PRAKTIKUM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN “ CIRCULATORY EMERGENCY “ KELOMPOK 2 : 1. GHANIY FIRMASNYAH 0514040066 2.YASRI FARDIANSYAH 0514040076 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Circulatory Emergency merupakan tindakan pertolongan pertama yang diberikan kepada seseorang yang tiba-tiba jatuh sakit, atau yang telah terluka, sampai perawatan lebih lanjut disediakan atau orang tersebut telah pulih dan berhubungan dengan system sirkulasi darah pada korban. Kesegeraan dan keefektifan pertolongan pertama dapat mengurangi keparahan dari cedera atau sakit dan mendorong pemulihan dengan cepat. Pengetahuan tentang pertolongan pertama tentu sangat penting untuk kehidupan sehari-hari di rumah, tempat kerja, atau di dalam komunitas. Tidak setiap kejadian membutuhkan pertolongan pertama mengancam kehidupan, namun lebih banyak orang dengan dasar pengetahuan pertolongan pertama, membuat kemungkinan-kemungkinan buruk akan menjadi baik dan dapat menyelamatkan kehidupan seseorang Dalam praktikum kali ini terdiri dari tiga sub bab yaitu Henti Jantung,Stroke dan Perdarahan yang berhubungan erat dengan system sirkulasi darah dan membutuhkan Pertolongan Pertama pada kasusnya dilapangan. Oleh karena pentingnya mempelajari ke tiga sub bab tersebut maka dilakukannya praktikum pertolongaan pertama pada kecelakaan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah : 1. Bagaimana pertolongan pertama dan gejala pada korban Henti Jantung ? 2. Bagaimana pertolongan pertama pada dan gejala korban Stroke ? 3. Bagaimana pertolongan pertama pada dan gejala korban Perdarahan ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan praktikum sesuai dengan rumusan masalah yang ada adalah : 1. Mengetahui pertolongan pertama dan gejala pada korban Henti Jantung 2. Mengetahui pertolongan pertama dan gejala pada korban Stroke 3. Mengetahui pertolongan pertama dan gejala pada korban Perdarahan 1.4 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam praktikum Praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ini adalah : 1. Praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ini dilaksanakan pada ruang Laboratorium Ergonomi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 2. Praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2016 pukul 08.00-13.00 WIB 3. Praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ini membahas tentang Henti Jantung,Stroke dan Perdarahan 1.5 Manfaat Adapun manfaat dari Praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ini adalah : 1. Mendapatkan wawasan tentang materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 2. Menambah pengalaman untuk menjadi first aider (penolong pertama) 3. Mengetahui cara bertindak dengan benar sesuai prosedur jika ada korban kecelakaan beserta langkah-langkahnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertolongan Pertama Pertolongan pertama adalah perawatan awal yang diberikan kepada seseorang yang tiba-tiba jatuh sakit, atau yang telah terluka, sampai perawatan lebih lanjut disediakan atau orang tersebut telah pulih. Kesegeraan dan keefektifan pertolongan pertama dapat mengurangi keparahan dari cedera atau sakit dan mendorong pemulihan dengan cepat. Pengetahuan tentang pertolongan pertama tentu sangat penting untuk kehidupan sehari-hari di rumah, tempat kerja, atau di dalam komunitas. Tidak setiap kejadian membutuhkan pertolongan pertama mengancam kehidupan, namun lebih banyak orang dengan dasar pengetahuan pertolongan pertama, membuat kemungkinan-kemungkinan buruk akan menjadi baik dan dapat menyelamatkan kehidupan seseorang. Penolong pertama tidak diharapkan untuk bisa sempurna, dan tidak diharapkan setiap kejadian akan berubah sempurna. Tapi pertolongan pertama harus masuk akal dan bijaksana juga bertindak dengan itikad baik untuk kepentingan terbaik korban dan melakukan pertolongan pertama 'untuk yang terbaik dari kemampuan mereka. 4 Pertimbangan utama untuk pertolongan pertama adalah: Persetujuan Tugas Perawatan Kelalaian Rekaman 2.2 Henti Jantung ( Cardiac Arrest ) Henti Jantung merupakan kejadian ketika jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini termasuk permasalahan kesehatan yang besar dan mengenaskan karena dapat menyerang secara tiba-tiba serta terjadi pada usia tua maupun muda. Keadaan henti jantung mendadak bisa saja terjadi pada seseorang dengan ataupun tanpa penyakit jantung sebelumnya. Empat jenis ritme jantung yang menyebabkan henti jantung yaitu ventricular fibrilasi (VF), ventricular takikardia yang sangat cepat (VT), pulseless electrical activity (PEA), dan asistol. Untuk bertahan dari empat ritme ini memerlukan bantuan hidup dasar/ Basic Life Support dan bantuan hidup lanjutan/ Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) 2.2.1 Gejala Henti Jantung Seseorang dalam henti jantung tidak sadar, tidak bernapas dan tidak memiliki detak jantung. jantung telah baik berhenti berdetak atau berdetak lemah dan tidak teratur sehingga tidak dapat dideteksi. Penyakit jantung adalah penyebab utama henti jantung pada orang dewasa. serangan jantung juga hasil dari tenggelam, tersedak, penyalahgunaan narkoba, cedera parah, kerusakan otak dan kejut listrik. Penyebab serangan jantung pada anak-anak dan bayi termasuk masalah jalan nafas dan pernafasan, luka trauma, pukulan keras ke dada, penyakit jantung bawaan dan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Henti jantung bisa terjadi tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda peringatan biasanya terlihat pada serangan jantung. Tanda-tanda henti jantung : · Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung) · Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi) · Nyeri · Henti nafas atau mengap-megap (gasping) · Terlihat seperti mati (death like appearance) · Warna kulit pucat sampai kelabu · Pupil dilatasi (setelah 45 detik) 2.2.2 Pertolongan Pertama Henti Jantung 4 mata rantai penting untuk mempertahankan hidup korban untuk mengilustrasikan 4 tindakan penting dalam menolong korban SCA akibat ventrikel fibrilasi. Empat mata rantai tersebut adalah: 1.Sesegera mungkin memanggil bantuan Emergency Medical Service (EMS) atau tenaga medis terdekat. 2.Sesegera mungkin melakukan CAB dan RJP 3.Sesegera mungkin melakukan defibrilasi 4.Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life Support oleh tenaga medis diikuti oleh perawatan postresusitasi. Berikut merupakan algoritma yang digunakan saat penaganan Henti Jantung ( Terlampir ) 2.3 Stroke Menurut WHO, Stroke adalah sebuah kekurangan fungsi sistem syaraf. (kehilangan fungsi mempengaruhi fungsi bagian spesifik dari sistem kegelisahan) sesuatu yang diharapkan mengganggu darah yang masuk. Sebagian besar stroke dihasilkan dari pembuluh darah ditutup oleh bintik dan dikelilingi satu dari sepuluh dari sebuah darah pecah menyebabkan sebuah pendarahan. Hal ini mempengaruhi oksigen dan nutrisi , menyebabkan bahaya pada jaringan otak. 2.3.1 Gejala Stroke Tabel 4 ini menjelaskan tentang tiba-tiba mati rasa atau kelemahan dari wajah, lengan atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh merupakan hal yang paling umum tanda peringatan melaporkan oleh sebagian besar pelajaran ( 98.28 studi ), diikuti oleh tiba-tiba kebingungan / tiba-tiba kesulitan dalam berbicara / tiba-tiba kesulitan dalam memahami ditulis dan kata-kata yang diucapkan ( 94.64 % ), tiba-tiba masalah dalam berjalan / tiba-tiba pusing / tiba-tiba kehilangan dari keseimbangan atau koordinasi ( 88.22 % ), tiba-tiba masalah dalam melihat dengan satu atau kedua mata ( 29.12 % ). Sakit kepala parah tiba-tiba dari penyebab yang tidak diketahui adalah repor sedikit pun ted oleh nomor studi 4,9%) dan pelajaran lain 57 % tanda lain yaitu ketidaksadaran , rasa sakit di kaki , getaran, kesulitan bernapas, kesulitan dalam makan, demam, nyeri dada, inkontinensia. ( Source : Nursing and Midwifery Research Journal, Vol-8, No. 2, April 2012 ) Laju diagnosa stroke pada langkah yang pertama untuk mendorong perlakuaan yang tepat. Pada kasus trombolisis,obat fibrinolytic dengan dosis yang tinggi diberikan untuk memulihkan suplai darah serebral, kecepatan stroke diketahui dan dilakukan dengan hasil yang baik. Stroke tidak” hitam dan putih” bagaimanapun klinik ada dan banyak ”menyerupai” memiliki gejala mirip yang dapat mempengaruhi diagnosa yang tidak menentu. Gejala stroke dikarenakan akut yang menginterupsi dari suplai darah di daerah otak. Ini dapat menutup vessel darah (infacts) atau pendarahan. (infacts) dapat dosebabkan oleh emboli, biasanya dari trombus di arteri karotis atau atrium kiri, atau dari in-situ clot formation. Kedua Pendarahan stroke and infact the onset secara mendadak. Wilayah pembuluh darah melibatkan and menghadirkan kaitan gejala dapat membantu diagnosa. Anterior sirkulasi – kelemahan, defisit panca indera, ketidakmampuan berbicara ( ekspresi dan nerima ), cacat visual, dyspraxia, disfungsi kortikal tinggi, tanda-tanda kontralateral. Sirkulasi Posterior – cacat bidang visual , vertigo dan ataksia , inkordinasi , defisit saraf kranial , tanda-tanda. Ipsilateral. 2.3.1 Pertolongan Pertama Stroke Untuk mempercepat identifikasi stroke, disusun untuk membantu diagnosa lain. Pengeluaran penyaringan berikut alat telah dikembangkan.F.A.S.T. F.A.S.T Kepanjangan dari Face, Arm, Speech, Time dan telah ada pada Ini digunakan dengan paramedis departemen darurat untuk screen pada gejala stroke dan dapat hingga 81 % sensitiv. Dorongan penilaian untuk asimetri wajah, kelemahan pada lengan, berbicara kacau, kemudian laju transfer cocok dengan pengaturan perawatan unuk penilaian lebih jauh. FAST tidak sempurna dan partikular cenderung untuk menghilangkan sirkulasi poterior. R.O.S.I.ER Peralatan ini untuk pengenalan stroke di dalam ruang darurat,. Telah mengembangkan pertolongan darurat departemen darurat, staff akses pasien stroke dan menyediakan beberapa peralatan atau screening unuk meniru seperti Hypogycaemia, sezures dan syncope. Mempunyai sensivititas 93% dan spesicifity dari .83%. Pengiriman pasien Bila seseorang dicurigai terkena serangan stroke, maka segera panggil ambulans gawat darurat. Ambulans gawat darurat sangat berperan penting dalam pengiriman pasien ke fasilitas yang tepat untuk penanganan stroke. Semua tindakan dalam ambulansi pasien hendaknya berpedoman kepada protokol. Bila seseorang dicurigai terkena serangan stroke, maka segera panggil ambulans gawat darurat. Ambulans gawat darurat sangat berperan penting dalam pengiriman pasien ke fasilitas yang tepat untuk penanganan stroke. Semua tindakan dalam ambulansi pasien hendaknya berpedoman kepada protokol. Transportasi/ambulans Utamakan transportasi (termasuk transportasi udara) untuk pengiriman pasien ke rumah sakit yang dituju. Petugas ambulans gawat darurat harus mempunyai kompetensi dalam penilaian pasien stroke pra rumah sakit. Fasilitas ideal yang harus ada dalam ambulans sebagai berikut: a. Personil yang terlatih b. Mesin EKG c. Peralatan dan obat-obatan resusitasi dan gawat darurat d. Obat-obat neuroprotektan e. Telemedisin f. Ambulans yang dilengkapi dengan peralatan gawat darurat, antara lain, pemeriksaan glukosa (glucometer), kadar saturasi 02 (pulse oximeter) Personil pada ambulans gawat darurat yang terlatih mampu mengerjakan: a. Memeriksa dan menilai tanda-tanda vital b. Tindakan stabilisasi dan resusitasi (CAB ). Intubasi perlu dipertimbangkan pada pasien dengan koma yang dalam, hipoventilasi, dan aspirasi. c. Bila kardiopulmuner stabil, pasien diposisikan setengah duduk Memeriksa dan menilai gejala dan tanda stroke e. Pemasangan kateter intravena, memantau tanda-tanda vital dan keadaan jantung f. Berikan oksigen untuk menjamin saturasi > 95% g. Memeriksa kadar gula darah h. Menghubungi unit gawat darurat secepatnya (stroke is emergency) i. Transportasi secepatnya (time is brain) Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas pelayanan ambulans a. Jangan terlambat membawa ke rumah sakit yang tepat. b. Jangan memberikan cairan berlebihan kecuali pada pasien syok dan hipotensi. c. Hindari pemberian cairan glukosa/dekstrose kecuali pada pasien hipoglikemia. d. Jangan menurunkan tekanan darah, kecuali pada kondisi khusus (lihat Bab V.A Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Stroke Akut). Hindari hipotensi, hipoventilasi, atau anoksia. d. Jangan menurunkan tekanan darah, kecuali pada kondisi khusus (lihat Bab V.A Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Stroke Akut). Hindari hipotensi, hipoventilasi, atau anoksia. e. Catat waktu onset serangan. e. Memanfaatkan jaringan pelayanan stroke komprehensif yaitu unit gawat darurat, stroke unit atau ICU sebagai tempat tujuan penanganan definitif pasien stroke. 2.4 Perdarahan Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan terlihat ada di luar tubuh. 2.Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bias mengalir langsung keluar tubuh. 2.4.1 Gejala dan Pertolongan Perdarahan 1. Perdarahan luar Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak. Perawatan untuk Perdarahan luar a. Tekanan Langsung b. Elevasi c. Titik Tekan d. Immobilisasi e.Menggunakan Torniket Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan. 2.Perdarahan dalam Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam. Gejala dan Tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sebagai berikut.: a. Batuk darah berwarna merah muda b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi) c. Terdapat memar d. Bagian Abdomen terasa lunak Perawatan untuk Perdarahan dalam Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih. a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan c. Atasi Syok d. Pindahkan penderita secepatnya BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 1.Perban 2.Kasa 3.Obat 4.AED 5.Kain/Torniquet 3.2 Langkah Percobaan 3.2.1 Pertolongan Pertama Henti Jantung 4 mata rantai penting untuk mempertahankan hidup korban untuk mengilustrasikan 4 tindakan penting dalam menolong korban SCA akibat ventrikel fibrilasi. Empat mata rantai tersebut adalah: 1.Sesegera mungkin memanggil bantuan Emergency Medical Service (EMS) atau tenaga medis terdekat. 2.Sesegera mungkin melakukan CAB dan RJP 3.Sesegera mungkin melakukan defibrilasi 4.Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life Support oleh tenaga medis diikuti oleh perawatan postresusitasi. 3.2.2 Pertolongan Pertama Stroke Untuk mempercepat diagnosa lain. identifikasi stroke, disusun untuk membantu Pengeluaran penyaringan berikut alat telah dikembangkan.F.A.S.T. F.A.S.T Kepanjangan dari Face, Arm, Speech, Time dan telah ada pada Ini digunakan dengan paramedis departemen darurat untuk screen pada gejala stroke dan dapat hingga 81 % sensitiv. Dorongan penilaian untuk asimetri wajah, kelemahan pada lengan, berbicara kacau, kemudian laju transfer cocok dengan pengaturan perawatan unuk penilaian lebih jauh. FAST tidak sempurna dan partikular cenderung untuk menghilangkan sirkulasi poterior. Segera hubungan pihak medis untuk penanganan lebih lanjut secepat mungkin. 3.2.3 Pertolongan Pertama Perdarahan 1. Perdarahan luar Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak. Perawatan untuk Perdarahan luar a. Tekanan Langsung b. Elevasi c. Titik Tekan d. Immobilisasi e.Menggunakan Torniket Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan. 2.Perdarahan dalam Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam. Gejala dan Tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sebagai berikut.: a. Batuk darah berwarna merah muda b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi) c. Terdapat memar d. Bagian Abdomen terasa lunak Perawatan untuk Perdarahan dalam Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih. a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan c. Atasi Syok d. Pindahkan penderita secepatnya DAFTAR PUSTAKA America Red Cross. “ CPR/AED for Profesional Rescuers and Health Care Providers “, 2011 American Red Cross . “ First Aid/AED/CPR Participant’s Manual” , 2014 Department of Disaster Management Ministry of Home & Cultural Affairs Bhutan. “ Emergency Safety and First Aid Handbook “ , 2006 Singapura Civil Defence Forces. “ Emergency Handbook “ , 2012 American Heart Association “ AHA Guidelines “ , 2010 Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia “ Guideline Stroke “ , 2011 Smith,Gemma. “ Acute Stroke – Diagnosis and Management “ , Scottish Universities Medical Journal , 2014 Scottish Intercollegiate Guidelines Network . “ Management of patients with stroke or TIA:assessment, investigation, immediate management and secondary prevention “ . 2008