ISLAM DI MADURA (ABAD KE-14 SAMPAI 16 M) PERSPEKTIF HISTORIS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Herman Busri NIM: 10120049 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014 ii NOTA DINAS Kepada Yth., Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu’alaikum wr. Wb Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap naskah skripsi berjudul: ISLAM DI MADURA (ABAD KE-14 SAMPAI 16 M) PERSPEKTIF HISTORIS Yang ditulis oleh: Nama NIM Jurusan : Herman Busri : 10120049 : Sejarah dan Kebudayaan Islam Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam sidang munaqosah. Wassalamu’alaikum wr.wb. Yogyakarta, 19 Mei 2014 19 Rajab 1435 Dosen pembimbing, Syamsul Arifin, S.Ag., M.Ag. NIP. 19680212 200003 1 001 iii iv MOTTO Masa Lalu untuk Dikenang, Bukan untuk Dilupakan v PERSEMBAHAN Untuk almamaterku Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Untuk Emma’ Nasu’a dan Eppa Busri, kakakku Rusydi, adikku Dwi Anis Fitriyah, dan beserta keluarga yang lain. vi ABSTRAK Masuknya Islam di Madura sama kompleksnya dengan masuknya Islam ke Nusantara. Hal ini bila dilihat dari waktu kedatangannya, siapa pembawanya, dan dari mana Islam pertama kali itu dibawa. Namun demikian, ada beberapa sumber sejarah yang menyatakan bahwa sesungguhnya Islam telah lama masuk di Madura. Sejak awal Madura menjadi persinggahan pedagang-pedagang muslim, khususnya dari Gujarad yang pernah singgah di pelabuhan Kalianget, Sumenep jauh sebelum gencar-gencarnya Wali Songo menyebarkan Islam. Penelitian ini secara umum difokuskan pada kajian islamisasi di Madura. Kajian yang dimaksud meliputi segala usaha dan interaksi antara pendatang muslim dengan masyarakat setempat. Di sisi lain, Madura saat ini mempunyai penduduk yang mayoritas Islam. Hal ini menjadi tanda tanya yang perlu dipecahkan, yang kemungkinannya adalah adanya sebab pada penyebarannya sejak dulu. Kemudian dari problematika tersebut, penelitian ini mencoba memecahkan dan mengetahui beberapa persoalan seperti yang berkenaan dengan kondisi sosial-keagamaan masyarakat Madura sebelum Islam datang, proses awal Islam bersentuhan dengan masyarakat Madura, dan mengetahui secara dalam bagaimana Islam disebarkan dan berkembang di Madura. Tujuannya adalah mengetahui secara detail islamisasi yang terjadi di Madura, serta menelusuri lebih dalam lagi waktu dan aktor penyebar Islam di daerah ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah. Hal ini dilakukan agar dapat memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam konteks pertumbuhan, perkembangan, dan keruntuhannya, dan setiap peristiwa tersebut dapat dikaji dari sisi prosesnya secara kronologis. Kemudian, penulis juga menggunakan teori peranan sosial dan interaksi sosial, yang digunakan untuk mengakaji peranan dan interaksi sosial yang terjadi waktu itu. Metode yang digunakan dalam peneletian ini adalah metode sejarah, yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis analitis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan datadata yang didapat. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui berdasarkan fakta yang didapat bahwa masyarakat Madura telah lama bersentuhan dengan masyarakat luar dengan media perdagangan laut (maritim). Hal ini juga disebabkan dengan kondisi Madura dan Nusantara pada umumnya yang sangat strategis dan menjadi tumpuan perdagangan internasional waktu itu. Oleh sebab itu pula Islam pada masanya dikenalkan dengan jalur perdagangan. Terbukti bahwa Islam telah masuk ke Madura sudah sejak lama, khususnya yang dibawa oleh pedagang dari Gujarad yang singgah di pelabuhan Kalianget, Sumenep pada abad ke-7 M. Pada masamasa berikutnya, sekitar abab ke-14 M dan seterusnya adalah tahap penyebaran Islam yang kala itu memang gencar dilakukan oleh beberapa ulama dari Jawa. vii KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻭﺑﻪ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ ﻋﻠﻲ ﺃﻣﻮﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻲ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎء ﻭﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺍﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dengan keridhaan-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari, tanpa izin-Nya skripsi ini tidak dapat selesai degan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai manusia pilihan, yang telah memberi banyak pemahaman-pemahaman yang bijak dan baik pada ummatnya. Terselesaikannya skripsi ini, menggugah penulis merasa mempunyai tanggungjawab meski hanya sekedar ucapan terima kasih yang bisa disampaikan kepada segenap pihak yang turut memberikan bantuan dalam segala hal. Dengan segalah kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogykarta. viii 4. Bapak Irfan Firdaus, selaku dosen dan penasehat akademik yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi nasehat-nasehat positif pada penulis. Semoga Allah membalas kebaikannya. 5. Bapak Syamsul Arifin selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberi arahan, bimbingan, petunjuk, serta telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesainya skripsi ini. Maka dengan sangat bangga dan rendah hati penulis ucapkan banyak terimakasih, semoga Allah memberikan balasan yang setimpal dengan apa yang telah diperbuatnya. 6. Segenap dosen dan staff Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tercinta. 7. Ibu tercinta, kau adalah perempuan terbaik, terima kasih atas segalanya. Tidak ada kata terindah yang bisa penulis ucapkan selain, I Love You Moom. 8. Ayah, yang telah mengucurkan banyak keringat untuk melihat anakanaknya tersenyum cerah. Kau adalah laki-laki tangguh yang pernah kutahu. Terimaksih ayah, semoga anakmu kelak juga dapat membahagiakanmu dan keluarga tercinta. 9. Kakak Rusydi, adik Dwi Anis Fitriyah, beserta keluarga terdekat lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih, ix kalian telah banyak memberikan dukungan moral dalam penyelesaian S1 ini. 10. Ulfah Rahmaniar, terima kasih. Kamu adalah perempuan yang telah menginspirasiku untuk melakukan hal-hal yang lebih baik lagi, termasuk menjadi salah satu alasan terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih telah sering menemani selama ini. Kebaikanmu tidak akan pernah terlupakan. 11. Segenap teman-teman SKI angkatan 2010, IKAAY, Fs-KMMJ, KMSY, PMII, English Cafe, dan lain sebagainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung atau tidak, yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih yang tiada terhingga. Satu harapan yang terbesit dalam pikiran penulis, terlepas dari segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, semoga memberi manfaat dan menambah khazanah keilmuan yang bisa dipetik oleh banyak orang. Yogyakarta, 19 Mei 2014 Herman Busri NIM. 10120049 x DAFTAR ISI HALAMN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 01 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 01 B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................... 06 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 07 D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 07 E. Kerangka Teori ............................................................................... 09 F. Metode Penelitian ........................................................................... 14 G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 17 BAB II : KONDISI MASYARAKAT MADURA PRA ISLAM ................. A. Asal Usul dan Nenek Moyang Orang Madura ............................... B. Geografi Madura ............................................................................. C. Tradisi dan Budaya Masyarakat Madura ........................................ D. Agama dan Kepercayaan................................................................. E. Perekonomian Masyarakat Madura................................................. 19 19 26 28 32 36 BAB III : PERKENALAN MADURA DENGAN ISLAM .......................... A. Penyebaran Islam di Nusantara ....................................................... B. Persentuhan Masyarakat Madura dengan Masyarakat Luar ........... C. Proses Masuknya Islam di Madura ................................................. D. Respon Masyarakat atas Kedatangan Islam .................................... 41 41 47 50 58 BAB IV : PENYEBARAN ISLAM DI MADURA ....................................... 62 A. Media dan Aktor Islamisasi di Madura .......................................... 62 xi B. Peran Kerajaan dan Raja-Raja dalam Penyebaran Islam ................ 65 C. Perkembangan Islam di Madura...................................................... 73 BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 80 A. Kesimpulan .................................................................................... 80 B. Saran ............................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83 LAMPIRAN .................................................................................................... 86 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 96 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Peta Madura Lampiran 2 Situs Makam Ragapadmi Lampiran 3 Makam Ratu Ibu Lampiran 4 Pemakaman Asta Tinggi Lampiran 5 Masjid Madegan Polagan Sampang Lampiran 6 Masjid Agung Sumenep Lampiran 7 Pangeran Tengah (Makam Raja Raja Madegan Polagan Sampang) Lampiran 8 Asta Joko Tole Lampiran 9 Makam Syekh Ahmad Baidawi (P. Katandur) xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyebaran Islam di Nusantara sampai saat ini masih menjadi wacana yang tak kunjung usai untuk diteliti kembali kebenarannya. Berbagai pendapat para ahli sejarah bermunculan dan hampir semuanya tidak memberikan fakta final tentang islamisasi di Nusantara, bahkan masing-masing teori tersebut masih menyisakan beberapa titik kelemahan tersendiri, karena memang adanya keterbatasan sumber sejarah yang otentik dan dapat mewakili semua catatan sejarah yang ada. Bukan saja keterangan waktu yang tidak jelas, persoalan pembawa atau penda’i, dan dari mana Islam itu datang juga belum menemukan jawaban yang benar-benar final. Pendapat sejarawan hanya didasarkan pada beberapa bukti bendawi, peninggalan-peninggalan, dan beberapa artefak yang itupun hanya dikait-kaitkan dan dicocok-cocokkan dengan beberapa sumber sejarah yang lain. Wacana masuknya Islam ke Nusantara setidaknya melahirkan tiga teori 1 terkemuka yang sampai saat ini masih dijadikan referensi sejarawan untuk mengungkapkan dan merasionalisasikan masuknya Islam ke Nusantara. Tiga teori tersebut yaitu; Teori Arab, Teori India (Gujarad), dan Teori Benggal. 2 1 Teori ini didasarkan pada tempat asal Islam tersebut dibawa. Azyumardi Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989), hlm. xi-xii. 2 1 2 Teori pertama adalah Islam dibawa langsung dari Arab. 3 Teori ini dilandaskan pada adanya perdagangan Barat-Timur sejak awal Hijriah, yaitu sekitar abad ke-7 M., meskipun teori ini tidak dapat dibuktikan dengan fakta sejarah yang sangat jelas akan tetapi setidaknya sumber sejarah Cina 4 menyebutkan bahwa sekitar abad ke-7 M. pedagang-pedagang Arab telah menjadi pemimpin di pesisir Sumatera dan bahkan di antara mereka melakukan perkawinan dengan masyarakat lokal, sehingga terbentuklah perkampungan Arab di Sumatera. 5 Kemudian orang-orang Arab yang berada dalam perkampungan kecil itu mulai menyebarkan ajaran Islam yang mereka dapatkan di Tanah Arab. Teori kedua adalah Islam dibawa dari India. Teori ini banyak dikembangkan oleh ahli-ahli sejarah dari Belanda. Menurut teori ini, penyebaran Islam ke Nusantara dibawa dari anak Benua India melalui jalur perdagangan, hal ini diperkuat dengan adanya jalinan hubungan perdagangan antara NusantaraIndia sejak abad ke-7 M. atau bahkan jauh sebelum itu. Menurut teori ini pula bahwa sejak lama orang-orang Arab yang bermadzhab Syafi’e 6 bermigrasi dan menetap di India, kemudian orang dan keturunan inilah yang membawa Islam ke 3 Teori ini awalnya dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861), de Hollander (1861), dan Veth (1878). Semua tokoh tersebut menyatakan bahwa Islam pertama kali dibawa langsung dari Arab sejak abad ke-7 M., begitupun Hamka yang juga memelopori teori ini pada sebuah seminar tentang masuknya Islam ke Nusantara tahun 1962, menurutnya Islam dibawa langsung dari Arab, tidak melalui India. Ia juga mengatakan waktu Islam datang pertama kali ke Nusantara bukan pada abad ke-11 M. melainkan pada abad ke-7 M.. Ibid., hlm. xi. Lihat pula: Rusydi Hamka, Hamka dalam Dakwah dan Pembaruan, Panji Masyarakat, 567 (21 Pebruari 1988), hlm. 26. 4 Sumber ini didasarkan pada catatan Ma Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. 5 Busman Edyar, dkk., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009), hlm. 187. 6 Orang-orang yang dimaksudkan adalah orang-orang yang berasal dari Gujarat dan Malabar di India yang kemudian membawa ajaran Islamnya ke Nusantar (Asia Tenggara), data ini didasarkan pada catatan perjalanan Suleiman, Marco Polo, dan Ibnu Battutah. Lihat: Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara, hlm. xii. 3 Nusantara. 7 Dari berita di atas dapat disimpulkan bahwa Islam dibawa dari Gujarat melalui jalur perdagangan antara abad ke-12 sampai 14 M. Sekalipun demikian, teori ini banyak menuai kritik dari berbagai ahli sejarah dengan berbagai macam alasan. Teori yang ketiga menyebutkan bahwa Islam dibawa dari Benggali (saat ini Bangladesh). Teori ini didasarkan pada kondisi orang-orang Pasai yang terkemuka berasal dari Benggal. Begitupun dengan adanya fakta pada abad 11 Masehi bahwa Islam pertama kali muncul di Semenanjung Malaya dari arah pantai timur, bukan dari barat (mengarah ke Malaka) melalui Kanton, Phanrang (Vietnam), Leran, dan Trengganu. Ada beberapa alasan yang dikemukakan untuk mendukung teori ini, di antaranya yaitu bahwa secara doktrinasi Islam di Semenanjung Malaya mempunyai kemiripan dengan Islam di Phanrang (Vietnam) dan beberapa prasasti-prasasti yang ditemukan juga mempunyai banyak kemiripan dengan prasasti-prasasti yang ditemukan di Leran. 8 Tiga teori tersebut memang sulit dipatahkan dengan satu teori saja. Akan tetapi, jika melirik sejenak kesejarahan orang-orang Nusantara yang sangat lihai dalam mengarungi lautan, sepertinya teori pertamalah yang menjadi teori paling “mendekati” tepat sebagai teori masuknya Islam ke Nusantara. Bahwa Islam sudah masuk sejak abad ke-7 M, sepertinya lebih masuk di akal, karena memang 7 Pijnappel dari Universitas Leiden, Belanda, yang kemudian dikembangkan dan diperkuat oleh Snouck Hurgronje. 8 Teori ini dikemukakan oleh Fatimi, namun demikan telah banyak menuai kritikan keras dari salah satu tokoh pengikut Snouck, menurutnya penafsiran tentang prasasti yang dimaksudkan hanya didasarkan pada perkiraan-perkiraan semata. Begitu juga dengan ajaran (madzhab) di Benggal menganut madzhab Hanafi bukan Syafi’e sebagaimana yang dominan di Semenanjung Malaya. Lihat: Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara, hlm. xii. Guna menambah informasi tentang hal ini lihat pula: Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 25. 4 jauh sebelum Islam lahir, orang-orang Nusantara telah mengenal cara mengarungi Samudera. Kemampuan orang-orang Nusantara dalam bertransportasi di lautan membuat mereka dengan mudah menjalin hubungan perekonomian internasional, termasuk dengan orang-orang Arab Islam. Kondisi ini menumbuhkan asumsi yang sangat kuat bahwa interaksi orang-orang Nusantara telah lama terjalin sejak lama dengan orang-orang luar. Tidak menutup kemungkinan jalinan ini menjadi sebabmusabab adanya hubungan dengan orang Arab Islam sejak awal Islam lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pada waktu itu (sekitar abad ke-7 M.) orang-orang Arab Islam telah memulai perdagangan lautnya menuju ke Timur. Begitupun dengan proses islamisasi di Madura, tidak ada data final yang menyebutkan kapan, di mana, dari mana dan siapa yang pertama kali membawa Islam ke Pulau Garam ini. Kemudian dari kegelisahan inilah penulis mencoba sedikit menguak setiap peristiwa yang ada kaitannya dengan islamisasi di Madura, dengan maksud dan tujuan menemukan fakta-fakta yang mampu memberikan informasi berkenaan dengan hal tersebut. Fakta membuktikan bahwa penduduk muslim di Madura mendominasi dari semua penduduk yang ada saat ini. Realitas ini tidak mungkin tanpa adanya alasan tertentu yang melatarbelakanginya. Dari fakta tersebut penulis mempunyai asumsi berkembang pesatnya Islam di Madura ada simbiosis-mutualismenya dengan proses islamisasi yang dibawa oleh orang-orang Islam ke Madura. 5 Sementara itu, ada beberapa kabar 9 menyatakan bahwa islamisasi di Madura lebih awal dibanding islamisasi di Jawa. Akan tetapi berita ini tidak mempunyai banyak bukti sejarah, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Meskipun demikian, informasi tersebut tidak bisa ditolak mentah-mentah, karena sejarah membuktikan bahwa para pelaut Madura sudah sangat piawai dalam mengarungi lautan. Asumsinya, bisa saja saat itu pelaut-pelaut Madura sudah menjalin komunikasi lebih awal dengan pedagang-pedagang muslim dibanding orang-orang Jawa. Hal ini menjadi tantangan bagi sejarawan untuk membuktikan kebenarannya. Semua data yang ada masih terperangkap dalam opini-opini yang simpang siur dan perlu ditelusuri lebih dalam lagi keabsahan faktanya. Jika dilihat dari beberapa sumber sejarah yang ada dan sampai saat ini masih menjadi sumber sejarah yang terpercaya, bahwa Islam masuk ke wilayah Madura (khususnya Madura Timur; Sumenep) terjadi sejak tahun 1330-an. 10 Akan tetapi ada salah satu sumber lain yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Pulau Madura Timur sekitar tahun 1550-an pada masa pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan yang dibawa oleh Sayyid Ahmad Baidhawi. 11 Kemudian sumber lain menyebutkan ada pembawa ajaran Islam pada tahun 1440-an yang disebarkan 9 Informasi ini didapat dari beberapa pembicaraan orang saja dan sampai saat ini belum ditemukan fakta-fakta yang mendukung atas berita tersebut dan belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 10 Islam sudah ada sejak masa Pemerintahan Panembahan Joharsari. Lihat: Iskandar Zulkarnain, dkk., Sejarah Sumenep (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep, 2003), hlm. 67. Sementara sumber lain menjelaskan bahwa Islam masuk pada masa pemerintahan Panembahan Mandaraga (R. Piturut) yang berkuasa sejak 1331-1339 M. Lihat: Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Nusantar dan Sekitarnya (Jakarta: Lentera, 1999), hlm. 75-76. 11 Dikenal dengan nama Pangeran Katandur, saat ini makamnya terletak di Desa Bangkal, Sumenep. 6 oleh Raden Bindara Dwirpayadha dikenal dengan Sunan Paddusan. 12 Begitupun pada abad ke-15 M. berikutnya Islam disebarkan oleh Sunan Giri sebagai salah satu mega proyek islamisasi Jawa-Madura. 13 Namun demikian, jauh sebelum Sunan Giri melakukan dakwah ke Madura tercatat ada banyak pedagang Islam (salah satunya dari Gujarat) singgah di pelabuhan Kalianget pada abad ke-7 M. 14 B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini secara umum difokuskan pada kajian islamisasi di Madura. Kajian yang dimaksud meliputi segala usaha dan interaksi antara pendatang muslim dengan masyarakat setempat. Adapun batasan waktunya dari abad ke-14 sampai abad ke-16. Pada abad-abad tersebut merupakan proses islamisasi yang banyak dilakukan oleh ulama dan pengaruh raja-raja Islam dari Jawa. Sementara itu, batasan wilayah yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu Madura secara umum. Kemudian, untuk menjabarkan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini, penulis merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi sosial-keagamaan masyarakat Madura sebelum Islam datang? 2. Bagaimana proses islamisasi di Madura? 3. Bagaimana Islam disebarkan dan berkembang di Madura? 12 Nama asli Sunan Paddusan adalah Raden Bindara Dwirpayada yang kemudian dijadikan menantu oleh Jokotole. Yang pada mulanya Islam hanya menyebar di bibir-bibir pantai Madura, kala itu berkat peran Sunan Paddusan Islam mulai banyak dikenal di pelosok-pelosok Madura. 13 Abdurrahman, Sejarah Madura Selayang Pandang (Sumenep: tnp, 1971), hlm. 16. 14 Ibid., hlm. 16. 7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail islamisasi yang terjadi di Madura, serta menelusuri lebih dalam lagi waktu dan aktor penyebar Islam di daerah ini. Dengan begitu, secara tidak langsung dapat diketahui pula faktor-faktor penyebab penduduk muslim di Madura yang saat ini mendominasi atau menjadi mayoritas. Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang sejarah Islam lokal (Madura) serta pelengkap bagi penelitian-penelitian yang terdahulu. Di samping itu penelitian ini akan banyak memuat wawasan dan pengetahuan baru yang bisa dimanfaatkan oleh penulispenulis berikutnya. Tentu tak luput juga dari tujuan penelitian ini yang terpenting adalah mengetahui secara dalam seluk-beluk islamisasi di Madura. D. Tinjauan Pustaka Penelitian ini merupakan kajian khusus tentang islamisasi di Madura yang sampai saat ini belum mendapat perhatian khusus dari para peneliti dan sejarawan. Namun demikian, beberapa tulisan yang berkenaan dengan hal ini juga telah ada sebagian yang menulisnya, meski tidak secara utuh menjelaskan tentang proses islamisasi tersebut. Dari data yang penulis dapat ada beberapa buku yang mewarnai term kesejarahan di Madura, di antanya yaitu karya Iskandar Zulkarnain, dkk., Sejarah Sumenep. Buku terbitan Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep ini membahas tentang kesejarahan di Sumenep. Data-data yang diungkap mulai dari masa purbakala, masuknya Islam ke Sumenep 8 sampai pada pengaruh VOC di Sumenep. Karya ini tentu berbeda dengan apa yang akan penulis kaji, baik dari letak penelitiannya ataupun fokus pembahasannya. Sementara dalam penelitian ini membahas tentang islamisasi di Madura secara keseluruhan Selain buku di atas ada juga karya ilmiah yang membahas tentang Sejarah di Madura yaitu buku yang ditulis oleh Abdurrahman. Sejarah Madura Selayang Pandang. Buku ini banyak memuat fakta tentang sejarah Madura secara keseluruhan mulai awal persentuhan Jawa dan Madura. Dimulai dari datangnya Aji Saka dari negeri Campa yang mengemban misi untuk memperkenalkan agama Hindu di Madura, sejarah raja-raja dan kerajaan di Madura, Masuknya Islam di Madura, sampai pada masa pasca kemerdekaan di Indonesia. Buku ini juga berbeda dengan penelitian yang penulis teliti, tepatnya pada fokus pembahasannya. Buku ini membahas sejarah Madura secara umum, bukan islamisasinya saja, inilah yang membedakan antara buku ini dan penelitian yang akan penulis teliti. Buku berikutnya adalah karya Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya, sebenarnya buku ini membahas tentang penyebaran Islam yang dibawa oleh para ulama ke Nusantara, tentang masuknya Islam ke beberapa daerah, termasuk di sini juga Pulau Madura. Bahkan pembahasan dalam buku ini juga banyak memuat situasi Islam di Indonesia abad ke-19 M. dan abad ke-20 M. Dengan demikian, buku ini sangat jauh berbeda dengan kajian yang akan penulis kaji, yang mana perbedaannya terletak pada 9 fokus pembahasan dan juga objek kajian dari sisi lokasi penelitiannya dan preodisasi yang dibahas. Menabur Kharizma Menuai Kuasa, buku karya Abdur Rozaki ini banyak membahas tentang dinamika sosial yang terjadi di Madura, yaitu antara kiai dan blater. Peran sosial dua figur ini banyak dikutip dan dijelaskan dalam buku ini, terlebih dari itu terdapat pula beberapa pembahasan yang mengungkap fakta-fakta islamisasi di Madura. Dengan begitu buku ini tentu berbeda pula dengan kajian yang penulis kaji lebih lanjut. Perbedaannya terletak pada fokus kajian pada objek penelitiaanya. Dalam penelitian ini penulis tidak secara khusus meneliti dinamika sosial yang terjadi di Madura, melainkan lebih pada proses islamisasi yang terjadi di masa lalu. E. Kerangka Teori Penelitian ini lebih mendalami dan banyak membahas tentang proses islamisasi di Madura. Term ini dijadikan sebagai kajian utama guna mendapat informasi dan fakta yang lebih empiris tentang proses dakwah Islam di Madura. 15 Oleh sebab itu, selama dan sepanjang penelitian ini dilakukan tentu tidak akan menampik dibubuhkannya beberapa pendekatan cabang ilmu pengetahuan guna menjawab persoalan-persoalan yang dibahas. Proses dakwah Islam yang telah dilakukan oleh penda’i merupakan satu bentuk realisasi dari ajaran Islam yang dipopulerkan oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk proses islamisasi di Madura. Tindakan ini merupakan bentuk rasa 15 Secara tidak langsung kajian dalam penelitian ini difokuskan pada proses masuknya Islam ke Madura, penyebarannya, beserta perkembangannya. 10 tanggungjawab orang-orang Islam untuk menjalankan tugas sucinya, menyebarkan kebaikan sebagaimana pula yang telah dilakukan oleh Nabi. Perintah untuk menyebarkan kebaikan juga telah Allah firmankan dalam al-Qur’an Surat al ‘Imran Ayat 114 yang artinya : Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu Termasuk orangorang yang saleh 16 Perintah yang terkandung dalam ayat di atas sepertinya telah menjadi spirit tersendiri bagi sebagian ummat Islam untuk selanjutnya melakukan dakwahdakwah Islamnya di manapun dan ke manapun mereka singgah. Semangat dakwah itulah yang kemudian menjadi latar belakang Islam dapat dikenal di seluruh dunia. Islamisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengislaman. 17 Dalam hal ini Islam dijadikan sebagai sebuah wadah konversi dari pemahaman-pemahaman sebelumnya. Selain itu juga islamisasi dapat diartikan sebagai pengenaan gaya sosial dan politik Islam pada masyarakat dengan tradisi interpretasi yang bervarian Islam. 18 Menurut hemat penulis, perkenalan Islam di Madura sampai pada proses islamisasi merupakan suatu bentuk konversi dari kepercayaankepercayaan masyarakat waktu itu. Dari masyarakat yang pada mulanya menganut agama Hindu-Budha ataupun animisme, kemudian diberi pemahaman banyak hal tentang Islam sampai pada akhirnya mereka menganutnya. 16 Diambil dari aplikasi Quran in Word Setup. Diakses pada18 November 2013 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ofline Versi 1.1, http://pusatbahasa.dignas.go.id/kbbi, 2010), Cari kata Islamisasi. 18 http://id.wikipedia.org/wiki/Islamisasi. Diakses pada 18 November 2013. 17 11 Selanjutnya, untuk memahami setiap peristiwa diperlukan beberapa sudut pandang atau cara pandang agar peristiwa itu dapat dipahami, 19 termasuk proses islamisasi di Madura yang memerlukan banyak pendekatan dan ilmu bantu (auxiliary scinces; sister disciplines). 20Oleh karena penelitian ini adalah penelitian sejarah, maka pendekatan sejarah digunakan agar bisa menjelaskan setiap peristiwa secara kronologis yang terjadi di masa lampau. Pendekatan ini bertujuan untuk memahami setiap peristiwa yang terjadi pada proses islamisasi di Madura dari dimensi waktu, serta berbagai persoalan yang berkenaan dengan penyebaran dan perkembangannya. Melalui pendekatan ini juga setiap peristiwa yang terjadi dapat dipahami baik dalam konteks pertumbuhan, perkembangan, dan keruntuhannya, dan setiap peristiwa tersebut dapat dikaji dari sisi prosesnya secara kronologis. 21 Kemudian, guna melihat dan mengkaji berbagai peristiwa yang terjadi dalam aspek sosialnya. Maka peneletian ini juga mengguanakan teori peranan soial dan interaksi sosial, dalam kajian sejarah hal tersebut digunakan untuk memahami setiap tindakan sosial baik dari arti subjektif ataupun objektifnya. 22 Perspektif 19 peranan sosial dan interaksi sosial ini bertujuan untuk Menurut Basri Ms. dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Sejarah dijelaskan bahwa cara untuk memahami permasalahan atau peristiwa perlu dilihat dan dikaji dari berbagai aspek dan sudut pandang, termasuk menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan dari berbagai dimensi, baik itu dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi politik, dan lain sebagainya. Untuk lebih lengkapnya lihat: Basri Ms, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta: Restu Agung, 2006), hlm. 37. 20 Sjamsuddin Helius, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 240. 21 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Af-Ruzz Media, 2007), hlm. 88. 22 Ibid., hlm. 23. 12 mengekstrapolasikan berbagai jenis aspek sosial ataupun gejala-gejala sejarah yang dikaji. 23 Menurut Peter Burke, peranan sosial merupakan salah satu konsep sosiologi yang paling sentral, yang mana ia mendefinisikan bahwa peranan sosial diartikan sebagai pola-pola atau norma-norma perilaku yang diharapkan dari orang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur sosial. 24 Teori ini memberi peran penting dalam memahami dan mengeksplorasi setiap fakta-fakta yang terdapat dalam proses islamisasi di Madura yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai strata sosial tinggi dan mempunyai peran penting dalam masyarakat. 25 Peranan-peranan sosial tersebut berfungsi sebagai suatu proses sosialisasi pada setiap masyarakat dalam berbagai kalangan. Sosialisasi ini kemudian menjadi latar belakang adanya interaksi sosial dengan memperkenalkan berbagai tradisi-tradisi baru, yang kemudian terjadi konversi pemahaman-pemahaman. Proses islamisasi di Madura ini merupakan salah satu dampak atas adanya peranan dan tindakan-tindakan sosial oleh para penyiar Islam. Sehingga sosialisasi tersebut membuahkan hasil yang cukup membanggakan, dan terbukti sampai saat ini penduduk muslim di Madura adalah mayoritas. Hal ini menjadi salah satu bukti 23 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 160. 24 Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mustika Zed (Jakarta: Yayasan Obor, 2001), hlm. 68. 25 Orang-orang yang dimaksudkan adalah para penda’i yang mana waktu itu mempunyai peran besar dalam berbagai lini dan berada pada strata sosial yang terpandang (tinggi), baik ia sebagai seorang raja, ulama, ataupun saudagar-saudagar muslim lainnya yang memang mempunyai tujuan untuk berdagang dan juga mempunyai misi dakwah islamisasi. 13 bahwa peran-peran dan tindakan seorang penyiar Islam di Madura tempo dulu begitu memberi perubahan yang cukup signifikan di kalangan masyarakat. Selain peranan sosial, konsep interaksi sosial juga penting untuk digunakan dalam penelitian ini. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai suatu hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial ini merupakan suatu hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Kontak sosial dan komunikasi merupakan suatu media atas terjalinnya interaksi sosial. Kontak sosial sebagai media pertama dan komunikasi merupakan tahap kedua yang dijadikan sebagai media respon atas hubungan yang telah terjalin. Tentu, dakwah dan ajaran Islam tidak akan tersampaikan dengan baik bila tidak terjadi adanya interaksi sosial, yang dimulai dari kontak sosial dan dilanjutkan dengan komunikasi antara kedua belah pihak yang bersangkutan. Termasuk penyampaian ajaran Islam yang telah disampaikan kepada masyarakat Madura. Hal ini pasti diawali dengan adanya kontak sosial baik yang pada mulanya dalam kepentingan ekonomi, kerjasam-kerjasama sosial, atau kepentingan-kepentingan lainnya dan kemudian terjalin komunikasi antara keduanya. Komunikasi ini menjadi sutau dasar atas terjadinya konversi dan pertukaran berbagai macam pengetahuan dan informasi baru, termasuk ajaran Islam yang waktu itu masih dianggap tabu dan baru pula. 14 F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam peneletian ini adalah metode penelitian sejarah, yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis analitis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan data-data yang didapat. 26 Menurut Kuntowijoyo ada lima tahap dalam penelitian sejarah, yaitu pemilihan topik, heuristik , verifikasi, interpretasi, dan historiografi. 27 Proses tersebut tidak boleh dilewatkan dalam sebuah tahapan penelitian sejarah. Pertama, pemilihan topik. Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan lahirnya atau kemunculan Islam di Madura yang kemudian dilanjutkan dengan islamisasi beserta perkembangannya. Kedua, heuristik. Kata ini berasal dari kata Yunani heurishein, artinya memperoleh, 28 ada juga yang mengatakan bahwa akar katanya adalah eureka yang artinya sama yaitu untuk menemukan, memperoleh atau mendapat. Dalam bahasa Inggris heuristik adalah; of or relating to or using a general formulation that serves to guide investigation (dari atau berhubungan dengan atau menggunakan formulasi umum yang berfungsi untuk membimbing penyelidikan) dan Serving to discover or find out (Melayani untuk menemukan atau mencari tahu). 29 Heuristik dalam bahasa Jerman adalah quellenkunde artinya sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah atau evidensi sejarah. 30 Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 26 Louis Gottshalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1985). 32. 27 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995), hlm. 89. Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 105. 29 http://artikata.com/arti-88258-heuristic.html. Diakses pada 05 Maret 2014. 30 Helius, Metodologi Sejarah, hlm. 67. 28 15 heuristik adalah usaha dan teknis untuk menemukan, menyelikdiki, dan mengumpulkan data-data penenlitian. Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berkenaan dengan islamisasi di Madura. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa data tertulis yang berupa buku-buku, ensiklopedia, babad, skripsi, sumber tertulis lainnya yang diambil dari berbagai media, termasuk internet dan lain sebagainya. Sumber penunjang penelitian ini adalah buku-buku yang berkenaan dengan Islam di Nusantara, sumber-sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan islamisasi di Madura khususnya dan Nusantara pada umumnya, ataupun literatur-literatur Islam dalam skala luas (misalnya Sejarah Islam di Dunia), dan lain sebagainya. Sumber-sumber tersebut penulis lacak dari berbagai tempat, seperti Perpusatakaan Adab dan Ilmu Budaya ataupun Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga, sebagian Perpustakaan Daerah di Madura, data dari internet, dan koleksi pribadi. Termasuk pula sumber penunjang dalam penelitian ini adalah data-data fisik 31 yang masih dimungkinkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Ketiga, verifikasi. Verifikasi adalah suatu proses penilaian terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh, hal ini berkenaan dengan pemeriksaan terhadap keabsahan laporan tentang peristiwa sejarah yang telah terjadi. Artinya Penulis mengecek kembali data-data yang telah terkumpul dan kemudian dikrirtisi baik internalnya ataupun eksternalnya. Kedua sisi ini perlu 31 Data-data yang dimaksud adalah peninggalan-peninggalan masa lampau yang dimungkinkan bisa memberi informasi atau data guna melengkapi penenelitian ini, seperti halnya artefak-artefak, pemakaman, dan peninggalan-peninggalan lainnya. 16 diperhatikan agar penulis menemukan informasi yang benar-benar otentik dari beberapa sumber yang telah didapatkan. Keempat, interpretasi. Adalah suatu pemberian penafsiran kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. 32 Dalam tahapan ini penulis dituntut untuk menginterpretasikan apa yang telah ia peroleh dari semua sumber sejarah yang telah dikajinya. Penulis menganalisa setiap fakta-fakta yang berkenaan dengan islamisasi di Madura dengan menggunakan pendekatan sejarah dan mengguanakan teori-teori ilmu sosiologi sebagaimana telah penulis sebutkan pada kerangka teori, dan selanjutnya dipadukan melalui penjelasan-penjelasan sejarah sehingga berkesinambungan dengan tema penelitian ini. Mudahnya adalah penulis berupaya menafsirkan setiap fakta-fakta sejarah dengan merekontruksi peristiwa masa lampau dan membuktikannya dengan cara mencari relasinya dengan faktafakta yang lainnya. 33 Kelima, historiografi. Langkah terakhir adalah penulisan sejarah yang telah penulis kaji. Tentunya dalam tulisan ini berisi tentang pandangan atau hasil dari sebuah penelitian yang telah dilakukan. Tahap terakhir ini yang dimaksudkan adalah penuangan hasil penelitian dalam sebuah tulisan dan karya sejarah yang kronologis agar dapat dikaji kembali atau dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya. 32 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ofline Versi 1.1, http://pusatbahasa.dignas.go.id/kbbi, 2010), Cari kata Interpretasi. 33 A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 83. 17 G. Sistematika Pembahasan Penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan sub bab. Hal ini dilakukan agar tercipta pembahasan yang sistematis dan berkesinambungan dalam pembahasannya. Bab I yaitu Pendahuluan, yang di dalamnya terdapat beberapa sub bab yaitu latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Dalam bab ini membahas tentang pembahasan pokok penelitian yang menjadi kerangka untuk pembahasan-pembahasan dalam bab-bab berikutnya. Kemudian, Bab II membahas tentang kondisi masyarakat Madura Pra Islam. Pembahasan ini terdiri dari asal usul dan nenek moyang orang Madura, geografi Madura, tradisi dan budaya, agama dan kepercayaan, dan perekonomian masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk memberi deskripsi tentang gambaran awal masyarakat Madura khususnya sebelum Islam datang. Bab III membahas tentang perkenalan Madura dengan Islam. Bab ini meliputi penyebaran Islam di Nusantara, hubungan masyarakat Madura dengan masyarakat luar, proses masuknya Islam, dan respon masyarakat atas kedatangan Islam. Titik hubungannya dengan bab sebelumnya adalah hal-hal yang berkenaan dengan perkenalan masyarakat Madura dengan orang-orang luar yang kemudian menjadi salah satu penyebab tersalurkannya ajaran Islam pada masyarakat Madura. Dalam bab ini secara khusus menjelaskan tentang perkenalan awal Islam 18 baik di Nusantara dan juga di Madura. Dengan demikian dapat diketahui berbagai proses islamisasi sampai pada respon masyarakat akan ajaran Islam. Selanjutnya Bab IV menguraikan tentang penyebaran Islam di Madura. Pembahasan ini meliputi media dan aktor islamisasi, peran kerajaan dan raja-raja dalam penyebaran Islam, dan perkembangan Islam di Madura. Kajian dalam bab ini di titikberatkan pada proses penyebaran Islam yang saat itu dilakukan dengan berbagai media dan berbagai macam aktor, yang kemudian berdampak pada perkembangan Islam di Madura yang sangat signifikan. Terakhir Bab V adalah penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran dari semua pembahasan yang telah dibahas mulai dari Bab I sampai pada Bab IV. Dalam bab terakhir ini nantinya memberikan informasi baru dan pemikiran baru yang juga merupakan sebuah jawaban penelitian yang telah dilakukan. Sementara, hal-hal yang belum dibahas dan belum menemukan jawaban rasional dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai saran bagi peneliti berikutnya. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari penjabaran bab- bab sebelumnya. Pertama, dominasi Hindu dan Budha mewarnai kondisi sosialkeaagamaan masyarakat Madura sebelum Islam datang. Hal itu terjadi karena adanya hubungan perdagangan dengan masyarakat luar, khususnya dengan India. Tradisi dan budaya India mengakar kuat di tengah masyarakat, dan bahkan dijadikan sebagai satu-satunya agama yang banyak dianut waktu itu. Kedua, Islam datang ke Madura jauh sebelum gencar-gencarnya islamisasi yang dilakukan oleh banyak ulama yang datang dari Jawa, misalnya Wali Songo. Dari data yang ada, persentuhan antara Madura dengan Islam sudah terjalin sejak abad ke-7 M. Sejak awal tercatat ada beberapa kapal dagang Islam dari Gujarad singgah di pelabuhan Kalianget, Sumenep. Persinggahan ini menjadi salah satu alasan bahwa Islam telah diperkenalkan waktu itu. Selajutnya Islam semakin gencar lagi diperkenalkan ketika adanya banyak ulama yang datang dari Jawa. Ketiga, persebaran Islam di Madura dilakukan dengan melalui berbagai jalur islamisasi. Jalur perdagangan mengawali beberapa proses dan media islamisasi yang lainnya. Jalur perdagangan sudah terjadi sejak lama sekali, yaitu sekitar abad pertama Masehi. Kemudian, penyebaran Islam banyak dilakukan juga oleh raja-raja yang berkuasa di Madura waktu itu. Peran raja dan petinggi kerajaan 80 81 ini mempunyai andil yang sangat besar dalam tersebarnya Islam di Madura, selain adanya peran ulama dan para muballiqh Islam yang berasal dari Jawa. Terlebih dari itu itu, konsep keagamaan dan proses kedatangannya yang dilakukan dengan damai juga menjadi salah satu penyebab diterimanya Islam dengan baik oleh masyarakat. Waktu itu, Islam dianggap sebagai agama yang cocok dengan tradisi yang ada dan diklaim sebagai agama penyempurna agama sebelumnya. Kesesuaian ini menjadi cikal bakal berkembang-pesatnya Islam di Madura, sehingga diyakini sebagai agama yang sempurna dan tidak ada agama lain yang dapat mengubahnya, bahkan sampai saat ini. B. Saran Proses masuknya Islam di Madura memang masih perlu ditelusuri lebih dalam dan lebih detil kembali. Khususnya berkenaan dengan bukti-bukti sejarah yang harus ditelusuri kembali keabsahannya. Sehingga dengan demikian akan banyak informasi yang dapat diungkap kembali, khususnya yang berkenaan dengan pertanggalan sejarah yang kurang jelas. Penelitian tentang islamisasi di Madura dan penyebarannya masih perlu dilakukan lebih lanjut. Karena penelitian ini jauh dari sempuna dan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam berbagai aspek. Misalnya dalam hal waktu pertama kali masuknya Islam ke Madura yang masih membutuhkan pengkajian ulang dan perlu dicari kembali sumber yang lebih valid, strategi islamisasi yang dilakukan pada waktu itu, akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan yang ada di Madura, asal usul kerjaan di Madura yang masih banyak dibumbuhi oleh mitos- 82 mitos dan hanya didasarkan pada cerita rakyat perlu dicari sumber otentiknya, dan pembahasan yang berkenaan dengan persebaran dan perkembangan Islam di Madura yang perlu dibahas lebih intensif lagi. Oleh sebab itu, ini menjadi tanggungjawab kita semua, khususnya sejarawan dan peneliti yang beminat untuk megkaji islamisasi di Madura lebih dalam lagi. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Sejarah Madura Selayang Pandang, Sumenep: tnp, 1971. Abdurrahman Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Af-Ruzz Media, 2007. A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2012 Ahmad Rifai Mien, Lintasan Sejarah Madura, Surabaya: Yayasan Lebbur Legga, 1993. --------, Manusia Madura, Yogyakarta: Pilar Media, 2007. Akhmad, B. Lintasan Sejarah Sumenep dan Asta Tinggi Beserta Tokoh di Dalamnya.Sumenep: Barokah, 2010. Azra Azyumardi, Perspektif Islam di Asia Tenggara, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989. --------, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung: Mizan, 2002. Basri Ms, Metodologi Penelitian Sejarah,Jakarta: Restu Agung, 2006. Burke Peter, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mustika Zed, Jakarta: Yayasan Obor, 2001. Cortesao, Armando, The Suma Oriental of Tome Pire and The Book of Fransisco Rodrigues, London: Roberth Maclehose dan Co. Ltd, 1944. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ofline Versi 1.1, http://pusatbahasa.dignas.go.id/kbbi, 2010. De Graaf .A.J. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram, PT Pustaka Utama Grafit, 1985. De Jonge Huub, Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam, Jakarta: PT Gramedia, 1989. Edyar Busman, dkk ., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009. Gottshalk Louis, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985. Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2007. Kartodirdjo Sartono, dkk, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1977. --------, Sejarah Nasional Indonesia II, Jakarta: Balai Pustaka, 1977. 83 84 --------, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995 --------, Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940, Jogjakarta, Matabangsa, 2002. Mansurnoor Lik Arifin, Islam in an Indonesian Word Ulama of Madura, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990. Rozaki Abdur, Menabur Kharisma Menuai Kuasa, Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004. Syamsu As Muhammad, Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya, Jakarta: Lentera, 1999. Tjandrasasmita Uka, Sejarah Nasional Indonesia III, Jakarta: Balai Pustaka, 1977. Werdisastra, Babad Sumenep, terj. Moh. Thoha Hadi, Pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah, 1996. Zulkarnain Iskandar, MM dkk, Sejarah Sumenep, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep, 2003. Sumber Internet : http://biyusa.wordpress.com/2010/10/14/peninggalan-arkeologis-kotabangkalanmadura/. Diakses pada 06 Maret 2014. http://cahyapanduputra.blogspot.com/2013/07/asal-usul-nenek-moyangbangsaindonesia.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2013 http://jurirakyat.blogspot.com/2013/10/asal-usul-nenek-moyang-bangsaindonesia.html #ixzz2md0pPMe0. Diakses pada tanggal 05 Desember 2013. http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/17/suku-dayak-adalah-leluhur-bangsaindonesia-part-1-478447.html. Diakses pada 8 April 2014 http://www.statistik.ptkpt.net. Diakses pada 22 februari 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia. Diakses pada 22 Februari 2014. http://www.sampangkab.go.id/sites/page/dokumen/39. Diakses pada 13 Januari 2014. 85 http://www.jalan-abubakarsidiq.blogspot.com. Diakases pada tanggal 01 Februari 2014. http://www.sampangkab.go.id/sites/page/dokumen/39. Diakses pada 13 Januari 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pamekasan. Diakses pada 13 Januari 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam. Diakses pada 17 Februari 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah. Diakses pada 17 Februari 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdhatul_’Ulama. Diakses pada 17 Februari 2014. http://id.wikipwdia.org/wiki/pulau_madura. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Islamisasi. Diakses pada 18 November 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Madura_Topography.png. Diakses pada 16 Mei 2014 http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diakses pada 16 Mei 2014 http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diakses pada 16 Mei 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Asta_Tinggi.jpg. Diakses pada 16 Mei 2014 http://rri.co.id. Diakses pada 16 Mei 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Sumenep. Diakses pada 16 Mei 2014 http://jalan-abubakarsidiq.blogspot.com/2013/05/astana-madegan-sampangmadura.html. Diakses pada 16 Mei 2014 http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diakses pada 16 Mei 2014 http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diakses pada 16 Mei 2014 LAMPIRAN Lampiran 1 Peta Madura Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Madura_Topography.png. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 2 SitusMakamRagapadmi Sumber :http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 3 MakamRatuIbu Sumber :http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 4 PemakamanAstaTinggi Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Asta_Tinggi.jpg. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 5 Masjid MadeganPolaganSampang Sumber :http://rri.co.id. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 6 Masjid AgungSumenep Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Sumenep. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 7 Pangeran Tengah (Makam RajaRajaMadeganPolaganSampang) Sumber :http://jalan-abubakarsidiq.blogspot.com/2013/05/astana-madegansampang-madura.html. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 8 AstaJokoTole Sumber :http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diaksespada 16 Mei 2014 Lampiran 9 MakamSyekh Ahmad Baidawi (P.Katandur) Sumber :http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diaksespada 16 Mei 2014 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IdentitasDiri Nama : Herman Busri Tempat/Tgl. Lahir : Sumenep, 06 April 1990 Nama Ayah : Busri NamaIbu : Nasu’a AsalSekolah : Al-in’amSumenep Alamat Kos : Jl. Kusuma, Baciro, Gendeng, GK IV/864 AlamatRumah : BanjarTimur RT 03 RW 01 GapuraSumenep Madura JawaTimur E-Mail : [email protected] No. Hp : 0877-8080-8268 B. RiwayatPendidikan 1. Pendidikan Formal a. MI Al-in’amSumenep, 1998-2004 b. MTs Al-in’amSumenep, 2004-2007 c. SMA Al-in’amSumenep, 2007-2010 d. S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010-2014 2. Pendidikan Non-Formal a. DiniyahNurulMukhlisinSumenep b. Ngaji (TPA) Mushallah al-HikmahSumenep C. Forum Ilmiah/Diskusi/Seminar 1. KetuaPanitia Seminar “KiaiDalamKonstalasiPolitik”. Padatanggal 25 Juni 2009. 2. Peserta Seminar Nasional “KontribusiPesantrenSalafTerhadapDinamikaPerkembanganZaman ”. Padatanggal 16 Oktober 2010 3. PesertaBedahBuku “MbahWahabHasbullah (KiaiNasionalisPendiri NU)”. 18 Desember 2010 4. Peserta Seminar “MenyorotKinerjaKepolisiandalamPemberantasan Mafia Hukum”. Padatanggal 19 Januari 2011 5. Peserta Seminar Dialog KebangsaanLintas Agama “Dialog Kebangsaan ;MempertegasPeran Agama dalamMenyelesaikanProblematikaKebangsaan”. Padatanggal 16 April 2011 6. Peserta Seminar danBedahBuku “PentingnyaMetodologidalamHistoriografiSejarah Islam”. Padatanggal 09 Desember 2011 7. PesertaBedah Novel “PenaklukBadai : Novel Biografi KH. HasyimAsy’arie”. Padatanggal 27 April 2012 8. PesertaBedahBuku “RekayasaSejarah Islam DaulahBaniUmayyah”. Padatanggal 19 Mei 2012 9. PesertaDiskusiPublik “e-KTP &EkonomiKedaulatan Rakyat sebagaiSolusiBagiBangsadan Negara KesatuanRepublik Indonesia”. Padatanggal 02 Juni 2012 10.Peserta Dialog Nasional “RevitalisasiKepeminpinan yang BerkarakterKebangsaan”. Padatanggal 02 November 2012 11.PanitiaPelatihan Guide “StudiSejarahdanKepariwisataan”. Padatanggal 10 November 2012 12.Panitia Seminar Nasional&SarasehanPemuda “SiasatKaumMudadalamMembendungTerorismedanRadikalisme Agama”. Padatanggal 17 November 2012 13.PanitiaPelatihan Kader Dasar “MembangunGenerasiMasaDepanBerbasis Skill danPengetahuan”. Padatanggal 09-11 November 2012 14.PanitiaKursusPolitik “CerdasBerpolitik, MengajuPerpolitkanKampus”. Pada 15 Desember 2012 15.Panitia Seminar Nasional “Agama: RahmatatauBerkah”. Pada 22 Desember 2012 16.Peserta Seminar MotivasiWirausaha “MotivasidanKonsepDasarEnterpreneursip”. Padatanggal 02 November 2013 D. PengalamanOrganisasi a. OSIS di MTs b. OSIS di SMA c. JamaahTadarrusan d. PergerakanMahasiswa Islam Indonesia (PMII)UIN SunanKalijaga Yogyakarta e. ForumSilaturrahmiKeluargaMahasiswa Madura Jogjakarta (FsKMMY) f. Ikatan Alumni Al-in’am Yogyakarta (IKAAY) E. Prestasi/Penghargaan 1. PeringkatKelas II, padaKelas X, Semister1 2. PeringkatKelas II, padaKelas X, Semister 2 3. PeringkatKelas I, padaKelas XII, Semister 1 4. PeringkatKelas II, padaKelas XII, Semister 2 Yogyakarta, 19 Mei 2014 Herman Busri NIM. 10120049