INJIL DAN SINKRETISME - Herlianto

advertisement
Injil dan Sinkretisme – Herlianto
INJIL DAN SINKRETISME
Herlianto*
Sinkretisme adalah suatu istilah yang menunjukkan faham yang
sangat mencolok mewarnai kebudayaan dunia lebih-lebih menjelang
berakhirnya abad ke-20 ini, soalnya dalam segala bidang sinkretisme
sudah menanamkan pengaruhnya.
Menggunakan kriteria tiga gelombangnya Alvin Toffler1, kita dapat
melihat bahwa pada Era Agraris (sebelum AD-1700), kelompokkelompok manusia hidup secara eksklusif dalam budaya agraris dengan
peguyuban yang kuat yang cenderung menolak pengaruh dari luar. Situasi
kemasyarakatan dan budaya demikian bisa disebut sebagai Small is
Beautiful.
Pada Era Industri (AD 1700-1960) kita melihat adanya
kecenderungan pluralisme yang kuat dimana terjadi proses akulturasi
karena berkembangnya budaya-budaya kota industri yang cenderung
menggugurkan homogenitas era agraris dan menggantikannya dengan
heterogenitas era industri. Konsep paguyuban yang tertutup berubah
menjadi patembayan yang terbuka.2 Situasi kemasyarakatan dan budaya
demikian kemudian disebut sebagai Big is Beautiful.
Para Era Super Industri atau Informasi (pasca AD 1960) rupanya
pluralisme tidak membawa damai pada sub-sub kelompok, itulah sebabnya
pada era pasca 1960 kita melihat bangunnya kecenderungan untuk kembali
kepada kehidupan homogenitas ditengah-tengah heterogenitas yang tidak
bisa ditolak. Homogenitas menjadi pegas pengaman kehidupan plural
heterogenitas yang tidak tertahankan. Situasi kemasyarakatan dan budaya
demikian dijuluki oleh Toffler sebagai Small in Big is Beautiful. Situasi
pasca 1960 demikian jelas diuraikan oleh John Naisbitt dalam buku
karyanya Megatrends 20003 dimana ditengah-tengah era informasi dan
pluralisme timbul kembali kecenderungan bangkitnya kelompokkelompok yang dipimpin pemimpin yang otoriter dan fundamentalistis,
Page 1 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
dan bangkitnya gerakan zaman baru. Gerakan terakhir inilah yang
pengaruhnya kuat menghasilkan budaya-budaya campuran yang bersifat
sinkretistik. Apakah Sinkretisme itu?
Sinkretisme disebut dalam kamus sebagai "penyatuan aliran"4
sedangkan istilah ini dalam hal agama oleh Berkhof dan Enklaar disebut
"Mencampuradukkan agama-agama ini disebut sinkretisme"5. Josh
McDowell dalam bukunya menyebut bahwa "Syncretistic" berarti "tending
to reconcile different beliefs, as philosophy and religion".6 Dari beberapa
kutipan tersebut dapatlah dimengerti bahwa Sinkretisme dalam agama
adalah usaha penyatuan dan pencampuradukkan berbagai-bagai faham
agama dengan kecenderungan untuk mendamaikan faham-faham itu.
Sinkretisme Dalam Sejarah Gereja
Sepanjang sejarah gereja, sejak dari awal berkembangnya
kekristenan, sinkretisme antara Injil yang diberitakan gereja dan agamaagama lain memang sering terjadi, karena itu sebelum kita melihat
hubungan antara keduanya, kita lihat terlebih dahulu apakah Injil itu?
Injil yang diterjemahkan dari bahasa Yunani evangelion adalah
"kabar baik" yaitu "kabar baik tentang Yesus Kristus" yang tentunya kita
pelajari dari Alkitab sebagai Firman Tuhan. Rasul Paulus dalam suratnya
mengatakan bahwa "...Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya..." (Roma 1:16). Dari sini jelas bahwa yang
dipersoalkan sebagai Injil dan sinkretisme adalah penyatuan dan
pencampur-adukkan jalan keselamatan dalam Yesus Kristus dengan jalan
keselamatan yang diberitakan agama-agama atau faham-faham lain.
Kekristenan lahir dan berkembang dalam kekaisaran Romawi dimana
digunakan bahasa Yunani Koine sehingga pengaruh budaya GraecoRoman (Yunani-Romawi) tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan akan
Injil, bahkan sekalipun Injil bisa didengar secara langsung dari mulut
Yesus, pada masa Yesus hidup pun sinkretisme dengan tradisi turun
temurun tidak terelakkan. Tuhan Yesus berfirman:
Page 2 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
"Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku,
sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat
istiadat manusia." (Mar. 7:6-8).
Memang sinkretisme dengan tradisi adalah yang paling umum terjadi
bahkan semasa Yesus hidup pun, dan konsekuensinya disamping ajaran
yang campur aduk, sering terjadi bahwa adat istiadat tradisi lebih
diutamakan dari Injil Allah.
Dalam Kisah Para Rasul kita melihat bahaya sinkretisme bisa kita
lihat dalam pelayanan Filipus di Samaria. Filipus mengabarkan "Injil
tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus" (Kis. 8:12),
tetapi seorang tukang sihir bernama Simon mengajarkan "Kuasa Besar"
(Kis. 8:10) dan sekalipun ia telah mengaku percaya dan dibaptis ia masih
berpandangan sinkretistik dimana konsepnya mengenai Injil masih
dicampur adukkan dengan konsepnya mengenai Kuasa Besar. Halmana
membuat marah Petrus dan Yohanes sehingga ia ditengking agar:
"Bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan,
supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat, bahwa
hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam
kejahatan." (Kis. 8:22)
Paulus dalam perjalanan Pemberitaan Injilnya sering menghadapi
jerat-jerat sinkretisme seperti misalnya di Atena dimana ia menghadapi
penyembah berhala dan golongan Epikuri yang bercirikan rasionalisme
dan Stoa yang bercirikan mistisisme (Kis. 17:16-34), dan di Efesus ada
godaan penyembahan dewi Artemis (Kis. 19:21-40). Tetapi Rasul Paulus
dengan tegas memberitakan Injil yang benar dan "ia memberitakan Injil
Page 3 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya" (Kis. 17:18), dan bahwa
"Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia adalah Tuhan
atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia."
(Kis. 17:24).
Sinkretisme dengan berhala-berhala Romawi dikritik Paulus dalam
suratnya kepada jemaat di Roma (1:18-32), bahkan dalam jemaat Korintus,
Paulus menghadapi sinkretisme dengan Rasionalisme (1Kor. 1:18-2:5)
tetapi tidak lepas adanya sinkretisme dengan tradisi penyembahan berhala
(1Kor. 8). Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus mengingatkan
bahaya sinkretisme dengan adat istiadat Yahudi dan Tauratisme (Gal. 23). Dalam suratnya pada jemaat di Kolose, Rasul Paulus mengatakan:
"Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan
filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turuntemurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus." (Kol.
2:8)
Menghadapi kecenderungan yang sinkretistik dengan faham-faham
filsafat menurut ajaran tradisi dan roh-roh dunia itu, dengan tegas rasul
Paulus mengingatkan jemaat di Kolose agar tetap berpegang kepada
Kristus:
"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu
hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu
berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah
kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."
(Kol. 2:6-7)
Rasul Yohanes dalam kitab Wahyu menghadapi ketujuh sidang
jemaat di Asia kecil yang berada dalam godaan sinkretisme dengan
berbagai-bagai ajaran, tetapi ia selalu mengatakan agar umat Kristen "tidak
meninggalkan kasih yang mula-mula ... agar setia sampai mati ... dan
menang!" (Wah. 2-3).
Page 4 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
Pasca Perjanjian Baru, pada abad ke-II ketika Injil meluas dan
diterima bangsa-bangsa yang termasuk Pax-Romanum (Romawi Raya),
disamping godaan sinkretisme dengan kepercayaan akan berhala-berhala
Romawi, godaan besar juga terjadi dengan adanya pengaruh-pengaruh
agama timur yang sifatnya eksotis dan pantheistik (agama alam) yang
berasal dari daerah jajahan sebelah timur Laut Tengah.
Orang-orang Romawi dan Yunani yang cenderung bersikap rasional
khususnya pada abad-abad ke-I s/d III memperoleh tantangan sinkretisme
agama yang bersifat mistis yang mengajarkan kelepasan yang dikejar
dengan usaha pertarakan (askese). Agama timur itu cenderung melakukan
praktek "bertarak, menahan diri, mematikan hawa nafsu daging, dan
dengan mengambil bagian dalam bermacam-macam tahbisan dan lainlain upacara rahasia."7. Agama demikian biasa disebut tergolong
Pantheisme yang dualistis. Begitu kuatnya agama timur itu sehingga Plato
yang hidup 400 tahun sebelum Kristuspun terpengaruh pantheisme timur
ini yang menggarami pandangan filsafatnya.
Umat Kristen yang hidup dalam budaya Romawi dan Yunani tidak
lepas dari godaan sinkretisme dengan faham-faham Pantehisme Timur itu
pula, dan bagi orang Kristen yang terpelajar, pengaruh falsafah Platonis
juga cukup banyak pengaruhnya pada mereka.
Salah satu sinkretisme yang dualistik-pantheistik berusaha
menggabungkan filsafat Barat dengan agama Timur adalah gnostik, yaitu
ajaran tentang gnosis. Yang dimaksudkan dengan gnosis yang aslinya
berarti pengetahuan, disini dimaksudkan sebagai "hikmat tinggi yang
rahasia dan tersembunyi tentang asal dan tujuan hidup manusia."8
Ajaran gnostik ini cukup mempengaruhi gereja Kristen yang mulamula, karena pada hemat mereka berita Injil terlalu sederhana. Khususnya
golongan terpelajar ingin mencari hikmat yang lebih dalam, lebih indah
dan penuh rahasia. Oleh sebab itu mereka mulai menafsirkan Injil secara
alegoris, dan dengan demikian mereka menukar kebodohan salib dengan
hikmat dunia.9
Page 5 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
Gereja Katholik
Pada abad ke-III keadaan gereja makin dipengaruhi kekafiran dan
lebih-lebih ketika uskup Roma memproklamirkan dirinya sebagai Paus.
Sinkretisme aktip dilakukan oleh para Apologet yang berusaha untuk
menyesuaikan Injil dengan semangat zaman. Logos dalam pengertian
Yunani yang berarti "sesuatu yang bukan Allah dan bukan pula dari
dunia, melainkan jabatan antara roh dan zat benda, bahkan dengan Logos
itulah Allah menciptakan dunia ini", sekarang disamakan dengan Logos
yang adalah Firman dalam Yohanes 1:1.10
Puncak dari sinkretisme dengan kekafiran itu terjadi pada awal abad
ke-IV ketika Constantinus menjadi raja Roma dan dunia dikristenkan
dengan akibat fatal bahwa kekristenan diduniakan. Dihadiahkannya
Basilika yang adalah gedung-gedung kehakiman Romawi dengan segala
perlengkapannya termasuk patung-patung berhala dan mezbah kurban
kafir kemudian disinkretisasikan ke dalam ibadat Katolik. Sinkretisme
dengan tradisi kekafiran demikian menjalar dalam bentuk-bentuk seperti
pertikaian tentang Logos dan perselisihan tentang kedua tabiat Kristus
yang berlarut-larut.
Suasana sinkretisme demikian jelas terlihat pada kehidupan
Agustinus yang terpengaruh Manicheisme, semacam gnostik Parsi yang
bersifat asketik dan dualistis yang merupakan campuran dari berbagaibagai pemikiran kafir. Kemudian ia terpengaruh filsafat Neo-Platonisme.
Menarik sekali bahwa kemudian Agustinus bertobat dan kemudian masuk
Kristen dan menjadi Uskup di Hippo, Afrika Utara.
Pada tahun 1054 Gereja Orthodox Timur memisahkan diri dari gereja
Barat (Roma Katolik) dan lebih terpengaruh oleh Mistisisme dan Praktek
Askese agama-agama Timur.
Memasuki keenam perang-perang salib (1095-1229), negara-negara
Eropa yang umumnya menganut agama Katolik Roma kemudian
mengalami sinkretisme dengan filsafat Aristoteles yang mereka jumpai
terjemahan buku-bukunya di Arabia, itulah sebabnya kemudian
rasionalisme makin menginjakkan kakinya di gereja Barat.
Page 6 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
Reformasi
Tepat seperti jawab Tuhan atas doa yang dikeluhkan oleh nabi Elia
tentang kesendiriannya menghadapi nabi-nabi Baal di mana Tuhan
berfirman bahwa "Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku,
yang tidak sujud menyembah Baal." (Rom. 11:4), demikianlah selalu
masih ada sisa kasih karunia Allah dalam diri orang-orang yang selalu
ingin kembali kepada Injil yang Alkitabiah.
Pada awal abad ke-XVI, Marthin Luther ingin mengembalikan
kekristenan kepada Injil dan menolak buah-buah sinkretisme yang telah
meracuni ibadat Kristen (dhi. Katolik Roma). Mottonya yang terkenal
adalah Sola Gratia, Sola Fidei, Sola Scriptura (Hanya oleh Anugerah,
hanya oleh Iman, hanya oleh Alkitab) cukup ampuh untuk menghadirkan
kekuatan kekristenan ketiga dalam bentuk Protestantisme disamping
Katolik Roma dan Orthodox Timur.
Sekalipun kekristenan sudah direformasikan agar sesuai kembali
dengan Injil Kristus, roh sinkretisme tetap menghantui kekristenan. Pada
abad-abad ke-XVII - XIX nafas rasionalisme sebagai anak Humanisme
Renaissance telah mempengaruhi banyak teolog Kristen dan menghasilkan
aliran yang disebut sebagai penganut Liberalisme. Kekristenan Alkitabiah
banyak ditafsirkan dengan kacamata ilmu pengetahuan dan filsafat
modern. Sinkretisme demikian menghasilkan kekristenan yang liberal
yang cenderung menjadi lesu karena gairah Injil menjadi hambar, ini
menimbulkan reaksi pada abad ke-XIX dalam bentuk gerakan Pekabaran
Injil ke seluruh dunia dan bangkitnya Pentakostalisme.
Tetapi, kembali pertemuan-pertemuan dengan tradisi dan budaya
lokal di daerah penginjilan tidak luput menghasilkan ajaran yang
sinkretistik seperti yang terjadi dalam penginjilan suku Batak oleh
Nomensen dan di Indonesia Timur di mana praktek penyembahan nenek
moyang semacam Opo-opo masih dicampurbaurkan dengan kekristenan
oleh sebagain orang Kristen. Di kalangan orang China kepercayaan
tradisional China yang bersifat Pantheistic dan Mistik juga sering masih
dipraktekkan.
Page 7 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
Di kalangan penganut Pentakostalisme mula-mula di Azuza, Amerika
Serikat, khususnya di kalangan keturunan Afrika, terjadi sinkretisme
kekristenan dengan aliran-aliran spiritualisme dan okultisme Afrika yang
mengakibatkan perpecahan orang-orang Pentakosta asal Afrika dengan
yang berkulit Putih.11
Kembali menghadapi sinkretisme demikian ada sebagian umat
Kristen yang ingin kembali kepada Injil Anugerah yang pada awal abad
ke-XX dikenal sebagai Fundamentalisme.
Gerakan Zaman Baru
Roh sinkretisme agama, khususnya pencampuran ajaran Injil terjadi
paling ramai pada era Informasi pasca tahun 1960 di mana kebangkitan
agama-agama Timur yang bersifat Pantheistik dan Mistik seperti yang
berasal dari India (Hinduisme dan Buddisme) dan China (Taoisme) telah
ikut memasuki kepercayaan orang-orang Kristen. Pengaruh sinkretisme
dengan apa yang dikenal sebagai Gerakan Zaman Baru (New Age
Movement) itu begitu hebat memasuki semua aliran Kristen, sehingga
dapat dikata tidak ada aliran Kristen yang bebas dari pengaruh-pengaruh
orientalisme tersebut.
John Naisbitt mengkhususkan salah satu Bab dalam bukunya untuk
membahas gejala New Age Movement yang pengaruhnya menyebar pesat
pada era Informasi ini. Ia menyebut New Age Movement mempunyai ciriciri sebagai berikut:
"Most agree that the New Age has its roots in the human
potential movement and that it has to do with a complex
awareness - of the oneness of creation, the limitless potential of
humanity, and the possibility of transforming the self and
today's world into a better one ... many adopt East's belief in
reincarnation ... there is a strong sense that humanity partakes
of the devine."12
Page 8 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
Mirip dengan pengertian di atas, Russel Chandler dalam bukunya
menyebut New Age sebagai:
"New Age is a modern revival of ancient religious traditions,
along with a postpourri of influences: Eastern mysticism,
modern philosophy and psychology, science and science
fiction, and the counter culture of the 50s and 60s."13
Dari kedua uraian dalam kutipan di atas kita dapat melihat bahwa
Gerakan Zaman Baru lebih kompleks, yaitu sifatnya yang pantheistik dan
mistik itu prakteknya lebih luas lagi menjurus pada pengertian sinkretisme
yang lebih lanjut dan bersifat global yang lebih dikenal sebagai
Universalisme. Russel Chandler memberikan batasan arti Sinkretisme
sebagai:
"Fussion of different forms of belief of practice; the claim that
all religions are one and share the same core teachings."14
Dalam kekristenan pasca tahun 1960-an kita dapat melihat bahwa
falsafah pantheisme dan mistisisme Timur ini setidaknya mempengaruhi
kekristenan dalam dua bentuk sinkretisme, sinkretisme lama yang bersifat
praktis dan sinkretisme baru yang bersifat filosofis.
Sinkretisme praktis bisa kita lihat pada beberapa praktek penginjil
khususnya yang berlatar belakang Pentakosta dan Kharismatik seperti
yang disebutkan oleh Aritonang sudah terjadi pada awal berdirinya
gerakan Pentakosta di mana kepercayaan spiritualisme dan okultisme
Afrika merasuk ibadat pentakosta, yang mula-mula di Azusa di kalangan
jemaat yang berasal dari Afrika:
"Selama bertahun-tahun di Azusa Street ini hampir setiap hari
diadakan kebangunan rohani. Dengan berbagai cara: berteriak,
menangis, menari, kesurupan dan sebagainya, para pesertanya
berupaya atau membuktikan bahwa mereka telah menerima
Baptisan Roh dan karunia 'berbahasa lidah', di samping
Page 9 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
karunia-karunia lain (penyembuhan ilahi dan sebagainya)...
Akan tetapi, tidak sedikit pula di antara pengunjung yang
melihat segala yang terjadi itu secara kritis, terutama gejalagejala dan ungkapan-ungkapan yang emosional dan ekstrem di
dalamnya. Lalu diketahuilah bahwa di tengah-tengah massa itu
hadir juga kaum spiritualis dan para penganut berbagai aliran
kultik, yang memang sudah lama menjamur di sekitar kota itu.
Juga sangat terasa pengaruh cara penghayatan dan
pengungkapan iman khas Afrika yang sangat spontan dan
meledak-ledak ... kaum hipnotis dan spiritualis yang berlatar
belakang Afrika, yang telah mengambil alih penyelenggaraan
kegiatan di sana."15
Pengaruh sinkretisme praktis juga jelas dipraktekkan oleh penginjilpenginjil Korea seperti yang bisa dilihat dari kutipan berikut:
"Banyak gereja Korea mengajarkan 'Injil Sukses' (prosperity gospel) yang
sebenarnya merupakan pencampuran paham kekristenan dengan
shamanisme (perdukunan) yang melihat pahala sebagai motivasi
penyembahan kepada dewa dan yang merupakan paham tradisi nenek
moyang Korea."16
Demikian juga perhatikan kesaksian misionari Amerika yang
melayani di Korea yang melihat gejala yang sama betapa sinkretisme juga
terjadi di sana, ia mengatakan:
"Jonggi Cho menganggap bahwa agama Kristen adalah napak ke arah
kemakmuran materi, pandangan mana terpengaruh shamanisme Koream
yang dalam prakteknya menjanjikan kesehatan dan sukses dagang. Dalam
perdukunan di Korea, juga dipercaya adanya 'roh besar' di atas roh-roh
lainnya yang tidak bisa dihubungi oleh para dukun / shaman; itulah
sebabnya ketika para missionari mengabarkan mengenai 'Tuhan yang
mahakuasa', orang Korea dengan mudah dapat menerimanya, tetapi
Page 10 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
dengan pengertian bahwa Tuhan orang Kristen dipercaya sama dengan roh
/ kuasa besar itu."17
Sinkretisme praktis itu terlihat juga dalam praktek Pengurapan yang
banyak dipraktekkan para penginjil yang termasuk ke dalam Word of Faith
Movement, seperti ungkapan berikut:
"Pengurapan adalah kuasa dan kehadiran Allah yang dinyatakan ... Ia
percaya bahwa pengurapan itu bisa ditransfer. Ia berhati-hati untuk
menjamah orang sembarangan itu. 'Itu bukan sekadar lambang - ada benarbenar transfer urapan' ... Bila engkau mengangkat tanganmu dengan Roh
Tuhan, dan meletakkannya kepada kepala seseorang, hidup Tuhan di
dalammu akan mengalir keluar darimu ke dalam mereka."18
Bagi mereka yang mempelajari Gerakan Zaman Baru akan dengan
mudah mengembangkan hal ini dengan praktek-praktek kebatinan seperti
misalnya Penyembuhan dengan Prana, Silat-silat tenaga dalam seperti
Merpati Putih, Satria Nusantara, dan Sin Lam Ba mempraktekkan
kekuatan jamahan tangan yang sama. Pengaruh Gerakan Zaman Baru
lainnya dalam bentuk Pengembangan Pribadi (Human Potential
Movement) sudah masuk dalam pemikiran orang Kristen di mana tokohtokoh yang mengajarkan Positive Thinking, Visualisasi dan Kata-kata
Mantra dan Potensi Manusia Yang Tak Terhingga19 disatupadukan dengan
tokoh-tokoh Injil.
Sinkretisme filosofis dan juga berbau mistis bisa kita lihat pada
kecenderungan akhir-akhir ini di dalam gerakan Oikumene dan Inter-Faith
dan khususnya pertemuan Oikumenis Re-Imagining yang digelar di
Amerika Serikat yang bayang-bayangnya sudah menghinggapi beberapa
teolog Indonesia. Beberapa contoh faham sinkretisme Universalisme
dengan bisa dilihat di Gereja St. James di Piccadilly, London, yang sejak
satu dasawarsa terakhir memperkenalkan apa yang disebut sebagai
"Alternative Ministry" yang jelas berlandaskan kebatinan. Gereja ini
pernah merayakan ulang tahun Buddha dengan menyetarakan Buddha
Page 11 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
dengan Kristus dan mengeluarkan selebaran yang berbunyi sebagai
berikut:
"Untuk banyak orang Gerakan Zaman Baru, Wesak (bulan purnama ketika
matahari ada di rasi Taurus) adalah peristiwa rohani paling penting ... Di
Timur ini dirayakan sebagai hari kelahiran Buddha. Ada legenda yang
menyebut bahwa pada bulan purnama Buddha dan Kristus bersama-sama
dengan mahluk-mahluk bebas dan para orang suci meminta berkat besar
tahunan untuk planet bumi. Kami akan merayakan Wesak dengan upacara
meditasi antar agama di gereja. Kami mengundang semua orang dengan
semua latar belakang budaya, agama dan sistem kepercayaan untuk
bergabung dalam perayaan batin yang besar ini."20
Pada hari-hari biasa gereja itu mengadakan kelas-kelas latihan Tai
Chi, meditasi Yoga dan Zen Buddhisme, dan secara berkala merayakan
dengan tarian suci dan meditasi pada bulan baru dan melakukan meditasi
untuk kesembuhan planet bumi pada bulan purnama. Beberapa praktek lain
termasuk kesembuhan kebatinan, meditasi, hikmat purba, misteri bumi,
parapsikologi, futurisme, filsafat isoteris, dan konser musik Zaman Baru
juga dilakukan. Pendeta yang sama juga mengaku mengajarkan
"penyatuan diri dan mempercayai suara batin" melalui "kesadaran diri":
"Setiap orang membutuhkan bimbingan. Namun satu-satunya bimbingan
yang benar datang dari dalam batin sendiri, yang tahu pelajaran dan tapak
yang kita butuhkan."21
Contoh lain yang terlihat mencolok adalah pertemuan oikumenis
"Reimagining" yang diadakan bulan Nopember 1993 di Minneapolis,
Amerika Serikat. Dari berita berikut kita dapat melihat ke mana larinya
gerakan yang berlabelkan pertemuan Oikumenis itu mengarah.
Berdasarkan teologia feminisme, para peserta seminar mencari
agama-agama pantheistik dan kesesatan gnostik untuk membayangkan
kembali (reimagine) tuhan dan jalan keselamatan yang baru. Para hadirin
memberkati, bersyukur, dan memuja Sophia sebagai tuhan.22
Page 12 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
Pertemuan itu bukan cuma pembahasan teologis soal tuhan 'Sophia'
tetapi bahkan melecehkan Tuhan Yesus dan Alkitab dan dalam pertemuan
tersebut tuhan sophia dirayakan dengan perayaan patung binatang buas
(beast). Beberapa pernyataan yang sarat mitos pantheisme keluar dari
konperensi oikumenis tersebut adalah:
"Saya pikir kita tidak membutuhkan orang-orang digantung di atas salib
dan darah dicurahkan dan cerita penebusan yang mengerikan ... kalau kita
tidak dapat membayangkan Yesus seperti pohon, sungai, dan hujan, kita
akan mati bersama Perjamuan Kudus diadakan dalam pertemuan tersebut
dengan pemimpin yang berkata 'Sophia, kami merayakan gizi susu dan
madumu' dengan ajakan untuk hadir dalam 'meja perjamuan ciptaan.'"23
Dalam pertemuan yang sama Profesor Chung Hyun Kyung dari
Korea mengajak peserta mengolah dan memanfaatkan energi ilahi
menggunakan tehnik-tehnik Gerakan Zaman Baru.
Pertemuan itu menimbulkan kritik termasuk dari beberapa tokoh
gereja-gereja yang tergolong bercorak ekumenis seperti gereja
Presbyterian dan Methodist, dan menganggapnya sebagai sudah 'terlalu
jauh' bergeser dari amanat yang harus dibawakan oleh gereja Tuhan.
Prinsipnya sinkretisme yang terakhir ini sudah menjurus pada
pembentukan agama baru Universalisme yang beranggapan bahwa semua
tokoh-tokoh agama adalah para avatar yang sama-sama menjadi
penghubung dengan dunia ilahi dan semua agama akan menuju pada satu
agama yang menyembah tuhan yang Satu itu. Tuhan Yesus Kristus bukan
lagi dianggap sebagai satu-satunya jalan tetapi hanya sebagai salah satu
jalan saja,
Penutup
Dari beberapa contoh di atas kita dapat melihat dengan jelas bahwa
sepanjang sejarah gereja Sinkretisme selalu menyerang keyakinan Injil dan
Page 13 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
banyak orang terpengaruh Injil Sinkretis demikian. Menghadapi kenyataan
demikian kita teringat akan perhatian Rasul Paulus:
"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh
kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil
lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan
kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus." (Gal.
1:6-7).
Dibalik kenyataan sinkretisme yang telah menyerang tubuh Kristus
itu, pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya yang tetap setia tetap terjadi
sehingga masih banyak orang yang tetap mempunyai keyakinan akan Injil
dan setia kepadanya seperti apa yang diakui oleh Paulus:
"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya
nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis: 'Orang benar akan hidup oleh iman.' (Roma
1:16-17).
Demikian juga kita perlu mendengarkan nasihat Rasul Paulus
demikian:
"Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya
yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia,
tetapi tidak menurut Kristus.Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah
seluruh kepenuhan ke-Allahan" (Kol. 2:8,9).
Menghadapi kecenderungan yang sinkretistik dengan faham-faham
filsafat menurut ajaran tradisi dan roh-roh dunia itu, dengan tegas Rasul
Paulus mengingatkan jemaat di Kolose dan sekarang juga tentu ada
manfaatnya bagi kita agar kita tetap berpegang kepada Kristus:
Page 14 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan
syukur." (Kol. 2:6-7)
Sumber:
Journal Pelita Zaman, Bandung. Volume 11, No. 2. Nopember
1996, hal. 96-110
* Penulis adalah seorang arsitek lulusan ITB, alumnus Institut Injili
Indonesia (Batu), Seminari Alkitab Asia Tenggara (Malang) dan Princeton
Theological Seminary. Sekarang beliau adalah ketua Yayasan Bina Awam.
1
Alvin Toffler menuliskan gagasan ini dalam ketiga buku triloginya berjudul Future
Shock (1970), The Third Wave (1980), dan Powershift (1990).
2
Ferdinand Tonnies mengembangkan pemikiran ini dalam bukunya berjudul
Gemeinshaft und Gesselshaft (Community & Society).
3
Khususnya buku Megatrends 2000, Bab-9 yang berjudul Religious Revival of the
Third Millenium.
4
John M. Echols dan Hassan Shadilly, Kamus Inggeris Indonesia, hal. 575
5
H. Berkhof dan I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, cet. 4, 1967, hal. 11.
6
Josh McDowell dan Don Stewart, Handbook of Today's Religions, cet. 8, 1989, hal.
562.
7
Berkhof dan Enklaar, Sejarah Gereja, BPK, cet. 4, 1967, hal. 10-11
8
ibid, hal. 27
9
Bandingkan tulisan Paulus kepada jemaat Korintus dalam 1Kor. 1:25-28
Page 15 Injil dan Sinkretisme – Herlianto
10
Lihat uraian lebih lanjut dalam Berkhof, op cit, hal. 47.
11
Lihat uraian Aritonang dalam bukunya Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar
Gereja, BPK, 1995, hal. 177.
12
John Naisbitt & Praticia Aburdene, Megatrends 2000, William Morrow & Coy,
New York, 1990, hal. 280-281. Baca juga hal. 280-287.
13
Russel Chandler, Understanding the New Age, World Publishing, 1989, hal. 43
14
ibid, hal. 358, arti dari kata Synchretism.
15
Aritonang: Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, hal. 177.
16
Christianity Today, November 20, 1987. Diterjemahkan oleh penulis.
17
David Susan, Wall Street Journal, May 12, 1983. Diterjemahkan oleh penulis.
18
Ucapan Rodney Howard-Browne dalam The Touch of God yang diulas dalam Dave
Roberts: The Toronto Blessing, hal. 91 dan 95. Diterjemahkan oleh penulis.
19
Ajaran Abaraham Maslow mengenai potensi yang tak terhingga dalam diri manusia
yang dipopulerkan misalnya oleh Napolen Hill, Zig Ziglar, Myron Rush, Norman
Vincent Peale, dan Robert Schuller. Di sini termasuk yang diajarkan dalam kursus
pengembangan pribadi semacam Dale Carnegie Course.
20
Clifford Hill, Enter The Apostate Church, Prophecy Today, Vol. 5 No. 3, May /
June 1989, hal. 4. Diterjemahkan oleh penulis.
21
ibid.
22
Fallout Escalates Over 'Goddess' Sophia Worship dalam Christianity Today, April
4, 1994, hal. 74.
23
ibid.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/injil_dan_sinkretisme.html
Page 16 
Download