BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Landasan Teori periklanan Dalam hal ini penulis juga ada menggunakan beberapa referensi buku – buku sebagi teori pendukung yang relevan. CREATIVE ADVERTISING, Mario Pricken. Salah satu teori pendekatan visual yang di gunakan adalah METAPHOR AND ANALOGY. Metaphor adalah salah satu dari banyak sarana komunikasi yang paling efektif dalam memberikan sinonim (perbandingan). Yang mana pada teori ini menekankan pada sinonim kata untuk menjelaskan message yang ingin di sampaikan. Dan dalam tahap ‘memperkenalkan’ produk di pasaran, Methapor membandingkan produk (Sambal Cap Jempol) dengan sesuatu (wording, action) yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Dengan tujuan mempermudah konsumen untuk mengingatnya. Metaphors have always been one of the most effective forms of communicating meaning in a subtle and elegant way. The underlying operation is the search for similarities, because the best way to understand the significance of something new is to compare it with something we already know. • Tipografi dalam Desain Grafis Hadirnya tipografi dalam sebuah media terapan visual merupakan sebuah factor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual. Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan property visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensial untuk menterjemahkan atmosfir – atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk – bentuk visual. • Periklanan Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan sebagai salah satu pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah – murahnya. Dan di zaman sekarang perikalanan merupakan sebagai bagian dari kehidupan industri modern dan dapat dengan mudah ditemukan di Negara – Negara maju atau Negara – Negara yang tengah mengalami perkembangan ekonomi secara pesat. • Ngobrolin iklan yuk! “Masa yang paling indah adalah masa anak – anak.kita ga perlu mikirin nyari duit. Semuanya sudah tersedia; makanan, pakaian, rumah, pokoknya yang kita lakukan cuma main, main, dan main.pokonya indah banget deh masa anak - anak” Pada dasarnya manusia memang tidak pernah kehilangan jiwa kanak – kanaknya. Sampai usia 80 tahun pun kita tetap sebagai anak – anak. Sebagai contoh, dalam buku NGOBROLIN IKLAN YUK!! Budiman Hakim menceritakan pengalaman bersama anaknya Leon yang baru berumur 6 tahun. Anaknya yang baru berumur 6 tahun selalu bertanya mengapa begini dan mengapa begitu, walaupun Budiman Hakim bosan untuk menjawabnya, itu lah dunia anak – anak. Sedangakan pengalaman pada ibunya adalah Budiman Hakim menceritakan tentang fungsi e-mail dan Yahoo Messenger, tetapi sebuah jawaban yang bertolak belakang yang di peroleh oleh Budiman Hakim. “udah ah, susah!” itu lah kenapa Budiman Hakim menerapkan prinsip jadilah anak – anak sepanjang hidup kita. Dengan menjadi anak – anak, kerja kita selalu bermain – main. Sebagai anak – anak kita akan selalu penuh rasa ingin tahu pada hal – hal baru. Sama halnya dengan periklanan, sesuatu yang fun dan playful akan lebih mudah diingat dan dikenang dalam jangka waktu yang lama. • Lanturan tapi relevan Bagaimana menilai sebuah iklan yang bagus dan jelek? Sebuah pertanyaan yang sulit untuk di jawab. Akan tetapi sebagai panduan, pada buku LANTURAN TAPI RELEVAN ditulis bahwa rumusan dasar yang mungkin dapat dipakai dalam menilai sebuah iklan yang baik adalah iklan tersebut memiliki ‘SUPER A’. (Simple, Unexpected, Persuasive, Entertaining, Relevan dan Acceptable). ¾ SIMPLE Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan orang sebagai sesuatu yang sederhana, sebagai sesuatu yang dapat di mengerti dengan sekali lihat. Dalam konteks ini, pengertian simple akan lebih tepat diartikan dengan tidak banyak elemen dan komunikatif. Dengan kata lain, gunakan elemen sesedikit mungkin namun iklan tersebut harus dapat berbicara semaksimal mungkin. ¾ UNEXPECTED Dalam kehidupan sehari – hari, kita selalu di kelilingi dan diserang oleh iklan dari berbagai penjuru. Di rumah, di mobil, di jalan, di mall dan di mana – mana. Dari ribuan iklan yang bertebaran, hanya beberapa saja yang bisa kita ingat. Karena itulah iklan yang smart akan menjadi outstanding. Kemampuan sebuah iklan untuk menempatkan diri dalam otak, dikarenakan idenya yang unik. Ide yang unik akan membuat sebuah iklan menjadi unpredictable. Ide yang yang tidak disangka – sangka akan jauh lebih di ingat oleh konsumennya. Lebih di hargai dan akhirnya akan menjadi top of mind. Paling tidak dalam segmentnya. ¾ PERSUASIVE Sering di sebut juga dengan daya bujuk. Daya bujuk mempunyai daya pengaruh untuk menyihir seseorang untuk melakukan sesuatu. Iklan dengan daya bujuk yang kuat hampir pasti akan menggerakan konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand kita dan tertarik untuk mencobanya. Jangan terjebak untuk menjadi kreatif dengan membuat hal yang unik tapi tidak relevan dengan brandnya. ¾ ENTERTAINING Dari banyaknya iklan yang ada, hanya ada beberapa iklan yang menghibur. Dan sedikit yang terlintas di benak kita. Selebihnya hanya iklan – iklan standar yang akan terlewatkan begitu saja dari penglihatan dan ingatan kita.Karena itu, entertaining menjadi factor yang tidak bisa di abaikan. Entertaining tidak hanya berarti lucu. Tetapi dalam skala yang lebih luas, entertaining berarti mampu mempermainkan emosi konsumennya. ¾ RELEVAN Relevan. Selantur apapun,ide kita harus tetap relevan. Harus ada pertanggung jawaban, harus tetap ada rasionalisasi dan harus ada korelasi dengan brand ¾ ACCEPTABLE Point ‘acceptable’ sengaja ditaruh di antara tanda kutip tunggal, karena point ini lebih ditunjukkan pada penerimaan masyarakat atas iklan yang kita buat. Ada banyak iklan yang mengundang reaksi masyarakat karena di anggap melampaui nilai – nilai ketimuran yang kita anut. 4.1.2 Daya Tarik Iklan • TVC Seperti hal nya yang di katakana oleh Budiman Hakim, “lebih baik mempunyai pikiran seperti anak kecil karena rasa ingin tahu nya lebih besar di banding dengan pikiran orang dewasa”. Jadi dalam hal ini, penulis akan memakai action lucu dan mudah di ingat oleh banyak orang. • Print Ad 1. Warna Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa, dan warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlihatan konsumen, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : 1. Terang, nilai daya pantulnya 50% sampai 70% 2. Sedang, nilai daya pantulnya 25% sampai 50% 3. Gelap, nilai daya pantul 5% samapai 25% Warna dengan daya pantul tinggi akan lebih terlihat dari jarak jauh dan direkomendasikan bagi sebagian besar kemasan, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar ke konsumen. Selain warna yang telah disebutkan diatas,warna juga dibagi / dikategorikan menjadi warna keras (hangat), lembut (dingin), dan muda (pucat). • Karakteristik warna : 1. Warna terang (disukai oleh muda-mudi, membuat kemasan menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata, sehingga sangat disukai pada aplikasi pengemasan) 2. Warna keras / hangat (termasuk di dalamnya adalah warna merah, oranye, kuning, warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih) 3. Warna lembut / dingin (termasuk di dalamnya adalah warna hijau dan biru, warna ini kuarang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produk-produk tertentu) 4. Warna muda / pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi muda-mudi, jarang direkomendasikan untuk kemasan, kecuali untuk kondisi tertentu) 5. Warna medium (sifatnya umum, dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi) 6. Warna tua (memiliki nilai pantul paling rendah, dan harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat) 2. Ilustrasi Merupakan unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah promosi karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa dan kata-kata. Ilustrasi dapat mengungkapkan suatu hal dengan lebih cepat dan efektif daripada teks. Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah sebagai berikut : 1. Menarik perhatian 2. Menonjolkan salah satu keistimewaan produk 3. Memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen 4. Mendramatisasi pesan 5. Merangsang minat membaca keseluruhan pesan 6. Menjelaskan suatu pernyataan 7. Menciptakan suatu suasana khas 8. Menonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang ditampilkan Ilustrasi yang akan dipakai berupa foto, yang bertujuan untuk memvisualisasikan pedasnya Sambal Cap Jempol melalui action. 3. Tipografi Teks pada print Ad merupakan pesan kata-kata, yang digunakan untuk menjelaskan produk yang ditawarkan sekaligus mengarahkan agar konsumen bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsennya. Ada 6 golongan tipografi, yaitu : Romawi gaya lama, Romawi Modern, Romawi peralihan, Tanpa Kait / sans Serif, Berkait papak / Square Serif, Aneka ragam / miscellaneous / decorative Dalam kasus promosi Sambal Cap Jempol, maka tipografi yang akan dipakai pada promosinya yang baru adalah yang termasuk dalam kategori dekoratif, namun bukan yang ornamental, melainkan huruf yang lebih mencerminkan anak muda dan keceriaan. Karakteristik huruf yang akan dipakai agak bulat (tidak berkait dan berujung tajam), lebih dinamis susunanya, namun tetap sederhana agar mudah dibaca oleh anak muda. 4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Keyword : Sambal terpedas 4.2.2 Target Audience GEOGRAFIS Domisili : masyarakat perkotaan (keluarga) DEMOGRAFIS Usia : 25 - 30 tahun (penyuka rasa pedas) Jenis kelamin : laki – laki dan perempuan PSIKOGRAFIS Kelas social : B (menegah) Gaya Hidup : gemar makan (teruatama rasa pedas) Kepribadian (personality) : ceria, fun 4.2.3 Tone and Manner How to Say : umur, gaya bahasa, humor. 4.2.4 Positioning Sambal terpedas yang membuat anda terkejut karena pedasnya 4.2.5 Tagline : “Beraaaaasaaa… pedasnya” 4.2.6 Approach Pendekatan yang dilakukan ialah dengan metode : 1. Rasional : Yaitu melalui pesan - pesan yang mudah di ingat, pendekatan ini diaplikasikan pada media-media yang sifatnya informatif, seperti print-ad majalah, radio script dan TVC 2. Emosional : Yaitu melalui action / tindakan, yaitu lebih bersifat humor dan persuasif agar para calon konsumen tertarik untuk membeli produknya, dan di tunjang dengan menggunakan warna-warna yang panas (agar lebih terlihat fresh dan menggugah selera) 4.2.7 Visualisasi • TVC : Action : akan lebih condong humor dengan kejadian – kejadian yang sengaja atau tidak di sengaja. • Print Ad Ilustrasi : ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah tampilan visual berupa foto Tipografi : typeface yang akan di pakai adalah yang berkesan segar (seperti sambal yang melelet) dan ceria. Dengan tampilan font Akbar. Gambar 4.2.7 Warna : Warna yang akan di pakai adalah warna yang bersifat warm dan hot. (orange, merah dan hitam) dan ditambah dengan warna corporate color, putih. 4.2.8 Pemilihan Item - TVC - Print ad (untuk mempromosikan image pedas pada Sambal Cap Jempol) - Radio script (sebagai sarana primer / utama yang ‘menyerang’ secara personal bagi pemakai kendaraan bermotor khususnya mobil) - Viral – internet (salah satu media promosi yang akan menjadi worth of mouth di dalam masyarakat) - Direct Mail (sebagai salah satu media promosi yang menyediakan sample Sambal Cap Jempol) - Shelf talker (sebagai sarana promosi di supermarket) - Rak display (sebagai sarana promosi yang ‘menyerang’ secara umum dengan tampilan rak display yang mencolok) - Kaos (sebagai hadiah setiap minggu pada event yang di adakan) - Banner - Topi - Flyer - Billboard - Flag chain - Pen