ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1) DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM SOSIALISASI BAHAYA MAKANAN RINGAN TERHADAP KESEHATAN ANAK-ANAK DI DENPASAR Oleh Nama : I Komang Budiarta NIM : 2006 06 029 Program studi : Desain Komunikasi Visual Jurusan : Desain FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 ABSTRAK Judul : Desain Komunikasi Visual dalam Sosialisasi Bahaya Makanan Ringan Terhadap Kesehatan Anak-Anak Di Denpasar Oleh : I Komang Budiarta Masalah Makanan merupakan bagian yang selalu muncul dalam kehidupan anakanak. Di satu sisi makanan di sediakan oleh pedagang kurang memenuhi standar kesehatan, namun di sisi lain anak-anak sangat suka belanja makanan sembarangan. Selain itu banyak di temukannya produk makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, termasu perilaku pengelola kantin yang tidak mencermikan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS). Berdasarkan penelitian BPOM dalam skala nasional, banyaknya berbagai masalah keamanan makanan di sebabkan karena anak pada umumnya belum memenuhi syarat sesuai Permenkes nomer 236/ Menkes/ per/ IV/ 1999 yang telah di sempurnakan dalam keputusan menteri Kesehatan RI no.942 / Menkes/ SK / VII/ 2007 tentang persyaratan Higiene dan sanitasi makanan sehat. Hal ini perlu pengawasan dari pihak orang tua dan sekolah dalam memberikan perhatian agar anak tidak membeli makanan sembarangan. Jadi dalam hal ini penulis menganalisa dan melihat kesesuaian data yang didapat dari Dinas BPOM Denpasar dengan teori yang berkaitan dengan kasus yang diangkat, kesimpulannya metode deskritif kualitatif adalah menggambarkan fakta-fakta tentang bahaya yang di timbulkan oleh zat-zat yang terkandung di dalam makanan ringan kemudian dilihat kesesuaiannya dengan teori-teori yang diperoleh. Adapun Konsep dasar yang digunakan adalah Fun And Educative, Desain yang dibuat dominan menggunakan ilustrasi fotografi, dengan warna yang agak cerah yang mencerminkan sifat anak yang selalu ceria serta penataan Layout, bentuk media, warna, dan desain yang dibuat mampu menyampaikan informasi secara maksimal dengan harapan media yang dibuat mampu mensosialisasikan bahaya makanan ringan terhadap kesehatan anak-anak. Dengan dirancangnya media komunikasi visual ini diharapkan mampu menjadi media komunikasi visual yang efektif, komunikatif, dan tepat sasaran. Sehingga tujuan untuk menigkatkan kesadaran anak akan bahaya makanan yang di sebabkan oleh zat-zat berbahaya akan tercapai. Kata Kunci : Desain, Sosialisasi, Makanan Ringan, dan Fun And Educative. ABSTRACT Title : The Role of Visual Communication Design in Socializing the Danger of Snack to Children’s Health in Denpasar Municipality By : I Komang Budiarta Snack is an integral part of children’s life. Unfortunately, the health standard of this particular food is not always the first priority of the producers. According to the inspections conducted by the National Food and Drug Administration (BPOM), many of the snacks provided in school’s cafeteria or canteen are not up to certain health standards as stipulated in the Regulation numbered 236/Menkes/per/IV/1999 by National Health Ministry which was later rectified by the Minister of Health in the Regulation numbered 942/Menkes/SK/ VII/2007 about the Higiene and Sanitation of Healthy Food. Both parents and schools should take an active role in teaching children to eat and snack healthily. In relation to the above-mentioned case, the authors has analyzed the data obtained from the BPOM Denpasar. The conclusion drawn from the analysis is that the descriptive qualitative method should be used in describing the effects of dangerous substances contained in snacks. The basic concept is Fun And Educative, in which designs are made with photographic illustrations using bright colours which mirrors children’s life. The lay out and the media used in the design should be able to convey the message of the danger of careless snacking to the health of the children. This visual communication design is expected to be an effective, communicative and well-targeted tool to encourage both children and parents, as well as all related institutions to be aware of the danger of dangerous subtances contained in snacks. Key Words : Design, Socialization, Dangerous Substances, Snacks and Fun And Educative. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang, akan dijelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan kasus dari Tugas Akhir ini. Pemaparannya dimulai dari faktor obyektif dan subyektif, kemudian diikuti oleh sub bab dan bab berikutnya. Uraiannya adalah sebagai berikut : 1.1.1 Faktor Obyektif Pangan dan Gizi merupakan komponen sangat penting dalam meningkatkan sumber daya Manusia (SDM). Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian Gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar dalam meningkatkan status gizi. Oleh karena itu anak-anak perlu mendapatkan pembinaan mengenai pengetahuan bagaimana memilih makanan jajanan yang sehat baik di lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat yang lebih luas, karena anak-anak adalah investasi bangsa. Makanan ringan adalah makanan yang bukan merupakan menu utama yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu dan dapat memberi sedikit suplai energi ke tubuh atau merupakan sesuatu yang di makan untuk dinikmati rasanya. Jajanan dapat di golongkan sebagai makanan ringan, Pangan jajanan memiliki jenis yang sangat banyak dan sangat bervariasi dalam bentu, rasa, dan harga. Pangan jajanan yang termasuk katagori pangan siap saji adalah makanan dan minuman yang merupakan hasil proses dengan cara atau metode tertentu, untuk langsung di sajikan, sangat banyak di jumpai di lingkungan sekitar sekolah, hampir setiap hari di konsumsi sebagian besar anak usia sekolah, dan harga terjangkau oleh anak-anak. ( http //www. Anneahira.com/ 2011/ 12/ bahaya-makananringan.htm,/diunduh 1 November 2012 ) Selain itu banyak di temukannya produk makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, termasuk perilaku pengelola kantin yang tidak mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Berdasarkan penelitian BPOM 2009 dalam skala nasional, pada umumnya setiap sekolah memiliki peraturan tentang pangan jajanan anak sekolah ( PJAS ). Sebanyak 55% sekolah yang di survei telah memiliki peraturan tentang PJAS dan terdapat 37% sekolah yang tidak memiliki peraturan tentang PJAS. Banyaknya berbagai masalah keamanan pangan jajanan di sebabkan karena penjajan pada umumnya belum memenuhi syarat sesuai Permenkes Nomer 236/ Menkes/ Per/ IV/ 1999 yang telah di sempurnakan dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/ Menkes/ SK/ VII/ 2007 tentang persyaratan Higiene dan Sanitasi makanan jajanan. Hal ini menyebabkan perlu pengawasan dari pihak sekolah dalam membuat peraturan mengenai makanan jajanan sehat dan menggiatkan kembali peranan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus terhindar dari makanan yang berbahaya. Sebagian besar makanan anak yang dijual di luar halaman sekolah di kota Denpasar seperti gorengan, gulali, berbagai jenis minuman, dan lain-lain mengandung zat berbahaya. Sejumlah produk jajan anak sekolah mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Dinas Kesehatan mengimbau agar sekolah membangun kantin sekolah agar anak-anak tidak membeli makanan sembarangan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2007, jajanan-jajanan tersebut mengandung zat berbahaya seperti boraks, formalin, metanil yellow, rhodamin, dan siklamat. Data tersebut diperoleh melalui survey terhadap jajanan anak yang dijual di sejumlah sekolah dasar. Dari hasil penelitian Dinas Kesehatan sejumlah produk jajan sekolah mengandung berbagai zat kimia berupa pewarna, pengawet dan pemanis buatan. 1.1.2 Faktor Subyektif Sejalan dengan pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/ Menkes/ SK/ VII/ 2007 tentang persyaratan Higiene dan sanitasi makanan Jajanan, partisipasi masyarakat, orang tua, serta sekolah senantiasa harus mengetahui betul bahaya dan dampak yang diakibatkan oleh jajanan yang kurang sehat dan mengandung zat berbahaya. Tapi Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut masih dihadapkan berbagai kendala dan tantangan yaitu masih kurangnya pengetahuan masyarakat, khususnya orang tua tentang bahaya yang ditimbulkan zat-zat yang terkandung di dalam makanan ringan, sehingga hal inilah yang menjadi alasan penulis mengangkat Tema ini sebagai permasalahan dan merancang media komunikasi visual untuk sosialisasi tentang Bahaya makanan ringan terhadap kesehatan anak- anak di Denpasar. Anak yang penulis maksudkan disini adalah usia anak antara 7-12 tahun. anak adalah Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan sekolah dasar. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya, Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal tersebut diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan sekolah dasar yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosialemosional. Batasan usia anak yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 7 hingga 12 tahun (ttp://www.psikologizone.com/fase-fase- perkembangan-manusia/ diunduh 1 November 2012) Dengan Permasalahan yang timbul, dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua anak kurang mengetahui betul bahaya dan dampak yang diakibatkan oleh jajanan yang kurang sehat dan mengandung zat berbahaya. Dengan terjadinya permasalan diatas dapat di berikan solusi, yaitu membuat media media sosialisasi yang berkaitan langsung dengan permasalah yang terjadi dan mudah di mengerti oleh anak-anak dan orang tua anak melalui media komunikasi visual yang komunikatif yang sesuai untuk meyakinkan orang tua dan anak- anak tentang bahaya yang terkandung oleh zat-zat dalam makanan tersebut. Mengingat dalam hal ini belum banyak tersedia media komunikasi visual maka perlu ditambahkan lagi beberapa media komunikasi visual yang mampu mendukung proses sosialisasi bahaya makanan ringan. Media sosialisasi atau media periklanan yang dirancang diharapkan lebih efektif dan efisien, untuk dapat menyampaikan informasi yang benar kepada orang tua sesuai dengan konsep desain yang digunakan. Diharapkan pula media yang dirancang memiliki ciri khas tersendiri, serta dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi anak-anak. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut: - Media Komunikasi Visual apakah yang efektif dan komunikatif dalam upaya meningkatkan sosialisasi bahaya makanan kurang sehat terhadap anak-anak? - Bagaimana mendesain media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif dalam upaya meningkatkan sosialisasi bahaya makanan kurang sehat terhadap anak-anak? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dibahas adalah media yang akan dibuat sebagai sarana sosialisasi agar terlihat lebih menarik karena berhubungan dengan anakanak, komunikatif dan sesuai kriteria desain. Batasan masalah dibatasi dari perumusan masalah, proses desain hingga perwujudan berupa contoh-contoh yang sesuai dengan sosialisasi. 1.4 Tujuan dan Manfaat Desain Tujuan dari desain ini adalah dapat menjawab berbagai pertanyaan yang timbul sesuai dengan perumusan masalah yang akan dijawab dan diharapkan dapat memberikan manfaat serta masukan yang berguna baik itu bagi pembaca, penulis dan masyarakat yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui media Komunikasi Visual apa yang efektif dan komunikatif dalam upaya meningkatkan sosialisasi bahaya makanan ringan terhadap anak-anak. b. Untuk Mengetahui bagaimana mendesain media Komunikasi Visual yang efektif dan Komunikatif dalam upaya meningkatkan sosialisasi bahaya makanan ringan terhadap anak-anak. 2. Tujuan Umum a. Agar siswa siswi tingkat SD yang sederajat lebih waspada terhadap zat-zat yang terkandung dalam makanan ringan tersebut. b. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kepekaan dan mahasiswa terhadap fenomena sosial. 1.4.1 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari karya Ilmiah ini antara lain sebagai berikut : a. Bagi Mahasiswa Dapat melatih mahasiswa (penulis) dalam melihat suatu permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain adalah bagaimana merancang / membuat suatu Media Komunikasi Visual yang efektif dan tepat guna untuk mensosialisasikan bahaya makanan ringan terhadap anak-anak di wilayah Denpasar. b. Bagi Lembaga (ISI) - Menambah referensi bagi akademis khususnya Prodi desain komunikasi visual sebagai bahan masukan untuk penciptaan selanjutnya. - Memberikan informasi tentang mensosialisasikan bahaya makanan ringan terhadap anak-anak di wilayah Denpasar secara maksimal. c. Bagi target Audiens Memberikan informasi tambahan jika ada informasi baru yang berkembang dalam masyarakat serta memberikan manfaat secara maksimal melalui media sosialisasi yang tercipta. 1.5 Metode Pengumpulan Data Dalam hal desain terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data untuk memudahkan sistem kerja. Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk kasus desain ini kemudian dianalisa dan dicari sintesanya. Dalam proses desain ini, data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data Primer yang digunakan terdiri dari metode observasi dan metode wawancara sedangkan Data Sekunder yang digunakan terdiri dari metode kepustakaan dan dokumentasi. 1.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam desain ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif (menurut Surakhmad) yang merupakan penggambaran sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat survey. Tahapan ini diperoleh dengan menganalisis data yang didapat dari metode yang sudah dijelaskan diatas, yakni observasi, interview, kepustakaan, dan dokumentasi. Dengan metode ini dapat diketahui karakter perusahaan serta data-data lain yang diperlukan untuk menanggulangi Bahaya makanan ringan terhadap anak-anak. 1.7 Indikator serta Model Penilaian Desain Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari media yang dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur berdasarkan kriteria desain. Kriteria yang dimaksud yakni dari segi fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, artistik, unity, simplycity, kreatif, surprise dan etis. Menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala koordinat (skala yang menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain. Setelah masing-masing desain dinilai berdasarkan prinsip-prinsip desain akan terlihat satu desain yang menduduki ranking teratas dan desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2003: 338). 2 IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1 Data Teoritis / Aktual Data Teoritis/ Aktual merupakan data-data mengenai teori perancangan media komunikasi visual yang diperoleh dari literatur yang bisa dipertanggung jawabkan berasal dari sumber yang berkompeten dan berhubungan dengan pengerjaan Karya Ilmiah ini. 2.1.1 Pengertian Objek / Kasus Pada Artikel Ilmiah ini yang diangkat adalah kasus dalam Tugas Akhir saya, yaitu : “Desain Komunikasi Visual Dalam Sosialisasi Bahaya Makanan Ringan Terhadap Kesehatan Anak-Anak Di Denpasar”. Dimana dari judul tersebut dapat diartikan kurang perhatian masyarakat umum akan permasalah Zat yang terkandung dalam makanan ringan, maka diperlukan atau dibuatkan suatu media informasi visual untuk memberitahu atau menginformasikan kepada masyarakat mengenai sosialisasi Bahaya makanan ringan. Sosialisasi merupakan gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi), kegiatan yg dilaksanakan oleh organisasi untuk mendapat dukungan dan simpati massa. (Poerwadarminta, W.J.S. 1983 : 439). Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout (Widowati. 2007 : 27). Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi. Jadi dengan adanya media komunikasi visual yang dirancang untuk sosialisasi Bahaya zat-zat yang terkandung dalam makanan ringan ini mampu memberikan pandangan, pengetahuan, dan wawasan baru bagi masyarakat terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan kita. 2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual Media komunikasi visual adalah sarana informasi yang dapat dilihat dan dapat menginformasikan suatu maksud atau pesan yang ingin di sampaikan. Mediamedia yang dirancang tentu tidak dapat terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung, diantaranya: ilustrasi, teks, huruf/ tifografi, warna dan media (timmoty,2007 : 1) 2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan. Adapun prinsip-prinsipnya seperti tata letak dan komposisi (layout) dengan prinsip keseimbangan dan prinsip hirarki visual. 2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu bahan dan teknik cetak. 2.1.5 Teori Sosial yang Mendukung Kasus Teori Psikologi Anak Dalam tahapan ini terlihat berbagai keadaan psikis anak yang mulai berkembang dengan jelas, sehingga di tahap ini anak mulai memperlihatkan dirinya kepada orang lain. Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa anak-anak mulai berkeinginan untuk diterima sebagai anggota kelompoknya. Kebanyakan anak merasa bahwa untuk dapat diterima, mereka harus dapat menyesuaikan diri dengan pola kelompok yang telah ditentukan dan setiap penyimpangan terhadap peraturan dalam kelompok, dapat menghambat proses penerimaan dalam kelompok. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak. Permulaan masa pertengahan dan akhir ini ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan psikososial anak. (Sumber : http://download.com/tag/Pusat Pengembangan Bahan Ajar Diunduh tanggal 27/11/2012) Teori Perilaku konsumen merupakan suatu sikap atau perilaku yang diperlihatkan atau yang timbul dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menentukan atau memilih produk, jasa, dan ide-ide yang mereka harapkan dapat memenuhi kebutuhan mereka. Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi satu sama lain. (http//www.Wikipedia/perilaku November 2012). konsumen.html/ Diunduh tanggal 21 2.2 Data Lapangan / Faktual Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137). 2.2.1 Nama Objek / Kasus Pada pengantar karya Tugas Akhir ini, penulis mengangkat judul Membangun Branding PS DKV ISI Denpasar . PS DKV ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan desain yang bernaung di bawah FSRD ISI Denpasar, yang beralamat di Jl. Nusa Indah Denpasar-Bali. 2.2.2 Identitas Lembaga Nama Tempat : Dinas Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ) Nama pimpinan : Drs. Ni Made Wicaksini Alamat : Jln. Cut Nyak Dien no.5 Niti Mandala Denpasar Kegiatan usaha : Tempat untuk memberi informasi tentang makanan dan obat-obatan yang berbahaya Jam oprasional : senin-kamis 07.30-15.00, jum’at 06.30-14.00, sabtu libur Telepon : (0361) 223763, atau (0361) 234597 Sasaran : masyarakat dan anak-anak sekolah Objek : Obyek yang dimaksudkan dalam perancangan ini adalah Desain Komunikasi Visual dalam sosialisasi Bahaya Makanan Ringan terhadap kesehatan anak-anak di Denpasar. Dalam hal ini Denpasar sangat giat mengatasi masalah Zat berbahaya yang terkandung dalam makanan seperti penggunaan pewarna buatan tekstil dan pengawet yang menggunakan boraks. Berbagai program jangka menengah juga dilakukan Kota Denpasar yaitu sidak makanan di sekolah dan pasar, selain itu banyak di temukan produk jajanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan termasuk perilaku pengelola kantin sekolah yang tidak mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS). Untuk itu upaya Sosialisasi sangat perlu ditingkatkan, untuk mendukung program pemerintah melalui aneka ragam desain komunikasi visual yang dirancang khusus dan lebih informatif, sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk turut serta didalam usaha Pemilihan makanan sehat. Penanggung Jawab: Data-data survey tentang khasus kemiskinan didapat dari Instansi Dinas Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ) dengan Ibu Drs. Ni Made Wicaksini yang bertindak selaku kepala bidang. Lokasi Dalam pembuatan Karya Ilmiah ini penulis mencari data di Dinas Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ) yang berlokasi Jln. Cut Nyak Dien no.5 Niti Mandala Denpasar. Berikut ini adalah denah lokasi Badan obat dan makanan ( BPOM ): Gambar 2.30 Denah lokasi kantor BPOM 2.2.3 Sarana Komunikasi yang Ada Sarana komunikasi yang ada dan telah didapatkan selama pengumpulan data di lapangan dan di dinas/ badan usaha, yaitu berupa Baliho dan iklan Koran. Dimana media tersebut dapat dikatakan belum cukup memadai untuk sosialisasi bahaya zat yang terkandung dalam makanan ringan. 2.2.4 Potensi Kasus Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang perlu terhindar dari makanan yang berbahaya. Sebagian besar makanan anak yang di jual di luar halaman sekolah di kota Denpasar seperti gorengan, gulali, berbagai jenis minuman, dan lainlain mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. Dinas Kesehatan menghimbau agar sekolah membangun kantin agar anak-anak tidak membeli makanan sembarangan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2011, makanan ringan seperti jajanan mengandung zat berbahaya seperti boraks, formalin,metanil yellow, rhodamin, dan siklamat. Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 942/ Menkes/ SK/VII/2010 tentang persyaratan Higiene dan sanitasi makanan jajanan, partisipasi masyarakat, orang tua, serta sekolah senantiasa harus mengetahui betul bahaya dan dampak yang di akibatkan oleh jajanan yang kurang sehat dan mengandung zat berbahaya. Tapi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut masih di hadapkan berbagai kendala dan tantangan yaitu masih kurangnya pengetahuan masyarakat, khususnya orang tua tentang bahaya yang di timbulkan zat-zat yang terkandung di dalam jajanan. Salah satu permasalahan yang ada adalah kurang efektifnya media kampanye yang ada dan perlu ditambah media-media kampanye yang lain agar permasalahan yang terjadi dapat dirasakan masyarakat umum dan mau turut serta didalam sosialisai bahaya zat-zat yang terkandung dalam makanan ringan. Oleh karena itu dalam sosialisasi bahaya makanan ringan memerlukan suatu usaha kreatif untuk tetap sukses dan menumbuhkan semangat masyarakat. Mengingat dalam hal ini belum banyak tersedia media komunikasi visual maka perlu ditambahkan lagi beberapa media komunikasi visual yang mampu mendukung proses sosialisasi bahaya makanan ringan. Media sosialisasi atau media periklanan yang dirancang diharapkan lebih efektif dan efisien, untuk dapat menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat sesuai dengan konsep desain yang digunakan. Diharapkan pula media yang dirancang memiliki ciri khas tersendiri, serta dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. 2.3 Analisis & Sintesa Analisis sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. Sedangkan sintesa adalah suatu perpaduan dari permasalahan yang ada pada latar belakang masalah yang telah dirangkum dalam analisis (Kusrianto. 2007 : 139). 2.3.3 Analisis Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya (Zain, 2001:46). Dalam desain media Karya Ilmiah ini menggunakan analisis aktual dan faktual yang merupakan proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. 2.3.4 Sintesa Sintesis sendiri merupakan paduan beberapa pengertian agar terbentuk kesatuan yang selaras (Zain, 2001:1332). Berdasarkan analisa yang telah dilakukan secara teori dan dari data-data yang didapat, maka diketahui bahwa media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana promosi masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun media yang dirancang yaitu Poster, Flyer, T-Shirt, pin, note book, Brosur, jadwal pelajaran, Stiker, dan katalog. Ilustrasi yang akan digunakan adalah teknik ilustrasi gambar, ilustrasi fotografi dan ilustrasi gabungan agar media yang dibuat terlihat lebih menarik dan mudah di mengerti oleh anak-anak. Kemudian dipadukan dengan warna-warna yang cerah yang dapat menarik minak anak-anak. Huruf yang digunakan adalah jenis huruf Sans serif (huruf tak berkait), dekorativ(decorative), huruf script dan monospace dengan penataan yang lebih rapi agar mudah dibaca target audiens. Kemudian Teks yang digunakan berisi keterangan khasus sebagai headline, fasilitas yang dipakai menjadi naskah (body copy) teks berisi keterangan dan slogan untuk dapat membujuk dan mempengaruhi sasaran (masyarakat) secara singkat, jelas, informatif, komunikatif sehingga mudah dipahami dan dimengerti. 3 KONSEP DESAIN 3.2 Konsep Dasar Desain Konsep adalah rencana yang dituangkan dalam kertas, rancangan, dan sebagainya (Yasyin, 1997: 298). Konsep merupakan sebuah dasar pemikiran dalam membuat sebuah desain. Konsep dasar merupakan landasan ide yang nantinya diterjemahkan dalam bentuk desain, digunakan sebagai acuan sebuah desain dan memberikan sebuah jiwa ke dalam desain yang dibuat, tanpa konsep desain yang dibuat tidak mempunyai arti dan makna. Adapun konsep dasar perancangan media komunikasi visual dalam sosialisasi bahaya makanan ringan terhadap kesehatan anak-anak di Denpasar adalah Fun and Educative. Kata Fun and educative diartikan sebagai penyampaian pesan yang mendidik karena pendidikan itu diwajibkan untuk anak-anak, namun tidak lepas dari informasi yang akan disampaikan akan lebih jelas. Semakin Educative ide yang telah ditetapkan, makin mudah untuk mengekspresikan sebuah desain tapi tidak lepas dari kriteria desain. Namun Educative tidak berpegang pada kredo bahwa alam semesta ini adalah semacam kekuatan supranatural atau sedang. (www.tabee3i.com/ 31 September 2012). Penulis memilih menggunakan konsep Fun and Educative karena kasus yang diangkat adalah Bahaya Zat-zat yang terkandung dalam Makanan ringan, Anak- anak memiliki sifat ceria dan masih suka bermain itu perlu pemahaman tentang anak-anak tersebut maka digunakanlah Fun and Educative sebagai konsep. 3.3 Skema Pola Pikir Konsep pola pikir yang dimaksud adalah tahapan pemikiran dalam desain media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran. Salah satu hal penting agar kegiatan Sosialisasi ini dapat difungsikan secara maksimal dan tepat sasaran adalah dengan memahami terlebih dahulu pola pikir dalam desain. Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam desain media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran, adapun skema pola pikir dalam desain media Sosialisasi Bahaya Makanan Ringan. 3.4 Skema Proses Perancangan Dalam perancangan desain komunikasi visual diperlukan juga konsep pola perancangan. Dimana untuk mendukung pemecahan masalah diperlukan dukungan data teori dan lapangan yang kemudian dilakukan analisis berdasarkan metode pendekatan yang telah ditetapkan untuk menghasilkan sintesa. Setelah penulisan media dalam sintesa kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan awal berupa gambar kasar untuk selanjutnya dipilih dan diwujudkan melalui proses cetak. Adapun skema proses perancangannya. 3.5 Strategi Media Strategi adalah siasat atau kebijakan/ langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Strategi media dibentuk oleh target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan media habit, yaitu kebiasaan target (audience) masing-masing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006 : 66-67). 3.6 Program Tayangan Media Program tayangan media hendaknya dilaksanakan pada saat-saat atau momen-momen tertentu sehingga media yang dipublikasikan dapat memberikan kesan mendalam bagi masyarakat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan, Dimana, dan Frekuensi. 3.7 Strategi Kreatif Strategi kreatif adalah upaya pendekatan media promosi untuk memaksimalkan daya tarik visual melaui bentuk isi dan perwujudan media. Adapun strategi kreatif yang dilakukan pada media komunikasi visual dalam Sosialisasi Bahaya Makanan Ringan Terhadap Kesehatan Anak di Denpasar antara lain mempertimbangkan isi pesan, bentuk pesan, strategi visual, gaya visual dan material 4 VISUALISASI DESAIN 4.1 Poster Nama Media : Poster Ukuran : 42 cm x 29,7 cm Bahan : Art Paper 210 gsm Teknik Cetak : Offset 4.2 Flyer Nama Media : Flyer Ukuran : 12 cm x 14.8 cm Bahan : Art Paper 150 gsm Teknik Cetak : Offset 4.3 Jadwal Pelajaran Nama Media : Jadwal Pelajaran Ukuran : 42 cm x 29,7 cm Bahan : Art Paper 210 gsm Teknik Cetak : Offset 4.4 Pin Nama Media : Pin Ukuran : 6,5 cm x 6,5 cm Bahan : Plastik dilapisi kaleng / Peniti. Teknik Cetak : Digital Printing dan Press 4.5 Paper bag Nama Media : Paper Bag Ukuran : 15 cm x 21,5 cm x 6 cm. Bahan : Glosy 210 gsm. Teknik Cetak : Digital printing 4.6 Buku Panduan Studi Nama Media : T-shirt Ukuran : All size Bahan : catton combed 20s Teknik Cetak : cetak sablon/cetak saring 4.7 Stiker Nama Media : stiker Ukuran : 12cm x 7 cm Bahan : Kertas Vinyl Teknik Cetak : Digital Printing 4.8 Note Book Nama Media : note book Ukuran : 20cm x 12 cm Bahan : art paper 150gr Teknik Cetak : offset Iklan Tabloid Nama Media : Iklan tabloid Ukuran : 3 kolom x 10 cm (14 x 10 cm) Bahan : kertas koran Teknik Cetak : Offset 4.9 Katalog Nama Media : Katalog Desain Ukuran : A6 (14,8 cm x 10,5 cm) Bahan : art paper 210 gsm Teknik Cetak : digital printing 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada studi kasus perancangan media komunikasi visual di Badan POM Denpasar, maka berdasarkan uraian dari beberapa bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Media Komunikasi Visual yang efektif dan Komunikatif yang digunakan dalam upaya Sosialisasi Bahaya makanan ringan antara lain adalah Poster, Flayer, Iklan Tabloid, T-Shirt, Jadwal pelajaran, Notte book, Paper bag, Pin, Stiker, dan katalog untuk desain. Media-media ini dipilih sesuai dengan kebutuhan dalam proses Sosialisasi, karena lebih tepat dalam menyampaian pesan kepada masyarakat yang memiliki rasa kepedulian terhadap Anak di kota Denpasar. b. Melalui konsep Fun and Educative dapat merancang media komunikasi visual yang efektif, dan komunikatif, serta tepat pada sasaran dapat terwujud, sehingga tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap warga Dampak dari makanan ringan terhadap kesehatan anak di Denpasar. 5.2 Saran Melihat hal yang tertulis dalam laporan ini, adapun saran-saran yang ingin disampaikan, antara lain: a. Pemerintah diharapkan dapat lebih peduli dalam upaya peningkatan pangan dan makanan yang sehat buat anak-anak. b. Masyarakat sekitar diharapkan ikut berpartisipasi dalam upaya Sosialisasi terhadap kesehatan anak. c. Pihak manajemen pada suatu perusahaan hendaknya memberikan perhatian serius terhadap perancangan media promosi pada perusahaannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tanggung jawab pada seorang yang benar-benar berkompeten mengenai hal tersebut seperti desainer komunikasi visual, karena proses perancangan media sangatlah penting selain sebagai media komunikasi juga dapat memberi citra (image) terhadap suatu produk/jasa pada perusahaan itu sendiri. d. Bagi para desainer, dalam membuat desain sebaiknya memperhatikan konsep yang digunakan, dengan menyesuaikan unsur-unsur desain, seperti ilustrasi, teks / tipografi, warna, dan layout. Yang selanjutnya bisa diwujudkan dengan bahan dan teknik cetak yang sesuai dengan mediamedia yang dirancang. Serta juga memperhatikan kapan, dimana, dan frekuensi media tersebut disebarkan. Sehingga media-media tersebut, bisa efektif dan efisien digunakan untuk mempromosikan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Agusrijanto. 2001. Copywriting : Seni Mengasah Kretivitas & Memahami Bahasa Iklan. Bandung : PT. Remaja Rosadakarya Offset. Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka Ananda, Maya. 1978. Seluk Beluk Reklame Dalam Dunia Perdagangan, Jakarta: Mutiara Arikunto, Suharsimi. 1985. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinieka Cipta. Daryanto S.S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Apollo, Surabaya. Echols John M and Shdily Hassan. 1975. Kamus Inggris Indonesia, PT Gramedia, Jakarta. Hadi, Sutrisno. 1987. Metodelogi Research, Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Herdiman, Ima. 2006. 400 Istilah Public Relations Media dan Periklanan. Jakarta : Gagas Ulung. Kusrianto Adi. 2007. Pengantar DKV, Penerbit Andi, Yogyakarta. Kusmiarti,R.Artini. 1999. Teori Dasar Disain Komunikasi Visual / oleh Artini, Sri Pudjiastuti,Pamudji Suptandar-Djambatan, Jakarta. Marzuki. 1995. Metodologi Riset, Yogyakarta: BPEFE-UII. Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosadakarya. Nasir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalilea Indonesia Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: CV Andi Offset. Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin. Kamus Mini Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola. Poerwadarminta. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. . 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. . 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer, Penerbit Andi, Yogyakarta. Rustan,Surianto.2009.Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sachari, Agus. 1986. Paradigma Desain Indonesia. Jakarta: CV Rajawali. Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain. Arsitektur. Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Sanyoto, Ebdi, Sadjiman. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana). Yogyakarta: CV. Arti Bumi Intaran. Surakhmad, 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Jakarta; PT. tarsito. Susanto, Astrid. 2002. Filsafat Komunikas. Bandung: Bina Cipta. Tapran, Hidayat. 2006. Grafika & Teknologi Cetak (Offset Lithografhy). Surabaya : JP BOOKS. Waduis, Anwar. 2002. Filsafat Estetika. Nur Cahyo Widowati, Heningtyas dan Novi Mayasari. 2007. Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta Badan Standardisasi Nasional, 2000.30 oktober2012 www.coopsual.com, diakses 30 Desember 2012 www.countinental.com, diakses 30 Desember 2012 www.devianart.com, diakses 5 November 2012 www.klasifikasiwarna.com, diakses 6 April 2012 www.popiesart.com, diakses 1 November 2012 www.S3.amazonaws.com, diakses 5 november April 2012 www.streetilusion.com, diakses 6 November 2012 www.wb8.itrademarket.com, diakses 6 November 2012 www.wikipedia.org, diakses 6 November 2012 www.yep4.com, diakses 5 November 2012