Materi E-Learning Internal Auditing (Kamis, 19 Mei 2016) Pengampu: Fahrul Imam Santoso, SE.,M.Ak.,Ak PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN Pengertian internal audit Internal audit merupakan audit yang ditujukan untuk perbaikan kinerja dengan kegiatan meliputi pengujian, penilaian efektivitas dan kecukupan dalam efektivitas penerapan pengendalian intern yang ada dalam organisasi atau perusahaan. Fungsi dan Tujuan Internal Auditing Seperti telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah: 1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi. 2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan. 3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian. 4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi. 5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan. Adapun tujuan Internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah: 1) Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan. 2) Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari prosedur intern. 3) Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien. 4) Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja. 5) Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan. 6) Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen. Standar Profesi Pemeriksa Intern Dalam melakukan pekerjaannya harus mengikuti standar profesi dan kode etik serta aturan lain yang berkaitan, berikut ini adalah ringkasan dari standarprofesi pemeriksa intern yang dibuat oleh Institute of Internal Auditors (IIA) (Akmal, 2006: 13) 1) Independensi: pemeriksa intern harus bebas dan terpisah dari aktivitas yang diperiksanya. 1) Status organisasi dari pemeriksa intern harus memberikan kebebasan untuk memenuhi tanggung jawab pemeriksaan yang dibebankan kepadanya. 2) 2) Pemeriksa intern dalam melaksanakan tugasnya harus obyektif. Kemampuan Profesional: pemeriksa intern harus menggunakan keahlian dan ketelitian dalam menjalankan profesinya. 1) · Bagian Pemeriksa Intern Kepegawaian: unit pemeriksa intern harus menjamin dimilikinya keahlian teknis dan latar belakanag pendidikan yang memadai bagi para pemeriksanya. · Pengetahuan dan kecakapan: unit pemeriksa intern harus memperoleh para pemeriksa yang mempunyai pengetahuan dan kecakapan mengenai berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. · Supervisi: unit pemeriksa intern harus melakukan supervisi ke para pemeriksa yang melakukan tugas pemeriksaan. 2) Pemeriksa Intern a) Ketaatan dengan standar profesi: para pemeriksa internal harus mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku. b) Pengetahuan dan kecakapan: para pemeriksa intern harus memiliki ataumendapatkan pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang penting dalam melaksanakan pemeriksaan. c) Hubungan antar manusia dan komunikasi: pemeriksa intern harus mampu menghadapi orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif. d) Pendidikan berkelanjutan: para pemeriksa intern harus selalu mengembangkan diri melalui pendidikan berkelanjutan. e) Ketelitian profesional: ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam setiap penugasan yang dilakukan. 3) Lingkup pekerjaan pemeriksa intern harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas pengendalian manajemen serta kualitas pelasanaan tanggung jawab yang diberikan. 1) Keandalan Informasi: pemeriksa intern harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan operasi serta cara-cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkannya. 2) Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan undang- undang: pemeriksa intern harus memeriksa sistem yang telah ditetapkan untuk meyakinkan apakah sistem tersebut telah sesuai kebijaksanaan, rencana, prosedur, peraturan dan undang-undang dan harus menentukan apakah organisasi telah mematuhi hal-hal tersebut di atas. 3) Perlindungan terhadap aktiva: pemeriksa intern harus memeriksa alat atau cara yang dipergunakan untuk melindungi harta dan jika perlu dilakukan pemeriksaan fisik mengenai keberadaan aktiva tersebut. 4) Penggunaan sumber daya ekonomis dan efisien: pemeriksa intern harus menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan sumber daya. 5) Pencapaian tujuan: pemeriksa intern harus menilai pekerjaan, operasi dan program untuk menentukan apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran semula serta apakah telah dilaksanakan secara tepat dan sesuai rencana. 4) Kegiatan pelaksanaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan evaluasi informasi, pemberitahuan hasil dan tindak lanjut. 1) Perencanaan pemeriksaan: pemeriksa intern harus membuat perencanaan untuk setiap penugasan pemeriksaan yang dilakukannya. 2) Pengujian dan pengevaluasian informasi: pemeriksa intern harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. 3) Penyampaian hasil pemeriksaan: pemeriksa intern harus membuat laporan atas hasil pemeriksaan yang dilakukannya dan disampaikan ke pejabat yang tepat. 4) Tindak lanjut hasil pemeriksaan: pemeriksa intern harus memonitor apakah atas temuan dan rekomendasi yang diperoleh telah dilakukan tindak lanjut yang tepat. 5) Manajemen bagian pemeriksa intern harus dikelola secara baik dan tepat. 1) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab: pimpinan pemeriksa intern harus memiliki pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab. 2) Perencanaan: pimpinan pemeriksa intern harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagiannya. 3) Kebijakan dan prosedur: pimpinan pemeriksa intern harus membuat berbagai kebijakan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh staf pemeriksa intern. 4) Manajemen sumber daya manusia: pimpinan pemeriksa intern harus menetapkan program untuk menyeleksi dan mengembangkan SDM pada bagiannya. 5) Pemeriksa ekstern: pimpinan pemeriksa intern harus mengkordinasikan tugas- tugas pemeriksa intern dengan pemeriksa ekstern. 6) Pengendalian mutu: pimpinan pemeriksa intern harusm menetapkan dan mengembangkan mutu atau jaminan kualitas ketika mengevaluasi berbagai kegiatan bagian pemeriksa intern. Pengertian auditor internal Menurut Sawyer (2009:7) auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggungjawab secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha. Institute of Internal Auditors dalam Boynton dan Kell (2001) telah menetapkan lima standar praktik pemeriksanaan yang mengikat anggota-anggotanya yaitu meliputi masalah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja pemeriksaan, pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan bagian pemeriksaan intern. Syarat-syarat yang dijalankan agar dapat menjalankan fungsinya sebagai internal auditor yang baik adalah: 1) Independensi Independensi berarti bebas dari pengaruh, tidak terkendalikan oleh pihak lain dan tidak bergantung pada pihak lain (Halim, 2008:21). Internal auditor harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksanya.Deis dan Groux (1992) dalam Alim,dkk (2007) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pe;anggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Para internal auditor dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif.Kemandirian para internal auditor dapat dilihat dengan memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka.Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan objektivitas internal auditor. 2) Keahlian profesional Menurut Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Murtanto dan Gudono (1999), keahlian adalah keterampilan dari seorang yang ahli.Ahli didefinisikan sebagai seorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu dan pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau pelatihan. Menurut Abdolmohammadi,dkk. (1992) dalam artikel Murtanto dan Gudono (1999), komponen keahlian profesional dapat dibagi menjadi: 3) 1) Komponen pengetahuan (Knowladge component). 2) Ciri-ciri psikologis (Pshycological traits). 3) Kemampuan berfikir (Cognitive abilities). 4) Strategi penentuan keputusan ( Decision strategic). 5) Analisis tugas (Task analysis). Lingkup kerja pemeriksaan Ruang lingkup kerja pemeriksaan intern harus mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan bukti serta efektivitas penerapan pengendalian intern organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan.Hal ini berkaitan dengan reliabilitas dan integritas informasi, ketaatan pada kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontrak, penjagaan aktiva, kehematan dan efisiensi penggunanaan sumber daya serta pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk operasi atau program. 4) Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan Pekerjaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan audit, pemeriksaan dan evaluasi informasi, pengkomunikasian hasil-hasil dan tindak lanjut. Merencanakan audit berarti auditor harus merencanakan setiap audit yang akan dilakukan. Auditor juga harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan informasi untuk mendukung hasil-hasil audit dan kemudian hasil-hasil tersebut dilaporkan serta ditindaklanjuti guna memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil berdasarkan temuan audit yang dilaporkan. 5) Pengelolaan bagian pemeriksaan intern Pimpinan bagian pemeriksaan internal harus mengelola bagian pemeriksaan intern dengan baik. Pengelolaan bagian pemeriksaan intern mencakup hal-hal berikut meliputi: 1) Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab. 2) Perencanaan. 3) Kebijakan dan prosedur. 4) Manajemen dan pengembangan personil. 5) Auditor eksternal. 6) Keyakinan kualitas. Standar praktik pemeriksaan intern tersebut merupakan indikator yang menentukan kualitas jasa badan pengawas dalam melaksanakan praktik pemeriksaan.Jika dikaitkan dengan tugas auditor internal yang melakukan penilaian atas efektivitas penerapanpengendalian intern perusahaan, maka semakin lengkap indikator tersebut dipatuhi oleh badan pengawas maka semakin meningkatlah efektivitas penerapan pengendalian intern yang berlaku dalam perusahaan. Posisi Internal Auditor Dalam Struktur Organisasi. Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu: 1. Berada dibawah Dewan Komisaris. Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi. 2. Berada dibawah Direktur Utama. Menurut sistem ini star internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat.Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat internal auditor. 3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan. Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan.Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller.Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi. Apabila posisi atau kedudukan internal auditor itu perlu digambarkan dalam skema maka letak kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut: Keterangan : Dalam gambar di atas dapat dilihat mengenai posisi atau kedudukan intern auditing. 1. Internal Auditing berada di bawah Dewan Komisaris 2. Internal Auditing berada di bawah Direktur Utama 3. Internal Auditing berada di bawah Kepala Bagian Keuangan Apabila salah satu sistem tersebut dipakai maka bentuk yang lain tidak ada. Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut.Hal ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian keuangan saja, maka pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada alternatif ketiga yang paling cocok.Namun kalau diingat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumbernya secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai star komisaris paling tepat. Jadi yang paling ideal bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya. Kedudukan atau posisi internal auditor dalarn struktur organisasi perusahaan mempengaruhi luasnya aktivitas fungsi yang dapat dijalankan dan dipengaruhi independensi dalam melaksanakan fungsinya.Seperti telah dijelaskan sebelumnya semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan mempengaruhi luasnya aktivitas fungsi yang dapat dijalankan dan mempengaruhi indenpendensi dalam melaksanakan fungsinya.