18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Di masa ini, kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder perusahaan yang ingin mengetahui lebih dari hanya sekedar kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non keuangan seperti lingkungan dan sosial (Burhan, 2012). Dalam dekade terakhir ini, terjadi perubahan pandangan terhadap lingkungan bisnis dimana perusahaan yang ingin bersaing harus lebih transparan dalam mengungkapkan informasinya sehingga mendukung dalam mengambil keputusan dan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. Sustainability reporting mengedepankan transparansi sebagai salah satu bentuk CSR yang juga akan meningkatkan image perusahaan dan kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan sehingga stakeholder termasuk investor tetap akan menjaga hubungan baik dengan perusahaan (Natalia dan Tarigan, 2014). 1 19 Perusahaan mulai berfokus bagaimana bertahan atau sustain dalam lingkungan bisnis saat ini. Hal ini menuntut perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya dalam 3 hal yaitu economic, enviromental, dan social yang akan menjamin keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang. Laporan keberlanjutan (Sustainability Report) kian menjadi tren dan kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan (Chariri, 2009). Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planetprofit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Sustainability terletak pada pertemuan antara tiga aspek, people-sosial; planet-environment; dan profit-economic. Maka menurut Elkington, perusahan harus bertanggung-jawab atas dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilakukan perusahaan harus dilaporkan kepada stakeholders. Stakeholders perusahaan terdiri atas berbagai pihak, yaitu pemegang saham, pemerintah, pelanggan, karyawan perusahaan, dan masyarakat umum. Pemegang saham menginginkan agar investasi yang ditanamkannya berkembang, pemerintah berkeinginan agar perusahaan mengikuti aturan yang telah ditetapkan, masyarakat umum menginginkan perusahaan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya, dan perusahaan mampu melakukan proses produksi yang ramah lingkungan tidak merusak lingkungan. Semua tanggung jawab 20 sosial dan lingkungan wajib dilaporkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan, sebagaimana ketentuan yang tercantum dalam UU no. 40 tahun 2007 Pasal 66, yang menyebutkan bahwa: Direksi harus menyampaikan laporan tahunan yang harus memuat sekurang-kurangnya: 1) Laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan; 2) Laporan mengenai kegiatan perseroan; 3) Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; 4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang memengaruhi kegiatan usaha perseroan; 5) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris; 6) Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris; 7) Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan. Dalam sebuah jurnal “The Impact of Sustainability reporting On Company Performance” menuliskan hasil survey yang diadakan oleh KPMG bahwa perusahaan yang melampirkan laporan mengenai lingkungan, sosial dan sustainability pada laporan keuangannya mulai meningkat secara signifikan. Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planet-profit, yang dikenal dengan konsep Tripple Bottom Line (TBL), Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap dampak positif atau negatif yang ditimbulkan terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Elkington, 1997). Maka dari itu diperlukan Sustainability reporting yang memuat informasi kinerja keuangan dan 21 informasi non keuangan yang terdiri dari aktivitas sosial dan lingkungan yang lebih menekankan pada prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara menyeluruh sehingga memungkinkan perusahaan bisa tumbuh secara berkesinambungan (Soeslistyoningrum, 2011). Bagi perusahaan, sustainability report merupakan alat ukur pencapaian target kerja dalam isu Triple Bottom Line. Bagi investor, sustainability report berfungsi sebagai alat kontrol atas capaian kinerja perusahaan sekaligus sebagai media pertimbangan investor dalam mengalokasikan sumberdaya finansialnya. Sementara bagi pemangku kepentingan lainnya (media, pemerintah, konsumen, akademis dan lainlain) sustainability report menjadi tolak ukur untuk menilai kesungguhan komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan. Menurut Chariri (2009) walaupun masih bersifat sukarela (voluntary disclosure, jumlah perusahaan yang mengungkapkan sustainability report meningkat dari waktu ke waktu, baik menjadi satu dalam laporan keuangannya maupun dilaporkan secara tersendiri sebagai laporan yang terpisah. Menurut Nuryana (2005) Meskipun sama-sama berkaitan dengan pengungkapan sosial, pengungkapan corporate social responsibility berbeda dengan pengungkapan sustainability report. Pengertian corporate social responsibility ialah sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk nyata dan dikemas menjadi laporan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi 22 dengan pemangku kepentingan perusahaan berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan. Sedangkan sustainability report merupakan sebuah laporan yang dikeluarkan perusahaan berisi tentang informasi kinerja keuangan dan informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang lebih menekankan pada prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara menyeluruh sehingga memungkinkan perusahaan bisa tumbuh secara berkesinambungan. Pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan pemangku kepentingan, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Wibowo, 2014) Penelitian Susanto dan Tarigan (2013), dengan ROA sebagai variabel dependennya. Dan dari penelitian Soelistyoningrum (2011), dengan variabel dependen ROA, Rasio Lancar dan DPR. Maka dari kedua penelitian tersebut saya memilih ROA dan current ratio serta menambah tobin’s Q sebagai variabel dependennya. Berdasarkan latar belakang di atas, saya akan melakukan penelitian laporan berkelanjutan (Sustainability Report) dengan judul “DAMPAK PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT KINERJA KEUANGAN DAN PASAR PERUSAHAAN”. TERHADAP 23 1.2 Rumusan Masalah Adanya tuntutan dari para pihak stakeholder akan tanggung jawab sosial berdampak pada pengungkapan perusahaan atas tanggung jawab sosial dalam laporan tahunannya. Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi perusahaan kepada investor dan stakeholders lainnya, menurut Dewi (2014). Ditambah dengan dikeluarkannya peraturan mengenai mandatory disclosure, hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kini melaporkan kinerja tanggung jawab sosialnya melalui sustainability report maupun melalui annual report. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 1 poin 3 mengungkapkan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan setempat, serta wajib melaporkannya kepada stakeholder perusahaan. Mulai tahun 2006 tercatat semakin banyak perusahaan yang mulai mengungkapkan SR sebagai laporan yang berdiri sendiri. Hal ini menandakan bahwa dunia usaha semakin menyadari arti penting dari laporan keberlanjutan sebagai media komunikasi kepada semua lapisan stakeholders tentang kinerja 24 yang dicapai oleh perusahaan yang berkaitan dengan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Ketiga aspek ini dibutuhkan dalam menilai keberlanjutan (sustainability) suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pengungkapan sustainability report berpengaruh terhadap kinerja keuangan ? 2. Apakah pengungkapan sustainability report berpengaruh terhadap kinerja pasar ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris terhadap hal-hal tersebut diatas, antara lain : 1. Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan. 2. Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja pasar. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini dapat di peroleh berbagai macam manfaat untuk masing-masing kontribusi yaitu : 25 1. Kontribusi Praktis Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bahwa dengan melaksanakan sustainability reporting sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan itu sangat penting bagi seluruh perusahaan terutama perusahaan-perusahaan yang sudah go publik, dan memperkaya konsep atau teori yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan tentang sustainability report, serta dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya pertanggungjawaban ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan yang diungkapkan dalam laporan yang disebut Sustainability Report sehingga diharapkan dapat menjadi strategi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan. 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini juga dimaksudkan agar dapat memberikan masukan dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan, dan dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan ilmu akuntansi keuangan khususnya terkait dengan sustainability report, dapat digunakan sebagai pedoman dalam meningkatkan pembelajaran di kalangan perguruan tinggi. Serta Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi kemajuan akademisi dimasa yang akan datang, serta dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya pertangungjawaban sosial. dalam bidang akuntansi 26 3. Kontribusi Kebijakan Manfaat bagi peneliti sendiri adalah dapat dijadikan tambahan literatur mengenai dampak pengungkapan Sustainability Reporting terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Serta dapat memberikan pemahaman mengenai tanggung jawab sosial perusahaan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang akuntansi pertanggungjawaban sosial. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013 2. Mempublikasikan annual report lengkap selama tahun 2011-2013. 3. Mempublikasikan sustainability report atau mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial lainnya selama tahun 2011-2013. 4. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut (2011, 2012, dan 2013).