Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro PROBLEMATIKA KOMERSIALISASI EMPLOYEE INVENTION PADA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian) Ayu Wulansari Raharningtyas M.1, Kholis Roisah2 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro [email protected] ABSTRAK Pelaksanaan komersialisasi hasil temuan Inventor ASN menjadi kewajiban Litbang karena biaya kegiatan penelitian dibiayai oleh negara. Komersialisasi pada prakteknya tidak berjalan lancar. Tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan dan hambatan proses komersialisasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah pedekatan yuridis empiris., dengan pelaksanaan penelitian di KKP dan Kementerian Pertanian. Ditemukan bahwa setiap kementerian memiliki metode komersialisasi terhadap invensi masing-masing inventor berbeda-beda. Perbedaan dalam metode komersialisasi berefek dalam keberhasilan Balitbang mengkomersialkan sebuah invensi. Simpulan penulisan adalah terdapat beberapa kendala dalam proses komersialisasi invensi, baik itu kendala dari pihak Balitbang maupun dari pihak Inventor ASN. Kendala komersialisasi menimbulkan dampak para Inventor ASN tidak bisa menerima kompensasi dari invensi tersebut bilamana tidak berhasilnya invensi tersebut tidak mampu dikomersialisasikan. Kata kunci: Balitbang; Employee Invention; Komersialisasi 1 2 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP Penulis Kedua, Penulis Koresponden 152 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro A. PENDAHULUAN Hak ayat 1 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun 2016 Kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, sastra, seni, karya tulis, karikatur, pengarang lagu dan seterusnya yang memberikan pengaruh signifikan terhadap peradapan manusia. Bentuk penghargaan terhadap karya intelektual seseorang tersebut yang diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan perlindungan yang di atur dalam Trade Related Aspec of Intellectua Property Rights (TRIPs) di bawah wewenang WTO.3 TRIPs mengklasifikasikan Hak kekayaan Intelektual terdiri atas delapan jenis salah satunya adalah Paten (Patent. Paten adalah salah satu objek penting dalam Hukum Kekayaan Intelektual. WIPO memberi definisi terhadap Paten4:“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to describe new invention; the privilege is granted by a government authority as a matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils the prescribed condition”. Hak Paten memberi perlindungan terhadap Inventor. Inventor adalah orang yang membuat suatu penemuan, dimana penemuan tersebut disebut invensi. Pengertian Invensi menurut Pasal Kholis Roisah. Dinamika Perlindungan HKI Indonesia Dalam Tatanan Global(Semarang : Pustaka Magister, 2013) halaman 9-10 4 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, 2014, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Praktiknya di Indonesia, hal.161 3 tentang Paten adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Penemuan atau invensi yang dihasilkan oleh penemu atau inventor baik yang bekerja pada perusahaan atau dari sebuah hubungan dinas disebut employee invention. Di Indonesia hubungan kerja yang karyawan atau tenaga kerja mereka aktif melakukan penelitian-penelitian dalam menemukan inovasi baru, yaitu Instansi pemerintah dan Perusahaan-perusahaan. Pengertian Employee Invention, yaitu merupakan penemuan, usulan perbaikan teknis yang di buat oleh karyawan dalam pekerjaan swasta, karyawan dalam pelayanan public oleh Pegawai Negeri ataupun oleh anggota angkata bersenjata. Pada Undangundang No. 13 Tahun 2016 tentang Paten pengaturan Inventor ASN diatur pada Pasal 13. Lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) memiliki peran penting dalam ekonomi nasional. Hal ini ditandai dengan teknologi yang dihasilkan bersumber dari sebuah kegiatan penelitian yang bersifat komersial. Sehingga suatu proses komersialisasi merupakan hal yang penting bagi produktivitas suatu invesi untuk menunjang perkembangan ekonomi nasional. Sehingga suatu employee invention yang dihasilkan oleh Litbang instansi pemerintah wajib untuk dikomersialisasikan melalui perjanjian lisensi dengan pihak ketiga. 153 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Kegiatan komersial adalah suatu kegiatan yang kurangnya dana dan investasi dimana bagi para dilakukan oleh orang baik pribadi atau badan yang litbang mengajukan dana pemerintah dan sejumlah bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan, lembaga masilah belum mencungkupi kebutuhan baik secara langsung ataupun tidak langsung.5 dalam memnuhi pemintaan konsumen. Peran Lembaga penelitian dan Berdasar uraian tersebut penulis tertarik pengembangan (litbang) dalam melahirkan sebuah melakukan penelitian terhadap kendala-kendala temuan tidak hanya terpaku pada proses yang dihadapi oleh instansi pemerintah dalam komerisalisasi. Peran litbang telah dimulai mengkomersialkan hasil invensi : (1) bagaimana semenjak suatu inovasi tersebut baru berbentuk proses komersialisasi yangdilakukan pada instansi perencanaan. Poses selanjutnya adalah melakukan pemerintah ;(2) Apa sajakah kendala-kendala yang pendaftaran kepada DitJen Kekayaan Intelektual, ditemui pada proses komensialisasi hasil penelitian setalah invensi tersebut terdaftar baru proses di Litbang Instansi pemerintah; (3) apasaja yang komersialisasi dimulai dengan diawali mencari menjadi faktor terjadinya kendala pada proses Calon Pihak Ketiga, lalu Proses Mediasi, Proses komersialisasi. Penyusunan Naskah Penandatangan Perjanjian, Perjanjian Proses Instansi pemerintah yang dijadikan penulis Lisensi, sebagai tempat penelitian adalah Kementerian ProsesVerifikasi. Banyaknya Kelautan proses yang dilalui dan Perikanan dan Kementerian oleh Pertanian. Kementerian Kelautan dan Perikanan Lembaga penelitian dan pengembangan dalam adalah kementerian yang memiliki Sentra HKI yang proses komersialisasi tidaklah didukung dengan berdiri pada tahun 2004 yang telah menghasilkan optimalnya komersialisasi hasil invensi. Praktek 72 pendaftaran paten dan berhasil menghasilkan yang terjadi dilapangan, masih minimnya jumlah 15 sertifikat paten. Kementerian Pertanian memiliki lisensi yang dihasilkan oleh litbang dari penelitian Sentra HKI yang berdiri pada tahun 1974 yang yang telah terdaftar. Menurut seminar National telah menghasilkan 162 pendaftaran paten dan Exhibition of Invention di Cina 20156, mengatakan berhasil menghasilkan 72 sertifikat paten. penemuan atau penelitian memiliki masalha dalam Penulis menilai perusahan tersebut memahami kebutuhan pasar, mengevaluasi ulang memenuhi perameter instansi pemerintah yang paten mereka dan bekerja sam dengan orang lain. aktif melaksanakan penelitian dan menghasilkan Selain itu masalah terbasar bagi penemu adalah hasil penelitian berupa inovasi dan melaksanakan Pasal 1 Ayat 9a Peraturan Daerah Kota Bukit Tinggi Nomo 2 Tahun 2016 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga 6 http://www.chinadaily.com.cn/beijing/201508/19/content_21645081.htm; diakses tanggal 28 Februari 2017; pukul 14.09 wib 5 prosedur komersialisasi sehingga menjadi intepretasi yang sesuai untuk menjawab rumusan 154 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro permasalahan. Sehingga oleh penulis dipilihlah proses komersialisasi. Sedangkan analitis yaitu judul sebagai berikut : mengetahui apa yang menjadi faktor terjadinya PROBLEMATIKA KOMERSIALISASI EMPLOYEE kendala dalam proses komersialisasi.9 INVENTION PADA INSTANSI PEMERINTAH Data yang digunakan adalah data primer dan (Studi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan data sekunder, data sekunder di dapat dari Kementerian Pertanian) wawancara mendalam dan data sekunder di dapatkan dari bahan hukum primer dan sekunder.10 1. Metode Penelitian 2. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berusaha untuk memecahkan masalah- Tujuan penelitian untuk menganalisis masalah secara sistematis dengan menggunakan pelaksanaan dan hambatan proses komersialisasi metode-metode tertentu dan teknik-teknik tertentu.7 pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Penelitian hukum ini, penulis menggunakan metode dan Kementerian Pertanian. penelitian yang telah ditentukan yaitu : penelitian yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris B. PEMBAHASAN kenyataan- 1. Profil Invensi pada Kementerian Kelautan kenyataan hukum yang ada di lapangan yang dan Perikanan (KKP) DAN Kementerian berupa sikap, aktivitas Litbang dalam pelaksanaan Pertanian dilakukan dengan cara melihat a. Kementerian Kelautan dan Perikanan komersialisasi pada 2 instansi pemerintah adalah (KKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pertanian, dan pendapat hukum para Kementerian Kelautan dan Perikanan subjek penelitian tentang pokok permasalahan adalah kementerian yang memiliki Sentra HKI dalam penelitian ini. yang berdiri pada tahun 2004 dengan Dasar digunakan Hukum Pembentukan Sentra HKI Kementerian bersifat deskriptif analitis8, yaitu Deskriptif berarti Kelautan dan Perikanan Keputusan Menteri menggambarkan objek penelitian yaitu proses Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP. komersialisasi hasil penelitian pada Kementerian 40/MEN/2004 tentang Tim Ad hoc Sentra Hak Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Kekayaan Intelektual Departemen Kelautan dan Pertanian dan kendala-kendala yang terjadi pada Perikanan Spesifikasi penelitian yang Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum ( Jakarta : UI Press,1984) hal 45 8 Hadari Nawawi & Mimi Martini, Penelitian Terapan; Yogyakarta: 1994. Hal 73 telah menghasilkan 72 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal 97-98 10 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (yogyakarta : UII Press Yogyakarta (anggota IKAPI), 2007), hal 179 9 7 dan 155 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro pendaftaran paten dan berhasil menghasilkan masyarakat, khususnya dunia usaha, melalui 15 sertifikat paten. publikasi, forum temu bisnis, dan komunikasi b. Kementerian Pertanian bisnis Kementerian Pertanian memiliki Sentra HKI (misalnya keperusahaan promosi sesuai door to dengan door klaster yang berdiri pada tahun 1974 yang telah teknologinya). Dari hasil kegiatan promosi menghasilkan 162 pendaftaran paten dan tersebut selanjutnya dilakukan penjaringan mitra berhasil menghasilkan 72 sertifikat paten. yang berminat, baik secara langsung pada 2. Proses waktu promosi maupun secara tidak langsung komersilaisasi pada instansi pemerintah setelah dilakukan promosi. Peran balitbang pada Instansi pemerintah memegang peran sangat penting, melalui Litbang suatu yang berminat melisensi dapat mengajukan permohonan dalam bentuk surat perlindunga Hak Kekayaan Intelektual dan minat kepada Kepala Badan Litbang tentang Litbang juga melakukan usaha untuk membuat teknologi yang diminati dengan melampirkan invensi tersebut bisa di prosuksi sehingga bisa Company Profile, Akat pendirian Perusahaan, dinikmati oleh masyarakat. SIUP, NPWP dan data fasilitas pendukung Pendaftaran bisa Mitra mendapat a. Proses invensi c. Proses Seleksi Calon Mitra Hak Kekayaan Intelektual Proses pengembangan teknologi yang dilisensi. setelah memperoleh disposisi dari Kepala Badan pendaftaran dimulai dengan litbang, maka dilakukan seleksi terhadap calon mekanisme pengalihan teknologi dari Inventor mitra kerjasama dengan cara presentasi oleh kepada Satuan Kerja lalu kepada Badan calon mitra mengenai bidang usahanya, alasan Litbang. Pendaftaran HKI dilakukan melalui satu untuk pintu yaitu Badan litbang sebagai kuasa pengembangannya disertai dengan data dukung pendafataran HKI. Perlindungan HKI diperlukan sumber daya yang dimilikinya. Selanjutnya guna memberikan kepastian hukum bagi Kepala Kepala Badan litbang akan memberikan pengusaha yang akan melisensikan dan keputusan menerima atau menolak permohonan menghindari penyalahguanaan oleh pihak-pihak lisensi. Apabila permohonan disetujui maka yang tidak bertanggung jawab. lisensi akan diberikan dalam bentuk lisensi Hasil penelitian yang sudah didaftarkan HKI memenuhi lisensi, dan rencana eklusif atau non eklusif. b. Proses Promosi dan melakukan kelayakan teknis d. Proses Mediasi untuk Calon mitra kerja sama yang terpilih dikomersialkan kemudian dipromosikan kepada kemudian diundang untuk melakukan mediasi 156 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro perjanjian lisensi, bersama-sama dengan Badan litbang. Dalam mediasi tersebut mengenai pasal-pasal yang dibahas berhubungan dengan: e. Proses Penyusunan Naskah Perjanjian Prosedur penyiapan perjanjian kerjasama adalah sebagai berikut: 1) Balai Litbang menyusun draft awal naskah 1) Definisi atau pengertian perjanjian 2) Maksud dan tujuan 3) Ruang lingkup 4) Jangka Waktu 5) Pemberian Lisensi pihak mitra untuk menyusun draft naskah 6) Hak dan Kewajiban Para Pihak perjanjian berdasarkan kesepakatan para 7) Pemesanan Bahan Baku Produksi pihak 8) Pembayaran Bahan Baku Produksi 9) Pembayaran royalti 2) Pembahasan internal lingkup Sekertariat Litbang 3) Pembahasan dengan Unit Kerja penemu dan 4) Draft naskah perjanjian hasil kesepakatan para pihak diberikan paraf persetujuan oleh 10) Pembukuan dan Pelaporan Pimpinan Unit Kerja Pemkrasa kemudian 11) Verifikasi diserahkan kepada Pimpinan Unit Kerja yang 12) Penyelesain Sengketa menangani aspek Hukum Lingkup 13) Keadaan Force Majure Sekertariat litbang untuk diberikan 14) Korespondensi persetujuan dari aspek hukum 15) Pemutusan Perjanjian 5) Pimpinan Badan Litbang menyampaikan draf 16) Akibat Pemutusan Perjanjian perjanjian yang telah diparaf sesuai butir 4 17) Lain-lain kepada Kepala Badan Litbang melalui 18) Perubahan dan, Sekertaris Badan Litbang untuk dimintakan 19) Penutup. pesetujuan Besar royalti ditetapkan sesuai ketentuan 6) Apabila naskah perjanjian pada butir 5 yang berlaku. Para pihak yang terlibat dalam disetujui mediasi ini membuat kesepakatan tentang jenis penandatangan lisensi, apakah lisensi eklusif atau lisensi sedangkan apabila tidak disetujui dilakukan noneklusif. Perjanjian dilakukan secara eklusif pembahasan apabila dalam implementasinya memerlukan pembahasannya sesuai arahan Kepala teknologi tinggi dan akura serta padat modal. Badan Litbang. 157 maka dapat naskah ulang atau dilakukan perjanjian, dihentikan Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro f. Proses Penandatangan Perjanjian Lisensi Penandatanganan kerjasama Untuk kerjasama lisensi yang belum lisensi berjalan sesuai dengan perjanjian, forum Kabid dilakukan oleh penemu teknologi dengan mitra KSPHP (diharapkan memberikan saran dan kerjasama lisensi dan disahkan oleh Kepala rekomendasi pemecahan dan tindak lanjut). Badan Litbang. Naskah perjanjian yang telah di Sedangkan untuk perjanjian lisensi yang sudah tandatangani diberi nomor TU Unit Kerja berjalan baik, akan dilaporkan besaran jumlah Penandatanganan dan pihak mitra untuk royalti yang harus dibayarkan oleh mitra kemudian salinan kerjasama lisensi. Kemudian Badan Litbang disampaikan kepada Biro Hukum dan Informasi akan mengirimkan surat tagihan royalti dalam Publik melalui Sekertariat Badan Litbang. bentuk invoice kepada mitra kerjasama lisensi Setelah perjanjian ditandatangani, maka surat disertai dengan batas waktu pembayaran royalti perjanjian tersebut didaftarkan ke instansi yang berdasarkan tanggal jatuh tempo. Apabila jatuh berwenang (Ditjen HKI) agar mempunyai tempo telah lewat tidak dilakukan pembayaaran kekuatan hukum. maka perusahaan di kenakan denda sebesar disimpan, dan satu 2% (dua persen) per bulan. Setelah menerima g. Proses Verifikasi Balai Badan Litbang bersama tim verifikasi dari unit kerja masing-masing instansi melakukan verifikasi secara periodik atas pelaksanaan lisensi sesuai dengan perjanjian. Materi yang diverifikasi meliputi data produksi, promosi distribusi dan penjualan. Berdasarkan hasil verifikasi dapat diketahui apakah perjanjian lisensi telah dilaksanakan sesuai rencana atau belum. Hasil verifikasi tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Badan Litbang melalui forum yang diwakili oleh Kabid Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP) masing-masing unit kerja setiap instansi. Pembahasan laporan verifikasi mencangkup laporan kinerja masing-masing kerjasama lisensi. invoice tagihan royalti, maka mitra kerja sama wajib menyetorkan royalti hasil alih teknologi tersebut ke bank. 3. Kendala komersialisasi pada instansi pemerintah Adapun pada pelaksaan alih teknologi melalui kerjasama masih ditemui beberapa kendala baik teknis, pasar budaya maupun regulasi. Kendala tersebut antara lain: a. Teknis : kinerja beberapa teknologi yang belum konsisten dan belum siap dikembangkan dalam skala industri. Hal-hal tersebut disebabkan teknologi yang dilisensikan belum siap untuk diproduksi massal, sehingga tiap invensi terlebih dahulu perlu dilakukan penilaian tingkat kesepian teknologinya. 158 lisensi Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro b. Pasar : terbatasnya pasar pada teknologi litbang wajib membentuk unit kerja yang tertentu menjadi suatu penghambat dalam bertanggung jawab dalam pelaksaan pengelolaan pengembangan hasil teknologi yang telah dan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil dikembangkan kegiatan penelitian dan pengembangan di c. Budaya : masih bertahannya terhadap dilingkunya sesuai dengan bunyi Pasal 16 metode bekerja yang sudah tidak efisien Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 untuk tentang Alih Teknologi. dilakukan untuk era sekarang sehingga membuat terhambatnya upaya menerapkan teknologi dan rendahnya kemampuan sumber daya manusia kerjasama dalam menerima Pada tahap komersialisasi terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi suatu invensi bisa mitra masuk didalam kegiatan pasar melalui perjanjian transfer lisensi dengan pihak industrial dan menghasilkan knowledge dari pemilik teknologi keuntungan. Faktor-faktor yang menjadi kendala d. Regulasi : pendafataran izin edar bagi hasil suatu invensi berhasil dikomersialkan dibagi invesi, yang terkadang mengalami kesulitan menjadi 2 (dua) yaitu Faktor internal dan faktor beredar karena perizinan pajak yang cukup ekternal. memakan waktu. a. Faktor Internal 4. Analisis penyebab kendala dalam komersialisasi Peran Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari pemahaman peneliti, intensi hasil lembaga penelitian dan peneliti dan kesempatan. Faktor internal terbagi pengembangan (litbang) merupakan salah satu menjadi beberapa, antara lain: faktor penentu pererkembangan perekonomian 1) Pemahaman peneliti mengenai lisensi yang di suatu negara. Hasil pemanfaatan ilmu masih sangat minim pengetahuan yang diaplikasikan dalam paten Pemahaman peneliti mengenai lisensi masih dan lisensi menjadi tolak ukur bahwa teknologi sangat minim, dimana pada dasarnya output yang dihasilkan oleh negara tersebut mutakhir kinerja peneliti bukan didasarkan oleh lisensi dan bermanfaat dalam pemecahan maslaha di yang masyarakat.11 bahwa lisensi merupakan hasil sampingan Di indonesia litbang Inventor menganggap wajib dari pemanfaatan hasil penelitian. Lebih dari mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual. 50% inventor cenderung melakukan kerja Dalam sama tidak melalui lisensi, melainkan dengan melaksanakan lembaga dihasilkan. kewajibannya lembaga kotrak lain. Dengan demikian proses komersialisasi dari hasil pernelitian tidak 11 Seminar Naisonal Technopreneurship dan Alih teknologi 2015.hlm.106 159 Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro beorientasi pada paten. Adanya kerjasama teknologi yang sudah tidak mengikuti penelitian pada umumnya merupakan kerja kebutuhan masa kini atau ketinggalan jama sama yang berorientasi pada kebutuhan dari dengan teknologi dari negara lain. suatu instansi atau industri dimana pihak luar terlebih dahulu mengajukan b. Faktor Ekternal usulan kerjasama. Dalam proses lisensi faktor ekternal memiliki peran yang sangat penting dimana 2) Hasil penelitian tidak marketable faktor eksternal Pada umumnya hasil penelitian yang menjalankan peran sebagai penghubung inventor dan industri. Faktor dihasilkan oleh lembaga litbang bersifat internal tebagi menjadi beberapa, antara lain: penelitian dasar. Sebagian besar penelitian 1) Biaya dan Operasional bukan berdasarkan data analisa pasar atau Dibutuhkannya sebuah badan yang masih belum bersifat marketable. Selain itu mengelola secara mandiri proses komersialisasi penelitian yang dihasilkan oleh inventor yang disebut dengan Technology Tranfer Office tekadang belum bisa diterima (acceptable) (TTO) seperti yang dilaksanakan pada negara baik suplier Amerika, Uni Eropa, dan Jepang. Adanya TTO dikarenakan sifat penelitian bukan sebuah dapat memberikan pengaruh positif kepada produk jadi melainkan masih prototype yang inventor, dimana biaya dan operasional dari masih pada tahap trial and error sehingga kegiatan komersialisasi sepenuhnya ditanggung produk yang dihasilkan masih belum bisa oleh TTO. Selain itu proses pendampingan diaplikasikan. diperlukannya terhadap komersialisasi dan alih teknologi lebih luar disukai oleh inventor sehingga akan lebih oleh investasi industri maupun Sehingga lebih dari dalam penyempurnaan hasil penelitian. mudah. Selama ini invensi menilai sulit 3) Kalah bersaing dengan pihak industri menemukan secara mandiri industri yang ingin Untuk beberapa ruang lingkup, pihak industri bekerja masih lebih unggul dalam pengembangan mayarakat yang akan menjadi wadah tranfer berbasis elektronik, teknologi. Paten yang dihasilkan oleh litbang otomotif, dsb. Hasil penelitian yang telah di kemudian dicari potensi pasar dan skema lisensi cenderung pada produk paten yang proyeksi bisnisnya. Potensi TTO juga menjadi bersifat kimian dan elektronika, dimana sumber arus kas dari investasi lisensi paten, produk yang dihasilkan berupa kosmetik, dimana pencatatan dilakukan secara berkala pupuk, obat dll yang sudah teruji.Selain itu hingga jangka waktu tertentu. Selain itu dapat teknologi menjadi sumber pengembangan dari potensi aplikasi yang perangkat dihasilkan terkadang 160 sama ataupun indeks kepuasan Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro paten yang sudah ada, dimana pada masa diberikan paten, aktif dalam penyelenggaraan paten yang sudah mencapai masa public kegiatan pemeran temu bisnis, workshop. domain dapat di upgrade dengan hasil C. PENUTUP pengembangan penilitian yang lebih baik. 1. Simpulan 2) Publikasi (kerjasama) Dimana informasi invensi hanya didapatkan a. Dalam proses komersialisasi suatu invensi oleh kalang minoritas atau tertentu. Dalam hal Badan Penelitian dan Pengembangan setiap ini penekanan terhadap branding dianggap instansi menempuh beberapa mekanisme penting sehingga setiap lapisan masyarakat antara lain : a. Mendaftarkan Inovasi tersebut dapat mengetahui tentang hasil penelitian kepada Ditjen HKI, agar inovasi tersebut sehingga akan memudahkan industri dalam mendapatkan perlindungan; b. Melakukan proses komersialisasi. Hal ini dapat diantisipasi promosi terhadap hasil inovasi yang telah dengan perlunya penyelenggaraan mendapatkan secara perlindungan HKI; c. berkala kegiatan pameran, temu bisnis maupun Menyeleksi Calon Mitra yang mengajukan workshop baik di internal maupun kerja sama permohonan dengan pihak lain. tersebut;d. lisensi terhadap inovasi Melakukan mediasi tentang Dari pemaparan faktor diatas maka suatu perjanjian lisensi; e. Menyusun naskah usaha peningkatan komesialisasi harus melihat perjanjian lisensi;f. Mengawal perjanjian dari faktor internal (individu) dan aspek ekternal lisensi tersebut hingga di tanda tangani (instansi). Dimana aspek internal dipengaruhi masing-masing oleh pemahaman penelitian tentang lisensi, verifikasi intesitas penelitian yang bersifat maketable dan dilisensikan;h. Menerima hasil royalti.; i. applicable. Disisi lain, aspek ekternal meliputi Setelah diterbitkannya Keputusan Menteri adanya suatu Technology Tranfer Office (TTO) Keuangan Nomor 72/PMK.02/2015, Badan dimana TTO berfungsi dalam pebiayaan, Penelitian dan Pengembangan memberikan operasional dan publikasi sebagai media imbalan kepada Inventor yang inovasinya penghubung hasil penelitian dengan indutri. berhasil komersial Dalam peningkatan lisensi paten perlu pihak; terhadap g. Melakukan inovasi yang b. Pada prakteknya, setiap instansi menemuii adanya pendampingan dan pencarian dan berbagai kendala antara lain : pengembangan stakeholder, dalam rangka a. Teknis : kinerja beberapa teknologi yang memperluas sarana publikasi hasil pemanfaatan belum hasil-hasil paten yang sedang atau telah dikembangkan dalam skala industri. Hal- 161 konsisten dan belum siap Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro hal tersebut disebabkan teknologi yang b. Faktor ekternal dilisensikan belum siap untuk diproduksi 1) Biaya dan operasional massal, sehingga tiap invensi terlebih 2) Kerjasama dengan pihak industri yang dahulu perlu dilakukan penilaian tingkat masih kurang 2. Saran kesepian teknologinya. b. Pasar : terbatasnya pasar pada teknologi tertentu menjadi suatu Adanya peran Balitbang dalam memberi penghambat pemahaman terhadap inventor bahwa penemuan dalam pengembangan hasil teknologi inventor haruslah sesuatu teknologi yang dibuthkan yang telah dikembangkan masyarakat saat ini dan dibutuhkan pasar, c. Budaya : masih bertahannya terhadap diharapkan dari situ inventor dapat lebih metode bekerja yang sudah tidak efisien menciptakan teknologi yang tepat guna, sehingga untuk dilakukan untuk era sekarang dalam proses komersialisasi. Selain ini diharapkan sehingga membuat terhambatnya upaya bagi Balitbang untuk meningkatakan pola kemitran menerapkan teknologi dan rendahnya dengan Industri untuk memperluas jaringan dalam kemampuan SDM mitra kerjasama dalam proses komersialisasi. menerima transfer knowledge dari pemilik DAFTAR PUSTAKA teknologi d. Regulasi : pendafataran izin edar bagi hasil invesi, yang terkadang mengalami Buku Sunggono, Bambang, 2006, Metode Penelitian kesulitan beredar karena perizinan pajak Hukum, yang cukup memakan waktu. Persada. c. Ada berapa faktor yang mempengaruhi PT RajaGrafindo Hadari Nawawi & Mimi Martini, 1994, Penelitian terjadinya kendala pada sektor pasar antara Terapan, lain adalah: University. a. Faktor internal Jakarta: Yogyakarta: Gajahmada Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Faktor Internal terbagi menjadi beberapa 2014, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori faktor antara lain: dan Praktiknya di Indonesia, Bandung: 1) Pemahaman peneliti mengenai lisensi Citra Aditya Bakti. yang masih sangat minim Roisah, Kholis, 2013, Dinamika Perlindungan HKI 2) Hasil peneliti yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia Dalam Tatanan Semarang: Pustaka Magister. 3) Kalah bersaing denga pihak industri 162 Global, Jurnal Law Reform Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Soekanto, Soerjono, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press. Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2011, Penelitian Hukum Normatif, suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kota Bukit Tinggi Nomo 2 Tahun 2016 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Seminar Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih teknologi 2015 Internet http://www.chinadaily.com.cn/beijing/201508/19/content_21645081.htm;diakses tanggal 28 Februari 2017; pukul 14.09 wib 163