembeli,
e. Persaingan dengan perusahaan sejenis.
Potensi pengembangan produk atau jasa pengganti Kekuatan tawar menawar pemasok Persaingan dengan perusahaan sejenis Kekuatan tawar menawar Potensi masuknya pesaing baru Gambar 2.1 Analisis Lima Kekuatan Porter
(Sumber : David, 2009, p 146)
•
18
Persaingan dengan perusahaan sejenis
Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya.
Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi tersebut
memiliki keunggulan kompetitf dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh
perusahaan pesaing.
Tinggi rendahnya tingkat persaingan antara para pesaing dalam industri tergantung
dari :
a. Jumlah pesaing yang ada,
b. Tingkat pertumbuhan dalam industri,
c. Besarnya kekuatan dari pesaing,
d. Hambatan yang tinggi untuk keluar dari industri ,
e. Konsumen dengan mudah berganti merek karena produk yang ditawarkan lebih
baik.
•
Potensi masuknya pesaing baru
Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri tergantung dari besar kecilnya
hambatan untuk masuk ke industri tersebut. Jika hambatannya tinggi maka ancaman
masuknya pendatang baru akan rendah, dan begitu sebaliknya. Hambatan – hambatan
tersebut antara lain :
a. Skala ekonomi. Biaya per satuan produk yang lebih rendah karena
bertambahnya kuantitas yang dihasilkan.
b. Kuatnya loyalitas pelanggan. Perusahaan yang sudah mapan dipasar tentu
sudah memiliki tempat tersendiri bagi para konsumen. Oleh karena itu
perusahaan mempunyai konsumen dengan loyalitas yang tinggi.
19
c. Persyaratan modal. Kebutuhan akan modal yang akan digunakan produksi,
biaya R&D, kegiatan pemasaran, dan pengelolaan persediaan bahan baku.
d. Akses ke saluran distribusi. Akses ke saluran distribusi dipengaruhi oleh
punya atau tidaknya hubungan dengan supplier atau jika jaringan distribusi
telah dikuasai pesaing maka perusahaan harus membangun jaringan distribusi
sendiri sehingga menyebabkan biaya yang tinggi.
e. Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah tentang ijin untuk masuk ke
dalam industri.
f. Reaksi para pesaing. Jika perusahaan terdahulu mempunyai reaksi yang
sangat kuat terhadap pendatang maka akan sulit bagi pendatang untuk masuk.
g. Keunggulan biaya yang tidak tergantung skala ekonomi. Keuntungan yang
dipunya perusahaan terdahulu seperti pasokan bahan baku yang murah,
lokasi yang strategis, dan adanya subsidi dari pemerintah.
•
Potensi pengembangan produk atau jasa pengganti
Faktor yang perlu mendapat perhatian besar adalah adanya produk atau jasa
pengganti. Biasanya produk atau jasa pengganti :
a. Harga produk pengganti cenderung lebih murah dibandingkan dengan produk
yang dihasilkan perusahaan.
b. Biaya konsumen untuk berpindah ke produk rendah.
c. Dihasilkan oleh industri berskala besar dan sangat menguntungkan.
d. Fungsi produk dapat digantikan produk pengganti.
•
Kekuatan tawar – menawar dari pembeli
Pembeli mempunyai kekuatan tawar – menawar yang tinggi atau kuat jika :
20
a. Mereka merupakan bagian yang terbesar dalam penjualan perusahaan,
b. Produk dalam pasar tidak mempunyai perbedaan dengan produk pesaing,
c. Pembeli mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar.
•
Kekuatan tawar – menawar dari supplier
Para supplier atau pemasok mempunyai kekuatan tawar – menawar yang tinggi jika :
a. pemasok tersebut merupakan pemasok tunggal dalam industri,
b. produk dari pemasok merupakan input yang paling penting dalam industri,
c. pemasok mempunyai kekuatan untuk melakukan forward integration ke arah
pembeli atau dengan kata lain pemasok jika bergabung dengan pembeli.
2.4 E-Marketing
2.4.1 Pengertian E-Marketing
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p258), e-marketing adalah usaha yang
dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya serta menciptakan
hubungan dengan pelanggan melalui media internet.
Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), e-marketing adalah penggunaan teknologi
informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan memnerikan nilai kepada
pelanggan.
Menurut Mohammed et al (2003, p4), membagi definisi Internet Marketing
menjadi lima komponen, yaitu:
1. Proses
Ada tujuh tahap dari proses Internet Marketing yaitu: framing the market
opportunity, formulating the marketing strategy, designing the customer
experience, crafting the customer interface, designing the marketing program,
leveraging customer information through technology, dan evaluating the result
21
of the marketing program as a whole. Tujuh tahap tersebut harus dikoordinasi
dan konsisten secara internal.
2. Membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan
Program pemasaran meliputi tiga tahap dalam membangun hubungan dengan
pelanggan sasaran, yaitu: kesadaran, eksplorasi, dan komitmen. Tetapi tujuan
dari Internet Marketing tidak hanya untuk membangun hubungan dengan
pelanggan online, tetapi juga dengan pelanggan offline.
3. Online
Internet marketing tentunya dilakukan secara online. Hal ini menunjang
pemasaran bahwa keberadaan suatu website tidak hanya sebagai katalog online
tetapi juga dapat berkomunikasi antara pelanggan dengan perusahaan.
4. Pertukaran
Perubahan yang selalu terjadi harus dapat ditangani oleh para staf marketing.
Teknologi yang kian cepat berubah membuat marketing haruslah dikelola
sekreatif mungkin.
5. Kepuasan dari kedua belah pihak
Tujuan perusahaan di dalam pertukaran adalah untuk memberikan kepuasan pada
kedua belah pihak. Kedua belah pihak ini diantaranya adalah antara pelanggan
dengan perusahaan, pemasok dengan perusahaan, pemegang saham dengan
perusahaan, karyawan dengan perusahaan. Jika sudah tercapai, maka pertukaran
tersebut dapat dikatakan seimbang.
2.4.2 Manfaat E-Marketing
Menurut Mohammed et al (2003, p96-97) pengaruh internet marketing terhadap
strategi pemasaran perusahaan ada 4, yakni:
22
•
Peningkatan segmentasi
Dengan penggunaan internet segmentasi pasar semakin luas sehingga
jangkauan pemasaran juga semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya
jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat
mengaksesnya dengan mudah melalui media tersebut.
•
Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycletime
Dengan perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi
marketing dapat lebih cepat pula dikembangkan. Strategi marketing dapat
dipengaruhi oleh peningkatan kecepatan yang digunakan pihak marketing
yang saling berbagi informasi melalui internet.
•
Peningkatan pertanggungjawaban dari usaha marketing
Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat juga
meningkatkan strategi perusahaan sehingga kegiatan pemasaran dapat
dilakukan dengan lebih transparan.
•
Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis.
2.5 Strategi
2.5.1 Pengertian Strategi
Pengertian strategi menurut David (2009, p18) adalah cara- cara untuk mencapai
tujuan jangka panjang. Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan
manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya.
Disamping itu juga strategi mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang,
paling tidak selama lima tahun.
23
Porter (Kotler, 2006, p54) mengemukakan tiga strategi generik untuk pemikiran
strategis, yaitu:
1. Overall Cost Leadership (Keunggulan Biaya Secara Keseluruhan)
Perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah
sehingga menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya dan
memenangkan pangsa pasar yang besar.
2. Differentiation (Diferensiasi)
Perusahaan berkonsentrasi pada pencapaian kinerja superior dalam suatu area
manfaat bagi pelanggan yang penting yang dinilai penting oleh sebagian besar
dari pasar.
3. Focus (Fokus)
Perusahaan menfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang lebih kecil
atau jarang dimasuki pesaing.
2.5.2 Strategi Pemasaran
Menurut Mohammed et al (2003, p11), strategi e-marketing didasarkan pada
perusahaan, unit bisnis, dan keseluruhan strategi pemasaran yang ada pada perusahaan.
Tujuan, sumberdaya, dan urutan dari aksi yang dilakukan pada strategi pemasaran harus
berhubungan erat dengan strategi pada unit bisnis yang ada. Pada akhirnya keseluruhan
strategi pemasaran menyangkut kegiatan-kegiatan pada offline dan online pemasaran.
2.5.3 Kerangka Perumusan Strategi
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam
kerangka pembuatan keputusan dalam 3 tahap, (David, 2009, p323-325):
24
TAHAP 1 : TAHAP MASUKAN
Evaluasi Matriks
Matriks
Profil
/ Matriks
Evaluasi
Faktor
Persaingan
Faktor
Eksternal (EFE)
(CPM)
Internal (EFI)
TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN
Matriks
Matriks
Matriks
Matriks
Matriks
Internal-
Strategic
TOWS
BCG
Grand
Eksternal
Position
(IE)
and Action
Strategy
Evaluation
(SPACE)
TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Analisis Strategi
Sumber : David (2004, p286)
2.6 Analisis Bisnis
2.6.1 Tahap Masukan
2.6.1.1 Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal)
Menurut David (2009, p158), matriks EFE membuat perencana strategi dapat
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
Terdapat lima langkah dalam pengembangan matriks EFE, yaitu:
25
1. Mengidentifikasi faktor – faktor eksternal perusahaan, baik peluang maupun
ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya dan membuat daftar
dari faktor – faktor eksternal tersebut.
2. Berikan bobot pada setiap faktor tersebut mulai dari 0 (tidak penting) sampai 1,0
(sangat penting). Bobot tersebut menunjukkan kepentingan relatif dari setiap
faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan perusahaan. Peluang sering
mendapatkan bobot lebih besar daripada ancaman, akan tetapi ancaman juga bisa
mendapatkan bobot yang tinggi apabila memiliki pengaruh yang besar terhadap
perusahaan. Jumlah dari semua bobot yang diberikan pada setiap faktor harus
sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat pada masing – masing faktor eksternal untuk menunjukkan
seberapa efektif respon dari strategi perusahaan yang sedang berjalan terhadap
faktor tersebut. Berikan peringkat 1 untuk respon jelek sampai 4 untuk respon
yang luar biasa. Peringkat yang diberikan kepada setiap faktor berdasarkan
keadaan perusahaan dan bobot yang dalam langkah kedua yang didasarkan pada
keadaan industri.
4. Ketika sudah menentukan bobot dan peringkat untuk setiap faktor, langkah
berikutnya adalah mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan nilai
yang dibobotkan.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk mendapatkan nilai
bobot total bagi perusahaan. Total nilai tertinggi adalah 4,0 yang menunjukkan
respon yang sangat bagus terhadapa ancaman dan peluang yang ada dalam
industrinya, dan nilai terendah adalah 1,0 yang menunjukkan bahwa strategi
26
perusahaan saat ini tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman
eksternal.
2.6.1.2 Matriks CPM (Matriks Profil Kompetitif)
Matriks Profil Persaingan (CPM) mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta
kekuatan dan kelemahannya terkait dengan dengan contoh posisi strategis perusahaan.
Bobot dan total nilai yang dibobot dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama.
Namun factor-faktor keberhasilan kritis dalam CPM mencakup baik isu-isu eksternal
maupun internal. Oleh karena itu, peringkatnya merujuk pada kekuatan dan kelemahan;
4 = kekuatan besar, 3 = kekuatan kecil, 2 = kelemahan kecil, 1 = kelemahan besar.
(David, 2009, p160).
Matriks CPM dan EFE memiliki banyak persamaan dalam pembobotan dan
penilaian setiap faktor. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan penting antara kedua
matriks ini, yaitu:
•
Faktor penentu keberhasilan kritis dalam CPM lebih luas, tidak mencakup data
spesifik atau faktual, bahkan mungkin lebih fokus pada isu – isu internal.
•
Faktor penentu keberhasilan kritis dari CPM tidak dikelompokkan dalam peluang
dan ancaman seperti pada matriks EFE.
•
Pemberian peringkat dan penilaian terhadap perusahaan pesaing dapat
dibandingkan dengan perusahaan sampel. Analisis perbandingan ini memberikan
informasi strategis internal yang penting.
2.6.1.3 Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal)
Dari namanya dapat kita ketahui bahwa matriks ini digunakan untuk
mengevaluasi faktor – faktor internal perusahaan. Matriks ini digunakan untuk
27
meringkas kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam
suatu usaha. Seperti matriks EFE, matriks EFI juga memilik 5 langkah dalam
pengembangannya, yaitu:
1. Identifikasi faktor – faktor internal utama perusahaan yang mencakup kekuatan
dan kelemahan perusahaan.
2. Berikan bobot pada setiap faktor dari 0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat
penting). Bobot tersebut menunjukkan kepentingan relatif dari setiap faktor yang
berpengaruh dalam keberhasilan perusahaan. Peluang sering mendapatkan bobot
lebih besar daripada ancaman, akan tetapi ancaman juga bisa mendapatkan bobot
yang tinggi apabila memiliki pengaruh yang besar terhadap perusahaan. Jumlah
dari semua bobot yang diberikan pada setiap faktor harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah
faktor tersebut merupakan kelemahan besar (peringkat 1), kelemahan kecil
(peringkat 2), kekuatan kecil (peringkat 3), atau kekuatan besar (peringkat 4).
Perlu diingat bahwa peringkat 4 atau 3 hanya untuk kekuatan, dan 1 atau 2 untuk
kelemahan. Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan dan bobot
dalam langkah ke 2 didasarkan pada keadaan industri.
4. Ketika sudah menentukan bobot dan peringkat untuk setiap faktor, langkah
berikutnya adalah mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan nilai
yang dibobotkan.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai
bobot total bagi organisasi. Total nilai bobot tertinggi adalah 4,0 dan yang
terendah adalah 1,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total nilai dibawah rata-rata maka
28
organisasi dapat dikatakan lemah secara internal, sedangkan jika diatas 2,5
menunjukan posisi internal yang kuat.
2.6.2 Tahap Pencocokkan
2.6.2.1 Matriks IE (Internal – Eksternal)
Menurut David (2009, p345) matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci
yaitu: total nilai EFI yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi
bobot pada sumbu Y. Pada sumbu X, total nilai EFI diberi bobot dari 1,0 – 1,99 yang
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang lemah, nilai 2,0 – 2,99
dianggap sedang, dan nilai 3,0 – 4,0 dianggap kuat. Begitu juga dengan sumbu Y, total
nilai EFE diberi bobot dari 1,0 – 1,99 yang menunjukkan bahwa posisi perusahaan
terhadap faktor eksternal lemah, nilai 2,0 – 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 – 4,0
dianggapp kuat.
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak strategis
yang berbeda. Pertama, perusahaan masuk dalam sel I, II, atau IV yang dapat disebut
tumbuh dan membangun. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk) atau integratif (integrasi kedepan, integrasi kebelakang, dan
intergasi horizontal) mungkin paling cocok kedalam perusahaan tersebut.
Kedua, perusahaan masuk kedalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan
strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan strategi yang paling banyak digunakan oleh tipe-tipe perusahaan ini.
Ketiga, perusahaan yang umum masuk kedalam sel VI, VIII, atau IX paling baik
dikelola dengan strategi panen atau divestasi. Organisasi yang sukses adalah yang
berhasil mencapai portfolio bisnis di atau sekitar sel I dalam matriks IE.
29
Menurut David (2009, p257), strategi penetrasi pasar adalah strategi yang berusaha
meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada dipasar melalui
usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi pengembangan pasar adalah strategi dengan
berupaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada kedalam wilayah geografis baru.
Strategi pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan
dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada (David, 2009,
p259). Sedangkan strategi divestasi adalah strategi dengan menjual suatu divisi atau
bagian dari organisasi, yang sering digunakan untuk meningkatkan modal yang
selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut (David,
2009, p 258).
30
Tabel 2.1 Matriks IE (Internal Eksternal)
Kuat
Rata-rata
Lemah
3.00 – 4.00
2.00 – 2.99
1.00 – 1.99
1.00 4.00 Tinggi
3.00 – 4.00
3.00 Tumbuh dan
Membangun
Tumbuh dan
Membangun
Pertahankan
dan Pelihara
• Strategi Intensif
• Strategi
• Strategi Intensif
• Strategi
• Penetrasi Pasar
• Pengembangan
Produk
Integratif
Tabel Nilai
EFE Berbobot
2.00 Integratif
3.00 Sedang
2.00 – 2.99
Tumbuh dan
Membangun
Pertahankan
dan Pelihara
Panen atau
divestasi
• Strategi Intensif
• Strategi
• Penetrasi Pasar
• Pengembangan
Produk
Panen atau
divestasi
Panen atau
divestasi
Integratif
2.00 Rendah
1.00 – 1.99
Pertahankan
dan Pelihara
• Penetrasi Pasar
• Pengembangan
Produk
1.00 (Sumber : David, 2009, p344)
2.6.2.2 Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunity dan Threats.
Ini merupakan analisis internal dan eksternal perusahaan. Berikut adalah penjelasan
mengenai SWOT:
•
Faktor Internal:
o Strength: Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan
perusahaan lainnya.
31
o Weakness: Kelemahan ataupun masalah yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.
o Opportunities: Peluang-peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dalam merebut konsumen dibandingkan perusahaan lainnya.
o Threats: Ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing
dan faktor eksternal lainnya.
Menurut David (2009, p327) matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk
menolong manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yaitu : strategi SO,
strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Mencocokkan faktor kunci eksternal dan
internal adalah bagian paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan
membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada pencocokan yang terbaik.
•
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal.
•
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan
dengan memanfaatkan peluang eksternal.
•
Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.
•
Strategi WT merupakan strategi defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Matriks SWOT terdiri dari 9 sel, dimana terdapat 4 sel yang merupakan sel faktor
kunci, 4 sel yang merupakan sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong.
Matriks ini bertujuan untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak untuk
kondisi perusahaan saat ini, bukan untuk memilih strategi terbaik bagi perusahaan.
32
Tabel 2.2 Matriks SWOT
Selalu dibiarkan
Strengths (S)
Weakness (W)
kosong
Tentukan daftar yang
Tentukan daftar yang
merupakan kekuatan
merupakan kelemahan
internal perusahaan
internal perusahaan
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Tentukan daftar
Menciptakan strategi
Menciptakan strategi
peluang eksternal
yang menggunakan
untuk mengatasi
kekuatan perushaaan
kelemahan dengan
untuk memanfaatkan
memanfaatkan
peluang
peluang
yang ada
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan daftar
Menciptakan strategi
Menciptakan strategi
ancaman eksternal
yang menggunakan
yang meminimalkan
kekuatan untuk
kelemahan dan
mengatasi acaman
menghindari ancaman
yang ada
yang ada
(Sumber : David, 2009, p 327)
2.6.2.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
Matriks Strategi Besar didasarkan atas dua dimensi penilaian: posisi persaingan
dan pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi
dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing kuadran matriks. Semua
organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari matriks
besar, demikian juga divisi-divisi dari sebuah perusahaan. (David, 2004, p305).
•
Kuadran I pada matriks strategi besar merupakan posisi yang sangat bagus bagi
perusahaan. Strategi yang tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran ini
33
adalah untuk terus konsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan
pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk)
Gambar 2.3 Matriks Strategi Besar
(Sumber : David, 2009, p348)
2.6.3 Tahap Keputusan
2.6.3.1 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Matriks ini digunakan untuk menentukan alternatif terbaik berdasarkan analisa
bisnis yang telah dilakukan. Untuk membuat matriks QSPM, data – data yang telah
dikumpulkan dari tahap masukan dan pencocokan akan digunakan. Matriks ini
34
digunakan untuk menilai secara objektif strategi yang dapat dijalankan, berdasarkan
faktor kritikal eksternal dan internal yang telah diketahui sebelumnya.
2.7 Tujuh Tahap Membangun E-Marketing
Menurut Mohammed et al (2003, p8) terdapat tujuh langkah dalam proses intenet
marketing. Langkah tersebut sebagai berikut:
2.7.1 Tahap 1: Framing The Market Opportunity (menganalisis peluang pasar).
Pada tahap ini perusahaan melakukan analisa peluang pasar yang ada agar
mendapatkan nilai tambah dalam bersaing dan memperluas pangsa pasar. Tahap ini
meliputi enam langkah untuk menganalisis peluang pasar yang didapat dari
pengumpulan data (online dan offline), yaitu:
1.
Framing the Market Opportunity (menganalisa peluang pasar)
Langkah ini membantu dalam mengidentifikasi secara luas daerah mana yang akan
dimasuki oleh perusahaan baru dan peluang-peluang apa yang memungkinkan
perusahaan untuk masuk ke pasar sasaran dan dengan adanya internet apakah
peluang tersebut dapat dikembangkan.
2.
Investigate opportunity in an existing or new value system (menemukan peluang
pada sistem nilai yang berjalan atapun baru)
Langkah kedua ini membantu dalam mengidentifikasi proses bisnis yang sudah ada
dalam perusahaan dan dilakukan analisa untuk melihat apakah sistem yang sedang
berjalan ini memenuhi kebutuhan pelanggan atau tidak. Kebutuhan yang tidak
terpenuhi dalam sistem yang lama atau yang sedang berjalan akan dijadikan salah
satu tujuan dalam pengembangan sistem baru yang akan dibuat.
3.
35
Determine target customer segments (menentukan segmen target konsumen)
Dalam melakukan pemilihan dan mengidentifikasi pelanggan yang menjadi
prioritas, diperlukan pengertian yang jelas mengenai pembagian target perusahaan.
Perusahaan harus mengembangkan sketsa awal untuk membuat konsep bisnis dan
memperkirakan besarnya peluang. Tujuh tipe segmentasi tersebut adalah:
•
Demographics
Pengelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku,
pendapatan, status dalam keluarga, pendidikan, internet.
•
Firmographics
Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan variabel spesifik
perusahaan. Contohnya jumlah karyawan dan besar kecilnya perusahaan.
•
Geographics
Pengelompokan dengan membagi pasar kedalam unit – unit geografis.
Contohnya negara, wilayah, kota.
•
Behavioral
Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan
membeli dan menggunakan produk. Contohnya offline shopping behaviour
atau web usage.
•
Occasion (situational)
Pengelompokan pelanggan berdasarkan kegiatan rutin, kegiatan khusus,
waktu, lokasi, event, dan lain sebagainya.
36
•
Psychograhics
Pengelompokan pelanggan berdasarkan gaya hidup, kepribadian, dan lain
sebagainya.
•
Benefits
Pengelompokan pelanggan berdasarkan pada keuntungan atau kualitas yang
dicari dari suatu produk. Contohnya kenyamanan, kualitas, dan lain
sebagainya.
4.
Assess resource requirements to deliver the offering (menilai kebutuhan sumber
daya untuk melakukan penawaran)
Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi pengalaman dan keuntungan yang dapat
ditawarkan kepada pelanggan serta kemampuan dan teknologi apa yang akan
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya.
5.
Assess competitive, technological, and financial attractiveness of opportunity
(menilai kesempatan bersaing dengan perusahaan pesaing, teknologi, dan
keuangan)
Perusahaan mencoba meramalkan kemungkinan persaingan, teknologi yang kira –
kira sesuai diterapkan serta keadaan keuangan yang memungkinkan. Faktor – faktor
yang dapat digunakan perusahaan untuk penilaian terhadap peluang:
•
Competitive intensity (ketajaman kompetisi)
Mengukur
tingkat
kemampuan
bersaing
suatu
perusahaan
dengan
mengidentifikasi kompetitor yang akan dihadapi. Kompetitor atau pesaing
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
37
o Direct Competitor
Pesaing dalam industri yang sama dan menawarkan produk atau jasa
yang sama pula.
o Inderect Competitor
Pesaing dalam industri yang sama tetapi tidak menawarkan produk
atau jasa yang sama dengan pesaing lainnya. Pesaing tidak langsung
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
ƒ
Substitute Producers
Perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa yang
berbeda tetapi mempunyai fungsi yang sama dengan yang
ditawarkan perusahaan
ƒ
Adjacent Competitors
pesaing yang tidak menawarkan produk yang langsung
menjadi pengganti namun memiliki potensi untuk menjadi
subtitude producers ( penghasil barang pengganti ).
•
Customer Dynamics (Dinamika Konsumen)
Mengukur dinamika konsumen yang mempengaruhi permintaan akan produk
perusahaan.
•
Technology Vulnerability (Ketangguhan Teknologi)
Pemanfaatan teknologi tepat guna yang mendukung penambahan suatu nilai
bagi perusahaan.
38
•
Micro Economics (Mikro Ekonomi)
Pengukuran peluang finasial perusahaan yang dilihat melalui ukuran
perusahaan dan keuntungan yang diperoleh.
6.
Conduct a Go / No Go Asessment (keputusan untuk Go / No Go)
Melakukan penilaian terhadap peluang, sumber daya yang dimiliki perusahaan, dan
kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi untuk menilai besarnya dukungan
terhadap pelaksanaan sistem pemasaran melalui internet.
2.7.2 Tahap 2: Formulating The Marketing Strategy (merumuskan strategi
pemasaran). Pada tahap kedua ini dibicarakan bagaimana strategi bisnis unit dihubungkan
dengan strategi pemasaran
dan bagaimana hubungan ini mempengaruhi hubungan
antara tujuan, sumber daya, implementasi, dan aktifitas dalam perusahaan. Pada
akhirnya strategi pemasaran secara keseluruhan akan melibatkan aktifitas online dan
offline. Perusahaan menganalisa kesempatan bisnis yang ada dan mempertimbangkan
untuk membuat strategi pemasaran yang potensial dan dapat memperkuat strategi unit
bisnis. Terdapat tiga konsep pemasaran, yaitu:
1. Segmentation
Proses membagi konsumen yang mempunyai karakteristik yang sama
kedalam sub unit sehingga bisa dijangkau dengan program pemasaran. Ada
empat kemungkinan hasil yang bisa didapat, yaitu:
a. No Change
Segmentasi online perusahaan tidak menemukan segmen baru serta
komposisi dan ukuran segmen online secara umum masih sama
39
dengan segmen offline. Jadi tidak terjadi perubahan segmentasi yang
besar baik dari ukuran dan komposisinya.
b. Market Expansion
Perusahaan menemukan bahwa karakteristik segmen online sama
dengan karakteristik segmen offline tetapi ukuran segmennya berubah
lebih besar.
c. Market Reclassification
Perusahaan menemukan bahwa karakteristik segmen online sama
dengan karakteristik segmen offline tetapi ukuran segmennya berubah
lebih besar.
d. Reclassified Expansion
Setelah menggunakan internet terjadi perubahan pada segmen pasar
dan juga ukuran segmen pasar tersebut. Dalam hal ini targetting dan
positioning memegang peranan penting dalam kesuksesan emarketing
Change in Segmentation Characteristics Due to
Internet
Yes
No Change
in Size of
Market
Segments
Yes No Market Expansion
Reclassified
Expansion
No Change Market Reclassification Gambar 2.4 Bricks and Mortar Segmentation Scenarios
(Sumber : Mohammed, et.al, 2003, p108)
40
2. Targeting
Proses penetapan segmen pasar yang paling menarik yang kemudian akan
dijadikan target utama perusahaan dalam kegiatan akhir dari pemasaran yaitu
penjualan, berdasarkan pada keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau,
dan potensi pertumbuhan. Pada targeting terdapat empat kemungkinan
strategi, yaitu:
a. Blanket Targeting
Perusahaan tidak menemukan segmentasi baru pada pasar online
tetapi ukuran pasar segmen dapat menjadi lebih besar. Hal ini dapat
terjadi apabila konsumen offline adalah konsumen dengan ciri
pengguna internet.
b. Beachhead Targeting
Segmen konsumen online menjadi lebih kecil daripada konsumen
offline.
c. Bleed-Over Targeting
Segmen target online mencakup sebagian dari segmen offline tetapi
juga mencakup segmen baru. Fokus utama perusahaan pada gabungan
sebagian dari pelanggannya yang offline dan pelanggan baru yang
online. Perusahaan melayani segmen pelanggan offline dan online.
d. New Opportunity Targeting
Strategi yang dilakukan perusahaan adalah sama untuk semua segmen
konsumen tetapi perlakuan untuk konsumen online dan offline adalah
berbeda. Jika perusahaan memilih segmen pasar yang sepenuhnya
41
baru seperti dari segi kebutuhan, maka perusahaan memerlukan
merek/brand yang baru yang belum mendapat posisi dimasyarakat.
Gambar 2.5 Bricks and Mortar Targeting Scenarios
(Sumber : Mohammed, et.al, 2003, p110)
3. Positioning
Merancang penawaran dan citra pemasaran sehingga menempati suatu
posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam pemikiran konsumen
sasarannya. Kemungkinan positioning pada masing-masing skenario
targeting, yaitu :
a. Blanket Positioning
Strategi ini berfokus pada penawaran tambahan pelayanan yang bisa
didapat dari internet seperti kenyamanan dan akses.
b. Beachhead Positioning
Strategi ini mirip dengan blanket positioning tetapi berfokus pada
konsumen yang lebih kecil.
42
c. Bleed-Over Positioning
Strategi ini mirip dengan penawaran secara offline tetapi juga
membuat penawaran secara online menarik bagi tipe konsumen baru.
d. New Opportunity Positioning
Strategi ini berbeda sama sekali karena ditujukan pada segmen
konsumen baru.
Dalam penentuan startegi positioning yang sesuai, perusahaan juga tetap
dapat berpedoman pada matriks positioning Bricks and Mortar.
Customer Similarity
Same Customer
Entire
Segment
Blanket Positioning
Different Customer
New Opportunity
Positioning
Focus of
Effort
Portions of
A Segment
Beachhead Positioning
Bleed over Positioning
Gambar 2.6 Bricks and Mortar Positioning Scenarios and Guidelines
(Sumber : Mohammed, et.al, 2003, p112)
2.7.3 Tahap 3: Designing The Customer Experience (merancang pengalaman
customer)
Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, kedekatan konsumen dengan sebuah
perusahaan menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai kemajuan perusahaan.
Maka agar pelanggan loyal kepada perusahaan kita, sangat penting bagi kita untuk
memuaskan pelanggan. Ada tiga tahap dalam mendesain customer experience:
43
1. Experiencing Functionality
Pada tahap ini konsumen merasa bahwa situs web yang disediakan oleh
perusahaan telah mampu menyediakan fungsi-fungsi yang mendukung semua
kebutuhan konsumen.
2. Experiencing Intimacy
Ketika web dirasa telah dapat melayani kebutuhan konsumen, pengalaman
konsumen akan berlanjut ke tahapan yang lebih tinggi. Di tahapan inilah
konsumen mulai menuntut web yang ditampilkan perusahaan lebih dapat
mengerti keinginan dari konsumen yang bersangkutan agar pengalaman
beralih ke tingkat loyal.
3. Experiencing Evangelism
Pada tahap ini konsumen menjadi seorang yang bersifat evangelist yaitu
konsumen akan menyebarluaskan suatu produk atau jasa dari suatu
perusahaan karena mereka merasa bahwa produk tersebut mampu memenuhi
seluruh kebutuhan mereka dan mendapatkan pengalaman serta nilai kepuasan
yang besar terhadap produk tersebut. Setelah melewati tahapan diatas maka
konsumen akan merasa puas dan yakin dengan pelayanan perusahaan dan
akhirnya memberitahukan kepada orang lain.
2.7.4 Tahap 4 : Crafting the customer interface (merancang antarmuka (tampilan)
bagi customer)
Teknologi internet telah menyebabkan pergantian cara interaksi antara pelanggan
dengan perusahaan yaitu dari konsep marketplace (interaksi face to face) menjadi
konsep marketspace (interaksi screen to face). Dengan adanya interaksi screen to face,
maka pelanggan dalam waktu kapan saja dan dimana saja dapat mengakses website
44
untuk mengetahui informasi mengenai perusahaan, yang meliputi profil perusahaan,
promosi, dan sebagainya. Untuk dapat medorong interaksi screen to face yang lebih
intent maka interface yang dirancang harus menarik dan mudah dipahami. Dalam
perancangan customer interface mencakup tujuh elemen, yakni:
1. Context (tampilan atau layout, dan desain).
2. Content (teks, gambar, suara atau audio, dan video pada situs tersebut).
3. Community (bagaimana situs dapat memungkinkan dilakukannya komunkiasi
antar user, seperti forum diskusi).
4. Customization (kemampuan situs dalam memberikan bentuk yang berbeda
untuk setiap konsumen, atau memberi kebebasan konsumen dalam membuat
personalisasi pads situs web).
5. Communication (bagaimana situs dapat memungkinkan komunikasi dua
arah).
6. Connection (hubungan atau link ke situs lain).
7. Commerce (kemampuan situs untuk memungkinkan dilakukannya transaksi
komersial: Online Registration).
2.7.5 Tahap 5: Designing the Marketing Program (merancang program pemasaran)
Pada tahap ini, perusahaan merencanakan strategi yang mencakup usaha
pembuatan customer relationship yang meliputi empat tingkat, yaitu:
1. Awarness
Dalam tahap ini konsumen mengetahui tentang keberadaan perusahaan tersebut
tetapi belum ada keinginan untuk melakukan transaksi ataupun berkomunikasi
dengan perusahaan tersebut. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
menghasilkan awareness pelanggan yaitu : pembuatan nama website yang mudah
45
diingat, adanya konsistensi produk offline dengan produk online, adanya
kerjasama dengan media iklan untuk menyebarkan informasi mengenai
produk/jasa perusahaan sehingga tercipta awareness pelanggan.
2. Exploration
Pada tahap ini, konsumen mulai melakukan pencarian informasi yang lebih
banyak dan bahkan inisiatif untuk membeli, di mana semakin baik informasi
yang diterima konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen menjalin
hubungan dengan perusahaan.
3. Commitment
Tahap ini menekankan pada terbentuknya hubungan yang tetap antara
perusahaan dengan konsumen yang ditandai dengan penigkatan intensitas
kunjungan, dan tindakan yang mencerminkan loyalitas.
4. Dissolution
Tahap ini adalah tahap di mana mulai terjadi perpisahan antara perusahaan
dengan konsumen. Perpisahan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
•
Adanya alternatif yang lebih baik bagi konsumen, ataupun konsumen
menginginkan sesuatu yang baru.
•
Adanya kesalahan yang dilakukan perusahaan terhadap konsumen seperti
respon yang buruk terhadap keluhan konsumen atau kegagalan produk.
Penentuan strategi pemasaran dalam perusahaan harus juga meliputi:
•
Product. Menekankan pada deskripsi yang jelas mengenai produk yang
ditawarkan.
•
Pricing. Proses penentuan harga dari produk yang ditawarkan.
46
•
Branding. Proses penciptaan brand image yang ditujukkan untuk
memudahkan pelangan mengenal produk yang ditawarkan perusahaan.
•
Distribution
meliputi penentuan jalur yang akan digunakan untuk memasarkan produk
yang dimaksud.
2.7.6 Tahap 6: Leveraging customer information through technology (mendapatkan
informasi dari pelanggan melalui teknologi)
Perusahaan berusaha menggunakan teknologi agar dapat lebih memahami dan
mempengaruhi pelanggan melalui marketing research , database marketing, dan
customer relationship management. Penelitian pasar merupakan alat yang membantu
perusahaan untuk memahami dan memenuhi keinginan dan kemauan pelanggan, dimana
dapat menyediakan informasi mengenai kualitas dan kegunaan dari produk dan layanan
yang dibutuhkan pelanggan sehingga perusahaan dapat menentukan produk atau layanan
yang tepat. Dengan adanya marketing research, perusahaan dapat mengurangi kegagalan
dari peluncuran produk atau layanan yang menghabiskan biaya tinggi.
2.7.7 Tahap 7 : Evaluating the marketing program (evaluasi program pemasaran)
Melakukan penilaian terhadap semua program marketing, apakah sudah
mencapai sasaran atau belum. Menggunakan parameter untuk mengukur kesuksesan dari
program marketing online dan apakah cocok dengan objektif dari perusahaan.
47
2.8 Analisis dan Perancangan Sistem
2.8.1 Pengertian Sistem
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p6) sistem adalah sekelompok komponen
yang saling berhubungan yang berfungsi secara bersamaan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p24) sistem adalah sekelompok komponen
yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
Menurut Stair dan Reynolds (2010, p8), sistem adalah satu set dari elemen atau
komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) sistem informasi adalah seperangkat
komponen yang saling terkait yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
dan pengontrolan dalam sebuah organisasi.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
sekumpulan objek yang saling terintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai sebuah
tujuan.
2.8.2 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p32) analisis sistem adalah mengidentifikasi
suatu masalah bisnis untuk perkembangan, serta menentukan kebutuhan bisnis dan
prioritas untuk suatu solusi.
48
2.8.3 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Bentley dan Whitten (2007, p33) perancangan sistem merupakan
spesifikasi atau pembangunan suatu solusi teknis yang berbasis komputer untuk
kebutuhan bisnis yang teridentifikasi pada analisis sistem.
2.8.4 Delapan Aturan Emas Perancangan Interface
Menurut Schneidermann, terdapat delapan aturan dalam merancang sebuah
interface agar efektif dan efisien bagi pengguna (2006, p151)
1. Konsistensi
Jika terdapat aksi pada situasi yang sama atau dalam penggunaan warna, layout,
maupun fontnya haruslah konsisten.
2. Memungkinkan frequent user untuk menggunakan shortcuts
Adanya hotkey, special key, atau hidden command sehingga bagi pengguna yang
sering mengakses sistem dapat dengan cepat mendapatkan apa yang
diinginkannya dan meningkatkan kecepatan interaksi.
3. Adanya feedback yang interaktif
Adanya umpan balik dari setiap aksi sehingga membuat pengguna yakin bahwa
apa yang ia inginkan dapat tercapai.
4. Dialog untuk keadaan akhir (Sukses, selesai)
Dengan adanya dialog ini, maka akan memberikan kepuasan bagi operator serta
menghilangkan kebingungan, sehingga mereka siap untuk aksi berikutnya.
5. Berikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana
Sebisa mungkin, buat rancangan agar user tak melakukan kesalahan yang fatal
dan apabila user tersebut melakukan kesalahan, maka sistem harus mendeteksi
49
kesalahan tersebut dan memberikan instruksi yang sederhana, kostruktif dan
spesifik untuk koreksi.
6. Berikan pembalikan aksi yang mudah
Aksi yang dilakukan user haruslah dapat diulang (undo) sehingga memudahkan
dalam memperbaiki kesalahan yang disadarinya.
7. Mendukung internal locus of control
Pengguna yang sudah mahir sangat ingin agar mereka punya kewenangan tinggi
atas sistem dan sistem dapat dengan cepat merespon keinginan mereka, tetapi
terkadang ada aksi sistem yang diluar dugaan misalnya aktifitas data entry yang
lama dan membosankan serta kesulitan dalam mencari informasi. Karena itu
harus dibuat agar pengguna adalah initiators dari aksi, bukan responder dari aksi.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Karena keterbatasan ingatan manusia maka display yang ditampilkan haruslah
sesederhana mungkin, multiple page displays haruslah dikombinasikan dan
frekuensi perpindahan windows diminimalisir.
50
2.9 Kerangka Pemikiran
Topik
Pengumpulan data :
- Wawancara
- Studi Pustaka
Porter
Analisis SWOT
Analisis Eksternal
dan CPM
Analisis Internal
(IFE dan EFE)
Strategi Formulasi
- Matriks IE
- Matriks Strategi Besar
- Matriks SWOT
QSPM
7 Stage Internet Marketing
Perancangan
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran
(Sumber : Penulis)
Download