pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate

advertisement
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI
SUSTAINABILITY REPORT
(Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed
(GO-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Mulyaningsih
NIM 7211411015
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
pada:
Hari
: Rabu
Tanggal
: 21 Januari 2015
Mengetahui,
Jurusan Akuntansi
Pembimbing
Drs. Fachrurozie, M.Si.
NIP 196206231989011001
Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si.
NIP 197510101999031001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang pada :
Penguji I
Hari
: Rabu
Tanggal
: 04 Februari 2015
Penguji II
Penguji III
Linda Agustina, SE, M.Si Henny Murtini, SE, M.Si Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si
NIP 197708152000122001 NIP 197603172008122001 NIP 197510101999031001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si
NIP 1966030819890111001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benarbenar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain,
baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya
tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Semarang, 04 Februari 2015
Mulyaningsih
NIM 7211411015
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
 “All our dreams can come true, if we have the courage to persue
them” (Walt Disney Company).
 “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa
lelah sampai engkau meraihnya” (Nidji-Laskar Pelangi).
PERSEMBAHAN :
 Bapak Anwari dan Ibu Waisah yang selalu mendo’akan
dan memberikan yang terbaik bagi saya.
 Kakakku Siti Maryam, M.Si., Mohammad Soleh, dan
adikku Muhammad Agus Setiawan dan Muhammad
Zakaria Akbar Falah yang selalu memberikan dukungan
kepada saya.
 Sugiono Pamungkas yang selalu memberikan motivasi
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
 Teman-teman “Djarum Foundation” Beswan Djarum 29
yang memberikan semangat kepada saya.
 Teman-teman Akuntansi A 2011
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi
Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang
terdaftar di BEI periode 2011-2013” Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi
ini telah mandapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak,
maka dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Linda Agustina, SE, M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Henny Murtini, SE, M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Kiswanto,SE., M.Si, Dosen Wali Akuntansi A 2011 yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi selama penulis menimba ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
vi
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan selama penulis
menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah membantu dalam proses perkuliahan.
10. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan.Oleh karena
itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran.Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Semarang, Januari 2015
Penulis
vii
SARI
Mulyaningsih.2015. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate
Governance terhadap Publikasi Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan
Industri Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.Pembimbing: Dr.
Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si
Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi,
Komite Audit, Governance Committee, Sustainability Report.
Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporan
tanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Tercatat ada
sekitar 47,1% perusahaan industri pertambangan yang membuat laporan
keberlanjutan secara sukarela. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit,
dan governance committee terhadap publikasi sustainability report.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri pertambangan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling. Sampel yang masuk kriteria sebanyak 17
perusahaan. Unit analisis sampel untuk tahun 2011-2013 sebanyak 51 annual
report. Metode analisis data penelitian ini yaitu regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan governance committee, berperan positif terhadap publikasi
sustainability report. Leverage, dewan direksi, dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
Saran untuk penelitian selanjutnya dengan memperhatikan kualitas isi
pengungkapan dari publikasi sustainability report sesuai pedoman GRI. Selain
itu sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari
variabel atau mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti perubahan kurs tingkat
bunga, atau tingkat inflasi untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.
viii
ABSTRACT
Mulyaningsih, 2015. “ The Influence of Company Characteristics and Corporate
Governance on Sustainability Report Disclosure on Mining Industry
Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period of 2011-2013”. Final
Project. Accounting Department. Faculty of Economics. Semarang State
University. Advisor: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si
Keywords: Profitability, Leverage, Company Size, Board of Directors, Audit
Committee, Governance Committee, Sustainability Report.
Sustainability report is a voluntary report to present corporate
responsibility on social, economy, and environment aspects. There are about
47.1% of the company's mining industry makes voluntary sustainability
reporting. The purpose of this study was to determine the effect of profitability,
leverage, size of the company, the board of directors, audit committee, and
governance committee toward sustainability report publication.
The population of the study is the entire mining industry companies listed
in Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. Using purposive sampling
technique, the study collected data from 17 companies. There are 51 annual
reports as unit of analysis in 2011-2013. This study used logistics regression as
an analysis method.
The results show that the variable profitability, firm size, and governance
committee, contribute positively to the publication of sustainability report.
Leverage, the board of directors and audit committee does not affect the
sustainability report publication.
Future research should pay attention to the quality of sustainability
report disclosure based on GRI guidelines. And then use a different
measurements as a proxy of variables or consider economic factors, such as
exchange rate, interest rate, or the rate of inflation to produce better research.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................................
iii
PERNYATAAN ..............................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
PRAKATA ......................................................................................................
vi
SARI ................................................................................................................
viii
ABSTRACT.....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................
9
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................
10
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .......................................................................................
x
12
2.1.1. Teori Stakeholder .......................................................................
12
2.1.2. Teori Legitimasi ........................................................................
14
2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR) ......................................
16
2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line...........................
17
2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) .....................................
19
2.2.1. Definisi Sustainability Report .....................................................
19
2.2.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report ................
21
2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report ...............................
22
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sustainability Report ....................
23
2.4. Penelitian Terdahulu ..............................................................................
37
2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................
41
2.6. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis ..............................................
42
2.6.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi Sustainability
Report..........................................................................................
42
2.6.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report ....
43
2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability
Report .........................................................................................
44
2.6.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi Sustainability
Report..........................................................................................
45
2.6.5. Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability
Report..........................................................................................
46
2.6.6. Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi
Sustainability Report...................................................................
xi
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................
49
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................
49
3.3. Variabel Dependen ................................................................................
51
3.3.1. Sustainability Report...................................................................
51
3.4. Variabel Independen ...............................................................................
52
3.4.1. Profitabilitas ................................................................................
52
3.4.2. Leverage......................................................................................
52
3.4.3. Ukuran Perusahaan......................................................................
52
3.4.4. Dewan Direksi.............................................................................
53
3.4.5. Komite Audit...............................................................................
53
3.4.6. Governance Committee...............................................................
54
3.5. Metode Pengumpulan Data ...................................................................
57
3.6. Metode Analisis Data ............................................................................
57
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................
58
3.6.2. Regresi Logistik ..........................................................................
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................
64
4.1.1. Statistik Deskriptif .....................................................................
64
4.1.2. Hasil Analisis Regresi Logistik ..................................................
72
4.1.3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ..................................
76
4.1.4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ...........................................
78
4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ..........................................
79
xii
4.2. Pembahasan ............................................................................................
82
4.2.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi
Sustainability Report ..................................................................
82
4.2.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi
Sustainability Report ..................................................................
83
4.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi
Sustainability Report ..................................................................
84
4.2.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi
Sustainability Report ..................................................................
85
4.2.5. Pengaruh Komite Audit terhadap publikasi
Sustainability Report ..................................................................
87
4.2.6. Pengaruh Governance Committee terhadap publikasi
Sustainability Report ..................................................................
BAB V
88
PENUTUP
5.1. Simpulan ................................................................................................
90
5.2. Saran ......................................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
93
LAMPIRAN ....................................................................................................
99
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................................
38
Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel Penelitian ...........................................
50
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................
55
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Sustainability Report ...................
65
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas ..........................................
66
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Leverage ................................................
67
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan................................
68
Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Direksi.......................................
69
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Komite Audit.........................................
70
Tabel 4.7 Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee ..............
72
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Logistik ....................................................
73
Tabel 4.9 Iteration History.............................................................................
76
Tabel 4.10 Model Summary .............................................................................
77
Tabel 4.11 Hosmer and Lemeshow Test ..........................................................
78
Tabel 4.12 Variables In The Equation .............................................................
79
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis .......................................................
81
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Triple Bottom Line .......................................................................
18
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................
41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Dokumentasi ..............................................................
99
Lampiran 2 Data Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI
101
Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sampel ....................... 104
Lampiran 4 Daftar Perusahaan Sampel.......................................................... 108
Lampiran 5 Daftar Perusahaan Sampel Beserta Annual Report dan
Sustainability Report .................................................................. 109
Lampiran 6 Pengukuran Sustainability Report ............................................. 113
Lampiran 7 Pengukuran Profitabilitas .......................................................... 115
Lampiran 8 Pengukuran Leverage ................................................................. 117
Lampiran 9 Pengukuran Ukuran Perusahaan ................................................ 119
Lampiran 10 Pengukuran Dewan Direksi ...................................................... 121
Lampiran 11 Pengukuran Komite Audit ....................................................... 123
Lampiran 12 Pengukuran Governance Committee ....................................... 125
Lampiran 13 Hasil Tabulasi Penelitian ......................................................... 127
Lampiran 14 Hasil Output SPSS 21.0 ........................................................... 129
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama adalah mencari laba atau
keuntungan yang sebesar-besarnya guna mengembangkan kegiatan perusahaan
menjadi lebih baik. Namun, perusahaan yang menjalankan aktivitas selain
menghasilkan keuntungan juga harus membantu memecahkan masalah-masalah
sosial terkait. Hal itu karena masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan
lingkungan dan menuntut perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70%
kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan
(Bangkapos.com, 28 September 2012).
Data Jatam
menunjukkan sedikitnya
aktivitas sepuluh perusahaan
pertambangan diduga telah merusak dan mencemari sungai-sungai di Kalimantan,
Jawa Timur, Papua, dan Sumatra Selatan. Lima di antaranya adalah perusahaan
tambang berskala raksasa (Kabar24.com, 28 Mei 2012). Kasus lain adalah PT
Newmont Nusa Tenggara yang melakukan pembuangan tailing ke laut, aktivitas
penambangan batubara yang dilakukan oleh PT CMS Kaltim Utama sebagai
kontraktor dari PT Cahaya Energi Mandiri yang dinilai merugikan warga baik dari
sisi moril maupun material (Mongabay.co.id 04 Februari 2014).
Beberapa hal tersebut mengindikasikan kurangnya kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan, serta informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat sekitar. Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi,
1
2
sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report
sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report.
Sustainability report merupakan alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang
melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan
(Jalal 2007).
Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi.
Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung
dengan
aspek
lingkungan
melabeli
dirinya
dengan
gerakan
menjaga
kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social
responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan
lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di masa
depan (Edward 2011).
Kegiatan corporate social responsibility (CSR) didukung pemerintah
dengan
Perseroan
menerbitkan
Terbatas
Undang-undang Nomor
(PT)
yang
mengungkap
40 Tahun
2007
tentang
berbagai ketentuan tentang
pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung
jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada
umumnya (Anke, 2009).
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan
harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan
3
tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau perusahaan dapat
menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai
laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan
sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi
dampak aktivitasnya.
The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan
pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for
sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang telah
dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009). Semakin meningkatnya
jumlah organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan global yang
mengadopsi G3 Guidelines. Perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan
sustainability report berdasar G3 guidelines disyaratkan memenuhi tipe-tipe
standar pelaporan, yakni: profil organisasi, indikator kinerja, dan pendekatan
manajemen (GRI 2009B).
Pengungkapan
Sustainability
Report
merupakan
bentuk
komitmen
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini
memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap
lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability
Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai
standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial
perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan
laporan
keuangan. Melalui sustainability report, kinerja perusahaan bisa langsung dinilai
oleh
pemerintah,
masyarakat,
organisasi
lingkungan,
media
massa,
4
khususnya para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor
(bank) tidak mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian
perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke,
2009).
Menurut NCSR (2014), tercatat ada sekitar 42 perusahaan yang membuat
laporan keberlanjutan dengan mengacu pada standar pelaporan yang dikeluarkan
oleh the Global Reporting Initiative (GRI). Bila dilihat berdasarkan sektor
industri, pembuat laporan keberlanjutan oleh perusahaan dari sektor tambang
masih relatif kecil. Masih banyak perusahaan tambang yang tidak membuat
laporan keberlanjutan, padahal perusahaan dari sektor manufaktur, jasa dan
perbankan sudah mulai membat laporan keberlanjutan.
Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut untuk memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan
masalah terkait risiko dan ancaman keberlanjutan dari hubungan sosial,
lingkungan dan perekonomian (GRI, 2006).
Pengungkapan laporan keberlanjutan (sustainability report) semakin
mendapat perhatian dalam praktek bisnis global dan menjadi salah satu kriteria
dalam menilai tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Para pemimpin
perusahaan-perusahaan dunia semakin menyadari bahwa pengungkapan laporan
yang lebih komprehensif (tidak hanya sekedar laporan keuangan) akan
5
mendukung strategi perusahaan. Selain itu dapat menunjukkan komitmen mereka
terhadap sustainable development (CSR Quest dalam Dilling, 2009).
Publikasi sustainability report di Indonesia dan beberapa negara lain masih
bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada
penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Di tengah sulitnya
kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan tergoda
untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya
difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana
permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Oleh karena itu,
sustainability sebuah perusahaan “tidak hanya‟ terbatas pada memperhatikan
dampak
dari
operasi
perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Sustainability harus menjadi bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan
perancangan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global
telah membuat masyarakat menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaanperusahaan yang mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari
para konsumen, pekerja dan pihak regulator (Bary 2013). Meskipun demikian,
minat perusahaan untuk mengungkapkan sustainability report tidak berkurang.
Tuntutan masyarakat akan peran perusahaan dalam memberikan manfaat
mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, akuntabel,
serta praktik tata kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate
governance) (Utama, 2006).
Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak
dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di
6
Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh
stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik
untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru
meskipun perkembangannya sudah mulai banyak. Beberapa peneliti terdahulu
telah
meneliti
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
publikasi
Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang
faktor yang
mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil
yang
tidak
konsisten.
Dilling (2009) menganalisis apakah terdapat perbedaan antara perusahaan
yang mempublikasikan sustainabilty report dengan yang tidak, melalui
karakteristik-karakteristik perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan
dalam penelitian Dilling (2009) adalah tipe industri, kinerja keuangan,
pertumbuhan jangka panjang, struktur modal, corporate governance, serta lokasi
perusahaan-perusahaan didirikan. Hasil penelitian menunjukan perusahaan yang
memiliki karakteristik profitabilitas yang tinggi, bergerak di sektor pertambangan,
dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap
pembuatan Sustainability Report.
Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Yu Yi (2010) yang menguji
pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan, dan tipe
industri terhadap publikasi Sustainability Report di Hongkong. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap
publikasi sustainability report. Sedangkan profitabilitas, pertumbuhan, dan tipe
industry berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report.
7
Berbeda dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan
bahwa likuiditas,
leverage,
aktivitas, dan
governance
committee
tidak
berpengaruh pada publikasi Sustainability Report, sedangkan profitabilitas,
ukuran perusahaan dan corporate governance (komite audit dan dewan direksi)
berpengaruh signifikan terhadap publikasi Sustainability Report.
Luthfia (2012) melakukan penelitian dimana variabel independen yang
digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan
corporate
governance.
profitabilitas,
likuiditas,
Variabel
leverage,
kinerja
dan
keuangan
aktivitas
diproksikan
perusahann.
melalui
Corporate
governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance
committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen
leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee
berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel
independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan
struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report
Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Idah (2013), dimana
variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan dan
corporate governance. Variabel Corporate governance diproksikan melalui
dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan governance committee.
Karakteristik perusahaan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage,
aktivitas perusahan, dan ukuran perusahaan. Hasil
menunjukkan
bahwa
variabel
dari
penelitian
independen dewan direksi, governance
committee, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
8
publikasi Sustainability Report dan variabel independen
dewan komisaris,
komite audit, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berpengaruh
terhadap publikasi Sustainability Report
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik meneliti
kembali mengenai publikasi Sustainability Report. Penelitian ini mencoba
menguji kembali pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance
terhadap Publikasi Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih
menggunakan sampel
dari
semua
jenis
perusahaan
kecuali perusahaan
keuangan sehingga hasilnya bersifat general dan tidak spesifik, maka penulis
dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan industri
pertambangan yang terdaftar di BEI. Peneliti mengangkat sektor pertambangan
karena sektor pertambangan berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang
berhubungan erat dengan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki
tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi. Lingkungan bekas tambang
tidak bisa dikembalikan seperti 100% lingkungan awal sebelum kegiatan
pertambangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap
Publikasi Sustainability Reporting (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan
Industri Pertambangan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2011-2013)”.
9
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability
Report?
2.
Apakah Leverage berpengaruh negatif terhadap Publikasi Sustainability
Report?
3.
Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Publikasi
Sustainability Report?
4.
Apakah
Dewan
Direksi
berpengaruh
positif
terhadap
Publikasi
berpengaruh
positif
terhadap
Publikasi
Sustainability Report?
5.
Apakah
Komite
Audit
Sustainability Report?
6.
Apakah Governance Committee berpengaruh positif terhadap Publikasi
Sustainability Report?
10
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti secara empiris dan menganalisis terhadap hal-hal berikut:
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report
2. Pengaruh Leverage terhadap Publikasi Sustainability Report
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Publikasi Sustainability Report
4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Publikasi Sustainability Report
5. Pengaruh Komite Audit terhadap Publikasi Sustainability Report
6. Pengaruh Governance Committee terhadap Publikasi Sustainability Report
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini dibagi dua yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara empiris yaitu:
1.4.1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para
akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang
akuntansi mengenai publikasi Sustainability Report.
1.4.2. Secara Empiris
1.
Bagi perusahaan, dapat sebagai pertimbangan dalam pembuatan
kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
pada stakeholders sehingga tercipta sustainability perusahaan dan
dapat mempublikasikan sustainability report sebagai bahan evaluasi
dan komunikasi kepada stakeholder.
11
2.
Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada
ukuran moneter saja.
3.
Bagi pemerintah selaku regulator, sebagai bahan masukan terhadap
efektivitas penerapan UU No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan di
Indonesia.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Teori Stakeholder
Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen
perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder.Teori stakeholder
menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau
ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara
sukarela
mengungkapkan
informasi
tentang
kinerja
lingkungan,
sosial
danintelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk
memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan,
2004).
Menurut Gray, et al. (1995) kelangsungan hidup perusahaan tergantung
pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful
stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan
dengan stakeholder-nya.
Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait dengan aktivitas
perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena tumbuh
kembang perusahaan bergantung pada dukungan dari para stakeholder-nya, maka
perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang bermanfaat
12
13
bagi stakeholder dalam mengambil keputusan. Pengungkapan informasi dapat
dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela
(voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang pesat
saat ini yaitu sustainability report. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) melalui
sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat
memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan
dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan.
Publikasi sustainability report yang bersifat sukarela merupakan kebijakan
suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan mengenai
aktivitas perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya.
Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya suatu perusahaan
memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial,
ekonomi dan lingkungannya. Di samping itu, perusahaan dengan struktur
corporate
governance
yang
baik,
memilki
kemungkinan
besar
untuk
mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate
governance, meliputi dewan direksi, komite audit, dan governance committee
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan
perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Pengaruh corporate governance
dinilai mampu meningkatkan publikasi sustainability report yang berdasarkan
pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, publikasi sustainability report
sebagai salah satu bentuk perwujudan prinsip good corporate governance yaitu
transparan dalam pengungkapan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder.
14
2.1.2. Teori Legitimasi
Lindblom(1995) dalam Gray et al. (1995) menyatakan bahwa teori
legitimasi merupakan suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai
perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di
mana perusahaanmerupakan bagiannya. Ketika suatu perbedaan yang nyata atau
yang potensial ada antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman
terhadap legitimasi perusahaan.
Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau
dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan
sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup.
Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dianut
perusahaan dengan nilai-nlai masyarakat, legitimasi perusahaan akan berada pada
posisi terancam (Lindbiom (dalam Ghozali dan Chariri, 2007)). Perbedaan yang
terjadi ini antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering
dinamakan ”legitimacy gap” dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Legitimacy gap menurut Wartol dan
Mahon (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) dapat terjadi karena tiga alasan :
1. Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap
kinerja perusahaan tidak berubah;
2. Kinerja perusahaan tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja
perusahaan telah berubah;
15
3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan
berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi waktunya
berbeda.
Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan
informasi lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage
dan aktivitas yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi
yang bersifat sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran
terhadap pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan,
semakin mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena
ukuran perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan
ekonomi, lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai
karakteristik perusahaan,
maka
semakin
mungkin
untuk
melakukan
pengungkapan sustainability report (Suryono dan Prastiwi, 2011).
Perusahaan berusaha memonitor nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai
sosial masyarakat dan mengidentifikasi kemungkinan munculnya gap tersebut.
Walaupun perlu diingat keberadaan dan besarnya legitimacy gap bukanlah hal
yang mudah untuk ditentukan. O’donovan (dalam Luthfia 2012) menyarankan
ketika terdapat perbedaan, perusahaan harus mampu mengubah nilai sosial atau
persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi. Jadi untuk mengurangi
legitimacy gap, perusahaan harus mengidentifikasi aktivitas yang berada dalam
kendalinya. Adapun cara atau media yang efektif untuk mendapatkan legitimasi
dari masyarakat adalah dengan mempublikasikan sustainability report yang
merepresentatifkan tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan. Perusahaan
16
yang terus
berusaha untuk memperoleh legitimasi melalui pengungkapan,
berharap pada akhirnya akan terus-menerus eksis.
2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur
dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang
menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang
menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam
modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja (Purwanto,
2011).
17
2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line
Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis dalam
menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan
peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi,
lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan
meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun
strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar
potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama
dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan
(Akbar, 2008).
Menurut Suryono (2011), di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang
terkait dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan
diskriminasi dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti
pemakaian prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan,
maupun mengembangkan teknologi ramah lingkungan.
Elkington (1998) memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin
berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:
1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,
2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan
masyarakat, serta
3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta
lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.
18
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan
aspek sosial dan lingkungannya.Konsep “3P” ini kemudian diilustrasikan dalam
bentuk segi tiga sebagai berikut :
Corporate sustainability and the triple bottom line approach (Elkington, 1998)
Gambar 2.1 Triple Bottom Line
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis
berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari
pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat,
organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam
19
pencapaian tujuan ini (Commission on Environment and Development dalam
GRI, 2006).
2.2.
Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
2.2.1. Definisi Sustainability Report
Saat ini perusahaan secara sukarela mulai menyusun laporan setiap tahun
yang dikenal dengan sustainability report yang dirintis dari konsep sustainable
development. Menurut GRI (dalam Dilling, 2009) mendefinisikan sustainability
report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan,
sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai
kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sustainability report merupakan
sebuah istilah umum yang dianggap
sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan
pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan
yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan
hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen
organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006).
Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
menjelaskan manfaat yang didapat dari sustainability report antara lain :
1.
Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang
saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek
perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi;
20
2.
Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang
memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan
loyalitas konsumen jangka panjang;
3.
Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan
mengelola risikonya;
4.
Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking
dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi;
5.
Sustainability
report
dapat
mengembangkan
dan
menfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola
dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial;
6.
Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan
dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk
jangka panjang.
7.
Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang
saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan
bagaimanameningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan
lingkungan.
Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi
kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan,
manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. GRI membuat sustainability report
guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan dengan memperhatikan
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin KeuLSM, 2013).
21
2.2.2. Prinsip-Prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global
Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip - prinsip ini
tercantumdalam GRI-G3 Guidelines, yaitu:
a.
Keseimbangan
Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif
dari kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai secara keseluruhan kinerja
dari perusahaan tersebut.
b.
Dapat dibandingkan
Sustainability Report berisi isu dan informasi yang ada sebaiknya dipilih,
dikompilasi, dan dilaporkan secara konsisten.Informasi tersebut harus
disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk
menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.
c.
Akurat
Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat
dan rinci sehingga memungkinkan stakeholder untuk menilai kinerja
organisasi.
d.
Urut waktu
Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang
ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder.
e.
Kesesuaian
Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan
pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder.
22
f.
Dapat dipertanggungjawabkan
Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus
dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dengan tepat
sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.
2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report
Pengungkapan standar dalam Sustainability Report menurut GRI-G3
Guidelines terdiri dari :
a.
Ekonomi
Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari
stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global.
b.
Lingkungan
Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk di bumi,
dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.
c.
Hak Asasi Manusia
Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan
pemasok/kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
d.
Masyarakat
Memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana
mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin
timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya.
23
e.
Tanggung jawab produk
Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara
langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi
dan pelabelan, pemasaran, dan privasi.
f.
Sosial
Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah
dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Publikasi Sustainability Report
Adams (2002) dalam Setthasakko arreya (2013) menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang
diteliti dalam literatur sebelumnya telah dibagi menjadi tiga kategori:
1. Karakteristik Perusahaan
Ukuran perusahaan dan kelompok industri muncul menjadi variabel
penting yang mempengaruhi tingkat dan kualitas pengungkapan Umumnya,
perusahaan besar, memiliki kinerja ekonomi yang baik dan beroperasi di
industri lingkungan yang-sensitif lebih cenderung untuk mengungkapkan
informasi sosial dan lingkungan.
2. Faktor Kontekstual Umum
Sifat dan tingkat pengungkapan dipengaruhi adanya perbedaan di negaranegara, khususnya budaya, tingkat peraturan yang menuntut tanggung jawab
sosial dan lingkungan, dan kekuatan dari kelompok pengawas. Studi
sebelumnya
menemukan
bahwa
perusahaan
memberikan
laporan
24
keberlanjutan terutama untuk meringankan kekhawatiran dari pemerintah dan
pemangku kepentingan lain seperti kreditor dan pemegang saham.
Pengungkapan lingkungan juga ditemukan meningkat seiring pemberitaan
peristiwa lingkungan yang negatif atau terjadinya denda dan tuntutan hukum
lembaga perlindungan lingkungan.
3. Faktor Kontekstual Internal
Tidak banyak penelitian sebelumnya yang meneliti hal ini. Faktor-faktor
yang diteliti dalam literatur sebelumnya sampai saat ini adalah proses internal
etika, sosial dan lingkungan pelaporan dan sikap terhadap pengaruh
keefektifan pengungkapan, kualitas, kuantitas dan komprehensif pelaporan
perusahaan (Adams, 2002). Selain itu, ada hubungan positif antara
keberadaan komite pelaporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan
sosial (Cowen et al, 1987).
Berdasarkan grand theory dalam penelitian ini, yaitu teori stakeholder dan
teori legitimasi, diikuti dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya, maka dapat
disimpulkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability
Report yaitu :
1.
Karakteristik Perusahaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), karakteristik adalah ciri-
ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan
tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain.
Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada
25
perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan
perusahaan lain.
Menurut Mirfazil dan Nurdiono (2007) dampak lingkungan perusahaan
tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan
yang menghasilkan dampak lingkungan hidup yang tinggi akan menuntut
pemenuhan tangung jawab lingkungan yang tinggi pula.
Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor
kualitas pengungkapan (Lang and Lundholm, 1993 dalam Rosmasita, 2007).
Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara entitas yang satu
dengan yang lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan
(size), leverage, basis perusahaan, jenis industri, serta profil dan karakteristik
lainnya (Marwata, 2001). Berikut ini proksi karakteristik perusahaan yang
diduga memiliki hubungan dengan publikasi Sustainability Report :
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan
Herusetya, 2012). Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan
meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan
profit tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru, kemudian cenderung
memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan
induknya. Tingkat profit yang tinggi akan menandakan pertumbuhan perusahaan
pada masa
yang akan datang.
Pertumbuhan perusahaan
memerlukan
26
pengungkapan yang lebih luas dalam memenuhi kebutuhan informasi sesuai
kebutuhan masing-masing pengguna (Suryono dan Prastiwi, 2011).
Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
tinggi cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak karena ingin
menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan memiliki
tingkat profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Beberapa
pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas:
1. Laba Bersih atas Penjualan ( Net Profit Margin / NPM)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba melalui penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan
membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.
=
Menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa perusahaan dikatakan
baik jika NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri
pada umumnya yakni di atas 20%.
2. Pengembalian Atas Total Aktiva ( Return On total Asset/ ROA)
Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba
bersih sebelum bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva.
Rasio
ini
menilai
menghasilkan laba.
efektivitas dan
intensitas
aktiva dalam
27
ROA =
EBIT
Total Aktiva
Menurut Kasmir (2002), rata-rata industry untuk ROA adalah 30%.
Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas
rata-rata industri.
3. Pengembalian Atas Total Ekuitas (Return On total Equity/ ROE )
Pengembalian
ekuitas
atas
pemegang
total
ekuitas
saham.
dihitung
Rasio
ini
dengan
digunakan
rata-rata
untuk
menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan
keuntungan
yang
tersedia
ROE =
bagi
pemegang
saham.
EAT
Total Aktiva
Menurut Kasmir (2002), perusahaan dikatakan baik jika ROE yang
dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya
yakni di atas 40%.
b.
Likuiditas
Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu
pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas
dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009).
Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan
kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk
melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena
28
ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. Rasio likuiditas yang sering
digunakan:
1.
Rasio Lancar (Current Ratio/ CR)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata
lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.
CR =
2.
Asset lancar
Kewajiban lancar
Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang
lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(Kasmir, 2002).
=
c.
Aktiva Lancar − Persediaan
Kewajiban Lancar
Leverage
Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang
didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan
bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang
jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Tingkat
29
rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar
bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer
dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa
mendatang (Anggraini, 2008).
Menurut Belkoui dan Karpik (1989), keputusan untuk mengungkapkan
informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan yang dapat
menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan respon yang buruk
bagi para stakeholder.
Ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam menghitung leverage,
yaitu:
1.
Rasio Hutang Terhadap Aktiva ( Debt to Asset Ratio/ DAR)
Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total
hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva
yang didanai dengan hutang.
(DAR) =
Total utang
Total Aktiva
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio /DER)
Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total
hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan
modal sendiri dalam menjamin hutang.
30
(DER) =
Total utang
Total Ekuitas
3. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned Ratio)
Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah
laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga.
Rasio ini
digunakan untuk menunjukkan kemampuan laba sebelum bunga dan
pajak untuk membayar beban bunga.
=
d.
EBIT
Beban Bunga
Aktifitas Perusahaan
Rasio
aktivitas
mengukur
tingkat
efektivitas
perusahaan
dalam
memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Tingginya rasio aktivitas
perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran
seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu (Setiawan, 2005 dalam Suryono
dan Prastiwi, 2011). Semakin tinggi
rasio mancerminkan semakin baik
manajemen mengelola aktivanya, yang berarti semakin efektif perusahaan dalam
penggunaan total aktiva. Semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan dalam
pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk
mencapai kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat. Kondisi keuangan
yang semakin kuat merupakan cerminan upaya yang dilakukan perusahaan untuk
mencari dukungan stakeholder dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
31
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
Aktivitas perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan bebarapa analisis rasio, yaitu:
1.
Rasio Perputaran Persediaan (ITO = Inventory Turnover)
Rasio
perputaran
persediaan
atau
Inventory
turnover
ratio
mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio
ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi
operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen
mengontrol modal yang ada pada persediaan.
=
2.
Penjualan (
Inventory
)
Rasio Perputaran Total Aktiva ( TAT = Total Assets Turnover)
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini
menunjukan efektivitas
dalam
penggunaan
rangka menghasilkan
seluruh
penjualan
atau
harta
perusahaan
menggambarkan
berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
=
Penjualan (
Total Aset
)
32
e.
Ukuran Perusahaan
Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan
informasi perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya
memiliki jumlah aktiva yang besar, penjualan besar, skill karyawan yang baik,
sistem informasi yang canggih jenis produk yang banyak, struktur kepemilikan
yang
lengkap,
sehingga
memungkinkan
dan
membutuhkan
tingkat
pengungkapan secara luas (Luthfia 2012). Perusahaan besar mempunyai biaya
informasi yang rendah, kompleksitas dan dasar kepemilikan yang lebih luas
dibanding
perusahaan
kecil
sehingga
perusahaan
besar
cenderung
mengungkapkan informasi yang lebih luas (Rosmasita dalam Suryono dan
Prastiwi, 2011). Ukuran perusahaan sering
diukur dengan menggunakan
jumlah karyawan, nilai total aset, volume penjualan, dan penjualan bersih
(Adikara, 2011).
f.
Tipe Industri
Tipe industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu industri high-
profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk dalam industri yang highprofile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan
yang low-profile. Hal ini dikarenakan masyarakat umumnya lebih sensitif
terhadap industri high-profile karena kelalaian perusahaan dalam penanganan
proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi
masyarakat sehingga perusahaan lebih sensitif terhadap keinginan konsumen.
33
Sedangkan perusahaan yang low-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan
lebih ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.
Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri
yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko
politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977)
dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki
aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif,
lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan
dibandingkan industri yang lain.
2. Corporate Governance
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) mendefinisikan Corporate
Governance dengan pencapaian keberhasilan usaha dan juga cara untuk
memantau kinerja pencapaian sasaran keberhasilan usaha tersebut. Corporate
Governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara
pemilik dan manajer (Rustiarini, 2012).
Menurut
Development),
OECD
(Organization
corporate
governance
for
Economic
merupakan
Cooperation
suatu
sistem
and
untuk
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam
implementasi good corporate governance (GCG).
Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat
lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu
transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness. Lima
prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance tersebut yang
34
akan dijabarkan sebagai berikut :
1)
Transparency
(keterbukaan
informasi),
yaitu
keterbukaan
dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan,
termasuk tentang kegiatan CSR.
2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
3)
Responsibility
(pertanggungjawaban),
yaitu
kesesuaian
di
dalam
pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau
tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara
di
dalam
memenuhi
hak-hak stakeholder
yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
Proksi Corporate Governance yang diduga memiliki hubungan dengan
publikasi Sustainability Report:
a.
Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai
penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta
35
anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan
auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat
terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011).
Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan
bahwa komite audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali
dalam 3 (tiga) bulan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar
efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate
governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011).
b.
Dewan Komisaris
Menurut Mulyadi (2002) dewan komisaris merupakan wakil dari para
pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak di
tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan
apakah
manajemen
telah
memenuhi
tanggung
jawab
mereka
dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.
Teori Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa
semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk
mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam
memonitor aktivitas manajemen. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung
jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar
mengungkapkannya.
c.
Dewan Direksi
36
Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk
memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki
perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha.
Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu
perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil
keputusan (Fama dan Jensen, dalam Dilling, 2009).
Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsifungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus
perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab
secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat
antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi
dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan
good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).
d.
Governance Committee
Suryono
governance
(2011)
suatu
menjelaskan
perusahaan
dapat
bahwa
penciptaan
diwujudkan
good corporate
salah satunya melalui
pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten
dan berkualitas. Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa
anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya,
merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-Undang SarbanesOxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah
melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan
atas laporan keuangan. Hidayah (2008) dalam Suryono (2011) menjelaskan
37
bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong
penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun
2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya mengambil enam variabel
independen yaitu Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi,
Komite Audit, serta Governance Committee. Penelitian ini melanjutkan dari
beberapa penelitian sebelumnya dengan beberapa perubahan dan eliminasi
variable serta menggabungkan peneliti-peneliti Sustainability Report terdahulu
berdasarkan research gap.
2.4
Penelitian Terdahulu
Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak
dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di
Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh
stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik
untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru
meskipun perkembangannya sudah mulai banyak.
Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi publikasi Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang
faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil
38
yang tidak konsisten. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan publikasi
Sustainability Report yang akan diteliti, antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
1
Dilling
(2009)
2
Yu Yi
(2010)
Judul
Sustainability
Reporting:
What Are
The
Characteristics
Of Corporations
That Provide
High Quality
Sustainability
Reports.
Variabel
X1 :Sectors,
Penelitian
X2 : Long-Term
Growth,
X3 : Corporate
Governance,
X4 : Financial
Performance,
X5 : Locations
Hasil Penelitian
X3 dan X5
Tidak
berpengaruh
terhadap
Publikasi
Sustainability
Report
sedangkan X3,
X4, dan X5
berpengaruh
terhadap
Publikasi
Sustainability
Report
Research On
X1 : Firm Size,
X2, X4 dan X5
Sustainability
X2 : Profitabilitas, Tidak
Reporting In Hong X3 : Leverage
berpengaruh
Kong
X4 : Growth
terhadap
Oportunities,
publikasi
Sustainability
X5 : Industry
Report
sedangkan
X1 dan X3
berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
39
No
Nama Peneliti
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
3
Suryono (2011) Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan Dan
corporate
Governance
Terhadap Praktik
pengungkapan
Sustainability
Report
X1 :Penelitian
Profitabilitas,
X2 : Likuiditas,
X3 : Leverage
X4 : Aktivitas
Perusahaan,
X5 : Ukuran
Perusahaan
X6 : Komite
Audit
X7 : Dewan
Direksi
X8 : Governance
Committee
X2, X3, X4, dan
X8
Tidak
berpengaruh
terhadap
publikasi
Sustainability
Report
sedangkan
X1, X4, X5 dan
X6 berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
4
Khaula (2012) Pengaruh Kinerja
Keuangan, Ukuran
perusahaan,
Struktur Modal
Dan
Corporate
Governance
Terhadap
Publikasi
Sustainability
Report
X1 : Profitabilitas,
X2 : Likuiditas,
X3 : Leverage
X4 : Aktivitas
Perusahaan,
X5 : Total Aset
X6 : Jumlah
Karyawan
X7 : Struktur
Modal
X8 : Komite
Audit
X9 : Governance
Committee
X1, X2, X4,
X 7 dan X8
Tidak
berpengaruh
terhadap
publikasi
Sustainability
Report
X3 berpengaruh
negatif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
sedangkan
X5, X6, X9 dan
X10 berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
40
No
Nama Peneliti
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
5
Setthasakkoarreya
(2013)
Influence Factors
To Develop
Sustainability
Report : A Case
Study Of Thailand
X1 :Penelitian
Initiation
from Company
Chair/ Board of
Directors/ Parent
Company
X2 : Supporting
Organizational
Design
X3 : Attitudes
Towards Social
and Environmental
Disclosure
X1, X2, dan X3
berpengaruh
terhadap
publikasi
Sustainability
Report
6
Idah
(2013)
Corporate
Governance dan
Karakteristik
Perusahaan Dalam
Pengungkapan
Sustainability
Report
X1 : Dewan
Komisaris,
X2 : Komite Audit,
X3 : Dewan
Direksi
X4 : Governance
Comittee
X5 : Profitabilitas
X6 : Likuiditas
X7 : Leverage
X8 : Aktifitas
Perusahaan
X9 : Ukuran
Perusahaan
X1, X2, X6, X7,
dan X8
Tidak
berpengaruh
terhadap
publikasi
Sustainability
Report
sedangkan
X3, X4, X5 dan
X9 berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
7
Shamil, dkk.
(2014)
The influence of
board
characteristics on
sustainability
reporting
X1 : Board Size,
X2 : Board
Independence,
X3 : Dual
Leadership
X4 : Board with
female directors,
X5 : Ethnically
Diverse Boards
X1 dan X3
Berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
X4 berpengaruh
negatif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
41
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini mengungkapkan beberapa faktor yang diduga berpengaruh
terhadap publikasi Sustainability Report, antara lain: profitabilitas, leverage,
ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dan governance committee.
Berdasarkan uraian landasan teoritis, serta untuk pemahaman lebih baik
mengenai variabel-variabel yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability
Report, maka penelitian ini menggunakan model kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Profitabilitas
H1 (+)
Leverage
H2 (-)
Ukuran Perusahaan
Corporate Governance
H3 (+)
H4 (+)
Publikasi Sustainability Report
(Ukuran Dewan Direksi)
H5 (+)
Corporate Governance
H6 (+)
(Ukuran Komite Audit)
Corporate Governance
(Governance Committee)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
42
2.6 Pengembangan dan Perumusan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
Mahmud dan Halim (2007) dalam Widianto (2011)). Perusahaan yang memiliki
kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi
untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu
menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka
terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui
Sustainability report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja
yang harus diungkapkan dalam Sustainability report.
Publikasi
Sustainability
report
ini
dilakukan
dalam
rangka
pertanggungjawaban kepada stakeholder untuk mempertahankan dukungan
mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Selain itu
pengungkapan Sustainability report juga dapat digunakan sebagai media
komunikasi dengan para stakeholder, yang ingin memperoleh keyakinan tentang
bagaimana profit dihasilkan perusahaan. Informasi ini terutama penting bagi
stakeholder selain investor dan kreditor yang biasanya dimotivasi oleh
kepentingan ekonomi atau financial.
Beberapa hasil penelitian yang melihat hubungan atau pengaruh kinerja
keuangan dengan atau terhadap pengungkapan menunjukkan dukungan atas
logika di atas. Dilling (2009) menemukan hubungan positif antara laba dengan
43
pengungkapan Sustainability report. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis
sebagai berikut :
H1
: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.2 Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report
Semakin tinggi tingkat leverage, maka akan ada kecenderungan
perusahaan berusaha untuk melaporkan profitabilitasnya agar tetap tinggi. Hal ini
dikarenakan, tingkat profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang kuat sehingga dapat meyakinkan perusahaan dalam
memperoleh pinjaman dari para stakeholder-nya. Bahkan, semakin tinggi tingkat
leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian
kredit, sehingga akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Para
stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan
dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat
dan baik. Hal ini berarti, manajer perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi
harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan laporan
sosial dan lingkungan).
Pengungkapan informasi
sosial
dan lingkungan
dapat
dilakukan
perusahaan salah satunya melalui pembuatan sustainability report. Informasi
sosial lingkungan yang diberikan sebenarnya cenderung digunakan sebagai bentuk
respon dari perusahaan atas tekanan, baik dari pemerintah ataupun publik agar
44
mengungkapkan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis yang telah dilakukan
perusahaan (Guthrie dan Parker (1990) dalam Ghozali dan Chariri (2007)).
Menurut Megginson (1997) dalam Widianto (2011) mengatakan leverage
memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Hal ini diakibatkan karena
struktur modal dengan pembiayaan utang, akan memperkecil tingkat profitabilitas
yang dicapai, karena total modal yang relatif tinggi akan membawa biaya, yang
berarti meningkatnya kesulitan keuangan. Sehingga perusahaan mengurangi
pelaporan yang bersifat sukarela seperti halnya Sustainability report, karena
pelaporan itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta biaya yang
cukup besar. Oleh karena itu asumsi yang kedua dari penelitian ini yaitu :
H2
: Leverage berpengaruh negatif terhadap publikasi Sustainability Report.
2.6.3
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability
Report
Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para
stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya yang lebih
besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan
keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada
dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar perusahaan akan semakin
berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas. Pengungkapan
yang luas ini dimaksudkan untuk, antara lain: mendidik dan menginformasikan
para stakeholder tentang tujuan atau maksud organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya; mengubah persepsi organisasi, tanpa mengubah kinerja aktual
45
organisasi; mengalihkan atau memanipulasi perhatian dari isu-isu penting ke isuisu lain yang berhubungan; atau mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja
organisasi. Hal-hal tersebut dilakukan dalam rangka menyelaraskan aktivitas
perusahaan dengan norma perilaku dalam sistem sosial masyarakat sebagai suatu
wujud legitimasi perusahaan (Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Ghozali dan
Chariri (2007)).
Beberapa penelitian sebelumnya Dilling (2009) dan Suryono (2011)
menemukan
bahwa
ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
pengungkapan Sustainability report. Hal ini karena semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya,
sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan
Sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H3
: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.4 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap publikasi Sustainability Report
Keefektifan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi
oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik
akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam
penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari
dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi
sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam
mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan
46
direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar
anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate
governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan
perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai
kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability
reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan
baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan
semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan kinerjanya.
Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) juga berhasil menemukan bahwa dewan
direksi berpengaruh terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Oleh
karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H4
: Dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.5 Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability Report
Komite audit merupakan salah satu dewan pengawasan dari sistem
corporate governance. Komite audit memiliki peran yang penting dalam
mengkoordinasikan anggota-anggotanya agar dapat menjalankan tugas secara
efektif dalam hal pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan
pelaksanaan GCG perusahaan (Luthfia, 2012). Berdasarkan keputusan Bapepam
Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang
ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Semakin berkualitas komite audit, maka
47
mereka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan
informasi dan apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas (Suryono dan
Prastiwi, 2011).
Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa komite audit
yang diproksikan dengan jumlah rapat berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Sustainability Report. Merujuk pada teori stakeholder, perusahaan
ingin memenuhi harapan para stakeholder dengan membuat Sustainability Report
yang mendeskripsikan mengenai aktivitas perusahaan dibidang sosial dan
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, komite audit dibentuk untuk membantu
manajemen dalam mempublikasikan sustainability report yang sangat dibutuhkan
oleh stakeholder untuk mendapat legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu,
dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut :
H5
: Komite Audit berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability
Report.
2.6.6 Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi Sustainability
Report
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat
diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota
governance committee yang berkompeten dan berkualitas. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dilling (2009), menunjukkan bahwa governance committee
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Luthfia
48
(2012) mengemukakan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam pencapaian
good corporate governance, maka governance committee sebagai komite
penunjang pelaksanaan good corporate governance maka komite ini dapat
merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui
sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H6
: Governance committee berpengaruh positif terhadap publikasi
Sustainability Report.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang
digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan industri
pertambang dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 .Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang
digunakan berasal dari annual report dan sustainability report perusahaan di BEI
dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Sumber-sumber data dapat diperoleh di
website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website resmi perusahaan.
3.2
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang listed
go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian
ini sebanyak 44 perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode
tahun 2011-2013.
Sampel adalah bagian dari elemen–elemen populasi (Indriantoro dan
Supomo, 2002:115). Teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling
dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
49
50
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di BEI.
2. Perusahaan Industri Pertambangan yang menerbitkan laporan tahunan di
BEI untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011-2013.
3. Perusahaan Industri Pertambangan yang mempublikasikan Sustainability
Report terpisah dari annual report untuk variable dummy 1.
4. Perusahaan Industri Pertambangan yang menampilkan data secara lengkap
untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan Corporate
Governance terhadap publikasi Sustainability Report.
Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel penelitian
Identifikasi perusahaan
Jumlah Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di
Jumlah
44
BEI periode tahun 2011-2013
Jumlah Perusahaan yang tidak menerbitkan annual report
(15)
berturut-turut di BEI
Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap
(12)
Jumlah sampel perusahaan industry pertambangan yang dapat
17
dianalisis dalam penelitian ini.
Tahun pengamatan (tahun)
3
Jumlah sampel total dalam penelitian (unit analisis)
51
Sumber : data sekunder yang diolah, 2014
51
3.3.
Variabel Dependen
3.3.1. Sustainability Report
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan
Sustainability report oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan
laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial
dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal
dan
eksternal
mengenai
kinerja
organisasi
dalam
mewujudkan
tujuan
pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006).
Sustainability report juga digunakan oleh institusi pemerintah misalnya
dari pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas kinerja
perusahaan terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi.Seperti halnya
di Indonesia, peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam aturan
yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Undang-undang nomor 40/2007 tentang
Perseroan Terbatas.Pengungkapan laporan keberlanjutan dalam aturan yang telah
ditetapkan berupa laporan yang berdiri sendiri, meskipun masih banyaknya
pengimplementasian CSR yang diungkapkan bersamaan dengan laporan tahunan
suatu perusahaan (Widianto, 2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan
variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan publikasi
Sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi
Sustainability report.
52
3.4.
Variabel Independen
3.4.1. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
(Mahmudah dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Profitabilitas dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) :
ROA =
3.4.2. Leverage
EBIT
Total Aktiva
Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan
dilikuidasi. Rasio leverage menggambarkan kontribusi pemilik (pemodal atau
pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.
Penelitian ini menggunakan rasio Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur
leverage :
(DER) =
3.4.3. Ukuran Perusahaan
Total utang
Total Ekuitas
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditentukan dari jumlah karyawan, total aktiva, total penjualan, atau peringkat
indeks (Hackston dan Milne (1996) dalam Ratnasari (2011)). Dalam penelitian
ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan adalah
53
nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan karena
ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak
dalam nilai total asset perusahaan pada neraca akhir tahun.
= log
3.4.4. Dewan Direksi
Realisasi perencanaan tertulis yang jelas mengenai tanggung jawab
perusahaan dapat dipublikasikan melalui Sustainability report. Sustainability
report merupakan laporan yang lebih menunjukkan keseriusan perusahaan untuk
membuktikan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan dikarenakan terpisah
dari annual report. Selain itu dewan direksi merupakan salah satu komponen
dalam mewujudkan GCG sehingga dewan direksi perlu mempublikasikan
informasi mengenai tanggung jawab sesuai dengan salah satu prinsip GCG yaitu
accountability. Variabel Dewan Direksi diukur dengan melihat frekuensi rapat
selama periode 1 tahun, dapat dilihat dalam laporan tahunan. Semakin tinggi
frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya
komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk
mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011)
3.4.5. Komite Audit
Menurut Jati (dalam Suryono, 2011), komite audit merupakan komite
yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan
54
audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas
untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan
tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Variabel ini diukur
dengan melihat frekuensi rapat antara anggota komite audit. Frekuensi rapat
akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota
komite audit untuk mewujudkan good corporate governance.
3.4.6. Governance Committee
Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota
dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk
mengembangkan
dan
merekomendasi
kepada
dewan,
pedoman
dalam
pelaksanaan dan etika corporate governance. Governance Committee diukur
dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang sudah membentuk
governance committee, dan 0 untuk perusahaan belum membentuk governance
committee.
Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel dijelaskan
dalam tabel sebagai berikut:
55
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No
1.
Nama
Variabel
Dependen:
Definisi
Pengukuran Variabel
Skala
Operasional
Data
Laporan mengenai Nilai
1
untuk Nominal
Publikasi
dampak
Sustainability
lingkungan,
Report
sosial yang disajikan sustainability
ekonomi, perusahaan
yang
dan mempublikasikan
report
terpisah dari laporan dan 0 untuk perusahaan
keuangan
dan yang
laporan tahunan.
tidak
mempublikasikan
sustainability report.
Ya=1
Tidak=0
2.
Leverage
Rasio yang mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
(DER) =
Total utang
Total Ekuitas
Rasio
memenuhi kewajiban
jangka panjang
3.
Ukuran
Ukuran
perusahaan Nilai log of total asset Rasio
Perusahaan
merupakan
ukuran yang
dimiliki
mengenai
besar masing-masing
kecilnya
suatu perusahaan
oleh
perusahaan.
4.
Dewan
Dewan
direksi Frekuensi rapat
Direksi
merupakan
bagian
yang
dewan direksi
perseroan
bertanggung
jawab
penuh
terhadap
kepengurusan
perseroan
untuk
Rasio
56
No
Nama
Variabel
Definisi
Operasional
kepentingan
dan
tujuan
perseroan
serta
mewakili
Pengukuran Variabel
Skala
Data
perseroan baik di
dalam maupun di
luar
pengadilan,
sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan
5.
Komite Audit
komite
audit
merupakan
komite yang ditunjuk
oleh
perusahaan
sebagai penghubung
antara dewan direksi
dan audit eksternal,
internal auditor serta
anggota independen,
yang memiliki tugas
untuk
memberikan
pengawasan auditor,
memastikan
manajemen
melakukan tindakan
korektif
yang tepat terhadap
hukum dan regulasi
Frekuensi rapat
komite audit
Rasio
57
No
6.
Nama
Variabel
Governance
Definisi
Operasional
Komite yang terdiri
Pengukuran Variabel
Committee
dari
Tidak=0
beberapa
Ya=1
Skala
Data
Nominal
anggota
dewan direksi
3.5.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu
annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2011-2013 yang
diterbitkan di BEI. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya
ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan acuan dalam
penelitian ini. Data penunjang lainnya diperoleh melalui website masing-masing
perusahaan.
3.6.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis
suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini,
analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian
sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik
(logistic regression) dengan bantuan SPSS 21. Dalam analisis regresi logistik,
tidak memerlukan uji asumsi klasik (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih
58
karena dalam penelitian ini variabel bebas merupakan campuran antara variable
metric dan non-metric, dan variabel terikat merupakan variable dichotomous
yaitu bersifat dummy (mempublikasikan Sustainability report atau tidak
mempublikasikan Sustainability report).
3.6.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui
gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel
statistik deskriptif menunjukkan nilai mean, nilai minimal dan maksimal
serta standar deviasi semua variabel tersebut. Nilai minimum digunakan
untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Nilai maksimum
digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean
digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi
dari rata-rata serta untuk mengidentifikasi dengan standar ukuran dari setiap
variabel.
Governance committee dan sustainability report tidak diikutsertakan
dalam perhitungan descriptive statistics karena variabel-variabel tersebut
memiliki skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori
atau kelompok. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa
nilai intrinsic. Oleh karena itu, tidak tepat apabila menghitung nilai rata-rata
(mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2011). Jadi, uji
statistik
yang
sesuai dengan skala nominal
mendasarkan counting, seperti modus dan frekuensi
adalah uji statistik
yang
59
3.6.2.
Regresi Logistik
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh karakteristik
perusahaan (profitabilitas, leverage,
ukuran
perusahaan)
dan corporate
governance (dewan direksi, komite audit, governance committee) terhadap
publikasi sustainability report. Alat analisis regresi yang digunakan jika variabel
terikat merupakan skala nominal adalah regresi logistik. Regresi logistik tidak
memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada
variabel dependent-nya (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih karena
penelitian ini memiliki variabel
dependent yang dichotomous (Subramaniam
dalam Suryono, 2011) dan variabel independen yang bersifat kombinasi antara
metric dan non metric (nominal).
Variabel
dependen atau variabel terikat yang digunakan dalam model
merupakan variabel dichotomous, karena perusahaan diklasifikasikan sebagai
peusahaan
yang
mempublikasikan
sustainability
report
atau
tidak
mempublikasikan sustainability report. Variabel independen atau veriabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini yang bersifat metrik adalah tingkat
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta frekuensi rapat antara anggota
dewan direksi, dan frekuensi rapat antara anggota komite audit. Variabel
independen atau variabel bebeas yang digunakan dalam penelitian ini yang
bersifat non-metric adalah ada tidaknya pembentukan governance committee
yang juga merupakan variabel dichotomous (perusahaan membentuk governance
committee dan perusahaan tidak membentuk governance committee).
60
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang
telah ada sebelumnya, maka model persamaan regresi logistik yang diajukan
dalam penelitian ini, yaitu :
Logit (KODE)
=
α + β1 (ROA) - β2 (DER) + β3 (LNTA)+ β4 (DD) +
β5 (KA) + β6 (GC)
Keterangan:
Logit (KODE)
= Variabel dummy, kategori perusahaan apakah membuat
Sustainability report (nilai 1) dan yang tidak (nilai 0).
a
= Konstanta
ROA = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan ROA.
DER
= Leverage yang diproksikan melalui perhitungan DER.
LNTA = Total asset yang diproksikan melalui log total asset.
DD
= Dewan direksi yang diproksikan melalui frekuensi rapat Dewan Direksi.
KA
= Komite Audit yang diproksikan melalui frekuensi rapat Komite Audit.
GC
= Variabel dummy, keberadaan governance committee
(nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan nilai 0 untuk yang
tidak memiliki governance committee/komite GCG).
Hasil output SPSS yang diperoleh, akan dilakukan analisis pengujian
model regresi logistik melalui beberapa tahapan. Tahapan - tahapan tersebut :
1. Menilai Model Regresi
Regresi logistik merupakan regresi yang telah mengalami
modifikasi, sehingga karakteristik yang ada juga tidak sama lagi dengan
61
model regresi sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan
signifikansi juga berbeda dengan regresi berganda, yaitu kesesuaian model
(goodness of fit) dengan dilihat dari R2 ataupun F test. Penilaian model
regresi logistik dilihat dengan pengujian Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk melakukan penilaian
mengenai model yang dihipotesiskan agar data empiris sesuai atau
cocok dengan model. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
Test statistic sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol
ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan
observasinya. Dengan demikian, model Goodnes Fit tidak baik, karena
model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya (Ghozali, 2011). Hipotesis tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Ho = Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
2. Menilai Overall Model Fit
Menilai keseluruhan model (overall model fit)
dengan
menggunakan Log Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara
membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number=0), model
ini hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Pada bagian
62
selanjutnya yaitu Block Number=1, model memasukkan konstanta dan
variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL
Block Number=0
> dari pada nilai Block Number=1, maka menunjukkan model regresi
yang baik. Log likehood pada regresi logistik, mirip dengan pengertian
“Sum of Square Error” pada model regresi, hal ini mengindikasikan
penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik
atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data..
3. Menguji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mampu memberikan peran
variabel terikat. Menurut
Metallia
(Suryono,
2011)
menyatakan
bahwa koefisien regresi ditentukan sebagai analisis pengujian hipotesis
dengan beberapa kriteria, yaitu:
a.
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5%, maka ada
peluang sekitar 95% yakin bahwa keputusannya tepat. Pada tingkat
signifikansi (α) sebesar 5 % hipotesis diterima, berarti hipotesis
memiliki probabilitas kesalahan 5% (0,05).
b.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada nilai pvalue:
1)
Jika p-value lebih besar daripada (α) maka hipotesis
ditolak,
hal tersebut
berpengaruh
perusahaan.
berarti
variabel
tersebut
tidak
terhadap publikasi sustainability report oleh
63
2)
Jika p-value lebih kecil daripada (α) maka dapat disimpulkan
hipotesis diterima
berpengaruh
yang
berarti
variabel
tersebut
terhadap publikasi sustainability report oleh
suatu perusahaan.
90
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan variabel profitabilitas
berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report artinya
perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan mendorong para
manajer melakukan publikasi informasi yang lebih untuk meyakinkan
investor dan kreditor terhadap profitabilitas perusahaan termasuk
publikasi sustainability report.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan variabel leverage tidak
berpengaruh negative terhadap publikasi sustainability report. Tidak
adanya pengaruh Leverage terahadap publikasi Sustainability Report
kemungkinan disebabkan perusahaan yang memiliki leverage tinggi
cenderung akan mengurangi biaya-biaya pelaporan sukarela termasuk
biaya mempublikasikan sustainability report.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga, Ukuran Perusahaan berpengaruh positif
terhadap publikasi Sustainability Report artinya semakin besar suatu
perusahaan, maka akan semakin mendapat perhatian dari
stakeholder.
Dalam
hal
tersebut,
90
perusahaan
berupaya
para
untuk
91
mendapatkan legitimasi dari para stakeholder dengan mengungkapakan
informasi yang lebih, baik bersifat wajib maupun sukarela.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat,
dewan direksi tidak berpengaruh
positif terhadap publikasi sustainanbility report. Tidak adanya pengaruh
dewan direksi terhadap publikasi sustainability report diindikasikan
disebabkan frekuensi
rapat antara anggota dewan direksi tidak
mencerminkan adanya komunikasi yang baik dalam hal keterbukaan
informasi mengenai sustainability report. Indikasi yang kedua, pihak
manajemen (direksi) lebih mementingkan kepentingan pemegang saham
daripada tujuan perusahaan
yang berdampak
tidak maksimalnya
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Hasil pengujian hipotesis kelima, komite audit tidak berpengaruh positif
terhadap publikasi sustainability report. Tidak adanya pengaruh komite
audit terhadap publikasi sustainabilitiy report diindikasikan disebabkan
dalam setiap pertemuan rapatnya komite audit lebih fokus hanya pada
kualitas laporan keuangan daripada sustainability report yang masih
bersifat voluntary.
6. Hasil pengujian hipotesis keenam, governance committee berpengaruh
positif terhadap publikasi sustainability report artinya governance
committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk
melakukan
pengungkapan
sosial
lingkungan
yang
lebih
dalam
mewujudkan salah satu prinsip good corporate governance yaitu
transparency.
92
5.2
Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah
Evaluasi efektifitas pelaksanaan Undang-Undang No 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, dimana selain perusahaan harus melakukan
tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas
perusahaan, tetapi perusahaan juga harus membuat dan mempublikasikan
atau mengungkapkan laporan keberlanjutan (sustainability report).
2. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Melakukan pelatihan atau seminar bagi para direksi perusahaan karena
sustainability report pada saat sekarang ini menempati posisi yang sama
pentingnya
juga
dengan
pengungkapan
informasi
seperti
yang
diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Akademisi
Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kualitas isi pengungkapan
dari publikasi sustainability report sesuai standar pelaporan keberlanjutan
atau pedoman Global Reporting Initiatives (GRI). Selain itu sebaiknya
menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari variabel atau
mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti tingkat inflasi, tingkat bunga,
atau perubahan kurs untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.
93
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Gita Nuurismaila. 2008. Pengungkapan Sustainability Report Tahun 2006
pada Enam Perusahaan di Industri Pertambangan. Skripsi. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 03 Desember 2014.
Alwi,Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai
Pustaka
Anke, Fri Medistya. 2009. “ Analisis Penerapan Sustainability Report
Berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) pada PT Semen Gresik
(Persero), Tbk”. Diakses tanggal 03 November 2014.
Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding
Seminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta. 9 Juni 2007.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta.Proceeding Seminar Nasional manajemen SMART.
Universitas Kristen Maranatha Bandung. 3 Maret 2007. (Online) at
journal.uii.ac.id. Diakses tanggal 03 November 2014.
Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Sukarela Internet Financial and Sustainability Reporting. Dalam Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2008. STIE
Perbanas Surabaya. Surabaya. On line at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal
03 November 2014.
Adikara, Yoga Nata. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi Akuntansi. UNDIP
Adimulya. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional
dan Kepemilikan Asing terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability
Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di BEI. Skripsi
S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Admin KeuLSM, “Ekonomi & Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting”,
http://keuanganlsm.com/article/umum/tentang-sustainabilityreporting/. 6
Mei 2013. Diakses tanggal 3 November 2014
94
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Peraturan Bapepeam-LK
No.IX.I.5 dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep643/BL/20012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit.
BangkaPos.com. 2012. 70 persen Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang.
Jumat, 28 September 2012. http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang.
Diakses
tanggal
3
November 2014
Bary, Xavier. 2013 “Mengapa Bisnis Perlu Menerapkan Sustainability”, Diambil
dari
www.painternational.org/pa.../Article%20Sustainability%20(BHS).doc. Diakses
tanggal 3 November 2014
Belkaoui, A. and Karpik, P.G. (1989), “Determinants Of The Corporate Decision
To Disclose Social Information”, Accounting, Auditing & Accountability
Journal, Vol. 2 No. 1, pp. 36-51.
Brigham dan Houston, “Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar
Manajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Chariri, A dan Nugroho, Firman Aji, “Retorika dalam Pelaporan CSR: Analisis
Semiotik Atas Sustainability Reporting PT. Aneka Tambang Tbk”
Dilling, “Sustainability Reporting In A Global Context: What Are The
Characteristics Of Corporatons That Provide High Quality Sustainability
Reports- An Empirical Analysis”, dalam International Business &
Economics Research Journal. Vol.9, No.1., New York Institute of
Technology, Canada, 2009.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Australia: McGraw-Hill.
Edward. 2011. Curhat Sang Menteri: Dari Lingkungan Rusak Hingga CSR yang
Disembunyikan. On line at news.bisnis.com. Diakses tanggal 3 November
2014
Elkington, John. (1998). Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of
Twentieth
Century
Business.
Capstone,
Oxford.
Dalam
http://books.google.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.
Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
95
Ghozali Imam, dan A Chariri.2007.“Teori Akuntansi”. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Global Report Initiative, “Sustainability Reporting Guideliness, Version 3.0”,
Netherland, 2006.
GRI 2009B. 2009. Briefing paper : Sustainability Reporting 10 Years on. Dalam
http://www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 3 November 2014.
Gray, R.H., Kouhy, R., and Lavers, S. 1995a. Corporate Social and
Environmental Reporting: A Review of the Litertaure and a Longitudinal
Study
of
UK
Disclosore.
Accounting,
Auditing,
and
AccountabilityJournal, Vol. 8 No. 2, pp. 47-77.
Hackston, David and Markus J. Milne, 1996. “Some Determinants of Social an
Environmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting,
Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100.
Hidayah, Erna. 2008. “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap
Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja
Perusahaan di BEJ”. dalam Jurnal Akuntansi. Vol.12,No.1,Juni
2008:5364.
Idah. 2013. “ Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan dalam
pengungkapan Sustainability Reporting”. Dalam Acoountig Analysis
Journal Vol.2, No. 3, Juni:2013.
Indriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Jalal. 2007. Tentang Laporan Keberlanjutan Perusahaan, Lingkar Studi CSR.
Jakarta, on line at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 3 November
2014
Kabar24.com. 2012. 5 Raksasa Tambang Rusak sungai Indonesia. Senin, 28 Mei
2012.http://www.kabar24.com/nasional/read/20120528/9/38122/5-raksasatambang-rusak-sungai-indonesia. Diakses tanggal 3 November 2014
Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR”, Media Riset Akuntansi,
Vol.2, No.1. Februari 2012.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
96
______. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. Pedoman Umum Good Corporate
Governance. Jakarta: KNKG.
Lasmaria. 2013. Pengaruh Stakeholder Enggagement terhadap Pengungkapan
Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di
BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Luthfia, Khaula. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan,
Struktur Modal, dan Corporate Governance terhadap Publikasi
Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di
BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas
Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di
Indonesia. Siposium Nasional Akuntansi IV.
Meek, Gary K., Clare B. Robert, dan Sidney J. Gray, 1995. Factors Influencing
Voluntary Annual Report Disclosures by U. S., U. K., and Continental
European Multinational Corporations. Journal of International Business
Studies, Vol. 26, Third Quarter, h:555-572.
Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. “Evaluasi Pengungkapan Informasi
Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam
Kelompok Aneka Industri yang Go Publik di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol.12, No.1, Januari 2007.
Mongabay.co.id. 2014. Limbah Tambang Rusak Lingkungan, Warga Desak
Pemkot
Samarinda.
Senin,
24
Februari
2014.
http://www.mongabay.co.id/2014/02/24/limbah-tambang-rusaklingkungan-warga-desak-pemkot-samarinda/. Diakses 3 November 2014
Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Munawir. 2005. Analisa laporan keuangan. Liberty, Yogyakarta.
NCSR.
2014. Sustainabiliity Reports by Company. http://isra.ncsrid.org/category/sustainability-reports/by-company/ Diakses tanggal 3
November 2014
Organization for Economic Co-operation and Development. 2004. OECD
Principles of Corporate Governance. Paris: OECD Publication Service.
97
Purwanto,Agus, “Pengaruh tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
terhadap CSR. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol 8 No.1, November 2011
Puspitaningrum. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
pengungkapan internet financial and Sustainability Reporting (IFSR).
Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unibraw.
Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Dalam
Sustainability Report. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Rosmasita, Hardhina. 2007.“Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengungkapan
Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEJ“. Skripsi
S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.Yogyakarta.
Rustiarini, Ni Wayan. 2012. Komite Audit dan Kualitas Audit: Kajian
Berdasarkan Karakteristik, Kompetensi, dan Aktivitas Komite Audit.
Jurnal Universitas Mahasaraswati Denpasar
Sembiring, E. R. 2005.Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15–16
September 2005.
Setthasakko -arreya, Napphasom dan Watchaneeporn. 2013. Influence Factors to
Develop Sustainability Report: A Case Study of Thailand. Proceedings of
8th Annual London Business Research Conference Imperial College,
London, UK, 8 - 9 July, 2013
Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
dan Corporate Governnce Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability
Report. Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 21-22
Juli 2011.
Undang-Undang
Perseroan
Terbatas
No.
40
Tahun
2007
(http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%2020072
0Perseroan%20Terbatas.pdf) Diakses 3 November 2014.
Utama. 2006. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di
Indonesia. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 3.
98
Widianto, Hari Suryono, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,
Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap
Praktik Pengungkapan Sustainability Report”, 2011.
Wijayanti, Valentina. 2011. “Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR Disclosure)”, http://www.lib.stekpi.ac.id. Diakses 4
Desember 2014.
Wahyuningtyas dan Nughrahanti, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
terhadap Pengungkapan CSR”, 2012.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005.
Corporate
Social
Responsibility.
http://www.wbcsd.org/Pages/eNews/eNewsDetails.aspx?ID Diakses 3
November 2014.
Yu Yi, Tang Fuk dan Chan Ka. 2010. Research on Sustainability Reporting in
Hongkong. Hongkong Baptist University.
99
LAMPIRAN 1
PEDOMAN DOKUMENTASI
Nama Perusahaan
:
Kode Perusahaan
:
Sektor Industri
:
Tanggal Listing
:
Publikasi Sustainability Report:
NO
1
ANNUAL REPORT
Profitabilitas

EBIT

Total aktiva
Leverage

3
ROA
DER

Total Kewajiban

Total Ekuitas
Ukuran Perusahaan

4
Total Aset
Dewan Direksi

Frekuensi Rapat
Dewan Direksi
TIDAK
TAHUN
DATA

2
YA
2011
2012
2013
100
NO
5
ANNUAL REPORT
Komite Audit

Frekuensi Rapat
Komite Audit
6
Governance Committee

YA

TIDAK
Keterangan :
ROA : Return On Assets
EBIT : Earnings Before Interst and Tax
DER
TAHUN
DATA
: Debt to Equity Ratio
2011
2012
2013
101
LAMPIRAN 2
Daftar Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI
NO
NAMA
KODE
Sektor Industri
Tanggal
Listing
1
Adaro Energy Tbk
ADRO
Pertambangan Batubara
16/07/08
2
Aneka Tambang (Persero)
ANTM
Pertambangan
27/11/97
Tbk
Logam&Mineral
3
Atlas Resources tbk
ARII
Pertambangan Batubara
08/11/11
4
ATPK Resources Tbk
ATPK
Pertambangan Batubara
17/04/02
5
Baramulti Suksessarana
BSSR
Pertambangan Batubara
08/11/12
Tbk
6
Bayan Resources Tbk
BYAN
Pertambangan Batubara
12/08/08
7
Benakat Integra Tbk
BIPI
Pertambangan
11/02/10
Minyak&Gas Bumi
8
Berau Coal Energy Tbk
BRAU
Pertambangan Batubara
19/08/10
9
Borneo Lumbung Energi
BORN
Pertambangan Batubara
26/11/10
& Metal Tbk
10
Bumi Resources Tbk
BUMI
Pertambangan Batubara
30/07/90
11
Central Omega Resources
DKFT
Pertambangan
21/11/97
Tbk
12
Cita Mineral Investindo
Logam&Mineral
CITA
Tbk
13
Citatah Tbk
Pertambangan
20/03/02
Logam&Mineral
CTTH
Pertambangan Batu-
07/03/96
batuan
14
Citra Kebun Raya Agri
CKRA
Tbk
Pertambangan
19/05/99
Logam&Mineral
15
Darma Henwa Tbk
DEWA
Pertambangan Batubara
26/09/07
16
Delta Dunia Makmur Tbk
DOID
Pertambangan Batubara
15/06/01
17
Elnusa Tbk
ELSA
Pertambangan
06/02/08
102
NO
NAMA
KODE
Sektor Industri
Tanggal
Listing
Minyak&Gas Bumi
18
Energi Mega Persada Tbk
ENRG
Pertambangan
07/06/04
Minyak&Gas Bumi
19
Garda Tujuh Buana Tbk
GTBO
Pertambangan Batubara
09/07/09
20
Golden Eagle Energy Tbk
SMMT
Pertambangan Batubara
29/02/00
21
Golden Energy Mines Tbk
GEMS
Pertambangan Batubara
17/11/11
22
Harum Energy Tbk
HRUM
Pertambangan Batubara
06/10/10
23
Indo Tambangraya Megah
ITMG
Pertambangan Batubara
18/12/07
CPDW
Pertambangan Batubara
20/06/11
PSAB
Pertambangan
01/12/07
Tbk
24
Indo Setu Batubara
Resources Tbk
25
J Resources Asia Pasific
Tbk
26
Medco Energi
Logam&Mineral
MEDC
International Tbk
27
Mitra Investindo Tbk
Pertambangan
12/10/94
Minyak&Gas Bumi
MITI
Pertambangan Batu-
16/07/97
batuan
28
Mitrabara Adiperdana Tbk
MBAP
Pertambangan Batubara
10/07/14
29
Perdana Karya Perkasa
PKPK
Pertambangan Batubara
11/07/07
30
Petrosea Tbk
PTRO
Pertambangan Batubara
21/05/90
31
Radiant Utama Interinsco
RUIS
Pertambangan
12/07/06
Tbk
32
Ratu Prabu Energi Tbk
Minyak&Gas Bumi
ARTI
Pertambangan
30/04/03
Minyak&Gas Bumi
33
Resource Alam Indonesia
KKGI
Pertambangan Batubara
01/07/91
Tbk
34
Samindo Resources Tbk
MYOH
Pertambangan Batubara
27/07/00
35
SMR Utama Tbk
SMRU
Pertambangan
10/10/11
103
NO
NAMA
KODE
Sektor Industri
Tanggal
Listing
Logam&Mineral
36
Surya Esa Perkasa Tbk
ESSA
Pertambangan
01/02/12
Minyak&Gas Bumi
37
Tambang Batubara Bukit
PTBA
Pertambangan Batubara
23/12/02
TINS
Pertambangan
19/10/95
Asam Tbk
38
Timah (Persero) Tbk
Logam&Mineral
39
Toba Bara Sejahtra Tbk
TOBA
Pertambangan Batubara
06/12/12
40
Vale Indonesia Tbk
INCO
Pertambangan
16/05/90
Logam&Mineral
41
Exploitasi energi
CNKO
Indonesia Tbk
42
Sigmagold Inti Perkasa
Sugih Energy Tbk
20/11/01
batuan
TMPI
Tbk
43
Pertambangan Batu-
Pertambangan
26/11/95
Logam&Mineral
SUGI
Pertambangan
19/06/02
Minyak&Gas Bumi
44
Apexindo Pratama Duta
Tbk
APEX
Pertambangan
Minyak&Gas Bumi
07/10/02
LAMPIRAN 3
Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sebagai Sampel
NO
NAMA
Tidak
Tidak menerbitkan Annual
Annual Report
mempublikasikan
Report berturut-turut
kurang lengkap
KODE
Sustainability
atau tidak dapat
2011
2012
Report
2013
dianalisis
1
Apexindo Pratama Duta Tbk
APEX
v
v
2
Atlas Resources tbk
ARII
v
v
3
ATPK Resources Tbk
ATPK
v
v
4
Baramulti Suksessarana Tbk
BSSR
v
5
Benakat Integra Tbk
BIPI
v
6
Borneo Lumbung Energi &
BORN
v
v
v
v
104
NO
NAMA
Tidak
Tidak menerbitkan Annual
Annual Report
mempublikasikan
Report berturut-turut
kurang lengkap
KODE
Sustainability
atau tidak dapat
2011
2012
2013
Report
dianalisis
Metal Tbk
7
Cita Mineral Investindo Tbk
CITA
v
v
8
Citra Kebun Raya Agri Tbk
CKRA
v
v
9
Delta Dunia Makmur Tbk
DOID
v
10
Exploitasi Energi Indonesia
CNKO
v
v
v
v
Tbk
11
Garda Tujuh Buana Tbk
GTBO
v
12
Golden Eagle Energy Tbk
SMMT
v
13
Golden Energy Mines Tbk
GEMS
v
v
14
Harum Energy Tbk
HRUM
v
v
v
105
NO
NAMA
Tidak
Tidak menerbitkan Annual
Annual Report
mempublikasikan
Report berturut-turut
kurang lengkap
KODE
Sustainability
atau tidak dapat
2011
2012
2013
Report
dianalisis
15
J Resources Asia Pasific Tbk
PSAB
v
v
16
Mitra Investindo Tbk
MITI
v
v
17
Mitrabara Adiperdana Tbk
MBAP
v
18
Perdana Karya Perkasa
PKPK
v
19
Radiant Utama Interinsco
RUIS
v
ARTI
v
KKGI
v
v
MYOH
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Tbk
20
Ratu Prabu Energi Tbk
21
Resource Alam Indonesia
v
Tbk
22
Samindo Resources Tbk
106
NO
NAMA
Tidak
Tidak menerbitkan Annual
Annual Report
mempublikasikan
Report berturut-turut
kurang lengkap
KODE
Sustainability
atau tidak dapat
2011
2012
2013
Report
dianalisis
23
Sigmagold Inti Perkasa Tbk
TMPI
v
24
SMR Utama Tbk
SMRU
v
v
25
Sugih Energy Tbk
SUGI
v
v
26
Surya Esa Perkasa Tbk
ESSA
v
v
27
Toba Bara Sejahtra Tbk
TOBA
v
v
27
7
Jumlah
v
v
5
3
17
107
108
LAMPIRAN 4
PERUSAHAAN SAMPEL
(Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013)
NO
NAMA PERUSAHAAN
KODE
1
Adaro Energy Tbk
ADRO
2
Aneka Tambang (Persero) Tbk
ANTM
3
Bayan Resources Tbk
BYAN
4
Berau Coal Energy Tbk
BRAU
5
Bumi Resources Tbk
BUMI
6
Central Omega Resources Tbk
DKFT
7
Citatah Tbk
CTTH
8
Darma Henwa Tbk
DEWA
9
Elnusa Tbk
ELSA
10
Energi Mega Persada Tbk
ENRG
11
Perdana Karya Perkasa
PKPK
12
Indo Tambangraya Megah Tbk
ITMG
13
Medco Energi International Tbk
MEDC
14
Petrosea Tbk
PTRO
15
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PTBA
16
Timah (Persero) Tbk
TINS
17
Vale Indonesia Tbk
INCO
LAMPIRAN 5
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL BESERTA ANNUAL REPORT DAN SUSTAINABILITY REPORT
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2
ANTM
2011
V
V
3
BYAN
2011
V
-
4
BRAU
2011
V
-
5
BUMI
2011
V
-
6
DKFT
2011
V
-
7
CTTH
2011
V
-
8
DEWA
2011
V
-
9
ELSA
2011
V
-
10
ENRG
2011
V
-
11
PKPK
2011
V
-
12
ITMG
2011
V
V
13
MEDC
2011
V
V
No
2011
Perusahaan yang mempublikasikan Annual
Report di Bursa Efek Indonesia
V
Perusahaan yang mempublikasikan
SustainabilityReport
V
Tahun
109
14
Kode
Perusahaan
PTRO
15
PTBA
2011
V
V
16
TINS
2011
V
V
17
INCO
2011
V
-
18
ADRO
2012
V
V
19
ANTM
2012
V
V
20
BYAN
2012
V
-
21
BRAU
2012
V
-
22
BUMI
2012
V
-
23
DKFT
2012
V
-
24
CTTH
2012
V
-
25
DEWA
2012
V
-
26
ELSA
2012
V
-
27
ENRG
2012
V
-
28
PKPK
2012
V
-
29
ITMG
2012
V
V
30
MEDC
2012
V
V
No
2011
Perusahaan yang mempublikasikan Annual
Report di Bursa Efek Indonesia
V
Perusahaan yang mempublikasikan
SustainabilityReport
V
Tahun
110
31
Kode
Perusahaan
PTRO
32
PTBA
2012
V
V
33
TINS
2012
V
V
34
INCO
2012
V
-
35
ADRO
2013
V
V
36
ANTM
2013
V
V
37
BYAN
2013
V
-
38
BRAU
2013
V
-
39
BUMI
2013
V
-
40
DKFT
2013
V
-
41
CTTH
2013
V
-
42
DEWA
2013
V
-
43
ELSA
2013
V
-
44
ENRG
2013
V
-
45
PKPK
2013
V
-
46
ITMG
2013
V
V
47
MEDC
2013
V
V
No
2012
Perusahaan yang mempublikasikan Annual
Report di Bursa Efek Indonesia
V
Perusahaan yang mempublikasikan
SustainabilityReport
V
Tahun
111
48
Kode
Perusahaan
PTRO
49
PTBA
2013
V
V
50
TINS
2013
V
V
51
INCO
2013
V
V
No
2013
Perusahaan yang mempublikasikan Annual
Report di Bursa Efek Indonesia
V
Perusahaan yang mempublikasikan
SustainabilityReport
V
Tahun
112
113
LAMPIRAN 6
PENGUKURAN SUSTAINABILITY REPORT
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2011
YA=1
TIDAK=0
1
2
ANTM
2011
1
3
BYAN
2011
0
4
BRAU
2011
0
5
BUMI
2011
0
6
DKFT
2011
0
7
CTTH
2011
0
8
DEWA
2011
0
9
ELSA
2011
0
10
ENRG
2011
0
11
PKPK
2011
0
12
ITMG
2011
1
13
MEDC
2011
1
14
PTRO
2011
1
15
PTBA
2011
1
16
TINS
2011
1
17
INCO
2011
0
18
ADRO
2012
1
19
ANTM
2012
1
20
BYAN
2012
0
21
BRAU
2012
0
22
BUMI
2012
0
23
DKFT
2012
0
24
CTTH
2012
0
No
Tahun
114
25
Kode
Perusahaan
DEWA
2012
YA=1
TIDAK=0
0
26
ELSA
2012
0
27
ENRG
2012
0
28
PKPK
2012
0
29
ITMG
2012
1
30
MEDC
2012
1
31
PTRO
2012
1
32
PTBA
2012
1
33
TINS
2012
1
34
INCO
2012
0
35
ADRO
2013
1
36
ANTM
2013
1
37
BYAN
2013
0
38
BRAU
2013
0
39
BUMI
2013
0
40
DKFT
2013
0
41
CTTH
2013
0
42
DEWA
2013
0
43
ELSA
2013
0
44
ENRG
2013
0
45
PKPK
2013
0
46
ITMG
2013
1
47
MEDC
2013
1
48
PTRO
2013
1
49
PTBA
2013
1
50
TINS
2013
1
51
INCO
2013
1
No
Tahun
115
LAMPIRAN 7
PENGUKURAN PROFITABILITAS
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2
ANTM
2011
0,17
Di atas rata-rata
3
BYAN
2011
0,18
Di atas rata-rata
4
BRAU
2011
0,19
Di atas rata-rata
5
BUMI
2011
0,08
Di bawah rata-rata
6
DKFT
2011
0,18
Di atas rata-rata
7
CTTH
2011
0,01
Di bawah rata-rata
8
DEWA
2011
-0,04
Di bawah rata-rata
9
ELSA
2011
-0,01
Di bawah rata-rata
10
ENRG
2011
0,02
Di bawah rata-rata
11
PKPK
2011
0,05
Di bawah rata-rata
12
ITMG
2011
0,46
Di atas rata-rata
13
MEDC
2011
0,08
Di bawah rata-rata
14
PTRO
2011
0,18
Di atas rata-rata
15
PTBA
2011
0,36
Di atas rata-rata
16
TINS
2011
0,18
Di atas rata-rata
17
INCO
2011
0,19
Di atas rata-rata
18
ADRO
2012
0,11
Di atas rata-rata
19
ANTM
2012
0,20
Di atas rata-rata
20
BYAN
2012
0,04
Di bawah rata-rata
21
BRAU
2012
0,00
Di bawah rata-rata
22
BUMI
2012
-0,08
Di bawah rata-rata
23
DKFT
2012
0,26
Di atas rata-rata
No
2011
Return on Assets
(ROA)
0,18
Di atas rata-rata
Tahun
Keterangan
116
24
Kode
Perusahaan
CTTH
25
DEWA
2012
-0,12
Di bawah rata-rata
26
ELSA
2012
0,05
Di bawah rata-rata
27
ENRG
2012
0,05
Di bawah rata-rata
28
PKPK
2012
-0,05
Di bawah rata-rata
29
ITMG
2012
0,40
Di atas rata-rata
30
MEDC
2012
0,07
Di atas rata-rata
31
PTRO
2012
0,12
Di bawah rata-rata
32
PTBA
2012
0,31
Di atas rata-rata
33
TINS
2012
0,10
Di atas rata-rata
34
INCO
2012
0,04
Di bawah rata-rata
35
ADRO
2013
0,06
Di bawah rata-rata
36
ANTM
2013
-0,01
Di bawah rata-rata
37
BYAN
2013
-0,04
Di bawah rata-rata
38
BRAU
2013
-0,03
Di bawah rata-rata
39
BUMI
2013
-0,11
Di bawah rata-rata
40
DKFT
2013
0,27
Di atas rata-rata
41
CTTH
2013
0,01
Di bawah rata-rata
42
DEWA
2013
-0,17
Di bawah rata-rata
43
ELSA
2013
0,08
Di bawah rata-rata
44
ENRG
2013
0,14
Di atas rata-rata
45
PKPK
2013
-0,02
Di bawah rata-rata
46
ITMG
2013
0,23
Di bawah rata-rata
47
MEDC
2013
0,08
Di bawah rata-rata
48
PTRO
2013
0,05
Di bawah rata-rata
49
PTBA
2013
0,21
Di atas rata-rata
50
TINS
2013
0,10
Di atas rata-rata
51
INCO
2013
0,02
Di bawah rata-rata
No
2012
Return on Assets
(ROA)
0,01
Di bawah rata-rata
Tahun
Keterangan
117
LAMPIRAN 8
PENGUKURAN LEVERAGE
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2
ANTM
2011
0,41
Di bawah rata-rata
3
BYAN
2011
1,22
Di bawah rata-rata
4
BRAU
2011
2,93
Di atas rata-rata
5
BUMI
2011
5,26
Di atas rata-rata
6
DKFT
2011
0,12
Di bawah rata-rata
7
CTTH
2011
1,87
Di atas rata-rata
8
DEWA
2011
0,29
Di bawah rata-rata
9
ELSA
2011
1,30
Di bawah rata-rata
10
ENRG
2011
1,83
Di atas rata-rata
11
PKPK
2011
1,49
Di bawah rata-rata
12
ITMG
2011
0,46
Di bawah rata-rata
13
MEDC
2011
2,02
Di atas rata-rata
14
PTRO
2011
1,37
Di bawah rata-rata
15
PTBA
2011
0,41
Di bawah rata-rata
16
TINS
2011
0,43
Di bawah rata-rata
17
INCO
2011
0,37
Di bawah rata-rata
18
ADRO
2012
1,23
Di bawah rata-rata
19
ANTM
2012
0,54
Di bawah rata-rata
20
BYAN
2012
1,70
Di atas rata-rata
21
BRAU
2012
7,87
Di atas rata-rata
22
BUMI
2012
17,75
Di atas rata-rata
23
DKFT
2012
0,11
Di bawah rata-rata
24
CTTH
2012
2,32
Di atas rata-rata
No
2011
Debt to Equity
Ratio (DER)
1,32
Di bawah rata-rata
Tahun
Keterangan
118
25
Kode
Perusahaan
DEWA
26
ELSA
2012
1,10
Di bawah rata-rata
27
ENRG
2012
2,00
Di atas rata-rata
28
PKPK
2012
1,27
Di bawah rata-rata
29
ITMG
2012
0,49
Di bawah rata-rata
30
MEDC
2012
2,15
Di atas rata-rata
31
PTRO
2012
1,83
Di atas rata-rata
32
PTBA
2012
0,50
Di bawah rata-rata
33
TINS
2012
0,34
Di bawah rata-rata
34
INCO
2012
0,36
Di bawah rata-rata
35
ADRO
2013
1,11
Di bawah rata-rata
36
ANTM
2013
0,71
Di bawah rata-rata
37
BYAN
2013
2,48
Di atas rata-rata
38
BRAU
2013
23,97
Di atas rata-rata
39
BUMI
2013
-24,12
Di bawah rata-rata
40
DKFT
2013
0,10
Di bawah rata-rata
41
CTTH
2013
0,13
Di bawah rata-rata
42
DEWA
2013
0,65
Di bawah rata-rata
43
ELSA
2013
0,91
Di bawah rata-rata
44
ENRG
2013
0,61
Di bawah rata-rata
45
PKPK
2013
1,06
Di bawah rata-rata
46
ITMG
2013
0,44
Di bawah rata-rata
47
MEDC
2013
1,82
Di atas rata-rata
48
PTRO
2013
1,58
Di bawah rata-rata
49
PTBA
2013
0,55
Di bawah rata-rata
50
TINS
2013
0,61
Di bawah rata-rata
51
INCO
2013
0,33
Di bawah rata-rata
No
2012
Debt to Equity
Ratio (DER)
0,61
Di bawah rata-rata
Tahun
Keterangan
119
LAMPIRAN 9
PENGUKURAN UKURAN PERUSAHAAN
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2011
5,658,961,000
Log natural of
Total Asset
15,55
2
ANTM
2011
15,201,235,077
23,44
3
BYAN
2011
1,596,247,562
21,19
4
BRAU
2011
2,059,239,000
14,54
5
BUMI
2011
7,368,121,749
22,72
6
DKFT
2011
1,301,283,445,488
27,89
7
CTTH
2011
218,251,524,639
26,11
8
DEWA
2011
406,125,904,000
19,82
9
ELSA
2011
4,389,950,000
15,29
10
ENRG
2011
17,354,833,906
23,58
11
PKPK
2011
471,838,283,186
26,88
12
ITMG
2011
1,578,474,000
14,27
13
MEDC
2011
2,587,397,459
21,67
14
PTRO
2011
377,298,000
12,84
15
PTBA
2011
11,510,262,000
16,26
16
TINS
2011
6,569,807,000
15,7
17
INCO
2011
2,421,362,000
14,7
18
ADRO
2012
6,692,256,000
15,72
19
ANTM
2012
19,708,540,946
23,7
20
BYAN
2012
1,909,104,988
21,37
21
BRAU
2012
2,148,128,000
14,58
22
BUMI
2012
7,354,327,207
22,72
23
DKFT
2012
1,535,650,131,037
28,06
24
CTTH
2012
261,438,526,210
26,29
No
Tahun
Total Asset
120
25
Kode
Perusahaan
DEWA
26
No
Tahun
Total Asset
Log natural of
Total Asset
19,9
2012
439,475,800
ELSA
2012
4,294,557,000
15,27
27
ENRG
2012
2,072,350,845
21,45
28
PKPK
2012
396,379,847
19,8
29
ITMG
2012
1,491,224,000
14,22
30
MEDC
2012
2,655,840,704
21,7
31
PTRO
2012
529,742,000
13,18
32
PTBA
2012
12,728,981,000
16,36
33
TINS
2012
6,130,320,000
15,63
34
INCO
2012
2,333,080,000
14,66
35
ADRO
2013
6,733,787,000
15,72
36
ANTM
2013
21,865,117,391
23,81
37
BYAN
2013
1,566,788,853
21,17
38
BRAU
2013
2,001,022,000
14,51
39
BUMI
2013
7,003,908,115
22,67
40
DKFT
2013
1,595,227,650,833
28,1
41
CTTH
2013
326,960,068,946
26,51
42
DEWA
2013
365,758,029
19,72
43
ELSA
2013
4,370,964,000
15,29
44
ENRG
2013
2,318,647,634
21,56
45
PKPK
2013
361,548,802
19,71
46
ITMG
2013
1,392,140,000
14,15
47
MEDC
2013
2,531,679,470
21,65
48
PTRO
2013
509,242,000
13,14
49
PTBA
2013
11,677,155,000
16,27
50
TINS
2013
7,883,294,000
15,88
51
INCO
2013
2,281,119,000
14,64
121
LAMPIRAN 10
PENGUKURAN DEWAN DIREKSI
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2
ANTM
2011
41
Di atas rata-rata
3
BYAN
2011
11
Di bawah rata-rata
4
BRAU
2011
5
Di bawah rata-rata
5
BUMI
2011
4
Di bawah rata-rata
6
DKFT
2011
9
Di bawah rata-rata
7
CTTH
2011
12
Di bawah rata-rata
8
DEWA
2011
11
Di bawah rata-rata
9
ELSA
2011
40
Di atas rata-rata
10
ENRG
2011
52
Di atas rata-rata
11
PKPK
2011
12
Di bawah rata-rata
12
ITMG
2011
19
Di bawah rata-rata
13
MEDC
2011
20
Di atas rata-rata
14
PTRO
2011
4
Di bawah rata-rata
15
PTBA
2011
21
Di atas rata-rata
16
TINS
2011
23
Di atas rata-rata
17
INCO
2011
17
Di bawah rata-rata
18
ADRO
2012
7
Di bawah rata-rata
19
ANTM
2012
48
Di atas rata-rata
20
BYAN
2012
11
Di bawah rata-rata
21
BRAU
2012
2
Di bawah rata-rata
22
BUMI
2012
3
Di bawah rata-rata
23
DKFT
2012
12
Di bawah rata-rata
24
CTTH
2012
12
Di bawah rata-rata
No
2011
Frekuensi Rapat
Dewan Direksi
7
Di bawah rata-rata
Tahun
Keterangan
122
25
Kode
Perusahaan
DEWA
26
ELSA
2012
47
Di atas rata-rata
27
ENRG
2012
45
Di atas rata-rata
28
PKPK
2012
12
Di bawah rata-rata
29
ITMG
2012
18
Di bawah rata-rata
30
MEDC
2012
20
Di atas rata-rata
31
PTRO
2012
5
Di bawah rata-rata
32
PTBA
2012
27
Di atas rata-rata
33
TINS
2012
41
Di atas rata-rata
34
INCO
2012
17
Di bawah rata-rata
35
ADRO
2013
9
Di bawah rata-rata
36
ANTM
2013
52
Di atas rata-rata
37
BYAN
2013
11
Di bawah rata-rata
38
BRAU
2013
9
Di bawah rata-rata
39
BUMI
2013
1
Di bawah rata-rata
40
DKFT
2013
12
Di bawah rata-rata
41
CTTH
2013
12
Di bawah rata-rata
42
DEWA
2013
23
Di atas rata-rata
43
ELSA
2013
43
Di atas rata-rata
44
ENRG
2013
40
Di atas rata-rata
45
PKPK
2013
12
Di bawah rata-rata
46
ITMG
2013
15
Di bawah rata-rata
47
MEDC
2013
20
Di atas rata-rata
48
PTRO
2013
12
Di bawah rata-rata
49
PTBA
2013
42
Di atas rata-rata
50
TINS
2013
57
Di atas rata-rata
51
INCO
2013
19
Di bawah rata-rata
No
2012
Frekuensi Rapat
Dewan Direksi
10
Di bawah rata-rata
Tahun
Keterangan
123
LAMPIRAN 11
PENGUKURAN KOMITE AUDIT
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2
ANTM
2011
13
Di bawah rata-rata
3
BYAN
2011
11
Di bawah rata-rata
4
BRAU
2011
7
Di bawah rata-rata
5
BUMI
2011
15
Di atas rata-rata
6
DKFT
2011
4
Di bawah rata-rata
7
CTTH
2011
3
Di bawah rata-rata
8
DEWA
2011
12
Di bawah rata-rata
9
ELSA
2011
43
Di atas rata-rata
10
ENRG
2011
7
Di bawah rata-rata
11
PKPK
2011
4
Di bawah rata-rata
12
ITMG
2011
12
Di bawah rata-rata
13
MEDC
2011
7
Di bawah rata-rata
14
PTRO
2011
4
Di bawah rata-rata
15
PTBA
2011
36
Di atas rata-rata
16
TINS
2011
51
Di atas rata-rata
17
INCO
2011
4
Di bawah rata-rata
18
ADRO
2012
23
Di atas rata-rata
19
ANTM
2012
17
Di atas rata-rata
20
BYAN
2012
8
Di bawah rata-rata
21
BRAU
2012
5
Di bawah rata-rata
22
BUMI
2012
7
Di bawah rata-rata
23
DKFT
2012
11
Di bawah rata-rata
24
CTTH
2012
3
Di bawah rata-rata
No
2011
Frekuensi Rapat
Komite Audit
23
Di atas rata-rata
Tahun
Keterangan
124
25
Kode
Perusahaan
DEWA
26
ELSA
2012
12
Di bawah rata-rata
27
ENRG
2012
9
Di bawah rata-rata
28
PKPK
2012
4
Di bawah rata-rata
29
ITMG
2012
12
Di bawah rata-rata
30
MEDC
2012
4
Di bawah rata-rata
31
PTRO
2012
4
Di bawah rata-rata
32
PTBA
2012
48
Di atas rata-rata
33
TINS
2012
22
Di atas rata-rata
34
INCO
2012
4
Di bawah rata-rata
35
ADRO
2013
24
Di atas rata-rata
36
ANTM
2013
15
Di atas rata-rata
37
BYAN
2013
8
Di bawah rata-rata
38
BRAU
2013
12
Di bawah rata-rata
39
BUMI
2013
11
Di bawah rata-rata
40
DKFT
2013
12
Di bawah rata-rata
41
CTTH
2013
12
Di bawah rata-rata
42
DEWA
2013
12
Di bawah rata-rata
43
ELSA
2013
19
Di atas rata-rata
44
ENRG
2013
8
Di bawah rata-rata
45
PKPK
2013
4
Di bawah rata-rata
46
ITMG
2013
12
Di bawah rata-rata
47
MEDC
2013
5
Di bawah rata-rata
48
PTRO
2013
4
Di bawah rata-rata
49
PTBA
2013
57
Di atas rata-rata
50
TINS
2013
44
Di atas rata-rata
51
INCO
2013
5
Di bawah rata-rata
No
2012
Frekuensi Rapat
Komite Audit
23
Di atas rata-rata
Tahun
Keterangan
125
LAMPIRAN 12
PENGUKURAN GOVERNANCE COMMITTEE
1
Kode
Perusahaan
ADRO
2011
YA=1
TIDAK=0
0
2
ANTM
2011
1
3
BYAN
2011
1
4
BRAU
2011
0
5
BUMI
2011
0
6
DKFT
2011
0
7
CTTH
2011
0
8
DEWA
2011
0
9
ELSA
2011
0
10
ENRG
2011
0
11
PKPK
2011
0
12
ITMG
2011
0
13
MEDC
2011
0
14
PTRO
2011
1
15
PTBA
2011
1
16
TINS
2011
0
17
INCO
2011
1
18
ADRO
2012
0
19
ANTM
2012
1
20
BYAN
2012
1
21
BRAU
2012
0
22
BUMI
2012
0
23
DKFT
2012
0
24
CTTH
2012
0
No
Tahun
126
25
Kode
Perusahaan
DEWA
2012
YA=1
TIDAK=0
0
26
ELSA
2012
0
27
ENRG
2012
0
28
PKPK
2012
0
29
ITMG
2012
0
30
MEDC
2012
0
31
PTRO
2012
1
32
PTBA
2012
1
33
TINS
2012
0
34
INCO
2012
1
35
ADRO
2013
0
36
ANTM
2013
1
37
BYAN
2013
1
38
BRAU
2013
0
39
BUMI
2013
0
40
DKFT
2013
0
41
CTTH
2013
0
42
DEWA
2013
0
43
ELSA
2013
0
44
ENRG
2013
0
45
PKPK
2013
0
46
ITMG
2013
0
47
MEDC
2013
0
48
PTRO
2013
1
49
PTBA
2013
1
50
TINS
2013
0
51
INCO
2013
1
No
Tahun
127
LAMPIRAN 13
HASIL TABULASI PENELITIAN
No.
1
Kode
ADRO
PSR
1
ROA
0,18
DER
1,32
LNTA
15,55
DD
7
KA
23
GC
0
2
ANTM
1
0,17
0,41
23,44
41
13
1
3
BYAN
0
0,18
1,22
21,19
11
11
1
4
BRAU
0
0,19
2,93
14,54
5
7
0
5
BUMI
0
0,08
5,26
22,72
4
15
0
6
DKFT
0
0,18
0,12
27,89
9
4
0
7
CTTH
0
0,01
1,87
26,11
12
3
0
8
DEWA
0
-0,04
0,29
19,82
11
12
0
9
ELSA
0
-0,01
1,30
15,29
40
43
0
10
ENRG
0
0,02
1,83
23,58
52
7
0
11
PKPK
0
0,05
1,49
26,88
12
4
0
12
ITMG
1
0,46
0,46
14,27
19
12
0
13
MEDC
1
0,08
2,02
21,67
20
7
0
14
PTRO
1
0,18
1,37
12,84
4
4
1
15
PTBA
1
0,36
0,41
16,26
21
36
1
16
TINS
1
0,18
0,43
15,7
23
51
0
17
INCO
0
0,19
0,37
14,7
17
4
1
18
ADRO
1
0,11
1,23
15,72
7
23
0
19
ANTM
1
0,20
0,54
23,7
48
17
1
20
BYAN
0
0,04
1,70
21,37
11
8
1
21
BRAU
0
0,00
7,87
14,58
2
5
0
22
BUMI
0
-0,08
17,75
22,72
3
7
0
23
DKFT
0
0,26
0,11
28,06
12
11
0
24
CTTH
0
0,01
2,32
26,29
12
3
0
25
DEWA
0
-0,12
0,61
19,9
10
23
0
128
No.
26
Kode
ELSA
PSR
0
ROA
0,05
DER
1,10
LNTA
15,27
DD
47
KA
12
GC
0
27
ENRG
0
0,05
2,00
21,45
45
9
0
28
PKPK
0
-0,05
1,27
19,8
12
4
0
29
ITMG
1
0,40
0,49
14,22
18
12
0
30
MEDC
1
0,07
2,15
21,7
20
4
0
31
PTRO
1
0,12
1,83
13,18
5
4
1
32
PTBA
1
0,31
0,50
16,36
27
48
1
33
TINS
1
0,10
0,34
15,63
41
22
0
34
INCO
0
0,04
0,36
14,66
17
4
1
35
ADRO
1
0,06
1,11
15,72
9
24
0
36
ANTM
1
-0,01
0,71
23,81
52
15
1
37
BYAN
0
-0,04
2,48
21,17
11
8
1
38
BRAU
0
-0,03
23,97
14,51
9
12
0
39
BUMI
0
-0,11
-24,12
22,67
1
11
0
40
DKFT
0
0,27
0,10
28,1
12
12
0
41
CTTH
0
0,01
0,13
26,51
12
12
0
42
DEWA
0
-0,17
0,65
19,72
23
12
0
43
ELSA
0
0,08
0,91
15,29
43
19
0
44
ENRG
0
0,14
0,61
21,56
40
8
0
45
PKPK
0
-0,02
1,06
19,71
12
4
0
46
ITMG
1
0,23
0,44
14,15
15
12
0
47
MEDC
1
0,08
1,82
21,65
20
5
0
48
PTRO
1
0,05
1,58
13,14
12
4
1
49
PTBA
1
0,21
0,55
16,27
42
57
1
50
TINS
1
0,10
0,61
15,88
57
44
0
51
INCO
1
0,02
0,33
14,64
19
5
1
129
LAMPIRAN 14
HASIL OUTPUT SPSS 21.0
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Sustainability Report
SR
Frequency Percent
Valid
.00
1.00
Total
27
24
51
52.9
47.1
100.0
Valid
Percent
Cumulative
Percent
52.9
47.1
100.0
52.9
100.0
Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Dewan Direksi, dan Komite Audit
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
51
-.17
.46
.0949
.13131
DER
51
-24.12
23.97
1.6120
5.50167
LNTA
51
12.84
28.10
19.2463
4.60857
DD
51
1.00
57.00
20.2745
15.49203
KA
51
3.00
57.00
14.4314
13.34954
Valid N (listwise)
51
130
Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Governance Committee
GC
Frequency Percent
Valid .00
37
72.5
1.00
14
27.5
Total
51
100.0
Valid
Percent
72.5
27.5
100.0
Cumulative
Percent
72.5
100.0
ANALISIS REGRESI LOGISTIK
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Iteration Historya,b,c
Coefficients
-2 Log
Iteration
likelihood
Constant
Step 0
1
70.524
-.118
2
70.524
-.118
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 70.524
c. Estimation terminated at iteration number
2 because parameter estimates changed by
less than .001.
Model Summary
-2 Log
Cox & Snell Nagelkerke
Step
likelihood
R Square
R Square
a
1
37.878
.473
.631
a. Estimation terminated at iteration number 6
because parameter estimates changed by less than
.001.
131
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit
Test)
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square
df
Sig.
1
13.172
8
.106
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald df
Sig.
Exp(B)
Step 1 ROA
10.469 4.492 5.432
1
.020
35205.317
DER
-.087
.102
.722
1
.395
.917
LNTA
.251
.105
5.723
1
.017
.778
DD
.020
.026
.590
1
.442
1.020
KA
.023
.042
.313
1
.576
1.024
GC(1)
1.969
.967
4.148
1
.042
7.162
Constant
2.508
2.270 1.221
1
.269
12.282
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DER, LNTA, DD, KA, GC.
a
Download