PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL (PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : SAFRIL MUNFADHIL NIM : 12507023 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Safril Munfadhil NIM : 12507023 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul : PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL (PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun P elajaran 2009/2010) Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 03 Maret 2010 Pembimbing Mufiq. M. Phil. NIP. 19690617 1996031 004 iii KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected] PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara SAFRIL MUNFADHIL dengan Nomor Induk Mahasiswa 12507023 yang berjudul : “PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL (PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010)” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 20 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat -syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Salatiga, 20 Maret 2010 04 Rabiul Akhir 1 931 H Panitia Ujian Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002 Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 1991103 1 001 Penguji I Penguji II Drs. H. Ahmad sulthoni, M. Pd NIP. 19681104 199803 1 002 H. Muh. Irfan Helmy, Lc, MA NIP. 19740104 200003 1 003 Pembimbing Mufiq, M. Phil NIP. 19690617 199603 1 004 iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Safril Munfadhil NIM : 12507001 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru MI Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar - benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk ber dasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 03 Maret 2010 Yang menyatakan, Safril Munfadhil 12507023 v ABSTRAK Munfadhil, Safril. 2010. Peningkatan Keterampilan Sholat Dengan Menggunakan Metode Drill (PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010) . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru MI. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Mufiq, M. Phil. Kata Kunci : Keterampilan Sholat, Metode Drill. Penelitian ini merupakan up aya dalam meningkatkan keterampilan sholat siswa dengan metode drill pada siswa kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Permasalahan ysng ingin dijawab dalam penelitian ini adalah 1) Apakah penerapan metode drill d apat meningkatkan keterampilan gerak dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? 2) Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan evaluasi dan pengamatan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan gerakan sholat siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus I nilai rata- rata 51 dengan tingkat ketuntasannya 19%. Pada siklus II nilai rata- rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 50%. Pada siklus III nilai rata - rata 70 dengan tingkat ketuntasannya 94%. Penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan sholat siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus I nilai rata - rata 54 dengan tingkat ketuntasannya 25%. Pada siklus II nilai rata - rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 87%. Pada siklus III nilai rata- rata 74 dengan tingkat ketuntasannya 100%. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto “ Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang -orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku ”. Persembahan 1. Kepada istriku tercinta Anawati 2. Kepada anakku tersayang Zahra Khisma Safrilana 3. Kepada orang tuaku Bapak Sutarjo dan Ibu Siti Munafatun yang telah memberikan do’a dan semangatnya untukku 4. Kerabat-kerabatku dan Almamaterku 5. Terima kasih kepada Bapak Mufiq, M.Phil yang telah banyak memberikan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini. vii KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya. Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa selesainya penulisan ini berkat bantuan dari orang - orang disekitarnya, tidak ada kata yang patut diucapkan untuk beliau - beliau ini kecuali terima kasih. Terima kasih ini penulis haturkan kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN. 2. Ahmad sulthoni, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Guru MI. 3. Mufiq, M.Phil, selaku dosen pembimbing skripsi. 4. Kepala Sekolah, guru dan siswa MI Muhamadiyah Garanga n Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. 5. Teman- teman seperjuangan PGMI Transfer yang banyak memberikan semangat untukku. Dan semua yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, maaf tidak bisa disebutkan secar a terperinci karena kekurangan penulis. Salatiga, 03 Februari 2010 Safril Munfadhil 12507023 viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR BERLOGO ...................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii DAFTAR ISI...................................................................................................... ix ABSTRAK ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4 F. Definisi Operasional .................................................................... 4 G. Metode Penelitian ....................................................................... 5 1. Rancangan Penelitian ............................................................. 5 2. Subyek Penelitian................................................................... 7 3. Instrumen Penelitian .............................................................. 7 4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 8 ix 5. Analisis Data .......................................................................... 8 H. Sistematika Penulisan .................................................................. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan shalat .................................................................... 10 B. Metode drill ................................................................................ 14 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ........................................................................ 33 B. Deskripsi Persiklus ...................................................................... 34 1. Deskripsi Pelaksanaan PraSiklus .......................................... 35 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................. 37 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................ 40 4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .......................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum MI Muhammadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali ................................................ 46 B. Deskripsi Hasil Penelitian per Siklus .......................................... 53 1. Hasil Penelitian Pra Siklus .................................................... 55 2. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................ 55 3. Hasil Penelitian Siklus II ...................................................... 58 4. Hasil Penelitian Siklus III ...................................................... 60 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 68 B. Saran ........................................................................................... 68 x C. Penutup ....................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS xi DAFTAR TABEL Tabel I : Latar Belakang Pendidikan dan Pengamalan Mengajar Guru pada MI Muhammadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali ...................................................................... 49 Tabel II : Hasil Evaluasi Pra Siklus .............................................................. 54 Tabel III : Hasil Observasi Pra Siklus ............................................................ 55 Tabel IV : Hasil Evaluasi siklus I.................................................................... 56 Tabel V : Hasil Observasi Siklus I ................................................................. 57 Tabel VI : Hasil Evaluasi siklus II ................................................................. 58 Tabel VII : Hasil Observasi Siklus II ............................................................... 58 Tabel VIII : Hasil Evaluasi siklus III ................................................................. 60 Tabel IX : Hasil Observasi Siklus III .............................................................. 61 Tabel X : Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Gerakan Sholat) ........................................................... 63 Tabel XI : Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Bacaan Sholat) .............................................................. 49 Grafik I : Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklu s II, Siklus III (Gerakan Sholat) .......................................................................... 65 Grafik II : Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III (Bacaan Sholat) ............................................................................. 65 Grafik III : Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III (Gerakan Sholat) ........................................................................... 66 Grafik III : Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III (Bacaan Sholat) ............................................................................. 66 xii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Terminologi pendidikan selalu menempatkan kajian tentang metode sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Bahkan sering kali terjadi perdebatan tarik menarik mana yang lebih penting, materi yang baik atau metode yang baik untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar (PBM). Perdebatan tersebut menunjukkan metode tidak dapat dipandang sepele dalam keberhasilan PBM. Metode drill ialah jalan (cara) yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid (Abu Bakar, 1981: 8). Metode merupakan rencana menyeluruh yang berh ubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan. Guru memikirkan cara menyampaikan materi pelajaran dengan memperhatikan tujuan umum dan tujuan khusus serta keadaan murid. Guru perlu memikirkan variasi metode yang paling sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Tidak ada satu metode yang paling baik dan sesuai untuk seluruh mata pelajaran. Setiap metode di samping mempunyai kelebihan juga mempunyai kekurangan. Pemilihan dan penggunaan metode pengajaran hendaknya didas arkan pada tujuan yang ingin dicapai, materi yang ingin disampaikan kondisi anak. Metode tersebut diharapkan mampu membangkitkan dan mengembangkan aktifitas belajar siswa. Keterampilan guru untuk memilih metode yang tepat dan sesuai dengan PBM sangat penti ng. Dr. Muhammad Abdul Qadir Ahmad 1 xiii menyatakan bahwa keberhasilan guru pada dasarnya juga ditentukan oleh pemakaian metode yang baik (Ahmad, 1979 : 6). Materi sholat merupakan materi yang termasuk tertua dalam pendidikan agama Islam. Pengajaran Sholat telah dilakukan Rasulullah secara langsung bersamaan dengan pertumbuhan agama Islam. Sholat merupakan kewajiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim. Sholat pertama kali diperintahkan pada malam Isra’ dan Miraj Rasulullah Muhammad SAW. Tata cara ibadah Sholat sendiri memiliki ketentuan khusus yang telah diatur dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Keadaan di atas, perlu penanganan secara serius agar peningkatan kualitas pembelajaran dapat dicapai. Untuk meningkatkan keterampilan gerakan dan bacaan Sholat maka peneliti menggunakan metode drill dalam penelitian ini. Karena metode tersebut sangat tepat untuk menanamkan keterampilan yang bersifat gerak atau motorik. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan gerak dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? 2. Apakah penerapan metode drill dapat me ningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? xiv C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? 2. Untuk meningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? D. HIPOTESIS TINDAKAN Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan yang dirumuskan (Arikunto, 2008: 67). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Metode drill dapat meningkatka n keterampilan gerak dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. 2. metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoritis xv Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan dan pemilihan metode drill pembelajaran pada umumnya, dapat memperkaya khasanah dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian ini pada khususnya. 2. Praktis a. Guru dapat menggunakan metode drill pada pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai media pembelajaran meningkatkan keterampilan gerakan dan bacaan dalam sholat b. Penelitian ini dapat sebagai masukan pengambilan kebijakan untuk pembinaan kepada guru PAI terutama dalam hal kreatifitas pemilihan dan penggunaan metode drill. F. DEFINISI OPERASIONAL Supaya penelitian terarah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari tujuan yang diharapkan maka perlu adanya penegasan istilah yaitu : 1. Keterampilan sholat Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan, kemudian mendapatkan awalan ‘ke’ dan akhiran ‘an’ menjadi ‘keterampilan ’ yang dijadikan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. (Depdikbud, 1993: 935) xvi Sholat berasal dari bahasa Arab ‘ash Sholat’ yang diartikan dengan sembahyang, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. (Depdikbud, 1993:771). Jadi keterampilan Sholat dapat diartikan dengan kecakapan untuk melakukan Sholat meliputi ucapan dan gerakan sesuai dengan syara’. 2. Metode drill Metode drill adalah metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara diulang-ulang dengan terus menerus sehingga menghasilkan ketangkasan dan keterampilan (skill) dan profesionalisme (Darwis, 1996 : 226) G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang setting penelitian baik lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek yang diketahui tindakan (Arikunto; 2007 : 39). Adapun sebagai siklus atau tahapan penelitian tintakan kelas adalah sebagai berikut : Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan xvii Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pelaksanaan SIKLUS III a. Perencanaan tindakan Pelaksanaan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan kelas, seperti penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar evaluasi. b. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. c. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan yaitu dengan cara menggambarkan objek yang diamati d. Refleksi menjadi landasan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu tindakan yang tel ah dilakukan. 2. Subyek Penelitian a. Lokasi penelitian 1) Tempat penelitian : MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro 2) Mata Pelajaran : Fiqih 3) Materi pokok : Praktek Sholat xviii 4) Kelas/Semester : III / I b. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dim ulai tanggal 25 Nopember sampai 5 Desember 2009. Siklus I dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2009 Siklus II dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2009 Siklus III dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2009 c. Subyek penelitian Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 16, terdiri dari 8 laki -laki dan 8 perempuan. 3. Instrumen penelitian a. Lembar observasi b. Lembar rencana pembelajaran xix 4. Teknis pengumpulan data a. Dokumentasi Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi berupa foto, dll (Arikunto, 2005 : 64). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro tahun pelajaran 2009/2010. b. Tes Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dalam hal keterampilan sholat. Tes yang dimaksud disini adalah praktek sholat. c. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Nawawi, 2003 : 16). Observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan pembelajaran berkaitan dengan keaktifan siswa dalam mata pelajaran fiqih untuk meningkatkan keterampilan sholat. 5. Anslisis data a. Analisis dengan menggunakan tes praktek sholat, untuk mengukur keterampilan gerak dan bacaan sholat siswa. b. Statistik diskriptif untuk mengukur perbandingan hasil tes per siklus. H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI xx Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam format skripsi sebagai berikut : 1. Bagian awal terdiri dari : Halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstra k, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian inti terdiri dari : BAB I Pendahuluan, berisikan definisi operasional, rumsuan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis , metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III. BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan, deskriptif per siklus dan pembahasan tiap siklus. BAB V Penutup, memuat kesimpulan dan saran. 3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran -lampiran dan riwayat hidup penulis. xxi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Sholat dan Unsur-unsurnya 1. Pengertian Keterampilan Sholat Keterampilan sholat secara bahasa terdiri dari 2 kata, yaitu keterampilan dan sholat. Keterampilan berarti kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baik dan cermat dengan keahlian (Poerwadarminta, 1976:1088). Sedangkan sholat menurut bahasa berarti doa sedangkan menurut istilah fiqih berarti perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat -syarat tertentu” (Rifai,dkk, 1978:53). Nazaruddin Razak menyatakan bahwa, sholat menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut istilah bera rti suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan laku perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam berdasarkan syarat -syarat dan rukunrukun tertentu”(Razak, 1990:191). Menurut Sayyid Sabiq, “ Sholat adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir diakhiri dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan”(Sabiq, 1990:191). Dengan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, keterampil an sholat adalah suatu kemampuan, kecakapan dan keahlian yang meliputi keterampilan gerakan dan bacaan 10 xxii sholat dengan baik dan benar yang sesuai dengan syarat -syarat dan rukunrukun yang telah ditentukan syara’. 2. Jenis Keterampilan Sholat Sholat merupakan materi yang termasuk tertua dalam pendidikan agama Islam. Pengajaran sholat telah dilakukan Rasulullah secara langsung bersamaan dengan pertumbuhan agama Islam. Sholat merupakan kewajiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim. Sholat pertama kali diperintahkan pada saat malam isra’ dan mi’raj Rasulullah Muhammad SAW. Tata cara ibadah sholat sendiri memiliki ketentuan khusus y ang telah diatur berdasarkan tata cara yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, target pengajaran sholat bukan sekedar edukatif, tetapi juga syar’i. Siswa harus terampil dan tangkas dalam keterampilan sholat. Secara umum keterampilan tersebut, meliputi bacaan dan gerakan sholat. Seluruh keterampilan ibadah sholat harus intregal dan terpadu dikuasai siswa. Adapun jenis keterampilan sholat, dalam kajian ini akan dititikberatkan kepada bacaan dan gerakan sholat. Bacaan dan gerakan tersebut selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Bacaan wajib dalam sholat 1) Niat sholat 2) Membaca bacaan takbiratul ihram (Allahu Akbar) 3) Membaca surat Al-Fatihah 4) Membaca bacaan tasyahud akhir 5) Membaca shalawat Nabi Muhammad xxiii 6) Membaca shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad pada tasyahud akhir 7) Membaca salam pertama (Rasyid, 1976:82 -83). b. Bacaan sunat dalam sholat 1) Membaca ta’awudz 2) Membaca do’a iftitah 3) Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an selain surat al-Fatihah 4) Membaca takbir intiqol setiap gerakan sholat 5) Membaca doa ruku’ 6) Membaca doa i’tidal 7) Membaca doa sujud 8) Membaca doa di antara dua sujud 9) Membaca bacaan tasyahud awal 10) Membaca salam yang kedua 11) Membaca amin setelah membaca al-Fatihah 12) Mengeraskan bacaan surat Al -Fatihah dan surat Al-Qur’an pada saat sholat magrib, isya’ dan shubuh (Rasyid, 1976:94 -100) c. Gerakan wajib dalam sholat 1) Berdiri apabila mampu 2) Melakukan rukuk dengan tumakninah 3) Melakukan i’tidal dengan tumakninah 4) Melakukan sujud dengan tumakninah 5) Melakukan duduk di antara dua sujud dengan tumakninah 6) Melakukan duduk akhir dengan tumakninah 7) Melakukan salam yang kekanan (Hasan, 1994:58 -63). d. Gerakan sunat dalam sholat 1) Mengangkat tangan ketika takbirotul ihrom 2) Mengangkat tangan akan ruku’ 3) Mengangkat tangan ketika bangun dari ruku’ 4) Meletakkan telapak tangan kanan di atas tangan kiri ketika bersedekap di antara pusar dan dada 5) Memandang ke tempat sujud xxiv 6) Meletakkan kedua telapak tangan di atas dua lutut ketika sed ang ruku’ 7) Melakukan duduk iftirasy pada setiap duduk kecuali duduk tasyahud akhir 8) Melakukan duduk tawaruk ketika tasyahud akhir 9) Melakukan duduk tasyahud awal 10) Melakukan duduk sebentar setelah melakukan sujud yang kedua 11) Melakukan salam yang kedua (Hasan, 199 4:64-70). Bacaan dan gerakan dalam sholat harus dikuasai oleh siswa sebagai bentuk keterampilan dalam sholat. Bacaan dan gerakan yang merupakan rukun/ wajib harus dilakukan dan bacaan dan gerakan yang merupakan sunat dalam sholat lebih baik dilakukan, ka rena menambah kesempurnaan sholat. 3. Dasar Ibadah Sholat Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang harus dikerjakan oleh setiap umat Islam. Sholat merupakan kewajiban yang bersifat individual (Fardhu ‘Ain). Bahkan sejak 7 tahun seseorang sudah di perintahkan untuk belajar sholat dan diperkenankan dipukul untuk pembelajaran jika meninggalkan sholat pada usia 10 tahun. Oleh karena itu siswa harus terampil dan tangkas dalam gerakan sholat, serta terampil dalam menyerasikan antara bacaan dan gerakan sholat tersebut secara baik dan benar. Adapun dasar kewajiban ibadah sholat secara tegas terdapat dalam Al-Qur’an . Di antara dasar dari perintah sholat adalah firman Allah sebagai berikut: xxv a. Surat Al Baqarah, ayat 110 : ( ١١٠ : ) اﻟﺒﻘﺮة..... Artinya: Dan dirikanlah Sholat dan kerjakanlah zakat (Al Baqarah : 110) (Depag RI, 1984:92). b. Surat An Nisaa’ ayat 103 : ( ١٠٣ : ) اﻟﻨﺴــﺎء Artinya : “… Sesungguhnya Sholat itu adalah fardhu yang telah ditentukan atas orang-orang mukmin” (An Nisaa’: 103) (Depag RI, 1984:138). Dari beberapa ayat Al-Qur’an tersebut di atas, menunjukan betapa kewajiban sholat merupakan kewajiban utama bagi umat Islam. Sholat merupakan identitas dan ciri khas umat Islam. Kewajiban sholat mengenai setiap individu dan ketentuannya telah diatur sedemikian rupa berdasarkan wahyu yang telah diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. B. Metode Drill Dalam proses kegiatan Belajar Mengaja r (KBM) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), banyak ditemukan berbagai materi yang mempunyai kekhusunan, baik yang berkaitan isi materi maupun tujuan. Berbagai Pekhususan tersebut menuntut kreatifitas seorang guru agar tujuan yang diperoleh siswa dapat sesuai dengan maksud syara’ (agama). Diantara kreatifitas guru yang perlu ditekankan di sini adalah kemampuan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, target, dan kondisi siswa. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai akan menjamin xxvi keberlangsungan proses yang bermutu, sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal. Berbagai alternatif metode pembelajaran dipilih dan digunakan oleh guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas, dengan berbagai pertimbangan tujuan, isi materi, dan kondisi siswa serta PBM, sehingga tujuan pengajaran dan bahan pengajaran lebih jelas, serta isi materi pembelajaran dengan mudah diterima siswa. Oleh karena itu, apabila guru dengan tepat menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tujuan peng ajaran, kesiapan guru dan siswa, situasi dan kondisi yang meliputi waktu yang tersedia dan fasilitas yang ada, maka proses belajar mengajar akan lebih berarti dan bermakna dan berhasil dengan baik. Metode pengajaran merupakan cara yang berisi prosedur buk u untuk melakasanakan kegiatan kependidikan, khususnya untuk kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa (Syah,1995:202). Dalam perkembangannya metode pengajaran ini telah dipandang sebagai disiplin ilmu yang disebut dengan metodologi pengajaran. Deng an pemahaman ini metodologi diartikan sebagai ilmu yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu” (Darwis, 1996:226). Sedangkan ketika dirangkaikan dengan kata pengajaran, metodologi pengajaran diartikan sebagai Suatu ilmu mengenai prinsip -prinsip suatu proses (cara) mengajar, atau dapat dikatakan, suatu ilmu tentang metode-metode mengajar”(Djajadiasastra, 1982:12). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, metode pengajaran dipahami sebagai suatu cara atau teknik yang ditempuh untuk menyampaikan isi pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga terjadi interaksi, xxvii komunikasi antara guru dan siswa dalam rangka mewujudkan suatu tujuan pengajaran yang diinginkan. Metode pengajaran merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pengajaran di kelas. Dengan metode pengajaran yang baik kegiatan proses belajar mengajar semakin menyenangkan, menggembirakan dan mempercepat hasil yang diinginkan. Dalam kaitan dengan metode dalam proses balajar mengajar terdapat berbagai alternatif metode yang dapat dipilih oleh guru. Masing -masing metode pengajaran tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kualitas metode pengajaran tergantung kepada kompetensi guru yang bersangkutan sebagai pelaksana pengajaran di kelas. Ia harus mampu untuk m elayani semua anak didik, baik secara individual maupun kelompok (Ludjito, tt : 28). Oleh karena itu setiap guru harus mampu memilih dan menggunakan metode tersebut sesuai dengan tujuan, jenis materi, dan kondisi PBM dan kondisi siswa. Di antara jenis metode mengajar tersebut adalah : metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode drill/ latihan, metode demontrasi/ eksperimen, metode pemberian tugas, metode kerja kelompok, metode bermain peran, metode karya wisata (Darwis, 1996:229). Senada den gan hal tersebut, Muhibin Syah, menyatakan bahwa jenis metode pengajaran, antara lain : metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode ceramah yang meliputi : ceramah plus tanya jawab dan tugas, ceramah plus diskusi dan tugas, ceramah plus demo nstrasi dan latihan (Syah, 1995: 204 -213). Sementara menurut Tim Penyusun Naskah Buku Pedoman Guru Agama Islam Sekolah Dasar, jenis metode pengajaran, meliputi antara lain: metode ceramah, xxviii metode diskusi, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode resi stasi, metode karya wisata (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982 : 103 -109). Berdasarkan jenis variasi metode pengajaran di atas, dalam kegiatan belajar mengajar secara professional guru dituntut untuk mempu memilih dan menerapkan metode yang sesuai dengan kondi si yang sudah ada. Ketepatan dalam memilih metode akan membawa keberhasilan pengajaran, sebaliknya ketidaktepatan dalam metode akan membawa atau mengakibatkan kegagalan proses belajar mengajar (Djajadiasastra, 1982 : 10). Sesuai dengan cakupan kajian tenta ng metode drill dalam meningkatkan keterampilan Sholat, maka uraian berikut lebih difokuskan pada uraian metode drill dan keterampilan Sholat, sebagai berikut: 1. Pengertian Metode Drill Sebagai Metode Pengajaran Metode drill merupakan salah satu alternatif metode yang cukup sesuai dengan materi keterampilan Sholat yang meliputi keterampilan dalam bacaan dan gerakan Sholat siswa. Sekalipun demikian, efektifitas metode drill dalam materi keterampilan Sholat tetap tergantung kepada keahlian guru dan kesesuaian kondisi siswa dan PBM. Sebaik apapun metode tanpa diimbangi kemampuan guru menggunakan metode tersebut, tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kemampuan guru yang profesional dalam wawasan metodologi pengajaran akan dapat mengembangkan fungsi me tode pengajaran tersebut secara baik. Metode drill sebagai metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara diulang -ulang dan terus menerus sehingga menghasilkan ketangkasan dan keterampilan (skill) dan xxix profesionalisme (Darwis, 1996:104). Metode drill menekankan pada penguasaan ketangkasan dan keterampilan siswa dalam suatu materi yang disampaikan oleh guru. Guru mengulang -ulang materi dan siswa menirukan materi tersebut, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru. Karena titik tekan metode drill pada keterampilan, maka penggunaan metode ini lebih pada materi yang menuntut praktik langsung. Di dalam Al-Qur’an banyak diungkapkan beberapa ayat yang mengandung makna drill (pengulangan) ini, di antaranya adalah seb agai berikut: a. Surat Al Ankabut ayat 19 (١٩:)اﻟﻌﻨﻜﺒﻮت Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulangi kembali, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Al -Ankabut) (Depag RI, 1984 : 631). b. Surat Al Qiyamah ayat 16-18 Artinya: Janganlah kamu gerakan lidahmu untuk (membaca) AlQur’an karena hendak cepat-cepat menguasainya (16) sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpul kannya (di dalam) dan (membuatmu pandai) membacanya (17) Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaanya itu (18)” (Al - Qiyamah: 16-18) (Depag RI, 1984 : 999). xxx Dari dua ayat tersebut dapat dipahami, bahwa mengulang -ulang merupakan suatu fitrah bagi suatu pencapaian hasil yang maksimal. Pencapaian hasil yang maksimal memerlukan suatu proses yang berulang ulang. Bahkan Allah memperingatkan Nabi Muhammad SAW, yang tergesa untuk melafalkan bacaan Al-Qur’an yang dibacakan Jibril agar mengikuti secara pelan-pelan dan berulang-ulang. Kesadaran terhadap proses merupakan bagian dari prinsip agama Islam. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa metode drill adalah merupakan cara yang digunakan oleh guru, untuk memberikan dan mengembangkan keterampilan khusus kepada siswa melalui latihan yang kontinyu, berulang -ulang dan bersungguh-sungguh, sehingga siswa terbiasa melakukan sendiri, dengan kebiasaan tersebut siswa menjadi terampil dan tangkas. Dalam PBM PAI banyak tuntutan kemampuan berkaitan dengan keterampilan khusus. Ukuran keterampilan tersebut tidak saja bersifat edukatif, tetapi juga syara’. Oleh karena itu pembiasaan dan pengulangan keterampilan secara kontinyu akan menjadikan penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan maksimal. Di antara keterampilan keagamaan khusus yang menjadi target dari PBM PAI MI secara umum, yaitu: siswa mampu beribadah dengan baik dan tertib, siswa mampu membaca Al-Qur’an dan Siswa membiasakan berakhlak baik (Djazuli, dkk, 1990 : 2). Berdasarkan titik tekan PBM PAI tersebut, peran dan fungsi metode drill dapat menjadi salah satu alternatif metode dalam menyajikan materi keterampilan ibadah. Sekalipun demikian, penerapan metode drill xxxi perlu ditopang metode yang lain, seperti metode demonstrasi agar keterampilan yang dimiliki siswa menjadi utuh. Metode drill hanyalah sebagian alternatif bagi upaya pengembangan keterampilan ibadah siswa. 2. Penggunaan Metode Drill dalam PBM (Proses Belajar M engajar) Metode drill sebagai suatu metode pengajaran telah diakui penggunaannya oleh para ahli pendidikan. Penerapan metode drill dalam PBM dipandang sebagai upaya penanaman keterampilan dengan melalui pengulangan secara kontinyu terhadap materi tertentu . Penerapan metode drill mengacu pada beberapa prinsip -prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Menurut Muhibbin Syah, ada beberapa prinsip pokok yang perlu diperhatikan guru dalam menyelenggarakan latihan, yaitu: a. Latihan itu harus selalu didahului ata u diselingi dengan penjelasan guru mengenai dasar pemikiran dalam arti penting yang terkandung dalam keterampilan yang sedang dilatihnya. b. Latihan itu tidak membosankan siswa, oleh karenanya alokasi waktu yang singkat adalah lebih baik. c. Latihan itu harus menarik perhatian dan minat siswa serta menumbuhkan motif siswa untuk berfikir, karena menurut Jean Piaget, seorang siswa selalu berfikir selama Ia berbuat (Syah, 1995 : 214). Senada dengan hal tersebut, Suparta dkk menyatakan, bahwa terdapat sembilan prinsip dalam melaksanakan latihan, agar siswa dapat lebih jelas dan terampil terhadap suatu keterampilan, di antaranya sebagai berikut: xxxii a. Terlebih dahulu siswa harus mempunyai modal dasar pemahaman, pengetahuan dan keterampilan. b. Sebelum latihan siswa diberi p enjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai tujuan dan faedah dari latihan. c. Dalam latihan diusahakan agar siswa mempunyai keahlian dan keterampilan bertindak, jadi tidak hanya pengetahuan yang bersifat verbalisme. d. Dalam latihan hendaknya melalui tahapan -tahapan yaitu dari tahap menyampaikan persepsi sampai tahap terakhir atau penyempurnaan. e. Sasaran latihan diusahakan sesuai dengan tahapan -tahapan tersebut di atas, dimulai dari tahap penyempurnaan respon sampai kecepatan respon atau reproduktif. f. Mengenai waktu latihan jangan terlalu lama atau berjam -jam, tetapi latihan lebih baik menggunakan prinsip berlatih sepuluh kali dalam setengah jam itu daripada 1 kali dalam sepuluh jam. g. Situasi dan kondisi latihan diusahakan yang menyenangkan siswa, sehingga siswa tidak cepat bosan. h. Harus dipertimbangkan dan diperhatikan di dalam latihan yaitu mengenai perbedaan individu siswa, baik itu perbedaan fisik maupun psikologisnya, kemampuan berfikirnya dan intelejensinya. i. Bentuk latihan bisa dilakukan dengan cara klasikal, kelompok atau perorangan (Supriadi, 1997:59). Metode latihan/ drill bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi buta, secara mekanis, bukan asal mengulang, tetapi xxxiii melaksanakan latihan dengan pengertian dan mempunyai tujuan tertentu (Tim Penyusun PAI, 1982:104). Metode latihan ini menuntut adanya pengarahan dan koreksi dari guru, sehingga siswa tidak perlu mengulang suatu respon yang salah secara berulang -ulang. Suatu latihan juga bergantung kepada kesadaran siswa mengenai sukses dan gagalnya su atu latihan, kesalahan atau kekeliruan respon yang dibuat selama latihan dilaksanakan, sehingga siswa diberi peluang agar mampu mengoreksi kesalahan respon yang dibuat sendiri (Djajadiasastra, 1982:62). Kegiatan latihan perlu dibuatkan jadwal pelaksanaan latihan dengan teratur dan diselingi waktu istirahat yang cukup. Waktu istirahat tersebut dapat digunakan rekreasi ringan agar dapat memulihkan kembali kesegaran jiwa, fikiran dan tenaga (Djajadiasastra, 1982:63). Penggunaan metode drill dalam proses belaj ar mengajar memerlukan banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan khusus oleh guru. Karena dalam kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa unsur, diantaranya unsur siswa, padahal setiap individu siswa tidak sama berbeda satu sama lain, baik dari sisi kemampuan intelejensi, fisik, sosial ekonomi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam menerapkan metode drill, setidaknya terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru, sebagai berikut: a. Sebelum latihan seorang guru harus menjelaskan tujuan dan hal lainnya dengan sejelas-jelasnya kepada siswa, agar siap -siap dan senang berlatih. xxxiv b. Mengenai waktu latihan jangan terlalu lama, kalau bisa maksimal setengah jam saja, agar siswa tidak cepat bosan. c. Perbedaan setiap individu hendaklah diperhati kan dan dipertimbangkan oleh guru d. Harus dilakukan secara berulang -ulang dan terus menerus e. Dengan mengusahakan materi latihan tersebut dapat menarik siswa, sehingga siswa senang dan tidak bosan. f. Harus ada mekanisme latihan yang baik, praktis, tertib dan t eratur, yaitu memberikan latihan -latihan kepada siswa dengan tahapan tahapan, misalnya ada tahap pertama, tahap kedua. Tahap pertama pengenalan latihan, tahap kedua penyempurnaan latihan siswa. g. Materi latihan hendaknya bersifat pasti dan sudah baku sehing ga tidak mungkin ada perubahan -perubahan yang mendasar dengan perkembangan zaman, misalnya latihan keterampilan sholat yang meliputi bacaan sholat dan gerakan sholat. Dalam kegiatan belajar mengajar peran guru sangat menentukan keberhasilan tujuan pengaja ran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, seorang guru harus dapat mengenal dan memahami segala aspek kepribadian siswa, meliputi: sistem komunikasi dan motivasi, kebutuhan, kepribadian, kecakapan, kesehatan mental dan sebagainya (Arifin, 1976: 19). Hasil proses belajar juga tergantung pada kemantangan dan kesiapan siswa. Secara umum, siswa yang telah berumur cukup lebih mudah menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, xxxv dibandingkan dengan siswa yang belum cukup umur. Siswa yang belum cukup umur, belum ada kesiapan dan kematangan belajar, sehingga mereka cenderung lambat dalam menerima pelajaran dari guru (Arifin, 1976 : 22-23). Agar proses belajar mengajar berhasil dengan optimal seorang guru juga harus mengenal kepribadian siswa, sehingga ad a keserasian dan keseimbangan antara bahan pelajaran dan komponen lainnya dengan fase perkembangan kepribadian individu siswa. Kepribadian dalam hal ini meliputi: kepribadian yang bersifat objektif dan subjektif. Kepribadian objektif, meliputi: ukuran bada n, sifat-sifat, tingkah laku, kebiasaan kebiasaan, bakat dan kecakapannya. Sedangkan kepribadian subjektif, meliputi: motif-motif dan aspirasi-aspirasi, tujuan atau maksud -maksud yang memberi arah terhadap cara orang berfikir merasa dan bertindak (Painun, dkk, 1944 :188). Setiap terjadi perubahan atau kelainan -kelainan pada diri siswa, guru harus mempunyai kepekaan, sehingga persoalan siswa dapat secara cepat diatasi dengan melakukan tindakan -tindakan antisipasi dan pencegahan lebih dini. Karena hal -hal tersebut bisa menghambat aktivitas belajar siswa (Painun, dkk, 194 : 224). Untuk menggunakan metode drill dalam kegiatan proses belajar mengajar terhadap materi pengajaran sholat, guru agama PAI harus menguasai teknik-teknik mengajar, bimbingan dan latihan seperti menentukan tujuan pengajaran, memilih metode yang tepat, menentukan xxxvi alat evaluasi dan sebagainya agar siswa terampil dan mampu mengamalkan sholat dengan khusu’ dan benar. Penerapan metode drill, banyak menuntut latihan -latihan yang terus menerus dan berulang-ulang, karena dengan seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam (Purwanto, 1990:103). Sebaliknya, tanpa latihan yang cukup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki siswa akan hilang. Dengan latihan secara terus menerus sehingga memiliki kemampuan dan keahlian tangguh dalam ibadah sholat, berarti tujuan pendidikan Sholat dapat berhasil dengan baik karena siswa dapat memahami, menghayati, serta mampu mengamalkan Sholat wajib (dhuhur, ashar, isya’, maghrib dan subuh) dengan tertib dan benar (Depdikbud, 1994:53). Seorang guru perlu memahami perbedaan karakter individu siswa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang cenderung kompleks tersebut, baik dalam aspek jasmani, intelektual, sosial, emosional, moral” (Sukamadinata, 1995 : 82) menuntut guru untuk memperhatikan dan mempertimbangkannya dalam PBM, sehingga PBM dapat bermutu tinggi. 3. Manfaat Metode Drill Guru PAI mengajar dengan menggunakan m etode drill akan mendapatkan manfaat yang banyak, baik untuk pribadi guru sendiri maupun untuk siswa. Metode drill banyak memiliki nilai positif, apabila xxxvii digunakan dalam kondisi yang tepat. Kondisi tersebut, baik dari guru, siswa dan lain sebagainya. Beberapa manfaat metode drill adalah sebagai berikut: 1) Metode drill dapat untuk menanamkan kebiasaan keterampilan dan ketangkasan siswa dalam hal -hal tertentu (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:104). 2) Dapat menyempurnakan suatu keterampilan khusus yang bersifat permanen atau baku (Djajadiasastra, 1982 : 60). 3) Metode drill bermanfaat untuk materi pelajaran yang bersifat motorik (gerak) seperti manghafal, melafal, menulis, mendengarkan, membaca, menggunakan alat, membuat sesuatu dan segala sesuatu yang membentuk keterampilan (Darwis, 1966 : 232). 4) Metode drill dapat menguatkan asosiasi, seperti hubungan huruf dalam satu kata, kata dalam kalimat dan sebagainya. 5) Dapat membentuk kecakapan mental, seperti mengaplikasi suatu prinsip, rumus dan konsep (Supriadi, 1997:24). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, bahwa metode drill mempunyai banyak fungsi dan manfaat bagi siswa. Apabila guru dapat menggunakan metode ini dengan benar dan tepat, akan dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan. Sekalipun demikian, pe ran kreatifitas guru dan metode dampingan yang lain akan semakin meningkatkan efektifitas model drill tersebut. Metode banyak bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersifat realitas, permanen atau baku di antaranya xxxviii materi keterampilan sholat. Agar siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan sholat diperlukan pengetahuan khusus tentang sholat, sebagai jalan penghubung menuju kepada tujuan yang hendak dicapai, yaitu kemampuan dan keterampilan sholat siswa. Dalam kegiatan proses belajar mengaja r dengan menggunakan metode drill untuk keterampilan Sholat tidak bisa lepas dari penggunaan pengetahuan yang bersifat teori dan praktik. Penerapan metode drill dalam keterampilan sholat merupakan perpaduan pengetahuan teori dan praktik yang dijalankan ole h siswa. Manfaat drill untuk mengembangkan kreatifitas daya fakir siswa malalui latihan-latihan rutin, kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauh mana produk tersebut memiliki kebaruan atau orisinil, bermanfaat dan dapat memecahkan masalah (Supriadi, 1997:15). Metode drill dapat mengembangkan siswa dalam merespon data berupa latihan, data tersebut merupakan fakta murni yang belum ditafsirkan, dengan latihan secara kontinyu siswa dapat menafsirkan data tersebut dengan baik (Supriadi, 1997:53). Metode dr ill juga dapat mengembangkan pengamatan siswa pada waktu latihan, pengamatan ini melalui indera siswa misalnya mata, telinga, pengucap/ perasa dan tangan tidak menutup kemungkinan termasuk pengamatan yang sifatnya batiniah juga dapat dikembangkan misalnya m eliputi perasaan atau emosi siswa (Supriadi, 1997:54). 4. Kebaikan dan Kelemahan Metode Drill xxxix Seperti telah diuraikan di muka, bahwa metode drill merupakan salah satu metode pengajaran yang cukup menentukan dalam mencapai tujuan pengajaran yang bersifat moto rik (gerak). Metode ini memberikan latihan terus menerus dengan cara mengulang -ulang, sehingga membantu kesempurnaan keterampilan dan ketangkasan dalam bidang bidang tertentu. Dengan metode drill siswa mempunyai keahlian dan kesiapan untuk berbuat dan bert indak yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagaimana mestinya. Sebaik apapun suatu metode, tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Efektifitas metode dapat terjadi dengan menerapkan kelebihan-kelebihan dan menghindarkan kelemahan -kelemahan tersebut, sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar dengan hasil yang optimal. Kelebihan dari drill adalah bahwa bahan pengajaran yang diberikan dengan cara sungguh -sungguh akan mudah tertanam dalam fikiran siswa karena siswa lebih konsentrasi kepada pelajar an yang telah dilatihkan (Djajadiasastra, 1982:65). Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan berulang-ulang membuat gerakan-gerakan komplek menjadi otomatis (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:104). Adanya pengawasan, bimbingan dan korelasi yang langsung dil akukan guru akan menghemat waktu, karena siswa yang merasa melakukan kesalahan dalam latihan ia segera memperbaiki pada waktu itu juga (Djajadiasastra, 1982:104). xl Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini akan menambah ketepatan d an kecepatan pelaksanaan (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:104) . Dalam latihan siswa akan pandai merespon, maka siswa harus mengetahui respon yang benar dan yang salah sehingga siswa akan senang dan puas jika responnya benar (Djajadiasastra, 1982:104). Penge tahuan dan keterampilan sikap yang sudah dimiliki siswa dapat dipergunakan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari atau bisa untuk keperluan studi dan hal -hal lainnya (Djajadiasastra, 1982:66). Pemanfaatan kebiasaan -kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:104). Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, kelebihan metode drill sebagai suatu metode pengajaran adalah banyak bermanfaat bagi pembentukan keterampilan dan ketangkasan dalam bida ng-bidang tertentu yang telah dilatihkan, dan dapat membentuk kesiapan siswa untuk berani berbuat dan bertindak apabila sewaktu -waktu dibutuhkan. Dengan kesiapan siswa tersebut dapat digunakan modal hidup yaitu dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan beragama dengan baik dan benar. Dengan metode drill untuk diharapkan siswa mempunyai keahlian dan kecakapan sebagai modal dasar dalam aktifitasnya sehari hari, kecakapan dan kecerdasan siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya berkat pengajaran, bimbinga n dan latihan, sehingga siswa mempunyai kesiapan dan kemampuan fisik maupun mental, jasmani dan xli rohani, mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Ludjito, 1996:229). Adapun kelemahan dari metode dr ill adalah sebagai berikut: a. Latihan yang dilakukan secara terus menerus dengan pengawasan yang sangat ketat akan menimbulkan kebosanan dan kelelahan siswa, sehingga siswa tidak berkonsentrasi dengan baik dan akhirnya menimbulkan kesalahan, rasa malu dan r endah diri dan menjadi penghambat keberhasialan siswa (Djajadiasastra, 1982:66). b. Metode drill dapat menghambat bakat dan insiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:105 ). c. Dimungkinkan terjadinya keterampilan yang mekanistis, statis, terkesan kaku dan membosankan karena sifatnya yang rutin, minat dan inovasi kurang berkembang. d. Latihan yang diberikan guru pada siswa dalam keadaan bosan, lemah dan jengkel tidak akan menamba h semangat belajar dan berlatih, sehingga ada kecenderungan mogok belajar, gurunya bisa marah dan memberikan tekanan-tekanan yang lebih berat lagi (Djajadiasastra, 1982:66). e. Membantu kebiasaan yang kaku, karena siswa banyak dituntut untuk mendapatkan kebiasaan memberikan respon secara otomatis tanpa menggunakan intelegensi (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:105). xlii f. Latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan perasaan benci pada diri murid, baik terhadap pelajarannya maupun terhadap gurunya (Djajadiasastra, 1982:66). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode drill sebagai suatu metode pengajaran sebagaimana umumnya tidaklah sempurna. Ia mempunyai kelebihan dan juga kelemahan. Pengetahuan akan kelebihan dan kelemah an metode drill tersebut, akan dapat membantu dalam penerapan pada latihan keterampilan sholat. xliii BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian : MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro Boyolali Alamat Penelitian : Desa Garangan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali Materi Pokok : Praktek Sholat Kelas/semester : III / I 2. Waktu penelitian Siklus I tanggal 3 Agustus 2009 Siklus II tanggal 10 Agustus 2009 Siklus III tanggal 19 Agustus 2009 3. Karakteristik siswa Jumlah siswa kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali yang dijadikan subjek penelitian adalah 16 siswa, terdiri dari 8 laki -laki dan 8 perempuan. Karakteristik siswa ini secara lebih terperinci dapat digambarkan sebagai berikut : a. Usia siswa rata-rata 9 tahun b. Latar belakang keluarga/orang tua adalah pendidikan rendah dan berprofesi sebagai petani. c. Tingkat pendidikan siswa rendah. 33 xliv No Nama 1 Ahmad Prasetyo 2 Adianuri Kurniawan 3 Arifah Miftakhul 4 Aji Idris 5 Aji Indra Leksono 6 Alfian Suryo 7 Astika Istiningrum 8 Bagas Aji 9 Ayu Wulandari 10 Dea Ananda 11 Restu Utomo 12 Eni Rahmawati 13 Fajar Arifin 14 Ikra Suryo 15 Ilham 16 Arif Santoso B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus 29 Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk memuda hkan penyampaian materi kepada siswa, diperlukan beberapa metode yang sesuai dan pendekatan pengajaran yang tepat. Berkaitan dengan metode pengajaran ini, salah satu diantaranya, adalah metode drill. Metode drill sangat xlv menekankan kepada latihan yang terus menerus dan diulang-ulang, sehingga dapat menumbuhkan ketrampilan khusus yang bersifat permanen dan baku. Ibadah Sholat merupakan ibadah yang terdiri dari teori hafalan dan gerakan atau praktik baku dan tidak mengalami perubahan. Untuk menyajikan materi Sholat diperlukan latihan-latihan kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus. Pelatihan dalam hal ini, digunakan metode drill. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing -masing siklus dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus a. Perencanaan 1) Menentukan tujuan pengajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik. 2) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. b. Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) Kegiatan awal a) Guru memulai pembelajaran dengan salam b) Presensi siswa c) Apersepsi Guru bertanya “Siapa yang sudah pernah melaksanakan sholat?” 2) Kegiatan Inti b) Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan xlvi c) Guru memberi penjelasan tentang pentingnya mel aksanakan Sholat. d) Siswa mendengarkan penjelasan guru e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan sholat 3) Kegiatan Akhir a) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau doa b) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab wa’alaikumsalam. c. Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini, penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung. 1) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan Sholat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. 2) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran , memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran. d. Refleksi Hasil pembelajaran pada pra siklus ini belum memuaskan karena perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran kurang, serta xlvii kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan karena siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Un tuk mengatasi hal tersebut, maka pada siklus I peneliti (guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dengan menggunakan metode drill. 2. Deskripsi pelaksanaan Siklus I b. Perencanaan 1) Menentukan tujuan pengajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik. 2) Menentukan jenis pendekatan dan metode pengajaran yang tepat (merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill) 3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. Penyiapan perangkat yang meliputi menyiapkan instrumen yang akan digu nakan untuk pengamatan. c. Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) Kegiatan awal a) Guru memulai pembelajaran dengan salam b) Presensi siswa c) Apersepsi Guru bertanya “Siapa yang sudah pernah melaksanakan sholat?” xlviii d) Guru mengajak siswa untuk me ndemontrasikan bacaan sholat 2) Kegiatan Inti a) Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan b) Guru memberi penjelasan tentang pentingnya melaksanakan Sholat dan memperlihatkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat mulai dari niat, takbiratul ikhram, doa iftitah, surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai salam sesuai urutan bacaan sholat. c) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan memperhatikan lalu menirukan guru d) Guru menyiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas latihan atau belajar siswa seperti sajadah dan perlengkapan sholat lainnya. e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan sholat f) Siswa berlatih mengerjakan sholat 3) Kegiatan Akhir a) Guru memberikan penguatan serta menyi mpulkan materi b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau doa c) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab wa’alaikumsalam. d. Pengamatan xlix Selama pengamatan proses pembelajaran berlangsung dilakukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung. 1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran 2) Untuk siswa yaitu pe rhatian siswa terhadap materi yang disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. 3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran. e. Refleksi Hasil pembelajaran dari siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran masih kurang, serta kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat kurang memuaskan karena siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran dan cenderug berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Maka pada siklus II peneliti (guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus I. 3. Deskripsi pelaksanaan Siklus II l Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan 1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus I. 2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang lebih optimal 3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan b. Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah: 1) Kegiatan awal a) Guru memulai pembelajaran dengan salam b) Presensi siswa c) Apersepsi Guru bertanya “Siapa yang sudah hafal bacaan sholat?” d) Guru mengajak siswa untuk mendemontrasikan bacaan sholat e) Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat (guru memberikan contoh sholat). b) Siswa memperhatikan lalu menirukan guru c) Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan gerakan dan bacaan Sholat dari mulai niat, takbiratul ikhram, doa iftitah, li surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai salam sesuai urutan bacaan sholat secara bersama-sama. 3) Kegiatan Akhir a) Guru memberikan penguatan serta me nyimpulkan materi b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau doa c) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab wa’alaikumsalam c. Pengamatan Selama pengamatan proses pembelajaran berlangsung dilakukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung. 1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran 2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. 3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran d. Refleksi lii Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi saat pelatihan pada siklus II peneliti dapat menemukan peningkatan pembelajaran sebagai berikut : 1) Siswa yang kemampuannya kurang cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung, sekarang sudah bisa menyesuaikan diri dengan temannya. 2) Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dikarenakan siswa sudah banyak yang bisa. Selain itu pembelajaran ini juga telah menunjukkan perubahan : 1) Adanya keinginan siswa untuk berlatih membaca bacaan sholat. 2) Adanya minat siswa terhadap keterampilan gerak dalam sholat Maka pada siklus III peneliti (guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus II. liii 4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus II, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelaj aran yang terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan 1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus II. 2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang lebih optimal 3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan b. Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah: 1) Kegiatan awal a) Guru mengucapkan salam b) Apersepsi berupa tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu c) Menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat a) Siswa memperhatikan lalu menirukan guru b) Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat dari mulai niat, takbiratul ikhram, doa iftitah, surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai salam sesuai urutan bacaan sholat. liv c) Guru menganjurkan siswa untuk menerapkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat setiap kali siswa melakukan sholat, serta dapat membiasakan diri untuk selalu melaksanakan kewajiban sholat fardlu 3) Kegiatan Akhir a) Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi b) Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang c) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau doa d) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebel um keluar kelas dan siswa menjawab wa’alaikumsalam c. Pengamatan Selama pengamatan proses pembelajaran berlangsung dilakukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III ini penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung. 1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran 2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan Sholat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. lv 3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran d. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi saat pelatihan pembelajaran siklus III ini sudah menunjukkan adanya perubahan. Bertambahnya perhatian siswa untuk mengikuti pelajar an, serta kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan Sholat sudah sudah optimal. Pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan yaitu : 1) Siswa sangat antusias sekali dengan pembelajaran ini sehingga membuat mereka lebih menguasai keterampil an sholat 2) Proses pembelajaran lebih maksimal karena sudah banyak siswa yang bisa. 3) Adanya keinginan siswa untuk berlatih mengerjakan sholat. Setelah melaksanakan siklus III ini dan menganalisis hasil pengamatan penulis mengambil kesimpulan, perubaha n nilai para siswa melalui metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat siswa yang berakhir dengan prestasi atau nilai siswa meningkat. lvi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambar Umum MI Muhammadi yah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. 1. Tinjauan Historis MI Muhammadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali termasuk institusi pendidikan tingkat dasar yang telah diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tent ang Sekolah Dasar adalah Bab I Pasal I sebagai berikut : a. Madrasah Ibtidaiyah adalah bentuk Pendidikan Dasar yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. b. Pendidikan Dasar adalah pendidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam tahun di MI dan program pendidikan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, 1993 : 16). Pengadaan gedung MI Muhammadiyah Garangan semula murni dari masyarakat pada 1 Agustus 1951, tempatnya di Dukuh Garan gan Pada tahun 1974 MI Muhammadiyah Garangan mendapat bantuan Inpres (Instruksi Presiden), sehingga kemudian masyarakat Garangan bermusyawarah dan sepakat merenovasi MI Muhammadiyah Garangan dan tetap menempatkan di Dukuh Garangan, yang merupakan dukuh yan g berada di tengah-tengah desa, antara dukuh Bandung, dan Delik. 46 lvii Pimpinan sekolah di MI Muhammadiyah Garangan sampai saat ini telah mengalami pergantian sesuai dengan periode yang ada. Adapun Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Garangan mulai berdiri sampai sekarang adalah sebagai berikut : a. Sutarman, mulai 1 Agustus 1951 sampai 1 Nopember 1974 b. Ponimin, mulai 1 Nopember 1974 sampai 1 Agustus 1983 c. Sri Suhardi, mulai 1 Agustus 1983 samapai 1 Desember 1996 d. Setiyo, mulai 1 Desember 1996 sampai 1 Desember 2000 e. Hadiyan, S.Pd.I, mulai 1 Desember 2000 sampai sekarang (Dokumentasi MI Muhammadiyah Garangan). Atas pendirian gedung MI Muhamadiyah garangan mempunyai dasar dan tujuan yang jelas di antaranya sebagai berikut : a. Jumlah penduduk atau warga Desa Garangan yang ber usia sekolah makin banyak. b. Secara kebetulan pada saat itu pemerintah berbudaya melaksanakan program pendirian MI Inpres yang ter sebar di semua wilayah nusantara, kesempatan yang bagus tersebut dapat dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh pendirian Tingkat II Boyol ali dan Kecamatan dan dari Tingkat Desa (Kepala Desa) untuk mengajukan pendirian MI baru. c. Untuk meningkatkan kesadaran belajar dan mengembangkan wajib belajar (wajar) 9 tahun bagi anak usia 7 tahun hingga 13 tahun harus dapat sekolah atau dapat tartampung di sekolah. d. Untuk meningkatkan pendidikan warga Desa Garangan khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan baik dalam kehidupan lviii berbangsa dan bermasyarakat nanti (Wawancara Kepala MI Muhammadiyah Garangan). 2. Tinjauan Geografis MI Muhamadiyah Garangan merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang letaknya berdekatan dengan sungai. Arahnya dari Pos Jrebeng ke Utara 4 kilometer . Untuk menjangkau lokasi ini dapat dilakukan dengan kendaraan ojek , dengan biaya Rp. 5.000, -. MI Muhamadiyah Garangan menempati areal tanah luasnya 6.290m 2, bangunan gedung 447m 2 terdiri dari dua unit dan tujuh lokal, yaitu kantor, ruang kelas I, ruang kelas II, ruang kelas III, ruang kelas IV, ruang kelas V, ruang kelas VI. Secara geografis, denah lokasi MI Muhamadiyah Garangan Wonosegoro Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : Sebelah Barat : Sungai Sebelah Utara : Tanah milik bondo desa Sebelah Timur : Tanah milik bondo desa Sebelah Selatan : Jalan raya ( Hasil observasi pada tanggal 15 Juni 2009). 3. Monografi MI Muhamadiyah Garangan Tenaga edukatif yang mengajar pada MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali ada 7 orang termasuk Kepala Sekolah dan 1 orang penjaga MI. Guru dan karyawa n tersebut berstatus Guru Tetap Yayasan. Latar belakang pendidikan guru rata -rata Diploma II, bahkan sebagian dari tenaga guru tersebut masih dalam proses transfer ke jenjang lix Strata Satu atau S.1 untuk meningkatkan wawasan ilmu pendidikan yang sesuai dengan yang ditekuninya, juga untuk mengimbangi kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun rincian latar belakang pendidikan tenaga guru di MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL I LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGAMALAN MENGAJAR GURU PADA MI MUHAMADIYAH GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI No Nama / NIP Ijasah Jenis Guru Mengajar Pengalaman Mengajar 1 Hadiyan S1 Kepala Sekolah Kelas 1989 2 Jaryono S1 Guru Kelas Kelas IV 1982 3 Yahya DII Guru Kelas Kelas V 1979 4 Endang Suciami SLTA* Guru Kelas Kelas I 1968 5 Ninik Suhartinah DII* Guru Kelas Kelas IV 1992 6 Pujiatmi DII* Guru Kelas Kelas III 1999 7 Alwi DII* Guru Kelas Kelas II 2000 8 Sujono SMP Penjaga MI Penjaga MI 1987 Ket : * sedang transfer S1 Dari data tentang kondisi guru dan karyawan di atas, jumlah guru dan karyawan MI Muhamadiyah Garangan adalah 8 orang, 7 orang berstatus sebagai tenaga edukatif atau guru dan 1 ora ng berstatus sebagai penjaga sekolah atau karyawan. Sampai saat ini di MI Muhamadiyah Garangan sebagaimana umumnya jenjang pendidikan MI yang lain, belum lx memiliki tenaga administrasi tersendiri seperti pada sekolah jenjang SLTP atau SLTA. Semestinya tenaga administrasi tersebut perlu diadakan tersendiri, karena sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan proses pelayanan kepada siswa yang semakin kompleks. Kondisi guru yang sekaligus merangkap sebagai tenaga administrasi sangat membebani dan mengganggu tugas profesional sebagai guru. Oleh karena itu seringkali proses pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal, sehingga yang menjadi korban dari permasalahan tersebut adalah siswa (Hasil Observasi pada tanggal 20 Juni 2009). Adapun keadaan siswa MI Muhamadiyah Ga rangan pada tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 116 siswa terdiri dari kelas I sebanyak 16 siswa (Pa 10 dan Pi 6), kelas II berjumlah 20 siswa (Pa 11 dan Pi 9), kelas II berjumlah 19 siswa (Pa 10 dan Pi 9), kelas IV siswanya 20 (Pa 10 dan Pi 10). Untuk kelas V jumlah siswanya ada 20 siswa (Pa 10 dan Pi 10), dan Kelas VI sebanyak 21 siswa (Pa 10 dan Pi 11). Data siswa MI Muhammadiyah Garangan, Wonosegoro 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 Kelas I II III IV V VI L P Jumlah 10 6 16 11 9 20 8 8 16 10 10 20 10 10 20 10 11 21 Jumlah 59 54 113 Sumber: MI Muhammadiyah Garangan, Wonosegoro, Boyolali 4. Administrasi dan Organisasi Sekolah a. Administrasi Sekolah lxi Administrasi mencakup segala usaha untuk mendayagunakan semua sumber personal, keuangan, sarana dan prasarana sert a segala sesuatu yang ikut mendukung dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Administrasi sekolah yang diterapkan di MI Muhamadiyah Garangan adalah sebagai berikut : 2) Pendidikan dan pengajaran (kurikulum) 3) Sarana dan prasarana sekolah 4) Hubungan dengan masyarakat 5) Administrasi kepala sekolah 6) Administrasi kemuridan 7) Administrasi guru 8) Administrasi kepegawaian 9) Bendahara BOS 10) Ketatalaksanaan (Diambil dari Buku Program Kerja MI Muhammadiyah Garangan). Dalam melaksanakan keadministrasian tersebut MI Muhamadiyah Garangan berpegang pada azas -azas sebagai berikut : 1) Perencanaan 2) Keterpaduan 3) Ketertiban dan kedisiplinan kerja 4) Kelancaran kerja 5) Produktifitas kerja b. Organisasi Sekolah lxii Organisasi sekolah merupakan proses kerja sama yang terencana dan antara orang-orang atau badan suatu wadah yang sistematis, formal, berfikir serta bertindak guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Masalah pembagian kerja, pembagian fungsi, pembagian wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut secara efektif dan efisien, harus diterapkan, diatur dan disusun dalam suatu kerangka yang tetap dan teratur supaya tidak akan terjadi kendala struktural yang tidak diinginkan. 5. Kondisi Pergudangan dan Perpustakaan a. Kondisi Pergudangan Keadaan pergudangan yang ada di MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kab Boyolali hanyalah merupakan ruang gedung yang kondisinya sangat memprihatinkan, dan tidak lagi ditempati oleh guru, sehingga dijadikan gudang. Gudang tersebut berisi barang-barang milik MI Muhamadiyah Garangan, baik barang yang masih bisa digunakan maupun sudah tidak dipakai lagi. Luas gedung tersebut + 120 meter persegi. b. Kondisi Perpustakaan Perpustakaan MI Muhamadiyah Garangan Masih menempati ruang kantor belum punya ruang sendiri. Perpust akaan ini menyimpan koleksi buku-tersebut meliputi buku-buku paket yang terdiri dari : buku-buku bacaan seperti ilmu pengetahuan khusus dan keterampilan khusus, dan buku-buku cerita anak lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran (Hasil Observasi pada tan ggal 13 Juli 2009). lxiii B. Deskripsi hasil penelitian per siklus Pada bab III telah disampaikan tentang pelaksanaan metode drill tersebut dalam pengajaran Sholat di MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Dari laporan pelatihan yang ad a, terdapat perbedaan yang menonjol pada keterampilan Sholat siswa antara sebelum dan sesudah penggunaan metode drill. Perbedaan tersebut memberi gambaran tentang peningkatan keterampilan Sholat siswa setelah digunakan metode drill. Berdasarkan penelitian pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam siklus I, siklus II, dan siklus III , penulis melakukan analisa data dan refleksi diri. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut : 1. Hasil Penelitian Pra Siklus a. Hasil Tes Praktek Sholat Sebelum penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode drill, penulis melaksanakan pre tes untuk mengetahui kemampuan siswa tentang materi praktek Sholat yang akan diajarkan di kelas. Pembelajaran ini diakhiri dengan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat. Adapun perolehan nilai dapat dilihat dalam table berikut : Tabel II Hasil Evaluasi Pra Siklus lxiv Interval Nilai gerakan shalat bacaan shalat Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase nilai < 60 nilai 65-75 nilai 80-100 Jumlah Rata - rata Ketuntasan 14 2 − 695 43 13% 87% 13% − 13 3 81% 19% 785 49 19% Interval nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Nilai ≤ 6 0 : Kurang Baik Nilai 65 sampai 75 : Cukup Baik Nilai 80 sampai 100 : Baik Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam gerakan sholat hanya 2 siswa (13%) saja dari 16 siswa yang ada dengan rata-rata 43. Hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam bacaan sholat 3 siswa (19%) dengan rata -rata 49. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran ini siswa belum berhasil karena nilai yang diperoleh siswa masih banyak yang kurang. b. Hasil Observasi Siswa Setelah penulis mengamati dan mencatat seluruh kegiatan siswa dalam pembelajaran ini, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel III Hasil Observasi Siswa Pra Siklus Aspek Penilaian Baik F Cukup Kurang F P F P gerakan shalat 2 13% 14 87% bacaan shalat 3 19% 13 81% lxv P Keterangan : F ═ Frekuensi P ═ Prosentase Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pra siklus masih banyak siswa yang belum bisa mempraktekan keserasian gerakan dan bacaan Sholat. c. Hasil Observasi Guru Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam pembelajaran ini, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan pada kemampuan dan kinerja guru dalam pelaksanaan pemb elajaran. Adapun lembar pengamatan guru terlampir, ternyata berdasarkan pengamatan diperoleh hasil dalam kategori kurang. 2. Hasil Penelitian Siklus I a. Hasil Tes Praktek Sholat Sebelum penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, penulis melaksanakan pre tes untuk mengetahui kemampuan siswa tentang materi praktek sholat yang akan diajarkan di kelas. Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh dari pre tes, penulis berupaya melaksanakan perbaikan pembelajaran dalam siklus I . Kegiatan perbaikan pembelajara n dilakukan dengan pembelajaran praktek. Adapun metode yang digunakan adalah drill. Siswa melaksanakan praktek sholat berdasarkan bimbingan guru. lxvi Perbaikan pembelajaran siklus I ini diakhiri dengan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat. Adapun perolehan nilai dapat dilihat dalam table berikut : Tabel IV Hasil Evaluasi Siklus I Interval Nilai gerakan shalat bacaan shalat Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase nilai < 60 nilai 65-75 nilai 80-100 Jumlah Rata - rata Ketuntasan 13 81% 12 75% 3 19% 4 25% − − 820 860 51 54 19% 25% Interval nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Nilai ≤ 6 0 : Kurang Baik Nilai 65 sampai 75 : Cukup Baik Nilai 80 sampai 100 : Baik Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam gerakan sholat hanya 3 siswa (19%) saja dari 16 siswa yang ada dengan rata – rata 51. Hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam bacaan sholat 4 siswa (25%) dengan rata – rata 54. Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I ini mengalami keberhasilan karena nilai siswa mengalami kenaikan. b. Hasil Observasi Siswa Setelah penulis mengamati dan mencatat seluruh kegiatan siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus I ini, diperoleh hasil sebagai berikut: lxvii Tabel V Hasil Observasi Siswa Siklus I Aspek Penilaian Baik F Cukup P Kurang F P F P gerakan shalat 3 19% 13 81% bacaan shalat 4 25% 12 75% Keterangan : F ═ Frekuensi P ═ Prosentase Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I masih banyak siswa yang belum bisa mempraktekan keserasian gerakan dan bacaan sholat. Kemampuan siswa diukur dari ketuntasa n belajar siswa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I ini tergolong kurang baik. c. Hasil Observasi Guru Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam siklus I ini, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan pada kemampuan dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun lembar pengamatan guru terlampir, ternyata berdasarkan pengamatan diperoleh hasil dalam kategori cukup. 3. Hasil Penelitian Siklus II Dikarenakan penulis merasa kurang puas atas hasil yag diperoleh pada kegiatan pembelajaran siklus I, penulis merencanakan kembali perbaikan pembelajaran untuk siklus II yang disesuaikan dengan lxviii kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Pada siklus II ini diperoleh hasil sebagai berikut : a. Hasil Tes Praktek Sholat Pada siklus II ini kembali penulis menggunakan metode drill. Akhir pembelajaran dalam siklus II ini penulis mengadakan penilaian dengan praktek sholat. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut : Tabel VI Hasil Evaluasi Siklus II Interval Nilai nilai < 60 nilai 65-75 nilai 80-100 Jumlah Rata - rata Ketuntasan gerakan shalat bacaan shalat Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 8 50% 2 13% 8 50% 13 81% − − 1 6% 1040 1115 65 70 50% 87% Interval nilai yang digunakan dalam p enelitian ini adalah : Nilai ≤ 60 : Kurang Baik Nilai 65 sampai 75 : Cukup Baik Nilai 80 sampai 100 : Baik Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam gerakan sholat hanya 8 siswa (50%) saja dari 16 siswa yang ada dengan rata-rata 65. Sedangkan hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam bacaan sholat 13 siswa (81%) dengan rata -rata 70. Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus II ini mengalami keberhasilan karena nilai siswa mengalami kenaikan. lxix b. Hasil Observasi Siswa Berdasarkan pengamatan dari seluruh kegiatan siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus II ini, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel VII Hasil Observasi Siswa Siklus II Aspek Penilaian Baik F Cukup P gerakan shalat bacaan shalat 1 6% Kurang F P F P 8 50% 8 50% 13 81% 2 13% Keterangan : F ═ Frekuensi P ═ Prosentase Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II siswa sudah tergolong cukup kemampuanya dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat. Kemampuan siswa diukur dari ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II. Kemampuan siswa dalam siklus II ini tergolong baik dan telah mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sebelumnya. c. Hasil Observasi Guru Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam siklus II ini, sangat baik Adapu n lembar pengamatan guru terlampir. Namun demikian masih perlu dilakukan perbaikan dalam hal - hal lxx tertentu. Oleh karena itu, penulis akan berupaya lebih memaksimalkan untuk memperbaikinya dalam siklus III. 4. Hasil Penelitian Siklus III Pada penelitian sklus III ini penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan pada siklus I maupun siklus II. Adapun hasil yang diperoleh dalam siklus III ini, sebagai berikut : a. Hasil Tes Praktek Sholat Akhir pembelajaran dalam siklus II ini penu lis mengadakan tes praktek sholat. Adapun hasil yang diperoleh pada pre tes dan post tes sebagai berikut : Tabel VIII Hasil Nilai Siklus III Interval Nilai nilai<60 nilai 65-75 nilai 80-100 Jumlah Rata - rata Ketuntasan gerakan shalat bacaan shalat Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 1 6% 12 75% 3 19% 1125 11 69% 5 31% 1185 70 74 94% 100% Interval nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Nilai ≤ 60 : Kurang Baik Nilai 65 sampai 75 : Cukup Baik Nilai 80 sampai 100 : Baik Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam gerakan Sholat hanya 15 siswa (94%) saja dari 16 siswa yang ada dengan rata – rata 70. Hasil evaluasi siswa yang m engalami ketuntasan dalam bacaan Sholat 16 siswa (100%) dengan rata – rata 74. Hal ini lxxi menunjukkan bahwa dalam siklus III ini mengalami keberhasilan karena nilai siswa mengalami kenaikan. b. Hasil Observasi Siswa Penulis mengamati dan mencatat seluruh kegia tan siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus III ini, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel IX Hasil Observasi Siswa Siklus III Aspek Penilaian Baik Cukup Kurang F P F P F P gerakan shalat 3 19% 12 75% 1 6% bacaan shalat 5 31% 11 69% − − Keterangan : F ═ Frekuensi P ═ Prosentase Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus III siswa sudah tergolong baik dalam pembelajaran ketrampialn sholat. Keterampilan siswa dinilai dari keterlibatan siswa dalam melakukan demonstrasi yaitu keserasian geraka n dan bacaan sholat. Keterampilan siswa diukur dari ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III. Keterampilan sholat siswa dalam siklus III ini tergolong baik dan telah mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sebelumnya. c. Hasil Observasi Guru lxxii Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam siklus III ini, sudah banyak mengalami peningkatan. Adapun lembar pengamatan guru terlampir. Kegiatan guru dalam siklus III ini tergolong sangat baik. C. Pembahasan Penelitian Hasil pengamatan keterampilan gerakan dan bacaan sholat siswa pada setiap siklusnya, diperoleh data seperti pada tabel berikut: lxxiii Tabel X Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Gerakan Sholat) Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Interval Nilai F P F P F P F P nilai ≤ 60 14 88% 13 81% 8 50% 1 15% nilai 65-75 2 12% 3 19% 8 50% 12 23% 3 62% nilai 80-100 Jumlah 695 820 1040 1125 Rata- rata 43 51 65 70 Ketuntasan 13% 19% 50% 94% Tabel XI Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Bacaan Sholat) Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Interval Nilai F P F P F P nilai ≤ 60 13 81% 12 75% 2 13% nilai 65-75 3 19% 4 25% 13 1 nilai 80-100 F P 81% 11 69% 6% 5 31% Jumlah 785 860 1115 1185 Rata- rata 49 54 70 74 Ketuntasan 19% 25% 87% 100% Fokus pada perbaikan pembelajaran siklus I ini adalah mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat. Banyak siswa yang belum lxxiv bisa mempraktekan kesera sian antara gerakan dan bacaan sholat. Dalam kegiatan ini hanya sebagian siswa yang mampu mendemonstrasikan dengan baik pada siklus I ini yaitu 19% dalam gerakan dan 25 dalam bacaan. Pada siklus II siswa disuruh untuk menampilkan keserasian gerakan dan bacaan Sholat dari mulai niat sampai salam sesuai urutan bacaan sholat. Sebagian siswa sudah tergolong mampu. Hanya saja masih ada siswa yang belum mapu melakukan hal tersebut dengan baik. Hasil yang diperoleh dalam pengamatan keterampilan sholat siswa siklus II ini naik menjadi 50% dalam gerakan dan 87% dalam bacaan. Pada siklus III, guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat secara serasi dan sesuai urutan bacaan sholat mulai dari niat, takbiratul ikhram, doa iftitah, surat alfa tihah, surat pendek, ruku’, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir dan salam. Ini dimaksudkan agar siswa mengerti dan mengetahui pentingnya menerapkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat setiap siswa melakukan sholat. Mayoritas siswa sangat maksimal. Karena pada siklus III ini, siswa lebih mampu membiasakan diri untuk selalu melaksanakan sholat dengan keserasian antara gerakan dan bacaan. Hasil yang diperoleh adalah 94% dalam gerakan dan 100% dalam bacaan. Agar lebih jelasnya, berikut penyajian grafik nilai pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III. Grafik I Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III lxxv (Gerakan Sholat) 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Grafik II Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Bacaan Sholat) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Grafik III Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Gerakan Sholat) lxxvi 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Grafik VI Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Bacaan Sholat) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Hasil dari data di atas menunjukkan bahwa p erolehan nilai rata- rata pada pra siklus yaitu 43 dengan tingkat ketuntasan 13% dalam gerakan sholat dan dalam bacaan sholat nilai rata-rata kelas 49 dengan tingkat ketuntasan 19%. Pada siklus I nilai rata - rata kelas 51 dengan tingkat ketuntasannya19 % lxxvii dalam gerakan sholat dan dalam bacaan sholat nilai rata-rata kelas 54 dengan tingkat ketuntasanya 25%. Pada siklus II nilai rata - rata kelas 65 dengan tingkat ketuntasannya 50% dalam gerakan sholat dan dalam bacaan sholat nilai rat-rata kelas 70 dengan tingkat ketuntasan 87%. Pada siklus III nilai rata- rata kelas 70 dengan tingkat ketuntasannya 94% dalam gerakan sholat dan dalam bacaan sholat nilai rata-rata kelas 74 dengan tingkat ketuntasan 100%. Ini berarti menunjukkan bahwa hasil per siklusnya, mengalam i peningkatan yang tergolong baik dan penelitian ini telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan sebanyak ≥ 75%. Berdasakan hasil yang diperoleh pada siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat disimpulkan b ahwa dengan metode drill dapat meningkatkan keterampilan sholat siswa pada mata pelajaran Fiqih. lxxviii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolal i Tahun Pelajaran 2009/ 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan gerakan sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Hasil yang dip eroleh pada siklus I nilai rata- rata 51 dengan tingkat ketuntasannya 19%. Pada siklus II nilai rata- rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 50%. Pada siklus III nilai rata- rata 70 dengan tingkat ketuntasannya 94%. 2. Penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Hasil yang diperoleh pada siklus I nilai rata - rata 54 dengan tingkat ketuntasannya 25%. Pada siklus II nilai rata - rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 87%. Pada siklus III nilai rata- rata 74 dengan tingkat ketuntasannya 100%. B. Saran Berdasarkan kesimpulan penulis terhadap kegiatan perbaikan pembelajaran dalam siklus I, siklus II dan siklus III yang telah dilakukan, maka dapatlah diambil hikmahnya bagi guru yang lain. Andaikan mengalami 68 lxxix hal seperti penulis dapatlah menerapkan strategi pembelajaran seperti di atas dengan menggunakan metode drill. . Berdasakan hasil penelitian tersebut, ditetapkan saran -saran kepada pihak-pihak sebagai berikut : 1. Kepada Guru; berdasarkan metode drill dalam peningkatan ketrampilan sholat, guru dapat menggunakan dan mengembangkan metode drill sebagai alternatif dalam menyampaikan materi yang sama sesuai dengan kondisi PBM, siswa dan ta rget materi. 2. Kepada siswa; keberhasilan metode juga sangat tergantung dari partisipasi dan kerjasama dari siswa. Oleh karena itu, siswa diharapkan bersungguh sungguh dalam berlatih dan belajar. 3. Kepada Kepala Sekolah; sebagai pemegang kewenangan dan tanggungjawab tertinggi dalam lembaga sekolah, perlu mewujudkan hal hal yang dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan sekolah. Dukungan dapat berupa dana, kesempatan, dan penghargaan terhadap berbagai inovasi dan kreatifitas guru untuk membangun PBM (Pros es Belajar Mengajar). C. Penutup Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk -Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walau dengan susah payah. Penulis menyadari dengan sepenuhnya ba hwa dalam membahas skripsi ini jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. lxxx Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca pada umumnya. Kepada semua pihak yang turut serta membantu demi lancarnya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih dengan diiringi do’a semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT dan semoga dibalas dengan kebaikan yang lainya pula. Akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca yang bu diman pada umumnya. Amin ya Rabbal’alamin. lxxxi DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Muhammad, Abdul Qadir,1979, Thuruqut Ta’lim Al Lughah Al Arabiyah, Kairo : An Nahdhan Al Mishriyah. Al Ghazali, Imam, 1990, Ihya’ Ulumuddin (alih Bahasa Drs. Moh Zuhri), Semarang: CV. Asy Syifa’. Ali, Muhammad, 1989, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Badung: Angkasa. Arikunto, Suharsini, 2008,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Rineka Cipta. As Syuthi, Al Jami’us Shoghir fi Ahaditsi al Basyiri an Nadzir, Semarang : Thoha Putra, tt Daradjat, Zakiyah, 1984, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi aksara. --------------, 1980, Keperibadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang. Darwis, Djamaluddin, 1996, Strategi Belajar PBM PAI di sekolah, Yogyakarta Pustaka Fajar. --------------1996, PBM-PAI di sekolah, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1996 Departemen Agama RI, 1984, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Asy Syifa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993,”, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di MI, Jakarta : Proyek Pembangunan Pendidikan Da sar dan Menengah. Hadi, Sutrisno, 1990, Metodologi Research II, Yogyakarta : Andi Offset. Harun, Salman, Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT. Al <a’arif, 1993. Hasan, Ali, 1993, HM, Dkk, Pendidikan Pengalaman Ibadah, Jakarta : Direktorat Jendral Pembangunan Kelembagaan Agama Islam. Koentjaraningrat, 1981, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia. Langgulung, Hasan, 1979,Falasafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang. M, Painun dkk, 1994, Psikologi Perkembangan, Jakarta, : Direktorat Jendral Pembangunan Kelembagaan Agama Islam . lxxxii Muhammad, Bakar, Abu, 1981, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Surabaya : Usaha Nasional . Muhtar, Yusuf, Dkk, 1992, Pendekatan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Jendral Pembangunan Kelembagaan Islam. Nawawi, Hadari, 1987, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta : Gajah Mada University Perss. Purwanto, Ngalim M. 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja RoeMIakarya. Rasyid, Sulaiman, 1976, Fiqih Islam, Jakarta : Attahiriyah. Razak, Nasruddin, 1996, Dienul Islam, Bandung : PT Al Ma’arif. Rifai, Moh., 1978, Kifayatul Akhyar (terjemah), Semarang : CV. Toha Putra. Sabiq, Sayyid, 1990, Fiqih Sunah Jilid I, Bandung : PT Al Ma’arif. Saridjo, Marwan, 1997/1998, Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Amissca. Singarimbun, Masri dan Efensi, Sofyan, 1982, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES. Siregar, Marasuddin, 1996, Pengelolaan Pengajaran, Yogyakarta : Pustaka Fajar. Supriadi, Dedi, 1997, Kreativitasa Kebudayaan dan pembangunan IPTEK , Bandung: CV. Alfabeta. Syah, Muhibbin, 1995, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rmaja Rocdakarya. Ulihbukit, Karo-karo, 1977, Metode Pengajaran, Salatiga : V. Samudra. Zuhaerini, Dkk. 1993, Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional. lxxxiii RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : III / I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi Mempraktekkan sholat fardu. B. Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan tata cara sholat fardu. C. Indikator 1. Mempraktekkan sholat dengan gerak 2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan D. Tujuan Pembelajaran 1. Mempraktekkan sholat dengan gerak 2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan E. Materi Pembelajaran Sholat fardu F. Metode Pembelajaran Ceramah, demonstrasi G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan awal - Salam, do’a, membaca surat pendek pilihan - Apersepsi : siswa mengamati gambar poster sholat Kegiatan inti - Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara sholat - Siswa melihat gambar poster sholat - Siswa mempraktekkan sholat lxxxiv Kegiatan akhir - Menyimpulkan pelajaran - Berdo’a akhir pelajaran H. Sumber/alat Sumber : Buku Fiqih kelas III, buku LKS Qolam kelas III Alat : Peralatan sholat I. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan tmelalui s oal tertulis (soal terlampir). Adapun sistem penilaiannya sebagai berikut : 1 soal 20 poin Jadi 5 x 20 = 100 Mengetahui Wonosegoro, 3 Agustus 2009 Kepala MI Muhammadiyah Guru Kelas Hadiyat, S.Pd.I Safril Munfadhil lxxxv DAFTAR SOAL SIKLUS I Materi : Sholat Fardu Kelas : III (tiga) Hari/Tanggal : Senin, 3 Agustus 2009 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Pada waktu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW menerima perintah .... 2. Surat Al Fatehah wajib dibaca dalam .... 3. Takbir permulaan sholat disebut 4. Kita sholat fardu sehari semalam sebanyak .... rakaat 5. Pada raka’at keberapa kita membaca surat pendek? KUNCI JAWABAN 1. Sholat 2. Sholat 3. Takbiratul Ihram 4. 17 5. Rakaat pertama dan kedua lxxxvi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : III / I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit J. Standar Kompetensi Mempraktekkan sholat fardu. K. Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan tata cara sholat fardu. L. Indikator 3. Mempraktekkan sholat de ngan gerak 4. Mempraktekkan sholat dengan ucapan M. Tujuan Pembelajaran 1. Mempraktekkan sholat dengan gerak 2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan N. Materi Pembelajaran Sholat fardu O. Metode Pembelajaran Ceramah, demonstrasi P. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan awal - Salam, do’a, membaca surat pendek pilihan - Apersepsi : siswa mengamati gambar poster sholat Kegiatan inti - Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara sholat - Siswa melihat gambar poster sholat - Siswa mempraktekkan sholat lxxxvii Kegiatan akhir - Menyimpulkan pelajaran - Berdo’a akhir pelajaran Q. Sumber/alat Sumber : Buku Fiqih kelas III, buku LKS Qolam kelas III Alat : Peralatan sholat R. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan tmelalui soal tertulis (soal terlampir). Adapun sistem penilaiannya sebagai beriku t : 1 soal 20 poin Jadi 5 x 20 = 100 Mengetahui Wonosegoro, 13 Agustus 2009 Kepala MI Muhammadiyah Guru Kelas Hadiyat, S.Pd.I Safril Munfadhil lxxxviii DAFTAR SOAL SIKLUS II Materi : Sholat fardu Kelas : III (tiga) Hari/Tanggal : Kamis, 13 Agustus 2009 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Waktu akan sujud yang lebih dulu menempel adalah .... 2. Subhana rabbiyal a’la dibaca waktu .... 3. Subhana rabbiyal ‘adziim dibaca sebanyak .... kali 4. Syahadat wajib dibaca pada waktu .... 5. Waktu ruku’ punggung hendaknya .... KUNCI JAWABAN 1. Kaki 2. Sujud 3. Ruku’ 4. Tasyahud 5. Lurus lxxxix RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : III / I Alokasi Waktu : 2 x 35 menit S. Standar Kompetensi Mempraktekkan sholat fardu. T. Kompetensi Dasar Menyebutkan ketentuan tata cara sholat fardu. U. Indikator 5. Mempraktekkan sholat dengan gerak 6. Mempraktekkan sholat dengan ucapan V. Tujuan Pembelajaran 1. Mempraktekkan sholat dengan gerak 2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan W. Materi Pembelajaran Sholat fardu X. Metode Pembelajaran Ceramah, demonstrasi Y. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan awal - Salam, do’a, membaca surat pendek pilihan - Apersepsi : siswa mengamati gambar poster sholat Kegiatan inti - Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara sholat - Siswa melihat gambar poster sholat - Siswa mempraktekkan sholat xc Kegiatan akhir - Menyimpulkan pelajaran - Berdo’a akhir pelajaran Z. Sumber/alat Sumber : Buku Fiqih kelas III, buku LKS Qolam kelas III Alat : Peralatan sholat AA. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan tmelalui soal tertulis (soal terlampir). Adapun sistem penilaiannya sebagai berikut : 1 soal 20 poin Jadi 5 x 20 = 100 Mengetahui Wonosegoro, 18 Agustus 2009 Kepala MI Muhammadiyah Guru Kelas Hadiyat, S.Pd.I Safril Munfadhil xci DAFTAR SOAL SIKLUS III Materi : Shalat Fardu Kelas : III (Tiga) Hari/Tanggal : Selasa, 18 Agustus 2009 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Waktu ruku’ kedua tangan memegang .... 2. Pada waktu mengangkat tangan, telapak tangan sejajar dengan .... 3. Sholat fardu yang tidak membaca tasyahud awal adalah .... 4. Rabbana wa lakalhamdu dibaca waktu .... 5. Duduk iftirosy adalah duduk .... KUNCI JAWABAN 1. Lutut 2. Telinga 3. Subuh 4. I’tidal 5. Diantara dua sujud xcii Daftar Nilai Pra Siklus NO NAMA KETRAMPILAN KETRAMPILAN GERAK BACAAN 1. Ahmad Prasetyo 45 45 2. Adiyanuri Kurniawan 55 45 3. Arifah Miftakhul 40 55 4. Aji Idris 20 40 5. Aji Indra Laksono 40 50 6. Alfian Suryo 45 65 7. Astika Istiningrum 45 40 8. Bagas Aji 30 45 9. Ayu Wulandari 40 70 10. Dea Ananda 70 50 11. Restu Utomo 40 45 12. Eni Rahmawati 45 40 13. Fajar Arifin 55 35 14. Ikra Suryo 40 40 15. Ilham 65 70 16. Arif Santoso 40 50 Jumlah 695 785 Rata-rata 43 49 xciii Daftar Nillai Siklus I NO NAMA KETRAMPILAN KETRAMPILAN GERAK BACAAN 1. Ahmad Prasetyo 50 50 2. Adiyanuri Kurniawan 65 50 3. Arifah Miftakhul 45 45 4. Aji Idris 35 45 5. Aji Indra Laksono 45 55 6. Alfian Suryo 50 65 7. Astika Istiningrum 50 45 8. Bagas Aji 40 55 9. Ayu Wulandari 65 55 10. Dea Ananda 60 65 11. Restu Utomo 50 55 12. Eni Rahmawati 65 65 13. Fajar Arifin 55 45 14. Ikra Suryo 45 45 15. Ilham 50 55 16. Arif Santoso 50 65 Jumlah 820 860 51,25 53,75 Rata-rata xciv Daftar Nilai Siklus II NO NAMA KETRAMPILAN KETRAMPILAN GERAK BACAAN 1. Ahmad Prasetyo 60 70 2. Adiyanuri Kurniawan 65 60 3. Arifah Miftakhul 60 70 4. Aji Idris 60 60 5. Aji Indra Laksono 60 75 6. Alfian Suryo 70 75 7. Astika Istiningrum 60 65 8. Bagas Aji 50 65 9. Ayu Wulandari 75 75 10. Dea Ananda 75 75 11. Restu Utomo 70 75 12. Eni Rahmawati 75 80 13. Fajar Arifin 70 65 14. Ikra Suryo 60 65 15. Ilham 60 70 16. Arif Santoso 70 70 1040 1115 65 69,6 Jumlah Rata-rata xcv Daftar Nilai Siklus III NO NAMA KETRAMPILAN KETRAMPILAN GERAK BACAAN 1. Ahmad Prasetyo 65 75 2. Adiyanuri Kurniawan 70 65 3. Arifah Miftakhul 65 75 4. Aji Idris 65 65 5. Aji Indra Laksono 70 80 6. Alfian Suryo 75 80 7. Astika Istiningrum 65 70 8. Bagas Aji 55 70 9. Ayu Wulandari 80 80 10. Dea Ananda 80 80 11. Restu Utomo 75 75 12. Eni Rahmawati 80 80 13. Fajar Arifin 75 70 14. Ikra Suryo 65 70 15. Ilham 65 75 16. Arif Santoso 75 75 Jumlah 1125 1185 Rata-rata 70,3 74,1 xcvi DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Safril Munfadhil Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Boyolali, 29 April 1978 Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : WNI Agama : Islam Alamat : Dsn. Kedung Padas Ds. Kedung Pilang Rt 04 Rw 04 No. 10 Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Riwayat Pendidikan : TK Kedung Padas Kedung Pilang Wonosegoro Tahun 1989 MI Kedung Padas Kedung Pilang Wonosegoro Tahun 1990 MTSN Karangjati Wonosegoro Tahun 1993 STM SARASWATI Salatiga Tahun 1996 DII STAIN Salatiga Tahun 2006 Demikian dapat riwayat hidup i ni saya buat dengan sebenar -benarnya. Salatiga, 30 januari 2010 Penulis Safril Munfadhil xcvii