Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1411-1418 e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Low Power Wearable Device Sebagai Heart Rate Monitor Dengan Metode State Machine Ihsanurrahim1, Dahnial Syauqy2, Rizal Maulana.3 Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena dapat mempengaruhi produktivitas sehari hari. Kondisi kesehatan dapat diketahui dengan mengukur empat tanda vital salah satunya adalah denyut jantung. Dengan menggunakan wearable device pengecekan denyut jantung akan menjadi lebih mudah. Agar perangkat dapat mendukung aktivitas sehari hari perangkat harus memiliki mekanisme low power untuk menghemat konsumsi daya agar perangkat dapat bekerja dalam jangka waktu panjang dengan tenaga baterai. State machine dan fitur power down sleep ATmega328p dari seri low power microcontroller diimplementasikan dalam sebuah purwarupa sistem yang berfungsi untuk mengukur denyut jantung, menampilkan data, dan mengirimkan data kepada perangkat smartphone. Pengujian pada purwarupa menghasilkan kesimpulan sistem telah berjalan dengan semestinya. Pada pengujian pembacaan sensor pulse, persentase kesalahan menghasilkan angka 3,97% pada keadaan normal dan 7,91% pada keadaan olahraga. Pada konsumsi daya purwarupa mampu mereduksi konsumsi arus sebesar 23,78 mA atau sebesar 75,06% dari 31,68 mA dengan menerapkan state machine dan power down sleep sebagai mekanisme low power. Sebagai uji kinerja purwarupa memiliki jarak efektif hingga 12-meter dan waktu yang dibutuhkan untuk wake dari sleep adalah 0,0508 detik. Kata kunci: sensor pulse, wearable device, low power Abstract Health is most important thing for human being, health can cause to daily activity. Health can be measured by measuring one of four vital sign which is heartbeat will be the focus for now. Using wearable device measuring heartbeat can be done easily. In order for the device to support daily activities the device must have a low power mechanism for conserve power consumption to work in long term with battery power. State machine and ATmega328p power down sleep feature is implemented into a prototype system that works as heartbeat monitor for sensing heartbeat, display data, and send data to smartphone device. Test on prototype provide a conclusion that prototype already working properly. Prototype giving 3.79 % error result for pulse sensor reading test at normal condition and 7.91% after sport condition, which means pulse sensing is working properly. Prototype can reduce power consumption by reducing current by 23.78 mA or 75.06 % from 31.68 mA with implementing state machine and power down sleep for it low power mechanism. For it performance prototype can works effectively up to 12-meter range and prototype wake time from sleep until reading sensor and sending data require only 0.0508 second. Keywords: pulse sensor, wearable device, low power sehari hari menjaga kondisi tubuh dalam merupakan hal yang penting, karena jika kondisi tubuh menurun dan tidak dalam kondisi yang baik maka kesehariannya akan terganggu dan menyebabkan tidak produktifnya aktivitas yang dilakukan. Kesehatan dari seseorang dapat diamati dari tanda vitalnya seperti denyut jantung, tekanan darah, laju pernapasan dan, suhu tubuh (Saquib et al, 2015). 1. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan suatu ukuran untuk menentukan efisiensi dari fungsi tubuh dan metabolisme dari suatu organisme hidup, pada manusia kesehatan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengenali atau mengetahui keadaan dirinya secara fisik maupun mental (Huber et al,2011). Dalam aktivitas Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1411 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Berdasarkan kebutuhan untuk monitoring keadaan denyut jantung secara berkala diperlukan alat berupa wearable device sehingga pengecekan secara berkala dapat dilakukan dengan mudah kapanpun dan di manapun, wearable device dapat bekerja dengan tenaga yang diberikan dari baterai yang menentukan berapa lama wearable device ini dapat berjalan, sehingga konsumsi tenaga wearable device menentukan efektif atau tidak menggunakannya untuk keperluan sehari hari. dengan menggunakan sistem minimal yang dibuat dengan menggunakan microcontroller Atmega328p, dengan memanfaatkan fitur low energy dari Atmega328p yaitu sleep dengan mode power down dapat mengurangi konsumsi arus sehingga daya yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan ketika microcontroller dalam keadaan menyala. Dengan menggunakan tegangan yang kebih rendah, clock speed yang lebih rendah, prosesor dan sirkuit digital lainnya dari Atmega328p dapat memotong konsumsi daya (Cohen,2015). Dalam pembuatan sistem wearable device akan memiliki state seperti sleep dan wake, dan harus dapat berpindah state dengan masukan dari pengguna sehingga diterapkan state machine untuk mekanisme low power pada sistem wearable heart rate monitor. State Machine merupakan pemodelan dari perilaku sebuah sistem atau obyek yang kompleks dengan beberapa kondisi atau mode yang terdefinisikan dimana mode transisi berubah sesuai dengan keadaan (Nendya et al, 2015). Maka digunakan state machine sebagai mekanisme low power pada sistem wearable heart rate monitor. Dengan adanya mekanisme low power yang diterapkan dapat dilakukan monitoring tanda vital denyut jantung secara berkala tanpa memerlukan banyak waktu untuk mengisi ulang baterai dari perangkat wearable karena konsumsi daya yang rendah dapat menghemat umur hidup baterai. 2. DASAR TEORI 2.1 Tanda Vital Tanda vital adalah suatau tanda yang sifatnya objektif yang dapat berubah setiap saat yang mencerminkan hidup yang terdiri dari tekanan darah, respirasi, nadi dan suhu tubuh. Perubahan tanda vital dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk dilakukan intervensi keperawatan dan medis. Pengukuran tanda Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1412 tanda vital yang periodik merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan disik dan mengevaluasi respon terhadap intervensi keperawatan dan medis yang dilakukan. Pada semua kasus, termasuk persalinan pengukuran tanda - tanda vital adalah mencakup pengukuran tekanan darah, nadi, suhu tubuh dan pernapasan (Sihotang, 2012 as cited in Akbar, 2016). 2.2 Denyut Jantung Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per satuan waktu, biasanya diukur dengan satuan menit. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi vertikel (bilik bawah jantung). Denyut jantung yang terlalu cepat dinamakan takikardia dan yang terlalu lambat dinamakan bradikardia. Denyut nadi merupakan denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi sering diambil pada pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung. Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang beraktivitas normal maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60 - 100 denyut permenit (Beat Per Minute). jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat sedang beristirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya (Laskowski, 2010 as cited in Akbar,2016). Denyut jantung normal dapat dibagi menjadi empat bagian yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Denyut jantung normal dikelompokkan berdasar empat kelompok usia berbeda Usia bradikardia Normal takikardia < 1 tahun <100 BPM 100 – 160 BPM >160 BPM 1 – 10 tahun < 70 BPM 70 – 120 BPM >120 BPM 11 – 17 tahun <60 BPM 60 – 100 BPM >100 BPM >17 tahun <60 BPM 60 – 100 BPM >100 BPM 2.3 Wearable Device Wearable device adalah teknologi elektronika atau komputer yang tergabung dalam sebuah benda yang dapat dikenakan atau hiasan yang nyaman digunakan di tubuh. Wearable Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer device sangat beragam dan sangat diminati oleh pengguna pada saat ini, wearable device dapat menyediakan fitur akusisi data dan pemindaian yang biasanya tidak ada pada komputer maupun telefon genggam. secara umum wearable device memiliki beberapa macam kemampuan komunikasi dan memungkinkan penggunanya untuk mengakases informasi secara real - time. Kemampuan untuk menerima input data juga merupakan salah satu fitur dari perangkat sejenis wearable device serta penyimpanan lokal. contoh dari wearable device meliputi gelang, jam tangan, lensa kontak, e-tekstil, kain pintar, topi, perhiasan seperti anting, cincin dan lainnya. (Tehrani et al, 2014). 2.4 Microcontroller ATmega328p Atmel AVR core merupakan kombinasi dari banyak set instruksi dengan 32 register. Semua 32 register terhubung langsung dengan Arithmetic Logic Unit(ALU), memungkinkan dua register dapat diakses dalam sebuah instruksi yang dieksekusi dalam satu clock cycle. Arsitektur yang dihasilkan menjadi lebih efisien dalam menjalankan code selagi memperoleh nilai keluaran hingga sepuluh lebih cepat dibandingkan dengan microcontroller CISC konvensional. ATmega328p memiliki fitur low power yaitu salah satunya adalah Power-down sleep. Power-down mode menyimpan konten dari register namun menghentikan Oscillator, mematikan fungsi lain dari chip hingga interrupt selanjutnya atau reset hardware. 1413 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1. Perancangan Sistem 3.1.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem Sistem yang akan dibangun menggunakan microcontroller Atmega328p sebagai pusat pemrosesan data, Atmega328p berjalan pada tegangan 3.3v dengan Crystal 16MHz. Terdapat dua modul sensor yang digunakan yaitu sensor MPU6050 dan sensor Pulse. sensor MPU6050 digunakan sebagai pendeteksi gerakan untuk memberikan interrupt pada microcontroller untuk dapat terbangun dari power down sleep. Sensor Pulse membaca denyut jantung, dengan menggunakan timer2 pada microcontroller sensor pulse membaca data setiap 2ms. Untuk menampilkan data hasil pembacaan denyut jantung digunakan OLED LCD dengan antar muka TWI/ I2C. Semua komponen yang dibutuhkan kemudian akan dirangkai sesuai dengan skema pada Gambar 1. 2.5 Pulse Sensor Pulse Sensor merupakan sensor yang dirancang untuk melakukan pengukuran terhadap denyut jantung menggunakan metode photoplethysmography, pada sensor ini menggunakan photoplethysmography reflectance dimana pemancar dan penerima berada pada sisi bagian tubuh yang sama. Pulse sensor ini telah dirangkai dalam sebuah modul berukuran kecil yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan tanda vital dari seseorang berupa denyut nadi. Sensor ini bekerja dengan cara memancarkan sinar dari pemancar dan cahaya yang dipantulkan kemudian ditangkap kembali oleh penerima untuk mendapat nilai kecerahan cahaya yang dipantulkan yang kemudian diolah menjadi denyut jantung per menit (BPM). Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Gambar 1 Skematik Sistem Low Power Heart Rate Monitor 3.1.2 Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pada perangkat lunak sistem akan dibahas mengenai metode state machine yang digunakan, pengaturan power down sleep mode dari microcontroller dan perangkat lunak pada smartphone android. Perangkat wearable device yang dirancang menggunakan state machine dengan beberapa state yang bertransisi ke state lainnya berdasarkan masukan oleh pengguna dan juga dari sistem itu sendiri dengan mengatur interval waktu tertentu. Pada awalnya Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1414 state akan berada pada STANDBY, kemudian dalam waktu tertentu jika tidak ada masukan dari pengguna maka state akan beralih ke TO SLEEP, setelah menunggu beberapa saat state beralih ke SLEEP dan kemudian sistem akan sleep dengan mode Power-down. Ketika terdeteksi interrupt dari sensor MPU6050 maka sistem akan bangun dan state beralih ke WAKE, setelah sekian waktu maka state akan beralih ke STANDBY. Jika pada saat state STANDBY mendapatkan masukan dari user maka state akan beralih ke SENS, dan setelah waktu yang ditentukan akan beralih ke state To SLEEP dan kemudian SLEEP. Diagram state dari sistem dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 3 Implementasi Perangkat Keras Sistem 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Dilakukan empat pengujian pada purwarupa sistem, yaitu: 4.1 Pengujian Pembacaan Pulse Sensor Hasil dari pembacaan sensor denyut jantung diuji dan dibandingkan dengan pembacaan denyut jantung secara manual dengan menggunakan jari untuk mengetahui apakah sensor telah bekerja dengan benar. Dari hasil pengujian dapat diketahui tingkat kinerja dari purwarupa sistem pada sisi pembacaan denyut jantung. Gambar 2 Diagram State Sistem Low Power Heartbeat Monitor Pengujian dilakukan prosedur sebagai berikut: sesuai dengan 3.2. Implementasi Sistem 1. Purwarupa sistem dipasang pada lengan subjek. 3.2.1 Implementasi Perangkat Keras Sistem 2. Selagi denyut jantung dibaca dengan sensor dilakukan pengukuran secara manual bersamaan. Perangkat keras diimplementasikan menjadi sebuah purwarupa sistem berupa wearable device yang dikenakan pada pergelangan tangan seperti gelang. Untuk merangkai komponen digunakan papan sirkuit agar ukuran perangkat menjadi kecil. Hasil dari implementasi sistem dapat dilihat pada Gambar 3. 3. Setelah 15 detik berlalu hasil dari pengukuran kemudian di catat. 4. Hasil pengukuran selama 15 detik kemudian dikalikan dengan 4 untuk mendapatkan nilai beat per minute. 5. Hasil yang dicatat direkap dalam bentuk tabel. 6. Setelah direkap dicari persentase kesalahan dari pengujian dengan menggunakan rumus (1). |πππππ’ππ’πππ ππππ’ππ− πππππ’ππ’πππ ππππ ππ| πππππ’ππ’πππ ππππ’ππ 100%(1) Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya × (1) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1415 7. Persentase kesalahan kemudian dihitung rata – ratanya dari lima kali pengambilan data. 2. Purwarupa sistem terhubung dengan perangkat smartphone melalui Bluetooth. 8. Hasil pengujian kemudian dianalisis. 3. Purwarupa sistem mengirim data berupa beat per minute secara berkala. Hasil dari pengujian untuk pembacaan denyut jantung yang dilakukan sesuai prosedur untuk memenuhi tujuan dari pengujian dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2 Hasil Pengukuran Pada Kondisi Normal Pengujian Ke - Pengukuran Manual Pengukuran Sensor Kesalahan (%) 1 68 71 4,41 2 76 73 3,94 3 76 73 3,94 4 60 64 6,66 5 72 72 0 Rata – Rata Kesalahan (%) 3,97 Tabel 3 Hasil Pengukuran Pada Kondisi Olahraga Pengujian Pengukuran Pengukuran Ke Manual Sensor 1 144 139 2 120 127 3 120 126 4 120 131 5 124 144 Rata – Rata Kesalahan (%) Kesalahan (%) 3,47 5,83 5 9,16 16,12 7,91 Berdasarkan dari hasil pengujian dapat dikatakan sistem telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun pembacaan sensor menemui beberapa kesalahan namun dalam persentase yang kecil. Pada pembacaan dengan kondisi normal rata-rata kesalahan sebesar 3,97% dan ketika dalam kondisi olahraga ratarata kesalahan meningkat menjadi 7,91%. 4.2 Pengujian Pengiriman Data Bluetooth Low Energy Tujuan dari pengujian pengiriman data Bluetooth low energy adalah untuk mengetahui kinerja dari purwarupa sistem dalam hal pengiriman data dengan Bluetooth low energy. Dengan mengukur jarak dan keberhasilan pengiriman data dapat dilihat tingkat kinerja dari Bluetooth low energy pada purwarupa sistem. Pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur sebagai berikut: 1. Perangkat dikenakan oleh rekan penguji. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 4. Penguji mengambil jarak sembari mengamati data yang diterima. 5. Penguji kemudian mengkonfirmasi data kepada rekan penguji. 6. Setelah pengujian selesai hasil pengujian dicatat dan direkap ke dalam tabel. 7. Hasil dari dianalisis. pengujian kemudian a) Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 1 meter Tabel 4 Hasil Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 1 meter Pengujian Ke - Data dikirim Data diterima Hasil 1 83 83 Sukses 2 77 77 Sukses 3 80 80 Sukses 4 76 76 Sukses 5 60 60 Sukses Dengan melihat hasil pengujian dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari kelima percobaan memiliki kesesuaian data yang dikirim dengan data yang diterima, sehingga dapat disimpulkan pengujian pengiriman data pada jarak satu meter berhasil dan tidak terdapat masalah. b) Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 5 meter Tabel 5 Hasil Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 5 meter Pengujian Ke 1 2 3 4 5 Data dikirim 88 90 79 77 83 Data diterima 88 90 79 77 83 Hasil Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Dengan melihat hasil pengujian dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari kelima percobaan memiliki kesesuaian data yang dikirim dengan data yang diterima, sehingga dapat disimpulkan pengujian pengiriman data Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer pada jarak lima meter berhasil dan tidak terdapat masalah. c) Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 10 meter Tabel 6 Hasil Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 10 meter Pengujian Ke 1 2 3 4 5 Data dikirim 90 88 73 67 70 Data diterima 90 88 73 67 70 Hasil Sukses Sukses Sukses Sukses Sukses Dengan melihat hasil pengujian dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari kelima percobaan memiliki kesesuaian data yang dikirim dengan data yang diterima, sehingga dapat disimpulkan pengujian pengiriman data pada jarak 10-meter berhasil dan tidak terdapat masalah. d) Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 12 meter Tabel 7 Hasil Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 12 meter Pengujian Ke - Data dikirim Data diterima Hasil 1 87 87 Sukses 2 80 878 Gagal 3 93 93 Sukses 4 77 77 Sukses 5 63 6 Gagal Dengan melihat hasil pengujian dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil pengujian dari tiga percobaan memiliki kesesuaian data yang dikirim dengan data yang diterima, namun dari dua percobaan mengalami kegagalan ditandakan dengan data yang diterima tidak sesuai dibandingkan data yang dikirim. Untuk pengujian pada jarak 12-meter dapat disimpulkan pengujian pengiriman data berhasil namun dengan beberapa kali kegagalan karena data yang dikirimkan tidak sesuai dengan data yang diterima. e) Pengujian Pengiriman Data Pada Jarak 15 meter Pengujian pengiriman data pada jarak 15meter mengalami kegagalan karena perangkat smartphone tidak dapat melakukan koneksi dengan purwarupa sistem sehingga pengiriman Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1416 data tidak dapat dilakukan. Dari hasil pengujian pengiriman data pada jarak 15-meter dapat disimpulkan bahwa pengujian mengalami kegagalan dikarenakan perangkat smartphone tidak dapat melakukan koneksi dengan purwarupa sistem. Berdasarkan hasil pengujian yang didapatkan bisa dikatakan sistem telah berjalan sesuai dengan harapan. Diketahui bahwa jarak efektif pengiriman data menggunakan Bluetooth low energy pada purwarupa sistem adalah 12meter. Pada Tabel 4 tingkat kesuksesan pengiriman adalah 100 % begitu juga pada Tabel 5 dan Tabel 6 namun pada Tabel 7 data yang dikirim mulai menemui ketidak kesesuaian yang diakibatkan oleh data loss sehingga hanya berhasil menerima 3 dari 5 data yang dikirim. Sedangkan pada jarak 15-meter perangkat smartphone sudah tidak dapat berkomunikasi dengan purwarupa sistem. 4.3 Perbandingan Konsumsi Arus Pada Keadaan Sleep dan Wake Untuk menghasilkan sistem yang hemat daya atau dengan kata lain low power maka sistem dikondisikan ke kondisi sleep untuk mengurangi konsumsi arus. Agar dapat diketahui hasil dari pengurangan konsumsi arus maka dilakukan pengujian pembacaan konsumsi arus pada keadaan sleep dan wake. Pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur sebagai berikut: 1. Catu daya pada pin GND purwarupa sistem dilepas. dari 2. Multimeter diatur untuk membaca arus 3. Multimeter dipasangkan diantara GND pada purwarupa sistem dan sisi negatif Baterai. 4. Konsumsi arus dibaca pada kondisi wake, membaca sensor, dan mengirim data. 5. Konsumsi arus dibaca pada kondisi sleep. 6. Hasil pembacaan dicatat dan direkap ke dalam tabel. 7. Hasil dari tabel dirata – rata dan kemudian dicari persentase penurunan dari konsumsi arus. 8. Untuk menghitung persentase penurunan konsumsi arus digunakan rumus (2). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer ( π₯Μ π΄ππ’π πΎπππππ π ππππ − π₯Μ π΄ππ’π πΎπππππ π πππππ ) π₯Μ π΄ππ’π πΎπππππ π ππππ × 100 % (2) 4. Kemudian hasil rekap pada table dihitung rata – ratanya dari lima data yang dicatat. 5. Hasil dianalisis. 9. Dari hasil Pengujian kemudian dibuat Analisis Arus Kondisi Wake (mA) Arus Kondisi Sleep (mA) dari pengujian Pengujian Ke - Waktu untuk wake (ms) 1 51 1 31,7 7,9 2 51 2 31,6 7,9 3 51 3 31,7 7,99 4 50 4 31,7 7,9 5 51 5 31,7 7,9 Rata – Rata Waktu 50,8 Rata - Rata 31,68 7,9 Penurunan Konsumsi arus (%) 75,06 Hasil pengukuran arus pada Tabel 8 menunjukkan ketika sistem dalam keadaan membaca sensor, menampilkan data, dan mengirimkan data melalui Bluetooth, arus yang digunakan sebesar 31,7 mA dilihat dari tiga hasil yang paling sering muncul, dan Ketika sistem berpindah ke kondisi sleep penggunaan arus menurun hingga mencapati nilai 7,9 mA. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa konsumsi arus mengalami penurunan sebanyak 23,78 mA atau sebesar 75,06% dari konsumsi arus pada keadaan membaca sensor, menampilkan data, dan mengirim data melalui Bluetooth. 4.4 Pengujian Waktu Wake Dari Sleep Untuk mengetahui kinerja sistem dihitung waktu yang diperlukan untuk wake hingga membaca sensor dan mengirimkan data dari keadaan sleep. Dengan mengetahui jeda waktu dari sleep ke kondisi wake maka dapat dilihat bagaimana pengaruh sleep terhadap kinerja dari purwarupa sistem. Pengujian dilakukan prosedur sebagai berikut: sesuai dengan 1. Program diubah untuk mencatat waktu sebelum sleep, setelah wake dan dicari selisihnya kemudian ditampilkan pada oled. 2. Penguji kemudian purwarupa sistem. mengaktifkan 3. Hasil yang keluar pada tampilan dicatat dan direkap ke dalam table. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya kemudian Tabel 9 Hasil Pengujian Waktu Wake Tabel 8 Hasil Pengujian Konsumsi Arus Pengujian Ke - 1417 Hasil dari pengujian waktu wake dari sleep pada Tabel 9 menunjukkan angka 50,8 milidetik atau 0,0508 detik. Waktu didapatkan dari pengurangan waktu yang dicatat setelah wake dan mengirim data dengan waktu yang dicatat ketika sleep. Sehingga dapat disimpulkan waktu yang diperukan untuk mengirimkan data dari keadaan sleep adalah 0,0508 detik. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk wake dari kondisi sleep sangat cepat yaitu 0,0508 detik sehingga tidak mengganggu kinerja dari purwarupa sistem. Dengan begitu dapat dikatakan sistem telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil perancangan, implementasi, pengujian dan analisis adalah sebagai berikut: 1. Dalam membuat sebuah purwarupa sistem untuk pengukuran denyut jantung berupa wearable device dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil membuat wearable device yang mampu berjalan sesuai harapan. Dengan menggunakan ATmega328p sebagai microcontroller, dan sensor pulse sebagai sensor Hasil pengujian menunjukkan kesalahan pembacaan sensor pulse masih pada angka yang kecil yaitu 3,97 % pada saat kondisi normal dan 7,91% pada kondisi olahraga. 2. Sebagai purwarupa sistem dari hasil perancangan sistem telah berjalan dengan semestinya sesuai dengan yang diharapkan. State machine yang telah dirancang diterapkan kepada microcontroller ATmega328p dan dengan menggunakan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer fitur dari ATmega328p power down sleep penurunan konsumsi arus dapat mencapai 75,06 % dari nilai awal 31,68 mA menjadi 7,9 mA. 3. Dari hasil pengujian yang dilakukan kinerja dari purwarupa sistem yang telah dibuat dapat menjadi acuan untuk menentukan bahwa kinerja purwarupa telah sesuai seperti yang diharapkan. Pada pengujian jarak perangkat mampu mempertahankan pengiriman data hingga jarak 12-meter dan pada pengujian waktu wake purwarupa sistem hanya membutuhkan waktu 0,0508 detik untuk wake, membaca sensor, dan mengirim data dari kondisi sleep. 6. DAFTAR PUSTAKA Adafruit. (2016, Oktober 13). Retrieved Maret 16, 2017, from https://www.adafruit.com/datasheets/SS D1306.pdf Akbar, F. (2016). Rancang Bangun Alat Pendeteksi Denyut Jantung dan Suhu Tubuh Menggunakan Pulse Sensor dan Sensor LM35. Malang: Universitas Brawijaya. Cohen, A. (2015). Prototype to Product: A Practical Guide for Getting to Market. O'Reilly Media, Inc. Edward R. Laskowski, M. (2015, Agustus 22). What's a normal resting heart rate? Retrieved from Mayo Clinic: http://www.mayoclinic.org/healthylifestyle/fitness/expert-answers/heartrate/faq-20057979 Machteld, H., JAndré, K., Lawrence, G., Henriëtte, v., & Alejandro,R,Jadad. (2011). How should we define health? . 1. Microchip. (2016, Oktober 12). Retrieved Maret 15, 2017, from http://ww1.microchip.com/downloads/e n/DeviceDoc/Atmel-42735-8-bit-AVRMicrocontroller-ATmega328328P_Datasheet.pdf Nendya, M. B., Gunanto, S. G., & Santosa, R. G. (2015). Pemetaan Perilaku NonPlayable Character Pada Permainan Berbasis Role Playing Game Menggunakan Metode Finite State Machine. Journal of Animation & Games Studies (JAGS). Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1418 Pamungkas, S. (2016). Impelmentasi metode kalman filter untuk mengurangi noise sensor inertial measurement unit pada motor pengarah antena. Malang: Universitas Brawijaya. Pulse Sensor. (2015). Retrieved Maret 16, 2017, from https://pulsesensor.com/pages/codeand-guide Saquib, N., Papon, M. T., Ahmad, I., & Rahman, A. (2015). Measurement of Heart Rate Using Photoplethysmography. 2015 International Conference on Networking Systems and Security (NSysS). Tehrani, Kiana, & Michael, A. (2014). Wearable Device. Retrieved Maret 15, 2017, from http://www.wearabledevices.com/whatis-a-wearable-device/ Texas Instruments. (2015). Retrieved Maret 15, 2017, from http://www.ti.com/product/CC2541 Wright, D. R. (2005). Finite State Machine. www.deherba.com. (2016). Retrieved Maret 15, 2017, from https://www.deherba.com/berapa-ratarata-detak-jantung-normal.html