BAB I PENDAHULUAN - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian di Indonesia
semakin berkembang. Hal ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengalami
kemajuan yang begitu pesat khususnya pada sektor jasa. Salah satu sektor jasa
yang memegang peranan penting adalah industri pariwisata yang merupakan salah
satu industri yang mampu menjanjikan pertumbuhan yang cepat.
Perkembangan industri pariwisata mengakibatkan terbukanya kesempatan
kerja, peningkatan pendapatan, dan taraf hidup masyarakat juga dapat
memberikan kemajuan di sektor jasa seperti transportasi, telekomunikasi,
penginapan, hiburan, pendidikan, jasa finansial, kesehatan dan lain sebagainya.
Melihat adanya peluang yang baik dan dapat dimanfaatkan dalam bidang
pariwisata, maka banyak perusahaan yang berminat membuka usaha di bidang
jasa penginapan dan mewujudkannya dengan mendirikan hotel sebagai sarana
akomodasi dan pelayanan bagi para wisatawan baik itu wisatawan nusantara
maupun wisatawan mancanegara. Jumlah hotel di Indonesia sendiri yang terdaftar
pada Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) berjumlah 73.242 hotel
(www.jabar.bps.go.id/Tabel/hotel.htm) yang meliputi semua kategori hotel dan
bungalow. Di Pulau Jawa berdasarkan data Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata
sebanyak
558
hotel
berbintang
empat
dan
lima.
(www.budpar.go.id./info/hotel). Sedangkan jumlah semua kategori hotel dan
bungalow
di
Jawa
Barat
sebanyak
1543
hotel
(www.jabar.bps.go.id/
Tabel/hotel.htm).
Kriteria penggolongan hotel bintang 1 sampai dengan 5 didasarkan pada
persyaratan dasar dan penilaian teknis oprasional. Persyaratan dasar : perijinan
(persetujuan prinsip, ijin usaha), persyaratan teknis : unsur fisik, unsur
pengelolaan, unsur pelayanan. Penetapan penilaian golongan kelas hotel bintang
dilakukan dengan penggabungan dari nilai persyaratan dasar dan persyaratan
teknis. Penilaian penggolongan Hotel Bintang dilaksanakan oleh PHRI.
Sedangkan untuk penggolongan Hotel Melati diatur juga dari jumlah kamar :
1. Melati I : jumlah kamar minimal 5 buah
2. Melati II : jumlah kamar minimal 10 buah
3. Melati III: jumlah kamar minimal 15 buah
Kriteria penggolongan meliputi :
a. Persyaratan Dasar : Ijin Prinsip, Ijin Usaha
b. Persyaratan Teknis
-
Phisik : lokasi dan lingkungan, taman, tempat parkir, bangunan, kamar
tamu, lobby, telepon umum, toilet umum, ruangan yang disewakan, front
office, kantor pengelolaan Hotel, ruang lena, ruang binatu, ruang
oprasional, gedung dan fasilitas karyawan.
-
Oprasional/Menejemen
:
organisasi,
tenaga
kerja,
front
office,
housekeeping, binatu, ruang karyawan, keamanan, kebersihan, kesehatan,
pelayanan dan minuman. (www.denfasarkota.go.id).
Perkembangan Hotel di Kuningan akhir-akhir ini meningkat, jumlah
hotel di Kabupaten Kuningan berjumlah 42 hotel dengan 1120 kamar
(www.jabar.bps.go.id/Tabel/hotel.htm).
Perkembangan
ini
membuat
para
pengusaha hotel makin terbuka dalam menghadapai persaingan yang ketat demi
mendapatkan pengunjung atau konsumennya. Meningkatnya persaingan antar
hotel menyebabkan masing-masing hotel berusaha memberikan kualitas
pelayanan yang terbaik kepada konsumennya. Niat untuk menginap ulang menjadi
penting bagi perusahaan jasa, seperti wisatawan, kebutuhan konsumen akan
terpenuhi, apabila perusahaan menyediakan segala pendukung usahanya kerena
merupakan kunci dari profitabilitas sebuah perusahaan (Matear, dalam Annual
Report PHRI 12 Maret 2009, www.indotravelers.com).
Lebih dari itu, pelayanan yang diberikan menjadi faktor penentu kepuasan
pengunjung dan yang paling utama adalah dilihat dari perspektif pengunjung dan
tingkat pelayanan yang diberikan akan berpengaruh berakibat pada kepuasan
pengunjung. Lebih lanjut, riset terbatas yang dilakukan dalam kaitan dengan
reaksi wisatawan terhadap dampak masalah situasional pada pelayanan yang
diberikan atau niat menginap ulang itu sendiri. Pemahaman yang lebih baik
terhadap
faktor
ini
adalah
mengembangkan
strategi
pemasaran
untuk
meningkatkan kepuasan pengunjung (Wendy Spinks, University of The
Sunshine Coast).
Pelayanan yang diberikan di hotel tidak hanya terbatas pada makanan dan
minuman yang dipesan atau pelayanan yang diberikan oleh para karyawannya,
tetapi juga menyangkut segala sesuatu yang dimiliki hotel berupa kamar, restoran,
serta segala fasilitas yang diberikan untuk para pelanggan seperti laundry,
swimming pool, taman, baik yang ada di dalam maupun yang ada diluar bangunan
hotel tersebut yang juga dapat disebut sebagai bukti fisik (physical evidence),
dimana bukti fisik tersebut memberikan pengaruh penting di dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan merasa terpuaskan.
Bukti fisik merupakan salah satu faktor yang menunjang persaingan,
karena
faktor
tersebut
dapat
meningkatkan
citra
suatu
hotel
(www.damandiri.or.id). Keadaan bukti fisik yang terdapat pada hotel merupakan
cerminan dari keadaan hotel yang sebenarnya. Jika bukti fisik yang terdapat pada
hotel tersebut baik, maka akan mempengaruhi niat menginap ulang konsumen di
masa yang akan datang.
Hotel Grage Sangkan pun berusaha untuk meningkatkan kunjungan para
tamunya dan
berusaha
meyakinkannya untuk
menginap ulang
dengan
menawarkan sentuhan spa alami dengan air bersuhu 36oC yang kaya akan mineral
dan mikro organisme dan spa ini dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi
kolesterol, mengurangi lemak, meningkatkan metabolisme dan memproduksi selsel baru. Dengan menggunakan teknologi modern, dilakukan pemeliharaan air
secara khusus dan juga tersedia beberapa fasilitas termasuk Bubble Area, Geyser,
Back Jet, Jet Stream, Leg Jet dan Air Terjun. Untuk menambah wahana alam
maka pihak perusahaan membuka Area Outbound seperti Flying Fox, ATV dan
berkuda. Dengan fasilitas tersebut diharapkan dapat meyakinkan konsumen untuk
datang dan menginap ulang di Hotel Grage Sangkan Kuningan.
Berdasarkan sumber perusahaan bahwa jumlah tingkat kunjungan tamu
yang menginap ulang cenderung naik seperti yang terlihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Jumlah Tamu Menginap Ulang
Bulan
2007
2008
Januari
428
431
Februari
417
424
Maret
324
335
April
320
318
Mei
349
367
Juni
468
452
Juli
485
509
Agustus
391
411
September
317
538
Oktober
536
328
November
314
319
Desember
528
543
Jumlah
4877
4975
Sumber : Hotel Grage Sangkan
2009
517
443
328
345
371
514
487
415
542
311
336
547
5156
Dari data tersebut jumlah pengunjung yang menginap ulang pada tahun
2009 cenderung naik. Walaupun secara keseluruhan terjadi kenaikan di tahun
2007 ke 2008 akan tetapi tidak terjadi lonjakan yang berarti. Sedangkan pada
tahun 2009 walaupun hanya sampai bulan Juni, terjadi kenaikan dibanding tahun
sebelumnya hal ini karena di akhir tahun 2008 mulai dibukanya area outbond.
Rata-rata kenaikan yang terjadi pada awal tahun disebabkan oleh musim
liburan antara akhir tahun sampai dengan awal tahun. Selain itu pada awal tahun
banyak yang menggelar acara pernikahan yang menyewa gedung untuk acara
resepsi di hotel grage sangkan.
Pada pertengahan tahun yaitu pada bulan juni terjadi peningkatan jumlah
pengunjung yang disebabkan oleh adanya musim liburan sekolah sehingga banyak
keluarga yang memanfaatkan liburan sekolah untuk berlibur dan menikmati
berbagai layanan fasilitas yang disediakan oleh hotel grage sangkan dan sangat
cocok untuk keluarga, seperti spa, outbond, berenang, berkuda dan layanan
fasilitas lainnya. Selain keluarga juga rombongan pelajar sekolah yang mengisi
waktu liburan untuk berkunjung ke beberapa objek wisata, seperti cibulan, waduk
darma atau linggar jati
Setiap akhir tahun hotel grage sangkan selalu mengadakan acara untuk
menyambut tahun baru, acara yang diselenggarakan tersebut antara lain pesta
kembang api, pesta barbeque dan acara-acara musik. Dengan diselenggarakannya
acara-acara tersebut maka menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung,
sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penunjung yang menginap ulang pada
hotel grage sangkan.
Sedangkan terjadinya penurunan walaupun tidak signifikan dikarenakan
banyaknya pengunjung yang hanya singgah tetapi tidak menginap, karena tidak
bertepatan dengan hari libur.
Dengan kondisi yang terjadi pada hotel Grage Sangkan tersebut kiranya
menjadi gambaran dan perlu diteliti apakah bukti fisik yang diberikan oleh Hotel
Grage Sangkan sudah mampu memuaskan para tamu yang telah menginap,
sehingga dapat mendorong untuk menginap ulang.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH BUKTI FISIK (Physical
Evidence) TERHADAP NIAT MENGINAP ULANG PADA HOTEL
GRAGE SANGKAN KUNINGAN .
1.2
Identifikasi Masalah
Jasa merupakan faktor pendukung dari kegiatan pemasaran produk hotel
yang diberikan pada konsumen. Jasa mempunyai peranan penting terhadap
keberhasilan dari kegiatan pemasaran tersebut.
Dengan adanya Bukti fisik yang baik diharapkan para konsumen merasa
puas. Bukti fisik merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
oleh perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan, khususnya pada jasa
perhotelan. Semakin ketatnya persaingan antara hotel-hotel yang lain maka
perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan para pelanggan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap bukti fisik yang terdapat pada Hotel
Grage Sangkan Kuningan?
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap kepuasan yang dirasakan atas bukti
fisik yang terdapat di Hotel Grage Sangkan Kuningan?
3. Seberapa besar pengaruh bukti fisik terhadap niat menginap ulang pada Hotel
Grage Sangkan Kuningan?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh
data dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian
Sarjana pada Program Studi Manajemen di Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam
penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap bukti fisik pada
Hotel Grage Sangkan Kuningan.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap kepuasan yang
dirasakan atas bukti fisik yang terdapat di Hotel Grage Sangkan Kuningan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bukti fisik terhadap niat menginap
ulang pada Hotel Grage Sangkan Kuningan.
1.4
Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan untuk dapat diperoleh dari pelaksanaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kontribusi Praktis
Dengan melihat pengaruh Bukti fisik terhadap niat menginap ulang pada Hotel
Grage Sangkan Kuningan, perusahan dapat melihat aspek ini sebagai masukan
bagi Hotel Grage Sangkan dalam meningkatkan niat menginap ulangnya.
2. Kontribusi Teoritis
Di dalam teori dinyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan
adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi
yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. (Tse dan Wilton
yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dalam bukunya Pemasaran Jasa (2005 ;
146). Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi melalui
Bukti fisik terhadap kepuasan.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Dalam kemajuan dan tingkat persaingan yang semakin ketat di bidang
usaha perhotelan diperlukan suatu cara untuk mengantisipasi masalah tersebut.
Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan agar dapat
tercapai kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting. Hal utama yang
dilihat oleh pelanggan adalah bukti fisik/physical evidence dari suatu objek yang
ditawarkan, demikian juga pada jasa pelayanan perhotelan. Physical evidence
yang terdapat pada hotel tersebut, selain menunjang hotel itu dalam memenuhi
tuntutan kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan merasa terpuaskan, juga dapat
dijadikan sebagai persaingan antara hotel-hotel yang lain dalam memberikan
pelayanan yang terbaik berdasarkan physical evidence yang ada pada hotel
tersebut.
Menurut Valerie A Zeithaml, and Narry Jo Bitner (2006:317) dalam
bukunya Service Marketing, sebagai berikut :
Physical evidence as the environment in which the service is delivered
and in which the firm and the customer interact, and any tangible
commodities that facilitate performance or communication of the
service .
Bahwa bukti fisik adalah bukti fisik jasa, semua hal yang berwujud yang
berkenaan dengan suatu jasa seperti suasana toko, brosur, kartu bisnis, format
laporan dan peralatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Bukti
fisik adalah layanan jasa yang berwujud yang dapat dirasakan oleh konsumen agar
konsumen merasakan dengan kepuasan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pemasaran merupakan kegiatan yang berorientasi kepada konsumen,
karena menawarkan kepuasan konsumen melalui proses yang di dalamnya
mengandung konsep pokok berupa kebutuhan, keinginan, permintaan produk dan
pertukaran.
Pada perusahaan jasa, strategi pemasarannya tidak cukup hanya dengan
menggunakan pendekatan pemasaran tradisional (4P yaitu product, price, place,
promotion) tetapi harus ditunjang dengan adanya sistem pelayanan yang baik
sehingga konsumen merasa puas dan menjadi loyal terhadap perusahaan, selain 4P
diperluas lagi menjadi 7P jika ingin dipergunakan dalam perusahaan jasa. Adapun
7P tersebut adalah produk (product), harga (price), tempat (place), promosi
(promotion), orang (people or participant), bukti fisik (physical evidence), proses
(process), semuanya itu tergabung dalam marketing mix.
Menurut Philip Kotler and Kevin Lane Keller, dalam Manajemen
Pemasaran (2007;6), mengungkapkan bahwa :
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain .
Saat ini kesadaran konsumen akan pentingnya kualitas jasa pelayanan
(service quality) yang diberikan perusahaan, baik dalam bentuk barang maupun
jasa semakin meningkat. Di sisi lain juga perusahaan mulai mengimbangi
keinginan pelanggan dan memperhatikan hal-hal yang dapat memuaskan
pelanggan.
Hotel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa
penginapan. Pada masa sekarang ini usaha hotel harus berjuang dalam
menghadapi persaingan yang semakin meningkat.
Menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2005;111)
mengungkapkan bahwa :
Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan
satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produknya mungkin
saja terkait atau mungkin saja tidak terkait dengan produk fisik .
Begitu kuatnya pengaruh jasa tidak menghasilkan kepemilikan, namun
orang bersedia membelinya karena meskipun jasa tidak dapat dilihat, namun
orang dapat dipuaskan kebutuhannya. Jasa dan kepuasan merupakan sesuatu yang
sejenis, karena keduanya merupakan sesuatu yang abstrak.
Semakin banyak perusahaan yang bergerak di sektor jasa, maka semakin
kuat pula persaingan di antara mereka. Maka dari itu perusahaan jasa harus
berusaha meningkatkan kualitas yang tinggi agar unggul dalam persaingan, di
samping semakin dibutuhkannya sumber daya manusia yang berkemampuan
tinggi karena niat menginap ulang tidak hanya dinikmati karena pernah
menggunakan jasa, pada saat membeli produk atau pelayanan setelah proses
pembelian tersebut berlangsung tetapi juga dapat dirasakan dengan bukti fisiknya
atau kualitas produk. Hal-hal tersebut perlu ditempuh dengan baik untuk
mempertahankan pangsa pasar yang ada maupun memperkokoh posisinya di
tengah-tengah perkembangan situasi pasar yang dinamis. Berdasarkan kerangka
pemikiran, maka dapat diambil hipotesis yaitu
Terdapat pengaruh antara
Bukti fisik terhadap niat menginap ulang pada Hotel Grage Sangkan
Kuningan .
1.6
Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2005;54), Sedangkan
teknik pengumpulan data yang digunakan (Nazir, 2005;175) adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian secara langsung ke tempat penelitian dengan maksud
memperoleh data primer. Data primer ini diperoleh dengan cara:
a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan
meninjau secara langsung ke perusahaan yang diteliti.
b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan pihak atau pejabat yang berwenang yang berhubungan dengan
objek yang diteliti.
c. Kuesioner, yaitu lembar isian yang di dalamnya berisi pertanyaan dan
pernyataan yang dapat mengolah data kualitatif menjadi kuantitatif dengan
pegujian hipotesis.
Data-data primer yang telah didapatkan digunakan untuk melaksanakan
analisis yang kemudian akan dibuat kesimpulan dalam penelitian ini.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan diperoleh dengan pengumpulan data dan informasi
literatur-literatur yang ada untuk ditelaah serta catatan yang diperoleh di
bangku kuliah maupun mass media lainnya. Penelitian ini dapat digunakan
untuk mendapatkan data-data sekunder dan dapat digunakan sebagai bahan
penelitian tersebut. Data-data sekunder ini digunakan sebagai tinjauan
kepustakaan.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan penulis
melakukan penelitian pada Hotel Grage Sangkan yang berlokasi di Jl. Raya
Sangkanhurip No.1 Kabupaten. Kuningan, Jawa Barat. Adapun waktu penelitian
dilakukan pada bulan Juni 2009 sampai dengan selesai.
Download