pemahaman ”english islamic reading text

advertisement
PEMAHAMAN ”ENGLISH ISLAMIC
READING TEXT” MELALUI METODE
PEER TEACHING
(Studi Kasus Mata Kuliah Bahasa Inggris II
Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus)
Ida Vera Sophya
Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Abstract: Learning English is successful and qualified in terms of
the process when the whole and most of the students are actively
involved in the learning process and are able to absorb the material
being taught, so that they can understand the readings in English,
especially literature to Islamization. Therefore, lecturer of English
courses required for varied in teaching. One method that can be
used in the teaching of English language courses for students
of Elementary School Teacher Education (PGMI) Department,
Tarbiyah STAIN Kudus is to use peer teaching method.
The results obtained in this study were 1) the use of peer teaching
process conducted by Teachers / lecturers on the course English II on
PGMI STAIN Kudus majors in improving reading comprehension
Islamic text is in conformity with the existing rules on the peer
teaching. While 2) supporting factors in the use of peer teaching
methods conducted by lecturers of English II course PGMI majors
courses STAIN Kudus among other things: (a) increase student
motivation to learn; (b) the quality and increase the learning
process; (c) students in the social interactive learning increases; (d)
Students impelled towards the higher level thinking; (e) developing
the skills to work in groups; (f) a sense of responsibility for their
own learning increases; (g) awakened the spirit of working
together; (i) increasing communication skills; and (j) Increased
learning outcomes. While inhibiting the use of peer teaching in
teaching English courses II is (a) Requires a relatively long time;
(b) If the student does not have the relevant knowledge base then
this method becomes ineffective; (c) The possibility is dominated
by a student who likes to talk, smart, or who want to stand out; (d)
106
Not all the teachers really understand how each student to work in
groups; (e) Require strict extra attention from the teacher.
Key words: Peer Teaching Methods, Comprehension, Reading
Islamic Text A. Pendahuluan
Keberhasilan sebuah pembelajaran khususnya di perguruan tinggi
bergantung pada pemilihan materi pelajaran, merencanakan kegiatan
belajar mengajar, pemilihan metode pembelajaran, dan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Selain hal-hal tersebut, hal yang paling
penting adalah keterampilan dosen dalam memperlakukan perangkat
pembelajaran tersebut.
Menurut E. Mulyana (2004:32), pembelajaran dikatakan berhasil
dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian
besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun
sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan
belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri
sendiri. Menurut Oemar Hamalik (2002:172), belajar tidak cukup hanya
dengan mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas
yang lain diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat,
mengerjakan tugas, menggambar, mengomunikasikan, presentasi,
diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan peralatan.
Mata kuliah bahasa Inggris II adalah mata kuliah yang memfokuskan
pada keterampilan membaca. Dengan keterampilan ini peserta didik
diharapkan mampu menganalisa dan memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan teks-teks ke-Islaman yang berbahasa Inggris.
Mahasiswa biasanya mengalami kebingungan dalam menerjemahkan
teks-teks ke-Islaman tersebut karena kurangnya pengetahuan kosakata
bahasa Inggris yang mereka miliki dan juga karena mereka malas untuk
membuka kamus apabila mereka menemui kosakata yang sukar. Oleh
karena itu, dalam pengajaran mata kuliah bahasa Inggris II ini, perlu
suatu metode pengajaran untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik yaitu dengan menggunakan metode peer teaching.
Metode peer teaching adalah metode belajar yang memanfaatkan
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
107
teman sebaya sebagai tutor dalam proses belajar dan mengajar. Penerapan
metode belajar peer teaching, diharapkan dapat untuk mengungkapkan
hal-hal yang tersembunyi pada peserta didik atau mahasiswa, seperti
kesulitan memahami memahami materi, kesulitan memahami bahasa
pendidik dan berbagai kendala lain yang mengganggu proses belajar.
Metode peer teaching merupakan pemanfaatan teman sekelas untuk
membantu memicu semangat belajar dan rasa ingin tahu terhadap materi
yang sedang dipelajari. Peserta didik cenderung malu mengungkapkan
permasalahan yang dialami pada proses belajar terhadap pendidik
atau dosen, namun pada teman sebayanya, mahasiswa akan berusaha
saling membantu dan tidak merasa canggung bertanya jika menemui
permasalahan pada saat belajar.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan suatu penelitian
tentang Penggunaan Metode Peer Teaching Dalam Meningkatkan
Pemahaman Islamic Reading Text (Studi Kasus Pengajaran Mata Kuliah
Bahasa Inggris II Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan penggunaan metode peer teaching dalam
meningkatkan pemahaman Islamic reading text pada matakuliah
bahasa Inggris II program studi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN
Kudus?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penggunaan
metode peer teaching dalam meningkatkan pemahaman Islamic
reading text pada matakuliah bahasa Inggris II program studi PGMI
Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus?
B. Kajian Pustaka
1. Metode Peer Teaching (Tutor Sebaya)
a. Pengertian Metode Peer Teaching (Tutor Sebaya)
Keberhasilan sebuah pembelajaran bergantung pada pemilihan
materi pelajaran, merencanakan kegiatan belajar mengajar, pemilihan
metode pembelajaran, dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Selain hal-hal tersebut, hal yang paling penting adalah
keterampilan dosen dalam memperlakukan perangkat pembelajaran
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
108
tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran hendaknya bermakna bagi
mahasiswa, jangan sampai mahasiswa hanya datang dan duduk di
kelas tanpa memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu
hendaknya dosen pandai memilih metode yang dapat menjadikan
pembelajaran bermakna bagi mereka. Hal lain yang harus dijadikan
pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran adalah
kesesuaiannya dengan tujuan instruksional serta pelaksanaannya,
dilihat dari sarana dan waktu yang tersedia. Metode pembelajaran
yang dinilai memiliki efektivitas tinggi, menurut Boud, et al. (2001)
adalah peer teaching atau disebut juga peer learning bahwa:
“Peer teaching involves students learning from and with each
other in ways which peer teaching are mutually beneficial and involve
sharing knowledge, ideas and experience between participants. The
emphasis is on the learning process, including the emotional support
that learners offer each other, as much as the learning itself.”
Ini berarti dengan metode tersebut harus melibatkan mahasiswa
belajar dari dan dengan satu sama lain dalam cara-cara yang saling
menguntungkan dan di sana terlibat suasana berbagi pengetahuan, ide
dan pengalaman antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya.
Penekanannya adalah pada proses pembelajaran, termasuk dukungan
emosional yang ditawarkan oleh mahasiswa satu sama lainnya, sejauh
menyangkut pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran metode peer teaching adalah metode belajar yang
melibatkan mahasiswa secara aktif. Metode ini sangat cocok untuk
diterapkan di kelas yang jumlah mahasiswanya banyak. Menurut
Djalil yang dikutip oleh R. Sosiawanti (2012:7) Peer Teaching (Tutor
Sebaya) adalah salah seorang mahasiswa yang pandai dapat membantu
belajar peserta didik lainnya dalam tingkat kelas yang sama.
Peer Teaching (Tutor Sebaya) merupakan salah satu dari
strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli
percaya bahwa suatu materi bisa benar-benar mudah dikuasai hanya
apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya.
Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
109
pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu
yang sama dia menjadi nara sumber bagi yang lain. Melvi (2001:157)
menyatakan bahwa Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang
efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya.
b.
Tujuan dan Manfaat Metode Peer Teaching (Tutor
Sebaya)
Secara umum, tujuan dan manfaat dari pembelajaran peer
teaching adalah:
1. Memberikan umpan balik dan dukungan terhadap peserta didik;
2. Mengatasi isolasi;
3. Tidak menakutkan (peserta didik lebih cenderung berani untuk
bertanya walaupun pertanyaan yang “bodoh”);
4. Memotivasi dan meyakinkan peserta didik
5. Fleksible dan responsibel
Sedangkan menurut Conny Semiawan (2000:69-70)
menyatakan bahwa jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya
atau proses pembelajaran menggunakan metode peer teaching maka:
1. Beberapa mahasiswa yang pandai disuruh mempelajari suatu
topik
2.
Dosen memberi penjelasan umum tentang topik yang akan
dibahas
3.
Kelas dibagi dalam kelompok dan peserta didik yang pandai
disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya
4. Dosen membimbing mahasiswa yang perlu mendapat bimbingan
khusus
5. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, mahasiswa yang pandai
meminta bantuan kepada dosen
6. Dosen mengadakan evaluasi
Adapun menurut beberapa ahli (Dobos et al., 1999; Biggs, 1999;
Bruffee, 1999; dan Boud et al. 2001) manfaat dari pembelajaran peer
teaching ini adalah:
1. Meningkatkan motivasi, yaitu untuk meningkatkan kualitas
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
110
proses pembelajaran maupun ‘produk’ pengajaran;
2. Sebagai outcome kognitif dan sosial dalam pembelajaran, yaitu
meningkatkan level pendalaman atau pemikiran tingkat-tinggi
(higher-order thinking), dan untuk mengembangkan keterampilan
kerja sama (collaborative skills);
3. Sebagai peningkatan rasa tanggung jawab seseorang atas upaya
belajar, yaitu meningkatkan penguasaan proses belajar-mengajar
dan proses pembelajaran dan konstruk-konstruk pengetahuan;
4. Meningkatkan keterampilan meta-kognitif yang memungkinkan
peserta didik untuk lebih mencerminkan pengajaran dan
pembelajaran mereka secara lebih kritis. Pada gilirannya peserta
didik dapat lebih menghargai pengalaman belajar mereka. Proses
penerapan metodeini dapat dilakukan di luar lingkungan kelas
dalam semua konteks pembelajaran dan pengajaran.
Ada beberapa keunggulan dan kelemahan menggunakan
peer teaching dalam pembelajaran. Adapun keunggulan dalam
menggunakan metode peer teaching antara lain adalah:
a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
b) Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
c) Meningkatkan interaktif sosial peserta didik dalam pembelajaran
d) Mendorong peserta didik ke arah berpikir tingkat tinggi
e) Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
f) Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
g) Membangun semangat bekerja sama
h) Melatih keterampilan berkomunikasi
i) Meningkatkan hasil belajar
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Lyn Longaretti, dkk
mengatakan bahwa kelemahan dalam menggunakan metode peer
teaching adalah
a) Memerlukan waktu yang relatif lama
b) Jika peserta didik tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
111
maka metode ini menjadi tidak efektif
c) Kemungkinan didominasi oleh peserta didik yang suka berbicara,
pintar, atau yang ingin menonjolkan diri
d)
Tidak semua pendidik benar-benar memahami cara masingmasing peserta didik bekerja di kelompok
e) Memerlukan perhatian pendidik yang ekstra ketat
c. Langkah-langkah Metode Peer Teaching (Tutor Sebaya)
Dalam melaksanakan metode ini, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Dosen menjelaskan topik, tujuan pembelajaran, dan langkah/
kegiatan yang akan dilalui oleh mahasiswa
2. Membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
4-6 mahasiswa secara merata (tiap kelompok terdapat mahasiswa
yang pintar)
3. Di dalam kelompoknya mahasiswa belajar dari dan dengan sesama
teman lain dengan cara yang saling menguntungkan serta berbagi
pengetahuan, ide, dan pengalaman masing-masing.
4. Setiap anggota kelompok dituntut memberikan tanggapan serta
pendapat mereka sendiri yang nantinya akan disatukan dalam
satu kesimpulan.
5. Setiap kelompok merumuskan hasil diskusinya dalam satu
kesimpulan atas dasar kesepakatan bersama.
6. Beberapa menit kemudian (sekitar 20 menit) salah satu anggota
masing-masing kelompok secara bergiliran mengajarkan hasil
temuannya di hadapan kelompok lain.
7. Setiap kelompok diminta memberikan tanggapan (kritik, saran,
pendapat, pertanyaan, komentar, dll)
8. Perbedaan pendapat
terpecahkan
didiskusikan
sampai
permasalahan
9. Setiap masalah baru yang muncul dicatat oleh dosen dan diberikan
solusiny
10.Dosen memberi kesimpulan permasalahan dan pemecahannya,
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
112
sehingga pemahaman setiap mahasiswa seragam.
11. Penilaian dilakukan oleh dosen saat proses pembelajaran sedang
berlangsung (terutama pada langkah 3)
2. Proses Pemahaman Islamic Reading Text.
Standar Kompetensi dari pembelajaran Matakuliah Bahasa Inggris
II di STAIN Kudus adalah mahasiswa mempunyai ketrampilan dalam
memahami isi teks berbahasa Inggris baik secara global maupun detil,
khususnya yang terkait dengan literatur Pendidikan Agama Islam.
Akan tetapi, kemampuan membaca teks-teks berbahasa Inggris ratarata mahasiswa STAIN Kudus masih jauh dari harapan. Ada mahasiswa
yang cepat dalam memahami isi bacaan dan ada pula yang lambat dalam
memahami isi bacaan. Mahasiswa yang cepat memahami isi bacaan,
begitu mudah membaca dan menemukan informasi yang terdapat
dalam bacaan. Sebaliknya, mahasiswa yang lambat memahami isi
bacaan akan menggunakan waktu yang lama untuk dapat menemukan
informasi yang ada dalam bacaan. Dengan kata lain, mahasiswa yang
cepat memahami isi bacaan akan merasa bosan, sedangkan mahasiswa
yang lambat memahaminya akan merasa bingung. Mahasiswa yang
lambat memerlukan bantuan orang lain agar dapat memahami isi bacaan
bersama-sama dengan teman sekelasnya.
Selain itu, mahasiswa pada umumnya tidak terlatih untuk berpikir
kritis dan kreatif dalam memahami isi bacaan karena pelaksanaan
pembelajaran membaca cenderung menekankan pemahaman tersurat
dan kurang melibatkan mereka secara aktif, baik dalam pemilihan materi
bacaan maupun dalam aktivitas membaca. Dengan demikian, proses
pembelajaran membaca dalam bahasa Inggris yang memungkinkan
mahasiswa agar dapat memahami dan menerjemahkan teks –teks
tentang Ke-Islaman secara tersirat belum tercapai. Hal itu terlihat pada
saat mahasiswa sulit mengekspresikan pendapat, argumentasi, ide, dan
gagasan mereka dalam bahasa Inggris sederhana, baik secara lisan dan
tulisan.
Berkaitan dengan konsep membaca, Hornsby et al. (1986:54)
menyatakan bahwa membaca bukanlah kegiatan pasif. Pembaca harus
merekonstruksi makna yang ingin disampaikan oleh peneliti dan hanya
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
113
mungkin melakukannya dengan menghubungkan bacaan dengan
pengetahuan, pengalaman, dan emosinya. Rekonstruksi makna itu
berkembang dan berubah menjadi informasi baru yang diperoleh dari
teks dan kekreatifan pembaca dalam memahami makna bacaan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa
membaca adalah proses transaksi antara pembaca dan teks. Pembaca
merekonstruksi makna dari teks berdasar pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki. Rekonstruksi makna akan berubah dari pengetahuan yang
belum diketahui menjadi pengetahuan baru yang menjadi milik pembaca.
Pengetahuan yang dimiliki pembeca ini berbeda antara seseorang
pembaca dengan lainnya dalam membaca teks yng sama sesuai dengan
pemahaman pembaca tersebut.
Topik materi bahasa Inggris II yang digunakan dalam silabus
program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) jurusan
Tarbiyah STAIN Kudus adalah berupa bacaan atau teks-teks ke-Islaman
berbahasa Inggris dengan mengacu pada referensi dari buku English For
Islamic Studies yang dikarang oleh Drs. Djamaluddin Darwis, M. A. Buku
tersebut sering digunakan oleh para dosen pengampu Bahasa Inggris II
di STAIN Kudus dianggap sudah tepat karena isinya banyak membahas
tentang kebesaran Allah, Nabi, Kitab-Kitab Allah dan sejenisnya yang
ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris.
C. Metode Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
yaitu pendekatan penelitian yang tidak menggunakan perhitungan angkaangka dalam menguji kebenaran datanya. Menurut Jazuli (2001:18)
mengatakan bahwa penelitian kualitatif lebih menggambarkan cara hidup
subjek penelitian sesuai dengan persepsi, pemahaman, dan interpretasi
mereka sendiri sehingga penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu
berupa kata-kata dan gambar yang berasal dari naskah, hasil wawancara,
catatan lapangan, dokumen pribadi atau resmi. Untuk itu penelitian
kualitatif senantiasa berhubungan dengan subyeknya langsung guna
mencari informasi yang diharapkan.
Penelitian ini merupakan penelitian yang tergolong dalam penelitian
lapangan (field research) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
114
terjadinya gejala-gejala. Peneliti melakukan penelitian di lapangan untuk
memperoleh data atau informasi secara langsung.
Penelitian ini dilakukan di STAIN Kudus beralamatkan di Jalan
Jl. Conge Ngembalrejo PO. BOX. 51 Bae Kudus 59322 Telp. (0291)
432677, 438818 Fax. (0291) 441613. Perolehan data dalam penelitian ini
melalui observasi yang bersifat langsung yaitu pengamatan di kelas dan
pencatatan hasil wawancara secara sistematis terhadap 2 objek. Sumber
data primer diperoleh dari beberapa informan kunci yaitu dosen mata
kuliah bahasa Inggris.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan/
observasi dan dokumentasi
D. PEMBAHASAN
1. Deskripsi Mata Kuliah Bahasa Inggris di STAIN Kudus
Mata kuliah bahasa Inggris di STAIN Kudus merupakan mata
kuliah dasar umum dengan kelompok komponen MPK (Mata kuliah
Pengembangan Kepribadian). Mata kuliah ini diberi bobot 2 SKS
dengan lama waktu per 1 SKS adalah 50 menit. Oleh karena itu,
mahasiswa STAIN Kudus diwajibkan untuk mengambil mata kuliah
bahasa Inggris ini pada semester awal yaitu semester I atau semester
II. Untuk Jurusan Syariah dan jurusan Dakwah mata kuliah bahasa
Inggris diajarkan di semester I sedangkan untuk jurusan Ushuluddin
dan jurusan Tarbiyah, mata kuliah bahasa Inggris diajarkan di semester
II. Di setiap semester I atau semester II, mahasiswa mendapatkan 3
mata kuliah yang berhubungan dengan bahasa Inggris, diantaranya
adalah mata kuliah bahasa Inggris I, mata kuliah bahasa Inggris II
dan praktikum bahasa Inggris.
Mata kuliah bahasa Inggris II lebih memfokuskan pada
pemahaman membaca (reading) mahasiswa. Dalam pemahaman
reading ini diharapkan mahasiswa mampu menerjemahkan sehingga
mereka memahami isi dari bacaan berbahasa Inggris tentang keIslaman. Hal ini seperti tertulis di dalam silabus mata kuliah bahasa
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
115
Inggris II Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus yang menyebutkan bahwa
standar kompetensi mata kuliah bahasa Inggris II adalah mahasiswa
mempunyai ketrampilan dalam memahami isi teks berbahasa Inggris
baik secara global maupun detil, khususnya yang terkait dengan
literature keislaman. Sedangkan kompetensi dasar mata kuliah bahasa
Inggris II berdasarkan silabus mata kuliah bahasa Inggris jurusan
Tarbiyah STAIN Kudus adalah (1). mahasiswa mampu memahami
dan menterjemahkan text bahasa Inggris tentang Islam dan (2).
mahasiswa mampu memahami dan menterjemahkan text bahasa
Inggris tentang Pendidikan.
2. Data Tentang Penggunaan Metode Peer Teaching dalam
Peningkatan Pemahaman Islamic Reading Text
Mata kuliah bahasa Inggris II adalah mata kuliah pengembangan
kepribadian yang difokuskan pada penguasaan pemahaman isi bacaan
dari teks-teks berbahasa Inggris terkait dengan literatur keislaman.
Oleh sebab itu dosen mata kuliah bahasa Inggris II harus menyiapkan
bacaan berbahasa Inggris terkait dengan literatur-literatur Keislaman.
Buku yang biasa sering digunakan oleh para dosen pengampu mata
kuliah bahasa Inggris II adalah buku karangan Djamaluddin Darwis,
M. A yang berjudul English for Islamic Studies yang diterbitkan oleh
PT Raja Grafindo Persada. Di dalam buku tersebut dibagi menjadi 2
bagian (2 Part). Part 1 terdiri dari bacaan antara lain:
Chapter
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
Part One
Prophet Muhammad (1)
Prophet Muhammad (2)
Prophet Muhammad (3)
Allah - The God
Allah Knows Everything
Faith
Islam
The Sources of Islam
The Qur’an (1)
The Qur’an (2)
Books of Allah
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
Page
3
8
13
17
21
26
30
34
39
43
47
116
XII
XIII
XIV
XV
The Prophet (1)
The Prophet (2)
The Angels
Life After Death
52
56
61
66
Sedangkan bacaan Part two terdiri dari:
Chapter
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
Part two
An Approach to the Study of Religion
The Beginning of The Revelation
Dawn of Islam (1)
Dawn of Islam (2)
Dawn of Islam (3)
The Day of Peace
The Quranic Recitation Festival
Praying During Travel
Fasting in Islam
Divine Tax
Pilgrimage (1)
Pilgrimage (2)
Equality in Islam
Culture in Islam
Visiting in Islam
Page
73
81
88
94
102
110
117
126
135
143
153
160
170
179
189
Di setiap chapter dari buku tersebut membahas tentang
bacaan berdasarkan tema yang telah ditentukan dilengkapi dengan
pertanyaan-pertanyaan pemahaman. Selain itu juga membahas
tentang grammar dan pengembangan vocabulary.
3. Analisis Pelaksanaan Penggunaan Metode Peer Teaching
Dalam mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa, dosen
dituntut memberikan layanan terbaiknya agar materi yang diajarkan
dapat tersampaikan dan tersalurkan secara tuntas, dan indikator
yang diharapkan dapat direspon positif oleh mahasiswa. Strategi
pembelajaran yang tepat akan menuntun mahasiswa untuk mencapai
tujuan tersebut.
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
117
Ada pola ajar yang mungkin tepat bagi dosen untuk menyampaikan
materi ajarnya. Yaitu tukar pendapat atau brain storming dimana
materi yang disampaikan hanya sebatas materi pokok, selanjutnya
diberikan waktu bagi mahasiswa untuk memberikan tanggapan
atau respon materi tadi, lalu dosen memberikan jawaban atas respon
tadi dengan menyelipkan indikator yang ingin disampaikan. Namun
cara ini biasanya hanya akan menberikan hasil tidak maksimal,
artinya mahasiswa yang menanggapi serius materi itu atau hanya
mahasiswa yang tertarik saja yang akan menunjukkan bahwa dia
dapat menanggapi indikator sang dosen. Sedangkan mahasiswa yang
masih mengambang pikirannya justru akan semakin tertinggal.
Namun dalam satu waktu pertemuan, dosen tidak harus
menerapkan satu strategi saja, namun bisa saja dua atau tiga strategi,
tergantung tingkat kesulitan materi yang akan diajarkan serta daya
tangkap pikiran mahasiswa atau daya serap mahasiswa terhadap
materi tersebut.
Selain tukar pikiran, strategi lain yang masih dapat digunakan
adalah mahasiswa saling memberi pengetahuannya kepada sesama
temannya atau mengajar teman sejawat (peer teaching). Peer
Teaching adalah pola belajar antar sesama mahasiswa . Dalam proses
ini pendidik tak dapat dipisahkan dari proses perubahan afeksi
mahasiswa dalam belajar.
Untuk menerapkan strategi ini selain membutuhkan skill yang
memadai, juga perlu penguasaan konsep materi yang akan diajarkan
kepada mahasiswa . Oleh karena itu, dalam pembelajaran mata kuliah
bahasa Inggris II dibutuhkan pemahaman bacaan tentang Islamic
reading text. Satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan Peer Teching.
1. Proses penggunaan metode peer teaching dalam meningkatkan
pemahaman Islamic reading text pada matakuliah bahasa Inggris
II PGMI Tarbiyah STAIN Kudus
Pembelajaran bahasa Inggris dikatakan berhasil dan berkualitas
dari segi proses apabila seluruh dan sebagian besar mahasiswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dan mampu menyerap materi yang
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
118
diajarkan, sehingga mereka bisa memahami bacaan-bacaan berbahasa
Inggris khususnya literatur ke-Islaman.
Pendidik / dosen pengampu mata kuliah bahasa Inggris II di
program studi Pendidikan Agama Islam jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
banyak yang menerapkan metode peer teaching dalam pengajarannya. Hal
ini dilakukukan untuk memberi semangat kepada mahasiswa agar aktif
selama proses belajar mengajar dan juga digunakan agar memudahkan
mereka dalam memahami bacaan-bacaan berbahasa Inggris khususnya
yang berhubungan dengan literatur ke-Islaman sesuai dengan kompetensi
dasar yang ada. Selain itu menurut hasil penelitian Lyn Longaretti, dkk
mengatakan bahwa metode ini sangat cocok digunakan untuk kelas yang
memiliki mahasiswa dalam jumlah banyak. Aktivitas ini memberikan
simulasi pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih baik.
Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh para dosen pengampu mata
kuliah bahasa Inggris program studi PGMI di STAIN Kudus sudah sesuai
dengan aturan yang ada pada metode peer teaching.
Urutan langkah-langkah yang digunakan antara lain pertama dosen
menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas pada waktu itu.
Kemudian dosen membuat kelompok antar mahasiswa secara merata,
artinya dalam satu kelompok terdapat mahasiswa yang pintar, sedang
dan kurang pintar. Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran
nantinya.
Langkah berikutnya adalah menjelaskan secara detail materi yang
akan dibahas pada waktu itu meliputi indikator yang harus dicapai oleh
mahasiswa pada waktu itu. Selanjutnya mahasiswa diberikan tugas
berupa pertanyaan untuk didiskusikan menurut pemahaman yang
mereka kuasai.
Selanjutnya dalam lembaran tersebut setiap kelompok diminta
untuk memberikan pendapat menurut persepsi mereka sendiri masingmasing, lalu satu pendapat didiskusikan sampai permasalahan yang
diindikasikan terpecahkan. Dalam diskusi tersebut di tuntut setiap
anggota kelompok memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri
yang nantinya akan disatukan dalam satu kesimpulan yang mengerucut
pada tujuan yang hendak dicapai dalam materi tersebut. Peran dosen
di sini adalah mengawasi serta mengamati kegiatan diskusi yang
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
119
dilakukan setiap kelompok siswa, serta memberikan bantuan bila mereka
mendapatkan kesulitan dalam hal-hal tertentu, namun bukan berarti
dosen harus ikut memecahkan masalah tersebut. Mengenai pemecahan
masalah tersebut, setiap kelompok mahasiswa harus memikirkannya
sendiri dan tidak keluar dari batasan materi yang diberikan pada waktu
itu. Bila ada yang menyimpang dari koridor, maka dosen mengembalikan
perdebatan mereka ke materi semula.
Bila masing-masing setiap kelompok telah selesai melaksanakan
semua instruksi yang diberikan tersebut, maka setiap kelompok harus
merumuskan hasil diskusinya dalam satu kesimpulan yang telah
disepakati bersama. Kemudian hasil diskusinya diserahkan ke dosen
dalam bentuk lembaran yang ditulis rapi.
Selanjutnya dosen memerintahkan setiap kelompok satu per satu
membacakan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dibacakan di depan
kelompok yang lainnya. Sementara kelompok yang lain memberikan
tanggapan tentang hasil diskusi kelompok tersebut serta memberikan
pendapat atau sanggahan kepada kelompok tersebut. Setiap masalah
baru yang muncul, dicatat dosen.
Terakhir, semua masalah yang muncul pada waktu diskusi kelompok
tersebut diberikan solusinya oleh dosen. Selanjutnya dosen mengevaluasi
serta menyimpulkan semua masalah dan pemecahannya kepada seluruh
anggota kelas, sehingga terdapat satu pemahaman yang seragam bagi
setiap mahsiswa. Terakhir dosen memberikan tugas kepada mahasiswa
untuk merangkum semua penjelasan dosen tadi untuk dikumpulkan
sebagai post test bagi mahasiswa.
2.
.Faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode peer
teaching dalam meningkatkan pemahaman Islamic reading text
pada matakuliah bahasa Inggris II Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah
STAIN Kudus
Dalam penggunaan suatu metode pengajaran tentulah ada faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Adapun faktor
pendukung dalam penggunaan metode peer teaching yang dilakukan
oleh dosen pengampu mata kuliah bahasa Inggris II program studi PGMI
jurusan Tarbiyah STAIN Kudus yaitu antara lain
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
120
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
b. Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
c. Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
d. Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
e. Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
f. Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
g. Membangun semangat bekerja sama
h. Melatih keterampilan berkomunikasi
i. Meningkatkan hasil belajar
Faktor pendukung tersebut seperti halnya yang disampaikan oleh
Mrs. Taranindya Zulhi Amalia dan Mrs. Setyoningsih yang mengatakan
bahwa dalam pengajaran mata kuliah bahasa Inggris II dengan
menggunakan metode peer teaching maka mahasiswa akan lebih aktif
dan tertarik untuk mempelajari bahasa Inggris. Selain itu juga dapat
mendorong mahasiswa tidak hanya mudah menguasai keterampilan
reading tetapi juga menguasai keterampilan speakingnya.
Sedangkan kelemahan penggunaan peer teaching dalam pengajaran
mata kuliah bahasa Inggris II adalah
a. Memerlukan waktu yang relatif lama
b. Jika mahasiswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka
metode ini menjadi tidak efektif
c. Kemungkinan didominasi oleh mahasiswa yang suka berbicara,
pintar, atau yang ingin menonjolkan diri
d. Tidak semua guru benar-benar memahami cara masing-masing
mahasiswa bekerja di kelompok
e. Memerlukan perhatian guru yang ekstra ketat
Ida Vera Sophya
Pemahaman ”English Islamic Reading Text” Melalui Metode Peer Teaching
121
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie Hidayati. 2004. Cooperative Learning.Jakarta:Grasindo, hlm
7-30
Arifin, Zainal Drs. M.Pd. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Boud, D., Cohen, R., and Sampson, J. (2001). Peer learning in higher
education: Learning from and with each other. London: Kogan
Press.
Bruffee, K. (1999) Collaborative learning: Higher education,
interdependence, and the authority of knowledge. Baltimore:
Johns Hopkins Univ. Press.
Conny Semiawan. 2000. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta : PT.
Gramedia. Hlm 69-70
E.
Mulyana. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep,
Karakteristik dan Implementasi. Bandung:Remaja Rosdakarya
Melvi L. Siberrnen. 2001. 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active
Learning), terj. Sarjuli dan Azfat Ammar. Jakarta:Yakpendis, hlm
157
Mujinem. Pengembangan Pendidikan IPS SD, hlm. 7-30
Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Ratno Harsanto. 2007. Pengelolaan
Yogyakarta:Kanisius, hlm 43
Kelas
yang
Dinamis.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif - Kualitatif R&D. Bandung
: Alfabeta. Hlm 21-22
Suharsimi Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Peserta didik.
Jakarta:Rajawali, hlm. 62
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
Download