BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet 2.1.1 Pengertian Internet Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), internet adalah jaringan global yang terdiri dari jaringan – jaringan yang saling berhubungan. Jaringan global ini meliputi jutaan jaringan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan pribadi. Laudon dan Laudon (2010, p51) juga menambahkan bahwa internet adalah suatu jaringan global yang menggunakan standar umum untuk menghubungkan jutaan jaringan yang berbeda. Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p598), internet adalah jaringan komputer yang bertumbuh dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan bisnis, pendidikan, dan pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer dan pemakainya lebih dari 200 negara. Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan sebuah jaringan komunikasi tanpa batas yang melibatkan jutaan komputer yang tersebar diseluruh dunia, sehingga dapat dilakukan pertukaran informasi dan aplikasi. 2.1.2 Manfaat Internet Menurut Laudon dan Laudon (2003, p59), Manfaat internet dan Teknologi Web bagi suatu perusahaan : • Menghubungkan jangkauan global • Mengurangi biaya komunikasi 11 • Biaya transaksi lebih rendah • Mengurangi biaya agen • Meningkatkan interaktif, flexibilitas • Mempercepat penyebaran dari pengetahuan 2.1.3 World Wide Web Menurut Post dan Anderson (2006, p588) world wide web adalah ruang informasi di internet tempat dokumen hypermedia tersimpan dan dapat dipanggil dengan suatu skema alamat yang unik. Suatu cara pemanggilan informasi dari database global dengan menggunakan web browser untuk menampilkan informasi dalam bentuk tampilan halaman. Beberapa istilah yang berhubungan dengan web: a. Situs Web Mengacu pada sebuah komputer yang dikaitkan dengan internet yang berisi hypermedia yang dapat diakses oleh komputer lain dalam jaringan melalui hypertext link. b. Hypertext Link Mengacu pada suatu penunjuk yang terdiri atas teks atau grafik yang digunakan untuk mengakses hypertext yang disimpan di suatu situs web, yang diidentifikasikan dengan suatu alamat yang unik. c. Web Page Halaman web yang mengacu pada suatu file hypermedia yang disimpan di suatu situs web, yang diidentifikasikan dengan suatu alamat yang unik 12 d. Home Page Mengacu pada halaman pertama dari sebuah situs web. Halaman lain dapat diakses melalui home page. e. URL (Universal Resource Locator) Mengacu pada alamat dari sebuah halaman web dengan format yang terdiri dari protocol, nama domain, dan path. • Protokol, adalah suatu set standar yang mengatur komunikasi data. HTTP (Hypertext Transfer Protocol) adalah protocol untuk hypertext. • Nama domain, adalah alamat situs web tempat halaman web disimpan. • Path, mengidentifikasikan suatu account (directory / sub-directory file) tertentu di siteus web dan HTML. f. Web Browser Mengacu pada suatu software yang memungkinkan kita mengambil hypermedia dengan mengetik parameter pencarian atau mengklik suatu grafik. Kemampuan ini membebaskan kita dari keharusan mengetahui URL dari web page yang berisi informasi yang kita butuhkan. 2.2 Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p5) pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan menciptakan suatu nilai utnuk pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk mendapatkan nilai yang diharapkan dari pelanggan. 13 Menurut Kleindl (2009, p7), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa yang menciptakan pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Menurut Peter dan Donnelly (2007, p5), pemasaran adalah fungsi organisasi untuk membuat proses berkomunikasidan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholder. Menurut Mohammed et al (2003, p3) pemasaran adalah sebuah proses perencanaan yang melibatkan produk, harga, promosi, dan juga distribusi barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan individu dan organisasi. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan proses usaha yang dilakukan oleh individu atau perusahaan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen, sehingga individu atau perusahaan dapat mengetahui kebutuhan konsumen sehingga tercipta pertukaran barang atau jasa dan memberikan keuntungan bagi perusahaan atau individu yang melakukannya. 2.2.2 Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2010, pp33-35), terdapat lima konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan bagi suatu organisasi untuk melaksanakan strategi pemasaran, diantaranya: 1. Konsep Produksi Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapatkan dan murah harganya. Oleh karena itu, manajemen harus lebih berkosentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan cakupan distribusi yang luas. 14 2. Konsep Produk Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan lebih memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Oleh karena itu, manajemen harus mencurahkan perhatiannya terus- menerus pada perbaikan dan pengembangan mutu produk. 3. Konsep Penjualan Konsep ini beranggapan bahwa konsumen enggan membeli produk, sehingga perlu didorong untuk membeli, terkecuali suatu perusahaan menjalankan usaha seperti promosi dan penjualan yang efektif untuk merangsang pembelian. 4. Konsep Pemasaran Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan, keinginan pasar, serta memberi kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaingnya. Konsep ini bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinir, dan keuntungan. 5. Konsep Pemasaran Bersifat Sosial Konsep ini beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan, serta kepentingan pasar dan memenuhinya secara lebih efeftif dan efisien dibandingkan pesaingnya, dengan meningkatkan kesejahteraan konsumen membutuhkan keseimbangan antara pelanggan, dan kepentingan umum. dan cara mempertahankan masyarakat. keuntungan Konsep perusahaan, atau ini kepuasan 15 2.2.3 Fitur Pemasaran Menurut Mohammed et al (2003, p3), pemasaran(marketing) memiliki empat fitur, diantaranya: • Marketing is a process Pendekatan pemasaran melibatkan empat langkah: market analysis, market planning, implementation, dan control. Market analysis termasuk mencari peluang dalam sebuah pasar. Market planning membutuhkan segmentasi, pilihan target pasar, positioning, dan rancangan dari marketing mix( atau 4P). Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen pemasaran ke dalam suatu program koordinasi, yang dirancang untuk meraih tujuan pemasaran perusahaan dengan memberikan nilai terbaik kepada pelanggan. Sedangkan marketing implementation termasuk sistem dan proses menuju pasar dengan program pemasaran. Marketing control merujuk pada mekanisme informal dan formal yang digunakan untuk menjaga program pemasaran tetap pada jalurnya. • It involves a mix of product, pricing, promotion, and distribution. Bauran pemasaran didefinisikan sebagai seperangkat alat pengontrolan, yang merupakan suatu strategi alat pemasaran dari perusahaan yang dikombinasikan, sehingga menghasilkan tanggapan yang diinginkan dari sasaran pasar. Menurut Mohammed et al (2003, p13) elemen-elemen bauran pemasaran melalui internet terdiri dari lima elemen, yaitu: o Produk Layanan atau produk fisik yang ditawarkan oleh perusahaan untuk ditukarkan kepada pelanggan melalui internet. 16 o Harga Sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan apabila ingin membeli produk yang ditawarkan melalui internet. o Komunikasi Aktifitas dalam pemasaran melalui internet yang menginformasikan tentang suatu perusahaan dan produknya kepada satu atau lebih kelompok target pelanggan perusahaan. o Komunitas Sekumpulan hubungan yang terbentuk berdasarkan keinginan yang sama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari anggotanya yang tidak dapat dicapai secara individual. o Distribusi Perpindahan konsep tempat pemasaran dari konsep offline, dimana pelanggan harus bertemu secara langsung dengan penjual menjadi konsep online, dimana pelanggan dapat melakukan transaksi dimana saja tanpa dibatasi oleh masalah geografis. • It is about exchange Pemasaran merupakan suatu strategi yang harus tanggap terhadap perubahan yang terjadi, dimana perubahan tersebut harus pula diiringi dengan adanya peningkatan penjualan perusahaan. 17 • Its intended to satisfy individual and organizational need Kunci dari marketing modern adalah sebagai pendorong untuk memuaskan pelanggan, perusahaan, dan shareholders. Salah satu caranya dengan penerapan e-marketing. 2.3 Model Lima Kekuatan Porter Dalam model lima kekuatan Porter dijelaskan apa saja yang menjadi kekuatan dalam persaingan , lima kekuatan persaingan tersebut menurut Porter yaitu: (David, 2009, p 146) a. Potensi masuknya pesaing baru, b. Potensi pengembangan produk atau jasa pengganti, c. Kekuatan tawar menawar dari pemasok (supplier), d. Kekuatan tawar menawar dari pembeli, e. Persaingan dengan perusahaan sejenis. Potensi pengembangan produk atau jasa pengganti Kekuatan tawar menawar pemasok Persaingan dengan perusahaan sejenis Kekuatan tawar menawar Potensi masuknya pesaing baru Gambar 2.1 Analisis Lima Kekuatan Porter (Sumber : David, 2009, p 146) • 18 Persaingan dengan perusahaan sejenis Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi tersebut memiliki keunggulan kompetitf dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Tinggi rendahnya tingkat persaingan antara para pesaing dalam industri tergantung dari : a. Jumlah pesaing yang ada, b. Tingkat pertumbuhan dalam industri, c. Besarnya kekuatan dari pesaing, d. Hambatan yang tinggi untuk keluar dari industri , e. Konsumen dengan mudah berganti merek karena produk yang ditawarkan lebih baik. • Potensi masuknya pesaing baru Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri tergantung dari besar kecilnya hambatan untuk masuk ke industri tersebut. Jika hambatannya tinggi maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah, dan begitu sebaliknya. Hambatan – hambatan tersebut antara lain : a. Skala ekonomi. Biaya per satuan produk yang lebih rendah karena bertambahnya kuantitas yang dihasilkan. b. Kuatnya loyalitas pelanggan. Perusahaan yang sudah mapan dipasar tentu sudah memiliki tempat tersendiri bagi para konsumen. Oleh karena itu perusahaan mempunyai konsumen dengan loyalitas yang tinggi. 19 c. Persyaratan modal. Kebutuhan akan modal yang akan digunakan produksi, biaya R&D, kegiatan pemasaran, dan pengelolaan persediaan bahan baku. d. Akses ke saluran distribusi. Akses ke saluran distribusi dipengaruhi oleh punya atau tidaknya hubungan dengan supplier atau jika jaringan distribusi telah dikuasai pesaing maka perusahaan harus membangun jaringan distribusi sendiri sehingga menyebabkan biaya yang tinggi. e. Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah tentang ijin untuk masuk ke dalam industri. f. Reaksi para pesaing. Jika perusahaan terdahulu mempunyai reaksi yang sangat kuat terhadap pendatang maka akan sulit bagi pendatang untuk masuk. g. Keunggulan biaya yang tidak tergantung skala ekonomi. Keuntungan yang dipunya perusahaan terdahulu seperti pasokan bahan baku yang murah, lokasi yang strategis, dan adanya subsidi dari pemerintah. • Potensi pengembangan produk atau jasa pengganti Faktor yang perlu mendapat perhatian besar adalah adanya produk atau jasa pengganti. Biasanya produk atau jasa pengganti : a. Harga produk pengganti cenderung lebih murah dibandingkan dengan produk yang dihasilkan perusahaan. b. Biaya konsumen untuk berpindah ke produk rendah. c. Dihasilkan oleh industri berskala besar dan sangat menguntungkan. d. Fungsi produk dapat digantikan produk pengganti. • Kekuatan tawar – menawar dari pembeli Pembeli mempunyai kekuatan tawar – menawar yang tinggi atau kuat jika : 20 a. Mereka merupakan bagian yang terbesar dalam penjualan perusahaan, b. Produk dalam pasar tidak mempunyai perbedaan dengan produk pesaing, c. Pembeli mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar. • Kekuatan tawar – menawar dari supplier Para supplier atau pemasok mempunyai kekuatan tawar – menawar yang tinggi jika : a. pemasok tersebut merupakan pemasok tunggal dalam industri, b. produk dari pemasok merupakan input yang paling penting dalam industri, c. pemasok mempunyai kekuatan untuk melakukan forward integration ke arah pembeli atau dengan kata lain pemasok jika bergabung dengan pembeli. 2.4 E-Marketing 2.4.1 Pengertian E-Marketing Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p258), e-marketing adalah usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya serta menciptakan hubungan dengan pelanggan melalui media internet. Menurut Strauss dan Frost (2009, p6), e-marketing adalah penggunaan teknologi informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan memnerikan nilai kepada pelanggan. Menurut Mohammed et al (2003, p4), membagi definisi Internet Marketing menjadi lima komponen, yaitu: 1. Proses Ada tujuh tahap dari proses Internet Marketing yaitu: framing the market opportunity, formulating the marketing strategy, designing the customer experience, crafting the customer interface, designing the marketing program, leveraging customer information through technology, dan evaluating the result 21 of the marketing program as a whole. Tujuh tahap tersebut harus dikoordinasi dan konsisten secara internal. 2. Membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan Program pemasaran meliputi tiga tahap dalam membangun hubungan dengan pelanggan sasaran, yaitu: kesadaran, eksplorasi, dan komitmen. Tetapi tujuan dari Internet Marketing tidak hanya untuk membangun hubungan dengan pelanggan online, tetapi juga dengan pelanggan offline. 3. Online Internet marketing tentunya dilakukan secara online. Hal ini menunjang pemasaran bahwa keberadaan suatu website tidak hanya sebagai katalog online tetapi juga dapat berkomunikasi antara pelanggan dengan perusahaan. 4. Pertukaran Perubahan yang selalu terjadi harus dapat ditangani oleh para staf marketing. Teknologi yang kian cepat berubah membuat marketing haruslah dikelola sekreatif mungkin. 5. Kepuasan dari kedua belah pihak Tujuan perusahaan di dalam pertukaran adalah untuk memberikan kepuasan pada kedua belah pihak. Kedua belah pihak ini diantaranya adalah antara pelanggan dengan perusahaan, pemasok dengan perusahaan, pemegang saham dengan perusahaan, karyawan dengan perusahaan. Jika sudah tercapai, maka pertukaran tersebut dapat dikatakan seimbang. 2.4.2 Manfaat E-Marketing Menurut Mohammed et al (2003, p96-97) pengaruh internet marketing terhadap strategi pemasaran perusahaan ada 4, yakni: 22 • Peningkatan segmentasi Dengan penggunaan internet segmentasi pasar semakin luas sehingga jangkauan pemasaran juga semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah melalui media tersebut. • Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycletime Dengan perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi marketing dapat lebih cepat pula dikembangkan. Strategi marketing dapat dipengaruhi oleh peningkatan kecepatan yang digunakan pihak marketing yang saling berbagi informasi melalui internet. • Peningkatan pertanggungjawaban dari usaha marketing Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat juga meningkatkan strategi perusahaan sehingga kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan lebih transparan. • Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis. 2.5 Strategi 2.5.1 Pengertian Strategi Pengertian strategi menurut David (2009, p18) adalah cara- cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Disamping itu juga strategi mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. 23 Porter (Kotler, 2006, p54) mengemukakan tiga strategi generik untuk pemikiran strategis, yaitu: 1. Overall Cost Leadership (Keunggulan Biaya Secara Keseluruhan) Perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya dan memenangkan pangsa pasar yang besar. 2. Differentiation (Diferensiasi) Perusahaan berkonsentrasi pada pencapaian kinerja superior dalam suatu area manfaat bagi pelanggan yang penting yang dinilai penting oleh sebagian besar dari pasar. 3. Focus (Fokus) Perusahaan menfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang lebih kecil atau jarang dimasuki pesaing. 2.5.2 Strategi Pemasaran Menurut Mohammed et al (2003, p11), strategi e-marketing didasarkan pada perusahaan, unit bisnis, dan keseluruhan strategi pemasaran yang ada pada perusahaan. Tujuan, sumberdaya, dan urutan dari aksi yang dilakukan pada strategi pemasaran harus berhubungan erat dengan strategi pada unit bisnis yang ada. Pada akhirnya keseluruhan strategi pemasaran menyangkut kegiatan-kegiatan pada offline dan online pemasaran. 2.5.3 Kerangka Perumusan Strategi Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan dalam 3 tahap, (David, 2009, p323-325): 24 TAHAP 1 : TAHAP MASUKAN Evaluasi Matriks Matriks Profil / Matriks Evaluasi Faktor Persaingan Faktor Eksternal (EFE) (CPM) Internal (EFI) TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN Matriks Matriks Matriks Matriks Matriks Internal- Strategic TOWS BCG Grand Eksternal Position (IE) and Action Strategy Evaluation (SPACE) TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Gambar 2.2 Kerangka Kerja Analisis Strategi Sumber : David (2004, p286) 2.6 Analisis Bisnis 2.6.1 Tahap Masukan 2.6.1.1 Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) Menurut David (2009, p158), matriks EFE membuat perencana strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Terdapat lima langkah dalam pengembangan matriks EFE, yaitu: 25 1. Mengidentifikasi faktor – faktor eksternal perusahaan, baik peluang maupun ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya dan membuat daftar dari faktor – faktor eksternal tersebut. 2. Berikan bobot pada setiap faktor tersebut mulai dari 0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot tersebut menunjukkan kepentingan relatif dari setiap faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan perusahaan. Peluang sering mendapatkan bobot lebih besar daripada ancaman, akan tetapi ancaman juga bisa mendapatkan bobot yang tinggi apabila memiliki pengaruh yang besar terhadap perusahaan. Jumlah dari semua bobot yang diberikan pada setiap faktor harus sama dengan 1,0. 3. Berikan peringkat pada masing – masing faktor eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif respon dari strategi perusahaan yang sedang berjalan terhadap faktor tersebut. Berikan peringkat 1 untuk respon jelek sampai 4 untuk respon yang luar biasa. Peringkat yang diberikan kepada setiap faktor berdasarkan keadaan perusahaan dan bobot yang dalam langkah kedua yang didasarkan pada keadaan industri. 4. Ketika sudah menentukan bobot dan peringkat untuk setiap faktor, langkah berikutnya adalah mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan nilai yang dibobotkan. 5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk mendapatkan nilai bobot total bagi perusahaan. Total nilai tertinggi adalah 4,0 yang menunjukkan respon yang sangat bagus terhadapa ancaman dan peluang yang ada dalam industrinya, dan nilai terendah adalah 1,0 yang menunjukkan bahwa strategi 26 perusahaan saat ini tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal. 2.6.1.2 Matriks CPM (Matriks Profil Kompetitif) Matriks Profil Persaingan (CPM) mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya terkait dengan dengan contoh posisi strategis perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobot dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Namun factor-faktor keberhasilan kritis dalam CPM mencakup baik isu-isu eksternal maupun internal. Oleh karena itu, peringkatnya merujuk pada kekuatan dan kelemahan; 4 = kekuatan besar, 3 = kekuatan kecil, 2 = kelemahan kecil, 1 = kelemahan besar. (David, 2009, p160). Matriks CPM dan EFE memiliki banyak persamaan dalam pembobotan dan penilaian setiap faktor. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan penting antara kedua matriks ini, yaitu: • Faktor penentu keberhasilan kritis dalam CPM lebih luas, tidak mencakup data spesifik atau faktual, bahkan mungkin lebih fokus pada isu – isu internal. • Faktor penentu keberhasilan kritis dari CPM tidak dikelompokkan dalam peluang dan ancaman seperti pada matriks EFE. • Pemberian peringkat dan penilaian terhadap perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. Analisis perbandingan ini memberikan informasi strategis internal yang penting. 2.6.1.3 Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal) Dari namanya dapat kita ketahui bahwa matriks ini digunakan untuk mengevaluasi faktor – faktor internal perusahaan. Matriks ini digunakan untuk 27 meringkas kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Seperti matriks EFE, matriks EFI juga memilik 5 langkah dalam pengembangannya, yaitu: 1. Identifikasi faktor – faktor internal utama perusahaan yang mencakup kekuatan dan kelemahan perusahaan. 2. Berikan bobot pada setiap faktor dari 0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot tersebut menunjukkan kepentingan relatif dari setiap faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan perusahaan. Peluang sering mendapatkan bobot lebih besar daripada ancaman, akan tetapi ancaman juga bisa mendapatkan bobot yang tinggi apabila memiliki pengaruh yang besar terhadap perusahaan. Jumlah dari semua bobot yang diberikan pada setiap faktor harus sama dengan 1,0. 3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor tersebut merupakan kelemahan besar (peringkat 1), kelemahan kecil (peringkat 2), kekuatan kecil (peringkat 3), atau kekuatan besar (peringkat 4). Perlu diingat bahwa peringkat 4 atau 3 hanya untuk kekuatan, dan 1 atau 2 untuk kelemahan. Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan dan bobot dalam langkah ke 2 didasarkan pada keadaan industri. 4. Ketika sudah menentukan bobot dan peringkat untuk setiap faktor, langkah berikutnya adalah mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan nilai yang dibobotkan. 5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan nilai bobot total bagi organisasi. Total nilai bobot tertinggi adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total nilai dibawah rata-rata maka 28 organisasi dapat dikatakan lemah secara internal, sedangkan jika diatas 2,5 menunjukan posisi internal yang kuat. 2.6.2 Tahap Pencocokkan 2.6.2.1 Matriks IE (Internal – Eksternal) Menurut David (2009, p345) matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu: total nilai EFI yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Pada sumbu X, total nilai EFI diberi bobot dari 1,0 – 1,99 yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang lemah, nilai 2,0 – 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 – 4,0 dianggap kuat. Begitu juga dengan sumbu Y, total nilai EFE diberi bobot dari 1,0 – 1,99 yang menunjukkan bahwa posisi perusahaan terhadap faktor eksternal lemah, nilai 2,0 – 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 – 4,0 dianggapp kuat. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak strategis yang berbeda. Pertama, perusahaan masuk dalam sel I, II, atau IV yang dapat disebut tumbuh dan membangun. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau integratif (integrasi kedepan, integrasi kebelakang, dan intergasi horizontal) mungkin paling cocok kedalam perusahaan tersebut. Kedua, perusahaan masuk kedalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang paling banyak digunakan oleh tipe-tipe perusahaan ini. Ketiga, perusahaan yang umum masuk kedalam sel VI, VIII, atau IX paling baik dikelola dengan strategi panen atau divestasi. Organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai portfolio bisnis di atau sekitar sel I dalam matriks IE. 29 Menurut David (2009, p257), strategi penetrasi pasar adalah strategi yang berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada dipasar melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi pengembangan pasar adalah strategi dengan berupaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada kedalam wilayah geografis baru. Strategi pengembangan produk adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada (David, 2009, p259). Sedangkan strategi divestasi adalah strategi dengan menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi, yang sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut (David, 2009, p 258). 30 Tabel 2.1 Matriks IE (Internal Eksternal) Kuat Rata-rata Lemah 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.00 – 1.99 1.00 4.00 Tinggi 3.00 – 4.00 3.00 Tumbuh dan Membangun Tumbuh dan Membangun Pertahankan dan Pelihara • Strategi Intensif • Strategi • Strategi Intensif • Strategi • Penetrasi Pasar • Pengembangan Produk Integratif Tabel Nilai EFE Berbobot 2.00 Integratif 3.00 Sedang 2.00 – 2.99 Tumbuh dan Membangun Pertahankan dan Pelihara Panen atau divestasi • Strategi Intensif • Strategi • Penetrasi Pasar • Pengembangan Produk Panen atau divestasi Panen atau divestasi Integratif 2.00 Rendah 1.00 – 1.99 Pertahankan dan Pelihara • Penetrasi Pasar • Pengembangan Produk 1.00 (Sumber : David, 2009, p344) 2.6.2.2 Analisis SWOT SWOT merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunity dan Threats. Ini merupakan analisis internal dan eksternal perusahaan. Berikut adalah penjelasan mengenai SWOT: • Faktor Internal: o Strength: Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan perusahaan lainnya. 31 o Weakness: Kelemahan ataupun masalah yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya. o Opportunities: Peluang-peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam merebut konsumen dibandingkan perusahaan lainnya. o Threats: Ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing dan faktor eksternal lainnya. Menurut David (2009, p327) matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk menolong manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yaitu : strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Mencocokkan faktor kunci eksternal dan internal adalah bagian paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada pencocokan yang terbaik. • Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. • Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. • Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. • Strategi WT merupakan strategi defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Matriks SWOT terdiri dari 9 sel, dimana terdapat 4 sel yang merupakan sel faktor kunci, 4 sel yang merupakan sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong. Matriks ini bertujuan untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak untuk kondisi perusahaan saat ini, bukan untuk memilih strategi terbaik bagi perusahaan. 32 Tabel 2.2 Matriks SWOT Selalu dibiarkan Strengths (S) Weakness (W) kosong Tentukan daftar yang Tentukan daftar yang merupakan kekuatan merupakan kelemahan internal perusahaan internal perusahaan Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Tentukan daftar Menciptakan strategi Menciptakan strategi peluang eksternal yang menggunakan untuk mengatasi kekuatan perushaaan kelemahan dengan untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang peluang yang ada Threats (T) Strategi ST Strategi WT Tentukan daftar Menciptakan strategi Menciptakan strategi ancaman eksternal yang menggunakan yang meminimalkan kekuatan untuk kelemahan dan mengatasi acaman menghindari ancaman yang ada yang ada (Sumber : David, 2009, p 327) 2.6.2.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Matriks Strategi Besar didasarkan atas dua dimensi penilaian: posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing kuadran matriks. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari matriks besar, demikian juga divisi-divisi dari sebuah perusahaan. (David, 2004, p305). • Kuadran I pada matriks strategi besar merupakan posisi yang sangat bagus bagi perusahaan. Strategi yang tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran ini 33 adalah untuk terus konsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk) Gambar 2.3 Matriks Strategi Besar (Sumber : David, 2009, p348) 2.6.3 Tahap Keputusan 2.6.3.1 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Matriks ini digunakan untuk menentukan alternatif terbaik berdasarkan analisa bisnis yang telah dilakukan. Untuk membuat matriks QSPM, data – data yang telah dikumpulkan dari tahap masukan dan pencocokan akan digunakan. Matriks ini 34 digunakan untuk menilai secara objektif strategi yang dapat dijalankan, berdasarkan faktor kritikal eksternal dan internal yang telah diketahui sebelumnya. 2.7 Tujuh Tahap Membangun E-Marketing Menurut Mohammed et al (2003, p8) terdapat tujuh langkah dalam proses intenet marketing. Langkah tersebut sebagai berikut: 2.7.1 Tahap 1: Framing The Market Opportunity (menganalisis peluang pasar). Pada tahap ini perusahaan melakukan analisa peluang pasar yang ada agar mendapatkan nilai tambah dalam bersaing dan memperluas pangsa pasar. Tahap ini meliputi enam langkah untuk menganalisis peluang pasar yang didapat dari pengumpulan data (online dan offline), yaitu: 1. Framing the Market Opportunity (menganalisa peluang pasar) Langkah ini membantu dalam mengidentifikasi secara luas daerah mana yang akan dimasuki oleh perusahaan baru dan peluang-peluang apa yang memungkinkan perusahaan untuk masuk ke pasar sasaran dan dengan adanya internet apakah peluang tersebut dapat dikembangkan. 2. Investigate opportunity in an existing or new value system (menemukan peluang pada sistem nilai yang berjalan atapun baru) Langkah kedua ini membantu dalam mengidentifikasi proses bisnis yang sudah ada dalam perusahaan dan dilakukan analisa untuk melihat apakah sistem yang sedang berjalan ini memenuhi kebutuhan pelanggan atau tidak. Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam sistem yang lama atau yang sedang berjalan akan dijadikan salah satu tujuan dalam pengembangan sistem baru yang akan dibuat. 3. 35 Determine target customer segments (menentukan segmen target konsumen) Dalam melakukan pemilihan dan mengidentifikasi pelanggan yang menjadi prioritas, diperlukan pengertian yang jelas mengenai pembagian target perusahaan. Perusahaan harus mengembangkan sketsa awal untuk membuat konsep bisnis dan memperkirakan besarnya peluang. Tujuh tipe segmentasi tersebut adalah: • Demographics Pengelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku, pendapatan, status dalam keluarga, pendidikan, internet. • Firmographics Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan variabel spesifik perusahaan. Contohnya jumlah karyawan dan besar kecilnya perusahaan. • Geographics Pengelompokan dengan membagi pasar kedalam unit – unit geografis. Contohnya negara, wilayah, kota. • Behavioral Pengelompokan dengan membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan membeli dan menggunakan produk. Contohnya offline shopping behaviour atau web usage. • Occasion (situational) Pengelompokan pelanggan berdasarkan kegiatan rutin, kegiatan khusus, waktu, lokasi, event, dan lain sebagainya. 36 • Psychograhics Pengelompokan pelanggan berdasarkan gaya hidup, kepribadian, dan lain sebagainya. • Benefits Pengelompokan pelanggan berdasarkan pada keuntungan atau kualitas yang dicari dari suatu produk. Contohnya kenyamanan, kualitas, dan lain sebagainya. 4. Assess resource requirements to deliver the offering (menilai kebutuhan sumber daya untuk melakukan penawaran) Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi pengalaman dan keuntungan yang dapat ditawarkan kepada pelanggan serta kemampuan dan teknologi apa yang akan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya. 5. Assess competitive, technological, and financial attractiveness of opportunity (menilai kesempatan bersaing dengan perusahaan pesaing, teknologi, dan keuangan) Perusahaan mencoba meramalkan kemungkinan persaingan, teknologi yang kira – kira sesuai diterapkan serta keadaan keuangan yang memungkinkan. Faktor – faktor yang dapat digunakan perusahaan untuk penilaian terhadap peluang: • Competitive intensity (ketajaman kompetisi) Mengukur tingkat kemampuan bersaing suatu perusahaan dengan mengidentifikasi kompetitor yang akan dihadapi. Kompetitor atau pesaing dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 37 o Direct Competitor Pesaing dalam industri yang sama dan menawarkan produk atau jasa yang sama pula. o Inderect Competitor Pesaing dalam industri yang sama tetapi tidak menawarkan produk atau jasa yang sama dengan pesaing lainnya. Pesaing tidak langsung dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: Substitute Producers Perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa yang berbeda tetapi mempunyai fungsi yang sama dengan yang ditawarkan perusahaan Adjacent Competitors pesaing yang tidak menawarkan produk yang langsung menjadi pengganti namun memiliki potensi untuk menjadi subtitude producers ( penghasil barang pengganti ). • Customer Dynamics (Dinamika Konsumen) Mengukur dinamika konsumen yang mempengaruhi permintaan akan produk perusahaan. • Technology Vulnerability (Ketangguhan Teknologi) Pemanfaatan teknologi tepat guna yang mendukung penambahan suatu nilai bagi perusahaan. 38 • Micro Economics (Mikro Ekonomi) Pengukuran peluang finasial perusahaan yang dilihat melalui ukuran perusahaan dan keuntungan yang diperoleh. 6. Conduct a Go / No Go Asessment (keputusan untuk Go / No Go) Melakukan penilaian terhadap peluang, sumber daya yang dimiliki perusahaan, dan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi untuk menilai besarnya dukungan terhadap pelaksanaan sistem pemasaran melalui internet. 2.7.2 Tahap 2: Formulating The Marketing Strategy (merumuskan strategi pemasaran). Pada tahap kedua ini dibicarakan bagaimana strategi bisnis unit dihubungkan dengan strategi pemasaran dan bagaimana hubungan ini mempengaruhi hubungan antara tujuan, sumber daya, implementasi, dan aktifitas dalam perusahaan. Pada akhirnya strategi pemasaran secara keseluruhan akan melibatkan aktifitas online dan offline. Perusahaan menganalisa kesempatan bisnis yang ada dan mempertimbangkan untuk membuat strategi pemasaran yang potensial dan dapat memperkuat strategi unit bisnis. Terdapat tiga konsep pemasaran, yaitu: 1. Segmentation Proses membagi konsumen yang mempunyai karakteristik yang sama kedalam sub unit sehingga bisa dijangkau dengan program pemasaran. Ada empat kemungkinan hasil yang bisa didapat, yaitu: a. No Change Segmentasi online perusahaan tidak menemukan segmen baru serta komposisi dan ukuran segmen online secara umum masih sama 39 dengan segmen offline. Jadi tidak terjadi perubahan segmentasi yang besar baik dari ukuran dan komposisinya. b. Market Expansion Perusahaan menemukan bahwa karakteristik segmen online sama dengan karakteristik segmen offline tetapi ukuran segmennya berubah lebih besar. c. Market Reclassification Perusahaan menemukan bahwa karakteristik segmen online sama dengan karakteristik segmen offline tetapi ukuran segmennya berubah lebih besar. d. Reclassified Expansion Setelah menggunakan internet terjadi perubahan pada segmen pasar dan juga ukuran segmen pasar tersebut. Dalam hal ini targetting dan positioning memegang peranan penting dalam kesuksesan emarketing Change in Segmentation Characteristics Due to Internet Yes No Change in Size of Market Segments Yes No Market Expansion Reclassified Expansion No Change Market Reclassification Gambar 2.4 Bricks and Mortar Segmentation Scenarios (Sumber : Mohammed, et.al, 2003, p108) 40 2. Targeting Proses penetapan segmen pasar yang paling menarik yang kemudian akan dijadikan target utama perusahaan dalam kegiatan akhir dari pemasaran yaitu penjualan, berdasarkan pada keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau, dan potensi pertumbuhan. Pada targeting terdapat empat kemungkinan strategi, yaitu: a. Blanket Targeting Perusahaan tidak menemukan segmentasi baru pada pasar online tetapi ukuran pasar segmen dapat menjadi lebih besar. Hal ini dapat terjadi apabila konsumen offline adalah konsumen dengan ciri pengguna internet. b. Beachhead Targeting Segmen konsumen online menjadi lebih kecil daripada konsumen offline. c. Bleed-Over Targeting Segmen target online mencakup sebagian dari segmen offline tetapi juga mencakup segmen baru. Fokus utama perusahaan pada gabungan sebagian dari pelanggannya yang offline dan pelanggan baru yang online. Perusahaan melayani segmen pelanggan offline dan online. d. New Opportunity Targeting Strategi yang dilakukan perusahaan adalah sama untuk semua segmen konsumen tetapi perlakuan untuk konsumen online dan offline adalah berbeda. Jika perusahaan memilih segmen pasar yang sepenuhnya 41 baru seperti dari segi kebutuhan, maka perusahaan memerlukan merek/brand yang baru yang belum mendapat posisi dimasyarakat. Gambar 2.5 Bricks and Mortar Targeting Scenarios (Sumber : Mohammed, et.al, 2003, p110) 3. Positioning Merancang penawaran dan citra pemasaran sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam pemikiran konsumen sasarannya. Kemungkinan positioning pada masing-masing skenario targeting, yaitu : a. Blanket Positioning Strategi ini berfokus pada penawaran tambahan pelayanan yang bisa didapat dari internet seperti kenyamanan dan akses. b. Beachhead Positioning Strategi ini mirip dengan blanket positioning tetapi berfokus pada konsumen yang lebih kecil. 42 c. Bleed-Over Positioning Strategi ini mirip dengan penawaran secara offline tetapi juga membuat penawaran secara online menarik bagi tipe konsumen baru. d. New Opportunity Positioning Strategi ini berbeda sama sekali karena ditujukan pada segmen konsumen baru. Dalam penentuan startegi positioning yang sesuai, perusahaan juga tetap dapat berpedoman pada matriks positioning Bricks and Mortar. Customer Similarity Same Customer Entire Segment Blanket Positioning Different Customer New Opportunity Positioning Focus of Effort Portions of A Segment Beachhead Positioning Bleed over Positioning Gambar 2.6 Bricks and Mortar Positioning Scenarios and Guidelines (Sumber : Mohammed, et.al, 2003, p112) 2.7.3 Tahap 3: Designing The Customer Experience (merancang pengalaman customer) Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, kedekatan konsumen dengan sebuah perusahaan menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai kemajuan perusahaan. Maka agar pelanggan loyal kepada perusahaan kita, sangat penting bagi kita untuk memuaskan pelanggan. Ada tiga tahap dalam mendesain customer experience: 43 1. Experiencing Functionality Pada tahap ini konsumen merasa bahwa situs web yang disediakan oleh perusahaan telah mampu menyediakan fungsi-fungsi yang mendukung semua kebutuhan konsumen. 2. Experiencing Intimacy Ketika web dirasa telah dapat melayani kebutuhan konsumen, pengalaman konsumen akan berlanjut ke tahapan yang lebih tinggi. Di tahapan inilah konsumen mulai menuntut web yang ditampilkan perusahaan lebih dapat mengerti keinginan dari konsumen yang bersangkutan agar pengalaman beralih ke tingkat loyal. 3. Experiencing Evangelism Pada tahap ini konsumen menjadi seorang yang bersifat evangelist yaitu konsumen akan menyebarluaskan suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan karena mereka merasa bahwa produk tersebut mampu memenuhi seluruh kebutuhan mereka dan mendapatkan pengalaman serta nilai kepuasan yang besar terhadap produk tersebut. Setelah melewati tahapan diatas maka konsumen akan merasa puas dan yakin dengan pelayanan perusahaan dan akhirnya memberitahukan kepada orang lain. 2.7.4 Tahap 4 : Crafting the customer interface (merancang antarmuka (tampilan) bagi customer) Teknologi internet telah menyebabkan pergantian cara interaksi antara pelanggan dengan perusahaan yaitu dari konsep marketplace (interaksi face to face) menjadi konsep marketspace (interaksi screen to face). Dengan adanya interaksi screen to face, maka pelanggan dalam waktu kapan saja dan dimana saja dapat mengakses website 44 untuk mengetahui informasi mengenai perusahaan, yang meliputi profil perusahaan, promosi, dan sebagainya. Untuk dapat medorong interaksi screen to face yang lebih intent maka interface yang dirancang harus menarik dan mudah dipahami. Dalam perancangan customer interface mencakup tujuh elemen, yakni: 1. Context (tampilan atau layout, dan desain). 2. Content (teks, gambar, suara atau audio, dan video pada situs tersebut). 3. Community (bagaimana situs dapat memungkinkan dilakukannya komunkiasi antar user, seperti forum diskusi). 4. Customization (kemampuan situs dalam memberikan bentuk yang berbeda untuk setiap konsumen, atau memberi kebebasan konsumen dalam membuat personalisasi pads situs web). 5. Communication (bagaimana situs dapat memungkinkan komunikasi dua arah). 6. Connection (hubungan atau link ke situs lain). 7. Commerce (kemampuan situs untuk memungkinkan dilakukannya transaksi komersial: Online Registration). 2.7.5 Tahap 5: Designing the Marketing Program (merancang program pemasaran) Pada tahap ini, perusahaan merencanakan strategi yang mencakup usaha pembuatan customer relationship yang meliputi empat tingkat, yaitu: 1. Awarness Dalam tahap ini konsumen mengetahui tentang keberadaan perusahaan tersebut tetapi belum ada keinginan untuk melakukan transaksi ataupun berkomunikasi dengan perusahaan tersebut. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menghasilkan awareness pelanggan yaitu : pembuatan nama website yang mudah 45 diingat, adanya konsistensi produk offline dengan produk online, adanya kerjasama dengan media iklan untuk menyebarkan informasi mengenai produk/jasa perusahaan sehingga tercipta awareness pelanggan. 2. Exploration Pada tahap ini, konsumen mulai melakukan pencarian informasi yang lebih banyak dan bahkan inisiatif untuk membeli, di mana semakin baik informasi yang diterima konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen menjalin hubungan dengan perusahaan. 3. Commitment Tahap ini menekankan pada terbentuknya hubungan yang tetap antara perusahaan dengan konsumen yang ditandai dengan penigkatan intensitas kunjungan, dan tindakan yang mencerminkan loyalitas. 4. Dissolution Tahap ini adalah tahap di mana mulai terjadi perpisahan antara perusahaan dengan konsumen. Perpisahan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: • Adanya alternatif yang lebih baik bagi konsumen, ataupun konsumen menginginkan sesuatu yang baru. • Adanya kesalahan yang dilakukan perusahaan terhadap konsumen seperti respon yang buruk terhadap keluhan konsumen atau kegagalan produk. Penentuan strategi pemasaran dalam perusahaan harus juga meliputi: • Product. Menekankan pada deskripsi yang jelas mengenai produk yang ditawarkan. • Pricing. Proses penentuan harga dari produk yang ditawarkan. 46 • Branding. Proses penciptaan brand image yang ditujukkan untuk memudahkan pelangan mengenal produk yang ditawarkan perusahaan. • Distribution meliputi penentuan jalur yang akan digunakan untuk memasarkan produk yang dimaksud. 2.7.6 Tahap 6: Leveraging customer information through technology (mendapatkan informasi dari pelanggan melalui teknologi) Perusahaan berusaha menggunakan teknologi agar dapat lebih memahami dan mempengaruhi pelanggan melalui marketing research , database marketing, dan customer relationship management. Penelitian pasar merupakan alat yang membantu perusahaan untuk memahami dan memenuhi keinginan dan kemauan pelanggan, dimana dapat menyediakan informasi mengenai kualitas dan kegunaan dari produk dan layanan yang dibutuhkan pelanggan sehingga perusahaan dapat menentukan produk atau layanan yang tepat. Dengan adanya marketing research, perusahaan dapat mengurangi kegagalan dari peluncuran produk atau layanan yang menghabiskan biaya tinggi. 2.7.7 Tahap 7 : Evaluating the marketing program (evaluasi program pemasaran) Melakukan penilaian terhadap semua program marketing, apakah sudah mencapai sasaran atau belum. Menggunakan parameter untuk mengukur kesuksesan dari program marketing online dan apakah cocok dengan objektif dari perusahaan. 47 2.8 Analisis dan Perancangan Sistem 2.8.1 Pengertian Sistem Menurut Bentley dan Whitten (2007, p6) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan yang berfungsi secara bersamaan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p24) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Menurut Stair dan Reynolds (2010, p8), sistem adalah satu set dari elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengontrolan dalam sebuah organisasi. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan objek yang saling terintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. 2.8.2 Pengertian Analisis Sistem Menurut Bentley dan Whitten (2007, p32) analisis sistem adalah mengidentifikasi suatu masalah bisnis untuk perkembangan, serta menentukan kebutuhan bisnis dan prioritas untuk suatu solusi. 48 2.8.3 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Bentley dan Whitten (2007, p33) perancangan sistem merupakan spesifikasi atau pembangunan suatu solusi teknis yang berbasis komputer untuk kebutuhan bisnis yang teridentifikasi pada analisis sistem. 2.8.4 Delapan Aturan Emas Perancangan Interface Menurut Schneidermann, terdapat delapan aturan dalam merancang sebuah interface agar efektif dan efisien bagi pengguna (2006, p151) 1. Konsistensi Jika terdapat aksi pada situasi yang sama atau dalam penggunaan warna, layout, maupun fontnya haruslah konsisten. 2. Memungkinkan frequent user untuk menggunakan shortcuts Adanya hotkey, special key, atau hidden command sehingga bagi pengguna yang sering mengakses sistem dapat dengan cepat mendapatkan apa yang diinginkannya dan meningkatkan kecepatan interaksi. 3. Adanya feedback yang interaktif Adanya umpan balik dari setiap aksi sehingga membuat pengguna yakin bahwa apa yang ia inginkan dapat tercapai. 4. Dialog untuk keadaan akhir (Sukses, selesai) Dengan adanya dialog ini, maka akan memberikan kepuasan bagi operator serta menghilangkan kebingungan, sehingga mereka siap untuk aksi berikutnya. 5. Berikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana Sebisa mungkin, buat rancangan agar user tak melakukan kesalahan yang fatal dan apabila user tersebut melakukan kesalahan, maka sistem harus mendeteksi 49 kesalahan tersebut dan memberikan instruksi yang sederhana, kostruktif dan spesifik untuk koreksi. 6. Berikan pembalikan aksi yang mudah Aksi yang dilakukan user haruslah dapat diulang (undo) sehingga memudahkan dalam memperbaiki kesalahan yang disadarinya. 7. Mendukung internal locus of control Pengguna yang sudah mahir sangat ingin agar mereka punya kewenangan tinggi atas sistem dan sistem dapat dengan cepat merespon keinginan mereka, tetapi terkadang ada aksi sistem yang diluar dugaan misalnya aktifitas data entry yang lama dan membosankan serta kesulitan dalam mencari informasi. Karena itu harus dibuat agar pengguna adalah initiators dari aksi, bukan responder dari aksi. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Karena keterbatasan ingatan manusia maka display yang ditampilkan haruslah sesederhana mungkin, multiple page displays haruslah dikombinasikan dan frekuensi perpindahan windows diminimalisir. 50 2.9 Kerangka Pemikiran Topik Pengumpulan data : - Wawancara - Studi Pustaka Porter Analisis SWOT Analisis Eksternal dan CPM Analisis Internal (IFE dan EFE) Strategi Formulasi - Matriks IE - Matriks Strategi Besar - Matriks SWOT QSPM 7 Stage Internet Marketing Perancangan Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran (Sumber : Penulis)