ISLAM DI MADURA (ABAD KE-14 SAMPAI 16 M) PERSPEKTIF

advertisement
ISLAM DI MADURA (ABAD KE-14 SAMPAI 16 M)
PERSPEKTIF HISTORIS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
Herman Busri
NIM: 10120049
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
NOTA DINAS
Kepada Yth.,
Dekan Fakultas Adab dan
Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr. Wb
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap naskah skripsi
berjudul:
ISLAM DI MADURA (ABAD KE-14 SAMPAI 16 M)
PERSPEKTIF HISTORIS
Yang ditulis oleh:
Nama
NIM
Jurusan
: Herman Busri
: 10120049
: Sejarah dan Kebudayaan Islam
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas
Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam
sidang munaqosah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 19 Mei 2014
19 Rajab 1435
Dosen pembimbing,
Syamsul Arifin, S.Ag., M.Ag.
NIP. 19680212 200003 1 001
iii
iv
MOTTO
Masa Lalu untuk Dikenang, Bukan untuk Dilupakan
v
PERSEMBAHAN
Untuk almamaterku Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Untuk Emma’ Nasu’a dan Eppa Busri, kakakku Rusydi, adikku Dwi Anis
Fitriyah, dan beserta keluarga yang lain.
vi
ABSTRAK
Masuknya Islam di Madura sama kompleksnya dengan masuknya Islam ke
Nusantara. Hal ini bila dilihat dari waktu kedatangannya, siapa pembawanya, dan
dari mana Islam pertama kali itu dibawa. Namun demikian, ada beberapa sumber
sejarah yang menyatakan bahwa sesungguhnya Islam telah lama masuk di
Madura. Sejak awal Madura menjadi persinggahan pedagang-pedagang muslim,
khususnya dari Gujarad yang pernah singgah di pelabuhan Kalianget, Sumenep
jauh sebelum gencar-gencarnya Wali Songo menyebarkan Islam.
Penelitian ini secara umum difokuskan pada kajian islamisasi di Madura.
Kajian yang dimaksud meliputi segala usaha dan interaksi antara pendatang
muslim dengan masyarakat setempat. Di sisi lain, Madura saat ini mempunyai
penduduk yang mayoritas Islam. Hal ini menjadi tanda tanya yang perlu
dipecahkan, yang kemungkinannya adalah adanya sebab pada penyebarannya
sejak dulu. Kemudian dari problematika tersebut, penelitian ini mencoba
memecahkan dan mengetahui beberapa persoalan seperti yang berkenaan dengan
kondisi sosial-keagamaan masyarakat Madura sebelum Islam datang, proses awal
Islam bersentuhan dengan masyarakat Madura, dan mengetahui secara dalam
bagaimana Islam disebarkan dan berkembang di Madura. Tujuannya adalah
mengetahui secara detail islamisasi yang terjadi di Madura, serta menelusuri lebih
dalam lagi waktu dan aktor penyebar Islam di daerah ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah. Hal ini dilakukan agar
dapat memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam konteks pertumbuhan,
perkembangan, dan keruntuhannya, dan setiap peristiwa tersebut dapat dikaji dari
sisi prosesnya secara kronologis. Kemudian, penulis juga menggunakan teori
peranan sosial dan interaksi sosial, yang digunakan untuk mengakaji peranan dan
interaksi sosial yang terjadi waktu itu. Metode yang digunakan dalam peneletian
ini adalah metode sejarah, yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara
kritis analitis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan datadata yang didapat.
Hasil dari penelitian ini adalah diketahui berdasarkan fakta yang didapat
bahwa masyarakat Madura telah lama bersentuhan dengan masyarakat luar
dengan media perdagangan laut (maritim). Hal ini juga disebabkan dengan kondisi
Madura dan Nusantara pada umumnya yang sangat strategis dan menjadi tumpuan
perdagangan internasional waktu itu. Oleh sebab itu pula Islam pada masanya
dikenalkan dengan jalur perdagangan. Terbukti bahwa Islam telah masuk ke
Madura sudah sejak lama, khususnya yang dibawa oleh pedagang dari Gujarad
yang singgah di pelabuhan Kalianget, Sumenep pada abad ke-7 M. Pada masamasa berikutnya, sekitar abab ke-14 M dan seterusnya adalah tahap penyebaran
Islam yang kala itu memang gencar dilakukan oleh beberapa ulama dari Jawa.
vii
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‬
‫ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻭﺑﻪ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ ﻋﻠﻲ ﺃﻣﻮﺭ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻲ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎء ﻭﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ‬
‫ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺍﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dengan keridhaan-Nya penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari, tanpa izin-Nya skripsi ini tidak dapat
selesai degan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai manusia pilihan, yang telah memberi banyak
pemahaman-pemahaman yang bijak dan baik pada ummatnya.
Terselesaikannya skripsi ini, menggugah penulis merasa mempunyai
tanggungjawab meski hanya sekedar ucapan terima kasih yang bisa disampaikan
kepada segenap pihak yang turut memberikan bantuan dalam segala hal. Dengan
segalah kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3.
Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogykarta.
viii
4. Bapak Irfan Firdaus, selaku dosen dan penasehat akademik yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi nasehat-nasehat positif
pada penulis. Semoga Allah membalas kebaikannya.
5. Bapak Syamsul Arifin selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini
yang telah banyak memberi arahan, bimbingan, petunjuk, serta telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesainya
skripsi ini. Maka dengan sangat bangga dan rendah hati penulis
ucapkan banyak terimakasih, semoga Allah memberikan balasan yang
setimpal dengan apa yang telah diperbuatnya.
6. Segenap dosen dan staff Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tercinta.
7. Ibu tercinta, kau adalah perempuan terbaik, terima kasih atas
segalanya. Tidak ada kata terindah yang bisa penulis ucapkan selain, I
Love You Moom.
8. Ayah, yang telah mengucurkan banyak keringat untuk melihat anakanaknya tersenyum cerah. Kau adalah laki-laki tangguh yang pernah
kutahu. Terimaksih ayah, semoga anakmu kelak juga dapat
membahagiakanmu dan keluarga tercinta.
9. Kakak Rusydi, adik Dwi Anis Fitriyah, beserta keluarga terdekat
lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih,
ix
kalian telah banyak memberikan dukungan moral dalam penyelesaian
S1 ini.
10. Ulfah Rahmaniar, terima kasih. Kamu adalah perempuan yang telah
menginspirasiku untuk melakukan hal-hal yang lebih baik lagi,
termasuk menjadi salah satu alasan terselesaikannya skripsi ini. Terima
kasih telah sering menemani selama ini. Kebaikanmu tidak akan
pernah terlupakan.
11. Segenap teman-teman SKI angkatan 2010, IKAAY, Fs-KMMJ,
KMSY, PMII, English Cafe, dan lain sebagainya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik
secara langsung atau tidak, yang telah banyak membantu dalam
terselesaikannya skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih yang tiada
terhingga.
Satu harapan yang terbesit dalam pikiran penulis, terlepas dari segala
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, semoga memberi manfaat dan
menambah khazanah keilmuan yang bisa dipetik oleh banyak orang.
Yogyakarta, 19 Mei 2014
Herman Busri
NIM. 10120049
x
DAFTAR ISI
HALAMN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 01
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 01
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................... 06
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 07
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 07
E. Kerangka Teori ............................................................................... 09
F. Metode Penelitian ........................................................................... 14
G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 17
BAB II : KONDISI MASYARAKAT MADURA PRA ISLAM .................
A. Asal Usul dan Nenek Moyang Orang Madura ...............................
B. Geografi Madura .............................................................................
C. Tradisi dan Budaya Masyarakat Madura ........................................
D. Agama dan Kepercayaan.................................................................
E. Perekonomian Masyarakat Madura.................................................
19
19
26
28
32
36
BAB III : PERKENALAN MADURA DENGAN ISLAM ..........................
A. Penyebaran Islam di Nusantara .......................................................
B. Persentuhan Masyarakat Madura dengan Masyarakat Luar ...........
C. Proses Masuknya Islam di Madura .................................................
D. Respon Masyarakat atas Kedatangan Islam ....................................
41
41
47
50
58
BAB IV : PENYEBARAN ISLAM DI MADURA ....................................... 62
A. Media dan Aktor Islamisasi di Madura .......................................... 62
xi
B. Peran Kerajaan dan Raja-Raja dalam Penyebaran Islam ................ 65
C. Perkembangan Islam di Madura...................................................... 73
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 80
A. Kesimpulan .................................................................................... 80
B. Saran ............................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN .................................................................................................... 86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 96
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Peta Madura
Lampiran 2
Situs Makam Ragapadmi
Lampiran 3
Makam Ratu Ibu
Lampiran 4
Pemakaman Asta Tinggi
Lampiran 5
Masjid Madegan Polagan Sampang
Lampiran 6
Masjid Agung Sumenep
Lampiran 7
Pangeran Tengah (Makam Raja Raja Madegan Polagan Sampang)
Lampiran 8
Asta Joko Tole
Lampiran 9
Makam Syekh Ahmad Baidawi (P. Katandur)
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyebaran Islam di Nusantara sampai saat ini masih menjadi wacana
yang tak kunjung usai untuk diteliti kembali kebenarannya. Berbagai pendapat
para ahli sejarah bermunculan dan hampir semuanya tidak memberikan fakta final
tentang islamisasi di Nusantara, bahkan masing-masing teori tersebut masih
menyisakan beberapa titik kelemahan tersendiri, karena memang adanya
keterbatasan sumber sejarah yang otentik dan dapat mewakili semua catatan
sejarah yang ada.
Bukan saja keterangan waktu yang tidak jelas, persoalan pembawa atau
penda’i, dan dari mana Islam itu datang juga belum menemukan jawaban yang
benar-benar final. Pendapat sejarawan hanya didasarkan pada beberapa bukti
bendawi, peninggalan-peninggalan, dan beberapa artefak yang itupun hanya
dikait-kaitkan dan dicocok-cocokkan dengan beberapa sumber sejarah yang lain.
Wacana masuknya Islam ke Nusantara setidaknya melahirkan tiga teori 1
terkemuka yang sampai saat ini masih dijadikan referensi sejarawan untuk
mengungkapkan dan merasionalisasikan masuknya Islam ke Nusantara. Tiga teori
tersebut yaitu; Teori Arab, Teori India (Gujarad), dan Teori Benggal. 2
1
Teori ini didasarkan pada tempat asal Islam tersebut dibawa.
Azyumardi Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1989), hlm. xi-xii.
2
1
2
Teori pertama adalah Islam dibawa langsung dari Arab. 3 Teori ini
dilandaskan pada adanya perdagangan Barat-Timur sejak awal Hijriah, yaitu
sekitar abad ke-7 M., meskipun teori ini tidak dapat dibuktikan dengan fakta
sejarah yang sangat jelas akan tetapi setidaknya sumber sejarah Cina 4
menyebutkan bahwa sekitar abad ke-7 M. pedagang-pedagang Arab telah menjadi
pemimpin di pesisir Sumatera dan bahkan di antara mereka melakukan
perkawinan dengan masyarakat lokal, sehingga terbentuklah perkampungan Arab
di Sumatera. 5 Kemudian orang-orang Arab yang berada dalam perkampungan
kecil itu mulai menyebarkan ajaran Islam yang mereka dapatkan di Tanah Arab.
Teori kedua adalah Islam dibawa dari India. Teori ini banyak
dikembangkan oleh ahli-ahli sejarah dari Belanda. Menurut teori ini, penyebaran
Islam ke Nusantara dibawa dari anak Benua India melalui jalur perdagangan, hal
ini diperkuat dengan adanya jalinan hubungan perdagangan antara NusantaraIndia sejak abad ke-7 M. atau bahkan jauh sebelum itu. Menurut teori ini pula
bahwa sejak lama orang-orang Arab yang bermadzhab Syafi’e 6 bermigrasi dan
menetap di India, kemudian orang dan keturunan inilah yang membawa Islam ke
3
Teori ini awalnya dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann (1861),
de Hollander (1861), dan Veth (1878). Semua tokoh tersebut menyatakan bahwa Islam pertama
kali dibawa langsung dari Arab sejak abad ke-7 M., begitupun Hamka yang juga memelopori teori
ini pada sebuah seminar tentang masuknya Islam ke Nusantara tahun 1962, menurutnya Islam
dibawa langsung dari Arab, tidak melalui India. Ia juga mengatakan waktu Islam datang pertama
kali ke Nusantara bukan pada abad ke-11 M. melainkan pada abad ke-7 M.. Ibid., hlm. xi. Lihat
pula: Rusydi Hamka, Hamka dalam Dakwah dan Pembaruan, Panji Masyarakat, 567 (21 Pebruari
1988), hlm. 26.
4
Sumber ini didasarkan pada catatan Ma Huan, seorang penulis yang mengikuti
perjalanan Laksamana Cheng-Ho.
5
Busman Edyar, dkk., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009), hlm.
187.
6
Orang-orang yang dimaksudkan adalah orang-orang yang berasal dari Gujarat dan
Malabar di India yang kemudian membawa ajaran Islamnya ke Nusantar (Asia Tenggara), data ini
didasarkan pada catatan perjalanan Suleiman, Marco Polo, dan Ibnu Battutah. Lihat: Azra,
Perspektif Islam di Asia Tenggara, hlm. xii.
3
Nusantara. 7 Dari berita di atas dapat disimpulkan bahwa Islam dibawa dari
Gujarat melalui jalur perdagangan antara abad ke-12 sampai 14 M. Sekalipun
demikian, teori ini banyak menuai kritik dari berbagai ahli sejarah dengan
berbagai macam alasan.
Teori yang ketiga menyebutkan bahwa Islam dibawa dari Benggali (saat
ini Bangladesh). Teori ini didasarkan pada kondisi orang-orang Pasai yang
terkemuka berasal dari Benggal. Begitupun dengan adanya fakta pada abad 11
Masehi bahwa Islam pertama kali muncul di Semenanjung Malaya dari arah
pantai timur, bukan dari barat (mengarah ke Malaka) melalui Kanton, Phanrang
(Vietnam), Leran, dan Trengganu. Ada beberapa alasan yang dikemukakan untuk
mendukung teori ini, di antaranya yaitu bahwa secara doktrinasi Islam di
Semenanjung Malaya mempunyai kemiripan dengan Islam di Phanrang (Vietnam)
dan beberapa prasasti-prasasti yang ditemukan juga mempunyai banyak kemiripan
dengan prasasti-prasasti yang ditemukan di Leran. 8
Tiga teori tersebut memang sulit dipatahkan dengan satu teori saja. Akan
tetapi, jika melirik sejenak kesejarahan orang-orang Nusantara yang sangat lihai
dalam mengarungi lautan, sepertinya teori pertamalah yang menjadi teori paling
“mendekati” tepat sebagai teori masuknya Islam ke Nusantara. Bahwa Islam
sudah masuk sejak abad ke-7 M, sepertinya lebih masuk di akal, karena memang
7
Pijnappel dari Universitas Leiden, Belanda, yang kemudian dikembangkan dan
diperkuat oleh Snouck Hurgronje.
8
Teori ini dikemukakan oleh Fatimi, namun demikan telah banyak menuai kritikan keras
dari salah satu tokoh pengikut Snouck, menurutnya penafsiran tentang prasasti yang dimaksudkan
hanya didasarkan pada perkiraan-perkiraan semata. Begitu juga dengan ajaran (madzhab) di
Benggal menganut madzhab Hanafi bukan Syafi’e sebagaimana yang dominan di Semenanjung
Malaya. Lihat: Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara, hlm. xii. Guna menambah informasi
tentang hal ini lihat pula: Azyumardi Azra, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara
(Bandung: Mizan, 2002), hlm. 25.
4
jauh sebelum Islam lahir, orang-orang Nusantara telah mengenal cara mengarungi
Samudera. Kemampuan orang-orang Nusantara dalam bertransportasi di lautan
membuat mereka dengan mudah menjalin hubungan perekonomian internasional,
termasuk dengan orang-orang Arab Islam. Kondisi ini menumbuhkan asumsi yang
sangat kuat bahwa interaksi orang-orang Nusantara telah lama terjalin sejak lama
dengan orang-orang luar. Tidak menutup kemungkinan jalinan ini menjadi sebabmusabab adanya hubungan dengan orang Arab Islam sejak awal Islam lahir dan
berkembang di Tanah Arab. Pada waktu itu (sekitar abad ke-7 M.) orang-orang
Arab Islam telah memulai perdagangan lautnya menuju ke Timur.
Begitupun dengan proses islamisasi di Madura, tidak ada data final yang
menyebutkan kapan, di mana, dari mana dan siapa yang pertama kali membawa
Islam ke Pulau Garam ini. Kemudian dari kegelisahan inilah penulis mencoba
sedikit menguak setiap peristiwa yang ada kaitannya dengan islamisasi di Madura,
dengan maksud dan tujuan menemukan fakta-fakta yang mampu memberikan
informasi berkenaan dengan hal tersebut.
Fakta membuktikan bahwa penduduk muslim di Madura mendominasi
dari semua penduduk yang ada saat ini. Realitas ini tidak mungkin tanpa adanya
alasan tertentu yang melatarbelakanginya. Dari fakta tersebut penulis mempunyai
asumsi berkembang pesatnya Islam di Madura ada simbiosis-mutualismenya
dengan proses islamisasi yang dibawa oleh orang-orang Islam ke Madura.
5
Sementara itu, ada beberapa kabar 9 menyatakan bahwa islamisasi di
Madura lebih awal dibanding islamisasi di Jawa. Akan tetapi berita ini tidak
mempunyai banyak bukti sejarah, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Meskipun
demikian, informasi tersebut tidak bisa ditolak mentah-mentah, karena sejarah
membuktikan bahwa para pelaut Madura sudah sangat piawai dalam mengarungi
lautan. Asumsinya, bisa saja saat itu pelaut-pelaut Madura sudah menjalin
komunikasi lebih awal dengan pedagang-pedagang muslim dibanding orang-orang
Jawa. Hal ini menjadi tantangan bagi sejarawan untuk membuktikan
kebenarannya.
Semua data yang ada masih terperangkap dalam opini-opini yang simpang
siur dan perlu ditelusuri lebih dalam lagi keabsahan faktanya. Jika dilihat dari
beberapa sumber sejarah yang ada dan sampai saat ini masih menjadi sumber
sejarah yang terpercaya, bahwa Islam masuk ke wilayah Madura (khususnya
Madura Timur; Sumenep) terjadi sejak tahun 1330-an. 10 Akan tetapi ada salah
satu sumber lain yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Pulau Madura Timur
sekitar tahun 1550-an pada masa pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan
yang dibawa oleh Sayyid Ahmad Baidhawi. 11 Kemudian sumber lain
menyebutkan ada pembawa ajaran Islam pada tahun 1440-an yang disebarkan
9
Informasi ini didapat dari beberapa pembicaraan orang saja dan sampai saat ini belum
ditemukan fakta-fakta yang mendukung atas berita tersebut dan belum dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
10
Islam sudah ada sejak masa Pemerintahan Panembahan Joharsari. Lihat: Iskandar
Zulkarnain, dkk., Sejarah Sumenep (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Sumenep, 2003), hlm. 67. Sementara sumber lain menjelaskan bahwa Islam masuk
pada masa pemerintahan Panembahan Mandaraga (R. Piturut) yang berkuasa sejak 1331-1339 M.
Lihat: Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Nusantar dan Sekitarnya (Jakarta:
Lentera, 1999), hlm. 75-76.
11
Dikenal dengan nama Pangeran Katandur, saat ini makamnya terletak di Desa Bangkal,
Sumenep.
6
oleh Raden Bindara Dwirpayadha dikenal dengan Sunan Paddusan. 12 Begitupun
pada abad ke-15 M. berikutnya Islam disebarkan oleh Sunan Giri sebagai salah
satu mega proyek islamisasi Jawa-Madura. 13 Namun demikian, jauh sebelum
Sunan Giri melakukan dakwah ke Madura tercatat ada banyak pedagang Islam
(salah satunya dari Gujarat) singgah di pelabuhan Kalianget pada abad ke-7 M. 14
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini secara umum difokuskan pada kajian islamisasi di Madura.
Kajian yang dimaksud meliputi segala usaha dan interaksi antara pendatang
muslim dengan masyarakat setempat. Adapun batasan waktunya dari abad ke-14
sampai abad ke-16. Pada abad-abad tersebut merupakan proses islamisasi yang
banyak dilakukan oleh ulama dan pengaruh raja-raja Islam dari Jawa. Sementara
itu, batasan wilayah yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu Madura secara
umum.
Kemudian,
untuk
menjabarkan
permasalahan-permasalahan
dalam
penelitian ini, penulis merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi sosial-keagamaan masyarakat Madura sebelum
Islam datang?
2. Bagaimana proses islamisasi di Madura?
3. Bagaimana Islam disebarkan dan berkembang di Madura?
12
Nama asli Sunan Paddusan adalah Raden Bindara Dwirpayada yang kemudian
dijadikan menantu oleh Jokotole. Yang pada mulanya Islam hanya menyebar di bibir-bibir pantai
Madura, kala itu berkat peran Sunan Paddusan Islam mulai banyak dikenal di pelosok-pelosok
Madura.
13
Abdurrahman, Sejarah Madura Selayang Pandang (Sumenep: tnp, 1971), hlm. 16.
14
Ibid., hlm. 16.
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail islamisasi yang
terjadi di Madura, serta menelusuri lebih dalam lagi waktu dan aktor penyebar
Islam di daerah ini. Dengan begitu, secara tidak langsung dapat diketahui pula
faktor-faktor penyebab penduduk muslim di Madura yang saat ini mendominasi
atau menjadi mayoritas.
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan,
khususnya dalam bidang sejarah Islam lokal (Madura) serta pelengkap bagi
penelitian-penelitian yang terdahulu. Di samping itu penelitian ini akan banyak
memuat wawasan dan pengetahuan baru yang bisa dimanfaatkan oleh penulispenulis berikutnya. Tentu tak luput juga dari tujuan penelitian ini yang terpenting
adalah mengetahui secara dalam seluk-beluk islamisasi di Madura.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan kajian khusus tentang islamisasi di Madura yang
sampai saat ini belum mendapat perhatian khusus dari para peneliti dan sejarawan.
Namun demikian, beberapa tulisan yang berkenaan dengan hal ini juga telah ada
sebagian yang menulisnya, meski tidak secara utuh menjelaskan tentang proses
islamisasi tersebut. Dari data yang penulis dapat ada beberapa buku yang
mewarnai term kesejarahan di Madura, di antanya yaitu karya Iskandar
Zulkarnain, dkk., Sejarah Sumenep. Buku terbitan Dinas Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sumenep ini membahas tentang kesejarahan di Sumenep.
Data-data yang diungkap mulai dari masa purbakala, masuknya Islam ke Sumenep
8
sampai pada pengaruh VOC di Sumenep. Karya ini tentu berbeda dengan apa
yang akan penulis kaji, baik dari letak penelitiannya ataupun fokus
pembahasannya. Sementara dalam penelitian ini membahas tentang islamisasi di
Madura secara keseluruhan
Selain buku di atas ada juga karya ilmiah yang membahas tentang Sejarah
di Madura yaitu buku yang ditulis oleh Abdurrahman. Sejarah Madura Selayang
Pandang. Buku ini banyak memuat fakta tentang sejarah Madura secara
keseluruhan mulai awal persentuhan Jawa dan Madura. Dimulai dari datangnya
Aji Saka dari negeri Campa yang mengemban misi untuk memperkenalkan agama
Hindu di Madura, sejarah raja-raja dan kerajaan di Madura, Masuknya Islam di
Madura, sampai pada masa pasca kemerdekaan di Indonesia. Buku ini juga
berbeda
dengan
penelitian
yang
penulis
teliti,
tepatnya
pada
fokus
pembahasannya. Buku ini membahas sejarah Madura secara umum, bukan
islamisasinya saja, inilah yang membedakan antara buku ini dan penelitian yang
akan penulis teliti.
Buku berikutnya adalah karya Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa
Islam di Nusantara dan Sekitarnya, sebenarnya buku ini membahas tentang
penyebaran Islam yang dibawa oleh para ulama ke Nusantara, tentang masuknya
Islam ke beberapa daerah, termasuk di sini juga Pulau Madura. Bahkan
pembahasan dalam buku ini juga banyak memuat situasi Islam di Indonesia abad
ke-19 M. dan abad ke-20 M. Dengan demikian, buku ini sangat jauh berbeda
dengan kajian yang akan penulis kaji, yang mana perbedaannya terletak pada
9
fokus pembahasan dan juga objek kajian dari sisi lokasi penelitiannya dan
preodisasi yang dibahas.
Menabur Kharizma Menuai Kuasa, buku karya Abdur Rozaki ini banyak
membahas tentang dinamika sosial yang terjadi di Madura, yaitu antara kiai dan
blater. Peran sosial dua figur ini banyak dikutip dan dijelaskan dalam buku ini,
terlebih dari itu terdapat pula beberapa pembahasan yang mengungkap fakta-fakta
islamisasi di Madura. Dengan begitu buku ini tentu berbeda pula dengan kajian
yang penulis kaji lebih lanjut. Perbedaannya terletak pada fokus kajian pada objek
penelitiaanya. Dalam penelitian ini penulis tidak secara khusus meneliti dinamika
sosial yang terjadi di Madura, melainkan lebih pada proses islamisasi yang terjadi
di masa lalu.
E. Kerangka Teori
Penelitian ini lebih mendalami dan banyak membahas tentang proses
islamisasi di Madura. Term ini dijadikan sebagai kajian utama guna mendapat
informasi dan fakta yang lebih empiris tentang proses dakwah Islam di Madura. 15
Oleh sebab itu, selama dan sepanjang penelitian ini dilakukan tentu tidak akan
menampik dibubuhkannya beberapa pendekatan cabang ilmu pengetahuan guna
menjawab persoalan-persoalan yang dibahas.
Proses dakwah Islam yang telah dilakukan oleh penda’i merupakan satu
bentuk realisasi dari ajaran Islam yang dipopulerkan oleh Nabi Muhammad SAW,
termasuk proses islamisasi di Madura. Tindakan ini merupakan bentuk rasa
15
Secara tidak langsung kajian dalam penelitian ini difokuskan pada proses masuknya
Islam ke Madura, penyebarannya, beserta perkembangannya.
10
tanggungjawab
orang-orang
Islam
untuk
menjalankan
tugas
sucinya,
menyebarkan kebaikan sebagaimana pula yang telah dilakukan oleh Nabi.
Perintah untuk menyebarkan kebaikan juga telah Allah firmankan dalam
al-Qur’an Surat al ‘Imran Ayat 114 yang artinya :
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera
kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu Termasuk orangorang yang saleh 16
Perintah yang terkandung dalam ayat di atas sepertinya telah menjadi spirit
tersendiri bagi sebagian ummat Islam untuk selanjutnya melakukan dakwahdakwah Islamnya di manapun dan ke manapun mereka singgah. Semangat
dakwah itulah yang kemudian menjadi latar belakang Islam dapat dikenal di
seluruh dunia.
Islamisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengislaman. 17 Dalam hal
ini Islam dijadikan sebagai sebuah wadah konversi dari pemahaman-pemahaman
sebelumnya. Selain itu juga islamisasi dapat diartikan sebagai pengenaan gaya
sosial dan politik Islam pada masyarakat dengan tradisi interpretasi yang
bervarian Islam. 18 Menurut hemat penulis, perkenalan Islam di Madura sampai
pada proses islamisasi merupakan suatu bentuk konversi dari kepercayaankepercayaan masyarakat waktu itu. Dari masyarakat yang pada mulanya
menganut agama Hindu-Budha ataupun animisme, kemudian diberi pemahaman
banyak hal tentang Islam sampai pada akhirnya mereka menganutnya.
16
Diambil dari aplikasi Quran in Word Setup. Diakses pada18 November 2013
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ofline Versi 1.1,
http://pusatbahasa.dignas.go.id/kbbi, 2010), Cari kata Islamisasi.
18
http://id.wikipedia.org/wiki/Islamisasi. Diakses pada 18 November 2013.
17
11
Selanjutnya, untuk memahami setiap peristiwa diperlukan beberapa sudut
pandang atau cara pandang agar peristiwa itu dapat dipahami, 19 termasuk proses
islamisasi di Madura yang memerlukan banyak pendekatan dan ilmu bantu
(auxiliary scinces; sister disciplines). 20Oleh karena penelitian ini adalah penelitian
sejarah, maka pendekatan sejarah digunakan agar bisa menjelaskan setiap
peristiwa secara kronologis yang terjadi di masa lampau. Pendekatan ini bertujuan
untuk memahami setiap peristiwa yang terjadi pada proses islamisasi di Madura
dari dimensi waktu, serta berbagai persoalan yang berkenaan dengan penyebaran
dan perkembangannya. Melalui pendekatan ini juga setiap peristiwa yang terjadi
dapat dipahami baik dalam konteks pertumbuhan, perkembangan, dan
keruntuhannya, dan setiap peristiwa tersebut dapat dikaji dari sisi prosesnya
secara kronologis. 21
Kemudian, guna melihat dan mengkaji berbagai peristiwa yang terjadi
dalam aspek sosialnya. Maka peneletian ini juga mengguanakan teori peranan
soial dan interaksi sosial, dalam kajian sejarah hal tersebut digunakan untuk
memahami setiap tindakan sosial baik dari arti subjektif ataupun objektifnya. 22
Perspektif
19
peranan
sosial
dan
interaksi
sosial
ini
bertujuan
untuk
Menurut Basri Ms. dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Sejarah
dijelaskan bahwa cara untuk memahami permasalahan atau peristiwa perlu dilihat dan dikaji dari
berbagai aspek dan sudut pandang, termasuk menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan dari
berbagai dimensi, baik itu dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi politik, dan lain sebagainya.
Untuk lebih lengkapnya lihat: Basri Ms, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta: Restu Agung,
2006), hlm. 37.
20
Sjamsuddin Helius, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 240.
21
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Af-Ruzz Media,
2007), hlm. 88.
22
Ibid., hlm. 23.
12
mengekstrapolasikan berbagai jenis aspek sosial ataupun gejala-gejala sejarah
yang dikaji. 23
Menurut Peter Burke, peranan sosial merupakan salah satu konsep
sosiologi yang paling sentral, yang mana ia mendefinisikan bahwa peranan sosial
diartikan sebagai pola-pola atau norma-norma perilaku yang diharapkan dari
orang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur sosial. 24 Teori ini
memberi peran penting dalam memahami dan mengeksplorasi setiap fakta-fakta
yang terdapat dalam proses islamisasi di Madura yang banyak dilakukan oleh
orang-orang yang mempunyai strata sosial tinggi dan mempunyai peran penting
dalam masyarakat. 25
Peranan-peranan sosial tersebut berfungsi sebagai suatu proses sosialisasi
pada setiap masyarakat dalam berbagai kalangan. Sosialisasi ini kemudian
menjadi latar belakang adanya interaksi sosial dengan memperkenalkan berbagai
tradisi-tradisi baru, yang kemudian terjadi konversi pemahaman-pemahaman.
Proses islamisasi di Madura ini merupakan salah satu dampak atas adanya peranan
dan tindakan-tindakan sosial oleh para penyiar Islam. Sehingga sosialisasi tersebut
membuahkan hasil yang cukup membanggakan, dan terbukti sampai saat ini
penduduk muslim di Madura adalah mayoritas. Hal ini menjadi salah satu bukti
23
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 160.
24
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mustika Zed (Jakarta: Yayasan Obor,
2001), hlm. 68.
25
Orang-orang yang dimaksudkan adalah para penda’i yang mana waktu itu mempunyai
peran besar dalam berbagai lini dan berada pada strata sosial yang terpandang (tinggi), baik ia
sebagai seorang raja, ulama, ataupun saudagar-saudagar muslim lainnya yang memang
mempunyai tujuan untuk berdagang dan juga mempunyai misi dakwah islamisasi.
13
bahwa peran-peran dan tindakan seorang penyiar Islam di Madura tempo dulu
begitu memberi perubahan yang cukup signifikan di kalangan masyarakat.
Selain peranan sosial, konsep interaksi sosial juga penting untuk
digunakan dalam penelitian ini. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai suatu
hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial ini merupakan suatu hubungan
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok
dengan kelompok. Kontak sosial dan komunikasi merupakan suatu media atas
terjalinnya interaksi sosial. Kontak sosial sebagai media pertama dan komunikasi
merupakan tahap kedua yang dijadikan sebagai media respon atas hubungan yang
telah terjalin.
Tentu, dakwah dan ajaran Islam tidak akan tersampaikan dengan baik bila
tidak terjadi adanya interaksi sosial, yang dimulai dari kontak sosial dan
dilanjutkan dengan komunikasi antara kedua belah pihak yang bersangkutan.
Termasuk penyampaian ajaran Islam yang telah disampaikan kepada masyarakat
Madura. Hal ini pasti diawali dengan adanya kontak sosial baik yang pada
mulanya
dalam
kepentingan
ekonomi,
kerjasam-kerjasama
sosial,
atau
kepentingan-kepentingan lainnya dan kemudian terjalin komunikasi antara
keduanya. Komunikasi ini menjadi sutau dasar atas terjadinya konversi dan
pertukaran berbagai macam pengetahuan dan informasi baru, termasuk ajaran
Islam yang waktu itu masih dianggap tabu dan baru pula.
14
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneletian ini adalah metode penelitian
sejarah, yaitu suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis analitis terhadap
rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan data-data yang didapat. 26
Menurut Kuntowijoyo ada lima tahap dalam penelitian sejarah, yaitu pemilihan
topik, heuristik , verifikasi, interpretasi, dan historiografi. 27 Proses tersebut tidak
boleh dilewatkan dalam sebuah tahapan penelitian sejarah.
Pertama, pemilihan topik. Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah
berkenaan dengan lahirnya atau kemunculan Islam di Madura yang kemudian
dilanjutkan dengan islamisasi beserta perkembangannya.
Kedua, heuristik. Kata ini berasal dari kata Yunani heurishein, artinya
memperoleh, 28 ada juga yang mengatakan bahwa akar katanya adalah eureka yang
artinya sama yaitu untuk menemukan, memperoleh atau mendapat. Dalam bahasa
Inggris heuristik adalah; of or relating to or using a general formulation that
serves to guide investigation (dari atau berhubungan dengan atau menggunakan
formulasi umum yang berfungsi untuk membimbing penyelidikan) dan Serving to
discover or find out (Melayani untuk menemukan atau mencari tahu). 29 Heuristik
dalam bahasa Jerman adalah quellenkunde artinya sebuah kegiatan mencari
sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah atau evidensi
sejarah. 30 Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
26
Louis Gottshalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press,
1985). 32.
27
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995), hlm. 89.
Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 105.
29
http://artikata.com/arti-88258-heuristic.html. Diakses pada 05 Maret 2014.
30
Helius, Metodologi Sejarah, hlm. 67.
28
15
heuristik adalah usaha dan teknis untuk menemukan, menyelikdiki, dan
mengumpulkan data-data penenlitian.
Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah
yang berkenaan dengan islamisasi di Madura. Sumber-sumber yang digunakan
dalam penelitian ini adalah beberapa data tertulis yang berupa buku-buku,
ensiklopedia, babad, skripsi, sumber tertulis lainnya yang diambil dari berbagai
media, termasuk internet dan lain sebagainya. Sumber penunjang penelitian ini
adalah buku-buku yang berkenaan dengan Islam di Nusantara, sumber-sumber
tertulis lainnya yang berkaitan dengan islamisasi di Madura khususnya dan
Nusantara pada umumnya, ataupun literatur-literatur Islam dalam skala luas
(misalnya Sejarah Islam di Dunia), dan lain sebagainya. Sumber-sumber tersebut
penulis lacak dari berbagai tempat, seperti Perpusatakaan Adab dan Ilmu Budaya
ataupun Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga, sebagian Perpustakaan Daerah
di Madura, data dari internet, dan koleksi pribadi. Termasuk pula sumber
penunjang dalam penelitian ini adalah data-data fisik 31 yang masih dimungkinkan
dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
Ketiga, verifikasi. Verifikasi adalah suatu proses penilaian terhadap
sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh, hal ini berkenaan dengan
pemeriksaan terhadap keabsahan laporan tentang peristiwa sejarah yang telah
terjadi. Artinya Penulis mengecek kembali data-data yang telah terkumpul dan
kemudian dikrirtisi baik internalnya ataupun eksternalnya. Kedua sisi ini perlu
31
Data-data yang dimaksud adalah peninggalan-peninggalan masa lampau yang
dimungkinkan bisa memberi informasi atau data guna melengkapi penenelitian ini, seperti halnya
artefak-artefak, pemakaman, dan peninggalan-peninggalan lainnya.
16
diperhatikan agar penulis menemukan informasi yang benar-benar otentik dari
beberapa sumber yang telah didapatkan.
Keempat, interpretasi. Adalah suatu pemberian penafsiran kesan, pendapat,
atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. 32 Dalam tahapan ini penulis dituntut
untuk menginterpretasikan apa yang telah ia peroleh dari semua sumber sejarah
yang telah dikajinya. Penulis menganalisa setiap fakta-fakta yang berkenaan
dengan islamisasi di Madura dengan menggunakan pendekatan sejarah dan
mengguanakan teori-teori ilmu sosiologi sebagaimana telah penulis sebutkan pada
kerangka teori, dan selanjutnya dipadukan melalui penjelasan-penjelasan sejarah
sehingga berkesinambungan dengan tema penelitian ini. Mudahnya adalah penulis
berupaya menafsirkan setiap fakta-fakta sejarah dengan merekontruksi peristiwa
masa lampau dan membuktikannya dengan cara mencari relasinya dengan faktafakta yang lainnya. 33
Kelima, historiografi. Langkah terakhir adalah penulisan sejarah yang
telah penulis kaji. Tentunya dalam tulisan ini berisi tentang pandangan atau hasil
dari sebuah penelitian yang telah dilakukan. Tahap terakhir ini yang dimaksudkan
adalah penuangan hasil penelitian dalam sebuah tulisan dan karya sejarah yang
kronologis agar dapat dikaji kembali atau dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya.
32
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ofline Versi 1.1,
http://pusatbahasa.dignas.go.id/kbbi, 2010), Cari kata Interpretasi.
33
A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 83.
17
G. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan sub bab. Hal ini dilakukan
agar tercipta pembahasan yang sistematis dan berkesinambungan dalam
pembahasannya.
Bab I yaitu Pendahuluan, yang di dalamnya terdapat beberapa sub bab
yaitu latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan. Dalam bab ini membahas tentang pembahasan pokok penelitian
yang
menjadi
kerangka
untuk
pembahasan-pembahasan
dalam
bab-bab
berikutnya.
Kemudian, Bab II membahas tentang kondisi masyarakat Madura Pra
Islam. Pembahasan ini terdiri dari asal usul dan nenek moyang orang Madura,
geografi Madura, tradisi dan budaya, agama dan kepercayaan, dan perekonomian
masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk memberi deskripsi tentang gambaran
awal masyarakat Madura khususnya sebelum Islam datang.
Bab III membahas tentang perkenalan Madura dengan Islam. Bab ini
meliputi penyebaran Islam di Nusantara, hubungan masyarakat Madura dengan
masyarakat luar, proses masuknya Islam, dan respon masyarakat atas kedatangan
Islam. Titik hubungannya dengan bab sebelumnya adalah hal-hal yang berkenaan
dengan perkenalan masyarakat Madura dengan orang-orang luar yang kemudian
menjadi salah satu penyebab tersalurkannya ajaran Islam pada masyarakat
Madura. Dalam bab ini secara khusus menjelaskan tentang perkenalan awal Islam
18
baik di Nusantara dan juga di Madura. Dengan demikian dapat diketahui berbagai
proses islamisasi sampai pada respon masyarakat akan ajaran Islam.
Selanjutnya Bab IV menguraikan tentang penyebaran Islam di Madura.
Pembahasan ini meliputi media dan aktor islamisasi, peran kerajaan dan raja-raja
dalam penyebaran Islam, dan perkembangan Islam di Madura. Kajian dalam bab
ini di titikberatkan pada proses penyebaran Islam yang saat itu dilakukan dengan
berbagai media dan berbagai macam aktor, yang kemudian berdampak pada
perkembangan Islam di Madura yang sangat signifikan.
Terakhir Bab V adalah penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran dari
semua pembahasan yang telah dibahas mulai dari Bab I sampai pada Bab IV.
Dalam bab terakhir ini nantinya memberikan informasi baru dan pemikiran baru
yang juga merupakan sebuah jawaban penelitian yang telah dilakukan. Sementara,
hal-hal yang belum dibahas dan belum menemukan jawaban rasional dalam
penelitian ini akan dijadikan sebagai saran bagi peneliti berikutnya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari penjabaran bab-
bab sebelumnya. Pertama, dominasi Hindu dan Budha mewarnai kondisi sosialkeaagamaan masyarakat Madura sebelum Islam datang. Hal itu terjadi karena
adanya hubungan perdagangan dengan masyarakat luar, khususnya dengan India.
Tradisi dan budaya India mengakar kuat di tengah masyarakat, dan bahkan
dijadikan sebagai satu-satunya agama yang banyak dianut waktu itu.
Kedua, Islam datang ke Madura jauh sebelum gencar-gencarnya islamisasi
yang dilakukan oleh banyak ulama yang datang dari Jawa, misalnya Wali Songo.
Dari data yang ada, persentuhan antara Madura dengan Islam sudah terjalin sejak
abad ke-7 M. Sejak awal tercatat ada beberapa kapal dagang Islam dari Gujarad
singgah di pelabuhan Kalianget, Sumenep. Persinggahan ini menjadi salah satu
alasan bahwa Islam telah diperkenalkan waktu itu. Selajutnya Islam semakin
gencar lagi diperkenalkan ketika adanya banyak ulama yang datang dari Jawa.
Ketiga, persebaran Islam di Madura dilakukan dengan melalui berbagai
jalur islamisasi. Jalur perdagangan mengawali beberapa proses dan media
islamisasi yang lainnya. Jalur perdagangan sudah terjadi sejak lama sekali, yaitu
sekitar abad pertama Masehi. Kemudian, penyebaran Islam banyak dilakukan juga
oleh raja-raja yang berkuasa di Madura waktu itu. Peran raja dan petinggi kerajaan
80
81
ini mempunyai andil yang sangat besar dalam tersebarnya Islam di Madura, selain
adanya peran ulama dan para muballiqh Islam yang berasal dari Jawa.
Terlebih dari itu itu, konsep keagamaan dan proses kedatangannya yang
dilakukan dengan damai juga menjadi salah satu penyebab diterimanya Islam
dengan baik oleh masyarakat. Waktu itu, Islam dianggap sebagai agama yang
cocok dengan tradisi yang ada dan diklaim sebagai agama penyempurna agama
sebelumnya. Kesesuaian ini menjadi cikal bakal berkembang-pesatnya Islam di
Madura, sehingga diyakini sebagai agama yang sempurna dan tidak ada agama
lain yang dapat mengubahnya, bahkan sampai saat ini.
B.
Saran
Proses masuknya Islam di Madura memang masih perlu ditelusuri lebih
dalam dan lebih detil kembali. Khususnya berkenaan dengan bukti-bukti sejarah
yang harus ditelusuri kembali keabsahannya. Sehingga dengan demikian akan
banyak informasi yang dapat diungkap kembali, khususnya yang berkenaan
dengan pertanggalan sejarah yang kurang jelas.
Penelitian tentang islamisasi di Madura dan penyebarannya masih perlu
dilakukan lebih lanjut. Karena penelitian ini jauh dari sempuna dan masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam berbagai aspek. Misalnya dalam hal waktu
pertama kali masuknya Islam ke Madura yang masih membutuhkan pengkajian
ulang dan perlu dicari kembali sumber yang lebih valid, strategi islamisasi yang
dilakukan pada waktu itu, akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan yang ada
di Madura, asal usul kerjaan di Madura yang masih banyak dibumbuhi oleh mitos-
82
mitos dan hanya didasarkan pada cerita rakyat perlu dicari sumber otentiknya, dan
pembahasan yang berkenaan dengan persebaran dan perkembangan Islam di
Madura yang perlu dibahas lebih intensif lagi. Oleh sebab itu, ini menjadi
tanggungjawab kita semua, khususnya sejarawan dan peneliti yang beminat untuk
megkaji islamisasi di Madura lebih dalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Sejarah Madura Selayang Pandang, Sumenep: tnp, 1971.
Abdurrahman Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Af-Ruzz
Media, 2007.
A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2012
Ahmad Rifai Mien, Lintasan Sejarah Madura, Surabaya: Yayasan Lebbur Legga,
1993.
--------, Manusia Madura, Yogyakarta: Pilar Media, 2007.
Akhmad, B. Lintasan Sejarah Sumenep dan Asta Tinggi Beserta Tokoh di
Dalamnya.Sumenep: Barokah, 2010.
Azra Azyumardi, Perspektif Islam di Asia Tenggara, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1989.
--------, Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara, Bandung: Mizan, 2002.
Basri Ms, Metodologi Penelitian Sejarah,Jakarta: Restu Agung, 2006.
Burke Peter, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mustika Zed, Jakarta: Yayasan Obor,
2001.
Cortesao, Armando, The Suma Oriental of Tome Pire and The Book of Fransisco
Rodrigues, London: Roberth Maclehose dan Co. Ltd, 1944.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ofline Versi
1.1, http://pusatbahasa.dignas.go.id/kbbi, 2010.
De Graaf .A.J. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke
Mataram, PT Pustaka Utama Grafit, 1985.
De Jonge Huub, Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan
Ekonomi, dan Islam, Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Edyar Busman, dkk ., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009.
Gottshalk Louis, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press,
1985.
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2007.
Kartodirdjo Sartono, dkk, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1977.
--------, Sejarah Nasional Indonesia II, Jakarta: Balai Pustaka, 1977.
83
84
--------, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995
--------, Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940,
Jogjakarta, Matabangsa, 2002.
Mansurnoor Lik Arifin, Islam in an Indonesian Word Ulama of Madura,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990.
Rozaki Abdur, Menabur Kharisma Menuai Kuasa, Yogyakarta: Pustaka Marwa,
2004.
Syamsu As Muhammad, Ulama Pembawa Islam di Nusantara dan Sekitarnya,
Jakarta: Lentera, 1999.
Tjandrasasmita Uka, Sejarah Nasional Indonesia III, Jakarta: Balai Pustaka, 1977.
Werdisastra, Babad Sumenep, terj. Moh. Thoha Hadi, Pasuruan: PT. Garoeda
Buana Indah, 1996.
Zulkarnain Iskandar, MM dkk, Sejarah Sumenep, Dinas Kebudayaan Pariwisata
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep, 2003.
Sumber Internet :
http://biyusa.wordpress.com/2010/10/14/peninggalan-arkeologis-kotabangkalanmadura/. Diakses pada 06 Maret 2014.
http://cahyapanduputra.blogspot.com/2013/07/asal-usul-nenek-moyangbangsaindonesia.html. Diakses pada tanggal 05 Desember 2013
http://jurirakyat.blogspot.com/2013/10/asal-usul-nenek-moyang-bangsaindonesia.html #ixzz2md0pPMe0. Diakses pada tanggal 05 Desember
2013.
http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/17/suku-dayak-adalah-leluhur-bangsaindonesia-part-1-478447.html. Diakses pada 8 April 2014
http://www.statistik.ptkpt.net. Diakses pada 22 februari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia. Diakses pada 22 Februari 2014.
http://www.sampangkab.go.id/sites/page/dokumen/39. Diakses pada 13 Januari
2014.
85
http://www.jalan-abubakarsidiq.blogspot.com. Diakases pada tanggal 01 Februari
2014.
http://www.sampangkab.go.id/sites/page/dokumen/39. Diakses pada 13 Januari
2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pamekasan. Diakses pada 13 Januari
2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam. Diakses pada 17 Februari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah. Diakses pada 17 Februari 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdhatul_’Ulama. Diakses pada 17 Februari 2014.
http://id.wikipwdia.org/wiki/pulau_madura. Diakses pada tanggal 29 Oktober
2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Islamisasi. Diakses pada 18 November 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Madura_Topography.png. Diakses pada 16
Mei 2014
http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diakses pada 16 Mei 2014
http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diakses pada 16 Mei 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Asta_Tinggi.jpg. Diakses pada 16 Mei 2014
http://rri.co.id. Diakses pada 16 Mei 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Sumenep. Diakses pada 16 Mei 2014
http://jalan-abubakarsidiq.blogspot.com/2013/05/astana-madegan-sampangmadura.html. Diakses pada 16 Mei 2014
http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diakses pada 16 Mei 2014
http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diakses pada 16 Mei 2014
LAMPIRAN
Lampiran 1
Peta Madura
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Madura_Topography.png.
Diaksespada 16 Mei 2014
Lampiran 2
SitusMakamRagapadmi
Sumber :http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/.
Diaksespada 16 Mei 2014
Lampiran 3
MakamRatuIbu
Sumber :http://jalanjalansampang.wordpress.com/jelajah-religi/. Diaksespada 16
Mei 2014
Lampiran 4
PemakamanAstaTinggi
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Asta_Tinggi.jpg. Diaksespada 16
Mei 2014
Lampiran 5
Masjid MadeganPolaganSampang
Sumber :http://rri.co.id. Diaksespada 16 Mei 2014
Lampiran 6
Masjid AgungSumenep
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Sumenep. Diaksespada 16
Mei 2014
Lampiran 7
Pangeran Tengah (Makam RajaRajaMadeganPolaganSampang)
Sumber :http://jalan-abubakarsidiq.blogspot.com/2013/05/astana-madegansampang-madura.html. Diaksespada 16 Mei 2014
Lampiran 8
AstaJokoTole
Sumber :http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diaksespada 16 Mei
2014
Lampiran 9
MakamSyekh Ahmad Baidawi (P.Katandur)
Sumber :http://mpmuim2012.blogspot.com/p/wisata.html. Diaksespada 16 Mei
2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IdentitasDiri
Nama
: Herman Busri
Tempat/Tgl. Lahir
: Sumenep, 06 April 1990
Nama Ayah
: Busri
NamaIbu
: Nasu’a
AsalSekolah
: Al-in’amSumenep
Alamat Kos
: Jl. Kusuma, Baciro, Gendeng, GK IV/864
AlamatRumah : BanjarTimur RT 03 RW 01 GapuraSumenep
Madura JawaTimur
E-Mail
: [email protected]
No. Hp
: 0877-8080-8268
B. RiwayatPendidikan
1. Pendidikan Formal
a. MI Al-in’amSumenep, 1998-2004
b. MTs Al-in’amSumenep, 2004-2007
c. SMA Al-in’amSumenep, 2007-2010
d. S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010-2014
2. Pendidikan Non-Formal
a. DiniyahNurulMukhlisinSumenep
b. Ngaji (TPA) Mushallah al-HikmahSumenep
C. Forum Ilmiah/Diskusi/Seminar
1. KetuaPanitia Seminar “KiaiDalamKonstalasiPolitik”. Padatanggal
25 Juni 2009.
2. Peserta Seminar Nasional
“KontribusiPesantrenSalafTerhadapDinamikaPerkembanganZaman
”. Padatanggal 16 Oktober 2010
3. PesertaBedahBuku “MbahWahabHasbullah (KiaiNasionalisPendiri
NU)”. 18 Desember 2010
4. Peserta Seminar “MenyorotKinerjaKepolisiandalamPemberantasan
Mafia Hukum”. Padatanggal 19 Januari 2011
5. Peserta Seminar Dialog KebangsaanLintas Agama “Dialog
Kebangsaan ;MempertegasPeran Agama
dalamMenyelesaikanProblematikaKebangsaan”. Padatanggal 16
April 2011
6. Peserta Seminar danBedahBuku
“PentingnyaMetodologidalamHistoriografiSejarah Islam”.
Padatanggal 09 Desember 2011
7. PesertaBedah Novel “PenaklukBadai : Novel Biografi KH.
HasyimAsy’arie”. Padatanggal 27 April 2012
8. PesertaBedahBuku “RekayasaSejarah Islam
DaulahBaniUmayyah”. Padatanggal 19 Mei 2012
9. PesertaDiskusiPublik “e-KTP &EkonomiKedaulatan Rakyat
sebagaiSolusiBagiBangsadan Negara KesatuanRepublik
Indonesia”. Padatanggal 02 Juni 2012
10.Peserta Dialog Nasional “RevitalisasiKepeminpinan yang
BerkarakterKebangsaan”. Padatanggal 02 November 2012
11.PanitiaPelatihan Guide “StudiSejarahdanKepariwisataan”.
Padatanggal 10 November 2012
12.Panitia Seminar Nasional&SarasehanPemuda
“SiasatKaumMudadalamMembendungTerorismedanRadikalisme
Agama”. Padatanggal 17 November 2012
13.PanitiaPelatihan Kader Dasar
“MembangunGenerasiMasaDepanBerbasis Skill danPengetahuan”.
Padatanggal 09-11 November 2012
14.PanitiaKursusPolitik “CerdasBerpolitik,
MengajuPerpolitkanKampus”. Pada 15 Desember 2012
15.Panitia Seminar Nasional “Agama: RahmatatauBerkah”. Pada 22
Desember 2012
16.Peserta Seminar MotivasiWirausaha
“MotivasidanKonsepDasarEnterpreneursip”. Padatanggal 02
November 2013
D. PengalamanOrganisasi
a. OSIS di MTs
b. OSIS di SMA
c. JamaahTadarrusan
d. PergerakanMahasiswa Islam Indonesia (PMII)UIN SunanKalijaga
Yogyakarta
e. ForumSilaturrahmiKeluargaMahasiswa Madura Jogjakarta (FsKMMY)
f. Ikatan Alumni Al-in’am Yogyakarta (IKAAY)
E. Prestasi/Penghargaan
1. PeringkatKelas II, padaKelas X, Semister1
2. PeringkatKelas II, padaKelas X, Semister 2
3. PeringkatKelas I, padaKelas XII, Semister 1
4. PeringkatKelas II, padaKelas XII, Semister 2
Yogyakarta, 19 Mei 2014
Herman Busri
NIM. 10120049
Download