peningkatan keterampilan sholat dengan menggunakan metode

advertisement
PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL
(PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali
Tahun Pelajaran 2009/2010)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SAFRIL MUNFADHIL
NIM : 12507023
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2010
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama
: Safril Munfadhil
NIM
: 12507023
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL
(PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun P elajaran
2009/2010)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 03 Maret 2010
Pembimbing
Mufiq. M. Phil.
NIP. 19690617 1996031 004
iii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara SAFRIL MUNFADHIL dengan Nomor Induk Mahasiswa
12507023
yang berjudul : “PENINGKATAN KETERAMPILAN SHOLAT DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DRILL (PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah
Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010)” telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 20 Maret 2010 dan telah diterima
sebagai bagian dari syarat -syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Islam (S. Pd. I)
Salatiga, 20 Maret 2010
04 Rabiul Akhir 1 931
H
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag
NIP. 19660215 1991103 1 001
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Ahmad sulthoni, M. Pd
NIP. 19681104 199803 1 002
H. Muh. Irfan Helmy, Lc, MA
NIP. 19740104 200003 1 003
Pembimbing
Mufiq, M. Phil
NIP. 19690617 199603 1 004
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Safril Munfadhil
NIM
: 12507001
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru MI
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar - benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk ber dasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 03 Maret 2010
Yang menyatakan,
Safril Munfadhil
12507023
v
ABSTRAK
Munfadhil, Safril. 2010. Peningkatan Keterampilan Sholat Dengan
Menggunakan Metode Drill (PTK Siswa Kelas III MI Muhamadiyah
Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010) .
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru MI.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Mufiq,
M. Phil.
Kata Kunci : Keterampilan Sholat, Metode Drill.
Penelitian ini merupakan up aya dalam meningkatkan keterampilan sholat siswa
dengan metode drill pada siswa kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro Kab.
Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Permasalahan ysng ingin dijawab dalam
penelitian ini adalah 1) Apakah penerapan metode drill d apat meningkatkan
keterampilan gerak dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? 2)
Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan dalam
sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka peneliti menggunakan evaluasi dan pengamatan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penerapan metode drill dapat
meningkatkan keterampilan gerakan sholat siswa. Hasil yang diperoleh pada
siklus I nilai rata- rata 51 dengan tingkat ketuntasannya 19%. Pada siklus II nilai
rata- rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 50%. Pada siklus III nilai rata - rata 70
dengan tingkat ketuntasannya 94%.
Penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan sholat siswa.
Hasil yang diperoleh pada siklus I nilai rata - rata 54 dengan tingkat ketuntasannya
25%. Pada siklus II nilai rata - rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 87%. Pada
siklus III nilai rata- rata 74 dengan tingkat ketuntasannya 100%. Hal ini
menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
           
“ Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang -orang yang tetap
mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku ”.
Persembahan
1. Kepada istriku tercinta Anawati
2. Kepada anakku tersayang Zahra Khisma Safrilana
3. Kepada orang tuaku Bapak Sutarjo dan Ibu Siti
Munafatun yang telah memberikan do’a dan
semangatnya untukku
4. Kerabat-kerabatku dan Almamaterku
5. Terima kasih kepada Bapak Mufiq, M.Phil yang
telah banyak memberikan bimbingannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala
hukum, tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir
dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa
selesainya penulisan ini berkat bantuan dari orang - orang disekitarnya, tidak ada
kata yang patut diucapkan untuk beliau - beliau ini kecuali terima kasih.
Terima kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN.
2. Ahmad sulthoni, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Guru MI.
3. Mufiq, M.Phil, selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Kepala Sekolah, guru dan siswa MI Muhamadiyah Garanga n Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
5. Teman- teman seperjuangan PGMI Transfer yang banyak memberikan
semangat untukku.
Dan semua yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,
maaf tidak bisa disebutkan secar a terperinci karena kekurangan penulis.
Salatiga, 03 Februari 2010
Safril Munfadhil
12507023
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
ABSTRAK ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK .................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
F. Definisi Operasional .................................................................... 4
G. Metode Penelitian ....................................................................... 5
1. Rancangan Penelitian ............................................................. 5
2. Subyek Penelitian................................................................... 7
3. Instrumen Penelitian .............................................................. 7
4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 8
ix
5. Analisis Data .......................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan .................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan shalat .................................................................... 10
B. Metode drill ................................................................................ 14
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ........................................................................ 33
B. Deskripsi Persiklus ...................................................................... 34
1. Deskripsi Pelaksanaan PraSiklus .......................................... 35
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................. 37
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................ 40
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .......................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum MI Muhammadiyah Garangan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali ................................................ 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian per Siklus .......................................... 53
1. Hasil Penelitian Pra Siklus .................................................... 55
2. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................ 55
3. Hasil Penelitian Siklus II ...................................................... 58
4. Hasil Penelitian Siklus III ...................................................... 60
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 68
B. Saran ........................................................................................... 68
x
C. Penutup ....................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I
: Latar Belakang Pendidikan dan Pengamalan Mengajar Guru pada
MI Muhammadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali ...................................................................... 49
Tabel II
: Hasil Evaluasi Pra Siklus .............................................................. 54
Tabel III : Hasil Observasi Pra Siklus ............................................................ 55
Tabel IV : Hasil Evaluasi siklus I.................................................................... 56
Tabel V
: Hasil Observasi Siklus I ................................................................. 57
Tabel VI : Hasil Evaluasi siklus II ................................................................. 58
Tabel VII : Hasil Observasi Siklus II ............................................................... 58
Tabel VIII : Hasil Evaluasi siklus III ................................................................. 60
Tabel IX : Hasil Observasi Siklus III .............................................................. 61
Tabel X
: Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III (Gerakan Sholat) ........................................................... 63
Tabel XI : Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan
Siklus III (Bacaan Sholat) .............................................................. 49
Grafik I
: Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklu s II, Siklus III
(Gerakan Sholat) .......................................................................... 65
Grafik II : Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III
(Bacaan Sholat) ............................................................................. 65
Grafik III : Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III
(Gerakan Sholat) ........................................................................... 66
Grafik III : Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III
(Bacaan Sholat) ............................................................................. 66
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Terminologi pendidikan selalu menempatkan kajian tentang metode
sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan.
Bahkan sering kali terjadi perdebatan tarik menarik mana yang lebih penting,
materi yang baik atau metode yang baik untuk mencapai tujuan proses belajar
mengajar (PBM). Perdebatan tersebut menunjukkan metode tidak dapat
dipandang sepele dalam keberhasilan PBM.
Metode drill ialah jalan (cara) yang ditempuh oleh guru untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada murid (Abu Bakar, 1981: 8). Metode
merupakan rencana menyeluruh yang berh ubungan dengan penyajian materi
pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan. Guru memikirkan cara
menyampaikan materi pelajaran dengan memperhatikan tujuan umum dan
tujuan khusus serta keadaan murid. Guru perlu memikirkan variasi metode
yang paling sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Tidak ada satu metode
yang paling baik dan sesuai untuk seluruh mata pelajaran. Setiap metode di
samping mempunyai kelebihan juga mempunyai kekurangan.
Pemilihan dan penggunaan metode pengajaran hendaknya didas arkan
pada tujuan yang ingin dicapai, materi yang ingin disampaikan kondisi anak.
Metode tersebut diharapkan mampu membangkitkan dan mengembangkan
aktifitas belajar siswa. Keterampilan guru untuk memilih metode yang tepat
dan sesuai dengan PBM sangat penti ng. Dr. Muhammad Abdul Qadir Ahmad
1
xiii
menyatakan bahwa keberhasilan guru pada dasarnya juga ditentukan oleh
pemakaian metode yang baik (Ahmad, 1979 : 6). Materi sholat merupakan
materi yang termasuk tertua dalam pendidikan agama Islam. Pengajaran
Sholat telah dilakukan Rasulullah secara langsung bersamaan dengan
pertumbuhan agama Islam. Sholat merupakan kewajiban yang mendasar bagi
setiap pribadi muslim. Sholat pertama kali diperintahkan pada malam Isra’
dan Miraj Rasulullah Muhammad SAW. Tata cara ibadah Sholat sendiri
memiliki ketentuan khusus yang telah diatur
dan
dicontohkan Nabi
Muhammad SAW.
Keadaan di atas, perlu penanganan secara serius agar peningkatan
kualitas pembelajaran dapat dicapai. Untuk meningkatkan keterampilan
gerakan dan bacaan Sholat maka peneliti menggunakan metode drill dalam
penelitian ini. Karena metode tersebut sangat tepat untuk menanamkan
keterampilan yang bersifat gerak atau motorik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang ditetapkan
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan gerak
dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?
2. Apakah penerapan metode drill dapat me ningkatkan keterampilan bacaan
dalam sholat siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?
xiv
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dalam sholat siswa kelas III MI
Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2009/2010?
2. Untuk meningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa kelas III MI
Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2009/2010?
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan yang
dirumuskan (Arikunto, 2008: 67). Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
1.
Metode drill dapat meningkatka n keterampilan gerak dalam sholat siswa
kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
2. metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan dalam sholat siswa
kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
xv
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
pendidikan dan pemilihan metode drill pembelajaran pada umumnya,
dapat memperkaya khasanah dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan
Islam yang diperoleh dari penelitian ini pada khususnya.
2. Praktis
a. Guru dapat menggunakan metode drill pada pelajaran Pendidikan
Agama
Islam
sebagai
media
pembelajaran
meningkatkan
keterampilan gerakan dan bacaan dalam sholat
b. Penelitian ini dapat sebagai masukan pengambilan kebijakan untuk
pembinaan kepada guru PAI terutama dalam hal kreatifitas pemilihan
dan penggunaan metode drill.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Supaya penelitian terarah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari
tujuan yang diharapkan maka perlu adanya penegasan istilah yaitu :
1. Keterampilan sholat
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan, kemudian mendapatkan awalan
‘ke’ dan akhiran ‘an’ menjadi ‘keterampilan ’ yang dijadikan kecakapan
untuk menyelesaikan tugas. (Depdikbud, 1993: 935)
xvi
Sholat berasal dari bahasa Arab ‘ash Sholat’ yang diartikan dengan
sembahyang, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
(Depdikbud, 1993:771).
Jadi keterampilan Sholat dapat diartikan dengan kecakapan untuk
melakukan Sholat meliputi ucapan dan gerakan sesuai dengan syara’.
2. Metode drill
Metode drill adalah metode pengajaran yang dilaksanakan dengan
cara diulang-ulang dengan terus menerus sehingga menghasilkan
ketangkasan dan keterampilan (skill) dan profesionalisme (Darwis, 1996 :
226)
G. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang setting
penelitian baik lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek
yang diketahui tindakan (Arikunto; 2007 : 39). Adapun sebagai siklus atau
tahapan penelitian tintakan kelas adalah sebagai berikut :
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
xvii
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
SIKLUS III
a. Perencanaan tindakan
Pelaksanaan
menggambarkan hal-hal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan kelas, seperti penyiapan perangkat
pembelajaran berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar
evaluasi.
b. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan
yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
c. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan yaitu
dengan cara menggambarkan objek yang diamati
d. Refleksi menjadi landasan untuk menentukan keberhasilan atau
kegagalan suatu tindakan yang tel ah dilakukan.
2. Subyek Penelitian
a. Lokasi penelitian
1) Tempat penelitian : MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro
2) Mata Pelajaran
: Fiqih
3) Materi pokok
: Praktek Sholat
xviii
4) Kelas/Semester
: III / I
b. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dim ulai tanggal 25
Nopember sampai 5 Desember 2009.
Siklus I dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2009
Siklus II dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2009
Siklus III dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2009
c. Subyek penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas III MI Muhamadiyah
Garangan, Wonosegoro tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah
siswa 16, terdiri dari 8 laki -laki dan 8 perempuan.
3. Instrumen penelitian
a. Lembar observasi
b. Lembar rencana pembelajaran
xix
4. Teknis pengumpulan data
a. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk
tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi berupa foto, dll (Arikunto,
2005 : 64). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar siswa
kelas III MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro tahun pelajaran
2009/2010.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih dalam hal keterampilan sholat. Tes yang dimaksud
disini adalah praktek sholat.
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki
(Nawawi, 2003 : 16). Observasi ini digunakan untuk mengetahui
tingkat kelemahan dan kelebihan pembelajaran berkaitan dengan
keaktifan siswa dalam mata pelajaran fiqih untuk meningkatkan
keterampilan sholat.
5. Anslisis data
a. Analisis dengan menggunakan tes praktek sholat, untuk mengukur
keterampilan gerak dan bacaan sholat siswa.
b. Statistik diskriptif untuk mengukur perbandingan hasil tes per siklus.
H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
xx
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam
format skripsi sebagai berikut :
1. Bagian awal terdiri dari :
Halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstra k, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian inti terdiri dari :
BAB I
Pendahuluan, berisikan definisi operasional, rumsuan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis , metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
Kajian Pustaka
BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi
pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan, deskriptif per siklus dan
pembahasan tiap siklus.
BAB V Penutup, memuat kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran -lampiran dan
riwayat hidup penulis.
xxi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Sholat dan Unsur-unsurnya
1. Pengertian Keterampilan Sholat
Keterampilan sholat secara bahasa terdiri dari 2 kata, yaitu
keterampilan dan sholat. Keterampilan berarti kecekatan, kecakapan, atau
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baik dan cermat dengan
keahlian (Poerwadarminta, 1976:1088). Sedangkan sholat menurut bahasa
berarti doa sedangkan menurut istilah fiqih berarti perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat -syarat tertentu”
(Rifai,dkk, 1978:53).
Nazaruddin Razak menyatakan bahwa, sholat menurut bahasa
adalah doa, sedangkan menurut istilah bera rti suatu sistem ibadah yang
tersusun dari beberapa perkataan dan laku perbuatan yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam berdasarkan syarat -syarat dan rukunrukun tertentu”(Razak, 1990:191). Menurut Sayyid Sabiq, “ Sholat adalah
beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir
diakhiri dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan”(Sabiq, 1990:191).
Dengan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, keterampil an sholat adalah suatu kemampuan,
kecakapan dan keahlian yang meliputi keterampilan gerakan dan bacaan
10
xxii
sholat dengan baik dan benar yang sesuai dengan syarat -syarat dan rukunrukun yang telah ditentukan syara’.
2. Jenis Keterampilan Sholat
Sholat merupakan materi yang termasuk tertua dalam pendidikan
agama Islam. Pengajaran sholat telah dilakukan Rasulullah secara
langsung bersamaan dengan pertumbuhan agama Islam. Sholat merupakan
kewajiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim. Sholat pertama kali
diperintahkan pada saat malam isra’ dan mi’raj Rasulullah Muhammad
SAW. Tata cara ibadah sholat sendiri memiliki ketentuan khusus y ang
telah diatur berdasarkan tata cara yang telah dicontohkan Nabi
Muhammad SAW.
Oleh karena itu, target pengajaran sholat bukan sekedar edukatif,
tetapi juga syar’i. Siswa harus terampil dan tangkas dalam keterampilan
sholat. Secara umum keterampilan tersebut, meliputi bacaan dan gerakan
sholat. Seluruh keterampilan ibadah sholat harus intregal dan terpadu
dikuasai siswa.
Adapun jenis keterampilan sholat, dalam kajian ini akan
dititikberatkan kepada bacaan dan gerakan sholat. Bacaan dan gerakan
tersebut selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Bacaan wajib dalam sholat
1) Niat sholat
2) Membaca bacaan takbiratul ihram (Allahu Akbar)
3) Membaca surat Al-Fatihah
4) Membaca bacaan tasyahud akhir
5) Membaca shalawat Nabi Muhammad
xxiii
6) Membaca shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad pada
tasyahud akhir
7) Membaca salam pertama (Rasyid, 1976:82 -83).
b. Bacaan sunat dalam sholat
1) Membaca ta’awudz
2) Membaca do’a iftitah
3) Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an selain surat al-Fatihah
4) Membaca takbir intiqol setiap gerakan sholat
5) Membaca doa ruku’
6) Membaca doa i’tidal
7) Membaca doa sujud
8) Membaca doa di antara dua sujud
9) Membaca bacaan tasyahud awal
10) Membaca salam yang kedua
11) Membaca amin setelah membaca al-Fatihah
12) Mengeraskan bacaan surat Al -Fatihah dan surat Al-Qur’an pada
saat sholat magrib, isya’ dan shubuh (Rasyid, 1976:94 -100)
c. Gerakan wajib dalam sholat
1) Berdiri apabila mampu
2) Melakukan rukuk dengan tumakninah
3) Melakukan i’tidal dengan tumakninah
4) Melakukan sujud dengan tumakninah
5) Melakukan duduk di antara dua sujud dengan tumakninah
6) Melakukan duduk akhir dengan tumakninah
7) Melakukan salam yang kekanan (Hasan, 1994:58 -63).
d. Gerakan sunat dalam sholat
1) Mengangkat tangan ketika takbirotul ihrom
2) Mengangkat tangan akan ruku’
3) Mengangkat tangan ketika bangun dari ruku’
4) Meletakkan telapak tangan kanan di atas tangan kiri ketika
bersedekap di antara pusar dan dada
5) Memandang ke tempat sujud
xxiv
6) Meletakkan kedua telapak tangan di atas dua lutut ketika sed ang
ruku’
7) Melakukan duduk iftirasy pada setiap duduk kecuali duduk
tasyahud akhir
8) Melakukan duduk tawaruk ketika tasyahud akhir
9) Melakukan duduk tasyahud awal
10) Melakukan duduk sebentar setelah melakukan sujud yang kedua
11) Melakukan salam yang kedua (Hasan, 199 4:64-70).
Bacaan dan gerakan dalam sholat harus dikuasai oleh siswa
sebagai bentuk keterampilan dalam sholat. Bacaan dan gerakan yang
merupakan rukun/ wajib harus dilakukan dan bacaan dan gerakan yang
merupakan sunat dalam sholat lebih baik dilakukan, ka rena menambah
kesempurnaan sholat.
3. Dasar Ibadah Sholat
Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang harus dikerjakan
oleh setiap umat Islam. Sholat merupakan kewajiban yang bersifat
individual (Fardhu ‘Ain). Bahkan sejak 7 tahun seseorang sudah di
perintahkan untuk belajar sholat dan diperkenankan dipukul untuk
pembelajaran jika meninggalkan sholat pada usia 10 tahun. Oleh karena
itu siswa harus terampil dan tangkas dalam gerakan sholat, serta terampil
dalam menyerasikan antara bacaan dan gerakan sholat tersebut secara baik
dan benar.
Adapun dasar kewajiban ibadah sholat secara tegas terdapat
dalam Al-Qur’an . Di antara dasar dari perintah sholat adalah firman Allah
sebagai berikut:
xxv
a. Surat Al Baqarah, ayat 110 :
( ١١٠ : ‫ ) اﻟﺒﻘﺮة‬.....    
Artinya: Dan dirikanlah Sholat dan kerjakanlah zakat (Al Baqarah :
110) (Depag RI, 1984:92).
b. Surat An Nisaa’ ayat 103 :
( ١٠٣ :‫ ) اﻟﻨﺴــﺎء‬      
Artinya : “… Sesungguhnya Sholat itu adalah fardhu yang telah
ditentukan atas orang-orang mukmin” (An Nisaa’: 103)
(Depag RI, 1984:138).
Dari beberapa ayat Al-Qur’an tersebut di atas, menunjukan betapa
kewajiban sholat merupakan kewajiban utama bagi umat Islam. Sholat
merupakan identitas dan ciri khas umat Islam. Kewajiban sholat mengenai
setiap individu dan ketentuannya telah diatur sedemikian rupa berdasarkan
wahyu yang telah diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
B. Metode Drill
Dalam proses kegiatan Belajar Mengaja r (KBM) Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), banyak ditemukan berbagai materi yang
mempunyai kekhusunan, baik yang berkaitan isi materi maupun tujuan.
Berbagai Pekhususan tersebut menuntut kreatifitas seorang guru agar tujuan
yang diperoleh siswa dapat sesuai dengan maksud syara’ (agama). Diantara
kreatifitas guru yang perlu ditekankan di sini adalah kemampuan memilih dan
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, target, dan
kondisi siswa. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai akan menjamin
xxvi
keberlangsungan proses yang bermutu, sehingga dapat mencapai tujuan secara
optimal.
Berbagai alternatif metode pembelajaran dipilih dan digunakan oleh
guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas, dengan berbagai
pertimbangan tujuan, isi materi, dan kondisi siswa serta PBM, sehingga tujuan
pengajaran dan bahan pengajaran lebih jelas, serta isi materi pembelajaran
dengan mudah diterima siswa. Oleh karena itu, apabila guru dengan tepat
menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tujuan peng ajaran,
kesiapan guru dan siswa, situasi dan kondisi yang meliputi waktu yang
tersedia dan fasilitas yang ada, maka proses belajar mengajar akan lebih
berarti dan bermakna dan berhasil dengan baik.
Metode pengajaran merupakan cara yang berisi prosedur buk u untuk
melakasanakan kegiatan kependidikan, khususnya untuk kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada siswa (Syah,1995:202). Dalam perkembangannya
metode pengajaran ini telah dipandang sebagai disiplin ilmu yang disebut
dengan metodologi pengajaran. Deng an pemahaman ini metodologi diartikan
sebagai ilmu yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu”
(Darwis, 1996:226). Sedangkan ketika dirangkaikan dengan kata pengajaran,
metodologi pengajaran diartikan sebagai Suatu ilmu mengenai prinsip -prinsip
suatu proses (cara) mengajar, atau dapat dikatakan, suatu ilmu tentang
metode-metode mengajar”(Djajadiasastra, 1982:12).
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, metode pengajaran dipahami
sebagai suatu cara atau teknik yang ditempuh untuk menyampaikan isi
pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga terjadi interaksi,
xxvii
komunikasi antara guru dan siswa dalam rangka mewujudkan suatu tujuan
pengajaran yang diinginkan. Metode pengajaran merupakan bagian dari upaya
meningkatkan kualitas proses dan hasil pengajaran di kelas. Dengan metode
pengajaran
yang
baik
kegiatan
proses
belajar
mengajar
semakin
menyenangkan, menggembirakan dan mempercepat hasil yang diinginkan.
Dalam kaitan dengan metode dalam proses balajar mengajar terdapat
berbagai alternatif metode yang dapat dipilih oleh guru. Masing -masing
metode pengajaran tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kualitas
metode pengajaran tergantung kepada kompetensi guru yang bersangkutan
sebagai pelaksana pengajaran di kelas. Ia harus mampu untuk m elayani semua
anak didik, baik secara individual maupun kelompok (Ludjito, tt : 28). Oleh
karena itu setiap guru harus mampu memilih dan menggunakan metode
tersebut sesuai dengan tujuan, jenis materi, dan kondisi PBM dan kondisi
siswa.
Di antara jenis metode mengajar tersebut adalah : metode ceramah,
metode tanya jawab, metode diskusi, metode drill/ latihan, metode demontrasi/
eksperimen, metode pemberian tugas, metode kerja kelompok, metode
bermain peran, metode karya wisata (Darwis, 1996:229). Senada den gan hal
tersebut, Muhibin Syah, menyatakan bahwa jenis metode pengajaran, antara
lain : metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode ceramah
yang meliputi : ceramah plus tanya jawab dan tugas, ceramah plus diskusi dan
tugas, ceramah plus demo nstrasi dan latihan (Syah, 1995: 204 -213).
Sementara menurut Tim Penyusun Naskah Buku Pedoman Guru Agama Islam
Sekolah Dasar, jenis metode pengajaran, meliputi antara lain: metode ceramah,
xxviii
metode diskusi, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode resi stasi,
metode karya wisata (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982 : 103 -109).
Berdasarkan jenis variasi metode pengajaran di atas, dalam kegiatan
belajar mengajar secara professional guru dituntut untuk mempu memilih dan
menerapkan metode yang sesuai dengan kondi si yang sudah ada. Ketepatan
dalam memilih metode akan membawa keberhasilan pengajaran, sebaliknya
ketidaktepatan dalam metode akan membawa atau mengakibatkan kegagalan
proses belajar mengajar (Djajadiasastra, 1982 : 10).
Sesuai
dengan
cakupan
kajian
tenta ng metode drill dalam
meningkatkan keterampilan Sholat, maka uraian berikut lebih difokuskan pada
uraian metode drill dan keterampilan Sholat, sebagai berikut:
1. Pengertian Metode Drill Sebagai Metode Pengajaran
Metode drill merupakan salah satu alternatif metode yang cukup
sesuai dengan materi keterampilan Sholat yang meliputi keterampilan
dalam bacaan dan gerakan Sholat siswa. Sekalipun demikian, efektifitas
metode drill dalam materi keterampilan Sholat tetap tergantung kepada
keahlian guru dan kesesuaian kondisi siswa dan PBM. Sebaik apapun
metode tanpa diimbangi kemampuan guru menggunakan metode tersebut,
tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kemampuan guru yang
profesional
dalam
wawasan
metodologi
pengajaran
akan
dapat
mengembangkan fungsi me tode pengajaran tersebut secara baik.
Metode drill sebagai metode pengajaran adalah suatu metode
pengajaran yang dilaksanakan dengan cara diulang -ulang dan terus
menerus sehingga menghasilkan ketangkasan dan keterampilan (skill) dan
xxix
profesionalisme (Darwis, 1996:104). Metode drill menekankan pada
penguasaan ketangkasan dan keterampilan siswa dalam suatu materi yang
disampaikan oleh guru. Guru mengulang -ulang materi dan siswa
menirukan materi tersebut, sehingga siswa dapat memahami materi yang
disampaikan guru. Karena titik tekan metode drill pada keterampilan,
maka penggunaan metode ini lebih pada materi yang menuntut praktik
langsung.
Di dalam Al-Qur’an banyak diungkapkan beberapa ayat yang
mengandung makna drill (pengulangan) ini, di antaranya adalah seb agai
berikut:
a. Surat Al Ankabut ayat 19
             
(١٩:‫)اﻟﻌﻨﻜﺒﻮت‬
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah
menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian
mengulangi kembali, sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah (Al -Ankabut) (Depag RI, 1984 :
631).
b. Surat Al Qiyamah ayat 16-18
           
    
Artinya: Janganlah kamu gerakan lidahmu untuk (membaca) AlQur’an karena hendak cepat-cepat menguasainya (16)
sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpul
kannya (di dalam) dan (membuatmu pandai) membacanya
(17) Apabila kami telah selesai membacakannya, maka
ikutilah bacaanya itu (18)” (Al - Qiyamah: 16-18) (Depag
RI, 1984 : 999).
xxx
Dari dua ayat tersebut dapat dipahami, bahwa mengulang -ulang
merupakan suatu fitrah bagi suatu pencapaian hasil yang maksimal.
Pencapaian hasil yang maksimal memerlukan suatu proses yang berulang ulang. Bahkan Allah memperingatkan Nabi Muhammad SAW, yang
tergesa untuk melafalkan bacaan Al-Qur’an yang dibacakan Jibril agar
mengikuti secara pelan-pelan dan berulang-ulang. Kesadaran terhadap
proses merupakan bagian dari prinsip agama Islam.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa
metode drill adalah merupakan cara yang digunakan oleh guru, untuk
memberikan dan mengembangkan keterampilan khusus kepada siswa
melalui latihan yang kontinyu, berulang -ulang dan bersungguh-sungguh,
sehingga siswa terbiasa melakukan sendiri, dengan kebiasaan tersebut
siswa menjadi terampil dan tangkas.
Dalam PBM PAI banyak tuntutan kemampuan berkaitan dengan
keterampilan khusus. Ukuran keterampilan tersebut tidak saja bersifat
edukatif, tetapi juga syara’. Oleh karena itu pembiasaan dan pengulangan
keterampilan secara kontinyu akan menjadikan penguasaan siswa terhadap
suatu keterampilan maksimal. Di antara keterampilan keagamaan khusus
yang menjadi target dari PBM PAI MI secara umum, yaitu: siswa mampu
beribadah dengan baik dan tertib, siswa mampu membaca Al-Qur’an dan
Siswa membiasakan berakhlak baik (Djazuli, dkk, 1990 : 2).
Berdasarkan titik tekan PBM PAI tersebut, peran dan fungsi
metode drill dapat menjadi salah satu alternatif metode dalam menyajikan
materi keterampilan ibadah. Sekalipun demikian, penerapan metode drill
xxxi
perlu ditopang metode yang lain, seperti metode demonstrasi agar
keterampilan yang dimiliki siswa menjadi utuh. Metode drill hanyalah
sebagian alternatif bagi upaya pengembangan keterampilan ibadah siswa.
2. Penggunaan Metode Drill dalam PBM (Proses Belajar M engajar)
Metode drill sebagai suatu metode pengajaran telah diakui
penggunaannya oleh para ahli pendidikan. Penerapan metode drill dalam
PBM dipandang sebagai upaya penanaman keterampilan dengan melalui
pengulangan secara kontinyu terhadap materi tertentu . Penerapan metode
drill mengacu pada beberapa prinsip -prinsip yang harus diperhatikan oleh
guru.
Menurut Muhibbin Syah, ada beberapa prinsip pokok yang perlu
diperhatikan guru dalam menyelenggarakan latihan, yaitu:
a. Latihan itu harus selalu didahului ata u diselingi dengan penjelasan
guru mengenai dasar pemikiran dalam arti penting yang terkandung
dalam keterampilan yang sedang dilatihnya.
b. Latihan itu tidak membosankan siswa, oleh karenanya alokasi waktu
yang singkat adalah lebih baik.
c. Latihan itu harus
menarik perhatian dan minat siswa serta
menumbuhkan motif siswa untuk berfikir, karena menurut Jean Piaget,
seorang siswa selalu berfikir selama Ia berbuat (Syah, 1995 : 214).
Senada dengan hal tersebut, Suparta dkk menyatakan, bahwa
terdapat sembilan prinsip dalam melaksanakan latihan, agar siswa dapat
lebih jelas dan terampil terhadap suatu keterampilan, di antaranya sebagai
berikut:
xxxii
a. Terlebih dahulu siswa harus mempunyai modal dasar pemahaman,
pengetahuan dan keterampilan.
b. Sebelum latihan siswa diberi p enjelasan yang sejelas-jelasnya
mengenai tujuan dan faedah dari latihan.
c. Dalam latihan diusahakan agar siswa mempunyai keahlian dan
keterampilan bertindak, jadi tidak hanya pengetahuan yang bersifat
verbalisme.
d. Dalam latihan hendaknya melalui tahapan -tahapan yaitu dari tahap
menyampaikan persepsi sampai tahap terakhir atau penyempurnaan.
e. Sasaran latihan diusahakan sesuai dengan tahapan -tahapan tersebut di
atas, dimulai dari tahap penyempurnaan respon sampai kecepatan
respon atau reproduktif.
f. Mengenai waktu latihan jangan terlalu lama atau berjam -jam, tetapi
latihan lebih baik menggunakan prinsip berlatih sepuluh kali dalam
setengah jam itu daripada 1 kali dalam sepuluh jam.
g. Situasi dan kondisi latihan diusahakan yang menyenangkan siswa,
sehingga siswa tidak cepat bosan.
h. Harus dipertimbangkan dan diperhatikan di dalam latihan yaitu
mengenai perbedaan individu siswa, baik itu perbedaan fisik maupun
psikologisnya, kemampuan berfikirnya dan intelejensinya.
i. Bentuk latihan bisa dilakukan dengan cara klasikal, kelompok atau
perorangan (Supriadi, 1997:59).
Metode latihan/ drill bukan hanya sekedar melaksanakan latihan
secara membabi buta, secara mekanis, bukan asal mengulang, tetapi
xxxiii
melaksanakan latihan dengan pengertian dan mempunyai tujuan tertentu
(Tim Penyusun PAI, 1982:104). Metode latihan ini menuntut adanya
pengarahan dan koreksi dari guru, sehingga siswa tidak perlu mengulang
suatu respon yang salah secara berulang -ulang. Suatu latihan juga
bergantung kepada kesadaran siswa mengenai sukses dan gagalnya su atu
latihan, kesalahan atau kekeliruan respon yang dibuat selama latihan
dilaksanakan, sehingga siswa diberi peluang agar mampu mengoreksi
kesalahan respon yang dibuat sendiri (Djajadiasastra, 1982:62).
Kegiatan latihan perlu dibuatkan jadwal pelaksanaan latihan
dengan teratur dan diselingi waktu istirahat yang cukup. Waktu istirahat
tersebut dapat digunakan rekreasi ringan agar dapat memulihkan kembali
kesegaran jiwa, fikiran dan tenaga (Djajadiasastra, 1982:63). Penggunaan
metode drill dalam proses belaj ar mengajar memerlukan banyak hal yang
perlu diperhatikan dan dipertimbangkan khusus oleh guru. Karena dalam
kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa unsur, diantaranya unsur
siswa, padahal setiap individu siswa tidak sama berbeda satu sama lain,
baik dari sisi kemampuan intelejensi, fisik, sosial ekonomi dan lain
sebagainya.
Oleh karena itu, dalam menerapkan metode drill, setidaknya
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru, sebagai berikut:
a. Sebelum latihan seorang guru harus menjelaskan tujuan dan hal
lainnya dengan sejelas-jelasnya kepada siswa, agar siap -siap dan
senang berlatih.
xxxiv
b. Mengenai waktu latihan jangan terlalu lama, kalau bisa maksimal
setengah jam saja, agar siswa tidak cepat bosan.
c. Perbedaan
setiap
individu
hendaklah
diperhati kan
dan
dipertimbangkan oleh guru
d. Harus dilakukan secara berulang -ulang dan terus menerus
e. Dengan mengusahakan materi latihan tersebut dapat menarik siswa,
sehingga siswa senang dan tidak bosan.
f. Harus ada mekanisme latihan yang baik, praktis, tertib dan t eratur,
yaitu memberikan latihan -latihan kepada siswa dengan tahapan tahapan, misalnya ada tahap pertama, tahap kedua. Tahap pertama
pengenalan latihan, tahap kedua penyempurnaan latihan siswa.
g. Materi latihan hendaknya bersifat pasti dan sudah baku sehing ga tidak
mungkin
ada
perubahan -perubahan
yang
mendasar
dengan
perkembangan zaman, misalnya latihan keterampilan sholat yang
meliputi bacaan sholat dan gerakan sholat.
Dalam kegiatan belajar mengajar peran guru sangat menentukan
keberhasilan tujuan pengaja ran yang telah diprogramkan. Dengan
demikian, seorang guru harus dapat mengenal dan memahami segala aspek
kepribadian siswa, meliputi: sistem komunikasi dan motivasi, kebutuhan,
kepribadian, kecakapan, kesehatan mental dan sebagainya (Arifin, 1976:
19).
Hasil proses belajar juga tergantung pada kemantangan dan
kesiapan siswa. Secara umum, siswa yang telah berumur cukup lebih
mudah menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru,
xxxv
dibandingkan dengan siswa yang belum cukup umur. Siswa yang belum
cukup umur, belum ada kesiapan dan kematangan belajar, sehingga
mereka cenderung lambat dalam menerima pelajaran dari guru (Arifin,
1976 : 22-23).
Agar proses belajar mengajar berhasil dengan optimal seorang
guru juga harus mengenal kepribadian siswa, sehingga ad a keserasian dan
keseimbangan antara bahan pelajaran dan komponen lainnya dengan fase
perkembangan kepribadian individu siswa. Kepribadian dalam hal ini
meliputi: kepribadian yang bersifat objektif dan subjektif. Kepribadian
objektif, meliputi: ukuran bada n, sifat-sifat, tingkah laku, kebiasaan kebiasaan, bakat dan kecakapannya. Sedangkan kepribadian subjektif,
meliputi: motif-motif dan aspirasi-aspirasi, tujuan atau maksud -maksud
yang memberi arah terhadap cara orang berfikir merasa dan bertindak
(Painun, dkk, 1944 :188).
Setiap terjadi perubahan atau kelainan -kelainan pada diri siswa,
guru harus mempunyai kepekaan, sehingga persoalan siswa dapat secara
cepat diatasi dengan melakukan tindakan -tindakan antisipasi dan
pencegahan lebih dini. Karena hal -hal tersebut bisa menghambat aktivitas
belajar siswa (Painun, dkk, 194 : 224).
Untuk menggunakan metode drill dalam kegiatan proses belajar
mengajar terhadap materi pengajaran sholat, guru agama PAI harus
menguasai teknik-teknik mengajar, bimbingan dan latihan
seperti
menentukan tujuan pengajaran, memilih metode yang tepat, menentukan
xxxvi
alat evaluasi dan sebagainya agar siswa terampil dan mampu
mengamalkan sholat dengan khusu’ dan benar.
Penerapan metode drill, banyak menuntut latihan -latihan yang
terus menerus dan berulang-ulang, karena dengan seringkali mengulangi
sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dapat
menjadi makin dikuasai dan makin mendalam (Purwanto, 1990:103).
Sebaliknya, tanpa latihan yang cukup kemampuan dan pengalaman yang
dimiliki siswa akan hilang.
Dengan latihan secara terus menerus sehingga memiliki
kemampuan dan keahlian tangguh dalam ibadah sholat, berarti tujuan
pendidikan Sholat dapat berhasil dengan baik karena siswa dapat
memahami, menghayati, serta mampu mengamalkan Sholat wajib (dhuhur,
ashar, isya’, maghrib dan subuh) dengan tertib dan benar (Depdikbud,
1994:53).
Seorang guru perlu memahami perbedaan karakter individu siswa
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang cenderung
kompleks tersebut, baik dalam aspek jasmani, intelektual, sosial,
emosional, moral” (Sukamadinata, 1995 : 82) menuntut
guru untuk
memperhatikan dan mempertimbangkannya dalam PBM, sehingga PBM
dapat bermutu tinggi.
3. Manfaat Metode Drill
Guru PAI mengajar dengan menggunakan m etode drill akan
mendapatkan manfaat yang banyak, baik untuk pribadi guru sendiri
maupun untuk siswa. Metode drill banyak memiliki nilai positif, apabila
xxxvii
digunakan dalam kondisi yang tepat. Kondisi tersebut, baik dari guru,
siswa dan lain sebagainya.
Beberapa manfaat metode drill adalah sebagai berikut:
1) Metode drill dapat untuk menanamkan kebiasaan keterampilan dan
ketangkasan siswa dalam hal -hal tertentu (Tim Penyusun Naskah PAI,
1982:104).
2) Dapat menyempurnakan suatu keterampilan khusus yang bersifat
permanen atau baku (Djajadiasastra, 1982 : 60).
3) Metode drill bermanfaat untuk materi pelajaran yang bersifat motorik
(gerak)
seperti
manghafal,
melafal,
menulis,
mendengarkan,
membaca, menggunakan alat, membuat sesuatu dan segala sesuatu
yang membentuk keterampilan (Darwis, 1966 : 232).
4) Metode drill dapat menguatkan asosiasi, seperti hubungan huruf
dalam satu kata, kata dalam kalimat dan sebagainya.
5) Dapat membentuk kecakapan mental, seperti mengaplikasi suatu
prinsip, rumus dan konsep (Supriadi, 1997:24).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, bahwa
metode drill mempunyai banyak fungsi dan manfaat bagi siswa. Apabila
guru dapat menggunakan metode ini dengan benar dan tepat, akan dapat
mengoptimalkan
pencapaian
tujuan.
Sekalipun
demikian,
pe ran
kreatifitas guru dan metode dampingan yang lain akan semakin
meningkatkan efektifitas model drill tersebut.
Metode
banyak
bermanfaat
untuk
mengembangkan
ilmu
pengetahuan yang bersifat realitas, permanen atau baku di antaranya
xxxviii
materi keterampilan sholat. Agar siswa mempunyai kemampuan dan
keterampilan sholat diperlukan pengetahuan khusus tentang sholat,
sebagai jalan penghubung menuju kepada tujuan yang hendak dicapai,
yaitu kemampuan dan keterampilan sholat siswa.
Dalam kegiatan proses belajar mengaja r dengan menggunakan
metode drill untuk keterampilan Sholat tidak bisa lepas dari penggunaan
pengetahuan yang bersifat teori dan praktik. Penerapan metode drill
dalam keterampilan sholat merupakan perpaduan pengetahuan teori dan
praktik yang dijalankan ole h siswa.
Manfaat drill untuk mengembangkan kreatifitas daya fakir siswa
malalui latihan-latihan rutin, kualitas produk kreatif ditentukan oleh
sejauh mana produk tersebut memiliki kebaruan atau orisinil, bermanfaat
dan dapat memecahkan masalah (Supriadi, 1997:15). Metode drill dapat
mengembangkan siswa dalam merespon data berupa latihan, data
tersebut merupakan fakta murni yang belum ditafsirkan, dengan latihan
secara kontinyu siswa dapat menafsirkan data tersebut dengan baik
(Supriadi,
1997:53).
Metode
dr ill
juga
dapat
mengembangkan
pengamatan siswa pada waktu latihan, pengamatan ini melalui indera
siswa misalnya mata, telinga, pengucap/ perasa dan tangan tidak menutup
kemungkinan termasuk pengamatan yang sifatnya batiniah juga dapat
dikembangkan misalnya m eliputi perasaan atau emosi siswa (Supriadi,
1997:54).
4. Kebaikan dan Kelemahan Metode Drill
xxxix
Seperti telah diuraikan di muka, bahwa metode drill merupakan
salah satu metode pengajaran yang cukup menentukan dalam mencapai
tujuan pengajaran yang bersifat moto rik (gerak). Metode ini memberikan
latihan terus menerus dengan cara mengulang -ulang, sehingga
membantu kesempurnaan keterampilan dan ketangkasan dalam bidang bidang tertentu. Dengan metode drill siswa mempunyai keahlian dan
kesiapan untuk berbuat dan bert indak yang sewaktu-waktu dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Sebaik apapun suatu metode, tentunya mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Efektifitas metode dapat terjadi dengan menerapkan
kelebihan-kelebihan dan menghindarkan kelemahan -kelemahan tersebut,
sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar dengan hasil yang
optimal.
Kelebihan dari drill adalah bahwa bahan pengajaran yang
diberikan dengan cara sungguh -sungguh akan mudah tertanam dalam
fikiran siswa karena siswa lebih konsentrasi kepada pelajar an yang telah
dilatihkan (Djajadiasastra, 1982:65). Pembentukan kebiasaan yang
dilakukan dengan berulang-ulang membuat gerakan-gerakan komplek
menjadi otomatis (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:104). Adanya
pengawasan, bimbingan dan korelasi yang langsung dil akukan guru akan
menghemat waktu, karena siswa yang merasa melakukan kesalahan
dalam latihan ia segera memperbaiki pada waktu itu juga (Djajadiasastra,
1982:104).
xl
Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan
metode ini akan menambah ketepatan d an kecepatan pelaksanaan (Tim
Penyusun Naskah PAI, 1982:104) . Dalam latihan siswa akan pandai
merespon, maka siswa harus mengetahui respon yang benar dan yang
salah sehingga siswa akan senang dan puas jika responnya benar
(Djajadiasastra, 1982:104). Penge tahuan dan keterampilan sikap yang
sudah dimiliki siswa dapat dipergunakan untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari atau bisa untuk keperluan studi dan hal -hal lainnya
(Djajadiasastra, 1982:66). Pemanfaatan kebiasaan -kebiasaan tidak
memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya (Tim Penyusun
Naskah PAI, 1982:104).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, kelebihan
metode drill sebagai suatu metode pengajaran adalah banyak bermanfaat
bagi pembentukan keterampilan dan ketangkasan dalam bida ng-bidang
tertentu yang telah dilatihkan, dan dapat membentuk kesiapan siswa
untuk berani berbuat dan bertindak apabila sewaktu -waktu dibutuhkan.
Dengan kesiapan siswa tersebut dapat digunakan modal hidup yaitu
dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan beragama dengan baik
dan benar.
Dengan metode drill untuk diharapkan siswa mempunyai
keahlian dan kecakapan sebagai modal dasar dalam aktifitasnya sehari hari, kecakapan dan kecerdasan siswa dapat berkembang sebagaimana
mestinya berkat pengajaran, bimbinga n dan latihan, sehingga siswa
mempunyai kesiapan dan kemampuan fisik maupun mental, jasmani dan
xli
rohani, mempunyai kepribadian yang mantap dan mandiri serta
bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Ludjito, 1996:229).
Adapun kelemahan dari metode dr ill adalah sebagai berikut:
a. Latihan yang dilakukan secara terus menerus dengan pengawasan
yang sangat ketat akan menimbulkan kebosanan dan kelelahan siswa,
sehingga siswa tidak berkonsentrasi dengan baik dan akhirnya
menimbulkan kesalahan, rasa malu dan r endah diri dan menjadi
penghambat keberhasialan siswa (Djajadiasastra, 1982:66).
b. Metode drill dapat menghambat bakat dan insiatif siswa, karena
siswa lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan
kepada uniformitas (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:105 ).
c. Dimungkinkan terjadinya keterampilan yang mekanistis, statis,
terkesan kaku dan membosankan karena sifatnya yang rutin, minat
dan inovasi kurang berkembang.
d. Latihan yang diberikan guru pada siswa dalam keadaan bosan, lemah
dan jengkel tidak akan menamba h semangat belajar dan berlatih,
sehingga ada kecenderungan mogok belajar, gurunya bisa marah dan
memberikan tekanan-tekanan yang lebih berat lagi (Djajadiasastra,
1982:66).
e. Membantu kebiasaan yang kaku, karena siswa banyak dituntut untuk
mendapatkan kebiasaan memberikan respon secara otomatis tanpa
menggunakan intelegensi (Tim Penyusun Naskah PAI, 1982:105).
xlii
f. Latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan perasaan benci pada
diri murid, baik terhadap pelajarannya maupun terhadap gurunya
(Djajadiasastra, 1982:66).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa metode drill sebagai suatu metode pengajaran
sebagaimana umumnya tidaklah sempurna. Ia mempunyai kelebihan dan
juga kelemahan. Pengetahuan akan kelebihan dan kelemah an metode
drill tersebut, akan dapat membantu dalam penerapan pada latihan
keterampilan sholat.
xliii
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian
: MI Muhamadiyah Garangan, Wonosegoro Boyolali
Alamat Penelitian
: Desa
Garangan,
Kecamatan
Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali
Materi Pokok
: Praktek Sholat
Kelas/semester
: III / I
2. Waktu penelitian
Siklus I tanggal 3 Agustus 2009
Siklus II tanggal 10 Agustus 2009
Siklus III tanggal 19 Agustus 2009
3. Karakteristik siswa
Jumlah siswa kelas III MI Muhamadiyah Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali
yang dijadikan subjek penelitian adalah 16 siswa, terdiri dari 8 laki -laki
dan 8 perempuan. Karakteristik siswa ini secara lebih terperinci dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Usia siswa rata-rata 9 tahun
b. Latar belakang keluarga/orang tua adalah pendidikan rendah dan
berprofesi sebagai petani.
c. Tingkat pendidikan siswa rendah.
33
xliv
No
Nama
1
Ahmad Prasetyo
2
Adianuri Kurniawan
3
Arifah Miftakhul
4
Aji Idris
5
Aji Indra Leksono
6
Alfian Suryo
7
Astika Istiningrum
8
Bagas Aji
9
Ayu Wulandari
10
Dea Ananda
11
Restu Utomo
12
Eni Rahmawati
13
Fajar Arifin
14
Ikra Suryo
15
Ilham
16
Arif Santoso
B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus
29
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk memuda hkan
penyampaian materi kepada siswa, diperlukan beberapa metode yang sesuai
dan pendekatan pengajaran yang tepat. Berkaitan dengan metode pengajaran
ini, salah satu diantaranya, adalah metode drill. Metode drill sangat
xlv
menekankan kepada latihan yang terus menerus dan diulang-ulang, sehingga
dapat menumbuhkan ketrampilan khusus yang bersifat permanen dan baku.
Ibadah Sholat merupakan ibadah yang terdiri dari teori hafalan dan
gerakan atau praktik baku dan tidak mengalami perubahan. Untuk menyajikan
materi Sholat diperlukan latihan-latihan kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus. Pelatihan dalam hal ini, digunakan metode drill.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing -masing siklus
dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
a. Perencanaan
1) Menentukan tujuan pengajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran
dapat berhasil dengan baik.
2) Menyusun lembar observasi sebagai panduan.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam
b) Presensi siswa
c) Apersepsi
Guru bertanya “Siapa yang sudah pernah melaksanakan
sholat?”
2) Kegiatan Inti
b) Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan
xlvi
c) Guru memberi penjelasan tentang pentingnya mel aksanakan
Sholat.
d) Siswa mendengarkan penjelasan guru
e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan sholat
3) Kegiatan Akhir
a) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa
b) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas
dan siswa menjawab wa’alaikumsalam.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk
mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini, penulis langsung
memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran
yang sedang berlangsung.
1) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan Sholat, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
2) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran , memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi
Hasil pembelajaran pada pra siklus ini belum memuaskan
karena perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran kurang, serta
xlvii
kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan
sholat kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan karena siswa
cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung
berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Un tuk
mengatasi hal tersebut, maka pada siklus I peneliti (guru) berusaha
untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dengan menggunakan
metode drill.
2. Deskripsi pelaksanaan Siklus I
b. Perencanaan
1) Menentukan tujuan pengajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran
dapat berhasil dengan baik.
2) Menentukan jenis pendekatan dan metode pengajaran yang tepat
(merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill)
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. Penyiapan perangkat
yang meliputi menyiapkan instrumen yang akan digu nakan untuk
pengamatan.
c. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam
b) Presensi siswa
c) Apersepsi
Guru bertanya “Siapa yang sudah pernah melaksanakan
sholat?”
xlviii
d) Guru mengajak siswa untuk me ndemontrasikan bacaan sholat
2) Kegiatan Inti
a) Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan
b) Guru memberi penjelasan tentang pentingnya melaksanakan
Sholat dan
memperlihatkan keserasian antara gerakan dan
bacaan sholat mulai dari niat, takbiratul ikhram, doa iftitah,
surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai
salam sesuai urutan bacaan sholat.
c) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan memperhatikan lalu
menirukan guru
d) Guru menyiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas latihan
atau belajar siswa seperti sajadah dan perlengkapan sholat
lainnya.
e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan sholat
f) Siswa berlatih mengerjakan sholat
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan penguatan serta menyi mpulkan materi
b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa
c) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas
dan siswa menjawab wa’alaikumsalam.
d. Pengamatan
xlix
Selama
pengamatan
proses
pembelajaran
berlangsung
dilakukan
untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I ini penulis langsung memberikan
pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
2) Untuk siswa yaitu pe rhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
e. Refleksi
Hasil pembelajaran dari siklus I ini belum menunjukkan hasil
yang memuaskan karena perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran
masih kurang, serta kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan
gerakan dan bacaan sholat kurang memuaskan karena siswa cenderung
pasif dalam mengikuti pembelajaran dan cenderug berbicara sendiri
ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Maka pada siklus II peneliti
(guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada
siklus I.
3. Deskripsi pelaksanaan Siklus II
l
Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada
siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang
terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus I.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang
lebih optimal
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam
b) Presensi siswa
c) Apersepsi
Guru bertanya “Siapa yang sudah hafal bacaan sholat?”
d) Guru mengajak siswa untuk mendemontrasikan bacaan sholat
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan bacaan
sholat (guru memberikan contoh sholat).
b) Siswa memperhatikan lalu menirukan guru
c) Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan gerakan dan
bacaan Sholat dari mulai niat, takbiratul ikhram, doa iftitah,
li
surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai
salam sesuai urutan bacaan sholat secara bersama-sama.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan penguatan serta me nyimpulkan materi
b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa
c) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas
dan siswa menjawab wa’alaikumsalam
c. Pengamatan
Selama
pengamatan
proses
pembelajaran
berlangsung
dilakukan
untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II ini penulis langsung memberikan
pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran
d. Refleksi
lii
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi
saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi saat
pelatihan pada siklus II peneliti dapat menemukan peningkatan
pembelajaran sebagai berikut :
1) Siswa yang kemampuannya kurang cenderung pasif saat
pembelajaran berlangsung, sekarang sudah bisa menyesuaikan diri
dengan temannya.
2) Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dikarenakan siswa
sudah banyak yang bisa.
Selain itu pembelajaran ini juga telah menunjukkan perubahan :
1) Adanya keinginan siswa untuk berlatih membaca bacaan sholat.
2) Adanya minat siswa terhadap keterampilan gerak dalam sholat
Maka pada siklus III peneliti (guru) berusaha untuk
menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus II.
liii
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada
siklus II, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelaj aran yang
terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus II.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang
lebih optimal
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam
b) Apersepsi berupa tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan bacaan
sholat
a) Siswa memperhatikan lalu menirukan guru
b) Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan gerakan
dan bacaan sholat dari mulai niat, takbiratul ikhram, doa
iftitah, surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud,
duduk diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir,
sampai salam sesuai urutan bacaan sholat.
liv
c) Guru menganjurkan siswa untuk menerapkan keserasian
antara gerakan dan bacaan sholat setiap kali siswa
melakukan sholat, serta dapat membiasakan diri untuk
selalu melaksanakan kewajiban sholat fardlu
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi
b) Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang
c) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa
d) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebel um keluar
kelas dan siswa menjawab wa’alaikumsalam
c. Pengamatan
Selama
pengamatan
proses
pembelajaran
berlangsung
dilakukan
untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus III ini penulis langsung memberikan
pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan Sholat, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
lv
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi
saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi saat
pelatihan pembelajaran siklus III ini sudah menunjukkan adanya
perubahan. Bertambahnya perhatian siswa untuk mengikuti pelajar an,
serta kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan
bacaan Sholat sudah sudah optimal. Pembelajaran ini telah
menunjukkan perubahan yaitu :
1) Siswa sangat antusias sekali dengan pembelajaran ini sehingga
membuat mereka lebih menguasai keterampil an sholat
2) Proses pembelajaran lebih maksimal karena sudah banyak siswa
yang bisa.
3) Adanya keinginan siswa untuk berlatih mengerjakan sholat.
Setelah melaksanakan siklus III ini dan menganalisis hasil
pengamatan penulis mengambil kesimpulan, perubaha n nilai para
siswa melalui metode drill dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat siswa yang
berakhir dengan prestasi atau nilai siswa meningkat.
lvi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum MI Muhammadi yah Garangan Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali.
1. Tinjauan Historis
MI Muhammadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali termasuk institusi pendidikan tingkat dasar yang telah diatur
dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tent ang Sekolah
Dasar adalah Bab I Pasal I sebagai berikut :
a. Madrasah
Ibtidaiyah
adalah
bentuk
Pendidikan
Dasar
yang
menyelenggarakan program pendidikan enam tahun.
b. Pendidikan Dasar adalah pendidikan sembilan tahun, terdiri atas
program pendidikan enam tahun di MI dan program pendidikan tiga
tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Petunjuk Pelaksanaan
Sistem Pendidikan Nasional, 1993 : 16).
Pengadaan gedung MI Muhammadiyah Garangan semula murni
dari masyarakat pada 1 Agustus 1951, tempatnya di Dukuh Garan gan Pada
tahun 1974 MI Muhammadiyah Garangan mendapat bantuan Inpres
(Instruksi
Presiden),
sehingga
kemudian
masyarakat
Garangan
bermusyawarah dan sepakat merenovasi MI Muhammadiyah Garangan
dan tetap menempatkan di Dukuh Garangan, yang merupakan dukuh yan g
berada di tengah-tengah desa, antara dukuh Bandung, dan Delik.
46
lvii
Pimpinan sekolah di MI Muhammadiyah Garangan sampai saat ini
telah mengalami pergantian sesuai dengan periode yang ada. Adapun
Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Garangan mulai berdiri sampai
sekarang adalah sebagai berikut :
a. Sutarman, mulai 1 Agustus 1951 sampai 1 Nopember 1974
b. Ponimin, mulai 1 Nopember 1974 sampai 1 Agustus 1983
c. Sri Suhardi, mulai 1 Agustus 1983 samapai 1 Desember 1996
d. Setiyo, mulai 1 Desember 1996 sampai 1 Desember 2000
e. Hadiyan, S.Pd.I, mulai 1 Desember 2000 sampai sekarang
(Dokumentasi MI Muhammadiyah Garangan).
Atas pendirian gedung MI Muhamadiyah garangan mempunyai
dasar dan tujuan yang jelas di antaranya sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk atau warga Desa Garangan yang ber usia sekolah
makin banyak.
b. Secara kebetulan pada saat itu pemerintah berbudaya melaksanakan
program pendirian MI Inpres yang ter sebar di semua wilayah
nusantara, kesempatan yang bagus tersebut dapat dimanfaatkan oleh
tokoh-tokoh pendirian Tingkat II Boyol ali dan Kecamatan dan dari
Tingkat Desa (Kepala Desa) untuk mengajukan pendirian MI baru.
c. Untuk meningkatkan kesadaran belajar dan mengembangkan wajib
belajar (wajar) 9 tahun bagi anak usia 7 tahun hingga 13 tahun harus
dapat sekolah atau dapat tartampung di sekolah.
d. Untuk meningkatkan pendidikan warga Desa Garangan khususnya
dan
masyarakat
Indonesia
pada
umumnya,
sehingga
dapat
meningkatkan taraf hidup mereka dengan baik dalam kehidupan
lviii
berbangsa
dan
bermasyarakat
nanti
(Wawancara
Kepala
MI
Muhammadiyah Garangan).
2. Tinjauan Geografis
MI Muhamadiyah Garangan merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang letaknya berdekatan dengan sungai. Arahnya dari
Pos Jrebeng ke Utara 4 kilometer . Untuk menjangkau lokasi ini dapat
dilakukan dengan kendaraan ojek , dengan biaya Rp. 5.000, -. MI
Muhamadiyah Garangan menempati areal tanah luasnya 6.290m 2,
bangunan gedung 447m 2 terdiri dari dua unit dan tujuh lokal, yaitu kantor,
ruang kelas I, ruang kelas II, ruang kelas III, ruang kelas IV, ruang kelas V,
ruang kelas VI.
Secara geografis, denah lokasi MI Muhamadiyah Garangan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
Sebelah Barat
: Sungai
Sebelah Utara
: Tanah milik bondo desa
Sebelah Timur
: Tanah milik bondo desa
Sebelah Selatan
: Jalan raya ( Hasil observasi pada tanggal 15 Juni
2009).
3. Monografi MI Muhamadiyah Garangan
Tenaga edukatif yang mengajar pada MI Muhamadiyah Garangan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali ada 7 orang termasuk Kepala
Sekolah dan 1 orang penjaga MI. Guru dan karyawa n tersebut berstatus
Guru Tetap Yayasan.
Latar belakang pendidikan guru rata -rata Diploma II, bahkan
sebagian dari tenaga guru tersebut masih dalam proses transfer ke jenjang
lix
Strata Satu atau S.1 untuk meningkatkan wawasan ilmu pendidikan yang
sesuai dengan yang ditekuninya, juga untuk mengimbangi kemajuan
zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun rincian latar belakang pendidikan tenaga guru di MI
Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
TABEL I
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
DAN PENGAMALAN MENGAJAR GURU PADA MI
MUHAMADIYAH GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
No
Nama / NIP
Ijasah
Jenis Guru
Mengajar
Pengalaman
Mengajar
1
Hadiyan
S1
Kepala Sekolah
Kelas
1989
2
Jaryono
S1
Guru Kelas
Kelas IV
1982
3
Yahya
DII
Guru Kelas
Kelas V
1979
4
Endang Suciami
SLTA*
Guru Kelas
Kelas I
1968
5
Ninik Suhartinah
DII*
Guru Kelas
Kelas IV
1992
6
Pujiatmi
DII*
Guru Kelas
Kelas III
1999
7
Alwi
DII*
Guru Kelas
Kelas II
2000
8
Sujono
SMP
Penjaga MI
Penjaga MI
1987
Ket : * sedang transfer S1
Dari data tentang kondisi guru dan karyawan di atas, jumlah
guru dan karyawan MI Muhamadiyah Garangan adalah 8 orang, 7 orang
berstatus sebagai tenaga edukatif atau guru dan 1 ora ng berstatus sebagai
penjaga sekolah atau karyawan. Sampai saat ini di MI Muhamadiyah
Garangan sebagaimana umumnya jenjang pendidikan MI yang lain, belum
lx
memiliki tenaga administrasi tersendiri seperti pada sekolah jenjang SLTP
atau SLTA. Semestinya tenaga administrasi tersebut perlu diadakan
tersendiri, karena sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan proses
pelayanan kepada siswa yang semakin kompleks. Kondisi guru yang
sekaligus merangkap sebagai tenaga administrasi sangat membebani dan
mengganggu tugas profesional sebagai guru. Oleh karena itu seringkali
proses pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal, sehingga yang
menjadi korban dari permasalahan tersebut adalah siswa (Hasil Observasi
pada tanggal 20 Juni 2009).
Adapun keadaan siswa MI Muhamadiyah Ga rangan pada tahun
pelajaran 2009/2010 sebanyak 116 siswa terdiri dari kelas I sebanyak 16
siswa (Pa 10 dan Pi 6), kelas II berjumlah 20 siswa (Pa 11 dan Pi 9), kelas
II berjumlah 19 siswa (Pa 10 dan Pi 9), kelas IV siswanya 20 (Pa 10 dan Pi
10). Untuk kelas V jumlah siswanya ada 20 siswa (Pa 10 dan Pi 10), dan
Kelas VI sebanyak 21 siswa (Pa 10 dan Pi 11). Data siswa MI
Muhammadiyah Garangan, Wonosegoro 2009/2010
No
1
2
3
4
5
6
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
L
P
Jumlah
10
6
16
11
9
20
8
8
16
10
10
20
10
10
20
10
11
21
Jumlah
59
54
113
Sumber: MI Muhammadiyah Garangan, Wonosegoro, Boyolali
4. Administrasi dan Organisasi Sekolah
a. Administrasi Sekolah
lxi
Administrasi mencakup segala usaha untuk mendayagunakan
semua sumber personal, keuangan, sarana dan prasarana sert a segala
sesuatu yang ikut mendukung dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan di sekolah.
Administrasi sekolah yang diterapkan di MI Muhamadiyah Garangan
adalah sebagai berikut :
2) Pendidikan dan pengajaran (kurikulum)
3) Sarana dan prasarana sekolah
4) Hubungan dengan masyarakat
5) Administrasi kepala sekolah
6) Administrasi kemuridan
7) Administrasi guru
8) Administrasi kepegawaian
9) Bendahara BOS
10) Ketatalaksanaan
(Diambil
dari
Buku
Program
Kerja
MI
Muhammadiyah Garangan).
Dalam
melaksanakan
keadministrasian
tersebut
MI
Muhamadiyah Garangan berpegang pada azas -azas sebagai berikut :
1) Perencanaan
2) Keterpaduan
3) Ketertiban dan kedisiplinan kerja
4) Kelancaran kerja
5) Produktifitas kerja
b. Organisasi Sekolah
lxii
Organisasi sekolah merupakan proses kerja sama yang
terencana dan antara orang-orang atau badan suatu wadah yang
sistematis, formal, berfikir serta bertindak guna mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Masalah pembagian kerja, pembagian fungsi,
pembagian wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut secara efektif dan efisien, harus diterapkan, diatur
dan disusun dalam suatu kerangka yang tetap dan teratur supaya tidak
akan terjadi kendala struktural yang tidak diinginkan.
5. Kondisi Pergudangan dan Perpustakaan
a. Kondisi Pergudangan
Keadaan pergudangan yang ada di MI Muhamadiyah Garangan
Kecamatan Wonosegoro Kab Boyolali hanyalah merupakan ruang
gedung yang kondisinya sangat memprihatinkan, dan tidak lagi
ditempati oleh guru, sehingga dijadikan gudang. Gudang tersebut
berisi barang-barang milik MI Muhamadiyah Garangan, baik barang
yang masih bisa digunakan maupun sudah tidak dipakai lagi. Luas
gedung tersebut + 120 meter persegi.
b. Kondisi Perpustakaan
Perpustakaan MI Muhamadiyah Garangan Masih menempati
ruang kantor belum punya ruang sendiri. Perpust akaan ini menyimpan
koleksi buku-tersebut meliputi buku-buku paket yang terdiri dari :
buku-buku bacaan seperti ilmu pengetahuan khusus dan keterampilan
khusus, dan buku-buku cerita anak lebih jelasnya dapat dilihat dalam
lampiran (Hasil Observasi pada tan ggal 13 Juli 2009).
lxiii
B. Deskripsi hasil penelitian per siklus
Pada bab III
telah disampaikan tentang pelaksanaan metode drill
tersebut dalam pengajaran Sholat di MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Dari laporan pelatihan yang ad a, terdapat
perbedaan yang menonjol pada keterampilan Sholat siswa antara sebelum dan
sesudah penggunaan metode drill. Perbedaan tersebut memberi gambaran
tentang peningkatan keterampilan Sholat siswa setelah digunakan metode drill.
Berdasarkan penelitian pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dalam siklus I, siklus II, dan siklus III , penulis melakukan
analisa data dan refleksi diri. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut :
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
a. Hasil Tes Praktek Sholat
Sebelum penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode drill, penulis melaksanakan pre tes untuk
mengetahui kemampuan siswa tentang materi praktek Sholat yang
akan diajarkan di kelas.
Pembelajaran ini diakhiri dengan mendemonstrasikan gerakan
dan bacaan sholat. Adapun perolehan nilai dapat dilihat dalam table
berikut :
Tabel II
Hasil Evaluasi Pra Siklus
lxiv
Interval Nilai
gerakan shalat
bacaan shalat
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
nilai < 60
nilai 65-75
nilai 80-100
Jumlah
Rata - rata
Ketuntasan
14
2
−
695
43
13%
87%
13%
−
13
3
81%
19%
785
49
19%
Interval nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Nilai ≤ 6 0
: Kurang Baik
Nilai 65 sampai 75
: Cukup Baik
Nilai 80 sampai 100 : Baik
Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam
gerakan sholat hanya 2 siswa (13%) saja dari 16 siswa yang ada
dengan rata-rata 43. Hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan
dalam bacaan sholat 3 siswa (19%) dengan rata -rata 49. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran ini siswa belum berhasil
karena nilai yang diperoleh siswa masih banyak yang kurang.
b. Hasil Observasi Siswa
Setelah penulis mengamati dan mencatat seluruh kegiatan
siswa dalam pembelajaran ini, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III
Hasil Observasi Siswa Pra Siklus
Aspek Penilaian
Baik
F
Cukup
Kurang
F
P
F
P
gerakan shalat
2
13%
14
87%
bacaan shalat
3
19%
13
81%
lxv
P
Keterangan :
F ═ Frekuensi
P ═ Prosentase
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pra siklus masih
banyak siswa yang belum bisa mempraktekan keserasian gerakan dan
bacaan Sholat.
c. Hasil Observasi Guru
Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam
pembelajaran ini, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan
pada kemampuan dan kinerja guru dalam pelaksanaan pemb elajaran.
Adapun lembar pengamatan guru terlampir, ternyata berdasarkan
pengamatan diperoleh hasil dalam kategori kurang.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Hasil Tes Praktek Sholat
Sebelum penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I,
penulis melaksanakan pre tes untuk mengetahui kemampuan siswa
tentang materi praktek sholat yang akan diajarkan di kelas.
Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh dari pre tes, penulis
berupaya melaksanakan perbaikan pembelajaran dalam siklus I .
Kegiatan perbaikan pembelajara n dilakukan dengan pembelajaran
praktek. Adapun metode yang digunakan adalah drill. Siswa
melaksanakan praktek sholat berdasarkan bimbingan guru.
lxvi
Perbaikan
pembelajaran
siklus
I
ini
diakhiri
dengan
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat. Adapun perolehan
nilai dapat dilihat dalam table berikut :
Tabel IV
Hasil Evaluasi Siklus I
Interval Nilai
gerakan shalat
bacaan shalat
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
nilai < 60
nilai 65-75
nilai 80-100
Jumlah
Rata - rata
Ketuntasan
13
81%
12
75%
3
19%
4
25%
−
−
820
860
51
54
19%
25%
Interval nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Nilai ≤ 6 0
: Kurang Baik
Nilai 65 sampai 75 : Cukup Baik
Nilai 80 sampai 100 : Baik
Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam
gerakan sholat hanya 3 siswa (19%) saja dari 16 siswa yang ada
dengan rata – rata 51. Hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan
dalam bacaan sholat 4 siswa (25%) dengan rata – rata 54. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam siklus I ini mengalami keberhasilan karena
nilai siswa mengalami kenaikan.
b. Hasil Observasi Siswa
Setelah penulis mengamati dan mencatat seluruh kegiatan
siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus I ini, diperoleh hasil
sebagai berikut:
lxvii
Tabel V
Hasil Observasi Siswa Siklus I
Aspek Penilaian
Baik
F
Cukup
P
Kurang
F
P
F
P
gerakan shalat
3
19%
13
81%
bacaan shalat
4
25%
12
75%
Keterangan :
F ═ Frekuensi
P ═ Prosentase
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I masih
banyak siswa yang belum bisa mempraktekan keserasian gerakan dan
bacaan sholat. Kemampuan siswa diukur dari ketuntasa n belajar siswa
dalam kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I ini tergolong kurang
baik.
c. Hasil Observasi Guru
Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam
siklus I ini, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan pada
kemampuan dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Adapun lembar pengamatan guru terlampir, ternyata berdasarkan
pengamatan diperoleh hasil dalam kategori cukup.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Dikarenakan penulis merasa kurang puas atas hasil yag diperoleh
pada kegiatan pembelajaran siklus I, penulis merencanakan kembali
perbaikan pembelajaran untuk siklus II yang disesuaikan dengan
lxviii
kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Pada siklus II ini diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Hasil Tes Praktek Sholat
Pada siklus II ini kembali penulis menggunakan metode drill.
Akhir pembelajaran dalam siklus II ini penulis mengadakan
penilaian dengan praktek sholat. Adapun hasil yang diperoleh sebagai
berikut :
Tabel VI
Hasil Evaluasi Siklus II
Interval Nilai
nilai < 60
nilai 65-75
nilai 80-100
Jumlah
Rata - rata
Ketuntasan
gerakan shalat
bacaan shalat
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
8
50%
2
13%
8
50%
13
81%
−
−
1
6%
1040
1115
65
70
50%
87%
Interval nilai yang digunakan dalam p enelitian ini adalah :
Nilai ≤ 60
: Kurang Baik
Nilai 65 sampai 75
: Cukup Baik
Nilai 80 sampai 100
: Baik
Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam
gerakan sholat hanya 8 siswa (50%) saja dari 16 siswa yang ada
dengan rata-rata 65. Sedangkan hasil evaluasi siswa yang mengalami
ketuntasan dalam bacaan sholat 13 siswa (81%) dengan rata -rata 70.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus II ini mengalami
keberhasilan karena nilai siswa mengalami kenaikan.
lxix
b. Hasil Observasi Siswa
Berdasarkan pengamatan dari seluruh kegiatan siswa dalam
perbaikan pembelajaran siklus II ini, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel VII
Hasil Observasi Siswa Siklus II
Aspek Penilaian
Baik
F
Cukup
P
gerakan shalat
bacaan shalat
1
6%
Kurang
F
P
F
P
8
50%
8
50%
13
81%
2
13%
Keterangan :
F ═ Frekuensi
P ═ Prosentase
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II siswa
sudah tergolong cukup kemampuanya dalam mendemonstrasikan
gerakan dan bacaan sholat.
Kemampuan siswa diukur dari ketuntasan belajar siswa dalam
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II. Kemampuan siswa dalam
siklus II ini tergolong baik dan telah mencapai ketuntasan belajar yang
ditetapkan sebelumnya.
c. Hasil Observasi Guru
Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam
siklus II ini, sangat baik Adapu n lembar pengamatan guru terlampir.
Namun demikian masih perlu dilakukan perbaikan dalam hal - hal
lxx
tertentu. Oleh karena itu, penulis akan berupaya lebih memaksimalkan
untuk memperbaikinya dalam siklus III.
4. Hasil Penelitian Siklus III
Pada penelitian sklus III ini penulis berusaha semaksimal mungkin
untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan pada siklus I maupun siklus
II. Adapun hasil yang diperoleh dalam siklus III ini, sebagai berikut :
a. Hasil Tes Praktek Sholat
Akhir pembelajaran dalam siklus II ini penu lis mengadakan tes
praktek sholat. Adapun hasil yang diperoleh pada pre tes dan post tes
sebagai berikut :
Tabel VIII
Hasil Nilai Siklus III
Interval Nilai
nilai<60
nilai 65-75
nilai 80-100
Jumlah
Rata - rata
Ketuntasan
gerakan shalat
bacaan shalat
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1
6%
12
75%
3
19%
1125
11
69%
5
31%
1185
70
74
94%
100%
Interval nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Nilai ≤ 60
: Kurang Baik
Nilai 65 sampai 75
: Cukup Baik
Nilai 80 sampai 100
: Baik
Dari hasil evaluasi siswa yang mengalami ketuntasan dalam
gerakan Sholat hanya 15 siswa (94%) saja dari 16 siswa yang ada
dengan rata – rata 70. Hasil evaluasi siswa yang m engalami ketuntasan
dalam bacaan Sholat 16 siswa (100%) dengan rata – rata 74. Hal ini
lxxi
menunjukkan bahwa dalam siklus III ini mengalami keberhasilan
karena nilai siswa mengalami kenaikan.
b. Hasil Observasi Siswa
Penulis mengamati dan mencatat seluruh kegia tan siswa dalam
perbaikan pembelajaran siklus III ini, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IX
Hasil Observasi Siswa Siklus III
Aspek Penilaian
Baik
Cukup
Kurang
F
P
F
P
F
P
gerakan shalat
3
19%
12
75%
1
6%
bacaan shalat
5
31%
11
69%
−
−
Keterangan :
F ═ Frekuensi
P ═ Prosentase
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus III siswa
sudah tergolong baik dalam pembelajaran ketrampialn
sholat.
Keterampilan siswa dinilai dari keterlibatan siswa dalam melakukan
demonstrasi yaitu keserasian geraka n dan bacaan sholat.
Keterampilan siswa diukur dari ketuntasan belajar siswa dalam
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus III. Keterampilan sholat siswa
dalam siklus III ini tergolong baik dan telah mencapai ketuntasan
belajar yang ditetapkan sebelumnya.
c. Hasil Observasi Guru
lxxii
Pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan guru dalam
siklus III ini, sudah banyak mengalami peningkatan. Adapun lembar
pengamatan guru terlampir. Kegiatan guru dalam siklus III ini
tergolong sangat baik.
C. Pembahasan Penelitian
Hasil pengamatan keterampilan gerakan dan bacaan sholat siswa pada
setiap siklusnya, diperoleh data seperti pada tabel berikut:
lxxiii
Tabel X
Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Gerakan Sholat)
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Interval Nilai
F
P
F
P
F
P
F
P
nilai ≤ 60
14
88%
13
81%
8
50%
1
15%
nilai 65-75
2
12%
3
19%
8
50%
12
23%
3
62%
nilai 80-100
Jumlah
695
820
1040
1125
Rata- rata
43
51
65
70
Ketuntasan
13%
19%
50%
94%
Tabel XI
Statistik Nilai Hasil Pembelajaran Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III (Bacaan Sholat)
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Interval Nilai
F
P
F
P
F
P
nilai ≤ 60
13
81%
12
75%
2
13%
nilai 65-75
3
19%
4
25%
13
1
nilai 80-100
F
P
81%
11
69%
6%
5
31%
Jumlah
785
860
1115
1185
Rata- rata
49
54
70
74
Ketuntasan
19%
25%
87%
100%
Fokus
pada
perbaikan
pembelajaran
siklus
I
ini
adalah
mendemonstrasikan gerakan dan bacaan sholat. Banyak siswa yang belum
lxxiv
bisa mempraktekan kesera sian antara gerakan dan bacaan sholat. Dalam
kegiatan ini hanya sebagian siswa yang mampu mendemonstrasikan dengan
baik pada siklus I ini yaitu 19% dalam gerakan dan 25 dalam bacaan.
Pada siklus II siswa disuruh untuk menampilkan keserasian gerakan
dan bacaan Sholat dari mulai niat sampai salam sesuai urutan bacaan sholat.
Sebagian siswa sudah tergolong mampu. Hanya saja masih ada siswa yang
belum mapu melakukan hal tersebut dengan baik. Hasil yang diperoleh dalam
pengamatan keterampilan sholat siswa siklus II ini naik menjadi 50% dalam
gerakan dan 87% dalam bacaan.
Pada siklus III, guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan
gerakan dan bacaan sholat secara serasi dan sesuai urutan bacaan sholat mulai
dari niat, takbiratul ikhram, doa iftitah, surat alfa tihah, surat pendek, ruku’,
i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir dan
salam. Ini dimaksudkan agar siswa mengerti dan mengetahui pentingnya
menerapkan keserasian antara gerakan dan bacaan sholat setiap siswa
melakukan sholat. Mayoritas siswa sangat maksimal. Karena pada siklus III
ini, siswa lebih mampu membiasakan diri untuk selalu melaksanakan sholat
dengan keserasian antara gerakan dan bacaan. Hasil yang diperoleh adalah
94% dalam gerakan dan 100% dalam bacaan.
Agar lebih jelasnya, berikut penyajian grafik nilai pra siklus, siklus I,
siklus II dan siklus III.
Grafik I
Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
lxxv
(Gerakan Sholat)
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik II
Statistik Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
(Bacaan Sholat)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik III
Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
(Gerakan Sholat)
lxxvi
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik VI
Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
(Bacaan Sholat)
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Hasil dari data di atas menunjukkan bahwa p erolehan nilai rata- rata
pada pra siklus yaitu 43 dengan tingkat ketuntasan 13% dalam gerakan sholat
dan dalam bacaan sholat nilai rata-rata kelas 49 dengan tingkat ketuntasan
19%. Pada siklus I nilai rata - rata kelas 51 dengan tingkat ketuntasannya19 %
lxxvii
dalam gerakan sholat dan dalam bacaan sholat nilai rata-rata kelas 54 dengan
tingkat ketuntasanya 25%. Pada siklus II nilai rata - rata kelas 65 dengan
tingkat ketuntasannya 50% dalam gerakan sholat dan dalam bacaan sholat
nilai rat-rata kelas 70 dengan tingkat ketuntasan 87%. Pada siklus III nilai
rata- rata kelas 70 dengan tingkat ketuntasannya 94% dalam gerakan sholat
dan dalam bacaan sholat nilai rata-rata kelas 74 dengan tingkat ketuntasan
100%. Ini berarti menunjukkan bahwa hasil per siklusnya, mengalam i
peningkatan yang tergolong baik dan penelitian ini telah memenuhi indikator
keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan sebanyak ≥
75%.
Berdasakan hasil yang diperoleh pada siklus I, siklus II dan siklus III
maka dapat disimpulkan b ahwa dengan metode drill dapat meningkatkan
keterampilan sholat siswa pada mata pelajaran Fiqih.
lxxviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas siswa kelas
III MI Muhamadiyah Garangan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolal i Tahun
Pelajaran 2009/ 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan gerakan sholat
siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Hasil yang dip eroleh pada
siklus I nilai rata- rata 51 dengan tingkat ketuntasannya 19%. Pada siklus
II nilai rata- rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 50%. Pada siklus III
nilai rata- rata 70 dengan tingkat ketuntasannya 94%.
2. Penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan bacaan dalam
sholat
siswa kelas III MI Muhamadiyah Garangan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Hasil yang
diperoleh pada siklus I nilai rata - rata 54 dengan tingkat ketuntasannya
25%. Pada siklus II nilai rata - rata 65 dengan tingkat ketuntasannya 87%.
Pada siklus III nilai rata- rata 74 dengan tingkat ketuntasannya 100%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penulis terhadap kegiatan perbaikan
pembelajaran dalam siklus I, siklus II dan siklus III yang telah dilakukan,
maka dapatlah diambil hikmahnya bagi guru yang lain. Andaikan mengalami
68
lxxix
hal seperti penulis dapatlah menerapkan strategi pembelajaran seperti di atas
dengan menggunakan metode drill.
.
Berdasakan hasil penelitian tersebut, ditetapkan saran -saran kepada
pihak-pihak sebagai berikut :
1. Kepada Guru; berdasarkan metode drill dalam peningkatan ketrampilan
sholat, guru dapat menggunakan dan mengembangkan metode drill
sebagai alternatif dalam menyampaikan materi yang sama sesuai dengan
kondisi PBM, siswa dan ta rget materi.
2. Kepada siswa; keberhasilan metode juga sangat tergantung dari partisipasi
dan kerjasama dari siswa. Oleh karena itu, siswa diharapkan bersungguh sungguh dalam berlatih dan belajar.
3. Kepada
Kepala
Sekolah;
sebagai
pemegang
kewenangan
dan
tanggungjawab tertinggi dalam lembaga sekolah, perlu mewujudkan hal hal yang dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan sekolah.
Dukungan dapat berupa dana, kesempatan, dan penghargaan terhadap
berbagai inovasi dan kreatifitas guru untuk membangun PBM (Pros es
Belajar Mengajar).
C. Penutup
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang
telah memberikan petunjuk -Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini walau dengan susah payah.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya ba hwa dalam membahas skripsi
ini jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis.
lxxx
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca pada
umumnya.
Kepada semua pihak yang turut serta membantu demi lancarnya
penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih dengan diiringi do’a
semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT dan semoga dibalas dengan
kebaikan yang lainya pula.
Akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan bagi pembaca yang bu diman pada umumnya. Amin ya
Rabbal’alamin.
lxxxi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muhammad, Abdul Qadir,1979, Thuruqut Ta’lim Al Lughah Al Arabiyah,
Kairo : An Nahdhan Al Mishriyah.
Al Ghazali, Imam, 1990, Ihya’ Ulumuddin (alih Bahasa Drs. Moh Zuhri),
Semarang: CV. Asy Syifa’.
Ali, Muhammad, 1989, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Badung:
Angkasa.
Arikunto, Suharsini, 2008,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,
Jakarta : Rineka Cipta.
As Syuthi, Al Jami’us Shoghir fi Ahaditsi al Basyiri an Nadzir, Semarang : Thoha
Putra, tt
Daradjat, Zakiyah, 1984, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi aksara.
--------------, 1980, Keperibadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang.
Darwis, Djamaluddin, 1996, Strategi Belajar PBM PAI di sekolah, Yogyakarta
Pustaka Fajar.
--------------1996, PBM-PAI di sekolah, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 1996
Departemen Agama RI, 1984, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Asy
Syifa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993,”, Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di MI, Jakarta : Proyek Pembangunan Pendidikan Da sar
dan Menengah.
Hadi, Sutrisno, 1990, Metodologi Research II, Yogyakarta : Andi Offset.
Harun, Salman, Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT. Al <a’arif, 1993.
Hasan, Ali, 1993, HM, Dkk, Pendidikan Pengalaman Ibadah, Jakarta : Direktorat
Jendral Pembangunan Kelembagaan Agama Islam.
Koentjaraningrat, 1981, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia.
Langgulung, Hasan, 1979,Falasafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang.
M, Painun dkk, 1994, Psikologi Perkembangan, Jakarta, : Direktorat Jendral
Pembangunan Kelembagaan Agama Islam .
lxxxii
Muhammad, Bakar, Abu, 1981, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab,
Surabaya : Usaha Nasional .
Muhtar, Yusuf, Dkk, 1992, Pendekatan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Jendral
Pembangunan Kelembagaan Islam.
Nawawi, Hadari, 1987, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta : Gajah Mada
University Perss.
Purwanto, Ngalim M. 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja
RoeMIakarya.
Rasyid, Sulaiman, 1976, Fiqih Islam, Jakarta : Attahiriyah.
Razak, Nasruddin, 1996, Dienul Islam, Bandung : PT Al Ma’arif.
Rifai, Moh., 1978, Kifayatul Akhyar (terjemah), Semarang : CV. Toha Putra.
Sabiq, Sayyid, 1990, Fiqih Sunah Jilid I, Bandung : PT Al Ma’arif.
Saridjo, Marwan, 1997/1998, Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
CV. Amissca.
Singarimbun, Masri dan Efensi, Sofyan, 1982, Metode Penelitian Survey, Jakarta:
LP3ES.
Siregar, Marasuddin, 1996, Pengelolaan Pengajaran, Yogyakarta : Pustaka Fajar.
Supriadi, Dedi, 1997, Kreativitasa Kebudayaan dan pembangunan IPTEK ,
Bandung: CV. Alfabeta.
Syah, Muhibbin, 1995, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rmaja Rocdakarya.
Ulihbukit, Karo-karo, 1977, Metode Pengajaran, Salatiga : V. Samudra.
Zuhaerini, Dkk. 1993, Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha
Nasional.
lxxxiii
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Mempraktekkan sholat fardu.
B. Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan tata cara sholat fardu.
C. Indikator
1. Mempraktekkan sholat dengan gerak
2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Mempraktekkan sholat dengan gerak
2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan
E. Materi Pembelajaran
Sholat fardu
F. Metode Pembelajaran
Ceramah, demonstrasi
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
-
Salam, do’a, membaca surat pendek pilihan
-
Apersepsi : siswa mengamati gambar poster sholat
Kegiatan inti
-
Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara
sholat
-
Siswa melihat gambar poster sholat
-
Siswa mempraktekkan sholat
lxxxiv
Kegiatan akhir
-
Menyimpulkan pelajaran
-
Berdo’a akhir pelajaran
H. Sumber/alat
Sumber : Buku Fiqih kelas III, buku LKS Qolam kelas III
Alat : Peralatan sholat
I. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan tmelalui s oal tertulis (soal terlampir). Adapun sistem
penilaiannya sebagai berikut :
1 soal 20 poin
Jadi 5 x 20 = 100
Mengetahui
Wonosegoro, 3 Agustus 2009
Kepala MI Muhammadiyah
Guru Kelas
Hadiyat, S.Pd.I
Safril Munfadhil
lxxxv
DAFTAR SOAL SIKLUS I
Materi
: Sholat Fardu
Kelas
: III (tiga)
Hari/Tanggal : Senin, 3 Agustus 2009
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Pada waktu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW menerima perintah ....
2. Surat Al Fatehah wajib dibaca dalam ....
3. Takbir permulaan sholat disebut
4. Kita sholat fardu sehari semalam sebanyak .... rakaat
5. Pada raka’at keberapa kita membaca surat pendek?
KUNCI JAWABAN
1. Sholat
2. Sholat
3. Takbiratul Ihram
4. 17
5. Rakaat pertama dan kedua
lxxxvi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
J. Standar Kompetensi
Mempraktekkan sholat fardu.
K. Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan tata cara sholat fardu.
L. Indikator
3. Mempraktekkan sholat de ngan gerak
4. Mempraktekkan sholat dengan ucapan
M. Tujuan Pembelajaran
1. Mempraktekkan sholat dengan gerak
2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan
N. Materi Pembelajaran
Sholat fardu
O. Metode Pembelajaran
Ceramah, demonstrasi
P. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
-
Salam, do’a, membaca surat pendek pilihan
-
Apersepsi : siswa mengamati gambar poster sholat
Kegiatan inti
-
Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara
sholat
-
Siswa melihat gambar poster sholat
-
Siswa mempraktekkan sholat
lxxxvii
Kegiatan akhir
-
Menyimpulkan pelajaran
-
Berdo’a akhir pelajaran
Q. Sumber/alat
Sumber : Buku Fiqih kelas III, buku LKS Qolam kelas III
Alat : Peralatan sholat
R. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan tmelalui soal tertulis (soal terlampir). Adapun sistem
penilaiannya sebagai beriku t :
1 soal 20 poin
Jadi 5 x 20 = 100
Mengetahui
Wonosegoro, 13 Agustus 2009
Kepala MI Muhammadiyah
Guru Kelas
Hadiyat, S.Pd.I
Safril Munfadhil
lxxxviii
DAFTAR SOAL SIKLUS II
Materi
: Sholat fardu
Kelas
: III (tiga)
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Agustus 2009
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Waktu akan sujud yang lebih dulu menempel adalah ....
2. Subhana rabbiyal a’la dibaca waktu ....
3. Subhana rabbiyal ‘adziim dibaca sebanyak .... kali
4. Syahadat wajib dibaca pada waktu ....
5. Waktu ruku’ punggung hendaknya ....
KUNCI JAWABAN
1. Kaki
2. Sujud
3. Ruku’
4. Tasyahud
5. Lurus
lxxxix
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
S. Standar Kompetensi
Mempraktekkan sholat fardu.
T. Kompetensi Dasar
Menyebutkan ketentuan tata cara sholat fardu.
U. Indikator
5. Mempraktekkan sholat dengan gerak
6. Mempraktekkan sholat dengan ucapan
V. Tujuan Pembelajaran
1. Mempraktekkan sholat dengan gerak
2. Mempraktekkan sholat dengan ucapan
W. Materi Pembelajaran
Sholat fardu
X. Metode Pembelajaran
Ceramah, demonstrasi
Y. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
-
Salam, do’a, membaca surat pendek pilihan
-
Apersepsi : siswa mengamati gambar poster sholat
Kegiatan inti
-
Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara
sholat
-
Siswa melihat gambar poster sholat
-
Siswa mempraktekkan sholat
xc
Kegiatan akhir
-
Menyimpulkan pelajaran
-
Berdo’a akhir pelajaran
Z. Sumber/alat
Sumber : Buku Fiqih kelas III, buku LKS Qolam kelas III
Alat : Peralatan sholat
AA.
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan tmelalui soal tertulis (soal terlampir). Adapun sistem
penilaiannya sebagai berikut :
1 soal 20 poin
Jadi 5 x 20 = 100
Mengetahui
Wonosegoro, 18 Agustus 2009
Kepala MI Muhammadiyah
Guru Kelas
Hadiyat, S.Pd.I
Safril Munfadhil
xci
DAFTAR SOAL SIKLUS III
Materi
: Shalat Fardu
Kelas
: III (Tiga)
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Agustus 2009
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Waktu ruku’ kedua tangan memegang ....
2. Pada waktu mengangkat tangan, telapak tangan sejajar dengan ....
3. Sholat fardu yang tidak membaca tasyahud awal adalah ....
4. Rabbana wa lakalhamdu dibaca waktu ....
5. Duduk iftirosy adalah duduk ....
KUNCI JAWABAN
1. Lutut
2. Telinga
3. Subuh
4. I’tidal
5. Diantara dua sujud
xcii
Daftar Nilai Pra Siklus
NO
NAMA
KETRAMPILAN
KETRAMPILAN
GERAK
BACAAN
1.
Ahmad Prasetyo
45
45
2.
Adiyanuri Kurniawan
55
45
3.
Arifah Miftakhul
40
55
4.
Aji Idris
20
40
5.
Aji Indra Laksono
40
50
6.
Alfian Suryo
45
65
7.
Astika Istiningrum
45
40
8.
Bagas Aji
30
45
9.
Ayu Wulandari
40
70
10.
Dea Ananda
70
50
11.
Restu Utomo
40
45
12.
Eni Rahmawati
45
40
13.
Fajar Arifin
55
35
14.
Ikra Suryo
40
40
15.
Ilham
65
70
16.
Arif Santoso
40
50
Jumlah
695
785
Rata-rata
43
49
xciii
Daftar Nillai Siklus I
NO
NAMA
KETRAMPILAN
KETRAMPILAN
GERAK
BACAAN
1.
Ahmad Prasetyo
50
50
2.
Adiyanuri Kurniawan
65
50
3.
Arifah Miftakhul
45
45
4.
Aji Idris
35
45
5.
Aji Indra Laksono
45
55
6.
Alfian Suryo
50
65
7.
Astika Istiningrum
50
45
8.
Bagas Aji
40
55
9.
Ayu Wulandari
65
55
10.
Dea Ananda
60
65
11.
Restu Utomo
50
55
12.
Eni Rahmawati
65
65
13.
Fajar Arifin
55
45
14.
Ikra Suryo
45
45
15.
Ilham
50
55
16.
Arif Santoso
50
65
Jumlah
820
860
51,25
53,75
Rata-rata
xciv
Daftar Nilai Siklus II
NO
NAMA
KETRAMPILAN
KETRAMPILAN
GERAK
BACAAN
1.
Ahmad Prasetyo
60
70
2.
Adiyanuri Kurniawan
65
60
3.
Arifah Miftakhul
60
70
4.
Aji Idris
60
60
5.
Aji Indra Laksono
60
75
6.
Alfian Suryo
70
75
7.
Astika Istiningrum
60
65
8.
Bagas Aji
50
65
9.
Ayu Wulandari
75
75
10.
Dea Ananda
75
75
11.
Restu Utomo
70
75
12.
Eni Rahmawati
75
80
13.
Fajar Arifin
70
65
14.
Ikra Suryo
60
65
15.
Ilham
60
70
16.
Arif Santoso
70
70
1040
1115
65
69,6
Jumlah
Rata-rata
xcv
Daftar Nilai Siklus III
NO
NAMA
KETRAMPILAN
KETRAMPILAN
GERAK
BACAAN
1.
Ahmad Prasetyo
65
75
2.
Adiyanuri Kurniawan
70
65
3.
Arifah Miftakhul
65
75
4.
Aji Idris
65
65
5.
Aji Indra Laksono
70
80
6.
Alfian Suryo
75
80
7.
Astika Istiningrum
65
70
8.
Bagas Aji
55
70
9.
Ayu Wulandari
80
80
10.
Dea Ananda
80
80
11.
Restu Utomo
75
75
12.
Eni Rahmawati
80
80
13.
Fajar Arifin
75
70
14.
Ikra Suryo
65
70
15.
Ilham
65
75
16.
Arif Santoso
75
75
Jumlah
1125
1185
Rata-rata
70,3
74,1
xcvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Safril Munfadhil
Tempat, Tanggal Lahir
: Kab. Boyolali, 29 April 1978
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kewarganegaraan
: WNI
Agama
: Islam
Alamat
: Dsn. Kedung Padas Ds. Kedung Pilang Rt 04 Rw 04
No. 10 Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali
Riwayat Pendidikan :
 TK Kedung Padas Kedung Pilang Wonosegoro
Tahun 1989
 MI Kedung Padas Kedung Pilang Wonosegoro
Tahun 1990
 MTSN Karangjati Wonosegoro
Tahun 1993
 STM SARASWATI Salatiga
Tahun 1996
 DII STAIN Salatiga
Tahun 2006
Demikian dapat riwayat hidup i ni saya buat dengan sebenar -benarnya.
Salatiga, 30 januari 2010
Penulis
Safril Munfadhil
xcvii
Download