IBM BAGI KELOMPOK PENGUSAHA MIKRO PENING KA TA N MUTU PELAYANAN BENGKEL SEPEDA MOTOR SEMAR A NG Soedarmadi dan Aprih Santoso Fakultas Ekonomi Universitas Semarang RINGKA SAN Para mitra pada awalnya membuka bengkel sepeda motor tidak didukung dana yang cukup untuk menambah sarana alat-alat kerja dengan kemampuan mengelola yang masih terbatas. Melalui pengadaan sarana/alat-alat tersebut, sebagaimana yang telah disepakati bersama tim pengabdi, maka pengadaan ini dapat dipenuhi melalui pembelian alat-alat yang terdiri dari : 2 buah HIDS, 2 buah FIDT, 2 PRESSURE GEUGE, dan 2 buah KOMPRESOR beserta INSTALASI PIPA. Selanjutnya melalui workshop, agar dapat menggunakan dengan trampil dan benar terhadap alat-alat tsb. Dengan didukung pelatihan manajemen bengkel diharapkan kemampuan mengelola bengkel yang baik akan berdampak pada peningkatan kepercayaan pelanggan. Kata kunci: IbM bengkel, workshop, pelatihan PENDAHULUAN sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, Kota Semarang sebagai ibukota (jalur propinsi Jawa Tengah yang memiliki Tengah. Jawa Tengah yang terdiri dari empat Magelang, dengan yang Timur kearah Jawa, secara langsung transportasi darat terutama dari pusat kota yang menuju ke Kabupaten daerah- daerah pelosok pedesaan perkembangannya luar biasa sehingga Kabupaten Kendal. perkembangan luar Jaringan Demak & Grobogan; dan Barat menuju Dalam Posisi lain yang tak kalah tengah. dikenal dengan koridor Merapi – Merbabu, koridor serta sebagai pusat wilayah nasional bagian dinamis seperti Kabupaten Surakarta jalan) pentingnya adalah kekuatan hubungan yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dan Tengah dan Kota Transit Regional Jawa dan merupakan koridor pembangunan gerbang api darat bagi simpul transportasi Regional Jawa jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, pintu kereta transport transport udara yang merupakan potensi posisi geostrategis karena berada pada simpul jaringan mendorong perkembangan jumlah alat dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang 1 transportasi terutama Berdasarkan data sepeda Samsat motor. wilayah Semarang 2, jumlah kendaraan bermotor 1. Bukti langsung (tangibles), yang di Kota Semarang hingga akhir tahun terdiri 2014 perlengkapan pekerja, dan sarana mencapai 1.552.515 unit kendaraan bermotor roda dua. Kalau di dari 2. Keandalan 1.552.515 unit = ± 4.657.545 unit terdiri kendaraan bermotor roda dua. memberikan jumlah sepeda tersebut tentunya akan motor memberikan dampak peningkatan jasa pemeliharaan, dan kenyamanan perbaikan, berkendaraan dari yang kemampuan pelayanan yang dan memuaskan. 3. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para pekerja untuk atau lebih bengkel-bengkel (reliability), dijanjikan dengan segera, akurat membantu dikenal jasa bengkel sepeda motor. Keberadaan pisik, komunikasi. Semarang ada tiga Samsat berarti 3 kali Peningkatan fasilitas para pelanggan dan memberikan pelayanan sepeda 4. Keyakinan (assurance), mencakup motor untuk mampu bersaing harus bisa pengetahuan, menunjukkan kesopanan dan sifat yang dapat penampilan memberikan yang daya tarik bagi calon dipercaya pengguna atau pelanggan. Daya tarik ini meliputi kondisi tempat, kemampuan, yang dimiliki pemilik jasa. peralatan- 5. Empati (emphaty), peralatan yang dipakai, penataan atau kemudahan layout bengkel, ruang tunggu pengguna hubungan, selama perhatian pribadi, dan memahami menunggu motor diperbaiki, serta mekanik sebagai pelayan jasanya. Bengkel melakukan komunikasi yang baik, kebutuhan pelanggan. motor Dalam perspektif Total Quality merupakan bentuk jasa pelayanan, jika Management, sebagai paradigm baru ingin bertahan dan sukses harus selalu dalam berusaha memaksimalkan meningkatkan pelayanannya. ada lima menurut kualitas Sebagaimana dimensi Leonard Parasuraman, (1985), sepeda dalam meliputi dan jasa L. dalam Kotler daya usaha saing dengan melalui diketahui perbaikan secara berkesinambungan atas pelayanan kualitas produk, jasa, manusia, proses Berry, V.A. jasa menjalankan A. dan Zeithaml (1996) lingkungan organisasi. Hal ini sejalan dengan Goetsh dan Davis (1994) yang dalam Fandy Tjiptono (2000) bahwa meliputi : kualitas 2 merupakan suatu kondisi dinamis yang produk, jasa, lingkungan berhubungan manusia, yang dengan proses memenuhi mengelola bengkel secara profesional, dan sehingga atau waktu untuk meningkatkan kemampuan melebihi harapan. dibutuhkan banyak profesinya. Sebagai diharapkan masih dapat bengkel yang memberikan daya Bengkel-bengkel keberadaannya ini menyebar diberbagai tarik pada penggunanya, hal ini tidak tempat di Semarang dan Demak yang dapat dipisahkan peranan dari pemilik dekat bengkel mewujudkan Berdasarkan data yang mereka himpun bengkel. sementara ada dua puluh lima (25) untuk bisa kebutuhan-kebutuhan Bilamana belum mampu memenuhi berbatasan mekanik / dengan pemilik Semarang. bengkel sepeda maka motor sebagai alumni LPK „Djieneka dapat dilakukan dengan membuat skala Abadi. Atas insiatifnya mereka selalu prioritas. berkomunikasi dengan rekan-rekannya kebutuhan secara keseluruhan, Bagi bengkel-bengkel yang usianya masih relatip muda maka salah minimal satu adalah paguyuban. atau paguyuban ini mencari pinjaman dari pihak ketiga atau disamping dapat dari lembaga-lembaga keuangan. bengkel rekan-rekannya. Namun yang yang dengan atau bisa menjual diandalkan sebagian aset sebulan sekali Pertemuan melalui berpindah-pindah mengetahui lebih pemilik sebelum pengalaman ketika mereka mengalami mereka masalah membuka usaha ini bengkel , mereka atau kendala saat berbagi dalam membekali diri melalui kursus montir menangani yang permasalahan dibengkel masing-masing diselenggarakan lembaga kursus bengkel. bisa tempat Latar belakang para mekanik bengkel penting melalui Permasalahan- LPK “DJIENEKA ABADI” Semarang. bisa Dengan bekal ketrampilan yang telah dibahas diperoleh, Semua tadi masih terbatas dalam usaha mereka menciptakan lapangan berusaha kerja sendiri disampaikan guna meningkatkan dipaguyuban untuk dicari penyelesaiannya. pengetahuan dan yaitu membuka bengkel sepeda motor ketrampilan dalam menangani sepeda dengan motor . peralatan yang diusahakan sendiri.. Sebagai pelaku, manajer dan Dari sejumlah bengkel tersebut, sekaligus pemilik bengkel, yang belum dibutuhkan dua bengkel sepeda motor mengenal sebagai mitra program IbM, yaitu : sepenuhnya bagaimana 3 (1) Bengkel milik Nur Jamil, yang is King) masih kurang mendapat beralamat di jalan Kuduraya no.18, perhatian, (Buchori Alma, 2005). RT 01/RW 02, Kelurahan Kudu, (2)Bengkel milik Muh.Sahidi, beralamat Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Bandung Lokasi Kecamatan cukup jalan strategis landasan dipinggir beton dan Rejo, RT 01/RW 06, Demak. Mranggen, Lokasi Kabupaten dipinggir jalan berselang-seling landasan aspal yang kampong dengan badan jalan beton merupakan jalan alternatif menuju cor cukup ramai lalu lintas motor kota Semarang jalur tengah dari arah roda dua dekat jalan raya antar kota timur atau dari wilayah Demak atau Purwodadi – Semarang dan masih sebaliknya. Banyak dilewati mobil ditunjang pribadi dan sepeda motor sehingga tradisional merupakan usaha bengkel sepeda motor sangat jalur produktif secara dekat dengan Mranggen, pasar sehingga ekonomi bagi jasa bengkel sepeda memberikan motor. Jika merujuk pada pedoman ekonomi. lima dimensi kualitas jasa, bengkel kerja yang berkaitan sarana pisik mitra ini hampir semuanya dapat yang digunakan untuk memberikan dikatakan pelayanan masih terdapat beberapa masih dibawah dari kekurangan akan manajemen jasa layanan serta dari belum tampak atau bukti langsung, seperti secara peralatan kerja masih minim dari permasalahannya cukup, dengan bengkel mitra. sarana komunikasi belum ada, pekerja belum menunjukkan secara Mengenai aspek sarana memadai. Aspek sarana kerja yang menghasilkan harapan aspek dijalankan profesional Kedua mitra maka hampir sama tersebut awalnya atribut tertentu, sedangkan mengenai membuka bengkel sepeda motor tidak aspek didukung manajemen yang berkaitan kehandalan, keyakinan daya dan empati tanggap, dana menambah dalam dengan yang sarana kemampuan cukup untuk alat-alat kerja mengelola yang menangani pekerjaan masih belum masih terbatas. Bengkel sepeda motor menunjukkan ini dapat dikategorikan sebagai usaha yang prima. bentuk Pemahaman pelayanan tentang mikro. konsumen adalah raja (the customer Menurut UU UMKM No.20/2008, Usaha Mikro yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan / 4 atau badan usaha perorangan dengan kemampuan criteria asset maksimum 50 juta rupiah profesional. dan omzet maksimum 300 juta rupiah. Hanya karena wirausaha didorong yang mewujudkan meningkatan serta belum adalah sbb : untuk a. Sarana/ alat-alat bengkel keinginan ketrampilan yang Adapun pelaksanaan kegiatannya, semangat tinggi mengelola Hal ini pelaksanaanya melalui sebagai pengadaan sarana/alat-alat mekanik yang telah mereka miliki. tersebut,sebagaimana yang Metode Pelaksanaan disepakati Metode pelaksanaan disini akan menjelaskan terkait kegiatan-kegiatan dengan permasalahan yang bersama yang pembelian alat-alat tersebut yang terdiri permasalahan- dari : 2 buah HIDS, 2 buah FIDT, 2 dihadapi kedua PRESSURE GEUGE, KOMPRESOR adanya PIPA. dana untuk pengadaan alat-alat kerja bengkel serta FIDT HIDS Kompresor pengabdi. Pengadaan ini dapat dipenuhi melalui mitra yang secara umum sama yaitu keterbatasan tim telah Pressure Geuge 5 beserta dan 2 buah INSTALASI b. Pengelolaan Bengkel trampil dan Hal ini telah dilakukan melalui : dibimbing Workshop : Terhadap alat-alat, sangat agar dapat menggunakan dengan alat-alat tsb. benar ,dengan instruktur menguasai penggunaan Peserta workshop bersama mitra beserta alat-alat bengkel yang baru diterimakan. Salah satu kegiatan dimana peserta lagi mendengarkan penjelasan dari instruktur. 6 yang Pemberian Pelatihan Manajemen 2. Memahami Bengkel. peralatan dan perlengkapan Seiring dengan pertumbuhan 3..Memahami bisnis jasa bengkel sepeda motor, maka kemampuan mengelola Kemampuan pemilik usahanya bengkel sangat mengelola pelanggan dalam Kerja Bengkel bengkel yang 5. Memahami bengkel Kemampuan meliputi promosi dan kepuasan pelanggan pada 6. Memahami akhirnya berdampak pula pada kinerja bengkel. suku 4. Memahami manajemen Tenaga penting. yang manajemen cadang baik akan berdampak pada peningkatan kepercayaan manajemen administrasi dan sistim informasi bengkel mengelola 7. Memahami membangun jaringan kemampuan usaha mengelola SDM dan sarana bengkel, Setelah menyusun lay-out bengkel, menerapkan mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu : sistem administrasi suku cadang, hingga 1. kepuasan pelanggan. Mengelola bengkel sepeda motor secara professional. .Dengan manajemen yang baik 2. Mengelola SDM di bengkel para pelaku bisnis bengkel sepeda motor secara efisien dan produktif dapat mengukur tingkat produktifitas, 3. efisiensi dan prospek bengkel ke depan. Mengetahui ukuran–ukuran perbaikan sesuai standar yang Tujuan dari pelatihan ini adalah : berlaku dan juga penggunaan 1. Memahami alur kerja dan layout peralatan umum dan khusus bengkel 7 Para peserta saat mengikuti pelatihan. Berdasarkan tujuan dari pelatihan maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Memahami Alur kerja dan Layout Bengkel Merencanakan penataan peralatan dan perlengkapan bengkel sehingga dapat tercipta suasana bengkel yang aman dan nyaman serta menarik, serta berdaya guna maksimal. Penempatan peralatan dan perlengkapan dikaitkan dengan ruangan bengkel sehingga menimbulkan kesan menarik bagi konsumen, mudah dan membantu karyawan untuk bekerja, dan menimbulkan kesan rapih dan bersih • Menentukan alur kerja di bengkel sehingga dapat tercipta suasana kerja yang efektif dan efisien baik dari segi peralatan maupun tenaga kerja. Urutan dan alur kerja sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman, tidak saling menyalahkan, dan tanggung jawab masing-masing individu yang jelas. 2. Memahami Manajemen Peralatan dan Perlengkapan Menata peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan penataannya sehingga mudah di gunakan dan mudah dikontrol Mengatur penempatan dan penggunaan setiap peralatan dan perlengkapan, misalnya siapa yang bertanggung jawab di 8 komputer dan bagaimana mengatur keamanan datanya, penempatan peralatan dan siapa yang boleh menggunakannya, dan siapa yang bertanggung jawab penyimpanannya. 3. Memahami Manajemen Suku Cadang Mengendalikan pengadaan dan pengeluaran sparepart, baik waktu pembelian maupun waktu penjualan. Kapan dan kemana sparepart itu harus diadakan, siapa yang membeli, siapa yang menerima, bagaimana cara menerimanya, bagaimana cara pengeluaraannya. Menempatkan sparepart sesuai kelompoknya sehingga mudah mengelompokkan ditemukan dan mudah sparepart sesuai dikontrol. fungsinya, Menyimpan sehingga pengontrolan dan pencarian waktu diperlukan. dan memudahkan Memberikan kode untuk pengelompokan sparepart. Memberikan kode sparepart dan peralatan serta perlengkapan sesuai dengan kelompok dan fungsinya 4. Memahami ManajemenTenaga Kerja Bengkel Menentukan jumlah tenaga kerja yang paling efisien. Jumlah tenaga kerja yang paling tepat sesuai dengan potensi pasar dan sesuai dengan fungsi yang ada di bengkel. Menentukan status dan pembagian tiap karyawan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan, sehingga tidak terjadi saling lepas tanggung jawab dan saling menyalahkan. Menentukan sistem pengupahan dan sistim insentif. Menentukan gaji, insentif, bonus setiap karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Membuat SOP (standar prosedur operasional). Membuat peraturan tertulis tentang urutan tugas dan tanggung jawab pekerjaan di bengkel, misalnya jam dan hari kerja dan sebagainya. 5. Memahami Promosi dan Kepuasan Pelanggan Memberikan gambaran bagaimana mempromosikan bengkel mulai dari promosi awal (memanggil pelanggan) sampai dengan mempertahankan pelanggan dengan jalan memberikan kepuasan yang prima. Ada berbagai cara promosi yang dapat dilakukan oleh bengkel, seperti iklan, online, website, kerjasama dengan berbagai pihak, dan cara pelayanan yang menarik sehingga pelanggan mempunyai keinginan untuk kembali lagi, dan bagaimana cara menarik minat pelanggan untuk mau kembali lagi. 6. Memahami Administrasi dan Sistem Informasi Bengkel 9 Menentukan jenis dokumen yang diperlukan, fungsinya serta penanggung jawab yang berhubungan dengan dokumen tersebut. Ada berbagai dokumen yang harus disiapkan, masing-masing dokumen itu mempunyai fungsi sendirisendiri, misalnya faktur/nota bengkel dapat berfungsi sebagai alat promosi, bukti pengeluaran uang sebagai alat kontrol dan sebagainya. Menentukan sistim pencatatan, pengelompokan, penyimpanan data serta analisa data baik manual ataupun secara computerized menggunakan software bengkel. Cara termudah untuk mengelola administrasi bengkel yang baik adalah dengan bantuan perangkat lunak, karena pada perangkat lunak ini sesudah sesuai dengan sistim dokumentasi dan alur kerja bengkel, disamping penyimpanan data dapat lebih mudah dan efisian. 7. Memahami Membangun Jaringan Usaha Memberikan gambaran jaringan usaha bidang perbengkelan melalui Asosiasi dan Koperasi, dengan prinsip sapu lidi, makin banyak teman dan makin besar jaringan maka makin besar peluang usaha. Lembaga pelatihan dapat berfungsi sebagai koordinator para pengusaha bengkel, sehingga gabungan ini dapat berfungsi memperkuat keberadaan bengkel baik terhadap pelanggan, supplier, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti: Dapat bernegosiasi ke supplier tentang kebijakan harga, discount dan sebagainya. Dapat dipakai untuk peningkatan pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan pihak lain. 10 Bengkel mitra Moh Sahidi terlihat kabel instalasi kompresor serta lantai keramik. Bengkel mitra Nur Jamil terlihat kabel instalasi kompresor . 11 KESIMPULAN DAN SARAN Dengan berakhirnya program Ibm ini, maka diperoleh : Kesimpulan : Para mitra bengkel sepeda motor setelah mendapatkan hibah beberapa peralatan kerja hendaknya lebih bersemangat untuk memberikan pelayanan kepada penggunanya dengan manajemen yang baik. Calon pengguna dan pengguna menjadi semakin percaya sehingga akan selalu datang lagi bilamana ada keluhan mengenai sepeda motor. Saran : Para mitra bengkel sepeda motor agar selalu memberikan pelayanan kepada para penggunanya dengan baik serta selalu memperbaiki manajemennya dengan harapan pengguna-pengguna ini agar dapat mengajak datangnya pengguna- pengguna atau konsumen yang lain.Para mitra diharapkan juga dapat menjadi contoh bagi bengkel-bengkel sepeda motor yang lain. DAFTARPUSTAKA Anonim, Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan, Menengah, No. 20 / tahun 2008 Buchori Alma, 2005, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, Penerbit Afabeta,Bandung. Fandy Tjiptono, 2000, Strategi Bisnis Modern, PenerbitAndi, Yogyakarta. Suharyadi, dkk, 2007, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. 12