PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed (GO-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Mulyaningsih NIM 7211411015 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian pada: Hari : Rabu Tanggal : 21 Januari 2015 Mengetahui, Jurusan Akuntansi Pembimbing Drs. Fachrurozie, M.Si. NIP 196206231989011001 Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. NIP 197510101999031001 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada : Penguji I Hari : Rabu Tanggal : 04 Februari 2015 Penguji II Penguji III Linda Agustina, SE, M.Si Henny Murtini, SE, M.Si Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si NIP 197708152000122001 NIP 197603172008122001 NIP 197510101999031001 Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. S. Martono, M.Si NIP 1966030819890111001 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benarbenar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semarang, 04 Februari 2015 Mulyaningsih NIM 7211411015 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : “All our dreams can come true, if we have the courage to persue them” (Walt Disney Company). “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya” (Nidji-Laskar Pelangi). PERSEMBAHAN : Bapak Anwari dan Ibu Waisah yang selalu mendo’akan dan memberikan yang terbaik bagi saya. Kakakku Siti Maryam, M.Si., Mohammad Soleh, dan adikku Muhammad Agus Setiawan dan Muhammad Zakaria Akbar Falah yang selalu memberikan dukungan kepada saya. Sugiono Pamungkas yang selalu memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi. Teman-teman “Djarum Foundation” Beswan Djarum 29 yang memberikan semangat kepada saya. Teman-teman Akuntansi A 2011 v PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013” Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah mandapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Linda Agustina, SE, M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Henny Murtini, SE, M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 7. Kiswanto,SE., M.Si, Dosen Wali Akuntansi A 2011 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang. vi 8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang. 9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dalam proses perkuliahan. 10. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran.Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semarang, Januari 2015 Penulis vii SARI Mulyaningsih.2015. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.Pembimbing: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Komite Audit, Governance Committee, Sustainability Report. Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporan tanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Tercatat ada sekitar 47,1% perusahaan industri pertambangan yang membuat laporan keberlanjutan secara sukarela. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dan governance committee terhadap publikasi sustainability report. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri pertambangan terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel yang masuk kriteria sebanyak 17 perusahaan. Unit analisis sampel untuk tahun 2011-2013 sebanyak 51 annual report. Metode analisis data penelitian ini yaitu regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, dan governance committee, berperan positif terhadap publikasi sustainability report. Leverage, dewan direksi, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Saran untuk penelitian selanjutnya dengan memperhatikan kualitas isi pengungkapan dari publikasi sustainability report sesuai pedoman GRI. Selain itu sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari variabel atau mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti perubahan kurs tingkat bunga, atau tingkat inflasi untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. viii ABSTRACT Mulyaningsih, 2015. “ The Influence of Company Characteristics and Corporate Governance on Sustainability Report Disclosure on Mining Industry Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period of 2011-2013”. Final Project. Accounting Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si Keywords: Profitability, Leverage, Company Size, Board of Directors, Audit Committee, Governance Committee, Sustainability Report. Sustainability report is a voluntary report to present corporate responsibility on social, economy, and environment aspects. There are about 47.1% of the company's mining industry makes voluntary sustainability reporting. The purpose of this study was to determine the effect of profitability, leverage, size of the company, the board of directors, audit committee, and governance committee toward sustainability report publication. The population of the study is the entire mining industry companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. Using purposive sampling technique, the study collected data from 17 companies. There are 51 annual reports as unit of analysis in 2011-2013. This study used logistics regression as an analysis method. The results show that the variable profitability, firm size, and governance committee, contribute positively to the publication of sustainability report. Leverage, the board of directors and audit committee does not affect the sustainability report publication. Future research should pay attention to the quality of sustainability report disclosure based on GRI guidelines. And then use a different measurements as a proxy of variables or consider economic factors, such as exchange rate, interest rate, or the rate of inflation to produce better research. ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v PRAKATA ...................................................................................................... vi SARI ................................................................................................................ viii ABSTRACT..................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 9 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ....................................................................................... x 12 2.1.1. Teori Stakeholder ....................................................................... 12 2.1.2. Teori Legitimasi ........................................................................ 14 2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR) ...................................... 16 2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line........................... 17 2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) ..................................... 19 2.2.1. Definisi Sustainability Report ..................................................... 19 2.2.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report ................ 21 2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report ............................... 22 2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sustainability Report .................... 23 2.4. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 37 2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................. 41 2.6. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis .............................................. 42 2.6.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi Sustainability Report.......................................................................................... 42 2.6.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report .... 43 2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability Report ......................................................................................... 44 2.6.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi Sustainability Report.......................................................................................... 45 2.6.5. Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability Report.......................................................................................... 46 2.6.6. Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi Sustainability Report................................................................... xi 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 49 3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................. 49 3.3. Variabel Dependen ................................................................................ 51 3.3.1. Sustainability Report................................................................... 51 3.4. Variabel Independen ............................................................................... 52 3.4.1. Profitabilitas ................................................................................ 52 3.4.2. Leverage...................................................................................... 52 3.4.3. Ukuran Perusahaan...................................................................... 52 3.4.4. Dewan Direksi............................................................................. 53 3.4.5. Komite Audit............................................................................... 53 3.4.6. Governance Committee............................................................... 54 3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 57 3.6. Metode Analisis Data ............................................................................ 57 3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 58 3.6.2. Regresi Logistik .......................................................................... 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 64 4.1.1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 64 4.1.2. Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................. 72 4.1.3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model .................................. 76 4.1.4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ........................................... 78 4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian .......................................... 79 xii 4.2. Pembahasan ............................................................................................ 82 4.2.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi Sustainability Report .................................................................. 82 4.2.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report .................................................................. 83 4.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability Report .................................................................. 84 4.2.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi Sustainability Report .................................................................. 85 4.2.5. Pengaruh Komite Audit terhadap publikasi Sustainability Report .................................................................. 87 4.2.6. Pengaruh Governance Committee terhadap publikasi Sustainability Report .................................................................. BAB V 88 PENUTUP 5.1. Simpulan ................................................................................................ 90 5.2. Saran ...................................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93 LAMPIRAN .................................................................................................... 99 xiii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 38 Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel Penelitian ........................................... 50 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 55 Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Sustainability Report ................... 65 Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas .......................................... 66 Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Leverage ................................................ 67 Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan................................ 68 Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Direksi....................................... 69 Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Komite Audit......................................... 70 Tabel 4.7 Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee .............. 72 Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................... 73 Tabel 4.9 Iteration History............................................................................. 76 Tabel 4.10 Model Summary ............................................................................. 77 Tabel 4.11 Hosmer and Lemeshow Test .......................................................... 78 Tabel 4.12 Variables In The Equation ............................................................. 79 Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ....................................................... 81 xiv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Triple Bottom Line ....................................................................... 18 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 41 xv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Pedoman Dokumentasi .............................................................. 99 Lampiran 2 Data Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI 101 Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sampel ....................... 104 Lampiran 4 Daftar Perusahaan Sampel.......................................................... 108 Lampiran 5 Daftar Perusahaan Sampel Beserta Annual Report dan Sustainability Report .................................................................. 109 Lampiran 6 Pengukuran Sustainability Report ............................................. 113 Lampiran 7 Pengukuran Profitabilitas .......................................................... 115 Lampiran 8 Pengukuran Leverage ................................................................. 117 Lampiran 9 Pengukuran Ukuran Perusahaan ................................................ 119 Lampiran 10 Pengukuran Dewan Direksi ...................................................... 121 Lampiran 11 Pengukuran Komite Audit ....................................................... 123 Lampiran 12 Pengukuran Governance Committee ....................................... 125 Lampiran 13 Hasil Tabulasi Penelitian ......................................................... 127 Lampiran 14 Hasil Output SPSS 21.0 ........................................................... 129 xvi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan utama adalah mencari laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya guna mengembangkan kegiatan perusahaan menjadi lebih baik. Namun, perusahaan yang menjalankan aktivitas selain menghasilkan keuntungan juga harus membantu memecahkan masalah-masalah sosial terkait. Hal itu karena masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan lingkungan dan menuntut perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70% kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan (Bangkapos.com, 28 September 2012). Data Jatam menunjukkan sedikitnya aktivitas sepuluh perusahaan pertambangan diduga telah merusak dan mencemari sungai-sungai di Kalimantan, Jawa Timur, Papua, dan Sumatra Selatan. Lima di antaranya adalah perusahaan tambang berskala raksasa (Kabar24.com, 28 Mei 2012). Kasus lain adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang melakukan pembuangan tailing ke laut, aktivitas penambangan batubara yang dilakukan oleh PT CMS Kaltim Utama sebagai kontraktor dari PT Cahaya Energi Mandiri yang dinilai merugikan warga baik dari sisi moril maupun material (Mongabay.co.id 04 Februari 2014). Beberapa hal tersebut mengindikasikan kurangnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, serta informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi, 1 2 sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report. Sustainability report merupakan alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan (Jalal 2007). Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi. Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung dengan aspek lingkungan melabeli dirinya dengan gerakan menjaga kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di masa depan (Edward 2011). Kegiatan corporate social responsibility (CSR) didukung pemerintah dengan Perseroan menerbitkan Terbatas Undang-undang Nomor (PT) yang mengungkap 40 Tahun 2007 tentang berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya (Anke, 2009). Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan 3 tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak aktivitasnya. The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang telah dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009). Semakin meningkatnya jumlah organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan global yang mengadopsi G3 Guidelines. Perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan sustainability report berdasar G3 guidelines disyaratkan memenuhi tipe-tipe standar pelaporan, yakni: profil organisasi, indikator kinerja, dan pendekatan manajemen (GRI 2009B). Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan keuangan. Melalui sustainability report, kinerja perusahaan bisa langsung dinilai oleh pemerintah, masyarakat, organisasi lingkungan, media massa, 4 khususnya para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor (bank) tidak mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke, 2009). Menurut NCSR (2014), tercatat ada sekitar 42 perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan dengan mengacu pada standar pelaporan yang dikeluarkan oleh the Global Reporting Initiative (GRI). Bila dilihat berdasarkan sektor industri, pembuat laporan keberlanjutan oleh perusahaan dari sektor tambang masih relatif kecil. Masih banyak perusahaan tambang yang tidak membuat laporan keberlanjutan, padahal perusahaan dari sektor manufaktur, jasa dan perbankan sudah mulai membat laporan keberlanjutan. Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Perkembangan pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan masalah terkait risiko dan ancaman keberlanjutan dari hubungan sosial, lingkungan dan perekonomian (GRI, 2006). Pengungkapan laporan keberlanjutan (sustainability report) semakin mendapat perhatian dalam praktek bisnis global dan menjadi salah satu kriteria dalam menilai tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Para pemimpin perusahaan-perusahaan dunia semakin menyadari bahwa pengungkapan laporan yang lebih komprehensif (tidak hanya sekedar laporan keuangan) akan 5 mendukung strategi perusahaan. Selain itu dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap sustainable development (CSR Quest dalam Dilling, 2009). Publikasi sustainability report di Indonesia dan beberapa negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Di tengah sulitnya kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan tergoda untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Oleh karena itu, sustainability sebuah perusahaan “tidak hanya‟ terbatas pada memperhatikan dampak dari operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Sustainability harus menjadi bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan perancangan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global telah membuat masyarakat menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaanperusahaan yang mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari para konsumen, pekerja dan pihak regulator (Bary 2013). Meskipun demikian, minat perusahaan untuk mengungkapkan sustainability report tidak berkurang. Tuntutan masyarakat akan peran perusahaan dalam memberikan manfaat mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate governance) (Utama, 2006). Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di 6 Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru meskipun perkembangannya sudah mulai banyak. Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil yang tidak konsisten. Dilling (2009) menganalisis apakah terdapat perbedaan antara perusahaan yang mempublikasikan sustainabilty report dengan yang tidak, melalui karakteristik-karakteristik perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan dalam penelitian Dilling (2009) adalah tipe industri, kinerja keuangan, pertumbuhan jangka panjang, struktur modal, corporate governance, serta lokasi perusahaan-perusahaan didirikan. Hasil penelitian menunjukan perusahaan yang memiliki karakteristik profitabilitas yang tinggi, bergerak di sektor pertambangan, dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap pembuatan Sustainability Report. Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Yu Yi (2010) yang menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan, dan tipe industri terhadap publikasi Sustainability Report di Hongkong. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap publikasi sustainability report. Sedangkan profitabilitas, pertumbuhan, dan tipe industry berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report. 7 Berbeda dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa likuiditas, leverage, aktivitas, dan governance committee tidak berpengaruh pada publikasi Sustainability Report, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan dan corporate governance (komite audit dan dewan direksi) berpengaruh signifikan terhadap publikasi Sustainability Report. Luthfia (2012) melakukan penelitian dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan corporate governance. profitabilitas, likuiditas, Variabel leverage, kinerja dan keuangan aktivitas diproksikan perusahann. melalui Corporate governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Idah (2013), dimana variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan dan corporate governance. Variabel Corporate governance diproksikan melalui dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan governance committee. Karakteristik perusahaan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahan, dan ukuran perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa variabel dari penelitian independen dewan direksi, governance committee, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap 8 publikasi Sustainability Report dan variabel independen dewan komisaris, komite audit, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik meneliti kembali mengenai publikasi Sustainability Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih menggunakan sampel dari semua jenis perusahaan kecuali perusahaan keuangan sehingga hasilnya bersifat general dan tidak spesifik, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di BEI. Peneliti mengangkat sektor pertambangan karena sektor pertambangan berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang berhubungan erat dengan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi. Lingkungan bekas tambang tidak bisa dikembalikan seperti 100% lingkungan awal sebelum kegiatan pertambangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Reporting (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013)”. 9 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report? 2. Apakah Leverage berpengaruh negatif terhadap Publikasi Sustainability Report? 3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report? 4. Apakah Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Publikasi berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report? 5. Apakah Komite Audit Sustainability Report? 6. Apakah Governance Committee berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability Report? 10 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris dan menganalisis terhadap hal-hal berikut: 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report 2. Pengaruh Leverage terhadap Publikasi Sustainability Report 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Publikasi Sustainability Report 4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Publikasi Sustainability Report 5. Pengaruh Komite Audit terhadap Publikasi Sustainability Report 6. Pengaruh Governance Committee terhadap Publikasi Sustainability Report 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini dibagi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara empiris yaitu: 1.4.1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang akuntansi mengenai publikasi Sustainability Report. 1.4.2. Secara Empiris 1. Bagi perusahaan, dapat sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada stakeholders sehingga tercipta sustainability perusahaan dan dapat mempublikasikan sustainability report sebagai bahan evaluasi dan komunikasi kepada stakeholder. 11 2. Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada ukuran moneter saja. 3. Bagi pemerintah selaku regulator, sebagai bahan masukan terhadap efektivitas penerapan UU No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan di Indonesia. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder.Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial danintelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan, 2004). Menurut Gray, et al. (1995) kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya. Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait dengan aktivitas perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena tumbuh kembang perusahaan bergantung pada dukungan dari para stakeholder-nya, maka perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang bermanfaat 12 13 bagi stakeholder dalam mengambil keputusan. Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang pesat saat ini yaitu sustainability report. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) melalui sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Publikasi sustainability report yang bersifat sukarela merupakan kebijakan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan mengenai aktivitas perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya. Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya suatu perusahaan memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya. Di samping itu, perusahaan dengan struktur corporate governance yang baik, memilki kemungkinan besar untuk mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate governance, meliputi dewan direksi, komite audit, dan governance committee diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Pengaruh corporate governance dinilai mampu meningkatkan publikasi sustainability report yang berdasarkan pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, publikasi sustainability report sebagai salah satu bentuk perwujudan prinsip good corporate governance yaitu transparan dalam pengungkapan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder. 14 2.1.2. Teori Legitimasi Lindblom(1995) dalam Gray et al. (1995) menyatakan bahwa teori legitimasi merupakan suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di mana perusahaanmerupakan bagiannya. Ketika suatu perbedaan yang nyata atau yang potensial ada antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman terhadap legitimasi perusahaan. Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nlai masyarakat, legitimasi perusahaan akan berada pada posisi terancam (Lindbiom (dalam Ghozali dan Chariri, 2007)). Perbedaan yang terjadi ini antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering dinamakan ”legitimacy gap” dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Legitimacy gap menurut Wartol dan Mahon (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) dapat terjadi karena tiga alasan : 1. Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah; 2. Kinerja perusahaan tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan telah berubah; 15 3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi waktunya berbeda. Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan informasi lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran terhadap pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan, semakin mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena ukuran perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan ekonomi, lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai karakteristik perusahaan, maka semakin mungkin untuk melakukan pengungkapan sustainability report (Suryono dan Prastiwi, 2011). Perusahaan berusaha memonitor nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai sosial masyarakat dan mengidentifikasi kemungkinan munculnya gap tersebut. Walaupun perlu diingat keberadaan dan besarnya legitimacy gap bukanlah hal yang mudah untuk ditentukan. O’donovan (dalam Luthfia 2012) menyarankan ketika terdapat perbedaan, perusahaan harus mampu mengubah nilai sosial atau persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi. Jadi untuk mengurangi legitimacy gap, perusahaan harus mengidentifikasi aktivitas yang berada dalam kendalinya. Adapun cara atau media yang efektif untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat adalah dengan mempublikasikan sustainability report yang merepresentatifkan tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan. Perusahaan 16 yang terus berusaha untuk memperoleh legitimasi melalui pengungkapan, berharap pada akhirnya akan terus-menerus eksis. 2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja (Purwanto, 2011). 17 2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis dalam menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi, lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan (Akbar, 2008). Menurut Suryono (2011), di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang terkait dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti pemakaian prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan, maupun mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Elkington (1998) memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu: 1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, 2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat, serta 3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi. 18 Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.Konsep “3P” ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk segi tiga sebagai berikut : Corporate sustainability and the triple bottom line approach (Elkington, 1998) Gambar 2.1 Triple Bottom Line Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam 19 pencapaian tujuan ini (Commission on Environment and Development dalam GRI, 2006). 2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2.2.1. Definisi Sustainability Report Saat ini perusahaan secara sukarela mulai menyusun laporan setiap tahun yang dikenal dengan sustainability report yang dirintis dari konsep sustainable development. Menurut GRI (dalam Dilling, 2009) mendefinisikan sustainability report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Sustainability report merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006). Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menjelaskan manfaat yang didapat dari sustainability report antara lain : 1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi; 20 2. Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan loyalitas konsumen jangka panjang; 3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengelola risikonya; 4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi; 5. Sustainability report dapat mengembangkan dan menfasilitasi pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial; 6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk jangka panjang. 7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan bagaimanameningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan. Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. GRI membuat sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin KeuLSM, 2013). 21 2.2.2. Prinsip-Prinsip Pengungkapan Sustainability Report Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip - prinsip ini tercantumdalam GRI-G3 Guidelines, yaitu: a. Keseimbangan Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai secara keseluruhan kinerja dari perusahaan tersebut. b. Dapat dibandingkan Sustainability Report berisi isu dan informasi yang ada sebaiknya dipilih, dikompilasi, dan dilaporkan secara konsisten.Informasi tersebut harus disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu. c. Akurat Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat dan rinci sehingga memungkinkan stakeholder untuk menilai kinerja organisasi. d. Urut waktu Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder. e. Kesesuaian Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder. 22 f. Dapat dipertanggungjawabkan Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dengan tepat sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi. 2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report Pengungkapan standar dalam Sustainability Report menurut GRI-G3 Guidelines terdiri dari : a. Ekonomi Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. b. Lingkungan Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk di bumi, dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air. c. Hak Asasi Manusia Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan pemasok/kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. d. Masyarakat Memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya. 23 e. Tanggung jawab produk Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi dan pelabelan, pemasaran, dan privasi. f. Sosial Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan. 2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Publikasi Sustainability Report Adams (2002) dalam Setthasakko arreya (2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya telah dibagi menjadi tiga kategori: 1. Karakteristik Perusahaan Ukuran perusahaan dan kelompok industri muncul menjadi variabel penting yang mempengaruhi tingkat dan kualitas pengungkapan Umumnya, perusahaan besar, memiliki kinerja ekonomi yang baik dan beroperasi di industri lingkungan yang-sensitif lebih cenderung untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan. 2. Faktor Kontekstual Umum Sifat dan tingkat pengungkapan dipengaruhi adanya perbedaan di negaranegara, khususnya budaya, tingkat peraturan yang menuntut tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan kekuatan dari kelompok pengawas. Studi sebelumnya menemukan bahwa perusahaan memberikan laporan 24 keberlanjutan terutama untuk meringankan kekhawatiran dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain seperti kreditor dan pemegang saham. Pengungkapan lingkungan juga ditemukan meningkat seiring pemberitaan peristiwa lingkungan yang negatif atau terjadinya denda dan tuntutan hukum lembaga perlindungan lingkungan. 3. Faktor Kontekstual Internal Tidak banyak penelitian sebelumnya yang meneliti hal ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam literatur sebelumnya sampai saat ini adalah proses internal etika, sosial dan lingkungan pelaporan dan sikap terhadap pengaruh keefektifan pengungkapan, kualitas, kuantitas dan komprehensif pelaporan perusahaan (Adams, 2002). Selain itu, ada hubungan positif antara keberadaan komite pelaporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan sosial (Cowen et al, 1987). Berdasarkan grand theory dalam penelitian ini, yaitu teori stakeholder dan teori legitimasi, diikuti dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability Report yaitu : 1. Karakteristik Perusahaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), karakteristik adalah ciri- ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain. Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada 25 perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan perusahaan lain. Menurut Mirfazil dan Nurdiono (2007) dampak lingkungan perusahaan tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan yang menghasilkan dampak lingkungan hidup yang tinggi akan menuntut pemenuhan tangung jawab lingkungan yang tinggi pula. Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor kualitas pengungkapan (Lang and Lundholm, 1993 dalam Rosmasita, 2007). Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara entitas yang satu dengan yang lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan (size), leverage, basis perusahaan, jenis industri, serta profil dan karakteristik lainnya (Marwata, 2001). Berikut ini proksi karakteristik perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan publikasi Sustainability Report : a. Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan profit tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru, kemudian cenderung memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat profit yang tinggi akan menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan memerlukan 26 pengungkapan yang lebih luas dalam memenuhi kebutuhan informasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna (Suryono dan Prastiwi, 2011). Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak karena ingin menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan memiliki tingkat profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Beberapa pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas: 1. Laba Bersih atas Penjualan ( Net Profit Margin / NPM) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih. = Menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa perusahaan dikatakan baik jika NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya yakni di atas 20%. 2. Pengembalian Atas Total Aktiva ( Return On total Asset/ ROA) Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sebelum bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva. Rasio ini menilai menghasilkan laba. efektivitas dan intensitas aktiva dalam 27 ROA = EBIT Total Aktiva Menurut Kasmir (2002), rata-rata industry untuk ROA adalah 30%. Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas rata-rata industri. 3. Pengembalian Atas Total Ekuitas (Return On total Equity/ ROE ) Pengembalian ekuitas atas pemegang total ekuitas saham. dihitung Rasio ini dengan digunakan rata-rata untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia ROE = bagi pemegang saham. EAT Total Aktiva Menurut Kasmir (2002), perusahaan dikatakan baik jika ROE yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya yakni di atas 40%. b. Likuiditas Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009). Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena 28 ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. Rasio likuiditas yang sering digunakan: 1. Rasio Lancar (Current Ratio/ CR) Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya. CR = 2. Asset lancar Kewajiban lancar Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test ratio) Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2002). = c. Aktiva Lancar − Persediaan Kewajiban Lancar Leverage Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Tingkat 29 rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa mendatang (Anggraini, 2008). Menurut Belkoui dan Karpik (1989), keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan yang dapat menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan respon yang buruk bagi para stakeholder. Ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam menghitung leverage, yaitu: 1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva ( Debt to Asset Ratio/ DAR) Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva yang didanai dengan hutang. (DAR) = Total utang Total Aktiva 2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio /DER) Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan modal sendiri dalam menjamin hutang. 30 (DER) = Total utang Total Ekuitas 3. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned Ratio) Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan laba sebelum bunga dan pajak untuk membayar beban bunga. = d. EBIT Beban Bunga Aktifitas Perusahaan Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Tingginya rasio aktivitas perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu (Setiawan, 2005 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011). Semakin tinggi rasio mancerminkan semakin baik manajemen mengelola aktivanya, yang berarti semakin efektif perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan dalam pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk mencapai kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat. Kondisi keuangan yang semakin kuat merupakan cerminan upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencari dukungan stakeholder dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya 31 (Suryono dan Prastiwi, 2011). Aktivitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan bebarapa analisis rasio, yaitu: 1. Rasio Perputaran Persediaan (ITO = Inventory Turnover) Rasio perputaran persediaan atau Inventory turnover ratio mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. = 2. Penjualan ( Inventory ) Rasio Perputaran Total Aktiva ( TAT = Total Assets Turnover) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini menunjukan efektivitas dalam penggunaan rangka menghasilkan seluruh penjualan atau harta perusahaan menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. = Penjualan ( Total Aset ) 32 e. Ukuran Perusahaan Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya memiliki jumlah aktiva yang besar, penjualan besar, skill karyawan yang baik, sistem informasi yang canggih jenis produk yang banyak, struktur kepemilikan yang lengkap, sehingga memungkinkan dan membutuhkan tingkat pengungkapan secara luas (Luthfia 2012). Perusahaan besar mempunyai biaya informasi yang rendah, kompleksitas dan dasar kepemilikan yang lebih luas dibanding perusahaan kecil sehingga perusahaan besar cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas (Rosmasita dalam Suryono dan Prastiwi, 2011). Ukuran perusahaan sering diukur dengan menggunakan jumlah karyawan, nilai total aset, volume penjualan, dan penjualan bersih (Adikara, 2011). f. Tipe Industri Tipe industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu industri high- profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk dalam industri yang highprofile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan yang low-profile. Hal ini dikarenakan masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap industri high-profile karena kelalaian perusahaan dalam penanganan proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi masyarakat sehingga perusahaan lebih sensitif terhadap keinginan konsumen. 33 Sedangkan perusahaan yang low-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan lebih ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan. Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977) dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain. 2. Corporate Governance Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) mendefinisikan Corporate Governance dengan pencapaian keberhasilan usaha dan juga cara untuk memantau kinerja pencapaian sasaran keberhasilan usaha tersebut. Corporate Governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer (Rustiarini, 2012). Menurut Development), OECD (Organization corporate governance for Economic merupakan Cooperation suatu sistem and untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG). Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness. Lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance tersebut yang 34 akan dijabarkan sebagai berikut : 1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR. 2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. 4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Proksi Corporate Governance yang diduga memiliki hubungan dengan publikasi Sustainability Report: a. Komite Audit Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta 35 anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011). Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011). b. Dewan Komisaris Menurut Mulyadi (2002) dewan komisaris merupakan wakil dari para pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak di tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern. Teori Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam memonitor aktivitas manajemen. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar mengungkapkannya. c. Dewan Direksi 36 Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha. Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil keputusan (Fama dan Jensen, dalam Dilling, 2009). Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsifungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). d. Governance Committee Suryono governance (2011) suatu menjelaskan perusahaan dapat bahwa penciptaan diwujudkan good corporate salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya, merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-Undang SarbanesOxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan keuangan. Hidayah (2008) dalam Suryono (2011) menjelaskan 37 bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya mengambil enam variabel independen yaitu Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, Komite Audit, serta Governance Committee. Penelitian ini melanjutkan dari beberapa penelitian sebelumnya dengan beberapa perubahan dan eliminasi variable serta menggabungkan peneliti-peneliti Sustainability Report terdahulu berdasarkan research gap. 2.4 Penelitian Terdahulu Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru meskipun perkembangannya sudah mulai banyak. Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil 38 yang tidak konsisten. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan publikasi Sustainability Report yang akan diteliti, antara lain sebagai berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Dilling (2009) 2 Yu Yi (2010) Judul Sustainability Reporting: What Are The Characteristics Of Corporations That Provide High Quality Sustainability Reports. Variabel X1 :Sectors, Penelitian X2 : Long-Term Growth, X3 : Corporate Governance, X4 : Financial Performance, X5 : Locations Hasil Penelitian X3 dan X5 Tidak berpengaruh terhadap Publikasi Sustainability Report sedangkan X3, X4, dan X5 berpengaruh terhadap Publikasi Sustainability Report Research On X1 : Firm Size, X2, X4 dan X5 Sustainability X2 : Profitabilitas, Tidak Reporting In Hong X3 : Leverage berpengaruh Kong X4 : Growth terhadap Oportunities, publikasi Sustainability X5 : Industry Report sedangkan X1 dan X3 berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report 39 No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 3 Suryono (2011) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan corporate Governance Terhadap Praktik pengungkapan Sustainability Report X1 :Penelitian Profitabilitas, X2 : Likuiditas, X3 : Leverage X4 : Aktivitas Perusahaan, X5 : Ukuran Perusahaan X6 : Komite Audit X7 : Dewan Direksi X8 : Governance Committee X2, X3, X4, dan X8 Tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report sedangkan X1, X4, X5 dan X6 berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report 4 Khaula (2012) Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran perusahaan, Struktur Modal Dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability Report X1 : Profitabilitas, X2 : Likuiditas, X3 : Leverage X4 : Aktivitas Perusahaan, X5 : Total Aset X6 : Jumlah Karyawan X7 : Struktur Modal X8 : Komite Audit X9 : Governance Committee X1, X2, X4, X 7 dan X8 Tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report X3 berpengaruh negatif terhadap publikasi Sustainability Report sedangkan X5, X6, X9 dan X10 berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report 40 No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 5 Setthasakkoarreya (2013) Influence Factors To Develop Sustainability Report : A Case Study Of Thailand X1 :Penelitian Initiation from Company Chair/ Board of Directors/ Parent Company X2 : Supporting Organizational Design X3 : Attitudes Towards Social and Environmental Disclosure X1, X2, dan X3 berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report 6 Idah (2013) Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Dalam Pengungkapan Sustainability Report X1 : Dewan Komisaris, X2 : Komite Audit, X3 : Dewan Direksi X4 : Governance Comittee X5 : Profitabilitas X6 : Likuiditas X7 : Leverage X8 : Aktifitas Perusahaan X9 : Ukuran Perusahaan X1, X2, X6, X7, dan X8 Tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report sedangkan X3, X4, X5 dan X9 berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report 7 Shamil, dkk. (2014) The influence of board characteristics on sustainability reporting X1 : Board Size, X2 : Board Independence, X3 : Dual Leadership X4 : Board with female directors, X5 : Ethnically Diverse Boards X1 dan X3 Berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report X4 berpengaruh negatif terhadap publikasi Sustainability Report 41 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengungkapkan beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report, antara lain: profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dan governance committee. Berdasarkan uraian landasan teoritis, serta untuk pemahaman lebih baik mengenai variabel-variabel yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability Report, maka penelitian ini menggunakan model kerangka pemikiran sebagai berikut: Profitabilitas H1 (+) Leverage H2 (-) Ukuran Perusahaan Corporate Governance H3 (+) H4 (+) Publikasi Sustainability Report (Ukuran Dewan Direksi) H5 (+) Corporate Governance H6 (+) (Ukuran Komite Audit) Corporate Governance (Governance Committee) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 42 2.6 Pengembangan dan Perumusan Hipotesis 2.6.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham Mahmud dan Halim (2007) dalam Widianto (2011)). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui Sustainability report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam Sustainability report. Publikasi Sustainability report ini dilakukan dalam rangka pertanggungjawaban kepada stakeholder untuk mempertahankan dukungan mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Selain itu pengungkapan Sustainability report juga dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan para stakeholder, yang ingin memperoleh keyakinan tentang bagaimana profit dihasilkan perusahaan. Informasi ini terutama penting bagi stakeholder selain investor dan kreditor yang biasanya dimotivasi oleh kepentingan ekonomi atau financial. Beberapa hasil penelitian yang melihat hubungan atau pengaruh kinerja keuangan dengan atau terhadap pengungkapan menunjukkan dukungan atas logika di atas. Dilling (2009) menemukan hubungan positif antara laba dengan 43 pengungkapan Sustainability report. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut : H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report. 2.6.2 Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report Semakin tinggi tingkat leverage, maka akan ada kecenderungan perusahaan berusaha untuk melaporkan profitabilitasnya agar tetap tinggi. Hal ini dikarenakan, tingkat profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat sehingga dapat meyakinkan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari para stakeholder-nya. Bahkan, semakin tinggi tingkat leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit, sehingga akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Para stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik. Hal ini berarti, manajer perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan laporan sosial dan lingkungan). Pengungkapan informasi sosial dan lingkungan dapat dilakukan perusahaan salah satunya melalui pembuatan sustainability report. Informasi sosial lingkungan yang diberikan sebenarnya cenderung digunakan sebagai bentuk respon dari perusahaan atas tekanan, baik dari pemerintah ataupun publik agar 44 mengungkapkan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis yang telah dilakukan perusahaan (Guthrie dan Parker (1990) dalam Ghozali dan Chariri (2007)). Menurut Megginson (1997) dalam Widianto (2011) mengatakan leverage memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Hal ini diakibatkan karena struktur modal dengan pembiayaan utang, akan memperkecil tingkat profitabilitas yang dicapai, karena total modal yang relatif tinggi akan membawa biaya, yang berarti meningkatnya kesulitan keuangan. Sehingga perusahaan mengurangi pelaporan yang bersifat sukarela seperti halnya Sustainability report, karena pelaporan itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta biaya yang cukup besar. Oleh karena itu asumsi yang kedua dari penelitian ini yaitu : H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap publikasi Sustainability Report. 2.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability Report Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar perusahaan akan semakin berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas. Pengungkapan yang luas ini dimaksudkan untuk, antara lain: mendidik dan menginformasikan para stakeholder tentang tujuan atau maksud organisasi untuk meningkatkan kinerjanya; mengubah persepsi organisasi, tanpa mengubah kinerja aktual 45 organisasi; mengalihkan atau memanipulasi perhatian dari isu-isu penting ke isuisu lain yang berhubungan; atau mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja organisasi. Hal-hal tersebut dilakukan dalam rangka menyelaraskan aktivitas perusahaan dengan norma perilaku dalam sistem sosial masyarakat sebagai suatu wujud legitimasi perusahaan (Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Ghozali dan Chariri (2007)). Beberapa penelitian sebelumnya Dilling (2009) dan Suryono (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Sustainability report. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan Sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report. 2.6.4 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap publikasi Sustainability Report Keefektifan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan 46 direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan kinerjanya. Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) juga berhasil menemukan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H4 : Dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report. 2.6.5 Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability Report Komite audit merupakan salah satu dewan pengawasan dari sistem corporate governance. Komite audit memiliki peran yang penting dalam mengkoordinasikan anggota-anggotanya agar dapat menjalankan tugas secara efektif dalam hal pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan pelaksanaan GCG perusahaan (Luthfia, 2012). Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Semakin berkualitas komite audit, maka 47 mereka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan informasi dan apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas (Suryono dan Prastiwi, 2011). Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa komite audit yang diproksikan dengan jumlah rapat berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Sustainability Report. Merujuk pada teori stakeholder, perusahaan ingin memenuhi harapan para stakeholder dengan membuat Sustainability Report yang mendeskripsikan mengenai aktivitas perusahaan dibidang sosial dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, komite audit dibentuk untuk membantu manajemen dalam mempublikasikan sustainability report yang sangat dibutuhkan oleh stakeholder untuk mendapat legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut : H5 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report. 2.6.6 Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi Sustainability Report Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota governance committee yang berkompeten dan berkualitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dilling (2009), menunjukkan bahwa governance committee berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Luthfia 48 (2012) mengemukakan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam pencapaian good corporate governance, maka governance committee sebagai komite penunjang pelaksanaan good corporate governance maka komite ini dapat merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H6 : Governance committee berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan industri pertambang dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 .Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan berasal dari annual report dan sustainability report perusahaan di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Sumber-sumber data dapat diperoleh di website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website resmi perusahaan. 3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 44 perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2013. Sampel adalah bagian dari elemen–elemen populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002:115). Teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. 49 50 Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di BEI. 2. Perusahaan Industri Pertambangan yang menerbitkan laporan tahunan di BEI untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011-2013. 3. Perusahaan Industri Pertambangan yang mempublikasikan Sustainability Report terpisah dari annual report untuk variable dummy 1. 4. Perusahaan Industri Pertambangan yang menampilkan data secara lengkap untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan Corporate Governance terhadap publikasi Sustainability Report. Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel penelitian Identifikasi perusahaan Jumlah Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di Jumlah 44 BEI periode tahun 2011-2013 Jumlah Perusahaan yang tidak menerbitkan annual report (15) berturut-turut di BEI Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap (12) Jumlah sampel perusahaan industry pertambangan yang dapat 17 dianalisis dalam penelitian ini. Tahun pengamatan (tahun) 3 Jumlah sampel total dalam penelitian (unit analisis) 51 Sumber : data sekunder yang diolah, 2014 51 3.3. Variabel Dependen 3.3.1. Sustainability Report Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan Sustainability report oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Sustainability report juga digunakan oleh institusi pemerintah misalnya dari pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas kinerja perusahaan terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi.Seperti halnya di Indonesia, peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam aturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Undang-undang nomor 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.Pengungkapan laporan keberlanjutan dalam aturan yang telah ditetapkan berupa laporan yang berdiri sendiri, meskipun masih banyaknya pengimplementasian CSR yang diungkapkan bersamaan dengan laporan tahunan suatu perusahaan (Widianto, 2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan publikasi Sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi Sustainability report. 52 3.4. Variabel Independen 3.4.1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Mahmudah dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) : ROA = 3.4.2. Leverage EBIT Total Aktiva Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi. Rasio leverage menggambarkan kontribusi pemilik (pemodal atau pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor. Penelitian ini menggunakan rasio Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur leverage : (DER) = 3.4.3. Ukuran Perusahaan Total utang Total Ekuitas Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dari jumlah karyawan, total aktiva, total penjualan, atau peringkat indeks (Hackston dan Milne (1996) dalam Ratnasari (2011)). Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan adalah 53 nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan karena ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total asset perusahaan pada neraca akhir tahun. = log 3.4.4. Dewan Direksi Realisasi perencanaan tertulis yang jelas mengenai tanggung jawab perusahaan dapat dipublikasikan melalui Sustainability report. Sustainability report merupakan laporan yang lebih menunjukkan keseriusan perusahaan untuk membuktikan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan dikarenakan terpisah dari annual report. Selain itu dewan direksi merupakan salah satu komponen dalam mewujudkan GCG sehingga dewan direksi perlu mempublikasikan informasi mengenai tanggung jawab sesuai dengan salah satu prinsip GCG yaitu accountability. Variabel Dewan Direksi diukur dengan melihat frekuensi rapat selama periode 1 tahun, dapat dilihat dalam laporan tahunan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011) 3.4.5. Komite Audit Menurut Jati (dalam Suryono, 2011), komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan 54 audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Variabel ini diukur dengan melihat frekuensi rapat antara anggota komite audit. Frekuensi rapat akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota komite audit untuk mewujudkan good corporate governance. 3.4.6. Governance Committee Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate governance. Governance Committee diukur dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang sudah membentuk governance committee, dan 0 untuk perusahaan belum membentuk governance committee. Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: 55 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian No 1. Nama Variabel Dependen: Definisi Pengukuran Variabel Skala Operasional Data Laporan mengenai Nilai 1 untuk Nominal Publikasi dampak Sustainability lingkungan, Report sosial yang disajikan sustainability ekonomi, perusahaan yang dan mempublikasikan report terpisah dari laporan dan 0 untuk perusahaan keuangan dan yang laporan tahunan. tidak mempublikasikan sustainability report. Ya=1 Tidak=0 2. Leverage Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam (DER) = Total utang Total Ekuitas Rasio memenuhi kewajiban jangka panjang 3. Ukuran Ukuran perusahaan Nilai log of total asset Rasio Perusahaan merupakan ukuran yang dimiliki mengenai besar masing-masing kecilnya suatu perusahaan oleh perusahaan. 4. Dewan Dewan direksi Frekuensi rapat Direksi merupakan bagian yang dewan direksi perseroan bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk Rasio 56 No Nama Variabel Definisi Operasional kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili Pengukuran Variabel Skala Data perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan peraturan perundangundangan 5. Komite Audit komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi Frekuensi rapat komite audit Rasio 57 No 6. Nama Variabel Governance Definisi Operasional Komite yang terdiri Pengukuran Variabel Committee dari Tidak=0 beberapa Ya=1 Skala Data Nominal anggota dewan direksi 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2011-2013 yang diterbitkan di BEI. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan acuan dalam penelitian ini. Data penunjang lainnya diperoleh melalui website masing-masing perusahaan. 3.6. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan SPSS 21. Dalam analisis regresi logistik, tidak memerlukan uji asumsi klasik (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih 58 karena dalam penelitian ini variabel bebas merupakan campuran antara variable metric dan non-metric, dan variabel terikat merupakan variable dichotomous yaitu bersifat dummy (mempublikasikan Sustainability report atau tidak mempublikasikan Sustainability report). 3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel statistik deskriptif menunjukkan nilai mean, nilai minimal dan maksimal serta standar deviasi semua variabel tersebut. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata serta untuk mengidentifikasi dengan standar ukuran dari setiap variabel. Governance committee dan sustainability report tidak diikutsertakan dalam perhitungan descriptive statistics karena variabel-variabel tersebut memiliki skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori atau kelompok. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsic. Oleh karena itu, tidak tepat apabila menghitung nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2011). Jadi, uji statistik yang sesuai dengan skala nominal mendasarkan counting, seperti modus dan frekuensi adalah uji statistik yang 59 3.6.2. Regresi Logistik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh karakteristik perusahaan (profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan) dan corporate governance (dewan direksi, komite audit, governance committee) terhadap publikasi sustainability report. Alat analisis regresi yang digunakan jika variabel terikat merupakan skala nominal adalah regresi logistik. Regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada variabel dependent-nya (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih karena penelitian ini memiliki variabel dependent yang dichotomous (Subramaniam dalam Suryono, 2011) dan variabel independen yang bersifat kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan dalam model merupakan variabel dichotomous, karena perusahaan diklasifikasikan sebagai peusahaan yang mempublikasikan sustainability report atau tidak mempublikasikan sustainability report. Variabel independen atau veriabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yang bersifat metrik adalah tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, dan frekuensi rapat antara anggota komite audit. Variabel independen atau variabel bebeas yang digunakan dalam penelitian ini yang bersifat non-metric adalah ada tidaknya pembentukan governance committee yang juga merupakan variabel dichotomous (perusahaan membentuk governance committee dan perusahaan tidak membentuk governance committee). 60 Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah ada sebelumnya, maka model persamaan regresi logistik yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu : Logit (KODE) = α + β1 (ROA) - β2 (DER) + β3 (LNTA)+ β4 (DD) + β5 (KA) + β6 (GC) Keterangan: Logit (KODE) = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah membuat Sustainability report (nilai 1) dan yang tidak (nilai 0). a = Konstanta ROA = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan ROA. DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan DER. LNTA = Total asset yang diproksikan melalui log total asset. DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui frekuensi rapat Dewan Direksi. KA = Komite Audit yang diproksikan melalui frekuensi rapat Komite Audit. GC = Variabel dummy, keberadaan governance committee (nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan nilai 0 untuk yang tidak memiliki governance committee/komite GCG). Hasil output SPSS yang diperoleh, akan dilakukan analisis pengujian model regresi logistik melalui beberapa tahapan. Tahapan - tahapan tersebut : 1. Menilai Model Regresi Regresi logistik merupakan regresi yang telah mengalami modifikasi, sehingga karakteristik yang ada juga tidak sama lagi dengan 61 model regresi sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan signifikansi juga berbeda dengan regresi berganda, yaitu kesesuaian model (goodness of fit) dengan dilihat dari R2 ataupun F test. Penilaian model regresi logistik dilihat dengan pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk melakukan penilaian mengenai model yang dihipotesiskan agar data empiris sesuai atau cocok dengan model. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test statistic sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan observasinya. Dengan demikian, model Goodnes Fit tidak baik, karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2011). Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : Ho = Model yang dihipotesiskan fit dengan data. H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. 2. Menilai Overall Model Fit Menilai keseluruhan model (overall model fit) dengan menggunakan Log Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number=0), model ini hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Pada bagian 62 selanjutnya yaitu Block Number=1, model memasukkan konstanta dan variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL Block Number=0 > dari pada nilai Block Number=1, maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likehood pada regresi logistik, mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, hal ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.. 3. Menguji Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mampu memberikan peran variabel terikat. Menurut Metallia (Suryono, 2011) menyatakan bahwa koefisien regresi ditentukan sebagai analisis pengujian hipotesis dengan beberapa kriteria, yaitu: a. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5%, maka ada peluang sekitar 95% yakin bahwa keputusannya tepat. Pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5 % hipotesis diterima, berarti hipotesis memiliki probabilitas kesalahan 5% (0,05). b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada nilai pvalue: 1) Jika p-value lebih besar daripada (α) maka hipotesis ditolak, hal tersebut berpengaruh perusahaan. berarti variabel tersebut tidak terhadap publikasi sustainability report oleh 63 2) Jika p-value lebih kecil daripada (α) maka dapat disimpulkan hipotesis diterima berpengaruh yang berarti variabel tersebut terhadap publikasi sustainability report oleh suatu perusahaan. 90 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report artinya perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan mendorong para manajer melakukan publikasi informasi yang lebih untuk meyakinkan investor dan kreditor terhadap profitabilitas perusahaan termasuk publikasi sustainability report. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan variabel leverage tidak berpengaruh negative terhadap publikasi sustainability report. Tidak adanya pengaruh Leverage terahadap publikasi Sustainability Report kemungkinan disebabkan perusahaan yang memiliki leverage tinggi cenderung akan mengurangi biaya-biaya pelaporan sukarela termasuk biaya mempublikasikan sustainability report. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga, Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report artinya semakin besar suatu perusahaan, maka akan semakin mendapat perhatian dari stakeholder. Dalam hal tersebut, 90 perusahaan berupaya para untuk 91 mendapatkan legitimasi dari para stakeholder dengan mengungkapakan informasi yang lebih, baik bersifat wajib maupun sukarela. 4. Hasil pengujian hipotesis keempat, dewan direksi tidak berpengaruh positif terhadap publikasi sustainanbility report. Tidak adanya pengaruh dewan direksi terhadap publikasi sustainability report diindikasikan disebabkan frekuensi rapat antara anggota dewan direksi tidak mencerminkan adanya komunikasi yang baik dalam hal keterbukaan informasi mengenai sustainability report. Indikasi yang kedua, pihak manajemen (direksi) lebih mementingkan kepentingan pemegang saham daripada tujuan perusahaan yang berdampak tidak maksimalnya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. 5. Hasil pengujian hipotesis kelima, komite audit tidak berpengaruh positif terhadap publikasi sustainability report. Tidak adanya pengaruh komite audit terhadap publikasi sustainabilitiy report diindikasikan disebabkan dalam setiap pertemuan rapatnya komite audit lebih fokus hanya pada kualitas laporan keuangan daripada sustainability report yang masih bersifat voluntary. 6. Hasil pengujian hipotesis keenam, governance committee berpengaruh positif terhadap publikasi sustainability report artinya governance committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk melakukan pengungkapan sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah satu prinsip good corporate governance yaitu transparency. 92 5.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah Evaluasi efektifitas pelaksanaan Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dimana selain perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan, tetapi perusahaan juga harus membuat dan mempublikasikan atau mengungkapkan laporan keberlanjutan (sustainability report). 2. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Melakukan pelatihan atau seminar bagi para direksi perusahaan karena sustainability report pada saat sekarang ini menempati posisi yang sama pentingnya juga dengan pengungkapan informasi seperti yang diungkapkan dalam laporan keuangan. 3. Akademisi Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kualitas isi pengungkapan dari publikasi sustainability report sesuai standar pelaporan keberlanjutan atau pedoman Global Reporting Initiatives (GRI). Selain itu sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari variabel atau mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti tingkat inflasi, tingkat bunga, atau perubahan kurs untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik. 93 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Gita Nuurismaila. 2008. Pengungkapan Sustainability Report Tahun 2006 pada Enam Perusahaan di Industri Pertambangan. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 03 Desember 2014. Alwi,Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka Anke, Fri Medistya. 2009. “ Analisis Penerapan Sustainability Report Berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) pada PT Semen Gresik (Persero), Tbk”. Diakses tanggal 03 November 2014. Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding Seminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta. 9 Juni 2007. Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Proceeding Seminar Nasional manajemen SMART. Universitas Kristen Maranatha Bandung. 3 Maret 2007. (Online) at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal 03 November 2014. Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Internet Financial and Sustainability Reporting. Dalam Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2008. STIE Perbanas Surabaya. Surabaya. On line at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal 03 November 2014. Adikara, Yoga Nata. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi Akuntansi. UNDIP Adimulya. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Asing terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Admin KeuLSM, “Ekonomi & Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting”, http://keuanganlsm.com/article/umum/tentang-sustainabilityreporting/. 6 Mei 2013. Diakses tanggal 3 November 2014 94 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Peraturan Bapepeam-LK No.IX.I.5 dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep643/BL/20012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. BangkaPos.com. 2012. 70 persen Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang. Jumat, 28 September 2012. http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang. Diakses tanggal 3 November 2014 Bary, Xavier. 2013 “Mengapa Bisnis Perlu Menerapkan Sustainability”, Diambil dari www.painternational.org/pa.../Article%20Sustainability%20(BHS).doc. Diakses tanggal 3 November 2014 Belkaoui, A. and Karpik, P.G. (1989), “Determinants Of The Corporate Decision To Disclose Social Information”, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 2 No. 1, pp. 36-51. Brigham dan Houston, “Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Chariri, A dan Nugroho, Firman Aji, “Retorika dalam Pelaporan CSR: Analisis Semiotik Atas Sustainability Reporting PT. Aneka Tambang Tbk” Dilling, “Sustainability Reporting In A Global Context: What Are The Characteristics Of Corporatons That Provide High Quality Sustainability Reports- An Empirical Analysis”, dalam International Business & Economics Research Journal. Vol.9, No.1., New York Institute of Technology, Canada, 2009. Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Australia: McGraw-Hill. Edward. 2011. Curhat Sang Menteri: Dari Lingkungan Rusak Hingga CSR yang Disembunyikan. On line at news.bisnis.com. Diakses tanggal 3 November 2014 Elkington, John. (1998). Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Capstone, Oxford. Dalam http://books.google.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014. Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”, Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. 95 Ghozali Imam, dan A Chariri.2007.“Teori Akuntansi”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Global Report Initiative, “Sustainability Reporting Guideliness, Version 3.0”, Netherland, 2006. GRI 2009B. 2009. Briefing paper : Sustainability Reporting 10 Years on. Dalam http://www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 3 November 2014. Gray, R.H., Kouhy, R., and Lavers, S. 1995a. Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of the Litertaure and a Longitudinal Study of UK Disclosore. Accounting, Auditing, and AccountabilityJournal, Vol. 8 No. 2, pp. 47-77. Hackston, David and Markus J. Milne, 1996. “Some Determinants of Social an Environmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100. Hidayah, Erna. 2008. “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di BEJ”. dalam Jurnal Akuntansi. Vol.12,No.1,Juni 2008:5364. Idah. 2013. “ Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan dalam pengungkapan Sustainability Reporting”. Dalam Acoountig Analysis Journal Vol.2, No. 3, Juni:2013. Indriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Jalal. 2007. Tentang Laporan Keberlanjutan Perusahaan, Lingkar Studi CSR. Jakarta, on line at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 3 November 2014 Kabar24.com. 2012. 5 Raksasa Tambang Rusak sungai Indonesia. Senin, 28 Mei 2012.http://www.kabar24.com/nasional/read/20120528/9/38122/5-raksasatambang-rusak-sungai-indonesia. Diakses tanggal 3 November 2014 Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR”, Media Riset Akuntansi, Vol.2, No.1. Februari 2012. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja Grafindo Persada 96 ______. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance. Jakarta: KNKG. Lasmaria. 2013. Pengaruh Stakeholder Enggagement terhadap Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Luthfia, Khaula. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Siposium Nasional Akuntansi IV. Meek, Gary K., Clare B. Robert, dan Sidney J. Gray, 1995. Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosures by U. S., U. K., and Continental European Multinational Corporations. Journal of International Business Studies, Vol. 26, Third Quarter, h:555-572. Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. “Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Publik di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.12, No.1, Januari 2007. Mongabay.co.id. 2014. Limbah Tambang Rusak Lingkungan, Warga Desak Pemkot Samarinda. Senin, 24 Februari 2014. http://www.mongabay.co.id/2014/02/24/limbah-tambang-rusaklingkungan-warga-desak-pemkot-samarinda/. Diakses 3 November 2014 Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat. Munawir. 2005. Analisa laporan keuangan. Liberty, Yogyakarta. NCSR. 2014. Sustainabiliity Reports by Company. http://isra.ncsrid.org/category/sustainability-reports/by-company/ Diakses tanggal 3 November 2014 Organization for Economic Co-operation and Development. 2004. OECD Principles of Corporate Governance. Paris: OECD Publication Service. 97 Purwanto,Agus, “Pengaruh tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, terhadap CSR. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol 8 No.1, November 2011 Puspitaningrum. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap pengungkapan internet financial and Sustainability Reporting (IFSR). Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unibraw. Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Dalam Sustainability Report. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Rosmasita, Hardhina. 2007.“Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEJ“. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta. Rustiarini, Ni Wayan. 2012. Komite Audit dan Kualitas Audit: Kajian Berdasarkan Karakteristik, Kompetensi, dan Aktivitas Komite Audit. Jurnal Universitas Mahasaraswati Denpasar Sembiring, E. R. 2005.Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15–16 September 2005. Setthasakko -arreya, Napphasom dan Watchaneeporn. 2013. Influence Factors to Develop Sustainability Report: A Case Study of Thailand. Proceedings of 8th Annual London Business Research Conference Imperial College, London, UK, 8 - 9 July, 2013 Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governnce Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report. Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 21-22 Juli 2011. Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 (http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%2020072 0Perseroan%20Terbatas.pdf) Diakses 3 November 2014. Utama. 2006. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 3. 98 Widianto, Hari Suryono, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability Report”, 2011. Wijayanti, Valentina. 2011. “Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR Disclosure)”, http://www.lib.stekpi.ac.id. Diakses 4 Desember 2014. Wahyuningtyas dan Nughrahanti, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan CSR”, 2012. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005. Corporate Social Responsibility. http://www.wbcsd.org/Pages/eNews/eNewsDetails.aspx?ID Diakses 3 November 2014. Yu Yi, Tang Fuk dan Chan Ka. 2010. Research on Sustainability Reporting in Hongkong. Hongkong Baptist University. 99 LAMPIRAN 1 PEDOMAN DOKUMENTASI Nama Perusahaan : Kode Perusahaan : Sektor Industri : Tanggal Listing : Publikasi Sustainability Report: NO 1 ANNUAL REPORT Profitabilitas EBIT Total aktiva Leverage 3 ROA DER Total Kewajiban Total Ekuitas Ukuran Perusahaan 4 Total Aset Dewan Direksi Frekuensi Rapat Dewan Direksi TIDAK TAHUN DATA 2 YA 2011 2012 2013 100 NO 5 ANNUAL REPORT Komite Audit Frekuensi Rapat Komite Audit 6 Governance Committee YA TIDAK Keterangan : ROA : Return On Assets EBIT : Earnings Before Interst and Tax DER TAHUN DATA : Debt to Equity Ratio 2011 2012 2013 101 LAMPIRAN 2 Daftar Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI NO NAMA KODE Sektor Industri Tanggal Listing 1 Adaro Energy Tbk ADRO Pertambangan Batubara 16/07/08 2 Aneka Tambang (Persero) ANTM Pertambangan 27/11/97 Tbk Logam&Mineral 3 Atlas Resources tbk ARII Pertambangan Batubara 08/11/11 4 ATPK Resources Tbk ATPK Pertambangan Batubara 17/04/02 5 Baramulti Suksessarana BSSR Pertambangan Batubara 08/11/12 Tbk 6 Bayan Resources Tbk BYAN Pertambangan Batubara 12/08/08 7 Benakat Integra Tbk BIPI Pertambangan 11/02/10 Minyak&Gas Bumi 8 Berau Coal Energy Tbk BRAU Pertambangan Batubara 19/08/10 9 Borneo Lumbung Energi BORN Pertambangan Batubara 26/11/10 & Metal Tbk 10 Bumi Resources Tbk BUMI Pertambangan Batubara 30/07/90 11 Central Omega Resources DKFT Pertambangan 21/11/97 Tbk 12 Cita Mineral Investindo Logam&Mineral CITA Tbk 13 Citatah Tbk Pertambangan 20/03/02 Logam&Mineral CTTH Pertambangan Batu- 07/03/96 batuan 14 Citra Kebun Raya Agri CKRA Tbk Pertambangan 19/05/99 Logam&Mineral 15 Darma Henwa Tbk DEWA Pertambangan Batubara 26/09/07 16 Delta Dunia Makmur Tbk DOID Pertambangan Batubara 15/06/01 17 Elnusa Tbk ELSA Pertambangan 06/02/08 102 NO NAMA KODE Sektor Industri Tanggal Listing Minyak&Gas Bumi 18 Energi Mega Persada Tbk ENRG Pertambangan 07/06/04 Minyak&Gas Bumi 19 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO Pertambangan Batubara 09/07/09 20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT Pertambangan Batubara 29/02/00 21 Golden Energy Mines Tbk GEMS Pertambangan Batubara 17/11/11 22 Harum Energy Tbk HRUM Pertambangan Batubara 06/10/10 23 Indo Tambangraya Megah ITMG Pertambangan Batubara 18/12/07 CPDW Pertambangan Batubara 20/06/11 PSAB Pertambangan 01/12/07 Tbk 24 Indo Setu Batubara Resources Tbk 25 J Resources Asia Pasific Tbk 26 Medco Energi Logam&Mineral MEDC International Tbk 27 Mitra Investindo Tbk Pertambangan 12/10/94 Minyak&Gas Bumi MITI Pertambangan Batu- 16/07/97 batuan 28 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP Pertambangan Batubara 10/07/14 29 Perdana Karya Perkasa PKPK Pertambangan Batubara 11/07/07 30 Petrosea Tbk PTRO Pertambangan Batubara 21/05/90 31 Radiant Utama Interinsco RUIS Pertambangan 12/07/06 Tbk 32 Ratu Prabu Energi Tbk Minyak&Gas Bumi ARTI Pertambangan 30/04/03 Minyak&Gas Bumi 33 Resource Alam Indonesia KKGI Pertambangan Batubara 01/07/91 Tbk 34 Samindo Resources Tbk MYOH Pertambangan Batubara 27/07/00 35 SMR Utama Tbk SMRU Pertambangan 10/10/11 103 NO NAMA KODE Sektor Industri Tanggal Listing Logam&Mineral 36 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA Pertambangan 01/02/12 Minyak&Gas Bumi 37 Tambang Batubara Bukit PTBA Pertambangan Batubara 23/12/02 TINS Pertambangan 19/10/95 Asam Tbk 38 Timah (Persero) Tbk Logam&Mineral 39 Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA Pertambangan Batubara 06/12/12 40 Vale Indonesia Tbk INCO Pertambangan 16/05/90 Logam&Mineral 41 Exploitasi energi CNKO Indonesia Tbk 42 Sigmagold Inti Perkasa Sugih Energy Tbk 20/11/01 batuan TMPI Tbk 43 Pertambangan Batu- Pertambangan 26/11/95 Logam&Mineral SUGI Pertambangan 19/06/02 Minyak&Gas Bumi 44 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX Pertambangan Minyak&Gas Bumi 07/10/02 LAMPIRAN 3 Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sebagai Sampel NO NAMA Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap KODE Sustainability atau tidak dapat 2011 2012 Report 2013 dianalisis 1 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX v v 2 Atlas Resources tbk ARII v v 3 ATPK Resources Tbk ATPK v v 4 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR v 5 Benakat Integra Tbk BIPI v 6 Borneo Lumbung Energi & BORN v v v v 104 NO NAMA Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap KODE Sustainability atau tidak dapat 2011 2012 2013 Report dianalisis Metal Tbk 7 Cita Mineral Investindo Tbk CITA v v 8 Citra Kebun Raya Agri Tbk CKRA v v 9 Delta Dunia Makmur Tbk DOID v 10 Exploitasi Energi Indonesia CNKO v v v v Tbk 11 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO v 12 Golden Eagle Energy Tbk SMMT v 13 Golden Energy Mines Tbk GEMS v v 14 Harum Energy Tbk HRUM v v v 105 NO NAMA Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap KODE Sustainability atau tidak dapat 2011 2012 2013 Report dianalisis 15 J Resources Asia Pasific Tbk PSAB v v 16 Mitra Investindo Tbk MITI v v 17 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP v 18 Perdana Karya Perkasa PKPK v 19 Radiant Utama Interinsco RUIS v ARTI v KKGI v v MYOH v v v v v v v v v Tbk 20 Ratu Prabu Energi Tbk 21 Resource Alam Indonesia v Tbk 22 Samindo Resources Tbk 106 NO NAMA Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap KODE Sustainability atau tidak dapat 2011 2012 2013 Report dianalisis 23 Sigmagold Inti Perkasa Tbk TMPI v 24 SMR Utama Tbk SMRU v v 25 Sugih Energy Tbk SUGI v v 26 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA v v 27 Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA v v 27 7 Jumlah v v 5 3 17 107 108 LAMPIRAN 4 PERUSAHAAN SAMPEL (Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013) NO NAMA PERUSAHAAN KODE 1 Adaro Energy Tbk ADRO 2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 3 Bayan Resources Tbk BYAN 4 Berau Coal Energy Tbk BRAU 5 Bumi Resources Tbk BUMI 6 Central Omega Resources Tbk DKFT 7 Citatah Tbk CTTH 8 Darma Henwa Tbk DEWA 9 Elnusa Tbk ELSA 10 Energi Mega Persada Tbk ENRG 11 Perdana Karya Perkasa PKPK 12 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 13 Medco Energi International Tbk MEDC 14 Petrosea Tbk PTRO 15 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 16 Timah (Persero) Tbk TINS 17 Vale Indonesia Tbk INCO LAMPIRAN 5 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL BESERTA ANNUAL REPORT DAN SUSTAINABILITY REPORT 1 Kode Perusahaan ADRO 2 ANTM 2011 V V 3 BYAN 2011 V - 4 BRAU 2011 V - 5 BUMI 2011 V - 6 DKFT 2011 V - 7 CTTH 2011 V - 8 DEWA 2011 V - 9 ELSA 2011 V - 10 ENRG 2011 V - 11 PKPK 2011 V - 12 ITMG 2011 V V 13 MEDC 2011 V V No 2011 Perusahaan yang mempublikasikan Annual Report di Bursa Efek Indonesia V Perusahaan yang mempublikasikan SustainabilityReport V Tahun 109 14 Kode Perusahaan PTRO 15 PTBA 2011 V V 16 TINS 2011 V V 17 INCO 2011 V - 18 ADRO 2012 V V 19 ANTM 2012 V V 20 BYAN 2012 V - 21 BRAU 2012 V - 22 BUMI 2012 V - 23 DKFT 2012 V - 24 CTTH 2012 V - 25 DEWA 2012 V - 26 ELSA 2012 V - 27 ENRG 2012 V - 28 PKPK 2012 V - 29 ITMG 2012 V V 30 MEDC 2012 V V No 2011 Perusahaan yang mempublikasikan Annual Report di Bursa Efek Indonesia V Perusahaan yang mempublikasikan SustainabilityReport V Tahun 110 31 Kode Perusahaan PTRO 32 PTBA 2012 V V 33 TINS 2012 V V 34 INCO 2012 V - 35 ADRO 2013 V V 36 ANTM 2013 V V 37 BYAN 2013 V - 38 BRAU 2013 V - 39 BUMI 2013 V - 40 DKFT 2013 V - 41 CTTH 2013 V - 42 DEWA 2013 V - 43 ELSA 2013 V - 44 ENRG 2013 V - 45 PKPK 2013 V - 46 ITMG 2013 V V 47 MEDC 2013 V V No 2012 Perusahaan yang mempublikasikan Annual Report di Bursa Efek Indonesia V Perusahaan yang mempublikasikan SustainabilityReport V Tahun 111 48 Kode Perusahaan PTRO 49 PTBA 2013 V V 50 TINS 2013 V V 51 INCO 2013 V V No 2013 Perusahaan yang mempublikasikan Annual Report di Bursa Efek Indonesia V Perusahaan yang mempublikasikan SustainabilityReport V Tahun 112 113 LAMPIRAN 6 PENGUKURAN SUSTAINABILITY REPORT 1 Kode Perusahaan ADRO 2011 YA=1 TIDAK=0 1 2 ANTM 2011 1 3 BYAN 2011 0 4 BRAU 2011 0 5 BUMI 2011 0 6 DKFT 2011 0 7 CTTH 2011 0 8 DEWA 2011 0 9 ELSA 2011 0 10 ENRG 2011 0 11 PKPK 2011 0 12 ITMG 2011 1 13 MEDC 2011 1 14 PTRO 2011 1 15 PTBA 2011 1 16 TINS 2011 1 17 INCO 2011 0 18 ADRO 2012 1 19 ANTM 2012 1 20 BYAN 2012 0 21 BRAU 2012 0 22 BUMI 2012 0 23 DKFT 2012 0 24 CTTH 2012 0 No Tahun 114 25 Kode Perusahaan DEWA 2012 YA=1 TIDAK=0 0 26 ELSA 2012 0 27 ENRG 2012 0 28 PKPK 2012 0 29 ITMG 2012 1 30 MEDC 2012 1 31 PTRO 2012 1 32 PTBA 2012 1 33 TINS 2012 1 34 INCO 2012 0 35 ADRO 2013 1 36 ANTM 2013 1 37 BYAN 2013 0 38 BRAU 2013 0 39 BUMI 2013 0 40 DKFT 2013 0 41 CTTH 2013 0 42 DEWA 2013 0 43 ELSA 2013 0 44 ENRG 2013 0 45 PKPK 2013 0 46 ITMG 2013 1 47 MEDC 2013 1 48 PTRO 2013 1 49 PTBA 2013 1 50 TINS 2013 1 51 INCO 2013 1 No Tahun 115 LAMPIRAN 7 PENGUKURAN PROFITABILITAS 1 Kode Perusahaan ADRO 2 ANTM 2011 0,17 Di atas rata-rata 3 BYAN 2011 0,18 Di atas rata-rata 4 BRAU 2011 0,19 Di atas rata-rata 5 BUMI 2011 0,08 Di bawah rata-rata 6 DKFT 2011 0,18 Di atas rata-rata 7 CTTH 2011 0,01 Di bawah rata-rata 8 DEWA 2011 -0,04 Di bawah rata-rata 9 ELSA 2011 -0,01 Di bawah rata-rata 10 ENRG 2011 0,02 Di bawah rata-rata 11 PKPK 2011 0,05 Di bawah rata-rata 12 ITMG 2011 0,46 Di atas rata-rata 13 MEDC 2011 0,08 Di bawah rata-rata 14 PTRO 2011 0,18 Di atas rata-rata 15 PTBA 2011 0,36 Di atas rata-rata 16 TINS 2011 0,18 Di atas rata-rata 17 INCO 2011 0,19 Di atas rata-rata 18 ADRO 2012 0,11 Di atas rata-rata 19 ANTM 2012 0,20 Di atas rata-rata 20 BYAN 2012 0,04 Di bawah rata-rata 21 BRAU 2012 0,00 Di bawah rata-rata 22 BUMI 2012 -0,08 Di bawah rata-rata 23 DKFT 2012 0,26 Di atas rata-rata No 2011 Return on Assets (ROA) 0,18 Di atas rata-rata Tahun Keterangan 116 24 Kode Perusahaan CTTH 25 DEWA 2012 -0,12 Di bawah rata-rata 26 ELSA 2012 0,05 Di bawah rata-rata 27 ENRG 2012 0,05 Di bawah rata-rata 28 PKPK 2012 -0,05 Di bawah rata-rata 29 ITMG 2012 0,40 Di atas rata-rata 30 MEDC 2012 0,07 Di atas rata-rata 31 PTRO 2012 0,12 Di bawah rata-rata 32 PTBA 2012 0,31 Di atas rata-rata 33 TINS 2012 0,10 Di atas rata-rata 34 INCO 2012 0,04 Di bawah rata-rata 35 ADRO 2013 0,06 Di bawah rata-rata 36 ANTM 2013 -0,01 Di bawah rata-rata 37 BYAN 2013 -0,04 Di bawah rata-rata 38 BRAU 2013 -0,03 Di bawah rata-rata 39 BUMI 2013 -0,11 Di bawah rata-rata 40 DKFT 2013 0,27 Di atas rata-rata 41 CTTH 2013 0,01 Di bawah rata-rata 42 DEWA 2013 -0,17 Di bawah rata-rata 43 ELSA 2013 0,08 Di bawah rata-rata 44 ENRG 2013 0,14 Di atas rata-rata 45 PKPK 2013 -0,02 Di bawah rata-rata 46 ITMG 2013 0,23 Di bawah rata-rata 47 MEDC 2013 0,08 Di bawah rata-rata 48 PTRO 2013 0,05 Di bawah rata-rata 49 PTBA 2013 0,21 Di atas rata-rata 50 TINS 2013 0,10 Di atas rata-rata 51 INCO 2013 0,02 Di bawah rata-rata No 2012 Return on Assets (ROA) 0,01 Di bawah rata-rata Tahun Keterangan 117 LAMPIRAN 8 PENGUKURAN LEVERAGE 1 Kode Perusahaan ADRO 2 ANTM 2011 0,41 Di bawah rata-rata 3 BYAN 2011 1,22 Di bawah rata-rata 4 BRAU 2011 2,93 Di atas rata-rata 5 BUMI 2011 5,26 Di atas rata-rata 6 DKFT 2011 0,12 Di bawah rata-rata 7 CTTH 2011 1,87 Di atas rata-rata 8 DEWA 2011 0,29 Di bawah rata-rata 9 ELSA 2011 1,30 Di bawah rata-rata 10 ENRG 2011 1,83 Di atas rata-rata 11 PKPK 2011 1,49 Di bawah rata-rata 12 ITMG 2011 0,46 Di bawah rata-rata 13 MEDC 2011 2,02 Di atas rata-rata 14 PTRO 2011 1,37 Di bawah rata-rata 15 PTBA 2011 0,41 Di bawah rata-rata 16 TINS 2011 0,43 Di bawah rata-rata 17 INCO 2011 0,37 Di bawah rata-rata 18 ADRO 2012 1,23 Di bawah rata-rata 19 ANTM 2012 0,54 Di bawah rata-rata 20 BYAN 2012 1,70 Di atas rata-rata 21 BRAU 2012 7,87 Di atas rata-rata 22 BUMI 2012 17,75 Di atas rata-rata 23 DKFT 2012 0,11 Di bawah rata-rata 24 CTTH 2012 2,32 Di atas rata-rata No 2011 Debt to Equity Ratio (DER) 1,32 Di bawah rata-rata Tahun Keterangan 118 25 Kode Perusahaan DEWA 26 ELSA 2012 1,10 Di bawah rata-rata 27 ENRG 2012 2,00 Di atas rata-rata 28 PKPK 2012 1,27 Di bawah rata-rata 29 ITMG 2012 0,49 Di bawah rata-rata 30 MEDC 2012 2,15 Di atas rata-rata 31 PTRO 2012 1,83 Di atas rata-rata 32 PTBA 2012 0,50 Di bawah rata-rata 33 TINS 2012 0,34 Di bawah rata-rata 34 INCO 2012 0,36 Di bawah rata-rata 35 ADRO 2013 1,11 Di bawah rata-rata 36 ANTM 2013 0,71 Di bawah rata-rata 37 BYAN 2013 2,48 Di atas rata-rata 38 BRAU 2013 23,97 Di atas rata-rata 39 BUMI 2013 -24,12 Di bawah rata-rata 40 DKFT 2013 0,10 Di bawah rata-rata 41 CTTH 2013 0,13 Di bawah rata-rata 42 DEWA 2013 0,65 Di bawah rata-rata 43 ELSA 2013 0,91 Di bawah rata-rata 44 ENRG 2013 0,61 Di bawah rata-rata 45 PKPK 2013 1,06 Di bawah rata-rata 46 ITMG 2013 0,44 Di bawah rata-rata 47 MEDC 2013 1,82 Di atas rata-rata 48 PTRO 2013 1,58 Di bawah rata-rata 49 PTBA 2013 0,55 Di bawah rata-rata 50 TINS 2013 0,61 Di bawah rata-rata 51 INCO 2013 0,33 Di bawah rata-rata No 2012 Debt to Equity Ratio (DER) 0,61 Di bawah rata-rata Tahun Keterangan 119 LAMPIRAN 9 PENGUKURAN UKURAN PERUSAHAAN 1 Kode Perusahaan ADRO 2011 5,658,961,000 Log natural of Total Asset 15,55 2 ANTM 2011 15,201,235,077 23,44 3 BYAN 2011 1,596,247,562 21,19 4 BRAU 2011 2,059,239,000 14,54 5 BUMI 2011 7,368,121,749 22,72 6 DKFT 2011 1,301,283,445,488 27,89 7 CTTH 2011 218,251,524,639 26,11 8 DEWA 2011 406,125,904,000 19,82 9 ELSA 2011 4,389,950,000 15,29 10 ENRG 2011 17,354,833,906 23,58 11 PKPK 2011 471,838,283,186 26,88 12 ITMG 2011 1,578,474,000 14,27 13 MEDC 2011 2,587,397,459 21,67 14 PTRO 2011 377,298,000 12,84 15 PTBA 2011 11,510,262,000 16,26 16 TINS 2011 6,569,807,000 15,7 17 INCO 2011 2,421,362,000 14,7 18 ADRO 2012 6,692,256,000 15,72 19 ANTM 2012 19,708,540,946 23,7 20 BYAN 2012 1,909,104,988 21,37 21 BRAU 2012 2,148,128,000 14,58 22 BUMI 2012 7,354,327,207 22,72 23 DKFT 2012 1,535,650,131,037 28,06 24 CTTH 2012 261,438,526,210 26,29 No Tahun Total Asset 120 25 Kode Perusahaan DEWA 26 No Tahun Total Asset Log natural of Total Asset 19,9 2012 439,475,800 ELSA 2012 4,294,557,000 15,27 27 ENRG 2012 2,072,350,845 21,45 28 PKPK 2012 396,379,847 19,8 29 ITMG 2012 1,491,224,000 14,22 30 MEDC 2012 2,655,840,704 21,7 31 PTRO 2012 529,742,000 13,18 32 PTBA 2012 12,728,981,000 16,36 33 TINS 2012 6,130,320,000 15,63 34 INCO 2012 2,333,080,000 14,66 35 ADRO 2013 6,733,787,000 15,72 36 ANTM 2013 21,865,117,391 23,81 37 BYAN 2013 1,566,788,853 21,17 38 BRAU 2013 2,001,022,000 14,51 39 BUMI 2013 7,003,908,115 22,67 40 DKFT 2013 1,595,227,650,833 28,1 41 CTTH 2013 326,960,068,946 26,51 42 DEWA 2013 365,758,029 19,72 43 ELSA 2013 4,370,964,000 15,29 44 ENRG 2013 2,318,647,634 21,56 45 PKPK 2013 361,548,802 19,71 46 ITMG 2013 1,392,140,000 14,15 47 MEDC 2013 2,531,679,470 21,65 48 PTRO 2013 509,242,000 13,14 49 PTBA 2013 11,677,155,000 16,27 50 TINS 2013 7,883,294,000 15,88 51 INCO 2013 2,281,119,000 14,64 121 LAMPIRAN 10 PENGUKURAN DEWAN DIREKSI 1 Kode Perusahaan ADRO 2 ANTM 2011 41 Di atas rata-rata 3 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata 4 BRAU 2011 5 Di bawah rata-rata 5 BUMI 2011 4 Di bawah rata-rata 6 DKFT 2011 9 Di bawah rata-rata 7 CTTH 2011 12 Di bawah rata-rata 8 DEWA 2011 11 Di bawah rata-rata 9 ELSA 2011 40 Di atas rata-rata 10 ENRG 2011 52 Di atas rata-rata 11 PKPK 2011 12 Di bawah rata-rata 12 ITMG 2011 19 Di bawah rata-rata 13 MEDC 2011 20 Di atas rata-rata 14 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata 15 PTBA 2011 21 Di atas rata-rata 16 TINS 2011 23 Di atas rata-rata 17 INCO 2011 17 Di bawah rata-rata 18 ADRO 2012 7 Di bawah rata-rata 19 ANTM 2012 48 Di atas rata-rata 20 BYAN 2012 11 Di bawah rata-rata 21 BRAU 2012 2 Di bawah rata-rata 22 BUMI 2012 3 Di bawah rata-rata 23 DKFT 2012 12 Di bawah rata-rata 24 CTTH 2012 12 Di bawah rata-rata No 2011 Frekuensi Rapat Dewan Direksi 7 Di bawah rata-rata Tahun Keterangan 122 25 Kode Perusahaan DEWA 26 ELSA 2012 47 Di atas rata-rata 27 ENRG 2012 45 Di atas rata-rata 28 PKPK 2012 12 Di bawah rata-rata 29 ITMG 2012 18 Di bawah rata-rata 30 MEDC 2012 20 Di atas rata-rata 31 PTRO 2012 5 Di bawah rata-rata 32 PTBA 2012 27 Di atas rata-rata 33 TINS 2012 41 Di atas rata-rata 34 INCO 2012 17 Di bawah rata-rata 35 ADRO 2013 9 Di bawah rata-rata 36 ANTM 2013 52 Di atas rata-rata 37 BYAN 2013 11 Di bawah rata-rata 38 BRAU 2013 9 Di bawah rata-rata 39 BUMI 2013 1 Di bawah rata-rata 40 DKFT 2013 12 Di bawah rata-rata 41 CTTH 2013 12 Di bawah rata-rata 42 DEWA 2013 23 Di atas rata-rata 43 ELSA 2013 43 Di atas rata-rata 44 ENRG 2013 40 Di atas rata-rata 45 PKPK 2013 12 Di bawah rata-rata 46 ITMG 2013 15 Di bawah rata-rata 47 MEDC 2013 20 Di atas rata-rata 48 PTRO 2013 12 Di bawah rata-rata 49 PTBA 2013 42 Di atas rata-rata 50 TINS 2013 57 Di atas rata-rata 51 INCO 2013 19 Di bawah rata-rata No 2012 Frekuensi Rapat Dewan Direksi 10 Di bawah rata-rata Tahun Keterangan 123 LAMPIRAN 11 PENGUKURAN KOMITE AUDIT 1 Kode Perusahaan ADRO 2 ANTM 2011 13 Di bawah rata-rata 3 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata 4 BRAU 2011 7 Di bawah rata-rata 5 BUMI 2011 15 Di atas rata-rata 6 DKFT 2011 4 Di bawah rata-rata 7 CTTH 2011 3 Di bawah rata-rata 8 DEWA 2011 12 Di bawah rata-rata 9 ELSA 2011 43 Di atas rata-rata 10 ENRG 2011 7 Di bawah rata-rata 11 PKPK 2011 4 Di bawah rata-rata 12 ITMG 2011 12 Di bawah rata-rata 13 MEDC 2011 7 Di bawah rata-rata 14 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata 15 PTBA 2011 36 Di atas rata-rata 16 TINS 2011 51 Di atas rata-rata 17 INCO 2011 4 Di bawah rata-rata 18 ADRO 2012 23 Di atas rata-rata 19 ANTM 2012 17 Di atas rata-rata 20 BYAN 2012 8 Di bawah rata-rata 21 BRAU 2012 5 Di bawah rata-rata 22 BUMI 2012 7 Di bawah rata-rata 23 DKFT 2012 11 Di bawah rata-rata 24 CTTH 2012 3 Di bawah rata-rata No 2011 Frekuensi Rapat Komite Audit 23 Di atas rata-rata Tahun Keterangan 124 25 Kode Perusahaan DEWA 26 ELSA 2012 12 Di bawah rata-rata 27 ENRG 2012 9 Di bawah rata-rata 28 PKPK 2012 4 Di bawah rata-rata 29 ITMG 2012 12 Di bawah rata-rata 30 MEDC 2012 4 Di bawah rata-rata 31 PTRO 2012 4 Di bawah rata-rata 32 PTBA 2012 48 Di atas rata-rata 33 TINS 2012 22 Di atas rata-rata 34 INCO 2012 4 Di bawah rata-rata 35 ADRO 2013 24 Di atas rata-rata 36 ANTM 2013 15 Di atas rata-rata 37 BYAN 2013 8 Di bawah rata-rata 38 BRAU 2013 12 Di bawah rata-rata 39 BUMI 2013 11 Di bawah rata-rata 40 DKFT 2013 12 Di bawah rata-rata 41 CTTH 2013 12 Di bawah rata-rata 42 DEWA 2013 12 Di bawah rata-rata 43 ELSA 2013 19 Di atas rata-rata 44 ENRG 2013 8 Di bawah rata-rata 45 PKPK 2013 4 Di bawah rata-rata 46 ITMG 2013 12 Di bawah rata-rata 47 MEDC 2013 5 Di bawah rata-rata 48 PTRO 2013 4 Di bawah rata-rata 49 PTBA 2013 57 Di atas rata-rata 50 TINS 2013 44 Di atas rata-rata 51 INCO 2013 5 Di bawah rata-rata No 2012 Frekuensi Rapat Komite Audit 23 Di atas rata-rata Tahun Keterangan 125 LAMPIRAN 12 PENGUKURAN GOVERNANCE COMMITTEE 1 Kode Perusahaan ADRO 2011 YA=1 TIDAK=0 0 2 ANTM 2011 1 3 BYAN 2011 1 4 BRAU 2011 0 5 BUMI 2011 0 6 DKFT 2011 0 7 CTTH 2011 0 8 DEWA 2011 0 9 ELSA 2011 0 10 ENRG 2011 0 11 PKPK 2011 0 12 ITMG 2011 0 13 MEDC 2011 0 14 PTRO 2011 1 15 PTBA 2011 1 16 TINS 2011 0 17 INCO 2011 1 18 ADRO 2012 0 19 ANTM 2012 1 20 BYAN 2012 1 21 BRAU 2012 0 22 BUMI 2012 0 23 DKFT 2012 0 24 CTTH 2012 0 No Tahun 126 25 Kode Perusahaan DEWA 2012 YA=1 TIDAK=0 0 26 ELSA 2012 0 27 ENRG 2012 0 28 PKPK 2012 0 29 ITMG 2012 0 30 MEDC 2012 0 31 PTRO 2012 1 32 PTBA 2012 1 33 TINS 2012 0 34 INCO 2012 1 35 ADRO 2013 0 36 ANTM 2013 1 37 BYAN 2013 1 38 BRAU 2013 0 39 BUMI 2013 0 40 DKFT 2013 0 41 CTTH 2013 0 42 DEWA 2013 0 43 ELSA 2013 0 44 ENRG 2013 0 45 PKPK 2013 0 46 ITMG 2013 0 47 MEDC 2013 0 48 PTRO 2013 1 49 PTBA 2013 1 50 TINS 2013 0 51 INCO 2013 1 No Tahun 127 LAMPIRAN 13 HASIL TABULASI PENELITIAN No. 1 Kode ADRO PSR 1 ROA 0,18 DER 1,32 LNTA 15,55 DD 7 KA 23 GC 0 2 ANTM 1 0,17 0,41 23,44 41 13 1 3 BYAN 0 0,18 1,22 21,19 11 11 1 4 BRAU 0 0,19 2,93 14,54 5 7 0 5 BUMI 0 0,08 5,26 22,72 4 15 0 6 DKFT 0 0,18 0,12 27,89 9 4 0 7 CTTH 0 0,01 1,87 26,11 12 3 0 8 DEWA 0 -0,04 0,29 19,82 11 12 0 9 ELSA 0 -0,01 1,30 15,29 40 43 0 10 ENRG 0 0,02 1,83 23,58 52 7 0 11 PKPK 0 0,05 1,49 26,88 12 4 0 12 ITMG 1 0,46 0,46 14,27 19 12 0 13 MEDC 1 0,08 2,02 21,67 20 7 0 14 PTRO 1 0,18 1,37 12,84 4 4 1 15 PTBA 1 0,36 0,41 16,26 21 36 1 16 TINS 1 0,18 0,43 15,7 23 51 0 17 INCO 0 0,19 0,37 14,7 17 4 1 18 ADRO 1 0,11 1,23 15,72 7 23 0 19 ANTM 1 0,20 0,54 23,7 48 17 1 20 BYAN 0 0,04 1,70 21,37 11 8 1 21 BRAU 0 0,00 7,87 14,58 2 5 0 22 BUMI 0 -0,08 17,75 22,72 3 7 0 23 DKFT 0 0,26 0,11 28,06 12 11 0 24 CTTH 0 0,01 2,32 26,29 12 3 0 25 DEWA 0 -0,12 0,61 19,9 10 23 0 128 No. 26 Kode ELSA PSR 0 ROA 0,05 DER 1,10 LNTA 15,27 DD 47 KA 12 GC 0 27 ENRG 0 0,05 2,00 21,45 45 9 0 28 PKPK 0 -0,05 1,27 19,8 12 4 0 29 ITMG 1 0,40 0,49 14,22 18 12 0 30 MEDC 1 0,07 2,15 21,7 20 4 0 31 PTRO 1 0,12 1,83 13,18 5 4 1 32 PTBA 1 0,31 0,50 16,36 27 48 1 33 TINS 1 0,10 0,34 15,63 41 22 0 34 INCO 0 0,04 0,36 14,66 17 4 1 35 ADRO 1 0,06 1,11 15,72 9 24 0 36 ANTM 1 -0,01 0,71 23,81 52 15 1 37 BYAN 0 -0,04 2,48 21,17 11 8 1 38 BRAU 0 -0,03 23,97 14,51 9 12 0 39 BUMI 0 -0,11 -24,12 22,67 1 11 0 40 DKFT 0 0,27 0,10 28,1 12 12 0 41 CTTH 0 0,01 0,13 26,51 12 12 0 42 DEWA 0 -0,17 0,65 19,72 23 12 0 43 ELSA 0 0,08 0,91 15,29 43 19 0 44 ENRG 0 0,14 0,61 21,56 40 8 0 45 PKPK 0 -0,02 1,06 19,71 12 4 0 46 ITMG 1 0,23 0,44 14,15 15 12 0 47 MEDC 1 0,08 1,82 21,65 20 5 0 48 PTRO 1 0,05 1,58 13,14 12 4 1 49 PTBA 1 0,21 0,55 16,27 42 57 1 50 TINS 1 0,10 0,61 15,88 57 44 0 51 INCO 1 0,02 0,33 14,64 19 5 1 129 LAMPIRAN 14 HASIL OUTPUT SPSS 21.0 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Sustainability Report SR Frequency Percent Valid .00 1.00 Total 27 24 51 52.9 47.1 100.0 Valid Percent Cumulative Percent 52.9 47.1 100.0 52.9 100.0 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi, dan Komite Audit Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 51 -.17 .46 .0949 .13131 DER 51 -24.12 23.97 1.6120 5.50167 LNTA 51 12.84 28.10 19.2463 4.60857 DD 51 1.00 57.00 20.2745 15.49203 KA 51 3.00 57.00 14.4314 13.34954 Valid N (listwise) 51 130 Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Governance Committee GC Frequency Percent Valid .00 37 72.5 1.00 14 27.5 Total 51 100.0 Valid Percent 72.5 27.5 100.0 Cumulative Percent 72.5 100.0 ANALISIS REGRESI LOGISTIK Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Iteration Historya,b,c Coefficients -2 Log Iteration likelihood Constant Step 0 1 70.524 -.118 2 70.524 -.118 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 70.524 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001. Model Summary -2 Log Cox & Snell Nagelkerke Step likelihood R Square R Square a 1 37.878 .473 .631 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. 131 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test) Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 13.172 8 .106 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 ROA 10.469 4.492 5.432 1 .020 35205.317 DER -.087 .102 .722 1 .395 .917 LNTA .251 .105 5.723 1 .017 .778 DD .020 .026 .590 1 .442 1.020 KA .023 .042 .313 1 .576 1.024 GC(1) 1.969 .967 4.148 1 .042 7.162 Constant 2.508 2.270 1.221 1 .269 12.282 a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DER, LNTA, DD, KA, GC. a