EVALUASI TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN

advertisement
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : 56 - 61
EVALUASI TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN
GULAMAH (Johnius sp) BERDASARKAN DATA TPI PPS
CILACAP
Evaluation of Croaker Fish (Johnius sp) Resource Exploitation based on TPI PPSC
Cilacap.
Suradi Wijaya Saputra1, dan Siti Rudiyanti1, Atifah Mahardhini1
1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Hayam wuruk 4A Semarang
Diserahkan 25 Februari 2008; Diterima 22 Mei 2008
ABSTRAK
Sumberdaya ikan Gulamah (Johnius sp) merupakan salah satu jenis ikan demersal kecil yang banyak
ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan trammel net dan gill net, payang dan pukat pantai.
Produksi ikan Gulamah di perairan Cilacap cenderung mengalami peningkatan sejak tahun 2003.
Eksploitasi yang tidak terkendalikan dapat mengakibatkan menipisnya stok ikan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui beberapa aspek biologi, tingkat pemanfaatan ikan Gulamah ditinjau dari ukuran ratarata ikan yang tertangkap dan produksi surplus, serta musim penangkapannya. Metode yang digunakan
adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan
mencatat 10% dari populasi ikan Gulamah yang didaratkan di TPI PPSC Kabupaten Cilacap. Data primer
diperoleh dari pengamatan jenis kelamin, mengukur panjang dan berat tubuh ikan Gulamah. Data
sekunder yang dikumpulkan berupa data produksi ikan Gulamah, jumlah upaya penangkapan (trip)
trammel net dan gill net, serta produksi bulanan ikan Gulamah selama kurun waktu 8 tahun terakhir
(2000-2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan ikan Gulamah jantan adalah
allometrik negatif , sedangkan ikan betina isometrik. Ukuran rata-rata tertangkap ikan Gulamah jantan
sebesar 150 mm, ikan Gulamah betina sebesar 154 mm, lebih besar dari setengah nilai L∞-nya. Nisbah
kelamin antara jantan dengan betina sebesar 1 : 1,86, masih terjamin terjadinya reproduksi alamiahnya.
Tingkat eksploitasi ikan Gulamah masih rendah (10% dari MSY).
Kata kunci : ikan Gulamah, evaluasi eksploitasi, perairan Cilacap
ABSTRACT
Croaker fish (Johnius sp) is one of small demersal fish resource which are caught by gillnet, payang and
beach seine. Production of this fish in Cilacap waters increased since 2003. Uncontrolled exploitation
also caused fish stock depletion. This research aimed to observe some aspect of biology of fish, average
catch size, the exploitation level of Croaker fish, based on average catch size and production surplus, and
catch season. The reseach method used was survey method. Sampling held by sample random survey with
observing 10% of Croaker fish landed in TPI PPSC Cilacap. Primary data was collected by sex
observation, length and weight measurement. Secondary data collected was production of Croaker fish
fishing effort (trips) of trammel and gillnet, and monthly production of Croaker fish for the last 8 year
(2000 – 2007). The result showed that growth of male Croaker fish is allometric negative, and female was
isometric. Average catch size of male Croaker fish is 150 mm while female was 154 mm, bigger 50% of
L∞. The sex ratio of male : female was 1 : 1,86, so that natural reproduction sustain. Exploitation level of
Croaker fish resource was low (10% from MSY).
Keywords: Croaker fish, exploitation evaluation , Cilacap waters.
bukan merupakan sasaran penangkapan utama
dari alat tangkap trammel net, gill net dan arad
(by catch). Penurunan stok di alam dapat
disebabkan oleh akibat jumlah ikan yang
PENDAHULUAN
Ikan Gulamah (Johnius spp) dikelompokkam
dalam sumberdaya ikan demersal. Ikan Gulamah
56
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : 56 - 61
ditangkap melebihi potensi lestarinya, atau karena
ikan yang tertangkap didominasi oleh ikan yang
matang gonad sehingga dapat mengakibatkan
recruitment overfishing. Apabila ikan yang
tertangkap didominasi oleh ikan berukuran kecil,
maka dapat terjadi growth overfishing.
diperoleh dengan melakukan pengukuran dan
pengamatan langsung, sedangkan data
sekunder , diperoleh dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Cilacap, PPSC dan
Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah.
Analisis Data
Pemanfaatan sumberdaya demersal di
Samudera Hindia sudah jenuh tangkap (full
exploited) (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Cilacap, 2007). Hal ini menunjukkan
bahwa pemanfaatan ikan demersal perlu kehatihatian agar tidak terjadi deplesi sumberdaya..
Kondisi seperti ini dapat digunakan sebagai
panduan untuk mengkaji lebih lanjut potensi per
spesies atau kelompok spesies, sehingga diperoleh
hasil yang lebih akurat dan dapat dijadikan
sebagai pedoman pengelolaan selanjutnya.
Menurut statistik perikanan tangkap tahunan
Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah,
produksi ikan Gulamah untuk wilayah Cilacap
cenderung menurun dari tahun 2000 hingga 2003
yaitu sebesar 324.000 kg menjadi hanya 46.300
kg. Namun setelah itu produksinya justru
cenderung meningkat. Apabila eksploitasi
terhadap ikan Gulamah ini tidak dikendalikan
dapat mengakibatkan stok ikan Gulamah tersebut
mengalami deplesi. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan
Gulamah, mengevaluasi tingkat eksploitasinya
serta musim penangkapan ikan Gulamah tersebut.
Hubungan Panjang Berat
Analisa
hubungan
panjang
berat
menggunakan metode yang dikemukakan
Effendie (2002), adalah sebagai berikut :
W=a.Lb
Keterangan :
W = Berat (gram)
L = Panjang total ikan (cm)
a = Konstanta atau intersep
b =
Eksponen atau sudut
tangensial
Persamaan tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk linier dengan logaritma
digunakan persamaan log W = log a + b log L.
Ukuran Rata-rata Tertangkap
Metode penentuan ukuran ikan ratarata tertangkap dapat dilakukan menggunakan
metode kurva logistik baku, yaitu dengan
memplotkan prosentase frekuensi kumulatif
dengan panjangnya.
Laju Eksploitasi ikan Gulamah (Johnius
sp)
METODE PENELITIAN
Untuk menghitung potensi lestari (MSY)
metode Schaefer, menggunakan rumus MSY
Pengambilan Sampel
=
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survei. Metode pengambilan
sampel
menggunakan
metode
sistematik
sampling. Kapal yang dijadikan sampel adalah 3
kapal yang berlabuh pertama. Setiap kapal
diambil masing-masing 1 keranjang ikan
Gulamah yang dihasilkan dalam kegiatan
penangkapannya. Sampel ikan Gulamah diambil
dengan metode pengambilan acak sederhana
(simple random sampling), kemudian dari
keranjang diambil 10 %. Sampling dilakukan
selama satu bulan, yaitu pada bulan Juli – Agustus
2008.
sedangkan foptimum = -
. Sedangkan
metode potensi
lestari metode
menggunakan
persamaan
MSY
Fox
=
dan foptimum = HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Produksi Ikan Gulamah
Ikan Gulamah merupakan hasil tangkapan
yang komersil, menggunakan alat tangkap
Gillnet dan Trammel net. Armada yang
digunakan adalah perahu motor tempel
(jukung fiber) dengan kapasitas 15 – 20 PK.
Produksi ikan Gulamah selama delapan tahun
terakhir masih sangat fluktuatif, dan
cenderung meningkat setelah tahun 2003
(Tabel 1, Gambar 1).
Metode Pengumpulan Data
Data primer yang diukur meliputi panjang
total (mm), berat individu (Gr), dan jenis kelamin.
Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan
meliputi produksi tahunan
selama 8 tahun
terakhir, upaya penangkapan (trip) Trammel net
dan Gill net di perairan Cilacap selama 8 tahun
terakhir, dan produksi bulanan ikan Gulamah
yang didaratkan di TPI PPSC. Data primer
57
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : 56 - 61
Tabel 1. Perkembangan Produksi Ikan Gulamah
(Johnius sp.) Tahun 2000-2007
Tahun
Produksi (kg)
Perubahan (%)
2000
324.000,00
Ikan betina mempunyai kisaran panjang
dari 92 mm hingga 459 mm. Frekuensi
panjang yang terbanyak pada kelas 152 - 161
mm sebanyak 328 ekor (Gambar 4). Kisaran
berat ikan betina mulai dari 10,1 gram hingga
801 gram, dan frekuensi yang terbanyak
terdapat di kelas 37,1 - 46 gram sebanyak 325
ekor (Gambar 5).
-
292.600,00
-9,69
2002
74.600,00
-74,50
2003
46.300,00
-37,94
2004
318.900,00
588,77
160
2005
344.700,00
8,09
120
2006
394.200,00
14,36
Frekuensi
2001
40
8.5
16 -16
.6 .5
24 -24
.7 .6
32 -32
.8 .7
40 -40
.9- .8
48
.9
57 49-5
.1- 7
6
65 5
.2 .1
73 -73
.3 .2
81 -81
.4 .3
89 -89
.
97 .5-9 4
7
10 .6-1 .5
5 0
11 .7-1 5.6
3 1
12 .8-1 3.7
1.9 21
-1 .8
2
13 130 9.9
8.1 -13
14 -1 8
6 4
15 .2-1 6.1
4 5
16 .3-1 4.2
2.4 62
-1 .3
70
.4
0
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
Kelas Berat Ikan Gulamah Jantan (gr)
Gambar 3. Histogram Berat Ikan Gulamah
Jantan Selama Penelitian.
Frekuensi
Produksi (kg)
2007
284.300,00
-27,88
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Cilacap
Tahun 2000-2007
80
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
92
10 -10
2 1
11 -11
2 1
12 -12
2 1
13 -13
2 1
14 -14
2 1
15 -15
2 1
16 -16
2 1
17 -17
2 1
18 -18
2 1
19 -19
2 1
20 -20
2 1
21 -21
2 1
22 -22
2 1
23 -23
2 1
24 -24
2 1
25 -25
2 1
26 -26
2 1
27 -27
2 1
28 -28
2- 1
29
1
Gambar 1. Grafik Produksi Ikan Gulamah di
Perairan Cilacap Tahun 2002-2007
360
320
280
240
200
160
120
80
40
0
Struktur Ukuran Ikan Gulamah
Kelas Panjang Ikan Gulamah Betina (mm)
Sampel ikan Gulamah yang didapatkan
selama penelitian sebanyak 1.322 ind., yang
terdiri dari 462 ekor ikan jantan dan 860 ekor ikan
betina. Ikan jantan panjangnya berkisar dari 87
mm sampai 223 mm. Frekuensi panjang yang
terbanyak (modus) pada 150 - 156 mm (Gambar
2). Berat ikan sampel jantan mempunyai kisaran
dari 8,5 gram sampai 168,7 gram. Frekuensi berat
yang terbanyak (modus) pada 32,8 – 40,8 gram
(Gambar 3).
120
100
Frekuensi
350
300
250
200
150
100
50
0
10
.1
19 -19
.1
28 -28
.1
37 -37
.1
46 -46
.1
55 -55
.1
64 -64
.1
73 -73
.1
82 -82
91 .1-9
10 .1-1 1
0 0
10 .1-1 0
9 0
11 .1-1 9
8 1
12 .1-1 8
7 2
13 .1-1 7
6 3
14 .1-1 6
5 4
15 .1-1 5
4 5
16 .1-1 4
3 6
17 .1-1 3
2 7
18 .1-1 2
1. 81
118
9
Frekuensi
Gambar 4. Histogram Panjang Ikan Gulamah
Betina Selama Penelitian.
Kelas Berat Ikan Gulamah Betina (gr)
80
Gambar 5. Histogram Berat Ikan Gulamah
Betina Selama Penelitian.
60
40
20
Hubungan Panjang Berat
0
87
94 -93
10 -100
1
10 -107
8
11 -114
5
12 -121
2
12 -128
9
13 -135
6
14 -142
3
15 -149
0
15 -156
7
16 -163
4
17 -170
1
17 -177
8
18 -184
5
19 -191
2
19 -198
9
20 -205
6
21 -212
3
22 -219
022
6
Pengamatan ukuran panjang dan berat ikan
Gulamah
berguna
untuk
mengetahui
komposisi ukuran dan hubungan panjang
beratnya. Berdasarkan hasil analisis hubungan
panjang berat ikan Gulamah jantan, diperoleh
persamaan W = 0,0000386L2,780956 (Gambar
8). Berdasarkan uji b, nilai ini menunjukkan
Kelas Panjang Ikan Gulamah Jantan (mm)
Gambar 2. Histogram Panjang Ikan Gulamah
Jantan Selama Penelitian.
58
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : 56 - 61
Berat (gr)
bahwa pertumbuhan ikan Gulamah jantan bersifat
allometrik negatif yaitu pertambahan panjang
lebih cepat daripada pertambahan berat.
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
banyak dapat diartikan bahwa populasi
tersebut masih ideal untuk mempertahankan
kelestarian, tetapi apabila jantan lebih banyak
dari betina dapat diartikan bahwa populasi
tersebut tidak ideal untuk mempertahankan
kelestarian
atau
cenderung
terhambat
reproduksi atau rekrutmennya. Menurut Ball
dan Rao (1984), diperairan yang normal
perbandingan jantan dan betina adalah 1:1.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya pembuahan sel telur oleh
spermatozoa, sehingga nantinya dapat
diramalkan
kemampuan
untuk
mempertahankan populasinya(Effendi,2002).
y = 0.0000386x2.7809563
2
R = 0.8596187
0
20
40
60
80
100 120 140 160 180 200 220 240
Panjang (mm)
Gambar 8. Grafik Hubungan Panjang Berat Ikan
Gulamah Jantan.
Ukuran Rata-rata Tertangkap (L50%)
Ukuran rata-rata tertangkap dapat dilihat
dari titik tengah 50 % hasil tangkapan. Ikan
Gulamah jantan pada sampel penelitian
diperoleh ukuran rata-rata tertangkapnya 150
mm, dengan kisaran ukuran ikan sampel
penelitian adalah 87-223 mm (Gambar 6).
Ikan Gulamah betina didapatkan persamaan W
= 0,000017L2,9351. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ikan Gulamah mempunyai sifat
pertumbuhan isometric (Gambar 9).
350
y = 0.000017x2.935137
100
R2 = 0.826664
250
200
% kumulatif
Berat (gr)
300
150
100
50
50
0
0
50
100
150
200
250
300
0
Panjang (mm)
0
20
40
60
80 100 120 140 160 180 200 220 240
Panjang (mm)
Gambar 9. Grafik Hubungan Panjang Berat Ikan
Gulamah Betina.
Gambar 6. Kurva Logistik Baku yang
Menggambarkan Ukuran Ratarata Panjang Ikan Gulamah
Jantan yang Tertangkap.
Faktor Kondisi
Berdasarkan hasil perhitungan panjang berat
rata-rata, diperoleh nilai faktor kondisi (Kn) ikan
Gulamah jantan yang sebesar 1,039 dan yang
betina sebesar 1,029. Berdasarkan uji Chi-Kuadrat
terhadap faktor kondisi ikan Gulamah jantan dan
betina menunjukkan bahwa faktor kondisi ikan
jantan dengan betina tidak ada perbedaan yang
nyata. Hal ini berarti ikan Gulamah jantan dan
betina memiliki tingkat kemontokan yang relatif
sama.
Ikan Gulamah betina ukuran rata-rata
tertangkap (L50%) adalah 154 mm, dan ukuran
minimum yang tertangkap selama penelitian
92 mm, maksimalnya 289 mm. (Gambar 7).
% kumulatif
100
Nisbah Kelamin
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
terhadap 1322 ekor ikan Gulamah, ternyata terdiri
dari 462 ekor ikan jantan dan 860 ekor ikan
betina. Hasil perhitungan nilai nisbah kelamin
ikan Gulamah dapat dilihat bahwa perbandingan
antara ikan Gulamah jantan dan betina yaitu 1 :
1,86. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu ekor
jantan berpasangan dengan dua ekor betina.
Wahyuono et al. (1983) menyatakan apabila
jantan dan betina seimbang atau betina lebih
50
0
0
25
50
75
100 125 150 175 200 225 250 275 300
Panjang (mm)
Gambar 7. Kurva Logistik Baku yang
Menggambarkan Ukuran Ratarata Panjang Ikan Gulamah
Betina yang Tertangkap.
59
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : 56 - 61
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat
bahwa nilai CPUE cenderung meningkat,
terutama sejak tahun 2003, seballiknya jumlah
trip menurun tajam, terutama sejak tahun
2002. Hubungan antara CPUE dengan upaya
tangkap (trip) cenderung memiliki hubungan
yang bersifat negatif, mengikuti model
Schaefer ( r = 0,54).
Tingkat Eksploitasi
(Johnius sp.)
Apabila memperhatikan CPUE yang masih
cenderung meningkat, maka dapat diduga
pemanfaatan ikan Gulaman masih underexploited. Hasil perhitungan nilai MSY
diperoleh sebesar 3.472.653 Kg (3.473 ton),
dengan upaya optimum (fopt) sebesar 70.050
trip trammel net. Produksi ikan Gulamah pada
tahun 2006 sebesar 394.200 Kg atau baru
sebesar 11,35 % dari potensi lestarinya.
Stok
Ikan
Gulamah
CPUE (kg/trip)
150
100
50
0
2004
2005
2006
2007
Tahun
Gambar
10.
Grafik Fluktuasi CPUE
Gulamah (Johnius sp.).
180.000
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000
Berdasarkan data produksi rata-rata
bulanan ikan Gulamah dari tahun 2002-2007
menunjukkan bahwa penangkapan ikan
Gulamah terjadi sepanjang tahun, dengan
musim penangkapan terjadi pada bulan
Januari sampai dengan Maret, dan puncaknya
adalah bulan Januari. (Gambar 12). Bulan
Januari dan Februari merupakan musim
penghujan, tetapi gelombang air laut di
perairan pantai Cilacap relatif kecil, karena
angin berhembus dari arah barat laut. Oleh
karenanya pada bulan-bulan tersebut banyak
nelayan yang melakukan penangkapan.
Akibat pengadukan di muara-muara sungai
meng-akibatkan perairan pantai subur pada
waktu musim penghujan, sehingga ikan
Gulamah populasinya meningkat di perairan
pantai.
200
2003
60.000
Musim Penangkapan
250
2002
40.000
Gambar 11. Grafik Hubungan antara Effort
dan CPUE.
Tabel 2. Hasil Tangkapan Per Unit Upaya
(CPUE) Per Tahun (2000-2007)
Total
Total Effort
CPUE
Tahun
Produksi (kg)
(trip)
(kg/trip)
2000
324.000,00
135.676
2,3880
2001
292.600,00
154.715
1,8912
2002
74.600,00
17.015
4,3844
2003
46.300,00
5.494
8,4274
2004
318.900,00
3.142 101,4959
2005
344.700,00
6.260
55,0639
2006
394.200,00
2.287 172,3655
2007
284.300,00
1.313 216,5270
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Cilacap, 2007
2001
20.000
trip
Pendugaan tingkat eksploitasi stok ikan
Gulamah
di
perairan
Cilacap dihitung
menggunakan data hasil tangkapan (catch) dan
upaya penangkapan (effort) standart alat tangkap
trammel net selama delapan tahun (Tabel 2 dan
Gambar 10).
2000
250
200
150
100
50
0
0
cpue
Ukuran ikan Gulamah Johnius amblycephalus,
panjang maksimal dapat mencapai 25 cm,
umumnya 15 cm (Tambunan, 2006). Hal ini
menunjukkan bahwa ikan Gulamah yang rata –
rata tertangkap memiliki panjang yang cukup
besar. Ukuran rata-rata tertangkap atau ukuran
pertama kali tertangkap idealnya tidak lebih kecil
dari setengah panjang infiniti (L∞)-nya. Panjang
L∞ dapat diperoleh dengan cara mengalikan nilai
1/0,95 panjang maksimum ikan yang ada pada
sampel (Sparre dan Venema, 1999). Panjang
dalam sampel adalah 22,3 cm, sehingga L∞ =
7/0,95 * 22,3 = 23,5 cm. Berdasarkan hal tersebut
maka panjang rata-rata tertangkap seharusnya
tidak boleh lebih kecil dari 11,7 cm. Hasil
perhitungan di atas menunjukkan bahwa ukuran
rata-rata ikan Gulamah yang tertangkap di
perairan Cilacap lebih besar dari setengah ukuran
panjang infiniti-nya. Hal ini berarti, dari sisi
peluang reproduksi, ikan Gulamah masih
terjamin, dan dari sisi pemanfaatannya
menunjukkan bahwa ikan Gulamah masih belum
berlebih (under-exploited).
Ikan
60
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 1, 2008 : 56 - 61
Badruddin, Djuwito, Asriyanto, Suradi, Anhar
Solichin. 1989. Dinamika Populasi
Ikan Seri I, Jurusan Perikanan Fakultas
Peternakan, Universitas Diponegoro,
Semarang.
18.000
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
Burhannudin, Martosewojo,S., Djamali,A.,
dan Moeljanto,R. 1984. Perikanan
Demersal di Indonesia. LIPI. Jakarta.
4.000
2.000
Desember
Oktober
November
September
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
0
Januari
Produksi rata-rata (Kg)
16.000
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Cilacap. 2000-2007. Laporan Tahunan
Perikanan Kota Cilacap Tahun 2007.
Cilacap.
Bulan
Gambar 12. Grafik Produksi Rata-rata Bulanan
Ikan Gulamah (Johnius sp.) Tahun
2002-2007.
Dwiponggo, A.1992. Pengkajian Sumberdaya
Perikanan di Laut Jawa. Laporan
Penelitian Perikanan, Balai Penelitian
Perikanan Laut, Jakarta, No. 28 : Hlm
13 – 14.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Ikan gulamah (Johnius sp.) jantan
pertumbuhannya bersifat allometrik negative
sedangkan ikan jantan bersifat isomatrik,
2. Ukuran rata-rata tertangkap ikan Gulamah
jantan (150 mm), lebih kecil dari ikan betina
(154 mm), dan keduanya lebih besar dari
setengah panjang infiniti (L∞)-nya.
3. Nisbah kelamin ikan Gulamah antara jantan
dengan betina sebesar 1 : 1,86, sehingga
masih mendukung proses reproduksi
alaminya.
4. Eksploitasi terhadap ikan Gulamah di
perairan Cilacap masih relative rendah ,
yakni baru mencapai 11% dari potensi
lestarinya.
5. Musim penangkapan ikan Gulamah terjadi
pada bulan Januari sampai dengan Maret,
dengan muncak musim pada bulan Januari.
Effendie, M. I. 1975. Metoda Biologi
Perikanan. Bagian Ichtyologi. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor. 81 hlm.
. 2002. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusatama, edisi
kedua. Yogyakarta.
Kings, M. 1995. Fisheries Biology, Asessment
and Management. Fishing News Book,
Blackwell Ltd.
Sparre, P. dan Venema, S. C. 1999. Introduksi
Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku I
Kerjasama IPB. Pusat Penelitian dan
Pengembangan. Jakarta.
Tambunan, P. 2006. Ikan – ikan Laut Pelagis
dan Demersal. Departemen Kelautan
dan Perikanan. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Aidy, Y. 2003. Analisis Sebaran Ikan Demersal
yang Tertangkap dengan Jaring Cantrang
di Perairan Kabupaten Demak. Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Semarang (tesis S2).
Wahyuono, H., Budihardjo, S., Wudianto,
Rustam, R.
1983. Pengamatan
Parameter Biologi Beberapa Jenis Ikan
Demersal di Perairan Selat Malaka
Sumatera Utara. Laporan Penelitian
Laut. Jakarta.
Badrudin dan Karyana. 1992. Indeks Kelimpahan
Stok
Sumberdaya Ikan Demersal di
Perairan Barat Kalimantan.
Jurnal
Penelitian Perikananan Laut No.71. BPPL.
Jakarta.
Widodo, J. dan Suadi. 2006. Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
61
Download